23
Pendahuluan 1. Latar Belakang Respirasi merupakan proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dalam rangka memperoleh energi. Proses respirasi melewati dua tahap yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal. Respirasi eksternal merupakan proses respirasi yang berlangsung melalui alat-alat pernapasan. Sedangkan respirasi internal merupakan proses respirasi yang berlangsung di dalam sel ( di dalam sitoplasma dan mitokondria). Proses pernapasan dapat dibagi menjadi 4 mekanisme dasar, yaitu: Ventilasi paru, merupakan masuk dan keluarnya udara antara alveoli dan atmosfir, Difusi dari oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah, Perfusi oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel. Sistem ini menjamin pasokan oksigen dalam tubuh. Berkurangnya pasokan O 2 karena suatu sebab, jaringan yang mengalami hal tersebut akan hipoksia. Jika pasokan O 2 berhenti total karena suatu proses patologis terjadi anoksia yang menimbulkan kematian sel. Permasalahan kesehatan di Indonesia yang berkaitan dengan sistem respirasi semakin berkembang. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama. Episode penyakit batuk pilek pada anak usia di bawah lima tahun (balita) di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali setiap tahun. Pada banyak negara berkembang, lebih dari 50% kematian pada umur anak-anak balita disebabkan

BPKM respirasi 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Semoga bermanfaat ^^

Citation preview

Page 1: BPKM respirasi 2014

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Respirasi merupakan proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida

dalam rangka memperoleh energi.

Proses respirasi melewati dua tahap yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal.

Respirasi eksternal merupakan proses respirasi yang berlangsung melalui alat-alat

pernapasan. Sedangkan respirasi internal merupakan proses respirasi yang berlangsung di

dalam sel ( di dalam sitoplasma dan mitokondria). Proses pernapasan dapat dibagi menjadi 4

mekanisme dasar, yaitu: Ventilasi paru, merupakan masuk dan keluarnya udara antara

alveoli dan atmosfir, Difusi dari oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah,

Perfusi oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel. Sistem ini

menjamin pasokan oksigen dalam tubuh.

Berkurangnya pasokan O2 karena suatu sebab, jaringan yang mengalami hal tersebut

akan hipoksia. Jika pasokan O2 berhenti total karena suatu proses patologis terjadi anoksia

yang menimbulkan kematian sel.

Permasalahan kesehatan di Indonesia yang berkaitan dengan sistem respirasi semakin

berkembang. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) saat ini masih menjadi masalah

kesehatan utama. Episode penyakit batuk pilek pada anak usia di bawah lima tahun (balita) di

Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali setiap tahun. Pada banyak negara

berkembang, lebih dari 50% kematian pada umur anak-anak balita disebabkan oleh infeksi

saluran pernapasan akut pneumonia, yaitu infeksi akut jaringan paru/alveoli. Menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada akhir tahun 2000, diperkirakan kematian

akibat pneumonia sebagai penyebab utama infeksi saluran pernapasan akut di Indonesia

mencapai 6 kasus di antara 1000 bayi dan balita. Infeksi TB paru juga masih menjadi masalah

kesehatan penting di Indonesia. Seperempat juta kasus baru TB bertambah setiap tahun dan

sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahun. Indonesia saat ini menempati peringkat empat

besar di dunia setelah Cina, India, dan Afrika. Meskipun Indonesia telah berhasil mencapai

angka keberhasilan pengobatan sesuai dengan target global yaitu 85 persen, namun timbulnya

resistensi obat TB diiringi peningkatan ko-morbid HIV/AIDS-TB menjadi tantangan baru

dalam penatalaksanaan TB di Indonesia.

Page 2: BPKM respirasi 2014

Dalam Kurikulum pendidikan dokter umum KURFAK 2005, Modul Respirasi yang

dilakukan pada semester 4 merupakan modul ke delapan pada tahap 2 yaitu tahap Medical

Sciences, akan berlangsung selama 5 minggu. Melalui Modul Respirasi, mahasiswa

diperkenalkan dengan sistem respirasi dan organ/sistem terkait serta pemahaman mekanisme

fisiologis dan gangguan sistem repirasi yang berbentuk dalam berbagai manifestasi klinik;

dengan kegiatan pembelajaran mendorong mahasiswa untuk belajar aktif dan mandiri

sehingga ketrampilan belajar diperoleh dan dicapai kompetensi di bidang respirasi sebagai

calon dokter.

2. Kompetensi yang harus dimiliki dalam Pembelajaran Respirasi

Berdasarkan Kurikulum Nasional (KIPDI III) yang berbasis kompetensi, pendidikan

kedokteran diarahkan untuk menguasai 7 area kompetensi ditambah 3 kompetensi untuk

lulusan FK Untan. Pada Modul Respirasi, ditujukan untuk menguasai 9 area kompetensi

berkaitan dengan pembelajaran ilmu respirasi dan penanganan permasalahannya, yaitu:

1. Keterampilan komunikasi efektif

2. Keterampilan klinik dasar dalam penanganan respirasi

3. Kemampuan menjelaskan ilmu biomedik, klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi

dalam pemahaman ilmu respirasi dalam keadaan sehat dan sakit

4. Kemampuan menjelaskan pengelolaan masalah respirasi pada individu, keluarga dan

komunitas

5. Kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dalam mengelola informasi untuk

mengidentifikasikan masalah dan menegakkan diagnosis serta menyusun rencana

selanjutnya

6. Mawas diri dan mampu mengembangkan diri atau belajar sepanjang hayat

7. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

3. Tujuan Umum

Page 3: BPKM respirasi 2014

Melalui Modul Respirasi yang dijalani selama 6 minggu, mahasiswa memiliki kompetensi

derajat 1 terkait bidang respirasi yang wajib dimiliki seorang dokter dan merupakan modal

dasar dalam penanganan masalah respirasi pada layanan kesehatan.

4. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan Modul Respirasi, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Berkomunikasi efektif baik verbal maupun nonverbal secara santun berdasarkan

empati dalam upaya mengelola klien dan pasien dengan mengintegrasikan penalaran

biomedis (ilmu dasar) dan klinik, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara teman

sejawat, tenaga medis profesional lainnya, komunitas, pasien dan keluarga pasien.

2. Berpikir kritis dalam mensintensis dan analisis data khususnya di bidang respirasi

dengan mengintegrasikan ilmu dasar (biomedis), klinik dan lingkungan.

3. Menjelaskan mekanisme dasar proses respirasi dengan mengintegrasikan berbagai

ilmu dasar

4. Menjelaskan mekanisme yang mendasari berbagai gangguan respirasi

5. Melakukan pemeriksaan jasmani yang terkait sistem respirasi, secara profesional

6. Mengidentifikasi masalah medis data sekunder dan menegakkan diagnosis serta

menyusun rencana tatalaksana penanganan masalah respirasi yang meliputi

farmakologi, nonfarmakologi pada individu, keluarga dan komunitas dengan

menerapkan pendekatan kedokteran berbasis bukti (Evidence-based Medicine/EBM)

7. Menjelaskan dan membuat rencana tindakan pencegahan (primer, sekunder dan tersier

bila ada) dan tindak lanjut standar dalam tatalaksana masalah respirasi, dengan

memertimbangkan keterbatasan ilmu dalam penatalaksanaan.

8. Menjelaskan dan/atau melakukan prosedur pemeriksaan penunjang standar yang

berkaitan dengan sistem respirasi

9. Aktif dalam mencari, mengumpulkan, menyusun serta menafsirkannya dalam

memperoleh informasi dengan memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi

untuk mengidentifikasi, sintesis, analisis data sekunder guna merencanakan

penatalaksanaan masalah kesehatan respirasi

10. Mengenali isu dan dilema etik serta masalah medikolegal dalam situasi klinik yang

berkaitan dengan masalah respirasi dan mengetahui kapan dan bagaimana

mendapatkan bantuan pakar atau sumber lain dalam menyelesaikan pilihan etik dan

medikolegal tersebut

Page 4: BPKM respirasi 2014

11. Peka terhadap tata nilai pasien dan mampu memadukan pertimbangan moral dan

memiliki keterampilan untuk memutuskan masalah etik yang berhubungan dengan

gangguan respirasi

12. Memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia 2012.

Sasaran Pembelajaran Terminal

Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, terdapat tingkatan

kemampuan yang harus dicapai, tingkat kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan, tingkat

kemampuan 2 : mendiagnosis dan merujuk, tingkat kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan

penatalaksanaan awal, dan merujuk, 3A bukan gawat darurat, 3B gawat darurat, tingkat

kemampuan 4 : mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mendiri dan tuntas. 4A

merupakan kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter. Dengan demikian daftar penyakit

yang diutamkan pada modul respirasi adalah di level kompetensi 4A.

Daftar masalah kesehatan individu dan masyarakat pada sistem respirasi adalah: bersin-

bersin, pilek, mimisan, hidung tersumbat, hidung berbau, benda asing dalam hidung, suara

sengau, nyeri menelan, suara serak, suara hilang, tersedak, benda asing dalam kerongkongan,

batuk (kering,berdahak, darah), sesak nafas, nafas berbunyi, sumbatan jalan nafas.

Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, Daftar Penyakit

sistem respirasi dengan tingkat kemampuan 4A adalah: Influenza, Pertusis, Faringitis,

Tonsilitis, Laringitis, Asma Bronkial, Bronkitis Akut, Pneumonia, Bronkopneumonia,

Tuberkulosis Paru.

Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, Keterampilan medik yang

memiliki tingkat keterampilan 4A adalah : Inspeksi leher, palpasi kelenjar ludah, palpasi

nodus limfatikus, palpasi kelenjar tiroid, usap tenggorokkan (throat swab), penilaian

respirasi, inspeksi dada, palpasi dada, perkusi dada, auskultasi dada, pemeriksaan sputum

dan interpretasinya, uji fungsi paru/spirometri dasar, interpretasi rontgen/foto toraks,

dekompresi jarum, perawatan WSD, terapi inhalasi/nebulisasi,terapi oksigen dan edukasi

berhenti merokok.

Page 5: BPKM respirasi 2014

Setelah menyelesaikan pembelajaran modul respirasi, bila dihadapkan pada data

sekunder dan simulasi, mahasiswa mampu menjelaskan struktur makroskopis dan

mikroskopis, mekanisme kerja dan interaksi antarsistem respirasi serta sistem organ yang

terkait, patogenesis/patofisiologi gangguan pernapasan, serta mampu melakukan anamnesis,

pemeriksaan fisis pernapasan, dan laboratorium yang berkaitan dengan gangguan sistem

pernapasan, pendekatan tatalaksana serta tindakan pencegahannya.

Sasaran Pembelajaran Penunjang

Setelah menyelesaikan modul respirasi, secara lebih rinci, mahasiswa diharapkan dapat

mencapai sasaran pembelajaran berikut :

Rincian sasaran

pembelajaran

1. Bila diberikan pemicu mengenai pernapasan mahasiswa mampu

a. Menjelaskan anatomi dan struktur mikroskopik sistem

pernapasan

b. Menjelaskan fisiologi sistem pernapasan dan interaksi dengan

sistem organ terkait

c. Menjelaskan pertukaran gas secara mikro dan keseimbangan

asam basa

d. Menjelaskan bioenergetika dan pembentukan radikal bebas dalam

proses respirasi sel

2. Bila diberikan pemicu masalah pernapasan, mahasiswa mampu

a. Menjelaskan mekanisme terjadinya masalah dan sistem/organ

terkait

b. Menjelaskan histopatologi dan patofisiologi penyakit yang

menimbulkan masalah tersebut

c. Menjelaskan etiologi dan sistematika deteksi (pemeriksaan

penunjang) yang diperlukan berdasarkan patogenesis dan

patofisiolgi dari penyakit yang menimbulkan masalah tersebut

3. Bila diberikan data sekunder, mahasiswa mampu

a. Merumuskan masalah medis dan kegawatdaruratan-nya (bila ada)

Page 6: BPKM respirasi 2014

b. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjang

c. Menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding

d. Menjelaskan pendekatan penatalaksanaan

d.1. medikamentosa: farmakologi obat

d.2. non medikamentosa

e. Menjelaskan penatalaksanaan masalah gangguan saluran napas

sebagai masalah nasional (ISPA dan TB)

4. Bila diberi pasien simulasi dengan kelainan respirasi, mahasiswa

mampu

a. Melakukan anamnesis yang sesuai dengan masalah

b. Melakukan pemeriksaan fisis pernapasan

5. Bila diberikan masalah dalam suatu komunitas/masyarakat,

mahasiswa mampu

a. Menentukan besarnya masalah dalam komunitas/masyarakat

b. Menentukan faktor penyebab atau faktor terkait dengan

terjadinya masalah

c. Membuat rencana penyelesaian (pencegahan,pengobatan,

rehabilitasi) masalah ini di komunitas

Page 7: BPKM respirasi 2014

Lingkup Bahasan

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

Proses respirasi

(pernapasan)

normal

1. Anatomi dan

histologi saluran

napas atas dan

jaringan terkait,

saluran napas

bawah, paru, pleura

dan mediastinum

1.1. Struktur makroskopik saluran napas

atas dan jaringan terkait, saluran napas

bawah, paru, pleura dan mediastinum

1.2. Struktur mikroskopik saluran napas atas

dan adneksa terkait, saluran napas

bawah, paru, pleura dan mediastinum

1.3. Sistem dan mekanisme pertahanan

pernapasan

Page 8: BPKM respirasi 2014

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

2. Aspek mekanik dan

fisiologik respirasi

2.1. Inspirasi dan ekspirasi (mekanisme

bernapas)

2.2. Mekanisme respirasi:

– Ventilasi

– Difusi

– Perfusi

2.3. Pengaturan pernapasan

Pengendalian oleh sistem saraf

Interaksi dinding dada, pleura, paru

pada sistem pernapasan

Refleks khusus pada proses respirasi

2.4. Ruang rugi anatomi dan fisiologi

2.5. Surfaktan perannya pada inflasi,

deflasi paru serta stabilisasi alveoli

2.6. Dinamik pada sistem respirasi

Resistensi paru dan jalan napas

Aliran laminar dan turbulen

Prinsip Bernoulli

Elastic recoil paru dan dinding dada

Tonus otot polos bronkus

3. Proses pertukaran

gas

3.1. Transport O2

3.2. Oksigenasi dan kurva disosiasi

oksigen

3.3. Ventilasi alveolar dan proses

eliminasi CO2 oleh sistem sirkulasi

3.4. Pengaturan asam basa

3.5. Bioenergetika dan pembentukan

radikal bebas pada proses respirasi sel

Page 9: BPKM respirasi 2014

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

4. Volume paru dan

kapasitas paru

4.1. Volume statik dan dinamik serta

kapasitas paru

4.2. Compliance paru

4.3. Flow-volume loop dan keterbatasan

aliran udara ekspirasi

4.4. Spirometri

Infeksi saluran

napas atas dan

bawah

1. Etiologi 1.1. Bakteri

1.2. Virus

1.3. Jamur

1.4. Parasit

1.5. Kolonisasi kuman

1.6. Ekologi mikroba

2. Patogenesis &

patofisiologi

2.1. Mekanisme masuknya agent

(patogen) ke dalam sistem respirasi

2.2. Bersin

2.3. Batuk

2.4. Post nasal drip syndrome

2.5. Sesak napas

3. Imunopatologi 3.1. Respons imun

3.1.1. Respons imun spesifik

3.1.2. Respons imun nonspesifik

3.2. Inflamasi

4. Perubahan

berdasarkan

patogenesis &

patofisiologi

4.1. Perubahan makroskopik

4.2. Perubahan mikroskopik

4.3. Organ/sistem terkait

4.4. Perubahan parameter laboratorium

klinik

Page 10: BPKM respirasi 2014

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

5. Pemeriksaan

penunjang

5.1. Dasar diagnostik

5.2. Bahan pemeriksaan

5.3. Pewarnaan gram

5.4. Pemeriksaan radiologi

6. Tatalaksana 6.1. Medikamentosa (farmakologi anti-

infeksi dan simtomatik)

6.2. Non-medikamentosa

7. Kesehatan

masyarakat

7.1. Besar masalah

7.2. Mortalitas & morbiditas

7.3. Pencegahan

Penyakit obstruktif

saluran napas atas

dan bawah

1. Etiologi 1.1. Intralumen dan ekstralumen

1.2. Benda asing

2. Faktor risiko 2.1. Alergen

2.2. Asap rokok

2.3. Polusi Udara (Indoor–Outdoor)

2.4. Genetik

3. Patologi Saluran napas atas, bawah dan parenkim

1.1. Kelainan anatomi

1.2. Inflamasi

1.3. Edema

1.4. Sumbatan mukus

1.5. Bronkokonstriksi

1.6. Airway remodelling

1.7. Patologi forensik

Page 11: BPKM respirasi 2014

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

4. Patofisiologi 4.1. Obstruksi hidung

4.2. Bronkospasme

4.3. Hipoventilasi

4.4. Ketidakseimbangan ventilasi/perfusi

4.5. Gangguan difusi

4.6. Air trapping

4.7. Hipoksia

4.8. Hiperkapnia

4.9. Sianosis

5. Jenis Penyakit

Obstructive Airway

5.1. Rhinitis

5.2. Asma

5.3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK)

5.4. Obstructive Sleep Apnea Syndrome

(OSAS)

6. Diagnosis 6.1. Gejala dan tanda (anamnesis dan

pemeriksaan jasmani)

6.2. Foto toraks

6.3. Laboratorium: pemeriksaan sputum,

eosinofil total, dan IgE spesifik

6.4. Analisis gas darah

6.5. Spirometri (termasuk uji

bronkodilator)

7. Tatalaksana 7.1. Medikamentosa (farmakologi

bronkodilator, anti-inflamasi,

simtomatik)

7.2. Non-medikamentosa (pengangkatan

benda asing)

Page 12: BPKM respirasi 2014

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

8. Terapi oksigen 8.1. Indikasi

8.2. Low vs high dose

8.3. Cara pemberian

9. Kesehatan

masyarakat

9.1. Besarnya masalah

9.2. Morbiditas, mortalitas

9.3. Pencegahan

Tuberkulosis

1. M.

tuberculosis

1.1. Karakteristik biologi

1.2. Transmisi

1.3 Replikasi di tubuh manusia

1.3. Mekanisme resistensi

1.4. Faktor risiko

Pajanan

Infeksi

Sakit

Kematian

2. Patofisiologi &

patogenesis

2.1. Patogenesis infeksi dan sakit

2.2. TB primer dan TB pasca-primer

2.3. Reaktivasi dan re-infeksi

3. Imunologi 3.1. Imunopatogenesis

3.2. Mekanisme uji tuberkulin

3.3. Mekanisme vaksinasi BCG

Page 13: BPKM respirasi 2014

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

4. Diagnosis 4.1. Tanda dan gejala (anamnesis dan

pemeriksaan jasmani)

4.2. Pemeriksaan laboratorium (spesimen

sputum yang baik, pewarnaan BTA

Ziehl-Nielsen, dll, pembacaan skala

IUATLD, kultur M.tuberculosis,

penyimpanan sediaan, pembuangan

limbah)

4.3. Foto toraks

4.4. Uji tuberkulin

4.5. Sistem skoring TB anak

5. Klasifikasi TB paru 5. Klasifikasi berdasarkan riwayat

pengobatan dan beratnya penyakit sesuai

WHO/ program nasional

5.1. Identifikasi TB di luar paru

5.2. Komplikasi (batuk darah,

pneumotoraks, empiema, dll)

5.3. Komorbid

5.4. TB dan kehamilan

6. Intervensi efektif 6.1. Pentingnya penemuan sputum BTA

(+)

6.2. Strategi DOTS

6.3. Rasionalisasi pengobatan : paduan

obat, lama pengobatan, fase awal dan

fase lanjutan, cara pemberian (intermiten

vs daily), dosis, fixed dose combination

(FDC)

Page 14: BPKM respirasi 2014

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

7. Tatalaksana

medikamentosa

(obat anti

tuberkulosis)

7.1. Regimen pengobatan sesuai

klasifikasi

7.2. Farmakologi obat-obat

antituberkulosis (OAT)

7.3. Efek samping dan penanganannya

7.4. Evaluasi hasil pengobatan dan

pemeriksaan ulang (sputum BTA dan

foto toraks)

8. Nonmedikamentosa 8.1. Edukasi

8.2. Pengawas minum obat (PMO)

8.3. Nutrisi

8.4. Peranan pembedahan pada TB

9. Kesehatan

masyarakat

9.1. Masalah : Multi Drugs Resistance

(MDR), TB- HIV

9.2. Morbiditas, mortalitas

9.3. Pencegahan

9.4. Lacak sumber penularan (pasien

anak), lacak orang tertular (pasien BTA

+)

10. Respons pengobatan 9.5. Selesai pengobatan (pengobatan

lengkap)

10.2. Kesembuhan

10.3. Kegagalan

10.4. Putus obat

10.5. Kekambuhan

Page 15: BPKM respirasi 2014

Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan

Neoplasma saluran

napas atas, napas

bawah dan

mediastinum

1. Etiologi & faktor

risiko

1.1. Polutan

1.2. Asap rokok

1.3. Agen karsinogenik

1.4. Genetik

1.5. Virus Epstein-Barr

2. Patogenesis 1.6. Karsinogenesis

1.7. Penyebaran tumor

1. Klasifikasi 3.1. Tumor jinak dan ganas

3.2. Jenis histologik

2. Diagnostik 3.3. Cara pemeriksaan/ pengambilan

sampel

3.4. Diagnostik serologi

3.5. Diagnostik patologi anatomi

3.6. Radiodiagnostik

Aspek Medikolegal 1.1. Informed Consent

1.2. Standar Pemeriksaan pasien

10 penyakit prioritas lingkup bahasan dalam proses pembelajaran

Page 16: BPKM respirasi 2014

1) Tuberkulosis

2) Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

3) Asma

4) PPOK (termasuk emfisema dan bronkhitis kronis)

5) Pneumonia

6) Bronkitis akut

7) Bronkiektasis

8) Efusi pleura

9) Kegawatdaruratan paru (gagal napas, pneumotoraks, batuk darah)

10) Keganasan (karsinoma nasofaring, karsinoma paru, tumor mediastinum)