38
BPJS menurut Ikatan Apoteker Indonesia ( IAI) dan kesiapan apoteker menerima SJSN Ikatan Apoteker Indonesia , disampaikan dlm seminar tentang BPJS di Hyatt Aryaduta, Lippo Karawaci, tg.22 November 2012, Tangerang

Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BPJS, SJSN, Indonesia

Citation preview

Page 1: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

BPJS menurut Ikatan Apoteker Indonesia ( IAI) dan kesiapan apoteker menerima SJSN

Ikatan Apoteker Indonesia , disampaikan dlmseminar tentang BPJS di Hyatt Aryaduta, Lippo

Karawaci, tg.22 November 2012, Tangerang

Page 2: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Intervensi farmakoterapiadalah bagian terbesar dlm

pilihan pelayanan pasien6/12/2012 tom.ahaditomo3@gm,ail.com 2

Page 3: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

FORMAT FARMASI INDONESIA DIATUR OLEH UNDANG UNDANG 36/09, PP 51/09 DAN

UU 44/10 SERTA ,Permen 889/11

6/12/2012 3tom.ahaditomo3@gm,ail.com

Page 4: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

UU 36/09 Bagian Kelima BelasPengamanan dan Penggunaan Sediaan Farmasi dan Alat

Kesehatan

Pasal 98

• Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat /bermanfaat , bermutu, dan terjangkau.

• Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat.

• Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

• Pemerintah berkewajiban membina, mengatur, mengendalikan, dan mengawasi pengadaan, penyimpanan, promosi, dan pengedaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

46/12/2012 tom.ahaditomo3@gm,ail.com

Page 5: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

UU 36/09 Pasal 108

Praktik kefarmasiaan

• Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan

termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan , penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

• Ketentuan mengenai pelaksanaan praktik kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

56/12/2012 tom.ahaditomo3@gm,ail.com

UNDANG UNDANGMENETAPKAN LIABILITY

LEGAL DAN PROFESI KEPADA APOTEKER

Page 6: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

6/12/2012 tom.ahaditomo3@gm,ail.com 6

The construction of the liability settings of pharmacist due to the clause 108

The practice of pharmaceuticals as assigned by the HL 36/09

Concept and Context of expertise

Profession authority

Competence on knowledge and Technology on pharmaceutical

Competency in pharmaceutical

profession

Adequate of Practice experiences

Recognition by state system through:•Registration•Licensed to practice

Practices that include making

pharmaceutical including

pharmaceutical quality assurance, production,

quality control, security, procurement,

storage and distribution of drugs,

services for prescription drugs, drug information services and drug

development, drug material and

traditional medicine should be carried out by health personnelwith expertise and

authority in accordance with

statutory regulations.

SOP of Pharmaceutical

Practice

Profession products that delivered and served characteristically

[email protected]

Page 7: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Apakah Sasaran UU 36/09 dan PP 51/09 ?

• Ter-selenggara-nya proses farmasi sebagai peristiwa “pelayanan kesehatan”

• Obat memiliki dimensi utama sebagai “produk kesehatan ” , yang memiliki “ manfaat kesehat an” sekaligus “resiko kesehatan” yang tinggi, disamping “resiko ekonomi”.

• Apoteker mempunyai tugas dan jabatan sebagai tenaga kesehatan dan pelaku utama dari “Praktik Kefarmasian”

76/12/2012 tom.ahaditomo3@gm,ail.com

Page 8: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Ketentuan pasal 108 dari UU 36/09 yang mengikat secara hukum adalah :

1. Pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaanfarmasi ,

2. pengamanan ,

3. pengadaan,

4. penyimpanan dan

5. pendistribusian obat,

6. pelayanan obat atas resep dokter,

7. pelayanan informasi obat

[email protected]

Page 9: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Dewey's fame (1)

• Relentlessly critiquing public education and pointing out that

the authoritarian, strict, pre-ordained knowledge approach of modern traditional education was

too concerned with delivering knowledge, and not enough with understanding students' experiences.

8/28/2012 [email protected]

Page 10: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

(2)

• Continuity is the idea that the experience comes from and leads to other experiences, in essence propelling the person to learn more.

• Interaction is when the experience meets the internal needs or goals of a person.

• He categorizes experiences as possibly being mis-educative and non-educative. – A mis-educative experience is one that stops or distorts

growth for future experiences. – A non-educative experience is one in which a person has

not done any reflection and so has obtained nothing for mental growth that is lasting (Experience & Education,Dewey).

8/28/2012 [email protected]

Page 11: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Siapa Apoteker ?

HEALTHCARE PROVIDER YANG MEMBERIKAN PELAYANAN

KEFARMASIAN KEPADA KLAYAN

APOTEKER “MENJELASKAN DAN MENGURAIKAN FARMAKOTERAPI

APOTEKER KOMPETEN TENTANG

OBAT DAN KESEHATAN

Page 12: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Apoteker danObat

HAK MASYARAKAT / PUBLIK UNTUK MEMPEROLEH PELAYANAN KEFARMASIAN

BERBASIS PROFESI OLEH APOTEKER DALAM

BENTUK :•KEBENARAN PELAYANAN

BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN

•PELAYANAN PROFESI•PELAYANAN YANG ETIS

Kalau produk obat ini ada di apotek , di puskesmas, di

rumah sakit, ditempat praktik dokter, siapa yang menjamin kebenaran-nya ?

Siapa yang menjamin bahwa produk ini masihmemenuhi spesifikasi farmasetik-nya ?

Siapa yang menjamin bahwa obat ini bukan obatpalsu atau sub standard ?Bagaimana cara penggunaannya yang benar ?

Siapa yang berbicara, menjelaskan danmenguraikan sekaligus menjamin carapenggunaan obat yang menjamin efikasifarmakoterapi-nya kepada klayan/ pasien ?

Page 13: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

APOTEKER ADALAH PELAKU YG MEMILIKI KEWAJIBAN BERBICARA

• Apoteker adalah pejabat tersumpah ygmemiliki “kewajiban mengikat” secara hukumdan secara pengetahuan untuk “berbicara” secara langsung kepada pasien/klayan

• Pengakuan Liability legal diatur dalam PP 51/09 dan UU 36/’09

• Pengakuan Liability pengetahuan dan profesimelalui kompetensi dan STRA serta SIPA

8/28/2012 [email protected]

Page 14: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Pelayanan apoteker adalah pelayananprofesi

• Bersifat langsung kepada pasien

• Ada liability hukum penuh

• Komunikasi apoteker dengan pasien bersifat“transaksi profesi dibawah hukum”

• Pelanggaran proses melanggar UndangUndang ( ps 198/UU 36/09)

• Hadirnya KFN sbg organ yg dibangunberdasarkan PP 51/09

Page 15: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

FORMULASI SAF BERSAMA

KOMPONEN PEMBANTU +

PERHITUNGAN FARMASETIK YANG

DIKEMAS DALAM WADAH TERTENTU

YANG MEMUDAHKAN

UNTUK DIGUNAKAN

Praktik Profesi Farmasi

PEMBUATAN OBAT DALAM KONTEKS “BENTUK DOSIS” ATAU DOSAGE FORM.

FENOMENA FARMASETIKA

DIBUAT SECARA

MANUAL

MENGGUNAKAN ALAT PRODUKSI

Page 16: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

LINGKUP KOMPETENSI APOTEKER ( UU 36/09 DAN PP51/09)

8/28/2012 [email protected] 16

ALAT DAN SARANA PRODUKSI

BENTUK DOSIS DARI SENYAWA AKTIF FARMASI

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN

DIS TRI

BUSI

DISPEN- LABEL DAN DELIVERY UNTUK PASIEN

JELASKAN DAN URAI KAN ( J-

URAI)

•FAR MA

KODINA

MIKA•FARMA KO

KINE TIKA•ADR•REGIMENTASI

DO SIS

•JADWAL•DLL•FAR

MA KOTE RAPI

P e m b u a t a nDIstribusi

P e l a y a n a n

Page 17: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Kedudukan produk obat, didalam setting pelayanan kesehatan

• PRODUCT LIABILITY berdasarkan ilmu pengetahuan dan legal ( buatan industri ataupun dibuat apoteker secara manual/tailor made)

• DISAMPAIKAN KEPADA PASIEN melalui “cara profesi farmasi” oleh Apoteker berdasarkan “GPP” atau Cara Pelayanan Farmasi yg Baik

• HAK PASIEN atas kebenaran kemanfaatan dan keamanan produk dan pelayanan.

8/28/2012 [email protected] 17

Page 18: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

OBAT TIDAK “BERBICARA”

• Obat adalah bentuk dosis dari SAF yg “tidak berbicara”( seperti halnya alat bantu medik Stethoscope, USG, EKG atau CT Scan dll)

• Obat adalah “produk” yg disampaikan kepada pasien(sebagai pemakai), harus disertai dengan “carapenggunaannya” berbasis ilmu farmasi dan SOP carapenggunaan yg menjamin obat akan bekerja sesuai denganspesifikasi kinerjanya.

• Obat sebagai “produk” berada dalam tanggung jawabpenuh apoteker ditempat berlangsungnya pelayanankepada pasien ( al stabilitas, masa kadaluarsa, claim efikasi, tampilan baik, jumlah SAF dalam setiap bentukdosisnya)

8/28/2012 [email protected]

Page 19: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

DIMENSI OBAT BAGI APOTEKER (px)

6/12/2012 tom.ahaditomo3@gm,ail.com 19

SEBAGAI PRODUK ATAU BARANG HASIL PRODUKSI

HARGA JUAL PABRIK (HJP)

PER UNIT

LIABILITY PRODUK

KANDUNGAN OBAT YAITU Senyawa Aktif Farmasi (SAF)

DAN DOSIS TERAPEUTIK

LIABILITY PROFESI

FARMAKOTERAPI UNTUK DIJELASKAN

DAN DIURAIKAN BERDASARKAN SOP

Page 20: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

KOMPETENSI MENJELASKAN-MENGURAIKAN

FARMAKOTERAPI (PX) ALAT BANTU KOMPUTASI

• SUMBER INFORMASI DARI SAF SD BENTUK DOSISNYA

• PERHITUNGAN DOSIS DAN REGIMENTASINYA

ILMU FARMASI DAN ILMU PASIEN (KOGNITIF)

•BENTUK DOSIS DARI SAF•REGIMENTASI

• PERHITUNGAN DOSIS•JADWAL PENGGUNAAN• LIABILITY ADME SESUAI DENGAN STATUS PASIEN

•TINDAKAN APOTEKER LAINNYA

KONSEP PELAYANAN APOTEKER, dalam perspektif farmakoterapi

BENTUK DOSIS OBAT ADALAH MEDIA PELAYANAN PROFESI

DALAM PERSPEKTIF ALAT BANTU APOTEKER

Page 21: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

KOMPETENSI MENJELASKAN DAN MENGURAIKAN ( J-URAI )

8/28/2012 [email protected] 21

Page 22: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

DARI ILMU FARMASI MENJADI APOTEKER

8/28/2012 [email protected] 22

Page 23: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

OUTCOME UU 36/09-PP 51/09-PERMENKES 889/12( model kasus pelayanan pasien di apotek dan RS)

APOTEKER SAAT INI ,

BELUM TERFUNGSI

KAN

APOTEKER BERFUNGSI

UU36/09 PP 51/09,

PERMENKES 889/11

PASIEN

PUBLIK

STRASIPA

SPO GPP

DIPENUHINYA HAK PASIEN

DAN PUBLIK

Format Farmakoekonomi

INTERVENSI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN OLEH KFN

8/28/2012 [email protected]

Page 24: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

8/28/2012 [email protected] 24

SAYA APOTEKER

1/13/2011 [email protected] 24

Page 25: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

BAGAIMANA APOTEKER BEKERJA ?

Page 26: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

SEKWEN APOTEKER BEKERJA

8/28/2012 [email protected]

APOTEKER

PASIEN, YG MEMERLUKAN

OBAT

MEDIA PERMINTAAN OBAT

MEKANISME INPUT KE

KOMPUTER

DATA PASIEN,GENDER , ALAMAT,UMUR DLL

NAMA OBAT, DOSIS, GOL FARMAKOTERAPI

OBAT, TANGGAL / HARI / TAHUN

STATUS SAKIT / PENYAKIT

NILAI HARGA OBAT SESUAI HNA

ESO DAN KELUHAN PASIEN AKIBAT OBAT

PRINTED ETIKET

ARUS UANG/ LAPORAN KEUANGAN

STOK BARANG UP TO DATE

CATATAN FARMASI PASIEN, 1 LEMBAR BERUPA SUMMARY YG DIBACAKAN APOTEKER DIDEPAN PASIEN

CATATAN FARMASI

SEBAGAI “BACK OFFICE”

Page 27: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

8/28/2012 [email protected] 27

SEKWEN PELAYANAN OLEH APOTEKER

1/6/2012 [email protected]

APOTEKER

PASIEN, YG MEMERLUKAN

OBAT

MEDIA PERMINTAAN OBAT

MEKANISME INPUT KE

KOMPUTER

NILAI HARGA OBAT SESUAI HNA

PRINTED ETIKET

CATATAN FARMASI PASIEN, 1 LEMBAR BERUPA SUMMARY YG DIBACAKAN APOTEKER DIDEPAN PASIEN

CATATAN FARMASI

Mekanismedispensing

OBAT SIAP

1

2

34

5

6

Page 28: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

MANAJEMEN PELAYANAN PROFESI OLEH APOTEKER

8/28/2012 [email protected] 28

PERMINTAAN OBAT

ASSESMEN PERMINTAAN OBAT

MEKANISME INPUT KE SISTEM DAN PROSES PEMBAYARAN DAN

DISPENSING ( PROSES OBAT)

OBAT SIAP DI LAYANKAN

DOKUMEN CATATAN FARMASI PASIEN

KOMUNIKASI “JU-RAI” OLEH APOTEKER KEPADA PASIEN

Page 29: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

FORMAT BARU SIKLUS PELAYANAN APOTEK

8/28/2012 [email protected] 29

NILAI HARGA OBAT SESUAI HNA

PRINTED ETIKET

Mekanismedispensing

CATATAN FARMASI PASIEN, 1 LEMBAR BERUPA SUMMARY YG DIBACAKAN APOTEKER DIDEPAN PASIEN

DAFTAR HARGA OBAT ( HNA+PPn)

BISA DILIHAT PASIEN

SIPO

SUMBER INFORMASI OBAT

JU-RAI

BACK OFFICE

Page 30: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Merek obat dan molekul SAF

• Ada sekitar 16.000 merek obat dalam berbagai bentuk dosisnya, mulai kapsul , tablet,sirop,obat tetes, obat suntikan vial, ampul , salep, krem, aerosol, semprot dll.

• Bentuk molekulnya di Indonesia seluruhnya sekitar 900-an an. Dintaranya kelompok esensial sebanyak 325 (WHO) dan sisanyabukan esensial ,

• Tugas utama profesi apoteker Indonesia adalah menjelaskan danmenguraikan, bagaimana SAF dan bentuk dosisnya harusdigunakan agar menghasilkan farmakoterapi yg berhasil dalambentuk kesembuhan pasien.

• PP 51/09 menetapkan bahwa kompetensi Apoteker harusmengikuti prosedur SPO yg ditetapkan oleh Menkes ( bukan uraiankreatif oleh perseorangan apoteker)

8/28/2012 [email protected]

Page 31: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Format Aspirin bagi apoteker dlmfarmakoterapi

• Menjual Aspirin dengan dasar “mark up”, tidakmemerlukan keahlian sbg lulusan pendidikan tinggi, etikatau moral

• Sedangkan menjelaskan dan menguraikan Aspirin denganberagam indikasi klinik, Eso, Kinetik-nya memerlukankualifikasi keahlian dan kewenangan. Latar belakangdiberikannya pengakuan melalui STRA vdan SIPA.

• Khasiat obat bukan terletak di “merek obat” melainkan di“molekul Senyawa Aktif Farmasinya “ contoh Aspirin versus Asam Asetil Salisilat”

• Maka Apoteker berhak atas “ pembayaran ” atas“keahlian profesinya” melalui komunikasi “menjelaskandan menguraikan” Aspirin.

8/28/2012 [email protected]

Page 32: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Hubungan Apoteker dg BPJS

• Bersifat langsung untuk memperoleh“penggantian nilai obat” yg di-resepkan dokter

• Nilai penggantian obat sebesar “biaya pelayananfarmasi” atau BPF yang akuntabel

• Harga obat sebesar HNA atau “sebesar nilaikontrak harga oleh BPJS dg pabrik peserta”

• Apoteker akan menyiapkan obat keperluandokter peserta BPJS .

• Hubungan apoteker dg BPJS bersifat kontraktualhukum

Page 33: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

HUBUNGAN DOKTER DENGAN APOTEKER

• Dokter adalah pemegang otoritas medis

• Apoteker pemegang otoritas farmasi dlmpelayanan pasien

• Keduanya bersepakat untuk saling melayanipasien berdasarkan kehormatan profesi dan UU Praktik kedokteran 29/04 ;UU 36/09 ttgkesehatan ; PP 51/09 ttg Pekerjaan kefarmasian ( praktik kefarmasian) dan Permenkes 889/11

• Apoteker hanya akan melayani pasien, setelahdokter menuliskan resep obat

Page 34: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

MODEL DISTRIBUSI APOTEK WILAYAH DI JAKARTA

Page 35: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

Skema hubungan bpjs, dokter dan apoteker ( basis UU 36/09 dan PP 51/09)

BPJS

PPK

MEDIK FARMASI

PASIEN

KESEPAKATAN IAI-IDI

Obat harus dipesan, disimpan, dilayankanoleh apoteker ( ps 108/UU 36/09) ditempatyang memenuhi syarat (apotek)

Page 36: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn
Page 37: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

8/28/2012 [email protected] 37

Faith is taking the first step even when you don’t see the whole staircase

Martin Luther King JrThe great dreamer of the African-American

Page 38: Bpjs Menurut Ikatan Apoteker Indonesia Iai Dan Kesiapan Apoteker Menerima Sjsn

8/28/2012 [email protected] 38

Never look back unless you are planning to go that way

Henry David Thoreau