blok 8 sken 8

Embed Size (px)

Citation preview

Percabangan A.subclavia dan A.carotis communis serta Fungsi Pembuluh DarahKELOMPOK E2ASRIANTI SADDI PAIRUNAN (102013280)ANTHEA KARISTA(102010077)CELINE CITRA SURYA (102013044)CHEESA PRISCILIA RONALD(102013557)EGLA PHILDERI TUNDAN(102013163)FERDINAN SIBARANI (102013451)FLORENCIA SHERLIN (102013464)JENIAR REINHARD KOWAL(102012427)NATANAEL FERNANDO WIJAYA SANTOSO (102012250)YUNITA ELIANA INTAN KABAN (102013350)NGAKAN MADE ARI MAHARDIKA(102013311)ZANETA FAJAR SEPTIANINGTIAS GINTING ( 102013129)FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) [email protected]

AbsrakManusia memiliki system pendarahan darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru- paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan keseluruh tubuh oleh saluran tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah manusia adalah cairan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengakut oksigen yang diperlukan oleh sel- sel diseluruh tubuh. dalam makalah ini akan membahas tentang arteri subclavia, arteri carotis communis, struktur darah dan fungsi pembuluh darah.Kata kunci: arteri subclavian, arteri carotis communis, struktur darah dan fungsi pembuluh darah.AbstracHumans have a closed system which means the blood bleeding blood flow in veins and circulated by the heart. Blood is pumped by the heart to the lungs to release metabolic waste such as carbon dioxide and absorb oxygen through the pulmonary artery, and then brought back to the heart through the pulmonary vein. After the blood is sent throughout the body by the body line by line the blood vessels of the aorta. Human blood is a body fluid. Its main function is mengakut oxygen needed by cells throughout the body. in this paper will discuss the subclavian artery, common carotid artery, the blood structure and function of blood vessels. Keywords: subclavian artery, common carotid artery, the blood structure and function of blood vessels.

PendahuluanJantung merupakan sebuah organ yang amat penting bagi kehidupan manusia. Jantung memerankan fungsi utama dalam pemompaan darah dalam tubuh, sehingga darah bersih dapat diedarkan ke seluruh tubuh dan darah kotor dapat di kembalikan ke paru-paru dan kemudian dapat ditukar dengan darah bersih. Jantung memiliki mekanisme pemompaannya sendiri, sehingga jantung memiliki mekanisme dalam penjagaan kerjanya sendiri. Dalam memkasimalkan fungsi jantung yang memompa darah, bagian lain yang membantu tubuh untuk membawa dan mengedarkan darah merupakan pembuluh darah. Pembuluh darah merupakan tempat dimana darah akan dibawa dan diedarkan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah memerankan fungsi penting dalam membawa darah, sehingga apabila terjai gangguan maka pasti ada bagian yang turut terganggu juga. Pembuluh darah terdiri atas pembuluh darah arteri yang merupakan pembuluh darah yang meninggalkan jantung, dan pembuluh darah vena yang merupakan pembawa darah untuk kembali ke jantung. Pembuluh darah ini masing-masing arteri dan vena terdapat struktur besar, sedang dan kecilnya. Sehingga, dari yang besar biasanya akan bercabang menjadi yang seang, kemudian dilanjutkan oleh yang sedang mencabangkan yang kecil, dan yang kecil kemudian akan menjai kapiler dimana pertukaran darah yang kotor dan bersih dapat terjadi melalui difusi. Pembuluh darah besar utamanya dimulai dari adanya pembuluh darah utama jantung. Pada jantung terdapat arteri-arteri besar. Salah satunya adalah aorta. Aorta merupakan bagian pembuluh darah besar yang berperan dalam mengedarkan darah ke seluruh tubuh.

SkenarioSeorang laki-laki berusia 27 tahun diantar ke IGD RS dalam keadaan tidak sadar sejak 15 menit yang lalu akibat kecelakaan.Dari pemeriksaan didapatkan pasien mengalami fraktur pada articulation sternoclavicula dan mencerderai a.subclavia sehingga menyebabkan perdarahan,selain itu juga didapatkan cidera pada cartilago thyroid hingga merusak pembuluh darah didekatnya yaitu a.carotis communis.hal ini menyebabkan ganggua pada percabangan dua pembuluh darah tersebutAorta thoracalisAorta ascendens keluar dari vestibulum aorta dibelakang infundibulum ventirikel kanan dan trunkus pulmonali. Aorta ascendens berlanjut sebagai arcus aorta. Arcus aorta terletak di sebelah posterior dari setengah bagian bawah manubrium dan melengkung dari depan kebelakang di atas bronchus utama sinistra. Arcus melanjutkan sebagai aorta thoracalis descendens dan dimulai di batas bawah korpus T4. Awalnya agak ke sebelah kiri dari garis tengah, kemudian ke garis tengah untuk masuk ke abdomen dengan melewati ligamentum arcuata medianus diafragma setinggi T12. Dari situ melanjutkan sebagai aorta abdominalis.1Cabang-cabang aorta ascendens adalah: Aa. Coronaria dextra dan sinistra.Cabang-cabang arcus aorta adalah: A. brachiocephalica A. carotis communis sinistra A. subclavia sinistra A. tiroidea ima.Cabang-cabang aorta thoracalis descendens di antaranya adalah: Aa. Esophageal, bronkial, mediastinal, interkostalis posterior dan subcostalis.Arteri subclaviaArteri subclavia menjadi arteri axillaris di batas luar costa ke-1. Tiap asrteri dibagi menjadi tiga bagian oleh skalenus anterior. Bagian pertama yaitu bagian arteri yang terletak di sebelah medial skalenus anterior. Memiliki tiga cabang yaitu: a. vertebralis, truncus thyriocervicalis dan a. thoracalis interna (mamilaris). A. thoracalis interna ini bejalan di permukaan posterior dari dinding dada anterior selebar satu jari dari batas lateral sternum. Sepanjang perjalanannya terdapat cabang-cabang a. intercostalis anterior, a. timika dan a. perforanta. Perforanta-perforantor ini melewati dinding dada anterior dan memasok darah ke payudara. A. thoracalis interna dibagi menjadi cabanag epigastrica superior dan musculophrenicus di belakang cartilage costa ke-6. Trunkus thyriocervicalis berakhir sebagai a. thyroidea inferior.1

Bagian kedua yaitu bagian arteri yang terletak di bagian belakang skalenus anterior. Memiliki cabang trunkus costocervicalis. Sedangkan bagian ketiga yaitu bagian arteri yang terletak di lateral dari batas lateral skalenus anterior. Bagian ini memiliki cabang a. scapularis dorsal.Vena-vena BesarVena brachiocephalica dibentuk dari gabungan v. subclavia dan v. jugularis interna di belakang sendi sternoclavicular. V. brachiocephalica sinistra terletak diagonal dibelakang manubrium dan bergabung dengan v. brachiocephalica dextra di belakang cartilage costa ke-1 sehingga membentuk v. cava superior. V. cava superior hanya menerima satu cabang yaitu v. azygos.1Sistem Vena AzygosVena azygos dimuli sebagai gabungan dari v. subcostalis dextra dan satu atau lebih vena dari abdomen. Vena ini melewati pintu aorta di diafragma, naik di dinding dada posterior sampai setinggi T4 dan kemudian melengkung di atas pangkal paru dextra dan memasuki v. cava superior. Vena ini menerima cabang dari: delapan vv. Intercostalis terbawah, v. intercostalis superior dextra dan v. hemiazygos.1Vena hemiazygos keluar di sisi kiri dengan cara yang sama seperti v. azygos. Melewati pintu aorta di diafragma dan ke atas sampai setinggi T9 di mana vena ini lewat di belakang aorta secara diagonal dan ductus thoracicus kemudian mengalir ke v. azygos setinggi T8. Vena ini menerima darah dari empat vv. Intercostalis posterior terbawah.Vena azygos accecorius akan mengalirkan darah dari vv. Intercostalis posterior tengah dan juga sebagian vena bronchial dan mid esofageal. V. hemiazygos accecorius menyilang ke kanan untuk mengalirkan darah ke v. azygos setinggi T7. Keempat vena intercostalis sinistra teratas mengalir ke v. brachiocephalica sinistra melalui v. intercostalis superior sinistra.Struktur Mikroskopis Pembuluh Darah Dalam struktur mikroskopis pembuluh darah atau vaskular darah akan dibahas arteri utama, arteriol, kapiler, venula, dan vena. Pertama, akan dibahas mengenai arteri. Tiga kategori utama arteri adalah arteri elastis, arteri muskular, dan arteriol kecil. Diameter arteri secara berangsur mengecil setiap kali bercabang sampai pembuluh terkecil, yaitu kapiler. Arteri elastis adalah pembuluh paling besar di dalam tubuh. Di antaranya adalah trunkus pulmonal dan aorta serta cabang-cabang utamanya. Dinding pembuluh ini terutama terdiri atas serat elastis yang memberi kelenturan dan daya pegas selama aliran darah. Arteri elastis bercabang menjadi arteri berukuran sedang, yaitu arteri muskular yang merupakan pembuluh darah terbanyak di tubuh. Arteri muskular mengandung lebih banyak serat otot polos pada dindingnya. Arteriol adalah cabang terkecil sistem arteri. Dindingnya terdiri atas satu sampai lima lapisan serat otot polos (Gambar 3).2

Gambar 3. Sistem Sirkulasi.2Dinding arteri secara khas mengandung tiga lapisan tunika konsentris. Lapisan terdalam adalah tunika intima; terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel di bawahnya. Lapisan tengah adalah tunika media, terutama terdiri atas serat otot polos yang mengitari lumen pembuluh. Lapisan terluar adalah tunika adventisia, terutama terdiri atas serat-serat jaringan ikat. Arteri muskular berukuran-sedang juga memiliki sebuah pita berombak tipis dari serat elastis yang disebut lamina elastika interna yang bersebelahan dengan tunika intima. Pita lain terdiri atas serat-serat elastis berombak terdapat pada perifer tunika media yang membatasi tunika media dan tunika adventisia, disebut sebagai lamina elastika ekstena.2,3Kapiler adalah pembuluh darah terkecil dengan diameter rata-rata 8 m, hampir sama dengan diameter eritrosit. Terdapat tiga jenis kapiler: kapiler kontinu, kapiler bertingkap, dan sinusoid. Kapiler kontinu paling umum dan ditemukan pada kebanyakan organ dan jaringan. Pada kapiler ini, sel-sel endotel saling menyambung membentuk lapisan yang utuh. Sebaliknya, kapiler bertingkap memiliki lubang-lubang bulat atau fenestra (pori) pada sitoplasma sel endotel. Kapiler bertingkap demikian ditemukan dalam organ endokrin, usus halus, dan glomeruli ginjal. Sinusoid adalah pembuluh darah yang berjalan berkelok-kelok, tidak teratur dengan diameter yang jauh lebih besar dari kapiler lain. Sinusoid ditemukan di dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Tautan sel endotel jarang ada pada sinusoid, dan celah-celah lebar terdapat di antara sel endotel. Membran basalnya juga tidak utuh, bahkan kadang-kadang tidak ada pada sinusoid (Gambar 3).2,3

Gambar 4. Arteriol, Kapiler, dan Venula.3Sedangkan pembuluh vena dimulai dari ujung akhir kapiler. Kapiler berangsur-angsur membentuk venul yang lebih besar; venul umumnya menyertai arteriol (Gambar 4). Darah balik mula-mula mengalir ke dalam venul pascakapiler, kemudian ke dalam vena yang makin membesar. Untuk mudahnya, vena digolongkan sebagai kecil, sedang, dan besar. Dibandingkan arteri, vena lebih banyak, berdinding lebih tipis, berdiameter lebih besar, dan struktur bervariasi lebih besar. Vena ukuran kecil dan sedang, terutama di ekstremitas, memiliki katup. Saat darah mengalir ke arah jantung, katup terbuka. Saat akan mengalir balik, katup menutup lumen dan mencegah aliran balik darah. Darah vena di antara katup pada ekstremitas mengalir ke arah jantung akibat kontraksi otot. Katup tidak terdapat pada vena SSP, vena cava inferior atau superior, dan vena visera. Dinding vena juga terdiri atas tiga lapisan, namun lapisan ototnya jauh lebih tipis. Tunika intima pada vena besar terdiri atas endotel dan jaringan ikat subendotel. Tunika media tipis dan tunika adventisia adalah lapisan paling tebal pada dindingnya.2Nutrisi sebagai salah satu fungsi dari pembuluh darah juga diberlakukan kepada pembuluh darah itu sendiri, ada yang melalui lumennya sendiri tapi ada juga yang melalui pembuluh darah lain. Dinding arteri dan vena yang lebih besar terlalu tebal untuk menerima nutrien langsung melalui difusi dari lumennya. Itulah sebabnya dinding pembuluh darah besar dipasok oleh pembuluh darahnya sendiri yang kecil, disebut vasa vasorum (pembuluh darah pada pembuluh darah (Gambar 3).2Pada preparat sistem sirkulasi dapat ditemukan berbagai jenis pembuluh darah dan limfatik sekaligus yang dikelilingi jaringan ikat longgar dan lemak. Pada gambar 5, sebuah arteri kecil dengan struktur dinding dasar tampak di tengah atas gambar. Berbeda dengan vena, arteri memiliki dinding relatif tebal dan lumen kecil. Pada potongan melintang, dinding sebuah arteri memiliki lapisan, yaitu tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia. Tunika intima yang terdiri atas endotel di lapisan dalam, subendotel yang merupakan lapisan jaringan ikat, dan lamina (membran) elastika intema/LEI yang menandakan batas antara tunika intima dan tunika media. Tunika media terutama terdiri atas serat otot sirkular. Anyaman serabut elastin halus yang longgar terdapat di antara sel otot polos. Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat yang mengandung saraf kecil dan vasa vasorum. Bila sebuah arteri memiliki 25 atau lebih lapisan otot polos di dalam tunika media, arteri ini disebut arteri sedang/muskular atau arteri pendistribusi. Serat elastin lebih banyak, namun masih berupa serabut-serabut halus dan anyaman.2

Gambar 5. Preparat Gabungan Arteri, Vena, dan Limfe.2Juga pada gambar 5, vena berukuran sedang terlihat di tengah bawah gambar. Dindingnya relatif tipis dan lumennya besar. Potongan melintang vena menampakkan lapisan tunika intima yang terdiri atas endotel dan selapis serat kolagen dan elastin halus yang sangat tipis yang menyatu dengan jaringan ikat tunika media. Tunika media terdiri atas selapis tipis otot polos yang melingkar secara longgar dan terbenam di dalam jaringan ikat. Lapisan ini jauh lebih tipis pada vena daripada di arteri. Tunika adventisia sendiri terdiri atas selapis lebar jaringan ikat. Pada vena, lapisan ini jauh lebih tebal daripada tunika media. Pada gambar 5 juga terlihat arteriol. Arteriol terkecil memiliki lamina elastika interna tipis dan satu lapis sel otot polos di dalam tunika medianya.2Ciri yang mencolok pada vena besar adalah adventisia muskularnya tebal dengan serat-serat otot polosnya tersusun memanjang. Pada potongan melintang sebuah vena besar, tampak susunan dindingnya: serat-serat otot polos tersusun dalam berkas dan terutama tampak pada potongan melintang dengan sejumlah jaringan ikat tunika adventisia yang tersebar di antaranya. Vasa vasorum terdapat di antara jaringan ikat. Berbeda dengan tunika adventisia yang tebal, tunika media memiliki lapisan yang lebih tipis, terdiri atas serat-serat otot polos melingkar dan sedikit jaringan ikat yang lebih longgar. Pada vena besar terkadang tunika media dapat sangat tipis dan padat. Seperti terlihat pada pembuluh lain, tunika intima merupakan bagian endotel dengan sedikit jaringan penyokong.3,4

Gambar 6. Arteri dan Vena Sedang/Muskular.2Dinding pembuluh darah mengandung jaringan elastis dalam jumlah tertentu agar dapat mengembang dan berkerut. Pada arteri dan vena muskular yang terpotong transversal dan sediaan dibuat dengan pulasan elastin akan memperlihatkan sebaran serat-serat elastin. Serat elastin akan terpulas hitam dan serat kolagennya kuning muda. Dinding arteri jauh lebih tebal dan mengandung lebih banyak serat otot polos daripada dinding vena. Lapisan terdalam, tunika intima arteri, terpulas gelap karena lamina elastika internanya (LEI) tebal. Lapisan tengah arteri muskular yang tebal, tunika media, terdiri atas beberapa lapis serat otot polos yang tersusun melingkari lumen, serta berkas tipis serat-serat elastin. Pada bagian tepi tunika media, terdapat lamina elastika eksterna (LEE) yang tidak begitu nyata. Di sekitar arteri, terdapat jaringan ikat adventisia. Di dalam adventisia, terdapat serat kolagen yang terpulas lemah, dan serat elastin yang terpulas gelap. Pada dinding vena juga tampak lapisan tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia yang terpotong melintang. Di sekitar kedua pembuluh itu, terdapat kapiler, arteriol, venula, dan sel-sel jaringan lemak. Di dalam lumen kedua jenis pembuluh, terdapat banyak eritrosit dan leukosit (Gambar 6).2Struktur dinding aorta mirip dengan struktur dinding arteri sedang. Namun, serat-serat elastin coklat tua merupakan bagian terbesar tunika media, dengan sel-sel otot polos tidak sebanyak pada arteri muskular. Jaringan lain di dalam dinding aorta tetap tidak terpulas atau hanya terpulas lemah. Ukuran dan susunan lamina elastika di tunika media jelas terlihat dengan pulasan elastin. Namun, sel-sel otot polos dan serabut elastin halus di antara lamina tetap tidak terpulas. Luasnya tunika intima dapat ditetapkan, namun tidak terlihat jelas. LEI dan LEE kurang dapat jelas terlihat pada arteri besar jika dibandingkan dengan arteri sedang. Tunika adventisia, juga tidak terpulas, adalah zona sempit serat kolagen. Di dalam aorta dan arteri pulmoner, tunika media mencakup sebagian besar dinding pembuluh, sedangkan tunika adventisia menipis (Gambar 7).2

Gambar 7. Lapisan Arteri Besar.2

Struktur darah DarahDarah terdiri dari dua bagian yakni bagian padat dan bagian cair. Bagian padat yang merupakan 40-50% dari total volume darah terdiri dari eritrosit ( sel darah merah ), leukosit ( sel darah putih ), dan trombosit ( keeping darah ) . Sedangkan bagian cairnya adalah plasma darah yang terdiri dari air, elektrolit, metabolit, nutrient, protein dan hormone.3Sel Darah Merah ( Eritrosit )Eritrosit atau yang biasa kita kenal sebagai sel darah merah ini merupakan sel darah yang mendominasi dalam darah. Sel yang berbentuk datar/gepeng seperti piringan yang mencekung di bagian tengah membuatnya terlihat seperti donat merupakan sel darah yang berfungsi untuk mengangkut O2 dan CO2 unutk dialirkan ke seluruh tubuh demi kelangsungan hidup dari manusia. Yang memungkinkan eritrosit dapat melakukan fungsinya ini adalah karena strukturnya yang bikonkaf, tipis, dan lentur.

Gambar 1. Eritrosit3

Dengan bentuknya yang bikonkaf dapat menghasilkan luas permukaan yang lebih besar untuk difusi O2 menembus membrane dibandingkan dengan bentuk sel lainnya. Tipisnya sel eritrosit memungkinkan O2 cepat berdifusi antara bagian paling dalam dengan bagian luar dari sel. Dan kelenturannya sehinggal sel eritrosit ini mampu mengalir melalui kapier yang bentuknya berkelok-kelok tanpa pecah selama proses tersebut berlangsung.2 Secara anatomi eritrosit dapat mengangkut O2 sebagai fungsi utamanya tidak terlepas dari karena adanya kandungan hemoglobin di dalamnya. Bentuk eritrosit juga dipengaruhi osmolaritas media sekitarnya. Apabila tekanan di sekitarnya dalam keadaan yang rendah atau hipotonis,akan menyebabkan eritrosit mengalami hemolisis atau pecah. Sebaliknya, jika tekanannya tinggi atau hipertonis akan menyebabkan krenasi atau mengecil.3,4

Sel Darah Putih (Leukosit)Leukosit ini memiliki fungsi sebagai makrofag, mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat dibawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu ( pseudopia) , mempunyai bermacam-macam inti sel sehigga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening ( tidak berwarna), banyaknya dalam 1mm3 darah. Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (Retikulum Endotel System) , tempat pembiakannya didalam limpa dan kelenjar limfe sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada didalam pembuluh darah juga terdapat diseluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada didalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal didalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000/mm3 disebut leukopenia.3Ada 5 macam leukosit yang terbagi dalam 2 kelompok utama yaitu leukosit granular dan leukosit nongranular. Perbedaan ini berdasarkan ada tidaknya granul spesifik dalam sitoplasmanya. Leukosit granular terdiri eusinofil (1-3%), basofil (0-0,7%) dan netrofil (55-60%). Sedangkan leukosit agranular terdiri dari limfosit (25-33 %) dan monosit (3-7%).3

Leukosit Granular :NetrofilNetrofil merupakan bagian leukosit terbesar dan terbanyak di leukosit bahkan di seluruh darah. Dalam jumlah absolute terdapat sekitar 3000-6000 per millimeter kubik darah dan memiliki diameter sekitar 7 m dalam darah. Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang dihubungkan dengan benang kromatin tipis.3 Netrofil memiliki fungsi sebagai fagosit di jaringan terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus atau agens lainnya penyebab cedera.6

Gambar 2. Netrofil3EusinofilEusinofil memiliki granula sitoplasma yang besar dan kasar. Sel ini memiliki nucleus berlobus 2 dan berdiameter sekitar 12 m 15 m.2 Eosinofil memiliki fungsi hampir sama seperti netrofil yakni sebagai fagosit. Eosinofil merupakan alat pertahanan tubuh terhadap alergi dan parasit besar seperti cacing. Karena itu, meningkatnya kadar eusinofil dalam darah merupakan petunjuk yang mengarah kepada kemungkinan adanya parasit dalam tubuh.2

Gambar 3. Eusinofil3BasofilBasofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan serta memperlihatkan struktur nucleus berbentuk S.4 Diameter basofil adalah sekitar 12 15 m. Basofil memiliki fungsi yang belum jelas. Sel ini mengandung histamin, mungkin untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera, dan juga antikoagulan heparin, mungkin untuk membantu mencegah penggumpalan darah intravascular. Oleh karena jumlah basofil yang sedikit,sekitar 0 0,7%, tidak jarang basofil cenderung diabaikan.5

Gambar 4. Basofil3Leukosit Nongranular :LimfositLimfosit mencapai sekitar 25 33 % jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian besar limfosit ditemukan dalam jaringan limfatik. Rentang hidupnya dapat mencapai beberapa tahun. Limfosit mengandung nucleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma.4

Gambar 5. Limfosit3Limfosit terdiri dari 2 macam yaitu :Limfosit T; meninggalkan sum-sum utlang dan berkembang lama, kemudian beroindah tempat menuju timus. Setelah meinggalkan itmus, sel-sel ini beredar dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen-antigen dimana mereka telah deprogram unutk mengenalinya. Setelah dirangsang oleh antigennya, sel-sel ini menghasilkan bahan-bahan yang menghancurkan mikroorganisme dan memberitahu sel-sel leukosit lainnya bahwa telah terjadi infeksi.3Limfosit B; terbentuk si sumsum tulang lalau bersirkulasi dalam darah sampau menjumpai antigen dimana mereka telah deprogram unutk mengenalinya. Pada tahap ini, limfosit B mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan antibody.4MonositMonosit adalah sel darah terbesar,diamaternya 12m - 18m. Nukleusnya besar, berbentuk seperti telur atau seperti ginjal yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat. Monosit sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka akan berubah menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap).3,5

Gambar 6. Monosit3

Keping Darah ( Trombosit )Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannnya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3. Fungsinya memegang peranan pentig dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalu ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul pendarahan yang terus-menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis dan yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Didalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akan keluar , trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinase ini akan bertemu dengan protombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi thrombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protombin dibuat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K , dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.2-4

Gambar 7. Trombosit3Trombosit membentuk garis pertahanan terhadap perdarahan dari lubang-lubang kecil pada pembuluh darah kecil. Fungsi bekuan hemostatik memerlukan jumlah trombosit yang memadai dan fungsi trombosit yang normal. Trombosit yang dibuat dalam sumsum utlang normalnya beredar selama kurang lebih 10 hari sebelum keluar dari sirkulasi. Trombosit muda lebih fungsional disbandingkan dengan trombosit tua.6Plasma darah Plasma adalah matriks cair yang menampung sel-sel darah dan mengandung protein penting secara fisiologis.2 Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran komplek zat organic dan anorganik. Bila darah membeku dan bekuan itu mengkerut, beberapa protein plasma yang besar terperangkap dalam bekuan darah. Cairan yang tertinggal inilah yang disebut dengan serum darah. Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat menembus membrane kapiler untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yang utama yakni albumin, globulin dan fibrinogen. Albumin dengan berat molekul sekitar 50.000, adalah protein plasma terkecil dan terbanyak.4 Albumin disintesis di hati dan bertanggung jawab untuk mempertahankan tekanan koloid osmotic darah, sehingga mencegah merembesnya cairan berlebihan ke dalam matriks ekstrasel jaringan. Globulin adalah protein dengan berat molekul berkisar antara 80.000 sampai sejuta lebih.3 Globulin dibagi dalam tiga kategori utama yakni alfa globulin, beta globulin dan gamma globulin. Alfa dan beta globulin disintesis di hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormone, berbagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya. Sedangkan gamma globulin atau immunoglobulin berperan sebagai antibodi. Dalam plasma juga terkandung zat-zat yaitu : Fibrinogen yang berfungi dalam peristiwa pembekuan darah , Garam-garang mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dll) yang berguna dalm metabolism dan juga mengadakan osmotic , Protein darah (albumin, globulin) meningkatkan viskositas darah juga menimbulkan tekanan osmotic unutk memelihara keseimbangan cairan dalam utbuh , Zat makanan (asam amino, glukosam lemakm mineral, dan vitamin) , Hormone, yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh ,Antibodi.Sistem Sirkulasi/Peredaran DarahSistem peredaran darah terdiri dari jantung dan serangkaian pembuluh darah arteri dan vena yang mengangkut darah. Arteri membawa darah yang kaya oksigen menjauhi jantung. Vena membawa darah yang terdeoksigenasi (yang kandungan oksigennya sudah diambil) kembali menuju jantung. Anda dapat membayangkan peredaran darah seperti jalanan di Inggris. Jalan raya dan jalan besar mencerminkan arteri dan vena; jalan kecil mencerminkan pembuluh darah kecil yang memasok organ tubuh dengan darah. Seperti jalanan, aliran darah di sirkulasi dapat terganggu dan menyebabkan tekanan meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem sirkulasi adalah penghubung antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini membawa nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ, dan sistem organ, serta membawa produk akhir metabolik keluar darinya (Gambar 1).7,8Gambar 1.Jalur sirkulasi darah pada jantung8Sistem sirkulasi memiliki beberapa komponen, yaitu sistem kardiovaskular, sistem limfatik, dan organ pembentuk. Sistem kardiovaskular adalah bagian dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler. dan vena), dan darah yang mengalir di dalamnya. Jantung adalah pompa muskular untuk menggerakkan darah. Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tempat darah mengalir. Darah adalah cairan yang mengalir dalam pembuluh. Jarak semua sel tubuh dari sumber nutrisi ini tidak pernah melebihi satu milimeter. Sistem limfatik juga bagian dari sistem sirkulasi. Sistem ini terdiri dari pembuluh limfe dan nodus limfe yang terletak di dalam pembuluh limfe besar. Organ pembentuk dan penyimpan darah seperti limfe. hati, sumsum tulang, kelenjar timus, dan jaringan limfe, juga berhubungan dengan sistem sirkulasi.7Fungsi dari sistem sirkulasi antara lain transpor, pertahanan suhu tubuh, perlindungan, dan juga buffer tubuh. Pada transpor, makanan, gas, hormon, mineral, enzim, dan zat-zat vital lainnya dibawa darah ke seluruh sel tubuh, serta membawa zat-zat sisa hasil metabolisme sel-sel melalui darah menuju paru-paru, ginjal, atau kulit untuk dikeluarkan dari tubuh. Dalam mempertahankan suhu tubuh, pembuluh darah berkontriksi/menyempit untuk mempertahankan panas tubuh dan berdilatasi/melebar untuk melepaskan panas pada permukaan kulit. Untuk perlindungan, Sistem darah dan sistem limfatik melindungi tubuh terhadap cedera dan invasi/masuknya benda asing melalui sistem imun. Mekanisme pembekuan darah juga mencegah kehilangan darah yang banyak bila terjadi trauma. Sedangkan untuk mekanisme pendaparan (buffering), protein darah memberikan sistem buffer asam-basa untuk mempertahankan pH optimum darah, sehingga proses yang terjadi didalam tubuh dapat berjalan maksimal dan tidak membahayakan (Gambar 2).7Gambar 2.Sirkulasi darah dalam tubuh8KesimpulanPercabangan dari arteri carotis externa memperdarahi sebagian besar tubuh bagian atas terutama leher, waja, dan bagian-bagian dari extremitas bagian superior. Penyediaan dan penyaluran darah tersebut didukung dengan adanya struktur tersendiri dari masing-masing pembuluh darah, yaitu struktur khusus arteri dan vena yang kemudian dapat memfasilitasi peranannya masing masing dengan maksimal. Dengan adanya pengaliran darah keluar jantung, aka nada darah yang kembali menuju jantung juga dan kemudian darah tersebut dibawa oleh aliran balik vena. Aliran balik vena dipengaruhi oleh beberapa factor yang dapat meningkatkan atau menurunkan aliran tersebut menuju ke jantung. Daftar pustaka1. Faiz O,David M.Anatomy ofglance.Jakarta:Erlangga;2004.h.46-522. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional Ed.9. Jakarta:Buku Kedokteran EGC; 2007.h.231-43.3. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Ed.12. Jakarta: EGC; 2004. h.97-117.4. Sadikin M. Biokimia darah. Jakarta: Widya Medika; 2009. h.336-51.5. Sheerwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: Penerbit EGC; 2009.h.421-346. Cambrige Limited. Anatomi fisiologi sistem pernafasan dan kardivaskuler. Ed.3. Jakarta: Penerbit EGC; 2005.h.527. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.218-24. 8. Palmer A, Williams B. Simple guide: tekanan darah tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h.2.

2