Upload
vuliem
View
229
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN AGROINDUSTRI
ANALISIS GAYA MANAJEMEN, MANAJEMEN KONFLIK, MANAJEMEN RISIKO, DAN
PERENCANAAN PROYEK AGROINDUSTRI
Dosen Pembimbing : Arie Febrianto, STP
DISUSUN OLEH :
1. ABRIANA TRISNA SUSANTO (125100318113003)
(http://blog.ub.ac.id/susanto/)
2. RIA AUDINA SISWANTO (125100318113012)
(http://blog.ub.ac.id/riaudina/)
3. NAILAH RAHMAH (125100318113013)
(http://blog.ub.ac.id/nailahrahmah/)
4. RARA ANGELINA PUSPITA HADI (125100318113029)
(http://blog.ub.ac.id/raph/)
FAKULTAS TEKOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian manajemen agroindustri adalah penerapan ilmu manajemen dalam
industri pertanian agar dapat dilakukan secara efisien. Fungsi-fungsi manajemen yang
meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan
harus dijalankan pada setiap tahapan kegiatan agroindustri.
Tahapan dalam agroindustri terdiri dari input, proses produksi dan output.
Tahapan input meliputi bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja dan peralatan yang
dibutuhkan. Tahapan proses produksi mencakup teknologi yang digunakan, kapasitas
mesin dan proses produksinya, sedangkan tahapan output meliputi kuantitas dan
kualitas produk termasuk menjaminan kualitas produknya.
Adanya manajemen dalam agroindustri, diharapkan sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan dapat dimanfaatkan secara optimal dengan tetap mempertimbangkan
keberlanjutannya.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku
maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi
(termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang
berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat
tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi
jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas
manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan
mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi
yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi risiko tertentu.
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui gaya manajemen yang digunakan pada PT.
Sampoerna dengan PT. Pertamina
1.2.2 Mengetahui perbedaan gaya manajemen yang dianut oleh PT.
Sampoerna dan PT. Pertamina
1.2.3 Mengetahui pengertian dan gaya manajemen koperasi
1.2.4 Mengetahui pengertian manajemen konflik dan jenis-jenis konflik
1.2.5 Mengetahui konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi di Indonesia,
dan menganalisis konflik tersebut
1.2.6 Mengetahui pengertian manajemen risiko, pengukuran, dan
pengendalian yang terjadi di PT. Sampoerna
1.2.7 Mengetahui profil dan manfaat secara menyeluruh dari PT. Sido Muncul
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gaya Manajemen
2.1.1 Profil Kedua Perusahaan
a) PT Pertamina (Persero) (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara) adalah sebuah BUMN yang bertugas
mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pertamina
pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun
monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001.
Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas
total 1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950
ton per tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per
tahun. Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin
dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957.
Penggabungan ini terjadi pada 1968.[1] Direktur utama (Dirut) yang
menjabat saat ini adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg
BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama
Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat
sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil
menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia
itu.
b) PT HM Sampoerna Tbk. / PT Hanjaya Mandala Sampoerna (IDX: HMSP)
adalah perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Kantor pusatnya berada
di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan
perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005
kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris
International, perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika Serikat,
mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun. Beberapa merek
rokok terkenal dari Sampoerna adalah Dji Sam Soe dan A Mild. Dji Sam
Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak masa awal
perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga terkenal karena
iklannya yang kreatif di media massa.
2.1.2 Perbedaan Gaya Manajemen Kedua Perusahaan
Pada kedua perusahaan ini terdapat perbedaan gaya manajemen.
Dalam perusahaan PT. Pertamina menggunakan gaya manajemen Indonesia.
Sedangakan PT. Sampoerna menggunakan gaya manajemen Jepang. Berikut ini
adalah analisis gaya manajemen yang dipakai oleh kedua perusahaan tersebut:
a) Dilihat dari segi kepemilikan perusahaan. PT. Pertamina merupakan
anak perusahaan milik Negara yaitu BUMN. Maka dari itu, strategi
manajemen yang dimiliki oleh PT. Pertamina memiliki visi yang
merupakan penanda ciri gaya manajemen Indonesia yaitu kekeluargaan,
gotong royong dan penggunaan pancasila sebagai dasar system
manajemennya.
b) Perusahaan Sampoerna, memiliki gaya manajemen Jepang. Hal ini
ditujukkan dengan adanya ciri kebudayaan Jepang yang masuk dalam
system manajemen dan etika kerjanya. Dapat dibuktikan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam PT. Sampoerna dilakukan
untuk kemajuan yang ingin dicapai oleh PT. Sampoerna , juga adanya
pengaruh agama yang terlihat dari struktur pemilik perusahaan yang
beragama Budha dan keturunan Asia Timur.
2.2 Gaya Manajemen Koperasi
2.2.1 Sekilas Tentang Koperasi
Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya
lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah pengelolaan
yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen. Demikian juga dalam
badan usaha koperasi, manajemen merupakan satu hak yang harus ada demi
terwujudnya tujuan yang diharapkan. Sebab tanpa manajemen yang baik, tujuan
organisasi tidak akan tercapai secara efisien. Selain itu dalam pencapaian tujuan
organisasi sering ada berbagai hal yang bertentangan dengan kepentingan
pribadi beberapa anggota, atau bahkan ada berbagai pihak yang mempunyai
kepentingan yang saling bertentangan. Untuk menjaga keseimbangan antara
para anggota yang mempunyai berbagai kepentingan tersebut sangat
dibutuhkan manajemen yang baik, sehingga pertentangan antaranggota dapat
dikendalikan dan selanjutnya pencapaian tujuan organisasi tidak terganggu.
Prof. Ewell Paul Roy mengatakan bahwa manajemen koperasi
melibatkan 4 (empat) unsur yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan.
Seorang manajer harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para
karyawan agar mempertahankan produktivitas yang tinggi. Karyawan
merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan
(Hendrojogi, 1997). Menurut Suharsono Sagir, sistem manajemen di lembaga
koperasi harus mengarah kepada manajemen partisipatif yang di dalamnya
terdapat kebersamaan, keterbukaan, sehingga setiap anggota koperasi baik yang
turut dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun yang di luar
kepengurusan (angota biasa), memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam
organisasi koperasi.
2.2.2 Keadaan Koperasi Indonesia
Unsur Pengawas seperti yang terdapat pada alat perlengkapan
organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah merupakan perpanjangan tangan
dan anggota, untuk mendampingi Pengurus dalam melakukan fungsi kontrol
sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Keberhasilan
koperasi tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi tersebut dalam
mengembangkan organisasi dan usaha koperasi, yang dapat memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota. Dan sudut pandang proses,
manajemen koperasi lebih mengutamakan demokrasi dalam pengambilan
keputusan. Istilah satu orang satu suara (one man one vote) sudah mendarah
daging dalam organisasi koperasi. Karena itu, manajemen koperasi ini sering
dipandang kurang efisien, kurang efektif, dan sangat mahal. Terakhir, ditinjau
dan sudut pandang gaya manajemen (management style), manajemen koperasi
menganut gaya partisipatif (participation management), di mana posisi anggota
ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan
manajemen perusahaannya. Sitio dan Tamba (2001) menyatakan badan usaha
koperasi di Indonesia memiliki manajemen koperasi yang dirunut berdasarkan
perangkat organisasi koperasi, yaitu: Rapat anggota, pengurus, pengawas, dan
pengelola.
2.2.3 Hasil Analisis
Menurut kelompok kami, gaya manajemen pada koperasi ialah gaya
manajemen partisipatif. Pola umum manajemen koperasi yang partisipatif
tersebut menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi.
Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur.
Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision
area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang dilakukan
secara bersama (shared decision areas) adapun lingkup keputusan masing-
masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut yaitu rapat anggota,
pengurus, pengawas, dan pengelola. Hal ini telah sesuai dengan kultur Indonesia
yang menerapkan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2.3 Manajemen Konflik
2.3.1 Pengertian Konflik
Konflik adalah pergesekan atau friksi yang terekspresikan di antara dua
pihak atau lebih, di mana masing-masing mempersepsi adanya interferensi dari
pihak lain, yang dianggap menghalangi jalan untuk mencapai sasaran. Konflik
hanya terjadi bila semua pihak yang terlibat, mencium adanya ketidaksepakatan.
2.3.2 Sumber Konflik
Konflik dalam suatu organisasi, termasuk di dalamnya organisasi sekolah
pada dasarnya bersumber dari tiga hal, yaitu: pertama, masalah
komunikasi; kedua,struktur organisasi; dan ketiga, faktor manusia itu sendiri.
Sumber pertama komunikasi, pesan, saluran dan penerimaan. Sumber
kedua adalah struktur organisasi yang secara potensial dapat memunculkan
konflik, karena masing-masing unit organisasi memiliki kepentingan yang saling
bisa berbenturan dan bergesekan. Sumber ketiga adalah faktor manusia, yaitu
karena sifat-sifat kepribadian yang beragam dan unik dapat memunculkan
konflik.
2.3.3 Faktor-Faktor Konflik
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi konflik antara
lain: pertama, ciri umum pihak-pihak yang berkonflik; kedua, hubungan pihak-
pihak yang berkonflik sebelum terjadinya konflik; ketiga, sifat masalah yang
menimbulkan konflik;keempat, lingkungan sosial di mana konflik terjadi; kelima,
kepentingan pihak-pihak yang berkonflik; keenam, strategi yang biasa digunakan
oleh pihak-pihak yang berkonflik; dan ketujuh, konsekuansi konflik terhadap
yang berkonflik dan terhadap pihak lain.
2.3.4 Evaluasi Konflik
Evaluasi konflik adalah suatu upaya untuk menentukan kualitas suatu
konflik yang telah dirumuskan. Kualitas suatu konflik dapat ditinjau dari dua segi,
yaitu intensitas dan keluasannya. Keduanya saling terkait satu sama lain. Atas
dasar ini, kualitas konflik akan penulis jelaskan sebagai berikut:
1. Konflik ringan/ kecil (Jika intensitas rendah dan keluasaan kecil).
2. Konflik sedang (jika intensitas sedang dan keluasan sedang), dan
3. Konflik besar/ berat (jika intensitas tinggi dan keluasan besar).
Semua konflik dimaksud pada dasarnya perlu mendapat perhatian para
pemimpin dan dicarikan pemecahannya secara baik sesuai dengan situasi dan
dicarikan pemecahannya secara baik sesuai dengan situasi dan kondisi masing-
masing. Namun demikian, sebagai manajer konflik perlu melakukannya
berdasarkan skala prioritas.
2.3.5 Contoh Kasus Manajemen Konflik
Untuk contoh kasus manajemen konflik dalam suatu organisasi,
kelompok kami mengambil contoh kasus konflik yang terjadi di UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari informan yaitu Bpk. Dr. Ahmad
Rifa’i, M.Phil, menurut beliau mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta cukup
baik, terkait dengan Demo (Konflik). Demo (Konflik) itu terbagi
dua. Pertama, Demo (Konflik) kecil yaitu: orangnya tidak terlalu banyak hanya
lingkup mahasiswa fakultas dan aspirasi yang disampaikanpun pada aspek-aspek
tertentu saja, jika fakultas tidak merespon baru datang kesini
(rektorat). Kedua, Demo (Konflik) besar tuntutan di arahkan kepada semua
pimpinan. Di UIN ini setiap tahun mesti ada demo (konflik) beliau melanjutkan.
Indikasi konflik mahasiswa dengan Birokrasi UIN yaitu terkait dengan
urusan uang (SPP, dsb), disamping itu juga mahasiswa sering melakukan aksi
Demo (Konflik) terkait dengan keadaan sosial dan politik yang terjadi di Negara
Indonesia tercinta ini, seperti Demo (Konflik) Bahan Bakar Minyak (BBM, Dsb).
2.3.6 Analisis Konflik
Konflik merupakan bagian dari kehidupan umat manusia. Sepanjang
seseorang masih hidup hampir mustahil menghilangkan konflik di muka bumi
ini. Konflik antar perorangan dan antar kelompok merupakan bagian dari sejarah
umat manusia. Konflik tidak mungkin terjadi apabila pihak yang kuat bersedia
berkorban bagi yang lemah (kompromi) begitu pula sebaliknya, konflik sosial
akan terjadi ketika pihak-pihak yang berkonflik menggunakan kekuatan untuk
membela kepentingannya. Konflik sosial yang ada akan berkembang pada
keputusan-keputusan yang baik apabila adanya kompromi dan kesepakatan
bersama. Konflik mahasiswa dengan kebijakan rektorat bernilai positif untuk
menghidupkan norma-norma, hak dan kewajiban yang sudah ada atau
memunculkan norma-norma baru yang disepakati. UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta memiliki peluang besar untuk gagasan-gagasan baru (tajdid) yang
berawal dari serangkaian demo (konflik).
2.4 Manajemen Risiko
2.4.1 Profil Perusahaan
PT HM Sampoerna Tbk. / PT Hanjaya Mandala Sampoerna (IDX: HMSP)
adalah perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Kantor pusatnya berada di
Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang
dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya
berpindah tangan ke Philip Morris International, perusahaan rokok terbesar di
dunia dari Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun.
Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah Dji Sam Soe dan A Mild.
Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak masa awal
perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga terkenal karena iklannya
yang kreatif di media massa.
2.4.2 Identifikasi Risiko
Kegiatan manajem resiko dipengaruhi oleh falsafah umum perusahaan
yang bekenaan dengan asuransi.
1. Hilangkan atau kurangi kondisi dan praktek yang menyebabkan kerugian
yang dapat diasuransikan.
2. Bila resiko tak dapat dihilangkan atau dikurangi sampai tingkat yang
dapat dikerjakan :
a. Beli asuransi komersial yang akan memberikan idemnity bagi
kerugian bencana besar ( catastropic losses)
b. Asuransi ( penanggungan ) sendiri terserah pada judgement terbaik
bagi perusahaan jika resiko-resiko itu dipertimbangkan tidak begitu
penting ditinjau dari sudut operasi keuangan perusahaan.
Tetapi, dalam peristiwa mana saja, usahakan menanggung sebagian
resiko dan mengasuransikan sebagian yang lainnya, sepanjang reduksi premi
atau pengurangan premi menarik secara ekonomis.
2.4.3 Tanggung Jawab Pengelolaan Resiko Oleh Pegawai dan Direktur
Terhadap Pemilik
Pegawai dan direktur dunia usahamempunyai tanggung jawab hukum
terhadap pemegang saham atau pemilik perusahaan bagi pengelolaan resiko
murni. William and Heins ( 1985 ) memberikan salah satu contoh pernyataan
batas-batas tanggung jawab seseorang manajer resiko dari suatu perusahaan,
sebagaimana terlihat dibawaah ini.
2.4.4 Daerah Tanggung Jawab Untuk Manajer Resiko Fulltime
Menentukan resiko dan evaluasi (mengidentifikasikan exposure potensi
kerugian dan ukuran kerugian). Pembelanjaan resiko (menentukan tingkat
asuransi yang dapat dikurangi ( deductible ) dan batas polis, apakah untuk
mengasuransikan atau menanggungnya dan menempatkan perlindungan
asuransi ).
Rekayasa atau engineering pencegahan kerugian ( merancang sistem-
sistem mekanik dan prosedur-proedur untuk mencegah atau meminimalkan
kerugian atas kekayaan dari musibah seperti : api, badai, peledakan, dan
sebagainya). Keamanan ( administrasi keamanaan personalia dan penyehatan
prosedur keamanan untuk mencegah atau meminimalkan kerugian harta yang
disebabkan oleh perilaku yang berasal dari manusia seperti kejahatan,
pencurian, pengrusakan dan huru-hara ).
2.4.5 Administrasi Pelaksanaan Program
Manajemen resiko dalam perusahaan besar memelihara pencatatan dari
bermacam-macam jenis, antaranya yang paling penting adalah kontrak asuransi,
termasuk tanggal jatuh temponya, pencatatan valuasi yang menyebabkan atu
menunjukkan nilai dan alokasi semua kekayaan, catatan personalia, analisis
secara keseluruhan dari tipe kerugian yang berbeda yang dihadapi perusahaan
dan data kerugian sebelumnya.
2.4.6 HUBUNGAN MANAJEMEN RESIKO DENGAN FUNGSI-FUNGSI LAIN
DALAM PERUSAHAAN
1. HUBUNGAN DENGAN FUNGSI AKUNTING
Bagian akunting menjalankan kegiatan manajemen resiko yang penting, yaitu:
a. Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan, dengan
jalan menjalankan internal control dan internal audit.
b. Melalui rekening aset bagian akunting mengidentifikasikan dan
mengukur exposure kerugian terhadap harta
c. Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang bagian akunting
mengukur risiko piutang dan mengalokasikan cadangan dana exposure
kerugian piutang.Bagian akunting juga dapat menimbulkan resiko,
misalnya saja penggunaan komputer, resiko tanggung-gugat karena
kemungkinan terjadi kesalahan dalam penyajian informasi.
2. HUBUNGAN DENGAN FUNGSI KEUANGAN
Bagian keuangan banyak melakukan banyak penetapan yang
mempengaruhi manajemen resiko.
a. Manajer resiko biasanya bawahan Direktur Keuangan
b. Bagian keuangan menganalisis pengaryh turunnya profit dan
cash flow
c. Dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan
yang mahal atau gedung baru, maka manajer finansial
seharusnya mempertimbangkan resiko murni yang tercipta
karena tindakan itu.
d. Jika perusahaan meminjam uang dengan menggunakan harta
sebagian kolateral, biasanya pemberi pinjaman menuntut agar
harta diasuransikan, yang selanjutnya akan melibatkan
manajemen asuransi.
3. HUBUNGAN DENGAN MARKETING
Kegiatan marketing dapat menciptakan resiko, terutama resiko
tanggung-gugat. Misalnya perusahaan bisa dituntut oleh pihak luar
karena berkenaan dengan penggunaan packaging yang tidak sesuai
dengan pesanan.
4. HUBUNGAN DENGAN BAGIAN PRODUKSI
Kegiatan produksi juga banyak menciptakan resiko. Dalam mendesain
atau membuat produk atau memberikan service, pekerja seringkali
diekspose pada kecelakaan kerja. Karena itu Bagian Produksi haruslah
mengidentifikasikan dan mengevaluasi bahaya-bahaya yang terkait
dengan proses, servis dan produk. Untuk itu pengawasan terhadap
produksi dijalankan mulai dari disain, pengawasan operasi, pengujian
mutu bahan dan hasil akhir, pemakaian package yang tidak beracun
dan lain sebagainya.
5. HUBUNGAN DENGAN ENGGINERING DAN MAINTENANCE
Bagian ini bertanggung jawab untuk disain pabrik, maintenance, dan
melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik dan peralatan, yang
semuanya sangat vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi dan
keparahan kerugian.
6. HUBUNGAN DENGAN BAGIAN PERSONALIA
Bagian personalia mempunyai banyak tanggung jawab dibidang resiko.
Contoh yang paling jelas adalah perencanaan, instalasi, dan
administrasi program-program kesejahteraan pegawai.
Karena Bagian Personalia bertanggung jawab untuk seleksi dan latihan
personil, maka Bagian Personalia yang bertanggung jawab dalam
mengawasi jabatan yang mengandung resiko, misalnya kecelakaan dan
penyakit.
2.5 Perencanaan Proyek Agroindustri
PT. Sido Muncul merupakan salah satu perusahaan jamu terbesar di Indonesia
yang sudah dikenal luas yang telah berdiri sejak tahun 1940. Dikelola oleh Ibu Rahkmat
Sulistio di Yogyakarta, dan dibantu oleh tiga orang karyawan. Banyaknya permintaan
terhadap kemasan jamu yang lebih praktis, mendorong beliau memproduksi jamu dalam
bentuk yang praktis (serbuk), seiring dengan kepindahan beliau ke Semarang, maka
pada tahun 1951 didirikan perusahan sederhana dengan nama Sido Muncul dan Sido
Muncul pun berkembang seiring berjalannya waktu.
PT. Sido Muncul telah banyak melakukan kegiatan komunikasi baik internal
maupun eksternal guna mempertahankan eksistensinya ditengah masyarakat. Kegiatan
komunikasi internal PT. Sido Muncul berupa kegiatan employee relations yaitu
kerjasama antara divisi PR dengan HRD dalam menampung aspirasi/keluhan karyawan
yang yang selanjutnya akan disampaikan kepada pimpinan, sehingga komunikasi antara
pimpinan dan karyawan tetap terjalin baik. Kegiatan komunikasi eksternal PT. Sido
muncul cukup banyak antara lain : Kerjasama Ilmiah, Kemitraan, Kerjasama dengan
Pemerintah Maupun Dinas Terkait, Plan Visit PT. Sido muncul, Kegiatan Sponsorship dan
Charity Activity, Community Relations, Customer Relations, dan Sido Muncul Award.
Salah satu kegiatan komunikasi eksternal PT. Sido Muncul yang terbilang sukses
dan diakui oleh masyarakat maupun pemerintah adalah kegiatan Corporate Social
Responsibility melalui program Mudik Gratis Bersama Sido Muncul. Kegiatan ini
merpukan kegiatan Corporate Social Responsibility yang berbentuk Charity
(kedermawanan). Berbentuk Charity (kedermawanan) karena kegiatan ini sepenuhnya
ditanggung oleh PT. Sido Muncul.
Kegiatan CSR penting bagi sebuah perusahaan karena hasil riset menyatakan
konsumen lebih cenderung membeli produk yang memiliki tanggung jawab sosial. Hal ini
dapat dilihat dari data yang diperoleh dari Sido Muncul dengan adanya kenaikan omset
sebesar 800% pada lima tahun terakhir. Selain itu menghindarkan perusahaan dari
“gesekan” dengan masyarakat khususnya masyarakat lingkungan dimana perusahaan
berada.(majalah MIX 10/30 Oktober – 15 November 2006 dalam artikel “CSR di
Indonesia” oleh: Miranty Abidin)
Latar Belakang dilaksanakan program ini adalah karena karena adanya keinginan
perusahaan untuk memberikan ucapan terimakasih kepada masyarakat khususnya
pedagang jamu yang secara tidak langsung telah membantu memasarkan produk Sido
Muncul. Pada awalnya banyak sekali pilihan itu seperti memberikan THR (Tunjangan Hari
Raya) atau bingkisan tapi ternyata hal itu dirasa kurang menyentuh substansi masalah
yang mereka hadapi pada saat menjelang lebaran yaitu keinginan untuk dapat mudik
secara murah, nyaman, dan aman serta bisa berbarengan dengan teman seprofesi
(sesama penjual jamu). Pada dasarnya penyediaan transportasi publik belum optimal,
sehingga mudik lebaran, bagi masyarakat lapis bawah, yang seharusnya dalam suasana
riang gembira, kadang berakhir dalam suasana pilu dan duka karena pemudik menjadi
bulan-bulanan perusahaan angkutan yang tidak bertanggung jawab. Pemudik
membayar, tapi diperlakukan seperti barang dan tidak manusiawi. Masyarakat rela
berdesak-desakan hanya untuk bisa mudik kekampung halaman mereka.Akhirnya
karena kprihatinan pihak manajemen dengan masalah yang dihadapi para pekerja dari
Jakarta yang ingin merayakan hari Raya Lebaran di daerah asalnya, tetapi selalu
mendapat kesulitan masalah angkutan. Salah satu direksi menyarankan untuk
memberikan hadiah lebaran kepada pedagang jamu dalam bentuk menyediakan
angkutan lebaran bagi mereka dan keluaraga secara gratis.
Kegiatan ini akhirnya rutin dilakukan setiap tahunnya karena banyaknya
tanggapan positif dimasyarakat. Ternyata kegiatan ini sangat bermanfaat bagi
masyarakat khususnya pedagang jamu dan asongan se-Jabodetabek dan Bandung. Hal
utama yang mendorong PT. Sido Muncul untuk terus melakukan kegiatan ini adalah
karena jumlah pemudik yang terus bertambah seiring dengan bertambahnnya jumlah
pedagang jamu diwilayah Jabodetabek yang meningkat setiap tahunnya.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui 4 tahap proses kegiatan PR:
1) Tahap pertama penilitian dalam tahap ini PT. Sido Muncul melakukan
pengumpulan data dan fakta di lapangan melalui riset yang dilakukan divisi
Marketing melalui kuesioner maupun pendekatan personal kepada pedagang
jamu. Dalam tahap ini diketahui aspirasi masyarakat dan latar belakang program
ini dibuat.
2) Tahap kedua adalah perencanaan dalam tahap ini melalui data dan fakta yang
telah diperoleh pada tahap penelitian, PT. Sido Muncul melaksanakan tahap
perencanaan. Data-data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk
menentukan tujuan, identifikasi khalayak, menentukan pesan, menyusun
strategi, menyusun taktik, menentukan skala waktu, dan menentukan sumber
daya.
Dengan hasil:
1. Tujuan : Untuk menciptakan rasa kebersamaan, memperkuat slaturahmi
antara korporat dan masyarakat, memberikan efisiensi biaya dan waktu
untuk masyarakat yang ingin mudik dan memberikan kenyaman dan
keamanan pada masyarakat yang ingin mudik.
2. Identifikiasi Khalayak : objek atau sasarannya adalah para pedagang jamu
SeJabodetabek awalnya kemudian ditahun 2004 sasarannya menjadi
pedagang jamu dan pedagang asongan Se-jabodetabek dan Bandung.
3. Menentukan pesan : pesannya adalah semangat kebersamaan.
4. Strategi dan taktik : tidak ada strategi dan taktik secara khusus.
5. Menetukan skala waktu : dilakukan setiap tahunya seminggu sebelum
lebaran
6. Sumber daya ; anggaran sebesar 8 milyar untuk tahun ini
3) Tahap ketiga adalah pelaksanaan ditahap ini perencanaan yang telah disusun
sebelumnya diaplikasikan secara langsung dilapangan. Ditahap ini PT. Sido
muncul melakukan sosialisasi kegiatan, menentukan lokasi, menetukan
penanggung jawab program dan melakukan pelaksanaan sesuai dengan prosedur
pelaksanaan sebagai patokan.
Kegiatan ini pertama kali diadakan pada tahun 1991 diikuti oleh 2.500 peserta
dg menggunakan 50 unit bus, diberangkatkan dari lapangan Parkir Timur
Senayan. Peserta terus bertambah seiring berjalan waktu. PT. Sido Muncul telah
berhasil memulangkan lebih dari 30.000 peserta ke 6 kota tujuan yaitu Cirebon,
Tegal, Kuningan, Banjarnegara, Wonogiri dan Solo. Pada tahun 2002 SM
mendapatkan dua penghargaan dari menteri perhubungan karena telah berhasil
memulangkan lebih dari 126.500 peserta dan Mankertrans karean telah cukup
banyak membantu pemerintah mengatasi masalah Mudik. Pada tahun 2008
adalah tahun paling istimewa bagi PT. Sido Muncul dibanding tahun-tahun
sebelumnya karena yang biasanya pelepasan hanya dilakukan oleh menteri tapi
pada tahun ini pelepesan peserta langsung dilakukan oleh Wapres Jusuf Kalla.
Pada tahun 2010 kegiatan dilaksanakan pada tanggal 5 september 2010 yang
berbeda ditahun ini ada penambahan stau kota tujuan yaitu Yogyakarta. Kegiatan
ini diikuti oleh 18.000 peserta dengan menggunakan 280 unit bus diberangkatkan
ke 7 kota yaitu Cirebon, Tegal, Kuningan, Banjarnegara, Wonogiri, Solo dan
Yogyakarta. Selain itu yang berbeda ditahun-tahun sebelumnya pelepasan
dihadiri langsung oleh direktur utama PT. Sido Muncul yaitu Bapak Irwan Hidayat
harus diwakilkan oleh ketua panitia yang merupakan direktur marketing PT. Sido
Muncul Bapak Kris Irawan karena beliau sakit dan sedang dirawat di Rumah Sakit.
4) Tahap keempat evaluasi, Evaluasi dilakukan oleh tim kerja dan dilakukan setiap
tahun setelah selesai kegiatan. PT. Sido Muncul akan mencatat kendala – kendala
yang sempat timbul saat pelaksanaan sehingga dapat diperbaiki ditahun depan.
Perusahaan akan berusaha selalu melakukan pembaharuan setiap tahunnya
misalnya dengan menbah armada, menambah kota tujuan maupun menambah
kota pemberangkatan.
Untuk menilai keberhasilan ini digunakan beberapa indikator yaitu :
a. Sasaran (objek/khalayak) : Apakah sasaran bisa terakomodasi semisal
perusahaan harusnya memberangkatkan 1800 tapi yang terangkut cuma 1000.
b. Kepuasan : apakah objek merasa puas atau malah kecewa.
c. Pelaksanaan : dari requitment, fasilitas, keberangkatan, di perjalanan, sampai
nanti di tujuan. Bila ada berapa kendala harus dilakukan catatan-catatan untuk
diperbaiki ditahun berikutnya.
Dalam kegiatan ini selain akan diketahui apa saja hambatannya juga akan di ketahui
dampak kegiatan ini bagi perusahaan. Dampak kegiatan ini :
Aspek ekonomi dalam hal ini meliputi :
1) Kenaikan omzet sebesar 800% dalam 5 tahun terakhir
2) Peningkatan penjualan
Sedangkan aspek sosial yang didapat adalah :
1) Pencitraan yang baik
2) Kepercayaan publik terhadap produk maupun perusahaan
3) Hubungan yang baik antara perusahaan dan publiknya
Sedangkan bagi masyarakat dampak yang diperoleh adalah tentunya yang pertama
adalah biaya yang gratis jadi uang yang seharusnya untuk membeli tiket bisa digunakan
untuk tambahan oleh-oleh dan yang kedua adalah terciptanya hubungan yang baik
antara perusahaan dan masyarakat.
Kegiatan yang awalnya hampir diakhiri hanya karena publikasi yang tidak maksimal
ditahun 1993 akhirnya sekarang menjadi kegiatan sukses yang mampu menjadi pionir
bagi perusahaan lainnya. Dapat dilihat dengan semakin banyaknya perusahaan lain yang
melakukan kegiatan serupa akhir-akhir ini dari perusahaan rokok, mie instan, bahkan
perusahaan jasa seperti bank.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari analisis yang telah kami lakukan, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
kedua perusahaan yang kami ambil sebagai contoh memiliki gaya manajemen yang
berbeda. Pada PT. Pertamina gaya manajemen yang digunakan adalah gaya manajemen
Indonesia, sedangkan PT. Sampoerna menggunakan gaya manajemen Jepang. Pada
manajemen konflik kami mengambil contoh kasus konflik yang terjadi di UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta. Menurut analisis kami, konflik yang terjadi dapat diselesaikan
dengan pendekatan terhadap mahasiswa dengan cara pendekatan diri individu kepada
Tuhan YME.
Pada manajemen risiko kelompok kami mengambil contoh PT. Sampoerna yang
kami analisis melalui identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan pengendalian risiko.
Kemudian pada perencanaan proyek agroindustri kami mengambil contoh PT. Sido
Muncul. Analisis yang kami lakukan adalah mengenai manfaat perusahaan untuk
perusahaan itu sendiri, Negara, dan masyarakat yang ada disekitarnya.
3.2 Saran
Pada pengerjaan tugas sebaiknya tiap-tiap kelompok memahami perintah-
perintah tugas yang telah diberikan. Karena jika kita tidak memahami terlebih dahulu
maka akan salah tafsir dan membuang waktu sia-sia. Selain itu, untuk proses
pengerjaannya dibutuhkan kekompakan antara anggota kelompok. Agar terselesaikan
tepat waktu dan hasilnya maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
http://sopsikil.blogspot.com/2012/12/bab-i-pendahuluan-a.html
http://ervinanana.blogspot.com/2011/10/kondisi-koperasi-indonesia-saat-ini.html
http://nasrikurnialloh.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
http://www.slideshare.net/RasyedaAufa/studi-kasus-konflik-dalam-organisasi?
from_search=1
http://www.sampoerna.com/id_id/about_us/pages/how_we_perform.aspx
http://www.pertamina-ep.com/id/tentang-pep/profil-kami
http://en.wikipedia.org/wiki/sampoerna
http://id.wikipedia.org/wiki/pertamina
diakses pada tanggal 9 Juni 2013.