21
BAB I PENDAHULUAN Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis. Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis. Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit (sekitar 2-5% berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit mata). Insidensi blefaritis menurut WHO : Blefaritis staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun dan biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadi pada pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan 1

blefaritis referat

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada

kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak

pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai

dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata

yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal

ditemukan di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya

berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan

kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman

streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas.

Di kenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.

Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat

lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.

Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit

(sekitar 2-5% berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit

mata). Insidensi blefaritis menurut WHO : Blefaritis staphylococcal sering terjadi

pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun dan biasanya disertai dengan mata kering

pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadi pada pria dan wanita pada

rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada 33% kasus, sedangkan pada

blefaritis meibom juga umum terjadi pada pria dan wanita pada usia rata-rata 50

tahun, dan disertai syndrom mata kering sekitar 20-40%.

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi

2.1.1 Palpebra

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta

mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.

Palpebra merupakan alat penutup mata yang berguna untukmelindungi bola mata

terhapat trauma, trauma sinar dan pengeringan mata.

Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang di

bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.

Pada kelopak terdapat bagian-bagian :

Lapisan kulit (pada bagian depan)

Kulit palpebral memiliki karakteristik yang berbeda dengan kulit di bagian tubuh

lainnya, yaitu: tipis, longgar, elastis dengan sedikit folikel rambut tanpa lemak

subkutan.

M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah,

dan terletak di bawah kulit kelopak. M. Orbikularis berfungsi menutup bola mata

yang dipersarafi N. fasial. M. Levator palpebra berfungsi untuk mengangkat

kelopak mata atau membuka mata.

Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar

zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus.

Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar

di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosa berasal dari rima orbita

merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

2

2.1.2 Konjungtiva

Konjungtiva merupakan lapisan mukosa (selaput lendir) yang melapisi palpebra

bagian dalam dan sklera

dibagi menjadi konjungtiva bulbi, palpebra, dan forniks

Lapisan-lapisan konjungtiva dari luar ke dalam tersusun atas epitel, stroma, dan

endotel.

Pembuluh darah yang ke konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri

palpebralis.

Fungsi dari konjungtiva adalah :

memproduksi air mata

menyediakan kebutuhan oksigen ke kornea ketika mata sedang terbuka

melindungi mata dengan mekanisme pertahanan nonspesifik yang berupa

barier epitel, aktivitas lakrimasi, dan menyuplai darah

pertahanan spesifik berupa mekanisme imunologis seperti sel mast, leukosit,

adanya jaringan limfoid pada mukosa tersebut dan antibodi dalam bentuk IgA

3

2.2 DEFINISI

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada

kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak

pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai

dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata

yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal

ditemukan di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya

berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan

kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman

streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas

2.3KLASIFIKASI BLEFARITIS

2.3.1 Berdasarkan Etiologi

a. Blefaritis Alergi

Blefaritis alergi dapat disebabkan oleh rangsangan kronik / menahun akibat dari

debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik.

b. Blefaritis Bakterial

 

1) Blefaritis superfisial

Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka

pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan

sulfisolksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas

basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual

kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom

(Meibormianitis), yang biasanya menyertai

2) Blefaritis Seboroik

Merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya terjadi

pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa

kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar meiborn, air mata

berbusa pada kantus lateral, hiperemia, dan hipertropi pupil pada konjungtiva.

4

Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis, dan

jaringan keropeng. Pengobatannya adalah dengan membersihkan menggunakan

kapas lidi hangat. Kompres hangat sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan

dibersihkan dengan shampo bayi.

Gejala yang timbul :

- Tepi kelopak mata yang hiperemis dn berminyak, disertai kerontokan bulu

mata

- Skuama yang terbentuk halus dan dapat berlokasi dimana saja pada tepi

kelopak mata, maupun menempel pada bulu mata.

3) Blefaritis Skumosa

            Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai adanya skuama atau krusta

pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit.

Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit didaerah akar

bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Penyebabnya

adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien dengan  blefaritis skuamosa

akan terasa gatal dan panas. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna

halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah

dikupas dari dasarnya mengakibatkan pendarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa

ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampo bayi, salep mata, dan

steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien.

 

4) Blefaritis Ulseratif

            Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat

infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna

kekuning-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan

mengeluarkan darah disekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang

terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan terjadi luka dngan

disertai pendarahan. Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik

sedangkan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau

basitrasin. Apabila ulseratif mengalami peluasan, pengobatan harus ditambah

antibiotik sistemik dan diberi roboransia.

 

5

5) Blefaritis Angularis

            Merupakan infeksi staphlococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau

kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus

dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum

lakrimal. Blefaritis angularis disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Kelainan ini

biasanya bersifat rekuren. Befaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan

seng sulfat. Penyulit pada punctum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan

menyumbat duktus lakrimal.

6) Blefaritis Meibomianitis

            Merupakan infeksi pada kelenjar meibom yang akan mengakibatkan tanda

peradangan lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan

kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali

disertai antibiotik lokal.

 

c. Blefaritis Virus

1) Herpes Zoster

            Virus ini dapat memberikan infeksi pada ganglion saraftrigeminus

Biasanya.virus ini akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yag terkena

ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata

dan kelopak mata atas. Gejala tidak akan melampaui garis medin kepala dengan

tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena

dan badan terasa demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada

kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus

superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.

      

2) Herpes Simplex

            Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang

sama pada bibir merupakan tanda herpes simplex kelopak. Dikenal bentuk blefaritis

simplex yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta

kuning basah pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan kedua kelopak lengket.

6

d. Blefaritis Jamur

Infeksi superfisial

Infeksi jamur dalam

Blefaritis pedikulosis : kadang-kadang pada penderita dengan higiene yang buruk

akan dapat bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.

2.3.2 Berdasarkan Lokasi

a. Blepharitis Anterior

Blepharitis anterior biasanya mengenai area disekitar basis bulu mata.

Berdasarkan etiologinya, blepharitis anterior dapat dibedakan menjadi blepharitis

staphyloccocal yang terutama disebabkan oleh bakteri staphyloccocus aureus.

Penyebab lainnya adalah bakteri staphyloccocus epidermidis atau

staphylococcus koagulase negatif. Jenis kedua dari blepharitis anterior adalah

blepharitis seborrhoik yang disebabkan oleh bakteri pytirosporum ovale. Kedua

jenis blepharitis ini juga dapat muncul secara bersamaan sebagai suatu

blepharitis anterior tipe campuran.

Peradangan pada blepharitis staphyloccocal diduga timbul sebagai akibat dari

adanya respon sel yang abnormal terhadap komponen dinding sel bakteri

Staphyloccocus aureus.

Blepharitis seborheik sering berhubungan dengan kelainan seborheik general

yang dapat mengenai lapisan kulit kepala, lipat nasolabial, bagian belakang

telinga dan juga sternum. Karena letak palpebra yang terlalu dekat dengan

permukaan bola mata dapat memicu terjadinya peradangan sekunder

sertaperubahan mekanis pada konjungtiva dan kornea.

b. Blepharitis Posterior

Blepharitis Posterior merupakan peradangan pada kelopak mata akibat

adanya disfungsi dari kelenjar meibom. Seperti blepharitis anterior, penyakit ini

bersifat bilateral, kondisi kronik. Blepharitis anterior dan posterior dapat terjadi

bersamaan.

Blepharitis posterior disebabkan oleh adanya disfungsi kelenjar meibom dan

perubahan sekresi kelenjar meibom. Enzim Lipase yang dilepaskan oleh bakteri

menyebabkan pembentukan asam lemak. Keadaan ini menyebabkan

7

peningkatan titik lebur meibom sehingga menghambat pengeluarannya dari

kelenjar.

Hal ini berpengaruh terhadap timbulnya iritasi permukaan okuler dan

memungkinkan terjadinya pertumbuhan bakteri terutama jenis Staphylococcus

aureus. Hilangnya komponen posfolipid film air mata yang seharusnya berperan

sebagai surfaktan mengakibatkan peningkatan osmolaritas dan penguapan air

mata dan ketidakstabilan air mata.

2.4GEJALA KLINIS

2.4.1 Secara Umum

1) kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka

terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

2) Mata terasa terganjal / terasa ada sesuatu pada kelopak.

3) Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah.

4) pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.

5) Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.

6) Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika

keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan.

7) Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata

sukar dibuka.

Tanda :

• Skuama pada tepi kelopak

• Jumlah bulu mata berkurang

• Obstruksi dan sumbatan duktus meibom

• Sekresi Meibom keruh

• Injeksi pada tepi kelopak

• Abnormalitas film air mata

8

2.4.2. Secara Spesifik

a) Blefaritis Ulseratif:

Pada kasus blefaritis ini bulu mata rontok dan tidak dapat diganti oleh yang

baru sehingga menyebabkan pasien fotofobi.

Iritasi, rasa terbakar dan gatal pada tepi kelopak mata.

Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada

bulu mata. Jika sisik dilepas tampak ulkus-ulkus kecil di tepian palpebra.

Palpebra merah.

Terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau kearah bola

mata (trikiasis) yang akan menyebabkan ulserasi kornea.

b) Blefaritis Non ulseratif (sebhoroik)

Bulu mata cepat rontok tetapi masih dapat diganti dengan yang baru

Iritasi, rasa terbakar dan gatal pada tepi kelopak mata

Tidak ditemukan krusta tetapi terdapat skuama pada pangkal bulu mata,

kepala, alis, telinga

Tidak terjadi ulserasi

Tepian palpebra tidak begitu merah

9

2.5PATOFISIOLOGI

Terjadi kolonisasi mikroorganisme pada mata yang menyebabkan minyak

berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan

yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit,

kemudian terjadi invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan pada sekitar

kelopak mata yang mengakibatkan kerusakan sistem imun atau terjadi kerusakan

yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enzim.

Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat diperberat dengan adanya dermatitis

seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.

2.6DIAGNOSA

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.

Difokuskan pada pemeriksaan kelopak mata

a. Inspeksi :

Pada kasus blefaritis ini diinspeksi bulu mata rontok sehingga

menyebabkan pasien fotofobi

Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada

bulu mata atau terdapat skuama.

Jika sisik dilepas tampak ulkus-ulkus kecil di tepian palpebra

Palpebra merah atau tidak terlalu merah.

Terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau kearah

bola mata (trikiasis) yang akan menyebabkan ulserasi kornea.

b. Palpasi

Terdapat penebalan palpebra, nyeri tekan daerah palpebra (kelopak mata)

10

c. Pemeriksaan penunjang ( pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui

penyebabnya):

1) Uji Laboratorium.

2) Radiografi

Fluorescein Angiografi

Computed Tomografi

d. Pemeriksaan dengan slit lamp

2.7PENATALAKSANAAN

1) Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari semua jenis

blefaritis adalah menjaga kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari

kerak. Sangat dianjurkan untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan

bedak atau kosmetik saat dalam penyembuhan blefaritis, karena jika kosmetik

tetap digunakan maka akan sulit untuk menjaga kelopak mata tetap bersih.

2) Terapi meliputi pembersihan secara cermat setiap hari batas tepi kelopak

mata (palpebra) menggunakan aplikator berujung kapas, shampo noniritatif

seperti shampoo bayi tidak pedih dimata, air dan gosokan lembut. Dapat

diberikan kompres air hangat pada kedua mata.

3) Menggunakan teknik aseptic, pasien atau perawat mengangkat krusta

dengan waslap dan memberikan antibiotika dan steroid topical untuk kasus

yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

4) Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk

mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri. Bisa digunakan

sampo bayi atau pembersih khusus. Untuk membantu membasmi bakteri

kadang diberikan salep antibiotik (misalnya erythromycin atau sulfacetamide)

atau antibiotik per-oral (misalnya tetracycline). Jika terdapat dermatitis

seboroik, harus diobati. Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan

mengoleskan jeli petroleum pada dasar bulu mata.

2.8 PROGNOSIS

11

Bisa menyebabkan komplikasi dan terjadi kekambuhan. Namun, blefaritis tidak

menyebabkan kerusakan pandangan dan penglihatan.

2.9KOMPLIKASI

1) Syndrome mata kering

Adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada blefaritis. Syndrome

mata kering (keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak

bisa memproduksi air mata yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat.

Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang.

Syndrome ini dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis

seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan karena kualitas

air mata yang kurang baik.

Gejalanya ditandai dengan nyeri atau kering, sekitar mata, dan ada

yang mengganjal di dalam mata dengan penglihatan yang buram. Semua

gejala tersebut dapat dihilangkan dengan menggunakan obat tetes mata yang

mengandung cairan yang dibuat untuk bisa menggantikan air mata.

2) Konjungtivitis

Adalah peradangan pada mata. Ini terjadi ketika ada bakteri didalam

kelopak mata. Kondisi ini menyebabkan efek buruk pada penglihatan. Pada

banyak kasus konjungtivitis akan hilang setelah dua atau tiga minggu tanpa

perlu pengobatan. Antibiotik berupa obat tetes mata disarankan untuk

mengurangi gejala, atau untuk menghindari infeksi berulang. Akan tetapi,

pada beberapa kasus masih didapatkan bahwa penggunaan antibiotik tetes

tidak lebih cepat memperbaiki kondisi dibanding dengan menunggu sampai

kondisi itu kembali lagi tanpa pengobatan apapun.

12

3) Kista meibom

Adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi

ketika salah satu kelenjar meibom meradang da menyebabkan blefaritis. Kista

umumnya tapa rasa sakit, kecuali jika disertai dengan infeksi, yang

memerlukan antibiotik. Penggunaan kompres hangat untuk kista bisa

membuat kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang dengan

sendirinya. Jika kista tetap ada, ini dapat dihilangkan dengan bedah

sederhana dengan anastesi lokal.

4) Bintil pada kelopak mata

Bintil pada kelopak mata ini merupakan benjolan yang nyeri yang

terbentuk di luar kelopak mata. Ini disebabkan karena infeksi bakteri pada

folikel bulu mata (yang berlokasi di dasar bulu mata). Pada kasus ringan bisa

disembuhkan dengan kompres hangat pada daerah sekitar bintil. Namun,

pada kasus yang berat perlu diberikan antibiotik salep dan tablet.

13