22
Created by : Faridah Janequinta Jarisa Alfi Yuliyanti Robin Hernandez BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL BIOTECHNOLOGY CONVENTIONAL

Bioteknologi konvensional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bioteknologi konvensional

Created by :Faridah JanequintaJarisa Alfi YuliyantiRobin Hernandez

BIOTEKNOLOGI KONVENSIONALBIOTECHNOLOGY CONVENTIONAL

Page 2: Bioteknologi konvensional

Bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu.Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim

Bioteknologi Konvensional

Page 3: Bioteknologi konvensional

Biotechnology that uses microorganisms to produce alcohol, acetic acid, sugar, or food ingredients, such as tempeh, tape, oncom, and soy sauce.Assisted processes of microorganisms, for example by fermentation, among other results tempe, tape, soy sauce, and so on, including cheese and yogurt. The process is considered a biotechnology past.Characteristic seen in conventional biotechnology, namely the direct use of living things and do not yet know the use of enzymes

Biotechnology Conventional

Page 4: Bioteknologi konvensional

Pengolahan produk susuSusu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti :

yoghurt, keju, mentega.

Produk makanan nonsusuKecapTempeTape

Pengolahan Bahan Makanan

Page 5: Bioteknologi konvensional

Processing of dairy productsMilk can be processed into new forms, such as :

yogurt, cheese, and butter.

Food products nonsusuSoy souceTempehTape

Food Processing

Page 6: Bioteknologi konvensional

Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak dibuang.Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC.Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat.Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.

Yoghurt

Page 7: Bioteknologi konvensional

To make yogurt, pasteurized milk first, then most of the fat removed.Microorganisms that play a role in the manufacture of yoghurt, namely Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophillus.Both bacteria are added to the milk with an equal number, then stored for 5 hours at a temperature of ± 45 °.During storage the pH will drop to 4.0 as a result of the activities of lactic acid bacteria.Furthermore, milk is cooled and can be given a taste.

Yoghurt

Page 8: Bioteknologi konvensional

Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus.Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat.Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90 derajad C atau dipasteurisasi, kemudian didinginkan sampai 30 derajad C. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat,kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.

Keju

Page 9: Bioteknologi konvensional

In the manufacture of cheese used lactic acid bacteria, namely Lactobacillus and Streptococcus.The bacteria function ferment lactose into lactic acid in milk.Cheese-making process begins by heating milk with a temperature of 90 degrees C or pasteurized, then cooled to 30 degrees C.Furthermore, lactic acid bacteria are mixed.As a result of bacterial activity is the pH decreased and separate milk into solid curds and liquid whey,then added to the enzyme renin from the stomach veal to collect the curds.The enzyme renin today has been replaced with an artificial enzyme, namely klimosin.The curd is formed subsequently heated at a temperature of 32oC - 420oC and added salt, then pressed to remove water and stored to mature. The whey that is formed is squeezed and then used to feed cow.

Chesee

Page 10: Bioteknologi konvensional

Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonosto ceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.

Mentega

Page 11: Bioteknologi konvensional

Making butter using a microorganism Streptococcus lactis and Lectonosto ceremoris.These bacteria form the acidification process.Furthermore, given the taste of certain milk and butterfat separated.Then butterfat butter stirred to produce a ready to eat.

Butter

Page 12: Bioteknologi konvensional

Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus wentii dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu.Jamur Aspergillus wentii bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.

Kecap

Page 13: Bioteknologi konvensional

    In the manufacture of soy sauce, mushrooms, Aspergillus wentii wheat grown on the skin first.Fungus Aspergillus wentii together with lactic acid bacteria which grow on soy that have been cooked to destroy the wheat mixture.After the fermentation process lasts long enough carbohydrates will ultimately produced soy products.

Soy Sauce

Page 14: Bioteknologi konvensional

Pembuatan kecap dengan cara fermentasi di Indonesia, secara singkat adalah sebagai berikut:1. kedelai dibersihkan dan direndam dalam air pada suhu kamar selama

12 jam, kemudian direbus selama 4-5 jam sampai lunak.2. Setelah direbus, kedelai ditiriskan dan didinginkan di atas tampah.3. Tampah tersebut ditutup dengan lembaran karung goni, karung terigu,

atau lembaran plastik. Karena terus berulang kali dipakai, bahan yang digunakan sebagai penutup ini biasanya mengandung spora, sehingga berfungsi sebagai inokulum.

4. Spora kapang Aspergillus wentii akan bergerminasi dan tumbuh pada substrat kedelai dalam waktu 3 sampai 12 hari pada suhu kamar.

5. Kapang dan miselium yang terbentuk akibat fermentasi inilah yang dinamakan koji.

6. Selanjutnya, koji diremas-remas, dijemur, dan kulitnya dibuang.7. Koji dimasukkan ke dalam wadah dari tanah, tong kayu, atau tong

plastik yang berisi larutan garam 20-30 persen.8. Campuran antara kedelai yang telah mengalami fermentasi kapang

(koji) dengan larutan garam inilah yang dinamakan moromi.9. Fermentasi moromi dilanjutkan selama 14-120 hari pada suhu kamar.

Proses Pembuatan Kecap

Page 15: Bioteknologi konvensional

Making soy sauce by fermentation in Indonesia, in brief is as follows:

soybeans are cleaned and soaked in water at room temperature for 12 hours, then boiled for 4-5 hours until tender.Once boiled, drained and cooled soybean above Tampah.Tampah was covered with sheets of burlap sacks, flour sacks or plastic sheets. Due to continued repeatedly used, the material used as a cover is typically contain spores, so it serves as an inoculum.Aspergillus spores will wentii bergerminasi and soybeans grown on substrates within 3 to 12 days at room temperature.Fungi and mycelium formed by fermentation are called koji.Furthermore, koji kneaded, dried, and its skin removed.Koji is inserted into the container from the ground, wooden barrels, or plastic barrel containing 20-30 percent salt solution.Mixture of fermented soybeans that have undergone mold (koji) with saline solution are called moromi.Moromi fermentation was continued for 14-120 days at room temperature.

Making Ketchup

Page 16: Bioteknologi konvensional

10. Setelah itu, cairan moromi dimasak dan kemudian disaring11. Untuk membuat kecap manis, ke dalam filtrat ditambahkan gula merah

dan bumbu-bumbu lainnya, diaduk sampai rata dan dimasak selama 4-5 jam.

12. Untuk membuat kecap asin, sedikit gula merah ditambahkan ke dalam filtrat, diaduk, dan dimasak selama 1 jam.

13. Kecap yang telah masak, selanjutnya disaring dengan alat separator untuk memisahkan kecap dari berbagai kotoran, kemudian didinginkan.

14. Langkah akhir pembuatan kecap adalah memasukkannya ke dalam botol gelas, botol plastik, atau botol pet. Beres Deh OK

15. Secara tradisional, kecap dibuat dengan proses fermentasi, yaitu menggunakan jasa mikroorganisme kapang, khamir, dan bakteri untuk mengubah senyawa makromolekul kompleks yang ada dalam kedelai (seperti protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi senyawa yang lebih sederhana, seperti peptida, asam amino, asam lemak dan monosakarida.

16. Adanya proses fermentasi tersebut menjadikan zat-zat gizi dalam kecap menjadi lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan oleh tubuh.

Proses Pembuatan Kecap

Page 17: Bioteknologi konvensional

After that, the liquid is cooked moromi and then filtered. To make the soy sauce, into the filtrate was added brown sugar and spices, stirring until smooth and cook for 4-5 hours. To make the soy sauce, a little brown sugar added to the filtrate, stirred, and cooked for 1 hour. Ketchup that has been cooked, then filtered with a separator to separate the sauce from various impurities, then cooled.The final step of making soy sauce is put into glass bottles, plastic bottles, or pet bottles. raditionally, soy sauce is made with a fermentation process, which uses microorganisms services molds, yeasts, and bacteria to transform the complex macromolecular compounds present in soy (such as proteins, fats, and carbohydrates) into simpler compounds, such as peptides, amino acids, fat and monosaccharides.The existence of the fermentation process makes the nutrients in soy sauce to be more easily digested, absorbed and utilized by the body.

Making ketchup

Page 18: Bioteknologi konvensional

Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi.Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang.Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus

Rhyzopus oligosporusRhyzopus stoloniferRhyzopus arrhizusRhyzopus oryzae.

Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe.Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan kali lipat.

Tempe

Page 19: Bioteknologi konvensional

To make tempeh, soy-based materials needed in addition is also required yeast.Yeast is a collection of spores of microorganisms, in this mold.In the process of making tempeh at least four types of molds required from the genus Rhizopus

Rhyzopus oligosporusRhyzopus stoloniferRhyzopus arrhizusRhyzopus oryzae.

Mycelium of the mold will bind the pieces of soya beans and tempeh memfermentasikannya into products.The fermentation process causes chemical changes in proteins, fats, and carbohydrates.These changes increase the protein content of tempe to nine-fold

Tempeh

Page 20: Bioteknologi konvensional

Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi dari spora Aspergillus oryzae Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol.Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman

Tape

Page 21: Bioteknologi konvensional

Tape is made from basic materials of cassava using yeast cells from the spores of Aspergillus oryzaeYeast produces enzymes that convert starch into sugar in the form of products and alcohol.Our society is making a tape is based on experience.

Tape

Page 22: Bioteknologi konvensional

Thank You