25
1 BIOLOGI DARI LAKTASI ANATOMI KELENJAR SUSU A) Dilihat Dari Luar : Kelenjar susu sapi sebenarnya merupakan gabungan dari empat kelenjar susu (KS) menjadi susatu bangunan yang merupakan ambing kanan dan kiri yang dari luar namapak jelas terpisah. Ambing sebenarnya merupakan kelenjar kulit yang diliputi oleh bulu atau pada puting susu rambut, kecuali pada puting tidak ditumbuhi rambut. Ambing terpisah menjadi bagian kanan dan kiri oleh suatu sulcus yang berjalan longitudinal yang disebut sulcus intermamaria. Kadang-kadang bagian depan dan belakang dari ambing dipisah oleh suatu sulcus pula ; hal ini tidak diinginkan. Kwartir depan lebih kecil dibandingkan dengan kwartir belakang. 60% dari sekresi air susu berasal dari kwartir belakang. Puting susu sapi biasanya ada empat buah : kadang-kadang terdapat lebih dari empat puting susu, keadaan ini disebut supranumeraryteat. Puting susu ekstra ini biasanya terletak disebelah belakang. Sebaiknya puting yang berlebihan itu dihilangkan sebelum pedet mencapai umur satu tahun, hal ini untuk mencegah terjadinya mastitis. Berat ambing tergantung umur, masa laktasi, banyaknya air susu didalam ambing dan faktor genetis, beratnya berkisar antara 14,4 – 165,7 lbs. Kapasitas ambing adalah 67,9 lbs. Berat dan kapasitasnya naik sesuai dengan bertambahnya umur. Setelah sapi mencapai umur 6 tahun berat dan kapasitas ambing tidak naik lagi. Terbesar kapasitasnya pada lakatasi yang ke dua dan tiga. Puting susu berbentuk silindris atau kerucut yang berujung tumpul. Puting susu bagian belakang biasanya lebih pendek dibanding dengan yang bagian depan. Bilamana digunakan mesin pemerah, puting susu yang pendek lebih menguntungkan dibanding dengan yang panjang, karena “milk-flow rate” nya lebih cepat. B) Struktur Bagian Dalam Pada bagian dalam dari ambing terdapat ligamentum suspensorium medialis yang memisahkan ambing menjadi bagina kanan dan kiri. Ligamentum ini terdiri atas dua lapisan

Biologi Dari Laktasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

membahas tetntang anatomi kelenajar ambing (kelenjar comparativ kelenjar susu anara beberapa spesies hewan peiaraan dan hewan laboratorium. didukung dengan sitologi kelenjar susu yang juga berperan penting dalam sintese dan sekresi air susu.

Citation preview

  • 1

    BIOLOGI DARI LAKTASI

    ANATOMI KELENJAR SUSU

    A) Dilihat Dari Luar :

    Kelenjar susu sapi sebenarnya merupakan gabungan dari empat kelenjar susu (KS)

    menjadi susatu bangunan yang merupakan ambing kanan dan kiri yang dari luar namapak

    jelas terpisah. Ambing sebenarnya merupakan kelenjar kulit yang diliputi oleh bulu atau pada

    puting susu rambut, kecuali pada puting tidak ditumbuhi rambut. Ambing terpisah menjadi

    bagian kanan dan kiri oleh suatu sulcus yang berjalan longitudinal yang disebut sulcus

    intermamaria. Kadang-kadang bagian depan dan belakang dari ambing dipisah oleh suatu

    sulcus pula ; hal ini tidak diinginkan. Kwartir depan lebih kecil dibandingkan dengan kwartir

    belakang. 60% dari sekresi air susu berasal dari kwartir belakang.

    Puting susu sapi biasanya ada empat buah : kadang-kadang terdapat lebih dari empat

    puting susu, keadaan ini disebut supranumeraryteat. Puting susu ekstra ini biasanya terletak

    disebelah belakang. Sebaiknya puting yang berlebihan itu dihilangkan sebelum pedet

    mencapai umur satu tahun, hal ini untuk mencegah terjadinya mastitis.

    Berat ambing tergantung umur, masa laktasi, banyaknya air susu didalam ambing dan

    faktor genetis, beratnya berkisar antara 14,4 165,7 lbs.

    Kapasitas ambing adalah 67,9 lbs. Berat dan kapasitasnya naik sesuai dengan

    bertambahnya umur. Setelah sapi mencapai umur 6 tahun berat dan kapasitas ambing tidak

    naik lagi. Terbesar kapasitasnya pada lakatasi yang ke dua dan tiga.

    Puting susu berbentuk silindris atau kerucut yang berujung tumpul. Puting susu

    bagian belakang biasanya lebih pendek dibanding dengan yang bagian depan. Bilamana

    digunakan mesin pemerah, puting susu yang pendek lebih menguntungkan dibanding dengan

    yang panjang, karena milk-flow rate nya lebih cepat.

    B) Struktur Bagian Dalam

    Pada bagian dalam dari ambing terdapat ligamentum suspensorium medialis yang

    memisahkan ambing menjadi bagina kanan dan kiri. Ligamentum ini terdiri atas dua lapisan

  • 2

    jaringan ikat padat. Meskipun tidak ada pemisah antara kwartir depan dengan belakang, tetapi

    sistim ductusnya sama sekali terpisah.

    Ambing terdiri dari bagian-bagian kecil yang berwarna ke-merah-merahan. Bagian-

    bagian kecil ini yang merupakan sel-sel sekretorik, dibungkus oleh jaringan ikat memebentuk

    suatu bangunan yang disebut lobulus. Segerombolan lobuli dibungkus oleh jaringan ikat

    sehingga terbentuklah lobus.

    Pita-pita yang berwatna putih dari jaringan ikat terdapat di seluruh bagian dari ambing

    merupakan jaingan penunjang bagi jaringan sekretorik. Suatu jaringan kecil berwarna putih,

    memisahkan kwartir depan dengan belakang; jaringan ini merupakan kapsul jaringan ikat

    yang memisahkan lobi antara kwartir-kwartir tersebut. Suatu ambing disebut sebagai ambing

    yang keras (hard udder), bila ia mengandung lebih banyak jaringan ikat dibanding dengan

    jaringan sekretorik. Hal ini merupalan sifat yang diturunkan, atau karena mastitis yang

    menyebabkan sel-sel sekretorik yang rusak diganti oleh jaringan ikat.

    1. Sistim saluran (Duct system)

    Lobi dihubungkan oleh saluran-saluran yang bermuara pada saluran yang lebih besar.

    Saluran-saluran yang lebih besar ini menuju ke saluran induk (major ducts) yang kemudian

    bermuara di sinus lactiferous = (gland cistern) diatas puting susu. Seluruh sistem saluran dan

    sinus lactiterous mengalirkan atau membawa air susu dari sel-sel sekretorik menuju ke puting

    susu (teats), yang kemudian dapat diambil atau dikeluarkan air susunya dengan jalan

    pemerahan. Saluran-saluran dan gland cistern juga berfungsi sebagai penampung air susu

    untuk sementara waktu sebelum pemerahan. Hal ini memeungkinkan ambing men-sekresikan

    lebih banyak air susu dibanding yang dapat disekresikan oleh sel-sel sekretori saja. Pada

    tempa-tempat percabangan dari saluran, biasanya terdapat lubang yang sempit yang

    kemudian membentuk semacam sinus sebelum menjadi sempit lagi. Lihat gambar 1, halaman

    3. Pada beberapa kejadian ductus bercabang menjadi 2 buah yang sama ukurannya. Adanya

    penyempitan pada percabangan ini untuk mencegah mengalirnya air susu karena adanya

    gravitasi kearah puting susu dan gland cistern.

    Saluran-saluran yang besar pada bagian bawah dari kwartir depan, mengelompok

    pada permukaan lateral, sedangakan pada bagian atas dari kwartir depan maupun belakang

    distribusi dari saluran-saluran itu lebih unuform. Saluran-saluran yang besar mempunyai

    tendensi memendek dan melebar, sedangkan saluran-saluran yang lebih kecil lebih membulat.

  • 3

    Biasanya terdapat 10 12 saluran menuju ke tiap-tiap gland cistern, paling nbanyak terdapat

    20 buah, tetapi kadang-kadang dijumpai lebih banyak lagi.

    1. Jaringan ikat-pembungkus.

    2. Lobus.

    3. Lobuli yang mengandung alveoli.

    4. Saluran induk.

    5. Sinus.

    6. Gland cistern.

    7. Anunular fold.

    8. Teat cistern.

    9. Teat meatus.

    Gambaar 1.

    Secara skematis gambar sistem saluran dari satu kwartir kelenjar susu sapi. Kelenjar

    susu terdiri atas banyak lobi, lobi mengandung lobuli, lobuli mengandung alveoli yang

    mengandung sel-sel sekretorik.

    Gland Cistern

    Ukuran dan bentuk dari sinus lactiferous untuk tiap-tiap kwartir sangat bervariasi.

    Pada beberapa hal cistern ini sirkuler, pada kejadian lain nampak tidak lebih hanya berupa

    saku-saku dari pelbagai ukuran sebagai akhir dari saluran induk. Kapasitas dari saluran

    lactiferous adalah 100 400 gram air susu. Menurut penelitian ternyata tidak ada hubungan

    yang nyata antara ukuran gland cistern dengan jumlah air susu yang disekresikan oleh

    kwartir-kwartir.

  • 4

    Teat.

    Teat cistern (sinus papillaris) merupakan suatu rongga di dalam puting susu dan

    terletak tepat dibawah gland cistern. Gland dan teat cistern berhubungan satu dengan lainnya

    tetapi pada beberap kejadian terdapat suatu bangunan yang jelas sirkuler yang disebut

    annular fold. Annular fold terdiri atas jaringan ikat padat dan lebarnya 2 6 mm. Kadang-

    kadang terjadi (jarang seekali) suatu septum yang horizontal pada annular fold, ini mencegah

    mengalirnya air susu; keadaan ini dikenal sebagai blind quarters:. Pada bagian mukosa dari

    teat cistern dibatasi oleh banyak sekali lipatan-lipatan longitudinal dan sirkuler yang saling

    overlap sehingga memebentuk saku-saku yang mungkin menjadi tempat bersembunyinya

    bakteri-bakteri.

    Pada ujung dari puting susu terdapat suatu lubang yang disebut streak canal (teat

    meatus, ductus papillaris). Rata-rata panjang dari streak cenal ini 8 12 mm. Streak canal

    memendek pada saat pemerahan (karena adanya tekanan oleh tangan maupun mesin) dan

    pada saat itu pula teat cistern menggelembing karena adanya tekanan di dalam ambing.

    Streak canal nampak memanjang dan berdilatasi dengan bertambahnya periode laktasi dan

    terbesar bertambah panjangnya itu terjadi pada laktasi pertama dan ke dua.

    Streak canal terdiriatas 5 7 epitel yang konveks yang membentuk bangunan seperti

    bintang. Tonjolan-tonjolan bangunan yang seperti bintang itu dapat ditutup rapat oleh karena

    kerjaan otot sphincter yang sirkuler secara involuntary. Streak canal mempertahankan air

    susu di dalam ambing terhadap tekanan yang timbul akibat akumulasi air susu. Di samping

    itu ia menjaga masuknya kotoran-kotoran dan bakteri-bakteri pada saat pemerahan. Telah

    dibuktikan bahwa ukuran dari streak canal dan keeratan dari musculus sphincter yang

    mengelilingi meatus memegang peranan penting di dalam menentukan rate of milk flow.

    Hal ini merupakan sifat yang siturunkan.

    Terletak tepat diatas streak canal terdapat suatu seri bangunan terdiri atas 4 - 8 plica

    (lipatan, folds) yang berjalan radiai ke segala jurusan. Bangunan ini disebut Furstenburgs

    rosette : disebut demikian menurut nama orang yang menemukan pertama kali. Lipatan-

    lipatan yang lebih besar biasanya mempunyai plica accessoria. Tekanan yang timbul karena

    akumulasi air susu didalam pting susu dan gland cistern memyebabkan plica meregang, yang

    membantu retensi air susu

  • 5

    Apparatus Suspensorium.

    Pada sapi Holstein terdapat 7 buah jaringan penunjang yaitu :

    1. Jaringhan 1 (Tissue 1).

    Jaringan ini berupa kulit. Meskipun peranannya kecil sebagai jaringan penunjang

    dan stabilisator ambing, tetapi ia sangat besar peranannya sebagai jaringan

    pelindung bagian yang lebih dalam.

    2. Jaringan 2 (Tissue 2).

    Merupakan jaringan yang mengikat kulit dengan lapisan di bawahnya adalah

    jaringan 2 disebut fascia superficialis atau reolarsubcutaneous tissue.

    3. Jaringan 3 (Tissue 3)

    Merupakan jaringan yang menyerupai tali (cordlike tissue). Yang membantu

    ikatan longgar antara permukaan sorsal dari kwartir depan dan dinding perut.

    Kelemahan dari jaringan ini akan mengakibatkan ambing Nampak menggantung

    seolah olah lepas dari dinding perut.

    4. Jaringan 4 (Tissue 4)

    Jaringan ini merupakan pasangan dari lapisan superficialis dari ligamentum

    suspensorium superficialis dan sebagian terdiri atas jaringan elastis. Ligament ini

    muncul dari tendosub pelvis dan meluas kearah bawah depan meliputi ambing

    dan membelok ke permukaan dalam dari paha. Lapisan ini sangat dekat dengan

    garis median pada ambing belakang dan kemudian menyebar keluar kearah bagian

    anterior dari ambing. Ligament ini merupakan salah satu jaringan penunjang

    utama dari ambing.

    5. Jaringan 5 (Tissue 5)

    Pasangan bagian dalam yang tebal dari Ligamentum suspensorium merupakan

    jaringan 5 yang asalnya juga dari tendo subpelvis. Lapisan lateral bagaian dalam

    ini meluas kearah bawah dan meliputi ambing. Jaringan ini terikat dengan

    permukaan lateral dari ambing yang konveks dengan perantaraan lamellae yang

    menuju kedalm dan bersambungan dengan jaringan interstisiil dari ambing.

    Jaringan penunjang ini merupakan jaringan penunjang ambing utama.

    6. Jaringan 6 (Tissue 6)

    Ini adalah Tendo subpelvis, yang sebenarnya bukanlah jaringan penunjang

    ambing, tetapi merupakan tempat asal dari lapisan superficialis dan profunda dari

    ligament suspensoria lateralis.

  • 6

    7. Jaringan 7 (Tissue 7)

    Dua buah jaringan yang berdekatan yang terdiri atas jaringan elastis yang tebal

    dan berwarna kuning membentuk ligamentum suspensorium medialis merupakan

    jaringan 7. Ligamentum ini berasal dari dinding perut dan tertambat pada

    permukaan medial dari ambing. Lig. Ini membentuk septum yang memeisahkan

    ambing menjadi 2 bagian. Ligamentum suspensorium medialis memiliki kekuatan

    Tarik (tensile strength) yang tinggi. Ligamentum ini terletak tepat di pusat

    gravitasi dari ambing sehingga bilamana jaringan-jaringan disekitarnya

    disingkirkan maka ia akan mendukung ambing secara seimbang. Ligamentum

    suspensorium medialis memegang peranan yang penting di dalam menunjang

    ambing.

    Jika terjadi kelemahan jaringan 3 dan perpanjangan dari ligamentum

    suspensorium lateralis dan medialis akan menyebabkan ambing menggantung dan

    bilamana keadaannya sangat parah akan terjadi pendulous udder.

    Kesimpulan :

    Terdapat 3 jaringan penunjang pokok pada ambing yaitu :

    1. Kulit, merupakan pembungkus seluruh ambing. 2. Ligamentum suspensorium lateralis, merupakan jaringan ikat fibrosa yang non elastis. 3. Ligamentum suspensorium medialis, merupakan jaringan penunjang utama yang

    elastis yang penting untuk menjaga besar kecilnya ambing pada waktu laktasi.

    Lihat gambar 2 tentang jaringan penunkang pada ambing

    Gambar 2. Jaringan penunjang pada ambing

    1. Sulcus intermammaria 2. Lig. Suspensorium medialis 3. Lig. Suspensorium lateralis

  • 7

    Karena ada perbedaan antara lig, susp, lat, dengan med, yaitu yang satu non elastis,

    yang lain elastis, maka sering terjadi adanya penonjolan puting susu sehingga membentuk

    sudut bila ambing sedang penuh. Bila terjadi peregangan yang terus menerus pada ambing

    (terutama pada sapi 2 yang tinggi produksinya), maka ligamentum suspensorium medialis

    kehilangan sifat elastisnya, tak dapat kembali seperti semula mengakibatkan terjadinya

    pendulous udder.

    Sirkulasi darah pada ambing ( Blod Circulation System / Voscularsyis )

    a) Sistem arteriil

    Sebagian besar penyediaan darah untuk ambing berasal dari arteria pudenda externa

    kanan dan kiri, masing- masing untuk setengah bagian ambing kanan dan kiri. Arteria masuk

    kedalam kelenjar susu dari cavum abdominalis melalui canalis ingunialis. Pada saat arteria

    masuk kedalam kelenjar susu membentuk flexura signoidea. Arteria pupenda externa

    merupakan cabang dari arteria iliaca externa yang berasal dari aorta. Arteria iliaca interna

    yang memberi darah alat-alat genitalia dan daerah pudenda,juga merupakan cabang dari

    aorta. Arteria perinealis muncul dari arteria iliaca interna dan menyediakan darah untuk

    daerah keci dari bagian posterio-dorsal dari kwatir belakang.

    Arteria mammaria merupakan lanjutan dari arteria pudenda externa sesudah mereka

    masuk kedalam kelenjar susu. Arteria mammaria untuk tiap-tiap setengah bagian dari ambing

    (kanan dan kiri) memberi cabang-cabang kecil kenodus lymphaticus supramammaria dan

    bagian atas dari ambing belakang. Arteria mammaria kemudian bercabang menjadi dua buah

    arteria yang besar yaitu arteria mammaria cranialis atau anterior dan arteria mammaria

    posterior atau caudalis. Suatu cabang kecil,yaitu arteria abdominalis subcutaneus muncul dari

    arteria mammaria sebelum membagi diri menjadi cabang anterior dan posterior. Cabang-

    cabang ini berjalan keanterior dan memberi darah pada dinding ventral dari abdomen di

    depan ambing dan kebagian basal dari ambing. Masih merupakan pertanyaan dari para

    ahli,apakaharteria itu memberi darah langsung ke jaringan sekretorik atau tidak. Pada

    beberapa hewan, arteria abdominalis subcutaneous merupakan cabang dari arteria mammaria

    cranialis.

  • Cabang dari arteria mammaria cranial dan caudal tersebar kearah ventral dan lateral dan

    membagi diri menjadi arteria kecil

    darah untuk jaringan ikat ambig dan puting susu.

    Gambar 3 menunjukan secara skematis sistim peredaran darah pada ambing.

    Peredaran darah dan ke ambing. 1. Jantung, 2. Aorta abdominalis, 3. Vena cava

    posterior, 4. Arteria dan vena i

    dan vena iliaca interna, 7. Arteria dan vena perinealis, 8. Flexura sigmodea dari arteria dan

    pudenda externa, 9. Vena subcutaneous abdominalis, 10. Arteria abdominalis subcutaneous,

    11. Arteria mammaria cranialis, 12. Arteria mammaria caudalis, 13. Arteria dan vena

    thoracica interna, 14. Vena cava anterior, 15. Diaphragma.

    b) Sistim Pembuluh Darah Balik ( Vena ).

    Darah dari kedua bagian kanan dan kiri dari ambing keluar dari 2 buah vena yaitu

    pudenda externa dan vena abdominalis subcutaneous

    Vena pudenda externa membentuk flexura sigmoidea sedikit dibawah canalis

    inguinalis, membagi diri menjadi cabang cranial dan caudal, dan kemudian bercabang

    lagi mengikuti arteria yang senama. Setelah darah melewati arteria pudenda externa, mengalir

    melalui vena iliaca externa dan vena cava posterior dan kemudian kejantung. Vena

    adominalis subcutaneous merupakan kelanjutan dari cabang cranial dari vena mammari dan

    meninggalkan ambing pada tepi anterior dari ambing. Vena tersebut berjalan sepanjang

    permukaan ventral dari cavum abdominalis dan berada langsung dibawah kulit. Vena

    8

    Cabang dari arteria mammaria cranial dan caudal tersebar kearah ventral dan lateral dan

    membagi diri menjadi arteria kecil-kecil yang meliputi alveoli. Mereka juga menyedikan

    darah untuk jaringan ikat ambig dan puting susu.

    Gambar 3 menunjukan secara skematis sistim peredaran darah pada ambing.

    Peredaran darah dan ke ambing. 1. Jantung, 2. Aorta abdominalis, 3. Vena cava

    posterior, 4. Arteria dan vena iliaca externa, 5. Arteria dan vena pudenda externa, 6. Arteria

    dan vena iliaca interna, 7. Arteria dan vena perinealis, 8. Flexura sigmodea dari arteria dan

    pudenda externa, 9. Vena subcutaneous abdominalis, 10. Arteria abdominalis subcutaneous,

    a mammaria cranialis, 12. Arteria mammaria caudalis, 13. Arteria dan vena

    thoracica interna, 14. Vena cava anterior, 15. Diaphragma.

    Sistim Pembuluh Darah Balik ( Vena ).

    Darah dari kedua bagian kanan dan kiri dari ambing keluar dari 2 buah vena yaitu

    vena abdominalis subcutaneous atau vena susu.

    Vena pudenda externa membentuk flexura sigmoidea sedikit dibawah canalis

    inguinalis, membagi diri menjadi cabang cranial dan caudal, dan kemudian bercabang

    yang senama. Setelah darah melewati arteria pudenda externa, mengalir

    melalui vena iliaca externa dan vena cava posterior dan kemudian kejantung. Vena

    adominalis subcutaneous merupakan kelanjutan dari cabang cranial dari vena mammari dan

    g pada tepi anterior dari ambing. Vena tersebut berjalan sepanjang

    permukaan ventral dari cavum abdominalis dan berada langsung dibawah kulit. Vena

    Cabang dari arteria mammaria cranial dan caudal tersebar kearah ventral dan lateral dan

    Mereka juga menyedikan

    Gambar 3 menunjukan secara skematis sistim peredaran darah pada ambing.

    Peredaran darah dan ke ambing. 1. Jantung, 2. Aorta abdominalis, 3. Vena cava

    liaca externa, 5. Arteria dan vena pudenda externa, 6. Arteria

    dan vena iliaca interna, 7. Arteria dan vena perinealis, 8. Flexura sigmodea dari arteria dan

    pudenda externa, 9. Vena subcutaneous abdominalis, 10. Arteria abdominalis subcutaneous,

    a mammaria cranialis, 12. Arteria mammaria caudalis, 13. Arteria dan vena

    Darah dari kedua bagian kanan dan kiri dari ambing keluar dari 2 buah vena yaitu vena

    Vena pudenda externa membentuk flexura sigmoidea sedikit dibawah canalis

    inguinalis, membagi diri menjadi cabang cranial dan caudal, dan kemudian bercabang-cabang

    yang senama. Setelah darah melewati arteria pudenda externa, mengalir

    melalui vena iliaca externa dan vena cava posterior dan kemudian kejantung. Vena

    adominalis subcutaneous merupakan kelanjutan dari cabang cranial dari vena mammari dan

    g pada tepi anterior dari ambing. Vena tersebut berjalan sepanjang

    permukaan ventral dari cavum abdominalis dan berada langsung dibawah kulit. Vena

  • 9

    abdominalis subcutaneous berjalan ke anterior dan menembus dinding abdomen pada

    masing-masing sisi dari cartilago xiphodeus. Tempat dimana vena menembus cavum

    abdominlis disebut : sumber susu (milk well). Sesudah vena masuk kedalam cavum

    abdominalis, maka ia menuju kedepan dan kemudian bergabung menjadi satu dengan vena

    thoracica interna yang kemudian berjalan ke vena cava anterior.

    Vena perinealis yang kecil terletak di posterior-dorsal dari ambing kanan dan kiri,

    membawa darah dari daerah ini, dimana daerah ini diberi darah oleh arteria yang senama,

    hanyalah merupakan daerah atau bagian kecil saja dari ambing.

    Suatu lingkaran vena pada dasar ambing dibentuk oleh cabang kanan dan kiri dari

    arteria mammaria cranialis dan caudalis. Lihat gambar 4. Cabang dari arteria mammaria

    caudalis beranastomosa pada dasar posterior dari ambing, dan cabang dari vena abdominalis

    subcutaneous beranastomosa beberapa inci anterior dari dasar ambing. Masih menjadi

    pertanyaan yang belum terpecahkan saat ini yaitu apakah terjadi aliran darah yang bebas

    antara bagian kanan dan kiri ambing mengingat bahwa kelep-kelep ( valvula ) dari vena disini

    mengarah ke satu jurusan.

    Darah meninggalkan ambing melalui vena abdominalis subcutaneous, atau melalui

    vena pudenda externa pada ruminansia yang sedang laktasi. Jalan yang tepat kemungkinan

    tergantung pada posisi hewan. Hal ini jelas terlihat pada hewan yang sedang berdiri, darah

    meninggalkan melalui vena abdominalis subcutaneous. Bilamana vena-vena utama tertekan,

    darah akan mengalir melalui vena lainnya. Telah diteliti bahwa bagian cranial dari vena

    abdominalis subcutaneous dari sapi mempunyai 6 -14 kelep yang mengarah kejantung,

    sedang bagian yang caudal mempunyai 1-5 kelep yang mengarah ke ambing. Pada hewan-

    hewan muda darah dibawa menuju ambing didalam bagian caudal dari vena tersebut.

    Kebuntingan dan laktasi menyebabkan vena bertambah besar dan kelep-kelep berhenti

    bekerja, sehingga memungkinkan terjadinya aliran darah kedua jurusan

    1. Vena abdominalis

    subcutaneus

    2. Ligamentum suspensorium

    mediale

    3. Vena pudenda externa

    4. Vena perinealis

    Gambar 4. Lingkaran vena pada basis dari ambing.

  • 10

    RINGKASAN SYSTEM VASKULER AMBING

    Darah yang mengandung 02 meninggalkan jantung melalui aorta dan kemudian

    melalui cabang-cabang arteri : arteri pudenda externa (kanan dan kiri). Kedua arteri ini

    menembus dinding perut melalui canalis ingiinalis masing masing kanan dan kiri masuk

    kedalam ambing. Pada saat arteri masuk kedalam ambing keduanya berubah menjadi arteria

    mammaria yang segera bercabang menjadi arteria mammaria oranialis caudalis. Kedua

    cabang ini ber cabang2 lagi menjadi arteria yang lebih kecil, kemudian membentuk kapiler

    yang member darah ke sel2 dalam ambing.

    Arteria perinealis merupakan sumber penyediaan darah yang kecil untuk ambing.

    Venulae yang berasal dari kapiler-kapeler dan saling beranastomosa membentuk vena

    yang menampung darah dari ambing . Pada puncak dari ambing vena membentuk lingkaran

    vena (venous cirole). Pada tempat ini darah meninnggalkan ambing melalui 3 jalan yaitu :

    1. Jalan utama pertama terdiri atas 2 buah vena pudenda externa yang sejajar dengan

    arteria pudenda externa berjalan melalui canalis inguinalis dan akhirnya

    menggambungkan diri dengan vena cava yang membawa darah kejantung.

    2. Jalan utama kedua terdiri atas 2 buah vena yaitu : Vena abnominalis atau vena

    mammae . kanan dan kiri yang terdapat pada tepi anterior dari ambing. Kedua

    vena ini berjalan disepanjang dinding ventral perut berada langsung dibawah kulit.

    Vena ini masuk kedalam cavun thoracis pada sumber susu dan akhirnya

    menggabungkan diri dengan vena cava anterior kedalam jantung

    3. Jalan ketiga yaitu vena perinealis. Walaupun kecil merupakan jalan masuk

    kedalam tubuh dari ambing melalui velvis.

    Pada saat sapi berdiri sebagian besar darah kembali ke jantung melalui vena susu.

    Tetapi dalam keadaan sapi berbaring aliran darah yang melalui vena susu terhenti. Walaupun

    demikian produksi susu tidak terganggu karena adanya jalan ke 3 tersebut.

    Terdapat kenaikan aliran darah ke ambing ( 180 %) pada beberapa hari setelah sapi

    melahirkan . Kenaikan ini dapatlah dihubungkan dengan penurunan aliran darah uterus

    sesudah beranak dan ini mungkin peranan penting dalam inisiasi dari sekresi air susu karena

    lebih banak bahan bahan pembentuk air susu serta hormon-hormon laktogenik yang terbawa

    bersama aliran darah tersebut kedalam ambing . Tiap-tiap 1 volume air susu yang dibentuk

    diperlukan 500 volume darah yang mengalir ke ambing secara singkat dikatakan blood flow

    rate merupakan determinan yang penting dalam mengatur produksi susu.

  • 11

    Sistem limfatika (Lympatic system) .

    Sistem limfatika dari kelenjar susu terdiri atas saluran limfe dan nodus lympaticus.

    Saluran-saluran limfe membawa cairan jaringan atau limfe dari ruang antar jaringan

    ke nodus limfaticus dan mengembalikan cairan limfe ke vena-vena. Suatu bangunan yang

    menyerupai kelep terdapat pada ujung dari ductus thoracicus yang berguna untuk mencegah

    kembalinya cairan jaringan ke dalam system limfatika . Kelep-kelep dan kelep-kelep

    tambahan yang terdapat di dalam saluran limfe menyebabkan cairan limfe mengalir kearah

    satu jurusan, yaitu kesistem pembuluh darah balik.

    Nodus limfaticus menyaring cairan jairngan (sebagai filter) dengan menyisihkan

    benda-benda asing yang akan masuk kedalam saluran-saluran limfe yang lebih besar,

    kemudian cairan itu dibawa ke pembuluh darah balik melalui ductus thoracicus yang terletak

    anterior dari jantung. Nodus-nodus itu juga menyediakan lekosit untuk limfe . ambing

    biasanya mempunyai satu nodus lymfaticus yang besar untuk masing-masing bagian kanan

    dan kiri , yang disebut : nodus lymfaticus supramammaria dan terletak posterior canalis

    inguinalis . Pada kejadian yang jarang terjadi pernah dijumpai sebanyak-banyaknya 7 buah

    nodus yang lebih kecil untuk masing-masing tiap bagian kanan dan kiri dari ambing.

    Sesudah melewati nodus lymphaticus supramammaria, cairan limfe meninggalkan ambing

    melalui satu atau dua buah saluran limfe dan kemudian saluran2 itu setelah melalui canalis

    inguinalis menggabungkan diri dengan salura2 yang lain.

    Cairan limfe mengalir karena adanya perbedaan tekanan yang disebabkan oleh adanya

    gerak pernapasan , tekanan dari kapiler-kapiler darah , dan kontraksi otot. Bilamana terjadi

    akumulasi cairan limfe diantara kulit dan jaringan sekretorik ambing, maka akan terjadi

    udema ambing. Hal ini paling parah terjadi pada sapi dara (heifer) dan pada sapi-sapi yang

    lebih tua yang menderita pendulous udder pada waktu beranak.

    Ductus lymfaticus subsutaneus yang berada dibawah kulit ambing Nampak jelas dan

    pada sapi yang dewasa menjadi sangat besar.

    Beberapa diantaranya mencapai diameter 5-7 mm. saluran itu berjalan kearah dorso-

    caudal dari nodus lymfaticus supramammaria (lihat gambar 5). Cairan limfe dari jaringan2

    kelenjar dibaawa oleh saluran 2 limfe profunda dan superfioialis. Putting susu mempunyai

    saluran limfe yang amat banyak. Saluran2 itu terpisah untuk masing2 putting susu dan

    ukurannya sedikit lebih besar disbanding dengan saluran limfe subcutansus.

  • Gambar skematis dari saluran limfe subcutanneus yang berjalan pada dorso

    kearah nodus lympaticus supramammaria (s). Sa

    yang memungkinkan cairan limfe bergerak ke arah satu jurusan menuju nodus lympaticus.

    System Urat Syaraf. (Neruous System)

    Ambing di supply oleh 2 type syaraf, yaitu serabut

    (sensoris) dan serabut sya

    Serabut syaraf afferent berasal dari akar dorsal dari oorda spinalis dan serabut

    efferent atau motorik berasal darii akar ventral. Setelah melalui columna vertebralis ,

    serabut-serabut menggabungkan diri menjadi nervus

    dan pada sapi system nervorum terdiri atas 37 pasang nervi spinals dan 12 pasang

    nervi craniales.

    Hanya beberapa saja dari nervus spinalis yang menginnervasi ambing. Nervus

    lumbalis I, mengirimkan berkas

    yang berdekatan pada dinding perut (Lihat gambar 6) . Nervus lumbalis II turun dari columna

    vertebralis ke flank dan meng

    mungkin masuk ke jaringan Kelenjar

    dan IV bergabung menjadi satu membentuk nervus inguinalis dan masuk kedalam ambing

    12

    GAMBAR 5

    Gambar skematis dari saluran limfe subcutanneus yang berjalan pada dorso

    kearah nodus lympaticus supramammaria (s). Saluran-saluran itu mempunyai kelep

    memungkinkan cairan limfe bergerak ke arah satu jurusan menuju nodus lympaticus.

    System Urat Syaraf. (Neruous System)

    Ambing di supply oleh 2 type syaraf, yaitu serabut-serabut syaraf afferent

    (sensoris) dan serabut syaraf efferent (parasympathis).

    Serabut syaraf afferent berasal dari akar dorsal dari oorda spinalis dan serabut

    efferent atau motorik berasal darii akar ventral. Setelah melalui columna vertebralis ,

    serabut menggabungkan diri menjadi nervus spinalis. Nervus ini berpasangan

    dan pada sapi system nervorum terdiri atas 37 pasang nervi spinals dan 12 pasang

    Hanya beberapa saja dari nervus spinalis yang menginnervasi ambing. Nervus

    lumbalis I, mengirimkan berkas-kelasnya ke permukaan anterior dari ambing dan daerah

    yang berdekatan pada dinding perut (Lihat gambar 6) . Nervus lumbalis II turun dari columna

    vertebralis ke flank dan meng-innervasi bagian anterior ambing. Serabut

    Kelenjar dari kwartir depan. Cabang dari nervus lumbales II, III

    dan IV bergabung menjadi satu membentuk nervus inguinalis dan masuk kedalam ambing

    Gambar skematis dari saluran limfe subcutanneus yang berjalan pada dorso-caudal

    itu mempunyai kelep-kelep

    memungkinkan cairan limfe bergerak ke arah satu jurusan menuju nodus lympaticus.

    serabut syaraf afferent

    Serabut syaraf afferent berasal dari akar dorsal dari oorda spinalis dan serabut-serabut

    efferent atau motorik berasal darii akar ventral. Setelah melalui columna vertebralis ,

    spinalis. Nervus ini berpasangan

    dan pada sapi system nervorum terdiri atas 37 pasang nervi spinals dan 12 pasang

    Hanya beberapa saja dari nervus spinalis yang menginnervasi ambing. Nervus

    ukaan anterior dari ambing dan daerah

    yang berdekatan pada dinding perut (Lihat gambar 6) . Nervus lumbalis II turun dari columna

    innervasi bagian anterior ambing. Serabut-serabut syaraf ini

    dari kwartir depan. Cabang dari nervus lumbales II, III

    dan IV bergabung menjadi satu membentuk nervus inguinalis dan masuk kedalam ambing

  • melalui canalis inguinalis. Nervus inguinalis membagi diri menjadi serabut syaraf anterior

    dan posterior pada cincin inguinalis. Cabang

    jaringan kelenjar susu, saluran

    kecil dari nervus inguinalis posterior menginterval daerah sekitar nodus lympahaticus

    supramammaria.

    Nervus perinealis berasal dari nervus sacrales II, III dan IV, masuk kedalam ambing

    pada bagian posterior-caudal bersamaan dengan anterior dan pena perinealis. Nervus

    perinealis member syaraf ke bagian posterior dari ambing. Nervus sacrales dianggap

    bagian dari sistema nervorum parasympathicus, dan oleh beberapa peneliti diperkirakan

    membawa serabut-serabutnya ke ambing. Tetapi kenyataannya belum pernah dijumpai

    adanya serabut-serabut syarafnya didalam ambing.

    Nervus efferent yang memberi sya

    Fungsi utama dari serabut

    mengontrol penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi otot

    mengelilingi saluran-saluran susu dan otot

    nervus sympathis akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan ini menimbulkan

    hambatan terhadap sekresi air susu.

    Sistim urat syaraf ambing. 1-

    4-Nervus perinealis, 5-LI-Vertebra lumbalis I, L6

    13

    melalui canalis inguinalis. Nervus inguinalis membagi diri menjadi serabut syaraf anterior

    inguinalis. Cabang-cabang dari nervus ini terdapat diseluruh

    jaringan kelenjar susu, saluran-saluran susu, putting susu dan kulit dari ambing. Suatu cabang

    kecil dari nervus inguinalis posterior menginterval daerah sekitar nodus lympahaticus

    Nervus perinealis berasal dari nervus sacrales II, III dan IV, masuk kedalam ambing

    caudal bersamaan dengan anterior dan pena perinealis. Nervus

    perinealis member syaraf ke bagian posterior dari ambing. Nervus sacrales dianggap

    bagian dari sistema nervorum parasympathicus, dan oleh beberapa peneliti diperkirakan

    serabutnya ke ambing. Tetapi kenyataannya belum pernah dijumpai

    serabut syarafnya didalam ambing.

    Nervus efferent yang memberi syaraf ke ambing hanya melalui nervus inguinalis.

    Fungsi utama dari serabut-serabut syaraf simpatis pada ambing adalah untuk

    mengontrol penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi otot

    saluran susu dan otot-otot sphinoter dari puting susu. Stimulasi terhadap

    nervus sympathis akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan ini menimbulkan

    hambatan terhadap sekresi air susu.

    GAMBAR 6 .

    -Nervus Lumbalis I, 2-Nervus lumbalis II, 3-

    Vertebra lumbalis I, L6-Vertebra Lumbalis VI dan S

    melalui canalis inguinalis. Nervus inguinalis membagi diri menjadi serabut syaraf anterior

    cabang dari nervus ini terdapat diseluruh

    saluran susu, putting susu dan kulit dari ambing. Suatu cabang

    kecil dari nervus inguinalis posterior menginterval daerah sekitar nodus lympahaticus

    Nervus perinealis berasal dari nervus sacrales II, III dan IV, masuk kedalam ambing

    caudal bersamaan dengan anterior dan pena perinealis. Nervus

    perinealis member syaraf ke bagian posterior dari ambing. Nervus sacrales dianggap menjadi

    bagian dari sistema nervorum parasympathicus, dan oleh beberapa peneliti diperkirakan

    serabutnya ke ambing. Tetapi kenyataannya belum pernah dijumpai

    raf ke ambing hanya melalui nervus inguinalis.

    serabut syaraf simpatis pada ambing adalah untuk

    mengontrol penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi otot-otot polos yang

    ter dari puting susu. Stimulasi terhadap

    nervus sympathis akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan ini menimbulkan

    -Nervus inguinalis,

    Vertebra Lumbalis VI dan S-sacrum.

  • 14

    ANATOMI KOMPARATIVA KELENJAR SUSU ANTARA BEBERAPA SPECIES

    HEWAN PIARAAN DAN HEWAN LABORATORIUM

    Struktur fungsionil bagian dalam dari kelenjar susu hewan paiaraan dan hewan

    laboratorium adalah hampir sama. Air susu disekresikan oleh alveoli, yang mengelompok

    membentuk lobuli. Loboli ini dibungkus oleh kapsula jaringan ikat dan mempunyai saluran-

    saluran. Beberapa lobuli mengelompok membentuk lobus yang juga dibungkus oleh jaringan

    ikat. Seluruh kelenjar susu terbentuk dari lobuli dan lobi. Saluran-saluran yang membawa air

    susu dari lobuli dan lobi menjadi bertambah besar bila menuju kearah ambing. Sistim saluran

    didalam kelenjar susu dapat disamakan dengan sebatang pohon yang mempunyai batang,

    cabang-cabang, ranting-ranting, dan daun-daun. Perbedaan antara hewan Nampak didalam

    sistim saluran dan cistern, banyaknya lubang pada putting ssu dan jumlahnya serta tempatnya

    kelenjar susu.

    Sapi, kambing, domba, kuda dan marmot mempunyai sekelompok kelenjar susu yang

    terletak didaerah inguinal. Ambing sapi mempunyai 4 kelenja, sedangkan species hewan

    lainnya hanya mempunyai 2 buah kelenjar. Puting susu dari marmot, kambing, domba, dan

    sapi mempunyai saluran pada puting susu hanya sebuah yang disebut treak canal atau teat

    meatus atau ductus papillaris, sedangkan pada kuda terdapat 2 buah streak canal yang

    berhubungan dengan saluran-saluran susu. Diatas streak canal terletak teat cistern atau sinus

    papillaris yang berhubungan dengan cistern atau saluran-saluran susu yang lebih besar.

    Rat, mouse, kelinci, anjing, kucing dan babi mempunyai serangkaian kelenjar

    susu yang terletak disebelah-menyebelah dari linea alba yang memanjang dari daerah dada

    kearah inguinal. Putting susu rat dan mouse mempunyai sebuah streak canal, babi

    mempunyai 2 buah streak canal untuk tiap putting susu, sedangkan kelinci, anjing dan kucing

    mempunyai 4 buah atau lebih. Hewan-hewan yang mempunyai banyak lubang pada putting

    susunya pengaliran air susunya langsung dari lobi ke streak canal, sedangkan hewan-hewan

    yang mempunyai sebuah lubang putting susu pengaliran air susunya ditampung lebih dahulu

    di cistern yang bertindak sebagai ductus collectivus untuk seluruh lobi didalam kelenjar susu.

    Penyediaan darah utama untuk ambing berada di daerah inguinal yang berasal dari

    arteria pudenda externa beserta cabang-cabangnya. Bagi hewan-hewan yang mempunyai

    kelenjar susu yang memanjang dari daerah dada dan perut penyediaan darah berasal dari

    arteria yang member darah pada dinding tubuh di daerah-daerah tersebut. Vena-vena, kecuali

    vena abdominalis subcutaneous, mengikuti jalan yang sama dengan arteri. Vena abdominalis

    subcutaneous dijumpai hamper pada semua spicies hewan yang kelenjar susunya berada

  • 15

    didaerah inguinal. Vena ini meninggalkan tepi anterior dari ambing, berjalan sepanjang

    permukaan ventral dari cavum abdominalis tepat dibawah kullit dan kemudian menembus

    dinding perut pada tiap-tiap sisi dari cartilage xiphoideus. Setelah vena ini masuk dinding

    perut ia menuju kearah depan dan menggabungkan diri dengan vena thoracica interna.

    Kelenjar susu mempunyai serabut-serabut syaraf sensoris yang afferent dan serabut-

    serabut syaraf symphatis yang efferent. Serabut parasympathis tidak dijumpai pada kelenjar

    susu. Terdapat suatu sistim limfatika yang kompleks yang membawa cairan limfe dari

    kelenjar susu. Sebagian besar species hewan mempunyai nodus lymphaticus supramammaria

    (= nodus lymphaticus superficialis inguinal) yang mempunyai peranan penting dalam

    menyaring cairan limfe dari kelenjar susu.

    HISTOLOGI KELENJAR SUSU

    ALVEOLUS

    Komponen utama dari jaringan sekretorik adalah alveolus. Tiap-tiap alveolus

    berbentuk bulatan dan tersusun atas satu lapis sel epitel yang meliputi suatu rongga yang

    disebut lumen. Sel-sel epitel bersandar pada membrana propria. Air susu dari sel efitel

    disekresikan kedalam lumen alveoli dan dialirkan kedalam saluran kecil yang disebut ductus

    intercalaris. Ductuli ini bergabung membentuk ductus intralobulari.

    Sel-sel myoepitel terletak diantara membrane propria dan sel-sel epitel. Myoepitel

    bila diaktivir oleh oksitosin (oxytocin) akan berkontraksi menyebabkan air susu dalam alveoli

    terperas keluar dan ditampung dalam lumen.

    Tiap-tiap alveolus dikelilingi oleh kapiler-kapiler darah yang membawa darah yang

    mengandung bahan-bahan pembentuk air susu = milk precursors kedalam sel epitel untuk

    sintesa air susu.

    Venulae pada alveolus membawa darah kesistem pembuluh darah balik. Alveolus

    jarang sekali dikelilingi oleh jaringan ikat. satu-satunya lapisan yang memisahkan alveoli dari

    labuli adalah arteriole, vanulae dan membranapropria.

    Sel-sel epitel dari alveoli membentuk clumnair bilamana tidak ada sekresi didalam

    lumen. Jika lumen penuh dengan air susu maka alveolus akan meregang menyebabkan sel

    epitel menjadi pipih.

    1) Myoepitel

    2) Arteriole

    3) Lumen

  • 16

    4) Vanulae

    5) Sel-sel epitel

    6) Ductus

    Gambar 7. Gambar skematis dari alveolus dan sistim pembuluh darahnya.

    II. LOBULI DAN LOBI

    Sekelompok alveoli terletak secara fungsional dalam satu unit disebut lobules, yang

    mempunyai ductus dan dibungkus oleh kapsul jaringan ikat. Sebuah lobules dari sapi yang

    laktasi terdiri atas 150-220 alveoli dan mempunyai volume sebanyak 0,7-0,8 mm.

    Segerombolan lobuli bergabung menjadi satu dan mempunyai ductus yang lebih besar.

    Lobuli-lobuli membentuk lobus dan di bungkus oleh bungkus jaringan ikat. Pada sapi

    janringan ikat ini Nampak berwarna putih sedangkan jaringan sekretorik berwarna seperti

    daging atau kekuning-kuningan. Perbedaan warna ini dapat dilihat dengan mata telanjang

    pada penampung lintang dari kelenjar susu.

    Pada hewan-hewan rat, mouse dan kelinci yang mempunyai kelenjar susu yang rata

    (tidak menonjol sepertisapi), lobulinya berdimensi dua. Berbeda dengan kambing domba dan

    sapi, mereka mempunyai lobuliyang berdimensi tiga.

    Tidak ada jaringan limfatika yang sebenarnya yang terdapat dalamjaringan ikat yang

    mengelilingi lobuli. Septa jaringan ikat intetlobulair mempunyai berkas-berkas otot polos

    yang terbesar tidak teratur. Otot-otot ini jarang sekali berhubungan dengan lapisan luardari

    alveoli didalam lobules. Konsentrasi dari otot-otot polos ini dan juga distribusinya yang tidak

    teratur menunjukkan bahwa mereka tidak memegang peranan yang penting dalam milk

    ejection.

    DUCTUS

    Adanya lobi dan lobuli dan ductus-ductusnya memudahkan identifikasi dari ductus

    intralobulair (dalam lobulus), ductus interlobulair (diantara lobulus), ductus intra lobus

    (dalam lobus) dan ductus intra lobus (dalam lobus).

    Pembatasan daru ductus tergantung dari lokasinya didalam kelenjar susu. Ductus-ductus

    yang kecil (ductus intercalaris dan intra lobulair) terdiri atas membrane propria yang

    mempunyai epitel kolumner yang membentuk ductus lumen menjadi bulat. Permukaan

    membrana propria dikelilingi oleh sel-sel myoepitel sepanjang sumbu dari ductus. Ductus

    interlobulair mempunyai struktur dan tampak luar yang sama dengan ductus intra lobulair.

  • 17

    Yang berbeda hanya pada lumen ductus intralobulair tidak membulat karena adanya lipatan-

    lipatan yang longitudinal.

    Pada umumnya para ahli menganggap bahwa ductus yang mempunyai satu lapisan sel-

    sel epitel mampu mengadakan sekresi- air susu. Ductus-ductus yang besar mempunyai lebih

    dari satu lapis sel epitel. Sel-sel epitel kuboid bersandar pada membrana propria dan diliputi

    oleh lapisan dalam dari sel-sel epitel kolumner. Ductus yang mempunyai lapisan lebih dari 2

    lapis tidak mampu mengadakan sekresi air susu.

    Seluruh epitel ductus dan cistern dari sapi diliputi oleh sel-sel myoepitel yang

    nampaknya sedikit lebih tebal dan padat dibanding dengan alveoli. Makin besar suatu ductus,

    makin tebal lapisan jaringan ototnya, tetapi makin kecil lapisan jaringan ikatnya. Berkas-

    berkas elastis mengelilingi saluran-sauran susu baik yang besar maupun yang paling kecil

    (ductuli). Banyaknya jaringan elastis yang mengelilingi saluran susu terbesar pada ductus-

    ductus yang besar., dan lebih sedikit terdapat pada ductus-ductus yang kecil ukurannya,

    menjadi sangat jarang pada ductus intercalaris. Serabut-serabut kolagen juga dijumpai pada

    jaringan elastis.

    TEAT DAN GLAND CISTERN

    Teat dan gland cistern seperti pada ductus-ductus yang besar dibatasi oleh dua lapis sel-

    sel epitel. Lapisan dalam tersusun atas sel-sel kuboid dan lapisan atasnya terdiri atas sel-sel

    silindris. Sel-sel itu bersandar pada lapisan jaringan ikat longgar. Berkas-berkas otot

    campuran sangat banyak didaerah ini dan terdapat pula beberapa berkas otot yang

    longitudinal.

    Glandula accessorius yang kecil dijumpai pada dinding dari teat cistern dan gland

    cistern pada sapi. Kelenjar ini dan Nampak seperti lobuli dari jaringan sekretorik. Glandula

    accessorius tersusun atas bangunan yang seperti alveoli kecil yang mempunyai lumen dan

    sel-sel epitel kuboid.

    Sel-sel ini terbenam dalam tunica propria. Glandula accessories yang lebih besar

    mempunyai saluran yang dibatasi oleh dua lapis epitel yang menuju ke teat dan gland cistern.

    Fungsi dari kelenjar tambahan itu belum diketahui dengan jelas, diduga untuk sekresi air

    susu.

    Pada kuda kelenjar tambahan itu tidak terdapat pada teat cistern dan hanya sedikit

    berkembang pada gland cistern. Pada babi sering dijumpai kelenjar tambahan pada dinding

    cistern.

  • 18

    Teat cistern dibatasi oleh dua lapis sel epitel yang bersandar pada membrane propria

    dari jaringan ikat yang bergelombang.

    Furstenburgs rosette pada sapi diliputi lapisan yang sama dengan teat cistern.

    Cistern dari kambing dan domba serupa dengan sapi. Hanya pada kambing

    membrannya sangat aneh. Pada titik konstriksi antara gland dan teat cistern epitelium

    berubah menjadi lapisan epitel berlapis-lapis, yang kemudian secara gradual berubah menjadi

    dua lapis epitel.

    EPITEL, OTOT DAN STRUKTUR DARI PUTTING SUSU

    Epitel yang membatasi teat meatus serupa dengan epidermis dari kulit putting susu,

    kecuali stratum corneum dari teat meatus sangat lebih tebal. Didalam kelenjar susu terdapat

    transisidari epitel berlapis-lapis membatasi teat meatus menjadi epitel satu lapis yang

    membatasi lumen dari alveolus.

    Material yang membatasi teat meatus terdiri atas keratin. Ini merupakan bagian dari

    stratum corneum yang membatasi teat meatus yang melepaskan diri kedalam lumen dari teat

    meatus. Keratin penting peranannya didalam mencegah masuknya bakteri penyebab mastitis.

    Lapisan dibawah keratin dalam teat meatus sama dengan yang terdapat pada epidermis.

    Dinding dari putting susu sapi terdiri atas sejumlah besar jaringan ikat elastic yang

    berselang seling dengan berkas berkas otot dimana didalamnya banyak sekali berkas berkas

    yang longitudinal.

    Beberapa berkas otot yang sirkuler dan miring juga dijumpai didaerah ini. Bagian

    tengah dari didindig putting susu yang disebut corpus cavernosum merupakan daerah yang

    kaya akan pembuluh darah yang berjalan longitudinal dan kaya pembuluh limfe. Vena sangat

    banyak didaerah ini dan sangat sukar dibedakan dengan arteri karena dindingnya sangat tebal.

    Perbedaan pokok antara arteri dan vena didaerah ini yaitu bahwa artei mempunya lumina

    yang membulat, sedsangkan vena pipih. Disamping itu arteri tidak mempunyai kelep, vena

    banyak mengandung kelep.

    Komponen otot dari ujung putting susu sapi terdiri atas dua tipe. Otot longitudinal

    sebelah dalam dijumpai dibawah epithelium papilla-papilla. Otot otot ini sangat banyak dan

    dijumpai dalam berkas-berkas yang kecil. Diatasnya terdapat serabut otot yang sirkuler yang

    membentuk otot sphincter yang menjaga teat meatus tetep tertutup. Sphincter ini selalu

    berada dibawah tensi yang konstan dari impuls syaraf dari nervus sympathies.

  • 19

    SITOLOGI KELENJAR SUSU

    Dahulu para ahli histology berpendapat bahwa sel terdiri atas dua komponen utama

    yaitu inti dan sitoplasma. Nucleus mengandung material genetis, altif dalam pembelahan sel,

    dan menentukan aktivitas dari sitoplasma. Sitoplasma melakukan metabolism sel.

    Pendapat dahulu itu sampai sekarang masih berlaku , tetapi setelah ditemukannya

    mikroskop electron, tehnik-tehnik baru baru biokimia dan stikimia mengasilkan informasi

    yang lebih teliti tentang fungsi dan struktur sel.

    Sel-sel kelenjar susu merupakan suatu pabrik yang sangat teroganisir dimana aktivitas

    metabolism sangat tinggi. Ambing menggunakan bahan-bahan yang berasal sari darah 80%

    dari total glukosa, asetat, dan asam amino untuk menghasilkan air susu. Tidak mengherankan

    bahwa kebutuhan akan bahan-bahan itu sangat besar sehingga menyebabkan sapi kehilangan

    berat badannya pada waktu laktasi. Secara ironi dikatakan bahwa tubuh sapi itu sebenarnya

    merupakan bangunan dari kelenjar susu.

    INTI SEL

    Umumnya tiap-tiap sel mengandung sebuah inti yang berdiameter 5-7 mikron. Inti

    dibungkus oleh suatu membrane yang rangkap, dimana bagian luar dari membrane ini

    mwmbentuk bangunan yang disebut endoplasmic reticulum (ER). Inti mempunyai hubungan

    dengan sitoplasma dengan perantaraan pori-pori yang menembus membrane rangkap

    tersebut. Diperkirakan membrane nucleus mempunyai pori-pori yang berdiameter 400-800 A

    dan meliputi 10% dari luas permukaan, pori-pori ini cukup luas untuk dilalui molekul-

    molekul protein. Inti sel mengandung material genetic yang berupa butir-butir chromatin.

    Fungsi dari inti men-transmit getik information yang berupa gene untuk sintesa protein air

    susu dan enzyme-enzym tertentu yang mengkatalisir banyak sekali reaksi-reaksi biokimia.

    Hal ini sangat berbeda dengan fungsi dari inti ovum ataupun sel kelamin jantan yang men-

    transmit genetic information untuk seluruh tubuh hewan. Gambar 8 menunjukkan sel kelenjar

    susu yang sedang laktasi.

    Suatu molekul yang sangat besar, DNA mengandung genetic information dan

    ditraskripsian menjadi molekul lain, RNA, kemudian RNA melalui porus-porus dari

    membrane inti ditranspor ke endoplasmic reticulum (ER).

  • Endoplasmic Reticulum

    Endoplasmic reticulum adalah serangkaian tubuli yang dibatasi oleh membrane,

    vecisula, dan cisternae, yang meluas dari membrane inti keluar kedaerah membrane plasma.

    ER terletak sejajar satu dengan lainnya pada bagi

    Sebagian dari tubuli mempunyai permukaan yang tidak rata dan mempunyai partikel

    yang padat tertambat pada permukaan luar dari membrane ER. Partikel

    ribosome yang mengambil cat yang b

    juga ribosome yang tidak terikat pada ER (smooth ribosome) yang terdapat tersebar diseluruh

    sitoplasma. Ribosome merupakan tempat utama untuk membentuk protein didalam sel.

    Molekul-molekul protein yang terbent

    kebagian dalam dari membrane ER dan kemudian berjalan ke

    dikeluarkan dari sel.

    Sebelum diketemukannya mikroskop electron , dahulu dikira bahwa sitoplasma

    adalah massa yng homogen, sekarang jelas bahwa seluruh sitoplasma terdiri atas suatu

    rangkain dari membrane dan sebagian besar proses sekresi dan fungsi sel deikerjakan oleh

    micromolekule melalui membrane tersebut. Hal ini sangat ini sanbgat jelas terutama pada

    sejumlah besar ER yang membagi

    20

    Endoplasmic Reticulum

    Endoplasmic reticulum adalah serangkaian tubuli yang dibatasi oleh membrane,

    vecisula, dan cisternae, yang meluas dari membrane inti keluar kedaerah membrane plasma.

    ER terletak sejajar satu dengan lainnya pada bagian basal dari sel dan juga disekitar inti.

    Sebagian dari tubuli mempunyai permukaan yang tidak rata dan mempunyai partikel

    yang padat tertambat pada permukaan luar dari membrane ER. Partikel-

    yang mengambil cat yang bersofil karena mengandung banyak RNA. Terdapat

    juga ribosome yang tidak terikat pada ER (smooth ribosome) yang terdapat tersebar diseluruh

    sitoplasma. Ribosome merupakan tempat utama untuk membentuk protein didalam sel.

    molekul protein yang terbentuk itu ditrasnpor dari sel terlebih dahulu ditransfer

    kebagian dalam dari membrane ER dan kemudian berjalan ke apparatus golgi

    Sebelum diketemukannya mikroskop electron , dahulu dikira bahwa sitoplasma

    n, sekarang jelas bahwa seluruh sitoplasma terdiri atas suatu

    rangkain dari membrane dan sebagian besar proses sekresi dan fungsi sel deikerjakan oleh

    micromolekule melalui membrane tersebut. Hal ini sangat ini sanbgat jelas terutama pada

    yang membagi-bagi sitoplasma menjdi ruangan

    Endoplasmic reticulum adalah serangkaian tubuli yang dibatasi oleh membrane,

    vecisula, dan cisternae, yang meluas dari membrane inti keluar kedaerah membrane plasma.

    an basal dari sel dan juga disekitar inti.

    Sebagian dari tubuli mempunyai permukaan yang tidak rata dan mempunyai partikel-partikel

    -partikel ini disebut

    ersofil karena mengandung banyak RNA. Terdapat

    juga ribosome yang tidak terikat pada ER (smooth ribosome) yang terdapat tersebar diseluruh

    sitoplasma. Ribosome merupakan tempat utama untuk membentuk protein didalam sel.

    uk itu ditrasnpor dari sel terlebih dahulu ditransfer

    apparatus golgi sebelum

    Sebelum diketemukannya mikroskop electron , dahulu dikira bahwa sitoplasma

    n, sekarang jelas bahwa seluruh sitoplasma terdiri atas suatu

    rangkain dari membrane dan sebagian besar proses sekresi dan fungsi sel deikerjakan oleh

    micromolekule melalui membrane tersebut. Hal ini sangat ini sanbgat jelas terutama pada

    bagi sitoplasma menjdi ruangan ruangan. ER

  • 21

    memungkinkan sel berhubungan dengan lingkungan sekitarnya secara afisien. Menurut

    estimnasi para ahli, 40% dari sel-sel hati disusun oleh membrane-membrane terseut.

    Ribosom yang tidak terikat pada ER kemungkinan besar tempat sintesa protein yang

    digunakan untuk keperluan sel itu sendiri. Vacuole sebagai bagian dari ER atau App. Golgi

    atau terletak tersebar didalam sel mungkin berfungsi sebagai reservoir yang berguna untuk

    sekresi bahan-bahan atau untuk waste produk dari sel. Semua ribosom yang telah diisolasikan

    dari hewan mempunyai konstante sedimentasi sebesar 75 - 85 S (Svedberg unit). Ribosom

    dari hewan mengandung RNA yang kurang lebih sama banyaknya dengan kandungan

    protein. Ribosome terdiri atas dua subunityang berukuran 230 A. sel epitel yang sedang

    laktasi sangat banyak mengandung ER.

    Apparatus Golgi

    App. Golgi adalah serangkaian tubuli yang dibatasi oleh membrane yang rata dan

    merupakan ruangan lanjutan dari membran lipo protein dari ER. Nampaknya app. Golgi tidak

    memegang peranan langsung dalam sintesa protein . Di app. Gelgi inilah pertama tama dapat

    di identifikasi adanya partikel2 protein dengan mikroskop elektron. App. Golgi mungkin

    berpungsi sebagai membran yang berkondensasi untuk mengkonsentrasikan protein protein

    yang kecil menjadi titik titik atau granula yang lebih besar.

    App golgi dari epitel kelenjar susu terletak pada apex (puncak )dari sel dan berada di

    kedua sisi nukleus. Ia terdiri atas kantong2 yang pipih yang tersusun berjajar- jajar, vacuole

    yang besar dan vesicula yang kecil kecil.vacuole dari app. Golgi mengandung tetes- tetes

    protein yang berdiameter 40-300 A.

    App.Golgi dari sel kelenjar susu yang sedang laktasi setengah sampai dua pertiga dari

    sitoplasma dan terutama tersebar di sekitar inti. Ia mengandung vacuole yang sangat besar

    yang mulai dari sekitar nukleuos dan menyebar ke arah lumen.vacuole mempunyai dinding

    yang berupa membran tipis selapis dan mengandung anyaman anyaman fibril yang jarang dan

    halus atau hanya beberapa tititk titik yang padat atau kedua- duanya.

    Mitocondria.

    Terletak tersebar di seluruh sitoplasma adalah mitochondria , berbentuk seperti sosis

    berukuran 15.000 A (Panjang)dan 5000 ( lebar ) mitochondria mempunyai dua bungkus,

    Dimana bungkus bagian dalam mempunyai tonjolan- tonjolan ke dalam yang berupa

    kantong- kantong atau cristai.cristai ini menyilang tegak lurus dengan sumbu memanjang dari

    mithocondria, permukaan dalam dan luar dari membrane dan cristae ditaburi oleh partikel-

  • 22

    partikel kecil yang menyelenggarakan aktifitas kimia dari mitochondria. Bagian dalam dari

    membrane mengandung enzyme-enzym yang di perlukan dalam siklus asam sitrat.

    Mitochondria di anggap sebagai Power House sumber tenaga , daari sel karena ia

    menyediakan energy lebih dari 90% dari energy yang dibutuhkan. Mitochondria tanpa

    memandang species dan tipe Dari sel mempunyai struktur dasar dan fungsi yang sama.

    Ukuran dan bentuknya bervariasi tergantung cara isolasinya.

    Mitochondria menyediakan energy untuk sel dengan cara oksidasi substrat dan

    pengubahan dari energy yang dibebaskan menjadi energi yang terikat yaitu adenosine

    triphosphate (ATP). Ada tiga langkah dalam hal tersebut yaitu: 1. Menyelenggarakan reaksi

    oksidasi yang menghasilkan elektron;(2) mentransfer elektron sepanjang suatu raangkaian

    intermedisir yang mensistesa ATP; (3). Mengkatalisir reaksi sintesa yang diberi energy oleh

    ATP.

    Proses proses tersebut nampaknya terjadi dibagian permukaan dalam dan luar dari

    membrannya.mitochondria secara aktif dapat mengakumulasi ion- ion tertentu yang berasal

    dari sitoplasma yang mengelilinginya di dalam suatu proses yang berhubungan dengan reaksi

    resfirasi dan resforilasi. Mitochondria juga mengoksidir dan mensintesa secara aktif asam-

    asam lemak.

    Belum diketahui apakah mitochondria berasal dari perbanyakan dirinya atau muncul

    dari organella lainnya. Bukti- bukti menunjukkan bahwa mitochondria mengandung DNA

    yang berguna untuk sintesa massager RNA pada sintesa protein.

    Mitochondria dari sel yang laktasi mempunyai bentuk yang sama dengan sel- sel

    lainnya. Sejumlah besar mitochonria di jumpai pada waktu sekresi air susu karena proses

    sekresi membutuhkan energi yang sangat banyak.

    Lysosome.

    Suatu partikel lain yang tersebar diseluruh sel yaitu lysosome. Dibandingkan

    mitochondria, lysosome lebih kecil dan mengandung sebagian besar enzym degradatik dan

    hidrolitik untuk sel. Lhysosome mempunyai matrik yang padat yang mengandung vacuole

    dan tepi yang sangat padat. Membran dari lysosome biasannya tetap infact, tetapi sangat

    sensitif terhadap robekan karena berbagai keadaan fisiologis. Jika ia pecah akan

    mengakibatkan keluarnnya enzym,dan enzym ini akan menghancurkan sel. Terdapat empat

    macam lysosome yaitu:

    (1). Granula penyimpanan

  • 23

    (2). Vacuola digesti

    (3). Vacuola autophagic

    (4). Benda benda residu

    Lysosom juga ikut dalam digesti intraselluler, dimana bahan- bahan yang di digesti

    masuk kedalam sel,dihancurkan sesudah pelepasan ensim- snzim hidrolitik dan kemudian

    hancuran- hancuran itu disekresikan. Lysosom juga berfungsi sebagai pengumpul bahan-

    bahan yang tidak diperlukan oleh sel atau benda- benda asing dari sel. Fungsi utama dari

    lysosom berbeda- beda tergantung dari tipe sel. Mungkin sebagian lysosom berfungsi utama

    mengabsorbsi benda- benda atau material- material yang tidak diperlukan sel, sedang

    lysosome lainnya kerjanya sangat berlawanan yaitu ekskretor.

    Membran sel.

    Seluruh sel diliputi oleh membran plasma yang mempunyai lebar antara 75 - 100 A .

    Konsep klasik tentang membran ini mengatakan bahwa membran plasma terdiri atas suatu

    lapisan rangkap dari molekul-2 lipida yang sejajar satu dengan lainnya dengan diliputi oleh

    suatu lapisan protein pada kedua permukaannya.Lapisan rangkap dari lipida mempunyai

    cincin korban yang non polair pada tengah-2 dari membran dengan ujung kutubnya mengarah

    keluar.

    Akhir-2 ini muncul suatu konsep lagi yang berlandaskan bukti berdasarkan penelitian

    tentang membran mitochondria, dimana mitochondria dianggap sebagai model membran sel

    pada umumnya. Didalam konsep ini membran sel berupa suatu membran yang kontinyu, satu

    partikel yang tebal, yang tersusun atas gabungan dari beberapa partikel. Partikel-2 itu berupa

    makromolekul lipoprotein, yang semuanya dapat diidentifikasikan atau bentuk dan ukurannya

    dapat ditentukan, tetapi secara kimiawi dan fungsinya berbeda. Pada kebanyakan membran,

    terutama membran dari mitochondria partikel-2 yang saling berulang terdiri atas potongan-2

    dasar yang berhubungan dengan potongan-2 kepala. Potongan-2 dasar menyusun membran

    yang kontinyu dan potongan-2 kepala menonjol kebagian dalam dari sel atau organella.

    Lipida-lipida diperlukan untuk memaksa partikel-2 yang saling berulang membentuk

    gabungan dua dimensi. Tanpa lipida,partikel-2 yang berulang tertimbun membentuk tiga

    dimensi dan tidak dapat melakukan fungsinya sebagai membran.

    Endoplasmic reticulum dan App. Golgi merupakan kelanjutan dari pori-2 membran

    plasma. Membran sel itu sendiri membentuk rintangan (barrier) yang hampir impermeable

    diantara bagian yang cair dari sitoplasma dengan larutan yang mengelilingi sel. Tetapi

  • 24

    rintangan-2 itu mempunyai modifikasi yang berupa pori-2, carriers dan energi yang

    diperlukan untuk mendorong (pump requiring enegy) menggerakan ion-2 atau molekul-2.

    Lumen dari membran sel dari sel epitel kelenjar susu mempunyai sejumlah besar microvilli

    yang fungsinya belum diketahui. Bagian basal dari sel bersandar pada membrana propria

    yang tebalny 600 A .

    25

    RINGKASAN HISTOLOGI DAN SITOLOGI KELENJAR SUSU

    Jaringan dasar sekretorik kelenjar susu tersusun atas alveoli. Alveoli terletak didalam

    gerombolan yang di sebut lobuli,yang mempunyai saluran-2 dan dibungkus oleh jaringan

    ikat. Sebuah alveolus terdiri atas satu lapis sel-2 epitel yang menyerap bahan-2 pembentuk air

    susu dari darah, mensekresikan komponen-komponen air susu dan mengeluarkannya kedalam

    lumen dari alvolus.

    Dari lumen air susu ditransfer oleh ductus-2 kecil ke ducctus-2 yang lebih besar. Sel-2

    epitel terletak pada membrana propria. Teranyam di antara membrana propria dengan sel-2

    epitel adalah sel-2 myoepitel yang mengambil peranan didalam kontraksi daro alveoli selama

    proses pelepasan air susu (milk-injection process). Arteriole dan venulae mengelilingi tiap-2

    alveolus dan menyediakan darah untuk sel-2 epitel dan membawa keluar darah yang tidak

    digunakan untuk sintesa air susu.

    Ductus yang lebih kecil didalam lobuli dibatasi oleh selapis sel-2 epitel dan mampu

    mengadakan sekresi. Ductus yang lebih besar , gland dan teat cistern dibatasi oleh lapisan

    basal sel-2 kuboid dan lapisan superficial sel-2 kolumner. Beberapa hewan,terutam sapi

    mempunyai glandula accesorius yang terletak pada dinding dari puting susu dan bedekatan

    dengan gland cistern. Ia mempunyai struktur hitologik seperti lobuli tetapi fungsi yang tepat

    belum diketahui. Teat meatus dibatasi oleh tipe jaringan transisionil antara epidermis dari

    kulit dengan 2 lapis sel epitel yang membatasi teat cistern. Keratin terletak diantara teat canal

    dan merupakan bagian dari stratum corneum (lapisan atas dari epidermis).

    Teat meatus dapat ditutup rapat oleh berekas-2 otot yang sirkuler yang berda dibawah

    kontrol yang konstan dari impuls syaraf, atau oleh berkas-2 jaringan elastis yang kuat.

    Sel-2 epitel serupa dengan kebanyakan sel tubuh yaitu dalam hal mempunyai

    organella dan struktur komponennya. Sel2 epitel dikelilingi oleh membran plasma yang

    tebalnya antara 75 - 100 A . Terdapat 2 konsep tentang struktur dari membran sel .Yang

  • 25

    terkenal yaitu bahwa sel membran terdiri atas lapisan rangkap molekul-2 lipida dengan

    protein yang diserap yang menutupi kedua permukaan dari membran. Membran plasma

    mempunyai sejumlah porus, carries dan pompa pendorong energy yang memungkinkan

    sitoplasma berhubungan dengan lingkungan diluar sel. Tiap-2 mempunyai satu inti yang

    berdiameter 5 - 7 mikron. Nukleus mengandung DNA yang bertanggung jawab atas

    pembelahan sel dan untuk mentransmit genetic material ketiap-2 sel yang membelah. Genetic

    information dari DNA ditranskripsikan menjadi molekullainnya RNA yang kemudian melalui

    porus-2 membran inti ia dibawa ke endoplasmic reticulum. Endoplasmic reticulum berupa

    serangkaian tubuli yang dibatasi membran terletak di seluruh bagian asal dari sel dan

    disekitas inti. Sintesa protein terjadi di ribosome yang berada dipermukaan luar dari ER.

    Protein yang telah di sintesa bergerah ke lumen dari endoplasmic reticulum dan kemudian di

    teransfer ke App. Golgi, dari sini dilepaskan kedalam lumen dari alveoli. Mitochondria

    adalah organella yang sangat besar yang fungsi utamanya adalah menyediakan energy untuk

    proses-2 yang memerlukan energy dalam sel. Mitochondria menyediakan energy dengan cara

    oksidasi substrat yang diserab oleh sel dan pengubahan energy yang bebas ke dalam energy

    yang terikat dalam bentuk ATP. Energy yang terikat itu digunakan untuk reaksi-2 kimia yang

    memerlukan energy. Lysosome di jumpai di seluruh sel tetapi fungsinya belum diketahui. Ia

    mengandung enzym yang dapat menghancurkan sel. Didalamnya juga mengandung enzym

    yang aktif sebagai pengumpul atau menghilangkan benda-2 asing dari sel.