34
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLGI BIOENERGI BIOETANOL Oleh : Yudya Cadita Rokhman NIM A1H011016

bio etanol Yudya.doc

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLGI BIOENERGIBIOETANOL

Oleh :

Yudya Cadita RokhmanNIM A1H011016KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

PURWOKERTO

2014

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah yang luas dan mempunyai berbagai kekayaan alam yang melimpah. Sumber daya alam minyak bumi adalah salah satu kekayaan alam yang potensial untuk kepentingan masyarakat. Hasil dari minyak bumi sebagai sumber energi digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat dan juga merupakan penunjang kegiatan produksi. Sehingga minyak bumi merupakan salah satu penunjang perekonomian negara yang sangat besar. Kemajuan perekonomian sangat dipengaruhi hasil dari minyak bumi sebagai sumber energi. Pada saat kebutuhan minyak bumi semakin meningkat, cadangan minyak bumi ternyata semakin menipis. Sehingga pada saat ini yang terjadi produksi minyak bumi semakin menurun dan berakibat pada krisis energi, dimana minyak bumi sebagai sumber energi menjadi barang yang langka dan mahal. Hal itu disebabkan minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat terbarukan. Dengan munculnya krisis energi, maka semakin banyak berbagai permasalahan dibidang energi.

Salah satu sumber energi alternatif yang dihasilkan dari pembuatan minyak nabati kita kenal adalah biofuel yaitu bioetanol sebagai pengganti bensin. Dengan sumber daya alam nabati yang sangat melimpah dan dengan kemajuan IPTEK maka dapat dimanfaatkan untuk pembuatan energi alternatif. Pembuatan bioetanol sebagai energi alternatif untuk menjawab permasalahan dibidang energi dimana kebutuhan bensin yang meningkat sehingga mendesak untuk segera diproduksi bioethanol dalam skala besar.

Bioetanol(C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme.Produk bioetanol yang memenuhi standar, hampir bisa dikatakan tidak mempunyai efek samping yang merugikan selama dipakai memenuhi kriteria.B. Tujuan1. Memahami pengertian bioetanol.2. Mengetahui proses pembuatan bioetanol.3. Mengetahui alat-alat yang digunakan pada pembuatan bioetanol.4. Mengetahui manfaat bioetanol dalam kehidupan sehari-hari.II. TINJAUAN PUSTAKABioetanol adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol saat ini yang diproduksi umumnya berasal dari etanol generasi pertama, yaitu etanol yang dibuat dari gula (tebu, molases) atau pati-patian (jagung, singkong, dll). Bahan-bahan tersebut adalah bahan pangan (Bambang Prastowo, 2007). Pembuatan bioetanol bukan merupakan suatu hal yang baru. Secara umum, proses pengolahan bahan berpati/karbohidrat seperti ubi kayu, jagung dan gandum untuk menghasilkan etanol dilakukan dengan proses hidrolisis, yakni proses konversi pati menjadi glukosa. Prinsip dari hidrolisis pati pada dasarnya adalah pemutusan rantai polimer pati menjadi unit-unit dekstrosa (C6H12O6). Pemutusan rantai polimer tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode, misalnya secara enzimatis, kimiawi ataupun kombinasi keduanya. Proses berikutnya adalah proses fermentasi untuk mengkonversi glukosa (gula) menjadi etanol dan CO2. Arah pengembangan bioetanol mulai berubah generasi kedua, yaitu limbah pertanian yang mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa merupakan karbohidrat utama yang disintesis oleh tanaman dan menempati hampir 60% komponen penyusun struktur tanaman. Jumlah selulosa di alam sangat melimpah sebagai sisa tanaman atau dalam bentuk limbah pertanian seperti jerami padi, tongkol jagung, gandum dan kedelai. Nilai ekonomi senyawa selulosa pada limbah tersebut sangat rendah karena tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh manusia. Sulitnya mendegradasi limbah tersebut menyebabkan petani lebih suka membakar limbah tersebut di lahan pertanian dari pada memanfaatkannya kembali melalui pengomposan (Salma & Gunarto, 1999). Untuk mengubah selulosa, hemiselulosa, dan lignin dari limbah pertanian memerlukan jenis mikroba baru yang mampu melakukannya (Kompas, 13 Agustus 2007).

Menurut Anggraeni, dkk (2009), industri kimia dengan proses fermentasi bisa dikatakan fleksibilitas tinggi terhadap bahan bakunya. Terhadap banyak variasi bahan baku yang dapat digunakan dalam industri fermentasi. Dan hampir semuanya, bahan baku proses fermentasi, baik secara langsung maupun tidak menggunakan hasil pertanian seperti: tebu, jagung, umbi-umbian, nira, limbah tumbuhan yang menagndung selulosa, pati, karbohidrat dan gula. Misalnya, jerami, tongkol jagung, sisa-sisa sayuran (tomat, cabe yang hampir membusuk), sisa-sisa buah-buahan (kulit nanas, kulit pisang, melon, semangka dll).

Produksi etanol dengan cara fermentasi dapat diproduksi dari 3 macam karbohidrat, yaitu (Anggraeni, dkk, 2009): a. Bahan yang mengandung gula atau disebut juga substansi sakarin yang rasanya manis, seperti misalnya gula tebu, gula bit, molase (tetes), macam-macam sari buah-buahan dan lain-lain. Molase mengandung 50-55% gula yang dapat difermentasi, yang terdiri dari 69% sukrosa dan 30% gula inversi. b. Bahan yang mengadung pati misalnya: padi-padian, jagung, gandum, kentang sorgum, malt, barley, ubi kayu dan lain-lain.c. Bahan-bahan yang menagdung selulosa, misalnya: kayu, jerami, tongkol jagung, cairan buangan pabrik pulp dan kertas (waste sulfire liquor).

Produksi ethanol/bio-ethanol (alkohol) dengan bahan baku tanaman yang mengandung selulosa, dilakukan melalui proses konversi selulosa menjadi gula (glukosa) larut air, kemudian dari glukosa dikonversi lagi menjadi ethanol. Proses pembuatan etanol secara industri tergantung bahan bakunya. Bahan yang mengandung gula biasanya tidak atau sedikit saja memerlukan pengolahan pendahuluan. Tetapi bahan-bahan yang mengandung pati atau selulosa harus dihidrolisa terlebih dahulu menjadi gula barulah dilakukan fermentasi menjadi etanol. Menurut Aenwar, S. 2011 produksi etanol/bioetanol (alkohol) dengan bahan baku tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menajdi gula (glukosa) larut air.

Reaksi yang terjadi pada proses produksi etanol/bioetanol secara sederhana ditunjukkan pada reaksi 1 dan 2 (Aenwar, S. 2011):

(C6H10O5)n ( C7H12O6(C6H12O6)n ( 2C2H5OH + 2CO2III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan1. Alat destilasi

2. Pendingin (kondensor)

3. Drum 4. Pengaduk

5. Termometer

6. Alkoholmeter

7. Refraktometer

8. Tetes tebu

9. Fernipan

10. Urea

11. NPK

12. Air

B. Prosedur Kerja

Mempersiapkan alat dan bahan.1. Memasukkan bahan ke dalam drum fermentasi dengan perbandingan tetes molase sebanyak 25 liter dan air sebanyak 75 liter.2. Menambahkan fernipan 0,4 gram, NPK 70 gram, UREA 30 gram, diaduk dan dibiarkan selama kurang lebih 4 hari dan selalu diaduk (fermentasi).3. Memanaskan air pada alat heater sebanyak 250 ml.4. Memasang labu glass pada alat yang telah diisi 1000 ml tetes molase.5. Mengatur suhu pada 80C.6. Membiarkan etanol hingga mendidih dan menguapkan gasnya pada kondensator yang kemudian mengubahnya menjadi cairan etanol yang mengalir melalui selang menuju erlenmeyer.7. Mengukur bioetanol yang tertambung di dalam erlenmeyer.8. Catat hasil pada lembar kerjaKadar brix awal:Kadar bioetanol:Percobaan Volume awal

(ml)Volume akhir

(ml)WaktuRendemenpH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil1. Mempersiapkan alat dan bahan.2. Memasukkan bahan ke dalam drum fermentasi dengan perbandingan tetes molase sebanyak 25 liter dan air sebanyak 75 liter.3. Menambahkan fernipan 0,4 gram, NPK 70 gram, UREA 30 gram, diaduk dan dibiarkan selama kurang lebih 4 hari dan selalu diaduk (fermentasi)4. Memanaskan air pada alat heater sebanyak 250 ml.5. Memasang labu glass pada alat yang telah diisi 1000 ml tetes molase.6. Mengatur suhu heater pada 80C.7. Membiarkan etanol hingga mendidih dan menguapkan gasnya pada kondensator yang kemudian mengubahnya menjadi cairan etanol yang mengalir melalui selang menuju erlenmeyer.8. Mengukur bioetanol yang tertampung di dalam erlenmeyer.9. Catat hasil pada lembar kerjapH awal:

a. Shift 1: 4,11b. Shift 2: 3,98Kadar brix awal:c. Shift 1: 8,9

d. Shift 2: 9

Kadar bioetanol:

a. Shift 1: 30%

b. Shift 2: 30%Percobaan Volume awal

(ml)Volume akhir

(ml)Waktu(menit)Rendemen(%)pH

11000532195,33,6

21000531805,33,45

B. PembahasanBioetanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan) di samping Biodiesel. Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Proses destilasi dapat menghasilkan etanol dengan kadar 95% volume, untuk digunakan sebagai bahan bakar (biofuel) perlu lebih dimurnikan lagi hingga mencapai 99% yang lazim disebut fuel grade ethanol (FGE). Proses pemurnian dengan prinsip dehidrasi umumnya dilakukan dengan metode Molecular Sieve, untuk memisahkan air dari senyawa etanol. Produk bioetanol (C2H5OH) yang memenuhi standar, hampir bisa dikatakan tidak mempunyai efek samping yang merugikan selama dipakai. Bioetanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar kendaraan harus betul-betul kering dan anhydrous yaitu grade 99,5-100% vol supaya mesin tidak korosif.Bioetanol merupakan bahan bakar nabati yang saat ini sedang marak digunakan sebagai campuran bahan bakar (premium). Pertama kali penggunaan alkohol sebagai bahan bakar kendaraan dimulai dari Samuel Morey pada tahun 1826. Samuel Morey telah mengembangkan mesin dengan bahan bakar alkohol. Pada tahun 1860 Nicholas Otto mempergunakan alkohol sebagai salah satu bahan bakar mesin serta sangat dikenal dengan pengembangan mesin pembakaran internal (Otto Cycles) di tahun 1976. Herry Ford memproduksi model T dimana mobil mempergunakan bahan bakar alkohol atau bensin atau kombinasi keduanya. Beberapa negara yang telah menggunakan dan mengembangkan program bioetanol adalah Brazil, Amerika Serikat, Cina dan Kolumbia.

(Literatur 1: Skripsi oleh Fransiska Eka Damayanti dengan judul Kelayakan Usaha Bioetanol Ubi Kayu dan Molases di Kecamatan Cicurug Sukabumi.)

Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang memiliki keunggulan mampu menurunkanemisiCO2 hingga18%.Di Indonesia, minyak bioethanol sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan bakunya merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di negara ini dan sangat dikenal masyarakat. Tumbuhan yang potensial untuk menghasilkan bioetanol adalah tanaman yang memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti: tebu, nira, sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, sagu, jagung, jerami, bonggol jagung, dan kayu.Ubi kayu dapat tumbuh di tanah yang kurang subur, memiliki daya tahanyang tinggi terhadap penyakit dan dapatdiatur waktu panennya.Namun kadar patinya yang hanya 30 persen, masih lebih rendah dibandingkan dengan jagung (70 persen) dantebu (55 persen) sehingga bioetanol yang dihasilkan jumlahnya pun lebih sedikit.Biaya produksi bioetanol tergolong murah karena sumber bahan bakunya merupakan limbah pertanian atau produk pertanian yang nilai ekonomisnya rendah serta berasal dari hasil pertanian budidaya tanaman pekarangan (hortikultura) yang dapat diambil dengan mudah. Dilihat dari proses produksinya juga relatif sederhana dan murah.(Literatur 2: Jurnal oleh Machrus Afif dengan judul Investor dan Bioethanol Production.)

Etanol atau lebih dikenal dengan alkohol mempunyai rumus kimia C2H5OH. Etanol sudah ditemukan sejak ratusan tahun yang lalu yakni pada proses peragian gula menjadi arak yang dikenal sebagai minuman keras. Pada saat ini etanol banyak digunakan sebagai bahan kosmetik, obat-obatan, pembuatan karet sintesis bahkan sebagai bahan bakar motor yang dikenal sebagai gasohol, petranol. Adanya krisis energi minyak bumi yang terjadi selama ini maka usaha pemanfaatan etanol sebagai bahan bakar motor/mobil semakin intensif. Fermentasi merupakan salah satu upaya untuk mengubah senyawa karbohidrat menjadi etanol dengan bantuan mikroorganisme.

Molase (tetes tebu) merupakan hasil samping dari industri pengolahan gula yang masih mengandung gula cukup tinggi. Kandungan gula molase terutama berkisar 48-55%, sehingga merupakan bahan baku yang cukup potensial untuk pembuatan etanol (Presscott & Dunn 1959). Kandungan gula sebesar 10-18% dalam medium fermentasi umumnya menghasilkan etanol yang cukup memuaskan. Fermentasi adalah suatu proses perubahan kimia yang disebabkan oleh aktivitas mikroba ataupun oleh aktivitas enzim yang dihasilkan mikroba. Jalur metabolisme karbohidrat yang pernah diselidiki adalah sistem fermentasi etanol oleh khamir. Salah satu jenis khamir yang produktif dan sering digunakan ialah Saccharomyces cerevisiae. Dalam fermentasi ini glukosa didegradasi menjadi etanol dan CO2 melalui suatu jalur metabolisme yang disebut glikolisis. Jalur glikolisis disebut juga sebagai jalur Embden-Meyerhof-Parnas. Secara keseluruhan mekanisme utama fermentasi etanol melalui jalur Embden-Meyerhof-Parnas terlihat pada gambar 1 (Berry 1988).

(Literatur 3: Jurnal Teknologi Proses oleh Firman Sebayang dengan judul Pembuatan Etanol dari Molase secara Fermentasi Menggunakan Sel Saccharomyces cerevisiae yang Terimobilisasi pada Kalsium Alginat.)

Hasil yang didapatkan dari praktikum dan membandingkannya dengan kelompok yang lain, kadar brix dan pH bahan etanol tidak berbeda satu sama lain dengan kata lain kadar brix dan pH kedua bahan sama sehingga tidak dapat dibandingkan dan ditarik kesimpulan dengan benar.

Tetapi dari penelitian (Mangunwidjaja,1994) didapatkan hasil sebagai berikut: Banyaknya kadar etanol distilasi untuk volume bahan yang samabergantung kepada nilai brix bahan distilasi tersebut. Semakin kecil brixnya, maka kadar etanol yang dihasilkan semakin besar. Meskipun untuk kadar brix yangbesardapatmenghasilkankadarrendemenyanglebihbanyakdibandingkan dengan yang nilai brixnya kecil, bisa jadi dalam rendemen tersebut lebih banyakmengandung air (Mangunwidjaja,1994). Secara kinetik glukosa/gula berperan ganda, pada konsentrasi rendah (kurang dari 1 g/l) merupakan substrat pembatas, sedangkan pada konsentrasitinggi (lebih dari 300 g/l) akan menjadi penghambat. Sedangkan untuk pH yaitu tidak berpengaruh terhadap kadar bioetanol. pH hanya mempengaruhi kerja enzim yang digunakan untuk pemecahan senyawa saat proses fermentasi terjadi.Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan BioetanolProses yang terjadi dalam pembuatan bioetanol ada tiga yaitu:

1. Fermentasi

Fermentasi adalah suatu proses oksidasi karbohidrat anaerob jenih atau anaerob sebagian. Dalam suatu proses fermentasi bahan pangan seperti Natrium klorida bermanfaat untuk membatasi organisme pembusukdan mencegah pertumbuhan sebagian besar organisme yang lain. Suatu fermentasi yang busuk biasanya adalah fermentasi yang mengalami kontaminasi, sedangkan fermentasi yang normal adalah perubahan karbohidrat menjadi alkohol.Mikroorganisme yang dapat digunakan untuk fermentasi terdiri dari yeast (ragi), khamir, jamur dan bakteri. Mikroorganisme tersebut tidak mempunyai klorofil tidak mampu memproduksi makanannya dengan cara fermentasi, dan menggunakan substrat organik untuk sebagai makanan.

Manusia memanfaatkan saccharomyces cereviseae untuk melangsungkan fermentasi, baik dalam makanan maupun dalam minuman yang mengandung alkohol. Saccharomyces cereviseae lebih banyak digunakan untuk memproduksi alkohol secara komersial dibandingkan dengan bakteri dan jamur. Jenis mikroba ini dapat mengubah cairan yang mengandung gula menjadi alkohol CO2 secara cepat dan efisien. Kadar alkohol yang dihasilkan sebesar 8-20 % pada kondisi optimum.

Fermentasi bioetanol dapat didefinisikan sebagai proses penguraian gula menjadi bioetanol dan karbondioksida yang disebabkan enzim yang dihasilkan leh sela massa mikroba. Perubahan yang terjadi selamaa proses fermentasi adalah:

Fermentasi etanol meliputi dua tahap, yaitu :

a. Pemecahan rantai karbon dari glukosa dan pelepasan paling sedikit dua pasang atom hidrogen melalui jalur EMP (Embden-Meyerhoff-Parnas), menghasilkan senyawa karbon lainnya yang lebih teroksidasi daripada glukosa.b. Senyawa yang teroksidasi tersebut direduksi kembali oleh atom hidrogen yang dilepaskan dalam tahap pertama, membentuk senyawa-senyawa hasil fermentasi yaitu etanol.2. DestilasiDistilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78oC, sedangkan air 100oC. Dengan memanaskan suhu dengan rentang 78oC-100oC akan mengakibatkan sebagian etanol menguap, dan melalui unti kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95% volume.

Terdapat dua tipe proses destilasi yang banyak diaplikasikan, yaitu continuous-feed distillation column system dan pot-type distillation system. Selain tipe tersebut, dikenal juga tipe destilasi vakum yang menggunakan tekanan rendah dan suhu yang lebih rendah untuk menghasilkan konsentrasi alkohol yang lebih tinggi.

Gambar 2. Heater dan Kondensator3. Kondensasi.

Kondensasiataupengembunanadalah perubahanwujud bendake wujud yang lebih padat, sepertigas(atau uap) menjadicairan. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu,tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebutkondensat. Sebuah alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebutkondenser. Kondenser umumnya adalah sebuah pendingin ataupenukar panasyang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi, dan banyak ukurannya dari yang dapat digenggam sampai yang sangat besar.

Praktikum dilakukan pada tanggal 24 Nopember di Lab. Teknologi Pertanian. Prosedur pelaksanaannya yaitu:

1. Mempersiapkan alat dan bahan.2. Memasukkan bahan ke dalam drum fermentasi dengan perbandingan tetes molase sebanyak 25 liter dan air sebanyak 75 liter.3. Menambahkan fernipan 0,4 gram, NPK 70 gram, UREA 30 gram, diaduk dan dibiarkan selama kurang lebih 4 hari dan selalu diaduk (fermentasi)4. Memanaskan air pada alat heater sebanyak 250 ml.5. Memasang labu glass pada alat yang telah diisi 1000 ml tetes molase.6. Mengatur suhu heater pada 80C.7. Membiarkan etanol hingga mendidih dan menguapkan gasnya pada kondensator yang kemudian mengubahnya menjadi cairan etanol yang mengalir melalui selang menuju erlenmeyer.8. Mengukur bioetanol yang tertampung di dalam erlenmeyer.9. Catat hasil pada lembar kerjaBerikut hasil yang didapatkan:

pH awal:

a. Shift 1: 4,11b. Shift 2: 3,98Kadar brix awal:a. Shift 1: 8,9

b. Shift 2: 9

Kadar bioetanol:

a. Shift 1: 30%

b. Shift 2: 30%Tabel Pengamatan:

Percobaan Volume awal

(ml)Volume akhir

(ml)Waktu(menit)Rendemen(%)pH

11000532195,33,6

21000531805,33,45

Tabel diatas menunjukan diketahui shift 2 mempunyai volume bahan baku bioetanol (tetes molase) sebanyak 1000 ml memiliki pH yaitu 3,98, kadar brix awal sebesar 9. Setelah didestilasi selama 180 menit didapatkan volume 53 ml bioetanol dengan pH 3,45 dan rendemen 5,3% serta memiliki kadar bioetanol sebesar 30%.

Shift 1 mempunyai volume bahan baku bioetanol (tetes molase) sebanyak 1000 ml memiliki pH yaitu 4,11, kadar brix awal sebesar 8,9. Setelah didestilasi selama 219 menit didapatkan volume 53 ml bioetanol dengan pH 3,6 dan rendemen 5,3% serta memiliki kadar bioetanol sebesar 30%. Kedua shift tersebut tidak mendapatkan hasil berbeda yang dapat ditarik untuk menjadi suatu perbandingan. Kedua shift membuat bioetanol dengan bahan yang sama. Begitu pula dengan volume tetes molase yaitu sebesar 1000 ml. Satu hal yang dapat dibandingkan yaitu dari lamanya waktu pemanasan, dimana shift 1 memanaskan tetes molase selama 219 menit dan shift 2 selama 180 menit. Selisih waktu 39 menit ini tidak mengubah total dari volume akhir yaitu sama-sama mempunyai volume akhir sebesar 53 ml bioetanol.

Berikut grafik hubungan antara waktu destilasi dengan kadar bioetanol:

Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Waktu Destilasi dengan Kadar Bioetanol.Etanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang mempunyai kelebihan dibandingkan BBM. Berdasarkan siklus karbon, etanol dianggap lebih ramah lingkungan karena CO2yang dihasilkan oleh hasil buangan mesin akan diserap oleh tanaman. Etanol dapat juga meningkatkan efisiensi pembakaran karena mengandung 35% oksigen, selain itu juga etanol ramah lingkungan karena emisi gas buangannya seperti kadar karbon monoksida, nitrogen oksida, dan gas-gas lain rendah (19-25%). Beberapa keunggulanlainyang dapat diperoleh dari bioetanolsebagai bahan bakaradalahnilai oktan yang tinggi menyebabkan campuran bahan bakar terbakar tepat pada waktunya sehingga tidak menyebabkan fenomenaknocking, pembakaran tidak menghasilkan partikel timbal dan benzena yang bersifat karsinogen, serta mempunyai efisiensi yang tinggi dibandingkanbensin, mengurangi emisi fine-particulates yang membahayakan kehidupan manusia. Akan tetapi penggunaan bioetanol sebagai pengganti bahan bakar minyak memunyai kelemahan yaitu mesin memerlukan modifikasi terlebih dahulu jika ingin meenggunakan etanol murni pada kendaraan dan juga ada kemungkinan etanol akan mengeluarkan emisi polutan beracun. Selain dapat menggantikan fungsi dari bahan bakar minyak, bioetanol juga mempunyai banyak manfaat lainnya, yaitu:

a. Sebagai bahan dasar minuman beralkoholb. Sebagai bahan kimia dasar senyawa organik,pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat,antidote beberapa racun.

c. Sebagai antiseptik,pengobatan untuk mengobati depresi dan obat bius.

d. Digunakan untuk pembuatan beberapa deodoran

Dampak positif-negatif dari pembuatan bioetanol terhadap lingkungan produksi bioetanol dari tanaman dan penggunaannya pada mesin mobil akan menciptakan siklus karbondioksida yang berarti akan mengurangi laju pemanasan global dan pembakaran yang lebih sempurna ketika dicampur etanol 10% saja akan memperbaiki kualitas udara di kota-kota padat lalu lintas bioetanol menjadi pilihan yang paling murah.

Sisi negatifnya produksi bioetanol secara besar-besaran berpotensi menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati melalui monokultur bahan baku berikut praktek-praktek pertanian yang merusak kualitas lahan.V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Bioetanol(C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme.Produk bioetanol yang memenuhi standar, hampir bisa dikatakan tidak mempunyai efek samping yang merugikan selama dipakai.2. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan bioetanol adalah alat destilasi, pendingin (kondensor), drum, pengaduk, urea, NPK, dan air.

3. Bioetanol memiliki manfaat di antaranya: sebagai bahan kimia dasar senyawa organik,pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat, antidote beberapa racun. Sebagai antiseptic,pengobatan untuk mengobati depresi dan obat bius. Digunakan untuk pembuatan beberapa deodoran.B. Saran

Untuk praktikum bioetanol semester depan penambahan variabel pengukuran mungkin akan lebih baik. Karena praktikan dapat memperoleh perbandingan yang menonjol.DAFTAR PUSTAKA

Badger, P.C. 2002. Ethanol from cellulose: A general review. p. 1721.In: J. Janick and A. Whipkey (eds.), Trends in new crops and new uses. ASHS Press, Alexandria, VA.Aenwar, S. 2011. Pengertian Bioetanol. http://saeful aenwar.wordpress.com/2011/10/27/pengertian-bioetanol/. Di akses pada tanggal 30 Mei 2014.Prihandana, Rama dkk. 2008. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan.

Jakarta: AgroMedia PustakaRanola, Roberto F. 2009. Enchancing The Viability of Cassava Feedstock for

Bioethanol In The Philipphines. Jurnal (terhubung berkala).http://energibio.wordpress.com/category/bioetanol/bioetanol-sejarah-dan-umum/. Diakses pada 30 Mei 2014.Tetes molase 25 L, air 75 L, ragi 0,4 g, NPK 70 g, urea 30 g

Fermentasi selama 4 hari

Proses destilasi pertama

Bioetanol 53 ml dengan kadar alkohol 30%

Selesai

Etanol 1000 ml

Mulai