62
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah suatu kondisi seorang wanita memiliki janin yang tengah tumbuh dalam tubuhnya. Umumnya janin tumbuh di dalam rahim. Waktu hamil pada manusia sekitar 40 minggu atau 9 bulan. Kurun waktu tersebut, dihitung saat awal periode menstruasi yang terakhir hingga melahirkan. Kehamilan adalah proses reproduksi yang memerlukan perawatan secara khusus agar berlangsung dengan baik. Lantaran, hamil memiliki risiko yang sifatnya dinamis (Adriaansz, dkk. 2007). Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga.Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir. Namun 1

Bintang KTI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bintang

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Kehamilan adalah suatu kondisi seorang wanita memiliki janin yang tengah tumbuh dalam tubuhnya. Umumnya janin tumbuh di dalam rahim. Waktu hamil pada manusia sekitar 40 minggu atau 9 bulan. Kurun waktu tersebut, dihitung saat awal periode menstruasi yang terakhir hingga melahirkan. Kehamilan adalah proses reproduksi yang memerlukan perawatan secara khusus agar berlangsung dengan baik. Lantaran, hamil memiliki risiko yang sifatnya dinamis (Adriaansz, dkk. 2007). Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga.Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir. Namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. System penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya (manuaba, 2010).Frekuensi pre-eklamsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Pada primigravida frekuensi pre-eklamsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda. Di Indonesia frekuensi kejadian pre-eklamsia sekitar 31% (Nasrullah, 2008).Pre-eklamsia dan eklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuria dan oedema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya (Mochtar, 1998).

Tingginya kejadian pre-eklamsia di negara-negara berkembang dihubungkan dengan masih rendahnya status social ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat berperan dalam menentukan tingkat penyerapan dan pemahaman terhadap berbagai informasi atau masalah kesehatan yang timbul baik pada dirinya atau pun untuk lingkungan sekitarnya (Zuhrina, 2010).Preeklampsia telah termasuk salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia dan penyebab lainnya yaitu perdarahan dan infeksi. Perdarahan dan infeksi ini sebenarnya sudah dapat ditanggulangi dengan perkembangan antibiotik dan kegiatan transfusi darah bagi ibu hamil yang mengalami perdarahan, sedangkan pre-eklampsia sendiri masih merupakan masalah besar karena penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Karena itu upaya penanggulangannya diarahkan pada faktorfaktor yang mempengaruhi dari preeklamsia (Nograhani, 2007, 2, http://www.detik.com, diperoleh 6 juni 2014).TABEL 1.1NoNama PuskesmasJumlah

1Puskesmas Kota Tanjung Pinang 42

2Puskesmas Sungaijang Tanjung Pinang12

3Puskesmas Batu X10

4Puskesmas Mekar Baru8

Sumber : (Dinkes Kota Tanjung Pinang , 2013)Studi pendahuluan yang dilakukan penulis terhadap beberapa puskesmas di wilayah Tanjung Pinang di Puskesmas Kota Tanjung Pinang yang cukup besar ibu hamil yang kurang mengetahui tentang Pre-Eklamsia dan Eklamsia.

Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil TM I Tentang Pre-Eklamsi Di Puskesmas Kota Tanjung Pinang, dikarenakan ibu yang mengetahui tentang Pre Eklamsia di puskesmas Kota Tanjung Pinang hanya 6 orang dari 30 responden yang di teliti.B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut :Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil TM I Tentang Pre-Eklampsia Di Puskesmas Kota Tanjung Pinang ?.C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan UmumUntuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang Pre-Eklamsi Di Puskesmas Kota Tanjung Pinang.

Tujuan Khususa. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pengertian pre-eklamsia.b. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu hamil tentang penyebab pre-eklamsia.c. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu hamil tentang klafikasi dan penanganan pre-eklamsia.d. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu hamil tentang faktor resiko pre-eklamsia.e. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan pre-eklamsia.f. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu hamil tentang komplikasi pre-eklamsiaD. Manfaat Penelitian

1. Manfaat TeoritisHasil peneltian ini dapat digunakan untuk perkembangan ilmu kebidanan khususnya ilmu kebidanan komunitas dalam lingkup asuhan masa nifas oleh tenaga kesehatan, terutama mengenai gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pre- eklamsia.2. Manfaat praktisa. Manfaat untuk ibu.Di harapkan bagi ibu melaksanakan dan melengkapi kebutuhan dasar saat hamil supaya menghindari dari komplikasi saat hamil yang mungkin akan terjadi saat hamil dan menciptakan kehamilan yang sehat.a. Manfaat untuk PuskesmasDi harapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan asuhan antenatal (saat hamil) di Puskesmas Bojong Larang.b. Manfaat untuk institusi PendidikanSebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi mahasiswa dan pihak-pihak yang berkepentingan melakukan penelitian lebih lanjut sehingga untuk penelitian yang selanjutnya akan lebih baik lagi dan melengkapi khasnah bacaan/perpustakaan DIII Akademi Kebidanan Anugerah Bintan Kota Tanjung Pinang

c. Manfaat untuk peneliti selanjutnya

Sebagai referensi bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti bidang kajian yang erat kaitannya dengan pre-eklampsia (hipertensi dalam kehamilan) dan sebaiknya meneliti kajian lain yang ada kaitannya dengan pre-eklampsia (hipertensi dalam kehamilan) seperti kesadaran ibu hamil akan pentingnya menjaga tekanan darah tinggi, faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam menjaga tekanan darah, misalnya dengan judul Hubungan karakteristik ibu hamil dengan pengetahuan mengenai pencegahan hipertensi. E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah masalah mengenai pengetahuan ibu hamil Trimester I tentang Pre-Eklampsia di Puskesmas Kota tanjungpinang tahun 2013, meliputi pengertian pre-eklampisa, tanda-tanda Pre-eklampsia dan Penyebab Pre-Eklampsia dengan menggunakan pendekatan ilmu kebidanan.Waktu yang direncanakan dari bulan Februari sampai April tahun 2015.Subyek penelitian adalah ibu Hamil Trimester I.Penelitian ini menggunakan desain Accidental Sampling.

F. Keaslian penelitianNamaJudul PenelitianMetedologiHasil

Qonita

(2012)Gambaran

Pengetahuan

Ibu hamil dengan

Pre-eklampsia terhadap kunjungan

Antenatal care

Di Rumah SakitIslam Jombang

Tahun 2012

1.Desain penelitian Deskriptif2.Populasi Penelitian seluruh ibu hamil Trimester I Di Rumah Sakit jombang

4.Instrumen penelitian kuisionerPengetahuan ibu kurang terhadap Pre-Eklampsia sebanyak (40%).sikap positif terhadap Pre-eklampsia(100%)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan indra peraba. Akan tetapi, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Nesi,2011)

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya.Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (Beliefs), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation).Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia.pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif sesuai dengan proses pengalaman manusia yang dialami. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. (Wahid,2011)

b. Tingkatan pengetahuan

Secara garis besar pengetahuan mempunyai enam tingkat, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar,penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegepti, dan sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan,misalnya : apa tanda-tanda anak yang kurang gizi,apa penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk),dan sebagainya2. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya, orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekadar menyebutkan 3 M (mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, menguras dan sebagainya tempat-tempat penampungan air tersebut.3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan ditempat ia bekerja atau dimana saja. Orang yang telah paham metodologi penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian di mana saja, dan seterusnya.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan / atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. Misalnya, dapat membedakan antara nyamuk aedes aegepty dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram (flow chart) siklus hidup cacing kremi, dan sebagainya.5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya, dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Misalnya, seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana,dan sebagainyac. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang,semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak.sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah,maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan,baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran,perubahan proporsi,hilangnya ciri-ciri lama,dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ,pada aspek psikologis atau mental,taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik.sebaliknya,jika pengalaman tersebut menyenangkan,maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang, pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

f. Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan,maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan.g. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.d. Kriteria tingkat pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik: Hasil presentase 76%-100%

b. Cukup: Hasil presentase 56%-75%

c. Kurang: Hasil Presentase < 56%1. Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnyan janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).b. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :1. Tanda dugaan kehamilan a) AmenoreAmenorea dalah terlambat datang bulan, karena adanya konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan ovulasi.

b) Mual dan mutah (emesis)Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness.

c) NgidamWanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.d) Sinkope (pingsan)Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

e) Payudara tegangPengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.f) Sering miksi

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang.

g) Konstipasi atau obstipasiPengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.h) Pigmentasi kulitKeluarnya melanphore stimulatinghormonedari hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae nigra, linea alba makin hitam) dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu semakin menonjol).2. Tanda kemungkinan hamila) Perut membesar

b) Uterus membesarc) Tanda hegar (hipertropi ismust, menjadi panjang dan lunak)d) Tanda chadwick (hiper vaskularisasi pada vagina dan vulva, tampak lebih merah dan kelam)e) Tanda piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan).f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicksg) Teraba ballottementh) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif) 3. Tanda pasti kehamilana) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua.b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar memakai Dopplerpada umur kehamilan 9 10 minggu dan stetoskop Leannec umur kehamilan 17 22 minggu.c) Pada Primigravidaibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravidaumur 16 minggu.d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka janin dapat dilihat.

c. Klasifikasi kehamilan

Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan:1) Kehamilan trimester 1 : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu

2) Kehamilan trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28 minggu

3) Kehamilan trimester III : umur kehamilan 29 sampai 40 minggu

d. Asuhan pada ibu hamilMenurut Saryono (2010), pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu 14 T, meliputi :1) Timbang berat badan 2) Ukur tekanan darah

3) Ukur tinggi fundus uteri

4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan

5) Pemberian imunisasi TT

6) Pemeriksaan Hb

7) Pemeriksaan VDRL

8 ) Perawatan payudara

9) Senam payudara dan pijat tekan payudara

10) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil

11) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

12) Pemeriksaan protein urine atas indikasi

13) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

14) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok dan pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria. Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T, yang meliputi:1) Timbang berat badan

2) Ukur tekanan darah 3) Ukur tinggi fundus uteri 4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan 5) Pemberian imunisasi TT 6) Pemeriksaan Hb

7) Perawatan payudaraPelayanan asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak diberikan oleh dukun bayi (Wiknjosastro, 2005). Jadwal pemeriksaan usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir sampai 28 minggu yaitu 4 minggu sekali. Pada umur kehamilan 28 - 36 minggu jadwal pemeriksaannya 2 minggu sekali dan umur kehamilan di atas 36 minggu jadwal pemeriksaannya 1 minggu sekali. Jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif (Saifudin,2005).2. Konsep Dasar Pre Eklampsia

a. Pengertian

Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2005).Menurut Maryunani (2009), timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan oedema akibat kehamilan setelah usia kehamian 20 minggu atau segera setelah persalinan.

b. Etiologi

Menurut Wiknjosastro (2008), penyebab pre eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut :1) Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda

hidramnion, dan molahidatidosa.

2) Bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan

3) Terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin dalam kandungan.

4) Frekuensi kehamilan menjadi menurun pada kehamilan selanjutnya. 5) Penyebab terjadinya hipertensi, oedema, proteinuria dan kejang sampai koma.

c. PatofisiologiMenurut Chapman (2006), patofisiologi pre eklampsia berhubungan dengan implantasi abnormal plasenta dan invasi dan gkal tromboblastik yang mengakibatkan berkurangnya perfusi plasenta. Atresia spiralis maternal (juga disalah artikan sebagai atresia uterina) gagal mengalami vasodilatasi fisiologis normalnya, aliran darah kemudian mengalami hambatan akibat perubahan arteriotik yang menyebabkan obstruksi di dalam pembuluh darah.Patofisiologi peningkatan tahanan dalam sirkulasi utero-plasenta dengan gangguan aliran darah intervilosa dan berakibat iskemia dan hipoksia yang bermanifestasi selama paruh kedua kehamilan.Menurut Maryunani (2009), pada beberapa wanita hamil terjadi peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler, akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh darah ke semua organ, fungsi-fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati dan otak menurun sampai 40 60%. Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi pada plasenta dan kemungkinan terjadi Intrauterine Growth Retardation (IUGR) dan Intra Uterine Fetal Distress (IUFD) pada fetus. Aktivitas uterus dan sensitivitas terhadap oksitosin meningkat. Penurunan perfusi ginjal menurunkan Glomerular Filtration Rate (GFR) dan menimbulkan perubahan glomerolus, protein urin keluar melalui urine, asam urat menurun, garam dan air di tahan, tekanan osmotik plasmamenurun, cairan keluar dari intravaskuler, menyebabkan hemokonsentrasi.d. Klasifikasi dan Penanganan

Pre Eklampsia Menurut Marmi, dkk (2011), klasifikasi pre eklampsia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :1) Pre eklampsia ringana. Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih (diukur pada posisi berbaring terlentang) atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.

b. Proteinuria 0,3 gr/lt atau 1+ atau 2+

c. Edema pada kaki, jari muda dan berat badan naik > 1 kg/minggu

Menurut Marmi, dkk (2011), penanganan pre eklampsia ringan, yaitu :

a. Rawat jalan

(1) Banyak istirahat (berbaring tidur miring).

(2) Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.

(3) Sedative ringan (jika bisa istirahat) tablet fenobarbital 3 x30 mg peroral selama 2 hari.

(4) Kunjungan ulang tiap 1 minggu

b. Jika dirawat di Puskesmas atau rumah sakit Pada kehamilan preterm (kurang dari 37 minggu) jika tekanan darah mencapai normotensi selam perawatan persalinan di tunggu sampai aterm dan bila tekanan darah turun tetapi belum mencapai normotensi selama perawatan maka kehamilannya dapat diakhiri pada kehamilan lebih dari 37 minggu. Pada kehamilan aterm (lebih dari 37 minggu), persalinan ditungggu spontan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal persalinan.2) Pre eklampsia berat

Menurut Marmi, dkk (2011), pre eklampsiaberat ditandaidengan :

a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih

b) Proteinuria 5 gr/lt atau lebih

c) Oliguria (jumlah urin < 500 cc per 2 jam)

d) Terdapat oedema paru dan sianosis e) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri epigastrium.

Penanganan pre eklampsia berat dengan penanganan aktif bila didapatkan 1 atau lebih keadaan ibu: kehamilan lebih dari 37 minggu, adanya tanda-tanda impending dan kegagalan terapi pada perawatan konservatif. Pada janin terdapat adanya tanda-tanda fetal distress dan adanya tanda-tanda Intra Uterine Fetal Distress (IUFD).Menurut Maryunani (2009), penatalaksanaan asuhan ibu pada pre-eklampsia yaitu:

a. Segera istirahat baring selama - 1 jam.Nilai kembali tekanan darah, nadi, pernafasan, reflek patella, bunyi jantung bayi dan diuresis.

b. Berikan infus terapi anti kejang (misalnya Mg SO4) dengan catatan refleks patella harus (+), pernafasan lebih dari 16 kali per menit serta diureis baik.

c. Ambil contoh darah untuk pemeriksaan laboratorium. d. Bila dalam 2 jam setelah pemberian obat anti kejang tekanan darah tidak turun biasanya diberikan anti hipertensi parental atau oral sesuai instruksi doktere. Faktor Risiko

Menurut Chapman (2006) faktor risiko yang terjadi yaitu :

1) Ada hubungan genetik yang telah ditegakkan, riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan risiko empat sampai delapan kali.

2) Ada bukti pengaruh maternal yaitu ibu berisiko dua kali lebih besarbila hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita pre eklampsia.

3) Pre-eklampsia sepuluh kali lebih sering terjadi pada kehamilan pertama, keguguran dan penghentian kehamilan memberikan perlindungan terhadap penyakit ini pada kehamilan berikutnya.

4) Kehamilan ganda memiliki risiko lebih dari dua kali lipat.

5) Obesitas dengan indeks masa tubuh > 29 meningkatkan risiko empat kali lipat.a. Pencegahan Pre Eklampsi

Menurut Maryunani (2009), pencegahan timbulnya pre eklampsi dapat dilakukan dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) secara teratur. Penyuluhan tentang manfaat istirahat akan banyak berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu tirah baring di tempat tidur, tetapi ibu masih dalam melakukan kegiatan sehari-hari hanya dikurangi diantara kegiatan tersebut. Nutrisi penting untuk diperhatikan selama hamil terutama protein. Diet protein yang adekuat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel dan transformasi lipid.b. Komplikasi Akibat Preeklampsia Dan Eklampsia

Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi dibawah ini biasanya terjadi pada Pre-eklampsia berat dan eklampsia.1. Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada Pre-eklampsia.

2. Hipofibrinogenemia. Komplikasi ini terjadi pada Preeklampsia berat

3. Hemolisis. Penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati sering di temukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.4. Perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia.5. Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlansung sampai seminggu.6. Edema paru-paru.7. Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum.8. Sindrom HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.9. Kelainan ginjal10. Komplikasi lain. Lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejang-kejang pneumonia aspirasi. (Budiman, Chandra, 2009 )B. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti (Notoadmojo, 2012). Kerangka Teori penelitian inidapat digambarkan sebagai berikut :Prediposisi

Pengetahuan

Enabling

SDM Fasilitas

Responsing

Sikap dan prilaku petugas

Ket :

: Tidak Diteliti : DitelitiC. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung di amati atau di ukur. Konsep hanya dapat di amati atau di ukur melalui konstruk atau yang lebih di kenal dengan variable. Kerangka konsep pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara krangka-kerangka yang di amati atau di ukur melalui penelitian-penelitian yang di lakukan (Notoatmodjo, 2010)Berdasarkan teori, konsep dan pendekatan yang telah dijabarkan, kemudian dibuatlah oleh penelitian suatu kerangka konsep penelitian sebagai berikutGambar 2.2Kerangka Konsep Penelitian

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pre-eklamsia di Puskesmas Kota Tanjung Pinang tahun 2014

Sumber : Notoatmodjo, 2010 ; Prawirohardjo,2005 ; Wiknjosastro, 2008 ; Marmi,dkk, 2011 ; Chapman, 2006 ; Maryunani, 2009BAB III

METODELOGI PENELITIANA. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif, yang merupakan suatu metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2007). Penelitian Ini Menggambarkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pre Eklamsia Di Puskesmas Kota Tanjung Pinang.B. Lokasi Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Kota Tanjung Pinang Kec.Tanjung Pinang Barat Kab.kepulauan Riau2. Waktu penelitianWaktu penelitian dilakukan pada hari Rabu Jumat tanggal 17-19 April 2015 C. Populasi Dan Sample Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang meliputi seluruh elemen yang ada di wilayah tertentu (arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu Hamil Di Puskesmas Kota Tanjung Pinang yang berjumlah 60 orang.2. Sampel

Sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi disebut sebagai sampel (Saryono, 2009). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. 3. Teknik SamplingSampling adalah pemilihan sebagian (sampel) dari kelompok yang besar (populasi). Tehnik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling,dimana Assidental sampling adalah teknik sampling yang diambil dengan memilih siapa yang ada/kebetulan dijumpai.D. Variable Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang di gunakan ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau di dapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2007). Definisi lain mengatakan variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (Nursalam, 2008).

Variabel dalam penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pre-Eklamsia Di Puskesmas Tanjung Pinang Tahun 2014.E. Definisi OperasionalUntuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur). (Notoatmdjo, 2012)

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

NoVariabelDefinisi OprasionalIndikatorAlat UkurHasil UkurSkala

1Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pre-Eklamsia

Di Puskesmas Kota Tanjung PinangAdalah informasi yang di ketahui ibu hamil tentang pre eklamsia di puskesmas Kota Tanjung pinangPengertian Pre Eklamsia

Penyebab

Pre Eklamsia

Klafikasi Dan

Penanganan

Pre Eklamsia

Faktor resiko

pre eklamsia

Komplikasi

pre eklamsia

Pencegahan

pre eklamsiaKuesioner1. Baik

76 -100%2. Cukup

56-75%3. Kurang r tabel (0,444), maka artinya pertanyaan valid.

2) Bila r hitung (r pearson) < r tabel (0,444), maka artinya pertanyaan tidak valid.Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandinkan r tabel dengan r hitung. Menentukan nilai r tabel pada jumlah responden 20 dengan taraf signifikan 5%, didapatkan angka r tabel = 0,444 (Hidayat, 2007).Uji validitas penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kota Tanjung Pinang pada bulan april Tahun 2015 Kec.Tanjung Pinang Barat Kab.Tanjung Pinang Kota terhadap 10 responden dengan 15 pertanyaan dengan taraf signifikan 0,05 maka r tabelnya 0,444.b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010).

Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Realibilitas menunjuk pada tingkat keterandalan suatu Realibel artinya dapat dipercaya, japat di dapat diandalkan. (Arikunto, 2010).

Uji reliabilitas dilakukan di tempat yang sama dengan uji validiatas yaitu di Puskesmas Kota Tanjung Pinang Kec. Tanjung Pinang Barat Kab. Tanjung Pinang Kota pada bulan Desember 2014. f. Pengelolaan dan Analisa Data

1. Pengelola Data

Pengelola dilaksanakan setelah pengumpulan data dilaksanakan dengan maksud agar data yang dikumpulkan memiliki sifat yang jelas (Arikunto, 2006). Adapun langkah langkah pengelola sebagai berikut:a. Editing

Yaitu kegiatan dengan pengecekan isian formulir atau kuesioner yang telah diisi oleh responden berkaitan dengan kemungkinan adanya kesalahan dan memiliki kelengkapan, kejelasan dan kensintensi jawaban.b. Coding

Mengkode data merupakan kegiatan mengklasifikasikan data, memberi kode untuk masing-masing kelas terhadap data yang diperoleh dari sumber data yang telah diperiksa kelengkapannya.c) Scoring

Tahap ini meliputi nilai untuk masing-masing pertanyaan dan penjumlahan hasil scoring dari semua pertanyaan.

d) Tabulating

Mengelompokan data ke dalam suatu data tertentu menurut sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.Langkah-langkahnya adalah:

1) Membuat dummy table (tabel kosong)2) Memastikan data yang telah diolah sesuai kebutuhan analisanya.3) Entry data.4) Memasukan data yang telah dilakukan koding ke dalam program computer.

e) Cleaning

Membersihkan data dengan melihat variabel yang digunakan apakah datanya sudah benar atau belum.2. Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat (analisis deskriptif) yaitu analisis yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteritik setiap variabel penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriftif, dengan menggunakan skala ordinal. Ordinal data yang disusun atas dasar jenjang dalam atribut tertentu (Arikunto, 2010).

Penghitungan analisis dengan menggunakan rumus yaitu Mean sebagai berikut : P = x 100%

Keterangan:

P = Presentase

a = Jumlah pertanyaan yang benar

b = Jumlah semua pertanyaan untuk pembahasan hasil. Pengetahuan dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal, dengan kriteria yang diberikan baik, cukup, dan kurang (Arikunto, 2010), dengan kriteria:

a)Baik apabila yang dijawab oleh responden sebanyak 76-100%.

b)Cukup apabila pertanyaan yang dijawab oleh responden sebanyak 56-75%.

c)Kurang apabila yang dijawab oleh responden sebanyak (