99
EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENURUNKAN TINGKAT NYERI : SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIS Oleh : MERRY 16.14201.30.53 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG 2020

BINA HUSADA

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BINA HUSADA

EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENURUNKANTINGKAT NYERI : SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIS

Oleh :

MERRY16.14201.30.53

PROGRAM STUDI KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADAPALEMBANG

2020

Page 2: BINA HUSADA

EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENURUNKANTINGKAT NYERI : SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIS

1

Skripsi ini di ajukan sebagaisalah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA KEPERAWATAN

Oleh :

MERRY16.13201.10.53

PROGRAM STUDI KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADAPALEMBANG

2020

Page 3: BINA HUSADA

iii

ABSTRAKSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)BINA HUSADA PAALEMBANGPROGRAM STUDI KEPERAWATANSkripsi, 25 Agustus 2020

Merry

Efektivitas Senam Dismenore Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri(xiv + 23 halaman, 5 tabel, 1 bagan, 5 lampiran)

Dismenore adalah rasa nyeri yang dialami ketika menstruasi pada bagian bawahperut. Dismenore sering di kali disertai dengan gejala mual, muntah, diare migren,pusing. Salah satu upaya untuk menurunkan intensitas nyeri dismenore dapatdilakukan dengan senam dismenore.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh efektivitas senam dismenore terhadap penurunan intensitas nyeri.Metodeyang lebih dominan dan lebih sering digunakan dalam penelitian terkait dari reviewliterature 4 jurnal tentang efektivitas senam dismenore dalam menurunkan tingkatnyeri yaitu metode eksperimen dengan design penelitian Pretest-Posttest ControlGroup Design. Pada review literature ini menunjukkan bahwa Senam Dismenoremempunyai pengaruh terhadap penurunan skala nyeri menstruasi antara sebelum dansesudah dilakukan senam dismenore. Hasil dari penelitian terdapat pengaruh antarasenam dismenore terhadap penurunan nyeri menstruasi

Kata Kunci : Senam Dismenore, dan Dismenore.Daftar Pustaka : 14 (2014-2020)

Page 4: BINA HUSADA

iv

ABSTRACTBINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCENURSING STUDY PROGRAMstudent Thesis, August 2020

MERRY

The Effectiveness of Dysmenorrhea In Reducing Pain Levels(xiv + 23 pages, 5 tables, 1 chart, 5 attachments)

Dysmenorrhea is a mild pain during menstruation in the lower part of the stomach.Dysmenorrhea is often symptomatic, vomiting, diarrhea, migraine, dizziness,dizziness. One of the efforts to reduce the pain intensity can be done by doingdysmenorrhea exercises. This study aims to measure the effectiveness of exercise inreducing pain. The method that is more dominant and more frequently used inresearch related to the literature review 4 journals on the effectiveness of exercise inreducing pain levels is the experimental method with the pretest-posttest controlgroup design research design. This literature review shows that Dysmenorrheaexercise has an effect on reducing the pain scale between before and afterdysmenorrhea exercise. The result from the re search there is an influence betweendysmenorrhea exercise on pain reduction

Keywords : Dysmenorrhea, and Dysmenorrhea Exercise.Bibliography : 14 (2014-2020)

Page 5: BINA HUSADA

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENURUNKAN TINGKATNYERI : SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIS

Oleh :

Merry16142013053

Program Studi Keperawatan

Telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan tim pengujiProgram Studi Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Palembang, 25 Agustus 2020

Pembimbing

Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, S.Kep., M.Kes., M.Kep

Ketua Program Studi Keperawatan

Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, S.Kep., M.Kes., M.Kep

Page 6: BINA HUSADA

vi

PANITIA SIDANG SKRIPSIPROGRAM STUDI KEPERAWATN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN BINA HUSADAPALEMBANG

Palembang, 25 Agustus 2020

KETUA

Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, S.Kep., M.Kes., M.Kep

Anggota 1

Ns. Meta Nurbaiti, S.Kep., M.Kes

Anggota II

Ns. Yunita Liana, S.Kep., M.Kes

Page 7: BINA HUSADA

vii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

I. BIODATA

Nama : Merry

Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 17 Desember 1997

Nomor Pokok Mahasiswa : 16.14201.30.53

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Komplek Wayhitam. Jalan Musi 3 Blok G.

No : 1801 Kode Pos : 30137. Palembang

Nama Orang Tua

- Ayah : M.T.Tambunan.

- Ibu : J.Simamora.

Handphone : 081284808517

Email : [email protected]

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 2004-2010 : SD Negeri 24 Palembang

2. 2010-2013 : SMP Negeri 33 Palembang

3. 2013-2016 : SMA Negeri 3 Palembang

4. 2016-2020 : STIK Bina Husada Palembang

Page 8: BINA HUSADA

viii

PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Kupersembahkan Kepada :

1. Skripsi ini merry persembahkan pada dua orang yang paling berharga dalam

hidup merry, bapak dan mamak. Terimakasih karena selalu sabar menghadapi

sikap merry yang terkadang tidak menurut apa kata kalian, terimakasih karena

selalu menjaga merry dalam setiap doa-doa disepanjang malam serta atas usaha

dan kerja keras yang bapak mamak lakukan demi untuk kesuksesan merry. Merry

sadar banyak sekali kekurangan merry sehingga sering kali membuat kalian

bersedih dan kecewa. Merry akan lebih berusaha lagi untuk membahagiakan

kalian berdua. Pencapaian ini adalah persembahan istimewa merry untuk bapak

dan mamak, sehat selalu untuk kalian berdua, merry sangat mencintai dan

menyayangi kalian.

2. Untuk saudara-saudara ku tersayang, terimakasih sudah mendukung serta

memberi masukkan kepada merry. Semoga kita bisa dapat membahagiakan kedua

orang tua kita.

Motto :

Perjuangan merupakan bukti bahwa engkau belum menyerah, peperangan selalumenyertai lahirnya suatu mujizat. Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati,

tetapi jawaban lidah berasal dari pada Tuhan, Hati manusia memikir-mikirkanjalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.

“Serahkan hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan ia akanbertindak”

(Mazmur 37 : 5)

Page 9: BINA HUSADA

ix

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Efektivitas Senam Dismenore Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri : Sebuah

Tinjauan Sistematis” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan program studi S1 Keperawatan Dalam menyelesaikan Skripsi ini,

penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi bimbingan,

petunjuk, serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Amar Muntaha SKM, M.Kes selaku Ketua STIK Bina Husada Palembang.

2. Ns. Kardewi S.Kep., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan STIK Bina

Husada Palembang.

3. Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, M.Kes., M.Kep selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang dan dosen Pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ns. Meta Nurbaiti S.Kep., M.Kes selaku Dosen Penguji 1 dalam seminar Skripsi

terima kasih atas masukannya dan saran serta arahannya dalam seminar Skripsi ini.

5. Ns. Yunita Liana, S.Kep., M.Kes Selaku Dosen penguji 2 dalam seminar Skripsi

terima kasih atas masukannya dan saran serta arahannya dalam seminar Skripsi ini.

Page 10: BINA HUSADA

x

6. Rezky Krisopras Koamesah My Support System.

7. R.A Dwi Ayu Puspitasari (Padang) yang penulis sayangi yang selalu ikut

berpartisipasi dalam menyelesaikan proposal ini.

8. Orang-orang yang penulis sayangi yang selalu memberikan semangat serta

membantu dalam berbagai hal sehingga skripsi ini dapat selesai. Khususnya

teman-teman seperjuangan Pera, Ambar, dan Tyffani, yang telah berjuang

bersama-sama penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Skripsi ini masih

jauh dari sempurna serta masih banyak kekurangan, hal ini disebabkan oleh

keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis, namun

demikian penulis telah berusaha memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan

dimasa yang akan datang dan semoga Skripsi ini bermaanfaat bagi penulis

Khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Palembang, 25 Agustus 2020

Penulis

Page 11: BINA HUSADA

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iHALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI .......................................... iiABSTRAK ...................................................................................................... iiiABSTRACT.................................................................................................... ivPERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... vPANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI .......................................................... viRIWAYAT HIDUP PENULIS...................................................................... viiPERSEMBAHAN DAN MOTTO................................................................. viiiUCAPAN TERIMAKASIH........................................................................... ixDAFTAR ISI................................................................................................... xiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xiiDAFTAR BAGAN.......................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang........................................................................................ 11.2 Pertanyaan Penelitian.............................................................................. 41.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

BAB II METODE PENELITIAN2.1 Metode Pencarian...................................................................................... 6

2.1.1 Sumber Pencarian ............................................................................ 62.1.2 Strategi Pencarian ............................................................................ 6

2.2 Seleksi Studi.............................................................................................. 72.2.1 Strategi Seleksi Studi ...................................................................... 72.2.2 Kriteria Inklusi ................................................................................ 8

2.3 Kriteria Kualitas Studi .............................................................................. 92.4 Ekstraksi Data ........................................................................................... 9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Hasil........................................................................................................ 11

3.1.1 Karakteristik Studi ...................................................................... 133.1.2 Teridentifikasinya jenis kumpulan data...................................... 173.1.3 Teridentifikasinya metode .......................................................... 183.1.4 Teridentifikasinya Pengaruh Senam Dismenore ........................ 19

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 12: BINA HUSADA

xii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Strategi Pencarian................................................................... 6Tanel 2.2 Kriteria Inklusi........................................................................ 8Tabel 2.3 Kriteria Kualitas Studi............................................................ 10Tabel 2.4 Ekstraksi Data......................................................................... 11Tabel 3.1 Karakteristik Studi Tinjauan Sistematis ................................. 13

Page 13: BINA HUSADA

xiii

DAFTAR BAGAN

No. Bagan HalamanBagan 2.1 Diagram Prisma ................................................................... 7

Page 14: BINA HUSADA

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

1. Jurnal Ayu Idaningsih Dan Fitri Oktarini “Pengaruh Efektivitas SenamDismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri diSMK YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019

2. Jurnal Desti Ismarozi Efektifitas Senam Dismenore Terhadap Penanganan NyeriHaid Primer Pada Remaja

3. Jurnal Indah Sulistyoningrum pengaruh senam dismenore terhadap derajat nyeriHaid pada mahasiswi stikes paguwarmas maos cilacap Tahun 2018

4. Jurnal Lina Silvia Santi Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan NyeriMenstruasi Pada Remaja Usia 16-17 Tahun (Influence OfGymnasticsdysmenorrhea To Declinemenstrualpaininadolescentsprincess

5. Jurnal Nuraeni Pengaruh senam dismenore Terhadap penurunan nyeri padaRemaja putri smk 1 tapango Kecamatan tapango kabupaten Polewali mandar

Page 15: BINA HUSADA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan reproduksi remaja putri saat ini masih menjadi masalah yang perlu

mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja putri tidak hanya masalah seksual

saja tetapi juga menyangkut segala aspek tentang reproduksinya, terutama untuk

remaja putri diantaranya adalah perkembangan seks sekunder, yang meliputi suara

lembut, payudara membesar, pembesaran daerah pinggul, dan menarche. (Nurwana,

dkk 2017)

Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim yang disertai dengan

pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat terjadi

kehamilan. Hari pertama terjadinya menstruasi dihitung sebagai awal setiap siklus

menstruasi (hari ke – 1). Menstruasi akan terjadi 3 – 7 hari. Hari terakhir menstruasi

adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus menstruasi berikutnya. Rata – rata

perempuan mengalami siklus menstruasi selama 21 – 40 hari. (Nuraeni, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian di Amerika presentase kejadian dismenore

sekitar 60%. Dimana dismenore dialami 30%-50% oleh wanita usia reproduksi dan

10%-15% diantaranya kehilangan kesempatan kerja, menganggu kegiatan belajar

disekolah dan kehidupan keluarga. Di Indonesia angka kejadian dismenore 64,25%,

Page 16: BINA HUSADA

2

terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Data dinkes

kota palembang yang mengalami nyeri saat menstruasi sebesar 64,3%. (Dewi, 2019).

Dismenorea adalah nyeri paling umum keluhan ginekologi. Tanda dan gejala

dismenorea antara lain sebagai berikut : kram, mual, muntah, kehilangan nafsu

makan, sakit kepala, sakit perut, dan stres. Dismenore adalah nyeri uteri yang

dirasakan pada saat perempuan mengalami nyeri menstruasi, dismenorea yang sering

kali terjadi pada setiap perempuan adalah dismenore primer. (Inayati, 2017).

Dismenore bisa terjadi akibat prostaglanding yang dikandung oleh

progesterone selama fase luteal pada siklus haid, sehingga menyebabkan kontraksi

miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah, prostaglanndin

mencapai tingkat maksimum pada awal haid, sehingga menyebabkan kontraksi

miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah, menyebabkan

iskemia, disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri (Manuaba, 2015)

Dewasa ini, banyak wanita yang mengalami dismenore tetapi masih

menganggap remeh dampaknya. Gaya hidup yang tidak sehat seperti sering memakan

makanan yang tidak sehat dan kurangnya aktifitas fisik merupakan salah satu

penyebab terjadinya dismenore. Dampak yang terjadi jika nyeri haid (dismenore)

tidak ditangani berupa gangguan aktifitas hidup sehari-hari, retrogad menstruasi

(menstruasi yang bergerak mundur), dll. ( Nora dkk, 2017)

Untuk mengatasi dismenore dapat dilakukan dengan metode farmakologi dan

nonfarmakologi. Terapi farmakologi yaitu terapi yang dapat membantu mengurangi

dismenore dengan mengkonsumsi obat anti peradang non steroid. Sedangkan terapi

Page 17: BINA HUSADA

3

Non farmakologi yaitu terapi yang dapat membantu mengurangi dismenore yang

terdiri dari kompres panas, massase, distraksi, olahraga (senam dismenore), aroma

terapi dan masih banyak lagi. (Ismarozi, dkk 2015)

Tindakan yang lebih aman dilakukan adalah dengan melakukan senam atau

yang biasa disebut senam dysmenorhe. Olahraga atau senam merupakan salah satu

teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri karena saat

melakukan olahraga atau senam, otak dan susunan syaraf pusat tulang belakang akan

menghasilkan endorphin, hormon yang berfungsi sebagai obat penenang alami.

(Novayelinda dkk, 2015).

Salah satu olah raga yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri haid adalah

dengan senam dismenorea. Senam ini dapat membantu melancarkan aliran darah pada

otot sekitar rahim sehingga rasa nyeri dapat berkurang atau diatasi. Gerakannya

terdiri dari gerakan pelemasan dan peregangan otot. (Kumalasari, 2017)

Latihan-latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi

dismenore. Olahraga/senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat

digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olah

raga/senam tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan diotak dan

susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang

alami yang diproduksi otak sehingga meningkatkan rasa nyaman. (Silvia, 2020)

Senam dismenore dapat mengurangi dismenore karena pada saat melakukan

senam dismenore mengalami peningkatan volume darah yang mengalir ke seluruh

tubuh, termasuk pada organ reproduksi sehingga memperlancar pasokan oksigen ke

Page 18: BINA HUSADA

4

pembuluh darah, terjadi vasokontriksi otak dan susunan syaraf pada tulang belakang

yang dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang dapat meningkatkan kadar β-

endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri. (Ida, dkk 2019)

Berdasarkan fenomena diatas bahwa penting untuk membahas Efektivitas

Senam Dismenore Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri karena Dismenorea

merupakan salah satu topik kesehatan yang sering diteliti, sehingga jumlah penelitian

tentang dismenorea cukup banyak, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri.

Tetapi belum dilakukan tinjauan sistematis. Atas pertimbangan inilah peneliti tertarik

untuk melakukan rangkuman literature yang bertujuan untuk efektivitas senam

dismenore dalam menurunkan tingkat nyeri.

1.2 Pertanyaan Penelitian

1. Jenis kumpulan data apa yang digunakan untuk penelitian mengenai efektivitas

senam dismenorea sebagai terapi alternatif menurunkan nyeri haid?

2. Metode mana yang berkinerja baik bila digunakan untuk penelitian mengenai

efektivitas senam dismenorea sebagai terapi alternatif menurunkan nyeri haid?

3. Bagaimana pengaruh terapi Senam Dismenore terhadap penurunan nyeri haid

pada remaja ?

Page 19: BINA HUSADA

5

1.3 Tujuan Penelitian

1. Teridentifikasi jenis kumpulan data yang digunakan untuk penelitian

mengenai efektivitas senam dismenorea sebagai terapi alternatif menurunkan

nyeri haid.

2. Teridentifikasi metode yang digunakan untuk penelitian mengenai efektivitas

senam dismenorea sebagai terapi alternatif menurunkan nyeri haid.

3. Teridentifikasinya pengaruh terapi Senam Dismenore terhadap penurunan

nyeri haid pada remaja.

Page 20: BINA HUSADA

6

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Metode Pencarian

2.1.1 Sumber Pencarian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelititan kuantitatif dengan

systematic review. Studi systematic review ini di ambil dari berbagai sumber jurnal

tahun 2015-2020. Data yang di dapat mengacu pada sumber data based seperti

Garuda, dan Google Scholar yang sifatnya resmi yang disesuaikan dengan judul

penelitian, abstrak dan kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel.

2.1.2 Strategi Pencarian

Pencarian literature menggunakan pendekatan PICO berdasarkan kata kunci

sebagai berikut :

Tabel 2.1Strategi Pencarian

Population(Populasi

Intrvention(Intervensi)

Comparison(Perbandingan)

Outcome (Hasil)

Konsep Utama Konsep Utama Konsep Utama Konsep UtamaRemaja yangmengalamiDismenore

Senam Dismenore - Senam Dismenorecara alternativeDalam MenurunkanTingkat Nyeri Haid.

Sinonim/istilahpencarian

Sinonim/istilahpencarian

Sinonim/istilahpencarian

Sinonim/istilahpencarian

- - - -

Page 21: BINA HUSADA

7

2.2 Seleksi Studi

2.2.1 Strategi Seleksi Studi

Seleksi studi atau skrening data adalah penaringan atau pemilihan data

(artikel penelitian) yang bertujuan untuk memilih masalah penelitian yang sesuai

dengan topik atau judul, abstrak, kata kunci yang diteliti. Semua data (artikel

penelitian) berupa artikel penelitian kuanitatif yang memenuhi semua syarat dan

kriteria untuk dianalisa lebih lanjut dengan menggunakan metode PRISMA. Seleksi

studi berpedoman pada diagram PRISMA (2009) dan PRISMA 2009 Check List.

Bagan 2.1Diagram Alur PRISMA (2009)

Penelitian diidentifikasi daridatabase Google

Cendikia/Scholar n=15

Penelitian diidentifikasi daridatabase portal Garuda n=9

Catatan setelah duplikat dihapus(n=18)

Judul yang di identifikasi dandisaring (n=9)

Abstrak yang diidentifikasi dandisaring (n=5)

Salinan lengkap diambil dandinilai untuk kelayakannya

Studi termasuk dalam sintesis(n=5)

Excluded (n=11)

Excluded (n=4)

Page 22: BINA HUSADA

8

Dilihat dari diagram PRISMA diatas menunjukan bahwa terdapat 24 jurnal

artikel ditemukan pada jurnal nasional berbasisis bahasa Indonesia berdasarkan kata

kunci. Dari 24 artikel masing-masing didapatkan 9 artikel dari GARUDA dan 15

artikel dari Google Scholar. Langkah berikutnya adalah peninjauan topik. Setelah

meninjau topik dari (n=24) artikel yang dipilih, sebanyak (n=6) artikel yang

dikeluarkan karena bukan yang termasuk dalam sasaran yang di ingikan. Hasil

pencarian yang sudah didapatkan diperiksa lagi duplikasinya terdapat n=18 artikel

yang di pilih berdasarkan inklusi. Penelitian melakukan skrining berdasarkan judul

(n=9), abstrak (n=5), dan full text (n=5) yang sesuai dengan systematika review.

Assesment yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi didapatkan

sebanyak (n=5) artikel yang bisa digunakan dalam system review.

2.1.2 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah semua aspek yang harus ada dalam penelitian yang

akan direview. Kriteria inklusi dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan item

PICOS. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini dijelaskan dalam table berikut :

Tabel 2.2Kriteria Inklusi

Participants / population (populasi) Remaja yang mengalami diseminoreIntervention (Intervensi) Senam DismenoreComparison (Perbandingan) -Outcomes (Hasil) Efektifitas senam dismenore dalam

menurunkan nyeriStudy Design / Context Quasi eksperimen dengan rancangan

one group pretest – postest design

Page 23: BINA HUSADA

9

2.3 Kriteria Kualitas Studi

Penilaian kualitas atau kelayakan pada penelitian ini didasarkan pada data

(artikel penelitian) dengan teks lengkap (full text) dengan memenuhi kriteria yang

telah ditentukan (kriteria inklusi) dan kriteria eksklusi. Kriteria kualitas studi pada

penelitian ini dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.3Kriteria Kualitas Studi

Pencarian literatur Dipublikasikan hanya dari jurnal Garudadan Google Schoolar

Batas pencarian 2015-2020Skrining/ penyaringan Full text dengan minimal 2 penulis /

peninjauAbstraksi data Satu orang mengabstraksi data (mahasiswa)

sementara yang satu orang melakukanverifikasi (dosen pembimbing)

Resiko penilaian bias Satu orang menilai sementara yang lainmemverifikasi

Apakah dua penulis akan secaramandiri menilai studi

Ya

Proses Penilaian Full textBagaimana perbedaan pendapatakan dikelola

Perbedaan pendapat akan dikelola olehorang yang ahli

Alat penilaian resiko bias/ alatpenilaian kualitas studi

-

2.4 Ekstraksi Data

Setelah proses protokol telah dilakukan dengan menggunakan metode

PRISMA selanjutnya dilakukan ekstraksi data. Ekstraksi data dalam penelitian ini

akan dilakukan secara manual dengan membuat format yang berisi tentang tipe

Page 24: BINA HUSADA

10

artikel, nama jurnal atau konferensi, tahun, judul, kata kunci, metode penelitian. Data

akan diekstraksi satu reviewer kedua (dosen pembimbing).

Tabel 2.4Ekstraksi Data

InfoUmum Info Khusus

No Nama Penulis Negara TahunPublikasi

Kriteria Inklusi Item RQ

1. Ayu Idaningsihdan Fitri Oktarini

Indonesia 2020 30 orang siswi kelasX dan XI di SMKYPIB Majalengkayaitu 15 kelompokeksperimen dan 15kelompok control.

Pretest-Posttestcontrol groupdesign.

2. Lina Silvia Santi Indonesia 2020 Sampel penelitian iniadalah semua remajayang mengalaminyeri menstruasi diMadrasah AliyahDarur Azhar yangberjumlah 25 Remaja

PraEksperimentaldenganrancanganOne GroupPretest-Postest

3. Desti Ismarozi,Sri Utami, RiriNovayelinda

Indonesia 2015 Sampel Penelitian iniadalah Siwi kelasVIII sebanyak 30orang

MenggunakanPosttestcontrol groupdesign

4. IndahSulistyoningrum,Norif DidikNurimanah,EllyzabethSukmawati(2018)

Indonesia 2018 Sampel penelitian 15mahasiswi diberiperlakuan senamdismenorhoe dan 15mahasiswi tidakdiberikan perlakuan.

quasiexperimentdesign

5. Nuraeni Indonesia 2017 30 Pasien remajaputri di SMKTapango KecamatanTapango KabupatenPolewali Mandar.

Quasieksperimental,One GroupPrettest-Posttest

Page 25: BINA HUSADA

11

BAB III

HASIL PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Terdapat lima jurnal yang signifikan dan berpengaruh dalam penelitian

mengenai “EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENURUNKAN

TINGKAT NYERI” Yaitu :

Jurnal pertama dengan judul “Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore

Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di SMK YPIB

Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019” yang ditulis oleh Ayu Idaningsih,

dan Fitri Oktarini Pada Tahun 2020.

Jurnal yang kedua dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap

Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Usia 16-17 Tahun ” yang ditulis oleh Lina

Silvia Santi Pada Tahun 2020.

Jurnal ketiga dengan judul “ Efektivitas Senam Dismenore Terhadap

Penanganan Nyeri Haid Primer Pada Remaja” yang ditulis oleh Desti Ismarozi, dkk

pada tahun 2015.

Jurnal yang ke empat dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap

Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi STIKes Paguwarmas Pada Tahun 2018” Yang

ditulis oleh Indah Sulistyoningrum, dkk pada tahun 2018.

Page 26: BINA HUSADA

12

Jurnal ke lima dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap

Penurunan Nyeri Pada Remaja Putri SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango

Kabupaten Polewali Mandar” yang ditulis oleh Nuraeni pada tahun 2017.

Page 27: BINA HUSADA

13

3.1.1 Karakteristik Studi

Tabel 3.1Karakteristik Studi Tinjauan Sistematis “Efektivitas Senam Dismenore Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri”

NO Nama Penulis JudulPenelitian

LokasiPenelitian

PopulasiPenelitian

MetodePenelitian

Hasil Penelitian

1. Ayu Idaningsihdan Fitri Oktarini(2020)

PengaruhEfektifitasSenamDismenoreTerhadapPenurunanIntensitas NyeriDismenore PadaRemaja Putri DiSMK YPIBMajalengkaKabupatenMajalengka

Di SMK YPIBMajalengkaKabupatenMajalengka

Sampel dalampenelitian iniadalah 30 orangsiswi kelas X danXI di SMK YPIBMajalengka yaitu15 kelompokeksperimen dan15 kelompokcontrol.

Pretest-Posttestcontrol groupdesign.

Hasil penelitian menyatakanbahwa sebelum senamdismenore lebih dari setengah(66,7%) remaja putrimengalami intensitas nyerinyasedang dan sesudah senamdismenore lebih dari setengah(77,3%) remaja putrimengalami intensitas nyerinyaringan saat dismenore. Senamdismenore efektivitas terhadappenurunan intensitas nyeridismenore pada remaja putridi SMK YPIB MajalengkaKabupaten Majalengka Tahun2019. Besarnya penurunanintensitas nyeri sebelum dansesudah senam dismenoresebesar 1,8. B

Page 28: BINA HUSADA

14

2. Lina Silvia Santi PengaruhSenamDismenoreTerhadapPenurunanNyeriMenstruasi PadaRemaja Usia16-17 Tahun.

Lokasi penelitiandilakukan diMadrasah AliyahDarur AzharSimpang EmpatTanah Bambu

Sampel penelitianini adalah semuaremaja yangmengalami nyerimenstruasi diMadrasah AliyahDarur Azhar yangberjumlah 25Remaja

PraEksperimentaldenganrancanganOne GroupPretest-Postest

Nyeri menstruasi sebelumdiberikan intervensi senamdismenore pada remaja putriusia 16-17 tahun hampirsetengahnya (35,7%)mengalami gejala berat danhampir setengahnya (28,6%)responden mengalami nyerisedang pada saat menstruasi.2. Nyeri menstruasi sesudahdiberikan intervensi senamdismenore padaremaja putriusia 16-17 tahunhampirsetengahnya (42,9%)responden mengalami nyeriringan dan hampirsetengahnya (28,9%)responden tidak nyeri padasaatmenstruasi. 3. Adapengaruh senam dismenoreterhadap penurunannyerimenstruasi pada remajaputri usia 16-17 tahun.

3. Desti Ismarozi,Sri Utami, RiriNovayelinda

EfektifitasSenamDismenoreTerhadapPenangananNyeri Haid

Di SMP Negeri14 Pekanbaru

Sampel Penelitianini adalah Siwikelas VIIIsebanyak 30orang

MenggunakanPosttestcontrol groupdesign

Hasil uji Mann Whitneymenunjukkan p value (0,016)< α (0,05). Hal ini berartiterdapat perbedaan yangsignifikan antara rata-ratanyeri haid primer remaja pada

Page 29: BINA HUSADA

15

Primer PadaRemaja.

kelompok eksperimen yangdiberikan senam dismenoredan kelompok kontrol tanpaberikan senam dismenore,sehingga dapat disimpulkanbahwa pemberian intervensisenam dismenore efektifdalam menangani intensitasnyeri haid primer pada remaja.

4. IndahSulistyoningrum,Norif DidikNurimanah,EllyzabethSukmawati (2018)

PengaruhSenamDismenoreTerhadapDerajat NyeriHaid PadaMahasiswiStikesPaguwarmasMaos Cilacap

MahasiswiStikesPaguwarmasMaos Cilacap

Sampel penelitian15 mahasiswidiberi perlakuansenamdismenorhoe dan15 mahasiswitidak diberikanperlakuan.

quasiexperimentdesign

1. Derajat nyeri haid yangdialami oleh mahasisiwiStikes Paguwarmas maoscilacap sebagaian besarrespoden mengalami derajatnyeri haid pre test yaitu nyeriringan sebanyak 14 orang(48,3%)2. Derajat nyeri haid yangdialami oleh mahasiswi StikesPaguwarmas maos cilacapsebagian besar respondenmengalami derajat nyeri haidpost test yaitu nyeri ringansebanyak 8 orang (53,3%)3. Terdapat pengaruh antarasenam dismenore terhadapderajat nyeri haid padamahasiswi Stikes Paguwarmasmaos cilacap tahun 2017.

Page 30: BINA HUSADA

16

5. Nuraeni PengaruhSenamDismenoreterhadappenurunanNyeri PadaRemaja PutriSMK 1TapangoKecamatanTapangoKabupatenPolewaliMandar

Remaja putriSMK TapangoKecamatanTapangoKabupatenPolewaliMandar.

30 Pasien remajaputri di SMKTapangoKecamatanTapangoKabupatenPolewali Mandar.

Quasieksperimental,One GroupPrettest-Posttest

Dari hasil penelitianmenunjukan bahwa adapengaruh diberikan dan tidakdiberikan senam dismenoreterhadap penurunan nyeri. Halini dapat dilihat dengan nilai P= 0.000 yaitu kurang daritingkat kemaknaan α = 0.05sehingga menunjukan senamdismenore efektif digunakanuntuk menurunkan nyeri

Page 31: BINA HUSADA

17

3.1.2 Teridentifikasinya Jenis Kumpulan Data

Dari 5 artikel yang di review yaitu Jurnal pertama dengan judul “Pengaruh

Efektivitas Senam Dismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada

Remaja Putri Di SMK YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019” yang

ditulis oleh Ayu Idaningsih, dan Fitri Oktarini Pada Tahun 2020. Penelitian ini

dilakukan pada siswa kelas X dan XI di SMK YPIB Majalengka yaitu 15 kelompok

eksperimen dan 15 kelompok control.

Jurnal yang kedua dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap

Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Usia 16-17 Tahun ” yang ditulis oleh Lina

Silvia Santi Pada Tahun 2020. Sampel penelitian ini adalah semua remaja yang

mengalami nyeri menstruasi di Madrasah Aliyah Darur Azhar yang berjumlah 25

Remaja nyeri mesntruasi.

Jurnal ketiga dengan judul “ Efektivitas Senam Dismenore Terhadap

Penanganan Nyeri Haid Primer Pada Remaja” yang ditulis oleh Desti Ismarozi, dkk

pada tahun 2015. Sampel Penelitian ini adalah Siwi kelas VIII sebanyak 30 orang.

Jurnal yang ke empat dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap

Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi STIKes Paguwarmas Pada Tahun 2018” Yang

ditulis oleh Indah Sulistyoningrum, dkk pada tahun 2018. Sampel penelitian 15

mahasiswi diberi perlakuan senam dismenorhoe dan 15 mahasiswi tidak diberikan

perlakuan.

Jurnal ke lima dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap

Penurunan Nyeri Pada Remaja Putri SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango

Page 32: BINA HUSADA

18

Kabupaten Polewali Mandar” yang ditulis oleh Nuraeni pada tahun 2017. 30 Pasien

remaja putri di SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar.

3.1.3 Teridentifikasinya Metode

Jurnal pertama dengan judul “Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore

Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di SMK YPIB

Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019” yang ditulis oleh Ayu Idaningsih,

dan Fitri Oktarini Pada Tahun 2020. Dengan menggunakan metode Penelitian

eksperimen dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design.

Jurnal yang kedua dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap

Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Usia 16-17 Tahun ” yang ditulis oleh Lina

Silvia Santi Pada Tahun 2020. Dengan menggunakan metode Pre-eksperimen

menggunakan rancangan yang digunakan adalah Pra eksperimental dengan rancangan

yang digunakan adalah rancangan One Group Pretest Postest.

Jurnal ketiga dengan judul “ Efektivitas Senam Dismenore Terhadap

Penanganan Nyeri Haid Primer Pada Remaja” yang ditulis oleh Desti Ismarozi, dkk

pada tahun 2015. Dengan menggunakan metode Desain penelitian kuantitatif dengan

desain postest Only Control Group Design.

Jurnal yang ke empat dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap

Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi STIKes Paguwarmas Pada Tahun 2018” Yang

ditulis oleh Indah Sulistyoningrum, dkk pada tahun 2018. Dengan menggunakan

metode Quasi Eksperimen design : pendekatan non equivalent control group.

Page 33: BINA HUSADA

19

Jurnal ke lima dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap

Penurunan Nyeri Pada Remaja Putri SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango

Kabupaten Polewali Mandar” yang ditulis oleh Nuraeni pada tahun 2017. Dengan

menggunakan metode Quasi Eksperiment design. One Group pretest postest.

Metode yang lebih dominan dan lebih sering digunakan dalam penelitian

tentang efektivitas senam dismenore dalam menurunkan tingkat nyeri yaitu metode

eksperimen dengan design penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Dengan

metode tersebut memang sangatlah signifikan dengan penelitian tersebut karena

dengan penelitian eksperimen peneliti dapat mengetahui akibat apa yang ditimbulkan

dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja. Maka pada penelitian eksperimen

ini disertakan One Group Pretest-Posttest Design (satu kelompok pratest-postest)

dengan penjelasan terdapat hasil sebelum dan sesudah perlakuan dapat diketahui

lebih akurat. Karena dapat membandingkan dengan keadaaan sebelum diberi

perlakuan.

3.1.4 Teridentifikasinya Pengaruh Terapi Senam Dismenore

Berdasarkan analisis jurnal pertama didapatkan bahwa bahwa Sebelum Senam

Dismenore lebih dari setengah (66,7%) remaja putri mengalami intensitas nyerinya

sedang dan sesudah Senam Dismenore lebih dari setengah (77,3%) Remaja putri

mengalami intensitas nyerinya ringan saat Dismenore. Senam Dismenore efektivitas

terhadap penurunan intensitas nyeri Dismenore pada Remaja putri di SMK YPIB

Page 34: BINA HUSADA

20

Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Besarnya penurunan intensitas nyeri

sebelum dan sesudah Senam Dismenore sebesar 1,8.

Berdasarkan analisis jurnal kedua didapatkan bahwa sebelum diberikan senam

dismenore sebagian kecil (7,1%) dari responden mengalami nyeri sangat berat saat

menstruasi, setelah diberikan intervensi diketahui bahwa hampir setengah (42,9%)

dari responden mengalami nyeri ringan saat menstruasi.

Berdasarkan analisis jurnal ketiga didapatkan bahwa didapatkan nilai rata-rata

nyeri haid sesudah diberikan intervensi senam dismenore pada kelompok eksperimen

yaitu 3,07% dimana dikategorikan sebagai nyeri ringan. Sedangkan, rata-rata

intensitas nyeri haid tanpa diberikan intervensi senam dismenore rata-rata intensitas

4,33 kategori nyeri sedang.

Berdasarkan analisis jurnal keempat didapatkan bahwa kelompok yang

diberikan intervensi senam dismenore sebelum diberikan perlakuan (pre test) yang

mengalami nyeri sedang sebanyak 7 orang (26,7%), nyeri ringan sebanyak 6 orang

(20,0%), nyeri berat sebanyak 2 orang (3,3%). Sedangkan, pada kelompok yang tidak

diberikan perlakuan setelah diberikan perlakuan (posttest) nyeri sedang sebanyak 7

orang (23,3%) nyeri ringan sebanyak 7 orang (20,0%), nyeri berat sebanyak 1 orang

(6,7%). terdapat pengaruh setelah diberikan intervensi senam dismenore terhadap

derajat nyeri haid.

Berdasarkan hasil jurnal yang kelima didapatkan bahwa hasil nilai p adalah

0,036 dengan signifikasi 0,000 < α = 0,005 yang bearti ada pengaruh senam

dismenore terhadap penurunan nyeri.

Page 35: BINA HUSADA

21

Dismenore seringkali menyerang sebagian besar perempuan. Dismenore

merupakan gejala, bukan penyakit. Gejala berupa nyeri dibagian perut bawah. Nyeri

dapat dirasakan di seputar panggul dan sisi dalam paha. Nyeri terasa di hari pertama

dan kedua menstruasi. Penyebabnya bermacam-macam dari meningkatnya

prostaglandin sampai perubahan hormonal. Berdasarkan penyebabnya, nyeri

menstruasi dibedakan menjadi dua, yaitu nyeri menstruasi primer dan sekunder.

Nyeri dapat diperberat oleh keadaan psikis reponden yang dapat disebabkan

oleh faktor internal ( ketidakseimbangan hormon bawaan lahir) dan faktor eksternal (

asupan gizi yang dikonsumsi pada makanan serta status gizi yang kurang baik. Nyeri

meningkat disebabkan karena adanya stres perubahan fisik dan psikis. Disisi lain

ketika mengalami stres tubuh akan memproduksi berbagai macam hormon yaitu

hormon adrenalin, hormon estrogen, hormon progesteron dan hormon prostaglandin

yang berlebihan.

Nyeri pada menstruasi terjadi karena adanya jumlah prostaglandin yang

berlebihan pada pembulah sehingga merangsang hiperaktivitas uterus. Peningkatan

prostaglandin menyebabkan kontraksi myometrium meningkat sehingga

mengakibatkan aliran darah haid berkurang dan otot dinding uterus mengalami

iskemik dan disintegras endometrium.

Cara untuk mengurangi dismenore dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

farmakologi dan nonfarmakologi. Senam dismenore merupakan salah satu termasuk

dalam cara nonfarmakologi. Senam dismenore salah satu bentuk teknik relaksasi yang

sangat dianjurkan. Tujuan dilakukan senam dismenore antara lain untuk mengurangi

Page 36: BINA HUSADA

22

dismenore yang dialami beberapa remaja disetiap bulannya. Senam Dismenore

termasuk olahraga atau latihan fisik yang dapat menghasilkan hormon β- endorphin.

Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi oleh otak

yang melahirkan rasa nyaman dan untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi.

Senam dismenore dapat menurunkan nyeri menstruasi yang fokusnya

membantu peregangan seputar otot perut, panggul, dan pinggang. Senam dismenore

juga dapat memberikan sensasi rileks yang berangsur-angsur sehingga dapat

mengurangi nyeri menstruasi karena menghasilkan hormon endorfin. Hormon

endorfin yang dihasilkan ketika senam atau berolahraga akan dialirkan ke seluruh

tubuh dan mengendalikan kondisi pembuluh darah kembali normal dan menjaga

aliran darah dapat mengalir tanpa hambatan.

Page 37: BINA HUSADA

23

BAB IV

KESIMPULAN

1. Jenis kumpulan data yang digunakan dalam artikel yang direview rata rata

dengan populasi remaja yang mengalami dismenore

2. Metode yang lebih dominan dan lebih sering digunakan dalam penelitian tentang

efektivitas senam dismenore dalam menurunkan tingkat nyeri yaitu metode

eksperimen dengan design penelitian Pretest-Posttest Control Group Design.

Dengan metode tersebut memang sangatlah signifikan dengan penelitian tersebut

karena dengan penelitian eksperimen peneliti dapat mengetahui akibat apa yang

ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja.

3. Senam dismenore mempunyai pengaruh terhadap penurunan nyeri menstruasi.

Senam Dismenore termasuk olahraga atau latihan fisik yang dapat menghasilkan

hormon β- endorphin. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami

yang diproduksi oleh otak yang melahirkan rasa nyaman dan untuk mengurangi

rasa nyeri pada saat kontraksi.

Page 38: BINA HUSADA

DAFTAR PUSTAKA

Badriyah dan Diati. (2014). Be smart girl : Petunjuk Islami kesehatan reproduksibagi remaja. Jakarta: Gema Insani.

Dewi, Ratna. 2019. Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Putri DalamPenanganan Dismenore Di SMA Assanadiyah Palembang Tahun 2016.Palembang : Akademi Kebidanan Pondok Pesantren Assanadiyah.

Ida Nurjanah, Yuniza, Miranti Florencia Iswari. 2019. PENGARUH SENAMDISMENORE TERHADAP PENURUNAN NYERI MENSTRUASI PADAMAHASISWI ASRAMA STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG.Palembang : STIKES Muhammadiyah Palembang.

Inayati H, Rejeki S, Hartati S (2017). Efektifitas Hipnoterapi Dan Terpai MusikTerhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Dengan Dismenore Di MadrasahAliyah Pondok Psantren Putri Al-Amien Preduan.

Ismarozi, D., Utami, S., & Novayelinda, R. (2015). Efektifitas Senam Dismenoreterhadap Penanganan Nyeri Haid Primer pada Remaja. Jurnal OnlineMahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 2(1), 820-827.

Kumalasari, Mei Lina Fitri. 2016. The Effectiviness of Dysmenorrhea Gymnastics asan Alternative Therapy in Reducing Menstrual Pain A Systematic ResearchReview 2011-2016. Surabaya : Fakultas Psikologi dan Kesehatan UniversitasIslam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Manuaba. 2015. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.

Nora Isa Tri Novadela, Rosmadewi dan Eka Wahyuni. 2017. PENGARUH SENAMDISMENORE TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA REMAJAPUTRI. Tanjung Karang : Universitas Tanjung Karang.

Nuraeni. 2017. Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri Pada RemajaPutri SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar.Mandar : STIKes Bina Generasi Polewali Mandar.

Page 39: BINA HUSADA

Nurwana, Yusuf Sabilu, Andi Faizal Fachlevy, 2016. ANALISIS FAKTOR YANGBERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMINOREA PADA REMAJAPUTRI DI SMA NEGERI 8 KENDARI TAHUN 2016. Kendari : FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.

Santi, Lina Silvia. 2017. Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan NyeriMenstruasi Pada Remaja Usia 16-17 Tahun.

Solehati, T dan Kosasih, E.C.2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi DalamKeperawatan Maternitas. Bandung : PT Refika Aditama.

Price, W. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit. Edisi ke 6 vol 2.Jakarta: EGC.

Yuda Ari Susanti. 2015. Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap PenurunanIntensitas Dismenore Pada Remaja Di Desa Cengkok Kabupaten Kediri.Kediri : Akbid Medika Wiyata Kediri.

Page 40: BINA HUSADA

LAMPIRAN

Page 41: BINA HUSADA

55

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849

e-ISSN : 2548-1398

Vol. 5, No. 2 Februari 2020

PENGARUH EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE TERHADAP

PENURUNAN INTENSITAS NYERI DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI

SMK YPIB MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2019

Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) YPIB Majalengka

Email: [email protected] dan [email protected]

Abstract

Dysmenorrhea (dysmenorrhea) is pain that is felt during menstruation caused by

uterine muscles that overcome spasms. One effort to reduce the intensity of

dysmenorrhea can be done with dysmenorrhea gymnastics. This research aims to

know the effectiveness effect of dysmenorrhea gymnastic on decreasing the intensity

of dysmenorrhea pain in young girls in the Vocational high school YPIB of

Majalengka 2019. The kind of research that is experimental research with pretest-

posttest Control Group design. The sample from this research amount to 30 girl

student class X and XI in the Vocational high school YPIB of Majalengka that is 15

experiment groups and 15 control groups. That research is done on 15 April-15

May 2019. Data analysis uses univariate analysis with frequency distribution,

normality test and bivariate analysis with paired t-test. The results of the research

indicated that before dysmenorrhea gymnastic more than half (66,7%) young girl

have experienced pain intensity when doing dysmenorrhea gymnastic and after do

it too. Effectiveness dysmenorrhea gymnastic decrease pain intensity on young girl

in vocational high school YPIB of Majalengka 2019. The level of decreasing pain

intensity before and after doing dysmenorrhea gymnastic amount of 1,8. For

parties of vocational high school YPIB of Majalengka need to upgrade information

about reproduction health on young girl especially about dysmenorrhea through

some activities such as counseling cooperate with public health office or public

health center, discussion about menstruation, using madding to share insight for

student about menstrual discussion and treatment and optimize the role of the

School Health Unit (UKS) in handle students who feel menstrual pain.

Keywords : Dismenore, Intensitas Nyeri, Senam Dismenore

Abstrak

Dismenore (dysmenorrhea) adalah rasa nyeri yang dialami ketika menstruasi yang

disebabkan oleh otot uterus yang mengalami kejang. Salah satu upaya untuk

menurunkan intensitas dismenore dapat dilakukan dengan senam dismenore.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas senam dismenore

terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMK YPIB

Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019 Jenis penelitiannya yaitu penelitian

eksperimen dengan desain Pretest-Postest Control Group Design. Sampel dalam

penelitian ini sebanyak 30 orang siswi kelas X dan XI di SMK YPIB Majalengka

yaitu 15 kelompok eksperimen dan 15 kelompok kontrol. Penelitiannya dilakukan

Page 42: BINA HUSADA

Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini

56 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020

pada tanggal 15 April-15 Mei 2019. Analisis datanya menggunakan analisis

univariat dengan distribusi frekuensi, uji normalitas dan analisis bivariat dengan uji

t berpasangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebelum senam dismenore lebih

dari setengah (66,7%) remaja putri mengalami intensitas nyerinya sedang dan

sesudah senam dismenore lebih dari setengah (77,3%) remaja putri mengalami

intensitas nyerinya ringan saat dismenore. Senam dismenore efektivitas terhadap

penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMK YPIB Majalengka

Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Besarnya penurunan intensitas nyeri sebelum

dan sesudah senam dismenore sebesar 1,8. Bagi pihak SMK YPIB Majalengka

perlu meningkatkan informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja terutama

tentang dismenore melalui beberapa kegiatan seperti penyuluhan bekerja sama

dengan dinas kesehatan atau puskesmas terdekat, diskusi remaja seputar

menstruasi, memanfaatkan sarana informasi seperti mading untuk menyebarkan

wawasan kepada siswa tentang pencegahan dan penanganan menstruasi, serta

mengoptimalkan peran Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dalam menangani siswi

yang mengalami nyeri menstruasi

Kata kunci: Dismenore, Intensitas Nyeri, Senam Dismenore

Pendahuluan

Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa,

ditandai adanya percepatan perkembangan fisik, emosi, mental dan sosial (Laila, 2015).

Perubahan-perubahan fisik yang dialami oleh remaja yang memiliki pengaruh besar

terhadap perkembangan jiwa remaja yaitu pertumbuhan tubuh seperti badan semakin

tinggi dan panjang. Diikuti dengan mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai

dengan menstruasi pada wanita) menstruasi ini sebagai tanda seksual sekunder pada

remaja dan ada beberapa remaja yang mengalami gangguan pada saat menstruasi yaitu

mengalami nyeri pada saat menstruasiatau dismenore (Marmi., 2014).

Menurut data World Health Organization atau WHO (Savitri, 2015), didapatkan

kejadian dismenore pada wanita sebanyak 1.769.425 jiwa (90%) dengan 10-15%

mengalami dismenore berat. Studi epidemiologi di Mesir melaporkan kejadian

dismenore pada 75% remaja perempuan pubertas dengan jumlah ketidakhadiran di

sekolah sebesar 20,3% yang dihubungkan dengan beratnya gejala (Laila, 2015).

Menurut (Dahlan, 2017) hampir 90% wanita di Amerika Serikat mengalami dismenore,

dan 10-15% diantaranya mengalami dismenore berat, akibatnya penderita tidak mampu

melakukan kegiatan apapun. Sedangkan 80% remaja usia 19-21 tahun mengalami

dismenore ini hasil dari penelitian dari Swedia, 15% membatasi aktifitas harian mereka

ketika menstruasi dan membutuhkan obat-obatan untuk mengurangi dismenore, 8-10%

tidak mengikuti atau masuk sekolah dan hampir 40% finansial dan kualitas hidup

perempuan berdampak tidak baik (Oktasari, 2015).

Begitu pula angka kejadian dismenore di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar

54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Dahlan, 2017). Adapun

angka kejadian dismenore di Jawa Barat tahun 2015 yaitu sebesar 72,89% dismenore

primer dan 27,11% dismenore sekunder (Andriyani, 2016).

Page 43: BINA HUSADA

Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore

Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020 57

Nyeri merupakan perasaan yang mengganggu kenyamanan akibat suatu hal,

keadaan ini hanya dapat dijelaskan oleh penderita nyeri tersebut terkait sebab dan/atau

tempat dimana rasa nyeri itu timbul. Secara umum rasa nyeri merupakan perasaan tidak

nyaman yang erat kaitannya dengan gangguan tubuh dan factor lain. Salah satu skala

nyeri diantaranya menggunkan Numeric Rating Scale (NRS) (Subandi, 2017).

Dismenore (dysmenorrhea) adalah nyeri yang dirasakan selama menstruasi yang

disebabkan oleh otot uterus yang mengalami kejang (Price, 2016). Dismenore bisa

terjadi akibat prostaglanding yang dikandung oleh endometrium berada pada jumlah

yang tingggi, hal ini disebabkan oleh progesterone selama fase luteal pada siklus haid,

prostaglandin mencapai tingkat maksimum pada awal haid, sehingga menyebabkan

kontraksi miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah,

menyebabkan iskemia, disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri (Manuaba,

2015). Dismenore dapat menghambat aktivitas remaja yang berdampak pada penurunan

prestasi remaja di sekolah karena ketidakhadirannya dalam proses pembelajaran. Studi

yang lain melaporkan bahwa dismenore menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk

sekolah (Perry dan Potter, 2015).

Tingkat nyeri dibagi atas skala kategorik (tidak nyeri, sakit ringan, sakit sedang

dan sakit berat). Nyeri merupakan keadaan dimana seseorang membuat alasan untuk

dirinya mencari bantuan perawatan kesehatan yang menjadi penyebab dari pengalaman

sensori dan emosional yang tidak menyenangkan. Nyeri terjadi bersama banyak proses

penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan

(Perry dan Potter, 2015).

Senam dismenore merupakan salah satu bentuk relaksasi yang sangat

dianjurkan. Tujuan dilakukannya senam dismenore adalah mengurangi dismenore yang

dialami oleh beberapa wanita tiap bulannya (Suparto, 2015). Hal ini disebabkan saat

melakukan olahraga atau senam, tubuh akan menghasilkan hormon endorphin.

Endorphin dihasilkan oleh otak dan susunan saraf tulang belakang. Hormon ini berperan

sebagai obat penenang alami yang diproduksi oleh otak sehingga menimbulkan rasa

nyaman (Haruyama, 2014). Pada seorang atlet yang teratur berolahraga memiliki tingkat

prevalensi kejadian dismenore lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang

mengalami obesitas, dan pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak

teratur (Laila, 2015).

Hasil penelitian di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati menunjukkan bahwa ada

pengaruh senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada remaja putri dengan

nilai sebesar 0,041. Hasil penelitian (Sormin, 2014) menunjukkan bahwa senam

dismenore efektif dalam mengurangi dismenore pada remaja putri di SMP Negeri 2

Siantan dengan nilai sebesar 0,000.

Berdasarkan data dari SMK YPIB Majalengka tahun ajaran 2018/2019 diketahui

jumlah seluruhnya sebanyak 399 orang, yang terdiri dari tiga jurusan, yaitu Farmasi

sebanyak 199 siswa, Keperawatan sebanyak 145 siswa dan Analis Kimia sebanyak 55

orang. Untuk siswa kelas X hanya ada dua jurusan yaitu Farmasi dan Keperawatan.

Jumlah kelassiswa X sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 106 orang yang

Page 44: BINA HUSADA

Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini

58 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020

terdiri dari 6 laki-laki dan 100 perempuan, kelas XI sebanyak 5 kelas dengan jumlah

siswa sebanyak 156 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 140 perempuan dan

kelasXII sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 137 orang yang terdiri dari 20

laki-laki dan 117 perempuan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X dan XI,

dikarenakan siswa kelas XII pada bulan Maret-April 2019 akan melaksanakan ujian

nasional sehingga tidak dapat diikutsertakan pada penelitian ini.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 21

Januari 2019 terhadap 30 remaja puteri di SMK YPIB Majalengka, diketahui sebanyak

15 orang (50%) mengalami dismenore.Secara keseluruhan remaja belum tahu tentang

senam dismenore dan dari 15 orang yang dismenore sebanyak 8 orang mengatakan

ketika dismenore mereka minum obat untuk mengatasi nyeri dan 7 orang lainnya tidak

melakukan apa-apa atau hanya istirahat saja.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah penelitian

eksperimendengan desain penelitian Pretest-Postest Control Group Design.Jumlah

sampel yang digunakan sebanyak 30 orang yang sedang mengalami dismenore.

Responden tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang

dismenore dan diberi perlakuan dan kelompok kontrol yang dismenore tidak diberi

perlakuan masing-masing berjumlah 15 orang. Penelitian ini telah dilakukan di SMK

YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka pada tanggal 15 April-15 Mei 2019.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalahkuesioner lembar observasi.

Kuesioner pada penelitian ini yaitu tentang pengukuran skala nyeri model Visual

Analog Scale (VAS).

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil

a. Analisis Univariat

1) Gambaran Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Senam Dismenore

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Senam

Dismenore pada Remaja Putri pada Kelompok Eksperimen di SMK

YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019

No

Intensitas Nyeri

Pada Kelompok

Eksperimen

Pengukuran yang

ke-1

(Pretest)

Pengukuran yang

ke-2

(Postest)

F % F %

1 Sangat berat 0 0 0 0

2 Berat 2 13.3 0 0

3 Sedang 10 66.7 4 26.7

4 Ringan 3 20.0 11 73.3

5 Tidak nyeri 0 0 0 0

Jumlah 15 100 15 100.0

Page 45: BINA HUSADA

Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore

Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020 59

Berdasarkan table 1 diketahui bahwa dari 15 siswi sebelum senam

dismenore yang intensitas nyerinya sangat berat tidak ada (0%), yang

intensitas nyerinya berat sebanyak 2 orang (13,3%), yang intensitas

nyerinya sedang sebanyak 10 orang (66,7%), yang intensitas nyerinya

ringan sebanyak 3 orang (20,0%) dan yang tidak nyeri tidak ada (0%). Hal

tersebut menunjukkan bahwa sebelum senam dismenore lebih dari setengah

(66,7%) remaja putri pada kelompok eksperimenmengalami intensitas

nyerinya sedang saat dismenore. Adapun sesudah senam dismenore dari 15

siswi yang intensitas nyerinya sangat berat tidak ada (0%), yang intensitas

nyerinya berat tidak ada (0%) yang intensitas nyerinya sedang sebanyak 4

orang (26,7%), yang intensitas nyerinya ringan sebanyak 11 orang (73,3%)

dan yang tidak nyeri tidak ada (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa

sesudah senam dismenore lebih dari setengah (77,3%) remaja putri pada

kelompok eksperimen mengalami intensitas nyerinya ringan saat dismenore.

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Senam

Dismenore pada Remaja Putri pada Kelompok Kontrol di SMK YPIB

Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019

No

Intensitas Nyeri

Pada Kelompok

Kontrol

Pengukuran yang

ke-1

(Pretest)

Pengukuran yang

ke-2

(Postest)

F % F %

1 Sangat berat 0 0 0 0

2 Berat 1 6.7 1 6.7

3 Sedang 12 80.0 11 73.3

4 Ringan 2 13.3 3 20.0

5 Tidak nyeri 0 0 0 0

Jumlah 15 100 15 100.0

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 15 siswi kelompok kontrol

pada pengukuran yang ke-1 (pretest) yang intensitas nyerinya sangat berat

tidak ada (0%), yang intensitas nyerinya berat sebanyak 1 orang (6,7%),

yang intensitas nyerinya sedang sebanyak 12 orang (80,0%), yang intensitas

nyerinya ringan sebanyak 2 orang (13,3%) dan yang tidak nyeri tidak ada

(0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol lebih dari

setengah (80,0%) remaja putrimengalami intensitas nyerinya sedang saat

dismenore pada saat pengukuran yang ke-1. Adapun pada pengukuran yang

ke-2 dari 15 siswi kelompok kontrol yang intensitas nyerinya sangat berat

tidak ada (0%), yang intensitas nyerinya berat sebanyak 1 orang (6,7%),

yang intensitas nyerinya sedang sebanyak 11 orang (73,3%), yang intensitas

nyerinya ringan sebanyak 3 orang (20,0%) dan yang tidak nyeri tidak ada

(0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol lebih dari

Page 46: BINA HUSADA

Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini

60 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020

setengah (73,3%) remaja putrimengalami intensitas nyerinya sedang saat

dismenore pada saat pengukuran yang ke-2.

b. Analisis Bivariat

1) Efektivitas Senam Dismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri

Dismenore

Sebelum dilakukan uji t, sebagai salah satu syaratnya data diuji

normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan

uji Shapiro Wilk karena memiliki sampel kurang dari 50 subjek atau

responden. Adapun hasil uji normalitas dengan Shapiro Wilksebagai berikut:

Tabel 3

Distribusi Uji Normalitas Efektivitas Senam Dismenore Terhadap

Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore pada Remaja Putri di SMK

YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019

Variabel Saphiro Wilk

Statistic df value

Eksperimen

Nyeri sebelum (pretest) .936 15 .333

Nyeri sesudah (postest) .807 15 .058

Kontrol

Nyeri sebelum (pretest) .924 15 .224

Nyeri sesudah (postest) .924 15 .218

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwadidapatkan hasil uji normalitas

dengan uji Shapiro Wilkdiperoleh value untuk data pada kelompok

eksperimen nyeri sebelum (pretest) adalah 0,333, nyeri sesudah (postest)

adalah 0,058, sementara untuk data pada kelompok kontrol nyeri sebelum

(pretest) adalah 0,224, nyeri sesudah (postest) adalah 0,218. Hal ini

menunjukkan bahwa value dari keempat data tersebut > 0,05 dengan demikian

data berdistribusi normal. Karena data hasil penelitian berasal dari distribusi

yang normal maka analisisnya dapat dilanjutkan dengan uji t berpasangan

ataupaired sample t-test.

Tabel 4

Efektivitas Senam Dismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri

Dismenore pada Remaja Putri di SMK YPIB Majalengka Kabupaten

Majalengka Tahun 2019

Variabel Mean N Beda

Mean SD t value

Nyeri sebelum

senam

dismenore

5.07 15

1,8

1.486

8,088 0,0001 Nyeri sesudah

senam

dismenore

3.27 15 1.033

Page 47: BINA HUSADA

Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore

Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020 61

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata intensitas nyeri

dismenore pada kelompok eksperimen sebelum senam dismenore sebesar

5,07 dengan standar deviasi sebesar 1,468, sementara rata-rata intensitas nyeri

sesudah senam dismenore sebesar 3,27 dengan standar deviasi sebesar 1,033.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri sebelum dan

sesudah senam dismenore sebesar 1,8.

Hasil penghitungan statistik dengan paired sample t-test diperoleh t-

value = 8,088 dan value = 0,0001 yang berarti value < α (0,05), sehingga

hipotesis nol ditolak. Dengan demikian maka senam dismenore efektifitas

terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMK

YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019.

2. Pembahasan

a. Gambaran Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Senam Dismenore

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum senam

dismenore lebih dari setengah (66,7%) remaja putri pada kelompok eksperimen

mengalami intensitas nyerinya sedang saat dismenore dan sesudah senam

dismenore lebih dari setengah (77,3%) remaja putri pada kelompok eksperimen

mengalami intensitas nyerinya ringan saat dismenore. Sementara pada kelompok

kontrol, lebih dari setengah (80,0%) remaja putri mengalami intensitas nyerinya

sedang saat dismenore pada saat pengukuran yang ke-1 dan lebih dari setengah

(73,3%) remaja putri mengalami intensitas nyerinya sedang saat dismenore pada

saat pengukuran yang ke-2. Hal ini menunjukkan bahwa pada remaja puteri yang

diberi perlakuan senam dismenore mengalami perubahan intensitas nyeri yang

signifikan dibanding yang tidak diberi perlakuan. Pada remaja puteri yang diberi

senam dismenore, banyak yang mengalami penurunan nyeri dari skala sedang

menjadi ringan, sedangkan pada remaja puteri yang tidak diberi perlakuan

cenderung tetap atau tidak ada perubahan.

Siswi yang mengalami intensitas nyeri saat dismenorepada penelitian

dapat dikarenakan kurang informasi tentang penanganan nyeri secara non

farmakologis seperti senam dismenore yang mudah dan tanpa biaya. Kurang

mengetahui cara tersebut sehingga apabila siswi mengalami nyeri dismenore

cenderung tidak dilakukan penanganan apa pun. Hal ini juga didukung kondisi

mading (majalah dinding) di SMK YPIB Majalengka yang minim informasi

berkaitan dengan kesehatan respoduksi remaja khususnya tentang pencegahan

dan penanganan nyeri diosmenore.

Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan hasil penelitian Sormin (2014)

di SMP Negeri 2 Siantan Kabupaten Pontianak menurut hasil penelitiannya

senam dismenore terbukti efektif dalam mengurangi dismenore dan dapat

dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan non-farmakologis dalam

mengurangi dismenorea. Demikian juga hasil penelitian Marlinda (2013) pada

remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati menunjukkan bahwa intensitas

nyeri pada remaja puteri sebelum senam sebagian besar adalah nyeri sedang

Page 48: BINA HUSADA

Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini

62 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020

(65%) dan sesudah senam sebagian besar menurun menjadi nyeri ringan

(70,0%).

Dismenore sering kali menyerang sebagian besar perempuan.Dismenore

merupakan gejala, bukan penyakit.Gejalanya berupa nyeri dibagian perut bawah.

Kasus-kasus tertentu, nyeri dapat dirasakan sampai seputar panggul dan sisi

dalam paha. Nyeri terasa terutama pada hari pertama dan kedua menstruasi.

Penyebabnya bermacam-macam dari meningkatnya prostaglandin sampai

perubahan hormonal. Berdasarkan penyebabnya, nyeri menstruasi dibedakan

menjadi dua, yaitu nyeri menstruasi primer dan sekunder (Oktasari, 2015).

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.Skala

nyeri dapat dibagi atas pasien yang memiliki kemampuan verbal dan dapat

melaporkan sendiri rasa sakitnya (self reported) (Perry dan Potter, 2015).

Dismenore biasanya terjadi pada saat fase pramenstruasi (sekresi). Pada fase ini

terjadi peningkatan hormon prolaktin dan hormon estrogen.Sesuai dengan

sifatnya, prolaktin dapat meningkatkan kontraksi uterus. Hormon yang juga

terlibat dalam dismenore adalah hormon prostaglandin (Manuaba, 2015).

Dismenore biasanya terjadi akibat pelepasan berlebihan prostaglandin

tertentu yaitu Prostaglandin-F2 alfa, dari sel sel endometrium uterus.

Prostaglandin-F2 alfa adalah suatu perangsang kuat kontraksi otot polos

miometrium dan konstriksi pembuluh darah uterus. Hal ini memperparah

hipoksia uterus yang secara normal terjadi pada menstruasi, sehingga timbul rasa

nyeri hebat (Manuaba, 2015).

Cara mengurangi dysmenorrhea dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

farmakologi dan non farmakologi. Kompres hangat atau mandi air hangat,

latihan fisik, massase, hipnoterapi, tidur yang cukup, distraksi seperti

mendengarkan musik serta relaksasi seperti yoga dan nafas dalam merupakan

upaya non farmakologi (Muttaqin, 2015).

Senam dismenore merupakan salah satu bentuk relaksasi yang sangat

dianjurkan. Tujuan dilakukannya senam dismenore adalah mengurangi

dismenore yang dialami oleh beberapa wanita tiap bulannya (Suparto, 2015).

Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga atau senam, tubuh akan

menghasilkan hormon endorphin. Endorphin dihasilkan oleh otak dan susunan

saraf tulang belakang. Hormon ini berperan sebagai obat penenang alami yang

diproduksi oleh otak sehingga menimbulkan rasa nyaman (Haruyama, 2014).

Pada seorang atlet yang teratur berolahraga memiliki tingkat prevalensi kejadian

dismenore lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang mengalami obesitas,

dan pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur (Laila,

2015).

Masih banyaknya remaja puteri yang mengalami intensitas nyeri saat

menstruasi dengan skala ringan, sedang bahkan berat, maka bagi pihak sekolah

sebaiknya bekerja sama dengan petugas kesehatan melakukan penyuluhan cara

Page 49: BINA HUSADA

Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore

Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020 63

mengatasi dismenore denganyang mudah dan murah yaitu dengan senam

dismenore dan bagi remaja yang mengalami dismenore jangan dibiarkan begitu

saja harus segera dilakukan senam, juga perlu memanfaatkan mading di sekolah

untuk mensosialisasikan tentang cara mengatasi dismenore selain dengan senam

juga dapat dilakukan dengan cara lain yang juga praktis seperti kompres hangat.

Perlunya komunikasi dengan guru atau orang tua, atau bisa berkonsultasi dengan

petugas kesehatan jika mengalami keluhan yang tidak wajar saat dismenore,

seperti nyeri sangat hebat dan kondisi tubuh melemas agar mendapatkan

penanganan dengan tepat.

b. Efektivitas Senam Dismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwasenam dismenore

berpengaruh terhadap terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada

remaja putri di SMK YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019.

Besarnya penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah senam dismenore

sebesar 1,8. Adanya pengaruh hal ini dikarenakan senam dismenore dapat

mengurangi kekhawatiran yang timbul ketika menstruasi. Latihan-latihan

olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenorea. Hal ini

disebabkan karena saat melakukan olahraga/senam, otak dan susunan saraf

tulang belakang akan menghasilkan endorphin, hormon yang berfungsi sebagai

obat penenang alami dan menimbulkan rasa nyaman.

Sama halnya dengan penelitian (Rahayu, 2015) mengenai pada

mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Karawang menunjukakn bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara derajat dismenore sebelum senam dan sesudah

senam. Juga hasil penelitian (Nuraeni, 2015) pada remaja putri SMK 1 Tapango

Kabupaten Polewali Mandar menunjukan bahwa ada pengaruh diberikan dan

tidak diberikan senam dismenore terhadap penurunan nyeri. Demikian juga

dengan (Deharnita, 2014) tentang mengurangi nyeri dengan senam dismenore

menunjukkan adanya perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah intervensi

senam dismenore.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa senam dismenore

merupakan salah satu bentuk relaksasi yang sangat dianjurkan. Tujuan

dilakukannya senam dismenore adalah mengurangi dismenore yang dialami oleh

beberapa wanita tiap bulannya (Suparto, 2015). Hal ini disebabkan saat

melakukan olahraga atau senam, tubuh akan menghasilkan hormon endorphin.

Endorphin dihasilkan oleh otak dan susunan saraf tulang belakang.Hormon ini

berperan sebagai obat penenang alami yang diproduksi oleh otak sehingga

menimbulkan rasa nyaman (Haruyama, 2014).

Senam dismenore merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat

menghasilkan hormon β-endorphin, hormon ini diproduksi oleh otak dan

susunan syaraf tulang belakang (Perry dan Potter, 2015). Senam dismenore

adalah latihan-latihan olahraga yang ringan yang berguna untuk mengurangi

dismenore (Laila, 2015).

Page 50: BINA HUSADA

Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini

64 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020

Tujuan dilakukan senam dismenore adalah untuk mengurangi derajat

nyeri dismenore. Adapun manfaatnya antara lain dapat meningkatkan

kebugaran, mengoptimalkan daya tangkap, meningkatkan mental dan relaksasi

fisik, meningkatkan perkembangan kesadaran tubuh, mengurangi ketegangan

otot (kram), mengurangi nyeri otot, dan mengurangi rasa sakit pada saat

menstruasi (dismenore) (Laila, 2015).

Perlunya meningkatkan informasi dan bimbingan serta pengawasan baik

oleh orang tua maupun guru-guru di sekolah mengenai dismenore, pemanfaatan

media informasi di sekolah (mading) untuk menginformasikan tentang masalah

remaja puteri khususnya mengenai dismenoredan penanganan dismenore dengan

senam atau pun dengan cara lainnya seperti kompres hangat serta peningkatan

peran Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dalam menangani siswi yang mengalami

nyeri dismenore. Bagi remaja puteri agar berkomunikasi dengan guru atau orang

tua mengenai masalah nyeri menstruasi, agar aktif mengakses informasi dari

media tentang carasenam dismenore dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan

jika mengalami keluhan.

Kesimpulan

Sebelum senam dismenore lebih dari setengah (66,7%) remaja putrimengalami

intensitas nyerinya sedang dan sesudah senam dismenore lebih dari setengah (77,3%)

remaja putrimengalami intensitas nyerinya ringan saat dismenore. Senam dismenore

efektivitas terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMK

YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Besarnya penurunan intensitas

nyeri sebelum dan sesudah senam dismenore sebesar 1,8.

Page 51: BINA HUSADA

Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore

Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020 65

BIBLIOGRAFI

Andriyani. (2016). Hubungan Antara Usia Menarche Dan Lama Menstruasi Dengan

Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri. eprints.ums.ac.id.

Dahlan, A. (2017). Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Nyeri Haid

(Dismenorea) Pada Siswi Smk Perbankan Simpang Haru Padang. Journal

Endurance, 2(1) February 2017.

Deharnita. (2014). Mengurangi Nyeri Dengan Senam Dismenore. Jurnal Parallela,

1(Nomor 1, Juni 2014).

Haruyama. (2014). The Female Body. Batam: Interaksara.

Laila, N. N. (2015). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba

Medika.

Manuaba, I. (2015). Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Marmi. (2014). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Muttaqin, A. (2015). Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Nuraeni. (2015). Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri Pada Remaja

Putri SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal

Ilmiah Bidan, Vol II No.II No. 1, 2017.

Oktasari, dkk. (2015). Perbandingan Efektivitas Kompres Hangat Dan Kompres

Dingin Terhadap Penurunan Dismenorea Pada Remaja Putri. Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Riau.

Perry dan Potter. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,. Proses,dan

Praktik. Alih Bahasa : Renata. Komalasari, dkk. Jakarta: EGC.

Price, S. (2016). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Rahayu. (2015). Efektifitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismeneore Pada

Mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Karawang. Jurnal Prodi

Kebidanan Unsika.

Savitri, R. (2015). Gambaran Skala Nyeri Haid pada Usia Remaja. Artikel Penelitian.

Jurnal Prodi Kebidanan Unsika.

Sormin. (2014). Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada

Remaja Putri di SMP Negeri 2 Siantan Kabupaten Pontianak. Jurnal Program

Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

Page 52: BINA HUSADA

Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini

66 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020

Subandi, E. (2017). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post

Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Melati RSUD Gunung Jati Kota Cirebon Tahun

2017. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(5), 58–74.

Suparto. (2015). Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada

Remaja Putri. Phederal Journal.

Page 53: BINA HUSADA

JOM Vol 2 No 1, Februari 2015

820

EFEKTIFITAS SENAM DISMENORE TERHADAP PENANGANANNYERI HAID PRIMER PADA REMAJA

Desti Ismarozi1)Sri Utami2)Riri Novayelinda3)

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau1

Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau2,3

E-mail :[email protected]

Abstract

The dysmenorrhea exercise is an activities that can used for reducing of pain. The aim of this research was todeterminedthe effectiveness of dysmenorrhea exercise for recucing primary menstrual pain of adolescents. The designof this research is posttest only control group design. The groups were divided into experiment group and controlgroup. The sample in the research is student of VIII class SMP Negeri 14 Pekanbaru. The total sample were 30 peoplewho were taken by using purposive sampling techniques by noticing to the inclusion criteria. Measuring instrumentsthat used in both groups are numeric rating scale for menstrual pain. Analysis used forunivariate distribution of ageand menarche.The bivariateanalyzesused Mann Whitney test. The statistic test show the difference of experiment andcontrol group with p-value 0,016 < α (0,05). It means that dysmenorrhea exercise was effectivefor reducing the primarymenstrual pain. The result of this research is expected to be an alternative to reducing the pain of primary menstrual.

Key words : Dysmenorrhea exercise, handling, menstrual pain, numeric rating scaleBibliography: : 47 (2001-2014)

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah masa yang pentingkarena merupakan masa peralihan dari masakanak-kanak ke masa dewasa (Proverawati,2009). Remaja (adolescence) adalah masatransisi dari masa kanak-kanak menuju masadewasa yang ditandai dengan adanyaperubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial.Masa ini mulai pada usia 12 tahun danberakhir sekitar usia 18 tahun. Pada masaremaja akan muncul serangkaian perubahanfisiologis yang kritis, yang membawaindividu pada kematangan fisik dan biologis(Sarwono, 2010).

Menstruasi atau haid adalah perdarahansecara periodik dan siklik dari uterus, disertaidengan pelepasan (deskuamasi) endometrium(Prawirohardjo, 2009). Bobak, dkk (2004)menyatakan lama rata-rata haid adalah limahari atau rentang tiga sampai enam hari danjumlah darah yang hilang rata-rata 50 ml ataudengan rentang 20-80 ml. Haid biasanyadimulai antara usia 10 sampai 16 tahun,tergantung pada berbagai faktor, termasukkesehatan wanita, status nutrisi dan berattubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Selamamasa haid banyak wanita yang mengalami

masalah haid, diantaranya dismenore(Wiknjosastro, 2007).

Dismenore adalah nyeri yang dirasakanselama menstruasi yang disebabkan oleh ototuterus yang mengalami kejang (Price, 2006).Dismenore terjadi akibat endometriummengandung prostaglandin dalam jumlahyang tinggi, akibat pengaruh progesteronselama fase luteal pada siklus haid,prostaglandin mencapai tingkat maksimumpada awal haid, sehingga menyebabkankontraksi miometrium yang kuat dan mampumenyempitkan pembuluh darah,menyebabkan iskemia, disintegrasiendometrium, perdarahan dan nyeri (Morgan&Hamilton 2009). Dismenore dapatmenghambat aktivitas remaja yangberdampak pada penurunan prestasi remaja disekolah karena ketidakhadirannya dalamproses pembelajaran. Studi yang lainmelaporkan bahwa dismenore menyebabkan14% remaja sering tidak masuk sekolah(French, 2005).

Prevalensi dismenore di Indonesia tahun2008 sebesar 64.25 % yang terdiri dari54,89% dismenore primer dan 9,36%disminore sekunder. Wanita pernahmengalami dismenore sebanyak 90%,masalah ini setidaknya mengganggu 50%

Page 54: BINA HUSADA

JOM Vol 2 No 1, Februari 2015

821

wanita masa reproduksi dan 60-85% padausia remaja (Annathayakheisha,2009).Dismenore mengakibatkan banyaknyaabsensi pada sekolah maupun kantor danmemaksa penderita untuk istirahat,meninggalkan pekerjaan serta gayahidupnyasehari-hari (Saifuddin &Rachimhadhi, 2008). Pada tahun 2010 diManado 98,5% siswi Sekolah MenengahPertama pernah mengalami dismenore, 94,5%mengalami nyeri ringan sedangkan yangmengalami nyeri sedang dan berat sebesar3,5% dan 2%. Hasil penelitian Mahmudionopada tahun 2011, angka kejadian dismenoreprimer pada remaja wanita yang berusia 14-19tahun di Indonesia sekitar 54,89% (Sophia,Muda & Jemadi, 2013).

Nyeri adalah pengalaman sensoriemosional yang tidak menyenangkan akibatdari kerusakan jaringan aktual atau potensial(Tamsuri, 2007). Untuk mengatasi rasa nyeridapat dilakukan dengan metode farmakologidan non-farmakologi.Terapi farmakologiyaitu terapi yang dapat membantumengurangi dismenore denganmengkonsumsi obat anti peradangan non-steroid (NSAID) yang mampu menyekatsintesis prostaglandin melalui penghambatanenzim siklooksigenase sehingga konversiasam arakidonat menjadi prostaglandinterganggu, setiap obat menghambatsiklooksigenase dengan kekuatan danselektivitas yang berbeda, prostaglandin dapatmenimbulkan nyeri terutama yang menyertaiproses radang, prostaglandin berperanmeningkatkan sensitivitas reseptornyerimenjadi penentu timbulnya nyeri (Price,2006).

Terapi nonfarmakologi yaitu terapi yangdapat membantu mengurangi dismenore yangterdiri dari kompres panas, massase, distraksi,istirahat dan olahraga atau senam (Price,2006). Salah satu cara untuk mengatasidismenore adalah dengan melakukan senamkhusus yaitu senam dismenoreyang fokusnyamembantu peregangan seputar otot perut,panggul dan pinggang, selain itu senamtersebut dapat memberikan sensasi rileks yangberangsur-angsurserta mengurangi nyeri jikadilakukan secara teratur (Badriyah &Diati,2004).

Senam dismenore merupakan aktivitasfisik yang dapat digunakan untuk menguranginyeri. Saat melakukan senam, tubuh akanmenghasilkan endorphin. Hormon endorphinyang semakin tinggi akan menurunkan ataumeringankan nyeri yang dirasakan seseorangsehingga seseorang menjadi lebih nyaman,gembira, dan melancarkan pengirimanoksigen ke otot (Sugani & Priandarini, 2010).Latihan atau senam ini tidak membutuhkanbiaya yang mahal, mudah dilakukan dantentunya tidak menimbulkan efek sampingyang berbahaya bagitubuh.

Hasil survei awal yang peneliti lakukandi Sekolah Menengah Pertama Negeri(SMPN) 14 Pekanbaru pada tanggal 03 Juni2014 dengan mewawancarai 15 orang siswi,12 diantaranya mengatakan sudah mengalamimenstruasi dan mengalami nyeri haid padasaat menstruasi disetiap bulannya serta tidakmengetahui bagaimana cara penanggulangandari nyeri yang dialami. Selain itu penelitijuga mewawancarai salah seorang GuruBimbingan Konseling (BK) yang mengatakanbahwa banyak siswi-siswi yang mengeluhsakit perut atau kram pada perut jika sedangmengalami menstruasi sehingga aktivitasbelajar siswi tersebut menjadi terganggu.

SMP Negeri 14 Pekanbaru merupakansalah satu sekolah terfavorit yang ada diPekanbaru yang berlokasi di jalan HangtuahNo. 43 Kecamatan Sail. Keberadaannya yangterletak di tengah kota membuat siswi-siswidengan mudahnya memperoleh berbagai jenismakanan cepat saji yang tersedia. Akibatnyamereka akan mengkonsumsi makanan yangtidak sehat sehingga akan berpengaruh padakondisi fisik karena terlalu banyakmengkonsumsi makanan cepat saji dapatmeningkatkan rasa nyeri pada saat haid.Selain itu, di SMP Negeri 14 belum pernahdilakukan penelitian terkait tentangpenanganan nyeri haid primer.

Dari fenomena diatas disertai denganadanya data yang mendukung, makamendorong peneliti untuk melakukanpenelitian mengenai “Efektifitas senamdismenore terhadap penanganan nyeri haidprimer pada remaja”.

Page 55: BINA HUSADA

JOM Vol 2 No 1, Februari 2015

822

TUJUANTujuan penelitian adalah mengetahui

mengetahui efektivitas senam dismenoreterhadap penanganan nyeri haid primer padaremaja di SMP Negeri 14 Pekanbaru

METODEDesain;Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif dengan desain penelitianPosttest Only Control Group Design

Sampel: Metode pengambilan sampelyang digunakan dalam penelitian ini adalahpurposive samplingdengan jumlah sampelsebanyak 30 orang.

Instrument:Alat pengumpulan datayang digunakan berupa adalah lembarkuesioner tentang data demografi respondendan skala ukur nyeri menggunakan lembarnumeric rating scale untuk mengukurintensitas nyeri.

Analisa DataAnalisa data dengan menggunakan

Univariatdan Bivariat.

HASIL PENELITIANBerdasarkan penelitian didapatkan hasilsebagai berikut:

Tabel 1Distribusi Responden

Karakteristik

Kelompokeksperimen

(n=15)

Kelompokkontrol(n=15)

Jumlah

Umurresponden:

n % n % n %

12 tahun - - 1 6,7 1 3,313 tahun 6 40 11 73,3 17 56,714 tahun 9 60 2 13,3 11 36,715 tahun - - 1 6,7 1 3,3

Jumlah 15 100 15 100 30 100Umurmenarche:10 tahun 4 26,7 4 26,7 8 26,711 tahun 3 20 8 53,3 11 36,712 tahun 7 46,7 3 20 10 33,313 tahun 1 6,7 - - 1 3,3

Jumlah 15 100 15 100 30 100

Tabel 2Rata-rata Nyeri Haid Primer Sesudahdiberikan Intervensi pada Kelompok

Eksperimen dan tanpa diberikan intervensipada Kelompok Kontrol

Tabel 3Perbedaan Nyeri Haid Primer pada Kelompok

Eksperimen dan Kontrol Sesudah PemberianIntervensi Senam Dismenore

PEMBAHASAN

UmurNotoadmojo (2005), usia adalah umur

individu yang terhitung mulai dari dilahirkansampai saat berulang tahun. Usia adalahjumlah hari, bulan, tahun yang telah dilaluisejak lahir sampai waktu tertentu. Usia jugabisa diartikan sebagai satuan waktu yangmengukur waktu keberadaan suatu benda ataumakhluk baik yang hidup maupun yang mati.Pada penelitian yang telah dilakukan padasiswi di SMP Negeri 14 Pekanbaru,didapatkan hasil bahwa usia respondenterbanyak berada pada usia 13 tahun denganjumlah 17 responden(56,7%). Hasil inimenyatakan bahwa sebagian besar respondenberada dalam masa remaja awal (earlyadolescence), yaitu 11-13 tahun(Soetjiningsih, 2004).

Hasil penelitian ini sesuai penelitianyang dilakukan oleh Sopia, Muda dan Jemadi(2013) yang menyatakan hasil uji statistik

Intensitas nyerihaid primer

sesudah diberikanintervensi

M SD Min Max

- Kelompokeksperimen

3,07 1,378 1 5

- Kelompokkontrol

4,33 1,113 2 6

Kelompok nPost test Mean

differencep-

valueM SD

- KelompokEksperimen

15 3,07 1,378

1,26 0,016- Kelompok

Kontrol15 4,33 1,113

Page 56: BINA HUSADA

JOM Vol 2 No 1, Februari 2015

823

dengan menggunakan uji chi square diperolehnilai p=0,020 yang berarti secara umumterdapat hubungan yang bermakna antaraumur dengan kejadian dismenore pada siswiSMK Negeri 10 Medan tahun 2013.

Kejadian dismenore primer sangatdipengaruhi oleh usia wanita. Rasa sakit yangdirasakan beberapa hari sebelum menstruasidan saat menstruasi biasanya karenameningkatnya sekresi hormon prostaglandin.Semakin tua umur seseorang, semakin seringia mengalami menstruasi dan semakin lebarleher rahim maka sekresi hormonprostaglandin akan semakin berkurang. Selainitu, dismenore primer nantinya akan hilangdengan makin menurunnya fungsi saraf rahimakibat penuaan (Junizar, 2001).

Pada awal masa menstruasi seringterjadi siklus menstruasi yang anovulatoiratau menstruasi tanpa pelepasan sel telur yangdisebabkan kurangnya respons umpan balikdari hipotalamus terhadap estrogen danovarium.Paparan estrogen yang terus meneruspada ovarium dan peluruhan endometriumyang berproliferasi mengakibatkan polamenstruasi yang tidak teratur dan seringdisertai dengan rasa nyeri.(Widjanarko,2006).

Umur MenarcheHasil penelitian yang dilakukan pada

siswi SMP Negeri 14 Pekanbaru, didapatkanbahwa mayoritas usia menarche adalah 11tahun sebanyak 11 responden (36,7%).Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh Sopia, Muda dan Jemadi(2013) tentang faktor-faktor yangberhubungan dengan dismenore pada siswiSMK Negeri 10 Medan, dengan hasil terdapathasil uji statistik dengan menggunakan uji chisquare diperoleh nilai p=0,031 artinya secaraumum terdapat hubungan yang bermaknaantara umur menarche dengan kejadiandismenore pada siswi SMK Negeri 10 Medantahun 2013.

Dismenore primer terjadi beberapawaktu setelah menarche biasanya setelah 12bulan atau lebih, sehingga siklus-siklus haidpada bulan-bulan pertama setelah menarcheumumnya berjenis anovulator yang disertaidengan rasa nyeri (Wiknjosastro,

2007).Menarche atau menstruasi pertamapada umumnya dialami remaja pada usia 13 –14 tahun, namun pada beberapa kasus dapatterjadi pada usia ≤ 12 tahun (Manuaba, 2010).Umur menarche yang terlalu muda (≤ 12tahun) dimana organ – organ reproduksibelum berkembang secara maksimal danmasih terjadi penyempitan pada leher rahim,maka akan timbul rasa sakit pada saat haidkarena organ reproduksi wanita belumberfungsi secara maksimal.

Hasil penelitian ini juga sesuai denganpenelitian Novia dan Puspitasari (2008)mengenai usiamenarche dengan judul faktorrisiko yang mempengaruhi kejadiandismenore primer menyatakan bahwa umurmenarche< 12 tahunkemungkinan seorangwanita akan menderita dismenore primer.Penelitian ini sesuai denganpendapatWinkjosastro (2007) yangmenyatakan bahwa menarchepada usia lebihawal merupakan faktor risikoyangberpengaruh terhadap kejadiandismenore primer.Winkjosastro (2007) jugamenyatakan bahwa alat reproduksiwanitaharus berfungsi sebagaimana mestinya.Namun bilamenarche terjadi pada usia yanglebih awal dari normal,di mana alatreproduksi belum siap untukmengalamiperubahan dan masih terjadipenyempitan pada leherrahim, maka akantimbul rasa sakit ketika menstruasi.

Perbandingan nyeri haid primer sesudahdiberikan intervensipada kelompokeksperimen dan tanpa diberikan intervensipada kelompokkontrol

Penelitian yang dilakukan pada siswiSMP Negeri 14 Pekanbarudidapatkan nilairata-rata nyeri haid primersesudah diberikanintervensi senam dismenore pada kelompokeksperimen yaitu 3,07 dimana nyeri tersebutdikategorikan sebagai nyeri ringansedangkannilai rata-rata intensitas nyeri haid primerpada kelompok kontrol tanpa diberikanintervensi senam dismenorerata-rata intensitasnyeri haid primer adalah 4,33 yang berartiberada dalam kategori nyeri sedang.

Dari data diatas menunjukkan bahwaterdapat perbedaan rata-rata nyeri haid primerpada kelompok eksperimen yang diberikan

Page 57: BINA HUSADA

JOM Vol 2 No 1, Februari 2015

824

intervensi senam dismenore dengan kelompokkontrol yang tidak diberikan intervensi senamdismenore. Dalam penelitian Winy (2014)dengan judul efektifitas teknik relaksasiterhadap upaya penanganan dismenore padamahasiswi STiKes PKU MuhammadiyahSurakarta menyatakan bahwa terdapatperbedaan skala nyeri yang signifikan antarasebelum dan sesudah dilakukan teknikrelaksasi progresif dimana terdapat penurunanskala nyeri dari nyeri sedang menjadi nyeriringan. Penurunan skala nyeri ini terjadikarena terapi dengan teknik relaksasimemberikan individu kontrol diri ketikaterjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stressfisik dan emosi pada nyeri.Kegiatan inimenciptakan sensasi melepaskanketidaknyamanan dan stress.Secara bertahap,klien dapat merelaksasikan otot tanpa harusterlebih dahulu menegangkan otot-otottersebut.Saat klien mencapai relaksasi penuhmaka persepsi nyeri berkurang dan rasa cemasterhadap pengalaman nyeri menjadiminimal.Hal ini sesuai dengan pernyataanPrasetyo (2010) yang menyatakan bahwanyeri ringan berada pada rentang skala 1-3dan nyeri sedang berada pada skala 4 sampai6.

Perbedaan rata-rata tingkat nyeri haidprimer pada kelompok eksperimen yangdiberikan intervensi senam dismenoresebanyak 5 kali, seminggu sebelummenstruasi berikutnya dapat terjadi karenaperubahan rata-rata nyeri tersebutdipengaruhioleh beberapa faktor dari senamdiantaranyadapat dilihat berdasarkan faktor-faktorlainseperti frekuensi, kontinuitasnya dan durasiwaktunya. Melakukansenam secara teraturdengan memperhatikan kontinuitasnya,frekuensi senamyang sebaiknya dilakukansebanyak 5 kali, seminggu sebelum mentruasiberikutnya dan dengan durasi waktuyangtepat untuk melakukan senam yaitu 30-45 menit, faktor-faktor tersebut akanmenghasilkan manfaat yang banyak bagitubuh (Wirakusumah, 2004).

Efektifitas senam dismenore terhadapintensitas nyeri haid primer pada remaja

Penelitian yang telah dilakukan diSMP Negeri 14 Pekanbaru, menggunakan ujiMann Whitney sebagai uji alternatif dari uji tindependen.

Pada uji Mann Whitney yangdigunakan untuk membandingkan rata-ratanyeri haid primerantara kelompok eksperimendan kelompok kontrol sesudah pemberianintervensi senam dismenore, hasilnyamenunjukkan p value (0,016) < α (0,05). Halini berarti terdapat pengaruh yang signifikanantara rata-ratanyeri haid primerpadakelompok eksperimen yang diberikan senamdismenore dan kelompok kontrol yang tidakdiberikan senam dismenore sehingga dapatdisimpulkan bahwa pemberian senamdismenore efektif dalam menangani nyerihaid primer pada remaja.

Nyeri pada saat menstruasi terjadikarena adanya jumlah prostaglandin yangberlebihan pada pembulah sehinggamerangsang hiperaktivitas uterus.Peningkatan prostaglandin menyebabkankontraksi myometrium meningkat sehinggamengakibatkan aliran darah haid berkurangdan otot dinding uterus mengalami iskemikdan disintegrasi endometrium (Morgan &Hamilton, 2009), dan dapat menyebabkanrangsangan pada serabut saraf nyeri yangterdapat pada uterus meningkat.

Senam dismenore ini merupakan salahsatu teknik relaksasi. Olahraga atau latihanfisik dapat menghasilkan hormon endorphin.Hormon ini dapat berfungsi sebagai obatpenenang alami yang diproduksi otak yangmelahirkan rasa nyaman dan untukmengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi.Olahraga terbukti dapat meningkatkan kadarβ-endorphin empat sampai lima kali di dalamdarah. Semakin banyak melakukansenam/olahraga maka akan semakin tinggipula kadar β- endorphin. Seseorang yangmelakukan olahraga/senam, maka β-endorphin akankeluar dan ditangkap olehreseptor di dalamhipothalamus dan sistemlimbik yang berfungsi untuk mengatur emosi(Harry, 2005).Kadar endorphin beragam diantara individu, seperti halnya faktor-faktorseperti kecemasan yang mempengaruhi kadarendorphin. Individu dengan endorphin yangbanyak akan lebih sedikit merasakan nyeri.

Page 58: BINA HUSADA

JOM Vol 2 No 1, Februari 2015

825

Sama halnya aktivitas fisik yang berat didugadapat meningkatkan pembentukan endorphindalarn sistem kontrol desendens (Smeltzer &Bare, 2001).

Hasil penelitian ini sesuai denganpenelitian Munawar, Nurjannah & FikiNurviana (2012) dengan judul the effect ofaerobics on reducing the pain ofdysmenorrhea yang menyatakan bahwaterdapat perbedaan nyeri denganmenggunakan skala pengukuran NRS(numeric rating scale) dengan p-value (0,00).

Penelitian yang dilakukan oleh Puji(2009) menyatakan bahwa senam dismenoreefektif dalam mengurangi dismenore padaremaja yaitu sekitar 73.33% remajamengalami penurunan nyeri dari nyeri tingkatsedang ke nyeri tingkat ringan dan sebanyak26,67% mengalami penurunan nyeri darinyeri tingkat berat ke nyeri tingkat sedangdimana menjadi responden dalam penelitianini adalah remaja putri SMAN 2 Jember yangmenunjukkan bahwa p-value0,000 < α(0,05)artinya ada perbedaan tingkat dismenoresebelum dan sesudah dilakukan senamdismenore pada kelompok perlakuan padaremaja putri di Desa Sidoharjo KecamatanPati.

Dengan demikian pada penelitian inidapat disimpulkan bahwa pemberianintervensi senam dismenore dapatmenurunkan intensitas nyeri haid primer padaremaja. Oleh karena itu, memberikanintervensi senam dismenore efektif dalammenurunkan intensitas nyeri haid primer padaremaja.

KESIMPULANHasil uji Mann Whitney menunjukkan p

value (0,016) < α (0,05). Hal ini berartiterdapat perbedaan yang signifikan antararata-rata nyeri haid primer remaja padakelompok eksperimen yang diberikan senamdismenore dan kelompok kontrol tanpaberikan senam dismenore, sehingga dapatdisimpulkan bahwa pemberian intervensisenam dismenore efektif dalam menanganiintensitas nyeri haid primer pada remaja.

SARAN1. Bagi SMP Negeri 14 Pekanbaru

Pihak sekolah diharapkan dapatmenjadikan hasil penelitian ini sebagailangkah awal untuk mengurangiterjadinya nyeri haid yang dirasakan olehsiswi ketika haid sehingga siswi bisamengikuti pelajaran dengan baik tanpaharus izin ke UKS atau bahkan pulanguntuk manangani nyeri sehingga prestasisiswi yang mengalami nyeri haid primertidak terganggu.Untuk itu pihak sekolahbisa membuat program untuk melakukansenam dismenore pada siswi-siswi yangsudah mengalami haid denganpelaksanaan seminggu sebelum siswi-siswi mengalami haid berikutnya.

2. Bagi institusi keperawatanHasil penelitian ini dapat dijadikansebagai sumber informasi dalampengembangan ilmu keperawatanmaternitas khususnya keperawatanmaternitas dalam mengupayakanpemberian sumbangsih pengetahuanberupa senam dismenore dalam halmenangani nyeri haid primer padaremaja.

3. Bagi peneliti selanjutnyaBagi peneliti yang akan melanjutkanpenelitian ini diharapkan dapatmelakukan pretest terlebih dahulu untukdapat melihat perbedaan penurunan yangterjadi sebelum dan sesudah dilakukansenam dismenore .Peneliti jugadiharapkan dapat meneliti efektifitassenam dismenore dengan sampel yanglebih besar dan pembahasan yang lebihterperinci agar penelitian selanjutnyamenjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Annathayakeishka.(2009). Nyeri haid.Diperoleh 08 Juni 2014 darihttp://forum.dudung.net

Anurogo, D dan Wulandari, A. (2011).Carajitu mengatasi nyeri haid.Yogyakarta:ANDI.

Badriyah dan Diati. (2004). Be smart girl:Petunjuk Islami kesehatan reproduksibagi remaja. Jakarta: Gema Insani

Page 59: BINA HUSADA

JOM Vol 2 No 1, Februari 2015

826

Bobak, I. M., Lowdermik, D.L & Jensen,M.D. (2004).Buku ajar keperawatanmaternitas. Jakartra: EGC

French, L. (2005). American family physician.Diperoleh pada tanggal 18 Agustus 2014dari http://findarticles.com/p/articles/mi

Green.(2001). Psikologi pendidikan. Jakarta:Rineka cipta

Harry. (2007), Mekanisme endorphin dalamtubuh. Diperoleh 08 Juni 2014 darihttp://klikharry./2007/02/1.doc+endorphin+dalam+tubuh

Haruyama, S. (2011).The miracle ofendhorphin: Sehat mudah dan praktisdengan hormon kebahagiaan. Jakarta:Qonita PT. Mizan Pustaka

Hasanah, O. (2010).Efektifitas terapiakupresure terhadap dismenore padaremaja di SMPN 5 dan SMPN 13Pekanbaru. Tesis, Universitas Indonesia.Diperoleh pada tanggal 13 November2014 dari http://lib.ui.ac.id

Junizar, G. 2001. Pengobatan DismenoreSecara Akupuntur. PengobatanDismenore Secara Akupuntur.CerminDunia Kedokteran no. 133.Hal.50–51.Jakarta

Manuaba.(2010). Buku ajar penuntun kuliahginekologi. Jakarta: CV Trans Info Media

Martcellina, L. 2011. Pengaruh senamdismenore terhadap penurunan tingkatnyeri saat menstruasi pada remaja putriusia 12 – 17 tahun smp 131 di cipedakkecamatan jagakarsa.Jakarta :Universitas Pembangunan NasionalVeteran. http://www.library.upnvj.ac.id

Munawar., Nurjannah., Nurviana, F. (2012).The effect of aerobics on reducing thepain of dysmenorrhea. Diperoleh tanggal22 Januari 2015 darihttp://download.portalgaruda.org/article

Morgan dan Halminton.(2009). Obstetri danginekologi panduan praktik. Jakarta:EGC

Novia, I dan Puspitasari, N. (2008).Faktorrisiko yang mempengaruhi kejadiandismenore primer. Diperoleh tanggal 23Januari 2015 darihttp://journal.lib.unair.ac.id

Notoatmodjo, S. (2005).Promosi kesehatan,teori dan aplikasinya. Jakarta: RinekaCipta

Potter, P. A & Perry,A. G. (2006). Buku ajarfundamental: Konsep, proses dan praktik,Vol. 2 alih bahasa. Editor Monica Ester,dkk. Jakarta: EGC

Prasetyo, S. 2010. Konsep dan proseskeperawatan nyeri. Graha Ilmu.Yogyakarta

Prawirohardjo,S. (2009). Ilmu kandunganedisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Price, W. (2006). Patofisiologi konsep klinisproses proses penyakit. Edisi ke 6 vol 2.Jakarta: EGC

Proverawati, A & Misaroh, S. (2009).Menarche mentruasi pertama penuhmakna. Yogyakarta: Nuha Medika

Puji, I. (2009). Efektifitas senam dismenoredalam mengurangi dismenore padaremaja putri di SMUNSemarang.Skripsi.Dipublikasikan.

Salika. (2010). Serba-serbi kesehatanperempuan: Apa yang perlu kamuketahui tentang tubuhmu. Jakarta:Bukune

Sarwono, S.W. (2010). Psikologi remaja.Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soetjiningsih.(2004). Tumbuh kembangremaja dan permasalahannya. Jakarta:Sagung Seto

Sophia, F. Muda, S. Jemadi. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengandismenore pada siswi SMK Negeri 10Medan.Skripsi.http://repository.usu.ac.id

Sugani dan Priandarini. 2010. Cara cerdasuntuk sehat : Rahasia hidup sehattanpadokter. Jakarta: Transmedia.

Tamsuri, A. (2007). Konsep danpenatalaksanaan nyeri. Jakarta: EGC

Wiknjosastro. H., Saifuddin. A.B.,Rachimhadhi, T. (2007) . Ilmukandungan. Ed.2, Cet.5. Jakarta: PT BinaPustaka

Widjanarko, B. (2006). Dismenore TinjauanTerapi pada Dismenore Primer. BagianIlmu Kebidanan dan Penyakit KandunganFakultas Kedokteran Rumah Sakit UnikaAtma Jaya

Winy P, Rahma. (2014). Efektifitas teknikrelaksasi terhadap upaya penanganan

Page 60: BINA HUSADA

JOM Vol 2 No 1, Februari 2015

827

dismenorhea pada mahasiswi StiKesPKU Muhammadiyah Surakarta.Diperoleh tanggal 20 Januari 2015 darihttp://stikespku.ac.id

Wirakusumah, E.S. 2004. Tip dan solusi agartetap sehat, cantik, danbahagia di masamenopouse. Jakarta : PT GramediaPustaka Utama.

Page 61: BINA HUSADA

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi

STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,

Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 53

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP DERAJAT NYERI

HAID PADA MAHASISWI STIKES PAGUWARMAS MAOS CILACAP

TAHUN 2018

The effect of disminorhean exercise on menstrual pain degree to the students in

Paguwarmas Institute of helath science

Indah Sulistyoningrum 1 , Norif Didik Nurimanah 2, Ellyzabeth Sukmawati 3

STIKES Paguwarmas Maos Cilacap

ABSTRAK

Senam dismenore merupakan salah satu teknik relaksasi yang

menghasilkan hormon endorphin yang menimbulkan rasa nyaman dan

meningkatkan kadar endorphin. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh senam

dismenore terhadap derajat nyeri haid pada mahasiswi Stikes Paguwarmas Maos

Cilacap.

Metode Penelitian ini menggunakan quasi experiment design yaitu

pendekatan non equivalent control group. Sampel penelitian 15 mahasiswi diberi

perlakuan senam dismenorhoe dan 15 mahasiswi tidak diberikan perlakuan.

Analisis bivariat menggunakan rumus t-test. Setelah dilakukan uji normalitas

hasilnya tidak normal sehingga menggunakan uji wilcoxon.

Hasil Diperoleh z hitung sebesar -3,606, p value 0,00 dan z tabel sebesar

–1,96, α =0,05 adalah -3,606 sehingga ztabel (α=5%)= z(α-α/2)=Z(0,05-0,05/2)= Z0,475

=1,96 atau -1,96 maka zhitung>ztabel atau -zhitung<-ztabel. nilai signifikansi hasil uji

wilcoxson yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan (α) 0,05 maka

nilai di luar daerah penerimaan Ho,artinya Ho ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulan dari penelitian terdapat pengaruh antara senam dismenore terhadap

derajat nyeri haid pada mahasiswi Stikes Paguwarmas maos cilacap.

Kata Kunci: Senam dismenore, nyeri haid,

ABSTRACT

Dysmenorrhea Gymnastics activity is one of relaxation techniques which

produce endorphin hormone that creates a comfort sensation and increase the

endorphin levels. The research aims to know the influence of dysmenorrhea

Gymnastics activity against the menstrual pain degree on Paguwarmas Maos

Cilacap institute of health science students.

Method this research uses quasi experiment design namely non equivalent

control group approachment. As the research sample, 15 students are given the

dismenorhoe gymnastics treatment and 15 students are not. Bivariat analysis

using t-test formula. After the normality test is done, the result is abnormal so the

writer decided to use the wilcoxon test.

Results: z count Obtained as 3.606, p-value 0.00 and z tables of – 1.96, α =

0.05 was-3.606 so z tabel (α=5%)= z(α-α/2)=Z(0,05-0,05/2)= Z0,475 =1,96 atau -1,96 or

-1,96 so zcount>ztabel or –zcount<-ztabel. the significance value of wilcoxson test

Page 62: BINA HUSADA

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi

STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,

Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 54

results i.e. 0.000 which is smaller than the error standard (α) 0.05 so the value

outside the Ho reception area, means that Ho is denied and Ha is accepted. The

conclusions of the research is there is influence between dysmenorrhea

Gymnastics activity against the menstrual pain degree on Paguwarmas Maos

Cilacap institute of health science students.

Keywords : dysmenorrhea Gymnastics activity, menstrual pain,

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak sampai dengan masa

dewasa dengan mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki

masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21

tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Dalam

keadaan normal, masa reproduksi dimulai ketika sudah terjadi pengeluaran sel

telur yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi[1]

Pada saat menstruasi sering terjadi gangguan yang menimbulkan ketidak

nyamanan yang dikenal dengan dismenore. Angka kejadian dismenore cukup

tinggi yaitu 43-93 % wanita mengalami dismenore dan 5-10 % dari mereka

mengalami dismenore yang sangat berat dan meninggalkan kegiatan mereka 1-3

hari dalam sebulan. Di Kabupaten Cilacap di perkirakan yang mengalami

dismenore yaitu sekitar 1,03 % - 1,24% dan kurang lebih separuhnya

memerlukan pengobatan Dismenore dapat diatasi dengan cara terapi farmakologi

dan non farmakologi.

Senam dismenore merupakan salah satu teknik relaksasi. Senam dapat

menghasilkan hormon endorphin. Endorphin adalah neuropeptide yang dihasilkan

tubuh saat tenang. Endorphin dihasilkan diotak dan susuan saraf tulang belakang.

Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi diotak

yang menimbulkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh

untuk mengurangi nyeri pada saat kontraksi.[2]

Studi pendahuluan yang dilakukan di STIKES Paguwarmas dari 10

mahasiswa yang mengalami disminorhoe, 6 mahasiswa yang sering melakukan

senam disminore, 2 mahasiswa mengalami nyeri hebat, 2 nyeri sedang dan 4

nyeri ringan. Berdasarkan uraian latarbelakang diatas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian Pengaruh Senam Dismenorhoe Terhadap Derajat Nyeri

Haid Pada Mahasiswi STIKES Paguwarmas Maos Cilacap.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian “ Apakah ada pengaruh senam dismenore terhadap derajat nyeri haid

pada mahasiswi Stikes Paguwarmas Maos Cilacap? “

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam dismenore

terhadap derajat nyeri haid pada mahasiswi Stikes Paguwarmas Maos Cilacap.

Tujuan khusus penelitia ini yaitu mengetahui derajat nyeri haid sebelum dilakukan

Page 63: BINA HUSADA

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi

STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,

Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 55

senam dismenore pada mahasiswi Stikes Paguwarmas Maos Cilacap, mengetahui

derajat nyeri haid setelah dilakukan senam dismenore pada mahasiswi Stikes

Paguwarmas Maos Cilacap, menganalisis pengaruh senam dismenore terhadap

derajat nyeri haid pada mahasiswi Stikes Paguwarmas Maos Cilacap.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan non equivalent control group.

Dengan mengobservasi sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Besar sampel penelitian ini yaitu 30 orang dibagi menjadi 2 kelompok

yaitu kelompok mahasiswa yang diberi perlakuan senam dismenorhoe sebanyak

15 orang, kelompok ke dua adalah mahasiswa yang tidak diberi perlakuan senam

dismenorhoe sebanyak 15 orang. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis

pengaruh senam dismenore terhadap derajat nyeri haid pada remaja putri, dengan

menggunakan rumus t-test, dengan tingkat kepercayaan 95% atau dapat pula

dengan membandingkan P value dengan nilai α 0,05. Tahapan yang harus

dilakukan lebih dahulu uji normalitas, setelah diketahui hasilnya normal maka

dilakukan pengujian dengan uji T dependen. Jika hasilnya tidak normal maka

dilakukan pengujian non parametrik yaitu dengan uji wilcoxon.[3]

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakeristik Responden

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur Responden

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa yang dijadikan sampel

penelitian sebagian besar berumur 18 tahun sebanyak 17 orang (56,7%),

umur 19 tahun sebanyak 11 orang (36,7%), umur 20 tahun sebanyak 1

orang (3,3%), dan umur 23 tahun sebanyak 1 orang (3,3%).

No Umur Frekuensi Prosentase (%)

1 18 Tahun 17 56,7%

2 19 Tahun 11 36,7%

3 20 Tahun 1 3,3%

4 23 Tahun 1 3,3%

Page 64: BINA HUSADA

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi

STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,

Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 56

2. Derajat Nyeri Haid (Pre Test)

Tabel2. Distribusi Frekuensi Derajat Nyeri Haid (Pre Test)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat derajat nyeri haid, tidak nyeri

tidak ada, nyeri ringan sebanyak 14 orang (46,7%) , nyeri sedang

sebanyak 13 orang (43,3%), nyeri berat sebanyak 3 orang (10,0%),

nyeri sangat berat tidak ada.

3. Derajat Nyeri Haid Responden yang diberi perlakuan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Derajat Nyeri Haid Responden yang

diberi perlakuan

Derajat nyeri haid yang diberikan perlakuan didapatkan hasil Post

test tidak nyeri sebanyak 6 orang (40,0%), nyeri ringan sebanyak 8

orang (53,3%), nyeri sedang sebanyak 1 orang (6,6%), nyeri berat dan

nyeri sangat berat tidak ada.

No Derajat Nyeri Haid Frekuensi Prosentase (%)

1 Tidak Nyeri 0 0 %

2 Nyeri ringan 14 46,7 %

3 Nyeri sedang 13 43,3 %

4 Nyeri Berat 3 10,0 %

5 Nyeri sangat berat 0 0 %

No Derajat Nyeri Haid Frekuensi Prosentase (%)

1 Tidak Nyeri 6 40,0 %

2 Nyeri ringan 8 53,3 %

3 Nyeri sedang 1 6,6 %

4 Nyeri Berat 0 0 %

5 Nyeri sangat berat 0 0 %

Page 65: BINA HUSADA

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi

STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,

Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 57

4. Derajat Nyeri Haid Responden yang tidak diberi perlakuan

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Derajat Nyeri Haid Responden yang tidak

diberi perlakuan

Derajat nyeri haid yang tidak diberikan perlakuan didapatkan hasil

Post test tidak nyeri tidak ada, nyeri ringan sebanyak 7 orang (46,6%),

nyeri sedang sebanyak 7 orang (46,6%), nyeri berat sebanyak 1 orang

(6,6%), dan nyeri sangat berat tidak ada.

5. Hasil Analisis

Hasil pengujian data menunjukan nilai kebermaknaan pengujian

yang sangat baik. Nilai kebermaknaan yang diperoleh adalah sebesar

0,000 nilai ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai kebermaknaan

α 0,05.

No Derajat Nyeri Haid Frekuensi Prosentase (%)

1 Tidak Nyeri 0 0 %

2 Nyeri ringan 7 46,6 %

3 Nyeri sedang 7 46,6 %

4 Nyeri Berat 1 6,6 %

5 Nyeri sangat berat 0 0 %

Nyeri

Kelompok

Jumlah Kelompok yang diberi

perlakuan

Kelompok yang tidak

diberi perlakuan

Pre test Post test Pre test Post test

N % N % N % N % N %

Tidak nyeri 0 .0 6 20.0 0 .0 0 .0 6 10.0

Ringan 6 20.0 8 26.7 7 20.0 7 20.0 28 47.0

Sedang 7 26.7 1 3.3 7 23.3 7 23.3 22 37.0

Berat 2 3.3 0 .0 1 6.7 1 6.7 4 6.0

Sangat berat 0 .0 0 .0 0 .0 0 .0 0 .0

Jumlah 15 15 100

z hitung = -3.606 z tabel = -1.96 pv = 0.00

α = 0.05

Page 66: BINA HUSADA

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi

STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,

Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 58

Dari analisis uji statistik wilcoxson diperoleh z hitung sebesar -3,606, p

value 0,00 dan z tabel sebesar –1,96, α = 0,05 adalah -3,606 sehingga

ztabel (α=5%)= z(α-α/2)=Z(0,05-0,05/2)= Z0,475 =1,96 atau -1,96 maka

zhitung>ztabel atau -zhitung<-ztabel. atau - zhitung < - ztabel. nilai signifikansi

hasil uji wilcoxson yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf

kesalahan (α) 0,05 atau dengan signifikansi 95 % maka nilai di luar

daerah penerimaan Ho, artinya Ho ditolak dan Ha diterima.

B. Pembahasan

Dismenore atau nyeri haid adalah normal, namun dapat berlebihan apabila

dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seperti stress serta pengaruh dari hormon

prostaglandin dan progesteron. Di Stikes Paguwarmas sebagian mahasiswi

mengalami dismenore. Mahasiswi yang mengalami dismenore sebelum

melakukan senam dismenore menyatakan mereka minum obat atau jamu untuk

mengatasi nyeri saat haid. Untuk itu perlu adanya alternatif lain yang bersifat

preventif untuk mengatasi dismenore. Selain menggunakan obat untuk mengatasi

nyeri, ada alternatif preventif lain untuk mengatasi nyeri yaitu dengan cara

melakukan senam dismenore.

1. Umur Responden

Berdasarkan distribusi frekuensi umur responden pada mahasiswi Stikes

Paguwarmas sebagian besar responden berumur 18 tahun sebanyak 17 orang

(56,7%), umur 19 tahun sebanyak 11 orang (36,7%), umur 20 tahun sebanyak 1

orang (3,3%), umur 23 tahun sebanyak 1 orang (3,3%). Berdasarkan data tersebut

termasuk dalam masa remaja akhir. Pada masa remaja akhir terdapat ketidak

nyamanan salah satu diantaranya dismenore, termasuk pada mahasiswi Stikes

Paguwarmas. Hal ini kemungkinan karena keadaan fisik dan psikis seperti stress

serta pengaruh dari peningkatan hormon prostaglandin dan progesteron.

Pada masa remaja akhir terjadi optimalisasi fungsi saraf rahim sehingga

sekresi prostaglandin meningkat, sehingga menimbulkan rasa sakit. Berdasarkan

teori dismenore merupakan kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin

sehingga menyebabkan vasospasme dari arteriol uterin yang menyebabkan

terjadinya iskemia dan kram pada abdomen bagian bawah yang akan merangsang

rasa nyeri di saat datang bulan.[4]

2. Derajat Nyeri Haid (Pretest)

Berdasarkan hasil penelitian, sebelum dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kelompok yang diberikan perlakuan dan kelompok yang tidak diberikan

perlakuan, hasil yang didapat bahwa sebagian besar responden mengalami derajat

nyeri ringan sebanyak 14 orang (46,67%) nyeri sedang sebanyak 13 orang

(43,33%), nyeri berat sebanyak 3 orang (10%), tidak nyeri dan nyeri sangat berat

tidak ada. Hal ini kemungkinan karena akibat rangsang nyeri tergantung pada

latar belakang pendidikan responden. Latar belakang pendidikan responden

sebelum kuliah di Stikes sangat beragam. Faktor pendidikan dan faktor psikis

dapat sangat berpengaruh. Nyeri dapat diperberat oleh keadaan psikis responden

yang dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal karena

ketidakseimbangan hormon bawaan lahir. Hal ini juga berkorelasi dengan faktor

Page 67: BINA HUSADA

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi

STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,

Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 59

eksternal seperti asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi serta status gizi

yang lebih baik[5]

3. Derajat Nyeri Haid Responden yang diberi perlakuan

Dari hasil penelitian pada kelompok yang diberikan perlakuan menunjukan

derajat nyeri haid sebelum diberikan perlakuan (pre test) sebagian besar

responden mengalami nyeri sedang sebanyak 7 orang (26,7%), nyeri ringan

sebanyak 6 orang (20,0%), nyeri berat sebanyak 2 orang (3,3%), tidak nyeri dan

nyeri sangat berat tidak ada. Hal ini disebabkan karena pada mahasiswi yang

sedang kuliah di Stikes Paguwarmas mengalami aktifitas yang padat dan dapat

membuat keadaan fisik serta psikis berubah, serta dapat meningkatan hormon

prostaglandin dan progesteron. Sehingga menyebabkan setres.

Hal ini sesuai dengan teori, stres disebabkan karena perubahan fisik dan

psikis. Faktor stress ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Tanda

awal yang menunjukan keadaan stress adalah timbulnya reaksi yang muncul yaitu

menegangnya otot tubuh individu dipenuhi oleh hormon stress yang

menyebabkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernafasan

meningkat. Disisi lain saat stress, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin,

estrogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebihan. Estrogen dapat

menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan

progesteron bersifat menghambat kontraksi. Peningkatan kontraksi secara

berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri. Selain itu hormon adrenalin juga

meningkat sehingga menyebabkan otot tubuh tegang termasuk otot rahim dan

dapat menjadikan nyeri ketika haid [6]

Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok yang diberikan perlakuan

responden mengalami derajat nyeri haid setelah (post test) diberi perlakuan

senam dismenore didapatkan hasil sebagian besar responden mengalami nyeri

ringan sebanyak 8 orang (26,7%), tidak nyeri sebanyak 6 orang (20,0%), nyeri

sedang sebanyak 1 orang (3,3%), nyeri berat dan sangat berat tidak ada.

Hal ini disebabkan karena mahasiswi mengalami relasasi saat melakukan

senam dismenore sehingga terjadi penurunan derajat nyeri haid.Hal ini sesuai

dengan teori senam dismenore merupakan salah satu teknik relaksasi. Olahraga

atau latihan fisik dapat menghasilkan hormon endorphin. Endorphin dihasilkan di

otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai

obat penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan

meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada

saat kontraksi. Semakin banyak melakukan senam dismenore maka akan semakin

tinggi pula kadar b-endorphin. Ketika seseorang melakukan senam, maka

b-endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipothalamus dan

sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan b-endorphin

terbukti berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri [2]

Adapun senam yang benar haruslah memenuhi kriteria frekuensi 3-5 kali

seminggu dan lama 30 menit. Dari suatu penelitian telah disimpulkan bahwa

latihan paling sedikit 3 kali, hal ini disebabkan ketahanan atau stamina seseorang

akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan latihan, jadi usahakan sebelum

stamina menurun harus berlatih lagi.[2]

Page 68: BINA HUSADA

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi

STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,

Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 60

4. Derajat Nyeri Haid Responden yang diberi perlakuan

Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok yang tidak diberikan perlakuan

setelah diberikan perlakuan (post test) didapatkan hasil sebagian besar responden

mengalami nyeri sedang sebanyak 7 orang (23,3%), nyeri ringan sebanyak 7

orang (20,0%), nyeri berat sebanyak 1 orang (6,7%), tidak nyeri tidak ada dan

nyeri sangat berat tidak ada. Hal ini disebabkan karena mahasiswi tidak

melakukan senam dismenore kemungkinan tidak mengalami relaksasi sehingga

derajat nyeri yang responden rasakan tetap.

Hal ini sesuai teori kejadian dismenore akan meningkat dengan kurangnya

olaharaga, sehingga ketika terjadi dismenore, oksigen tidak dapat tersalurkan ke

pembuluh-pembuluh darah di organ reproduksi yang saat itu terjadi

vasokonstriksi sehingga menyebabkan timbulnya rasa nyeri tetapi bila seseorang

teratur melakukan olahraga, maka dia dapat menyediakan oksigen hampir 2 kali

lipat per menit sehingga oksigen tersimpaikan ke pembuluh darah yang

mengalami vasokonstriksi. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan

dismenore [4, 7]

5. Hasil Analisis

Hasil korelasi dengan menggunakan uji wilcoxson didapatkan bahwa

terdapat pengaruh senam dismenore terhadap derajat nyeri haid dengan p value

0,00 < α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa senam dismenore

berpengaruh terhadap derajat nyeri haid. Hal ini Hal ini disebabkan pada saat

melakukan senam dismenore secara teratur berpengaruh terhadap penurunan

derajat nyeri. Selama dismenore, terjadi kontraksi otot rahim akibat peningkatan

prostaglandin sehingga menyebabkan vasospasme dari arteriol uterin yang

menyebabkan terjadinya iskemia dan kram pada abdomen bagian bawah yang

akan merangsang rasa nyeri di saat datang bulan[4]

Penelitian lain yang berkaitan dengan senam dismenore dilakukan oleh

Istiqomah Puji A 2009 dengan judul ‘’Efektivitas Senam Dismenore Dalam

Mengurangi Dismenore Remaja Putri Di SMU N 5 Semarang’’. Hasil penelitian

dengan responden sebanyak 15 orang menunujukkan tingkatan nyeri sebelum

melakukan senam dismenore adalah siswa dengan skala nyeri sedang sejumlah 8

siswa (53%). Untuk skala nyeri ringan sejumlah 1 orang siswa (7%) dan skala

nyeri berat sebanyak 6 orang siswa (40%). Menunjukkan perubahan skala nyeri

setelah melakukan senam dismenore dengan skala nyeri ringan sebanyak 11

orang siswa (73,33%) dan skala nyeri sedang sebanyak 4 orang siswa (26,67%).

Olahraga sebagai salah satu aktivitas yang menurut teori dapat menurunkan nyeri

saat dismenore tetapi dalam penelitian didapatkan hasil bahwa olahraga yang

teratur dan tidak adanya aktivitas olahraga tidak berpengaruh terhadap skala nyeri

yang diderita oleh sebagian besar responden. Hal tersebut tidak sesuai dengan

pendapat[5]. Dismenore yang dapat dikurangi dengan olahraga secara teratur. Hal

ini mungkin terjadi karena olahraga yang hanya berfungsi meningkatkan aliran

darah seperti mekanisme stimultan adrenoreseptor sebagai obat dismenore atau

memperbesar volume darah, belum cukup menyebabkan berkurangnya dismenore

masih diperlukan jenis olahraga tertentu yang bisa mengurangi faktor-faktor

terjadinya dismenore atau yang mampu membawa penderita keadaan psikis atau

somatis pada tingkat yang normal).[5]

Page 69: BINA HUSADA

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi

STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,

Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 61

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Derajat nyeri haid yang dialami oleh mahasisiwi Stikes Paguwarmas

maos cilacap sebagaian besar respoden mengalami derajat nyeri haid

pre test yaitu nyeri ringan sebanyak 14 orang (48,3%)

2. Derajat nyeri haid yang dialami oleh mahasiswi Stikes Paguwarmas

maos cilacap sebagian besar responden mengalami derajat nyeri haid

post test yaitu nyeri ringan sebanyak 8 orang (53,3%)

3. Terdapat pengaruh antara senam dismenore terhadap derajat nyeri

haid pada mahasiswi Stikes Paguwarmas maos cilacap tahun 2017.

B. SARAN 1. Bagi responden

Diharapkan dengan adanya penelitian ini responden dapat

mempraktekan gerakan ringan pada senam dismenore untuk

menurunkan nyeri pada saat haid.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai senam

dismenore terhadap derajat nyeri haid dengan sampel yang lebih

banyak dan variabel yang dikembangkan, dan dapat mengobservasi

secara langsung dan menambah jumlah responden serta dapat

menggunakan standar operasional prosedur dan instrumen dengan

kuesioner yang telah diukur realibilitasnya.

3. Stikes Paguwarmas

Diharapkan dapat menambah kepustakaan tentang senam dismenore,

agar mahasiswi dapat menambah pengertahuan tentang senam

dismenore dan cara mengatasi nyeri dengan cara preventif serta dapat

mengaplikasikan secara nyata.

DAFTAR PUSTAKA

1. Proverawati, A., Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. 2009,

Yogyakarta: Nuha Medika.

2. Harry. Mekanisme Endhorpin Dalam Tubuh. 2017 [cited 2017 24];

Available from: Http:/klikharry.files.wordpress.com/2007/02/1.doc +

endorphin + dalam + tubuh.

3. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. 2007, Bandung: Alfabeta.

4. David, R.d., Apa yang ingin diketahui remaja tentang seks. 2014, Jakarta

Bumi Aksara.

5. Yustianingsih, A., Hubungan Aktifitas Olahraga Terhadap Dismenorea

Pada Siswi SMK Pemuda Muhammadiyah Krian Sidoarjo Jawa Timur.

2014, Yogyakarta: UGM.

6. H.Handrawan, Ilmu Kandungan. 2017, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

7. Hanifa, W.d., Ilmu Kebidanan. 2005, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Page 70: BINA HUSADA

Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58

52

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN NYERI MENSTRUASI

PADA REMAJA USIA 16-17 TAHUN

(Influence Of Gymnasticsdysmenorrhea To Declinemenstrualpaininadolescentsprincess

Age 16-17year)

Lina Silvia Santi

Email : [email protected]

ABSTRACT

Dysmenorrhea is painful during menstruation, dysmenorrhea consists of a complex

symptom of cramps is mainly felt in the lower abdominal area but can spread to the back or

surface in the thigh, which sometimes causes the patient is helpless in holding back the pain

Dysmenorrhea is one of the relaxation techniques can produce endorphin hormone, the

hormone has a function as a natural sedative produced by the brain so as to cause a sense of

comfort and increase endorphin levels in the body to reduce pain during contractions. This

study aims to determine the effect of dysmenorrhea on the decrease of menstrual pain in girls

aged 16-17 years.

The research design is using Pra Experimental with One Group Pre Test Post Test.

The sample in this study were 14 girls who experienced menstrual pain with Total Sampling

technique.

The result of the research using Wilcoxon test showed that p value <0,05 (0,002)

means that there is influence of dysmenorrhea gymnastics on the decrease of menstrual pain

in girls aged 16-17 years.

The conclusion of this research is that there is influence of dysmenorrhea

gymnastics on the decrease of menstrual pain in adolescent girls 16-17 years old. It is

recommended that this dysmenorrhoeal gymnastics be used as SOP in midwifery care in

young women especially to decrease the level of menstrual pain.

Key Words : Gymnastics Dysmenorrhea, Menstrual Pain

PENDAHULUAN

ASEAN pada tahun 2015

disimpulkan bahwa presentase di

Indonesia angkanya diperkirakan 55 %

perempuan produktif yang tersiksa oleh

disminore Hal ini disebabkan karena

pengetahuan remaja perempuan dalam

mendorong menangani kejadian disminore

masih relative rendah1.

Penyebab dismenore bermacam-

macam, bisa karena penyakit (radang

panggul), kelainan uterus, stres atau cemas

yang berlebihan bisa juga karena

ketidakseimbangan hormonal. Faktor-

faktor yang menyebabkan dismenore

primer antara lain faktor kejiwaan yang

secara emosional tidak stabil yang terjadi

pada gadis remaja apabila tidak mendapat

penerangan yang baik tentang proses

haid2.

Latihan-latihan olahraga yang ringan

sangat dianjurkan untuk mengurangi

dismenore.Olahraga/senam merupakan

salah satu teknik relaksasi yang dapat

digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini

disebabkan saat melakukan olah

raga/senam tubuh akan menghasilkan

endorphin. Endorphin dihasilkan diotak

dan susunan syaraf tulang

belakang.Hormon ini dapat berfungsi

sebagai obat penenang alami yang

Page 71: BINA HUSADA

Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58

53

diproduksi otak sehingga meningkatkan

rasa nyaman3.

Senam dismenore dilakukan secara

teratur dengan memperhatikan

kontiunitasnya, frekuensi sebaiknya

dilakukan 3-4 kali dalam satu minggu atau

5-7 hari sebelum menstruasi, durasi yaitu

30-45 menit setiap kali melakukan senam.

Selain hal tersebut senam dismenore

dilakukan dengan waktu yang tepat yaitu

setiap pagi hari karena konsentrasi

endorphin terendah ditemukan pada saat

sore hari dan tertinggi pada saat malam

hari4.

Masa remaja, usia diantara masa

anak-anak dan dewasa, yang secara

biologis yaitu antara umur 10 sampai 19

tahun. Peristiwa yang tepenting yang

terjadi pada gadis remaja ialah datang haid

yang pertama kali, biasanya sekitar umur

10 sampai 16 tahun.Saat haid yang

pertama ini datang dinamakan menarce5.

Berdasarkan data dari World health

Organization (WHO) angka dismenore di

Dunia sangat besar, rata-rata lebih dari

50% perempuan disetiap negara

mengalami dismenore. di Swedia sekitar

72%. Di Amerika Serikat diperkirakan

hampir 90% wanita mengalami dismenore,

dan 10-15% mengalami dismenore berat,

yang menyebabkan mereka tidak mampu

melakukan kegiatan apapun. Sementara di

Indonesia angkanya diperkirakan 55%

perempuan produktif yang tersiksa oleh

dismenore6.

Berdasarkan data dari yang

didapatkan di Dinas Kesehatan Kabupaten

Tanah Bumbu tahun 2017, bahwa jumlah

kejadian dismenorekhususnya bagi remaja

puteri dari bulan Januari sampai bulan

Desember 2017 mencapai 326 remaja

namun diduga permasalahan dismenore ini

jumlah penderita selalu lebih banyak dari

laporan yang bisa diklaim dan dari data

yang didapat8.

Berdasrkan dari hasil studi

pendahuluan pada tanggal 27 Maret 2018

yang dilakukan di Madrasah Aliyah Darul

Azhar diperoleh jumlah keseluruhan siswi

kelas XI sebanyak 58 siswi. Dari hasil

wawancara terdapat 25 siswi yang

mengalami dismenore, 19 (76%) siswi

yang tidak tahu cara menangani

dismenore, dan 6 (24%) siswi menangani

nyerinya dengan cara meminum obat

penurun nyeri. Dari hasil tersebut maka,

masih banyak pada remaja putri yang

mengalami dismenoredan tidak tahu cara

penangannya.

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian dilakukan di

Madrasah Aliyah Darur Azhar Simpang

Empat Kabupaten Tanah Bumbu Proses

penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei

sampai bulan Juni 2018.

Desain penelitian dalam penelitian

ini adalah Pra Eksperimental dengan

rancangan yang digunakan adalah

rancangan One group pretest postest.

Populasi dalam penelitian ini

adalah semua remaja yang mengalami

nyeri menstruasi di Masreasah Aliyah

Darul Azhar Kabupaten Tanah Bumbu

pada bulan Mei-Juni 2018 yang berjumlah

25remaja nyeri menstruasi.

Adapun pengambilan sampel pada

penelitian ini berjumlah 14 sampel

dilakukansecaratotal sampling dengan

menentukan sampel sesuai dengan kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi.

Adapun instrumen untuk pemberian

senam dismenoreyang digunakan pada

penelitian ini adalah SOP (Standar

Operasional Prosedur),dan untuk nyeri

menstruasi menggunakan lembar

observasi.

Analisis penelitian terdiri dari

analisis univariat dan bivariat, untuk

menguji hipotesis menggunakan uji

statistic nonparametrik yaitu uji

Wilcoxon.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Nyeri

Menstruasi Pada Remaja Usia 16-17

Tahun Sebelum diberikan Senam

Dismenoredi Madrasah Aliyah Darul

Page 72: BINA HUSADA

Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58

54

Azhar Kecamatan Simpang Empat

Kabupaten Tanah Bumbu No. Tingkat Nyeri

Menstruasi

Frekuensi

(Orang)

Presentase

(%)

1 Tidak Nyeri 0 0

2 Nyeri Ringan 4 28,6

3 Nyeri Sedang 4 28,6

4 Nyeri Berat 5 35,7

4 Nyeri Sangat

Berat

1 7,1

Total 14 100

Berdasarkan tabel 5.1diatas dapat

diketahui bahwa sebelum dilakukan senam

dismenore hampir setengahnya (35,7%)

responden mengalami nyeri berat pada saat

menstruasi

Tabel 5.2Distribusi FrekuensiNyeri

Mnestruasi Pada Remaja Usia 16-17

Tahun SesudahDiberikanSenam

DIsmenore di Madrasah Aliyah Darul

Azhar Kecamatan Simpang Empat

Kabupaten Tanah Bumbu No. Tingkat Nyeri

Menstruasi

Frekuensi

(Orang)

Presentase

(%)

1 Tidak Nyeri 4 28,9

2 Nyeri Ringan 6 42,9

3 Nyeri Sedang 2 14,3

4 Nyeri Berat 2 14,3

5 Nyeri Sangat

Berat

0 0

Total 14 100

Berdasarkan tabel 5.2diatas dapat

diketahui bahwasesudah dilakukan senam

dismenorehampir setengahnya (42,9%)

responden mengalami nyeri ringan pada

saat menstruasi.

Tabel 5.3 Analisis Hasil Penelitian Senam

Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

MnestruasiPada Remaja Putri Usia 16-17

Tahun. N

o.

Tingkat

Nyeri

Menstruasi

Sebelum Sesudah

P

value

Freku

ensi

(oran

g)

Persentase

(%)

Frekue

nsi

(orang)

Persentase

(%)

1 Tidak Nyeri

0 0 4 28,6

0,002

(<0,05

2 Nyeri Ringan

4 28,6 6 42,9

3 Nyeri Sedang

4 28,6 2 14,3

4 Nyeri Berat 5 35,7 2 14,3 )

5 Nyeri Sangat

Berat 1 7,1 0 0

Total 14 100 14 100

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat

diketahui bahwa sebelum diberikan senam

dismenore sebagian kecil (7,1%) dari

responden mengalami nyeri sangat berat

saat menstruasi, Setelah diberikan senam

dismenore diketahui bahwa hampir

setengahnya (42,9%) dari responden

mengalami nyeri ringan saat menstruasi.

Uji yang digunakan adalah uji wilcoxon

didapatkan nilai P value (Exact. Sig/2

tailed) 0,002 (<0,05) artinya terdapat

perbedaan nyeri menstruasi sebelum dan

sesudah diberikan senam dismenore. Oleh

karena itu H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti ada pengaruh senam

dismenore terhadap nyeri menstruasi pada

remaja putri usia 16-17 tahun di Madrasah

Aliyah Darul Azhar Kecamatan Simpang

Empat Kabupaten Tanah Bumbu .

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian pada

tabel 5.4 di Madrasah Aliyah Darul Azhar

Tanah Bumbu Pada awal sebelum

dilakukan senam dismenore diketahui

bahwa seluruh responden yang mengalami

nyeri dismenoresaat menstruasi (100%),

responden hampir setengahnya mengalami

nyeri sedang sebelum diberikan senam

dismenore (42,9%), hampir setengahnya

(28,9%) tidak nyeri saat menstruasi.

Dismenore adalah nyeri sewaktu

haid.Dismenoreterdiri dari gejala yang

kompleks berupa kram perut bagian bawah

yang menjalar ke punggung atau kaki dan

biasanya disertai gejala gastrointestinal

dan gejala neurologis seperti kelemahan

umum8.

Dismenore adalah nyeri kram

(tegang) daerah perut mulai terjadi pada 24

jam sebelum terjadinya perdarahan haid

dan dapat bertahan selama 24-36 jam

meskipun beratnya hanya berlangsung

selama 24 jam pertama.Kram tersebut

Page 73: BINA HUSADA

Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58

55

terutama dirasakan di daerah perut bagian

bawah tetapi dapat menjalar ke punggung

atau permukaan dalam paha, yang

terkadang menyebabkan penderita tidak

berdaya dalam menahan nyerinya

tersebut9.

Berdasarkan hasil penelitian pada

tabel 5.2 di Madrasah Aliyah Darul Azhar

Kecamatan Simpang Empat Kabupaten

Tanah Bumbu diketahui bahwa sebagian

besar responden mengalami penurunan

nyeri menstruasi sesudah diberikan senam

dismenoreyaitu hampir setegahnya

mengalami nyeri ringan (42,9%), hampir

setengahnya tidak mengalami nyeri

(28,9%) saat menstruasi.

Hal ini disebabkan karena adanya

senam dismenore dan relaksasi yang ibu

dapatkan.Setidaknya setelah mereka

mendapatkan senam dismenore, sedikitnya

bisa mengurangi nyeri menstruasi yang

mereka alami.

Pada saat melakukan senam maka

endorphinakan keluar dan ditangkap oleh

reseptor didalam hipotalamus dan system

limbic yang memiliki fungsi mengatur

emosi dan stres agar produksi hormon

penyebab nyeri haid dalam hipotalamus

dan system limbic yaitu

adrenalin,estrogen, progesterone dan

prostaglandin dapat dikendalikan serta

nyeri haid dapat berkurang atau hilang3.

Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Darnisahtahun 2013

bahwa senam dismenore membantu remaja

merasa lebih segar, rileks, dan nyaman

selama haid, remaja yang diberikan senam

dismenore 30 menit 3x dalam satu minggu.

Penelitian ini sesuai dengan

penelitian Istiqumah tahun 2014 yang

menunjukkan hasil analisis lebih lanjut

menggunakan independent t test

didapatkan ada pengaruh yang signifikan

dengan melakukan senam dismenore

terhadap nyeri menstruasipada remaja usia

16-17 tahun (p=0,000), dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa senam

dismenore dapat mengurangi nyeri saat

menstruasi.

Berdasarkan penelitian terdahulu

yang dilakukan Ika Diana (2013) dengan

judul Pengaruh Senam Dismenore

terhadap Intensitas Nyeri Nyeri Haid pada

Remaja Di SMA Negri 2 Surabaya.Data

penelitian dianalisa dengan uji Spearman

Rank.Berdasarkan hasil data diketahui

bahwa ada perbedaan penurunan intensitas

nyeri menstruasi sebelum dan sesudah

diberikan senam dismenore.Hasil

perhitungan menggunakan Spearman Rank

(Rho) dengan tingkat kemaknaan α (sig. 2-

tailed) 0,05 didapatkan 0,001< 0,05 maka

H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya

ada pengaruh senam dismenoreterhadap

intensitas nyeri haid pada remaja di Sma

Negri 2 Surabaya, sehingga senam

dismenore mengurangi perasaan tidak

nyaman selama menstruasi.

Menurut peneliti nyeri

dismenoredalam menstruasi dipengaruhi

oleh faktor nyeri atau sakit pada

menstruasipada remaja usia 16-17 tahun

yang menyebabkan ibu sangat cemas

karena takut akan peningkatan nyeri,

ketika diberikan senam dismenoreselama

30 menit dalam 3x satu minggu dapat

mengurangi nyeri menstruasi pada remaja,

karena dengan dilakukannya senam

dismenore dapat membantu remaja

menjadi lebih rileks dan nyamanserta

dapat mengurangi rasa nyeri dan rasa sakit

saat menstruasi.

Hal ini dibuktikan dengan

terjadinya penurunan tingkat nyeri

menstruasi pada saat sebelum

diberikansenam dismenoreberjumlah 14

responden, didapatkan 1 responden

mengalami nyeri sangat berat, 5 responden

mengalami nyeri berat, dan nyeri sedang

dan nyeri ringan 4 responden, maka

setelah diberikan senam dismenoreterdapat

penurunan nyeri menstruasi yaitu

sebanyak 2 responden mengalami nyeri

berat dari 5 responden mengalami nyeri

berat, sementara untuk 6 responden yang

mengalami nyeriringan.

Page 74: BINA HUSADA

Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58

56

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Nyeri menstruasi sebelum diberikan

intervensi senam dismenore pada

remaja putri usia 16-17 tahun hampir

setengahnya (35,7%) mengalami

gejala berat dan hampir setengahnya

(28,6%) responden mengalami nyeri

sedang pada saat menstruasi.

2. Nyeri menstruasi sesudah diberikan

intervensi senam dismenore

padaremaja putri usia 16-17

tahunhampir setengahnya (42,9%)

responden mengalami nyeri ringan

dan hampir setengahnya (28,9%)

responden tidak nyeri pada

saatmenstruasi.

3. Ada pengaruh senam dismenore

terhadap penurunan nyerimenstruasi

pada remaja putri usia 16-17 tahun.

SARAN

1. Bagi Responden

Hendaknya seluruh remaja putri

terus melakukan olahraga atau senam

secara teratur agar dapat

meningkatkan kesehatan khususnya

untuk pencegahan nyeri menstruasi.

2. Bagi Ilmu Kebidanan

Lebih meningkatkan peran bidan

dalam promosi kesehatan sebagai

pencegahan terjadinya nyeri

menstruasidan menjadi landasan

dalam mengembangkan kompetensi

pembelajaran pada mahasiswa

mengenai nyeri menstruasidan

manfaat olahraga terhadap kesehatan.

3. Bagi Organisasi IBI

Diharapkan semoga program-

program kesehatan akan lebih baik

lagi kedepannya terutama dibidang

“Kebidanan” melalui organisasi IBI

dan dapat dipakai sebagai bahan

masukan dalam memberikan

komunikasi Informasi Edukasi kepada

siswi yang mengalami nyeri

menstruasi dan cara mengatasinya.

4. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai landasan promosi

kesehatan mengenai senam dismenore

termasuk pencegahan dari gejala nyeri

menstruasi dengan cara melakukan

olahraga atau senam yang teratur.

5. Bagi Sekolah Madrasah Aliyah

Darul Azhar

Meningkatkan peran guru

olahraga dan peran UKS sekolah

dalam menghimbau siswi

khususnya untuk remaja putri dan

memberikan informasi untuk lebih

rutin dalam melakukan olahraga

atau senam agar meningkatkan

kesehatan dan untuk mengurangi

dampak dari nyeri menstruasi.

6. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar peneliti

selanjutnya menambahkan waktu

penelitian dan bekerjasama dengan

guru disekolah tersebut, dan

peneliti mengontrol variabel

perancu seperti faktor lain yang

dapat mempengaruhi nyeri haid

seperti faktor kejiwaan,

kebudayaan, dan pengalaman nyeri

sebelumnya untuk lebih dilakukan

pemantauan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. (2017). Panduan hari

peringatan hari kesehatan sedunia.

Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia: Jakarta

2. Judhi, M & Sudarti. (2012). Buku Ajar

Penanganan dismenore primer dan

sekunder. Yogyakarta: Nuha medika.

3. Harry. (2012). Mekanisme endorphin

dalam tubuh. Diakses pada tanggal 7

april

2018.Darihttp:/klikharry.files.com/201

0/04/9/doc+endorpin+dalam+tubuh.

4. Wirakusumah. (2009).Sop senam

dismenorea.html

http://raepamun27.blogspot.co.id.

Diakses tanggal 5 Spril 2018.

5. Jones, D. I. (2009). Paduan

Terlengkap Tentang Kesehatan,

Page 75: BINA HUSADA

Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58

57

Penyakit Kandungan Dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan.

Jakarta: EGC.

6. World health organization. (2015).

Profil Kesehatan Dunia Dari

http:/www.whoint/mediacenter/factsh

eets/f310/. Diakses pada tanggal 4

April 2018Dismenore Pada Remaja

Putri di SMUN 5 Semarang.

7. Dinas Kesehatan Tanbu. (2017).

Cakupan Remaja Putri yang

mengalami Dysminorea, Tanah

Bumbu.

8. Dewi, S. N. (2012). Biologi

Reproduksi. Yogyaakarta: Pustaka

Rihama.

9. Proverawati & Misaroh. (2009).

Asuhan Kesehatan Reproduksi

Ramaja Wanita: Bandung.

10. Setyowati, D. (2015). Pengaruh

endorphin massage terhadap

intensitas nyeri kala I fase aktif pada

persalinan di RSU Dr. Wahidin

Sudiro Husodo Kota Mojokerto.

Midwifery, 13(1), 1-6

11. Madrasah Aliyah Darul Azhar. (2018

a) Data Remaja Siswi : Tanah Bumbu.

12. Dharma, K.K. (2011). Metodologi

penelitian keperawatan. Jakarta:

Trans Info Media

13. Darnisah, Umala. H. (2013). SKRIPSI

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap

Penurunan Nyeri Dismenore Pada

Remaja Putri Di Sma Negri 1 Baso.

Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana.

14. Solehati, T & Kokasih, C.E. (2015).

Konsep dan aplikasi relaksasi dalam

keperawatan maternitas. Bandung:

PT. Refika Aditama

15. Saryono. (2011a). Kumpulan

instrumen penelitian kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika

16. STIKES Darul Azhar. (2017).

Pedoman penulisan dan petunjuk

pembuatan tugas akhir. Batulicin

17. Laila. (2011). Efektivitas senam

dismenore.http://dhyanmuff.blogspot.

co.id/2015/11/ html.Diakses tanggal 5

April 2018.

18. Ika, Diana. N. (2013). KTI Pengaruh

Senam Dismenore Terhadap

Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja di

Sma Negri 2 Surabaya.

19. Iswari, P.D., Surinati, A.K., &

Mastini, P. (2014). Hubungan

Dismenore Dengan Aktifitas Belajar

Mahasiswi PSIK FK UNUD. Skripsi.

Bali: Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana.

20. Istiqumah, Puji. A. (2014). SKRIPSI

Efektivitas Senam Dismenore

Terhadap Penurunan Nyeri .

21. Hidayat, A.A.A. (2007). Metode

penelitian keperawatan dan teknik

analisis data. Jakarta: Salemba

Medika.

22. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi

penelitian kesehatan. Jakarta:Rineka

Cipta.

23. Nursalam. (2008). Konsep dan

penerarapan metodologi penelitian

ilmu keperawatan pedoman skripsi,

tesis dan instrument penelitian

keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

24. Setiawan, A. & Saryono. (2010).

Metedologi penelitian kebidanan DIII,

DIV, S1 & S2. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Page 76: BINA HUSADA

Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58

58

Page 77: BINA HUSADA
Page 78: BINA HUSADA

25JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA REMAJA PUTRI SMK 1 TAPANGO KECAMATAN TAPANGO KABUPATEN POLEWALI MANDAR

NuraeniStikes Bina Generasi Polewali Mandar, Kab. Polewali Mandar, Propinsi Sulawesi Barat

[email protected]

ABSTRACT

Gymnastics is a sport that involves the performance of movements that require strength, speed and harmony Regular physical movement. The modern form of gymnastics is: Cross unbalanced, balance beam, floor exercise. These forms supposedly evolved from exercises used by the ancient Greeks to climb and descend a horse and circus performances.

The purpose of this study was to prove no effect disminore gymnastics against a decrease in pain in adolescents SMK 1 Tapango District of Tapango Polewali Mandar

The gymnastics group Mann Whitney test to determine the effect is not significant given and given gymnastics dysmenorrhea.

The population was 30 patients teenage girls in vocational Tapango Tapango District of Polewali Mandar. The technique used is total sample and the sampling consisted of 30 respondents of which 15 respondents were diberika group gymnastics dysmenorrhea and 15 respondents were not given group gymnastics dimenore who met the inclusion criteria. Data collected by means of unstructured interviews and direct observation in patients.

From the results of the study showed that there is influence given and not given exercises to decrease pain of dysmenorrhea. This can be seen with a value of P = 0.000 which is less than the significance level α = 0:05 to show gymnastics dysmenorrhea effectively used to reduce pain

Based on the results of the study are gymnastic effect on the pain of dysmenorrhea dysmenorrhea. While the advice is recommended for researchers to multiply the number of existing samples so the results more meaningful and more accurate than research ini.

Keywords: Gymnastics, Dysmenorrhea, pain, Mann Whitney

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

Page 79: BINA HUSADA

26 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

ABSTRAK

Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah : Palang tak seimbang, balok keseimbangan, senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari latihan yang digunakan oleh bangsa Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni seekor kuda dan pertunjukan sirkus.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan ada pengaruh senam disminore terhadap penurunan nyeri pada remaja SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar

Kelompok senam di uji Mann Whitney untuk mengetahui ada pengaruh bermakna tidak diberikan dan diberikan senam dismenore.

Populasinya adalah 30 pasien remaja putri di SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar. Tehnik sampel yang digunakan secara Total sampling dan terdiri dari 30 responden dimana 15 responden merupakan kelompok diberikan senam dismenore dan 15 responden kelompok tidak diberikan senam dimenore yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara tidak terstruktur dan observasi langsung pada pasien.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh diberikan dan tidak diberikan senam dismenore terhadap penurunan nyeri. Hal ini dapat dilihat dengan nilai P = 0.000 yaitu kurang dari tingkat kemaknaan α = 0.05 sehingga menunjukan senam dismenore efektif digunakan untuk menurunkan nyeri

Berdasarkan hasil penelitian adalah senam dismenore berpengaruh terhadap nyeri dismenore. Sedangkan saran yang dianjurkan bagi peneliti memperbanyak jumlah sampel yang ada agar hasilnya lebih bermakna dan lebih akurat dari penelitian ini.

Kata Kunci : Senam, Dismenore, Nyeri, Mann Whitney

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial (1).

Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat terjadi kehamilan. Hari pertama terjadinya menstruasi dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke – 1). Menstruasi akan terjadi 3 – 7 hari. Hari terakhir menstruasi adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus menstruasi berikutnya. Rata – rata perempuan mengalami siklus menstruasi selama 21 – 40 hari. Hanya sekitar 15 % perempuan yang mengalami siklus menstruasi selama 28 hari (2).

Dismenore dalam bahasa Indonesia adalah

nyeri menstruasi, sifat dan derajat rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Keadaan yang hebat dapat mengganggu aktivitas sehari hari, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat menstruasi. Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi. Umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri (2).

Nyeri haid/dismenore merupakan adalah ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul, faktor psikologis juga ikut berperan terjadinya dismenore pada beberapa wanita. Wanita pernah mengalami dismenore sebanyak 90%. Masalah ini setidaknya mengganggu 50% wanita masa

Page 80: BINA HUSADA

27JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

reproduksi dan 60-85% pada usia remaja, yang mengakibatkan banyaknya absensi pada sekolah maupun kantor. Pada umumnya 50-60% wanita diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik untuk mengatasi masalah dismenore ini (3).

Latihan-latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore. Olahraga/senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman (4). Dari hasil penelitian ternyata dismenore lebih sedikit terjadi pada olahragawati dibandingkan wanita yang tidak melakukan olahraga/senam (3).

Dari uraian diatas dan mengingat sering timbulnya masalah dismenore pada remaja yang dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar maka perlu adanya penelitian untuk mencari alternative terapi yang mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya untuk mencegah dan mengatasi masalah dismenore tersebut dengan senam dismenore dalam mengurangi maupun mengatasi masalah nyeri haid ini.

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: Mengetahui penurunan nyeri sebelum dilakukan senam dismenore pada remaja putri SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar.

Manfaat dari penelitian ini antara lain a. Dapat membantu remaja yang mengalami dismenore dalam mengurangi dan mencegah nyeri saat menstruasi sehingga dapat mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir mata pelajaran b. Sebagai informasi bagi institusi pendidikan bahwa senam merupakan salah satu alternatif terapi untuk mengatasi dan mengurangi siswa-siswa yang mengalami dismenore sehingga mereka dapat lebih berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat mengajarkan gerakan senam tersebut kepada siswa-siswanya c. Dapat

menjadikan senam sebagai salah satu alternatif terapi ke dalam intervensi yang diterapkan bidan/perawat untuk memberikan pelayanan asuhan kebidanan bagi masalah dismenore yang sering dialami remaja d. Memberi pengalaman baru bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian dan dapat mengetahui keefektifan terapi senam secara langsung dalam menangani masalah dismenore remaja dan mengaplikasikan teori yang telah didapat untuk mengatasi masalah dismenore pada keluarga peneliti sendiri.

BAHAN DAN CARA KERJA

1. Desain penelitian Berdasarkan tujuan penelitian ini, desain

yang akan digunakan adalah quasy experiment, dengan rancangan kelompok tidak diberikan intervensi dan diberikan intervensi. Sampel terlebih dahulu memenenuhi kriteria inklusi setelah itu sampel dilakukan penilaian skala nyeri sebelum intervensi dan setelah intervensi senam dismenore. Berdasarkan penelitian ini maka desain yang digunakan adalah rancangan dibagi dua kelompok, pertama kelompok yang diberikan intervensi dan kedua kelompok diberikan intervensi. Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan anggota-anggota kelompok control dan kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan pretes (01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan post tes (02) pada kedua kelompok tersebut ( 9).

2. SampelSampel adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (9).

Dengan kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk di teliti. Sampel yang diambil adalah 30 kemudian dibagi menjadi 15 remaja putri

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

Page 81: BINA HUSADA

28 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

melakukan senam dismenore dan 15 remaja putri yang tidak melakukan senam dismenore di SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar.

3. Identifikasi Variabel 3.1. Variabel Independen

Senam Dismenore a. Definisi Operasional

Teknik relaksasi merupakan salah satu teknik dalam memberikan kondisi yang nyaman dan rileks pada remaja saat mengalami dismenore dengan melakukan senam dismenore gerakan sederhana minimal selama 3 hari sebelum menstruasi setiap pagi dan atau sore hari. Diharapkan senam tersebut memberikan efek dalam mengurangi dan mencegah dismenore. Karena senam dapat menyebabkan tubuh menjadi relaks dengan menghasilkan hormon endorphin.

b. Alat ukur Berupa gerakan senam sederhana yang

dilakukan minimal 3 hari sebelum menstruasi pada pagi dan atau sore hari.

3.2. Variabel dependen

a. Nyeri saat menstuasi sebelum melakukan senam

1) Definisi Operasional Perasaan tidak nyaman yang dirasakan

remaja saat menstruasi akibat kontraksi uterus (dismenore) sebelum melakukan teknik relaksasi dengan senam gerakan sederhana.

2) Alat Ukur Lembar skala nyeri Universal Pain

Assessment Tool yang menampilkan tingkatan nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang ditampilkan dan lembar kuesioner untuk mengetahui lebih mendalam tentang siswa yang mengalami dismenore (6).

b. Nyeri saat menstuasi setelah melakukan senam

1) Definisi Operasional Perasaan tidak nyaman yang dirasakan

remaja saat menstruasi akibat kontraksi uterus (dismenore) sebelum melakukan teknik relaksasi dengan senam gerakan sederhana.

2) Alat Ukur Lembar skala nyeri Universal Pain

Assessment Tool yang menampilkan tingkatan nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang ditampilkan dan lembar kuesioner untuk mengetahui lebih mendalam tentang siswa yang mengalami dismenore (9).

4. Cara Kerja Peneliti mengidentifikasi remaja putri yang

mengalami dismenore, mengidentifikasi skala nyeri dismenore yang mereka rasakan dari pengalaman menstruasi bulan lalu, serta waktu remaja tersebut mengalami menstruasi dengan menyebar lembar observasi sebagai tahap pretest. Melakukan pendekatan pada remaja-remaja putri tersebut satu persatu dan melakukan kontrak tempat dan waktu. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan dan maksud dari pertemuan yang telah disepakati dan memberikan surat kesediaan mereka menjadi responden. Peneliti mengajarkan tentang gerakan senam dismenore dan tata cara pelaksanaan, kemudian membuat kesepakatan agar remaja bersedia untuk melakukan senam dismenore tersebut di rumah selama minimal 3 hari sebelum menstruasi setiap pagi dan atau sore hari.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 15 Mei 2015 sampai 21 Mei 2015. Pengambilan sampel dengan cara Total Sampling dan banyaknya anggota sampel adalah 30 orang. Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswi SMK Tapango yang mengalami menstruasi.

Data primer diambil melalui tehnik wawancara tidak terstruktur dan observasi langsung yang dilakukan pada responden.

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

Page 82: BINA HUSADA

29JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

Tabel 1Distribusi Responden Berdasarkan

Karakteristik Nyeri Pada Remaja Putri SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten

Polewali Mandar Tahun 2016

Skala nyeri frekwensi %

Ringan 8 26,7Sedang 12 40Berat 10 33,3

total 30 100

Berdasarkan data diatas menujukkan bahwa karakteristik nyeri dismenore tidak diberikan senam dismenore sebanyak 0 responden nyeri ringan, 5 responden nyeri sedang dan sebanyak 10 responden nyeri berat, sedangkan kelompok remaja yang diberikan senam dismenorea 8 responden nyeri ringan, 7 responden nyeri sedang dan 0 responden untuk nyeri berat.

1. Analisis Bivariat Variabel PenelitianAnalisis bivariat dilakukan untuk melihat ada

pengaruh antara sebelum dan sesudah pemberian senam dismennore terhadap nyeri. Dari hasil

Tabel.2 Crostabulation Antara Nyeri Dismenore Dengan Senam Dismenore Terhadap Remaja Putri SMK

Tapango di Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar

Nyeri Responden * Senam Dismenore Crosstabulation

Count

Senam Dismenore

Tidak diberikan Diberikan Total senam senam

Nyeri Responden Nyeri ringan 0 8 8 Nyeri sedang 5 7 12 Nyeri berat 10 0 10

Total 15 15 30Sumber : Data Primer 2015

Berdasarkan data diatas menujukkan bahwa nyeri dismenore dari 30 responden didapatkan bahwa responden paling banyak adalah nyeri sedang yaitu nyeri sedang sebanyak 12 responden (40 %) kemudian nyeri berat yaitu 10 responden (33,3 %) dan paling sedikit adalah nyeri ringan sebanyak 8 responden (26,7 %).

Responden yang diberikan dan tidak diberikan selanjutnya ditabulasi menjadi crostabulasi antara kelompok yang diberikan dan tidak diberikan senam sehingga dapat dilihat perbedaan antara diberikan dan tidak diberikan senam pada 30 responden remaja putri SMK Tapango seperti data dibawah ini :

perhitungan dengan program SPSS versi 21 maka dapat ditabulasikan sebagai berikut :

Pada penelitian ini hasil nilai p adalah 0,036 dengan signifikasi 0,000 < α = 0,05 yang berarti ada pengaruh senam dismenore terhadap nyeri. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan melakukan senam dismenore dapat menurunkan nyeri dismenore secara berarti.

2. PembahasanTerdapat pengaruh sebelum dan sesudah

senam dismenore terhadap penurunan nyeri dismenore.

Hasil analisis data tentang pengaruh

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

Page 83: BINA HUSADA

30 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

senam dismneore sebelum dan sesudah senam menunjukkan nilai signifikasi (p) 0,000 artinya p < α, dengan nilai < 0,05 yang berarti ada pengaruh yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian senam dismenore. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa senam dapat meningkatan jumlah dan ukuran pembuluh – pembuluh darah yang menyalurkan darah keseluruh tubuh. Jadi olahraga penting untuk remaja putri yang mengalami dismenore karena latiahan yang sedang dan teratur akan meningkatkan pelepasan endorfin beta (penghilang nyeri alami) kedalam aliran darah, sehingga dapat mengurangi nyeri haid atau dismenore. (4).

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitoan yang dilakukan oleh Istiqamah Puji yang melakukan penelitian tentang Efektifitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada remaja putri di SMU N 5 Semarang memperoleh hasil bahwa ada pengaruh senam dismenore

terhadap dismenore yang dialami oleh remaja.Tujuan dari senam dismenore adalah

meningkatkan ketegangan otot-otot dan pembuluh darah yang jarang sekali bisa menurunkan tegangan darah tinggi Dengan pemberian kompres air dingin Peningkatan volume darah yang mengalir keseluruh tubuh, termasuk organ reproduksi. Dengan olahraga rutin atau senam terjadi peningkatan volum darah yang mengalir keseluruh tubuh, termasuk organ reproduksi sehingga memperlancar pasokan oksigen ke pembuluh darah yang mengalami vasokontraksi, sehingga nyeri haid dapat berkurang.

KESIMPULAN DAN SASARAN

1. Tingkat nyeri dismenore diberikan senam menunjukkan bahwa nyeri dismenore dari 30 respon didapatkan bahwa responden paling banyak adalah nyeri sedang yaitu nyeri sedang sebanyak 12 responden (40 %)

Tabel 3 Uji Unpaired T Test

Group Statistics

Nyeri Responden N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Senam Dismenore Nyeri ringan 8 1.00 .000 .000 Nyeri sedang 12 .58 .515 .149

Independent Samples Test

Levene’s Test for T-test for Equality of Means Equality of Variances

F Sig. t df Sig. Mean Std. Error 95%Confidence (2-tailed) Difference Difference Interval of the Difference

Lower Upper

Senam Equal 252.000 .000 2.268 18 .036 .417 .184 .031 .803Dismenore variances assumed

Equal variances 2.803 11.000 .017 .417 .149 089 .744 not assumed

Sumber : Data Sekunder 2015

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

Page 84: BINA HUSADA

31JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

2. Tingkat nyeri dismenore tidak diberikan senam menujukkan bahwa karakteristik nyeri dismenore tidak diberikan senam dismenore didapatkan bahwa responden paling banyak adalah nyeri ringan yaitu 8 responden.

3. Pengaruh senam dismenore terhadap penurunan nyeri didapatkan nilai signifikasi dengan nilai signifikasi (p) 0,000; artinya p > α, dengan nilai > 0,05 yang berarti ada pengaruh pemberian senam dismenore terhadap penurunan nyeri pada remaja putri dikarenakan senam dadapat memperlebar darah dan menghasilkan hormon endorphin sehingga nyeri dismenore dapat diatasi setelah remaja putri melakukan senam tersebut.

SARAN

1. Bagi SMKN 1 TapanggoBerdasarkan kesimpulan diatas dengan

melakukan senam dismenore terhadap penurunan nyeri, maka diharapkan kepada remaja putri di ruangan untuk mengaplikasikan tindakan non farmakologik seperti senam dismenore dirumah

dan kehidupan sehari-hari

2. Bagi profesi kebidananSenam dismenore dalam merupakan suatu

bentuk tindakan kebidanan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien khususnya remaja. Maka kita harus berusaha untuk menerapkan tehnik non farmakologik tersebut kepada pasien khususnya yang mangalami dismenore.

3. Bagi pembacaUntuk menambah pengetahuan khususnya

tentang nyeri dismenore untuk pembaca harus lebih mencari secara spesifik tentang kompres air dingin.

4. Bagi Penelitian lebih lanjut Diharapkan lebih banyak menambah

besar sampel penelitian dan menambah daerah penelitian sehingga dapat terjangkau sasaran penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh senam dismenore terhadap penurunan nyeri pada remaja putri, selain itu juga perlu penelitian lanjutan dengan cara terapi non farmakologis yang lain.

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

Page 85: BINA HUSADA

32 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

DAFTAR PUSTAKA

1. F.J. Monks, Koers, Haditomo.S.R . 2002. Psikologi perkembangan : pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

2. Sumodarsono,S. 1998. Pengetahuan praktis kesehatan dalam olahraga. Jakarta : PT.Gramedia.

3. Annathayakeishka. Nyeri haid. 2009. Available at http://forum.dudung.net/index.php?action=printpage;topic=14042.0. Diposkan tanggal 10 Januari 2009

4. A. Azis Alimul Hidayat (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Alikasi Konsep dan Proses Keperawatan I. Jakarta : Salemba Medika

5. Harry. Mekanisme endorphin dalam tubuh. 2007. Available at Http:/klikharry.files.wordpress.com/2007/02/1.doc + endorphin + dalam + tubuh. Diposkan tanggal 10 Januari 2009

6. Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan riset keperawatan. Cetakan pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

7. Bobak.2005.Keperawatan maternitas. edisi 4. jakarta EGC

8. Bruner dan suddrat, 2007. Keperawatan maternitas Edisi 8 vol 1,Jakarta :EGC

9. Mauaba,IBG.2006. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana.Jakarta:EGC

10. Notoatmadjo,Soekidjo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.jakarta: Rineka Cipta.

11. P r a w i r o h a r d j o , S a r w o n o . 2 0 0 9 . I l m u Kandungan.Jakarta: YBPSP

12. Winjosastro. 2005 Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka

13. https://ciniacinau.wordpress.com/pengertian-s e n a m - d a n - j e n i s - j e n i s - s e n a m - l a n t a i /(jurnalsenam.co.id) Diakses pada tanggal 28 Februari 2015

14. Istiqamah Puji A.2010. Efektifitas Senam Dismenore dalam Mengurangi Dismenore pada Remaja Putri di SMU N 5 Semarang. Diakses tanggal 19 Agustus 2016.

15. Desti Ismarozi, Sri Utami, Riri Novayelinda. 2015. Efektifitas Senam DismenoreTerhadap Penanganan Nyeri Haid Primer Pada Remaja.Diakses tanggal 18 Agustus 2016

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

Page 86: BINA HUSADA

33JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

FOLIKEL ANTRAL OVARIUM PADA PEMBERIAN ANTIBODI MONOKLONA BOVINE ZONA PELUSIDA SEBAGAI KANDIDAT IMUNOKONTRASEPSI

Milatun Khanifah1, Sri Poeranto2, Sutrisno3

1 Muhammadiyah Health Science Institute of Pekajangan, Pekalongan, Indonesia

[email protected] Departement of Parasitology Faculty of Medicine University of

Brawijaya, Malang, Indonesia3 Division of Fertility, Endocrinology and Reproduction, Departement

of Obstetric and Gynocology, Saiful Anwar General Hospital, Malang, Indonesia

[email protected]

ABSTRACT

Overpopulation is still an importance issue in developing countries such as Indonesia. On the other side of the contraceptive method that is currently relied upon to handle such problems have many deficiencies that promote efforts to suppress a population of less than optimal. Development of contraceptive methods such as the use of non-hormonal targets Monoclonal antibodies bovine imunokontrasepsi ZP3 as a candidate material needs to be done. This study aims to determine the effect of Mab-bZP3 as candidate materials immunokontrasepsi against ovarian histology, namely the number of antral follicles are normal and atretic. True experimental research was conducted on 36 animals model, there were consist of three control groups and three treatment groups, respectively were analyzed on day 5th, 10th, and 20th after the treatment. The control groups were given an injection of 50 mL of Phosphate Buffer Saline and the treatment groups were given an injection of Mab bZP3 50 mL. There was no significant evidence on discrepancy effect of Mab bZP3 toward average number of normal antral follicles (p-value 0.715) and atretic antral follicles (p-value 0.604). There was no significant evidence on discrepancy effect of Mab bZP3 toward average number of atretic antral follicles (p-value 0071) between the times observation on each of the control and treatment groups. However, There was significant evidence on discrepancy effect of Mab bZP3 toward average number of normal antral follicles (p-value 0.036) between the times observation on their respective control and treatment groups. The control group were examined on day 5th, the only significant different with the control group and the treatment group were examined on the 20th day. While the average number of normal antral follicles lowest for the control group were examined on day 20, but no significant evidence on discrepancy in the treatment groups were examined on the 20th day. These results indicate that Mab bZP3 as a candidate imunocontraceptive material has no effect on follicles development, in terms of the

Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

Page 87: BINA HUSADA

34 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

regulation of apoptosis and FSH receptors on the granulosa cells. Reversiblility of contraceptive methode, as demonstrated by evidance that no significant disperancy effect of Mab bZP3 toward average number of antral follicles between control and treatment groups on day 20th.

Key words: imunocontraception, Monoclonal antibody bovine zona pelusida 3, normal antral follicles, atretic antral follicles.

ABSTRAK

Kepadatan penduduk masih merupakan masalah yang penting bagi negara-negara bekembang seperti Indonesia. Di sisi lain penggunaan metode kontrasepsi yang saat ini diandalkan untuk menangani masalah tersebut memiliki bbeberapa kekurangan yang menyababkan upaya menekan jumlah penduduk kurang optimal. Pengembangan metode kontrasepsi dengan target non hormonal seperti penggunan Monoklonal antibodi bovine ZP3 sebagai kandidat bahan imunokontrasepsi perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Mab-bZP3 sebagai kandidat bahan immunokontrasepsi terhadap histologi ovarium yaitu jumlah folikel antral yang normal dan atretik. Penelitian True experimental ini dilakukan terhadap 36 hewan coba yang terdiri dari tiga kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan, masing-masing dianalisa pada hari ke-5, ke-10, dan ke-20 setelah perlakuan. Kelompok kontrol diberikan suntikan Phospat Buffer Saline 50 μl dan kelompok perlakuan diberi suntikan Mab bZP3 sebanyak 50 μl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah folikel antral normal (p-value 0,715) maupun folikel antral atretik (p-value 0,604) antara kelompok kontrol dengan perlakuan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.071) rata-rata jumlah folikel antral atretik antara waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.036) rata-rata jumlah folikel antral normal antar waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-5, berbeda signifikan hanya dengan kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-20. Sedangkan rata-rata jumlah folikel antral normal terendah terdapat pada kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-20, namun tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-20. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa Mab bZP3 sebagai kandidat bahan imunokontrasepsi tidak berpengaruh terhadap perkembangan folikel, dalam hal regulasi apoptosis dan fungsi reseptor FSH pada sel granulosa. Efek kontrseptif bersifat reversible, yang ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan jumlah folikel antral antara kelompok kontrolndan perlakuan pada hari ke-20.

Kata Kunci: imunokontrasepsi, Monoclonal antibodi bovine zona pelusida 3, folike antral normal, folikel antral atretik.

PENDAHULUAN

Populasi penduduk dunia diperkirakan mencapai lebih dari sembilan milyar pada tahun 2050 [1]. Salah satu upaya untuk menangani masalah overpopulasi tersebut adalah mencari target suatu bahan sebagai kandidat metode kontrasepsi [2]. Pengembangan metode kontrasepsi untuk mengontrol fertilitas, di masa mendatang

difokuskan pada perbaikan metode kontrasepsi yang sudah ada sekarang ini dalam hal kemanjuran, efek samping, durasi dan aksi kerja, kemudahan penggunaan, proses produksi dan biaya, tidak mengganggu kesehatan dan dengan target baru non-hormonal [3].

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendapatkan kandidat metode kontrasepsi yang aman dan reversibel adalah pengembangan metode

Page 88: BINA HUSADA

35JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

immunokontrasepsi. Immunokontrsepsi merupakan metode penghambatan fertilisasi dan perkembangan melalui cara imunologis. Induksi respon imun oleh antigen yang berperan terhadap interaksi gamet secara spesifik merupakan salah satu pendekatan untuk immunokontrasepsi. Antigen Zona Pellucida (ZP) efektif digunakan sebagai imunokontrasepsi pada berbagai jenis hewan. Pada mamalia Zona Pellucida tersusun atas beberapa jenis glikoprotein pada tiap spesies, yang diberinama ZP1, ZP2, ZP3, dan ZP4. ZP3 merupakan glikoprotein major dari zona pellucida yang berperan sebagai reseptor spermatozoa, menginduksi antibodi serta menimbulkan infertilitas yang reversibel tanpa menyebabkan gangguan pada ovarium [4].

Sumitro dan kelompoknya dalam berbagai rangkaian penelitian di bidang immunokontrasepsi menggunakan bahan dasar ZP3 dari sapi. ZP3 sapi dipilih karena dari penelitian mereka menunjukkan reaksi interspesifik antibodi terhadap zona ZP (anti-bZP3) di antara kelas mamalia yaitu mencit, tikus putih, kambing dan sapi [5]. Selain itu, penggunaan ZP3 sapi juga dilakukan mengingat limbah ovarium sapi dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang belum termanfaatkan dengan maksimal dapat digunakan sebagai sumber ZP3 [6].

Penelitian imunokontrasepsi berbahan dasar zona pelusida sapi telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Namun, mereka lebih banyak mengkaji pengaruhnya terhadap tingkat kehamilan, seperti yang dilakukan oleh Pantiwati. Penelitian dengan memberikan passive imunisasi anti bZP3 terhadap 36 tikus (100µl anti bZP3 dalam 100µl Complet Freund’s Adjuvant/CFA) dan 36 mencit (50µl anti bZP3 dalam 50µl Complet Freund’s Adjuvant/CFA) menunjukkan bahwa titer antibodi tertinngi didapat pada serum mencit perlakuan yang diinkubasi selama 63 hari. Mencit perlakuan, mencit dan tikus kontrol terjadi kebuntingan terjadi kebuntingan 100% sampai hari ke-126, sedangkan tikus perlakuan mengalami kegagalan 4,5%[7]. Penelitian menggunakan monoklonal antibodi bZP3 (Mab bZP3) masih terus dilakukan dalam rangka mendapatkan kandidat bahan yang

memiliki spesifisitas yang lebih baik sehingga lebih efektif dan aman untuk menghambat fertilisasi/antifertilisasi [4]. Pada penelitian ini penggunaan Mab-bZP3 sebagai kandidat bahan immunokontrasepsi dilihat pengaruhnya terhadap histologi ovarium yaitu jumlah folikel antral yang normal dan atretik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimen dengan Nested Design yang dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Brawijaya Malang dan Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

Hewan CobaPenelitian ini menggunakan mencit Mus

Musculus Balb/c betina yang berusia 1-2 bulan, yang didapatkan dari Unit Pra-Klinik Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta berjumlah 36 ekor. Mencit dibagi menjadi enam kelompok yaitu 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok kontrol yang masing-masing dibedah pada hari ke-5, ke-10, dan ke-20.

Pemberian Imunisasi Pasive Mab bZP3 dan PBSPemberian Mab bZP3 dan Phospate Buffer

Saline (PBS) dilakukan pada fase estrus. Mencit perlakuan mendapat Mab bZP3 sebanyak 50 μl yang dicampur dengan 50μl adjuvan, sedangkan mencit kontrol mendapat 50μl PBS. Injeksi dilakukan secara Intra Muskuler.

Pembuatan preparat histopatologis Pemotongan organ dilakukan setelah melewati

proses fiksasi organ, dehidrasi, clearing, impregnansi dan embedding. Penyayatan organ dilakukan menggunakan microtome dengan ketebalan 4 μm.

Pengamatan Jumlah Folikel AntralProses identifikasi folikel normal dan atretik

Page 89: BINA HUSADA

36 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

pada folikel antral dilakukan dengan pewarnaan Haematoksilin Eosin. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop cahaya. Sel folikel dihitung di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x. Ciri folikel atretik menurut JuniquerA (1997) adalah folikel dengan ciri terlepasnya sel granulosa dari membrane basal, terdapat banyak celah di antara sel-sel penyusun membrane granulosa serta terlepasnya sel-sel folikel dan masuk ke dalam antrum folikuli.

ANALISA STATISTIK

Hasil pemeriksaan jumlah folikel antral normal dan atretik ditampilkan dalam bentuk mean±SD dan dianalisa secara statistik menggunakan Nested ANOVA. P value kurang dari 0,005 dinyatakan tidak signifikan secara statistik. Pengujian asumsi normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

transformasi data dengan transformasi untuk folikel antral atretik dan Log (Y+0.5) untuk data folikel normal.

Hasil uji normalitas pada folikel antral normal yaitu nilai koefisien 0,989 dan p-value > 0.100. Hasil uji normalitas pada folikel antral atretik yaitu nilai koefisien 0,984 dan p-value > 0.100. Ini menunjukkan bahwa asumsi normalitas pada kedua variabel tersebut telah terpenuhi.

Hasil uji homogenitas pada folikel antral normal yaitu nilai koefisien 2.09 dan p-value 0.094. Hasil uji homogenitas pada folikel antral atretik yaitu nilai koefisien 1.22 dan p-value 0.326. Ini menunjukkan bahwa asumsi normalitas pada kedua variabel tersebut telah terpenuhi.

Jumlah Folikel Antral Normal dan Atretik pada pemberian Antibodi Mab-bZP3

Berikut deskriptif jumlah folikel antral normal dan atretik pada masing-masing kelompok :

Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

Saphiro Wilk. Pengujian asumsi homogenitas ragam dilakukan dengan menggunakan uji Levene.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, data jumlah folikel antral normal dan atretik bernilai kecil, sehingga sebelum dilakukan analisis, dilakukan proses

Tabel 1.Deskriptif Jumlah Folikel Antral Normal dan Atretik

Mean ± SD

Antibodi Pemeriksaan Jumlah Folikel Jumlah Folikel Antral Normal Antral Atretik

Kontrol 5 hari 5.00 ± 6.13 3.17 ± 3.06 10 hari 2.50 ± 3.33 2.83 ± 2.56 20 hari 0.50 ± 0.84 4.50 ± 3.15

Perlakuan 5 hari 2.17 ± 0.98 6.83 ± 1.47 10 hari 2.00 ± 1.1 5.00 ± 0.89 20 hari 0.83 ± 1.17 3.00 ± 2.37

deskriptif ditunjukkan bahwa pada kelompok kontrol, rata-rata jumlah folikel antral normal terendah didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 0.50 ± 0.84 dan tertinggi didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-5 yakni sebesar 5.00 ± 6.13. Pada kelompok perlakuan, rata-rata jumlah folikel antral normal terendah didapatkan pada

Page 90: BINA HUSADA

37JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 0.83 ± 1.17 dan tertinggi didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-5 yakni sebesar 2.17 ± 0.98.

Rata-rata jumlah folikel antral atretik pada kelompok kontrol, terendah didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-10 yakni sebesar 2.83 ± 2.56. dan tertinggi didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 4.50 ± 3.15. Rata-rata jumlah folikel antral atretik

menentukan jumlah oosit, yang secara klinis berhubungan dengan outcome berupa kehamilan atau kelahiran hidup, tergantung pada kualitas dan kuantitas oosit [10].

Untuk menguji perbedaan rata-rata jumlah folikel antral normal dan atretik dilakukan proses pengujian dengan menggunakan Nested ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut LSD 5%. Berikut hasil perbandingan rata-rata jumlah folikel antral dengan menggunakan Nested ANOVA dan LSD 5% :

Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

terendah didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 3.00 ± 2.37. dan tertinggi didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-5 yakni sebesar 6.83 ± 1.47.

Berdasarkan tabel 1. jumlah folikel antral normal semakin sedikit seiring dengan semakin bertambahnya usia saat dilakukan pemeriksaan. Pola perubahan folikel normal seperti ini mirip dengan proses fisiologis yang terjadi pada perkembangan folikel di ovarium. Seiring dengan bertambahnya usia wanita, jumlah folikel berkurang sehingga menurunlah jumlah folikel antral[8]. Jumlah folikel antral dapat digunakan sebagai metode untuk memperkirakan jumlah oosit yang sehat dalam ovarium pada masa reproduksi dan memiliki hubungan diagnostik yang penting dalam keluarga berencana [9]. Jumlah folikel antral

Tabel 2.Hasil Perbandingan Rata-Rata Jumlah Folikel Antara Kontrol dan Perlakuan

Menggunakan Nested ANOVA dan LSD 5%

Mean ± SD

Antibodi Jumlah Folikel Jumlah Folikel Antral Normal Antral Atretik

Kontrol 2.67 ± 4.26 3.5 ± 2.85Perlakuan 1.67 ± 1.19 4.94 ± 2.26p-value 0.715 0.064

Hasil perbandingan rata-rata jumlah folikel antral normal dan atretik didapatkan p-value lebih dari 0,05 pada semua variabel. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah folikel antral normal maupun folikel antral atretik antara kelompok kontrol dengan perlakuan.

Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada kedua jenis folikel antral, baik normal maupun atretik menjadi indikasi bahwa pemberian Mab b-ZP3 hanya bekerja untuk menutup reseptor ZP3, tidak menyebabkan gangguan pada sel granulosa. Dijelaskan bahwa sel granulosa terbukti sebagai sel utama dalam ovarium yang menyediakan kondisi fisik dan kimia yang adekuat berguna bagi perkembangan folikel dan oosit normal. Hal ini berlangsung selama proses folikulogenesis

Page 91: BINA HUSADA

38 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

diferensiasi sel pregranulosa menjadi sel granulosa yang matur [11].

Hasil penelitian ini juga memberi petunjuk bahwa pemberian mab-bZP3 tidak mempengaruhi reseptor FSH yang terdapat pada sel granulosa. Reseptor FSH pada folikel hanya dimiliki oleh sel granulosa[12]. Proses seleksi folikel dominan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap FSH, yang menyebabkan peningkatan ekspresi reseptor FSH. Hasilnya adalah, peningkatan inhibin dan estradiol memicu mekanisme feedback negatif yang mencegah folikel melanjutkan proses perkembangan. Selain sel granulosa, sel teka juga memainkan peran penting, karena produksi hormon steroid dibutuhkan untuk pertumbuhan folikel yang normal [13].

Jumlah folikel antral normal atau yang sehat secara morfologi berkaitan dengan keberlangsungan fungsi reproduksi seorang wanita. Dijelaskan bahwa pada tahap antral, kebanyakan folikel mengalami atresia. Namun, di bawah stimulasi gonadotropin

/ cyclic recruitment) untuk mencapai tahap pre-ovulasi. Akhirnya, berkurang jumlah folikel pada kumpulan folikel pada fase istirahat menyebabkan folikel ovarium menyusut [14].

Tidak adanya perbedaan yang signifikan jumlah folikel antral yang mengalami atresia pada penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian Mab-bZP3 tidak menyebabkan regulasi apoptosis pada folikel. Dikemukakan bahwa apotosis folikular diperlukan untuk mengatur perkembangan folikel primordial sampai ke tahap preovulatory dan hanya satu yang dominan akhirnya mengalami ovulasi, sedangkan lebih dari 99% folikel mengalami atresia. atresia diatur oleh kematian sel terprogram (apoptosis) dan survival promotoring factor termasuk gondaotropin dan regulator ontraovarian (steroid gondala, sitokin, protein intraseluler) [15] [16].

Berikut hasil perbandingan rata-rata jumlah folikel antral normal dan atretik antara waktu pemeriksaan :

Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

yang optimal setelah pubertas, sebagian kecil di antaranya dibebaskan (pengambilan secara siklik

Keterangan: Pada mean±sd jika memuat huruf yang berbeda berarti ada perbedaan yang

Tabel 3.Hasil Perbandingan Rata-Rata Jumlah Folikel Antara Waktu Pemeriksaan

Menggunakan Nested ANOVA dan LSD 5%

Mean ± SD

Jumlah JumlahAntibodi Pemeriksaan Folikel Folikel Antral Normal Antral Atretik

Kontrol 5 hari 5.00 ± 6.13 3.17 ± 3.06 a 10 hari 2.50 ± 3.33 2.83 ± 2.56 abc 20 hari 0.50 ± 0.84 4.50 ± 3.15 c

Perlakuan 5 hari 2.17 ± 0.98 6.83 ± 1.47 ab 10 hari 2.00 ± 1.10 5.00 ± 0.89 ab 20 hari 0.83 ± 1.17 3.00 ± 2.37 bc

p-value 0.036 0.071

Page 92: BINA HUSADA

39JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

signifikan dan jika memuat huruf yang sama berarti tidak ada perbedaan yang signifikan.

Tabel 3. menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.071) rata-rata jumlah folikel antral atretik antara waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.036) rata-rata jumlah folikel antral normal antara waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan.

Berdasarkan hasil uji LSD 5%, ditunjukkan bahwa rata-rata jumlah folikel antral normal tertinggi terdapat pada kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-5, namun tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-10, dan kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-5 dan ke-10. Sedangkan rata-rata jumlah folikel antral normal terendah terdapat pada kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-20, namun tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-20.

Dari tabel 3. dapat dilihat, perbedaan yang signifikan hanya terjadi antara kelompok kontrol hari ke-5 dengan hari ke-20 baik kelompok kontrol

dan kelompok perlakuan, dan antara kelompok kontrol hari ke-20 dengan kelompok perlakuan hari ke-5 dan ke-10. Ini menjadi bahwa Mab bZP3 dapat diharapkan sebagai metode kontrasepsi yang memiliki ciri berdaya guna (efektif) dalam mencegah kehamilan dan bersifat reversible. Sifet efektif ditunjukkan oleh adanya antara kelompok kontrol hari ke-20 dengan kelompok perlakuan hari ke-5 dan ke-10. Sifat reversible ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol hari ke-5 dengan hari ke-20 baik kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Diterangkan bahwa secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal antara lain aman, berdaya guna, harga terjangkau dan bersifat reversibel [2].

Sifat efektif dan reversible dari suatu metode kontrasepsi sangat sesuai bagi pengguna kontrasepsi yang berada dalam rentang reproduksi sehat, yaitu mereka yang paling mungkin untuk mengalami kehamilan. Saifudin (2012) menjelaskan bahwa dalam penggunaan kontrasepsi rasional, berdasarkan usia, maka pada usia reproduksi sehat (20-35 tahun), pilihan utama kontrasepsi adalah yang memiliki ciri efektifitas tinggi dan mampu mengembalikan kesuburan [17].

Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

Page 93: BINA HUSADA

41JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

EFEKTIFITAS PEMBERIAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) DAN TEMU LAWAK (CURCUMA XANTHORHIZA ROXB) TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PRIMER

Tuti Sukini1, Bekti Yuniyanti2, Anis Aryanti3

1,2 Dosen Prodi Kebidanan Magelang, 3 Bidan di Puskesmas Mungkid Magelang

[email protected]

ABSTRACT

Early changes that appear in adolescents especially young women is biological development. One of adolescent development that appear is menstruation in young women. At the time of menstruation problems that many women experience is the discomfort or pain and it is commonly called dysmenorrhea. The prevalence of dysmenorrhea is quite high in the world which estimated 50% of all women in the world suffer from dysmenorrhea in a menstrual cycle. The prevalence of dysmenorrhea is quite high of 183 adolescents, 119 (65%) experienced dysmenorrhea and decreased quality of life (70.6% became irritable, 44.5% emotionally unstable, and lazy to do the legwork (Kumhar et al, 2011: pages 267). The incidence of dysmenorrhea in Central Java reached 56%, incidence of dysmenorrhea 68.4% is discovered in Jepara itself.

The purpose of this study was to determine the effectiveness of the leaf extract of aloe vera (aloe vera) and Temu Lawak (Curcuma Xanthorhiza Roxb) in reducing dysmenorrhea in adolescent girls.

This research is a quantitative pre experimental design “Quasi Experimental Pre-Post Test with Control Group”. Interventions that were given is aloe vera and temulawak. The population in this study were all girl students in class VIII junior of IT Ihsanul Fikri Junior High School and the sample of 40 respondents were taken by simple random sampling technique. Data were collected using a questionnaire containing a pain scale of Bourbanis scale. The results were analyzed using the Wilcoxon test with Confident Interval by 95%.

Results showed there is effect giving extract aloe vera and temulawak to the reduction of dysmenorrhea and get the value of p = 0.001. Giving aloe vera more effective than temulawak with a mean value of aloe vera 3.2 greater than temulawak 2,85. Giving aloe vera more effective against decrease pain scale in students with dysmenorrhea.

Keywords: Aloe Vera, Temu Lawak, dysmenorrhea

Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

Page 94: BINA HUSADA

42 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial.1 Pada remaja wanita perubahan paling awal muncul adalah perkembangan secara biologis. Salah satu tanda ke remajaan secara biologis, yaitu mulainya remaja wanita mengalami menstruasi.2 Pada saat menstruasi masalah yang banyak dialami wanita adalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat dan hal ini biasa disebut dismenore.2,3

Dismenore merupakan masalah ginekologis yang paling umum dialami wanita baik wanita dewasa maupun wanita pada umur remaja.2

Dismenore adalah rasa nyeri yang dirasakan

pada saat menstruasi yang digambarkan sebagai nyeri kram pada abdomen bagian bawah yang terjadi selama menstruasi.4 Hasil penelitian Chung et al, menunjukkan bahwa dijumpai 95% mengalami sindroma Pre-menstruasi dan 95% di antaranya disertai perasaan sedih, tegang pada payudara, nyeri perut, dan sakit kepala. Kondisi ini mempengaruhi beratnya dysmenorrhea. Dismenorea dan gejala pra menstruasi adalah gangguan umum yang mempengaruhi lebih dari50% dari wanita menstruasi, penyebabnya adalah kelebihan produksi prostaglandin (PG) diendometrium selama siklus ovulasi.5 Hal ini menunjukkan bahwa wanita dengan dismenore memiliki kadar yang lebih tinggi dari PG dalam plasma dan debit menstruasi dibanding wanita

ABSTRAK

Pada remaja wanita perubahan paling awal muncul adalah perkembangan secara biologis. Salah satu tanda ke remajaan secara biologis, yaitu mulainya remaja wanita mengalami menstruasi. Pada saat menstruasi masalah yang banyak dialami wanita adalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat dan hal ini biasa disebut dismenore. Prevalensi dismenore cukup tinggi di dunia, dimana diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenore dalam sebuah siklus menstruasi .Prevalensi dismenore cukup tinggi dari 183 remaja, 119 (65%) mengalami dismenore dan mengalami penurunan kualitas hidup (70,6% menjadi mudah tersinggung, 44,5% emosi tidak stabil, dan malas melakukan pekerjaan rutin (Kumhar et al, 2011: hal 267). Angka kejadian dismenore di Jawa Tengah mencapai 56%, di Jepara sendiri angka kejadian dismenore 68,4%.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun lidah buaya (aloe vera) dan temu lawak dalam menurunkan dismenore pada remaja putri.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif pre experimental dengan desain “Quasi Experimental Pre-Post Test with Control Group”. Intervensi yang diberikan adalah pemberian lidah buaya dan temulawak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi putri di kelas VIII SMP IT Ihsanul Fikri dengan jumlah sampel 40 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berisi skala nyeri dari Bourbanis scale. Hasil dianalisis menggunakan Wilcoxon test. dengan Confident Interval 95%.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian lidah buaya dan temulawak terhadap penurunan dismenore dan mendapatkan nilai p= 0,001. Pemberian lidah buaya lebih efektif untuk menurunankan skala nyeri dismenore dibandingkan dengan temulawak dengan nilai mean lidah buaya 3,2 lebih besar dari temulawak 2,85.

Disarankan dapat disosialisasikan melalui seminar, atau lokakarya dan digunakan sebagai salah satu sumber Evidence Based Practice khususnya penggunaan tanaman herbal yaitu lidah buaya dan temulawak sebagai tanaman untuk mengatasi dismenore.

Kata Kunci : Lidah Buaya, Temulawak ,Dismenore

Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

Page 95: BINA HUSADA

43JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

tanpa dismenore, sedangkan gejala pra menstruasi yang dialami sebelum menstruasi karena perubahan kadar estrogen serta progesteron. 6

Dismenorea primer adalah penyakit yang paling sering dilaporkan oleh remaja dan dewasa muda.7 Prevalensi dismenore cukup tinggi di dunia, dimana diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dysmenorrhea dalam sebuah siklus menstruasi.8 Prevalensi dysmenorrhea cukup tinggi dari 183 remaja, 119 (65%) mengalami dysmenorrhea dan mengalami penurunan kualitas hidup (70,6% menjadi mudah tersinggung, 44,5% emosi tidak stabil, dan malas melakukan pekerjaan rutin. 9 Kejadian dysmenorrhea meningkat dengan umur (13,6% pada umur 12 tahun, 39,5% pada umur 13 tahun, 50,3% pada umur 14 tahun dan 55% pada umur 15 tahun. 10 Dysmenorrhea pada remaja harus ditangani meskipun hanya dengan pengobatan sendiri atau non farmakologis. 11 Pendekatan non-farmakologis yang sering digunakan remaja untuk mengatasi dysmenorrhea antara lain: kompres hangat, olahraga, terapi mozart,dan relaksasi, senam dan minum minuman herbal. Brain gym dapat meningkatkan b-endorphin sehingga bisa menurunkan rasa nyeri saat mengalami dysmenorrhea. 12 Sejumlah 90% wanita menggunakan pengobatan herbal untuk mengatasi dysmenorrhea dan melaporkan efektif mengurangi nyeri.13

Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman fungsional karena semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun untuk mengobati berbagai penyakit .14 Antrakuinon dalam lidah buaya mengandung aloin dan emodin yang berfungsi sebagai analgesik.15 Kandungan bahan alami temulawak bisa mengurangi keluhan dismenorea primer. Temulawak mempunyai kandungan curcumin dan curcumenol, curcumine berfungsi sebagai antiinflamasi dan antipiretik, sedangkan curcumenol berfungsi sebagai analgetik. Mekanisme biokimia terpenting yang dihambat oleh curcumine adalah influks ion kalsium ke dalam sel-sel epitel uterus. Jika penghambatan terhadap influks ion inidilakukan ke dalam sel epitel uterus, maka kontraksi uterus bisa dikurangi atau bahkan

dihilangkan sehingga tidak terjadi dismenorhea primer.16 Curcumenol sebagai agen analgetika akan menghambat pelepasan PG yang berlebihan.17

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian “Quasi Experimental Pre Test Post Test with Control Group”. Intervensi yang diberikan adalah pemberian lidah budaya dan temulawak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun lidah buaya (aloe vera) dan temu lawak dalam menurunkan dysmenorrhea pada remaja putri. Penelitian dilakukan bulan Juni 2016 di SMP IT Ihsanul Fikri Kecamatan Mungkid. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive sampling Sampel pada penelitian ini sebanyak 40 orang yaitu remaja putri di kelas VIII SMP IT Ihsanul Fikri Kecamatan Mungkid yang mengalami dismenore yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, meliputi bersedia menjadi responden, tidak sedang mengalami stres psikologis, tidak alergi terhadap temulawak, tidak alergi terhadap lidah buaya, siswi dengan haid teratur, tidak memiliki sakit yang berhubungan dengan alat reproduksi, dismenore pada hari 1 atau hari ke 2 pada saat penelitian tidak minum obat yang dapat mengurangi nyeri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian1. Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Lidah Buaya

Tabel 1.1.Distribusi Frekwensi Nyeri Dismenore Sebelum Dan Sesudah Diberikan

Lidah Buaya Pada Remaja Putri(n=20) Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Ringan Sedang Berat

Sebelum 0 9(45 %) 10(50%) 1(5%)Sesudah 10(50%) 10(50%) 0 0

Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

Page 96: BINA HUSADA

44 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

Berdasarkan Tabel 1.1 sebelum diberikan lidah buaya responden paling banyak mengalami nyeri sedang sebanyak 10 responden.Setelah diberikan intervensi lidah buaya tidak dijumpai lagi responden dengan nyeri sedang ataupun nyeri berat.

2. Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Dan Sesudah Diberikan Temu Lawak

Tabel 1.2.Distribusi Frekwensi Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Dan Sesudah

Diberikan TemulawakPada Remaja Putri (n=20)

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Ringan Sedang Berat

Sebelum 0 12(60%) 7(35%) 1(5%)Sesudah 15(75%) ) 4(20 %) 1(5 %) 0

Melihat Tabel 1.2 didapatkan sebelum diberikan temu lawak skala nyeri remaja putri sebagian besar adalah nyeri ringan sebanyak 12 responden. Setelah diberikan tindakan tidak di jumpai lagi responden dengan nyeri berat.

3. Perbedaan Penurunan Nyeri dismenore Sebelum Dan Sesudah Intervensi Lidah Buaya dan Temulawak

Tabel 1.3. Perbedaan Nyeri Dismenore Sebelum Dan Sesudah Intervensi Lidah Buaya dan

TemulawakPada Remaja Putri (n=20)

Mean Mean Selisih Kelompok Skala Nyeri Skala Nyeri skor skala p value sebelum sesudah nyeri

Lidah buaya 3,8 0,6 3,2 0,000Temulawak 3,3 0,45 2,85 0,000

Hasil Uji Wilcoxon diperoleh p value 0,001 baik pada pemberian lidah buaya maupun temu lawak. Hal ini berarti lidah buaya dan temulawak

efektif menurunkan nyeri dismenore. Namun dari kedua intervensi tersebut lidah buaya lebih efektif dibanding temu lawak. Hal ini dilihat dari selisih mean masing-masing intervensi. Pada intervensi lidah buaya selisih rata–rata sebesar 3,2 yang berarti lebih besar dari selisih rata-rata pada intervensi temu lawak yaitu 2,8.

PEMBAHASAN

1. Intensitas nyeri dismenore sebelum dan sesudah diberikan lidah buaya dan temulawak

Nyeri haid terjadi karena ada peningkatan produksi prostaglandin. Peningkatan ini akan mengakibatkan kontraksi uterus dan vasokontriksi pembuluh darah, maka aliran darah yang menuju ke uterus menurun sehingga tidak mendapat suplai oksigen yang adekuat sehingga menyebabkan nyeri. 18

Untuk mengatasi dismenore dapat dilakukan dengan pemberian obat analgesik dan anti inflamasi dan terapi ramuan herbal yang telah di percaya khasiatnya yang berasal dari bahan-bahan tanaman. Obat herbal lain yang dapat digunakan adalah lidah buaya. Lidah mengandung antrakuinon dan kuino, antrakuinon dan kuinon memiliki efek menghilangkan rasa sakit (analgetik) dan menghilangkan pusing. Antrakuinon mengandung aloin dan emodin yang dapat berfungsi sebagai analgesik. 15 Aktivitas analgesik dari tanaman ini dikaitkan dengan kehadiran carboxypeptidases enzim dan Bradykinase yang cenderung untuk menghilangkan rasa sakit.Tanaman diketahui mengandung beberapa alkaloid dan zat steroid bertanggung jawab atas pelepasan rasa sakit.Selain itu, kehadiran dua Dihydrocoumarin dengan imunomodulator dan antioksidan properti telah dilaporkan dalam studi sebelumnya. Ini cenderung untuk membantu dalam pengurangan rasa sakit melalui stimulasi sistem kekebalan tubuh dan penurunan prostaglandin yang bertanggung jawab untuk rasa sakit.19

Pemberian temulawak pada respon yang mengalami dismenorea akan dapat mengurangi

Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

Page 97: BINA HUSADA

45JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

skala nyeri haid. Kurkumin yang terkandung dalam temulawak mempunyai aktivitas penghilang rasa sakit dan anti radang. Selain itu Curcumin juga dapat mengatasi ansietas, demensia, dismenore gingivitis, sakit kepala, impotensi, lumbago, paringitis dan vertigo. Curcumin yang terkandung dalam temulawak 100% mampu menghilangkan nyeri bawah perut yang dapat terjadi selama menstruasi. Curcumin sebagai analgesic telah di konfirmasi dalam mengurangi berbagai jenis nyeri seperti sakit gigi, kolik perut dan nyeri sendi.20

2. Efektifitas pemberian lidah buaya dan temulawak dalam menurunkan nyeri dismenore pada remaja putri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efektifitas pemberian lidah buaya dengan temulawak dalam menurunkan dismenore adalah lebih efektif pada pemberian temulawak daripada lidah buaya akan tetapi dengan perbedaan selisih rata-rata penurunan skala nyeri yang sedikit (hampir sama). Pemberian lidah buaya dan temulawak pada siswi yang mengalami nyeri haid mempunyai efek yang sama yaitu terjadi penurunan skala nyeri antara 3,2 dan 2,85. Jika dilihat dari hasil penelitian tersebut, kedua perlakukan menimbulkan efek analigesik yang hampir sama. Hasil penelitian ini menunjukkan lidah buaya mempunyai pengaruh terhadap dismenore. Fungsi analgesik pada lidah buaya adalah antrakuinon.

Prostaglandin cenderung untuk merangsang saraf yang sinyal rasa sakit ke otak dan terlibat dalam pembengkakan pembuluh darah di lokasi cedera, membuka ruang di dinding kapiler untuk sel darah putih.19 Aktivitas analgesik dari tanaman ini dikaitkan dengan kehadiran carboxypeptidases enzim dan Bradykinase yang cenderung untuk menghilangkan rasa sakit.Tanaman diketahui mengandung beberapa alkaloid dan zat steroid bertanggung jawab atas pelepasan rasa sakit.

Hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan adanya pengaruh pemberian lidah buaya terhadap penurunan nyeri. Penelitian yang dilakukan oleh Mawle Dan Masika tahun

2010, antrakuinon cenderung membantu dalam pengurangan rasa sakit melalui stimulasi sistem kekebalan tubuh dan penurunan prostaglandin yang bertanggung jawab untuk rasa sakit.19 Antrakuinon berfungsi sebagai anti imflamasi, sedangkan aloin dan emodin dalam antrakuinon berfungsi sebagai analgesik.

Pemberian temulawak pada responden yang mengalami dismenore juga dapat mengurangi nyeri dismenore. Temulawak mengandung curcumin yang dapat berfungsi sebagai analgesik. Curcumine dan anthocyanin akan bekerja dalam menghambat rekasi cyclooxygenase (COX) sehingga menghambat atau mengurangi terjadinya inflamasi sehingga akan mengurangi atau bahkan menghambat kontraksi uterus. Mekanisme penghambatan kontraksi uterus melalui curcumine adalah dengan mengurangi influks ion kalsium (Ca2+) ke dalam kanal kalsium pada sel-sel epitel uterus. Sebagai agen analgetika, curcumenol akan menghambat pelepasan prostaglandin yang berlebihan.21 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian temulawak juga berpengaruh pada penurunan dysmenorhea pada siswi. Hal ini karena curcumenol yang terkandung dalam temulawak dapat berfungsi sebagai analgesik. Curcumenol sebagai agen analgetika akan menghambat pelepasan Prostaglandin yang berlebihan.22

KESIMPULAN

Gambaran skala nyeri sebelum diberikan lidah buaya skala nyeri respoden sebagian besar mempunyai intensitas nyeri ringan 9 (45%) Setelah diberikan intervensi lidah buaya tidak dijumpai lagi responden dengan nyeri sedang maupun nyeri berat. Gambaran nyeri sebelum diberikan temulawak, skala nyeri siswi sebagian besar mempunyai intensitas nyeri ringan 12 (60%).Setelah diberikan temulawak sebanyak tidak dijumpai lagi responden dengan nyeri berat.Pemberian lidah buaya (p value = 0,001) dan temulawak (p value = 0,001) efektif terhadap penurunan nyeri dismenore. Pemberian

Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

Page 98: BINA HUSADA

46 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

lidah buaya lebih efektif dibandingkan dengan temulawak dengan nilai mean lidah buaya 3,2 lebih besar daru temulawak 2,85. Disarankan pada: mayarakat hendaknya membudidayakan tanaman lidah buaya dan temulawak untuk bahan herbal mengatasi dismenore, sekolah hendaknya dapat memberikan informasi kepada siswi tentang pemanfaatan temulawak dan lidah buaya sebagai salah satu pengoabatan secara nonfarmakologis dalam menurunkan nyeri menstruasi sehingga dapat mengurangi pemakaian obat analgesik bagi siswi yang mengalami dismenore. Tenaga Kesehatan (bidan), hendaknya secara periodik bekerja sama dengan pihak sekolah (BP) memberikan penyuluhan kesehatan tentang reproduksi sehat, khususnya tentang dismenore dan penanganannya dengan lidah buaya atau temulawak. Peneliti lain ini bisa menjadi sumber referensi di bidang farmakologis atau obat alternatif untuk mengurangi nyeri haid baik untuk siswi maupun wanita lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. F.J. Monks, Koers, Haditomo.S.R. Psikologi perkembangan : pengantar dalam berbagai bagiannya. Gajah Mada University Press : Yogyakarta. 2002.

2. Schwartz. M.W. Pedoman klinis pediatric. EGC : Jakarta. 2005.

3. Sarwono.W. Psikologi remaja edisi revisi. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2013.

4. Tangcai.K, Titapant.V, Bonboonhirnsarn.P. Dysmenorrhoae in thai adolescent prevalence, impact and knowledge of treatment. J.Med ASSOC Thai. 2004.

5. Chung, S., Kim, T., Lee, H., Lee, A., Jeon, D., Park, J., dan Kim, Y. (2014). Premenstrual Syndrome and Premenstrual Dysphoric Disorder in Perimenopausal Women. Journal of Menopausal Medicine 2014;20:69-74

6. Lakkawar, N.J., Jayavani R. L., Arthi, N.P., Alaganandam, P., dan Vanajakshi N. (2014. A Study of Menstrual Disorders in Medical

Students and its Correlation with Biological Variables. Scholars Journal of Applied Medical Sciences (SJAMS).., 2014; 2(6E):3165-3175.

7. Rehman, H., Begum, W., Anjum, F., dan Tabasum, H. (2013). Approach to dysmenorrhoea in ancient ages and its current relevance. International Journal of Herbal Medicine 2013; 1 (4): 88-91

8. Iswari. D.P., Surinati, K., dan Mastini, P. (2014). Hubungan Dismenore dengan aktivitas belajar mahasiswi PSIK FK UNUD Tahun 2014. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

9. Kumbhar, S.K., Reddy, M., Sujana, B., Reddy, R.K., Bhargavi, D.K., Balkrishna, C. (2011). Prevalence Of Dysmenorrhea Among Adolescent Girls (14-19 Yrs) Of Kadapa District And Its Impact On Quality Of Life: A Cross Sectional Study. National Journal of Community Medicine Vol 2 Issue 2 July-Sept 2011

10. Kazama, M., Maruyama, K., dan Nakamura, K. (2015). Prevalence of Dysmenorrhea and Its Correlating Lifestyle Factors in Japanese Female Junior High School Students. Tohoku J. Exp. Med., 2015, 236, 107P-r1

11. Azizah, N. (2013). Aplikasi relaksasi nafas dalam sebagai upaya Penurunan skala nyeri menstruasi (dismenorrhea) pada siswi MTS. Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus tahun 2013. JIKK Vol. 5. No. 1 Januari 2014 : 14-22

12. Yona, F., Misrawati., Zulfitri, R., Efektivitas Brain Gym Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore. Skripsi. Tidak dipublikasikan

13. Tariq, N., Hashim, M.J., Jaffery, T., Ijaz, S., Sami, S.A., Badar, S., dan Ara, Z. (2009). Impact and Healthcare-seeking Behaviour of premenstrual symtoms and dysmenorrhoea. British Journal of Medical Practitioners, Desember 2009. Volume 2 Number 4. 40-43

14. Widiawati, W., dan Lutfiati, D. (2014). Perbedaan hasil penyembuhan kulit wajah berjerawat antara masker lidah buaya dengan masker non lidah buaya. e- Journal. Volume 03

Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

Page 99: BINA HUSADA

47JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal 217-225

15. Surya, P., Gouri, B., Yogeshchand, R., Gyanander, A., Jitender, B., Balram, G. (2015). Aloevera; A natural adjunct in periodontal therapy. Journal Of Biological Science. VOL 2 ISSUE 9 September 2015 Paper 1

16. Safitri, M., Utami, T., dan Sukmaningtyas, W. (2014). Pengaruh Minuman Kunyit Asam Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid Primer Pada Mahasiswi DIII Kebidanan. Diakses tanggal 8 Februari 2016 dari jurnal.unimus.ac.id/index.php/ psn12012010/article/view/1216

17. Winarso, A. (2012). Pengaruh Minum Kunyit Asam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Dismenorea Pada Siswi Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jatinom Klaten. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214

18. Guyton A.Cdan J.E. Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran EGC

19. Mwale, M., dan Masika, P.J. (2010). Analgesic and anti-inflammatory activities of Aloe ferox Mill. aqueous extract. African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 4(6) pp. 291-297, June 2010

20. Chakraborty, P.S., Ali, S.A., dan Kaushik, S et al (2011). Curcuma longa - A multicentric clinical verification study. Indian Journal of Research in Homoeopathy. Vol. 5, No. 1, January - March, 2011

21. Amaza, D.S., Sambo, N., Zirahei, J.V., Dalori, M.B., Japhet, H., dan Toyin, H. (2012). Menstrual Pattern among Female Medical Students in University of Maiduguri, Nigeria. British Journal of Medicine & Medical Research 2(3): 327-337, 2012

22. Winarso, A. (2012). Pengaruh Minum Kunyit Asam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Dismenorea Pada Siswi Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jatinom Klaten. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214

Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak