117
BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU (PPT) SERUNI KOTA SEMARANG SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Disusun Oleh : HARYANTI 61111001 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI

TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT

PELAYANAN TERPADU (PPT) SERUNI KOTA SEMARANG

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

Disusun Oleh :

HARYANTI

61111001

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

NOTA PEMBIMBING

Lamp. : 5 (lima) eksemplar

Hal : Persetujuan Naskah Skripsi

Kepada :

Yth. Dekan Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo Semarang

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya, maka kami

menyatakan bahwa skripsi saudara/i :

Nama : Haryanti

NIM : 61111001

Fak./Jur. : Dakwah/BPI

Judul : Bimbingan Konseling Islam dalam Menangani Trauma Remaja Korban

Perkosaan di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Seruni Kota Semarang

Dengan ini saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Atas perhatiannya diucapkan

terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang, 28 Juni 2011

Pembimbing,

Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi & Tatatulis

Hj. Jauharotul Farida, M.Ag Hj. Mahmudah, M. Pd

NIP. 19640304 199101 2 001 NIP. 19701129 1998032 001

Page 3: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

SKRIPSI

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA

KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU (PPT) SERUNI KOTA

SEMARANG

Disusun oleh

Haryanti

61111001

telah dipertahankan di depan Penguji

pada tanggal 01 Juli 2011

dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Dewan Penguji Sekretaris Dewan Penguji

Drs. H. Anasom, M. Hum Hj. Mahmudah, S. Ag., M. Pd

NIP. 19661225 199403 1004 NIP. 19701129 199803 2001

Anggota

Penguji I Penguji II

Drs. H. Djasadi, M. Pd Baidi Bukhori, S. Ag., M. Si NIP. 19470805 196510 001 NIP. 19730427 199603 1001

Pembimbing,

Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi dan Tata Tulis

Dra. Hj. Jauharotul Farida, M.Ag Hj. Mahmudah, S. Ag., M. Pd

NIP. 19640304 199101 2 001 NIP. 19701129 1998032 001

Page 4: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan di dalamnya

tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil

penerbitan maupun yang belum / tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan

daftar pustaka.

Semarang, 01 Juli 2011

Haryanti

NIM. 061111001

Page 5: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

MOTTO

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu

(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh

malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga

berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan

Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat (Q.S. Al-Baqarah: 214).

Page 6: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1) Keluarga besar saya; bapak-ibu, om-tante, kakak-adik saya yang senantiasa mencurahkan

cinta dan kasihnya dan yang selalu memberikan keceriaan dalam hidup saya.

2) Sahabat, teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu

memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini

Penulis

Page 7: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

ABSTRAKSI

Haryanti (61111001), Bimbingan Konseling Islam dalam Menangani Trauma Remaja Korban

Perkosaan di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) SERUNI Kota Semarang, Skripsi Progam Strata 1

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Walisongo Semarang, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang pelaksanaan

bimbingan konseling islam dalam menangani trauma remaja korban perkosaan di PPT SERUNI

kota Semarang dan menganalisis nilai-nilai dakwah dalam pelaksanaan bimbingan konseling

Islam dalam menangani trauma remaja korban perkosaan di PPT SERUNI kota Semarang. Dari

hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi khasanah ilmu terutama bagi jurusan

bimbingan penyuluhan islam dalam memberikan gambaran yang jelas mengenai bimbingan

konseling islam dalam menangani trauma remaja. Kegunaan bagi PPT SERUNI yaitu dapat

digunakan dalam upaya peningkatan penanganan trauma remaja korban perkosaan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di PPT

SERUNI, dengan fokus penelitian pada remaja korban perkosaan. Sumber data dalam penelitian

ini adalah staf, rohaniawan Islam dan konselor di PPT SERUNI dan dokumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa buku, sumber arsip, dokumen resmi di

PPT SERUNI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan

dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPT SERUNI dalam menangani trauma remaja korban

perkosaan dengan beberapa tahapan yaitu identifikasi masalah, diagnosis, terapi, evaluasi, dan

follow up. Proses bimbingan dan konseling Islam dalam menangani trauma remaja korban

perkosaan di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) SERUNI Kota Semarang adalah suatu rangkaian

kegiatan penyampaian atau pemberian nasehat yang Islami oleh pembimbing atau rohaniawan.

Nilai-nilai dakwah terkandung di dalam materi yang disampaikan yaitu berkisar pada

pemahaman akidah, akhlak dan ibadah. Dalam materi akidah yang disampaikan berkisar tentang

keimanan dan ketaqwaan. Materi akhlak yang disampaikan meliputi sifat ikhlas, sabar,

bertawakal, dan ikhtiar. Sedang materi ibadah yang disampaikan meliputi ibadah sholat dan

dzikir. Bimbingan konseling Islam yang diterapkan di PPT SERUNI dalam pelaksanaannya

memiliki fungsi kuratif yang cukup signifikan karena tidak sekedar membantu pemulihan tetapi

juga mempunyai peran psiko-religius selama proses pemulihan berjalan dan diharapkan dapat

mengaktualisasikan dalam kehidupan nyata.

Page 8: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang menciptakan langit dan bumi

serta segala isinya. Atas izin-Nya, hamba masih diberi kesempatan sebagai penghuni dunia yang

fana ini. Semoga Engkau selalu membimbing sisa perjalanan hidup hamba ke jalan yang selalu

Engkau ridhoi. Amin.

Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman

yang diutus untuk menyebarkan Islam di dunia ini. Semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya

serta diakui menjadi umatnya kelak di yaumil akhir.

Penulis yakin, tanpa bantuan dari pihak-pihak terkait, skripsi dengan judul bimbingan

konseling islam dalam menangani trauma remaja korban perkosaan di PPT SERUNI Kota

Semarang, tidak mungkin akan selesai. Sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa

bantuan orang lain, secara pribadi ucapan terima kasih penulis ucapkan atas segala bantuan baik

moril maupun spiritual sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis meminta maaf sekiranya tidak dapat menyebut satu persatu semua pihak yang

telah membantu dalam proses penggarapan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih,

utamanya kepada :

1. Bapak Prof. Drs. H. Muhibbin, M. Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Bapak Drs. Muhammad Sulthon, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Ibu Mahmudah, S. Ag., M. Pd dan Bapak Drs. Safrodin, M. Ag, selaku Ketua Jurusan

dan Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

4. Ibu Dra. Hj. Jauharotul Farida, M. Ag dan Ibu Mahmudah, S. Ag, M. Pd, selaku dosen

pembimbing I dan II, atas waktu yang disediakan selama proses kuliah dan skripsi; yang

telah memberi bimbingan, arahan, dan nasehat sehingga skripsi ini dapat selesai dengan

baik.

5. Bapak Drs. H. Djasadi M. Ag., selaku dosen wali, atas bimbingannya selama masa

perkuliahan.

6. Segenap dosen di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, atas ilmu dan

pengalamannya selama masa perkuliahan.

7. Tim SERUNI Kota Semarang, atas kerjasamanya dalam penelitian dan membantu

Page 9: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

jalannya penelitian.

8. Segenap keluarga besar penulis, atas cinta dan kasih sayang yang selalu menyatu dalam

jiwa dan raga.

9. Kepala Sekolah MI Al-Khoiryyah 1 dan Kepala TPQ Al-Madani yang mensupport dan

menasehati dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat saya : Fitri Umi, Harni, Lina, atas kebersamaan dan semangat tiada henti

yang kalian berikan.

11. Teman-teman BPI angkatan 2006 : Evin, Munir, Maskhuri, Nafis, Anwar, Vivi, Nikmah,

Isrohah, galuh, Titi, Ana, Tria, Faris, Mustofa, Hery, Komari, Sidiq, Imam, dan Zaky.

Serta teman-teman kampus IAIN Walisongo yang tidak bisa saya sebutkan disini dan

teman-teman Majelis Remaja Madani Bulustalan.

Semarang, Juli 2011

Penulis

Page 10: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

NOTA PEMBIMBING ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................ v

PERSEMBAHAN .................................................................................. vi

ABSTRAKSI ......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................ 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 9

1.4. Tinjauan Pustaka ................................................................. 10

1.4. Metodologi Penelitian ......................................................... 13

1.5. Sistematika Penulisan .......................................................... 19

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Bimbingan Konseling Islam ................................................ 22

2.1.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam .............. 22

2.1.2. Landasan dan Azas Bimbingan Konseling Islam ...... 26

2.1.3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling Islam ........ 29

2.2. Remaja ................................................................................. 35

2.2.1.Pengertian Remaja ...................................................... 35

2.2.2. Perkembangan Remaja ............................................... 37

2.3. Trauma Perkosaan ................................................................ 41

2.3.1. Pengertian Trauma ..................................................... 41

2.3.2. Gejala-gejala Trauma ................................................. 42

Page 11: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

2.3.3. Pengertian Perkosaan ................................................. 43

2.3.4. Dampak dari Perkosaan ............................................. 45

2.4. Bimbingan Konseling Islam dalam Menangani Trauma Remaja Korban

Perkosaan .......................................................................... 49

2.4.1. Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam ................. 49

2.4.2. Metode Bimbingan Konseling Islam ........................ 51

2.4.3. Materi Bimbingan Konseling Islam .......................... 55

BAB III DISKRIPSI PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN

DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

3.1. Gambaran Umum PPT SERUNI Kota Semarang ................ 57

3.1.1. Sejarah Berdirinya PPT Seruni .................................. 57

3.1.2. Visi dan Misi PPT Seruni........................................... 58

3.1.3. Kegiatan Pelayanan PPT Seruni ................................ 58

3.1.4. Tujuan Pelayanan PPT Seruni.................................... 59

3.1.5. Prinsip Pelayanan PPT Seruni.................................... 60

3.1.6. Struktur Keanggotaan PPT Seruni ............................. 61

3.1.7. Data Kasus yang Ditangani PPT Seruni .................... 65

3.1.8. Metode Penanganan Kasus di PPT Seruni ................. 67

3.1.9. Sumber Pendanaan Oprasional PPT Seruni ............... 72

3.2. Bimbingan Konseling Islam dalam Menangani Trauma Remaja Korban

Perkosaan di PPT Seruni ................................................... 72

3.2.1. Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam di PPT Seruni

.............................................................................. 73

3.2.2. Metode Bimbingan Konseling Islam di PPT Seruni .. 81

3.2.3. Materi Bimbingan Konseling Islam di PPT Seruni ... 83

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis Bimbingan Konseling Islam dalam Menangani Trauma Remaja

Korban Perkosaan di PPT Seruni ......................................... 87

4.2. Analisis Nilai-nilai Dakwah dalam Bimbingan Konseling Islam

Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan di PPT Seruni 95

Page 12: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ......................................................................... 97

5.2. Saran .................................................................................... 98

5.3. Penutup ................................................................................ 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 13: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data Korban yang Ditangani PPT Seruni ............................... 65

Tabel 2. Data Korban Perkosaan Berdasarkan Usia ............................. 66

Page 14: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur Keanggotaan PPT Seruni ...................................... 61

Page 15: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Setiap manusia pasti berhadapan dengan masalah, konflik dan situasi atau

kejadian yang tidak menyenangkan terkait dengan diri sendiri, orang lain maupun

lingkungan sekitar. Setiap manusia pasti mengalami saat-saat di mana mereka

merasa down (sedih, kecewa, tidak bersemangat, stres, depresi dan lain-lain).

Banyak kejadian dalam hidup ini yang dapat maupun tidak dapat dihindari oleh

manusia dan membuat individu mengalami hal-hal tersebut.

Hampir setiap hari kita mendengar berita kriminal seputar seks yang

dilakukan oleh dan kepada anak di bawah umur sampai remaja baik dalam berita

koran maupun televisi. Perkosaan, pelecehan dan kekerasan seksual, pembunuhan

disertai perkosaan lebih dulu dan lain sebagainya. Sekitar bulan Januari tahun

2010, di Jakarta diberitakan Babe Baekuni yang melakukan sodomi dan

pembunuhan dengan cara mutilasi pada anak jalanan, jumlah korbannya mencapai

10 orang. Kemudian perkosaan berantai di Bali terhadap anak-anak usia Sekolah

Dasar (SD) yang dilakukan oleh Diky Saputra. Di kota Semarang sempat

diberitakan dengan adanya “Kolor ijo” (Aryono) seorang kakek yang mempunyai

perilaku negatif seksual (mengintip orang tidur, mengintip orang mandi, dan

memperkosa anak usia dini) (http://www.lintasberita.com/go/939889).

Data Legal Resources center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi

Manusia (LRC-KJHAM) Jawa Tengah mencatat kasus perkosaan di tahun 2010

Page 16: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

2

sebanyak 202 kasus dengan korban 229 orang dan 301 pelaku. Dari 229 korban

tersebut, 187 kasus diantaranya dengan korban anak-anak yang berusia 6-18

tahun. Sedangkan 129 pelaku berusia antara 19-30 tahun (Irene, Wawancara staf

Informasi LRC-KJHAM tanggal 18 April 2011).

Kasus perkosaan di Jateng pada tahun 2010 menurun dari sisi kasusnya

jika dibanding 2009. Pada tahun 2009 kasus perkosaan sebanyak 207 kasus, 224

korban, dan 338 pelaku. Sedangkan di tahun 2008, sebanyak 117 kasus, 153

korban, dan 206 pelaku. Daerah dengan kasus perkosaan tertinggi tahun 2010

adalah kota Semarang dengan 33 kasus, kemudian Boyolali 15 kasus, dan

Wonogiri 12 kasus.

Data di atas merupakan sebagian kecil data yang ditangani, masih banyak

lagi data yang tidak tercatat dari berita televisi dan surat kabar yang setiap hari

beredar, pada penelitian ini penulis memfokuskan pada kasus perkosaan yang

ditangani oleh PPT SERUNI kota Semarang sebagai lembaga yang membantu

menangani masalah kekerasan perempuan.

Data dari SERUNI sebanyak 7 kasus ditangani di tahun 2009, dan pada

tahun 2010 kasus perkosaan yang ditangani sebanyak 6 korban. Artinya, di

SERUNI mengalami penurunan laporan korban perkosaan namun bukan berarti

tindak perkosaan yang terjadi juga semakin menurun. Hal ini disebabkan semakin

mudahnya akses untuk melaporkan kasus perkosaan. Selain itu juga masih

dianggapnya perkosaan adalah hal yang tabu untuk dibicarakan. Oleh karena itu,

banyak juga korban perkosaan yang menyelesaikan kasusnya secara kekeluargaan.

Page 17: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

3

Perkosaan adalah hubungan seksual yang dilakukan tanpa kehendak

bersama, dipaksakan oleh satu pihak pada pihak lainnya (Luhulima, 2000: 24).

Ahli lain menyebutkan perkosaan selalu didorong oleh nafsu seks yang sangat

kuat dan dibarengi oleh emosi yang tidak matang, serta terdapat unsur-unsur

kekejaman dan sifat sadisme (Semium, 2007: 55). Perkosaan selalu dikaitkan

dengan kejahatan secara fisik atau ancaman kejahatan, ditambah dengan

pemaksaan kontak seksual sehingga para korban merasa keselamatan dan

kehidupan mereka terancam (Nugaraha, 2010: 217).

Penulis tidak menemukan keterangan tentang perkosaan dalam Al-Qur’an.

Namun agama Islam mengatur bagaimana menyalurkan hasyrat seksual manusia

secara benar yaitu melalui pernikahan. Hubungan seksual tidak bertentangan

dengan ketuhanan, spiritualitas, ataupun keimanan, oleh karena itu seks harus

disalurkan dengan jalan yang benar yaitu melalui pernikahan. Dalam agama Islam

melarang segala bentuk keintiman antara pasangan yang belum menikah

(Maqsood, 2004: 131).

Dalam suatu hadits Rasulullah bersabda:

ال : اى رسىل اهلل صلً اهلل عليه وسلن قال : و عي ابي عبا س ر ضً اهلل عنهوا

يخلى ى ا حد كن بأ هر ا ة اال هع ذ ي هحر م

Artinya:“Janganlah sekali-kali seorang diantara kalian berduan dengan

seorang wanita yang belum atau tidak sah baginya, kecuali disertai

dengan muhrimny (HR.Bukhari-Muslim)” (Yahya, 676 H: 569).

Allah berfirman dalam Al-Qur’an

Page 18: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

4

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina: sesungguhnya zina itu

adalah sesuatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (Depag,

2007: QS. Al-Israa’: 32).

Islam mengharuskan pemeluknya, baik laki-laki maupun perempuan untuk

senantiasa menjaga kehormatannya dan tidak menyerahkan kesuciaanya, kecuali

pada pasangan hidupnya yang sah menurut agama. Dalam Al-Qur’an surah An-

Nur ayat 30-31, Allah memerintahkan setiap orang beriman baik laki-laki maupun

perempuan untuk senantiasa menjaga kehormatannya dan menjauhi segala hal-hal

yang dapat membawa kepada ternodanya kesucian. Khusus kepada wanita, Allah

memperingatkan secara panjang lebar kepada mereka tentang pentingnya

kehormatan dan beberapa hal yang harus dilakukan secara praktis agar tetap

terjaga kehormatannya. Ini karena kaum wanita adalah pihak yang paling rawan

kehormatannya. Dalam segala posisi, situasi dan kondisi, timbulnya ancaman

terhadap kesucian mereka lebih besar dari pada laki-laki. Apalagi dampak negatif

dari ternodainya kesucian wanita akan membawa guncangan psikologis yang

hebat (Bukhari, 2006: 145-147).

Bentuk-bentuk penyimpangan seksual dianggap suatu perbuatan yang

kotor dan dibenci oleh masyarakat. Mengingat kultur budaya Indonesia yang

sangat menjujung tinggi keperawanan, perempuan yang diperkosa akan

kehilangan keperawanannya, dianggap hina dan bahkan dikucilkan. Apalagi kalau

perempuan itu mengalami kehamilan, seringkali dianggap aib yang luar biasa.

Sampai saat ini berita-berita seputar seks masih cukup ramai diberbagai

media, dan anak-anak hingga usia remaja dijadikan korban utama pelecehan

seksual. Remaja merupakan sosok manusia yang menarik perhatian orang banyak,

Page 19: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

5

karena masa tersebut merupakan periode perkembangan dan kematangan baik

fisik maupun psikisnya, karena itu penulis tertarik untuk meneliti persoalan

remaja.

Remaja menjadi korban utama dalam kejahatan seksual karena mereka

masih lemah secara fisik, masih naif dan mudah dibohongi. Perkosaan pada

remaja merupakan tindakan kriminal, tidak bermoral, dan berkontribusi besar

pada hancurnya masa depan mereka. Jika mereka sudah menjadi korban

perkosaan sejak dini, mereka akan menderita secara fisik dan mental sekaligus.

Ancaman dan kekerasan dalam perkosaan membuat mereka trauma luar

biasa. Mereka menganggap seks sebagai sesuatu yang menjijikkan, mengerikan,

dan menakutkan. Hal ini kalau tidak ditindaklanjuti dengan konseling dengan

seorang ahli, kemungkinan besar seumur hidup korban perkosaan akan antipati

terhadap seks. Konseling merupakan salah satu cara yang tepat untuk membantu

mengatasi berbagai permasalahan-permasalahan dalam hidup, sekaligus sebagai

upaya peningkatan kesehatan mental. Konseling membantu mengidentifikasi

masalah, mencari solusi atau alternatif yang tepat dan menyadarkan akan adanya

potensi dari setiap manusia untuk dapat mengatasi berbagai permasalahannya

sendiri.

Sebagai umat muslim berkewajiban untuk berperan serta dalam

menanggulangi permasalahan di atas, usaha tersebut dapat direalisasikan melalui

aktivitas dakwah yang pada intinya adalah mengajak berbuat kebaikan dan

mencegah kemungkaran serta mengajak kepada kebanaran. Hal ini sesuai dengan

firman Allah SWT yang berbunyi:

Page 20: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

6

Artinya: (1) Demi masa, (2) Sesungguhnya manusia itu benar-benar

dalam kerugian, (3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat

menasehati supaya menetapi kesabaran (Depag, 2007: QS. Al-Ashr: 1-3).

Aktivitas dakwah yang dimaksud adalah sebagai usaha memberi

bimbingan sekaligus konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi

perjalanan hidup. Selain itu juga sebagai motivasi umat untuk selalu melakukan

kebaikan supaya memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Salah satu realisasi dakwah dalam upanya menangai korban perkosaan

dapat ditempuh melalui bimbingan dan konseling Islam. Dengan bimbingan dan

konseling Islami diharapkan dapat membina klien sehingga klien pulih dari

trauma perkosaan yang dialaminya, dan klien dapat kembali ke lingkungan

masyarakat serta dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sesuai

dengan Al-Qur’an dan As-Sunah serta mencegah klien dari prasangka buruk pada

sesama manusia dan Tuhan-Nya.

Konseling yang sangat dibutuhkan oleh korban perkosaan, dalam rangka

terhindarnya trauma yang berkepanjangan maka Burks dan Stefflre dalam

bukunya Shertzer and Shelly (1971: 168) mengartikan konseling sebagai:

“counsiling denotes a professional relationship between atrained

counselor and a clien. This relationship is usually person-to person,

althought it may sometimes involue more than two people, it is designed to

help clients to understand and clarify their views of their life space, and to

learn to reach their self. Determined goals through meaningful,well-

informed choices and through resolution of problem of an emotional or

interpersonal nature”.

Page 21: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

7

Definisi di atas dapat dikatakan bahwa konseling adalah suatu hubungan

yang profesional diantara konselor dengan seorang klien. Hubungan yang

biasanya orang-per-orang meskipun terkadang juga bisa mencakup lebih dari dua

orang, dirancang untuk membantu klien dalam memahami dan mencerahkan

pandangan mereka tentang diri mereka sendiri.

Sedangkan konseling dalam Islam menurut Ad-Dzaky (2004: 189) adalah

suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran, dan pedoman kepada individu

yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien

dapat mengembangkan potensi akal fikirannya, kejiwaannya, keimanan dan

keyakinannya serta dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya

dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada Al-Qur’an dan

Sunnah Rasulullah SAW.

Di kota Semarang terdapat Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), yang

selanjutnya disebutkan PPT, sebagai wadah penyelesaian persoalan kekerasan

perempuan dan anak berbasis gender yakni PPT SERUNI, tugasnya adalah turut

membantu dalam upaya pemulihan kepada perempuan dan anak korban kekerasan

seperti KDRT, ABH, KDP, dan perkosaan. Beberapa layanan yang diberikan di

antaranya adalah layanan medis, layanan hukum dan layanan psiko-sosial. PPT

SERUNI berusaha memberikan layanan kepada klien melalui bimbingan fisik,

psikis, sosial dan latihan ketrampilan. PPT SERUNI dalam menangani korban

perkosaan bersifat holistik dalam arti bantuan layanan merupakan suatu paduan

multi-disiplin (hukum, medis, psikologis).

Page 22: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

8

Proses bimbingan konseling di PPT SERUNI dalam menangani korban

perkosaan dengan menggunakan pendekatan motivasi namun juga tidak terlepas

dari pembinaan keagamaan. Motivasi adalah sangat penting dalam segala sesuatu

termasuk untuk proses penyembuhan. Motivasi merupakan aktualisasi daya dan

kekuatan yang ada pada diri klien itu sendiri untuk mendorong, menggerakkan,

membangkitkan dan memberikan harapan suatu perubahan, sehingga klien

mampu mengatasi masalah-masalah yang di rasakan untuk mencapai kesembuhan.

Dengan pendekatan keagamaan ditanamkan syariat-syariat agama agar selalu

berada pada fitrah-Nya.

Perkosaan yang pada umumnya terjadi pada usia anak-anak dan remaja

maka dalam pembahasan ini dikhususkan pada perkosaan terhadap remaja.

Remaja yang masih dianggap belum mampu mengendalikan emosinya, mereka

memerlukan bantuan orang yang ahli untuk menyelesaikan permasalahan yang

dihadapinya, karena perkosaan yang dialaminya mengakibatkan trauma yang luar

biasa. Berkenaan dengan ini penulis meneliti bagaimana PPT SERUNI menangani

trauma remaja korban perkosaan dan kenapa penulis mengadakan penelitian di

PPT SERUNI? PPT adalah lembaga yang dibentuk pemkot Semarang dalam

menangani kasus perempuan dan anak korban kekerasan berbasis gender di kota

Semarang. Yang menjadi ketertarikan penulis adalah bagaimana pelaksanaan

bimbingan konseling Islam dalam menangani trauma remaja korban perkosaan di

PPT SERUNI kota Semarang. Sejauh ini penelitian serupa belum pernah

dilakukan.

Page 23: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

9

Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti lebih lanjut dengan judul “Bimbingan Konseling Islam dalam Menangani

Trauma Remaja Korban Perkosaan di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) SERUNI

Kota Semarang”.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan konseling Islam dalam

menangani trauma remaja korban perkosaan di PPT SERUNI Kota

Semarang ?

b. Apa nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam pelaksanaan bimbingan

konseling Islam dalam menangani trauma remaja korban perkosaan di

PPT SERUNI Kota Semarang ?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pelaksanaan bimbingan

konseling Islam dalam menangani trauma remaja korban perkosaan

yang diterapkan di PPT SERUNI Kota Semarang.

b. Untuk mengetahui nilai-nilai dakwah dalam pelaksanaan bimbingan

konseling Islam dalam menangani trauma remaja korban perkosaan di

PPT SERUNI Kota Semarang.

Page 24: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

10

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan:

a. Menambah wawasan, literatur bahan kepustakaan pengetahuan tentang

trauma.

b. Menambah khasanah keilmuan yang berkaitan dengan bimbingan dan

konseling Islam.

c. Untuk mengembangkan ilmu dakwah, terutama peranan dakwah.

1.4.2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat:

a. Mengembangkan wacana pemikiran dan peningkatan pelayanan

bimbingan konseling Islam bagi klien di PPT SERUNI.

b. Sebagai bahan referensi bagi pembaca pada umumnya dan bagi

penulis pada khususnya.

1.5. Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang bimbingan konseling Islam telah banyak dilakukan,

namun berdasarkan eksplorasi yang penulis lakukan belum ditemukan judul yang

sama dengan judul penelitian yang penulis lakukan. Meski demikian ada beberapa

tinjauan pustaka dan beberapa hasil penelitian yang ada relevansinya dengan

penelitian yang penulis lakukan, penelitian tersebut antara lain:

1.5.1. Penelitian dengan judul “Peran Seruni dalam Menangani Istri Korban

Kekerasan dalam Rumah Tangga (Perspektif Bimbingan Konseling

Islam)”. Penelitian tersebut dilakukan oleh M. Abdul Rokhim (2008).

Page 25: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

11

Hasil dari penelitian antara lain bahwa SERUNI dalam menangani

istri korban kekerasan dalam rumah tangga memiliki fungsi prefentif,

kuratif dan development. SERUNI memiliki peranan penting dalam

membantu menyelesaikan masalah keluarga, karena dalam

pendampingan yang dilakukan bukan hanya dalam bentuk konseling,

tetapi ada pendampingan hukum, pelatihan hak-hak istri dan

kampanye kekerasan. Proses konseling menggunakan pendekatan

Islam, menanamkan syari’at agama agar selalu berada dijalan fitrah-

Nya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis

ajukan adalah SERUNI sebagai obyek penelitian. Sedang

perbedaannya adalah penelitian yang penulis ajukan menitik beratkan

pada kondisi psikologi remaja yang mengalami trauma perkosaan di

PPT SERUNI Kota Semarang.

1.5.2. Penelitian dengan judul: “Penanggulangan Budaya Seks Bebas Pada

Remaja Menurut Jefri Al-Bukhori dalam Buku “Sekuntum Mawar

Merah” (Analisis Materi dan Metode Bimbingan Konseling Islam)”.

Yang dilakukan oleh Fitroh Nur Hidayat (2008). Dia meneliti tentang

upaya menanggulangi seks bebas pada remaja menurut Jefri Al-

Bukhori dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan. Isinya

tentang penanggulangan budaya seks bebas pada remaja menurut Jefri

Al-Bukhari bahwa bimbingan konseling dalam menanggulangi budaya

seks bebas pada remaja yaitu dengan peran aktif orang tua dalam

Page 26: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

12

membiasakan anak bergaul dengan orang baik, orang tua harus

memperhatikan serta menciptakan lingkungan rumah tangga yang

harmonis, memberi contoh yang baik dengan pengawasan yang

bijaksana. Materi yang dianggap perlu disampaikan kepada remaja

yaitu tentang pernikahan dan keluarga serta materi-materi keagamaan.

Sedangkan metode yang digunakan yaitu metode langsung dan

metode tidak langsung.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu

remaja sebagai subyek penelitian. Sedangkan perbedaannya pada

pelaksanaan bimbingan konseling Islam dalam menangani remaja

trauma perkosaan di PPT SERUNI kota Semarang.

1.5.3. Penelitian dengan judul: “Materi Bimbingan Konseling Islam dalam

Menangani Klien Gangguan Kejiwaan Hamil Tanpa Nikah (Studi

Kasus di pilar PKBI kota Semarang)”. Penelitian tersebut dilakukan

oleh Tri Rejeki (2009). Meneliti tentang materi bimbingan konseling

Islam dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan

wawancara. Temuan dari penelitian ini adalah kondisi psikologis klien

hamil pra nikah di pilar PKBI kota Semarang mengalami gangguan

kejiwaan akibat hamil pra nikah dan metode konseling yang

diterapkan di pilar PKBI Kota Semarang adalah dengan memberikan

bimbingan dengan mnggunakan metode client centered, terapi shalat

dan zikir.

Page 27: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

13

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis

ajukan adalah adanya pembahasan materi yaitu yang berkaitan dengan

gangguan psikologis. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang

penulis ajukan lebih menitik beratkan pada konseling yang di terapkan

di PPT SERUNI kota Semarang guna membantu menangani trauma

remaja korban perkosaan.

1.6. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat sumber data, teknik pengumpulan data, dan

metode analisis data, dengan harapan penulisan skripsi ini dapat dipertanggung-

jawabkan sebagai karya ilmiah, dengan rincian sebagai berikut:

1.6.1. Metode Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang pada hakekatnya

adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan

mereka dan berusaha untuk memahaminya. Penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan, secara

holistik dan dengan deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah (Moleong, 2009: 6).

Berkaitan dengan judul penelitian ini, maka diperlukan pendekatan

yang diharapkan mampu memberi pemahaman yang mendalam dan

komprehensif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 28: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

14

pendekatan psikologis, yaitu ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui

gejala perilaku yang dapat diamati (Nata: 2009: 50). Dalam penelitian ini

penulis menggunakan pendekatan psikologi dikarenakan dengan pendekatan

ini dapat diketahui perkembangan mental yang dialami oleh individu, dengan

pendekatan ini penulis dapat mengetahui bagaimana proses konseling dan

permasalahan klien akan terungkap. Pendekatan psikologi dapat kita gunakan

untuk mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkan

serta sebagai pendekatan untuk memasukkan agama kedalam jiwa, sehingga

korban perkosaan mengerti apa yang akan dilakukannya demi untuk hidup

yang bahagia di dunia maupun di akhirat.

1.6.2. Definisi Operasional

1.6.2.1. Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan konseling Islam sangat diperlukan oleh remaja yang

menjadi korban perkosaan dalam rangka penyembuhan trauma. Bimbingan

konseling Islam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan

mengarahkan jalan yang terbaik, yang mengantarkan pada kebahagiaan di

dunia dan akhirat dengan menumbuhkan sikap konsisten akan ajaran Islam

yang disertai kesehata mental.

Dalam mengembalikan kondisi normal remaja trauma perkosaan dapat

dilakukan bimbingan konseling Islam dengan cara membantu mengetahui dan

memahami keadaan dirinya sesuai dengan hakekatnya atau mengingatkan

kembali akan fitrahnya, karena dalam keadaan tertentu individu tidak

mengenal atau tidak menyadari dirinya yang sebenarnya. Membantu

Page 29: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

15

menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, baik - buruknya, kekuatan -

kelemahannya sebagai sesuatu yang telah ditetapkan Allah, tetapi juga harus

berikhtiar. Atau dapat dikatakan membantu individu tawakal atau berserah

diri pada Allah swt. Membantu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang

dihadapinya saat ini. Dengan memahami keadaan yang dihadapi dan

memahami sumber masalah, individu akan lebih mudah mengatasi

masalahnya tersebut. Membantu individu menemukan alternatif pemecahan

masalah. Secara Islami, pemecahan masalah yang dianjurkan dalam Al-

Qur’an adalah berlaku sabar, membaca dan memahami Al-Qur’an, serta

berzikir atau mengingat Allah SWT.

1.6.2.2. Remaja Trauma Perkosaan

Perkosaan merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan

bagi setiap perempuan. Perkosaan yang dialami oleh remaja berpengaruh

sangat serius pada mereka, ketidakmampuan remaja untuk memahami apa

yang sebenarnya terjadi dapat memunculkan gangguan yang akan terbawa

terus ke masa dewasa.

Korban perkosaan di dalam penelitian ini adalah remaja dengan usia

12-18 tahun (SLTP - SLTA). Remaja yang menjadi korban perkosaan

mengalami penderitaan psikis yang berkepanjangan karena ancaman dan

kekerasan dalam perkosaan membuat mereka trauma. Remaja yang

mengalami trauma perkosaan menunjukkan sikap seperti takut, mimpi buruk

yang membuat mereka terus waspada, mereka juga menghindari orang-orang,

tempat, atau benda-benda yang mengingatkan pada kejadian traumatis dan

Page 30: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

16

yang pasti mereka menjadi introvert dan hilang rasa percaya dirinya.

1.6.3. Sumber Data Penelitian

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun suatu informasi (Arikunto, 2006: 118). Sedangkan sumber data

dalam penelitian adalah subyek dimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:

129). Menurut sumbernya data penelitian dibagi menjadi:

1.6.3.1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama dengan

pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi (Azwar,

1998: 91). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah konselor atau

rohaniawan. Data primer yang di peroleh adalah data tentang pelaksanaan

bimbingan konseling Islam dalam menangani trauma remaja korban

perkosaan di PPT SERUNI Kota Semarang.

1.6.3.2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak

langsung dari subyek penelitian (Azwar, 1998: 91). Sumber data sekunder

dalam penelitia ini adalah para staff PPT SERUNI, dan sebagai sumber

penunjang adalah buku, arsip, dan dokumen resmi yang ada di PPT SERUNI.

Sumber data sekunder penulis gunakan untuk mencari data yang kaitannya

dengan bimbingan konseling Islam dalam menangani trauma remaja korban

perkosaan di PPT SERUNI Kota Semarang.

Page 31: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

17

1.6.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1.6.4.1. Wawancara

Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara langsung

yaitu data yang diperoleh dengan cara tanya jawab secara lisan dan tatap

muka antara pewancara dengan yang diwawancarai (Bachtiar, 1997: 72).

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,

2006: 135). Dalam hal ini yang diwawancarai adalah konselor dan

rohaniawan serta staf-staf yang ada di PPT SERUNI.

1.6.4.2. Observasi

Metode observasi yang digunakan adalah observasi partisipan yaitu

peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang

mereka ucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka secara langsung

(Saerozi, 2008: 44). Metode observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan /

proses pelaksanaan bimbingan konseling Islam kepada remaja, khususnya

dalam menangani trauma perkosaan. Metode observasi yang digunakan

melalui pencatatan yang dilakukan berurutan menurut waktu munculnya

peristiwa untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi, sarana dan

prasarana, waktu dan masa konseling, progam atau kegiatan konseling yang

dilakukan oleh petugas / konselor PPT SERUNI.

Page 32: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

18

1.6.4.3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 231) dokumentasi adalah metode mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.

Metode ini digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data dan informasi

tertulis dari informan yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu

remaja trauma perkosaan. Data yang diperoleh tersebut untuk memperkuat

apa yang terdapat dalam lapangan saat wawancara dan observasi.

1.6.5. Teknik Analisis Data

Pendekatan dalam penelitian ini bersifat diskriptif analisis yang

merupakan proses pengambilan sebuah penelitian. Dalam penelitian ini maka

akan digambarkan bagaimana pelaksanaan bimbingan konseling Islam dalam

menangani remaja trauma perkosaan di PPT SERUNI Kota Semarang.

Metode analisis data menurut Saerozi (2008: 55) adalah proses

pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam kategori dan satuan uraian

dasar sehingga dapat ditemukan pola yang dapat dirumuskan sebagai hipotesa

kerja. Adapun metode yang akan digunakan metode analisis kualitatif -

deskriptif. Analisis kualitatif deskriptif bertujuan untuk menggambarkan

secara sistematik bagaimana pelaksanaan bimbingan konseling Islam dalam

menangani trauma remaja korban perkosaan di PPT SERUNI Kota Semarang.

Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu mulai dari lapangan atau

fakta empiris dengan cara terjun kelapangan, mempelajari, menganalisis,

menafsirkan dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan.

Page 33: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

19

Analisis data di dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan

proses pengumpulan data.

1.7. Sistematika Skripsi

Untuk mempermudah dalam memahami gambaran secara menyeluruh

tentang skripsi ini, maka penulis akan memberikan sistematika beserta penjelasan

secara garis besar. Bahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab, yang satu sama

lainnya berkaitan erat.

Adapun sistematika skripsi sebagai berikut:

1.7.1. Bagian pendahuluan skripsi.

Bagian ini terdiri dari halaman judul, nota pembimbing,

pengesahan, pernyataan, motto, persembahan, abstraksi, kata pengatar,

daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar.

1.7.2. Bagian isi skripsi.

Bagian ini terdiri dari 5 bab, yaitu:

Bab 1: Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan skripsi.

Bab 2: Landasan teori. Pada bab kedua ini terdiri dari empat sub bab,

yaitu:

A. Bimbingan konseling Islam, yang meliputi: pengertian

bimbingan dan konseling Islam, landasan dan asas bimbingan

Page 34: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

20

konseling Islam, tujuan dan fungsi bimbingan konseling

Islam.

B. Remaja, yang meliputi pengertian remaja dan perkembangan

remaja.

C. Pengertian Trauma Perkosaan, yang meliputi: pengertian

perkosaan, dampak dari perkosaan, pengertian trauma, dan

gejala-gejala trauma.

D. Bimbingan konseling Islam dalam menangani trauma remaja

korban perkosaan. Yang meliputi: pelaksanaan bimbingan

konseling Islam, metode bimbingan konseling Islam dan

materi bimbingan konseling Islam.

Bab 3: Gambaran umum obyek penelitian. Pada bab ini meliputi dua sub

bab, yaitu:

A. Pada sub bab pertama menggambarkan kondisi obyektif PPT

SERUNI yang meliputi latar belakang pendirian PPT

SERUNI, visi misi, macam dan jenis pelayanan, tujuan

pelayanan, prinsip pelayanan, struktur organisasi, data kasus

yang ditangani PPT SERUNI, metode penanganan kasus

perkosaan di PPT SERUNI dan sumber pendanaan oprasional

PPT SERUNI.

B. Pada sub bab kedua berisi tentang diskripsi pelaksanaan

bimbingan konseling Islam dalam menangani trauma remaja

korban perkosaan di PPT SERUNI yang meliputi proses

Page 35: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

21

pelaksanaan bimbingan konseling Islam di PPT SERUNI,

metode bimbingan konseling Islam di PPT SERUNI, dan

materi bimbingan konseling Islam di PPT SERUNI.

Bab 4: Analisis. Bab ini berisi dua sub bab yaitu:

A. Pada sub bab pertama menganalisis pelaksanaan bimbingan

konseling Islam dalam menangani trauma remaja korban

perkosaan di PPT SERUNI Kota Semarang.

B. Pada sub bab ke dua, manganalisis nilai-nilai dakwah dalam

pelaksanaan bimbingan konseling Islam dalam menangani

trauma remaja korban perkosaan di PPT SERUNI Kota

Semarang.

Bab 5: Penutup. Bab ini merupakan rangkaian terakhir dari penulisan

skripsi, yang meliputi kesimpulan, yang berisi jawaban dari

pokok permasalahan, saran-saran sebagai rekomendasi peneliti

kepada PPT SERUNI dan semua pihak yang terkait, dan kata

penutup.

1.7.3. Bagian akhir skripsi.

Terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan biodata penulis

sebagai bagian akhir dari skripsi yang akan dibuat.

Page 36: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

22

BAB II

BIMBINGAN KONSELING ISLAM, REMAJA, DAN TRAUMA

PERKOSAAN

2.1. Bimbingan Konseling Islam

2.1.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan konseling Islam pada dasarnya berangkat dari konsep

bimbingan dan konseling. Sehingga untuk memahami bimbingan dan

konseling Islam harus mengetahui pengertian bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan konseling merupakan alih bahasa dari istilah Inggris

guidance dan counseling. Dalam kamus bahasa Inggris kata guidance berarti:

pimpinan, bimbingan, pedoman, petunjuk. Sedangkan kata counseling berarti:

pemberian nasihat, perembukan, penyuluhan (Echols dan Shadily, 1992: 150

dan 283).

Menurut Walgito (2005: 5) bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam

menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar

individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan

hidupnya.

Ahli lain mengatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang

diberikan kepada seseorang agar berkembang potensi - potensi yang dimiliki

di dalam dirinya sendiri dalam mengatasi persoalan - persoalan, sehingga

dapat menentuka sendiri hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus

Page 37: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

23

bergantung kepada orang lain (Gunarsa, 2007: 12). Seperti yang dikutip oleh

Winkel (2006: 29) dari pendapat Rochman Natawidjaja, bahwa bimbingan

adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,

sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai

dengan tuntunan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

Dengan memperhatikan rumusan tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan yang diberikan kepada

individu atau kelompok dalam mengatasi berbagai kesulitan di dalam

kehidupannya secara mandiri, dengan tujuan agar individu atau kelompok itu

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Dalam berbagai literatur, bimbingan diuraikan bersamaan dengan

konseling dalam bermacam - macam pengertian. Secara etimologis, istilah

konseling berasal dari bahasa latin yaitu “consilium” yang berarti “dengan”

atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”.

Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan”

yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan” (Prayitno dan Amti, 1999:

99). Dari pengertian tersebut konseling dapat diartikan sebagai proses

pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh

seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami

sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang

dihadapi klien (Priyatno dan Amti, 1999: 105).

Page 38: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

24

Menurut Mappiare (1996: 1) konseling (counseling), kadang disebut

penyuluhan karena keduanya merupakan bentuk bantuan. Ia merupakan suatu

proses pelayanan yang melibatkan kemampuan profesional pada pemberi

layanan. Ia sekurang - kurangnya melibatkan pula orang kedua, penerima

layanan, yaitu orang yang sebelumnya merasa ataupun nyata - nyata tidak

dapat berbuat banyak dan setelah mendapat layanan menjadi dapat melakukan

sesuatu.

Dengan demikian, konseling adalah suatu proses pemberian bantuan

kepada individu yang sedang mengalami konflik, hambatan, dan kesulitan

dalam kehidupannya dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi

individu supaya individu tersebut dapat mengatasi permasalahanya.

Mengenai hubungan antara bimbingan dan konseling terdapat banyak

pandangan, salah satunya memandang konseling sebagai teknik bimbingan,

sebagaimana dikemukakan oleh Arthur J. Jones yang dikutip oleh Walgito

(2005: 7), bahwa konseling sebagai salah satu teknik dari bimbingan,

sehingga dengan pandangan ini maka pengertian bimbingan adalah lebih luas

dibandingkan dengan pengertian konseling, dan konseling merupakan bagian

dari bimbingan.

Pendapat lain menyatakan, bimbingan memusatkan diri pada

pencegahan munculnya masalah, sementara konseling memusatkan diri pada

pencegahan masalah yang dihadapi individu. Dalam pengertian lain,

bimbingan sifat atau fungsinya preventif, sementara konseling bersifat kuratif

atau korektif. Dengan demikian bimbingan dan konseling berhadapan dengan

Page 39: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

25

obyek garapan yang sama, yaitu problem atau masalah. Perbedaannya terletak

pada titik berat perhatian dan perlakuan terhadap masalah tersebut (Faqih,

2001: 2).

Dalam penelitian ini, bimbingan dan konseling yang dimaksud adalah

yang Islami. Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT untuk menjadi

petunjuk dan pengarah manusia hingga mereka dapat keluar dari kegelapan

kekafiran dan kebodohan menuju cahaya Islam. Pemikiran Islam, baik yang

tampak pada sumber aslinya (Al-Qur‟an dan Sunnah) maupun pada sumber

lainnya, banyak menyinggung masalah bimbingan dan konseling

(pengarahan) atas diri manusia.

Berdasarkan uraian diatas, maka bimbingan Islam adalah proses

pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan

ketentuan dan petunjuk Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat (Faqih, 2001: 4). Sedangkan konseling Islam adalah

suatu aktifitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada

individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya

seorang klien dapat mengembangkan potensi akal fikirannya, kejiwaannya,

keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan

kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma

kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah Rasulullah SAW (Adz-Dzaky, 2004: 189).

Dengan demikian bimbingan konseling Islam adalah suatu aktifitas

dalam membina dan menumbuhkan sikap konsisten akan ajaran Islam disertai

dengan kesehatan mental. Selain itu, bimbingan konseling Islam adalah

Page 40: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

26

konsep yang mampu mengarahkan manusia menuju jalan yang terbaik, yang

mengantarkan pada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Bimbingan konseling Islam sangat diperlukan oleh remaja yang

menjadi korban perkosaan dalam rangka penyembuhan trauma. Bimbingan

konseling Islam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan

mengarahkan kepada pembebasan dan pelepasan segala ketakutan,

kecemasan serta kegelisahannya.

2.1.2. Landasan dan Azas Bimbingan Konseling Islam

Yang menjadi landasan utama bimbingan dan konseling Islam adalah

Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Sebab keduanya merupakan sumber pedoman

kehidupan umat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan

rahmat bagi kaum yang meyakini (Depag, 2007: Q.S. Al-Jatsiyah: 20)

Rasulullah bersabda:

مىيز عهً واستىا ابابكز انمسهمىن يع با حيه انغد عمز سمع اوه مانك ابه اوس عه

نزسىنه راهلل ختا فا بعد اما فقال بكز ابً قبم تشهد وسهم عهيه اهلل صهً اهلل رسىل

رسىنكم به اهلل هدي انذي وهذانكتاب عىدكم انذي عهً انذي وسهم عهيه اهلل صهً

نه رسى به اهلل تهتدواواوماهدي وبه فخذ

Dari Anas bin Malik, sesungguhnya dia pernah mendengar Umar pada

pagi itu, ketika orang-orang Islam membaiat Abu Bakar, dan Umar

berada di atas mimbar Rasulullah saw, meminta kesaksian sebelum

Abu Bakar. Umar lantas berkata: “ seterusnya (Ama Ba‟du), maka

Allah swt telah memilih untuk Rasul-Nya saw sesuatu yang ada pada

dirinya atas sesuatu yang ada pada diri kalian. Ini adalah kitab yang

dengannya Allah swt telah menunjukkan Rasul kalian. Maka

Page 41: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

27

pegangilah ia tentu kalian akan mendapat petunjuk. Dan sejatinya

dengannya Allah swt menunjukkan Rasul-Nya (Terjemahan Shahih

Bukhari, 1993: 373)

Landasan operasional bimbingan konseling Islam adalah terdapat

dalam Al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 125:

Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk (Depag, 2007: QS. An-Nahl: 125)

Ayat diatas menjelaskan bahwa adanya pijakan tentang bagaimana

proses konseling itu agar dapat berlangsung baik dan ayat tersebut berisi

tentang teori atau metode dalam membimbing, mengarahkan dan mendidik

menuju kepada perbaikan, perubahan, dan pengembangan yang positif dan

membahagiakan (Adz-Dzaky, 2004:191).

Al-Qur‟an dan Al-Hadits merupakan landasan naqliyah. Adapun

landasan lain yang sifatnya aqliyah yaitu filsafat dan ilmu, dalam hal ini

filsafat Islam dan ilmu atau landasan ilmiah yang sejalan dengan ajaran Islam.

Landasan filosofis Islam yang penting artinya bagi bimbingan konseling

Islam antara lain: falsafah tentang dunia manusia (citra manusia), falsafah

tentang dunia dan kehidupan, falsafah tentang pernikahan dan keluarga,

falsafah tentang pendidikan, falsafah tentang masyarakat dan hidup

kemasyarakatan, falsafah tentang upaya mencari nafkah atau falsafah kerja.

Page 42: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

28

Sedangkan ilmu-ilmu yang membantu dan dijadikan landasan gerak

operasional bimbingan konseling Islam itu antara lain:

1. Ilmu jiwa (psikologi)

2. Ilmu hukum Islam (syari‟ah)

3. Ilmu kemasyarakatan (sosiologi, antropologi sosial dan sebagainya)

(Faqih, 2001: 5-6)

Dari uraian diatas, Al-Qur'an dan Hadits merupakan basis utama

dalam gerak langkah bimbingan dan konseling Islam. Adapun asas-asas atau

prinsip - prinsip bimbingan konseling Islam terdiri dari:

a. Azas tauhid rububiyyah dan uluhiyyah. Artinya konselor dalam

membantu klien hendaknya mampu membangkitkan potensi iman klien,

dan harus dihindari mendorong klien kearah kemusyrikan.

b. Azas penyerahan diri, tunduk dan tawakal kepada Allah SWT. Artinya

dalam layanan bimbingan hendaknya menyadarkan klien bahwa

disamping berusaha maksimal disertai dengan do‟a, serta menyerahkan

hasil sepenuhnya kepada Allah SWT.

c. Azas syukur. Artinya dalam layanan bimbingan hendaknya diingat

bahwa kesuksesan usaha adalah atas pertolongan dan izin Allah, oleh

sebab itu konselor dan klien harus bersyukur atas sukses yang

dicapainya.

d. Azas sabar. Artinya pembimbing bersama-sama klien dalam

melaksanakan upaya perbaikan atau pengembagan diri harus sabar dalam

Page 43: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

29

melaksanakan tuntunan Allah dan menunggu hasilnya sesuai izin Allah

SWT.

e. Azas hidayah Allah SWT. Artinya kesuksesan dalam membimbing pada

dasarnya tidak sepenuhnya hasil upanya pembimbing, tetapi ada sebagian

yang masih tergantung pada hidayah Allah SWT.

f. Azas zikrullah. Artinya guna memelihara hasil bimbingan agar lebih

istiqamah, sebaiknya klien banyak berzikir kepada Allah baik dalam hati,

ucapan dan perbuatan (Sutoyo, 2007: 22-23).

Dalam membantu remaja korban perkosaan berlandaskan pada Al-

Quran dan Sunnah Rasul sebagai rujukan utama karena Alquran adalah

sumber bimbingan, nasehat, dan obat untuk menanggulangi permasalahan-

permasalahan. Prinsip dalam membantu remaja korban perkosaan adalah

lillahita‟ala, yang maksudnya yaitu mengembalikan semua permasalahan

kepada Allah yang disertai dengan sikap tawakal dan syukur pada Allah

SWT.

2.1.3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling Islam

Tujuan bimbingan dirumuskan oleh Gunarsa (2007: 23), yaitu

membantu pertumbuhan dan dalam situasi sesat, membantu seseorang agar

bisa berfungsi untuk menyesuaikan diri dengan peran yang tepat. Gunarsa

(2007: 24-26) juga mengutip perkataan George dan Cristiani, tujuan utama

konseling adalah:

1. Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku.

2. Meningkatkan ketrampilan untuk menghadapi sesuatu.

Page 44: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

30

3. Meningkatkan kemampuan dan menentukan keputusan.

4. Meningkatkan dalam hubungan antar perorangan.

5. Menyediakan fasilitas untuk mengembangkan kemampuan klien.

Sedangkan menurut Walgito (2005: 7) tujuan proses konseling adalah

pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien dengan kemampuannya sendiri.

Jadi, Tujuan pokok dari kegiatan bimbingan konseling Islam adalah

pemberian bantuan kepada individu agar mampu memecahkan kesulitan yang

dialami dengan menggunakan kemampuannya sendiri atas dorongan dari

kemauan dan ketakwaan kepada Tuhan (Arifin, 1997: 43).

Secara umum tujuan bimbingan konseling Islam adalah membantu

individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya (insan kamil) agar

mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Secara khusus adalah membantu

individu atau kelompok sebagai Mursyad bih (klien) keluar dari masail

(masalah-masalah yang dihadapi), sehinga memiliki kemampuan untuk

mengembangkan diri, memahami diri, menerima serta mengerahkan diri ke

arah yang optimal (Arifin, 1997: 2).

Seperti juga pendapat Adz-Dzaky (2004: 221), bahwa tujuan umum

bimbingan konseling Islam itu dapat dirumuskan sebagai membantu individu

mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan tujuan khususnya yaitu:

1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan

kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai

Page 45: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

31

(muthmainnah), bersikap lapang dada (radhiyah) dan mendapatkan

pencerahan taufik dan hidayah (mardhiyah).

2. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan

tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri,

lingkungan keluarga, lingkungan kerja, maupun lingkungan sosial dan

alam sekitarnya.

3. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu sehingga

muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-

menolong dan rasa kasih sayang.

4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga

muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada

Tuhan-Nya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan

menerima ujian-Nya.

5. Untuk menghasilkan potensi Illahiyah, sehingga dengan potensi itu

individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan

benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup,

dan dapat memberikan manfaat dan keselamatan bagi lingkungannya

pada berbagai aspek kehidupan.

Melihat pentingnya bimbingan dan konseling Islam, maka tujuanya

dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tujuan khusus dan tujuan umum.

Tujuan umum bimbingan konseling Islam adalah untuk membantu individu

mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan di akhirat. Tujuan khusus bimbingan konseling Islam

Page 46: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

32

adalah untuk membantu agar tidak menghadapi masalah, membantu individu

mengatasi masalah yang sedang dihadapi dan membantu individu memelihara

dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang telah baik agar

tetap baik atau lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi

dirinya dan orang lain (Faqih, 2001: 36-37).

Melihat tujuan di atas, maka bimbingan dan konseling Islam memiliki

orientasi dunia dan akhirat. Dengan bimbingan konseling Islam diharapkan

remaja korban perkosaan kembali percaya diri, dapat konsisten dalam

menjalankan perintah Allah yang disertai dengan kesehatan jiwa.

Dari tujuan bimbingan konseling Islam tersebut, dapat dirumuskan

fungsi (kelompok tugas atau kegiatan sejenis) bimbingan dan konseling Islam

yaitu sebagai berikut:

1. Fungsi Preventif

Fungsi preventif atau pencegahan dalam Konseling Islam

diharapkan dapat menghasilkan atau terhindarnya klien dari berbagai

permasalahan yang mungkin timbul yang dapat mengganggu,

menghambat, atau menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian

tertentu dalam proses perkembangan yang sedang atau sudah dialami

oleh klien (Hallen, 2002: 60). Adapun usaha yang dapat ditempuh

dalam fungsi preventif ini di antaranya melalui bimbingan dan

penyuluhan tentang perlindungan diri, sehingga remaja yang belum

mengalami atau menjadi korban dapat mengantisipasi adanya

kejahatan perkosaan. Program pencegahan ini dikembangkan melalui

Page 47: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

33

sikap positif dan tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, hidup

dan kehidupan, keterampilan hidup serta kemampuan pemecahan

masalah.

2. Fungsi Kuratif

Fungsi kuratif ini untuk membantu individu memecahkan

masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya, baik secara sifat

maupun bentuknya (Faqih, 2001 : 6). Langkah dalam fungsi kuratif ini

adalah memotivasi korban perkosaan dengan mengatasi rasa takut

yang menciptakan tekanan, kepanikan, tidak ada kepercayaan diri, dan

kecemasan dengan cara membangun rasa percaya diri sehingga

individu percaya pada diri sendiri serta menumbuhkan pikiran positif

agar mendominasi pikiran si korban bahwa dirinya berharga, dirinya

kuat, dan merasa aman, bisa menangani semua rintangan yang

menghadang untuk menuju penyembuhan diri, dan tahu masa depan

pasti akan memberi kesempatan.

3. Fungsi Development

Fungsi development atau pengembangan adalah membantu

individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang

telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak

memungkinkan menjadi sebab munculnya masalah bagi klien (Faqih,

2001: 37). Dengan fungsi ini, klien yang sudah sembuh atau baru

dalam tahap penyembuhan dapat mengembangkan diri dari gangguan

traumatis, atau paling tidak klien tidak lebih parah kondisinya dalam

Page 48: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

34

gangguan traumatis. Hal ini bisa dilakukan dengan jalan mengajak

klien berpikir lebih dalam berbusana, atau dengan jalan menyarankan

pada diri klien supaya tidak terpengaruh dan tidak mudah percaya

kepada orang lain.

Sedangkan fungsi bimbingan konseling secara umum adalah sebagai

fasilitator dan motivator dalam upaya mengatasi dan mencegah problema

kehidupan klien dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. Fungsi ini

dijabarkan:

Tugas kegiatan bersifat preventif (pencegahan) terhadap acaman

gangguan mental, spiritual dan environment (lingkungan) yang

menghambat, mengancam atau yang menentanng proses perkembangan

hidup klien, juga dijabarkan dalam kegiatan pelayanan yang bersifat

represif (kuratif atau penyembuhan) terhadap segala bentuk penyakit

mental spiritual atau fisikal client degan cara melakukan referral

(pelimpahan) kepada para ahlinya, misalnya ahli kedokteran jiwa

(psychiater), ahli jiwa (psycholog) atau ahli kedokteran umum (dokter

kesehatan), ahli psychotherapy dan sebagainya (Arifin, 1997: 23)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa bimbingan dan

konseling Islam mempunyai fungsi untuk membantu individu dalam

menghadapi masalah, keluar dari masalah dan tidak menimbulkan masalah

yang baru. Dengan kata lain, mampu membantu remaja korban perkosaan

mengatasi masalahnya dan menemukan pola hidup yang baru yang lebih baik,

yaitu dengan pola orientasi kehidupan dunia dan akhirat.

Page 49: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

35

2.2. Remaja

2.2.1. Pengertian Remaja

Secara etimologi, remaja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin (Depdiknas, 2002:

944). Istilah asing yang sering dipakai untuk menunjukkan masa remaja,

antara lain: puberteit, adolescentia dan youth. Dalam bahasa Indonesia sering

dikatakan dengan pubertas atau remaja. Dalam berbagai macam kepustakaan

istilah - istilah tersebut tidak selalu sama uraiannya. Apabila melihat asal kata

istilah-istilah tadi, maka akan diperoleh:

a. Puberty (Inggris) atau puberteit (Belanda) berasal dari bahasa Latin:

pubertas. Pubertas berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi

oleh, sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian.

b. Adolescentia berasal dari kata Latin: adulescentia. Dengan

adulescentia dimaksudkan masa muda, yakni antara 17 dan 30 tahun

(Gunarsa, 2007: 4).

Secara terminologi, para ahli merumuskan masa remaja dalam

pandangan dan tekanan yang berbeda, di antaranya:

1. Menurut Papalia (2004: 387), remaja (adolescence) dinyatakan

sebagai:

“developmental transition between childhood and adulthood entailing

major physical, cognitive, and psychosocial changes”.

2. Menurut Shertzer and Stone (1971: 2), menyatakan

“ the adolescence as used in this context reveres to the transitional

periode between childhood and maturity. It is also used to denote the

phsical, psychological, and social development that take place”.

Page 50: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

36

3. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health

Organization) remaja adalah

suatu masa ketika: (a) individu berkembang dari saat pertama kali ia

menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia

mencapai kematangan seksual; (b) individu mengalami perkembangan

psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa; (c)

terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2005: 9).

4. Menurut Piaget yang dikutip oleh Ali moh dan Moh Asrori (2009: 9),

yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia

dimana individu menjadi terintegrsi ke dalam masyarakat dewasa,

suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah

tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau sejajar.

5. Menurut Rofiq (2005: 57), masa remaja adalah masa Time Transition

(perpidahan) dari masa anak ke masa dewasa. Periode ini oleh para

ahli psikologi digambarkan sebagai periode yang penuh dengan

tekanan dan ketegangan (stress and strain), karena pertumbuhan

kematangannya baru hanya pada aspek fisik sedang psikologisnya

masih belum matang.

Dalam Islam, masa remaja berarti mulainya masa akil baligh. Keadaan

fisik, kognitif, dan psikososial remaja berbeda dengan keadaan pada tahap

perkembangan lain. Karena sudah baligh, mereka menanggung kewajiban

beribadah wajib. Kewajiban menunaikan ibadah ini ditunjang oleh perubahan

raga yang makin menguat dan besar, sekresi hormon baru, dan perubahan

taraf berfikir mereka. Namun kematangan organ internal tubuh mereka tidak

Page 51: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

37

serta merta membuat mereka lebih matang perasaan dan pemikirannya

(Mahfiana, 2009: 13).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa dari segi psikologis, remaja berada dalam masa peralihan dari masa

anak-anak menuju dewasa. Mereka dalam masa kematangan fisik namun

secara psikis meraka masih belum matang. Sehingga mereka memerlukan

orang lain dalam membentuk jati diri mereka atas tujuan hidup mereka.

2.2.2. Perkembangan Remaja

Perkembangan dapat diartikan sebagai the progressive and continuous

change in the organism from birth to death (suatu perubahan yang progresif

dan kontinu dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati). Perkembangan

dapat juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu

atau organisme menuju tingkat kedewasaannya dan kematangannya

(maturation) yang berlangsung secara sistematis (saling kebergantungan atau

saling mempengaruhi antara bagian-bagian organism dan merupakan suatu

kesatuan yang utuh), progresif (bersifat maju, meningkat dan mendalam baik

secara kuantitatif maupun kualitatif) dan berkesinambungan (secara

beraturan, berurutan, bukan secara kebetulan) menyangkut fisik maupun

psikis (Hartati, 2005: 13).

Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan. Dengan adanya

pertumbuhan maka pada saatnya anak akan mencapai kematangan. Perbedaan

antara pertumbuhan dengan kematangan adalah pertumbuhan menunjukan

perubahan biologis yang bersifat kuantitatif sedangkan kematangan

Page 52: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

38

menunjukan perubahan yang bersifat kualitatif. Pertumbuhan dan kematangan

merupakan proses yang saling berkaitan dan keduanya merupakan perubahan

yang berasal dari dalam diri anak (Ali M, 2009: 11).

Untuk mendapatkan gambaran pertumbuhan manusia dari masa

kanak-kanak hingga remaja, Sujanto (1996: 1) membagi tahapan sebagai

berikut: Pertama, masa Kanak-kanak, yaitu sejak lahir sampai 5 tahun Kedua,

masa Anak, yaitu umur 6 sampai 12 tahun Ketiga, masa Pubertas, yaitu umur

13 tahun sampai kurang lebih 18 tahun bagi anak putri dan sampai umur 22

tahun bagi anak putra Keempat, masa Adolesen, sebagai masa transisi ke

masa dewasa.

Menurut Mappiare (1982: 24–25) sebagaimana mengutip Elizabeth

B.Hurlock bahwa jika dibagi berdasarkan bentuk-bentuk perkembangan dan

pola-pola perilaku yang nampak khas bagi usia-usia tertentu, maka rentangan

kehidupan terdiri atas sebelas masa yaitu: masa Prenatal: Saat konsepsi

sampai lahir. Masa neonatal: Lahir sampai akhir minggu kedua setelah lahir.

Masa bayi: Akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua. Masa kanak-

kanak awal: Dua tahun sampai enam tahun. Masa kanak-kanak akhir: Enam

tahun sampai sepuluh atau sebelas tahun. Pubertas / preadolescence: Sepuluh

atau dua belas tahun sampai tiga belas atau empat belas tahun. Masa remaja

awal: Tiga belas atau empat belas tahun sampai tujuh belas tahun. Masa

remaja akhir: Tujuh belas tahun sampai dua puluh satu tahun. Masa dewasa

awal: Dua puluh satu tahun sampai empat puluh tahun. Masa setengah baya:

Page 53: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

39

Empat puluh sampai enam puluh tahun. Masa tua: Enam puluh tahun sampai

meninggal dunia.

Dalam pembagian usia menurut Sujanto dan Hurlock di atas, terlihat

jelas rentangan usia remaja antara 13-21 tahun; yang dibagi pula dalam masa

remaja awal usia 13/14 tahun sampai 17 tahun, dan remaja akhir 17 tahun

sampai 21 tahun. Y. Byl yang dikutip Ahmadi (2004: 47) membagi fase anak

sebagai berikut: Fase bayi 0,0 - 0,2. Fase tetek 0,2 - 1,0. Fase pencoba 1,0 -

4,0. Fase menentang 2,0 - 4,0. Fase bermain 4,0 - 7,0. Fase sekolah 7,0 - 12,0.

Fase pueral 11,0 - 14,0. Fase pubertas 15,0 - 18,0.

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, ada 3 tahap perkembangan

remaja:

1. Remaja awal (early adolescence). Seorang remaja pada tahap ini masih

terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya

sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu.

Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan

jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja

oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-

lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap "ego"

menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang

dewasa.

2. Remaja madya (middle adolescence). Pada tahap ini remaja sangat

membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang

menyukainya. Ada kecenderungan "narcistic", yaitu mencintai diri sendiri,

Page 54: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

40

dengan menyukai teman-teman yang punya sifat-sifat yang sama dengan

dirinya. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak

tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau

sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya.

Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipoes complex (perasaan

cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak) dengan mempererat

hubungan dengan kawankawan dari lain jenis.

3. Remaja akhir (late adolescence). Tahap ini adalah masa konsolidasi

menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu:

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan

dalam pengalaman-pengalaman baru.

c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti

dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang

lain.

e. Tumbuh "dinding" yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan

masyarakat umum (the public) (Sarwono, 2003: 24-25).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

secara teoritis dan empiris dari segi psikologis, rentangan usia remaja berada

dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22

tahun bagi pria. Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir, maka remaja

Page 55: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

41

awal berada dalam usia 12/13 tahun sampai 17/18 tahun, dan remaja dalam

usia akhir dalam rentangan usia 17/18 tahun sampai 21/22 tahun.

2.3. Trauma Perkosaan

2.3.1. Pengertian Trauma

Trauma psikologi atau biasa disebut PTSD (Post Traumatic Stress

Disorder) menurut Reenberg (2006: 49) adalah suatu kondisi yang dialami

seseorang yang pernah mengalami kejadian fisik atau psikologis yang extrim

yang dianggap sebagai kesedihan utama. Dalam kamus psikologi, trauma

adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan kesan

yang mendalam pada jiwa seseorang sehingga dapat merusak fisik maupun

psikologis (Sudarsono, 1997: 231).

Menurut ahli lain, trauma merupakan reaksi fisik dan psikis yang

bersifat stres buruk akibat suatu peristiwa, kejadian atau pengalaman

spontanitas atau mendadak (tiba-tiba) yang membuat individu terkejut, kaget,

menegangkan, shock, tidak sadarkan diri, dan sebagainya yang tidak mudah

hilang begitu saja dalam ingatan manusia. Sedangkan James Drever

mengatakan trauma adalah setiap luka, kesakitan atau shock yang terjadi pada

fisik dan mental individu yang berakibat timbulnya gangguan yang serius.

Menurut Sarwono, trauma adalah sebagai pengalaman yang tiba-tiba,

mengejutkan, dan meninggalkan bekas (kesan) yang mendalam pada jiwa

seseorang yang mengalaminya (http:safwankita.wordpress.com 2010/10/31/

trauma-deteksi-diri-penanganan-awal-di-realitas-sosial//).

Page 56: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

42

Dari pendapat-pendapat yang berbeda ini, dapat dikatakan bahwa

trauma merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan atau buruk yang

datang secara spontanitas (tiba-tiba) yang mempengaruhi kehidupan individu

dan mengganggu kejiwaan individu sehingga membuat individu tidak dapat

mengendalikan dirinya. Hidup mereka juga tidak lagi normal seperti

biasanya, mereka tidak sepenuhnya lepas dari pengalaman traumatis.

2.3.2. Gejala-gejala Trauma

Seseorang mengembangkan trauma adalah akibat respon terhadap

sebuah kejadian yang mengerikan, baik yang dialami sendiri atau dialami

orang lain yang disaksikan. Tidak semua orang yang mendapat pengalaman

traumatis akan mengembangkan trauma. Karena masing-masing orang

memiliki daya tahan yang berbeda-beda. Beberapa orang mengalami gejala

trauma segera setelah pengalaman buruk itu terjadi. Sementera yang lainnya

ada yang baru mengalaminya setelah beberapa bulan dan bahkan beberapa

tahun. Ada yang cepat kembali ke keadaan normal, mengalaminya sekali-kali,

dan ada juga yang menderita karenanya selama bertahun-tahun (Christian,

2005: 59).

Seseorang yang mendapat pengalaman traumatis akan

memperlihatkan beberapa gejala dan kombinasinya seperti:

1. Memutar kembali peristiwa traumatis; seseorang yang mengalami

trauma sering merasa peristiwanya terulang kembali. Hal ini disebut

flashback, atau menghidupkan kembali peristiwa. Gejala ini sering

Page 57: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

43

menyebabkan seseorang kehilangan ”saat sekarang” dan bereaksi

seolah-olah mereka mengalaminya seperti awal trauma terjadi.

2. Penghindaran; seseorang yang mengalami trauma berusaha untuk

menghindari segala sesuatu yang mengingatkan mereka kembali pada

kejadian traumatis. Mereka mungkin akan menghindari orang-orang,

tempat, benda-benda yang mengingatkan termasuk juga bersikap

dingin untuk menghindari rasa sakit, perasaan yang berlebihan.

Membekukan pikiran dan perasaan disebut juga ”disasociation” dan

merupakan karakteristik trauma.

3. Pelampiasan; seseorang yang menderitaan trauma kadang

mengkonsumsi obat-obatan penenang atau alkohol atau rokok untuk

menghindari ingatan-ingatan dan perasaan yang berhubunga dengan

trauma (http://www.hipnoterapi.asia/trauma.htm//).

4. Kekebalan emosional; merasa terpisah, kurang-nya emosi (terutama

yang positif), dan kehilangan minat pada kegiatan.

5. Peningkatan sensifitas; kesulitan tidur dan konsentrasi, gampang

marah, selalu waspada/tegang, mudah terpicu berlebihan (Christian,

2005: 59).

2.3.3. Pengertian Perkosaan

Perkosaan adalah hubungan seksual yang dilakukan tanpa kehendak

bersama, dipaksakan oleh satu pihak pada pihak lainnya (Luhulima, 2000:

24). Menurut Dr. Nina Surtiretna (2006: 94) perkosaan adalah bersetubuh

dengan cara memaksa atau melakukan tindak kekerasan dan bertentangan

Page 58: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

44

dengan kehendak sang korban. Sedangkan menurut Dr. Boyke (2010: 217)

perkosaan adalah tindak kejahatan terhadap orang lain biasanya dilakukan

oleh laki-laki, yang berusaha melakukan hubungan seksual dengan orang lain,

biasanya seorang perempuan dan bertentangan dengan kehendak korbannya.

Korban perkosaan mengalami penyiksaan fisik yang berbekas berupa luka,

goresan, memar, atau tanda-tanda lain disekitar tubuh terutama disekitar

daerah kemaluan korban.

Perkosaan disebut juga tindakan pseudo-seksual, yaitu merupakan

perilaku seksual yang tidak selalu dimotivasi dorongan seksual sebagai

motivasi primernya, melainkan berhubungan dengan penguasaan dan

dominasi, agresi dan perendahan pada satu pihak (korban) oleh pihak lainnya.

Pada banyak kasus perkosaan, ekspresi kemarahan, keinginan menguasai dan

melumpuhkan, serta keinginan menghukum dan merendahkan lebih dominan

daripada dorongan seksualnya sendiri, yang semuanya dimanifestasikan

dalam tindakan agresi seksual (Luhulima, 2000: 24).

Ahli lain menyebutkan perkosaan selalu didorong oleh nafsu seks

yang sangat kuat dan dibarengi oleh emosi yang tidak matang, serta terdapat

unsur-unsur kekejaman dan sifat sadisme (Semium, 2007: 55).

Mitos-mitos yang dinyakini berkenaan dengan perkosaan adalah: (1)

korban mem„provokasi‟ atau mengundang kejadian perkosaan itu, yang

artinya perempuan baik-baik tidak akan mengalami perkosaan; (2) perempuan

dapat menghindari terjadinya perkosaan; (3) hanya perempuan-perempuan

tertentu yang akan diperkosa (misalnya perempuan muda dan cantik,

Page 59: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

45

perempuan yang mengundang); (4) perkosaan hanya terjadi didaerah asing

dan di malam hari; (5) perkosaan dilakukan oleh orang sakit atau kriminal;

(6) laki-laki baik-baik tidak akan memperkosa kecuali karena adanya

undangan atau ranyuan dari perempuan itu sendiri; (7) perempuan sering

mengaku diperkosa untuk membalas dendam, mendapat santunan, atau

karena ia mempunyai karakteristik kepribadian ingin mencari perhatian dan

histrionik; (8) perkosaan terjadi karena pelaku tidak dapat mengendalikan

impuls-impuls seksualnya (Luhulima, 2000: 25).

Namun realita menunjukkan bahwa perkosaan dapat dilakukan pada

siapa saja, dan oleh siapa saja, baik oleh orang yang dikenal maupun oleh

orang yang tidak dikenal. Tidak jarang perkosaan dilakukan oleh orang yang

dikenal dan dalam hubungan dekat dengan korban (ayah, pacar, suami,

saudara, dan lain sebagainya). Perkosaan yang dilakukan oleh orang yang

dikenal korban biasanya terjadi secara berulang, tetapi jarang dilaporkan

karena posisi korban yang serba salah. Sementara perkosaan oleh kelompok

lebih sering korban tidak mengenal pelaku.

2.3.4. Dampak dari Perkosaan

Perkosaan adalah pengalaman yang sangat tidak menyenangkan bagi

setiap wanita. Perkosaan yang dialami oleh remaja berpengaruh sangat serius,

di satu sisi remaja mengalami hal-hal yang menakutkan dan menjadi teror

sepanjang hidupnya. Di sisi lain, remaja mengalami perasaan nikmat yang

mengakibatkan kecanduan terhadap seksual. Masalah seksual tabu untuk

dibicarakan, remaja tidak memahami apa yang terjadi padanya secara sehat.

Page 60: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

46

Ketidakmampuan remaja untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dapat

memunculkan gangguan yang akan terbawa terus ke masa dewasa. Reaksi

yang ditampilkan setelah kejadian perkosaan menurut Luhulima (2000: 25)

adalah:

1. Fase akut (segera setelah serangan terjadi): korban menghayati shock

dan rasa takut yang sangat kuat, kebingungan dan disorganisasi (tidak

mengerti apa yang sesungguhnya terjadi), serta rasa lelah dan

kelemahan intens. Karena itu, korban tidak dapat menjelaskan secara

rinci dan tepat apa yang telah terjadi, misalnya siapa dan bagaimana

cirri-ciri pelaku secara detail, apa saja yang dilakukan pelaku dan

sebagainya.

2. Fase kedua (adaptasi awal): korban menghayati berbagai emosi

negatif seperti pemberontakan, rasa marah, ketakutan, terhina, malu,

mual dan jijik yang pada saat berikutnya dapat ditanggapi dengan

represi dan pengingkaran (upaya untuk menutup pengalaman

menyakitkan, menolak mengingat lagi) atau meminimalisasi

(menganggap yang terjadi bukan sesuatu yang serius, tidak separah

yang dibayangkan). Karena itu ada sebagian korban yang tampil

tenang dan dingin tanpa penghayatan emosi. Namun ada korban yang

menampilkan ekspresi emosi sangat kuat (banyak menangis dan

eksplosif).

3. Fase reorganisasi jangka panjang: fase ini dapat berlangsung bertahun-

tahun, ditandai dengan upaya korban untuk keluar dari trauma yang

Page 61: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

47

dialami, dan sungguh-sungguh menerima apa yang terjadi sebagai

suatu fakta yang memang terjadi. Namun tidak jarang korban masih

menampilakan ciri-ciri depresi, mengalami mimpi-mimpi buruk atau

kilas balik kejadian, korban mengalami hambatan dalam hubungan

dengan lawan jenis. Tidak jarang pula terjadi gangguan dalam fungsi

dan aktivitas seksual, misalnya ketakutan pada seks, hilangnya gairah

seksual, dan ketidakmampuan menikmati hubungan seksual.

Remaja yang menjadi korban perkosaan akan mengalami penderitaan

fisik dan psikis sekaligus. Penderitaan fisik berupa kerusakan organ intim,

penularan penyakit seksual, dan hamil diluar nikah. Sedangkan Penderitaan

psikis biasanya korban akan merasa malu luar biasa karena dianggap sebagai

aib keluarga dan dijadikan bahan pembicaraan masyarakat, bahkan korban

perkosaan akan mengalami trauma luar biasa. Bahkan mereka dapat

menganggap seks adalah sesuatu yang menjijikan, mengerikan, dan

menakutkan. Selain itu individu yang pernah menjadi korban perkosaan,

berpotensi menjadi kecanduan terhadap seks (Magdalena, 2010: 24-25).

Beberapa hal yang dapat terjadi pada remaja korban perkosaan adalah:

1. Remaja mengembangkan pola adaptasi dan keyakinan-keyakinan

keliru sesuai dengan sosialisasi yang diterimanya. Misalnya remaja

menganggap wajar perilaku orang dewasa sedemikian rupa, meniru

tindakan yang dilakukan padanya. Yang sering terjadi adalah self-

blame, yaitu merasa bersalah, merasa menjadi penanggungjawab

kejadian yang dialaminya, menganggap dirinya aneh dan terlahir sial

Page 62: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

48

(misal: sudah dikutuk untuk selalu mengalami hal buruk dan

menyusahkan orang lain dan sebagainya).

2. Remaja merasa dikhianati. Bila pelaku perkosaan adalah orang dekat

dan dipercaya, apalagi orang tua sendiri, remaja akan

mengembangkan perasaan dikhianati dan akhirnya menunjukan

ketakutan dan ketidakpercayaan kepada orang lain dan kehidupan

pada umumnya. Hal ini berdampak pada kemampuan sosialisasi,

kebahagiaan dan hampir semua dimensi kehidupan psikologis pada

umumnya.

3. Stigmatisasi: di satu sisi masyarakat yang mengetahui sejarah

kehidupan remaja akan melihatnya dengan kaca mata berbeda,

misalnya dengan rasa kasihan sekaligus merendahkan atau

menghindarinya. Di sisi lain remaja mengembangkan gambaran

negatif tentang diri sendiri. Remaja merasa malu dan rendah diri, dan

yakin bahwa yang terjadi pada dirinya adalah karena ada sesuatu yang

memang salah dengan dirinya.

4. Traumatisasi seksual: pemaparan pengalaman seksual terlalu dini,

juga yang terjadi secara salah, dapat berdampak pada munculnya

trauma seksual. Trauma seksual dapat berupa inhibisi seksual, yakni

hambatan untuk dapat tertarik dan menikmati seks, atau berupa

dishinbisi seksual, yakni obsesi dan perhatian berlebihan pada aktifitas

atau hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seks (Luhulima, 2000:

41-42).

Page 63: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

49

2.4. Bimbingan Konseling Islam dalam menangani trauma remaja koban

perkosaan

2.4.1. Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam

Trauma merupakan gangguan psikis karena suatu peristiwa yang

datangnya spontanitas dan meninggalkan kesan yang mendalam pada jiwa

sehingga dapat menjadikan stres serta mempengaruhi kehidupannya. Remaja

yang menjadi korban perkosaan mengalami penderitaan fisik dan psikis

sekaligus. Gejala-gejala yang ditunjukkan remaja korban perkosaan biasanya

berupa mimpi buruk, menjadi introvert, ketakutan, kecemasan, merasa

bersalah, menganggap hina dirinya sendiri serta hilangnya kepercayaan pada

diri sendiri dan orang lain.

Oleh karena itu betapa pentingnya bimbingan konseling Islam bagi

remaja yang menjadi korban perkosaan dalam rangka penyembuhan trauma.

Adapun proses bimbingan konseling Islam yang dapat dilakukan dengan

pendekatan keagamaan, yaitu sebagai berikut:

1. Membantu mengetahui dan memahami keadaan dirinya sesuai dengan

hakekatnya atau mengingatkan kembali akan fitrahnya, karena dalam

keadaan tertentu individu tidak mengenal atau tidak menyadari dirinya

yang sebenarnya.

2. Membantu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, baik-

buruknya, kekuatan-kelemahannya sebagai sesuatu yang telah ditetapkan

Allah, tetapi juga harus berikhtiar. Atau dapat dikatakan membantu

individu tawakal atau berserah diri pada Allah swt.

Page 64: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

50

3. Membantu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang dihadapinya saat

ini. Dengan memahami keadaan yang dihadapi dan memahami sumber

masalah, individu akan lebih mudah mengatasi masalahnya tersebut.

4. Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah. Secara

Islami, pemecahan masalah yang dianjurkan dalam Al-Qur‟an adalah

berlaku sabar, membaca dan memahami Al-Qur‟an, serta berzikir atau

mengingat Allah swt.

5. Membantu individu mengembangkan kemampuan untuk mengantisipasi

masa depan, sehingga mampu memperkirakan kemungkinan yang akan

terjadi berdasarkan keadaan sekarang. Pengalaman masa lalu merupakan

cermin untuk meneropong masa depan; mana yang baik (membawa

manfaat) dan mana yang tidak baik (membawa mudarat) (Faqih, 2001: 37 -

43).

Dengan bimbingan konseling Islam diharapkan remaja korban

perkosaan dapat pulih dari rasa trauma yang dialami serta membantunya

dalam menghadapi masalah. Selain itu, dengan bimbingan konseling Islam

diharapkan remaja korban perkosaan dapat konsisten dalam menjalankan

perintah Allah.

Remaja korban perkosaan mengalami keterguncangan jiwa, yang

semuanya itu tampak dari perilakunya yang didominasi dengan perasaan

khawatir, putus asa ataupun perilaku menyimpang lainnya maka dapat

dilakukan konseling Islam dengan langkah-langkah:

1. Membangun hubungan yang kuat dan baik yang didasari dengan saling

Page 65: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

51

menghargai, membuka diri dan juga saling percaya antar konselor dengan

klien.

2. Konselor membantu klien dalam mengenali permasalahan yang sedang

dihadapi dan menelaah pikiran klien dalam menyikapi permasalahannya

dan penyebab permasalahan tersebut, hingga klien dapat menyadari hal

tersebut. Proses pengakuan atau kesadaran klien akan permasalahan yang

sedang dihadapi, dapat membantu klien dalam menjernihkan jiwanya yang

sedang bimbang dan penuh dengan keterguncangan.

3. Menawarkan tobat. Hal ini dilakukan setelah klien mencapai kesadarannya

dan dapat menyelesaikan permasalahannya dengan segala penyebab dan

hasilnya. Karena tobatlah yang mampu menyucikan jiwanya dan

membebaskannya dari perasaan bersalah.

4. Mengajarkan kembali akan ajaran-ajaran agama yang benar kepada klien,

menerangkan tujuan dari eksistensinya di dunia dan membantunya dalam

membentuk pikiran, nilai dan kecenderungan yang sejalan dengan nilai-

nilai syar‟i (Az-Zahrani, 2005: 34-35).

2.4.1. Metode Bimbingan Konseling Islam

Sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai dalam mengadakan

bimbingan konseling Islam bagi penyembuhan trauma remaja korban

perkosaan maka diperlukan metode yang dapat digunakan demi terlaksananya

bimbingan yang baik. Metode bimbingan konseling Islam dapat

diklasifikasikan berdasarkan dari segi komunikasi. Pengelompokannya yaitu:

pertama, metode komunikasi langsung atau disebut metode langsung, dan

Page 66: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

52

kedua, metode komunikasi tidak langsung atau metode tidak langsung, maka

untuk lebih jelasnya akan dikemukakan secara rinci metode bimbingan dan

konseling Islam ini menurut Faqih sebagai berikut:

1. Metode langsung. Metode langsung (metode komunikasi langsung)

adalah metode dimana pembimbing melakukan komunikasi langsung

(bertatap muka) dengan orang yang dibimbingnya dengan

menggunakan metode individual:

a. Percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan dialog langsung

tatap muka dengan pihak yang dibimbing.

b. Kunjungan ke rumah (home visit), yakni pembimbing mengadakan

dialog dengan kliennya tetapi dilaksanakan di rumah klien

sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan

lingkungannya.

c. Kunjungan dan observasi kerja, yakni pembimbing / konseling

jabatan, melakukan percakapan individual sekaligus mengamati

kerja klien dan lingkungannya.

2. Metode tidak langsung. Metode tidak langsung (metode komunikasi

tidak langsung) adalah metode bimbingan/ konseling yang dilakukan

melalui media komunikasi masa. Hal ini dapat dilakukan secara

individual maupun kelompok bahkan massal.

a. Metode individual, yakni melalui surat menyurat dan telepon, dan

sebagainya.

Page 67: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

53

b. Metode kelompok/massal yakni melalui papan bimbingan, melalui

surat kabar/majalah, brosur, radio (media audio), dan televisi

(Faqih, 2001: 55).

3. Metode kelompok. Metode kelompok adalah pembimbing melakukan

komunikasi langsung dengan klien dalam kelompok. Hal ini dapat

dilakukan dengan diskusi kelompok, karyawisata, sosiodrama dan

psikodrama (Faqih, 2001: 54).

Berbagai macam metode memiliki kekhususan dan pengaruh terhadap

jiwa yang berbeda-beda. Seorang konselor harus mampu memilih metode

yang sesuai dengan keadaan klien, dimana metode yang diambil bersumber

dari Al-Qur‟an dan Sunnah, serta mengambil model yang diterapkan oleh

Rasulullah (Az-Zahrani, 2005: 37). Islam banyak mempergunakan metode

konseling diantaranya sebagai berikut:

1. Metode keteladanan

Digambarkan dengan suri teladan yang baik, sebagaimana firman

Allah dalam surah al-Ahzab ayat 21:

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah

(Az-Zahrani, 2005: 26).

2. Metode penyadaran

Menggunakan ungkapan-ungkapan nasihat dan juga janji dan

ancaman. Allah berfirman dalam surat al-Hajj ayat 1-2:

Page 68: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

54

Artinya: (1.) Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian

yang sangat besar (dahsyat). (2.) (ingatlah) pada hari (ketika) kamu

melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui

anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala

wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk,

Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu

sangat kerasnya (Az-Zahrani, 2005: 27).

3. Metode penalaran logis

Berkisar tentang dialog dengan akal dan perasaan individu,

sebagaimana firman Allah dalam surah al-Hujaraat ayat 12:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-

sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan

janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah

menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang

suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah

kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang

(Az-Zahrani, 2005: 27).

4. Metode kisah

Al-qur‟an merangkum banyak kisah para nabi serta dialog yang terjadi

antara mereka dengan umatnya. Kisah-kisah ini bisa dijadikan contoh

dan model yang mampu menjadi penjelas akan perilaku yang

Page 69: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

55

diharapkan, hingga bisa dibiasakan, dan juga perilaku yang tercela

hingga bisa dihindarkan (Az-Zahrani, 2005: 27).

2.4.2. Materi Bimbingan Konseling Islam

Materi bimbingan Islam pada dasarnya bersumber pada Al-Qur‟an

dan Hadits. Materi yang disampaikan bertujuan untuk memberikan bimbingan

atau pengajaran ilmu yang bersumber pada ayat Al-Qur‟an dan Hadits. Materi

bimbingan baik dari Al-Qur‟an maupun Hadits yang sesuai untuk

disampaikan kepada pasien diataranya mencakup akidah, akhlaq, ukhuwah,

pendidikan, dan amar ma‟ruf nahi mungkar. Sebagaimana yang dikemukakan

Sanwar (1985: 74), materi bimbingan merupakan ajakan, gerakan, dan ide

gerakan untuk mencapai tujuan. Isi ajakan itu dimaksudkan agar manusia mau

menerima dan memahami serta mengikuti ajaran tersebut sehingga ajaran

Islam ini benar - benar diketahui, dipahami, dihayati, dan selanjutnya

diamalkan sebagai pedoman hidup dalam kehidupanya. Semua ajaran Islam

tertuang dalam wahyu yang diterima oleh Rasul yang perwujudannya

terkandung dalam Al-Qur‟an dan Sunnah (Abidin, 2003: 60). Materi pokok

bimbingan yang diberikan meliputi:

1. Materi Aqidah

Aqidah yang bersifat keyakinan batin menyangkut masalah-masalah yang

erat hubungannya dengan rukun iman. Hal ini menjadi landasan yang

fundamental dalam keseluruhan aktifitas seorang Muslim, baik

menyangkut sikap, mental, maupun tingkah lakunya.

Page 70: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

56

2. Materi Ibadah

Tujuan utama pemberian materi praktek ibadah adalah untuk mengetahui

kemampuan dan keaktifan klien dalam mengaplikasikan meteri ibadah

yang telah diterima. Materi ini tepat sekali disampaikan karena dapat

dijadikan sebagai evaluasi terhadap kemampuan dan keaktifan klien dalam

menjalankan ibadah, seperti shalat, dzikir, dan doa sehari-hari. Sekaligus

menjadi barometer sejauhmana pelaksanaan ibadah yang selama ini

dilakukan, selanjutnya diperbaiki jika ada kekeliruan oleh pembimbing.

3. Materi Akhlak

Materi akhlak yang diberikan berkaitan dengan dua hal yaitu akhlak selaku

hamba kepada Tuhannya dan akhlak sebagai manusia terhadap manusia

yang lain. Akhlak selaku hamba pada Allah dalam beribadah harus

dilandasi sikap khusyu‟ dan ikhlas semata-mata hanya karena Allah.

Sedang akhlak yang berkaitan dengan sesama manusia bertujuan agar

seseorang memiliki budi pekerti yang luhur dan rasa sosial yang tinggi

agar mereka selalu menghormati orang tua dan mengasihi yang lebih

muda, suka menolong, tidak melanggar norma-norma agama maupun

norma yang berlaku di masyarakat.

Page 71: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

57

BAB III

PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM

MENANGANI TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PPT

SERUNI KOTA SEMARANG

3.1. GAMBARAN UMUM PPT SERUNI KOTA SEMARANG

3.1.1. Sejarah berdirinya PPT SERUNI

SERUNI (Semarang tErpadu Rumah perlindungan Untuk membangun

Nurani dan cinta kasih Insani) yang artinya adalah lembaga pelayanan

terpadu penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak berbasis

gender di kota Semarang. PPT SERUNI merupakan bukti komitmen

Pemerintah kota Semarang atas perhatian serta keseriusannya dalam

penanganan dan penghapusan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

yang terjadi di kota Semarang.

Sekretariat PPT SERUNI berada di Gedung Dewan Riset Daerah

(DRD) Jawa Tengah lantai 1, terletak di jalan Imam Bonjol No. 185 kota

Semarang. Pembentukan Tim Terpadu PPT SERUNI oleh Pemerintah kota

Semarang bersama dengan lembaga swadaya masyarakat dan unsur yang

terkait, dengan tujuan memberikan pelayanan terpadu penanganan tindak

kekerasan terhadap perempuan dan anak yang meliputi aspek medis, hukum,

psikis, rumah aman, sosial, dan spiritual.

PPT SERUNI yang berfungsi sejak tanggal 1 Maret 2005, merupakan

hasil dari kesepakatan bersama peserta Pelatihan dan Rapat Lintas Sektor

Page 72: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

58

yang diselenggarakan oleh Tim TOT Pendidikan HAM, Berperspektif Gender

Jawa Tengah bekerjasama dengan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap

perempuan (KOMNAS PEREMPUAN), yang kemudian didukung

kelanjutannya oleh Pemerintah kota Semarang dengan SK Walikota Nomor:

463.05/112 tanggal 4 Mei 2005 yang diperbarui No. 463/A.023 tanggal 2

Februari 2009.

PPT SERUNI merupakan suatu lembaga sosial yang bergerak di

bidang pelayanan penanganan kekerasan perempuan dan anak berbasis

gender di kota Semarang. Selain itu, SERUNI juga melakukan sosialisasi di

kelurahan-kelurahan se kota Semarang tentang perlindungan anak,

penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, dan tentang penghapusan tindak

pidana perdagangan orang (Trafiking) melalui media radio secara on air di

radio Imelda FM Semarang rutin 2x dalam sebulan. Sebagai lembaga sosial,

PPT SERUNI bekerjasama dengan berbagai unsur Pemerintah Kota, LSM,

Akademisi, Aparat Penegak Hukum, Rumah Sakit, Organisasi Wanita,

Organisasi Sosial, dan pribadi-pribadi yang peduli di kota Semarang (Brosur

SERUNI, Pelayanan Terpadu Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan

dan Anak Berbasis Gender).

3.1.2. Visi dan Misi PPT SERUNI

Visi: Tercapainya keterpaduan pelayanan penanganan kekerasan terhadap

perempuan dan anak berbasis gender guna tercapainya penghapusan

kekerasan terhadap perempuan dan anak di kota Semarang.

Page 73: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

59

Misi:

a. Membangun dan mengembangkan sistem pelayanan terpadu

penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang berbasis

gender di kota Semarang.

b. Mendorong mewujudkan kebijakan dan program pembangunan yang

ber-perspektif gender untuk perempuan dan anak.

c. Mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam penghapusan

kekerasan terhadap perempuan dan anak (Brosur SERUNI, Pelayanan

Terpadu Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Berbasis Gender).

3.1.3. Kegiatan Pelayanan PPT SERUNI

PPT SERUNI mempunyai kegiatan pelayanan diantaranya :

a. Pelayanan.

b. Advokasi.

c. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

d. Hubungan masyarakat (Humas) dan Komunikasi, Informasi &

Edukasi (KIE).

e. Penelitian dan pengembangan.

3.1.4. Tujuan Pelayanan PPT SERUNI

Layanan PPT SERUNI bertujuan meningkatkan kepedulian

perempuan dan anak korban kekerasan dengan mendirikan “Pelayanan

terpadu penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak berbasis

gender” di Kota Semarang yaitu:

Page 74: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

60

a. Memberikan pendampingan kepada perempuan dan anak korban

kekerasan berbasis gender agar mendapat bantuan atau solusi yang

tepat, yang memungkinkan perempuan dan anak dapat hidup layak.

b. Membantu mencegah timbulnya kekerasan terhadap perempuan dan

anak di masyarakat dengan mengadakan sosialisasi dan penyuluhan

hukum tentang masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak serta

keadilan gender dan penanganannya.

c. Mengembangkan kemitraan dan jaringan dengan LSM, kelompok

keAgamaan, Organisasi Sosial Wanita dan Dunia Usaha yang peduli

terhadap masalah perempuan dan anak.

d. Menyediakan tempat pengaduan maupun kunjungan ke tempat korban

(sistem jemput bola) (Standar Operasional Pelayanan (SOP)

SERUNI).

3.1.5. Prinsip Pelayanan PPT SERUNI

a. Keadilan

Keadilan adalah dasar untuk tidak membedakan perlakuan layanan

dalam upaya memenuhi hak korban kekerasan terhadap perempuan

dan anak, yaitu keadilan, kebenaran, dan pemulihan.

b. Keterbukaan

Keterbukaan adalah kesediaan para pihak untuk memberikan

informasi tentang kinerja, tindakan layanan, perkembangan kasus

serta data lain yang dibutuhkan dalam upaya pemenuhan hak korban,

termasuk di dalamnya pengelolaan pendanaan.

Page 75: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

61

c. Keterpaduan

Keterpaduan adalah mensinergikan layanan terkait untuk pemulihan

perempuan dan anak korban kekerasan.

d. Kesetaraan

Kesetaraan adalah penghormatan atas kesetaraan fungsi, peran dan

kedudukan masing-masing lembaga dalam upaya pelayanan terhadap

perempuan dan anak korban kekerasan (Brosur SOP SERUNI,

Pelayanan Terpadu Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan

Anak Berbasis Gender).

3.1.6. Struktur Keanggotaan Tim Pelayanan Terpadu PPT SERUNI

Sumber: SOP (Standar Oprasional Pelayanan) SERUNI

Penanggung Jawab Penasehat

Ketua

Sekretariat

Koordinator

Devisi

Devisi

Pelayanan

Medis

Devisi

Layanan

Psikologis

& Spiritual

Devisi

Layanan

Hukum

Devisi

Layanan

Sosial

Page 76: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

62

Keterangan:

1. Tugas Ketua

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan progam kerja Tim Pelayanan

Terpadu.

b. Mengagendakan rencana dan evaluasi kerja jaringan.

c. Mengkoordinasi kerja - kerja Tim Pelayanan Terpadu antar divisi dan

anggota.

d. Mempertanggungjawabkan kerja - kerja Tim Pelayanan Terpadu

secara keseluruhan dalam penanganan korban kekerasan berbasis

gender dan anak di kota Semarang kepada Walikota Semarang.

e. Memimpin setiap pertemuan Tim Pelayanan Terpadu.

f. Membangun jejaring dengan pihak lain.

2. Tugas Sekretariat

a. Alamat keluar masuk surat menyurat yang berkaitan dengan jaringan

Tim Pelayanan Terpadu di kota Semarang.

b. Dokumentasi arsip atau file kerja jaringan Tim Pelayanan Terpadu

kota Semarang.

c. Koordinasi jadwal kegiatan dan penanganan kasus.

d. Dokumentasi dan kompilasi data kasus kekerasan berbasis gender dan

trafficking.

e. Fasilitasi rapat koordinasi rutin dan pertemuan - pertemuan yang

diadakan Tim Pelayanan Terpadu.

Page 77: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

63

f. Pusat informasi tentang profil dan kegiatan Tim Pelayanan Terpadu

yang dapat diakses oleh masyarakat.

3. Tugas Koordinator Divisi

a. Bertanggungjawab atas perencanaan progam divisinya masing -

masing.

b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan progam di divisinya masing -

masing dan pelaksanaan kegiatan yang ditugaskan.

c. Bertanggungjawab atas pembuatan laporan kegiatan kepada

koordinator.

d. Bertanggungjawab atas pelaksanaan evaluasi setiap akhir kegiatan.

e. Mengkoordinasi implementasi peran antar anggota dalam divisinya

masing - masing.

4. Kewenangan Koordinator Divisi

a. Mengeluarkan keputusan penting atas nama divisi, untuk pelaksanaan

progam kerja divisi.

b. Menyusun perencanaan progam kerja divisi dan menyerahkannya ke

koordinator.

c. Menyusun laporan pertanggungjawaban kegiatan divisi dan

menyerahkannya ke koordinator.

5. Tugas Anggota

a. Menjalankan peran penanganan korban kekerasan berbasis gender dan

trafficking sesuai fungsi kelembagaan masing-masing anggota.

Page 78: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

64

b. Membuat catatan kasus yang ditangani dan melaporkannya 1 bulan

sekali kepada sekretariat.

c. Mengkoordinasikan kasus yang diterima / ditangani dengan

sekretariat.

d. Merujukkan kasus kepada lembaga penyedia layanan lainnya sesuai

kebutuhan korban sesuai SOP (Standar Oprasional Pelayanan) Tim

Pelayanan Terpadu.

e. Menunjuk salah satu perwakilan tetap lembaga sebagai kontak person

dalam jaringan Pelayanan Terpadu kota Semarang.

f. Mengikuti rapat / pertemuan / kegiatan Tim Pelayanan Terpadu

g. Mensosialisasikan dan mengkoordinasikan progam kerja Tim

Pelayanan Terpadu pada anggota lembaganya yang relevan, untuk

kepentingan regenerasi.

6. Kewenangan Anggota

a. Mengajukan permohonan rapat berkaitan dengan pelaksanaan peran

dan tanggungjawabnya dalam Tim Pelayanan Terpadu.

b. Mengajukan rapat anggota kepada penanggungjawab berkaitan

dengan pelanggaran terhadap prinsip, etika / kode etik dan SOP

7. Tugas dan Kewenangan FullTimer (Tenaga Pendamping)

a. Bertanggungjawab kepada penanggungjawab sekretariat Tim

Pelayanan Terpadu kota Semarang.

b. Membantu penanggungjawab sekretariat dalam menjalankan kegiatan

/ progam sekretariat / fungsi sekretariat Tim Pelayana Terpadu.

Page 79: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

65

c. Menjaga dan merawat peralatan / perlengkapan / sarana pelayanan /

penanganan Tim Pelayanan Terpadu.

d. Membantu sekretariat mengkoordinasikan penanganan kasus oleh

anggota Tim Pelayanan Terpadu.

e. Membantu sekretariat mendokumentasikan penanganan kasus oleh

anggota Tim Pelayanan Terpadu.

f. Membantu sekretariat memfasilitasi pelaksanaan rapat-rapat Tim

Pelayanan Terpadu.

g. Menerima pengaduan / pelaporan kasus kekerasan berbasis gender

serta trafficking di sekretariat Tim Pelayanan Terpadu (Standar

Oprasional Pelayanan (SOP) SERUNI).

3.1.7. Data Kasus yang Ditangani PPT SERUNI

Tabel I

Data Korban yang ditangani SERUNI

3 Tahun Terakhir

Jenis Kasus Tahun

2007

Tahun

2009

Tahun

2010

KDRT 61 80 96

KDP 3 7 4

Perkosaan 2 7 6

Traffiking 0 0 1

ABH 0 0 59

Pencabulan 0 0 0

Jumlah Korban 66 94 166

Sumber: Data Rekapitulasi Kasus SERUNI

Page 80: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

66

Table II

Data Kasus Perkosaan yang ditangani SERUNI

Berdasarkan Usia

Umur Tahun

2007

Tahun

2009

Tahun

2010

0-10 tahun 0 3 2

10-20 tahun 2 4 3

20-30 tahun 0 0 1

Lebih dari 30 tahun 0 0 0

Jumlah Korban 2 7 6

Sumber: Data Base SERUNI di BaPerMas

Berdasarkan data diatas kasus perkosaan yang ditangani SERUNI

setiap tahun meningkat. Dan kasus perkosaan yang ditangani rata – rata

berusia dibawah umur antara 10 tahun sampai 20 tahun.

Melihat usia korban perkosaan yang belum matang, mereka belum

mampu memahami keadaan atau peristiwa yang dialaminya, sehingga

sebagian korban menunjukkan perubahan dalam kehidupannya dan berusaha

untuk melupakannya.

Ibu Atik selaku sekertaris SERUNI memberikan gambaran bahwa

“Kondisi psikologis korban perkosaan itu sangat beragam, ada yang terus

menangis dan tidak mau bertemu dengan orang lain, bahkan ada yang sampai

muntah-muntah ketika mengingat kejadian dan ketika bersaksi di pengadilan”

(Wawancara tanggal 18 November 2010).

Ibu Hanum selaku konselor juga memberikan gambaran bahwa

“Korban perkosaan tidak gampang untuk mau bertemu dengan orang, tidak

gampang mau menceritakan kepada orang, korban merasa malu, merasa jijik,

jadi apa bentuk trauma yang ditunjukkan oleh korban sudah tidak dapat

Page 81: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

67

dikatakan lagi, beragam, yang dari trauma akut sampai yang biasa”.

(Wawancara tanggal 14 April 2011).

3.1.8. Metode Penanganan Kasus di PPT SERUNI

Dalam rangka memberikan pelayanan secara maksimal, SERUNI di

dalam menangani remaja korban perkosaan menggunakan beberapa metode,

metode tersebut adalah:

1. Pelayanan Hotline Service 24 jam

Pelayanan Hotline Service 24 jam berupa telepon kantor

handphone, SMS dan E-mail. Hotline dibuka bagi para klien yang

hendak berkonsultasi (konseling) atau mengadukan kasus yang

dialaminya. SERUNI membuka konsultasi melalui media massa

(radio dan surat kabar) dan melakukan investigasi kasus perkosaan

secara menyeluruh agar kasus yang dialami klien terselesaikan

dengan baik.

2. Pendampingan Litigasi dan Non Litigasi

Masih lemahnya perlindungan dan penegakan hukum bagi

perempuan serta sikap yang tidak responsive dari aparat penegak

hukumnya sendiri (Polisi, Jaksa, dan Hakim). Selain itu masih

lemahnya kesadaran perempuan atas hak-haknya dan terbatasnya

akses informasi mengenai institusi lembaga yang bisa membantu

dalam menangani kasusnya, maka upaya - upaya pembelaan

terhadap perempuan dalam kekerasan rumah tangga menjadi mutlak

diperlukan. Hal ini dilakukan dengan harapan akan menjadi tindakan

Page 82: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

68

aksi yang merupakan manifestaasi atas hak - haknya untuk

diperlakukan secara adil sebagai manusia yang bermartabat. Bentuk

kegiatan ini adalah pembelaan hukum, membangun jaringan kerja

penanganan kasus dan pengorganisasian basis-basis komunikasi

(Standart Oprasional Pelayanan (SOP) SERUNI).

SERUNI dalam menangani remaja korban perkosaan mempunyai

beberapa program agar keberhasilan tercapai dengan sukses yaitu:

a. Program Penanganan Tahap Awal Bagi Korban

Secara empirik, kasus - kasus perkosaan dapat terungkap

setelah adanya informasi berupa laporan dari masyarakat atau

pengaduan dari keluarga atau para korban sendiri. Mengingat

perlunya korban perkosaan untuk segera mendapatkan pertolongan

darurat berupa pelayanan pemeriksaan medis dan proses pengobatan

kalau diperlukan. Maka optimalisasi dalam hal tersebut menjadi

signifikan. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah penanganan

medis kepada korban oleh SERUNI dan jika dibutuhkan penanganan

lebih lanjut secara medico psikososial serta Visum et Repertum

(VER) dilakukan oleh tenaga profesional medis dan psikolog yang

dirujuk ke PTT RS Bhayangkara atau PPKPA RS Tugurejo

Semarang (Standar Oprasional Pelayanan (SOP) SERUNI).

b. Program Penanganan Tahap Lanjut

Penanganan terhadap remaja korban perkosaan tidak seketika

berhenti meski telah ada proses medis dan yuridis ditempuh, maka

Page 83: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

69

dilanjutkan bantuan terapi intensif dalam kurun waktu tertentu

tergantung derajat traumatis yang dialami korban. Progam ini terdiri

dari dua kegiatan yakni: penanganan pasca traumatis secara

psikoterapi dan penanganan pasca traumatis secara psikososial oleh

tenaga-tenaga ahli seperti psikolog, psikiater, dan rohaniawan. Pada

saat yang sama dilakukan kegiatan penyediaan rumah sementara

(rumah aman / shelter) (Standar Oprasional Pelayanan (SOP)

SERUNI).

SERUNI dalam memberikan layanan konseling terhadap remaja

korban perkosaan dan keluarganya yaitu berupa:

1. Pendampingan proses hukum.

Berdasarkan hasil wawancara tanggal 16 November 2010

dengan Ibu Dewi, salah satu staff SERUNI diperoleh informasi

bahwa “Bantuan atau pendampingan hukum diberikan mulai dari

tingkat kepolisian sampai kepengadilan. Pendampingan dilakukan

dalam setiap tahapan proses hukum untuk memastikan terpenuhinya

hak-hak korban”.

2. Pendampingan Medis.

Pelayanan medis diberikan kepada korban karena mereka

mengalami kekerasan fisik atau mengalami gangguan psikis dari

dampak perkosaan, seperti korban mengalami depresi, trauma dan

tekanan psikologis lainnya. Sebagaimana seperti yang dikatakan

Andi selaku fulltimer Seruni bahwa “Korban perkosaan diberikan

Page 84: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

70

layanan medis dan pendampingan pemeriksaan di RS Tugurejo

untuk mendapatkan visum serta proses pengobatan kalau diperlukan”

(Wawancara tanggal 18 April 2011).

3. Pendampingan Psikologis.

Ibu Dewi selaku staff SERUNI mengatakan “Korban

perkosaan diberikan penanganan secara psikoterapi dengan tujuan

untuk membantu dalam pemulihan pasca traumatis” (Wawancara

tanggal 16 November 2010).

Terapi pasca traumatis penting di dalam proses penyembuhan

dan pemulihan remaja korban perkosaan karena akan membantu

perkembangan psikis korban ke arah yang lebih baik.

4. Pendampingan Spiritual

Pendampingan spiritual diberikan kepada remaja korban

perkosaan supaya mereka mendapat ketenangan batin dan membantu

mempercepat proses penyembuhan traumatis. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Bapak Matori selaku rohaniawan Agama Islam

di PPT SERUNI bahwa “Agama itu paripurna, bukan hanya di sini

dan sekarang, tetapi nanti dan di akhirat. Maka pemahaman agama

itu penting. Bimbingan keagamaan di PPT SERUNI membantu

pemulihan kondisi psikis klien menjadi lebih baik dan klien menjadi

lebih dekat dengan Allah SWT” (Wawancara tanggal 25 April

2011).

Page 85: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

71

5. Rumah Aman (shelter)

Ibu Hanum selaku konselor menyatakan “Untuk korban

perkosaan yang terancam keselamatan jiwanya dan membutuhkan

tempat tinggal sementara secara rahasia disediakan rumah aman

(shelter). Klien yang ada di shelter diberikan kegiatan rehabilitatif,

yaitu berupa konseling yang secara kontinyu dilakukan oleh

pendamping. Selain itu, juga diadakan kegiatan yang bersifat

rekreatif-edukatif, yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan,

kepenatan serta kesedihan sehingga remaja korban perkosaan

termotivasi untuk terus optimis dalam merencanakan masa depan,

menambah pengetahuan terkait masalah yang dihadapi dan

pengembangan kepribadian” (Wawancara tanggal 19 April 2011).

Layanan dan pendampingan secara terus-menerus dilakukan SERUNI

dengan tujuan korban akan terkuatkan dan mampu memperjuangkan hak-

haknya serta dapat mengambil pilihan-pilihan untuk mengatasi

permasalahannya.

Sebagaimana yang diungkapkan Zudy selaku fulltimer SERUNI

mengatakan bahwa “Klien yang ditangani SERUNI akan selalu didampingi

dalam setiap tahapannya mulai dari medis dan hukum, bahkan pendampingan

home visit juga dilakukan (kunjungan ke sekolah maupun ke rumah)”

(Wawancara tanggal 19 April 2011).

Page 86: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

72

3.1.9. Sumber Pendanaan SERUNI

Dalam rangka untuk menunjang Pelayanan Terpadu dalam

memberikan pendampingan dan penanganan kasus remaja korban perkosaan,

SERUNI memerlukan beberapa hal, salah satunya adalah dana. Berdasarkan

hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan wawancara dengan Ibu Atik

selaku Sekertaris SERUNI diperoleh informasi bahwa sumber dana

operasional SERUNI didapat dari APBD kota Semarang yang diberikan

setiap tahun. Dan untuk mendapatkan dana itu, sebelumnya SERUNI

mengajukan permohonan dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing

divisi kepada Pemerintah Kota Semarang (Wawancara tanggal 18 November

2010).

3.2. BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI

TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PPT SERUNI

Bimbingan konseling Islam yang dilaksanakan di PPT SERUNI

merupakan bentuk bimbingan yang dilakukan oleh Rohaniawan yang

diberikan kepada korban dan keluarga korban. Dalam kegiatan bimbingan

konseling Islam atau pendampingan rohani Islam, SERUNI bekerja sama

dengan tokoh Agama yaitu dengan Bapak Drs. H. Matori.

Menurut Ibu Atik selaku sekertaris PPT SERUNI, menyatakan bahwa

keberadaan rohaniawan sangat membantu klien untuk membantu

mengembalikan kondisi psikologisnya kepada kondisi yang lebih baik, dan

ini merupakan salah satu bentuk upaya penyembuhan secara holistik. Jadi

Page 87: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

73

klien tidak hanya dibantu dari segi medis saja tetapi juga dari segi hukum

serta pemulihan psikisnya.

Bimbingan konseling Islam di PPT SERUNI dijelaskan sebagai

berikut:

3.2.1. Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam di PPT SERUNI

Proses pelaksanaan bimbingan konseling Islam di PPT SERUNI

adalah suatu rangkaian pemberian nasehat-nasehat Islami (Ajaran Islam) oleh

rohaniawan. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di PPT SERUNI

dilakukan pada saat klien pertama kali masuk atau melapor dan dilanjutkan di

hari berikutnya selama klien masih dalam perawatan atau pemulihan.

Menurut Bapak Matori dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam

dengan beberapa tahap yaitu:

Pada tahap pertama, rohaniawan didampingi oleh konselor atau

psikolog untuk dikenalkan kepada klien. Kemudian rohaniawan melakukan

pendekatan dengan klien untuk mengambil simpati (hati) klien sehingga klien

akan menaruh kepercayaan penuh kepada rohaniawan. Rohaniawan juga

menciptakan hubungan yang erat dengan klien. Menurut Bapak Matori,

pendekatan tersebut dilakukan agar klien mau mengutarakan keluhan-

keluhannya dan rohaniawan mengetahui keadaan psikologis klien

(Wawancara tanggal 25 April 2011).

Proses bimbingan dan konseling dilakukan di dalam ruang konseling.

Klien masuk dan duduk, kemudian konselor membuka pembicaraan dengan

perkenalan diri. Perkenalan ini berfungsi untuk mengurangi rasa tegang.

Page 88: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

74

Setelah perkenalan, kemudian rohaniawan bertanya kepada klien tentang apa

yang dialaminya dan apa yang dirasakan, sedang rohaniawan sendiri

mendengarkan dengan sungguh-sungguh semua yang diceritakan klien

(Observasi tanggal 18 April 2011).

Pada tahap ini rohaniawan mendengarkan dengan seksama dan hanya

sedikit memberikan nasehat dan motivasi. Namun jika klien mampu diajak

berdialog, rohaniawan berdialog lebih dalam dengan memberikan nasehat-

nasehat sekaligus klien dimintai komentarnya mengenai ajaran-ajaran Islam

yang disampaikan.

Pada proses konseling kedua, rohaniawan menanyakan kembali

kondisi klien sekaligus menanyakan komentar atas nasehat-nasehat yang telah

diberikan sebelumnya. Jika ada yang belum jelas, klien bertanya dan

rohaniawan menerangkan kembali. Tetapi jika tidak ada pertanyaan,

rohaniawan menekankan kembali kepada klien tentang pentingnya

menjalankan perintah agama. Rohaniawan juga memberikan motivasi dan

nasehat agama untuk selalu ingat pada Allah SWT (Wawancara tanggal 25

April 2011).

Proses tersebut berlangsung terus dan disesuaikan dengan

perkembangan kondisi klien. Proses ini berakhir hingga dinyatakan klien

sudah pulih dan tidak perlu lagi melakukan konseling. Menurut Bapak

Matori, klien yang dibimbing oleh rohaniawan adalah klien yang sudah dalam

kondisi normal, artinya sudah bisa diajak komunikasi dengan baik

(Wawancara tanggal 25 April 2011).

Page 89: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

75

Sebagai ilustrasi penulis memaparkan beberapa contoh kasus

perkosaan. Disini peneliti mengambil 3 sampel kasus yang diambil

berdasarkan usia remaja yaitu antara umur 11 tahun sampai 20 tahun,

diantaranya yaitu:

1. Kasus Pertama

Seorang guru BP melapor adanya perkosaan yang dialami

oleh anak didiknya yang bernama Fifi (nama samaran), usia 14

tahun, berasal dari pedurungan, sekolah di salah satu SMA di

Semarang kelas 10. Fifi menceritakan pada teman deketnya perihal

keluhan-keluhan pada kelaminnya. Oleh temannya, Fifi diantar ke

guru BP. Korban menceritakan kalau dirinya telah disetubuhi oleh

guru olah raganya Anton (nama samaran). Fifi merasa takut untuk

menceritakan musibah yang dialaminya pada orang lain, dia

merasa malu. Oleh karena itu, pihak sekolahan memotivasi serta

ikut mendampingi dalam proses pelaporan kepada pihak yang

berwajib (Ibu Hanum, Wawancara tanggal 14 April 2011).

Dalam penyelesaian kasus ini, SERUNI menggunakan

pendekatan langsung, yaitu bimbingan konseling diberikan secara

langsung terhadap Fifi. Dalam pendekatan individual konselor

melakukan dialog langsung kepada klien, memberikan penjelasan-

penjelasan, memberikan pemecahan masalah yang dihadapinya.

Pendekatan tersebut dapat digambarkan: Pertama, konselor

berusaha memahami masalah klien dan mencari informasi yang

Page 90: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

76

berisi bukti-bukti empirik. Kedua, konselor menganalisis hasil

penelitian, lalu menawarkan beberapa alternatif terapi kepada klien.

Konselor bersama klien mendiskusikan masalah dan alternatif yang

akan dipilih klien disesuaikan dengan kultur, sosial, budaya dan

preferensi klien. Ketiga, klien memilih alternatif terapi berdasarkan

informasi dari konselor dan menjalaninya. Konselor memantau

perubahan klien ke arah yang lebih baik ( Ibu Hanum, Wawancara

tanggal 14 April 2011).

Dalam kasus perkosaan yang di alami oleh Fifi, SERUNI

setelah mendapatkan laporan langsung melakukan pendampingan

medis untuk mendapatkan visum dan penanganan lanjut dari rumah

sakit perihal keluhan pada vaginanya. Ada hambatan-hambatan

dalam penanganan litigasi, korban yang telah melaporkan kasusnya

di kepolisian menarik kembali laporannya karena diancam oleh

pelaku, bahkan korban juga diberi uang untuk mencabut laporannya

di kepolisian. Dalam kondisi seperti itu, SERUNI mulai masuk

pendampingan dan menempatkan korban pada shalter, dengan tujuan

menjaga keselamatan dan merubah kesadarannya, diharapkan korban

melaporkan kembali ke kepolisian (Ibu Dewi, Wawancara tanggal

15 April 2011).

Dalam kasus perkosaan, ada pendampingan psikologis dan

pendampingan rohani. Fifi yang setelah diperkosa mengalami trauma

Page 91: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

77

berupa ketakutan, kecemasan, dan keadaan jiwa yang tidak menentu.

Adapun bimbingan rohani yang diberikan adalah sebagai berikut:

a. Rohaniawan menumbuhkan sikap optimis dalam diri klien dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

b. Menumbuhkan harapan bahwa kehidupan yang lebih baik masih

bisa dimiliki.

c. Rohaniawan menganjurkan untuk lebih mendekatkan diri pada

Allah SWT dalam bentuk sholat, puasa, dan dzikir.

Sebagaimana dikatakan Bapak Matori bahwa “Ketika

seseorang itu diperkosa, seorang konselor itu tidak boleh memfonis

dia salah, jelek, atau buruk, tetapi kita harus membangkitkan dan

menumbuhkan optimisme pada diri korban. Adanya musibah yang

menimpa seseorang itu bukan berarti sudah habis masa depannya,

sudah habis surganya, tetapi itu adalah alat untuk memperbaiki diri”

(Wawancara tanggal 25 April 2011).

2. Kasus Kedua

Alia (nama samaran), remaja berusia 15 tahun, berasal dari

Semarang Utara. Alia dibujuk dan dirayu oleh tetangganya Joni

(nama samaran) untuk mau diajak kerumah saudaranya.

Sesampainya di sebuah rumah kosong Alia diajak berhubungan

badan. Kejadian terungkap karena orang tuanya curiga dengan sikap

dan perilaku Alia yang sekarang berubah. Setelah dibujuk ibunya,

Alia menceritakan kalau dirinya sudah tidak perawan lagi. Alia

Page 92: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

78

sekarang lebih pendiam, lebih suka di rumah, dan hampir tidak

pernah bermain dengan teman-teman sekolahnya lagi. Orang tua

Alia melaporkan ke kepolisian dan meminta bantuan SERUNI untuk

membantu kasusnya secara hukum dan psikologi korban (Ibu

Hanum, Wawancara tanggal 14 April 2011).

Sebagaimana diterangkan diatas, kasus Alia mempunyai

permasalahan yang sama dengan Fifi, akan tetapi dalam

permasalahan Alia ini tidak terlihat adanya kekerasan ataupun

ancaman pasca pelaporan ke kepolisian. Ketika ada kasus perkosaan,

maka konselor melakukan pendekatan dengan korban. Hal ini sudah

merupakan bagian dari proses. Jika konselor tidak dapat mendekati

korban, maka pihak SERUNI melakukan kontak dengan unsur lain,

misalnya aparat setempat kemudian konselor melakukan konseling

kepada korban dan keluargaya sampai memberi penguatan dan

pemulihan korban (Ibu Atik, Wawancara tanggal 15 April 2011).

Karena orang tua korban khawatir dengan kondisi korban dan

meminta SERUNI melakukan pendampingan psikologis, maka kita

melakukan pendampingan dengan tujuan mengembalikan

kepercayaan diri korban. Adapun langkah – langkah yang dilakukan

antara lain:

a. Rohaniawan menumbuhkan sikap realistis dalam bentuk

menerima peristiwa buruk yang telah terjadi.

Page 93: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

79

b. Memotivasi dalam mengembalikan rasa percaya dirinya agar

dapat mengembangkan diri dan dapat mengaktualisasikan diri

dalam perilaku yang positif.

c. Meminta klien untuk selalu berdoa pada Allah, mengampuni

segala dosa dan kesalahannya.

Selain itu, rohaniawan juga memberikan bimbingan kepada

keluarganya untuk tetap sabar dan selalu memotivasi dan

membesarkan hati anaknya.

Bapak Matori memberikan keterangan bahwa “Dalam proses

konseling yang kita bongkar adalah psikologi dia, kejiwaan dia,

bagaimana bisa menerima keadaan yang sudah terjadi, melihat

kedepan, tidak meratapi dan sebagainya tetapi bagaimana mencari

solusinya, kita tidak berputus asa tetapi bagaimana kita punya asa”

(Wawancara tanggal 25 April 2011).

3. Kasus Ketiga

Zul (nama samaran), usia 12 tahun, tinggal di daerah

mangkang, di perkosa oleh Bapaknya sendiri Joko (nama samaran).

Pada saat itu, Joko yang pengangguran sedangkan Istrinya Sari

(nama samaran) bekerja sebagai buruh pabrik. Rumah dalam

keadaan sepi hanya ada Zul dan Bapaknya. Zul di panggil oleh

bapaknya ke dalam kamar dan di paksa melakukan hubungan intim.

Bapaknya mengancam akan memukul dan membunuhnya jika

menceritakan pada orang lain. Hal ini berulang hingga beberapa kali

Page 94: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

80

(3 - 4 kali). Pada suatu hari, Zul menangis dan tidak mau ditinggal

pergi ibunya. Setelah dibujuk, Zul menceritakan kalau bapaknya

sering menyuruhnya tiduran dan melakukan hubungan intim

padanya. Sari kecewa dengan perbuatan suaminya itu, hingga

terjadilah pertengkaran. Dengan didampingi masyarakat Sari

melapor ke Polisi (Ibu Hanum, Wawancara tanggal 14 April 2011).

Melihat kasus perkosaan yang dialami oleh Zul mengakibatkan

dampak psikologis pada korban dan ibunya. Dalam kasus perkosaan

ini, korban diperlakukan secara khusus misalnya dalam kesaksian

ada yang mendampingi atau diwakilkan karena korban ketakukan

kalau melihat pelaku. Tim psikologis, dimintai pendapatnya oleh

hakim apakah korban siap ditemukan dengan pelaku atau belum.

Kalau belum siap, kesaksian cukup dengan BAP dan korban tidak

harus hadir di pengadilan. Dalam kasus perkosaan tindak pidana

harus ditangani dengan cepat, selama jangka waktu 40 hari harus

sudah masuk persidangan, tidak menunggu korban sampai sembuh.

Selain pendampingan pada Zul, konseling juga diberikan pada

ibunya (Sari). Karena secara psikologis Sari merasa khawatir

terhadap perkembangan anaknya selain itu juga sakit hati, kecewa,

terhadap suaminya dan ingin menggugat cerai. Bimbingan yang

diberikan pada Sari adalah:

a. Bahwa musibah yang dialami keluarganya, hendaknya dianggap

sebagai cobaan, dan setiap musibah pasti ada hikmahnya.

Page 95: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

81

b. Menerima kenyataan dan pasrah terhadap nasib yang sedang

dialami supaya terhindar dari stress.

c. Diminta lebih khusu’ dalam menjalankan ibadah, khususnya

sholat baik fardhu maupun sunnah. Selesai sholat dianjurkan

untuk berdoa dan berdzikir.

Dalam memberikan bimbingan pada anak (Zul), Rohaniawan

lebih banyak dengan melalui cerita, memotivasi dan selalu

mengingatkan untuk mematuhi orang tuanya, dan mengingatkan

untuk mencintai Allah SWT dan Rosul-Nya, serta selalu

menjalankan perintahnya. Hal ini dimaksudkan agar anak menjadi

tenang hatinya dan mengerti bahwa yang terjadi adalah ujian dari

Allah.

Sebagaimana seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Matori

tanggal 25 April 2011 bahwa “Dalam bimbingan kita harus tepat

sasaran, apa yang kita sampaikan sesuai dengan daya tangkap klien,

jadi kita menyampaikan nasehat dengan bahasa yang mudah

dipahami, dimengerti, dan menggunakan kata – kata yang mampu

menyentuh hati agar klien termotivasi untuk menjalani nasehat yang

kita sampaikan”.

3.2.2. Metode Bimbingan Konseling Islam di PPT SERUNI

Dalam suatu bimbingan konseling metode penyampaian menjadi

bagian yang sangat penting, karena metode ini terkait dengan bagaimana

seorang rohaniawan atau konselor menyampaikan materi, memberikan

Page 96: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

82

pemahaman kepada yang dibimbing. Keberhasilan rohaniawan atau konselor

dapat dinilai apakah metode yang digunakan tepat atau tidak, klien

memahami materi atau tidak. Inilah fungsi dari metode bimbingan konseling

Islam. Metode dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam yang

diterapkan, yaitu;

a. Metode Dialogis

Rohaniawan berdialog langsung secara individual dengan klien yaitu

tentang masalah yang dihadapi. Rohaniawan menjelaskan materi

yang berhubungan dengan psikologi Agama. Materi yang

disampaikan berdasarkan pada aqidah dan akhlak.

b. Metode Tanya Jawab (kuisioner)

Setelah Rohaniawan menjelaskan materi, rohaniawan memberikan

pertanyaan kepada klien serta memberikan kesempatan pada klien

untuk bertanya pada saat bimbingan berlangsung.

c. Metode Persuasif

Metode yang dimaksud di sini adalah upaya menjalin hubungan baik

dengan klien, memahami kondisi klien. Pada metode ini

diaplikasikan dengan sikap empati dan kasih sayang. Metode ini

merupakan penentu dari proses selanjutnya. Jika klien sudah

menaruh kepercayaan kepada rohaniawan, maka rohaniawan akan

mudah menggali data – data yang dibutuhkan. Klien juga akan

terdorong untuk menceritakan dan mengungkapkan apa yang

Page 97: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

83

dirasakannya, maka secara psikologis beban yang dideritanya terasa

berkurang.

Bapak Matori selaku rohaniawan SERUNI tanggal 25 April 2011

mengatakan bahwa “Dalam menyampaikan materi kepada klien dengan cara

berdialog langsung, hal ini supaya jelas sasaran yang kita garap. Tanya Jawab

juga terjadi ketika proses bimbingan berlangsung. Selain itu proses

bimbingan juga bersifat persuasif, maksudnya seorang konselor atau

rohaniawan harus mampu menjalin hubungan baik dengan klien”.

3.2.3. Materi Bimbingan Konseling Islam di PPT SERUNI

Materi yang dimaksud adalah pesan – pesan yang disampaikan

pembimbing kepada remaja trauma perkosaan yang mengandung nilai – nilai

ajaran Islam. Dalam pelaksanaan bimbingan konseling Islam dalam

menangani trauma remaja korban perkosaan terdapat materi diantaranya

yaitu:

1. Pemahaman Akidah

Meteri akidah yang diberikan bukanlah materi akidah yang lengkap,

materi yang disampaikan berkaitan dengan iman dan takwa kepada

Allah SWT. Hal ini di ungkapkan oleh Bapak Matori tanggal 25

April 2011 bahwa “Pembinaan akidah disampaikan karena melihat

kondisi klien yang psikisnya terganggu sehingga dengan pemahaman

akidah ini bisa membantu klien untuk lebih percaya kepada Allah

SWT dan menyerahkan semuanya kepada Allah” (Wawancara

tanggal 25 April 2011).

Page 98: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

84

2. Pembinaan Akhlak

Materi akhlak yang disampaikan meliputi ikhlas, bersabar,

bertawakal dan ikhtiar. Rohaniawan menjelaskan bahwa musibah

yang diberikan Allah SWT bukan merupakan kebencian kepada

hambanya. Musibah merupakan peringatan Allah SWT sebagai

wujud kasih sayang-Nya. Oleh karena itu kita harus ikhlas

menerimanya dan bersabar menghadapinya. Selain itu, dengan

bertawakal dan berikhtiar, berupaya untuk mengobati trauma yang

dialaminya, yang nantinya akan membawa pengaruh pada diri klien.

Dengan demikian klien akan terbebas dari rasa gelisah. Hal ini

diungkapkan oleh Bapak Matori tanggal 25 April 2011.

3. Ibadah

Bimbingan ibadah meliputi shalat dan berdoa atau dzikir.

Rohaniawan menjelaskan bahwa materi ibadah penting untuk

mendekatkan diri pada Allah karena klien merasa putus asa,

kepercayaan diri hilang, dan kurang dapat menguasai perasaan dalam

dirinya. Dengan arahan – arahan tersebut diharapkan sedikit – demi

sedikit dapat menghilangkan perasaan diatas.

Materi – materi bimbingan disampaikan kepada klien dengan cara

nasehat. Pemberian bimbingan konseling keagamaan di PPT SERUNI

dilakukan supaya klien yang mendapat cobaan dari Allah SWT hingga

mengalami trauma, kecemasan, ketakutan, dan keadaan jiwa yang tidak

Page 99: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

85

menentu, dapat memberikan ketenangan jiwa klien dan merangsang

kesembuhan klien dari trauma yang dialaminya.

Remaja korban perkosaan dibimbing dengan pengetahuan Agama

Islam yang telah disesuaikan dengan hati nuraninya. Sebagaimana wawancara

tanggal 25 April 2011 dengan Bapak Matori, beliau mengatakan “Materi

konseling yang kita sampaikan disesuaikan dengan kadar daya tangkap

konseli (klien), jadi tidak terlalu banyak materi keagamaan yang kita

sampaikan, namun materi Agama kita fulgarkan sehingga inti sari Agama itu

masuk kedalam psikologinya dimana Agama itu sesuai dengan hati

nuraninya.”

Berdasarkan hasil wawancara tanggal 25 April 2011 dengan Bapak

Matori diperoleh informasi bahwa “Konseling keagamaan diberikan pada

remaja korban perkosaan dengan harapan klien akan mendapatkan

ketenangan batin dan membantu dalam rangka penyembuhan trauma”.

Bimbingan dan konseling Islam dilakukan SERUNI agar klien yang

mendapat musibah dari Allah yang mengalami kecemasan, ketakutan, dan

keadaan jiwa yang tidak menentu, pada saat itu bimbingan keagamaan

memberikan relaksasi sehingga akan memberi ketenangan dan ketentraman

jiwa klien.

Manfaat adanya bimbingan keagamaan terlihat pada kondisi psikologi

klien. Ibu Atik selaku Sekertaris SERUNI mengungkapkan bahwa “Klien

setelah mengikuti bimbingan keagamaan termotivasi untuk sembuh dan

berinteraksi dengan orang lain secara positif. Dapat dilihat kondisi klien yang

Page 100: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

86

lebih stabil pada proses bimbingan dan konseling tahap berikutnya”

(Wawancara tanggal 18 November 2010).

Page 101: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

87

BAB IV

ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI

TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PPT SERUNI KOTA

SEMARANG

Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar ataupun kecil harus

diselesaikan, sebab setiap permasalahan akan berdampak pada psikis seseorang.

Gangguan psikis yang sering dialami oleh remaja korban perkosaan adalah rasa

ketakutan, kecemasan, hilangnya kepercayaan diri, dan menjadi remaja yang

introvert terutama bagi remaja yang lemah imannya akan muncul keinginan untuk

mengakhiri hidupnya dengan jalan yang tidak diridhoi oleh Allah SWT. Kerena

kuat-lemahnya iman seseorang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikisnya.

Oleh karena itu bimbingan dan konseling Islam sangat diperlukan dalam

mengarahkan kepada hal-hal yang positif atau amar ma’ruf, kaitannya dengan

dakwah secara psikologis adalah berupaya membangun manusia seutuhnya,

membangun ruhaniah manusia menuju kesejahteraan batiniah dan meningkatkan

jasmaniah sebagai sarana untuk memperoleh kesejahteraan dunia.

4.1. Analisis Bimbingan Konseling Islam dalam Menangani Trauma Remaja

Korban Perkosaan di PPT SERUNI Kota Semarang

Bimbingan dan konseling Islam sebagaimana telah diuraikan dalam bab

sebelumnya merupakan bagian dari proses dakwah. Artinya, bimbingan dan

konseling Islam sebagai ilmu dakwah terapan bertanggung jawab secara praktis

terhadap pembentukan pribadi, keluarga dan masyarakat. Hal ini terjadi karena

Page 102: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

88

sebenarnya dakwah adalah aktivitas praktis, aktivitas yang langsung dihadapkan

pada realitas di lapangan, bukan sekadar pendekatan teoritis yang tidak sesuai

dengan realitas sehingga jika terjadi ketimpangan dan kerancuan dalam

pembentukan psikologi seseorang agar sesuai dengan nilai-nilai Agama maka

harus menilik bagaimana kerangka berpikir serta berjalannya aktivitas dakwah

(Musnamar, 1995 : 23).

Esensi dakwah (Arifin, 1997: 6) terletak pada ajakan, dorongan (motivasi)

rangsangan, serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran Islam

dengan penuh kesabaran demi keuntungan dirinya sendiri, bukan untuk

kepentingan juru dakwah (rohaniawan atau konselor). Berdakwah bukan hanya

sebatas menyampaikan semata. Esensi dakwah Islamiyah yang penulis sampaikan

dalam analisis ini berpijak dari pengertian dakwah yang luas, penulis berusaha

mencari pengertian yang relevan dengan obyek penelitian ini. Dakwah sebagai

proses “transformasi” yang dapat mengubah kondisi seseorang dari kondisi fisik

maupun mental dari yang kurang baik menjadi baik, dari kondisi baik menjadi

lebih baik. Proses transformasi di sini dimaksudkan sebagai proses penerapan

nilai-nilai Islam dalam kehidupan sedangkan dakwah sebagai aktivitas yang

membahasakan kalam Allah memberikan arti bahwa landasan gerak dan tujuan

dari aktivitas dakwah adalah Al-Qur'an (Sanwar, 1985 : 12).

Berkaitan dengan ruang lingkup dan luasnya tanggung jawab dakwah,

apalagi ditengah keanekaragaman masyarakat dan perkembangan zaman menuntut

adanya upaya untuk menciptakan konsep dakwah yang relevan dengan

keanekaragaman mad’u. Bimbingan dan konseling Islam sebagai salah satu

Page 103: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

89

disiplin ilmu yang bersentuhan langsung dengan dakwah juga menuntut

perubahan yang sama dalam era globalisasi dan modernisasi yang ditandai dengan

perubahan yang berlangsung cepat, terutama didorong oleh kemajuan teknologi

dan penyempitan ruang dan waktu.

Bimbingan dan konseling Islam juga diterapkan dalam membantu klien

SERUNI selaku lembaga sosial yang menangani penghapusan kekerasan terhadap

perempuan dan anak berbasis gender. Langkah-langkah yang dilakukan PPT

SERUNI adalah pertama mengidentifikasi masalah yang dihadapi Klien dengan

melalui wawancara konseling. Setelah masalah klien teridentifikasi kemudian

mendiagnosis permasalahan untuk menentukan terapi yang akan diterapkan dalam

membantu klien. Setelah klien melakukan terapi, PPT SERUNI mengevaluasi

pelaksanaan terapi dan melakukan follow up kepada klien.

Penerapan bimbingan dan konseling Islam di PPT SERUNI guna

membantu proses penyembuhan dan pemulihan serta menuntun kearah yang lebih

baik dan lebih dekat dengan Allah SWT. Bimbingan dan konseling Islam kepada

klien remaja korban perkosaan ditangani oleh pembimbing atau rohaniawan.

Rohaniawan memberikan bimbingan dengan menggunakan berbagai pendekatan

dan penanaman akidah, akhlak, serta ibadah kepada klien melalui nasehat-nasehat.

Bimbingan dan konseling Islam di PPT SERUNI merupakan suatu upaya

dalam membantu menangani trauma remaja korban perkosaan agar lebih tenang,

ikhlas, sabar, dan tabah dalam menghadapi musibah yang dialaminya. Dalam bab

ini penulis akan menganalisis dari segi pemberian bimbingan, metode, dan

materinya;

Page 104: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

90

1. Pembimbing (Rohaniawan)

Tenaga pembimbing atau rohaniawan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah seseorang yang memberikan bimbingan keagamaan

kepada remaja trauma perkosaan. Pada dasarnya pembimbing sudah

mengusai materi yang akan disampaikan dan mengetahui metode mana

yang akan digunakan, yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan klien.

Karena pembimbing sudah banyak pengalaman tentang persoalan-

persoalan yang dihadapi remaja trauma perkosaan.

Dalam pemberian layanan bimbingan keagamaan kepada remaja

trauma perkosaan dibutuhkan seorang yang professional, dalam artian

harus benar-benar dapat menyikapi berbagai persoalan klien. Karena

pembimbing bukan hanya memberikan bimbingan saja akan tetapi

berperan juga sebagai konselor. Dimana klien bisa berkonsultasi mengenai

semua apa yang dirasakannya.

Sebagai pembimbing selayaknya mempunyai kepribadian perfect

(sempurna), sejalan dengan Al qur'an dan Hadist. Syarat-syarat yang harus

dipenuhi oleh pembimbing dalam bimbingan dan konseling Islam itu dapat

dibedakan atau dikelompokkan sebagai berikut:

(1) kemampuan progesional (keahlian)

(2) sifat kepribadian yang baik (akhlaqul karimah)

(3) kemampuan kemasyarakatan (berukhuwah Islamiyah)

(4) ketakwaan pada Allah (Musnamar, 1995 : 42)

Page 105: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

91

Adz-Dzaky (2004: 299) mengemukakan bahwa seorang konselor

islam harus memiliki kualifikasi-kualifikasi yang meliputi, aspek

spriritualitas, moral, serta keilmuan dan skill, pengetahuan mengenai diri

sendiri, kesehatan, psikologi, kejujuran, kesabaran, kehangatan, dapat

dipercaya dan mempunyai kesadaran holistic (memperhatikan dimensi

kemanusiaan).

2. Metode bimbingan dan konseling Islam di PPT SERUNI

Dalam suatu bimbingan dan konseling metode penyampaian

menjadi bagian yang sangat penting, karena metode terkait dengan

bagaimana seorang pembimbing menyampaikan materi, memberikan

pemahaman kepada yang dibimbing. Keberhasilan pembimbing dapat

dinilai apakah metode yang digunakan tepat atau tidak, klien memahami

materi atau tidak. Inilah fungsi dari metode bimbingan dan konseling

Islam.

Adapun metode yang digunakan oleh pembimbing dalam

membantu remaja trauma perkosaan yaitu dengan menggunakan metode

langsung, dimana pembimbing berdialog langsung kepada klien secara

tatap muka. Pembimbing dalam memberikan layanan, harus memahami

kondisi klien, menjalin hubungan baik, dan saling percaya.

Pembimbingpun juga memberikan kesempatan kepada klien untuk

bertanya pada saat proses bimbingan berlangsung agar tercapai

pemahaman yang diinginkan.

Page 106: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

92

Dengan adanya pelayanan bimbingan secara langsung ini, klien

dengan mudah mengungkapkan segala permasalahannya, baik yang

bersifat pribadi maupun umum, karena pembimbing adalah orang yang

dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia. Selain itu, klien menyakini

bahwa pembimbing dapat membantu mengatasi permasalahan klien

(remaja trauma perkosaan).

Lingkungan juga menjadi faktor yang menentukan. Dukungan

yang diberikan oleh rohaniawan, konselor, dan semua pihak yang ada di

sekelilingnya merupakan suatu bentuk suasana lingkungan yang kondusif

bagi klien. Adanya perhatian dari rohaniawan atau konselor di SERUNI

semakin memudahkan klien untuk keluar dari masalahnya. Hal ini

merupakan bentuk riil dukungan dari pihak SERUNI.

3. Materi bimbingan dan konseling Islam di PPT SERUNI

Dalam memberikan pelayanan, pembimbing tidak terlepas dari

materi yang disampaikan, karena isi materi sangat menentukan membantu

penguatan kejiwaan klien. Adapun materi yang disampaikan oleh

pembimbing antara lain dalam hal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

SWT, ikhlas, sabar, bertawakal, ikhtiar dan berdo’a. Materi tersebut

diberikan dengan tujuan dan harapan agar klien meningkatkan

ketaqwaannya, lebih sabar dan ikhlas dalam menerima ketentuan Allah

supaya jiwanya menjadi tenang. Oleh karena itu materi merupakan hal

yang sagat urgen dalam keberhasilan bimbingan dan materi tersebut sudah

disampaikan dengan baik oleh pembimbing.

Page 107: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

93

Setelah kita lihat contoh kasus perkosaan yang dialami oleh remaja pada

bab tiga, tiap-tiap korban mengalami keguncangan jiwa atau mentalnya terutama

ketakutan, kecemasan, menjadi introvert dan hilangnya kepercayaan dirinya. Hal

ini terjadi pada korban dan keluarganya dan manifestasinya pun berfariasi dari

yang ringan sampai yang berat tergantung pada temperamen orang yang sedang

mengalaminya. Dengan kondisi semacam itu maka perlu adanya bimbingan

kerohanian atau keagamaan. Dengan tujuan agar klien mendapatkan keikhlasan,

kesabaran, dan mampu mengaktualisasikan dirinya kembali secara positif.

Hal ini sejalan dengan teori Latif (2006) yang menyatakan bahwa

bimbingan dan konseling Islam mempunyai tujuan membantu menyembuhkan

klien dari segi rohaninya dengan memberi motivasi dan semangat untuk mereka,

menyadarkan bahwa datangnya musibah berasal dari Allah. Selain itu

Rohaniawan juga mengajak klien (mad’u) untuk lebih mendekatkan diri pada

Allah SWT. Ini berarti bahwa rohaniawan memiliki peran dan tanggung jawab

sebagai orang yang merawat dan membimbing mereka secara psikologis.

Dari hasil penelitian, ternyata bimbingan dan konseling islam yang

dilakukan di PPT SERUNI terhadap remaja trauma perkosaan adalah dengan:

1. Menumbuhkan sikap optimis dalam diri klien dalam menyelesaikan

masalah yang dihadapinya.

2. Menumbuhkan harapan bahwa kehidupan yang lebih baik masih bissa

dimiliki.

3. Menumbuhkan sikap realistis dalam bentuk menerima peristiwa buruk

yang telah terjadi.

Page 108: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

94

4. Memotivasi dalam mengembalikan rasa percaya dirinya agar dapat

mengaktualisasikan dirinya kembali.

5. Menumbuhkan rasa sabar, ikhlas pada diri klien dan keluarganya

6. Menumbuhkan rasa tenang dan menghilangkan rasa agelisah pada diri

klien.

7. Memberikan sugesti pada diri klien dengan materi yang disampaikan.

Ditinjau dari segi kesehatan mental (jiwa), materi akidah seperti dzikir dan

do’a berperan dalam pembinaan, karena dzikir dan do’a berhubungan langsung

dengan sifat mengingat dan mengungkapkan perasaan, serta orang yang dalam

ketakutan, kecemasan akan memperoleh ketenangan batin dan jiwa, karena orang

yang semakin banyak berdzikir dan berdo’a seamkin tinggi ketenangan jiwanya

dan semakin tinggi ketaqwaan dan keimanannya.

Dengan pemberian bimbingan dan konseling keagamaan diharapkan klien

akan mengerti bahwa semua yang dihadapinya tidak lain merupakan cobaan dari

Allah dan harus kita terima dengan lapang dada, karena Allah SWT telah

merencanakan sesuatu yang terbaik untuk umatnya dan Allah dalam memberikan

cobaan pasti sudah diperhitungkan sesuai dengan kemampuan umatnya, maka dari

itu sudah seharusnya klien ikhlas dengan apa yang sudah digariskan oleh Allah

SWT. Disinilah bentuk dakwah yang direalisasikan melalui bimbingan konseling

Islam di PPT SERUNI, dimana pembimbing dapat melakukan suatu pendekatan

yang tepat, yaitu suatu upaya mengajak dari tingkah laku yang tidak baik menjadi

baik, dan yang baik menjadi lebih baik dan mampu menjaganya.

Page 109: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

95

Dari uraian diatas nampak bahwa bimbingan konseling Islam dijadikan

salah satu metode atau sarana pemulihan trauma karena pendekatan Agama adalah

pendekatan yang humanistik, untuk itu bimbingan konseling Islam sangat

diperlukan di PPT SERUNI guna menyadarkan klien akan fitrahnya sebagai

makhluk ciptaan Allah SWT dan mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat. Yang mana hasil penulisan ini sejalan dengan teorinya Faqih yang

menyatakan bahwa dengan menyadari eksistensinya sebagai makhluk Allah,

berarti yang bersangkutan dalam hidupnya akan berperilaku tidak keluar dari

ketentuan dan petunjuk Allah, dengan hidup seperti itu maka akan tercapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

4.2. Analisis Nilai Dakwah dalam Bimbingan Konseling Islam dalam

Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan di PPT SERUNI Kota

Semarang.

Praktek dakwah yang dilakukan oleh PPT SERUNI dalam menangani

trauma remaja korban perkosaan direalisasikan melalui bimbingan dan konseling

oleh pembimbing atau rohaniawan. Penerapan nilai-nilai dakwah dalam

menangani trauma remaja korban perkosaan di PPT SERUNI berupa penanaman

nilai-nilai akidah, akhlaq dan ibadah serta materi-materi lain yang disesuaikan

dengan kondisi klien dan tentunya materi tersebut sesuai dengan ajaran Islam (Al-

qur’an dan Hadist).

Al-qur’an dan Hadist merupakan dasar utama dalam menjalankan

bimbingan dan konseling Islam, karena Al-qur’an adalah sebuah petunjuk dan

penawar bagi orang-orang yang beriman. Selain itu juga bisa digunakan sebagai

Page 110: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

96

penawar hati yang gundah, cemas, serta penyakit-penyakit lain yang bersarang

pada jiwa manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam Q. S. Al-Isra’ ayat 82.

Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah

menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Depaq, 2007:

Q. S. Al- Isra’: 82)

Nilai-nilai akidah diberikan dengan tujuan agar klien meyakini

sepenuhnya kepada Allah dan memelihara keimanannya. Selain itu, berkaitan

dengan ibadah, pembimbing mendorong klien untuk selalu beribadah seperti

sholat, dzikir, dan berdoa atau yang lainnya. Serta pembimbing menumbuhkan

sikap ikhlas dalam menerima musibah yang dialaminya dan tetap

mengaktualisasikan dirinya secara positif.

Materi-materi tersebut disampaikan dengan harapan klien dapat

meningkatkan ketaqwaannya pada Allah dalam menghadapi musibah dan selalu

ikhlas menerima ketentuan Allah, selalu berdoa, berdzikir, dan memohon

ampunan pada Allah agar hati menjadi tenang. Materi-materi yang disampaikan

kepada klien diberikan dengan cara nasehat, mendorong, dan mengajak klien

supaya dapat bersikap dan berperilaku dalam menghadapi masalah yang

dialaminya.

Jadi nilai-nilai dakwah dalam bimbingan dan konseling Islam di PPT

SERUNI pada pola kehidupan spiritual yang ditekankan oleh pembimbing dalam

menangani trauma remaja korban perkosaan melalui pelaksanaan Bimbingan dan

Konseling keagamaan.

Page 111: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

97

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis ambil berdasarkan uraian di atas

adalah sebagai berikut:

1. PPT SERUNI dalam menangani kasus remaja korban perkosaan dengan

memberikan pelayanan secara holistic, yang artinya pelayanan di berbagai

segi kehidupan yaitu pelayanan medis, hukum, psikologi, psikososial, dan

pelayanan rohani. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu identifikasi

masalah, diagnosis, terapi, evaluasi dan follow up.

2. Proses bimbingan dan konseling Islam dalam menangani trauma remaja

korban perkosaan di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) SERUNI Kota

Semarang adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian atau pemberian

nasehat yang Islami oleh pembimbing atau rohaniawan. Materi yang

disampaikan berkisar pada pemahaman akidah, akhlak dan ibadah. Dalam

materi akidah yang disampaikan berkisar tentang keimanan dan ketaqwaan.

Materi akhlak yang disampaikan meliputi sifat ikhlas, sabar, bertawakal,

dan ikhtiar. Sedang materi ibadah yang disampaikan meliputi ibadah sholat

dan dzikir. Materi-materi itu disampaikan dengan nasehat secara langsung

kepada klien dengan berdialog, tanya jawab, dan dengan persuasif.

Page 112: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

98

3. Bimbingan konseling Islam yang diterapkan di PPT SERUNI dalam

pelaksanaannya memiliki fungsi kuratif yang cukup signifikan karena tidak

sekedar membantu kesembuhan tetapi juga mempunyai peran psiko-

religius selama proses penyembuhan dan diharapkan dapat

mengaktualisasikan dalam kehidupan nyata.

5.2. Saran-Saran

Mengingat proses bimbingan dan konseling Islam dalam menangani

trauma remaja korban perkosaan sudah berjalan dengan baik, maka penulis

memberikan saran-saran:

1. Untuk konselor atau rohaniawan

a. Rohaniawan lebih meningkatkan proses tersebut sehingga

maksimal bahkan sempurna.

b. Rohaniawan harus menunjukan sikap empati dan Islami kepada

klien agar lebih mudah membangun hubungan komunikasi dan

klien dapat menerima materi-materi yang disampaikan.

c. Menjadi ahli kesehatan Islam sangat sedikit jumlahnya, maka

umat Islam sebagai kaum mayoritas di Indonesia harus dapat

memenuhi kebutuhan dalam bidang kesehatan ini.

2. Bagi PPT SERUNI

a. Hendaknya meningkatkan usaha pemenuhan sarana dan

prasarana atau fasilitas bimbingan dan konseling Islam.

Page 113: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

99

b. PPT SERUNI hendaknya meningkatkan aktifitas dakwah Islam

tidak hanya melalui tenaga rohaniawan tetapi juga sosialisasi-

sosialisasi pencegahan yang Islami.

5.3. Penutup

Syukur Alhamdulillah atas rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penyusunan

skripsi tentang bimbingan konseling Islam dalam menangani trauma remaja korban

perkosaan di PPT SERUNI dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis berusaha semaksimal mungkin, namun karena keterbatasan

kemampuan penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, banyak kekurangannya. Meskipun demikian, penulis berharap penelitian

yang dilakukan dapat bermanfaat bagi semua, khususnya bagi penulis sendiri.

Penulispun mengharapkan berbagai saran dan kritik demi sempurnanya skripsi ini.

Semarang, 01 Juli 2011

Penulis

Page 114: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2003. Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama Vol. IV No. 1, Yogysksrts, PPM

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Adz-Dzaky, Bakran Hamdani HM. 2004. Konseling dan Psikoterapi Islam, Jogyakarta: Fajar

Pustaka Baru.

Al-Bukhari, Jefri. 2006. Sekuntum Mawar untuk Remaja, Jakarta: Pustaka al-Mawardi.

Ali, Mohhammad dan Sarori Mohammad. 2004. Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Arifin, M.. 1997. Psikologi Dakwah, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek” Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Azwar, Saifudin, 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bakhtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta: Logos Wacana.

Brosur SERUNI, Pelayanan Terpadu Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Berbasis Gender

Bukhari, Shahih. 1993. Terjemah Jilid IX, Semarang: CV. Asy-Syifa’ .

Christian, M. 2005. Jinakkan Stress (Kiat Hidup Bebas Tekanan)., Bandung: Nexx Media

Depag, RI. 2007. Al-Qur’an Terjemah. Semarang: CV. Thoha Putra.

Depdiknas., 2002., Kamus Besar Indonesia., Jakarta: Balai Pustaka.

Dokumen SERUNI (Standar Operasional Pelayanan (SOP) SERUNI)

Echols dan Shadily, 1993. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia.

Faqih, Ainur Rakhim. 2001. Bimbingan Konseling Islam, Yogyakarta: UII Pers.

Greenberg, Jerrold S. 2006. Comprehensive Stress Management, New York: McGraw-Hill

Campanies.

Gunarsa, Ny. Singgih D. dan Gunarsa, Singgih D. 2007. Psikologi untuk Membimbing,

Jakarta: Gunung Mulia.

Hallen, A. 2002,. Bimbingan dan Konseling dalam Islam., Jakarta: Ciputat Press.

Page 115: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

Hidayat, Nur Fitroh. 2008. Penanggulangan Budaya Seks Bebas pada Remaja menurut Jefri

Al-Bukhari dalam Buku “Sekuntum Mawar untuk Remaja” (Analisis Materi dan

Metode Bimbingan Konseling Islam). (Tidak di Publikasikan. Skripsi Fakultas

Dakwah IAIN Walisongo Semarang).

Http://www.Hipnoterapi.asia/trauma.htm// diakses Tanggal 03 September 2010.

Http://safwankita.Wordpress.com/2010/10/31/trauma-deteksi-diri-penanganan-awal-di-

realitas-sosial// diakses Tanggal 28 Nopember 2010.

Http://Lintasberita.com/go/939889. diakses Tanggal 28 Nopember 2010.

Luhulima, Sudiarti. 2000. Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan terhadap

Perempuan dan Alternatif Pemecahannya. Jakarta: PT. Alumni

Magdalena, Merry. 2010. Melindungi Anak dari Seks Bebas, Jakarta: PT. Grasindo.

Mahfianan, L. dkk. 2009. Remaja dan Kesehatan Reproduksi., Yogyakarta: STAIN Ponorogo

Press.

Mappiare, Andi. 1996. Pengantar Konseling dan Psikoterapi., Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Maqsood, Waris Ruqayyah. 2004. Menyentuh Hati Remaja: Bimbingan Islam untuk

Mengatas Problem-problem Remaja, Bandung: Al-Bayan PT. Mizan Pustaka.

Monk F. J. dan A. M. P. Knoers. 2006. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif (edisi Revisi), Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya.

Musnamar, T. 1995. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam., Yogyakarta:

UII Press.

Nata, Abuddin. 2009. Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nugroho, Boyke Dian. 2010. It’s All About Sex: A-Z tentang Seks, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Papalia, Diane E. 2004. Human Development., America: The McGraw-Hill Companies.

Prayitno dan Erman Amti,. 1999. Dasar – Dasar Konseling Islam., Jakarta: Rineka cipta.

Rejeki, Tri. 2009. Materi Bimbingan Konseling Islam dalam Menangani Klien Gangguan

Kejiwaan Hamil Tanpa Nikah (Studi Kasus di PILAR_PKBI kota Semarang).

(Tidak di Publikasikan. Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang).

Rokhim, M. Abdul. 2008. Peran Seruni dalam Menangani Istri Korban Kekerasan dalam

Rumah Tangga (Perspektif Bimbingan Konseling Islam). (Tidak di Publikasikan.

Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang).

Page 116: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

Saerozi. 2008. Metodologi Penelitian Dakwah (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif),

Semarang: Bagian Penerbitan LABDA Fakultas Dakwah IAIN Walisongo.

Sarwono, Sarlito Wirawan., 2005., Psikologi Remaja., Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Semium, Yustinus. 2007. Kesehatan Mental 2, Yogyakarta: Kanisius.

Shertzer, Bruce and Shelley Stone C. 1971. Fundamentals Of Guidance, Boston: Houghton

Mifflin Company.

Sudarsono, 1997. Kamus Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sujanto, Agus., 1996., Psikologi Perkembangan., Jakarta: Rineka Cipta.

Surtiretna, Nina. 2006. Remaja dan Problema Seks. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutoyo, Anwar. 2007. Bimbingan dan Konseling Islami, Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Sutopo, H. B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam

Penelitian, Surakarta: Univesitas Sebelas Maret Press.

Wawancara: Ibu Dewi Tian Tari. 10 Nopember 2010.

Wawancara: Ibu Irene Koernia Arifajar: 18 April 2011.

Wawancara: Ibu Sri Gudiarti (Atik): 18 November 2010.

Wawancara: Ibu Rumiati Hanum: 14 April 2011.

Wawancara: Bapak Matori: 25 April 2011.

Wawancara: Mas Prazudhi K. A.: 19 April 2011.

Wawancara: Mas Andy Marga Kusuma: 18 April 2011.

Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir), Yogyakarta: C.V Andi

Offset.

Winkel S. J., dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,

Yogyakarta: Media Abadi.

Yahya, Imam Abu Zakaria. 1987. Darul Qutub Al-Alamiyah. Libanon.

Page 117: BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENANGANI TRAUMA REMAJA ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/125/jtptiain-gdl-h... · TRAUMA REMAJA KORBAN PERKOSAAN DI PUSAT PELAYANAN TERPADU

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Haryanti

Nim : 061111001

Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 17 Maret 1986

Umur : 25 Tahun

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Bulustalan V / 716 Semarang

JENJANG PENDIDIKAN

1. SDN Jatilor Godong : 1998

2. MTS YATPI Godong : 2001

3. SMK LPI Semarang : 2004

4. Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang: 2011

PENGALAMAM ORGANISASI

1. Pengurus Yayasan Al-Madani Semarang Sampai Sekarang

2. Anggota TPQ Al-Khoiryyah Semarang Sampai Sekarang