28
1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN RISET UNGGULAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI (RUU) KAJIAN EKOSISTEM PESISIR DAN SEBARAN SPASIAL KOMUNITAS MOLLUSCA DI SEPANJANG PANTAI REKLAMASI TELUK MANADO - SULAWESI UTARA

Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

1

Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan

Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu

Kelautan/Ilmu Kelautan

USULAN

RISET UNGGULAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

(RUU)

KAJIAN EKOSISTEM PESISIR DAN SEBARAN SPASIAL

KOMUNITAS MOLLUSCA DI SEPANJANG PANTAI REKLAMASI

TELUK MANADO - SULAWESI UTARA

Page 2: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

2

RINGKASAN

Ekosistem pesisir saat ini mendapat perhatian yang cukup besar dalam berbagai

kebijaksanaan dan perencanaan pembangunan Indonesia, yang dilandasi oleh undang-undang

No. 24 Tahun 1992 tentang pemanfaatan ruang pengelolaan pesisir dan laut, termasuk

reklamasi di dalamnya. Area riset dilakukan pada pantai reklamasi karena belum pernah

dilakukan penelitian secara aktual dan nyata, untuk menjawab problematis yang belum nyata

saat ini, karena itu berbagai kalangan mahasiswa LSM dan aktivis lingkungan mencoba

memprotes dan unjuk rasa, menuntut penghentian perluasan wilayah reklamasi pantai.

Suksesi primer adalah habitat awal, yang terdiri atas substrat yang sama sekali baru,

sehingga organisme yang ada pada awal tahap itu berasal dari larva atau benih yang datang

dari luar. Suksesi sekunder pada dasarnya larva atau benih bukan saja datang dari luar tapi

dalam habitat itu sendiri.

Dasar pengelolaan suatu ekosistem adalah pengetahuan tentang susunan, komponennya

dan interaksi antar komponen-komponen itu sendiri, dalam arti ekosistem pesisir merupakan

suatu himpunan integral dari komponen-komponen abiotik (fisika kimia) dan biotik

(organisme hidup) yang berhubungan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu

unit fungsional.

Kajian komponen abiotik dan biotik merupakan informasi penting yang dapat dijadikan

dasar pengkajian kondisi suatu perairan untuk melihat kecenderungan suatu perubahan ke

arah positif atau negatif. Perubahan ke arah positif bertujuan komponen abiotik dan biotik

dapat saling berinteraksi membentuk satu kesatuan unit fungsional menuju homeostasis

(keseimbangan lingkungan dengan makhluk hidup) yang dapat meningkatkan produktivitas

sumberdaya perairan, sedangkan perubahan ke arah negatif, dapat menurunkan produktivitas

perairan seperti kandungan hara, pola arus, pH, dan temperatur. Tekanan terhadap wilayah ini

akan menjadi lebih luas karena proyek reklamasi pantai yang akan menempati sepertiga garis

pantainya. Sekarang ini telah menjadi pusat perdagangan kawasan Sulawesi Utara.

Kegiatan reklamasi mempunyai peranan besar dalam pengembangan daerah pesisir

pantai. Reklamasi umumnya melibatkan reklamasi laut untuk pembangunan sarana pelabuhan

seperti Ujung Pandang atau untuk pusat perbelanjaan seperti pembangunan yang sedang

dilakukan di pantai di bagian depan Kota Manado, suatu daerah yang menghadapi hantaman

gelombang besar yang terjadi secara musiman. Pada kedua proyek tersebut di atas sejumlah

besar batu karang diambil dan penimbunan dilakukan untuk membuang air laut dalam upaya

membuat fondasi bagi pembangunan gedung.

Page 3: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

3

Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mempelajari karakteristik komponen fisika

kimia dari air, substrat kawasan reklamasi; (2) mempelajari struktur komunitas mollusca di

kawasan reklamasi; (3) mempelajari struktur komunitas mollusca yakni keterkaitan antara

karakteristik lingkungan (abiotik) dengan struktur komunitas (biotik).

Kegunaan hasil riset ini ialah membangun kesamaan persepsi dan komitmen seluruh

pihak terkait (stakeholder) dalam upaya bersama melaksanakan pelestarian dan pengendalian

kerusakan bioekologi pantai Manado, metodologi yang digunakan untuk membeda riset ini

menyangkut pengambilan data primer dan sekunder.

Page 4: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

4

BAB I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ekosistem pesisir saat ini mendapat perhatian yang cukup besar dalam berbagai

kebijaksanaan dan perencanaan pembangunan Indonesia, yang dilandasi oleh undang-undang

No. 24 Tahun 1992 tentang pemanfaatan ruang pengelolaan pesisir dan laut (Djojobroto,

1998). Hal ini dapat dimengerti karena perairan pesisir merupakan tempat penampungan

berbagai limbah yang potensial dari berbagai kegiatan manusia baik di daratan maupun di

laut, sehingga ekosistem ini dapat dijadikan indikator dalam pantauan dan penilaian kondisi

sumber daya alam dan lingkungan hidup (Bengen et al. 1995; Reid, 1996; Knowles &

Davies, 1998).

Dasar pengelolaan suatu ekosistem adalah pengetahuan tentang susunan, komponennya

dan interaksi antar komponen-komponen itu sendiri, dalam arti ekosistem pesisir merupakan

suatu himpunan integral dari komponen-komponen abiotik (fisika-kimia) dan biotik

(organisme hidup) yang berhubungan satu sama lain dan saling berinterakasi membentuk

suatu unit fungsional.

Kajian komponen abiotik dan biotik merupakan informasi penting yang dapat dijadikan

dasar pengkajian kondisi suatu perairan untuk melihat kecenderungan suatu perubahan ke

arah positif atau negatif. Tekanan terhadap wilayah ini akan menjadi lebih luas karena proyek

reklamasi pantai yang akan menempati sepertiga garis pantainya. Sekarang ini telah menjadi

pusat perdagangan kawasan Sulawesi Utara.

Pengkajian kualitas perairan baik karakteristik fisik kimi air dan substratnya serta

kareakteristik biologi perairannya. Kajian karakteristik biologi berperan penting karena

fungsi akumulatifnya yang dapat mengantisipasi perubahan lingkungan. Karakteristik biologi

yang representatif sebagai fauna kajian adalah fillum Mollusca yang tersebar pada kelas

Bivalvia dan kelas Gastropoda, dengan pertimbangan respons dan adaptasi fauna ini. Cukup

sensitif terhadap perubahan lingkungan. Respons tersebut bertujuan agar dapat

mempertahankan eksistensinya dengan berhasil dalam suatu lingkungan.

Respons fauna terhadap kondisi lingkungan dapat nampak terutama dari perubahan-

perubahan bentuk tubuh bagi fauna sesil dan perubahan tingkah laku dari fauna yang

bergerak bebas. Selanjutnya respons fauna terhadap berbagai faktor dan kondisi lingkungan

dapat melalui tiga cara pokok yang pada dasarnya berkaitan satu dengan yang lainnya yaitu :

adaptasi struktural, pengaturan fisiologis, dan pola tingkah laku.

Page 5: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

5

Respons yang paling awal terhadap perubahan lingkungan bersifat fisiologi karena

merupakan respons internal terhadap faktor-faktor lingkungan organisme. Perubahan tingkah

laku akan didahului oleh respons fisiologis karena : Suatu gerakan, aktifitas, atau tingkah

laku lainnya dari suatu fauna akan didahului dengan diterimanya rangsangan lingkungan oleh

reseptor-reseptor dan terjadinya perubahan-perubahan dalam reseptor serta saraf. Demikian

pula pertumbuhan morphologis, responsif terhadap pengaruh lingkungan, tampang tubuh

pada organisme sebagai akibat pengaruh lingkungan pada waktu proses pertumbuhan

berlangsung, merupakan adaptasi-adaptasi untuk hidup pada suatu habitat tertentu.

Komponen-komponen ini secara fungsional tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan

jika terjadi perubahan pada salah satu komponen maka akan mempengaruhi komponen

lainnya. Sebagai asumsi bahwa pengelolaan suatu ekosistem adalah pengetahuan tentang

susunan komponennya dan interaksi antara komponen-komponen itu sendiri dan sebagai

tujuan umum adalah memperoleh informasi tentang kondisi bioekologis dari kawasan pantai

reklamasi yang nota bene pasang surutnya tinggal beberapa meter saja.

Urgensi Penelitian

Penelitian ini memiliki kepentingan dan manfaat utama dalam :

(1) Menyediakan data otentik yang dapat digunakan untuk menjawab problematis yang

belum nyata menjadi nyata dalam hal menepis anggapan-anggapan yang terlalu

ekstrimis

(2) Terciptanya kesamaan persepsi dan komitmen seluruh stakeholder dalam upaya

melaksanakan pelestarian dan mempertahankan keseimbangan bioekologis wilayah

pesisir teluk Manado.

(3) Menyusun dan menata program pelestarian menurut fungsi ekosistem pesisir pantai

Manado secara terpadu.

(4) Terkendalinya sistem pembuangan limbah industri rumah tangga dan limbah cair

lainnya dari mesin-mesin pembangkit listrik serta mesin otomotif.

Page 6: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan pantai reklamasi telah merubah lingkungan pesisir secara alami, yang

dahulunya pantai landai dan pasang surutnya cukup luas paparannya dan beraneka ragam

biotanya yang menempati subsrat batu, pasir, lumpur dan karang serta batu bercampur pasir,

batu berlumpur dan pasir berlumpur. Biota yang menempati areal pesisir yang landai terjebak

dan ditimbun musnah karena sifatnya menempel dan membenamkan diri pada substrat serta

tidak mempunyai kemampuan berpindah dengan cepat. Hal ini terlibat pada komunitas

Gastropod hasil penelitian tahun 1998 sebelum reklamasi menemukan 36 genera serta 63

spesies Gastropoda. Selanjutnya tahun 2001 ditemukan 7 spesies mollusca di dermaga beton

kawasan reklamasi pantai Manado.

Hal-hal pengembangan lain yang perlu dikaji menyangkut kondisi dan informasi pantai

reklamasi adalah :

(1) Belum adanya profil pengelolaan pembuangan limbah diketahui secara umum

(2) Belum dikaji setiap pengelolaan mall dalam hal konstruksi pembuangan limbah yang

layak diterima secara umum dalam konservasi lingkungan.

(3) Belum tersedia data parameter fisika kimia air secara akurat di pantai reklamasi

Manado

(4) Belum dikaji secara mendalam biota-biota apa yang menempati pantai reklamasi

(5) Belum diinformasikan keragaman spesies mollusca yang terdapat pada pantai reklamasi

(6) Belum diketahui batu cadas diletakkan berapa lama terbenam air laut dan ditempati

mollusca

(7) Belum juga diketahui berapa lama batu itu tersedia makanan untuk biota seperti

mollusca

(8) Tingkat pencemaran secara biologis kimia dan fisik di seluruh bagian pantai reklamasi

belum ditetapkan

(9) Belum ada lembaga yang diberi wewenang bertanggungjawab dalam pengelolaan

ekosistem pesisir pantai reklamasi.

(10) Belum diketahui seltasi penyusutan tanah timbun di pantai reklamasi

(11) Belum tersedia informasi akurat tentang pencemaran sedimen pada polip-polip karang

Page 7: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

7

Pantai reklamasi belum banyak dijamah para peneliti, bila adapun masih dibatasi

kulitnya saja. Oleh dan sebab itu pantaslah dimulai menggali misteri pada pantai reklamasi,

untuk menjawab problematis yang belum diketahui.

Kegiatan reklamasi berarti membongkar atau menimbun sesuatu lingkungan seperti

daerah penambangan atau daerah pantai dengan tujuan tertentu. Reklamasi pantai dilakukan

di teluk Manado dengan tujuan perluasan pembangunan Kota Manado. Oleh karena itu

kegiatan reklamasi mempunyai peranan besar dalam pengembangan daerah pesisir pantai

(Departemen Pekerjaan Umum – R.T., 1998).

Dengan adanya reklamasi pantai, struktur pantai berubah, yang dahulunya landai

sekarang menjadi curam dan struktur substrat pun berubah menjadi pantai bebatuan sheingga

keanekaragaman biota pun musnah tertutup pantai reklamasi. Pantai bebatuan umumnya

ditempati oleh biota penempel seperti Filum Mollusca sebagai biota penempel pada instalasi

buatam manusia seperti pantai reklamasi.

Perubahan struktur pantai sebelum dan sesudah reklamasi dapat diprediksi bahwa

penempatan dan keanekaragaman, populasi telah terjadi perubahan dipandang dari hasil

penelitian yang dilakukan Manginsela (1998) sebelum direklamasi, menemukan 36 negara

serta serta 63 spesies Gastropoda. Selanjutnya dalam penelitian Montolalu (2001) di dermaga

beton kawasan reklamasi menemukan 7 spesies Mollusca yang menempel di dermaga beton.

Perairan pesisir terdiri dari beberapa zona yakni supratidal, intertidal dan subtidal

(Sumertha dan Soedarma, 1979). Khusus zona intertidal atau daerah pasang-surut dikenal

pula pembagiannya yaitu daerah permukaan pasang tinggi dan daerah pasang terendah. Di

atas daerah permukaan pasang tertinggi adalah zona supratidal (lingkungan darat) dan di

bawah daerah permukaan pasang terendah adalah zona subtidal (lingkungan air). Pasang-

surut terjadi dua kali sehari atau 1 x 24 jam sehingga organisme yang hidup di daerah pasang-

surut akan mendapat air pasang sebanyak 2 x 24 jam dan organisme-organisme yang hidup

pada "intertidal zona" akan mengalami masa ekstrim (peralihan tempat) yang diperkirakan 50

% berada di lingkungan laut dan lingkungan darat. Mollusca yang mendiami daerah pasang-

surut mempunyai adaptasi khusus untuk menghindar dari tekanan suhu ekstrim (Ruppert dan

Barnes, 1991; Ritter, 2000); hal yang berhubungan disampaikan oleh Shimek (1997) dan

Wood (2003) menguatkan bahwa Mollusca intertidal beradaptasi dengan kondisi lingkungan

dengan menghindari atau mengurangi tekanan yang timbul akibat lingkungan terendah.

Dalam penelitian Kaligis (2001) menyatakan bahwa Littorina Littorea dapat berpindah ke

atas dan ke bawah pesisir selama musim berkembang biak, pernyataan ini didukung Kaligis

Page 8: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

8

(200) yang mengatakan bahwa Littorina Littorea mampu bertahan dalam beragam suhu tapi

menyukai suhu sekitar 18oC dan gerakannya terhenti pada 8

oC di musim dingin.

Penyebaran komunitas Mollusca di daerah pasang-surut ke suatu zona tertentu dibatasi

oleh adanya tekanan-tekanan lingkungan sehingga Mollusca tersebut berada dalam batas-

batas toleransi fisiologis. Daerah permukaan pasang terendah didominasi oleh Mollusca-

Mollusca yang lebih kecil sedangkan di daerah permukaan tertinggi didiami oleh spesies

Mollusca yang lebih besar (Montolalu, 2001). Hal ini disebabkan oleh toleransi fisiologis dari

Mollusca yang lebih besar terhadap tekanan kekeringan lebih besar daripada yang kecil

(Sigwrt, 2002; Shimek dalam Manembu, 2001).

Mollusca yang mendiami daerah permukaan pasang tertinggi memperlihatkan berbagai

mekanisme struktural dan tingkah laku dalam menahan tekanan-tekanan yang berkaitan

dengan suhu dan kehilangan air akibat kekeringan Lumuindong (2006). Umumnya Mollusca

dalam daerah pasang-surut, mampu mendiami permukaan batu karang yang dapat mengalami

kekeringan dan juga memiliki kemampuan menghindari dari lingkungan selama tahapan-

tahapan tidak menguntungkan (Lumuindong, 1987) karena adanya pergantian pasang-surut;

selanjutnya beberapa Gastropoda seperti limpet yang mempunyai kulit tebal dan memiliki

operkulum yang dapat menutup erat lapisan bawah untuk mencegah kehilangan air dalam

tubuh.

Menurut Newell, (1976) dalam Lumuindong (1987), pertukaran energi antara fauna dan

lingkungan luarnya tergantung pada suatu keseimbangan antara dua komponen utama yakni :

Terdapat, panas yang diperoleh dari lingkungan oleh radiasi matahari yang diserap oleh

permukaan tubuh fauna, oleh kondisi dari lapisan dasar ditambah panas endogen dari proses-

proses metabolik.

Dapat kehilangan panas oleh penguapan, konveksi, kelembaban, kecepatan angin,

perbedaan suhu badan organisme dan dari lingkungan, sehingga dapat dirumuskan dalam

bentuk persamaam umum sebagai berikut :

Rd + Kd + PM = Kv + Pg + Pl atau

(Perolehan Panas) = (kehilangan panas)

Dimana Rd = Radiasi, Kd = Konduksi, PM = Panas Metabolik,

Kv = Konveksi, Pg = Penguapan, Pl = Pengeluaran

Kelompok Mollusca merupakan organisme yang hidup di daerah intertidal dan subtidal,

dan mempunyai toleransi terhadap dinamika alam yang terjadi di daerah ini, serta memiliki

kemampuan menempel yang kuat. Nybakken (199) mengatakan bahwa biota apapun yang

Page 9: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

9

mendiami zona ini (pasang-surut) harus dapat beradaptasi terhadap keadaan lingkungan yang

berfluktuasi.

Teritip (barnakel) merupakan organisme yang mampu dan berhasil beradaptasi di

daerah pasang-surut. Nybakken (1992) melaporkan bahwa teritip adalah spesies yang utama

menempati zona intertidal di seluruh dunia. Mereka hidup di bagian teratas zona pasang-surut

dan mudah terlihat pada daerah berbatu bahkan sampai pada zona (daerah) percikan ombak di

atasnya (Nontji; 1987; Levinton, 1995). Selain itu teritip bisa juga ditemukan pada lunas

kapal atau perahu dan tiang-tiang dermaga pelabuhan (Mansaleo, 2004). Selanjutnya

dilaporkan, mereka memiliki kecepatan menempel yang tinggi pada lempengan pipa paralon

dan berbagai bahan seperti batu, semen, dan baja (Montolalu, 2001). Mereka pula memiliki

cara untuk melindungi tubuh terhadap kekeringan dengan menutup vulva atau cangkang. Hal

ini membuat mereka bisa bertahan lama hidup di daerah yang terendah.

Beberapa kelompok Mollusca yang dikategorikan sebagai organisme pengotor, spesies

dari klas Bivalvia adalah famili Mytilidea, Pterridea, Spondylidae, fknomiidae, Ostreidae dan

Chamidae (Knudsen, 1977; Cedhagen, 1996; Sigwar, 2002). Masuknya Bivalvia dalam

kelompok organisme pengontrol ini dimungkinkan karena sifat dari beberapa bivalvia yang

mampu untuk menempel dan hidup menetap pada substrat keras. Knudsen (1997)

menegaskan bahwa beberapa spesies dari bivalvia bergerak dengan merayap di atas dasar,

menggali lubang dalam kayu dan batu serta banyak yang menetap pada substrat keras.

Suksesi primer adalah habitat awal, yang terdiri atas substrat yang sama sekali baru,

sehingga organisme yang ada pada awal tahap itu berasal dari larva atau benih yang datang

dari luar. Organisme yang pertama kali menghuni substrat tersebut tergolong jenis-jenis

pioner yang biasanya memiliki toleransi yang luas terhadap berbagai faktor lingkungan

(Vassey, 1992; Shimek, 1997; Ritter, 2000) substrat yang baru ini pada umumnya merupakan

habitat yang ekstrim.

Suksesi sekunder pada dasarnya larva atau benih bukan saja datang dari luar tapi dalam

habitat itu sendiri (Caver dkk, 2002). Komunitas di suatu substrat mungkin dapat terganggu

tetapi habitat mungkin tidak kalaupun mengalami perubahan atau kerusakan tidak terlalu

besar, sehingga disitu masih tersisa larva atau benih lain (Resosoedarmo, dkk, 1993). Dengan

demikian perbedaan suksesi dan suksesi primer terletak pada kondisi habitat yang baru.

Page 10: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

10

Kegiatan Penelitian yang Telah Dilakukan

Lumoindong, F., Marsoedi, Soemarno, Risjani, Y. ICBS Bio. UGM. 2009. Seminar

International Conference on Biological Science. Mullusk Density at Reclamation Area

in the Gulf of Manado.

Lumoindong, F. Seminar Nasional Biologi ITS Surabaya. Struktur dan Distribusi Vertikal

Moluska pada Pantai Reklamasi zona Intertidal Pantai Manado.

Lumoindong, F. 2010. Inventarisasi Organisme Pembentuk Terumbu Karang. Anggota Dikti.

Page 11: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

11

BAB III. METODE PENELITIAN

Data yang akan diambil dalam penelitian ini menyangkut data primer dan sekunder.

Data primer meliputi (1) pengambilan contoh mollusca untuk keperluan identifikasi,

pengukuran cangkang mollusca dan sebagai hewan uji laboratorium dalam wadah aquarium;

(2) pengukuran kualitas air pantai reklamasi meliputi parameter fisika, kimia dan biologi; (3)

percakapan langsung dengan stakeholder baik di lapangan maupun dalam pertemuan

seminar-seminar.

Data sekunder terdiri dari (1) data dari instansi pemerintah seperti : Bapedalda, Dinas

Perikanan, Dinas Pengairan, Dinas Pertambangan, Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata

serta lembaga lain yang trekait dengan pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem pesisir dalam

wilayah perkotaan, diantaranya lembaga penelitian dan pengembangan dari instansi

pemerintah, lembaga penelitian Universitas di Manado.

Teknik Pengumpulan Data

Pengamatan dan pengambilan contoh di setiap stasiun dilakukan secara random dengan

teknik transek berukuran 1 m x 1 m2 diletakkan sejajar garis pantai, mengikuti pasang surut

tertinggi, menengah dan terendah. Masing-masing bagian ini diletakkan kuadrat secara

berulang-ulang sebanyak 10 kali sehingga jumlah keseluruhan menjadi 3 x 10 = 30 petak per

stasiun pengamatan. Dengan demikian telah memenuhi syarat rekomendasi Routledge dalam

Krebs (1989) yang menyatakan bahwa pengambilan contoh yang rendah (< 30 petak) dalam

perhitungan indeks simpson dapat menyebabkan bias, terutama pada perhitungan < 10 petak.

Pengamatan aktifitas Mollusca yang pasif dan aktif dilakukan dalam tutupan kuadrat,

yang aktif diberi tanda cat pada cangkangnya dan substrat tempat ia menempel pada awal

ditentukan diberi tanda lingkaran cat agar dapat diketahui apabila dia bergerak meninggalkan

tempat awal dan berpindah kearah horizontal atau kearah vertikal. Besar kecilnya Mollusca

dikur dengan menggunakan jangka sorong (geser).

Pengambilan Contoh Mollusca

Contoh Mollusca diambil berdasarkan kepentingan identifikasi dan analisis

laboratorium (hewan kontrol). Semua spesies Mollusca yang ditemukan diidentifikasi

berdasarkan buku acuan yang tersedia antara lain Dharma (1988 dan 1992), Abbot (1990) dan

Abbot, et al. (1988); Gabbi (1999); Oliver (2004).

Page 12: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

12

Hewan contoh yang diambil dipelihara dalam akuarium yang sudah disediakan terlebih

dahulu, dengan memakai metode pasang surut dan substrat batu. Hewan yang pasif (tidak

mempunyai kemampuan gerak) dipindahkan dengan cara membetel/memecahkan

substratnya, sedangkan yang aktif, memindahkannya pada saat ia berjalan yaitu jalan yang

akan dilewatinya ditempeli lakban, dan bila ia sudah naik ke lakban, baru diangkat,

dipindahkan di substrat yang ada dalam akuarium.

Pengukuran Parameter Air dan Substrat Batu

Pengukuran parameter fisika-kimia dan substrat dilakukan pada saat air berlangsung

surut dan air pasang. Pengukuran air dilakukan pada kuadrat yang terpilih yang mewakili

kuadrat lain di setiap stasiun penelitian, demikian pula dengan substrat. Substrat batu dibor

dengan bor besi, menggunakan tenaga listrik. Lubang yang dibor mencapai 5-10 cm dan

dipasangkan pipa paralon agar air tidak masuk ke dalam lubang pada saat pasang naik,

selanjutnya pengukuran temperatur batu dapat dilakukan, serbuk batu yang dibor

dikumpulkan untuk keperluan pemeriksaan pH batu.

Pengukuran parameter fisika-kimia air secara lengkap dilakukan di laboratorium,

sampel air, diambil pada saat air surut dan air pasang naik di setiap stasiun penelitian. Air

dimasukkan dalam jerigen lima liter untuk keperluan pengukuran suhu, salinitas, pH air,

amoniak, nitrat dan orotofosfat.

Teknik Analisa Data

Kelimpahan

Kelimpahan dapat diukur dengan dua cara yaitu dengan menghitung kepadatan dan

kepadatan relatif (Krebs 1989). Kepadatan menurut Odum (1994) adalah besarnya populasi

dalam suatu unit ruang yang dinyatakan dalam jumlah individu atau biomassa dari populasi

dalam setiap unit luas dan volume. Sedangkan kepadatan relatif adalah proporsi jumlah

individu suatu spesies dalam komunitas. Rumus yang digunakan untuk menghitung

kepadatan dan kepadatan relatif adalah sebagai berikut :

Page 13: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

13

Pola Penyebaran

Pola penyebaran ditentukan melalui perbandingan ragam contoh dengan jumlah rata-rata

individu per m2 dengan rumus :

Dimana : I = Indeks penyebaran

S2 = Ragam contoh

m = Rata-rata hilang

f = frekuensi pemunculan individu dalam satuan contoh

x = jumlah individu dari satu spesies dalam satuan contoh

n = jumlah satuan contoh

Kesamaan Komunitas

Untuk mengevaluasi kemiripan kualitatif komunitas antar stasiun contoh dipergunakan

indeks Sorensen (So) (Brower dkk, 1990):

Dimana : C = Jumlah jenis yang ditentukan pada kedua tempat yang dibandingkan

Si + Sj = Jumlah jenis yang ditemukan pada i dan j

Panjang cangkang

Rata-rata dan sebaran panjang cangkang dianalisa dengan menggunakan rumus :

Rata-rata panjang cangkang =

Standar deviasi =

Dimana : x = Panjang cangkang

n = jumlah contoh

Page 14: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

14

Teknik Pengumpulan Data

Tahap I : a.

b. Pengukuran Kualitas Air :

- Parameter Fisika Lingkungan Perairan

- Parameter Kimia Air

- dan Parameter Biologi

c. Wawancara Langsung dengan Stakeholder di Lapangan

Tahap 2. Data sekunder dari instansi pemerintah :

- Bapedalda

- Dinas Perikanan

- Dinas Pengairan

- Dinas Pertambangan

- Dinas Perhubungan

- Dan Dinas Pariwisata

- Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Dari Instansi Pemerintah

- Lembaga Penelitian Universitas Di Manado

Data Primer Pengambilan Contoh Moluska

pada kuadrat 1 x 1 m2

Proses Identifikasi

Pengukuran Cangkang Moluska

Pengamatan Aktivitas Moluska di Lapangan

Pengamatan Hewan Uji di Laboratorium

dalam Akuarium

Page 15: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

15

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Ringkasan Anggaran Biaya

Biaya yang dibutuhkan sebesar Rp. 30.000.000 dan jangka waktu 1 tahun dengan

rincian pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Yang Diajukan

Setiap Tahun

No Jenis Pengeluaran Biaya Yang diusulkan (Rp)

Tahun I

1. Peralatan Penunjang (5-15%) 10.850.000

2. Bahan Habis Pakai (20-30%) 10.650.000

3. Perjalanan (15-25%) 3.000.000

4. Administrasi : publikasi, Seminar dan

Laporan (max 15%)

5.500.000

Jumlah 30.000.000

Page 16: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

16

4.2. Jadwal Kegiatan

Tahun Pertama

No. Kegiatan Bulan

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII

1. Survei

Penetapan

Lokasi

Pengambilan

Sampel

*

a

2. Persiapan

Bahan dan

Alat

*

3. Pengambilan

Sampel/

Penanganan

Sampel

* * *

4. Proses

Identifikasi

* *

5. Pengukuran

Parameter

Fisika-Kimia

Air

* * *

6. Pengukuran

Fisika-Kimia

Substrat Batu

* *

7. Pengukuran

Fisika-Kimia

Moluska

* *

8. Pengamatan

Aktivitas

Moluska di

Lapangan

*

9. Pengamatan

Aktivitas di

Akuarium

*

10. Pengolahan

Data

* *

11. Penulisan

Laporan

* *

12. Seminar * *

Page 17: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

17

Tahap I Persiapan/pengaturan perangkat pengamatan di lapangan menyangkut data primer

dan sekunder yaitu :

a. Pengambilan sampel Mollusca untuk keperluan identifikasi

b. Pengukuran parameter fisika-kimia air

c. Pengukuran parameter fisika-kimia substrat batu dengan cara dibor dengan bor

listrik kemudian dipasangkan pipa paralon setelah itu diukur temperatur batu,

hasil buangan bor dikumpulkan (serbuk batu) untuk diukur pHnya

d. Pengukuran parameter fisika-kimia Mollusca dengan cara memasukkan alat

ukur (termometer tubuh) ke dalam rongga Mollusca saat ia merangkak,

demikian pula pHnya diukur bersamaan

e. Pengamatan aktifitas Mollusca di saat tertutup air dan saat terdedah dimana

respons dan adaptasinya sangat berperan dalam menentukan hidup dan

matinya

Tahap II Pengumpulan data sekunder meliputi data dari instansi pemerintah seperti :

Bapedalda, Dinas Perikanan, Dinas Pengairan, Dinas Pertambangan, Dinas

Perhubungan dan Pariwisata serta lembaga lain yang berkaitan dengan

pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem pesisir dalam wilayah perkotaan,

diantaranya lembaga penelitian dan pengembangan diri instansi pemerintah,

lembaga penelitian Universitas di Manado.

Tahap III Penelitian Lab

Penelitian lab adalah penelitian yang dilakukan sebagai uji kontrol penelitian

lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi data penelitian di lapangan

yang terabaikan karena faktor kesulitan seperti cuaca buruk, gelombang pasang-

surut, kedalaman air saat pasang.

Penelitian ini dirancang dalam satu wadah akuarium yang dilengkapi dengan

substrat batu dan airnya mengikuti air pasang dan air surut sesuai waktu di

lapangan.

Tahap IV Analisis Data

a. Menghitung kepadatan Mollusca penempel

b. Menganalisis keberadaan Mollusca dengan indeks-indeks biologi

Page 18: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

18

c. Determinasi sebara karakteristik fisika-kimia air, substrat dan Mollusca antar

level atas, tengah dan level bawah pasang-surut serta antar stasiun

d. Menganalisis tingkat pencemaran pantai berdasarkan indeks biotik

e. Merangkum semua data sekunder untuk membuat program pengendalian

kerusakan ekosistem pantai.

Tahap V a. Penyusunan / Penulisan Laporan

b. Penulisan laporan hasil penelitian

c. Seminar hasil penelitian

Page 19: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

19

DAFTAR PUSTAKA

Abbot, R.T and S.P. Dance. 1988, Compendium of Seashells. E.P. Dutton. Inc. 411p.

Abbot R.T. 1990. Compendium of Seashells. A Full Color Guide to More than 4200 of

Whorl's marine Shells. American Malacologist Inc. Melbourne. 210p.

Bengen, D.G., R. Widodo dan S. Haryadi, 1995, Tipologi Fungsional Komunitas

Makrobenthas sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir Muara Jaya, Bekasi, Fakultas

Perikanan IPB, Bogor. 45p.

Brower, J. J. Zar dan C. Fon Ende. 1990. General Ecology Field and Laboratory Method.

Brown Company Publ. Dubugue - IOWA. 237 hal.

Callaw, M.E.,1985. A World-Wild Survey of Slime Formation In Antifouling Paints in algae

Biofouling. Editid by L.V. Evans and K.D. Hoagland. Elseivier Science Publishers

B.V. Amsterdam, Nederlands. Hal 1-20

Cadhagen, T., 1996. Some Marine Biological Methods. M.Sc. Program in Marine Sciences.

University of Aarhus.

Charmaine, dkk., 2000. Coral Reef Creatures. www.singapore Zoological Gardens - Docent:

htm,

Caver, dkk., 2002. Picture Mollusc. www.invertebrates.htm

Departemen Pekerjaan Umum R.I., 1998. Aneka Pemanfaatan Zona Pesisir, hal. 26

Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia. PT. Sarana Graha. Jakarta, 107p

Dharma, B. 1992. Siput dan Kerang Indonesia. Verlag Christa Graha Hemmen. Germany.

110p.

Djojobroto H.S., 1998. Perencanaan dalam Konteks Indonesia; Departemen Dalam Negeri

R.I. 281p.

Gabbi G. 1999. Swan Hill Press an Inprint of Airlife Publishing Ltd. 101 Longden Road,

Shrewsbury Sy3 GEB, England Email: [email protected]. Website:

www.airlifebooks.com.

Kaligis G.J.F., 2000. Distribusi in relation to environment of ht marine snail, Littorina littorea

(Gastroposa: prosobranchia) at Helgoland (Noth-Sea). Phuket marine biological Center

Special Publications. Hydrobiologia 178: 237-239

Kaligis G.J.F., 2001. Eco-physiological of the Marine Snail. Littorina Littorea (Gastropoda:

Prosobrancia at Helgoland (North-Sea) Dissertation faculty of biology of the university

of Hamburg. 11p.

Page 20: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

20

Knudsen, 1997. Catalogue of Main Marine Fouling Organism. Vol. 8. Zoological Museum

University of Copenhagen Universistetspaken 15 DK2 ICO. Copenhagen Denmark.

Knowles A.J. & M.S. Davies., 1998. A Novel method to assess the cercariae emission

intensity of littorinid population. Hudrobiologia 378: 237-239pp.

Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper and Row Publisher. New York. 654 hal.

Levinton, 1995. Marine biology. Function, biodiversity, ecology 4, The chemical and

physical environment. Oxford University Press. 67-86pp.

Lumuindong, 2006., Respons dan Adaptasi Fauna Air (Mollusca di pantai reklamasi Manado

Sulawesi Utara). Diseminarkan sebagai Bahan Kualifikasi di Program Pascasarjana

Universitas Brawijaya Malang, 37 hal.

Lumuindong, 1987., Respons dan Adaptasi Hewan air Dalam Daerah Pasang-Surut Makalah

Dalam Bidang Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

UNSRAT Manado. 17 hal.

Manembu, I.S., 2001. Distribusi dan Kelimpahan Cacing Bercangkang Genus Dendropoma

(Mollusca Gastropoda) di Terumbu karang Bagian Selatan Pulau Bunaken Kota

Manado. Skripsi FPIK UNSRAT. Manado. 34 hal.

Manginsela, F. B., 1998. Ekostruktur dan Sebaran Spasial Komunitas Gastropoda di Kawasan

Pasang-Surut Teluk Manado, Sulawesi Utara. Tesis Program Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor.

Mansaleo, Y.F., 2004. Distribusi Fauna Pengebor pada karang Scleractinia. Skripsi, FPIK

UNSRAT. Manado. 48 hal.

Montolalu, J.R. 2001. Distribusi Biota pengotor pada dermaga Beton di Teluk Manado dan

Amurang. Skripsi dalam bidang Biologi Kelautan Universitas Sam Ratulangi Manado.

Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut (Suatu Pendekatan ekologis). PT. Gramedia. Jakarta.

Odum E. F., 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Samingan T. Dan Srigando B. Gajah

Mada University Press, Yogyakarta. 230 hal.

Oliver A. P.H. 2004. Guide to See Shelss of the World. First Published in 2004 by Philips in

20024 by Philips, a division of octopus Publishing Group Ltd, 2-4 Heron Quays

London E14 4 JP.

Resosoedarmo, R.S.; Kartahinata, K; dan A. Sugieto. 1993

Ritter, S., 2000. Animals diversity. www.Sepioteuthis-Sipioidea information,

Page 21: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

21

Ried G.R., 1996. Systematic and evolution of Littorina - The Ray Society. London. p 92-120

Ruppert dan Barnes, 1991. Invertebrate Zoology. Sixth Edition. Saunders College Publishing

USA. Hal 365-486

Santhakumari, V dan Nair, N.B., 1975. Ecology of Marine Wood Boring and Fouling

organisms from Estuarine Regions of Karala. Bull. Dept. Mar. Univ. Cochin, VII(4):

827-844

Shimek, R., 1997. Vermited Snails in Marine Aquaria.

Sigwart, J.D., 2002. Mollusk Species Lists. Worms that ain't

www.amnh.org/Aquarium_net.htm

Sumerhta, LN dan D. Soedarma, 1979, Biota Laut dan Lingkungannya Fakultas Perikanan.

Institut Pertanian Bogor. 35 hal.

Vassey, Danie. 1992. An Ecological Histrory of Agriculture. Iowa State University Press.

Iowa.

Wood, J.B., 2003. The Cephalopod Page. www.Thecephalopodepage: Octopuses, Squid,

Cuttlefish, and Nautilus. htm

Page 22: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

22

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Dukungan Sarana dan Prasarana yang Menunjang Penelitian

NO FASILITAS FUNGSI

1. Ruang Laboratorium Biologi Kelautan UNSRAT Tempat melakukan

penelitian

2. Refraktometer Pengukur salinitas

3. Horiba Pengukur salinitas, DO, pH,

BOD

4. Kuplat Tempat memasak/merebus

5. Kuadran Alat ukur tutupan sampel

6. Kamera Pendokumentasian

7. Komputer Analisis data dan pembuatan

laporan

8. Printer Komputer Mencetak laporan

9. Lub Memperjelas pengamatan

thallus berbintil

10. Perpustakaan dan Web Ketersediaan dan kemudahan

untuk mengakses literatur

11. Staf Biologi Kelautan dan Pengolahan Hasil Tempat konsultasi bila

mengalami kendala

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama / NIDN Instansi

Asal

Bidang

Ilmu

Alokasi

Waktu Uraian Tugas

1 Frans Lumuindong /

0017056005

UNSRAT Biologi

Lingkungan

Pesisir

Lautan

7 Jam /

minggu

- Penanggung

jawab penelitian

- Pengambilan

sampel

- Proses identifikasi

moluska

- Parameter fisika

kimia dan biologi

- Pengamatan

aktivitas moluska

di lapangan

- Pengamatan di

laboratorium

- Analisis data

- Pelaporan

- Foto dokumentasi

Page 23: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

23

Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggaran Tim Pengusul

Biodata Ketua Tim Pengusul

Nama Lengkap (dengan gelar) : Dr.Ir.Frans Lumuindong, MSi Jenis Kelamin : Laki - Laki (L)

Jabatan Fungsional : Lektor NIP/NIK/Identitas lainnya : 196005171992031002 NIDN : 001756005 Tempat dan Tanggal Lahir : Lembean, 17 Mei 1960 Alamat Rumah : Kalasey I jaga 5, Kec.Pineleng, Kab. Minahasa Nomor Telepon/Faks/HP : 0431-831526 / 082196416017 (HP) Alamat Kantor : Jl. Kampus Unsrat Bahu Manado Nomor Telepon/Faks : - Alamat e-mail : [email protected] Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 10 orang, S-2= 6 orang, S-3= - orang Mata Kuliah yang diampu 1. Ekologi Laut

2. Konservasi Laut

3. Biologi Sumberdaya Laut

4. Reproduksi Biota Laut

A. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama

Perguruan

Tinggi

Universitas Sam

Ratulangi Manado

Universitas Sam

Ratulangi Manado

Universitas Brawijaya

Malang

Bidang Ilmu Manajemen

Sumberdaya

Perairan

Ilmu Perairan Lingkungan Pesisir dan

Lautan

Tahun Lulus 1988 2003 2009

Judul

Skripsi/Tesis/

Disertasi

Telaahan Komunitas

Rumput Laut

Ekonomis Penting

Eksistensi Gametofit

dan Sporofit

Kandungan Agar

dan kekuatan gel

grasilaria edulis

silva

Kajian Ekosistem pesisir

dalam wilayah intertidal

respons dan adaptasi

moluska disepanjang pantai

reklamasi teluk manado

Nama

Pembimbing

/Promotor

Dr.Ir.Gybert

Mamuaya, DAA

Prof.Dr.Ir. Bambang

Soeroto,MSc

Prof.Ir. Marsoedi, PhD

Prof.Dr.Ir. Soemarno, MS

Prof.Ir.Yenny Risjani, PhD

Page 24: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

24

B. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

1 2009 Struktur dan Distribusi Vertikal Moluska

di pantai reklamasi zona intertidal

Mandiri

2 2010 Inventarisasi Organisme Pembentuk

Terumbu Karang

DIKTI

*Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya

C. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir :

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

1 2011 Pemilihan dan Penentuan Lokasi Budidaya

Rumput Laut (Alga), Bakorlu Provinsi

SULUT

2 2012 Konservasi dan Rehabilitasi Ekosistem

Pesisir dan Laut di Desa Tongkaina

Kecamatan Bunaken

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI

maupun dari sumber lainnya

D. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

1

2

3

E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 ICBS BIO-UGM 2009 International

Conference on Biological Science.

Mollusk Density At

Reclamation Area In

The Gulf Of Manado

Fakultas Biologi

UGM, 16 - 17

Oktober 2009

2 Seminar Nasional Biologi VII ITS Struktur dan

Distribusi Vertikal

Moluska Pada Pantai

Reklamasi Zona

Intertidal Pantai

Manado

Jurusan Biologi ITS

Surabaya, 7

November 2009

Page 25: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

25

F. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi

lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1 Satya Lencana Penghargaan 10 Tahun

Masa Kerja UNSRAT 2011

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian

dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

pengajuan Hibah Bersaing.

Manado, November 2016

Ketua Pengusul,

Dr.Ir.Frans Lumuindong,MSi

Page 26: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

26

Biodata Anggota Tim Pengusul

IDENTITAS DIRI

Nama : Ir. Esry Tommy Opa, MSi

Nomor Peserta : 0015066610

NIP/NIK :19660615 1990101001

Tempat dan Tanggal Lahir : Manado /15 Juni 1966

Jenis Kelamin :Laki-Laki

Status Perkawinan : Kawin

Agama :Kristen

Golongan / Pangkat :Penata/ IIIb

Jabatan Akademik :Asisten Ahli

Perguruan Tinggi :Universitas Sam Ratulangi

Alamat :Kampus Unsrat Bahu, Manado

Telp./Faks. :0431-868027

Alamat Rumah : Jln. Lumimuut 4 No 24 Tikala Kumaraka

Kecamatan Manado, Manado, 95124

Telp./Faks. :-

HP Aktif : 081 340 514 098

Alamat email : [email protected]

Page 27: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

27

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun

Lulus

Program Pendidikan(diploma, sarjana,

magister, spesialis, dan doktor) PerguruanTinggi

Jurusan/

Program Studi

1989 Sarjana Perikanan UNSRAT

Manajemen

Sumberdaya

Perairan

2010 Magister Sain UNSRAT Ilmu

Perairan

PENGALAMAN PENELITIAN

Tahun JudulPenelitian

Ketua/ Anggota

Tim

Sumber Dana

1989 Studi Morfometri Kepiting Bakau (Scilla cerata) di Desa Minanga Kecamatan Belang

Ketua Mandiri (Skripsi S1)

1994 Interpretasi Foto Udara Daerah Pantai Pulau Nain

Ketua Mandiri

1996 Morfografik Taman Nasional

Bunaken Bagian Selatan

Ketua Mandiri

1997 Analisis Bentang Lahan Pesisir Di

Sekitar Teluk Manado

Ketua Mandiri

1999 Karakter Fisik Sedimen Lahan

Bakau Pantai Di Wilayah Pesisir

Semenanjung Minahasa

Ketua Dana DIK Dikbud T.A.

1998/1999 N0.

075/23/1988

2009 Perubahan Garis Pantai Desa

Bentenan Kecamatan Pusomaen

Kabupaten Minahasa Tenggara

Ketua Mandiri

2010 Evaluasi Spasial Sumberdaya

Mangrove di Kabupaten Pohuwato

Provinsi Gorontalo

Ketua Mandiri (Tesis S2)

Page 28: Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan ......2017/07/17  · 1 Bidang Unggulan : Teknologi Kelautan Fakultas/Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/Ilmu Kelautan USULAN

28

KARYA ILMIAH

A. Buku/BabBuku/Jurnal

Tahun Judul Penerbit/Jurnal

2010 Analisis Perubahan Luas Lahan Mangrove di

Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo

dengan mengunakan Citra Landsat,

Jurnal Perikanan & Kelautan Vol. VI Nomor 2, Agustus 2010, ISSN1411-9234 Hal. 79-82

2011 Perubahan garis pantai Desa Bentenan Kec.

Pusomaen, Minahasa Tenggara

e-Jurnal Perikanan

dan Kelautan Tropis

Vol. VII-2 Desember

2011 Hal. 109-114

2011 Kondisi Ekosistem Mangrove di Kabupaten

Pohuwato Propinsi Gorontalo

Jurnal Pasific Vol.II

Nomor 6 April 2011

Hal. 1084-1088

Manado, November 2016

Yang menyatakan,

Ir. Esry Tommy Opa, MSi

NIP.196606151990101001