10
Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019 420 BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK APARTEMENT THE NEWTON-1 Rizky Nur Biyanto 1 , Sidiq Wacono 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta Jl. Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Depok, Jawa Barat 16425, Telp.: (021) 7270036 e-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2 ABSTRACT In the construction, the estimation process in determining the estimated value of the project is needed for the relevant parties, to estimate the amount of the construction cost budget. The process of estimating costs is done by calculating the unit price with the volume of work. The unit price calculation is obtained by finding the coefficient of work with the price of wages, materials and tools. The coefficient used in the estimation process of budget costs can be used based on the coefficients of SNI, PUPR or the coefficient from the contractor itself. This study aims to compare the coefficients obtained in actual conditions with standards in PUPR 2016, resulting in amount of work costs. The research took place at the Newton-1 Apartement Ciputra World-Phase 3 Construction Project which has 35 floors, focusing on structural work (floor plate and beam) at Condominium Area 19 th Floor. The study was conducted by processing data in the form of the duration of work, a cycle time of heavy equipment, and quantity of materials used. Based on the analysis results for reinforced concrete works (floor plates and beams) the coefficient of labor in actual conditions is lower than the coefficient of labor based on PUPR. The differences the coefficient of labor in actual conditions lower if it compared to the coefficient on PUPR 2016 by 77,64% on labor; 27,23% on workman; 30,08% on the head of the workman; and 24,58% on foreman and the cost plan based on PUPR 2016 amounting to Rp 4.616.096.741,- and in actual conditions amounting to Rp 6.174.156.082,-. Keywords: Work Unit Price Analysis, Cost Budget Plan, Reinforced Concrete ABSTRAK Dalam pembangunan suatu konstruksi, proses estimasi dalam menentukan perkiraan nilai proyek sangat dibutuhkan bagi pihak-pihak terkait, untuk memerkirakan besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan. Proses estimasi biaya ini dilakukan melalui perhitungan harga satuan dengan volume pekerjaan. Perhitungan harga satuan didapatkan dengan mencari koefisien pekerjaan dengan harga upah, bahan maupun alat. Koefisien yang digunakan pada proses estimasi biaya anggaran dapat digunakan berdasarkan koefisien dari SNI, PUPR ataupun koefisien sendiri dari pihak kontraktor. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan koefisien yang didapatkan pada kondisi aktual dengan standar pada PUPR 2016, sehingga menghasilkan besarnya biaya pekerjaan. Penelitian mengambil lokasi di Proyek Pembangunan Apartement The Newton-1 Ciputra World – Phase 3 yang memiliki 35 lantai, berfokus pada pekerjaan struktur (plat lantai dan balok) Area Condominium Lantai 19. Penelitian dilakukan dengan mengolah data berupa durasi pekerjaan tiap pekerjaan, waktu siklus alat, dan kuantitas bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil analisa untuk pekerjaan beton bertulang (plat lantai dan balok) koefisien tenaga kerja pada kondisi aktual lebih rendah dibandingkan PUPR. Selisih koefisien tenaga kerja pada aktual lebih rendah dibanding koefisien pada PUPR 2016 dengan nilai selisih sebesar 77,64% pada pekerja; 27,23% pada tukang; 30,08% pada kepala tukang; dan 24,58% pada mandor, serta rencana biaya berdasarkan PUPR 2016 sebesar Rp 4.616.096.741,- dan pada kondisi aktual sebesar Rp 6.174.156.082,-. Kata Kunci: Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya, Beton Bertulang PENDAHULUAN Adapun cara dalam menentukan nilai kontrak konstruksi ialah dengan melakukan Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP). Analisis Harga Satuan Pekerjaan merupakan pedoman perhitungan akan kebutuhan biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan pendukung dalam pembangunan konstruksi untuk mendapatkan harga satuan atau satu jenis pekerjaan tertentu (Peraturan Menteri, 2016). Analisis Harga Satuan melingkupi langkah-langkah dalam menghitung harga satuan dasar (HSD) upah tenaga kerja,

BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

420

BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK

APARTEMENT THE NEWTON-1

Rizky Nur Biyanto1, Sidiq Wacono

2

1,2Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta

Jl. Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Depok, Jawa Barat 16425, Telp.: (021) 7270036

e-mail: [email protected], [email protected]

2

ABSTRACT

In the construction, the estimation process in determining the estimated value of the project is needed for the

relevant parties, to estimate the amount of the construction cost budget. The process of estimating costs is done

by calculating the unit price with the volume of work. The unit price calculation is obtained by finding the

coefficient of work with the price of wages, materials and tools. The coefficient used in the estimation process of

budget costs can be used based on the coefficients of SNI, PUPR or the coefficient from the contractor itself.

This study aims to compare the coefficients obtained in actual conditions with standards in PUPR 2016,

resulting in amount of work costs. The research took place at the Newton-1 Apartement Ciputra World-Phase 3

Construction Project which has 35 floors, focusing on structural work (floor plate and beam) at Condominium

Area 19th

Floor. The study was conducted by processing data in the form of the duration of work, a cycle time of

heavy equipment, and quantity of materials used. Based on the analysis results for reinforced concrete works

(floor plates and beams) the coefficient of labor in actual conditions is lower than the coefficient of labor based

on PUPR. The differences the coefficient of labor in actual conditions lower if it compared to the coefficient on

PUPR 2016 by 77,64% on labor; 27,23% on workman; 30,08% on the head of the workman; and 24,58% on

foreman and the cost plan based on PUPR 2016 amounting to Rp 4.616.096.741,- and in actual conditions

amounting to Rp 6.174.156.082,-.

Keywords: Work Unit Price Analysis, Cost Budget Plan, Reinforced Concrete

ABSTRAK

Dalam pembangunan suatu konstruksi, proses estimasi dalam menentukan perkiraan nilai proyek sangat

dibutuhkan bagi pihak-pihak terkait, untuk memerkirakan besarnya anggaran biaya yang dibutuhkan. Proses

estimasi biaya ini dilakukan melalui perhitungan harga satuan dengan volume pekerjaan. Perhitungan harga

satuan didapatkan dengan mencari koefisien pekerjaan dengan harga upah, bahan maupun alat. Koefisien yang

digunakan pada proses estimasi biaya anggaran dapat digunakan berdasarkan koefisien dari SNI, PUPR

ataupun koefisien sendiri dari pihak kontraktor. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan koefisien yang

didapatkan pada kondisi aktual dengan standar pada PUPR 2016, sehingga menghasilkan besarnya biaya

pekerjaan. Penelitian mengambil lokasi di Proyek Pembangunan Apartement The Newton-1 Ciputra World –

Phase 3 yang memiliki 35 lantai, berfokus pada pekerjaan struktur (plat lantai dan balok) Area Condominium

Lantai 19. Penelitian dilakukan dengan mengolah data berupa durasi pekerjaan tiap pekerjaan, waktu siklus

alat, dan kuantitas bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil analisa untuk pekerjaan beton bertulang (plat

lantai dan balok) koefisien tenaga kerja pada kondisi aktual lebih rendah dibandingkan PUPR. Selisih koefisien

tenaga kerja pada aktual lebih rendah dibanding koefisien pada PUPR 2016 dengan nilai selisih sebesar

77,64% pada pekerja; 27,23% pada tukang; 30,08% pada kepala tukang; dan 24,58% pada mandor, serta

rencana biaya berdasarkan PUPR 2016 sebesar Rp 4.616.096.741,- dan pada kondisi aktual sebesar Rp

6.174.156.082,-.

Kata Kunci: Analisa Harga Satuan Pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya, Beton Bertulang

PENDAHULUAN Adapun cara dalam menentukan nilai

kontrak konstruksi ialah dengan

melakukan Analisis Harga Satuan

Pekerjaan (AHSP). Analisis Harga Satuan

Pekerjaan merupakan pedoman

perhitungan akan kebutuhan biaya tenaga

kerja, bahan dan peralatan pendukung

dalam pembangunan konstruksi untuk

mendapatkan harga satuan atau satu jenis

pekerjaan tertentu

(Peraturan Menteri,

2016). Analisis Harga Satuan melingkupi

langkah-langkah dalam menghitung harga

satuan dasar (HSD) upah tenaga kerja,

Page 2: BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …

420

bahan dan alat, yang selanjutnya menghitung Harga Satuan

Pekerjaan (HSP) sebagai bagian dari

Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

Namun, seringkali terjadi adanya

perbedaan koefisen pada tenaga kerja,

bahan, ataupun peralatan pada

perencanaan kontraktor berbeda dengan

koefisien yang tertera pada pedoman yang

dibuat, yaitu SNI atau PUPR. Perbedaan

koefisen tidak hanya terjadi pada

perencanaan kontraktor dengan koefisien

pada SNI atau PUPR, tetapi juga pada

kondisi lapangan. Koefisien yang berbeda

pada lapangan mungkin saja terjadi, karena

adanya ketidaksesuaian pada waktu

produktivitas pekerjaan antar pekerja,

perbedaan alat yang digunakan, serta

faktor-faktor lainnya.

Dari uraian latar belakang ini, penyusunan

proyek akhir yang dilakukan penulis dalam

meneliti perbedaan yang mungkin terjadi

dalam suatu pekerjaan konstruksi. Penulis

melakukan penelitian dengan mengambil

objek penelitian yaitu, beton bertulang

(plat lantai dan balok) pada Proyek

Pembangunan The Newton-1. Pasalnya,

proyek ini memiliki volume pekerjaan

struktur (plat lantai dan balok) yang

terbilang cukup besar pada RAB, karena

proyek ini memiliki 35 lantai.

Kemudian diambil mengenai pekerjaan

pembetonan karena pada pekerjaan

bekisting menggunakan Table Form,

perbedaan metode kerja dengan PUPR ini

mengakibatkan adanya perbedaan

anggaran biaya yang dikeluarkan, hal

inilah yang melatar belakangi penelitian

ini untuk dilakukan, untuk mengetahui

berapa besarnya biaya yang dikeluarkan

berdasarkan kondisi aktual di lapangan

dengan standar dari PUPR.

Agar penelitian mempunyai suatu

kejelasan dalam pengerjaannya, maka

rumusan masalah yang dapat disimpulkan

dari latar belakang adalah:

a. Bagaimana hasil perbandingan

koefisien tenaga kerja pada satuan

pekerjaan antara AHSP PUPR dan

AHSP kondisi aktual di lapangan?

b. Bagaimana hasil perbandingan

anggaran biaya pekerjaan antara

PUPR dan kondisi aktual?

Agar penelitian ini lebih mengarah pada

latar belakang dan pemasalahan yang telah

dirumuskan maka diperlukan batasan-

batasan masalah guna membatasi ruang

lingkup penelitian, sebagai berikut:

a. Perbandingan koefisien pekerjaan

yang dianalisa merupakan koefisien

pada kondisi aktual dan PUPR 2016

b. Tenaga kerja yang diamati ialah

tenaga kerja yang berkelompok

c. Obyek penelitian yang diamati ialah

pekerjaan plat lantai dan balok pada

Area Condominium Lantai 19

d. Harga satuan bahan dan alat yang

digunakan adalah harga satuan pada

Jurnal Harga Bahan Jakarta pada

Tahun 2018

e. Biaya tidak langsung seperti biaya

overhead, biaya keuntungan dan pajak

tidak diperhitungkan dalam penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, adapun

tujuan penelitian yang ingin dicapai

penulis, yaitu sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui hasil perbandingan

koefisien pekerja berdasarkan

pekerjaan AHSP aktual dengan AHSP

koefisien PUPR

b. Untuk mengetahui hasil perbandingan

anggaran biaya pekerjaan pada kondisi

aktual dengan anggaran biaya

berdasarkan PUPR

Manfaat yang dapat diperoleh dari

penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi para

pembaca dibidang akademik maupun

non-akademik

b. Menambah wawasan bagi penulis

maupun pembaca mengenai proses

pengestimasian biaya yang berlaku

dalam penentuan Harga Satuan

Pekerjaan dalam penentuan harga

kontrak

421

Page 3: BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …

422

LANDASAN TEORI Estimasi biaya atau dapat disebut juga

penaksiran anggaran biaya ialah proses

perhitungan volume pekerjaan, harga dari

berbagai macam bahan dan pekerjaan

yang

akan terjadi pada suatu konstruksi

(Sastraatmadja, 1994).

Dikatakan taksiran biaya karena

perhitungan volume segala jenis pekerjaan

hingga menghasilkan nilai dari biaya yang

harus dikeluarkan dalam suatu konstruksi,

proses penaksiran ini dibuat sebelum

dimulainya pembangunan. Apabila

perhitungan biaya yang dilakukan dalam

masa pembangunan disebut dengan biaya

yang sebenarnya atau actual cost.

Yang dimaksud dengan Harga Satuan

Pekerjaan adalah, jumlah harga bahan dan

upah tenaga kerja berdasarkan

perhitungan analisis. Analisis ini

digunakan sebagai suatu dasar untuk

menyususn perhitungan Harga Perkiraan

Sendiri (HPS) atau Owner’s Estimate

(OE) dan Harga Perkiraan Perencana

(HPP) atau Engineering’s Estimate (EE)

yang dituangkan sebagai kumpulan harga

satuan pekerjaan seluruh mata

pembayaran. Analisis harga satuan dapat

diproses secara manual atau menggunakan

perangkat lunak

(Peraturan Menteri,

2016).

Siklus kerja dalam pemindahan material

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

berulang. Pekerjaan utama di dalam

kegiatan tersebut adalah menggali,

memuat, memindahkan, membongkar

muatan dan kembali ke kegiatan awal.

Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan

oleh satu alat atau beberapa alat. Waktu

yang diperlukan dalam siklus kegiatan di

atas disebut waktu siklus atau cycle time

(CT) (Rostiyanti, 2008).

CT = LT + HT + DT + RT + ST

Produktivitas adalah perbandingan antara

hasil yang dicapai (output) dengan seluruh

sumber daya yang digunakan (input).

Produktivitas alat tergantung pada

kapasitas dan waktu siklus alat. Umumnya

waktu siklus alat ditetapkan dalam menit

sedangkan produktivitas alat dihitung

dalam produksi/jam sehingga perlu ada

perubahan dari menit ke jam. Jika faktor

efisiensi alat dimasukkan maka rumus di

atas menjadi:

π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘  = π‘˜π‘Žπ‘π‘Žπ‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘₯ 60

𝐢𝑇 π‘₯ 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Objek penelitian dari proyek akhir ini

adalah menganalisis nilai atau besaran

koefisien pekerjaan dalam kondisi aktual

pada pekerjaan beton bertulang, yaitu plat

lantai serta balok pada proyek

pembangunan apartement, dengan

membandingkan nilai koefisien tersebut

terhadap nilai acuan yang berlaku dalam

PUPR 2016.

Mulai

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka (Study

Literature)

Pengumpulan Data

Data Primer

1. Durasi Pekerjaan Bekisting

2. Durasi Pekerjaan Pembesian

3. Durasi Pekerjaan Pengecoran

4. Waktu Siklus Alat Berat

Data Sekunder

1. Bill of Quantity

2. Shop Drawing

3. Kapasitas Produksi Alat

4. Daftar Harga Bahan dan Upah

Kesimpulan

Selesai

Analisis dan Pembahasan

1. Penjabaran item pekerjaan (durasi

dan produktivitas)

2. Pembuatan Harga Satuan Pekerjaan

3. Penyusunan Rencana Anggaran

Biaya Pelaksanaan

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

Page 4: BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

423

Penelitian proyek akhir ini mengambil

data dari Proyek The Newton 1 – Ciputra

World 2 Phase 3 yang berlokasi di Jl.

Karet Sawah No. 212, Kuningan, Jakarta

Selatan. Pengambilan data Analisa

dilakukan berfokus pada Area

Condominium Lantai 19.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pekerjaan Bekisting

Berikut merupakan analisa pekerjaan

bekisting plat lantai dan balok:

a. Bekisting Plat Lantai

Volume: 443,700 m2

1. Perhitungan Durasi:

Kapasitas Produksi (Qt) dapat dilihat

pada Tabel 1.

Menyetel Bekisting: 0,042 Jam/m2

Memasang Bekisting: 0,046 Jam/m2

Membuka dan Membersihkan

Bekisting: 0,049 Jam/m2

Tabel 5.1 Durasi Pekerjaan Bekisting tiap 10m2

Durasi Pekerjaan

Durasi Pekerjaan =

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’10 π‘š2 π‘₯ 𝑄𝑑

π½π‘Žπ‘š πΎπ‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž π‘₯ πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘’π‘ π‘ƒπ‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž

Menyetel Bekisting : 0,470 hari

Memasang Bekisting : 0,506 hari

Membuka dan Membersihkan Bekisting:

0,549 hari

Total Durasi Pekerjaan: 1,525 hari β‰ˆ 2

hari

2. Produktivitas

Produktivitas Pekerjaan = π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π·π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘–β„

πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘’π‘ π‘ƒπ‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž

= 443,700 π‘š2

2 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–β„

5 π‘”π‘Ÿπ‘œπ‘’π‘ = 44,370 m

2/hari

Koefisien Tenaga

Koef Tenaga Kerja = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‡π‘’π‘›π‘Žπ‘”π‘Ž πΎπ‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž

π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘ƒπ‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Žπ‘Žπ‘›

Pekerja : 0,113 OH

Tukang : 0,225 OH

Kepala Tukang: 0,023 OH

Mandor : 0,023 OH

Koefisien Bahan

a) Paku

Koef Paku = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘˜π‘’ π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 1 π‘š2

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘˜π‘’ π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 1 π‘˜π‘”

= 40 π‘π‘’π‘Žβ„Ž

200 π‘π‘’π‘Žβ„Ž/π‘˜π‘”= 0,200 π‘˜π‘”

b) Minyak Bekisting

Koef Minyak = πΎπ‘’π‘π‘’π‘‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› π‘šπ‘–π‘›π‘¦π‘Žπ‘˜ 1 π‘™π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘–

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π΅π‘’π‘˜π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘›π‘”

= 8 𝑙

443,700 π‘š2 = 0,018 𝑙

c) Polyfilm

Koef π‘ƒπ‘™π‘¦π‘€π‘œπ‘œπ‘‘ = 1 π‘š2

πΏπ‘’π‘Žπ‘  π‘ƒπ‘œπ‘™π‘¦π‘“π‘–π‘™π‘š

= 1 π‘š2

2,98 1 π‘š2/π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ= 0,336 π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘Ÿ

d) Perancah

Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …

Page 5: BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

424

Koef πΏπ‘’π‘‘π‘”π‘’π‘Ÿ

= π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž

πΏπ‘’π‘Žπ‘  π‘π‘’π‘˜π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘›π‘”/𝑠𝑒𝑑 π‘₯ π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘˜π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘›π‘”

=8 π‘π‘’π‘Žβ„Ž

7,8 π‘š2/𝑠𝑒𝑑 π‘₯ 36 𝑠𝑒𝑑= 0,028 π‘π‘’π‘Žβ„Ž

Ledger : 0,018 buah

Standard : 0,009 buah

Proping : 0,005 buah

Inner Pipe : 0,009 buah

Outer Pipe : 0,009 buah

U-Head : 0,009 buah

Jack Base : 0,009 buah

Klem : 0,009 buah

Hollow 45 x 75: 0,022 buah

Hollow 50 x 100: 0,005 buah

Koefisien Alat

a) Tower Crane

Penggunaan alat berat Tower Crane

membutuhkan waktu siklus sebesar 6,52

menit dengan mengangkat bahan/material

pada pekerjaan bekisting ke lokasi

pekerjaan, diketahui pula memiliki

efisiensi alat sebesar 0,81. Sehingga:

Kapasitas produksi = 𝐿. π‘π‘’π‘˜π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘›π‘” π‘₯ π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ 𝑑𝑓/π‘š2

= 7,5 π‘š2 π‘₯ 65 π‘˜π‘”/π‘š2 = 488,822 π‘˜π‘”

Qt 𝑇𝐢 = πΎπ‘Žπ‘π‘Žπ‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘₯ 60 π‘₯ 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

𝐢𝑇

= 488,822 π‘˜π‘” π‘₯ 60 π‘₯ 0,81

6,52 π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘= 3.646,19 π‘˜π‘”/π‘—π‘Žπ‘š

Koef 𝑇𝐢 = 1

3.646,19 π‘˜π‘”/π‘—π‘Žπ‘š= 0,0003 π‘ π‘’π‘€π‘Ž βˆ’ π‘—π‘Žπ‘š

b. Bekisting Balok

Cara pengerjaannya sama seperti bekisting

plat lantai, yang membedakannya hanya

pada volumenya saja, yaitu 312,750 m2

Pekerjaan Pembesian

Berikut merupakan analisa pekerjaan

pembesian plat lantai dan balok, dengan

jam kerja selama 8 jam/hari serta tenaga

kerja pada pekerjaan ini ialah 6 orang

pekerja, 12 orang tukang, 1 orang kepala

tukang dan 1 orang mandor:

Tabel 5.6 Harga Satuan 1 m2 Bekisting

Balok

Tabel 5.4 Harga Satuan 1 m2 Bekisting Plat

Page 6: BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

425

Tabel 5.9 Durasi Pemotongan Batang Tulangan

Koefisien Bahan

a) Besi Beton

Dalam pengerjaannya, 10 kg

pembesian terdapat 10 kg besi.

Sehingga:

Koef Besi Beton = 10 π‘˜π‘”

b) Kawat Bendrat

Penggunaan kawat bendrat dalam 1

lantai seberat 480 kg untuk

pekerjaan kolom serta plat lantai,

sedangkan untuk pekerjaan plat

lantai dan balok membutuhkan

kawat bendrat sebesar 240 kg.

Sehingga:

Koef Bendrat

= πΎπ‘’π‘π‘’π‘‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› π‘˜π‘Žπ‘€π‘Žπ‘‘ 1 π‘™π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘–

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ 𝐡𝑒𝑠𝑖 π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 10 π‘˜π‘”

= 240 π‘˜π‘”

2.664,761 π‘˜π‘” = 0,090 π‘˜π‘”

Koefisien Alat

Tabel 5.12 Durasi Pembuatan Bengkokan

dan Kaitan

Tabel 5.13 Durasi Pemasangan Batang Tulangan

Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …

Page 7: BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

426

a) Tower Crane

Penggunaan alat berat Tower

Crane membutuhkan waktu siklus

sebesar 6,52 menit (Tabel 4.13)

dengan mengangkat besi ulir pada

pekerjaan pembesian ke lokasi

pekerjaan dengan:

Kapasitas produksi tul. Balok:

= vol. tulangan balok/jumlah balok

= 16.230,95 kg/62 balok

= 231,789 kg/balok

Kapasitas produksi tul. Plat:

= vol. tulangan plat/jumlah plat

= 10.729,16 kg/31 plat

= 346,102 kg/plat

Kapasitas produksi: 231,789 kg +

346,102 kg = 577,891 kg

Diketahui pula memiliki efisiensi

alat sebesar 0,81, sehingga:

Qt = πΎπ‘Žπ‘π‘Žπ‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘₯ 60

𝐢𝑇 π‘₯ 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

=577,891 π‘˜π‘” π‘₯ 60 π‘₯ 0,81

6,52 π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘

= 4.310,568 π‘˜π‘”/π‘—π‘Žπ‘š

Koef 𝑇𝐢 =π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž 𝑇𝐢

𝑄𝑑 𝑇𝐢

= 1

4.310,568 π‘˜π‘”/π‘—π‘Žπ‘š = 0,0002 π‘ π‘’π‘€π‘Ž βˆ’ π‘—π‘Žπ‘š

b) Bar Cutter

Qt 𝐡𝐢

= π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘ π‘’π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘›π‘”π‘–π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘₯ 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

(π·π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π‘€π‘’π‘šπ‘œπ‘‘π‘œπ‘›π‘” π‘₯ π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž 𝑑𝑒𝑙. π‘ π‘’π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘›π‘”π‘–π‘˜π‘Žπ‘‘)

= 2.919,354 π‘˜π‘” π‘₯ 0,81

(0,003 π‘—π‘Žπ‘š/𝑏𝑑𝑔 π‘₯ 2151 𝑏𝑑𝑔)

= 100,107 π‘˜π‘”/π‘—π‘Žπ‘š = 800,854 π‘˜π‘”/β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–

Koef π΅π‘Žπ‘Ÿ πΆπ‘’π‘‘π‘‘π‘’π‘Ÿ =π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π΅π‘Žπ‘Ÿ πΆπ‘’π‘‘π‘‘π‘’π‘Ÿ

𝑄𝑑 π΅π‘Žπ‘Ÿ πΆπ‘’π‘‘π‘‘π‘’π‘Ÿ

=1

800,854 π‘˜π‘”/β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–= 0,0012 π‘ π‘’π‘€π‘Ž βˆ’ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–

c) Bar Bender

Durasi Bengkokan

= π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘›π‘”π‘˜π‘œπ‘˜π‘Žπ‘› π‘₯ π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘π‘’π‘›π‘”π‘˜π‘œπ‘˜π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿ 𝑏𝑑𝑔

= 8117 π‘π‘’π‘›π‘”π‘˜π‘œπ‘˜π‘Žπ‘› π‘₯ 0,0051 π‘—π‘Žπ‘š/𝑏𝑑𝑔

= 41,53 π‘—π‘Žπ‘š

Durasi Kaitan

= π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘Žπ‘–π‘‘π‘Žπ‘› π‘₯ π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘˜π‘Žπ‘–π‘‘π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿ 𝑏𝑑𝑔

= 6906 π‘˜π‘Žπ‘–π‘‘π‘Žπ‘› π‘₯ 0,0065π‘—π‘Žπ‘š

𝑏𝑑𝑔

= 45,18 π‘—π‘Žπ‘š

Qt π΅π‘Žπ‘Ÿ π΅π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿ

= π΅π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘ π‘’π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘›π‘”π‘–π‘˜π‘Žπ‘‘ π‘₯ 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

(π·π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π΅π‘’π‘›π‘”π‘˜π‘œπ‘˜π‘Žπ‘› + π·π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– πΎπ‘Žπ‘–π‘‘π‘Žπ‘›)

= 2.919,354 π‘˜π‘” π‘₯ 0,81

(41,53 π‘—π‘Žπ‘š + 45,18 π‘—π‘Žπ‘š)

= 53,765 π‘˜π‘”/π‘—π‘Žπ‘š = 430,121 π‘˜π‘”/β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–

Koef π΅π‘Žπ‘Ÿ π΅π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿ =π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π΅π‘Žπ‘Ÿ π΅π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿ

𝑄𝑑 π΅π‘Žπ‘Ÿ π΅π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿ

=1

430,121 π‘˜π‘”/β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–= 0,0023 π‘ π‘’π‘€π‘Ž βˆ’ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–

Tabel 5.22 Harga Satuan 10 kg Besi Polos/Ulir

Page 8: BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

427

Pekerjaan Pengecoran

Berikut merupakan analisa pekerjaan

pengecoran plat lantai dan balok, dengan

tenaga kerja pada pekerjaan ini ialah 5

orang pekerja, 10 orang tukang, 1 orang

kepala tukang dan 1 orang mandor:

Tabel 5.23 Waktu Siklus Concrete Pump tiap 6m3

Berikut merupakan analisa koefisien

pekerjaan pengecoran:

a. Volume: 192,151 m3

b. Perhitungan Durasi

1. Kapasitas Produksi (Qt)

Pada tabel di atas dapat dilihat

bahwa durasi rata-rata waktu siklus

tiap 6 m3

adalah 15,59 menit,

sehingga waktu siklus per

menitnya adalah 2,60 menit.

Qt = πΎπ‘Žπ‘π‘Žπ‘ π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘₯ 60

𝐢𝑇 π‘₯ 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖

=6 π‘š3π‘₯ 60 π‘₯ 0,81

2,60 π‘šπ‘’π‘›π‘–π‘‘ = 112,17 π‘š3/π‘—π‘Žπ‘š

2. Durasi Pekerjaan

Durasi pekerjaan adalah total

volume dibagi kapasitas perhari,

kemudian jumlah tenaga kerja yang

ada pada pekerjaan pengecoran

terdapat 2 group, 1 orang mandor

dan 1 orang kepala tukang, 10

orang tukang dan 5 orang pekerja

secara keseluruhan

Durasi Pengecoran = π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’

𝑄𝑑 π‘₯ πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘’π‘ π‘ƒπ‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž

Durasi Pengecoran = 192,151 π‘š3

112,17 π‘š3/π‘—π‘Žπ‘š π‘₯ 2 π‘”π‘Ÿπ‘œπ‘’π‘=

0,86 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– β‰ˆ 1 hari

Sesuai dengan perhitungan durasi

pengecoran yang dilaksanakan, dapat

diketahui durasi tersebut selama 0,86

hari atau dapat dikonversikan

menjadi 6,85 jam untuk 1 lantai yang

terbagi menjadi dua zona, sehingga

tiap zona membutuhkan waktu

selama 3,43 jam untuk proses

pekerjaan pengecoran.

3. Produktivitas

Produktivitas Pekerjaan

=

π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π·π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π‘ƒπ‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Žπ‘Žπ‘›β„

πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘’π‘ π‘ƒπ‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž

= 192,151 π‘š3

1 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–β„

2 π‘”π‘Ÿπ‘œπ‘’π‘ = 96,075 π‘š3/β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–

4. Koefisien Tenaga Kerja

Koef Tenaga Kerja = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘‡π‘’π‘›π‘Žπ‘”π‘Ž πΎπ‘’π‘Ÿπ‘—π‘Ž

π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘  π‘ƒπ‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘—π‘Žπ‘Žπ‘›

Sehingga didapatkanlah nilai seperti

di bawah ini:

Pekerja : 0,052 OH

Tukang : 0,104 OH

Kepala Tukang : 0,010 OH

Mandor : 0,010 OH

Koefisien Bahan

a) Beton Ready Mixed Fc’ 35 MPa

Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …

Page 9: BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

428

BekistingPlat

BekistingBalok

Pembesian Pengecoran

PUPR 470,090 352,840 149,970 1,785,825

AKTUAL 154,005 205,912 221,214 1,087,789

0200,000400,000600,000800,000

1,000,0001,200,0001,400,0001,600,0001,800,0002,000,000

PUPR AKTUAL

Volume truck mixer pada

pengecoran adalah 6 m3,

sehingga;

Jumlah truck mixer = Volume

Beton/Volume beton truck

mixer

= 192,151 m3 / 6 m

3 = 32,02

truck mixer β‰ˆ 33 truck mixer

Volume order Beton = 33 truck

mixer x 6 m3

= 198 m3

Selisih Beton = 198 m3

–

192,151 m3 = 5,849 m

3

Efisiensi Beton tiap tm = 5,849

m3/33 tm = 0,178 m

3/tm

Jumlah Total Volume Beton = 6

m3+ 0,178 m

3 = 6,178

m

3

Efisiensi Beton tiap m3

= 6,178

m3/6,178

m

3 = 1,030 m

3

Koef Beton = 1,030

Koefisien Alat

a) Concrete Pump

Koef Concrete Pump = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž 𝐢𝑃

π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘‘π‘’π‘˜π‘‘π‘–π‘“π‘–π‘‘π‘Žπ‘ 

=1

96,076 π‘š3/β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–= 0,010 π‘ π‘’π‘€π‘Ž βˆ’ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–

Tabel 5.25 Harga Satuan Pekerjaan 1 m3 Beton

Analisis Koefisien dan Harga Satuan

Pekerjaan

Gambar 5.2 merupakan diagram batang

yang menunjukkan besarnya biaya satuan

pekerjaan yang diperoleh melalui perkalian

koefisien dengan harga satuan tenaga

kerja, bahan ataupun alat yang dapat

dilihat pada Tabel 5.4, Tabel 5.6, Tabel

5.22 dan Tabel 5.25.

Gambar 5.2 Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan

Setelah mendapat koefisien tenaga kerja

dari ketiga jenis pekerjaan, didapatkan

selisih perbandingan antara koefisien

aktual dengan koefisien PUPR yang dapat

dilihat pada Tabel 5.27 di bawah ini.

Tabel 5.27 Presentase Selisih Koefisien Tenaga

Kerja

Tenaga

Kerja

Bekisting Pembesian Pengecoran

Rata-

rata Plat Balok

Pekerja 82,88% 75,75% 57,14% 94,8% 77,64%

Tukang 31,81% 3,03% 15,71% 58,4% 27,23%

Kep.

Tukang 30,30% 3,03% 28,57% 60,00% 30,08%

Mandor 30,30% 3,03% -25,00% 93,00% 24,58%

Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan

Setelah mengetahui besarnya harga satuan

pekerjaan yang terdapat pada Gambar 5.2,

dapat dicari pula nilai biaya pekerjaan

Page 10: BIAYA PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK …

Seminar Nasional Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta, 2019

429

pada lantai 19 area condominium ini

dengan cara mengalikan harga satuan

pekerjaan pada tiap jenis pekerjaan dengan

volum pekerjaan. Sehingga didapatkan

nilai anggaran biaya yang dapat dilihat

pada Tabel 5.28 dan Tabel 5.29, jika biaya

pada kondisi aktual untuk pekerjaan

struktur lantai 19 area condominium

dibutuhkan biaya sebesar Rp

6.174.156.082,- sedangkan anggaran pada

PUPR sebesar Rp 4.616.096.741,-.

Tabel 5.28 RAB Lt. 19 Berdasarkan PUPR

Tabel 5.29 RAB Lt. 19 Berdasarkan Kondisi

Aktual

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis perhitungan

yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa, koefisien

pekerjaan antara PUPR dan kondisi aktual

dalam analisis sebelumnya

memperlihatkan jika koefisien rata-rata

pada kondisi aktual lebih rendah

dibandingkan dengan koefisien pada

PUPR, yaitu: 77,64% pada pekerja;

27,23% pada tukang; 30,08% pada kepala

tukang; dan 24,58% pada mandor.

Sedangkan, rencana anggaran biaya pada

pekerjaan struktur beton bertulang plat

lantai dan balok pada Lantai 19 Area

Condominium memiliki biaya aktual yang

lebih besar untuk dikeluarkan

dibandingkan dengan PUPR, dengan

selisih biaya pekerjaan sebesar 25,24%,

biaya

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arsoni, A. 2010. Balok dan Pelat

Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

[2] Asiyanto. 2010. Formwork for

Concrete. Jakarta: Penerbit:

Universitas Indonesia (UI-Press).

[3] Ibrahim, H. Bachtiar. 2003. Rencana

dan Estimate Real of Cost. Jakarta:

PT. Bumi Aksara

[4] Peraturan Pemerintah. 2016. Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Nomor:

28/PRT/M/2016 Tentang Analisis

Harga Satuan Pekerjaan Umum.

Jakarta: Sekretariat Negara.

[5] Peurifoy, R. L., & Oberlender, G. D.

2004. Estimating Construction Costs

(5th Edition). New York: McGraw-

Hill.

[6] Rostiyanti, S. F. 2008. Alat Berat

untuk Proyek Konstruksi. Jakarta:

Rineka Cipta.

[7] Sastraatmadja, S. 1994. Analisa

Anggaran Biaya Pelaksanaan.

Jakarta:

[8] Nova.

Rizky Nur Biyanto, Sidiq Wacono, Biaya Pekerjaan Beton …