94
MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) WORKSHOP PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAHASA DAERAH Oleh : Drs. Edy Suryanto, M. Pd. Drs. Swandono, M.Hum. PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Bhs. jawa (ptk)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bhs. jawa (ptk)

MODULPENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

(PLPG)

WORKSHOP PENELITIAN TINDAKANKELAS (PTK)

BAHASA DAERAH

Oleh :

Drs. Edy Suryanto, M. Pd.Drs. Swandono, M.Hum.

PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2013

Page 2: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2013 i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas rahmat dan nikmat

serta karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan modul ini sesuai

dengan rencana.

Modul ini dibuat sebagai bahan acuan dalam kegiatan workshop Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Tahun

2012. Para praktisi pendidikan seperti guru dituntut untuk selalu berupaya

meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui berbagai kegiatan. Salah satu

kegiatan yang dapat mewujudkan hal tersebut secara sederhana dan lebih bersifat

mandiri bagi mereka adalah dengan melakukan PTK. Kegiatannya dapat

dilakukan secara bersamaan dengan teman sejawat ketika melakukan tugas

pengajaran.

Penyusunan modul ini lebih ditekankan pada pertimbangan kepraktisan agar

guru mudah memahaminya dan sekaligus mempraktekkannya. Namun tentu

dalam penyajiannya masih memiliki kekurangan, sehingga kritik dan saran dari

para guru diperlukan untuk memperbaiki isi modul ini di masa yang akan datang.

Akhirnya, dengan harapan dan keyakinan penuh, semoga modul ini

memberikan manfaat pada kita semua, khususnya bagi peserta PLPG dalam upaya

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme kinerjanya.

Surakarta, Mei 2013

Penulis

Page 3: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2013 ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iDAFTAR ISI........................................................................................................... iiPENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Deskripsi ...................................................................................................... 1B. Tujuan Workshop PTK ................................................................................ 2

MATERI WORKSHOP ........................................................................................... 3A. Judul Penelitian ............................................................................................ 3B. Latar Belakang Masalah............................................................................... 4C. Perumusan dan Pemecahan Masalah ........................................................... 9D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11F. Kajian Pustaka/Landasan Teoretik............................................................. 13G. Metode Penelitian....................................................................................... 19H. Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................ 35I. Daftar Pustaka ............................................................................................ 35

PENYUSUNAN RANCANGAN PROPOSAL DAN.......................................... 39LAPORAN HASIL PTK ...................................................................................... 39

A. Penyusunan Rancangan Proposal PTK ...................................................... 39B. Laporan Hasil PTK .................................................................................... 47

PENUTUP............................................................................................................. 54A. Contoh Proposal PTK ................................................................................ 54B. Refleksi ...................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78Lampiran 1. Wawancara Terstruktur dengan Informan........................................ 79Lampiran 2. Hasil Observasi Pratindakan............................................................. 81Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................................. 83Lampiran 4. Hasil Observasi Siklus I ................................................................... 87Lampiran 5. Angket/Kuesioner............................................................................. 89Lampiran 6. Instrumen Postes............................................................................... 90

Page 4: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu jenis pene-litian

pendidikan yang dapat membantu meningkatkan karier dan kompe- tensi guru.

Namun, setakat ini masih banyak guru yang belum dapat me- nyusun proposal

PTK dengan baik dan benar. Bahkan, tidak sedikit pula guru yang menghadapi

berbagai permasalahan cukup mendasar. Sumber utama masalah itu ialah

kurangnya pemahaman guru terhadap kompo-nen-komponen yang seharusnya

terdapat di dalam proposal PTK. Dalam konteks inilah buku “Panduan Workshop

Penelitian Tindak-an Kelas (PTK) Bahasa Daerah” hadir membantu para

guru Bahasa Daerah, khususnya pada guru peserta pendidikan dan latihan profesi

guru (PLPG) mata pelajaran Bahasa Jawa dalam memahami pembuatan pro-

posal PTK secara baik dan benar. Oleh karena itu, buku panduan work-shop

PTK ini berupaya memformulasikan suatu cara praktis kepada pe-serta PLPG

mata pelajaran Bahasa Jawa dalam membuat proposal PTK.Pemaparan buku

panduan ini dimulai dengan pendahuan. Pada ba-gian ini, peserta PLPG mata

pelajaran Bahasa Jawa diarahkan untuk da- pat memahami dan merealisasikan

tujuan mengikuti workshop PTK. Ke-mudian, pada bagian berikutnya disajikan

materi workshop PTK. Secara berturutan dibahas tentang judul, latar belakang,

perumusan dan peme- cahan masalah, tujuan, manfaat, kajian pustaka, metode

penelitian, jadwal penelitian, daftar pustaka. Agar peserta PLPG mata pelajaran

Bahasa Ja-wa dapat memiliki pahaman konseptual dengan baik maka setiap

pemba-hasan topik selalu disertakan contoh-contoh yang relevan. Hal ini dimak-

sudkan agar peserta PLPG mata pelajaran Bahasa Jawa juga mampu membuat

sendiri contoh-contoh yang lebih realistis. Dari hasil internalisasi materi

workshop ini, selanjutnya peserta PLPG mata pelajaran Bahasa Ja-wa digiring

untuk mampu membuat rancangan proposal PTK baik melalui cara belajar

mandiri atau berdiskusi dengan bimbingan fasilitator. Pada bagian akhir

disajikan contoh proposal PTK dan tugas pembuatan propo-sal PTK. Contoh ini

tidak bermaksud untuk menggurui para peserta. Na-mun, pemajanan contoh itu

Page 5: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 2

diharapkan dapat memberikan gambaran bagi para peserta PLPG mata pelajaran

Bahasa Jawa dalam menyusun propo- sal PTK. Untuk mewujudkan hal tersebut,

setiap peserta PLPG itu dituntut mengerjakan tugas membuat proposal PTK

dengan arahan dan bimbing-an fasilitator.

Proposal PTK yang telah dihasilkan dari kegiatan workshop ini akan makin

terasa nilainya bila setiap peserta PLPG menindaklanjutinya dalam wujud

penelitian di sekolah masing-masing. Sudah tentu niat itu akan ter- laksana bila

para peserta PLPG memiliki semangat dan tekad untuk maju dan berkembang

menjadi pendidik yang berhasil. Kata orang bijak bahwa membangun untuk

meraih keberhasilan itu harus dimulai dari diri sendiri. Tunggu apa lagi? Mari

kita wujudkan hal tersebut mulai dari sekarang!

B. Tujuan Workshop PTK

Setelah mempelajari buku “Panduan Workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Bahasa Daerah” ini, para peserta PLPG mata pelajaran Ba-hasa Jawa diharapkan

dapat:

1. memahami komponen-komponen proposal PTK;

2. membuat contoh-contoh pada setiap komponen proposal PTK;

3. menyusun rancangan proposal PTK;

4. melakukan penilaian terhadap proposal PTK;

5. membuat proposal PTK;

6. memahami bagaimana melaksanakan PTK; dan

7. menerapkan proposal PTK dalam proses pembelajaran di kelas.

Page 6: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 3

BAB II

MATERI WORKSHOP

A. Judul Penelitian

Judul, yaitu nama atau titel karangan. Sebagai nama atau titel ka-rangan,

judul PTK harus dirumuskan secara singkat, padat, spesifik, dan tidak ambigu,

serta mencerminkan masalahan pokok yang akan dipecah-kan. Selain itu, judul

PTK juga harus dalam bentuk frasa dan bukan kali-mat, serta mampu memikat

pembaca. Indikator judul singkat-padat adalah mudah dipahami, mudah diingat,

dan tidak melebihi 20 kata. Spesifik, arti-nya judul harus sesuai dengan masalah

penelitian. Indikator judul tidak ambigu, yaitu: menggunakan kata lugas; setiap

kata bersifat operasional; tidak menggunakan kata kias; dan dalam istilah

penelitian kuantitatif, hu-bungan antarvariabel (bebas dan terikat) menunjukkan

arah yang jelas. Selanjutnya, judul PTK

harus memberi gambaran yang jelas ten-tang masalah yang diteliti (misal:

kemampuan berbicara siswa mengguna- kan unggah-ungguh bahasa Jawa) dan

bentuk tindakan yang akan dilaku-kan untuk mengatasi masalah tersebut (misal:

penerapan metode group investigation). Jadi, judul PTK dapat dirumuskan:

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA

atau

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA

MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION

Judul juga dapat ditambahkan keterangan yang memuat tentang subjek dan

latar (setting) penelitian, seperti siswa di kelas berapa, di mana dan kapan

penelitian itu dilakukan. Dari contoh judul di atas dapat dilengkapi sebagai

berikut:

Page 7: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 4

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA

MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA

PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 JATEN – KARANGANYAR

TAHUN 2012

atau

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA

MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA

MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION

PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 JATEN – KARANGANYAR

TAHUN 2012

Keterangan tentang subjek dan latar (setting) yang dijadikan PTK juga da-pat

digunakan sebagai subjudul, sebagai contoh:

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA

(Penelitian Tindakan di Kelas IX SMPN 1 Jaten–Karangnyar Tahun 2012)

atau

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA

MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION

(Penelitian Tindakan di Kelas IX SMPN 1 Jaten-Karanganyar Tahun 2012)

B. Latar Belakang Masalah

Lazimnya, latar belakang masalah itu berisi uraian tentang kere-sahan,

kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong peneliti untuk melaku- kan suatu

penelitian. Uraian tersebut dapat dilihat dari argumentasi peneli- ti dalam

mengungkapkan fakta empiris atau deduksi teori. Oleh karena itu, latar belakang

masalah harus dapat mengantarkan pembaca kepada per-masalahan yang akan

diteliti.

Page 8: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 5

Terkait dengan hal di atas, ada beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam latar

belakang masalah. Pertama, mengapa masalah tersebut perlu diteliti. Kedua,

uraikan proses yang terjadi dalam upaya mengidentifikasi masalah penelitian.

Ketiga, kemukakan kesenjangan antara kondisi faktu-al yang terjadi dalam

kegiatan pembelajaran (das sein) dan kondisi yang diharapkan (das sollen)

yang perlu dipecahkan secara tepat melalui PTK. Keempat, kemukakan realitas

kegiatan pembelajaran dengan didukung data atau fakta-fakta yang ditemukan

di sekolah atau di kelas, baik yang diperoleh dari pengamatan terhadap

kegiatan belajar-mengajar (KBM), wawancara dengan siswa atau guru, analisis

berbagai dokumen yang re-levan, refleksi guru, dan sebagainya. Data itu lebih

bermakna bila dileng- kapi pula dengan diagnosisnya. Kelima, ungkapkan

kekhawatiran peneliti dan masalah yang akan muncul seandainya masalah tersebut

tidak diteliti. Keenam, sejalan dengan masalah yang telah dikemukakan –

pilihlah tin- dakan untuk mengatasi masalah tersebut dan jelaskan mengapa

tindakan itu dipilih. Ketujuh, agar tindakan yang dipilih itu meyakinkan dan

memiliki dasar pijakan ilmiah sedapat mungkin dicerahi dengan teori atau

konsep yang menopang tindakan dan gagasan pemecahan masalah.

Contoh:

Selama ini hasil pembelajaran sastra Jawa modern dinilai belum

memuaskan. Hal itu karena guru kurang memperhatikan proses pembel-

ajarannya. Hampir semua jenis sastra Jawa disajikan kepada siswa de-ngan

cara-cara yang kurang menarik. Mengingat objek kajian sastra ada-lah daya

imajinasi dan nilai rasa mestinya sastra bisa menjadi pemicu bagi siswa untuk

berkreasi. Daya imajinasi sangat menunjang bagi siswa untuk berkreasi,

sedangkan nilai rasa dapat menumbuhkan kepekaan siswa ter-hadap fenomena

kehidupan. Dengan menggabungkan keduanya maka akan tercipta suasana

pembelajaran sastra yang lebih menyenangkan se- hingga hasil yang diinginkan

akan memenuhi standar.

Seiring perkembangan peradaban dan dinamika kehidupan global, sastra

makin penting untuk ditumbuhkembangkan di dunia pendidikan. Sebab, sastra

memiliki peran cukup besar dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa.

Page 9: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 6

Dengan hal tersebut diharapkan siswa memiliki kepe-kaan tinggi terhadap nilai-

nilai kehidupan. Penanaman konsep kesastraan seperti itu diharapkan akan

mampu pula melahirkan generasi-generasi muda yang mampu bersaing pada era

globalisasi dengan tetap menjun-jung tinggi nilai-nilai kehidupan secara arif dan

bijaksana.

Dalam situasi seperti itu, kedudukan pembelajaran sastra Jawa ma- kin

strategis. Hal ini dibuktikan dengan dimasukkannya pembelajaran sas- tra ke

dalam kurikulum. Persoalannya adalah penyikapan terhadap keber- adaan sastra

(Indonesia maupun daerah) di dalam kurikulum tidak berban-ding lurus dengan

perannya dalam pendidikan. Buktinya, pada soal Ujian Nasional (UN) atau

Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) mi-salnya, kita temukan

sedikit pertanyaan yang menyinggung tentang sas- tra. Padahal, seperti tertuang

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa

(dan Sastra) Daerah (termasuk Bahasa dan Sastra Jawa) sebagai muatan lokal

(mulok) perannya tidak dapat di- pandang sebelah mata.

Hal ini tentu dapat merusak tatanan ideal pendidikan. Sebab, keba- nyakan

guru, penyelenggara pendidikan, apalagi siswa cenderung meng- utamakan lulus

UN atau SMPTN. Tidak salah jika kemudian sastra kurang diperhatikan. Pada

akhirnya, orang akan memilih pada posisi aman dan nyaman. Padahal keadaan

seperti itu justru merugikan.

Pangkal masalah dalam pembelajaran sastra Jawa adalah pelajar-an sastra

Jawa masih ”nunut” pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Per-nyataan tersebut

tidak sepenuhnya benar. Bukan semata-mata karena ke- beradaannya masih dalam

naungan pembelajaran Bahasa Jawa, tetapi le- bih pada penyikapan

penyelenggara dan penanggungjawab pendidikan. Ketika sastra Jawa

digayutkan dengan pembelajaran Bahasa Jawa, se-mestinya guru Bahasa Jawa

juga harus memiliki kompetensi sastra Jawa. Akan tetapi, ternyata tidak semua

guru Bahasa Jawa memahami betul ha- kikat pembelajaran sastra Jawa.

Akibatnya, pembelajaran sastra Jawa ku- rang mendapat perhatian dan cenderung

dilaksanakan seadanya.

Page 10: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 7

Kondisi ini tentu berpengaruh pada kegiatan proses belajar-meng-ajar di

kelas. Kurang termotivasinya guru terhadap materi yang disajikan menyebabkan

suasana pembelajaran tidak kondusif. Imbasnya, siswa je- nuh, malas, dan minat

siswa terhadap sastra Jawa makin turun. Selanjut- nya, kreativitas siswa dalam

berkarya pun terhambat. Siswa menjadi tidak kreatif, tidak imajinatif, bahkan

nilai-nilai yang dapat ditanamkan melalui sastra justru menjadi luntur.

Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warre,

2004:34). Karena itu, sudah semestinya pembelajaran sastra Jawa ditujukan ke

pengembangan proses kreativitas siswa. Di samping itu, su- dah seharusnya

pula pembelajaran sastra Jawa diarahkan untuk memu-puk minat siswa sehingga

siswa akan tertarik dengan sastra Jawa.

Menulis lebih sulit dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.

Sebab, menulis dibutuhkan wawasan luas dan motivasi kuat. Ter- lebih lagi hal

yang ditulis itu karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel. Tidak bisa

dipungkiri bahwa kualitas pembelajaran menulis sastra Jawa modern, khususnya

geguritan, baik proses dan hasil dapat dikatakan ma-sih rendah. Hal ini

disebabkan pembelajaran yang diterapkan oleh guru cenderung teoretis-

informatif.

Kondisi itu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu tidak semua guru

Bahasa Jawa: (1) memiliki kemampuan bersastra yang baik; (2) me- miliki

pemahaman cukup tentang menulis geguritan sehingga potensi sis- wa belum

tergali; dan (3) kreatif dan inovatif sehingga pembelajarannya menjemukan.

Guru kurang memahami strategi pembelajaran yang bisa memicu

pengembangan potensi dan kreativitas siswa. Dengan strategi yang tepat,

siswa akan mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu bel- ajar dengan

memanfaatkan segenap potensi yang dimilikinya.

Uraian tersebut merupakan gambaran permasalahan yang terjadi pada

proses pembelajaran menulis geguritan di kelas X-3 SMAN 5 Sura-karta.

Pembelajaran menulis geguritan dinilai sulit karena siswa merasa ti- dak mampu

menulis geguritan, tidak ada minat karena tidak adanya ide/ gagasan,

Page 11: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 8

minimnya perbendaharaan kata. Kemampuan guru berkreasi dan merumuskan

konsep pembelajaran inovatif dinilai lemah. Strategi pembelajaran yang

diterapkan guru masih bersifat ceramah-teoretis.

Berdasarkan hasil survei terhadap proses pembelajaran menulis geguritan

di kelas menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai ba-tas KKM hanya

sebanyak 6 siswa (24%) dari 25 siswa yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa

secara proses dan hasil, pembelajaran menulis ge-guritan di kelas X-3 SMAN 5

Surakarta belum berhasil.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, muncullah gagasan untuk

menerapkan sebuah pendekatan sinektik dalam pembelajaran menulis ge-guritan.

Mujahir (2007:5) menjelaskan bahwa pendekatan sinektik adalah pendekatan

pembelajaran baru yang sangat menarik karena dalam pelak-sanaan proses

belajar-mengajar di kelas, pendekatan sinektik digunakan untuk

mengembangkan kreativitas. Pendekatan sinektik mencoba meng- gunakan pola

berpikir analogi dan metafora yang mengajak siswa untuk menambah daya

imajinasi dengan cara membandingkan, mempersama-kan, mengganti

perwujudan suatu objek dengan objek yang lain untuk menghasilkan objek

atau konsep yang baru. Perkembangan daya imajina- si ini yang diharapkan akan

memicu munculnya kreativitas baru siswa.

Berpijak dari penjelasan di atas maka dipilihlah pendekatan sinek- tik

sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pro- ses

pembelajaran menulis geguritan di SMAN 5 Surakarta kelas X-3. De- ngan

diterapkannya pendekatan sinektik ini diharapkan mampu mening- katkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis geguritan. Lebih jauh peneliti

mencoba melaksanakannya dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul

“Penerapan Pendekatan Sinektik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

Geguritan pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 5 Su-rakarta Tahun Pelajaran

2010/2011”.

Page 12: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 9

C. Perumusan dan Pemecahan Masalah

Perumusan masalah itu merupakan kelanjutan dari paparan latar

belakang masalah. Hakikat rmasalah yang diuraikan pada latar belakang perlu

dipertajam dengan dirumuskannya masalah yang akan dijadikan to- pik

penelitian. Pada umumnya, perumusan masalah itu diawali dengan

indentifikasi masalah, yaitu kegiatan mendeteksi, melacak, dan menjelas- kan

berbagai aspek masalah yang berkait dengan topik yang akan diteliti.

Contoh:

Berdasarkan judul di atas dapat diidentifikasi permasalahan peneli-tian

sebagai berikut:

1. Penyikapan terhadap pembelajaran sastra Jawa di dalam kurikulum belumseimbang dengan perannya dalam pendidikan;

2. Kebanyakan penyelenggara pendidikan, guru, dan siswa cende-rungmengutamakan pencapaian hasil daripada proses;

3. Tidak semua guru Bahasa Jawa memiliki pengetahuan dan ke-mampuan bersastra Jawa serta memahami hakikat pembelajaran sastraJawa, khususnya sastra geguritan;

4. Rendahnya minat dan motivasi siswa belajar sastra Jawa;5. Strategi pembelajaran yang digunakan guru bersifat konvensional;6. Lemahnya kemampuan guru dalam berkreasi dan merumuskan konsep

pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan;7. Pembelajaran sastra Jawa, khususnya dalam menulis geguritan be- lum

memberikan hasil yang memuaskan.Selanjutnya, indentifikasi masalah ini dirumuskan masalahnya yang akan

dijadikan topik penelitian dan sebaiknya dalam bentuk kalimat perta- nyaan

dengan disertai alternatif tindakan. Jadi, perumusan masalah dalam PTK itu

merupakan upaya untuk mengungkap berbagai hal terkait dengan masalah faktual

di kelas/di sekolah yang akan dipecahkan setelah tindak- an dilakukan. Karena

itu, masalah harus dirumuskan secara jelas, padat, dan menunjukkan adanya

data untuk memecahkan masalah.

Contoh:

1. Apakah penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan kemampu-anmembaca teks bacaan berhuruf Jawa pada siswa kelas IX-1 SMPN 1Majolaban – Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011?

Page 13: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 10

2. Apakah model contextual teaching and learning (CTL) dapat me-ningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi denganmenggunakan bahasa krama pada siswa kelas VII-5 SMPN 8 Sra-genTahun Pelajaran 2011?

3. Bagaimanakah penerapan teknik bercerita berpasangan untuk me-ningkatkan kemampuan memahami isi cerkak pada siswa kelas XI-2MAN 1 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011?

Hal yang harus disadari oleh peneliti adalah bahwa tidak semua

masalah keilmuan yang dihadapi dan telah diidentifikasi akan dijamin se-bagai

masalah yang layak dan sesuai untuk diteliti. Karena itu, peneliti da-lam

menentukan masalah penelitian harus cermat dan hati-hati. Kecermat-an dan

kehati-hatian tersebut, menurut Suwandi (2009:47) hendaknya pe- neliti perlu

memperhatikan hal-hal, antara lain:

1. Kemanfaatan hasil penelitian, yaitu seberapa jauh hasil penelitiantersebut akan memberikan sumbangan pada khasanah teori ilmupengetahuan atau pada pemecahan masalah-masalah praktis.

2. Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunya kha-sanahkeilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan memilikikemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan gunapengujian hipotesis.

3. Persyaratan dari segi peneliti, yaitu seberapa jauh kemampuan pe-nelitiuntuk melakukan penelitian, baik menyangkut waktu, biaya, peralatan danbahan, bekal kemampuan teoretis, dan penguasaan metode yang akandigunakan.Selaras dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan itu maka perlu

dipikirkan cara pemecahannya. Pemecahan masalah PTK diawali dengan peneliti

menguraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan, ya-itu menggunakan

pendekatan sesuai kaidah PTK. Cara memecahkan ma-salah ditentukan

berdasarkan akar masalah penelitian, yang dirumuskan dalam bentuk tindakan

sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi.

Contoh:

Masalah dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini dipecahkan de- ngan

cara penerapan metode Jigsaw. Dengan menggunakan metode ini diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IX-1 SMPN 1 Mojolaban dalam

membaca teks bacaan berhuruf Jawa.

Page 14: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 11

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan target yang ingin dicapai dari pe-

nelilitian tersebut, atau sebagai jawaban terhadap masalah penelitian. Tu-juan

penelitian itu harus sejalan dengan masalah yang diteliti. Karena itu, perihal yang

dikemukakan dalam tujuan penelitian harus sesuai dengan permasalahan yang

telah diidentifikasi dan dirumuskan sebelumnya. Ini berarti, antara tujuan

dengan masalah penelitian memiliki kesamaan mak-na. Perbedaannya terletak

pada redaksinya. Tujuan penelitian dinyatakan secara spesifik dalam bentuk

pernyataan yang jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan makna ambigu

dalam pemaparan hasil-hasil penelitian yang diharapkan.

Tujuan dalam PTK merupakan tujuan yang bersumber dari keingin-an

peneliti atas hasil tindakan dengan mengemukakan indikator-indikator yang

ingin ditemukan, terutama yang terkait dengan variabel penelitian. Tujuan

penelitian itu dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khu-sus. Tujuan

umum mengacu kepada makna yang tersirat pada judul pene-litian, sedangkan

tujuan khusus mengacu kepada pertanyaan penelitian dan atau pada hipotesis

penelitian.

Contoh:

1. Meningkatkan kemampuan siswa kelas VII-6 SMPN 2 Karanganyardalam membaca geguritan melalui model pembelajaran quantum.

2. Meningkatkan kemampuan siswa kelas IX-1 MTsN 2 Boyolali dalammengapresiasi tembang macapat melalui metode student teamsachievement divisions (STAD).

3. Mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan model workshop sastrauntuk meningkatkan kemampuan siswa kelas XI-2 MAN Su-koharjodalam menulis cerita pendek berbahasa Jawa.

4. Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerita wayang pada siswakelas XII-3 SMK Negeri 1 Klaten dengan menggunakan me-tode petapikiran (mind mapping).

5. Mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan metode tematik un-tukmeningkatkan kemampuan berdialog dalam bahasa Jawa pada siswa kelasX-5 SMA Negeri 2 Sragen.

E. Manfaat Penelitian

Paparan manfaat penelitian dapat disatukan dengan tujuan peneliti-an,

yaitu dijelaskan setelah tujuan penelitian. Namun,paparan manfaat pe- nelitian

Page 15: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 12

dapat juga dipisahkan dengan maksud untuk memberi penekanan ikhwal manfaat

yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut. Menurut Su- djana dan Ibrahim

(1989), hal ini penting bagi pemberi dana, agar hasil penelitian tersebut dapat

digunakan bagi kepentingannya. Karena itu, jika penelitian tersebut didanai oleh

pihak luar, yakinkan kepada pemberi dana bahwa hasilnya secara langsung

maupun tidak langsung memiliki manfa-at bagi kepentingannya. Cara ini yang

sering kali menjadi pertimbangan utama bagi pemberi dana untuk menerima

usulan penelitian, padahal me- reka belum menilai usulan penelitian itu secara

keseluruhan.

Manfaat penelitian dapat digunakan untuk berbagai kepentingan,

tergantung kepada permasalahan dan ruang lingkupnya. Karena itu, man- faat

penelitian dapat digunakan untuk memecahkan masalah, merumus-kan

kebijakan, pengembangan ilmu, membuat model yang lebih efektif, dan

sebagainya. Manfaat yang akan diperoleh dari hasil PTK, yaitu kemu- kakan hal-

hal positif yang bisa diperoleh melalui pencapaian tujuannya, baik secara

teoretis maupun praktis. Secara teoretis, kemukakan manfaat penelitian untuk

menjelaskan dalil, kaidah, atau minimal prinsip yang diha- rapkan dapat

dihasilkan dari PTK dan hasilnya secara eksplisit dinyatakan dalam bab simpulan.

Secara praktis, kemukakan manfaat penelitian untuk menjelaskan kemungkinan

digunakannya hasil PTK oleh pihak-pihak ter-tentu dan hasilnya secara eksplisit

dinyatakan dalam rekomendasi. Terkait dengan manfaat praktis ini, kemukakan

manfaat hasil PTK terhadap per-baikan kualitas proses dan hasil pembelajaran

sehingga tampak keguna-annya bagi siswa, guru, kepala sekolah sebagai

pengambil kebijakan, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan penelitian yang

dilakukan.

Contoh:

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi susas-tra Jawa tentanggeguritan.

2. Ditemukannya strategi pembelajaran menulis parikan yang aktif, inovatif,kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3. Menumbuhkan keberanian siswa dalam mengungkapkan dan menanggapipembicaraan dengan menggunakan bahasa Jawa sesuai unggah-ungguh.

Page 16: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 13

4. Membangkitkan motivasi belajar siswa dalam mengerjakan tu-gas-tugasmenulis pengalaman pribadi dengan menggunakan bahasa Jawa, baik secaraterstruktrur maupun mandiri.

5. Menjadi model yang efektif dalam pembelajaran membaca dan memahamibacaan sederhana berhuruf Jawa.

F. Kajian Pustaka/Landasan Teoretik

Kajian pustaka/landasan teoretik dalam PTK digunakan untuk men-

jelaskan masalah penelitian. Artinya, permasalahan penelitian tersebut da- pat

dijelaskan maknanya dari sudut ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kajian

pustaka/landasan teoretik memiliki peran penting dalam memba-ngun

kerangka berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Kajian

pustaka/landasan teoretik diuraikan teori-teori, temuan-temuan, dan ba-han-

bahan penelitian lain yang relevan dengan masalah dan mendukung tindakan

yang akan digunakan untuk memecahkan masalah PTK.

Lazimnya, dalam kajian pustaka/landasan teori dikemukakan des- kripsi

teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan perumusan hi-potesis.

Secara berurutan, berbagai hal itu dijelaskan berikut ini.

1. Deskripsi Teori

Deskripsi teori ialah uraian sistematis tentang teori-teori yang se-suai

dengan varibel yang diteliti. Uraikan terlebih dahulu teori-teori yang sesuai

dengan variabel masalah dan selanjutnya yang sesuai dengan va- riabel

tindakan. Berapa banyak kelompok teori yang diuraikan bergantung pada

luasnya permasalahan dan secara teknis bergantung pada banyak- nya

variabel yang diteliti. Jadi, makin luas masalah atau makin banyak va- riabel

yang diteliti maka makin banyak pula teori yang akan dideskripsikan.

Ikhwal teori-teori yang dideskripsikan itu merupakan uraian yang

lengkap dan mendalam suatu variabel yang diambil dari berbagai sumber.

Sumber itu dapat diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, atau informasi ilmiah

yang diunduh dari laman. Dengan cara ini diharapkan ruang lingkup, ke-

dudukan, dan prediksi hubungan antarvariabel menjadi jelas dan terarah.

Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal atau laporan PTK dapat

dimanfaatkan sebagai alat ukur apakah peneliti menguasai teori dan konteks

Page 17: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 14

yang diteliti atau tidak. Apabila variabel-variabel itu dapat dijelas- dengan

baik, berarti peneliti menguasai teori dan konteks penelitian.

Penguasaan teori itu dapat dicapai apabila peneliti rajin dan cakap

membaca. Kemampuan tersebut dapat menjadi landasan kuat untuk lang- kah

selanjutnya. Agar menjadi pembaca yang baik, peneliti harus menge- tahui dan

memahami pokok masalah dari berbagai sumber bacaan. Sum- ber bacaan itu

dapat berupa buku-buku, jurnal ilmiah, laman, hasil-hasil penelitian, kamus,

ensiklopedia, dan sumber lain yang relevan.

Menurut Mulyasa (2009), kriteria yang harus diperhatikan oleh pe- neliti

dalam mendeskripsikan teori, utamanya berkait dengan:

a. Sumber yang dikaji mendukung pemecahan masalah dan mengan-dung isiserta menunjang teori yang akan ditelaah/dikembangkan.

b. Sumber yang dikaji aktual, baru, dan mutakhir, tidak terbatas padapada buku teks, tetapi menggali dari jurnal dan internet.

c. Sumber yang digunakan dapat memberi arahan dalam mengidenti-fikasimasalah penelitian dan operasionalisasinya.Contoh PTK dengan judul “Penerapan Metode SAVI (Somatis, Auditori,

Visual, dan Intelektual) untuk Meningkatkan Kemampuan Menu-lis Tembang

Macapat pada Siswa Kelas IX-A SMPN 4 Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012” dapat dipaparkan topik-topik sebagai kajian teoretis-nya, antara

lain:

a. Metode SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)b. Pembelajaran Menulis Sastra Jawa Sederhanac. Tembang Macapatd. Kemampuan Menulis Tembang Macapat

Topik-topik yang telah ditentukan tersebut diuraikan dengan ditun-jang

sumber-sumber yang relevan. Sekali lagi perlu diingat bahwa dalam

memanfaatkan berbagai sumber yang relevan itu selalu memperhatikan ketiga

kriteria yang telah dikemukakan di atas.

2. Penelitian yang Relevan

Di samping deskripsi teori, kajian pustaka/landasan teoretik dalam PTK

dapat dikemukakan pula hasil-hasil penelitian terdahulu yang rele-van. Pada

Page 18: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 15

bagian ini peneliti dapat merujuk dua atau tiga sumber hasil pe-nelitian yang

relevan dan berhubungan dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Di

sini, peneliti tidak sekedar mendaftar dan mendeskripsikan hasil-hasil

penelitian tersebut sebagai pendukung PTK yang akan dilaku-kan. Akan

tetapi, peneliti harus berupaya mendeskripsikan secara meng-alir yang dapat

menjelaskan hubungan dan kedudukan topik penelitiannya di antara hasil-hasil

penelitian sebelumnya yang akan dirujuk. Boleh jadi, peneliti dalam

pendeskripsiannya akan memverifikasi atau menindaklanjuti penelitian yang

telah dilakukan oleh orang lain.

Contoh:

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian ber- judul

“Penerapan Media Gambar Komik untuk Meningkatkan Keterampilan

Berbicara dengan Menggunakan Bahasa Jawa Krama pada Siswa Kelas IX-D

SMP Krida Mukti Semarang Tahun 2008” (Lelono, 2008). Hasil pene- litian

disimpulkan bahwa media gambar komik tanpa kata dapat mening- katkan

keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa.

Penelitian lain adalah penelitian berjudul “Penggunaan Media Kari- katur

dalam Pembelajaran Bahasa Jawa untuk Meningkatkan Keterampil-an Menulis

Deskripsi pada Siswa Kelas VIII SMP Mega Mendung Karang- anyar Tahun

2009” (Sayang, 2007). Hasil penelitiannya dikemukakan bah-wa keterampilan

menulis deskripsi meningkat dengan media karikatur.

Kedua penelitian di atas relevan dengan penelitian yang akan pe-neliti

lakukan. Lelono menggunakan media gambar komik merupakan sa- lah satu

media gambar diam untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan

hasilnya meningkat. Untuk itu, peneliti akan mencoba menerapkan karikatur

yang juga satu jenis media gambar diam untuk meningkatkan ke- terampilan

berdialog sebagai salah satu bentuk kegiatan berbicara. Rele-

vansinya dengan penelitian Sayang ialah terletak pada penggunaan me-dia

gambar karikatur. Ternyata media itu mampu meningkatkan kemam- puan

siswa menulis deskripsi berbahasa Jawa. Akan tetapi, oleh peneliti, media

tersebut akan digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam

Page 19: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 16

berdialog dengan menggunakan bahasa Jawa Krama.

Berdasarkan penjelasan di atas, ternyata hasil penelitian yang rele-van itu

mampu meningkatkan kemampuan siswa berbahasa Jawa. Untuk itu, peneliti

akan mencoba menggunakan media gambar karikatur tersebut untuk

meningkatkan keterampilan berbahasa Jawa lainnya, yaitu berdilog

menggunakan bahasa Jawa Krama.

3. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran PTK merupakan sinte-sis

tentang hubungan antartopik atau antarvariabel yang disusun dari ber- bagai

teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya, teori yang dideskripsi- kan itu

dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sin-tesis tentang

hubungan antartopik atau antarvariabel yang akan diteliti. Hasil sintesis

tersebut selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk merumuskan

hipotesis tindakan.

Berdasarkan penjelasan di atas, berarti sebelum menyusun kerang- ka

berpikir peneliti hendaknya menguasai teori-teori ilmiah yang akan di-

gunakan sebagai dasar argumentasi untuk membuat hipotesis. Hal ini dije-

laskan oleh Suriasumantri (1988) bahwa argumentasi itu dapat terbaca ke- tika

peneliti menjelaskan hubungan teoretis antarvariabel yang menjadi masalah

penelitian. Karena itu, kerangka berpikir PTK itu bisa meyakinkan pembaca

bila kerangka berpikir yang membuahkan hipotesis itu dibangun dengan

menggunakan alur pemikiran yang logis.

Kerangka berpikir yang baik, menurut Suwandi (2009), antara lain

memuat: (1) penjelasan antarvariabel yang akan diteliti dan (2) argumen-tasi

yang dapat menunjukkan dan menjelaskan kaitan antarvariabel yang diteliti

dan dilandasi adanya teori-teori. Berdasarkan kajian teori yang telah

dilakukan, penyusun proposal PTK harus mampu menjelaskan bahwa

bentuk tindakan yang akan dilakukan dapat mengatasi permasalahan.

Contoh:

Page 20: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 17

Pembelajaran menyimak wacana teks berita berbahasa Jawa di SMPN

6 Surakarta masih dilakukan dengan cara konvensional, yang pe-laksanaanya

cenderung mononton dan membuat siswa pasif. Realisasi- nya siswa hanya

menyimak yang dibacakan oleh guru, kemudian menja- jwab pertanyaan.

Selain itu, media yang digunakan dalam pembelajaran masih sangat minim.

Guru masih mengandalkan buku teks sebagai media utama. Padahal di sekitar

masih banyak media yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran. Namun,

tampaknya guru lebih senang melaksanakan pembelajaran yang tidak banyak

menuntut persiapan dan kreativitas.

Kondisi seperti itu menyebabkan siswa tidak tertarik terhadap pem-

belajaran bahasa Jawa, khususnya menyimak. Ketidaktertarikan siswa itu

terlihat pada saat mereka mengganggu proses pembelajaran, misalnya

mengobrol atau melamun. Akibatnya, hasil pembelajaran menyimak belum

memenuhi hasil seperti yang diharapkan.

Memperhatikan kondisi tersebut, peneliti ingin bekerja sama de-ngan

guru Bahasa Jawa untuk membenahi pembelajaran menyimak wa-cana teks

berita berbahasa Jawa. Untuk itu, peneliti menawarkan pembe- nahan

pembelajaran dengan rangsangan media film animasi.

Peneliti berpendapat bahwa penciptaan suasana baru dalam pem-

belajaran dengan menggunakan media dapat meningkatkan minat siswa

dalam mengikuti dan mempelajari kompetensi menyimak. Akhirnya, hasil

pembelajaran menyimak akan meningkat. Lebih jelasnya deskripsi ini da- pat

dilihat pada Gambar 1.

Page 21: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 18

Gambar 1. Kerangka Berpikir

4. Perumusan Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam PTK adalah dugaan mengenai perubahan yang

mungkin terjadi jika suatu tindakan itu dilakukan. Umumnya, hipotesis tin-

dakan itu dirumuskan dalam bentuk keyakinan bahwa tindakan yang dila-

kukan itu dapat memperbaiki proses dan hasil pembelajaran.

Hipotesis tindakan itu merupakan jawaban sementara terhadap ru-musan

masalah penelitian. Lazimnya, rumusan masalah penelitian disu- sun dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, menurut Su- wandi

(2009:53) karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada te- ori-teori

yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di-peroleh

melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis tindakan juga dapat di- nyatakan

sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, belum

mengarah pada jawaban empirik.

Hipotesis tindakan yang tepat dapat dirumuskan dengan menga-nalisis

beberapa prosedur untuk mencapai perbaikan yang diharapkan. Untuk itu,

Terbatasnya media yang digunakandalam pembelajaran

Pembelajaran menyimak masihbersifat konvensional

Siswa tidak tertarik terhadappembelajaran menyimak

Siswa tertarik terhadap pembelajaranmenyimak

Perlu dilakukan tindakanmenggunakan media film animasi

Hasil yang dicapai tidak memuaskan

Peningkatan hasil belajar menyimak

Page 22: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 19

Mulyasa (2009:106) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam merumuskan hipotesis tindakan, yaitu:

a. Diskusikan rumusan hipotesis tindakan dengan teman sejawat.b. Pelajari hasil-hasil penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh

para peneliti terdahulu.c. Identifikasi berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah yang

diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.d. Pilih tindakan paling tepat untuk memecahkan masalah yang diha-dapi

dan dapat dilakukan oleh guru.e. Tentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan.

Karena hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap

masalah yang dihadapi, berarti hipotesis tindakan sangat erat kaitannya

dengan masalah yang dijadikan variabel penelitian. Sebagai contoh, se-orang

guru kelas VII menghadapi masalah dalam pembelajaran bahasa Jawa, yaitu

siswa tidak dapat membaca tembang macapat sesuai dengan lafal, intonasi,

dan irama yang benar. Setelah masalah tersebut dianalisis, peneliti

menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa menganggap mem-baca

tembang macapat itu sulit dan tidak menarik. Hipotesis tindakannya adalah

anggapan siswa tersebut diatasi melalui penerapan model pem-belajaran

yang tepat, yaitu model pembelajaran quantum. Melalui pene-rapan model

pembelajaran quantum akan mampu memecahkan masalah dalam membaca

tembang macapat. Dengan demikian, setiap masalah yang diteliti melalui

PTK perlu dirumuskan hipotesis tindakannya. Agar pembaca

mendapat pemahaman berkait dengan perumusan hipotesis tindakan, berikut

ini disajikan contoh-contoh hipotesis tindakan.

a. Penerapan teknik bercerita berpasangan dapat meningkatkan ke-mampuan siswa kelas IX MTsN 1 Surakarta dalam menyimak tekspidato upacara adat berbahasa Jawa.

b. Kemampuan menulis dongeng siswa kelas XII SMA Krida BangsaSragen dapat ditingkatkan melalui metode mind mapping.

c. Penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan kemampuan sis-wamengapresiasi tembang campursari dalam mata pelajaran ba-hasa Jawadi kelas IX SMP Citra Mandiri Boyolali.

G. Metode Penelitian

Metode dalam PTK memiliki makna sebagai prosedur dan cara me-

lakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menja-wab

Page 23: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 20

masalah penelitian, termasuk untuk menguji hipotesis tindakan mela-lui indikator

kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai prosedur dan cara, metode

dalam PTK memiliki beberapa komponen, yaitu: setting penelitian, subjek

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, validitas data,

teknik analisis data, indikator kinerja, dan prosedur pe- nelitian. Bagi peneliti,

komponen-komponen tersebut harus dipahami dan dikuasai sebelum

merencanakan dan melaksanakan PTK. Karena itu, komponen-komponen

tersebut harus tercermin pula dalam penyusunan proposal dan terealisasikan

dalam pelaksanaan penelitian. Metode

penelitian memiliki peran sangat penting dalam upaya pe-neliti mengumpulkan

data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain, metode penelitian akan

memberikan petunjuk bagi peneliti terhadap berbagai hal yang terkait dengan

pelaksanaan penelitian, misalnya: bagai- mana prosedurnya, data apa saja yang

harus dikumpulkan, alat apa yang digunakan untuk memperoleh data, dari mana

data tersebut diperoleh,dan sebagainya. Itu semua terwadahi dalam komponen-

komponen metode PTK yang telah dikemukakan di depan. Ringkasnya,

komponen-kompo-nen tersebut akan dijelaskan berikut ini.

1. Setting Penelitian

Setting dalam PTK menjelaskan tentang tempat dan waktu peneliti-an

dilakukan. Terkait dengan penjelasan tempat penelitian, peneliti dapat

melengkapi dengan menyebutkan alamat dan alasan memi lih tempat ter- sebut.

Demikian pula terkait dengan waktu penelitian, peneliti dapat men- jelaskan

perkiraan rentang berapa lama penelitian itu dilakukan dan rinci-an kegiatannya

apa saja. Agar penjelasan waktu mudah dipahami oleh pembaca, peneliti dapat

menyertakan ringkasannya dalam bentuk tabel.

Contoh:

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Klaten, Jalan Merbabu No. 13,

Telp. (0272) 321150, Klaten. Peneliti memilih tempat ini didasarkan pada

alasan, antara lain: (1) di tempat tersebut terdapat permasalahan yang se-suai

dengan masalah yang akan diteliti; (2) peneliti adalah alumni dari se-kolah

Page 24: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 21

tersebut sehingga peneliti sudah mengenal baik dengan para guru; dan (3)

sekolah tersebut belum pernah digunakan untuk penelitian yang sesuai dengan

topik penelitian sehingga terhindar dari kemungkinan pene-litian ulang maupun

duplikasi. Penelitian ini berlangsung

selama empat bulan, yaitu mulai Juli sampai Oktober 2011. Kegiatan penelitian

ini dapat dirinci sebagai berikut: (1) Persiapan survei awal, (2) Persipan

instrumen dan alat; (3) Pengum-pulan data; (4) Analisis data; dan (5) Penyusunan

laporan. Secara singkat, rincian waktu dan kegiatan penelitian dapat dilihat pada

Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Waktu

Kegiatan

2011

Juli Agust. Sept. Okt.

1 Persiapan survai awal

2 Persiapan instrumen danalat

3 Pengumpulan data

4 Analisis data

5 Penyusunan laporan

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam PTK ialah siswa dan guru yang terlibat dalam pelak-sanaan

pembelajaran. Penentuan subjek sangat bergantung pada setting penelitian dan

peneliti. Jika peneliti melakukan PTK di kelas yang diampu- nya maka subjeknya

ialah siswa di kelas itu. Namun, jika PTK dilakukan di kelas yang tidak

diampunya dan ia melibatkan guru kelas sebagai kola- borator maka subjek

penelitian meliputi siswa dan guru kelas/guru mata pelajaran. Paparan subjek

penelitian dapat dikemukakan berapa banyak subjek yang terlibat dan nama

guru pengampu mata pelajaran tersebut.

Page 25: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 22

Contoh:

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-C SMPN 20 Surakarta.

Siswa kelas ini berjumlah 40 orang, yang terdiri dari 24 siswa perempuan dan 16

siswa laki-laki. Kolaborator penelitian ini adalah bapak Anggoro Kasih,

S.Pd., selaku pengampu mata pelajaran Bahasa Jawa di kelas VII.

3. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan itu bersifat des-kriptif

dalam bentuk kata-kata. Data ini berupa hasil interviu, catatan peng-amatan

lapangan, dokumen, hasil rekaman tape atau video, dan potret. Data ini yang

memungkinkan dapat memberi arah kepada peneliti pada pengertian mengenai

apa yang ditelitinya. Karena itu, pada bagian ini di- uraikan jenis data apa saja

yang dibutuhkan dan dari mana saja sumber data tersebut diperoleh. Jenis data

yang diuraikan sesuai dengan topik pe- nelitian.

Contoh:

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses

pembelajaran membaca geguritan, kemampuan siswa dalam membaca

geguritan, minat siswa dalam membaca geguritan, strategi yang diguna-kan

guru dalam pembelajaran susastra Jawa di kelas, dan kemampuan guru dalam

dalam menyusun perangkat pembelajaran (RPP dan pelaksa-naan

pembelajarannya). Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang

meliputi:

a. Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaranmembaca geguritan dengan menggunakan metode SAVI dan kegi-atanlain yang berkaitan.

b. Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru pengampu baha-sa Jawakelas VII-C SMPN 20 Surakaarta.

c. Dokumen atau arsip, antara lain berupa foto-foto peristiwa kegiatanpembelajaran membaca geguritan, hasil tes siswa, buku pendam-pingpelajaran bahasa Jawa, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),silabus, dan hasil angket siswa.

4. Teknik Pengumpulan Data

Page 26: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 23

Pada dasarnya teknik pengumpulan data dalam PTK itu selaras de-ngan

data yang akan dikumpulkan dan sumber data yang dapat diperoleh peneliti.

Karena itu, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan oleh peneliti tidak

hanya satu teknik saja, tetapi menggunakan banyak teknik.

Walcott (dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2008) mengemukakan tiga

kelompok teknik pengumpulan data, yang disebutnya sebagai strategi pekerjaan

lapangan primer. Ketiga kelompok teknik pengumpulan data yang dimaksud

itu adalah pengalaman, pengungkapan, dan pengujian. Dalam PTK, pengalaman

dapat dilakukan dalam bentuk observasi pasif dan observasi partisipatif.

Strategi pengungkapan dilakukan melalui wa-wancara, angket, dan pengukuran

dengan tes. Strategi pembuktian dilaku-kan dengan mencari bukti-bukti tertulis

atau dokumentasi. Seturut dengan penjelasan di atas maka

teknik yang dapat diguna-kan untuk mengumpulkan data dalam PTK itu meliputi

observasi, wawan-cara, angket, kajian dokumen, dan tes. Secara singkat, teknik-

teknik pe-ngumpulan data tersebut dapat dijelaskan berikut ini.

a. Observasi atau Pengamatan

Observasi atau pengamatan dalam PTK digunakan untuk mengu-kur

tingkah laku individu siswa atau proses suatu kegiatan yang dapat di-amati, baik

dalam situasi alamiah maupun dalam situasi buatan. Tingkah laku atau proses

suatu kegiatan PTK yang dapat diobservasi, misalnya: tingkah laku siswa pada

saat belajar, tingkah laku guru pada saat menga-jar, partisipasi siswa dalam

diskusi, penerapan media pembelajaran. Kare-na itu, melalui pengamatan dapat

diketahui tingkah laku siswa maupun guru pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Jadi, pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika ia

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas maupun kinerja siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Dalam

observasi, seorang observer terlebih dahulu harus menetap-kan aspek-aspek

tingkah laku apa saja yang akan diobservasi. Selanjut-nya, observer membuat

pedoman agar ia mudah dalam mengisi hasil ob- servasi. Pengisian hasil

observasi dapat dilakukan secara bebas dalam bentuk uraian dan dapat pula

Page 27: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 24

dilakukan dengan cara memberi tanda cek (√) bila pedoman observasi

disediakan jawaban.

b. Wawancara

Wawancara dan kuesioner sebagai alat pengumpul data digunakan untuk

mendapatkan informasi berkenaan dengan pendapat, aspirasi, ha-rapan,

persepsi, keinginan, keyakinan, dan sebagainya dari responden. Cara ini

dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan oleh peneliti

secara lisan kepada responden dan jawaban yang diberikan oleh responden juga

secara lisan. Agar data tidak mudah hilang atau lupa dan informasi yang

diperoleh bisa lengkap maka wawancara dapat dire-kam dengan menggunakan

tape, video, atau jenis alat perekam lain. Ada dua jenis

wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawan-cara bebas. Dalam

wawancara terstruktur, pertanyaan dan jawaban telah disiapkan oleh peneliti

sehingga jawaban dari responden tinggal dikatego-risasi pada alternatif jawaban

yang telah dibuat. Data yang diperoleh me-lalui cara ini mudah diolah dan

dianalisis untuk membuat simpulan. Dalam wawancara bebas, peneliti tidak

perlu menyiapkan pertanyaan maupun jawaban sehingga responden memiliki

kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya. Cara ini dapat memberikan

data lebih lengkap dan padat kepada peneliti. Namun, peneliti dalam

menganalisis data harus bekerja keras untuk membuat simpulan yang diperoleh

dari hasil jawaban respon- den yang beraneka ragam.

c. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner memiliki sifat praktis, hemat waktu, tenaga, dan

biaya. Kelemahaannya adalah jawaban sering tidak objektif bila per- tanyaan

kurang tajam dan memungkinkan responden berpura-pura. Ada dua macam

angket, yaitu angket terstruktur dan angket tidak terstruktur. Kelebihan dari

masing-msing angket itu hampir sama dengan wawancara.

Cara membuat angket dimulai dengan analisis topik atau variabel

penelitian, membuat kisi-kisi, menyusun pertanyaan, dan mengonsultasi-kan

dengan ahlinya. Pada umumnya, data yang diperoleh dari angket da- lam bentuk

Page 28: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 25

nominal, namun ada juga yang berbentuk data ordinal maupun data interval.

Agar dapat menghasilkan data interval, alternatif jawaban yang terdapat dalam

angket dapat ditransformasi dalam bentuk simbol ku- antitatif. Hal itu dapat

dilakukan dengan cara memberi skor terhadap seti-ap jawaban berdasarkan

kriteria tertentu. Misalnya, dalam angket ditanya- nyakan tentang tingkat

pendidikan responden. Makin tinggi tingkat pendi- dikan responden maka

makin besar skor yang dapat diberikan kepadanya. Karena itu, untuk melihat

validitas jawaban angket, ada baiknya peneliti melakukan wawancara secara

acak pada responden dengan pertanyaan yang identik dengan isi angket yang

telah dijawabnya.

d. Kajian Dokumen

Dalam PTK juga dilakukan kajian terhadap berbagai dokumen/ ar-sip,

baik yang dimiliki oleh siswa, guru, atau pihak sekolah. Biasanya kaji-

andokumen/arsip itu seperti kurikulum, RPP yang dibuat oleh guru, buku-buku

atau materi pelajaran, hasil tulisan atau tugas siswa, dan nilai yang diberikan

oleh guru kepada siswa.

e. Tes

Pada umumnya, tes bersifat mengukur. Namun, ada juga bentuk tes

yang bersifat deskriptif, utamanya tes kepribadian. Akan tetapi, des-kripsinya

mengarah kepada karakteristik tertentu sehingga mirip dengan interpretasi dari

hasil pengukuran. Karena itu, tes yang digunakan dalam pendidikan biasa

dibedakan antara tes hasil belajar atau tes prestasi bel- ajar dan kepribadian atau

tes psikologis. Tes hasil belajar digunakan untuk

mengukur hasil belajar yang di-capai siswa dalam kurun waktu tertentu. Tes

kepribadian digunakan un-tuk mengukur kecakapan potensial dan karakteristik

pribadi siswa. Untuk mengukur kecakapan potensial digunakan tes standar.

Biasanya tes hasil belajar yang dibuat oleh guru cenderung tidak standar

hendaknya distan- darisasikan. Cara ini dilakukan dengan maksud agar tes

tersebut dapat di- pertanggungjawabwabkan baik dari aspek validitas dan

reliabilitasnya. Di lain pihak, untuk menilai aspek kepribadian, ada yang bersifat

Page 29: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 26

mengukur dan ada pula hanya mendeskripsikan. Tes bersifat mengukur biasanya

di- susun dalam bentuk skala, skala sikap, minat, motivasi; sedangkan bersi- sifat

mendeskripsikan biasanya dikategorikan sebagai inventori.

Contoh:

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindak-an

kelas ini, yaitu: a.

Observasi

Dalam penelitian ini, observasi yang peneliti lakukan adalah obser-vasi

berperanserta pasif. Artinya, peneliti hanya mengamati kegiatan pem- belajaran

yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas, tidak terlibat aktif selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Karena itu, peneliti mengam- bil tempat duduk di

belakang agar dapat melakukan observasi secara lelu- asa. Melalui cara ini

peneliti berharap dapat mencatat atau merekam se-gala sesuatu yang terkait

dengan pembelajaran yang terjadi di kelas.

Observasi terhadap guru difokuskan pada pelaksanaan pembelajar- an

menulis cerkak dengan metode peta pikiran (mind mapping). Observasi kinerja

guru diarahkan pada kegiatannya dalam menjelaskan materi pel-ajaran,

memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi ja-waban siswa,

memberikan latihan dan umpan-balik, dan melakukan peni-laian terhadap hasil

belajar siswa. Sementara itu, observasi terhadap sis- wa difokuskan pada tingkat

respons dalam mengikuti pelajaran, seperti: aktif bertanya dan menanggapi

rangsangan dari guru atau pun dari teman, aktif mengerjakan tugas, aktif

memberikan sumbangan pikiran dalam me- mecahkan masalah tanpa diminta

oleh guru, dan kegiatan lain yang positif dapat menunjang kegiatan belajarnya.

Hasil observasi tersebut peneliti diskusikan dengan guru, kemudian

dianalisis bersama untuk mengetahui kekurangan dan diupayakan menca-ri solusi

pemecahannya. Hasil diskusi ini sebagai pijakan bagi guru dalam melakukan

tindakan pembelajaran berikutnya.

b. Wawancara

Page 30: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 27

Teknik wawancara digunakan setelah peneliti selesai mengobser-vasi

kegiatan pembelajaran di kelas dan mengkaji dokumen. Wawancara dilakukan

antara peneliti dengan guru dan siswa. Wawancara ini dimak- sudkan untuk

memperoleh data tentang berbagai hal yang berkaitan de- ngan pelaksanaan

pembelajaran menulis cekak. Kemudian, dari hasil wa- wancara, observasi, dan

kajian dokumen dilakukan identifikasi permasa-lahan dalam pembelajaran

menulis cekak dan faktor-faktor penyebabnya.

Wawancara juga dilakukan setelah peneliti selesai mengobservasi

kegiatan pembelajaran dan mengkaji dokumen dalam setiap siklus yang

direncanakan. Guna menggali informasi lebih mendalam, peneliti melaku- kan

diskusi dengan guru terkait dengan pelaksanaan pembelajaran menu- lis cerkak

dengan metode peta pikiran (mind mapping). Dalam diskusi ini diharapkan

guru bisa lebih terbuka untuk mengungkapkan ikhwal kelebih-an dan

kekuranganya selama melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mau menerima

masukan dari peneliti. Hal ini dilakukan untuk menyama-kan persepsi tentang

berbagai hal yang perlu disepakati dan dilakukan gu- ru dalam pembelajaran

menulis cerkak pada siklus berikutnya.

c. Angket

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan angket sebagai alat

pengumpul data. Hal ini dilakukan dengan cara meminta guru dan siswa untuk

menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pembelajaran

menulis cerkak, minat dan motivasi menulis cerkak, teknik pembelajaran

menulis cerkak, dan sebagainya. Jadi, angket ini diberikan untuk mengetahui

berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran menulis cerkak dengan metode

peta pikiran (mind mapping).

Angket diberikan sebelum dan sesudah tindakan. Hasil angket ini

kemudian dianalisis untuk membuat simpulan apakah telah terjadi pening- katan

kualitas proses dan hasil terkait dengan pembelajaran menulis cer-kak yang

dilaksanakan dengan metode peta pikiran (mind mapping).

d. Kajian Dokumen

Page 31: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 28

Teknik ini digunakan untuk menganalisis dokumen yang telah dida-

patkan dari hasil observasi. Dokumen-dokumen yang dimaksud meliputi

catatan lapangan, RPP yang dibuat guru, kurikulum/silabus, buku atau materi

pelajaran, hasil karangan siswa, nilai karangan yang dibuat guru, rekaman

kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Kajian ber- bagai dokumen

ini bertujuan untuk mendapatkan profil kemampuan siswa dalam menulis cerkak

secara komprehensif.

e. Tes

Tes ini digunakan untuk mengetahui perkembangan kualitas proses dan

hasil pembelajaran menulis cerkak yang dilaksanakan dengan meto-de peta

pikiran (mind mapping). Dalam penelitian ini, guru melaksanakan pretes dan

postes. Pretes menulis cerkak diberikan di awal penelitian, di- maksudkan untuk

mengindentifikasi kekurangan guru dan siswa dalam proses pembelajaran;

sedangkan postes diberikan di setiap akhir siklus (sesuai siklus yang ada) untuk

mengetahui perkembangan kualitas hasil kemampuan siswa menulis cerkak.

Langkah peneliti dalam pengambilan data dengan menggunakan tes ini

adalah menyiapkan perangkat tes, menyiapkan indikator keberhasil- an,

melakukan tes, dan kemudian menilai serta mengolah data yang di-peroleh dari

hasil pembelajaran.

5. Teknik Pemeriksaan Validitas Data

Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh data penelitian, yaitu

pemeriksaan validitas data. Pemeriksaan validitas data dapat menja- di dasar

yang kuat bagi peneliti dalam mempertanggungjawabkan data penelitian dan

menarik simpulan. Karena itu, sebelum melakukan pemerik- saan validitas data,

peneliti perlu memahami tekniknya. Teknik yang digu- nakan untuk memeriksa

validitas data antara lain adalah triangulasi dan reviu informan kunci.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang meman-

faatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 1988:151). Terkait dengan hal

ini, Denzin (dalam Moleong, 1988) mengemukakan empat ma- cam triangulasi,

Page 32: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 29

yaitu: (1) triangulasi sumber; (2) triangulasi metode; (3) triangulasi peneliti;

dan (4) triangulasi teori. Triangulasi sumber berarti pe- neliti membandingkan

data hasil pengamatan dengan data hasil wawan- cara. Triangulasi metode, yaitu

peneliti memeriksa beberapa sumber data dengan menggunakan metode yang

sama. Triangulasi peneliti ialah pe- meriksaan data dengan cara

membandingkan hasil pekerjaan peneliti de-ngan pengamat lainnya. Triangulasi

teori dilakukan dengan cara memban- dingkan satu teori dengan teori yang lain.

Reviu informan kunci adalah mengonfirmasikan data atau interpre-tasi

temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan anta- ra peneliti

dan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut (Suwandi,

2009:60). Kesepakatan ini dapat tercapai bila keduanya saling terbuka dan

jujur. Sikap terbuka dan jujur itu dikembangkan ketika antar-tim peneliti

berdiskusi setelah kegiatan observasi dan kajian dokumen.

Contoh:

Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data dalam pe-

nelitian ini, antara lain:

a. Triangulasi sumber data. Teknik ini digunakan untuk menguji validi- tasdata, misalnya tentang keantusiasan siswa selama mengikuti pembelajaranmembaca tembang macapat. Untuk itu, peneliti mela-kukan pemeriksaandata yang diperoleh dari siswa selaku informan dengan sumber datadokumen yang berupa foto-foto pada waktu pembelajaran berlangsungdan catatan lapangan.

b. Triangulasi metode. Teknik ini digunakan untuk membandingkan data,misalnya tentang kesulitan siswa dalam membaca tembang macapat danfaktor-faktor penyebabnya. Dalam hal ini peneliti membandingkan hasilobservasi dengan data dari siswa yang di-peroleh melalui angket danwawancara terstruktur.

c. Revieu informan.Teknik ini dilakukan untuk mengecek kevalidaninformasi dari informan kunci. Teknik ini dilakukan dengan caramendiskusikan kembali informasi yang sudah diperoleh kepada informanagar diperoleh kesepakatan, misalnya tentang kesulitan siswa dalammembaca tembang macapat, model pembelajaran membaca tembangmacapat, dan sebagainya.

6. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis sesuai dengan tujuan peneliti-an.

Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kom-paratif dan

Page 33: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 30

teknik analisis kritis. Teknik deskriptif komparatif adalah teknik

mendeskripsikan data yang dilakukan dengan cara membandingkan data

kuantitatif yang diperoleh dari hasil pembelajaran antarsiklus. Di sini, pe-neliti

membandingkan hasil pratindakan dengan hasil pada akhir tindakan setiap

siklus. Teknik analisis kritis adalah teknik mendeskripsikan data untuk

mengungkap data kualitatif yang diperoleh dari pengamatan kegiat- an siswa dan

guru dalam proses pembelajaran. Teknik pengungkapan da- ta ini dikerjakan

berdasarkan kajian teoretis maupun dari standar yang su- dah ditentukan.

Sebagai peneliti, teknik analisis data ini harus dipahami agar hasil

penelitiannya dapat memberikan manfaat dalam upaya mening- katkan kualitas

pembelajaran secara tepat sesuai kondisi yang terjadi di kelas. Selanjutnya,

hasil analisis data tersebut dapat dijadikan dasar oleh peneliti dalam menyusun

rencana tindakan pada tahap berikutnya, sesuai dengan siklus yang ada.

Contoh:

Sesuai dengan tujuan penelitian, teknik analisis data yang diguna-kan

dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif komparatif dan teknik

analisis kritis. Teknik analisis deskriptif komparatif digunakan untuk

membandingkan nilai rata-rata kemampuan siswa berpidato dengan me-nerapkan

unggah-ungguh bahasa Jawa sebelum tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus

II. Teknik analisis kritis digunakan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan

kinerja guru dan siswa dalam proses pembel-ajaran sesuai dengan kriteria yang

ditentukan. Dari kedua hasil analisis tersebut akan menjadi dasar bagi peneliti

dalam menyusun perencanaan tindakan selanjutnya sesuai dengan siklus yang

telah direncanakan.

7. Indikator Kinerja

Dalam penyusunan proposal PTK perlu dikemukakan indikator ki-nerja.

Sebab, melalui rumusan indikator kinerja ini akan memudahkan bagi peneliti

dalam mengukur keberhasilan penelitian yang telah dilakukannya. Bagaimana

mungkin seorang peneliti dapat menyatakan kegiatan peneliti- annya berhasil

Page 34: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 31

tanpa didasari penetapan indikator-indikator pengukurnya terlebih dahulu?

Kemungkinan tersebut sangat kecil, kecuali itu terjadi pa- pada kegiatan penelitian

dasar. Jadi, indikator kinerja dalam PTK adalah rumusan kinerja yang akan

dijadikan acuan bagi peneliti dalam menentu- kan keberhasilan atau keefektifan

tindakan yang telah dilakukan.

Indikator kinerja tersebut dapat disajikan secara deskriptif dengan

disertai tolok ukur kuantitatifnya atau dibuat dalam bentuk tabel yang di

dalamnya berisi deskripsi dan tolok ukur kuantitatif. Biasanya pemilihan cara

penyajian itu tergantung pada aspek komunikatif dan kepraktisan.

Contoh:

Pada umumnya, kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi pro-ses

dan hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya 75% siswa

terlibat aktif, baik secara fisik, mental, ataupun sosial selama pembelajaran

berlangsung. Selain itu, siswa juga harus menunjukkan se-mangat yang tinggi

dalam belajarnya. Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil bila

setidaknya terdapat 75% siswa mengalami per-ubahan positif dan memiliki

output bermutu tinggi.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan dalam

penelitian ini adalah terjadi peningkatan kualitas proses dan hasil

pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya 75%

siswa fokus dan aktif dalam pembelajaran. Dari aspek hasil, setidak- nya terdapat

75% siswa mampu mengerjakan soal menulis kalimat seder- hana berhuruf Jawa,

dengan perolehan nilai 70 sesuai batas KKM.

atau

Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan

indikator-indikatornya. Berdasarkan prosedur pembelajaran yang dilaku-kan,

ternyata guru dalam membelajarkan apresiasi tembang campursari belum

pernah menggunakan pendekatan proses. Karena itu, indikator ke- tercapaian

penelitian ini dapat dirumuskan pada Tabel 2 berikut ini.

Page 35: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 32

Tabel 2. Indikator Kinerja Penelitian

Aspek yang

Diukur

Kondisi

Awal

Kondisi

Akhir

Persentase

Target Capaian

Siklus

Indikator

Keberhasilan

Kemampuan

siswa dalam

menganalisis

proses pe-

kerjaan

Rendah Tinggi 70% Diamati dari jumlah

siswa yang memper-

oleh nilai 70 ke atas

sesuai standar KKM

Kualitas

hasil

pembelajaran

Rendah Tinggi 70% Diamati saat pem-

belajaran dengan

menggunakan lem-

bar observasi dari

jumlah siswa yang

mampu menganali-

sis hasil pekerjaan

8. Prosedur Penelitian

Pada umumnya, prosedur dalam PTK itu meliputi beberapa siklus.

Banyak sedikitnya siklus tersebut sesuai dengan masalah yang akan dipe-cahkan

dan kondisi yang akan ditingkatkan. Sebelum pelaksanaan peneli-tian, peneliti

dapat melakukan persiapan sebagai kegiatan pratindakan. Setelah itu, peneliti

melaksanakan kegiatan penelitian sesuai siklus yang telah direncanakan. Setiap

siklus memiliki tahapan, yaitu:(1) Perencanaan; (2) Pelaksanaan; (3) Pengamatan;

dan (4) Refleksi. Selanjutnya, setiap tahapan penelitian tersebut dapat dijelaskan

berbagai kegiatan.

Contoh:

Prodesur dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

Page 36: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 33

Pratindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pratindakan meliputi:

a. mengidentifikasi masalah pembelajaran menulis narasi di kelas VII-E SMPN20 Surakarta, dengan mewawancarai siswa, guru, dan kepala sekolah. Hasilwawancara itu diuji kebenarannya dengan melakukan observasi pembelajaranmenulis narasi yang dilakukan guru di kelas;

b. menganalisis masalah pembelajaran menulis narasi yang didasari pa-da teoridan penelitian yang relevan;

c. menyusun bentuk tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalah-an yangditemukan dengan menerapkan media cerita wayang bergam-bar pada siklusI, II, dan seterusnya;

d. menyusun jadwal penelitian dan rancangan pelaksanaan tindakan;e. menyusun lembar observasi dan lembar evaluasi kinerja siswa, yang berupa

rubrik penilaian menulis narasi.

Pelaksanaan Tindakan

Indikator kinerja penelitian ini adalah meningkatnya kualitas proses dan hasil

pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas VII-E SMPN 20 Sura- karta

melalui penerapan media cerita wayang bergambar. Setiap tindakan

menunjukkan peningkatan indikator yang telah dirancang dalam siklus. Setiap

siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelak-sanaan, (3)

pengamatan, dan (4) refleksi untuk perencanaan siklus ber-ikutnya. Penelitian

ini dilaksanakan dalam tiga siklus.

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun:

1) perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan

diteliti, menyiapkan media pembelajaran berupa teks cerita yang bergambar,

dan rubrik penilaian menulis narasi.

2) skenario pembelajaran dengan kegiatan, antara lain peneliti:

a) memberi apersepsi, yakni mendorong pengetahuan awal siswa tentang

tema pembelajaran. Selanjutnya, memberi fotokopi teks cerita wayang

bergambar kepada setiap siswa.

Page 37: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 34

b) menugasi siswa membaca dialog dalam teks cerita wayang dan

mengamati gambar naratifnya.

c) menugasi siswa menulis kerangka cerita wayang bergambar yang

baru saja disimaknya.

d) menugasi siswa mengembangkan kerangka itu dengan mengamati

gambar naratif yang tersedia.

e) menugasi siswa merevisi hasil karangannya.

f) menilai hasil karangan narasi siswa pada lembar penilaian.

3) Peneliti dan siswa mendiskusikan kesimpulan pembelajaran dan

memberitahu hasil karangan yang terbaik di kelas tersebut.

4) Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan memberi tugas untuk per-temuan

berikutnya.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pelaksanaan atas skenario pembelajaran yang telah

disusun seperti di atas. Dalam satu siklus alokasi waktu yang ter-sedia adalah

2 x 40 menit. Bersamaan dengan tahap ini, dilakukan pu-la observasi terhadap

dampak tindakan.

c. Tahap Pengamatan

Tahap ini dilakukan dengan mengamati jalannya penerapan media teks cerita

wayang pada proses pembelajaran menulis narasi yang telah di-laksanakan

untuk mendapatkan data tentang hasil tindakan pertama. Peneliti melakukan

pengamatan terhadap siswa dan guru yang sedang melakukan kegiatan belajar-

mengajar di kelas. Peneliti mengamati ke-aktifan siswa mulai sebelum dan

selama proses pembelajaran menulis narasi berlangsung. Kegiatan yang lain,

yaitu mengisi rubrik penilaian yang telah dipersiapkan. Hasil penilaian

tersebut dicek ulang dengan mengamati lebih seksama hasil tulisan narasi

siswa. Pada akhir tin-dakan, dilakukan wawancara dengan siswa mengenai

kesan mereka menulis narasi dengan media teks cerita wayang.

d. Tahap Refleksi

Page 38: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 35

Pada tahap ini dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi ke-mudian

disimpulkan untuk melakukan pembenahan dan penyempur-naan bagian

mana yang telah dan belum memenuhi target.

Siklus II dan Siklus berikutnya

Tahap-tahap yang akan dipaparkan pada siklus II sama dengan si-

klus I. Akan tetapi, pada siklus II harus didahului dengan perencanaan ulang

berdasarkan hasil refleksi siklus I. Hal ini dimaksudkan agar kele-mahan-

kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II. Demikian juga

pada siklus III, termasuk tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi mengacu pada siklus sebelumnya. Media cerita wayang bergambar yang

digunakan pada tiap siklus melalui diskusi de-ngan siswa dan teman sejawat yang

dinilai memiliki pemahaman di bidang tersebut serta disesuaikan dengan tema

yang sedang dibahas.

H. Jadwal Kegiatan Penelitian

Jadwal kegiatan penelitian merupakan urutan dan rincian rencana kerja

yang menggambarkan kegiatan penelitian mulai dari awal sampai penyusunan

laporan. Dalam jadwal tersebut hendaknya mampu menjelas-kan jenis-jenis

kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan kapan pelaksa-naannya. Bila di dalam

jadwal berisi rencana kerja seperti itu maka jadwal dapat menjadi petunjuk yang

efektif bagi peneliti dalam melakukan kegiat-annya agar tepat waktu dan tepat

sasaran. Dalam paparan ini, pembuatan jadwal

kegiatan penelitian tidak per-lu dikemukakan contohnya lagi. Sebab, pembuatan

jadwal seperti ini su-dah penulis sajikan dalam pembahasan setting penelitian.

I. Daftar Pustaka

Istilah daftar pustaka, daftar rujukan, dan bibliografi sering diguna-kan

dalam penulisan karya tulis ilmiah, termasuk dalam penulisan propo-sal atau

laporan PTK. Pada hakikatnya ketiga istilah itu memiliki makna yang sama,

yaitu sebagai cara pendokumentasian sumber rujukan dalam bentuk daftar yang

Page 39: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 36

memuat semua sumber rujukan yang diacu. Ada beberapa alasan

pengacuan dilakukan, antara lain:

1. Menunjukkan keterkaitan dengan temuan-temuan penelitian sebe-lumnyasehingga posisi kontribusi keilmuan penelitiannya terlihat.

2. Menunjukkan kemajuan ilmu yang ditandai dengan akumulasi te-muan-temuan secara berkesinambungan (state of the arts).

3. Pengakuan adanya temuan atau ide serupa sebagai pembanding untukditelaah atau dibahas lebih lanjut.

4. Mendukung argumentasi penulis.

5. Menghindari kecenderungan plagiasi.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa daftar pustaka memiliki peran

penting dalam penulisan proposal atau laporan PTK. Karena itu, tulislah

bahan-bahan pustaka yang dirujuk dalam proposal atau laporan PTK. Pada

umumnya, penyusunan daftar pustaka dilakukan menurut ab-jad nama pengarang

pertama.Cara menuliskan nama pengarang terlebih dahulu nama belakang,

kemudian nama depan (disingkat). Susun balik nama ini tidak hanya nama

pengarang pertama, tetapi juga dilakukan pa-da nama pengarang berikutnya. Cara

ini berlaku secara internasional.

Bahan pustaka yang ditulis beberapa orang dan menulis lebih dari satu

karangan, penyusunannya sesudah berdasarkan nama pengarang pertama

urutan pengabjadan, selanjutnya dilakukan berdasarkan nama pengarang kedua,

pengarang ketiga, dan seterusnya. Sesudah dilakukan berdasarkan nama

pengarang, penyusunan daftar tersebut lalu diurut se-cara kronologi.

Penulis proposal atau laporan PTK harus menyadari sepenuhnya bahwa

banyak sekali variasi yang dapat ditemukan dalam cara penyusun-an daftar

pustaka ini. Variasi-variasi yang dimaksud itu dapat dilihat mi-salnya pada

aspek penulisan nama pengarang, tahun penerbitan, urutan penempatan

informasi bibliografi, penggunaan huruf kapital dan huruf Itali, dan cara

penyingkatan. Sekarang ada kecenderungan untuk menyu-sun daftar pustaka

dengan cara yang lebih sederhana, misalnya pencan-tuman singkatan p. atau hlm.

yang dulu lazim, sekarang sudah ditinggal-kan dan diganti dengan tanda titik

dua (:). Kejanggalan yang sering dite-mukan dalam penulisan daftar pustaka

Page 40: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 37

ialah pencantuman gelar akade-mis. Kesalahan ini sering dilakukan tidak hanya

para pelajar, mahasiswa, dan guru, tetapi tidak terkecuali juga dosen. Hal ini

terjadi mungkin karena mereka benar-benar tidak tahu cara penulisan daftar

pustaka, mereka ingin menghargai dan mendewakan gelar, atau karena penerbit

yang di-acunya memang salah telah mencantumkan gelar tersebut bersama nama

pengarangnya. Acuan

penyusunan daftar pustaka dapat ditemukan dari berbagai sumber dan masing-

masing sumber memiliki cara penulisan yang berbeda

Contoh:

Buku

Elliot, J. 1991. Action Research for Education Change. Philadelphia: Open

University Press.

Buku terjemahan

Freire, P., et.al. 2004.Menggugat Pendidikan: Fundamentalis, Konservatif,

Liberal, Anarkis. Diterjemahkan oleh Omi Intan Naomi. Yogyakarya:

Pustakan Pelajar.

Skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian

Utami, TS.2011.”Penggunaan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Argumentasi pada Siswa Kelas

X-1 SMAN 1 Slogohimo, Wonogiri”. Skripsi tidak diterbitkan. Sura-

karta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP

Universitas Sebelas Maret.

Makalah seminar, lokakarya, penataran

Suryanto, E. 2010. “Teknik Penulisan Artikel di Jurnal Ilmiah”. Makalah di-

sajikan dalam Seminar Peningkatan Kualitas Guru Melalui Penulis-

an Karya Ilmiah yang diselenggarakan SMPN 1 Colomadu, Karang-

anyar, 15 September 2010.

Page 41: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 38

Dokumen resmi

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen. 2006. Jakarta: PT Tamita Utama.

Artikel dalam jurnal atau majalah

Arifin, S. 2004. “Konflik dan Harmonitas Sosial dalam Relasi dengan Sesa-

ma”. Jurnal Character Building, Volume 1, Nomor 1, hlm. 21-23.

Buku kumpulan artikel

Saukah, A. & Waseso, MG (Ed.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah

(Edisi ke-4, cetakan ke-1). Malang: UM Press.

Artikel dalam internet

Kumaidi. 1998. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tes-nya”.

Jurnal Ilmu Pendidikan (Online), Jilid 5, Nomor 4. Tersedia pada

http://www.malang.ac.id, diunduh 20 Januari 2000.

Page 42: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 39

BAB III

PENYUSUNAN RANCANGAN PROPOSAL DAN

LAPORAN HASIL PTK

Pada bab ini akan dikemukakan dua hal, yaitu: (1) penyusunan ran-cangan

proposal PTK dan (2) laporan hasil PTK. Penyusunan rancangan proposal sering

disebut usulan penelitian atau proposal penelitian, se-dangkan laporan hasil

penelitian merupakan laporan hasil akhir dari kegi-atan penelitian atau laporan

tertulis terkait proses dan hasil penelitian. La-zimnya, rancangan proposal dibuat

peneliti sebelum penelitian dilaksana-kan. Demikian halnya, laporan hasil

penelitian dibuat setelah pelaksanaan penelitian selesai.

Pemaparan rancangan proposal dalam bab ini hanya menjelaskan

gambaran pokok-pokok isi dan cara menjelaskannya. Demikian pula da-lam

pemaparan laporan hasil penelitian hanya disajikan kerangka isi dan sistematika

laporan.

A. Penyusunan Rancangan Proposal PTK

Rancangan proposal atau usulan penelitian atau proposal peneliti-an adalah

rancangan yang menggambarkan apa yang akan diteliti dan ba-gaimana

penelitian dilakukan. Dengan demikian, rancangan itu sebagai pedoman bagi

peneliti dalam melaksanakan penelitian. Seseorang dalam menyusun rancangan

proposal diperlukan pema-haman dasar-dasar penelitian. Sebab, rancangan

penelitian pada hakikat-nya menjelaskan berbagai unsur penelitian dalam

kaitannya dengan ma-salah yang diteliti.

Semua penelitian, termasuk PTK, yaitu dilandasi adanya masalah, adanya

keinginan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya kita melihat data

bahwa hasil keterampilan menulis parikan kelas VII sangat rendah. Berdasarkan

data tersebut, peneliti lalu berupaya untuk mencari penyebabnya. Hal tersebut

dapat ditanyakan kepada siswa dan guru. Le-wat pertanyaan tersebut peneliti

dapat mengetahui, mungkin karena meto-denya yang tidak tepat. Dengan

demikian peneliti dapat membuat judul penelitian tentang “Peningkatan Prestasi

Page 43: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 40

Keterampilan Menulis Parikan pada Siswa Kelas VII-3 SMPN IV Surakarta

Melalui Penerapan Metode Keterampilan Proses”.

Setelah permasalahan sudah ditemukan, peneliti lalu menyusun rancangan

proposal yang sering disebut usulan penelitian atau proposal penelitian.

Bentuk dan isi rancangan proposal PTK kadang-kadang kita temu-kan urutannya

berbeda, namun hakikatnya adalah sama. Oleh karena itu, jika lembaga atau

instansi telah merujuk atau menetapkan penyusunan rancangan proposal PTK

dengan menggunakan sistematika tertentu, se-baiknya peneliti mengikuti gaya

selingkung tersebut. Sekedar bahan per- perbandingan, berikut ini dipaparkan

rancangan proposal PTK dari penda-pat beberapa pakar.

Menurut Arikunto (dalam Arikunto, dkk., 2006:34), komponen pro-posal

penelitian tindakan meliputi hal-hal berikut:

JUDUL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahB. Sasaran TindakanC. Rumusan MasalahD. Tujuan PenelitianE. Manfaat Hasil Penelitian

II. KAJIAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting PenelitianB. Sasaran PenelitianC. Rencana TindakanD. Data dan Cara PengambilannyaE. Analisis Data

IV. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Dalam sumber yang sama, Supardi (dalam Arikunto, dkk., 2006: 137),

berpendapat bahwa penyusunan proposal penelitian tindakan kelas (PTK)

menggunakan sistematika atau format berikut :

Page 44: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 41

A. JUDUL PENELITIAN

B. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

2. Perumusan dan Pemecahan Masalah

3. Tujuan Penelitian

4. Membuat Penelitian

C. KAJIAN PUSTAKA

D. METODOLOGI PENELITIAN

E. JADWAL PELAKSANAAN

DAFTAR PUSTAKA

Di lain pihak, Mulyasa (2009:60-74) mengemukakan bahwa propo-sal

PTK memuat:

A. Judul Penelitian

B. Bidang Kajian

C. Latar Belakang Masalah

D. Identifikasi dan Perumusan Masalah

E. Cara Memecahkan Masalah

F. Hipotesis Tindakan

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

H. Kajian Teori

I. Rencana dan Prosedur Penelitian

J. Jadwal Kegiatan

K. Pembiayaan

L. Personalia Penelitian

M. Daftar Pustaka

N. Lampiran-lampiran

Berikutnya, Suwandi (2009:43) mengungkapkan bahwa proposal PTK

pada umumnya terdiri atas komponen-komponen berikut:

Judul

Page 45: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 42

Pengesahan (jika perlu

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Tujuan

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

B. Subjek Penelitian

C. Data dan Sumber Data

D.Teknik Pengumpulan Data

E.Validitas Data

F. Teknik Analisis Data

G. Indikator Kinerja/Keberhasilan

H. Prosedur Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Beberapa pendapat di atas ternyata banyak kesamaan. Intinya, peyusunan

rancangan proposal PTK meliputi komponen-komponen berikut:

1. Judul Penelitian

Judul penelitian hendaknya singkat, jelas, tidak menimbulkan tafsir

anda,menggambarkan masalah yang diteliti dan berbagai tindakan untuk meng-

atasi masalah tersebut

Contoh Judul:

Page 46: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 43

a. Peningkatan prestasi keterampilan menulis parikan melalui pene-rapan

metode keterampilan proses pada siswa kelas VII-3 SMPN IV Surakarta.

b. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stand dan problem

secara variatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

Bahasa Jawa siswa kelas VII-1 SMPN II Surakarta.

2. Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan hendaknya memuat hal-hal berikut:

a. Latar Belakang Masalah

Pada latar belakang perlu diuraikan secara jelas bahwa ma-salah yang

akan diteliti merupakan sebuah masalah yang betul-be-tul terjadi di

sekolah. Dengan demikian perlu didukung dengan fak-ta yang terjadi di

sekolah tersebut.Masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang

penting dan mendesak untuk dilaksanakan. Prosedur dalam identifikasi

ma-salah perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis.

b. Perumusan dan Pemecahan Masalah

Setelah masalah yang akan diteliti diidentifikasi, selanjutnya perlu

dirumuskan masalahnya secara jelas. Langkah berikutnya menganalisis

penyebab masalah, meng- identifikasi dan mengajukan alternatif

pemecahan serta tindakan yang akan dilakukan. Pendekatan dan konsep

yang digunakan un- tuk menjawab masalah yang akan diteliti perlu

disesuaikan dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan

masalah seyog-yanya dilaksanakan dalam bentuk tindakan atau action.

c. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus dinyatakan secara spesifik dalam pernyataan

yang jelas. Tujuan penelitian harus relevan dengan masalah yang telah

dirumuskan. Tujuan harus dikemukakan secara jelas sehingga dapat

diukur tingkat keberhasilan yang diharapkan.

Page 47: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 44

Contoh:

Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas VII-5

SMPN 3 Surakarta;

2) dst.

d. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini berisi uraian tentang kontribusi hasil penelitian pada

proses belajar-mengajar yang akan dihasilkan penelitian ini. Kemukakan

pula manfaatnya bagi siswa, guru, maupun kompo- nen pendidikan di

sekolah terkait.

3. Kajian Pustaka

Pada bagian ini perlu dikemukakan teori, temuan dan bahan peneli-tian

lain (buku, jurnal, dan sebagainya) yang digunakan sebagai landasan untuk

melaksanakan penelitian yang diusulkan. Hal tersebut dapat diguna-kan untuk

menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan untuk

memecahkan masalah. Selanjutnya perlu dikemukakan hipotesis tindakan dan

indikator keberhasilan yang diharapkan.

4. Metode Penelitian

Pada bagian ini perlu diuraikan secara jelas tentang prosedur pene-litian.

Objeknya siapa, lokasi penelitian di mana, waktunya kapan, lama tindakan, dan

sebagainya. Dalam penelitian ini perlu adanya perencanaan yang jelas yang

berkaitan dengan pelaksanaan tindakan, pengamatan, mengevaluasi dan

merefleksi yang berupa siklus. Dalam mengevaluasi setiap tindakan/siklus,

peneliti perlu berkolaborasi dengan guru dan siswa.

Agar lebih jelas, berikut ini dikutipkan pendapat Suhardjono (dalam Arikunto,

dkk., 2006:70) yang berkaitan dengan pokok-pokok rencana ke-giatan yang

dicantumkan dalam suatu tabel.

Siklus I Perencanaan - Merencanakan pembelajaran yang

Page 48: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 45

Identifikasi masalah dan

penetapan alter-natif

pemecahan ma-salah

akan diterapkan dalam PBM.

- Menentukan pokok bahasan.

- Mengembangkan skenario pembel-

ajaran

- Menyusun LKM

- Menyiapkan sumber belajar

- Mengembangkan format observasi

pembelajaran.

Tindakan - Menerapkan tindakan mengacu pa-

da skenario dan LKM.

Pengamatan - Melakukan obervasi dengan mema-

kai format observasi.

- Menilai hasil tindakan dengan

menggunakan format LKM.

Refleksi - Melakukan evaluasi tindakan yang

telah dilakukan yang meliputi evalu-

asi mutu, jumlah dan waktu dari seti-

ap macam tindakan.

- Melakukan pertemuan untuk mem-

bahas hasil evaluasi tentang skena-

rio, LKM, dan lain-lain.

- Memperbaiki pelaksanaan tindakan

sesuai dengan evaluasi, untuk di-

gunakan pada siklus berikutnya.

- Evaluasi tindakan I.

Siklus II Perencanaan - Identifikasi masalah dan penetapan

alternatif pemecahan masalah.

- Pengembangan program tindakan II

Tindakan - Pelaksanaan program tindakan II.

Pengamatan - Pengumpulan data tindakan II.

Page 49: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 46

Refleksi - Evaluasi Tindakan II.

Siklus-siklus berikutnya

Kesimpulan, saran, rekomendasi

5. Jadwal Pelaksanaan

Dalam propasal perlu dijelaskan jadwal kegiatan penelitian yang

meliputi: persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil

penelitian. Pada umumnya, jadwal penelitian disajikan dalam bentuk gambar

diagram atau gant chart.

Berikut disajikan contoh sajian jadwal rencana kegiatan PTK.

No. Rencana KegiatanWaktu (Minggu ke)

1 2 3 4 5 6

1. Persiapan

Menyusun konsep pelaksanaan √

Menyepakati jadwal dan tugas √

Menyusun instrumen √

Seminar konsep pelaksanaan √

2. Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan alat √

Melakukan Tindakan Siklus I √ √ √

Melakukan Tindakan Siklus II √ √ √

3. Penyusunan Laporan

Menyusun konsep laporan √

Page 50: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 47

Seminar hasil penelitian √

Perbaikan laporan √

Penggandaan, pengiriman hasil √

6. Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi buku-buku, jurnal, dan sebagainya yang ber-kait

materi yang ditulis serta disusun berdasarkan pedoman yang berlaku.

B. Laporan Hasil PTK

Pada hakikatnya laporan hasil penelitian merupakan karya ilmiah maka

penulisan dan pemaparannya harus menggunakan kaídah penulis-an karya

ilmiah. Ciri laporan karya ilmiah minimal memiliki kerangka atau sistematika

laporan dan teknik penulisan laporan. Dalam sistematika laporan terdapat dua hal

pokok, yaitu isi laporan dan urutan keseluruhan laporan penelitian. Dalam isi

laporan penelitian harus ada apa yang diteliti, simpulan, dan implikasi hasil

penelitian. Urutan keseluruhan laporan ini disusun sesuai langkah-langkah

berpikir ilmiah. Terkait dengan hal yang pertama, ada bermacam-macam sistema-

tika laporan hasil PTK. Berbagai contoh sistematika laporan hasil PTK da-pat

dikemukakan di bawah ini. Suhardjono (dalam Arikunto, 2006:81),

mengemukakan sistemati-ka laporan PTK sebagai berikut:

1. Lembar Judul Penelitian

2. Lembar Identitas dan Pengesahan

3. Abstrak

4. Daftar Isi

5. Daftar Tabel

6. Daftar Gambar

7. Daftar Lampiran

8. Pendahuluan

9. Kajian Pustaka

Page 51: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 48

10. Pelaksanaan Penelitian

11. Hasil Penelitian dan Pembahasan

12. Simpulan dan Saran

13. Daftar Pustaka

Selanjutnya, Supardi (dalam Arikunto, 2006:140) juga mengemukakan bahwa

sistematika laporan PTK adalah sebagai berikut:

1. Bagian Pembukaan

a. Halaman Judul

b. Halaman Pengesahan

c. Abstrak (bila diperlukan)

Di samping itu, perlu juga dicantumkan: Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar

Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran (bila ada).

2. Bagian Isi

BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian

BAB II. KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

a. Subjek Penelitian

b. Setting Penelitian

c. Rancangan Penelitian

d. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

e. Pelaksanaan Tindakan

f. Cara Pengamatan

g. Analisis Data dan Refleksi

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Diskripsi Setting Penelitian

Page 52: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 49

b. Hasil Penelitian

c. Pembahasan

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

b. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Menurut Suwandi (2009:64-66) sistematika laporan penelitian bi-asanya

terdiri atas tiga bagian , yaitu: (1) bagian awal, (2) bagian pokok, dan (3) bagian

akhir. Secara keseluruhan, ketiga bagian itu dapat dikemu-kakan berikut ini.

Bagian Awal

JUDUL PENELITIAN

IDENTITAS DAN PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL (jika ada)

DAFTAR GAMBAR (jika ada)

DAFTAR LAMPIRAN

Bagian Pokok

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

Page 53: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 50

D. Manfaat Penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Temuan Hasil Penelitian Relevan

C. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

BAB III. METODEI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

B. Subjek Penelitian

C. Data dan Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Validitas Data

F. Teknik Analisis Data

G. Indikator Kinerja

H. Prosedur Penelitian

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Pengamatan

d. Refleksi

2. Siklus 2, dst

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

Bagian Akhir

DAFTAR PUSTAKA

Page 54: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 51

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Di lain pihak, Mulyasa (2009) mengemukakan tata cara penulisan laporan hasil

PTK sebagai berikut:

JUDUL PENELITIAN

PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR TABEL (jika ada)

DAFTAR GAMBAR (GRAFIK/DIAGRAM jika ada)

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Hasil Penelitian

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Hasil Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Pikir

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

B. Populasi dan Sampel

C. Prosedur Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Page 55: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 52

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Beberapa sistematika laporan hasil penelitian di atas memiliki kesamaan

komponen. Komponen-komponen tersebut dijelaskan berikut ini.

1. Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan hasil penelitian yang memuat rumusan

masalah, tujuan, prosedur pelaksanaan, dan hasil penelitian.

2. Pendahuluan

Bagian ini diutarakan latar belakang masalah, pentingnya masalah

diteliti, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan hal lain yang dinilai perlu.

3. Kajian Pustaka

Pada bagian ini diuraikan teori-teori yang dapat mendukung penye- lesaian

masalah. Teori yang berkaitan dengan masalah penelitian. Argu- men-argumen

yang meyakinkan bahwa hal tersebut dapat untuk meme-cahkan masalah. Pada

bagian ini diakhiri dengan hipotesis tindakan.

4. Metode Penelitian

Bagian ini dijelaskan, antara lain: tempat dan waktu penelitian, sub-jek

penelitian, data dan sumber data yang diperlukan sesuai dengan per-masalahan

Page 56: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 53

penelitian, teknik pengumpulan data serta instrumen yang di-gunakan, cara

memvalidasi data, teknik analisis data, indikator kinerja, dan prosedur

penelitian.

5. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bagian ini dikemukakan tentang pelaksanaan penelitian pada setiap

siklus, yang meliputi: perencanaan, tindakan, cara pemantauan be-serta jenis

instrumen, dan cara analisis dan refleksi. Pada hasil penelitian kemukakan hasil

analisis data yang menunjukkan adanya perubahan yang terjadi dari setiap siklus

dan perlu diformulasikan ke dalam bentuk tabel dan grafik. Pada bagian

pembahasan dijelaskan hasil penelitian dengan menggunakan kajian teori

maupun norma tertentu.

6. Simpulan dan Saran

Simpulan pada dasarnya adalah menjawab rumusan masalah yang telah

dikemukakan berdasarkan pada hasil penelitian. Dengan demikian akan dapat

diketahui juga tujuan yang diharapkan dapat dicapai atau ti-dak. tidak.

Saran harus berkaitan dengan temuan pada penelitian. Hal tersebut

berdasarkan pada pembahasan hasil penelitian.

7. Daftar Pustaka

Pada bagian ini memuat semua sumber yang digunakan dalam penelitian (buku,

jurnal, laman, dan sebagainya). Tulislah dengan berpedo-man pada aturan yang

berlaku.

8. Lampiran-lampiran

Pada bagian ini memuat instrumen penelitian, personalia tenaga pe-neliti,

biodata peneliti, data penelitian, dan bukti lain penunjang pelaksa-naan

penelitian.

Page 57: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 54

BAB IV

PENUTUP

Pada bab ini disajikan contoh proposal PTK dan refleksi. Pemberi-an

contoh itu tidak dimaksudkan untuk memudahkan para peserta melaku- kan

duplikasi, tetapi untuk memberikan inspirasi. Demikian pula, penyajian refleksi di

sini tidak sekedar mengarah pada pemahaman kognitif para pe- serta, namun

lebih terfokus pada upaya mampu mewujudkan proposal PTK. Untuk itu,

para peserta dituntut dapat mengerjakan tugas-tugas se-baik mungkin

sebagaimana dipaparkan pada bagian refleksi. Selebihnya, selesai mengikuti

PLPG - harapan dari pemajanan contoh proposal PTK dan refleksi pada bab ini

dapat menjadi pencerah bagi para peserta untuk berani melakukan penelitian di

tempat kerja masing-masing dan melapor-kan hasilnya sebagai masukan

perbaikan kualitas pembelajaran.

Contoh proposal PTK ini penulis ambil dari proposal skripsi maha-

hasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP

Universitas Sebelas Maret dengan seizin pemiliknya. Selain itu, contoh

proposal PTK ini juga telah penulis sunting sesuai keperluan. Terus terang contoh

proposal PTK ini masih jauh dari contoh ideal. Oleh karena itu, pa- ra peserta

diharapkan dapat mengkritisi contoh tersebut dengan meman- faatkan

penjelasan-penjelasan yang telah disajikan pada bab II dan III. Berikutnya,

hasil pendulangan kritis tersebut dapat dikembangkan untuk menyusun

proposal PTK sesuai dengan mata pelajaran, kemampuan, dan fokus perhatian

masing-masing serta kemungkinannya untuk disesuaikan dengan tuntutan

lembaga yang diajak bekerja sama.

A. Contoh Proposal PTK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK PUISI

MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA

SISWA KELAS VII-5 SMPN 1 JUMAPOLO, KARANGANYAR

TAHUN 2008

Page 58: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi paling penting bagi manusia.

Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi, berhubungan dengan orang lain,

menyampaikan gagasan dan meningkatkan pengetahuan dari tuturan yang

disampaikan. Jadi, bahasa merupakan dasar bagi seseorang untuk

menyampaikan segala sesuatu kepada orang lain.

Di lain pihak, pendidikan dapat mempermudah seseorang dalam

mempelajari suatu bahasa. Sebab, di dalam pendidikan akan dipelajari bahasa

secara fungsional. Artinya, berbagai macam ilmu yang diajarkan dalam

pendidikan tentu salah satunya menggunakan bahasa sebagai per-antaranya.

Kaitannya dengan pendidikan, salah satu bahasa yang diajar- kan di sekolah

ialah bahasa Indonesia. Hal itu terbukti dari mata pelajaran bahasa Indonesia

dijadikan sebagai alat pengantar bagi guru dalam mem-belajarkan berbagai ilmu

kepada siswa. Selain itu, bahasa Indonesia se-bagai salah satu mata pelajaran

yang diujikan secara nasional.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang hendak dicapai oleh siswa,

antara lain meliputi unsur: kebahasaan, pemahaman, dan penggu- naan. Unsur

kebahasaan terdiri dari pembelajaran lafal, kosa-kata, dan paragraf. Unsur

pemahaman mempelajari keterampilan menyimak dan membaca, sedangkan

unsur penggunaan meliputi keterampilan berbicara dan menulis. Pembelajaran

bahasa Indonesia diperlukan penguasaan ba- hasa yang baik pada siswa, yaitu

terampil berbahasa.

Penjelasan di atas mengisyaratkan bahwa keterampilan berbahasa

mempunyai peran penting di dalam kehidupan siswa. Hal ini terbukti dari

pelajaran bahasa Indonesia yang melibatkan empat aspek keterampilan

berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Namun,

tampaknya pelajaran bahasa Indonesia kurang mendapat perhatian yang serius

dari siswa. Hal ini terbukti kurang antusiasnya siswa dalam mem-pelajari

Page 59: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 56

bahasa Indonesia, padahal banyak di antara mereka yang belum dapat memahami

materi yang terdapat di dalamnya.

Banyak faktor yang menyebabkan kurang antusiasnya siswa dalam

mempelajarai bahasa Indonesia, antara lain cara yang digunakan oleh gu- ru

kurang bervariasi dan kemampuan siswa belum dioptimalkan. Hal itu tentu

dapat mempengaruhi keadaan siswa dalam menangkap isi pelajaran yang

diberikan. Salah satu contoh pada pelajaran menyimak, yaitu siswa banyak

yang kurang mengerti maksud sesuatu yang disimaknya. Hal itu terjadi karena

guru kurang memberikan cara yang tepat agar siswa dapat memahami sesuatu

yang sedang dipelajari.

Dalam menyimak diperlukan cara yang tepat agar siswa mudah

memahami materi dan bisa membuat siswa antusias terhadap pembelajar-an.

Karena itu, peran guru sangat besar dalam merencanakan, melaksa-nakan, dan

mengevaluasi kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini, evalu- asi belajar

berfungsi untuk mengetahui hasil belajar siswa dan untuk me-ngetahui sejauh

mana keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam

menyampaikan materi pelajaran, guru tidak hanya menggunakan satu pendekatan

saja, tetapi ia harus mampu memilih dan menggunakan beberapa pendekatan

yang sesuai dengan materi yang di- sampaikan. Selain itu, guru harus mampu

mengatur waktu yang tersedia dengan jumlah materi yang ada sehingga pada akhir

pembelajaran dapat tuntas dan hasil yang dicapai pun sesuai. Dengan pemilihan

penggunaan pendekatan yang tepat, materi yang disampaikan dapat mudah

dimengerti dan diterima oleh siswa sehingga diharapkan terjadi proses

pembelajaran yang optimal. Jadi, untuk memecahkan masalah dalam

pembelajaran me- nyimak perlu dicarikan cara atau pendekatan tertentu.

Sebagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran me-nyimak

tersebut, sekiranya cara atau pendekatan yang dipandang tepat dan sesuai adalah

pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses, yaitu suatu

anutan pembelajaran yang mengoptimalkan fisik, mental, dan keterampilan siswa

dalam proses pembelajaran. Keberhasilan penggunaan pendekatan pembelajaran

Page 60: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 57

juga terkait dengan bagaimana cara menyajikan kegiatan pembelajaran itu

sendiri.

Praktiknya, ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam

pendekatan keterampilan proses, yaitu metode demonstrasi dan metode

eksperimen. Metode demonstrasi ialah cara mengajar di mana seorang guru

menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas

dapat melihat, mengamati, mendengar, mungkin meraba-ra-ba, dan merasakan

proses yang ditunjukkan oleh guru. Dalam demon- strasi ini siswa tidak

melakukan percobaan. Jadi, penggunaan metode ini sangat menunjang dalam

proses pembelajaran di kelas. Metode eksperi- men adalah suatu metode yang

banyak dihubungkan dengan metode pe- mecahan masalah, antara lain

mengatasi masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Metode ini

berkembang pada pelajaran IPA karena dalam IPA itu berkembang atas dasar

observasi dan eksperimen.

Dari hasil survei awal yang dilakukan peneliti dengan guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia diperoleh informasi bahwa dalam pembelajar- an

menyimak sastra, siswa masih kesulitan dalam memahami maknanya sehingga

nilai yang didapat juga kurang memuaskan. Rata-rata dari mere- ka kurang

meminati karya sastra puisi, persentasenya adalah 50% dari total jumlah

siswa. Kesulitan siswa memahami puisi karena penggunaan bahasanya memang

sulit dipahami. Akibatnya, sebagian besar siswa ku- rang bisa memahami

makna yang terkandung dalam puisi (begitu pun de-ngan jenis karya sastra yang

lain). Untuk itu, guru harus berusaha mene- rapkan pendekatan yang dapat

meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Hasil penelitian awal juga dapat dikemukakan bahwa ternyata guru masih

menggunakan pendekatan tradisional. Misalnya, guru dalam mem-belajarkan

baca puisi hanya memberi contohnya saja tanpa membacakan atau

mendemonstrasikan sehingga siswa kesulitan dalam memahaminya. Kurangnya

sikap komunikatif dengan siswa juga mempengaruhi rendah-nya tingkat

pemahaman siswa. Karena itu, guru harus berupaya mencari pendekatan

pembelajaran yang tepat dan sesuai.

Page 61: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 58

Dalam pembelajaran, siswa masih menunjukkan ketidaksukaannya pada

puisi. Hal ini ditunjukkan dari sikap siswa yang kurang memperhati-kan guru

pada waktu menyajikan materi puisi. Nilai siswa juga belum opti- mal karena

mereka kesulitan dalam memahami puisi yang diperdengar-kan. Sikap guru yang

kurang memperhatikan aktivitas siswa juga ikut ber- pengaruh pada proses

pembelajaran. Hal itu berdampak pada hasil bel-ajar sehingga nilai yang dicapai

oleh siswa pada materi menyimak belum memenuhi standar KKM yang

ditetapkan oleh sekolah, yaitu 70.

Terkait dengan masalah tersebut, peneliti berdiskusi dengan guru dalam

upaya awal memecahkan masalah bagaimana cara agar siswa me-nyukai

pembelajaran puisi. Untuk itu, peneliti memberi solusi pada guru agar

menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam membelajarkan puisi.

Melalui penggunaan pendekatan ini diharapkan siswa dapat menun-jukkan proses

hasil yang akan membuat nilai menjadi baik atau terjadinya peningkatan.

Selanjutnya dalam proses, guru mengadakan tes menyimak puisi yang dibacakan

atau yang didengarkan dari media dengan menggu- nakan metode demonstrasi.

Dalam kegiatan menyimak puisi, siswa harus konsentrasi agar mereka dalam

mengerjakan langkah selanjutnya bisa lancar atau mampu mengerjakan soal

dari wacana yang telah disimak.

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti akan melakukan pe-nelitian

dengan judul ”Peningkatan Kemampuan Menyimak Puisi melalui Penerapan

Pendekatan Keterampilan Proses pada Siswa Kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo,

Karanganyar, Tahun 2008”.

B. Rumusan Masalah

Berlandastumpu pada latar belakang masalah yang telah dikemu-kakan

di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses da-pat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran menyimak puisi di kelas VII-

5 SMPN 1 Jumapolo-Karanganyar?

Page 62: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 59

2. Apakah dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses ju-ga dapat

meningkatkan kualitas hasil keterampilan menyimak puisi di kelas VII-5

SMPN 1 Jumapolo-Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Selaras dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan kualitas:

1. Proses pembelajaran menyimak puisi dengan menerapkan pende-katan

keterampilan proses di kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo - Ka-ranganyar.

2. Hasil pembelajaran menyimak puisi dengan menerapkan pendekat- an

keterampilan proses di kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo - Karang-anyar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini memperkaya khazanah keilmuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Memberikan alternatif pemecahan masalah dengan mene-rapkan

strategi yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya

pembelajaran menyimak puisi.

b. Bagi siswa

1) Memotivasi siswa agar menunjukkan keseriusan dalam

pembelajaran menyimak puisi.

2) Menciptakan pembelajaran pada peningkatan hasil belajar.

3) Membuat siswa menyukai karya sastra, khususnya puisi.

c. Bagi sekolah

1) Mendorong guru lain melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

Page 63: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 60

2) Sebagai motivasi agar guru dalam pembelajaran bahasa Indo-nesia

dapat menggunakan pendekatan yang variatif, khusus da-lam

pembelajaran menyimak puisi dan yang lainnya.

BAB II

LANDASAN TEORETIK

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran Menyimak

Keterampilan berbahasa meliputi: menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Pada dasarnya keempat aspek tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan.

Sekali pun dapat dibedakan, namun keempat aspek itu merupa- kan kesatuan

utuh, yang sering disebut catur-tunggal. Menyimak memiliki hubungan yang

sangat erat dengan membaca, di samping dengan aspek keterampilan yang

lainnya. Menyimak memiliki persamaan dengan mem- membaca, yaitu

keduanya merupakan alat untuk menerima informasi. Perbedaan antara

menyimak dan membaca terletak pada jenis ko- munikasinya. Kegiatan

menyimak terletak pada jenis komunikasi berben- tuk lisan,sedangkan membaca

termasuk jenis komunikasi tertulis. Antara menyimak dan membaca memiliki

persamaan, yaitu sama bertujuan men-dapatkan informasi, menangkap isi, dan

memahami makna komunikasi.

Menyimak adalah aktivitas komunikasi yang menuntut ketajaman dan

ketepatan dalam menangkap amanat dari luar diri seseorang. Menu-rut Anderson

(dalam Tarigan,1993:28), menyimak bermakna mendengar-kan dengan penuh

pemahaman dan perhatian secara apresiasi. Di lain pi-hak, Tarigan (1993) juga

menyatakan bahwa menyimak adalah suatu pro- ses kegiatan mendengarkan

lambang-lambang lisan dengan penuh per-hatian, pemahaman, apresiasi, serta

interpretasi untuk rnemperoleh infor-masi, menangkap isi, atau pesan serta

memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui

ujaran atau bahasa lisan.

Dari kedua pengertian menyimak di atas dapat disimpulkan bahwa

menyimak adalah aktivitas komunikasi yang menuntut adanya perhatian,

pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi ser-ta dapat

Page 64: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 61

memahami apa yang disampaikan oleh pembicara. Menyimak di sini ditekankan

pada artinya memperhatikan dan mengamati dengan baik pembicaraan orang lain

maupun mendengarkan dari suatu media tertentu. Oleh karena itu,apabila siswa

tidak memperhatikan ujaran yang disampai- kan atau didengarkan maka siswa

tidak mungkin bisa menangkap maksud atau isi yang terkandung dalam ujaran

tersebut. Menyimak merupakan ak-tivitas berbahasa yang paling awal

dikerjakan anak melalui bahasa ibu-nya. Menyimak dan membaca merupakan

tindak berbahasa reseptif, pu-nya ketergantungan mutlak dengan keterampilan

berbahasa.

Tarigan (1993) menjelaskan tujuan menyimak itu beraneka ragam, antara

lain: (1) Menyimak untuk untuk belajar; (2) Menyimak untuk mem-peroleh

kenikmatan; (3) Menyimak untuk menilai atau mengevaluasi; (4) Menyimak

untuk mengapreasikan materi simakan; (5) Menyimak untuk

mengomunikasikan ide-ide, gagasan maupun perasaan-perasaan orang lain; (6)

Menyimak untuk belajar bahasa asing; (7) Menyimak untuk me- mecahkan

masalah secara kreatif dengan analisis; dan (8) Menyimak un- tuk meyakinkan

suatu masalah atau pendapat yang dia ragukan. Menyimak merupakan salah

satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting diajarkan di sekolah.

Penyebab kurang diperhatikan- nya keterampilan menyimak barangkali karena

orang berasumsi bahwa menyimak itu merupakan kemampuan alamiah belaka.

Hal ini dapat dipa- hami apabila orang menyadari bahwa dalam mempelajari

bahasa dengan jalan: (1) menyimak terlebih dahulu dari bahasa yang diucapkan

(bunyi); (2) menirukan bahasa yang diucapkan tersebut,dan (3) mempraktikannya.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengajaran menyi-mak

adalah sebagai berikut: (1) Menentukan makna. Pada tahap ini, guru menjelaskan

penggunaan atau makna kata-kata yang sukar; (2) Mempe-ragakan ekspresi.

Setelah menerangkan makna kata, guru mengucapkan pokok atau hal yang baru

tersebut beberapa kali dan siswa menyimaknya. Di samping itu harus diusahakan

agar siswa dapat melihat guru; (3) Me-nyuruh siswa untuk Mengulangi. Pada

tahap ini, siswa disuruh menirukan atau mengulangi apa yang telah diucapkan

oleh guru. Dalam hal ini guru dapat menunjukkan suatu gerak, menunjuk pada

suatu gambar atau objek dan seterusnya siswa mengucapkannya; dan (4)

Page 65: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 62

Memberi latihan eksten- sif. Latihan ini dapat dilakukan dengan cara, misalnya

menyuruh siswa menjawab pertanyaan. Pemberian latihan ini banyak ditentukan

guru.

2. Hakikat Pembelajaran Puisi

Istilah pembelajaran atau pengajaran sama juga dengan proses belajar-

mengajar (PBM), yaitu proses kegiatan dalam rangka perencana-an,

pelaksanaan, dan pengevaluasian program pengajaran yang melibat-kan peran

serta guru, siswa, dan komponen lainnya (Tarigan, 1990: 33). Adapun yang

dimaksud dengan komponen tersebut, antara lain: (1) Guru bertindak sebagai

pengelola pembelajaran; (2) Siswa penerima, pencari, penyimpan materi untuk

mencapai tujuan; (3) Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran; (4)

Materi pelajaran merupakan informasi yang di-gunakan dalam pembelajaran;

(5) Metode, cara yang digunakan dalam pembelajaran; (6) Media berupa alat

yang digunakan dalam pembelajar-an; dan (7) Evaluasi, menilai proses dan hasil

belajar siswa.

Di sisi lain, puisi menurut Waluyo (2002:1) adalah bentuk kesusas- traan

yang paling tua. Setiap puisi pasti berhubungan dengan penyairnya karena puisi

diciptakan dengan mengungkapkan diri penyair sendiri. Un-tuk memahami puisi

biasanya diberikan ciri-ciri puisi dan unsur-unsur yang membedakan puisi dengan

karya sastra yang lain. Dari segi bentuk fisik yang terlihat dalam karya tulis,

puisi menunjukkan perbedaan dari prosa dan drama. Selain itu, puisi sudah

menunjukkan ciri-ciri khas yang kita ke- nal sekarang, meskipun puisi telah

mengalami perkembangan dan per-ubahan dari tahun ke tahun. Bentuk karya

sastra puisi memang dikonsep penulis atau penciptanya sebagai puisi dan bukan

bentuk prosa yang di- dipuisikan. Sejak di dalam konsep, penyair telah

mengonsentrasikan se- gala kekuatan bahasa dan gagasannya untuk melahirkan

puisi.

Waluyo (2002:22) menjelaskan lebih lanjut bahwa puisi ialah karya sastra

yang bersifat imajinatif dan bahasanya bersifat konotatif karena ba- nyak

digunakan makna kias dan makna lambang. Dibandingkan dengan karya sastra

yang lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasa puisi lebih ba- nyak memiliki

Page 66: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 63

kemungkinan makna. Hal ini disebabkan terjadinya pengon- sentrasian atau

pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi.

Muljana (dalam Waluyo 2002:3) menyatakan bahwa puisi merupa-kan

bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya.

Pengulangan kata menghasilkan rima, ritma,dan musikalitas. Selanjutnya,

Coleridge (dalam Waluyo 2002:23) juga menjelaskan makna puisi ialah bahasa

pilihan, yakni bahasa yang benar-benar diseleksi pe-nentuannya secara ketat

oleh penyair. Karena bahasanya harus pilihan maka gagasan yang dicetuskan

harus diseleksi dan dipilih yang terbagus. Sementara itu, Waluyo (1991:25)

memberikan definisi puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan

pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan

mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi terdiri atas

unsur-unsur yang saling mengikat keterjalinan dan semua unsur itu membentuk

totalitas makna yang utuh. Dalam penafsiran puisi tidak dapat lepas dari faktor

genetik puisi, yaitu penyair dan kenyataan sejarah. Faktor genetik dapat

memperjelas makna yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan penyair. Struktur

batin puisi terdiri atas: tema, nada, perasaan, dan amanat; sedangkan struktur

fisik puisi terdiri atas: diksi, pengimajian, kata konkret, majas, (lambang dan

kiasan) versifikasi (rima, ritme, dan metrum) dan tipografi puisi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa puisi me-rupakan

salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif, bahasa yang digunakan

memiliki makna tersendiri. Penulis puisi disebut penyair dan dalam menuliskan

karyanya seorang penyair harus mampu mengung- kapkan segala gagasannya

dalam bentuk bahasa-bahasa yang lugas/pi- lihan yang akan membentuk suatu

karya yang indah.

Kedua istilah yang telah dijelaskan di depan jika digabungkan men-jadi

”pembelajaran puisi” dan memiliki makna tersendiri. Terkait dengan hal ini,

Dardjowidjojo (dalam Suyitno, 2004) menjelaskan bahwa pembel- ajaran puisi

adalah usaha di atas sadar yang menyebabkan orang memi-liki pengetahuan

tentang dan kemampuan memahami puisi. Oleh karena itu, dilakukan melalui

kegiatan formal di kelas.

Page 67: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 64

Pembelajaran puisi merupakan bagian dari pembelajaran sastra. Hakikat

pembelajaran sastra adalah membawa siswa ke arah pengalam-an sastra (literary

experince). Dengan begitu sikap responsif dan sensitif diharapkan muncul

secara wajar. Siswa menghayati dan menelusuri sen-diri setiap karya sastra

secara total dan utuh, bukan penghayatan yang bersifat intelektual belaka maka

unsur efektiflah yang berperan penting.

Materi-materi puisi yang diajarkan di sekolah berkisar tentang pe-

ngetahuan siswa mengenai penulis puisi itu sendiri, ekspresi yang ditim- bulkan

pembacanya, makna dari setiap puisi yang disampaikan. Pertanya- an yang

diberikan, antara lain: makna dari kata maupun baitnya, unsur in- trinsik puisi

atau mengenai ekspresinya yang meliputi lafal, intonasi, jeda, maupun

penekanan-penekanan yang ditimbulkan dari pembacanya. Pe-makaian cara-cara

yang berbeda dapat membantu siswa untuk menyukai puisi sehingga ia tidak

bosan dengan cara yang digunakan oleh guru.

3. Hakikat Pendekatan KeterampilanProses

Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru dalam

mencapai pengajaran, dilihat dari sudut bagaimana materi itu disusun dan

disajikan (Margono, 1998:123). Jadi, pendekatan yang digunakan guru dengan

guru lain, serta materi satu dengan materi lain tidak sama.

Berdasarkan penilaian terhadap kenyataan pembelajaran yang ku- rang

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri se- suai taraf

kemampuannya maka diadakan uji coba dengan pendekatan baru. Pendekatan

itu adalah anutan cara belajar siswa aktif (CBSA), na- mun bukan cara belajar

siswa aktif tanpa isi, tanpa pesan, tanpa rancang- an, dan tanpa arah. CBSA yang

dipraktikkan adalah cara belajar siswa ak- tif yang mengembangkan keterampilan

memproseskan perolehan. Pende- katan ini dikenal dengan pendekatan

keterampilan proses. Menurut Semi- awan, dkk. (1992:16), pendekatan

keterampilan proses diartikan sebagai suatu tindakan dalam proses pembelajaran

berupa keterampilan-keteram-pilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan

pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan

nilai.

Page 68: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 65

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan

pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang

bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya

telah ada pada siswa (Moedjiono dan Dimyati, 1991:14). Pen- dekatan ini juga

memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu

pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pe-ngetahuan dan

mengerti lebih baik fakta dan konsep ilmu pengetahuan.

Terdapat berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, kete-

rampilan-keterampilan dasar (basic skill) dan keterampilan-keterampilan ter-

integrasi (integrate skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri atas enam

keterampilan, yaitu: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, meng- ukur,

menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Keterampilanlan terintegra- si meliputi

mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam

bentuk grafik, menggambarkan hubungan antarvariabel, me- ngumpulkan dan

mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipo- tesis, mendefinisikan

variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen

(dalam Moedjiono dan Dimyati, 1991). Adapun metode yang dapat

diterapkan dalam pendekatan keteram- pilan proses di antaranya metode

demonstrasi dan eksperimen. Tetapi di sini hanya digunakan metode

demonstrasi karena eksperimen biasanya dipakai pada pelajaran fisika, atau

pelajaran eksak lainnya.

Pendekatan keterampilan proses diartikan sebagai suatu tindakan dalam

proses belajar-mengajar yang berupa keterampilan-keterampilan yang menjadi

roda penggerak penemuan, pengembangan fakta dan kon-sep serta penumbuhan

dan pengembangan sikap dan nilai. Metode de-monstrasi adalah cara mengajar

di mana seorang guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga

siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar, dan merasakan proses

yang dipertunjukkan oleh guru tersebut. Dengan demikian yang dimaksud dengan

pendekatan kete-rampilan proses melalui metode demonstrasi adalah suatu proses

belajar-mengajar di mana seorang melakukan suatu percobaan di hadapan siswa

dalam kelas dan guru juga membantu siswa dalam mengembangkan ke-

Page 69: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 66

terampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta

dan konsep serta pertumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini adalah pe-nelitian

Ashari (2007) yang berjudul ”Pemanfaatan Media Rekaman Mono-log dan Dialog

untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak pa-da Siswa Kelas X

SMA Batik Surakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan

menyimak siswa dengan menggunakan media rekam- an monolog dan dialog

meningkat setiap siklusnya. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar

siklus I meningkat 60% menjadi 75% pada si-klus II dan 90% pada siklus III.

Keberanian siswa mengungkapkan hasil pekerjaan meningkat 20% dari siklus I

menjadi 50% pada siklus II dan pa-da siklus III 70%I. Persentase ketuntasan

belajar siswa meningkat dari si- klus I sebesar 45% menjadi 60% pada siklus II

dan 70%pada siklus III.

Hasil penelitian lain yang relevan adalah penelitian berjudul ”Pe-

ningkatan Kemampuan Menyimak Dongeng dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan Media Hand Puppet” (Suniyah, 2008). Hasil penelitian- nya

disimpulkan terjadi peningkatan pada setiap siklusnya.Keaktifan siswa selama

kegiatan pembelajaran dari siklus I sebesar 61% menjadi 74% pa-da siklus II dan

87% pada siklus III.Keaktifan dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan

dan mengungkapkan pendapat pada siklus I 39% menjadi 74% pada siklus II

dan 90% pada siklus III. Ketuntasan hasil bel- ajar meningkat 61% siklus I

menjadi 77% siklus II dan 90% siklus III.

Dari kedua hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, peneliti

mendapat gambaran tentang pembelajaran menyimak puisi dapat diterap-kan

dengan berbagai cara, baik yang berkait dengan penggunaan media, metode, dan

pendekatan. Untuk itu, peneliti menjadikan hasil dari kedua penelitian di atas

sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

Page 70: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 67

Belajar merupakan kegiatan yang membutuhkan pikiran yang ber-tujuan

memperoleh ilmu melalui proses tersebut. Untuk itu, siswa belajar perlu alat

untuk mempermudah memperoleh ilmu yang akan berguna bagi proses

pembelajaran. Pengajaran menyimak puisi sejauh ini masih sulit. Hal ini terkait

dengan metode dan media yang masih kurang dalam proses pembelajaran. Sarana

yang tersedia juga ikut mempengaruhi prosesnya.

Menyimak merupakan salah satu aspek dalam keterampilan berba- hasa.

Dalam menyimak, siswa dituntut untuk bisa berkonsentrasi terhadap sesuatu

yang disimak agar mudah menjawab pertanyaan yang berhu-bungan dengan

sesuatu yang telah disimaknya. Selain itu, guru juga ber- peran penting dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Sejauh ini, guru sulit mengajarkan

menyimak puisi sehingga siswa kurang aktif. Akibatnya,kualitas proses dan

hasil pembelajaran menyimak puisi rendah.

Berdasarkan kondisi itu, peneliti berusaha mencari alternatif untuk

meningkatkan keterampilan menyimak puisi. Dalam proses menyimak di-

perlukan keterampilan khusus agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang

didengarkan. Pemilihan pendekatan diusahakan sesuai sasaran..

Pendekatan keterampilan proses merupakan salah satu alternatif

pembelajaran menyimak puisi. Sebab, pendekatan ini perlu proses yang tepat

dan terarah pada kesuksesan pembelajaran. Karena itu, siswa diha- rapkan

mampu menangkap isi puisi yang didengarnya dengan mengguna- kan metode

demonstrasi. Guru memberi contoh pembacaan puisi dari me- dia atau langsung

dibacakan guru. Selanjutnya, siswa menyimak secara berkelompok maupun

individu, siswa mengerjakan pertanyaan sesuai ma- teri.Selain itu,siswa diminta

menyimak pembacaan puisi dari guru maupun dari teman, yang selanjutnya

menentukan lafal, tekanan, intonasi, jeda.

Deskripsi kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Kualitas menyimak puisi rendah tampak pada:(1) keaktifan siswa; (2) minat dan motivasi sis-wa; (3) kemampuan siswa menganalisis soal/pertanyaan; (4) siswa sulit mengungkapkan pen-dapatnya di depan kelas

1. menerapkan pendekatan keterampilan prosesdalam pembelajaran puisi

2. pemodelan pembacaan puisi.3. pemberian motivasi untuk bertanya4. merefleksi tiap akhir pembelajaran5. penilaian dengan tes tertulis dan unjuk kerja

KondisiPratindakan

Page 71: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 68

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas VII-5

SMPN 1 Jumapolo – Karanganyar dalam menyimak puisi dapat di-tingkatkan

dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Jumapolo, Karanganyar - Jawa

Tengah. Alasan pemilihan tempat ini karena: (1) ditemukan permasalah-an

pelajaran menyimak puisi dan (2)terbuka segala bentuk penelitian yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas sekolah dan profesionalitas guru.

Kegiatan penelitian ini berlangsung selama 5 bulan, yaitu mulai Fe- bruari

sampai dengan Juni 2008. Rincian waktu dan jenis kegiatan peneli-tian ini dapat

dilihat pada Tabel 1.

Kualitas proses dan hasil pembelajaranmenyimak puisi meningkat

Tindakan

Kondisi Pasca-tindakan

Page 72: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 69

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No

.

Waktu

Kegiatan

Bulan

Feb Mar April Mei Juni

1. Penyusunan proposal

2. Penyiapan instrumen

3. Pengumpulan data

4. Analisis data

5. Penyusunan laporan

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan penelitian tindakan kelas

(PTK). Pada hakikatnya PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru

di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis penibelajaran. Suwandi

(2004:119) mengungkapkan bahwa PTK merupakan penelitian yang bersifat

reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh

guru dalam proses belajar-mengajar, kemudian dire-fleksikan alternatif

pemecahan masalah dan ditindaklanjuti dengan tindak- an-tindakan nyata yang

terencana dan terukur. Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata yang

dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) un-tuk memecahkan masalah yang

dihadapi dalam proses belajar-mengajar. PTK menggunakan strategi siklus

yang berangkat dari identifikasi masalah, observasi tindakan, dan refieksi.

Rangkaian kegiatan berurutan mulai dari rencana tindakan sampai dengan

refleksi disebut satu siklus pe- nelitian. Jika dalam setiap refieksi ditemukan

adanya permasalahan yang dirasakan oleh guru, baik masalah itu merupakan

masalah baru ataupun masalah lama dianggap mengganggu tercapainya tujuan

PTK maka guru dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan masalah

tersebut. Selanjutnya, guru melakukan penelitian pada siklus berikutnya, yang

Page 73: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 70

di- mulai dari penyusunan rencana tindakan sampai dengan refieksi. Namun, jika

refleksi pada siklus tertentu tidak ada permasalahan dan tujuan PTK telah

terselesaikan maka penelitian dihentikan, dan tidak perlu dilanjutkan.

Adapun langkah-lngkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat

tahapan, yaitu: (1) Perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3)

Observasi dan evaluasi; dan (4) Analisis dan refieksi.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-5. Jumlah subjek seba-nyak

40 orang siswa. Guru kelas VII sebagai kolaborator.

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Informan

Informan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa siswa kelas VII-5 SMPN 1

Jumapolo dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa penelitian ini, yaitu berlangsungnya kegiatan bel-ajar-

mengajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VII-5 SMPN 1

Jumapolo, khususnya dalam pembelajaran menyimak puisi dengan pendekatan

keterampilan proses.

3. Arsip atau Dokumen

Arsip atau dokumen, yaitu bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan

suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (Sutopo, 2002:54). Sum-ber data ini

digunakan untuk mengetahui bagaimana bentuk perenca-naan guru dalam

pembelajaran menyimak puisi dengan menggunakan pendekatan keterampilan

proses. Dokumen yang dijadikan sumber da-ta berupa teks puisi, buku paket

Bahasa Indonesia, lembar hasil obser-vasi, daftar nilai, hasil wawancara, RPP,

dan silabus.

E. Teknik Pengumpulan Data

Page 74: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 71

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi angket,

pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, dan tes. Teknik

pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan berikut ini.

Pemberian angket kepada siswa kelas VII-5 dimaksudkan untuk

mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa

Indonesia di semester dua. Hal-hal yang diungkap melalui angket, antara lain

tentang minat siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Ang- ket

diberikan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Pengamatan yang dilakukan

peneliti adalah pengamatan aktif karena peneliti melaksanakan sendiri tindakan

dalam proses pembelajaran di kelas. Kegiatan wawancara

dilakukan oleh guru dengan siswa atau de- ngan beberapa wali murid sebagai

contoh. Wawancara dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur dilakukan se- cara mendalam, maksudnya tidak

secara formal sehingga siswa tidak me- rasa diwawancarai. Wawancara

terstruktur dilakukan pada saat proses pembelajaran.Dalam wawancara

disertakan kegiatan pengamatan dan ka- jian tentang masalah yang dihadapi

dalam pembelajaran menyimak.

Kajian dokumen digunakan untuk mengetahui persiapan dan ke-adaan

siswa sesuai dengan program yang dilaksanakan guru. Tes untuk mengukur hasil

setelah tindakan dan tes awal untuk me- ngetahui kekurangan dan kelebihan

siswa sebelumnya.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif-komparatif. Teknik tersebut mencakup analisis kri-tis terhadap

kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam pro-ses belajar-mengajar

yang terjadi di dalam kelas selama penelitian ber-langsung, membandingkan

nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja. Hasil analisis itu

kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyu-sun rencana rencana tindakan

selanjutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan secara bersama

oleh guru dan peneliti. Teknik analisis kritis digunakan untuk mempelajari

perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Pada tahap ini, guru

Page 75: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 72

sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, dan seberapa jauh

tindakan telah menghasilkan perubahan secara signifikan.

G. Indikator Keberhasilan

Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti merumuskan indi-kator-

indikator ketercapaiannya. Berdasarkan prosedur pembelajaran yang dilakukan,

selama ini guru dalam membelajarkan menyimak puisi be-lum pernah

menggunakan pendekatan keterampilan proses. Indikator ke-berhasilan penelitian

ini dapat dirumuskan pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian

Aspek yangDiukur

KondisiAwal

KondisiAkhir

PersentaseTarget Capaian

Siklus

IndikatorKeberhasilan

Kemampuan

siswa dalam

menganalisis

proses peker-

jaan

Rendah Tinggi 70% Diamati dari jumlah

siswa yang

memper-oleh nilai

70 ke atas sesuai

KKM.

Kualitas

hasil

pembelajaran

Rendah Tinggi 70% Diamati saat

pembel-ajaran

dengan meng-

gunakan lembar ob-

servasi dari jumlah

siswa yang mampu

menganalisis hasil

pekerjaan

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:

1. Persiapan

Keadaan siswa kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo, Karanganyar, ku- rang

Page 76: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 73

berminat dalam menyimak puisi. Karena itu, peneliti melaksanakan PTK

untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam pembelajaran menyimak

puisi sehingga penelitiannya ditekankan pada peningkatan ke-terampilan

menyimak puisi.

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ini, antara lain:

a. Tahap perencanaan tindakan. Tahap ini meliputi kegiatan:

1) melakukan kegiatan awal untuk mengetahui keterampilan menyi-mak

dengan memberi tes sebelurn tindakan;

2) memberi angket; dan

3) menentukan jenis tindakan berdasarkan teori yang relevan dengan keadaan

siswa.

b. Tahap pelaksanan tindakan. Tahap ini meliputi kegiatan, antara lain:

1) Guru menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia secara terpadu dengan

mencakupi empat aspek keterampilan berbahasa;

2) Siswa melaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru; dan

3) Pemberian motivasi kepada siswa tentang manfaat menyimak.

c. Tahap observasi

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan, antara lain:

1) Guru mengamati kegiatan belajar-mengajar siswa dan guru di kelas;

1) Mencatat semua kejadian/peristiwa yang berlangsung; dan

2) Mengamati hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indone-sia

secara terpadu.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan refleksi dan evaluasi dari kegiat-an a, b,

dan c di atas. Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi dari si-klus I, dilanjutkan

siklus II mencakup kegiatan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi,

(4) refleksi. Bila pada Siklus II belum ber-hasil sesuai tujuan maka

dimungkinkan dapat dilanjutkan siklus III, sampai tujuan penelitian tercapai

sesuai dengan keinginan si peneliti.

Page 77: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 74

e. Tahap Penyusunan Laporan

Keberhasilan tindakan di dalam penelitian dapat dilihat pada:

1. Peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak puisi.

2. Respons positif dari guru lain dan pelaku yang bersangkutan, se-perti

kegiatan pembelajarannya menjadi lebih bermakna.

3. Respons positif siswa, seperti antusias dan senang mengikuti pem-

belajaran menyimak puisi.

Prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Siklus I

Siklus II

Gambar 2. Alur Penelitian (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007:74)

DAFTAR PUSTAKA

Semiawan, CA; Tangyong, F.; Belen, S.; Matahelemual, Y.; dan Suselo-

arjo,W.1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.

Herman J Waluyo. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Refleksi I

PerencanaanTindakan II

Refleksi II

Dilanjutkan kesiklus berikut-

nya

Pengamatan/Pe-ngumpulan Data I

PelaksanaanTindakan II

Pengamatan/ Pe-ngumpulan Data II

Permasalahan

Permasalahanbaru hasil

refleksi

Apabila permasa-lahan belum ter-

selesaikan

PerencanaanTindakan I

PelaksanaanTindakan I

Page 78: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 75

_______________. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Margono. l998. Stragegi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.

Moedjiono dan Dimyati, Moh. 1991. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta:

Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembina-an

Tenaga Kependidikan Tahun 1991/1992.

Suwandi, S. 2004. “Penelitian Tindakan Kelas sebagai Strategi Peningkat-an

Profesionalsme Guru”.,dalam Jurnal Pendidikan, Volume 10, Nomor 2,

Desember 2004.

Arikunto, S.; Suhardjono; dan supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Sutopo, H.B. 2002. Metologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya

dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Suyitno. 2004. ”Pembelajaran Apresiasi Puisi di SMU: Studi Kasus di SMU

Negeri 1 Surakarta dan SMU Negeri 8 Surakarta”. Tesis: tidak dipu-

blikasikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Tarigan, D.1990. Proses Belajar-Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Tarigan, HG. 1993. Menyimak sebagai Keterampilan Berbahasa. Ban-dung:

Angkasa.

Page 79: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 76

B. Refleksi

Setelah mempelajari materi yang disajikan dalam buku panduan ini,

dalam proses pembelajaran para peserta PLPG diharapkan melakukan refleksi

dengan cara mengerjakan tugas-tugas mandiri atau berdiskusi ke- lompok melalui

bimbingan fasilitator. Untuk mendukung pengerjaan tugas ini, bawalah silabus

mata pelajaran Bahasa Jawa sesuai tingkat satuan pendidikan para peserta

bertugas mengajar.

1. Bentuklah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang beranggo-takan

4/5 orang. Pilih ketua kelompok yang bertugas memimpin dis-kusi.

Cermati contoh rancangan proposal PTK di atas, cari kele-mahannya dan

perbaiki. Presentasikan hal tersebut di depan kelas!

2. Bentuklah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil seperti contoh tugas di

atas. Diskusikan pembelajaran Bahasa Jawa yang pernah peserta lakukan

di sekolah. Untuk itu, lakukanlah kegiatan berikut:.

a. Indentifikasi hal-hal dalam KBM yang mendesak untuk ditingkat-

kan, misalnya: pemahaman, daya serap, kinerja guru, keterampilan

menulis, kesalahan konsep, dan sebagainya.

b. Identifikasi strategi pembelajaran dan berbagai konsep peme-cahan

masalah pembelajaran yang dapat digunakan untuk mening-katkan, misal:

optimalisasi instruksional, pengorganisasian tugas, pendekatan

pembelajaran (terpadu, kontekstual, kooperatif, berba-sis masalah,

konstruktivisme, quantum), dan metode jigsaw.

c. Pilihlah satu masalah dan satu tindakan untuk memecahkan ma- salah

yang telah peserta diskusikan dengan kelompoknya masing- masing.

Selanjutnya, tetapkan satu judul PTK.

d. Berdasarkan judul PTK yang telah dipilih di atas, susunlah ran- cangan

proposal PTK.

Page 80: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 77

e. Masing-masing kelompok mempresentasikan rancangan propo- sal

PTK di depan kelas secara bergantian dan setiap kelompok presentasi

ditanggapi oleh kelompok lain.

3. Susunlah proposal PTK dengan mengambil rmasalah aktual dalam

pembelajaran Bahasa Jawa dan gunakan setting kelas serta seko-lah sesuai

tempat mengajar. Kembangkan proposal PTK tersebut menjadi proposal

PTK lengkap dengan ditulis tangan dan kumpul-kankan proposal PTK

lengkap kepada fasilitator untuk dinilai.

nil voluntibus arduum

(tidak ada yang sulit bagi yang memiliki kemauan)

Page 81: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 78

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.; Suhardjono & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Ja- karta:Bumi Aksara.

Depdiknas. 2005. Panduan Penyusunan Usulan dan Laporan PenelitianTindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Depdiknas,Ditjen Dikti.

Elliot, J. 1991. Action Research for Education Change. Philadelphia: OpenUniversity Press.

Herawati; Chotimah, H.; Sari, YD. 2009. Penelitian Tindakan Kelas seba- gaiSarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Bayu Media:Malang.

Madya, S. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Pe- nelitianIKIP Yogyakarta.

McNiff, J. 1992. Action Research: Princilpes and Practice. London: Rout-ledge

Mills, G. 2003. Action Research: A Guide for The Teacher Researcher. NewJersey: Prentice-Hall.

Moleong, LJ. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidik- an.

Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas: Menciptakan Perba-ikan Berkesinambungan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. & Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Ban- dung:Sinar Baru.

Sukmadinata, NS. Metode Penelitian Pendididikan. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Suwandi, S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah.Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13.

Suriasumantri, YS. 1988. Memperluas Cakrawala Penelitian. Jakarta: IKIPJakarta.

Wibawa, B. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Ditjen

Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Tenaga Kependidikan.

Page 82: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 79

Lampiran 1. Wawancara Terstruktur dengan Informan

Hari, tanggal : Senin, 7 April 2008Waktu : 12.00Informan : Guru Pengampu Bahasa Indonesia di Kelas VII SMPN 1

Jumapolo, Karanganyar

Setting

Wawancara ini dilaksanakan di ruang BP SMPN 1 Jumapolo. Di ru-angtersebut terdapat dua pasang meja kursi yang dipakai dua guru dan satu set mejakursi tamu. Selain itu, ruangan tersebut digunakan juga un-tuk UKS. Suasanapada waktu itu tidak begitu ramai karena sebagian be-sar siswa masih mengikutipelajaran.

Deskripsi

Informan adalah guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelasVII SMPN 1 Jumapolo. Berikut transkrip hasil wawancara antara peneliti denganguru tersebut.

P : Selamat siang Pak, maaf saya mengganggu.

G : Tidak apa-apa Mbak, silahkan!

P : Begini Pak, saya ingin wawancara sebentar mengenai penelitian yang akansaya lakukan di kelas yang Bapak ajar.

G : Oh..ya, silahkan Mbak!

P : Menurut Bapak, bagaimana proses yang dilakukan Bapak dalammengajarkan materi menyimak, khususnya pembelajaran puisi sela-ma ini.Apakah ada kendala atau masalah yang Bapak hadapi?

G : Memang di kelas 1 terdapat materi menyimak puisi dan selama sayamengajar ya… pastinya ada kendala Mbak. Rata-rata mereka kurangkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Jadi, hasilnya masih kurang.

P : Kira-kira puisi apa saja yang telah Bapak ajarkan, apakah dari ang-katan-angkatan terdahulu atau angkatan-angkatan yang sekarang?

G : Banyak Mbak, rata-rata saya menggunakan puisi dari angkatan-ang-katanterdahulu, misalnya puisi karya Chairil Anwar.

P : Selama ini, cara atau metode apa yang Bapak gunakan dalam mem-belajarkan materi menyimak puisi?

G : Biasanya saya menggunakan metode ceramah. Selain itu, saya jugamenggunakan buku atau LKS yang ada puisinya dan membacakan puisinyasecara langsung.

P : Masalah apa yang Bapak rasakan dalam materi menyimak puisi?

Page 83: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 80

G : Biasanya masalah itu banyak timbul dari siswa, Mbak. Kadang ting-kahmereka kurang konsentrasi dalam menyimak atau mendengar-kan materiyang saya ajarkan. Selain itu, siswa masih mengalami kendala dalampemahaman puisi.

P : Lalu, bagaimana mengenai nilai mereka selama ini, Pak?

G : Masalah nilai masih belum memenuhi standar, Mbak

P : Apakah selama ini Bapak pernah menerapkan pendekatan atau me-todedalam pembelajaran menyimak puisi? Bagaimana jika Bapak menerapkanpendekatan keterampilan proses, dalam hal ini meng-gunakan metodedemonstrasi dalam mengajarkan materi puisi?

G : Kalau penggunaan pendekatan itu belum pernah, Mbak. Hanya me-todeceramah saja yang saya gunakan. Maksud Mbak, saya menco-bamenerapkan pendekatan keterampilan proses dengan melakukandemonstrasi dalam mengajarkan materi puisi?

P : Ya. Pak!

G : Baiklah. Silahkan saja kalau Mbak akan melakukan penelitian menyi-makpuisi. Saya akan mencoba membantu.

P : Baik Pak, terima kasih. Saya kira wawancara ini sudah cukup. Sekali lagi,terima kasih, Pak!

G : Ya, sama-sama Mbak!

Refleksi

Informan menyimpulkan bahwa pembelajaran menyimak puisi telah seringdilakukan, tetapi hasil yang didapat belum maksimal. Penggunaan pendekatanatau metode masih terbatas. Hanya metode ceramah saja yang sering digunakansehingga nilai yang diperoleh siswa belum memu-askan. Kesulitan yang dihadapisiswa dalam pembelajaran menyimak pu-isi, yaitu kurangnya konsentrasi sertamasih kurangnya tingkat pemaham-an siswa. Respons yang diberikan oleh gurudan siswa terhadap cara yang digunakan oleh guru dengan penerapan pendekatanketerampilan proses, dalam hal ini menggunakan demonstrasi dalam mengajarkanma-teri menyimak puisi sangat positif.

Page 84: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 81

Lampiran 2. Hasil Observasi Pratindakan

Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008Waktu : 11.35 – 13.10 WIBObjek Penelitian : Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas VII-5 SMPN

1 Jumapolo, Karanganyar

Setting

Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas VII-5 yang berukuran ku-ranglebih 8 x 9 m. Di dalam ruang tersebut terdapat 1 meja kursi untuk guru, 20 mejadan 40 kursi untuk siswa. Di dinding depan terdapat gambar Presiden dan WakilPresiden serta sebuah gambar Burung Garuda. Di ba-wah gambar tersebutterdapat sebuah white board. Dinding sebelah sela-tan terdapat tata tertib dan visimisi sekolah, sedangkan di dinding sebelah Utara terdapat papan tulis untukpresensi siswa serta daftar inventaris se-kolah. Sementara itu, di dinding-dindingsamping terdapat gambar-gambar pahlawan di kedua sisinya. Selain itu, dindingbelakang berisi daftar pel-ajaran, daftar regu piket, peralatan kebersihan sertatulisan-tulisan yang berisi kata-kata mutiara. Pada saat observasi dilakukan, semuasiswa ma-suk semua dan mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM). Padawaktu akan memulai proses pembelajaran, siswa tampak sedikit gaduh atas ke-datangan peneliti di dalam kelas.

Deskripsi

Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menyapa siswa danmenanyakan keadaan siswa. Sebelum menyajikan materi, guru menying- gungkebersihan kelas yang sedang diajar, membicarakan penanggungja-wab siapayang sedang piket pada hari itu, karena kelas sedikit kotor. Pe- neliti menempatitempat duduk di belakang agar tidak mengganggu pro-ses pembelajaran yangsedang berlangsung. Guru mengawali materi de- ngan memberi pertanyaan padasiswa mengenai materi menyimak puisi dengan menunjuk beberapa siswa.Siswa tampak diam dan menunduk ka- rena takut diberi pertanyaan oleh gurunya.Adapula siswa yang ramai dan tidak memperhatikan pertanyaan guru. Beberapasaat, guru menunjuk lagi beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Setelah memberi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan de-nganmateri, guru selanjutnya memasuki kegiatan inti, yaitu menyimak pu- isi. Gurumenyuruh siswa untuk membuka LKS dengan materi menyimak puisi. Gurutampak menentukan puisi yang akan dibahas. Siswa disuruh membaca terlebihdahulu puisi yang ada di LKS, yaitu puisi Pahlawanku. Selesai membaca, gurumengulang membaca puisi tersebut dengan ha-rapan siswa lebih paham. Saatguru membaca puisi di depan kelas, tam- pak siswa yang duduk di belakangramai karena perhatiannya hanya tertu-ju pada siswa yang berada di depan saja.Guru hanya sesekali menegur siswa yang ramai agar tetap terfokus padapelajaran. Namun, itu hanya sementara saja karena siswa masih ramai dan tidakfokus pada pelajaran. Setelah selesai membacakan puisi, guru selanjutnyamemberi per- tanyaan yang berhubungan dengan isi puisi. Guru menunjukbeberapa siswa untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang tadi tampak ramaihanya terdiam karena takut jika diberi pertanyaan. Tidak semua siswa tidak bisa

Page 85: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 82

menjawab pertanyaan. Ada juga siswa yang bisa menjawab pertanyaan dengansedikit bantuan dari guru. Selesai memberikan pertanyaan, selan- jutnya gurumenyuruh salah satu siswa untuk membaca puisi di depan ke- las danmenceritakan isi puisinya dengan bantuan dari guru kembali. Setelahperwakilan siswa selesai menunaikan tugas, guru menyu-ruh siswa lain untukmemberikan komentar atas pembacaan puisi yang te-lah dilakukan di depankelas tadi. Selesai siswa memberikan komentar, guru menyuruh siswa untukmengerjakan LKS. Seusai mengerjakan LKS, guru mengakhiri pelajaran denganmerefleksi materi yang telah disampai- kan kepada siswa dan menutup pelajaran.

Refleksi

Kegiatan belajar-mengajar Bahasa Indonesia di kelas VII-5 SMPN 1Jumapolo, khususnya menyimak puisi masih mengalami beberapa perma-salahan,antara lain: siswa masih ada yang ramai, posisi guru sering ber-ada di depankelas saja tanpa memperhatikan siswa yang duduk di bela-kang. Siswa tampakdiam jika diberi pertanyaan oleh guru karena mereka takut dan takut jawabanyang diberikan salah. Guru juga kurang memper-hatikan siswa yang ramai danhanya sesekali saja menegurnya. Observasi ini merupakan survei pratindakanyang dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran.Survei ini dilaku-kan untuk mengetahui permasalahan yang ada di lapangan. Darihasil ini, peneliti berharap akan dapat menentukan tindakan selanjutnya yang tepatuntuk mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam pem-belajaran menyimak puisi.

Page 86: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 83

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester: VII/1 AlokasiWaktu : 4 x 40 menitTema : Menyesal

A. Standar Kompetensi

Mendengarkan Sastra

B. Kompetensi Dasar

Merefleksi isi puisi yang dibacakan

C. Indikator

1. Mampu menangkap isi puisi

2. Mampu mengemukakan pesan puisi dalam bentuk menjawab perta-nyaan

yang diberikan

3. Mampu melakukan sesuatu sesuai permintaan guru

D. Materi Pokok

1. Menyimak Puisi

2. “Menyesal” karya Ali Hajmi

E. Skenario Pembelajaran 1

1. Pertemuan 1

No. Jenis Kegiatan Waktu Metode

1. Pendahuluan

a. Apersepsi dengan menggalipengalaman siswa dalam kehi-dupan sehari-hari yang berkaitandengan materi menyimak puisi.

b. Siswa dan guru melakukan ta-nyajawab tentang pengetahua siswamengenai menyimak puisi.

10 menit

Tanyajawab

2. Inti

a. Siswa mendapat penjelasan ten-tangmateri menyimak puisi.

b. Siswa membentuk kelompok yangmasing-masing kelompokberanggotakan 4 orang.

c. Siswa mendapat contoh pemba-caanpuisi yang didengarkan dari tape

60 menit

Ceramah

Ceramah

Demon-strasi

Page 87: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 84

recorder.d. Siswa dan guru bertanya jawab

mengenai isi puisi.e. Guru melakukan evaluasi be-rupa

tes tertulis berbentuk esai.f. Guru membagikan angket untuk

diisi siswa dengan panduan dariguru.

Tanyajawab

Tugas

Tugas

3. Penutup

a. Siswa dan guru melakukan re-fleksiterhadap proses pembel-ajaran yangtelah dilakukan.

b. Guru menutup kegiatan pembel-ajaran.

10 menit

Ceramah

2. Pertemuan 2No. Jenis Kegiatan Waktu Metode

1. Pendahuluan

Apersepsi dengan bertanya jawabmengenai pembelajaran menyimakpuisi pada pertemuan sebelumnya.

10 menit

Tanyajawab

2. Inti

Siswa tampil secara berkelompok danbergantian di depan kelas untukmenceritakan kembali puisi yang telahmereka simak pada pertemu-ansebelumnya dengan bantuan pertanyaandari guru.

60 menit

Tugas

3. Penutup

a. Guru dan siswa melakukan re-fleksiterhadap proses pembel-ajaran yangtelah dilakukan.

b. Guru menutup kegiatan pembel-ajaran dan menyuruh siswa un-tukbelajar di rumah.

10 menit

Ceramah

F. Media dan Sumber Belajar

1. Media

Tape recorder dan kaset

2. Sumber Belajar

Page 88: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 85

Naskah puisi yang berjudul “Menyesal” karya Ali Hajmi yang disa-durdari buku “Teori dan Apresiasi Puisi”, halaman 16, karangan Herman J.Waluyo, terbitan Erlangga.

G. Penilaian

1. Penilaian Proses

Dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung untuk mengukurkesungguhan siswa dalam mengikuti proses belajarnya.

2. Penilaian Hasil

a. Tes Tertulis

Penilaian hasil ini untuk mengukur pemahaman siswa mengenai isipuisi yang telah mereka simak.

Pertanyaan:

1. Apa judul puisi yang anda simak?2. Siapa pengarang dari puisi yang anda simak?3. Apa tema dari puisi yang telah anda simak?4. Apa amanat yang tersirat dari puisi yang telah anda dengarkan?5. Apa latar belakang penulis, menulis puisi yang kalian simak?

Kunci Jawaban:

1. Menyesal2. Ali Hajmi3. Penyesalan4. Pikirkanlah segala yang akan kamu kerjakan sebelum kalian

menyesah5. Penyesalah penyair atas segala kesalahan yang dia lakukan yang

telah lalu dan berharap bagi generasi muda agar memikirkan segalasesuatu yang akan dikerjakan.

b. Tes Unjuk Kerja

Penilaian ini untuk mengukur keterampilan siswa dalam menceritakankembali puisi yang telah mereka simak di depan kelas.Pertanyaan: Coba kalian ceritakan kembali puisi yang kalian simakmengenai judul, tema, pengarang, amanat dengan mengunakan kalimatyang sederhana.

Jawaban: (Tergantung pada kemampuan masing-masing siswa dalambercerita)

Page 89: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 86

Rubrik Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Puisi yangDisimak

No. Aspek yang Dinilai Bobot Maksimum

1.

2.

3.

4.

5.

Keaktifan

Ketepatan

Bobot tanggapan

Penggunaan bahasa

Kelancaran

Total

4

4

4

4

4

20

Cara Penilaian

Skor maksimum: 20

Nilai akhir:2BobotTotal

Mengetahui

Kepala Sekolah

SMPN 1 Jumapolo

...............................................

NIP ..................................

Guru Kelas VII

....………………………………

NIP

Page 90: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 87

Lampiran 4. Hasil Observasi Siklus I

Hari, tanggal : Selasa, 22 April 2008Waktu : 11.35 – 12.45 WIBObjek Penelitian : Siswa Kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo, Karanganyar

Pertemuan 1

Setting

Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas VII-5 yang berukuran ku-ranglebih 8 x 9 m. Di dalam ruang kelas tersebut terdapat 1 meja kursi untuk guru, 20meja dan 40 kursi untuk siswa. Di dinding bagian depan terdapat gambar Presidendan Wakil Presiden serta sebuah gambar Bu-rung Garuda. Di bawah gambartersebut terdapat sebuah white board. Dinding sebelah selatan terdapat tata tertibdan visi misi sekolah, se-dangkan di dinding sekolah utara terdapat papan tulisuntuk absensi siswa serta daftar inventaris sekolah. Sementara itu, dindingbelakang berisi daf-tar pelajaran, daftar regu piket, peralatan kebersihan sertatulisan-tulisan yang berisi kata-kata mutiara. Pada saat memasuki ruang kelasterlihat beberapa siswa yang ramai sendiri. Guru kemudian menenangkan siswadan mulai menanyakan keadaan siswa serta memulai pelajaran.

Deskripsi

Guru mulai menyajikan pelajaran dengan cara bertanya jawab me-ngenaimateri yang akan diajarkan dengan menunjuk beberapa siswa un-tuk menjawabpertanyaan yang diberikan secara acak. Siswa tampak di-am dan takut kalaumereka disuruh untuk menjawab. Posisi peneliti masih berada di belakang karenatakut menganggu konsentrasi siswa. Setelah selesai melakukan tanya jawab,guru mulai menerangkan tentang materi menyimak puisi dan menyuruh siswauntuk membentuk kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4orang siswa. Mereka diminta untuk mendiskusikan tentang materi yang akandibahas.

Setelah semua kelompok terbentuk, selanjutnya guru mulai memu- tarkankaset yang berisi puisi “Menyesal” karya Ali Hasmi di depan siswa. Setelahselesai, guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaanmengenai puisi yang telah diperdengarkan. Selanjutnya, guru memberikanpertanyaan sebagai tes tertulis yang dikerjakan dan didiskusi- kan bersamakelompoknya masing-masing. Setelah selesai mengerjakan, hasilnya kemudiandikumpulkan. Tidak semua siswa ikut berpartisipasi, ada sejumlah siswa yangramai dan tidak memperhatikan yang didiskusi-kan oleh kelompoknya.

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru membagikan angket untuk diisi olehsiswa dengan bantuan guru. Siswa sedikit ramai dalam mengisi ang- ket. Setelahselesai mengisi, kemudian hasilnya dikumpulkan. Angket itu diberikan untukmengetahui minat siswa pada pelajaran menyimak puisi. Siswa dan gurukemudian melakukan refleksi terhadap proses pembel-ajaran yang telahberlangsung dan menutup kegiatan pembelajaran.

Page 91: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 88

Refleksi

Kegiatan belajar-mengajar di kelas VII-5 berlangsung cukup aktif.Siswa mulai tampak serius dalam mengikuti pelajaran, meskipun tidak se-muasiswa serius karena guru mulai menggunakan cara yang berbeda da-lam mengajar.Hal itu membuat siswa mulai merespons gurunya, setiap pertanyaan yangdiberikan oleh guru mulai mendapat respons. Siswa mu-lai bisa menjawab,walaupun masih dibantu oleh guru. Fokus perhatian siswa pada saatmendengarkan mulai menampakkan kesungguhan, wa-laupun siswa masih tampaksedikit bingung. Namun, guru mulai memban-tu siswa dengan memberikesempatan untuk bertanya.

Siswa yang ramai paling banyak berada di bangku belakang karena gurukurang memperhatikan siswanya. Ini terjadi karena posisi guru selalu di depankelas. Siswa yang disuruh untuk maju membacakan puisi hanya 2 siswa. Merekabersedia itu pun dengan dipaksa oleh guru. Hasil tes ter- tulis pun belummemuaskan karena hanya 19 siswa saja yang berhasil memperoleh nilai sesuaistandar KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Keti- ka pembagian angket siswamulai gaduh sehingga guru mulai kewalahan dalam mengatasinya. Meskipunpenelitian pada siklus 1 ada sedikit ken-dala, namun hal itu bisa menjadi dasarbagi penelitian pada siklus berikut- nya. Pembelajaran yang dilaksanakan olehguru telah sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan berhasil membangkitkanminat siswa terhadap pem-belajaran menyimak puisi.

Page 92: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 89

Lampiran 5. Angket/Kuesioner

Petunjuk pengisian:

1. Berilah tanda (v) pada pilihan jawaban yang sesuai.2. Isilah angket/kuesioner ini dengan jujur.3. Hasil angket ini tidak memengaruhi nilai Bahasa Indonesia Anda.

No. PertanyaanJawaban

Ya Tidak

1. Pernahkah kamu mengikuti pelajaran menyimak?

2. Masih ingatkah kamu tentang isi pelajaran tersebut?

3. Apakah gurumu menggunakan media (televisi, ra-dio,dll)dalam pelajaran tersebut?

4. Apakah kamu tertarik dengan pelajaran tersebut?

5. Apakah tertariknya kamu dipengaruhi oleh media (ji-kaada, media apa kamu senangi)?

6. Apakah kamu bisa fokus terhadap pelajaran yang sedangdisajikan oleh gurumu?

7. Apakah kamu aktif dalam pelajaran (sering meng-ajukanpertanyaan atau pendapat)?

9. Apakah ketertarikanmu terhadap pelajaran dapatmempengaruhi sikapmu dalam pelajaran tersebut (jikakamu tertarik dalam pembelajaran, apakah ka-mu akanfokus dan aktif dalam pembelajaran)?

11. Apakah kamu menyukai film animasi?

12. Apakah kamu sering menyaksikan film animasi?

13. Apakah kamu pernah menyaksikan film animasi disekolah?

14. Apakah kamu pernah mendapat pelajaran menyi-makdengan media film animasi?

15. Setujukah kamu bila film animasi dijadikan media dalampelajaran menyimak?

Page 93: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 90

Lampiran 6. Instrumen Postes

Petunjuk mengerjakan:

1. Kerjakan soal di bawah ini sesuai dengan film yang sudah kamu saksikan!2. Beri tanda silang (x) pada jawaban yang menurutmu paling tepat!

1. Norman memiliki sifat-sifat sebagai berikut, kecuali….a. tidak bertanggung jawabb. nakalc. pemberanid. suka menggangu

2. Pernyataan yang tidak sesuai dengan cerita tersebut adalah….a. Ibu Norman curiga anaknya mengambil anting-anting miliknyab. Sam kehilangan jam tangannyac. Norman mengaku tidak mencuri anting milik ibunyad. Norman yang mencuri perhiasan

3. Siapa yang memberi tahu Bu Bella kalau jam tangan milik Sam hilang?a. Tuan Trevorb. Sarahc. Jamesd. Sam

4. Perhiasan yang hilang adalah sebagai berikut, kecuali….a. medali Pak Smithb. kalung Bu Bellac. anting-anting Elvisd. anting-anting Ibu Norman

5. Waktu yang tepat untuk peristiwa dalam film animasi itu adalah… hari.a. pagib. siangc. sored. malam

6. Di manakah barang-barang yang hilang itu ditemukan?a. di cerobong asap dalam rumah Normanb. di kantor pemadam kebakaranc. di atas cerobong asap dalam kafe milik Bu Bellad. di depan kafe milik Bu Bella

7. Tema yang tepat untuk cerita film animasi tersebut adalah….a. pemadam kebakaranb. keamanan lingkungan kotac. kenakalan Normand. kehidupan di kota

Page 94: Bhs. jawa (ptk)

Modul PTK PLPG Tahun 2012 91

8. Nilai moral yang tidak terdapat pada cerita tersebut adalah.....a. jangan menuduh orang tanpa bukti yang jelasb. siap menolong orang yang kesusahanc. selalu berusaha menggapai cita-citad. setiap orang yang bersalah harus dihukum

9. Pernyataan yang sesuai dengan cerita film animasi tersebut adalah….a. Sam tanpa sengaja menemukan perhiasan-perhiasan yang hilangb. Sam menangkap pencuri perhiasan tersebutc. Sam menyerahkan pencuri perhiasan itu kepada polisid. Sam menghakimi pencuri perhiasan tersebut

10. Siapakah yang bukan seorang pemadam kebakaran?a. Samb. Elvisc. Tuan Trevord. Tuan Smith