Upload
muslimin-daming
View
157
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
MODULPENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU
(PLPG)
WORKSHOP PENELITIAN TINDAKANKELAS (PTK)
BAHASA DAERAH
Oleh :
Drs. Edy Suryanto, M. Pd.Drs. Swandono, M.Hum.
PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2013
Modul PTK PLPG Tahun 2013 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas rahmat dan nikmat
serta karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan modul ini sesuai
dengan rencana.
Modul ini dibuat sebagai bahan acuan dalam kegiatan workshop Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Tahun
2012. Para praktisi pendidikan seperti guru dituntut untuk selalu berupaya
meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui berbagai kegiatan. Salah satu
kegiatan yang dapat mewujudkan hal tersebut secara sederhana dan lebih bersifat
mandiri bagi mereka adalah dengan melakukan PTK. Kegiatannya dapat
dilakukan secara bersamaan dengan teman sejawat ketika melakukan tugas
pengajaran.
Penyusunan modul ini lebih ditekankan pada pertimbangan kepraktisan agar
guru mudah memahaminya dan sekaligus mempraktekkannya. Namun tentu
dalam penyajiannya masih memiliki kekurangan, sehingga kritik dan saran dari
para guru diperlukan untuk memperbaiki isi modul ini di masa yang akan datang.
Akhirnya, dengan harapan dan keyakinan penuh, semoga modul ini
memberikan manfaat pada kita semua, khususnya bagi peserta PLPG dalam upaya
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme kinerjanya.
Surakarta, Mei 2013
Penulis
Modul PTK PLPG Tahun 2013 ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iDAFTAR ISI........................................................................................................... iiPENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Deskripsi ...................................................................................................... 1B. Tujuan Workshop PTK ................................................................................ 2
MATERI WORKSHOP ........................................................................................... 3A. Judul Penelitian ............................................................................................ 3B. Latar Belakang Masalah............................................................................... 4C. Perumusan dan Pemecahan Masalah ........................................................... 9D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11F. Kajian Pustaka/Landasan Teoretik............................................................. 13G. Metode Penelitian....................................................................................... 19H. Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................ 35I. Daftar Pustaka ............................................................................................ 35
PENYUSUNAN RANCANGAN PROPOSAL DAN.......................................... 39LAPORAN HASIL PTK ...................................................................................... 39
A. Penyusunan Rancangan Proposal PTK ...................................................... 39B. Laporan Hasil PTK .................................................................................... 47
PENUTUP............................................................................................................. 54A. Contoh Proposal PTK ................................................................................ 54B. Refleksi ...................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78Lampiran 1. Wawancara Terstruktur dengan Informan........................................ 79Lampiran 2. Hasil Observasi Pratindakan............................................................. 81Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................................. 83Lampiran 4. Hasil Observasi Siklus I ................................................................... 87Lampiran 5. Angket/Kuesioner............................................................................. 89Lampiran 6. Instrumen Postes............................................................................... 90
Modul PTK PLPG Tahun 2012 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu jenis pene-litian
pendidikan yang dapat membantu meningkatkan karier dan kompe- tensi guru.
Namun, setakat ini masih banyak guru yang belum dapat me- nyusun proposal
PTK dengan baik dan benar. Bahkan, tidak sedikit pula guru yang menghadapi
berbagai permasalahan cukup mendasar. Sumber utama masalah itu ialah
kurangnya pemahaman guru terhadap kompo-nen-komponen yang seharusnya
terdapat di dalam proposal PTK. Dalam konteks inilah buku “Panduan Workshop
Penelitian Tindak-an Kelas (PTK) Bahasa Daerah” hadir membantu para
guru Bahasa Daerah, khususnya pada guru peserta pendidikan dan latihan profesi
guru (PLPG) mata pelajaran Bahasa Jawa dalam memahami pembuatan pro-
posal PTK secara baik dan benar. Oleh karena itu, buku panduan work-shop
PTK ini berupaya memformulasikan suatu cara praktis kepada pe-serta PLPG
mata pelajaran Bahasa Jawa dalam membuat proposal PTK.Pemaparan buku
panduan ini dimulai dengan pendahuan. Pada ba-gian ini, peserta PLPG mata
pelajaran Bahasa Jawa diarahkan untuk da- pat memahami dan merealisasikan
tujuan mengikuti workshop PTK. Ke-mudian, pada bagian berikutnya disajikan
materi workshop PTK. Secara berturutan dibahas tentang judul, latar belakang,
perumusan dan peme- cahan masalah, tujuan, manfaat, kajian pustaka, metode
penelitian, jadwal penelitian, daftar pustaka. Agar peserta PLPG mata pelajaran
Bahasa Ja-wa dapat memiliki pahaman konseptual dengan baik maka setiap
pemba-hasan topik selalu disertakan contoh-contoh yang relevan. Hal ini dimak-
sudkan agar peserta PLPG mata pelajaran Bahasa Jawa juga mampu membuat
sendiri contoh-contoh yang lebih realistis. Dari hasil internalisasi materi
workshop ini, selanjutnya peserta PLPG mata pelajaran Bahasa Ja-wa digiring
untuk mampu membuat rancangan proposal PTK baik melalui cara belajar
mandiri atau berdiskusi dengan bimbingan fasilitator. Pada bagian akhir
disajikan contoh proposal PTK dan tugas pembuatan propo-sal PTK. Contoh ini
tidak bermaksud untuk menggurui para peserta. Na-mun, pemajanan contoh itu
Modul PTK PLPG Tahun 2012 2
diharapkan dapat memberikan gambaran bagi para peserta PLPG mata pelajaran
Bahasa Jawa dalam menyusun propo- sal PTK. Untuk mewujudkan hal tersebut,
setiap peserta PLPG itu dituntut mengerjakan tugas membuat proposal PTK
dengan arahan dan bimbing-an fasilitator.
Proposal PTK yang telah dihasilkan dari kegiatan workshop ini akan makin
terasa nilainya bila setiap peserta PLPG menindaklanjutinya dalam wujud
penelitian di sekolah masing-masing. Sudah tentu niat itu akan ter- laksana bila
para peserta PLPG memiliki semangat dan tekad untuk maju dan berkembang
menjadi pendidik yang berhasil. Kata orang bijak bahwa membangun untuk
meraih keberhasilan itu harus dimulai dari diri sendiri. Tunggu apa lagi? Mari
kita wujudkan hal tersebut mulai dari sekarang!
B. Tujuan Workshop PTK
Setelah mempelajari buku “Panduan Workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Bahasa Daerah” ini, para peserta PLPG mata pelajaran Ba-hasa Jawa diharapkan
dapat:
1. memahami komponen-komponen proposal PTK;
2. membuat contoh-contoh pada setiap komponen proposal PTK;
3. menyusun rancangan proposal PTK;
4. melakukan penilaian terhadap proposal PTK;
5. membuat proposal PTK;
6. memahami bagaimana melaksanakan PTK; dan
7. menerapkan proposal PTK dalam proses pembelajaran di kelas.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 3
BAB II
MATERI WORKSHOP
A. Judul Penelitian
Judul, yaitu nama atau titel karangan. Sebagai nama atau titel ka-rangan,
judul PTK harus dirumuskan secara singkat, padat, spesifik, dan tidak ambigu,
serta mencerminkan masalahan pokok yang akan dipecah-kan. Selain itu, judul
PTK juga harus dalam bentuk frasa dan bukan kali-mat, serta mampu memikat
pembaca. Indikator judul singkat-padat adalah mudah dipahami, mudah diingat,
dan tidak melebihi 20 kata. Spesifik, arti-nya judul harus sesuai dengan masalah
penelitian. Indikator judul tidak ambigu, yaitu: menggunakan kata lugas; setiap
kata bersifat operasional; tidak menggunakan kata kias; dan dalam istilah
penelitian kuantitatif, hu-bungan antarvariabel (bebas dan terikat) menunjukkan
arah yang jelas. Selanjutnya, judul PTK
harus memberi gambaran yang jelas ten-tang masalah yang diteliti (misal:
kemampuan berbicara siswa mengguna- kan unggah-ungguh bahasa Jawa) dan
bentuk tindakan yang akan dilaku-kan untuk mengatasi masalah tersebut (misal:
penerapan metode group investigation). Jadi, judul PTK dapat dirumuskan:
PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA
atau
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA
MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION
Judul juga dapat ditambahkan keterangan yang memuat tentang subjek dan
latar (setting) penelitian, seperti siswa di kelas berapa, di mana dan kapan
penelitian itu dilakukan. Dari contoh judul di atas dapat dilengkapi sebagai
berikut:
Modul PTK PLPG Tahun 2012 4
PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA
MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA
PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 JATEN – KARANGANYAR
TAHUN 2012
atau
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA
MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA
MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION
PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 JATEN – KARANGANYAR
TAHUN 2012
Keterangan tentang subjek dan latar (setting) yang dijadikan PTK juga da-pat
digunakan sebagai subjudul, sebagai contoh:
PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA
(Penelitian Tindakan di Kelas IX SMPN 1 Jaten–Karangnyar Tahun 2012)
atau
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA
MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION
(Penelitian Tindakan di Kelas IX SMPN 1 Jaten-Karanganyar Tahun 2012)
B. Latar Belakang Masalah
Lazimnya, latar belakang masalah itu berisi uraian tentang kere-sahan,
kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong peneliti untuk melaku- kan suatu
penelitian. Uraian tersebut dapat dilihat dari argumentasi peneli- ti dalam
mengungkapkan fakta empiris atau deduksi teori. Oleh karena itu, latar belakang
masalah harus dapat mengantarkan pembaca kepada per-masalahan yang akan
diteliti.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 5
Terkait dengan hal di atas, ada beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam latar
belakang masalah. Pertama, mengapa masalah tersebut perlu diteliti. Kedua,
uraikan proses yang terjadi dalam upaya mengidentifikasi masalah penelitian.
Ketiga, kemukakan kesenjangan antara kondisi faktu-al yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran (das sein) dan kondisi yang diharapkan (das sollen)
yang perlu dipecahkan secara tepat melalui PTK. Keempat, kemukakan realitas
kegiatan pembelajaran dengan didukung data atau fakta-fakta yang ditemukan
di sekolah atau di kelas, baik yang diperoleh dari pengamatan terhadap
kegiatan belajar-mengajar (KBM), wawancara dengan siswa atau guru, analisis
berbagai dokumen yang re-levan, refleksi guru, dan sebagainya. Data itu lebih
bermakna bila dileng- kapi pula dengan diagnosisnya. Kelima, ungkapkan
kekhawatiran peneliti dan masalah yang akan muncul seandainya masalah tersebut
tidak diteliti. Keenam, sejalan dengan masalah yang telah dikemukakan –
pilihlah tin- dakan untuk mengatasi masalah tersebut dan jelaskan mengapa
tindakan itu dipilih. Ketujuh, agar tindakan yang dipilih itu meyakinkan dan
memiliki dasar pijakan ilmiah sedapat mungkin dicerahi dengan teori atau
konsep yang menopang tindakan dan gagasan pemecahan masalah.
Contoh:
Selama ini hasil pembelajaran sastra Jawa modern dinilai belum
memuaskan. Hal itu karena guru kurang memperhatikan proses pembel-
ajarannya. Hampir semua jenis sastra Jawa disajikan kepada siswa de-ngan
cara-cara yang kurang menarik. Mengingat objek kajian sastra ada-lah daya
imajinasi dan nilai rasa mestinya sastra bisa menjadi pemicu bagi siswa untuk
berkreasi. Daya imajinasi sangat menunjang bagi siswa untuk berkreasi,
sedangkan nilai rasa dapat menumbuhkan kepekaan siswa ter-hadap fenomena
kehidupan. Dengan menggabungkan keduanya maka akan tercipta suasana
pembelajaran sastra yang lebih menyenangkan se- hingga hasil yang diinginkan
akan memenuhi standar.
Seiring perkembangan peradaban dan dinamika kehidupan global, sastra
makin penting untuk ditumbuhkembangkan di dunia pendidikan. Sebab, sastra
memiliki peran cukup besar dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 6
Dengan hal tersebut diharapkan siswa memiliki kepe-kaan tinggi terhadap nilai-
nilai kehidupan. Penanaman konsep kesastraan seperti itu diharapkan akan
mampu pula melahirkan generasi-generasi muda yang mampu bersaing pada era
globalisasi dengan tetap menjun-jung tinggi nilai-nilai kehidupan secara arif dan
bijaksana.
Dalam situasi seperti itu, kedudukan pembelajaran sastra Jawa ma- kin
strategis. Hal ini dibuktikan dengan dimasukkannya pembelajaran sas- tra ke
dalam kurikulum. Persoalannya adalah penyikapan terhadap keber- adaan sastra
(Indonesia maupun daerah) di dalam kurikulum tidak berban-ding lurus dengan
perannya dalam pendidikan. Buktinya, pada soal Ujian Nasional (UN) atau
Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) mi-salnya, kita temukan
sedikit pertanyaan yang menyinggung tentang sas- tra. Padahal, seperti tertuang
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Bahasa
(dan Sastra) Daerah (termasuk Bahasa dan Sastra Jawa) sebagai muatan lokal
(mulok) perannya tidak dapat di- pandang sebelah mata.
Hal ini tentu dapat merusak tatanan ideal pendidikan. Sebab, keba- nyakan
guru, penyelenggara pendidikan, apalagi siswa cenderung meng- utamakan lulus
UN atau SMPTN. Tidak salah jika kemudian sastra kurang diperhatikan. Pada
akhirnya, orang akan memilih pada posisi aman dan nyaman. Padahal keadaan
seperti itu justru merugikan.
Pangkal masalah dalam pembelajaran sastra Jawa adalah pelajar-an sastra
Jawa masih ”nunut” pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Per-nyataan tersebut
tidak sepenuhnya benar. Bukan semata-mata karena ke- beradaannya masih dalam
naungan pembelajaran Bahasa Jawa, tetapi le- bih pada penyikapan
penyelenggara dan penanggungjawab pendidikan. Ketika sastra Jawa
digayutkan dengan pembelajaran Bahasa Jawa, se-mestinya guru Bahasa Jawa
juga harus memiliki kompetensi sastra Jawa. Akan tetapi, ternyata tidak semua
guru Bahasa Jawa memahami betul ha- kikat pembelajaran sastra Jawa.
Akibatnya, pembelajaran sastra Jawa ku- rang mendapat perhatian dan cenderung
dilaksanakan seadanya.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 7
Kondisi ini tentu berpengaruh pada kegiatan proses belajar-meng-ajar di
kelas. Kurang termotivasinya guru terhadap materi yang disajikan menyebabkan
suasana pembelajaran tidak kondusif. Imbasnya, siswa je- nuh, malas, dan minat
siswa terhadap sastra Jawa makin turun. Selanjut- nya, kreativitas siswa dalam
berkarya pun terhambat. Siswa menjadi tidak kreatif, tidak imajinatif, bahkan
nilai-nilai yang dapat ditanamkan melalui sastra justru menjadi luntur.
Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (Wellek dan Warre,
2004:34). Karena itu, sudah semestinya pembelajaran sastra Jawa ditujukan ke
pengembangan proses kreativitas siswa. Di samping itu, su- dah seharusnya
pula pembelajaran sastra Jawa diarahkan untuk memu-puk minat siswa sehingga
siswa akan tertarik dengan sastra Jawa.
Menulis lebih sulit dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.
Sebab, menulis dibutuhkan wawasan luas dan motivasi kuat. Ter- lebih lagi hal
yang ditulis itu karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel. Tidak bisa
dipungkiri bahwa kualitas pembelajaran menulis sastra Jawa modern, khususnya
geguritan, baik proses dan hasil dapat dikatakan ma-sih rendah. Hal ini
disebabkan pembelajaran yang diterapkan oleh guru cenderung teoretis-
informatif.
Kondisi itu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu tidak semua guru
Bahasa Jawa: (1) memiliki kemampuan bersastra yang baik; (2) me- miliki
pemahaman cukup tentang menulis geguritan sehingga potensi sis- wa belum
tergali; dan (3) kreatif dan inovatif sehingga pembelajarannya menjemukan.
Guru kurang memahami strategi pembelajaran yang bisa memicu
pengembangan potensi dan kreativitas siswa. Dengan strategi yang tepat,
siswa akan mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu bel- ajar dengan
memanfaatkan segenap potensi yang dimilikinya.
Uraian tersebut merupakan gambaran permasalahan yang terjadi pada
proses pembelajaran menulis geguritan di kelas X-3 SMAN 5 Sura-karta.
Pembelajaran menulis geguritan dinilai sulit karena siswa merasa ti- dak mampu
menulis geguritan, tidak ada minat karena tidak adanya ide/ gagasan,
Modul PTK PLPG Tahun 2012 8
minimnya perbendaharaan kata. Kemampuan guru berkreasi dan merumuskan
konsep pembelajaran inovatif dinilai lemah. Strategi pembelajaran yang
diterapkan guru masih bersifat ceramah-teoretis.
Berdasarkan hasil survei terhadap proses pembelajaran menulis geguritan
di kelas menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai ba-tas KKM hanya
sebanyak 6 siswa (24%) dari 25 siswa yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa
secara proses dan hasil, pembelajaran menulis ge-guritan di kelas X-3 SMAN 5
Surakarta belum berhasil.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, muncullah gagasan untuk
menerapkan sebuah pendekatan sinektik dalam pembelajaran menulis ge-guritan.
Mujahir (2007:5) menjelaskan bahwa pendekatan sinektik adalah pendekatan
pembelajaran baru yang sangat menarik karena dalam pelak-sanaan proses
belajar-mengajar di kelas, pendekatan sinektik digunakan untuk
mengembangkan kreativitas. Pendekatan sinektik mencoba meng- gunakan pola
berpikir analogi dan metafora yang mengajak siswa untuk menambah daya
imajinasi dengan cara membandingkan, mempersama-kan, mengganti
perwujudan suatu objek dengan objek yang lain untuk menghasilkan objek
atau konsep yang baru. Perkembangan daya imajina- si ini yang diharapkan akan
memicu munculnya kreativitas baru siswa.
Berpijak dari penjelasan di atas maka dipilihlah pendekatan sinek- tik
sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pro- ses
pembelajaran menulis geguritan di SMAN 5 Surakarta kelas X-3. De- ngan
diterapkannya pendekatan sinektik ini diharapkan mampu mening- katkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis geguritan. Lebih jauh peneliti
mencoba melaksanakannya dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul
“Penerapan Pendekatan Sinektik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
Geguritan pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 5 Su-rakarta Tahun Pelajaran
2010/2011”.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 9
C. Perumusan dan Pemecahan Masalah
Perumusan masalah itu merupakan kelanjutan dari paparan latar
belakang masalah. Hakikat rmasalah yang diuraikan pada latar belakang perlu
dipertajam dengan dirumuskannya masalah yang akan dijadikan to- pik
penelitian. Pada umumnya, perumusan masalah itu diawali dengan
indentifikasi masalah, yaitu kegiatan mendeteksi, melacak, dan menjelas- kan
berbagai aspek masalah yang berkait dengan topik yang akan diteliti.
Contoh:
Berdasarkan judul di atas dapat diidentifikasi permasalahan peneli-tian
sebagai berikut:
1. Penyikapan terhadap pembelajaran sastra Jawa di dalam kurikulum belumseimbang dengan perannya dalam pendidikan;
2. Kebanyakan penyelenggara pendidikan, guru, dan siswa cende-rungmengutamakan pencapaian hasil daripada proses;
3. Tidak semua guru Bahasa Jawa memiliki pengetahuan dan ke-mampuan bersastra Jawa serta memahami hakikat pembelajaran sastraJawa, khususnya sastra geguritan;
4. Rendahnya minat dan motivasi siswa belajar sastra Jawa;5. Strategi pembelajaran yang digunakan guru bersifat konvensional;6. Lemahnya kemampuan guru dalam berkreasi dan merumuskan konsep
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan;7. Pembelajaran sastra Jawa, khususnya dalam menulis geguritan be- lum
memberikan hasil yang memuaskan.Selanjutnya, indentifikasi masalah ini dirumuskan masalahnya yang akan
dijadikan topik penelitian dan sebaiknya dalam bentuk kalimat perta- nyaan
dengan disertai alternatif tindakan. Jadi, perumusan masalah dalam PTK itu
merupakan upaya untuk mengungkap berbagai hal terkait dengan masalah faktual
di kelas/di sekolah yang akan dipecahkan setelah tindak- an dilakukan. Karena
itu, masalah harus dirumuskan secara jelas, padat, dan menunjukkan adanya
data untuk memecahkan masalah.
Contoh:
1. Apakah penerapan metode Jigsaw dapat meningkatkan kemampu-anmembaca teks bacaan berhuruf Jawa pada siswa kelas IX-1 SMPN 1Majolaban – Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011?
Modul PTK PLPG Tahun 2012 10
2. Apakah model contextual teaching and learning (CTL) dapat me-ningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi denganmenggunakan bahasa krama pada siswa kelas VII-5 SMPN 8 Sra-genTahun Pelajaran 2011?
3. Bagaimanakah penerapan teknik bercerita berpasangan untuk me-ningkatkan kemampuan memahami isi cerkak pada siswa kelas XI-2MAN 1 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011?
Hal yang harus disadari oleh peneliti adalah bahwa tidak semua
masalah keilmuan yang dihadapi dan telah diidentifikasi akan dijamin se-bagai
masalah yang layak dan sesuai untuk diteliti. Karena itu, peneliti da-lam
menentukan masalah penelitian harus cermat dan hati-hati. Kecermat-an dan
kehati-hatian tersebut, menurut Suwandi (2009:47) hendaknya pe- neliti perlu
memperhatikan hal-hal, antara lain:
1. Kemanfaatan hasil penelitian, yaitu seberapa jauh hasil penelitiantersebut akan memberikan sumbangan pada khasanah teori ilmupengetahuan atau pada pemecahan masalah-masalah praktis.
2. Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunya kha-sanahkeilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan memilikikemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan gunapengujian hipotesis.
3. Persyaratan dari segi peneliti, yaitu seberapa jauh kemampuan pe-nelitiuntuk melakukan penelitian, baik menyangkut waktu, biaya, peralatan danbahan, bekal kemampuan teoretis, dan penguasaan metode yang akandigunakan.Selaras dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan itu maka perlu
dipikirkan cara pemecahannya. Pemecahan masalah PTK diawali dengan peneliti
menguraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan, ya-itu menggunakan
pendekatan sesuai kaidah PTK. Cara memecahkan ma-salah ditentukan
berdasarkan akar masalah penelitian, yang dirumuskan dalam bentuk tindakan
sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi.
Contoh:
Masalah dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini dipecahkan de- ngan
cara penerapan metode Jigsaw. Dengan menggunakan metode ini diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IX-1 SMPN 1 Mojolaban dalam
membaca teks bacaan berhuruf Jawa.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 11
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan target yang ingin dicapai dari pe-
nelilitian tersebut, atau sebagai jawaban terhadap masalah penelitian. Tu-juan
penelitian itu harus sejalan dengan masalah yang diteliti. Karena itu, perihal yang
dikemukakan dalam tujuan penelitian harus sesuai dengan permasalahan yang
telah diidentifikasi dan dirumuskan sebelumnya. Ini berarti, antara tujuan
dengan masalah penelitian memiliki kesamaan mak-na. Perbedaannya terletak
pada redaksinya. Tujuan penelitian dinyatakan secara spesifik dalam bentuk
pernyataan yang jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan makna ambigu
dalam pemaparan hasil-hasil penelitian yang diharapkan.
Tujuan dalam PTK merupakan tujuan yang bersumber dari keingin-an
peneliti atas hasil tindakan dengan mengemukakan indikator-indikator yang
ingin ditemukan, terutama yang terkait dengan variabel penelitian. Tujuan
penelitian itu dapat dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khu-sus. Tujuan
umum mengacu kepada makna yang tersirat pada judul pene-litian, sedangkan
tujuan khusus mengacu kepada pertanyaan penelitian dan atau pada hipotesis
penelitian.
Contoh:
1. Meningkatkan kemampuan siswa kelas VII-6 SMPN 2 Karanganyardalam membaca geguritan melalui model pembelajaran quantum.
2. Meningkatkan kemampuan siswa kelas IX-1 MTsN 2 Boyolali dalammengapresiasi tembang macapat melalui metode student teamsachievement divisions (STAD).
3. Mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan model workshop sastrauntuk meningkatkan kemampuan siswa kelas XI-2 MAN Su-koharjodalam menulis cerita pendek berbahasa Jawa.
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran menulis cerita wayang pada siswakelas XII-3 SMK Negeri 1 Klaten dengan menggunakan me-tode petapikiran (mind mapping).
5. Mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan metode tematik un-tukmeningkatkan kemampuan berdialog dalam bahasa Jawa pada siswa kelasX-5 SMA Negeri 2 Sragen.
E. Manfaat Penelitian
Paparan manfaat penelitian dapat disatukan dengan tujuan peneliti-an,
yaitu dijelaskan setelah tujuan penelitian. Namun,paparan manfaat pe- nelitian
Modul PTK PLPG Tahun 2012 12
dapat juga dipisahkan dengan maksud untuk memberi penekanan ikhwal manfaat
yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut. Menurut Su- djana dan Ibrahim
(1989), hal ini penting bagi pemberi dana, agar hasil penelitian tersebut dapat
digunakan bagi kepentingannya. Karena itu, jika penelitian tersebut didanai oleh
pihak luar, yakinkan kepada pemberi dana bahwa hasilnya secara langsung
maupun tidak langsung memiliki manfa-at bagi kepentingannya. Cara ini yang
sering kali menjadi pertimbangan utama bagi pemberi dana untuk menerima
usulan penelitian, padahal me- reka belum menilai usulan penelitian itu secara
keseluruhan.
Manfaat penelitian dapat digunakan untuk berbagai kepentingan,
tergantung kepada permasalahan dan ruang lingkupnya. Karena itu, man- faat
penelitian dapat digunakan untuk memecahkan masalah, merumus-kan
kebijakan, pengembangan ilmu, membuat model yang lebih efektif, dan
sebagainya. Manfaat yang akan diperoleh dari hasil PTK, yaitu kemu- kakan hal-
hal positif yang bisa diperoleh melalui pencapaian tujuannya, baik secara
teoretis maupun praktis. Secara teoretis, kemukakan manfaat penelitian untuk
menjelaskan dalil, kaidah, atau minimal prinsip yang diha- rapkan dapat
dihasilkan dari PTK dan hasilnya secara eksplisit dinyatakan dalam bab simpulan.
Secara praktis, kemukakan manfaat penelitian untuk menjelaskan kemungkinan
digunakannya hasil PTK oleh pihak-pihak ter-tentu dan hasilnya secara eksplisit
dinyatakan dalam rekomendasi. Terkait dengan manfaat praktis ini, kemukakan
manfaat hasil PTK terhadap per-baikan kualitas proses dan hasil pembelajaran
sehingga tampak keguna-annya bagi siswa, guru, kepala sekolah sebagai
pengambil kebijakan, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan penelitian yang
dilakukan.
Contoh:
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi susas-tra Jawa tentanggeguritan.
2. Ditemukannya strategi pembelajaran menulis parikan yang aktif, inovatif,kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Menumbuhkan keberanian siswa dalam mengungkapkan dan menanggapipembicaraan dengan menggunakan bahasa Jawa sesuai unggah-ungguh.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 13
4. Membangkitkan motivasi belajar siswa dalam mengerjakan tu-gas-tugasmenulis pengalaman pribadi dengan menggunakan bahasa Jawa, baik secaraterstruktrur maupun mandiri.
5. Menjadi model yang efektif dalam pembelajaran membaca dan memahamibacaan sederhana berhuruf Jawa.
F. Kajian Pustaka/Landasan Teoretik
Kajian pustaka/landasan teoretik dalam PTK digunakan untuk men-
jelaskan masalah penelitian. Artinya, permasalahan penelitian tersebut da- pat
dijelaskan maknanya dari sudut ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kajian
pustaka/landasan teoretik memiliki peran penting dalam memba-ngun
kerangka berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Kajian
pustaka/landasan teoretik diuraikan teori-teori, temuan-temuan, dan ba-han-
bahan penelitian lain yang relevan dengan masalah dan mendukung tindakan
yang akan digunakan untuk memecahkan masalah PTK.
Lazimnya, dalam kajian pustaka/landasan teori dikemukakan des- kripsi
teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan perumusan hi-potesis.
Secara berurutan, berbagai hal itu dijelaskan berikut ini.
1. Deskripsi Teori
Deskripsi teori ialah uraian sistematis tentang teori-teori yang se-suai
dengan varibel yang diteliti. Uraikan terlebih dahulu teori-teori yang sesuai
dengan variabel masalah dan selanjutnya yang sesuai dengan va- riabel
tindakan. Berapa banyak kelompok teori yang diuraikan bergantung pada
luasnya permasalahan dan secara teknis bergantung pada banyak- nya
variabel yang diteliti. Jadi, makin luas masalah atau makin banyak va- riabel
yang diteliti maka makin banyak pula teori yang akan dideskripsikan.
Ikhwal teori-teori yang dideskripsikan itu merupakan uraian yang
lengkap dan mendalam suatu variabel yang diambil dari berbagai sumber.
Sumber itu dapat diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, atau informasi ilmiah
yang diunduh dari laman. Dengan cara ini diharapkan ruang lingkup, ke-
dudukan, dan prediksi hubungan antarvariabel menjadi jelas dan terarah.
Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal atau laporan PTK dapat
dimanfaatkan sebagai alat ukur apakah peneliti menguasai teori dan konteks
Modul PTK PLPG Tahun 2012 14
yang diteliti atau tidak. Apabila variabel-variabel itu dapat dijelas- dengan
baik, berarti peneliti menguasai teori dan konteks penelitian.
Penguasaan teori itu dapat dicapai apabila peneliti rajin dan cakap
membaca. Kemampuan tersebut dapat menjadi landasan kuat untuk lang- kah
selanjutnya. Agar menjadi pembaca yang baik, peneliti harus menge- tahui dan
memahami pokok masalah dari berbagai sumber bacaan. Sum- ber bacaan itu
dapat berupa buku-buku, jurnal ilmiah, laman, hasil-hasil penelitian, kamus,
ensiklopedia, dan sumber lain yang relevan.
Menurut Mulyasa (2009), kriteria yang harus diperhatikan oleh pe- neliti
dalam mendeskripsikan teori, utamanya berkait dengan:
a. Sumber yang dikaji mendukung pemecahan masalah dan mengan-dung isiserta menunjang teori yang akan ditelaah/dikembangkan.
b. Sumber yang dikaji aktual, baru, dan mutakhir, tidak terbatas padapada buku teks, tetapi menggali dari jurnal dan internet.
c. Sumber yang digunakan dapat memberi arahan dalam mengidenti-fikasimasalah penelitian dan operasionalisasinya.Contoh PTK dengan judul “Penerapan Metode SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, dan Intelektual) untuk Meningkatkan Kemampuan Menu-lis Tembang
Macapat pada Siswa Kelas IX-A SMPN 4 Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012” dapat dipaparkan topik-topik sebagai kajian teoretis-nya, antara
lain:
a. Metode SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)b. Pembelajaran Menulis Sastra Jawa Sederhanac. Tembang Macapatd. Kemampuan Menulis Tembang Macapat
Topik-topik yang telah ditentukan tersebut diuraikan dengan ditun-jang
sumber-sumber yang relevan. Sekali lagi perlu diingat bahwa dalam
memanfaatkan berbagai sumber yang relevan itu selalu memperhatikan ketiga
kriteria yang telah dikemukakan di atas.
2. Penelitian yang Relevan
Di samping deskripsi teori, kajian pustaka/landasan teoretik dalam PTK
dapat dikemukakan pula hasil-hasil penelitian terdahulu yang rele-van. Pada
Modul PTK PLPG Tahun 2012 15
bagian ini peneliti dapat merujuk dua atau tiga sumber hasil pe-nelitian yang
relevan dan berhubungan dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Di
sini, peneliti tidak sekedar mendaftar dan mendeskripsikan hasil-hasil
penelitian tersebut sebagai pendukung PTK yang akan dilaku-kan. Akan
tetapi, peneliti harus berupaya mendeskripsikan secara meng-alir yang dapat
menjelaskan hubungan dan kedudukan topik penelitiannya di antara hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang akan dirujuk. Boleh jadi, peneliti dalam
pendeskripsiannya akan memverifikasi atau menindaklanjuti penelitian yang
telah dilakukan oleh orang lain.
Contoh:
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian ber- judul
“Penerapan Media Gambar Komik untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara dengan Menggunakan Bahasa Jawa Krama pada Siswa Kelas IX-D
SMP Krida Mukti Semarang Tahun 2008” (Lelono, 2008). Hasil pene- litian
disimpulkan bahwa media gambar komik tanpa kata dapat mening- katkan
keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Jawa.
Penelitian lain adalah penelitian berjudul “Penggunaan Media Kari- katur
dalam Pembelajaran Bahasa Jawa untuk Meningkatkan Keterampil-an Menulis
Deskripsi pada Siswa Kelas VIII SMP Mega Mendung Karang- anyar Tahun
2009” (Sayang, 2007). Hasil penelitiannya dikemukakan bah-wa keterampilan
menulis deskripsi meningkat dengan media karikatur.
Kedua penelitian di atas relevan dengan penelitian yang akan pe-neliti
lakukan. Lelono menggunakan media gambar komik merupakan sa- lah satu
media gambar diam untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan
hasilnya meningkat. Untuk itu, peneliti akan mencoba menerapkan karikatur
yang juga satu jenis media gambar diam untuk meningkatkan ke- terampilan
berdialog sebagai salah satu bentuk kegiatan berbicara. Rele-
vansinya dengan penelitian Sayang ialah terletak pada penggunaan me-dia
gambar karikatur. Ternyata media itu mampu meningkatkan kemam- puan
siswa menulis deskripsi berbahasa Jawa. Akan tetapi, oleh peneliti, media
tersebut akan digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
Modul PTK PLPG Tahun 2012 16
berdialog dengan menggunakan bahasa Jawa Krama.
Berdasarkan penjelasan di atas, ternyata hasil penelitian yang rele-van itu
mampu meningkatkan kemampuan siswa berbahasa Jawa. Untuk itu, peneliti
akan mencoba menggunakan media gambar karikatur tersebut untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa Jawa lainnya, yaitu berdilog
menggunakan bahasa Jawa Krama.
3. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran PTK merupakan sinte-sis
tentang hubungan antartopik atau antarvariabel yang disusun dari ber- bagai
teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya, teori yang dideskripsi- kan itu
dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sin-tesis tentang
hubungan antartopik atau antarvariabel yang akan diteliti. Hasil sintesis
tersebut selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk merumuskan
hipotesis tindakan.
Berdasarkan penjelasan di atas, berarti sebelum menyusun kerang- ka
berpikir peneliti hendaknya menguasai teori-teori ilmiah yang akan di-
gunakan sebagai dasar argumentasi untuk membuat hipotesis. Hal ini dije-
laskan oleh Suriasumantri (1988) bahwa argumentasi itu dapat terbaca ke- tika
peneliti menjelaskan hubungan teoretis antarvariabel yang menjadi masalah
penelitian. Karena itu, kerangka berpikir PTK itu bisa meyakinkan pembaca
bila kerangka berpikir yang membuahkan hipotesis itu dibangun dengan
menggunakan alur pemikiran yang logis.
Kerangka berpikir yang baik, menurut Suwandi (2009), antara lain
memuat: (1) penjelasan antarvariabel yang akan diteliti dan (2) argumen-tasi
yang dapat menunjukkan dan menjelaskan kaitan antarvariabel yang diteliti
dan dilandasi adanya teori-teori. Berdasarkan kajian teori yang telah
dilakukan, penyusun proposal PTK harus mampu menjelaskan bahwa
bentuk tindakan yang akan dilakukan dapat mengatasi permasalahan.
Contoh:
Modul PTK PLPG Tahun 2012 17
Pembelajaran menyimak wacana teks berita berbahasa Jawa di SMPN
6 Surakarta masih dilakukan dengan cara konvensional, yang pe-laksanaanya
cenderung mononton dan membuat siswa pasif. Realisasi- nya siswa hanya
menyimak yang dibacakan oleh guru, kemudian menja- jwab pertanyaan.
Selain itu, media yang digunakan dalam pembelajaran masih sangat minim.
Guru masih mengandalkan buku teks sebagai media utama. Padahal di sekitar
masih banyak media yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran. Namun,
tampaknya guru lebih senang melaksanakan pembelajaran yang tidak banyak
menuntut persiapan dan kreativitas.
Kondisi seperti itu menyebabkan siswa tidak tertarik terhadap pem-
belajaran bahasa Jawa, khususnya menyimak. Ketidaktertarikan siswa itu
terlihat pada saat mereka mengganggu proses pembelajaran, misalnya
mengobrol atau melamun. Akibatnya, hasil pembelajaran menyimak belum
memenuhi hasil seperti yang diharapkan.
Memperhatikan kondisi tersebut, peneliti ingin bekerja sama de-ngan
guru Bahasa Jawa untuk membenahi pembelajaran menyimak wa-cana teks
berita berbahasa Jawa. Untuk itu, peneliti menawarkan pembe- nahan
pembelajaran dengan rangsangan media film animasi.
Peneliti berpendapat bahwa penciptaan suasana baru dalam pem-
belajaran dengan menggunakan media dapat meningkatkan minat siswa
dalam mengikuti dan mempelajari kompetensi menyimak. Akhirnya, hasil
pembelajaran menyimak akan meningkat. Lebih jelasnya deskripsi ini da- pat
dilihat pada Gambar 1.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 18
Gambar 1. Kerangka Berpikir
4. Perumusan Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam PTK adalah dugaan mengenai perubahan yang
mungkin terjadi jika suatu tindakan itu dilakukan. Umumnya, hipotesis tin-
dakan itu dirumuskan dalam bentuk keyakinan bahwa tindakan yang dila-
kukan itu dapat memperbaiki proses dan hasil pembelajaran.
Hipotesis tindakan itu merupakan jawaban sementara terhadap ru-musan
masalah penelitian. Lazimnya, rumusan masalah penelitian disu- sun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, menurut Su- wandi
(2009:53) karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada te- ori-teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di-peroleh
melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis tindakan juga dapat di- nyatakan
sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
mengarah pada jawaban empirik.
Hipotesis tindakan yang tepat dapat dirumuskan dengan menga-nalisis
beberapa prosedur untuk mencapai perbaikan yang diharapkan. Untuk itu,
Terbatasnya media yang digunakandalam pembelajaran
Pembelajaran menyimak masihbersifat konvensional
Siswa tidak tertarik terhadappembelajaran menyimak
Siswa tertarik terhadap pembelajaranmenyimak
Perlu dilakukan tindakanmenggunakan media film animasi
Hasil yang dicapai tidak memuaskan
Peningkatan hasil belajar menyimak
Modul PTK PLPG Tahun 2012 19
Mulyasa (2009:106) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam merumuskan hipotesis tindakan, yaitu:
a. Diskusikan rumusan hipotesis tindakan dengan teman sejawat.b. Pelajari hasil-hasil penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh
para peneliti terdahulu.c. Identifikasi berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah yang
diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.d. Pilih tindakan paling tepat untuk memecahkan masalah yang diha-dapi
dan dapat dilakukan oleh guru.e. Tentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan.
Karena hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang dihadapi, berarti hipotesis tindakan sangat erat kaitannya
dengan masalah yang dijadikan variabel penelitian. Sebagai contoh, se-orang
guru kelas VII menghadapi masalah dalam pembelajaran bahasa Jawa, yaitu
siswa tidak dapat membaca tembang macapat sesuai dengan lafal, intonasi,
dan irama yang benar. Setelah masalah tersebut dianalisis, peneliti
menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa menganggap mem-baca
tembang macapat itu sulit dan tidak menarik. Hipotesis tindakannya adalah
anggapan siswa tersebut diatasi melalui penerapan model pem-belajaran
yang tepat, yaitu model pembelajaran quantum. Melalui pene-rapan model
pembelajaran quantum akan mampu memecahkan masalah dalam membaca
tembang macapat. Dengan demikian, setiap masalah yang diteliti melalui
PTK perlu dirumuskan hipotesis tindakannya. Agar pembaca
mendapat pemahaman berkait dengan perumusan hipotesis tindakan, berikut
ini disajikan contoh-contoh hipotesis tindakan.
a. Penerapan teknik bercerita berpasangan dapat meningkatkan ke-mampuan siswa kelas IX MTsN 1 Surakarta dalam menyimak tekspidato upacara adat berbahasa Jawa.
b. Kemampuan menulis dongeng siswa kelas XII SMA Krida BangsaSragen dapat ditingkatkan melalui metode mind mapping.
c. Penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan kemampuan sis-wamengapresiasi tembang campursari dalam mata pelajaran ba-hasa Jawadi kelas IX SMP Citra Mandiri Boyolali.
G. Metode Penelitian
Metode dalam PTK memiliki makna sebagai prosedur dan cara me-
lakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menja-wab
Modul PTK PLPG Tahun 2012 20
masalah penelitian, termasuk untuk menguji hipotesis tindakan mela-lui indikator
kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai prosedur dan cara, metode
dalam PTK memiliki beberapa komponen, yaitu: setting penelitian, subjek
penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, validitas data,
teknik analisis data, indikator kinerja, dan prosedur pe- nelitian. Bagi peneliti,
komponen-komponen tersebut harus dipahami dan dikuasai sebelum
merencanakan dan melaksanakan PTK. Karena itu, komponen-komponen
tersebut harus tercermin pula dalam penyusunan proposal dan terealisasikan
dalam pelaksanaan penelitian. Metode
penelitian memiliki peran sangat penting dalam upaya pe-neliti mengumpulkan
data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain, metode penelitian akan
memberikan petunjuk bagi peneliti terhadap berbagai hal yang terkait dengan
pelaksanaan penelitian, misalnya: bagai- mana prosedurnya, data apa saja yang
harus dikumpulkan, alat apa yang digunakan untuk memperoleh data, dari mana
data tersebut diperoleh,dan sebagainya. Itu semua terwadahi dalam komponen-
komponen metode PTK yang telah dikemukakan di depan. Ringkasnya,
komponen-kompo-nen tersebut akan dijelaskan berikut ini.
1. Setting Penelitian
Setting dalam PTK menjelaskan tentang tempat dan waktu peneliti-an
dilakukan. Terkait dengan penjelasan tempat penelitian, peneliti dapat
melengkapi dengan menyebutkan alamat dan alasan memi lih tempat ter- sebut.
Demikian pula terkait dengan waktu penelitian, peneliti dapat men- jelaskan
perkiraan rentang berapa lama penelitian itu dilakukan dan rinci-an kegiatannya
apa saja. Agar penjelasan waktu mudah dipahami oleh pembaca, peneliti dapat
menyertakan ringkasannya dalam bentuk tabel.
Contoh:
Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Klaten, Jalan Merbabu No. 13,
Telp. (0272) 321150, Klaten. Peneliti memilih tempat ini didasarkan pada
alasan, antara lain: (1) di tempat tersebut terdapat permasalahan yang se-suai
dengan masalah yang akan diteliti; (2) peneliti adalah alumni dari se-kolah
Modul PTK PLPG Tahun 2012 21
tersebut sehingga peneliti sudah mengenal baik dengan para guru; dan (3)
sekolah tersebut belum pernah digunakan untuk penelitian yang sesuai dengan
topik penelitian sehingga terhindar dari kemungkinan pene-litian ulang maupun
duplikasi. Penelitian ini berlangsung
selama empat bulan, yaitu mulai Juli sampai Oktober 2011. Kegiatan penelitian
ini dapat dirinci sebagai berikut: (1) Persiapan survei awal, (2) Persipan
instrumen dan alat; (3) Pengum-pulan data; (4) Analisis data; dan (5) Penyusunan
laporan. Secara singkat, rincian waktu dan kegiatan penelitian dapat dilihat pada
Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Waktu
Kegiatan
2011
Juli Agust. Sept. Okt.
1 Persiapan survai awal
2 Persiapan instrumen danalat
3 Pengumpulan data
4 Analisis data
5 Penyusunan laporan
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam PTK ialah siswa dan guru yang terlibat dalam pelak-sanaan
pembelajaran. Penentuan subjek sangat bergantung pada setting penelitian dan
peneliti. Jika peneliti melakukan PTK di kelas yang diampu- nya maka subjeknya
ialah siswa di kelas itu. Namun, jika PTK dilakukan di kelas yang tidak
diampunya dan ia melibatkan guru kelas sebagai kola- borator maka subjek
penelitian meliputi siswa dan guru kelas/guru mata pelajaran. Paparan subjek
penelitian dapat dikemukakan berapa banyak subjek yang terlibat dan nama
guru pengampu mata pelajaran tersebut.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 22
Contoh:
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-C SMPN 20 Surakarta.
Siswa kelas ini berjumlah 40 orang, yang terdiri dari 24 siswa perempuan dan 16
siswa laki-laki. Kolaborator penelitian ini adalah bapak Anggoro Kasih,
S.Pd., selaku pengampu mata pelajaran Bahasa Jawa di kelas VII.
3. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan itu bersifat des-kriptif
dalam bentuk kata-kata. Data ini berupa hasil interviu, catatan peng-amatan
lapangan, dokumen, hasil rekaman tape atau video, dan potret. Data ini yang
memungkinkan dapat memberi arah kepada peneliti pada pengertian mengenai
apa yang ditelitinya. Karena itu, pada bagian ini di- uraikan jenis data apa saja
yang dibutuhkan dan dari mana saja sumber data tersebut diperoleh. Jenis data
yang diuraikan sesuai dengan topik pe- nelitian.
Contoh:
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses
pembelajaran membaca geguritan, kemampuan siswa dalam membaca
geguritan, minat siswa dalam membaca geguritan, strategi yang diguna-kan
guru dalam pembelajaran susastra Jawa di kelas, dan kemampuan guru dalam
dalam menyusun perangkat pembelajaran (RPP dan pelaksa-naan
pembelajarannya). Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang
meliputi:
a. Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaranmembaca geguritan dengan menggunakan metode SAVI dan kegi-atanlain yang berkaitan.
b. Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru pengampu baha-sa Jawakelas VII-C SMPN 20 Surakaarta.
c. Dokumen atau arsip, antara lain berupa foto-foto peristiwa kegiatanpembelajaran membaca geguritan, hasil tes siswa, buku pendam-pingpelajaran bahasa Jawa, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),silabus, dan hasil angket siswa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Modul PTK PLPG Tahun 2012 23
Pada dasarnya teknik pengumpulan data dalam PTK itu selaras de-ngan
data yang akan dikumpulkan dan sumber data yang dapat diperoleh peneliti.
Karena itu, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan oleh peneliti tidak
hanya satu teknik saja, tetapi menggunakan banyak teknik.
Walcott (dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2008) mengemukakan tiga
kelompok teknik pengumpulan data, yang disebutnya sebagai strategi pekerjaan
lapangan primer. Ketiga kelompok teknik pengumpulan data yang dimaksud
itu adalah pengalaman, pengungkapan, dan pengujian. Dalam PTK, pengalaman
dapat dilakukan dalam bentuk observasi pasif dan observasi partisipatif.
Strategi pengungkapan dilakukan melalui wa-wancara, angket, dan pengukuran
dengan tes. Strategi pembuktian dilaku-kan dengan mencari bukti-bukti tertulis
atau dokumentasi. Seturut dengan penjelasan di atas maka
teknik yang dapat diguna-kan untuk mengumpulkan data dalam PTK itu meliputi
observasi, wawan-cara, angket, kajian dokumen, dan tes. Secara singkat, teknik-
teknik pe-ngumpulan data tersebut dapat dijelaskan berikut ini.
a. Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan dalam PTK digunakan untuk mengu-kur
tingkah laku individu siswa atau proses suatu kegiatan yang dapat di-amati, baik
dalam situasi alamiah maupun dalam situasi buatan. Tingkah laku atau proses
suatu kegiatan PTK yang dapat diobservasi, misalnya: tingkah laku siswa pada
saat belajar, tingkah laku guru pada saat menga-jar, partisipasi siswa dalam
diskusi, penerapan media pembelajaran. Kare-na itu, melalui pengamatan dapat
diketahui tingkah laku siswa maupun guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Jadi, pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika ia
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas maupun kinerja siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Dalam
observasi, seorang observer terlebih dahulu harus menetap-kan aspek-aspek
tingkah laku apa saja yang akan diobservasi. Selanjut-nya, observer membuat
pedoman agar ia mudah dalam mengisi hasil ob- servasi. Pengisian hasil
observasi dapat dilakukan secara bebas dalam bentuk uraian dan dapat pula
Modul PTK PLPG Tahun 2012 24
dilakukan dengan cara memberi tanda cek (√) bila pedoman observasi
disediakan jawaban.
b. Wawancara
Wawancara dan kuesioner sebagai alat pengumpul data digunakan untuk
mendapatkan informasi berkenaan dengan pendapat, aspirasi, ha-rapan,
persepsi, keinginan, keyakinan, dan sebagainya dari responden. Cara ini
dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan oleh peneliti
secara lisan kepada responden dan jawaban yang diberikan oleh responden juga
secara lisan. Agar data tidak mudah hilang atau lupa dan informasi yang
diperoleh bisa lengkap maka wawancara dapat dire-kam dengan menggunakan
tape, video, atau jenis alat perekam lain. Ada dua jenis
wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawan-cara bebas. Dalam
wawancara terstruktur, pertanyaan dan jawaban telah disiapkan oleh peneliti
sehingga jawaban dari responden tinggal dikatego-risasi pada alternatif jawaban
yang telah dibuat. Data yang diperoleh me-lalui cara ini mudah diolah dan
dianalisis untuk membuat simpulan. Dalam wawancara bebas, peneliti tidak
perlu menyiapkan pertanyaan maupun jawaban sehingga responden memiliki
kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya. Cara ini dapat memberikan
data lebih lengkap dan padat kepada peneliti. Namun, peneliti dalam
menganalisis data harus bekerja keras untuk membuat simpulan yang diperoleh
dari hasil jawaban respon- den yang beraneka ragam.
c. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner memiliki sifat praktis, hemat waktu, tenaga, dan
biaya. Kelemahaannya adalah jawaban sering tidak objektif bila per- tanyaan
kurang tajam dan memungkinkan responden berpura-pura. Ada dua macam
angket, yaitu angket terstruktur dan angket tidak terstruktur. Kelebihan dari
masing-msing angket itu hampir sama dengan wawancara.
Cara membuat angket dimulai dengan analisis topik atau variabel
penelitian, membuat kisi-kisi, menyusun pertanyaan, dan mengonsultasi-kan
dengan ahlinya. Pada umumnya, data yang diperoleh dari angket da- lam bentuk
Modul PTK PLPG Tahun 2012 25
nominal, namun ada juga yang berbentuk data ordinal maupun data interval.
Agar dapat menghasilkan data interval, alternatif jawaban yang terdapat dalam
angket dapat ditransformasi dalam bentuk simbol ku- antitatif. Hal itu dapat
dilakukan dengan cara memberi skor terhadap seti-ap jawaban berdasarkan
kriteria tertentu. Misalnya, dalam angket ditanya- nyakan tentang tingkat
pendidikan responden. Makin tinggi tingkat pendi- dikan responden maka
makin besar skor yang dapat diberikan kepadanya. Karena itu, untuk melihat
validitas jawaban angket, ada baiknya peneliti melakukan wawancara secara
acak pada responden dengan pertanyaan yang identik dengan isi angket yang
telah dijawabnya.
d. Kajian Dokumen
Dalam PTK juga dilakukan kajian terhadap berbagai dokumen/ ar-sip,
baik yang dimiliki oleh siswa, guru, atau pihak sekolah. Biasanya kaji-
andokumen/arsip itu seperti kurikulum, RPP yang dibuat oleh guru, buku-buku
atau materi pelajaran, hasil tulisan atau tugas siswa, dan nilai yang diberikan
oleh guru kepada siswa.
e. Tes
Pada umumnya, tes bersifat mengukur. Namun, ada juga bentuk tes
yang bersifat deskriptif, utamanya tes kepribadian. Akan tetapi, des-kripsinya
mengarah kepada karakteristik tertentu sehingga mirip dengan interpretasi dari
hasil pengukuran. Karena itu, tes yang digunakan dalam pendidikan biasa
dibedakan antara tes hasil belajar atau tes prestasi bel- ajar dan kepribadian atau
tes psikologis. Tes hasil belajar digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang di-capai siswa dalam kurun waktu tertentu. Tes
kepribadian digunakan un-tuk mengukur kecakapan potensial dan karakteristik
pribadi siswa. Untuk mengukur kecakapan potensial digunakan tes standar.
Biasanya tes hasil belajar yang dibuat oleh guru cenderung tidak standar
hendaknya distan- darisasikan. Cara ini dilakukan dengan maksud agar tes
tersebut dapat di- pertanggungjawabwabkan baik dari aspek validitas dan
reliabilitasnya. Di lain pihak, untuk menilai aspek kepribadian, ada yang bersifat
Modul PTK PLPG Tahun 2012 26
mengukur dan ada pula hanya mendeskripsikan. Tes bersifat mengukur biasanya
di- susun dalam bentuk skala, skala sikap, minat, motivasi; sedangkan bersi- sifat
mendeskripsikan biasanya dikategorikan sebagai inventori.
Contoh:
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindak-an
kelas ini, yaitu: a.
Observasi
Dalam penelitian ini, observasi yang peneliti lakukan adalah obser-vasi
berperanserta pasif. Artinya, peneliti hanya mengamati kegiatan pem- belajaran
yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas, tidak terlibat aktif selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Karena itu, peneliti mengam- bil tempat duduk di
belakang agar dapat melakukan observasi secara lelu- asa. Melalui cara ini
peneliti berharap dapat mencatat atau merekam se-gala sesuatu yang terkait
dengan pembelajaran yang terjadi di kelas.
Observasi terhadap guru difokuskan pada pelaksanaan pembelajar- an
menulis cerkak dengan metode peta pikiran (mind mapping). Observasi kinerja
guru diarahkan pada kegiatannya dalam menjelaskan materi pel-ajaran,
memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi ja-waban siswa,
memberikan latihan dan umpan-balik, dan melakukan peni-laian terhadap hasil
belajar siswa. Sementara itu, observasi terhadap sis- wa difokuskan pada tingkat
respons dalam mengikuti pelajaran, seperti: aktif bertanya dan menanggapi
rangsangan dari guru atau pun dari teman, aktif mengerjakan tugas, aktif
memberikan sumbangan pikiran dalam me- mecahkan masalah tanpa diminta
oleh guru, dan kegiatan lain yang positif dapat menunjang kegiatan belajarnya.
Hasil observasi tersebut peneliti diskusikan dengan guru, kemudian
dianalisis bersama untuk mengetahui kekurangan dan diupayakan menca-ri solusi
pemecahannya. Hasil diskusi ini sebagai pijakan bagi guru dalam melakukan
tindakan pembelajaran berikutnya.
b. Wawancara
Modul PTK PLPG Tahun 2012 27
Teknik wawancara digunakan setelah peneliti selesai mengobser-vasi
kegiatan pembelajaran di kelas dan mengkaji dokumen. Wawancara dilakukan
antara peneliti dengan guru dan siswa. Wawancara ini dimak- sudkan untuk
memperoleh data tentang berbagai hal yang berkaitan de- ngan pelaksanaan
pembelajaran menulis cekak. Kemudian, dari hasil wa- wancara, observasi, dan
kajian dokumen dilakukan identifikasi permasa-lahan dalam pembelajaran
menulis cekak dan faktor-faktor penyebabnya.
Wawancara juga dilakukan setelah peneliti selesai mengobservasi
kegiatan pembelajaran dan mengkaji dokumen dalam setiap siklus yang
direncanakan. Guna menggali informasi lebih mendalam, peneliti melaku- kan
diskusi dengan guru terkait dengan pelaksanaan pembelajaran menu- lis cerkak
dengan metode peta pikiran (mind mapping). Dalam diskusi ini diharapkan
guru bisa lebih terbuka untuk mengungkapkan ikhwal kelebih-an dan
kekuranganya selama melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mau menerima
masukan dari peneliti. Hal ini dilakukan untuk menyama-kan persepsi tentang
berbagai hal yang perlu disepakati dan dilakukan gu- ru dalam pembelajaran
menulis cerkak pada siklus berikutnya.
c. Angket
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan angket sebagai alat
pengumpul data. Hal ini dilakukan dengan cara meminta guru dan siswa untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pembelajaran
menulis cerkak, minat dan motivasi menulis cerkak, teknik pembelajaran
menulis cerkak, dan sebagainya. Jadi, angket ini diberikan untuk mengetahui
berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran menulis cerkak dengan metode
peta pikiran (mind mapping).
Angket diberikan sebelum dan sesudah tindakan. Hasil angket ini
kemudian dianalisis untuk membuat simpulan apakah telah terjadi pening- katan
kualitas proses dan hasil terkait dengan pembelajaran menulis cer-kak yang
dilaksanakan dengan metode peta pikiran (mind mapping).
d. Kajian Dokumen
Modul PTK PLPG Tahun 2012 28
Teknik ini digunakan untuk menganalisis dokumen yang telah dida-
patkan dari hasil observasi. Dokumen-dokumen yang dimaksud meliputi
catatan lapangan, RPP yang dibuat guru, kurikulum/silabus, buku atau materi
pelajaran, hasil karangan siswa, nilai karangan yang dibuat guru, rekaman
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Kajian ber- bagai dokumen
ini bertujuan untuk mendapatkan profil kemampuan siswa dalam menulis cerkak
secara komprehensif.
e. Tes
Tes ini digunakan untuk mengetahui perkembangan kualitas proses dan
hasil pembelajaran menulis cerkak yang dilaksanakan dengan meto-de peta
pikiran (mind mapping). Dalam penelitian ini, guru melaksanakan pretes dan
postes. Pretes menulis cerkak diberikan di awal penelitian, di- maksudkan untuk
mengindentifikasi kekurangan guru dan siswa dalam proses pembelajaran;
sedangkan postes diberikan di setiap akhir siklus (sesuai siklus yang ada) untuk
mengetahui perkembangan kualitas hasil kemampuan siswa menulis cerkak.
Langkah peneliti dalam pengambilan data dengan menggunakan tes ini
adalah menyiapkan perangkat tes, menyiapkan indikator keberhasil- an,
melakukan tes, dan kemudian menilai serta mengolah data yang di-peroleh dari
hasil pembelajaran.
5. Teknik Pemeriksaan Validitas Data
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh data penelitian, yaitu
pemeriksaan validitas data. Pemeriksaan validitas data dapat menja- di dasar
yang kuat bagi peneliti dalam mempertanggungjawabkan data penelitian dan
menarik simpulan. Karena itu, sebelum melakukan pemerik- saan validitas data,
peneliti perlu memahami tekniknya. Teknik yang digu- nakan untuk memeriksa
validitas data antara lain adalah triangulasi dan reviu informan kunci.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data yang meman-
faatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 1988:151). Terkait dengan hal
ini, Denzin (dalam Moleong, 1988) mengemukakan empat ma- cam triangulasi,
Modul PTK PLPG Tahun 2012 29
yaitu: (1) triangulasi sumber; (2) triangulasi metode; (3) triangulasi peneliti;
dan (4) triangulasi teori. Triangulasi sumber berarti pe- neliti membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawan- cara. Triangulasi metode, yaitu
peneliti memeriksa beberapa sumber data dengan menggunakan metode yang
sama. Triangulasi peneliti ialah pe- meriksaan data dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan peneliti de-ngan pengamat lainnya. Triangulasi
teori dilakukan dengan cara memban- dingkan satu teori dengan teori yang lain.
Reviu informan kunci adalah mengonfirmasikan data atau interpre-tasi
temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan anta- ra peneliti
dan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut (Suwandi,
2009:60). Kesepakatan ini dapat tercapai bila keduanya saling terbuka dan
jujur. Sikap terbuka dan jujur itu dikembangkan ketika antar-tim peneliti
berdiskusi setelah kegiatan observasi dan kajian dokumen.
Contoh:
Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data dalam pe-
nelitian ini, antara lain:
a. Triangulasi sumber data. Teknik ini digunakan untuk menguji validi- tasdata, misalnya tentang keantusiasan siswa selama mengikuti pembelajaranmembaca tembang macapat. Untuk itu, peneliti mela-kukan pemeriksaandata yang diperoleh dari siswa selaku informan dengan sumber datadokumen yang berupa foto-foto pada waktu pembelajaran berlangsungdan catatan lapangan.
b. Triangulasi metode. Teknik ini digunakan untuk membandingkan data,misalnya tentang kesulitan siswa dalam membaca tembang macapat danfaktor-faktor penyebabnya. Dalam hal ini peneliti membandingkan hasilobservasi dengan data dari siswa yang di-peroleh melalui angket danwawancara terstruktur.
c. Revieu informan.Teknik ini dilakukan untuk mengecek kevalidaninformasi dari informan kunci. Teknik ini dilakukan dengan caramendiskusikan kembali informasi yang sudah diperoleh kepada informanagar diperoleh kesepakatan, misalnya tentang kesulitan siswa dalammembaca tembang macapat, model pembelajaran membaca tembangmacapat, dan sebagainya.
6. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis sesuai dengan tujuan peneliti-an.
Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kom-paratif dan
Modul PTK PLPG Tahun 2012 30
teknik analisis kritis. Teknik deskriptif komparatif adalah teknik
mendeskripsikan data yang dilakukan dengan cara membandingkan data
kuantitatif yang diperoleh dari hasil pembelajaran antarsiklus. Di sini, pe-neliti
membandingkan hasil pratindakan dengan hasil pada akhir tindakan setiap
siklus. Teknik analisis kritis adalah teknik mendeskripsikan data untuk
mengungkap data kualitatif yang diperoleh dari pengamatan kegiat- an siswa dan
guru dalam proses pembelajaran. Teknik pengungkapan da- ta ini dikerjakan
berdasarkan kajian teoretis maupun dari standar yang su- dah ditentukan.
Sebagai peneliti, teknik analisis data ini harus dipahami agar hasil
penelitiannya dapat memberikan manfaat dalam upaya mening- katkan kualitas
pembelajaran secara tepat sesuai kondisi yang terjadi di kelas. Selanjutnya,
hasil analisis data tersebut dapat dijadikan dasar oleh peneliti dalam menyusun
rencana tindakan pada tahap berikutnya, sesuai dengan siklus yang ada.
Contoh:
Sesuai dengan tujuan penelitian, teknik analisis data yang diguna-kan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif komparatif dan teknik
analisis kritis. Teknik analisis deskriptif komparatif digunakan untuk
membandingkan nilai rata-rata kemampuan siswa berpidato dengan me-nerapkan
unggah-ungguh bahasa Jawa sebelum tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus
II. Teknik analisis kritis digunakan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan
kinerja guru dan siswa dalam proses pembel-ajaran sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Dari kedua hasil analisis tersebut akan menjadi dasar bagi peneliti
dalam menyusun perencanaan tindakan selanjutnya sesuai dengan siklus yang
telah direncanakan.
7. Indikator Kinerja
Dalam penyusunan proposal PTK perlu dikemukakan indikator ki-nerja.
Sebab, melalui rumusan indikator kinerja ini akan memudahkan bagi peneliti
dalam mengukur keberhasilan penelitian yang telah dilakukannya. Bagaimana
mungkin seorang peneliti dapat menyatakan kegiatan peneliti- annya berhasil
Modul PTK PLPG Tahun 2012 31
tanpa didasari penetapan indikator-indikator pengukurnya terlebih dahulu?
Kemungkinan tersebut sangat kecil, kecuali itu terjadi pa- pada kegiatan penelitian
dasar. Jadi, indikator kinerja dalam PTK adalah rumusan kinerja yang akan
dijadikan acuan bagi peneliti dalam menentu- kan keberhasilan atau keefektifan
tindakan yang telah dilakukan.
Indikator kinerja tersebut dapat disajikan secara deskriptif dengan
disertai tolok ukur kuantitatifnya atau dibuat dalam bentuk tabel yang di
dalamnya berisi deskripsi dan tolok ukur kuantitatif. Biasanya pemilihan cara
penyajian itu tergantung pada aspek komunikatif dan kepraktisan.
Contoh:
Pada umumnya, kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi pro-ses
dan hasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya 75% siswa
terlibat aktif, baik secara fisik, mental, ataupun sosial selama pembelajaran
berlangsung. Selain itu, siswa juga harus menunjukkan se-mangat yang tinggi
dalam belajarnya. Dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil bila
setidaknya terdapat 75% siswa mengalami per-ubahan positif dan memiliki
output bermutu tinggi.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan dalam
penelitian ini adalah terjadi peningkatan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan berhasil bila setidaknya 75%
siswa fokus dan aktif dalam pembelajaran. Dari aspek hasil, setidak- nya terdapat
75% siswa mampu mengerjakan soal menulis kalimat seder- hana berhuruf Jawa,
dengan perolehan nilai 70 sesuai batas KKM.
atau
Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan
indikator-indikatornya. Berdasarkan prosedur pembelajaran yang dilaku-kan,
ternyata guru dalam membelajarkan apresiasi tembang campursari belum
pernah menggunakan pendekatan proses. Karena itu, indikator ke- tercapaian
penelitian ini dapat dirumuskan pada Tabel 2 berikut ini.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 32
Tabel 2. Indikator Kinerja Penelitian
Aspek yang
Diukur
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
Persentase
Target Capaian
Siklus
Indikator
Keberhasilan
Kemampuan
siswa dalam
menganalisis
proses pe-
kerjaan
Rendah Tinggi 70% Diamati dari jumlah
siswa yang memper-
oleh nilai 70 ke atas
sesuai standar KKM
Kualitas
hasil
pembelajaran
Rendah Tinggi 70% Diamati saat pem-
belajaran dengan
menggunakan lem-
bar observasi dari
jumlah siswa yang
mampu menganali-
sis hasil pekerjaan
8. Prosedur Penelitian
Pada umumnya, prosedur dalam PTK itu meliputi beberapa siklus.
Banyak sedikitnya siklus tersebut sesuai dengan masalah yang akan dipe-cahkan
dan kondisi yang akan ditingkatkan. Sebelum pelaksanaan peneli-tian, peneliti
dapat melakukan persiapan sebagai kegiatan pratindakan. Setelah itu, peneliti
melaksanakan kegiatan penelitian sesuai siklus yang telah direncanakan. Setiap
siklus memiliki tahapan, yaitu:(1) Perencanaan; (2) Pelaksanaan; (3) Pengamatan;
dan (4) Refleksi. Selanjutnya, setiap tahapan penelitian tersebut dapat dijelaskan
berbagai kegiatan.
Contoh:
Prodesur dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 33
Pratindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pratindakan meliputi:
a. mengidentifikasi masalah pembelajaran menulis narasi di kelas VII-E SMPN20 Surakarta, dengan mewawancarai siswa, guru, dan kepala sekolah. Hasilwawancara itu diuji kebenarannya dengan melakukan observasi pembelajaranmenulis narasi yang dilakukan guru di kelas;
b. menganalisis masalah pembelajaran menulis narasi yang didasari pa-da teoridan penelitian yang relevan;
c. menyusun bentuk tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalah-an yangditemukan dengan menerapkan media cerita wayang bergam-bar pada siklusI, II, dan seterusnya;
d. menyusun jadwal penelitian dan rancangan pelaksanaan tindakan;e. menyusun lembar observasi dan lembar evaluasi kinerja siswa, yang berupa
rubrik penilaian menulis narasi.
Pelaksanaan Tindakan
Indikator kinerja penelitian ini adalah meningkatnya kualitas proses dan hasil
pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas VII-E SMPN 20 Sura- karta
melalui penerapan media cerita wayang bergambar. Setiap tindakan
menunjukkan peningkatan indikator yang telah dirancang dalam siklus. Setiap
siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelak-sanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi untuk perencanaan siklus ber-ikutnya. Penelitian
ini dilaksanakan dalam tiga siklus.
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun:
1) perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan
diteliti, menyiapkan media pembelajaran berupa teks cerita yang bergambar,
dan rubrik penilaian menulis narasi.
2) skenario pembelajaran dengan kegiatan, antara lain peneliti:
a) memberi apersepsi, yakni mendorong pengetahuan awal siswa tentang
tema pembelajaran. Selanjutnya, memberi fotokopi teks cerita wayang
bergambar kepada setiap siswa.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 34
b) menugasi siswa membaca dialog dalam teks cerita wayang dan
mengamati gambar naratifnya.
c) menugasi siswa menulis kerangka cerita wayang bergambar yang
baru saja disimaknya.
d) menugasi siswa mengembangkan kerangka itu dengan mengamati
gambar naratif yang tersedia.
e) menugasi siswa merevisi hasil karangannya.
f) menilai hasil karangan narasi siswa pada lembar penilaian.
3) Peneliti dan siswa mendiskusikan kesimpulan pembelajaran dan
memberitahu hasil karangan yang terbaik di kelas tersebut.
4) Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan memberi tugas untuk per-temuan
berikutnya.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan atas skenario pembelajaran yang telah
disusun seperti di atas. Dalam satu siklus alokasi waktu yang ter-sedia adalah
2 x 40 menit. Bersamaan dengan tahap ini, dilakukan pu-la observasi terhadap
dampak tindakan.
c. Tahap Pengamatan
Tahap ini dilakukan dengan mengamati jalannya penerapan media teks cerita
wayang pada proses pembelajaran menulis narasi yang telah di-laksanakan
untuk mendapatkan data tentang hasil tindakan pertama. Peneliti melakukan
pengamatan terhadap siswa dan guru yang sedang melakukan kegiatan belajar-
mengajar di kelas. Peneliti mengamati ke-aktifan siswa mulai sebelum dan
selama proses pembelajaran menulis narasi berlangsung. Kegiatan yang lain,
yaitu mengisi rubrik penilaian yang telah dipersiapkan. Hasil penilaian
tersebut dicek ulang dengan mengamati lebih seksama hasil tulisan narasi
siswa. Pada akhir tin-dakan, dilakukan wawancara dengan siswa mengenai
kesan mereka menulis narasi dengan media teks cerita wayang.
d. Tahap Refleksi
Modul PTK PLPG Tahun 2012 35
Pada tahap ini dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi ke-mudian
disimpulkan untuk melakukan pembenahan dan penyempur-naan bagian
mana yang telah dan belum memenuhi target.
Siklus II dan Siklus berikutnya
Tahap-tahap yang akan dipaparkan pada siklus II sama dengan si-
klus I. Akan tetapi, pada siklus II harus didahului dengan perencanaan ulang
berdasarkan hasil refleksi siklus I. Hal ini dimaksudkan agar kele-mahan-
kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II. Demikian juga
pada siklus III, termasuk tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi mengacu pada siklus sebelumnya. Media cerita wayang bergambar yang
digunakan pada tiap siklus melalui diskusi de-ngan siswa dan teman sejawat yang
dinilai memiliki pemahaman di bidang tersebut serta disesuaikan dengan tema
yang sedang dibahas.
H. Jadwal Kegiatan Penelitian
Jadwal kegiatan penelitian merupakan urutan dan rincian rencana kerja
yang menggambarkan kegiatan penelitian mulai dari awal sampai penyusunan
laporan. Dalam jadwal tersebut hendaknya mampu menjelas-kan jenis-jenis
kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan kapan pelaksa-naannya. Bila di dalam
jadwal berisi rencana kerja seperti itu maka jadwal dapat menjadi petunjuk yang
efektif bagi peneliti dalam melakukan kegiat-annya agar tepat waktu dan tepat
sasaran. Dalam paparan ini, pembuatan jadwal
kegiatan penelitian tidak per-lu dikemukakan contohnya lagi. Sebab, pembuatan
jadwal seperti ini su-dah penulis sajikan dalam pembahasan setting penelitian.
I. Daftar Pustaka
Istilah daftar pustaka, daftar rujukan, dan bibliografi sering diguna-kan
dalam penulisan karya tulis ilmiah, termasuk dalam penulisan propo-sal atau
laporan PTK. Pada hakikatnya ketiga istilah itu memiliki makna yang sama,
yaitu sebagai cara pendokumentasian sumber rujukan dalam bentuk daftar yang
Modul PTK PLPG Tahun 2012 36
memuat semua sumber rujukan yang diacu. Ada beberapa alasan
pengacuan dilakukan, antara lain:
1. Menunjukkan keterkaitan dengan temuan-temuan penelitian sebe-lumnyasehingga posisi kontribusi keilmuan penelitiannya terlihat.
2. Menunjukkan kemajuan ilmu yang ditandai dengan akumulasi te-muan-temuan secara berkesinambungan (state of the arts).
3. Pengakuan adanya temuan atau ide serupa sebagai pembanding untukditelaah atau dibahas lebih lanjut.
4. Mendukung argumentasi penulis.
5. Menghindari kecenderungan plagiasi.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa daftar pustaka memiliki peran
penting dalam penulisan proposal atau laporan PTK. Karena itu, tulislah
bahan-bahan pustaka yang dirujuk dalam proposal atau laporan PTK. Pada
umumnya, penyusunan daftar pustaka dilakukan menurut ab-jad nama pengarang
pertama.Cara menuliskan nama pengarang terlebih dahulu nama belakang,
kemudian nama depan (disingkat). Susun balik nama ini tidak hanya nama
pengarang pertama, tetapi juga dilakukan pa-da nama pengarang berikutnya. Cara
ini berlaku secara internasional.
Bahan pustaka yang ditulis beberapa orang dan menulis lebih dari satu
karangan, penyusunannya sesudah berdasarkan nama pengarang pertama
urutan pengabjadan, selanjutnya dilakukan berdasarkan nama pengarang kedua,
pengarang ketiga, dan seterusnya. Sesudah dilakukan berdasarkan nama
pengarang, penyusunan daftar tersebut lalu diurut se-cara kronologi.
Penulis proposal atau laporan PTK harus menyadari sepenuhnya bahwa
banyak sekali variasi yang dapat ditemukan dalam cara penyusun-an daftar
pustaka ini. Variasi-variasi yang dimaksud itu dapat dilihat mi-salnya pada
aspek penulisan nama pengarang, tahun penerbitan, urutan penempatan
informasi bibliografi, penggunaan huruf kapital dan huruf Itali, dan cara
penyingkatan. Sekarang ada kecenderungan untuk menyu-sun daftar pustaka
dengan cara yang lebih sederhana, misalnya pencan-tuman singkatan p. atau hlm.
yang dulu lazim, sekarang sudah ditinggal-kan dan diganti dengan tanda titik
dua (:). Kejanggalan yang sering dite-mukan dalam penulisan daftar pustaka
Modul PTK PLPG Tahun 2012 37
ialah pencantuman gelar akade-mis. Kesalahan ini sering dilakukan tidak hanya
para pelajar, mahasiswa, dan guru, tetapi tidak terkecuali juga dosen. Hal ini
terjadi mungkin karena mereka benar-benar tidak tahu cara penulisan daftar
pustaka, mereka ingin menghargai dan mendewakan gelar, atau karena penerbit
yang di-acunya memang salah telah mencantumkan gelar tersebut bersama nama
pengarangnya. Acuan
penyusunan daftar pustaka dapat ditemukan dari berbagai sumber dan masing-
masing sumber memiliki cara penulisan yang berbeda
Contoh:
Buku
Elliot, J. 1991. Action Research for Education Change. Philadelphia: Open
University Press.
Buku terjemahan
Freire, P., et.al. 2004.Menggugat Pendidikan: Fundamentalis, Konservatif,
Liberal, Anarkis. Diterjemahkan oleh Omi Intan Naomi. Yogyakarya:
Pustakan Pelajar.
Skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian
Utami, TS.2011.”Penggunaan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Argumentasi pada Siswa Kelas
X-1 SMAN 1 Slogohimo, Wonogiri”. Skripsi tidak diterbitkan. Sura-
karta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP
Universitas Sebelas Maret.
Makalah seminar, lokakarya, penataran
Suryanto, E. 2010. “Teknik Penulisan Artikel di Jurnal Ilmiah”. Makalah di-
sajikan dalam Seminar Peningkatan Kualitas Guru Melalui Penulis-
an Karya Ilmiah yang diselenggarakan SMPN 1 Colomadu, Karang-
anyar, 15 September 2010.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 38
Dokumen resmi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. 2006. Jakarta: PT Tamita Utama.
Artikel dalam jurnal atau majalah
Arifin, S. 2004. “Konflik dan Harmonitas Sosial dalam Relasi dengan Sesa-
ma”. Jurnal Character Building, Volume 1, Nomor 1, hlm. 21-23.
Buku kumpulan artikel
Saukah, A. & Waseso, MG (Ed.). 2002. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah
(Edisi ke-4, cetakan ke-1). Malang: UM Press.
Artikel dalam internet
Kumaidi. 1998. “Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tes-nya”.
Jurnal Ilmu Pendidikan (Online), Jilid 5, Nomor 4. Tersedia pada
http://www.malang.ac.id, diunduh 20 Januari 2000.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 39
BAB III
PENYUSUNAN RANCANGAN PROPOSAL DAN
LAPORAN HASIL PTK
Pada bab ini akan dikemukakan dua hal, yaitu: (1) penyusunan ran-cangan
proposal PTK dan (2) laporan hasil PTK. Penyusunan rancangan proposal sering
disebut usulan penelitian atau proposal penelitian, se-dangkan laporan hasil
penelitian merupakan laporan hasil akhir dari kegi-atan penelitian atau laporan
tertulis terkait proses dan hasil penelitian. La-zimnya, rancangan proposal dibuat
peneliti sebelum penelitian dilaksana-kan. Demikian halnya, laporan hasil
penelitian dibuat setelah pelaksanaan penelitian selesai.
Pemaparan rancangan proposal dalam bab ini hanya menjelaskan
gambaran pokok-pokok isi dan cara menjelaskannya. Demikian pula da-lam
pemaparan laporan hasil penelitian hanya disajikan kerangka isi dan sistematika
laporan.
A. Penyusunan Rancangan Proposal PTK
Rancangan proposal atau usulan penelitian atau proposal peneliti-an adalah
rancangan yang menggambarkan apa yang akan diteliti dan ba-gaimana
penelitian dilakukan. Dengan demikian, rancangan itu sebagai pedoman bagi
peneliti dalam melaksanakan penelitian. Seseorang dalam menyusun rancangan
proposal diperlukan pema-haman dasar-dasar penelitian. Sebab, rancangan
penelitian pada hakikat-nya menjelaskan berbagai unsur penelitian dalam
kaitannya dengan ma-salah yang diteliti.
Semua penelitian, termasuk PTK, yaitu dilandasi adanya masalah, adanya
keinginan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya kita melihat data
bahwa hasil keterampilan menulis parikan kelas VII sangat rendah. Berdasarkan
data tersebut, peneliti lalu berupaya untuk mencari penyebabnya. Hal tersebut
dapat ditanyakan kepada siswa dan guru. Le-wat pertanyaan tersebut peneliti
dapat mengetahui, mungkin karena meto-denya yang tidak tepat. Dengan
demikian peneliti dapat membuat judul penelitian tentang “Peningkatan Prestasi
Modul PTK PLPG Tahun 2012 40
Keterampilan Menulis Parikan pada Siswa Kelas VII-3 SMPN IV Surakarta
Melalui Penerapan Metode Keterampilan Proses”.
Setelah permasalahan sudah ditemukan, peneliti lalu menyusun rancangan
proposal yang sering disebut usulan penelitian atau proposal penelitian.
Bentuk dan isi rancangan proposal PTK kadang-kadang kita temu-kan urutannya
berbeda, namun hakikatnya adalah sama. Oleh karena itu, jika lembaga atau
instansi telah merujuk atau menetapkan penyusunan rancangan proposal PTK
dengan menggunakan sistematika tertentu, se-baiknya peneliti mengikuti gaya
selingkung tersebut. Sekedar bahan per- perbandingan, berikut ini dipaparkan
rancangan proposal PTK dari penda-pat beberapa pakar.
Menurut Arikunto (dalam Arikunto, dkk., 2006:34), komponen pro-posal
penelitian tindakan meliputi hal-hal berikut:
JUDUL PENELITIAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahB. Sasaran TindakanC. Rumusan MasalahD. Tujuan PenelitianE. Manfaat Hasil Penelitian
II. KAJIAN PUSTAKA
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting PenelitianB. Sasaran PenelitianC. Rencana TindakanD. Data dan Cara PengambilannyaE. Analisis Data
IV. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Dalam sumber yang sama, Supardi (dalam Arikunto, dkk., 2006: 137),
berpendapat bahwa penyusunan proposal penelitian tindakan kelas (PTK)
menggunakan sistematika atau format berikut :
Modul PTK PLPG Tahun 2012 41
A. JUDUL PENELITIAN
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan dan Pemecahan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Membuat Penelitian
C. KAJIAN PUSTAKA
D. METODOLOGI PENELITIAN
E. JADWAL PELAKSANAAN
DAFTAR PUSTAKA
Di lain pihak, Mulyasa (2009:60-74) mengemukakan bahwa propo-sal
PTK memuat:
A. Judul Penelitian
B. Bidang Kajian
C. Latar Belakang Masalah
D. Identifikasi dan Perumusan Masalah
E. Cara Memecahkan Masalah
F. Hipotesis Tindakan
G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
H. Kajian Teori
I. Rencana dan Prosedur Penelitian
J. Jadwal Kegiatan
K. Pembiayaan
L. Personalia Penelitian
M. Daftar Pustaka
N. Lampiran-lampiran
Berikutnya, Suwandi (2009:43) mengungkapkan bahwa proposal PTK
pada umumnya terdiri atas komponen-komponen berikut:
Judul
Modul PTK PLPG Tahun 2012 42
Pengesahan (jika perlu
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Tujuan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D.Teknik Pengumpulan Data
E.Validitas Data
F. Teknik Analisis Data
G. Indikator Kinerja/Keberhasilan
H. Prosedur Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Beberapa pendapat di atas ternyata banyak kesamaan. Intinya, peyusunan
rancangan proposal PTK meliputi komponen-komponen berikut:
1. Judul Penelitian
Judul penelitian hendaknya singkat, jelas, tidak menimbulkan tafsir
anda,menggambarkan masalah yang diteliti dan berbagai tindakan untuk meng-
atasi masalah tersebut
Contoh Judul:
Modul PTK PLPG Tahun 2012 43
a. Peningkatan prestasi keterampilan menulis parikan melalui pene-rapan
metode keterampilan proses pada siswa kelas VII-3 SMPN IV Surakarta.
b. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe stand dan problem
secara variatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
Bahasa Jawa siswa kelas VII-1 SMPN II Surakarta.
2. Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan hendaknya memuat hal-hal berikut:
a. Latar Belakang Masalah
Pada latar belakang perlu diuraikan secara jelas bahwa ma-salah yang
akan diteliti merupakan sebuah masalah yang betul-be-tul terjadi di
sekolah. Dengan demikian perlu didukung dengan fak-ta yang terjadi di
sekolah tersebut.Masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang
penting dan mendesak untuk dilaksanakan. Prosedur dalam identifikasi
ma-salah perlu dikemukakan secara jelas dan sistematis.
b. Perumusan dan Pemecahan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti diidentifikasi, selanjutnya perlu
dirumuskan masalahnya secara jelas. Langkah berikutnya menganalisis
penyebab masalah, meng- identifikasi dan mengajukan alternatif
pemecahan serta tindakan yang akan dilakukan. Pendekatan dan konsep
yang digunakan un- tuk menjawab masalah yang akan diteliti perlu
disesuaikan dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan
masalah seyog-yanya dilaksanakan dalam bentuk tindakan atau action.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian harus dinyatakan secara spesifik dalam pernyataan
yang jelas. Tujuan penelitian harus relevan dengan masalah yang telah
dirumuskan. Tujuan harus dikemukakan secara jelas sehingga dapat
diukur tingkat keberhasilan yang diharapkan.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 44
Contoh:
Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas VII-5
SMPN 3 Surakarta;
2) dst.
d. Manfaat Penelitian
Pada bagian ini berisi uraian tentang kontribusi hasil penelitian pada
proses belajar-mengajar yang akan dihasilkan penelitian ini. Kemukakan
pula manfaatnya bagi siswa, guru, maupun kompo- nen pendidikan di
sekolah terkait.
3. Kajian Pustaka
Pada bagian ini perlu dikemukakan teori, temuan dan bahan peneli-tian
lain (buku, jurnal, dan sebagainya) yang digunakan sebagai landasan untuk
melaksanakan penelitian yang diusulkan. Hal tersebut dapat diguna-kan untuk
menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan untuk
memecahkan masalah. Selanjutnya perlu dikemukakan hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan yang diharapkan.
4. Metode Penelitian
Pada bagian ini perlu diuraikan secara jelas tentang prosedur pene-litian.
Objeknya siapa, lokasi penelitian di mana, waktunya kapan, lama tindakan, dan
sebagainya. Dalam penelitian ini perlu adanya perencanaan yang jelas yang
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan, pengamatan, mengevaluasi dan
merefleksi yang berupa siklus. Dalam mengevaluasi setiap tindakan/siklus,
peneliti perlu berkolaborasi dengan guru dan siswa.
Agar lebih jelas, berikut ini dikutipkan pendapat Suhardjono (dalam Arikunto,
dkk., 2006:70) yang berkaitan dengan pokok-pokok rencana ke-giatan yang
dicantumkan dalam suatu tabel.
Siklus I Perencanaan - Merencanakan pembelajaran yang
Modul PTK PLPG Tahun 2012 45
Identifikasi masalah dan
penetapan alter-natif
pemecahan ma-salah
akan diterapkan dalam PBM.
- Menentukan pokok bahasan.
- Mengembangkan skenario pembel-
ajaran
- Menyusun LKM
- Menyiapkan sumber belajar
- Mengembangkan format observasi
pembelajaran.
Tindakan - Menerapkan tindakan mengacu pa-
da skenario dan LKM.
Pengamatan - Melakukan obervasi dengan mema-
kai format observasi.
- Menilai hasil tindakan dengan
menggunakan format LKM.
Refleksi - Melakukan evaluasi tindakan yang
telah dilakukan yang meliputi evalu-
asi mutu, jumlah dan waktu dari seti-
ap macam tindakan.
- Melakukan pertemuan untuk mem-
bahas hasil evaluasi tentang skena-
rio, LKM, dan lain-lain.
- Memperbaiki pelaksanaan tindakan
sesuai dengan evaluasi, untuk di-
gunakan pada siklus berikutnya.
- Evaluasi tindakan I.
Siklus II Perencanaan - Identifikasi masalah dan penetapan
alternatif pemecahan masalah.
- Pengembangan program tindakan II
Tindakan - Pelaksanaan program tindakan II.
Pengamatan - Pengumpulan data tindakan II.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 46
Refleksi - Evaluasi Tindakan II.
Siklus-siklus berikutnya
Kesimpulan, saran, rekomendasi
5. Jadwal Pelaksanaan
Dalam propasal perlu dijelaskan jadwal kegiatan penelitian yang
meliputi: persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil
penelitian. Pada umumnya, jadwal penelitian disajikan dalam bentuk gambar
diagram atau gant chart.
Berikut disajikan contoh sajian jadwal rencana kegiatan PTK.
No. Rencana KegiatanWaktu (Minggu ke)
1 2 3 4 5 6
1. Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan √
Menyepakati jadwal dan tugas √
Menyusun instrumen √
Seminar konsep pelaksanaan √
2. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat √
Melakukan Tindakan Siklus I √ √ √
Melakukan Tindakan Siklus II √ √ √
3. Penyusunan Laporan
Menyusun konsep laporan √
Modul PTK PLPG Tahun 2012 47
Seminar hasil penelitian √
Perbaikan laporan √
Penggandaan, pengiriman hasil √
6. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi buku-buku, jurnal, dan sebagainya yang ber-kait
materi yang ditulis serta disusun berdasarkan pedoman yang berlaku.
B. Laporan Hasil PTK
Pada hakikatnya laporan hasil penelitian merupakan karya ilmiah maka
penulisan dan pemaparannya harus menggunakan kaídah penulis-an karya
ilmiah. Ciri laporan karya ilmiah minimal memiliki kerangka atau sistematika
laporan dan teknik penulisan laporan. Dalam sistematika laporan terdapat dua hal
pokok, yaitu isi laporan dan urutan keseluruhan laporan penelitian. Dalam isi
laporan penelitian harus ada apa yang diteliti, simpulan, dan implikasi hasil
penelitian. Urutan keseluruhan laporan ini disusun sesuai langkah-langkah
berpikir ilmiah. Terkait dengan hal yang pertama, ada bermacam-macam sistema-
tika laporan hasil PTK. Berbagai contoh sistematika laporan hasil PTK da-pat
dikemukakan di bawah ini. Suhardjono (dalam Arikunto, 2006:81),
mengemukakan sistemati-ka laporan PTK sebagai berikut:
1. Lembar Judul Penelitian
2. Lembar Identitas dan Pengesahan
3. Abstrak
4. Daftar Isi
5. Daftar Tabel
6. Daftar Gambar
7. Daftar Lampiran
8. Pendahuluan
9. Kajian Pustaka
Modul PTK PLPG Tahun 2012 48
10. Pelaksanaan Penelitian
11. Hasil Penelitian dan Pembahasan
12. Simpulan dan Saran
13. Daftar Pustaka
Selanjutnya, Supardi (dalam Arikunto, 2006:140) juga mengemukakan bahwa
sistematika laporan PTK adalah sebagai berikut:
1. Bagian Pembukaan
a. Halaman Judul
b. Halaman Pengesahan
c. Abstrak (bila diperlukan)
Di samping itu, perlu juga dicantumkan: Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar
Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran (bila ada).
2. Bagian Isi
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
a. Subjek Penelitian
b. Setting Penelitian
c. Rancangan Penelitian
d. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
e. Pelaksanaan Tindakan
f. Cara Pengamatan
g. Analisis Data dan Refleksi
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Diskripsi Setting Penelitian
Modul PTK PLPG Tahun 2012 49
b. Hasil Penelitian
c. Pembahasan
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Menurut Suwandi (2009:64-66) sistematika laporan penelitian bi-asanya
terdiri atas tiga bagian , yaitu: (1) bagian awal, (2) bagian pokok, dan (3) bagian
akhir. Secara keseluruhan, ketiga bagian itu dapat dikemu-kakan berikut ini.
Bagian Awal
JUDUL PENELITIAN
IDENTITAS DAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (jika ada)
DAFTAR GAMBAR (jika ada)
DAFTAR LAMPIRAN
Bagian Pokok
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Modul PTK PLPG Tahun 2012 50
D. Manfaat Penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Temuan Hasil Penelitian Relevan
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
BAB III. METODEI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Validitas Data
F. Teknik Analisis Data
G. Indikator Kinerja
H. Prosedur Penelitian
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Pengamatan
d. Refleksi
2. Siklus 2, dst
B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
Bagian Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Modul PTK PLPG Tahun 2012 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Di lain pihak, Mulyasa (2009) mengemukakan tata cara penulisan laporan hasil
PTK sebagai berikut:
JUDUL PENELITIAN
PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR TABEL (jika ada)
DAFTAR GAMBAR (GRAFIK/DIAGRAM jika ada)
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pikir
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Prosedur Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
Modul PTK PLPG Tahun 2012 52
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Beberapa sistematika laporan hasil penelitian di atas memiliki kesamaan
komponen. Komponen-komponen tersebut dijelaskan berikut ini.
1. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan hasil penelitian yang memuat rumusan
masalah, tujuan, prosedur pelaksanaan, dan hasil penelitian.
2. Pendahuluan
Bagian ini diutarakan latar belakang masalah, pentingnya masalah
diteliti, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan hal lain yang dinilai perlu.
3. Kajian Pustaka
Pada bagian ini diuraikan teori-teori yang dapat mendukung penye- lesaian
masalah. Teori yang berkaitan dengan masalah penelitian. Argu- men-argumen
yang meyakinkan bahwa hal tersebut dapat untuk meme-cahkan masalah. Pada
bagian ini diakhiri dengan hipotesis tindakan.
4. Metode Penelitian
Bagian ini dijelaskan, antara lain: tempat dan waktu penelitian, sub-jek
penelitian, data dan sumber data yang diperlukan sesuai dengan per-masalahan
Modul PTK PLPG Tahun 2012 53
penelitian, teknik pengumpulan data serta instrumen yang di-gunakan, cara
memvalidasi data, teknik analisis data, indikator kinerja, dan prosedur
penelitian.
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini dikemukakan tentang pelaksanaan penelitian pada setiap
siklus, yang meliputi: perencanaan, tindakan, cara pemantauan be-serta jenis
instrumen, dan cara analisis dan refleksi. Pada hasil penelitian kemukakan hasil
analisis data yang menunjukkan adanya perubahan yang terjadi dari setiap siklus
dan perlu diformulasikan ke dalam bentuk tabel dan grafik. Pada bagian
pembahasan dijelaskan hasil penelitian dengan menggunakan kajian teori
maupun norma tertentu.
6. Simpulan dan Saran
Simpulan pada dasarnya adalah menjawab rumusan masalah yang telah
dikemukakan berdasarkan pada hasil penelitian. Dengan demikian akan dapat
diketahui juga tujuan yang diharapkan dapat dicapai atau ti-dak. tidak.
Saran harus berkaitan dengan temuan pada penelitian. Hal tersebut
berdasarkan pada pembahasan hasil penelitian.
7. Daftar Pustaka
Pada bagian ini memuat semua sumber yang digunakan dalam penelitian (buku,
jurnal, laman, dan sebagainya). Tulislah dengan berpedo-man pada aturan yang
berlaku.
8. Lampiran-lampiran
Pada bagian ini memuat instrumen penelitian, personalia tenaga pe-neliti,
biodata peneliti, data penelitian, dan bukti lain penunjang pelaksa-naan
penelitian.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 54
BAB IV
PENUTUP
Pada bab ini disajikan contoh proposal PTK dan refleksi. Pemberi-an
contoh itu tidak dimaksudkan untuk memudahkan para peserta melaku- kan
duplikasi, tetapi untuk memberikan inspirasi. Demikian pula, penyajian refleksi di
sini tidak sekedar mengarah pada pemahaman kognitif para pe- serta, namun
lebih terfokus pada upaya mampu mewujudkan proposal PTK. Untuk itu,
para peserta dituntut dapat mengerjakan tugas-tugas se-baik mungkin
sebagaimana dipaparkan pada bagian refleksi. Selebihnya, selesai mengikuti
PLPG - harapan dari pemajanan contoh proposal PTK dan refleksi pada bab ini
dapat menjadi pencerah bagi para peserta untuk berani melakukan penelitian di
tempat kerja masing-masing dan melapor-kan hasilnya sebagai masukan
perbaikan kualitas pembelajaran.
Contoh proposal PTK ini penulis ambil dari proposal skripsi maha-
hasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP
Universitas Sebelas Maret dengan seizin pemiliknya. Selain itu, contoh
proposal PTK ini juga telah penulis sunting sesuai keperluan. Terus terang contoh
proposal PTK ini masih jauh dari contoh ideal. Oleh karena itu, pa- ra peserta
diharapkan dapat mengkritisi contoh tersebut dengan meman- faatkan
penjelasan-penjelasan yang telah disajikan pada bab II dan III. Berikutnya,
hasil pendulangan kritis tersebut dapat dikembangkan untuk menyusun
proposal PTK sesuai dengan mata pelajaran, kemampuan, dan fokus perhatian
masing-masing serta kemungkinannya untuk disesuaikan dengan tuntutan
lembaga yang diajak bekerja sama.
A. Contoh Proposal PTK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK PUISI
MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA
SISWA KELAS VII-5 SMPN 1 JUMAPOLO, KARANGANYAR
TAHUN 2008
Modul PTK PLPG Tahun 2012 55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi paling penting bagi manusia.
Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi, berhubungan dengan orang lain,
menyampaikan gagasan dan meningkatkan pengetahuan dari tuturan yang
disampaikan. Jadi, bahasa merupakan dasar bagi seseorang untuk
menyampaikan segala sesuatu kepada orang lain.
Di lain pihak, pendidikan dapat mempermudah seseorang dalam
mempelajari suatu bahasa. Sebab, di dalam pendidikan akan dipelajari bahasa
secara fungsional. Artinya, berbagai macam ilmu yang diajarkan dalam
pendidikan tentu salah satunya menggunakan bahasa sebagai per-antaranya.
Kaitannya dengan pendidikan, salah satu bahasa yang diajar- kan di sekolah
ialah bahasa Indonesia. Hal itu terbukti dari mata pelajaran bahasa Indonesia
dijadikan sebagai alat pengantar bagi guru dalam mem-belajarkan berbagai ilmu
kepada siswa. Selain itu, bahasa Indonesia se-bagai salah satu mata pelajaran
yang diujikan secara nasional.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang hendak dicapai oleh siswa,
antara lain meliputi unsur: kebahasaan, pemahaman, dan penggu- naan. Unsur
kebahasaan terdiri dari pembelajaran lafal, kosa-kata, dan paragraf. Unsur
pemahaman mempelajari keterampilan menyimak dan membaca, sedangkan
unsur penggunaan meliputi keterampilan berbicara dan menulis. Pembelajaran
bahasa Indonesia diperlukan penguasaan ba- hasa yang baik pada siswa, yaitu
terampil berbahasa.
Penjelasan di atas mengisyaratkan bahwa keterampilan berbahasa
mempunyai peran penting di dalam kehidupan siswa. Hal ini terbukti dari
pelajaran bahasa Indonesia yang melibatkan empat aspek keterampilan
berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Namun,
tampaknya pelajaran bahasa Indonesia kurang mendapat perhatian yang serius
dari siswa. Hal ini terbukti kurang antusiasnya siswa dalam mem-pelajari
Modul PTK PLPG Tahun 2012 56
bahasa Indonesia, padahal banyak di antara mereka yang belum dapat memahami
materi yang terdapat di dalamnya.
Banyak faktor yang menyebabkan kurang antusiasnya siswa dalam
mempelajarai bahasa Indonesia, antara lain cara yang digunakan oleh gu- ru
kurang bervariasi dan kemampuan siswa belum dioptimalkan. Hal itu tentu
dapat mempengaruhi keadaan siswa dalam menangkap isi pelajaran yang
diberikan. Salah satu contoh pada pelajaran menyimak, yaitu siswa banyak
yang kurang mengerti maksud sesuatu yang disimaknya. Hal itu terjadi karena
guru kurang memberikan cara yang tepat agar siswa dapat memahami sesuatu
yang sedang dipelajari.
Dalam menyimak diperlukan cara yang tepat agar siswa mudah
memahami materi dan bisa membuat siswa antusias terhadap pembelajar-an.
Karena itu, peran guru sangat besar dalam merencanakan, melaksa-nakan, dan
mengevaluasi kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini, evalu- asi belajar
berfungsi untuk mengetahui hasil belajar siswa dan untuk me-ngetahui sejauh
mana keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam
menyampaikan materi pelajaran, guru tidak hanya menggunakan satu pendekatan
saja, tetapi ia harus mampu memilih dan menggunakan beberapa pendekatan
yang sesuai dengan materi yang di- sampaikan. Selain itu, guru harus mampu
mengatur waktu yang tersedia dengan jumlah materi yang ada sehingga pada akhir
pembelajaran dapat tuntas dan hasil yang dicapai pun sesuai. Dengan pemilihan
penggunaan pendekatan yang tepat, materi yang disampaikan dapat mudah
dimengerti dan diterima oleh siswa sehingga diharapkan terjadi proses
pembelajaran yang optimal. Jadi, untuk memecahkan masalah dalam
pembelajaran me- nyimak perlu dicarikan cara atau pendekatan tertentu.
Sebagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran me-nyimak
tersebut, sekiranya cara atau pendekatan yang dipandang tepat dan sesuai adalah
pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses, yaitu suatu
anutan pembelajaran yang mengoptimalkan fisik, mental, dan keterampilan siswa
dalam proses pembelajaran. Keberhasilan penggunaan pendekatan pembelajaran
Modul PTK PLPG Tahun 2012 57
juga terkait dengan bagaimana cara menyajikan kegiatan pembelajaran itu
sendiri.
Praktiknya, ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam
pendekatan keterampilan proses, yaitu metode demonstrasi dan metode
eksperimen. Metode demonstrasi ialah cara mengajar di mana seorang guru
menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas
dapat melihat, mengamati, mendengar, mungkin meraba-ra-ba, dan merasakan
proses yang ditunjukkan oleh guru. Dalam demon- strasi ini siswa tidak
melakukan percobaan. Jadi, penggunaan metode ini sangat menunjang dalam
proses pembelajaran di kelas. Metode eksperi- men adalah suatu metode yang
banyak dihubungkan dengan metode pe- mecahan masalah, antara lain
mengatasi masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Metode ini
berkembang pada pelajaran IPA karena dalam IPA itu berkembang atas dasar
observasi dan eksperimen.
Dari hasil survei awal yang dilakukan peneliti dengan guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia diperoleh informasi bahwa dalam pembelajar- an
menyimak sastra, siswa masih kesulitan dalam memahami maknanya sehingga
nilai yang didapat juga kurang memuaskan. Rata-rata dari mere- ka kurang
meminati karya sastra puisi, persentasenya adalah 50% dari total jumlah
siswa. Kesulitan siswa memahami puisi karena penggunaan bahasanya memang
sulit dipahami. Akibatnya, sebagian besar siswa ku- rang bisa memahami
makna yang terkandung dalam puisi (begitu pun de-ngan jenis karya sastra yang
lain). Untuk itu, guru harus berusaha mene- rapkan pendekatan yang dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Hasil penelitian awal juga dapat dikemukakan bahwa ternyata guru masih
menggunakan pendekatan tradisional. Misalnya, guru dalam mem-belajarkan
baca puisi hanya memberi contohnya saja tanpa membacakan atau
mendemonstrasikan sehingga siswa kesulitan dalam memahaminya. Kurangnya
sikap komunikatif dengan siswa juga mempengaruhi rendah-nya tingkat
pemahaman siswa. Karena itu, guru harus berupaya mencari pendekatan
pembelajaran yang tepat dan sesuai.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 58
Dalam pembelajaran, siswa masih menunjukkan ketidaksukaannya pada
puisi. Hal ini ditunjukkan dari sikap siswa yang kurang memperhati-kan guru
pada waktu menyajikan materi puisi. Nilai siswa juga belum opti- mal karena
mereka kesulitan dalam memahami puisi yang diperdengar-kan. Sikap guru yang
kurang memperhatikan aktivitas siswa juga ikut ber- pengaruh pada proses
pembelajaran. Hal itu berdampak pada hasil bel-ajar sehingga nilai yang dicapai
oleh siswa pada materi menyimak belum memenuhi standar KKM yang
ditetapkan oleh sekolah, yaitu 70.
Terkait dengan masalah tersebut, peneliti berdiskusi dengan guru dalam
upaya awal memecahkan masalah bagaimana cara agar siswa me-nyukai
pembelajaran puisi. Untuk itu, peneliti memberi solusi pada guru agar
menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam membelajarkan puisi.
Melalui penggunaan pendekatan ini diharapkan siswa dapat menun-jukkan proses
hasil yang akan membuat nilai menjadi baik atau terjadinya peningkatan.
Selanjutnya dalam proses, guru mengadakan tes menyimak puisi yang dibacakan
atau yang didengarkan dari media dengan menggu- nakan metode demonstrasi.
Dalam kegiatan menyimak puisi, siswa harus konsentrasi agar mereka dalam
mengerjakan langkah selanjutnya bisa lancar atau mampu mengerjakan soal
dari wacana yang telah disimak.
Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti akan melakukan pe-nelitian
dengan judul ”Peningkatan Kemampuan Menyimak Puisi melalui Penerapan
Pendekatan Keterampilan Proses pada Siswa Kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo,
Karanganyar, Tahun 2008”.
B. Rumusan Masalah
Berlandastumpu pada latar belakang masalah yang telah dikemu-kakan
di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses da-pat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran menyimak puisi di kelas VII-
5 SMPN 1 Jumapolo-Karanganyar?
Modul PTK PLPG Tahun 2012 59
2. Apakah dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses ju-ga dapat
meningkatkan kualitas hasil keterampilan menyimak puisi di kelas VII-5
SMPN 1 Jumapolo-Karanganyar?
C. Tujuan Penelitian
Selaras dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kualitas:
1. Proses pembelajaran menyimak puisi dengan menerapkan pende-katan
keterampilan proses di kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo - Ka-ranganyar.
2. Hasil pembelajaran menyimak puisi dengan menerapkan pendekat- an
keterampilan proses di kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo - Karang-anyar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini memperkaya khazanah keilmuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Memberikan alternatif pemecahan masalah dengan mene-rapkan
strategi yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya
pembelajaran menyimak puisi.
b. Bagi siswa
1) Memotivasi siswa agar menunjukkan keseriusan dalam
pembelajaran menyimak puisi.
2) Menciptakan pembelajaran pada peningkatan hasil belajar.
3) Membuat siswa menyukai karya sastra, khususnya puisi.
c. Bagi sekolah
1) Mendorong guru lain melaksanakan pembelajaran yang inovatif.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 60
2) Sebagai motivasi agar guru dalam pembelajaran bahasa Indo-nesia
dapat menggunakan pendekatan yang variatif, khusus da-lam
pembelajaran menyimak puisi dan yang lainnya.
BAB II
LANDASAN TEORETIK
A. Kajian Teori
1. Hakikat Pembelajaran Menyimak
Keterampilan berbahasa meliputi: menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Pada dasarnya keempat aspek tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan.
Sekali pun dapat dibedakan, namun keempat aspek itu merupa- kan kesatuan
utuh, yang sering disebut catur-tunggal. Menyimak memiliki hubungan yang
sangat erat dengan membaca, di samping dengan aspek keterampilan yang
lainnya. Menyimak memiliki persamaan dengan mem- membaca, yaitu
keduanya merupakan alat untuk menerima informasi. Perbedaan antara
menyimak dan membaca terletak pada jenis ko- munikasinya. Kegiatan
menyimak terletak pada jenis komunikasi berben- tuk lisan,sedangkan membaca
termasuk jenis komunikasi tertulis. Antara menyimak dan membaca memiliki
persamaan, yaitu sama bertujuan men-dapatkan informasi, menangkap isi, dan
memahami makna komunikasi.
Menyimak adalah aktivitas komunikasi yang menuntut ketajaman dan
ketepatan dalam menangkap amanat dari luar diri seseorang. Menu-rut Anderson
(dalam Tarigan,1993:28), menyimak bermakna mendengar-kan dengan penuh
pemahaman dan perhatian secara apresiasi. Di lain pi-hak, Tarigan (1993) juga
menyatakan bahwa menyimak adalah suatu pro- ses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh per-hatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk rnemperoleh infor-masi, menangkap isi, atau pesan serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan.
Dari kedua pengertian menyimak di atas dapat disimpulkan bahwa
menyimak adalah aktivitas komunikasi yang menuntut adanya perhatian,
pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi ser-ta dapat
Modul PTK PLPG Tahun 2012 61
memahami apa yang disampaikan oleh pembicara. Menyimak di sini ditekankan
pada artinya memperhatikan dan mengamati dengan baik pembicaraan orang lain
maupun mendengarkan dari suatu media tertentu. Oleh karena itu,apabila siswa
tidak memperhatikan ujaran yang disampai- kan atau didengarkan maka siswa
tidak mungkin bisa menangkap maksud atau isi yang terkandung dalam ujaran
tersebut. Menyimak merupakan ak-tivitas berbahasa yang paling awal
dikerjakan anak melalui bahasa ibu-nya. Menyimak dan membaca merupakan
tindak berbahasa reseptif, pu-nya ketergantungan mutlak dengan keterampilan
berbahasa.
Tarigan (1993) menjelaskan tujuan menyimak itu beraneka ragam, antara
lain: (1) Menyimak untuk untuk belajar; (2) Menyimak untuk mem-peroleh
kenikmatan; (3) Menyimak untuk menilai atau mengevaluasi; (4) Menyimak
untuk mengapreasikan materi simakan; (5) Menyimak untuk
mengomunikasikan ide-ide, gagasan maupun perasaan-perasaan orang lain; (6)
Menyimak untuk belajar bahasa asing; (7) Menyimak untuk me- mecahkan
masalah secara kreatif dengan analisis; dan (8) Menyimak un- tuk meyakinkan
suatu masalah atau pendapat yang dia ragukan. Menyimak merupakan salah
satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting diajarkan di sekolah.
Penyebab kurang diperhatikan- nya keterampilan menyimak barangkali karena
orang berasumsi bahwa menyimak itu merupakan kemampuan alamiah belaka.
Hal ini dapat dipa- hami apabila orang menyadari bahwa dalam mempelajari
bahasa dengan jalan: (1) menyimak terlebih dahulu dari bahasa yang diucapkan
(bunyi); (2) menirukan bahasa yang diucapkan tersebut,dan (3) mempraktikannya.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengajaran menyi-mak
adalah sebagai berikut: (1) Menentukan makna. Pada tahap ini, guru menjelaskan
penggunaan atau makna kata-kata yang sukar; (2) Mempe-ragakan ekspresi.
Setelah menerangkan makna kata, guru mengucapkan pokok atau hal yang baru
tersebut beberapa kali dan siswa menyimaknya. Di samping itu harus diusahakan
agar siswa dapat melihat guru; (3) Me-nyuruh siswa untuk Mengulangi. Pada
tahap ini, siswa disuruh menirukan atau mengulangi apa yang telah diucapkan
oleh guru. Dalam hal ini guru dapat menunjukkan suatu gerak, menunjuk pada
suatu gambar atau objek dan seterusnya siswa mengucapkannya; dan (4)
Modul PTK PLPG Tahun 2012 62
Memberi latihan eksten- sif. Latihan ini dapat dilakukan dengan cara, misalnya
menyuruh siswa menjawab pertanyaan. Pemberian latihan ini banyak ditentukan
guru.
2. Hakikat Pembelajaran Puisi
Istilah pembelajaran atau pengajaran sama juga dengan proses belajar-
mengajar (PBM), yaitu proses kegiatan dalam rangka perencana-an,
pelaksanaan, dan pengevaluasian program pengajaran yang melibat-kan peran
serta guru, siswa, dan komponen lainnya (Tarigan, 1990: 33). Adapun yang
dimaksud dengan komponen tersebut, antara lain: (1) Guru bertindak sebagai
pengelola pembelajaran; (2) Siswa penerima, pencari, penyimpan materi untuk
mencapai tujuan; (3) Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran; (4)
Materi pelajaran merupakan informasi yang di-gunakan dalam pembelajaran;
(5) Metode, cara yang digunakan dalam pembelajaran; (6) Media berupa alat
yang digunakan dalam pembelajar-an; dan (7) Evaluasi, menilai proses dan hasil
belajar siswa.
Di sisi lain, puisi menurut Waluyo (2002:1) adalah bentuk kesusas- traan
yang paling tua. Setiap puisi pasti berhubungan dengan penyairnya karena puisi
diciptakan dengan mengungkapkan diri penyair sendiri. Un-tuk memahami puisi
biasanya diberikan ciri-ciri puisi dan unsur-unsur yang membedakan puisi dengan
karya sastra yang lain. Dari segi bentuk fisik yang terlihat dalam karya tulis,
puisi menunjukkan perbedaan dari prosa dan drama. Selain itu, puisi sudah
menunjukkan ciri-ciri khas yang kita ke- nal sekarang, meskipun puisi telah
mengalami perkembangan dan per-ubahan dari tahun ke tahun. Bentuk karya
sastra puisi memang dikonsep penulis atau penciptanya sebagai puisi dan bukan
bentuk prosa yang di- dipuisikan. Sejak di dalam konsep, penyair telah
mengonsentrasikan se- gala kekuatan bahasa dan gagasannya untuk melahirkan
puisi.
Waluyo (2002:22) menjelaskan lebih lanjut bahwa puisi ialah karya sastra
yang bersifat imajinatif dan bahasanya bersifat konotatif karena ba- nyak
digunakan makna kias dan makna lambang. Dibandingkan dengan karya sastra
yang lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasa puisi lebih ba- nyak memiliki
Modul PTK PLPG Tahun 2012 63
kemungkinan makna. Hal ini disebabkan terjadinya pengon- sentrasian atau
pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi.
Muljana (dalam Waluyo 2002:3) menyatakan bahwa puisi merupa-kan
bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya.
Pengulangan kata menghasilkan rima, ritma,dan musikalitas. Selanjutnya,
Coleridge (dalam Waluyo 2002:23) juga menjelaskan makna puisi ialah bahasa
pilihan, yakni bahasa yang benar-benar diseleksi pe-nentuannya secara ketat
oleh penyair. Karena bahasanya harus pilihan maka gagasan yang dicetuskan
harus diseleksi dan dipilih yang terbagus. Sementara itu, Waluyo (1991:25)
memberikan definisi puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi terdiri atas
unsur-unsur yang saling mengikat keterjalinan dan semua unsur itu membentuk
totalitas makna yang utuh. Dalam penafsiran puisi tidak dapat lepas dari faktor
genetik puisi, yaitu penyair dan kenyataan sejarah. Faktor genetik dapat
memperjelas makna yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan penyair. Struktur
batin puisi terdiri atas: tema, nada, perasaan, dan amanat; sedangkan struktur
fisik puisi terdiri atas: diksi, pengimajian, kata konkret, majas, (lambang dan
kiasan) versifikasi (rima, ritme, dan metrum) dan tipografi puisi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa puisi me-rupakan
salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif, bahasa yang digunakan
memiliki makna tersendiri. Penulis puisi disebut penyair dan dalam menuliskan
karyanya seorang penyair harus mampu mengung- kapkan segala gagasannya
dalam bentuk bahasa-bahasa yang lugas/pi- lihan yang akan membentuk suatu
karya yang indah.
Kedua istilah yang telah dijelaskan di depan jika digabungkan men-jadi
”pembelajaran puisi” dan memiliki makna tersendiri. Terkait dengan hal ini,
Dardjowidjojo (dalam Suyitno, 2004) menjelaskan bahwa pembel- ajaran puisi
adalah usaha di atas sadar yang menyebabkan orang memi-liki pengetahuan
tentang dan kemampuan memahami puisi. Oleh karena itu, dilakukan melalui
kegiatan formal di kelas.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 64
Pembelajaran puisi merupakan bagian dari pembelajaran sastra. Hakikat
pembelajaran sastra adalah membawa siswa ke arah pengalam-an sastra (literary
experince). Dengan begitu sikap responsif dan sensitif diharapkan muncul
secara wajar. Siswa menghayati dan menelusuri sen-diri setiap karya sastra
secara total dan utuh, bukan penghayatan yang bersifat intelektual belaka maka
unsur efektiflah yang berperan penting.
Materi-materi puisi yang diajarkan di sekolah berkisar tentang pe-
ngetahuan siswa mengenai penulis puisi itu sendiri, ekspresi yang ditim- bulkan
pembacanya, makna dari setiap puisi yang disampaikan. Pertanya- an yang
diberikan, antara lain: makna dari kata maupun baitnya, unsur in- trinsik puisi
atau mengenai ekspresinya yang meliputi lafal, intonasi, jeda, maupun
penekanan-penekanan yang ditimbulkan dari pembacanya. Pe-makaian cara-cara
yang berbeda dapat membantu siswa untuk menyukai puisi sehingga ia tidak
bosan dengan cara yang digunakan oleh guru.
3. Hakikat Pendekatan KeterampilanProses
Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru dalam
mencapai pengajaran, dilihat dari sudut bagaimana materi itu disusun dan
disajikan (Margono, 1998:123). Jadi, pendekatan yang digunakan guru dengan
guru lain, serta materi satu dengan materi lain tidak sama.
Berdasarkan penilaian terhadap kenyataan pembelajaran yang ku- rang
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri se- suai taraf
kemampuannya maka diadakan uji coba dengan pendekatan baru. Pendekatan
itu adalah anutan cara belajar siswa aktif (CBSA), na- mun bukan cara belajar
siswa aktif tanpa isi, tanpa pesan, tanpa rancang- an, dan tanpa arah. CBSA yang
dipraktikkan adalah cara belajar siswa ak- tif yang mengembangkan keterampilan
memproseskan perolehan. Pende- katan ini dikenal dengan pendekatan
keterampilan proses. Menurut Semi- awan, dkk. (1992:16), pendekatan
keterampilan proses diartikan sebagai suatu tindakan dalam proses pembelajaran
berupa keterampilan-keteram-pilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan
nilai.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 65
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan
pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang
bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya
telah ada pada siswa (Moedjiono dan Dimyati, 1991:14). Pen- dekatan ini juga
memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu
pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pe-ngetahuan dan
mengerti lebih baik fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
Terdapat berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, kete-
rampilan-keterampilan dasar (basic skill) dan keterampilan-keterampilan ter-
integrasi (integrate skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri atas enam
keterampilan, yaitu: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, meng- ukur,
menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Keterampilanlan terintegra- si meliputi
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam
bentuk grafik, menggambarkan hubungan antarvariabel, me- ngumpulkan dan
mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipo- tesis, mendefinisikan
variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen
(dalam Moedjiono dan Dimyati, 1991). Adapun metode yang dapat
diterapkan dalam pendekatan keteram- pilan proses di antaranya metode
demonstrasi dan eksperimen. Tetapi di sini hanya digunakan metode
demonstrasi karena eksperimen biasanya dipakai pada pelajaran fisika, atau
pelajaran eksak lainnya.
Pendekatan keterampilan proses diartikan sebagai suatu tindakan dalam
proses belajar-mengajar yang berupa keterampilan-keterampilan yang menjadi
roda penggerak penemuan, pengembangan fakta dan kon-sep serta penumbuhan
dan pengembangan sikap dan nilai. Metode de-monstrasi adalah cara mengajar
di mana seorang guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga
siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar, dan merasakan proses
yang dipertunjukkan oleh guru tersebut. Dengan demikian yang dimaksud dengan
pendekatan kete-rampilan proses melalui metode demonstrasi adalah suatu proses
belajar-mengajar di mana seorang melakukan suatu percobaan di hadapan siswa
dalam kelas dan guru juga membantu siswa dalam mengembangkan ke-
Modul PTK PLPG Tahun 2012 66
terampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta
dan konsep serta pertumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini adalah pe-nelitian
Ashari (2007) yang berjudul ”Pemanfaatan Media Rekaman Mono-log dan Dialog
untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menyimak pa-da Siswa Kelas X
SMA Batik Surakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan
menyimak siswa dengan menggunakan media rekam- an monolog dan dialog
meningkat setiap siklusnya. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar
siklus I meningkat 60% menjadi 75% pada si-klus II dan 90% pada siklus III.
Keberanian siswa mengungkapkan hasil pekerjaan meningkat 20% dari siklus I
menjadi 50% pada siklus II dan pa-da siklus III 70%I. Persentase ketuntasan
belajar siswa meningkat dari si- klus I sebesar 45% menjadi 60% pada siklus II
dan 70%pada siklus III.
Hasil penelitian lain yang relevan adalah penelitian berjudul ”Pe-
ningkatan Kemampuan Menyimak Dongeng dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan Media Hand Puppet” (Suniyah, 2008). Hasil penelitian- nya
disimpulkan terjadi peningkatan pada setiap siklusnya.Keaktifan siswa selama
kegiatan pembelajaran dari siklus I sebesar 61% menjadi 74% pa-da siklus II dan
87% pada siklus III.Keaktifan dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan
dan mengungkapkan pendapat pada siklus I 39% menjadi 74% pada siklus II
dan 90% pada siklus III. Ketuntasan hasil bel- ajar meningkat 61% siklus I
menjadi 77% siklus II dan 90% siklus III.
Dari kedua hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, peneliti
mendapat gambaran tentang pembelajaran menyimak puisi dapat diterap-kan
dengan berbagai cara, baik yang berkait dengan penggunaan media, metode, dan
pendekatan. Untuk itu, peneliti menjadikan hasil dari kedua penelitian di atas
sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir
Modul PTK PLPG Tahun 2012 67
Belajar merupakan kegiatan yang membutuhkan pikiran yang ber-tujuan
memperoleh ilmu melalui proses tersebut. Untuk itu, siswa belajar perlu alat
untuk mempermudah memperoleh ilmu yang akan berguna bagi proses
pembelajaran. Pengajaran menyimak puisi sejauh ini masih sulit. Hal ini terkait
dengan metode dan media yang masih kurang dalam proses pembelajaran. Sarana
yang tersedia juga ikut mempengaruhi prosesnya.
Menyimak merupakan salah satu aspek dalam keterampilan berba- hasa.
Dalam menyimak, siswa dituntut untuk bisa berkonsentrasi terhadap sesuatu
yang disimak agar mudah menjawab pertanyaan yang berhu-bungan dengan
sesuatu yang telah disimaknya. Selain itu, guru juga ber- peran penting dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Sejauh ini, guru sulit mengajarkan
menyimak puisi sehingga siswa kurang aktif. Akibatnya,kualitas proses dan
hasil pembelajaran menyimak puisi rendah.
Berdasarkan kondisi itu, peneliti berusaha mencari alternatif untuk
meningkatkan keterampilan menyimak puisi. Dalam proses menyimak di-
perlukan keterampilan khusus agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang
didengarkan. Pemilihan pendekatan diusahakan sesuai sasaran..
Pendekatan keterampilan proses merupakan salah satu alternatif
pembelajaran menyimak puisi. Sebab, pendekatan ini perlu proses yang tepat
dan terarah pada kesuksesan pembelajaran. Karena itu, siswa diha- rapkan
mampu menangkap isi puisi yang didengarnya dengan mengguna- kan metode
demonstrasi. Guru memberi contoh pembacaan puisi dari me- dia atau langsung
dibacakan guru. Selanjutnya, siswa menyimak secara berkelompok maupun
individu, siswa mengerjakan pertanyaan sesuai ma- teri.Selain itu,siswa diminta
menyimak pembacaan puisi dari guru maupun dari teman, yang selanjutnya
menentukan lafal, tekanan, intonasi, jeda.
Deskripsi kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Kualitas menyimak puisi rendah tampak pada:(1) keaktifan siswa; (2) minat dan motivasi sis-wa; (3) kemampuan siswa menganalisis soal/pertanyaan; (4) siswa sulit mengungkapkan pen-dapatnya di depan kelas
1. menerapkan pendekatan keterampilan prosesdalam pembelajaran puisi
2. pemodelan pembacaan puisi.3. pemberian motivasi untuk bertanya4. merefleksi tiap akhir pembelajaran5. penilaian dengan tes tertulis dan unjuk kerja
KondisiPratindakan
Modul PTK PLPG Tahun 2012 68
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas VII-5
SMPN 1 Jumapolo – Karanganyar dalam menyimak puisi dapat di-tingkatkan
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Jumapolo, Karanganyar - Jawa
Tengah. Alasan pemilihan tempat ini karena: (1) ditemukan permasalah-an
pelajaran menyimak puisi dan (2)terbuka segala bentuk penelitian yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas sekolah dan profesionalitas guru.
Kegiatan penelitian ini berlangsung selama 5 bulan, yaitu mulai Fe- bruari
sampai dengan Juni 2008. Rincian waktu dan jenis kegiatan peneli-tian ini dapat
dilihat pada Tabel 1.
Kualitas proses dan hasil pembelajaranmenyimak puisi meningkat
Tindakan
Kondisi Pasca-tindakan
Modul PTK PLPG Tahun 2012 69
Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No
.
Waktu
Kegiatan
Bulan
Feb Mar April Mei Juni
1. Penyusunan proposal
2. Penyiapan instrumen
3. Pengumpulan data
4. Analisis data
5. Penyusunan laporan
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan penelitian tindakan kelas
(PTK). Pada hakikatnya PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru
di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis penibelajaran. Suwandi
(2004:119) mengungkapkan bahwa PTK merupakan penelitian yang bersifat
reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh
guru dalam proses belajar-mengajar, kemudian dire-fleksikan alternatif
pemecahan masalah dan ditindaklanjuti dengan tindak- an-tindakan nyata yang
terencana dan terukur. Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata yang
dilakukan oleh guru (bersama pihak lain) un-tuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam proses belajar-mengajar. PTK menggunakan strategi siklus
yang berangkat dari identifikasi masalah, observasi tindakan, dan refieksi.
Rangkaian kegiatan berurutan mulai dari rencana tindakan sampai dengan
refleksi disebut satu siklus pe- nelitian. Jika dalam setiap refieksi ditemukan
adanya permasalahan yang dirasakan oleh guru, baik masalah itu merupakan
masalah baru ataupun masalah lama dianggap mengganggu tercapainya tujuan
PTK maka guru dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan merumuskan masalah
tersebut. Selanjutnya, guru melakukan penelitian pada siklus berikutnya, yang
Modul PTK PLPG Tahun 2012 70
di- mulai dari penyusunan rencana tindakan sampai dengan refieksi. Namun, jika
refleksi pada siklus tertentu tidak ada permasalahan dan tujuan PTK telah
terselesaikan maka penelitian dihentikan, dan tidak perlu dilanjutkan.
Adapun langkah-lngkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat
tahapan, yaitu: (1) Perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3)
Observasi dan evaluasi; dan (4) Analisis dan refieksi.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-5. Jumlah subjek seba-nyak
40 orang siswa. Guru kelas VII sebagai kolaborator.
D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Informan
Informan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa siswa kelas VII-5 SMPN 1
Jumapolo dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Tempat dan Peristiwa
Tempat dan peristiwa penelitian ini, yaitu berlangsungnya kegiatan bel-ajar-
mengajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VII-5 SMPN 1
Jumapolo, khususnya dalam pembelajaran menyimak puisi dengan pendekatan
keterampilan proses.
3. Arsip atau Dokumen
Arsip atau dokumen, yaitu bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (Sutopo, 2002:54). Sum-ber data ini
digunakan untuk mengetahui bagaimana bentuk perenca-naan guru dalam
pembelajaran menyimak puisi dengan menggunakan pendekatan keterampilan
proses. Dokumen yang dijadikan sumber da-ta berupa teks puisi, buku paket
Bahasa Indonesia, lembar hasil obser-vasi, daftar nilai, hasil wawancara, RPP,
dan silabus.
E. Teknik Pengumpulan Data
Modul PTK PLPG Tahun 2012 71
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi angket,
pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, dan tes. Teknik
pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan berikut ini.
Pemberian angket kepada siswa kelas VII-5 dimaksudkan untuk
mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa
Indonesia di semester dua. Hal-hal yang diungkap melalui angket, antara lain
tentang minat siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Ang- ket
diberikan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Pengamatan yang dilakukan
peneliti adalah pengamatan aktif karena peneliti melaksanakan sendiri tindakan
dalam proses pembelajaran di kelas. Kegiatan wawancara
dilakukan oleh guru dengan siswa atau de- ngan beberapa wali murid sebagai
contoh. Wawancara dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur dilakukan se- cara mendalam, maksudnya tidak
secara formal sehingga siswa tidak me- rasa diwawancarai. Wawancara
terstruktur dilakukan pada saat proses pembelajaran.Dalam wawancara
disertakan kegiatan pengamatan dan ka- jian tentang masalah yang dihadapi
dalam pembelajaran menyimak.
Kajian dokumen digunakan untuk mengetahui persiapan dan ke-adaan
siswa sesuai dengan program yang dilaksanakan guru. Tes untuk mengukur hasil
setelah tindakan dan tes awal untuk me- ngetahui kekurangan dan kelebihan
siswa sebelumnya.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif-komparatif. Teknik tersebut mencakup analisis kri-tis terhadap
kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam pro-ses belajar-mengajar
yang terjadi di dalam kelas selama penelitian ber-langsung, membandingkan
nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja. Hasil analisis itu
kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyu-sun rencana rencana tindakan
selanjutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan secara bersama
oleh guru dan peneliti. Teknik analisis kritis digunakan untuk mempelajari
perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Pada tahap ini, guru
Modul PTK PLPG Tahun 2012 72
sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, dan seberapa jauh
tindakan telah menghasilkan perubahan secara signifikan.
G. Indikator Keberhasilan
Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti merumuskan indi-kator-
indikator ketercapaiannya. Berdasarkan prosedur pembelajaran yang dilakukan,
selama ini guru dalam membelajarkan menyimak puisi be-lum pernah
menggunakan pendekatan keterampilan proses. Indikator ke-berhasilan penelitian
ini dapat dirumuskan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian
Aspek yangDiukur
KondisiAwal
KondisiAkhir
PersentaseTarget Capaian
Siklus
IndikatorKeberhasilan
Kemampuan
siswa dalam
menganalisis
proses peker-
jaan
Rendah Tinggi 70% Diamati dari jumlah
siswa yang
memper-oleh nilai
70 ke atas sesuai
KKM.
Kualitas
hasil
pembelajaran
Rendah Tinggi 70% Diamati saat
pembel-ajaran
dengan meng-
gunakan lembar ob-
servasi dari jumlah
siswa yang mampu
menganalisis hasil
pekerjaan
H. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:
1. Persiapan
Keadaan siswa kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo, Karanganyar, ku- rang
Modul PTK PLPG Tahun 2012 73
berminat dalam menyimak puisi. Karena itu, peneliti melaksanakan PTK
untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam pembelajaran menyimak
puisi sehingga penelitiannya ditekankan pada peningkatan ke-terampilan
menyimak puisi.
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan ini, antara lain:
a. Tahap perencanaan tindakan. Tahap ini meliputi kegiatan:
1) melakukan kegiatan awal untuk mengetahui keterampilan menyi-mak
dengan memberi tes sebelurn tindakan;
2) memberi angket; dan
3) menentukan jenis tindakan berdasarkan teori yang relevan dengan keadaan
siswa.
b. Tahap pelaksanan tindakan. Tahap ini meliputi kegiatan, antara lain:
1) Guru menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia secara terpadu dengan
mencakupi empat aspek keterampilan berbahasa;
2) Siswa melaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru; dan
3) Pemberian motivasi kepada siswa tentang manfaat menyimak.
c. Tahap observasi
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan, antara lain:
1) Guru mengamati kegiatan belajar-mengajar siswa dan guru di kelas;
1) Mencatat semua kejadian/peristiwa yang berlangsung; dan
2) Mengamati hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indone-sia
secara terpadu.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan refleksi dan evaluasi dari kegiat-an a, b,
dan c di atas. Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi dari si-klus I, dilanjutkan
siklus II mencakup kegiatan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi,
(4) refleksi. Bila pada Siklus II belum ber-hasil sesuai tujuan maka
dimungkinkan dapat dilanjutkan siklus III, sampai tujuan penelitian tercapai
sesuai dengan keinginan si peneliti.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 74
e. Tahap Penyusunan Laporan
Keberhasilan tindakan di dalam penelitian dapat dilihat pada:
1. Peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak puisi.
2. Respons positif dari guru lain dan pelaku yang bersangkutan, se-perti
kegiatan pembelajarannya menjadi lebih bermakna.
3. Respons positif siswa, seperti antusias dan senang mengikuti pem-
belajaran menyimak puisi.
Prosedur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Alur Penelitian (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007:74)
DAFTAR PUSTAKA
Semiawan, CA; Tangyong, F.; Belen, S.; Matahelemual, Y.; dan Suselo-
arjo,W.1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.
Herman J Waluyo. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Refleksi I
PerencanaanTindakan II
Refleksi II
Dilanjutkan kesiklus berikut-
nya
Pengamatan/Pe-ngumpulan Data I
PelaksanaanTindakan II
Pengamatan/ Pe-ngumpulan Data II
Permasalahan
Permasalahanbaru hasil
refleksi
Apabila permasa-lahan belum ter-
selesaikan
PerencanaanTindakan I
PelaksanaanTindakan I
Modul PTK PLPG Tahun 2012 75
_______________. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Margono. l998. Stragegi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press.
Moedjiono dan Dimyati, Moh. 1991. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta:
Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembina-an
Tenaga Kependidikan Tahun 1991/1992.
Suwandi, S. 2004. “Penelitian Tindakan Kelas sebagai Strategi Peningkat-an
Profesionalsme Guru”.,dalam Jurnal Pendidikan, Volume 10, Nomor 2,
Desember 2004.
Arikunto, S.; Suhardjono; dan supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Sutopo, H.B. 2002. Metologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya
dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press.
Suyitno. 2004. ”Pembelajaran Apresiasi Puisi di SMU: Studi Kasus di SMU
Negeri 1 Surakarta dan SMU Negeri 8 Surakarta”. Tesis: tidak dipu-
blikasikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Tarigan, D.1990. Proses Belajar-Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Tarigan, HG. 1993. Menyimak sebagai Keterampilan Berbahasa. Ban-dung:
Angkasa.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 76
B. Refleksi
Setelah mempelajari materi yang disajikan dalam buku panduan ini,
dalam proses pembelajaran para peserta PLPG diharapkan melakukan refleksi
dengan cara mengerjakan tugas-tugas mandiri atau berdiskusi ke- lompok melalui
bimbingan fasilitator. Untuk mendukung pengerjaan tugas ini, bawalah silabus
mata pelajaran Bahasa Jawa sesuai tingkat satuan pendidikan para peserta
bertugas mengajar.
1. Bentuklah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil yang beranggo-takan
4/5 orang. Pilih ketua kelompok yang bertugas memimpin dis-kusi.
Cermati contoh rancangan proposal PTK di atas, cari kele-mahannya dan
perbaiki. Presentasikan hal tersebut di depan kelas!
2. Bentuklah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil seperti contoh tugas di
atas. Diskusikan pembelajaran Bahasa Jawa yang pernah peserta lakukan
di sekolah. Untuk itu, lakukanlah kegiatan berikut:.
a. Indentifikasi hal-hal dalam KBM yang mendesak untuk ditingkat-
kan, misalnya: pemahaman, daya serap, kinerja guru, keterampilan
menulis, kesalahan konsep, dan sebagainya.
b. Identifikasi strategi pembelajaran dan berbagai konsep peme-cahan
masalah pembelajaran yang dapat digunakan untuk mening-katkan, misal:
optimalisasi instruksional, pengorganisasian tugas, pendekatan
pembelajaran (terpadu, kontekstual, kooperatif, berba-sis masalah,
konstruktivisme, quantum), dan metode jigsaw.
c. Pilihlah satu masalah dan satu tindakan untuk memecahkan ma- salah
yang telah peserta diskusikan dengan kelompoknya masing- masing.
Selanjutnya, tetapkan satu judul PTK.
d. Berdasarkan judul PTK yang telah dipilih di atas, susunlah ran- cangan
proposal PTK.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 77
e. Masing-masing kelompok mempresentasikan rancangan propo- sal
PTK di depan kelas secara bergantian dan setiap kelompok presentasi
ditanggapi oleh kelompok lain.
3. Susunlah proposal PTK dengan mengambil rmasalah aktual dalam
pembelajaran Bahasa Jawa dan gunakan setting kelas serta seko-lah sesuai
tempat mengajar. Kembangkan proposal PTK tersebut menjadi proposal
PTK lengkap dengan ditulis tangan dan kumpul-kankan proposal PTK
lengkap kepada fasilitator untuk dinilai.
nil voluntibus arduum
(tidak ada yang sulit bagi yang memiliki kemauan)
Modul PTK PLPG Tahun 2012 78
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.; Suhardjono & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Ja- karta:Bumi Aksara.
Depdiknas. 2005. Panduan Penyusunan Usulan dan Laporan PenelitianTindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Depdiknas,Ditjen Dikti.
Elliot, J. 1991. Action Research for Education Change. Philadelphia: OpenUniversity Press.
Herawati; Chotimah, H.; Sari, YD. 2009. Penelitian Tindakan Kelas seba- gaiSarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Bayu Media:Malang.
Madya, S. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Pe- nelitianIKIP Yogyakarta.
McNiff, J. 1992. Action Research: Princilpes and Practice. London: Rout-ledge
Mills, G. 2003. Action Research: A Guide for The Teacher Researcher. NewJersey: Prentice-Hall.
Moleong, LJ. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidik- an.
Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas: Menciptakan Perba-ikan Berkesinambungan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. & Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Ban- dung:Sinar Baru.
Sukmadinata, NS. Metode Penelitian Pendididikan. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Suwandi, S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah.Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13.
Suriasumantri, YS. 1988. Memperluas Cakrawala Penelitian. Jakarta: IKIPJakarta.
Wibawa, B. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Ditjen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Tenaga Kependidikan.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 79
Lampiran 1. Wawancara Terstruktur dengan Informan
Hari, tanggal : Senin, 7 April 2008Waktu : 12.00Informan : Guru Pengampu Bahasa Indonesia di Kelas VII SMPN 1
Jumapolo, Karanganyar
Setting
Wawancara ini dilaksanakan di ruang BP SMPN 1 Jumapolo. Di ru-angtersebut terdapat dua pasang meja kursi yang dipakai dua guru dan satu set mejakursi tamu. Selain itu, ruangan tersebut digunakan juga un-tuk UKS. Suasanapada waktu itu tidak begitu ramai karena sebagian be-sar siswa masih mengikutipelajaran.
Deskripsi
Informan adalah guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelasVII SMPN 1 Jumapolo. Berikut transkrip hasil wawancara antara peneliti denganguru tersebut.
P : Selamat siang Pak, maaf saya mengganggu.
G : Tidak apa-apa Mbak, silahkan!
P : Begini Pak, saya ingin wawancara sebentar mengenai penelitian yang akansaya lakukan di kelas yang Bapak ajar.
G : Oh..ya, silahkan Mbak!
P : Menurut Bapak, bagaimana proses yang dilakukan Bapak dalammengajarkan materi menyimak, khususnya pembelajaran puisi sela-ma ini.Apakah ada kendala atau masalah yang Bapak hadapi?
G : Memang di kelas 1 terdapat materi menyimak puisi dan selama sayamengajar ya… pastinya ada kendala Mbak. Rata-rata mereka kurangkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Jadi, hasilnya masih kurang.
P : Kira-kira puisi apa saja yang telah Bapak ajarkan, apakah dari ang-katan-angkatan terdahulu atau angkatan-angkatan yang sekarang?
G : Banyak Mbak, rata-rata saya menggunakan puisi dari angkatan-ang-katanterdahulu, misalnya puisi karya Chairil Anwar.
P : Selama ini, cara atau metode apa yang Bapak gunakan dalam mem-belajarkan materi menyimak puisi?
G : Biasanya saya menggunakan metode ceramah. Selain itu, saya jugamenggunakan buku atau LKS yang ada puisinya dan membacakan puisinyasecara langsung.
P : Masalah apa yang Bapak rasakan dalam materi menyimak puisi?
Modul PTK PLPG Tahun 2012 80
G : Biasanya masalah itu banyak timbul dari siswa, Mbak. Kadang ting-kahmereka kurang konsentrasi dalam menyimak atau mendengar-kan materiyang saya ajarkan. Selain itu, siswa masih mengalami kendala dalampemahaman puisi.
P : Lalu, bagaimana mengenai nilai mereka selama ini, Pak?
G : Masalah nilai masih belum memenuhi standar, Mbak
P : Apakah selama ini Bapak pernah menerapkan pendekatan atau me-todedalam pembelajaran menyimak puisi? Bagaimana jika Bapak menerapkanpendekatan keterampilan proses, dalam hal ini meng-gunakan metodedemonstrasi dalam mengajarkan materi puisi?
G : Kalau penggunaan pendekatan itu belum pernah, Mbak. Hanya me-todeceramah saja yang saya gunakan. Maksud Mbak, saya menco-bamenerapkan pendekatan keterampilan proses dengan melakukandemonstrasi dalam mengajarkan materi puisi?
P : Ya. Pak!
G : Baiklah. Silahkan saja kalau Mbak akan melakukan penelitian menyi-makpuisi. Saya akan mencoba membantu.
P : Baik Pak, terima kasih. Saya kira wawancara ini sudah cukup. Sekali lagi,terima kasih, Pak!
G : Ya, sama-sama Mbak!
Refleksi
Informan menyimpulkan bahwa pembelajaran menyimak puisi telah seringdilakukan, tetapi hasil yang didapat belum maksimal. Penggunaan pendekatanatau metode masih terbatas. Hanya metode ceramah saja yang sering digunakansehingga nilai yang diperoleh siswa belum memu-askan. Kesulitan yang dihadapisiswa dalam pembelajaran menyimak pu-isi, yaitu kurangnya konsentrasi sertamasih kurangnya tingkat pemaham-an siswa. Respons yang diberikan oleh gurudan siswa terhadap cara yang digunakan oleh guru dengan penerapan pendekatanketerampilan proses, dalam hal ini menggunakan demonstrasi dalam mengajarkanma-teri menyimak puisi sangat positif.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 81
Lampiran 2. Hasil Observasi Pratindakan
Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008Waktu : 11.35 – 13.10 WIBObjek Penelitian : Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas VII-5 SMPN
1 Jumapolo, Karanganyar
Setting
Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas VII-5 yang berukuran ku-ranglebih 8 x 9 m. Di dalam ruang tersebut terdapat 1 meja kursi untuk guru, 20 mejadan 40 kursi untuk siswa. Di dinding depan terdapat gambar Presiden dan WakilPresiden serta sebuah gambar Burung Garuda. Di ba-wah gambar tersebutterdapat sebuah white board. Dinding sebelah sela-tan terdapat tata tertib dan visimisi sekolah, sedangkan di dinding sebelah Utara terdapat papan tulis untukpresensi siswa serta daftar inventaris se-kolah. Sementara itu, di dinding-dindingsamping terdapat gambar-gambar pahlawan di kedua sisinya. Selain itu, dindingbelakang berisi daftar pel-ajaran, daftar regu piket, peralatan kebersihan sertatulisan-tulisan yang berisi kata-kata mutiara. Pada saat observasi dilakukan, semuasiswa ma-suk semua dan mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM). Padawaktu akan memulai proses pembelajaran, siswa tampak sedikit gaduh atas ke-datangan peneliti di dalam kelas.
Deskripsi
Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan menyapa siswa danmenanyakan keadaan siswa. Sebelum menyajikan materi, guru menying- gungkebersihan kelas yang sedang diajar, membicarakan penanggungja-wab siapayang sedang piket pada hari itu, karena kelas sedikit kotor. Pe- neliti menempatitempat duduk di belakang agar tidak mengganggu pro-ses pembelajaran yangsedang berlangsung. Guru mengawali materi de- ngan memberi pertanyaan padasiswa mengenai materi menyimak puisi dengan menunjuk beberapa siswa.Siswa tampak diam dan menunduk ka- rena takut diberi pertanyaan oleh gurunya.Adapula siswa yang ramai dan tidak memperhatikan pertanyaan guru. Beberapasaat, guru menunjuk lagi beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Setelah memberi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan de-nganmateri, guru selanjutnya memasuki kegiatan inti, yaitu menyimak pu- isi. Gurumenyuruh siswa untuk membuka LKS dengan materi menyimak puisi. Gurutampak menentukan puisi yang akan dibahas. Siswa disuruh membaca terlebihdahulu puisi yang ada di LKS, yaitu puisi Pahlawanku. Selesai membaca, gurumengulang membaca puisi tersebut dengan ha-rapan siswa lebih paham. Saatguru membaca puisi di depan kelas, tam- pak siswa yang duduk di belakangramai karena perhatiannya hanya tertu-ju pada siswa yang berada di depan saja.Guru hanya sesekali menegur siswa yang ramai agar tetap terfokus padapelajaran. Namun, itu hanya sementara saja karena siswa masih ramai dan tidakfokus pada pelajaran. Setelah selesai membacakan puisi, guru selanjutnyamemberi per- tanyaan yang berhubungan dengan isi puisi. Guru menunjukbeberapa siswa untuk menjawab pertanyaan. Siswa yang tadi tampak ramaihanya terdiam karena takut jika diberi pertanyaan. Tidak semua siswa tidak bisa
Modul PTK PLPG Tahun 2012 82
menjawab pertanyaan. Ada juga siswa yang bisa menjawab pertanyaan dengansedikit bantuan dari guru. Selesai memberikan pertanyaan, selan- jutnya gurumenyuruh salah satu siswa untuk membaca puisi di depan ke- las danmenceritakan isi puisinya dengan bantuan dari guru kembali. Setelahperwakilan siswa selesai menunaikan tugas, guru menyu-ruh siswa lain untukmemberikan komentar atas pembacaan puisi yang te-lah dilakukan di depankelas tadi. Selesai siswa memberikan komentar, guru menyuruh siswa untukmengerjakan LKS. Seusai mengerjakan LKS, guru mengakhiri pelajaran denganmerefleksi materi yang telah disampai- kan kepada siswa dan menutup pelajaran.
Refleksi
Kegiatan belajar-mengajar Bahasa Indonesia di kelas VII-5 SMPN 1Jumapolo, khususnya menyimak puisi masih mengalami beberapa perma-salahan,antara lain: siswa masih ada yang ramai, posisi guru sering ber-ada di depankelas saja tanpa memperhatikan siswa yang duduk di bela-kang. Siswa tampakdiam jika diberi pertanyaan oleh guru karena mereka takut dan takut jawabanyang diberikan salah. Guru juga kurang memper-hatikan siswa yang ramai danhanya sesekali saja menegurnya. Observasi ini merupakan survei pratindakanyang dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran.Survei ini dilaku-kan untuk mengetahui permasalahan yang ada di lapangan. Darihasil ini, peneliti berharap akan dapat menentukan tindakan selanjutnya yang tepatuntuk mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam pem-belajaran menyimak puisi.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 83
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaKelas/Semester: VII/1 AlokasiWaktu : 4 x 40 menitTema : Menyesal
A. Standar Kompetensi
Mendengarkan Sastra
B. Kompetensi Dasar
Merefleksi isi puisi yang dibacakan
C. Indikator
1. Mampu menangkap isi puisi
2. Mampu mengemukakan pesan puisi dalam bentuk menjawab perta-nyaan
yang diberikan
3. Mampu melakukan sesuatu sesuai permintaan guru
D. Materi Pokok
1. Menyimak Puisi
2. “Menyesal” karya Ali Hajmi
E. Skenario Pembelajaran 1
1. Pertemuan 1
No. Jenis Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan
a. Apersepsi dengan menggalipengalaman siswa dalam kehi-dupan sehari-hari yang berkaitandengan materi menyimak puisi.
b. Siswa dan guru melakukan ta-nyajawab tentang pengetahua siswamengenai menyimak puisi.
10 menit
Tanyajawab
2. Inti
a. Siswa mendapat penjelasan ten-tangmateri menyimak puisi.
b. Siswa membentuk kelompok yangmasing-masing kelompokberanggotakan 4 orang.
c. Siswa mendapat contoh pemba-caanpuisi yang didengarkan dari tape
60 menit
Ceramah
Ceramah
Demon-strasi
Modul PTK PLPG Tahun 2012 84
recorder.d. Siswa dan guru bertanya jawab
mengenai isi puisi.e. Guru melakukan evaluasi be-rupa
tes tertulis berbentuk esai.f. Guru membagikan angket untuk
diisi siswa dengan panduan dariguru.
Tanyajawab
Tugas
Tugas
3. Penutup
a. Siswa dan guru melakukan re-fleksiterhadap proses pembel-ajaran yangtelah dilakukan.
b. Guru menutup kegiatan pembel-ajaran.
10 menit
Ceramah
2. Pertemuan 2No. Jenis Kegiatan Waktu Metode
1. Pendahuluan
Apersepsi dengan bertanya jawabmengenai pembelajaran menyimakpuisi pada pertemuan sebelumnya.
10 menit
Tanyajawab
2. Inti
Siswa tampil secara berkelompok danbergantian di depan kelas untukmenceritakan kembali puisi yang telahmereka simak pada pertemu-ansebelumnya dengan bantuan pertanyaandari guru.
60 menit
Tugas
3. Penutup
a. Guru dan siswa melakukan re-fleksiterhadap proses pembel-ajaran yangtelah dilakukan.
b. Guru menutup kegiatan pembel-ajaran dan menyuruh siswa un-tukbelajar di rumah.
10 menit
Ceramah
F. Media dan Sumber Belajar
1. Media
Tape recorder dan kaset
2. Sumber Belajar
Modul PTK PLPG Tahun 2012 85
Naskah puisi yang berjudul “Menyesal” karya Ali Hajmi yang disa-durdari buku “Teori dan Apresiasi Puisi”, halaman 16, karangan Herman J.Waluyo, terbitan Erlangga.
G. Penilaian
1. Penilaian Proses
Dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung untuk mengukurkesungguhan siswa dalam mengikuti proses belajarnya.
2. Penilaian Hasil
a. Tes Tertulis
Penilaian hasil ini untuk mengukur pemahaman siswa mengenai isipuisi yang telah mereka simak.
Pertanyaan:
1. Apa judul puisi yang anda simak?2. Siapa pengarang dari puisi yang anda simak?3. Apa tema dari puisi yang telah anda simak?4. Apa amanat yang tersirat dari puisi yang telah anda dengarkan?5. Apa latar belakang penulis, menulis puisi yang kalian simak?
Kunci Jawaban:
1. Menyesal2. Ali Hajmi3. Penyesalan4. Pikirkanlah segala yang akan kamu kerjakan sebelum kalian
menyesah5. Penyesalah penyair atas segala kesalahan yang dia lakukan yang
telah lalu dan berharap bagi generasi muda agar memikirkan segalasesuatu yang akan dikerjakan.
b. Tes Unjuk Kerja
Penilaian ini untuk mengukur keterampilan siswa dalam menceritakankembali puisi yang telah mereka simak di depan kelas.Pertanyaan: Coba kalian ceritakan kembali puisi yang kalian simakmengenai judul, tema, pengarang, amanat dengan mengunakan kalimatyang sederhana.
Jawaban: (Tergantung pada kemampuan masing-masing siswa dalambercerita)
Modul PTK PLPG Tahun 2012 86
Rubrik Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Puisi yangDisimak
No. Aspek yang Dinilai Bobot Maksimum
1.
2.
3.
4.
5.
Keaktifan
Ketepatan
Bobot tanggapan
Penggunaan bahasa
Kelancaran
Total
4
4
4
4
4
20
Cara Penilaian
Skor maksimum: 20
Nilai akhir:2BobotTotal
Mengetahui
Kepala Sekolah
SMPN 1 Jumapolo
...............................................
NIP ..................................
Guru Kelas VII
....………………………………
NIP
Modul PTK PLPG Tahun 2012 87
Lampiran 4. Hasil Observasi Siklus I
Hari, tanggal : Selasa, 22 April 2008Waktu : 11.35 – 12.45 WIBObjek Penelitian : Siswa Kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo, Karanganyar
Pertemuan 1
Setting
Observasi ini dilaksanakan di ruang kelas VII-5 yang berukuran ku-ranglebih 8 x 9 m. Di dalam ruang kelas tersebut terdapat 1 meja kursi untuk guru, 20meja dan 40 kursi untuk siswa. Di dinding bagian depan terdapat gambar Presidendan Wakil Presiden serta sebuah gambar Bu-rung Garuda. Di bawah gambartersebut terdapat sebuah white board. Dinding sebelah selatan terdapat tata tertibdan visi misi sekolah, se-dangkan di dinding sekolah utara terdapat papan tulisuntuk absensi siswa serta daftar inventaris sekolah. Sementara itu, dindingbelakang berisi daf-tar pelajaran, daftar regu piket, peralatan kebersihan sertatulisan-tulisan yang berisi kata-kata mutiara. Pada saat memasuki ruang kelasterlihat beberapa siswa yang ramai sendiri. Guru kemudian menenangkan siswadan mulai menanyakan keadaan siswa serta memulai pelajaran.
Deskripsi
Guru mulai menyajikan pelajaran dengan cara bertanya jawab me-ngenaimateri yang akan diajarkan dengan menunjuk beberapa siswa un-tuk menjawabpertanyaan yang diberikan secara acak. Siswa tampak di-am dan takut kalaumereka disuruh untuk menjawab. Posisi peneliti masih berada di belakang karenatakut menganggu konsentrasi siswa. Setelah selesai melakukan tanya jawab,guru mulai menerangkan tentang materi menyimak puisi dan menyuruh siswauntuk membentuk kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4orang siswa. Mereka diminta untuk mendiskusikan tentang materi yang akandibahas.
Setelah semua kelompok terbentuk, selanjutnya guru mulai memu- tarkankaset yang berisi puisi “Menyesal” karya Ali Hasmi di depan siswa. Setelahselesai, guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaanmengenai puisi yang telah diperdengarkan. Selanjutnya, guru memberikanpertanyaan sebagai tes tertulis yang dikerjakan dan didiskusi- kan bersamakelompoknya masing-masing. Setelah selesai mengerjakan, hasilnya kemudiandikumpulkan. Tidak semua siswa ikut berpartisipasi, ada sejumlah siswa yangramai dan tidak memperhatikan yang didiskusi-kan oleh kelompoknya.
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru membagikan angket untuk diisi olehsiswa dengan bantuan guru. Siswa sedikit ramai dalam mengisi ang- ket. Setelahselesai mengisi, kemudian hasilnya dikumpulkan. Angket itu diberikan untukmengetahui minat siswa pada pelajaran menyimak puisi. Siswa dan gurukemudian melakukan refleksi terhadap proses pembel-ajaran yang telahberlangsung dan menutup kegiatan pembelajaran.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 88
Refleksi
Kegiatan belajar-mengajar di kelas VII-5 berlangsung cukup aktif.Siswa mulai tampak serius dalam mengikuti pelajaran, meskipun tidak se-muasiswa serius karena guru mulai menggunakan cara yang berbeda da-lam mengajar.Hal itu membuat siswa mulai merespons gurunya, setiap pertanyaan yangdiberikan oleh guru mulai mendapat respons. Siswa mu-lai bisa menjawab,walaupun masih dibantu oleh guru. Fokus perhatian siswa pada saatmendengarkan mulai menampakkan kesungguhan, wa-laupun siswa masih tampaksedikit bingung. Namun, guru mulai memban-tu siswa dengan memberikesempatan untuk bertanya.
Siswa yang ramai paling banyak berada di bangku belakang karena gurukurang memperhatikan siswanya. Ini terjadi karena posisi guru selalu di depankelas. Siswa yang disuruh untuk maju membacakan puisi hanya 2 siswa. Merekabersedia itu pun dengan dipaksa oleh guru. Hasil tes ter- tulis pun belummemuaskan karena hanya 19 siswa saja yang berhasil memperoleh nilai sesuaistandar KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Keti- ka pembagian angket siswamulai gaduh sehingga guru mulai kewalahan dalam mengatasinya. Meskipunpenelitian pada siklus 1 ada sedikit ken-dala, namun hal itu bisa menjadi dasarbagi penelitian pada siklus berikut- nya. Pembelajaran yang dilaksanakan olehguru telah sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan berhasil membangkitkanminat siswa terhadap pem-belajaran menyimak puisi.
Modul PTK PLPG Tahun 2012 89
Lampiran 5. Angket/Kuesioner
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda (v) pada pilihan jawaban yang sesuai.2. Isilah angket/kuesioner ini dengan jujur.3. Hasil angket ini tidak memengaruhi nilai Bahasa Indonesia Anda.
No. PertanyaanJawaban
Ya Tidak
1. Pernahkah kamu mengikuti pelajaran menyimak?
2. Masih ingatkah kamu tentang isi pelajaran tersebut?
3. Apakah gurumu menggunakan media (televisi, ra-dio,dll)dalam pelajaran tersebut?
4. Apakah kamu tertarik dengan pelajaran tersebut?
5. Apakah tertariknya kamu dipengaruhi oleh media (ji-kaada, media apa kamu senangi)?
6. Apakah kamu bisa fokus terhadap pelajaran yang sedangdisajikan oleh gurumu?
7. Apakah kamu aktif dalam pelajaran (sering meng-ajukanpertanyaan atau pendapat)?
9. Apakah ketertarikanmu terhadap pelajaran dapatmempengaruhi sikapmu dalam pelajaran tersebut (jikakamu tertarik dalam pembelajaran, apakah ka-mu akanfokus dan aktif dalam pembelajaran)?
11. Apakah kamu menyukai film animasi?
12. Apakah kamu sering menyaksikan film animasi?
13. Apakah kamu pernah menyaksikan film animasi disekolah?
14. Apakah kamu pernah mendapat pelajaran menyi-makdengan media film animasi?
15. Setujukah kamu bila film animasi dijadikan media dalampelajaran menyimak?
Modul PTK PLPG Tahun 2012 90
Lampiran 6. Instrumen Postes
Petunjuk mengerjakan:
1. Kerjakan soal di bawah ini sesuai dengan film yang sudah kamu saksikan!2. Beri tanda silang (x) pada jawaban yang menurutmu paling tepat!
1. Norman memiliki sifat-sifat sebagai berikut, kecuali….a. tidak bertanggung jawabb. nakalc. pemberanid. suka menggangu
2. Pernyataan yang tidak sesuai dengan cerita tersebut adalah….a. Ibu Norman curiga anaknya mengambil anting-anting miliknyab. Sam kehilangan jam tangannyac. Norman mengaku tidak mencuri anting milik ibunyad. Norman yang mencuri perhiasan
3. Siapa yang memberi tahu Bu Bella kalau jam tangan milik Sam hilang?a. Tuan Trevorb. Sarahc. Jamesd. Sam
4. Perhiasan yang hilang adalah sebagai berikut, kecuali….a. medali Pak Smithb. kalung Bu Bellac. anting-anting Elvisd. anting-anting Ibu Norman
5. Waktu yang tepat untuk peristiwa dalam film animasi itu adalah… hari.a. pagib. siangc. sored. malam
6. Di manakah barang-barang yang hilang itu ditemukan?a. di cerobong asap dalam rumah Normanb. di kantor pemadam kebakaranc. di atas cerobong asap dalam kafe milik Bu Bellad. di depan kafe milik Bu Bella
7. Tema yang tepat untuk cerita film animasi tersebut adalah….a. pemadam kebakaranb. keamanan lingkungan kotac. kenakalan Normand. kehidupan di kota
Modul PTK PLPG Tahun 2012 91
8. Nilai moral yang tidak terdapat pada cerita tersebut adalah.....a. jangan menuduh orang tanpa bukti yang jelasb. siap menolong orang yang kesusahanc. selalu berusaha menggapai cita-citad. setiap orang yang bersalah harus dihukum
9. Pernyataan yang sesuai dengan cerita film animasi tersebut adalah….a. Sam tanpa sengaja menemukan perhiasan-perhiasan yang hilangb. Sam menangkap pencuri perhiasan tersebutc. Sam menyerahkan pencuri perhiasan itu kepada polisid. Sam menghakimi pencuri perhiasan tersebut
10. Siapakah yang bukan seorang pemadam kebakaran?a. Samb. Elvisc. Tuan Trevord. Tuan Smith