25

BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN
Page 2: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN
Page 3: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

PENDAPATAN KELUARGA

Oleh : Ir. Tunggul Ferry Sitorus, MP (Dosen FAPET UHN)

Pendahuluan

Di tengah persaingan antara peternak ayam ras berskala besar dan peternak

kecil, keberadaan ayam buras, terlupakan. Tetapi setelah harga telur dan daging

ayam ras selalu naik turun (tidak stabil) dan harga pakan komersiel selalu

meningkat, banyak peternak kecil yang gulung tikar. Keadaan yang

memprihatinkan ini mendorong masyarakat dan peternak kecil beralih ke usaha

ternak ayam buras.

Pemeliharaan ayam buras biasanya diumbar saja, artinya ayam yang

dipelihara itu tidak pernak diperhatikan kehidupnanya. Mereka dilepas begitu

saja, makan dengan mencari sendiri, tanpa dikandangkan, dan lain – lain.

Cara pemeliharaan ayam seperti itu belum bisa dikatakan cara

pemeliharaan atau peternakan ayam yang baik, karena belum memperhatikan

syarat-syarat beternak ayam yang benar, yakni pemililhan bibit yang baik,

perkandangan yang baik, pemberian pakan tambahan dan cukup dari segi kualitas

dan kuantitas, pencegahan dan pemberantasan penyakit secara kontiniu, dan

tatalaksana pemeliharaan (pengelolaan) yang baik.

Pemilihan Bibit

1. Telur tetas

2. Induk

Telur tetas

Ciri-ciri telur tetas yang baik antara lain, bentuk telur oval, kerabang telur

tidak terlalu tebal, tetapi juga tidak terlalu tipis. Memiliki fertilitas sekitar 85 %

(dari hasil program perkawinan yang baik) dan daya tetas sebesar 70 %.

Induk

Induk merupakan ayam yang sudah mampu menghasilkan telur. Peternak

dapat memilih induk yang sudah bertelur, kondisi tubuh sehat dengan mengamati

ciri-ciri berikut ini :

* Penyuluhan di sampaikan pada Hari Rabu, 16 Mei 2017 di Dusun 1 Kampung Kristen Labuhan Desa Ambarita

Page 4: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

a. Mata bersinar cerah dan hidup

b. Kedua sayap simetris dan lebar

c. Gelambir, pial, dan jengger berwarna merah segar

d. Kuku dan paruh pendek

e. Bentuk kepala (dilihat dari muka) tampak pipih

f. Jarak antara kedua tulang duduk selebar dua jari orang dewasa. Sedangkan

jarak antara tulang dada dengan tulang rusuk selebar 3-4 jari orang dewasa

g. Gerakan lincah dan gesit

h. Berumur 7-8 bulan

i. Secara klinis sehat

Menentukan Telur Ayam

Untuk menetaskan telur ayam dapatdilakukan denga dua cara, yakni ;

1. Ditetaskan dengan mempergunakan induk ayamnya sendiri.

Dengan cara ini hanya dapat ditetaskan 8-10 butir telur sekali penetasan. Itu

pun masih tergantung dari besar kecilnya ayam yang mengeraminya. Makin

besar dan berbulu ayam yang akan mengeraminya makin banyak pula telur

yang bisa dieraminya.

2. Ditetaskan dengan menggunakan mesin tetas.

Dengan mesin telur tetas dapat ditetaskan banyak telur sekaligus sesuai dengan

kapasitas dan kebutuhan kita. Mesin tetas telur ini bermacam-macam cara dan

kapasitasnya. Ada yang dijalankan dengan listrik, dijalankan/dipanaskan

senggan menggunakan lampu minyak, dan kombinasi dari keduanya. Demikian

juga dengan kapasitasnya, ada yang berkapasitas kecil, yakni sekitar 100 butir

(lihat gambar 1), sampai dengan yang berkapasitas besar, yakni 3000 butir

telur. Mesin tetas ini bisa dibeli di toko penjual sarana peternakan atau dibuat

sendiri.

Page 5: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Pengelolaan Penetasan

Telur yang dihasilkan dari induk ayam buras berumur dibawah setahun,

kecil-kecil ukurannya dan bobotnya kurang dari 35 gram. Yang layak sebagai

telur tetas adalah elur yang berasal dari induk ayam yang umurnya antara 1-3,5

yahun. Namun telur-telur itu masih harus diseleksi dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Bobot telur berkisar antara 35-40 gram per- butir.

b. Bentuknya normal bulat lonjong (oval), dengan perbandingan lebar dan

panjangnya – 3 : 4 . Telur yang terlalu bulat atau panjang bentuknya, daya

tetasnya rendah.

c. Cangkang/kerabang telur bersih, licin dan tidak retak.

d. Umur telur 1-6 hari.

Pada dasarnya mesin tetas itu terdiri dari sebuah peti yang dindingnya tak

dapat melepaskan panas suhu di dalamnya dapat dipertahankan menurut

keperluan yang dilengkapi dengan sebuah alat pengatur suhu (thermoregulator)

yang dapat mengatur suhu dalam peti supaya stabil seperti yang dikehendaki,

sebuah alat pengukur suh (thermometer), dan alat pengatur panas dari listrik atau

lampu minyak serta bak air yang harus selalu berisi air dingin untuk menjaga

kelelmbapan udara dalam mesin tetas tetap berkisar antara 60-70%.

Sebelum digunakan untuk menetaskan telur, mesin harus dipanaskan

selama 6-12 jam, sampai suhu dalam mesin stabil. Pertahankan suhu itu stabil

antara 38,5-39oC atau berkisar antara 98-103oF. Suhu ini sama seperti suhu induk

Gambar 1 : Mesin Tetas Manual dan Mesin Tetas Otomatis

Page 6: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

ayam yang sedang mengeram. Kelembapan nisbinya 60%. Suhu dan kelembapan

udara didalam mesin itu harus selalu tetap selama proses penetasan berlangsung.

Pengontrolan alat pemanas sangat diperlukan untuk menjaga suhu dalam

mesin tetas agar tetap stabil, terlebih bila alat pemanasnya menggunakan lampu

minyak. Kalau menggunakan pemanas listrik, tidak diperlukan pengawasan rutin,

tetapi penyediaan lampu minyak sebagai pembantu dalam keadaan darurat tetap

diperlukan kalau sewaktu-waktu listrik mati.

Bak air dalam mesin tetas hendaknya selalu terisi penuh dengan air. Kalau

air dalam bak plastik berkurang, harus diisi kembali sampai penuh seperti semula.

Hal ini untuk menjaga agar kelembapan udara dalam mesin tetas tetap berkisar

antara 60-70%. Kelembapan yang telah sesuai itu harus dibarengi dengan

pengaturan suhu dan ventilasi udara yang baik. Pengaturan lubang ventilasi mesin

tetas sangat diperlukan, agar udara segar selalu tersedia. Mulai hari keempat

lubang ventilasi dibuka sedikit demi sedikit, hingga hari ketujuh dibuka penuh

sampai semua telurnya menetas. Biarkan telur tetap pada posisi awal (bagian

tumpul/rongga udara di sebelah atas) selama 48 jam pertama.

Pada hari ke 4 s/d ke-18 dilakukan pemutaran telur, agar telur tidak kering

dan panas didalam telur menyebar rata, sehingga benih tidak menempel pada

selaput kuning telur selama fase permulaan pengeraman, serta kuning telurnya

tidak melekat pada selaput pembungkus anak pada fase pertumbuhan anak

sebelum menetas. Pemutaran telur dilakukan sebanyak 3 kali (misalnya pukul

07:00 pagi, pukul 12:00 siang dan pukul 19:00 malam)untuk sehari semalam, dan

dilakukan menurut garis panjangnya, yaitu sebesar 90-180o. Pemutaran telur

dilakukan setelah hari ketiga telur ditaruh dalam mesin tetas sampai hari ketiga

sebelum/menjelang telur menetas.

Kira-kira hari ke-7 setelah dieramkan, telur diperiksa menggunakan

teropong lampu. Pada telur yang “jadi” (bisa menetas)akan tampak urat-urat darah

di dalamnya, yang tidak “jadi” tampak terang benderang seluruhnya, yang mati

terdapat noda darah besar. Telur yang tidk jadi bisa dimakan atau di jual.

Page 7: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Pada saat tertentu telur tetas dalam mesin itu juga perlu didinginkan satu

kali dalam sehari selam 10-15 menit dengan membuka pintu mesin tetas sewaktu

dilakukan pemutaran telur. Pada penetasan secara alamiah, pendinginan itu

berlangsung saat induk ayam yang mengeram turun dari sarangnya untuk makan

dan minum. Saat itulah telur eraman mendapat kesempatan pendinginan dari

udara.

Anak ayam yang baru saja menetas dan keluar dari cangkang telurnya,

jangan langsung diangkat ke luar dari mesin tetas. Tetapi tangguhkan dulu

pengambilannya beberapa saat sampai bulu badannya benar-benar kering. Setelah

satu sampai dua hari telur yang pertama menetas, barulah semua anak ayam yang

menetas dikeluarkan dari mesin tetas.

Pemeliharaan Anak Ayam (kutuk)

Sesudah selesai menetaskan, maka anak ayam dapat dipelihara dalam

induk buatan (brooder). Untuk membuat induk buatan ini, harus diperhatikan pula

luas peti tersebut. Untuk ayam 0-6 minggu setiap 1 m2 sebaiknya dipergunakan

untuk paling banyak 20 ekor kutuk. Jika pemeliharaan ayam sangat banyak, maka

pembuatan kotak pemeliharaan atau induk buatan ini dapat dibuat bertingkat.

Pembuatan induk buatan ini harus diperhitungkan supaya jika siang hari dapat

memperoleh sinar matahari yang cukup.

Pemanasan, Penerangan dan Udara

Dalam induk buatan, untuk pemanasnya dapat dipergunakan lampu

minyak atau listrik tergantung dari keadaannya. Bagi daerah yang tidak ada listrik,

cukup dengan menggunakan lampu minyak. Lampu ini ditempatkan pada tempat-

tempat yang tidak mudah terguling, karena perlu diketahui bila cuaca dingin maka

kutu-kutuk itu mengumpul, mendekat pada sumber pemanas (lampu tersebut),

merka saling mendorong berkeinginan untuk mendapat tempat paling dekat

dengan sumber pemanasnya.

Temperatur dalam induk buatan haruslah disesuaikan dengan kebutuhan

kutuk tersebut, sehingga kutuk-kutuk tidak merasa kedinginan atau kepanasan.

Sebagai pedoman, panas yang dibutuhkan oleh kutuk-kutuk tersebut adalah :

Page 8: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

- Anak ayam yang berumur 1 minggu membutuhkan panas 95oF

- Anak ayam yang berumur 2 minggu membutuhkan panas 90oF

- Anak ayam yang berumur 3 minggu membutuhkan panas 85oF

- Anak ayam yang berumur 4 minggu membutuhkan panas 80oF

Sesudah anak ayam berumur satu bulan tidak lagi membutuhkan panas

bantuan dari luar, karena bulunya sudah tumbuh memenuhi seluruh badannya.

Sampai dengan kutuk umur 4 minggu, pada malam hari harus selalu ada

penerangan lampu baik menggunakan lampu minyak maupun listrik. Hal ini

dilakukan karena kutuk pada malam hari masih membutuhkan makan maupun

minum. Ini terjadi karena daya tampung alat pencernaan kutuk sangat kecil

sehingga isinya pun sedikit, padahal makanan yang dibutuhkan kutuk untuk

pertumbuhan cukup banyak. Kalau kebutuhan akan makanan hanya dipenuhi pada

siang hari masih dirasakan sangat kurang, yang akan menimbulkan gangguan

pada masa pertumbuhannya.

Pada masa pertumbuhan kutuk selalu membutuhkan hawa yang segar, oleh

karena itu perlu diusahakan udara dalam induk buatan dibuat sesegar mungkin,

selalu dapat berganti. Untuk itu maka :

- Ventilasi induk buatan harus baik dan sempurna

- Harus selalu rajin membersihkan kotoran dalam ruangan induk buatan ini

- Pemeliharaan harus diusahakan sesuai dengan luas tempatnya

- Lampu minyak tidak boleh berasap, jika berasap dan masuk kedalam

ruang induk buatan akan mengakibatkan gangguan pernafasan dan dapat

menimbulkan kematian

Begitu anak ayam dikeluarkan dari mesin tetas, kutuk-kutuk ini dapat

dipelihara sampai dua hari tidak diberi makan, karena dalam tubuhnya masih ada

persediaan makanan sampai dengan 48 jam sejak penetasan. Tetapi didalam

praktek sehari-hari, sesudah dikeluarkan dari mesin tetas dapat langsung diberi

makanan halus starter dalam jumlah yang sedikit untuk melatihnya, yang

ditaburkan diatas alas kertas koran. Umur 4 hari bulu-bulu sayap ayam mulai

mekar, kotoran makin banyak. Alas koran sebagai tempat pijaknya bisa

dihinlangkan sehingga kakinya langsung berpijak pada alas kawat. Makanan tidak

Page 9: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

lagi ditaburkan pada alas koran, tetapi ditempatkan pada tempat makanan yang

telah diatur penempatannya sedemikian rupa, sehingga kutuk tidak dapat

menginjak-injak makanannya supaya makanan yang dimakannya selalu dalam

keadaan bersih. Demikian juga tempat minum harus bersih dan tidak dapat

diinjak-injak kutuk-kutuk itu, sehingga air yang diminumnya selalu dalam

keadaan bersih, dan diusahakan dalam satu hari setidak-tidaknya harus

dibersihkan dan diganti airnya paling tidak tiga kali dalam satu hari. Anak ayam

divaksin tetes mata dengan vaksin anti tetelo atau ND.

Setelah berumur 2 bulan, anak ayam sudah tumbuh besar rata-rata 370

gr/ekor. Anak ayam itu disebut anak ayam lepas sapih, karena sudah bisa dilepas

dari ruang induk buatannya ke tempat pengumbarannya. Namun sebelum dilepas,

sebaiknya ayam muda itu divaksin lagi dengan vaksin ND agar kekebalannya

bertambah.

Ayam muda umur 4 bulan diseleksi. Ayam dara yang pertumbuhannya

kurang bagus dan diperkirakan tidak akan memberikan hasil telur yang

memuaskan, jangan dipelihara terus. Begitu pula pejantan muda yang tidak

terpilih sebagai bibit, dipisahkan ke tempat lain. Selanjutnya bisa dijual sebagai

ayam potong. Ayam muda serupa ini sangat disukai konsumen.dengan bobot

hidup sekitar 1 kg, ayam itu sangat mudah dijual ke pasar.

Ayam dara yang baik dan pantas dipelihara sebagai induk penghasil telur,

biasanya memiliki ciri-ciri khas. Bangun dadanya lebar dan dalam, punggungnya

datar dan lebar, jengger tebal dan besar, kaki agak pendek, pial bulat licin,

sifatnya lincah penuh gairah. Sebaliknya yang kurang bagus berparuh tipis,

berjengger tipis dan kecil, pial kecil, bangun badan tegak, punggung agak miring

kebelakang, kaki panjang, sifatnya tak begitu lincah.

Ayam buras mulai bertelur untuk pertama kali sangat beragam. Kalau

pemeliharaannya bagus, umur 135 hari sudah ada yang bertelur untuk pertama

kali. Umumnya mulai bertelur pertama kali pada umur 180 hari. Ayam betina

sebagai petelur yang bagus biasanya sifat mengeramnya mulai muncul setelah

bertelur sekitar 40 butir, misalnya ayam kedu. Sedang yang jelek, baru bertelur 9-

14 butir sudah timbul sifat mengeramnya.

Page 10: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Kandang

Kandang adalah tempat tinggal ayam, tempat berlindung dari matahari dan

hujan, tempat mendapat pakan dan minum, mendapat jaminan kesehatan dan

aman dari gangguan manusia jahat serta binatang lain.

1. Macam Kandang

Untuk daerah tropis seperti indonesia, biasanya digunakan kandang

terbuka atau semi terbuka pada bagian dinding kandang, untuk memperlancar

jalan udara. Macam kandang yang biasa digunakan di Indonesia ada 3 bentuk

yaitu :

a. Kandang litter

Kandang sistem ini mempunyai lantai atau alas yang tersusun dari sekam,

kotoran sapi dan sedikit kapur

b. Kandang strimin

Kandang strimin mempunyai konstruksi lantai yang berada sedikit lebih

tinggi di atas tanah. Lantai yang digunakan terdiri dri kawat yang

berlubang-lubang (anyaman kawat), sehingga kotoran ayam akan jatuh

langsung ketanah

Page 11: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

c. Kandang battery

Kandang sistem ini hampir sama dengan kandang strimin bila dilihat dari

letak lantai yang berada di atas tanah. Pada kandang battery, lantai

kandang terbuat dari slat (belahan) bambo atau dari kawat yang renggang,

sehingga kotoran ayam juga akan jatuh ke tanah.

2. Syarat Perkandangan

a. Lokasi kandang

Selain pertimbangan ekonomis dan higienis, pemilihan lokasi kandang

perlu juga mempertimbangkan masalah sarana transportasi, sumber air,

ketinggian lokasi tanah dari tanah sekitarnya, ketenangan dan kenyamanan

b. Letak antar Kandang

Letak antar kandang perlu diatur secara higienis, sehingga kemungkinan

terjangkitnya penyakit dapat dihindari atau setidak-tidaknya dicegah.

Letak antar kandang tersebut dapat diatur sebagai berikut :

- Jarak antar kandang anak ayam dengan kandang induk minimal 6-7 m

atau bisa selebar bangunan kandang

- Jarak antara kandang anak ayam dengan ayam dara 10 m

c. Luas Kandang

Luas kandang ditentukan menurut umur ayam yang bersangkutan, dan

macam lantai yang digunakan. Setiap 1 m2 mampu menampung anak

ayam maksimal :

- 50 ekor, umur 1-10 hari

- 40 ekor, umur 10-20 hari

- 25 ekor, umur 20-30 hari

- 15 ekor, umur 1-3 bulan

Page 12: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

- 5-10 ekor, umur 3-4,5 bulan

- 3-5 ekor, umjr 4,5-7 bulan

Memasuki umur 7 bulan, ayam sudah bisa dimasukkan ke dalam kandang

induk,

yang berupa kandang sistem bettery dengan ukuran per induk 20 cm x 40

cm x 40cm.

d. Ventilasi Udara

Proses yang terjadi sehubungan dengan metabolisme ayam dan

berpengaruh mikroklimat adalah :

- Panas yang keluar dari tubuh ayam, panas dari atap dan lantai

- Terbentuknya gas CO2 yang bersifat racun

- Terbentuknya amoniak dari kotoran ayam

- Terbentuknya uap air dan debu

Agar panas, gas CO2 , amoniak, uap air dan debu dapat dikeluarkan

dengan cepat, sehingga udara menjadi segar karena masuknya udara dari

luar kandang, diperlukan sistem ventilasi yang baik. Untuk mendapatkan

ventilasi yang baik tersebut, maka dalam kandang perlu dibuat lubang

udara secara berhadapan dan bersilangan. Lubang udara tersebut

disesuaikan dengan lebar dan tinggi bangunan.

e. Penyinaran dalam Ruang

Untuk anak ayam maupun ayam dara yang ditempatkan dalam kandang

kelompok, penyinaran harus merata pada seluruh ruangan. Hal ini

dimaksudkan agar ayam tidak bergerombol pada satu tempat tertentu.

f. Bahan Kandang

Kandang harus dibuat dari bahan-bahan yang tahan lama, murah, higienis

(tidak menimbulkan korosi atau karat) dan memenuhi syarat sebagai bahan

kandang. Bahan tersebut dapat berupa bambo, kayu reng, maupun kawat

yang telah dilapisi zat anti karat.

g. Peralatan Kandang

Jenis dan peralatan kandang tergantung pada ayam, jenis dan besar

kecilnya ayam.

Page 13: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Pakan

Ayam tergolong unggas pemakan segala, pakannya dapat terdiri dari

bahan-bahan nabati atau hewani. Bahan-bahan itu mengandung zat-zat yang

memelihara dan membangun tubuh serta menghasilkan produksi (telur dan

daging).

Memberi makanan pada ayam buras untuk tujuan produksi adalah usaha

pemeliharaan untuk mendapatkan daging atau telur selama jangka waktu tertentu

secara ekonomis. Bahan makanan ayam yang utama adalah biji-bijian dan hasil

ikutannya ditambah bahan-bahan nabati lain dan hewani sebagai pelengkapnya.

Zat makanan yang terkandung dalam makanan itu adalah air, hidrat arang, protein

dan asam amino, lemak, mineral dan vitamin.

Air bukan zat makanan, tetapi sangat diperlukan ayam untuk melunakkan

dan memudahkan proses pencernaan makanan, sehingga zat makanan mudah

diserap tubuh. Air juga membantu mengangkut zat makanan ke seluruh jaringan

tubuh yang memerlukan serta membantu pengeluaran sisa-sisa makanan ke luar

tubuh. Sekitar 70% tubuh ternak ayam terdiri dari air. Kekurangan air sampai 20%

berakibat kematian. Kebutuhan air pada ternak muda relatif tinggi, juga

keperluannya akan semakin meningkat kalau suhu udara semakin tinggi. Idealnya

air minum tersedia setiap saat dan tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang

hari.

Hidrat arang berfungsi sebagai sumber energi dan pembentukan lemak

dalam tubuh ayam. Zat ini merupakan bagian terbesar dari makanan ayam.

Hampir ¾ bagian dari berat biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan terdiri dari hidrat

arang. Serat kasar juga merupakan bagian dari karbohidrat. Kandungan serat kasar

pada makanan anak ayam umur sehari jangan melebihi 5,5 %, dara 6% dan

dewasa 6%. Jagung, padai dan beras merupakan sumber hidrat arang yang banyak

dipakai untuk makanan ayam.

Protein dalam ransum ayam merupakan bahan penting sebagai sumber zat

pembangun untuk pertumbuhan, mengganti sel jaringan yang rusak, dan

membentuk telur. Suatu kombinasi dari bahan makanan nabati dan hewani bisa

Page 14: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

memberikan zat protein yang diperlukan tubuh, hingga akan mendorong

pertumbuhan dan produksi telur yang baik.

Lemak merupakan sumber energi bagi ayam. Lemak nabati pada pakan

dari biji-bijian kandungannnya berbeda-beda kadarnya. Fungsi lemak sebagai

cadangan energi, pelarut vitamin dan memberi rasa enak pada makanan yang

diberikan. Kadar lemak dalam ransum berkisar 2,5-10%. Kelebihan lemak dalam

tubuh disimpan dibawah kulit, sekeliling ginjal, usus, jantung dan sebagai

cadangan energi.

Mineral sangat diperlukan dalam ransum ayam dan 10% telurnya dari zat

mineral. Kulit telur dan tulang hampir seluruhnya terdiri dari mineral kalsium

karbonat. Kalsium, fosfor dan magnesium dalam bentuk garam-garaman

anorganik merupakan bagian penting dari tulang. Kalsium, natrium dan kalium

merupakan mineral esensial dalam urat daging. Balerang dan fosfor banyak

terkandung dalam isi telur. Zat besi, tembaga dan klor diberikan dalam bentuk

garam. Kalsium diberikan dalam bentuk kulit kerang atau kapur tembok yang

telah dihaluskan. Fosfor dapat diberikan dalam bentuk kalsium fosfat atau tepung

tulang.

Vitamin diperlukan ayam untuk merangsang pertumbuhan, reproduksi,

menjaga kesehatan dan pigmentasi bulu.

Tabel 1. Pedoman Pembuatan Ransum

Bahan

makanan

Umur 0-1,5

bulan

Umur 1,5-3

bulan

Umur 3

bulan ke atas

Ayam sedang

bertelur

Jagung 2 kg 2 kg 1 kg 4 kg

Katul 4,5 kg 2,5 kg 4 kg 2 kg

Bungkil

kelapa

1 kg 2 kg 4 kg 2 kg

Kedelai 1,5 kg 2 kg - 0,5 kg

Tepung ikan 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg

Kacang hijau - 0,5 kg - 0,5 kg

Jumlah 10 kg 10 kg 10 kg 10 kg

Tabel 2. Daftar Jumlah Kebutuhan Makanan untuk Setiap Ekor Ayam per Hari

Umur Jumlah Pemberian Pakan

Minggu 1 6 gr

Page 15: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Minggu 2 12 gr

Minggu 3 18 gr

Minggu 4 24 gr

Minggu 5 30 gr

Minggu 6 40 gr

1,5-3 bulan 70 gr

3-6 bulan 70 gr

6 bulan seterusnya 100 gr

Penyakit Dan Pencegahan

Ayam buras termasuk jenis unggas yang tahan terhadap penyakit. Tetapi

tidak berarti bahwa ayam buras tidak dapat diserang oleh penyakit. Jenis-jenis

penyakit yang sering menimbulkan kematian pada ayam adalah sebagai berikut :

a. Tetelo (New Castle Disease/ND)

Tetelo dikenal juga dengan sebutan sampar ayam, pes, cekak, pileran, peok.

Penyakit ini tergolong sangat menular dan ganas, yang disebabkan virus yang

mengeram dalam otak, limpa, paru-paru, darah dan mudah tumbuh dalam

telur yang dieram. Pertama kali timbul New Castle (Inggris) tahun 1926, yang

kemudian menyebar keseluruh dunia termasuk indonesia. Penularannya

sangat cepat, yakni dengan kontak langsung dengan ayam sakit, ransum,

udara, air minum, tikus, burung-burung, si pemelihara, dan lain-lain.

Gejalanya :

1. Tingkat permulaan : lesu, nafsu makan tidak ada, mengantuk, kepala

ditundukkan, kotoran menjadi putih dan padat, bulu berdiri

2. Jengger kelihatan pucat, cuping dan pial menjadi biru

3. Tembolok penuh dan membesar

4. Pada mulut berlendir dan berbau

5. Sukar bernafas, batuk-batuk dan bersin

6. Gejala saraf : tubuh gemetar, lumpuh, berputar-putar, berjalan mundur,

leher terkulai

Page 16: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Pencegahannya :

1. Ayam-ayam yang sakit dipindahkan dari kawanan

2. Kebersihan kandang termasuk alat didalam kandang perlu diperhatikan.

Setiap bulan kandang dapat disemprot dengan anti Germ 50

3. Vaksinasi tertentu dan teratur

Pelaksanaan vaksinasi :

- Umur 1-4 hari, vaksin ND Aktif strain F, ½ tetes melalui mata

- Umur 3-4 minggu, vaksin ND Aktif strain F, 2 tetes lewt mulut

- Umur 2-3 bulan, suntikan vaksin ND Aktif strain K, ½ dosis (daging

dada atau paha)

- Umur 5-6 bulan suntikan vaksin ND Aktif strain K, 1 dosis (daging dada

atau paha)

- Setiap 4 bulan sekali diulangi lagi dengan suntikan vaksin strain K, dosis.

Keterangan : selama vaksin ND aktif belum dilarutkan harus disimpan dalam

lemari es atau termos yang berisi es. Vaksinasi harus dilakukan pada malam hari,

supaya vaksin tersebut tetap aktif. Sebab sinar matahari pada siang hari dapat

menyebabkan vaksin tidak aktif sebagai mana mestinya. Sisa-sisa vaksin tidak

boleh dipergunakan lagi atau untuk disimpan, dan harus dibakar atau ditanam

dalam tanah. Jikalau ayam yang diberi vaksin sedikit, sebaiknya menggunakan

vaksin ND In Aktif pada umur mulai 1 bulan, dengan dosis :

- Umur 1-2 bulan : ¼ cc

- Umur 2-3 bulan : ½ cc

- Umur 3 bulan ke atas : 1 cc

Vaksin ND In Aktif cukup disimpan ditempat yang teduh, yang tidak terkena

sinar matahari langsung.

Page 17: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

b. Bronchitis

Merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular dan menyerang ayam

segala umur. Tapi yang paling sering terserang adalah anak-anak ayam

berumur 3-4 minggu dan dara muda. Penyebabnya adalah virus.

Gejalanya :

1. Keluar lendir dari hidung, sesak nafas, bersin-bersin, pada waktu bernafas

berbunyi mencicit

2. Kulit telur kasar, bentuknya abnormal, mutu telur tidak baik, produksi

menurun. Kesemuanya ini adalah akibat gangguan dalam pertukaran zat

kalsium (kapur).

Pencegahannya :

Pisahkan ayam yang terserang dari kawanan

Pengobatannya :

Obat yang khusus dan mujarab belum ada, hanya yang mungkin dilaksanakan

untuk pengobatan adalah meningkatkan temperatur dalam kandang,

mencegah angin masuk secara langsung dan ventilasi diperbaiki.

c. CRD (Chronic Respiratory Disease) = Radang Pernafasan Kronis

Penyakit radang pernafasan ini sulit dibedakan dari penyakit coryza, karena

keduanya dapat bercampur dan menyerang sekaligus pada ayam segala umur.

Apabila penyakit ini bergabung dengan penyakit tetelo, bronchitis atau

bakteri, maka campuran ini disebut Penyakit Kantong Udara, atau komplikasi

CRD. Penyebabnya PPLO (Pleoropneumonia Like Organism). Penularan :

lewat telur bibit, kontak langsung dengan ayam yang sedang sakit, lewat air

minum, makanan, udara, alat-alat dalam kandang pada saat-saat daya tahan

ayam menurun.

Gejalanya :

1. Nafsu makan berkurang, batuk-batuk, kepala diguncang-guncangkan,

bersin, keluar lendir dari hidungnya seperti coryza, muka bengkak, nafas

berbunyi.

2. Ayam menjadi kurus dan produksi menurun.

Pencegahannya :

Page 18: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

1. Ayam-ayam yang sakit dipisahkan dari kawanan

2. Kandang disemprot dengan Anti Germ 50

3. Jangan mencampur ayam yang berbeda umurnya dalam satu kelompok

Pengobatannya :

1. Masukkan dalam mulutnya : Tetra Chlorina Capsule

2. Per makanan : TM 10, Aurofac, dosis penyembuhan

d. Pullorum (Mencret putih pada anak ayam)

Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum

Penularan :

- Melalui telur tetas dan babon yang sakit

- Kontak lansung dengan ayam yang sakit

- Melalui alat-alat dalam kandang, kotoran, binatang, tamu yang kena

infeksi pullorum.

Gejalanya :

1. Mencret, berlendir bercampur butiran-butiran putih, di sekitar dubur

terdapat kotoran kering berwarna putih, dan seolah-olah tertutup

2. Nafsu makan menurun, haus, lesu, merasa kedinginan dan selalu mencari

tempat yang panas

3. Kematian, umumnya terjadi seminggu setelah telur menetas

Pencegahan :

1. Memisahkan ayam yang sakit dari kawanan

2. Menjaga kebersihan kandang

Page 19: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Pengobatan : Streptomycin, spiromycin, coccilin-capsule dan penstrep

(penicilin-streptomycin).

e. Coryza/Pilek/Influenza/Snot

Coryza termasuk penyakit pernafasan, yang disebabkan perubahan cuaca,

konstruksi/letak kandang, makanan yang tak sempurna. Penyebab : virus dan

bakteri.

Penularan :

1. Kontak langsung dengan ayam yang sakit

2. Lewat makanan, air minum, udara, si pemelihara, tamu

Gejalanya :

1. Dari mata dan hidung keluar lendir yang mengental

2. Sukar bernafas, mulut terbuka, mengorok

3. Nafsu makan berkurang, produksi telur menurun

4. Kepala sering diguncang-guncangkan untuk mengeluarkan lendir

Pencegahannya :

1. Mengasingkan ayam yang sakit

2. Menjaga kebersihan kandang, tidak lembab dan longgar

3. Makanan ditambah TM 10, Aurofac

Pengobatan :

1. Langsung dalam mulut : tetra chlorine capsule

2. Per injeksi : streptomycin/tetramycin

3. Trisulfa

Page 20: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Tata Laksana Pemeliharaan (Pengelolaan)

Keberhasilan peternak sangat tergantung dari faktor tatalaksana

pemeliharaan ayam, yang meliputi : pemeliharaan anak ayam (bibit),

pemeliharaan ayam dara, dan pemeliharaan induk ayam (babon). Oleh karena itu,

peternak harus selalu memperhatikan tempat (kandang), pakan, minum, kesehatan

dan tingkat produktivitas ayam.

1. Pemeliharaan Anak Ayam

Sebelum anak ayam dimasukkan ke dalam kandang, kandang harus

disemprot dulu dengan obat cuci hama yang tidak berbahaya. Penyemprotan yang

sama dilakukan juga terhadap peralatan, seperti tempat pakan dan tempat minum.

Lantai kandang dilapisi kertas koran sampai anak ayam berumur 2-3

minggu. Lampu pemanas diberikan sampai anak ayam berumur empat minggu.

Hal ini harus dilakukan sebab pertumbuhan bulu belum sempurna, sehingga

belum mampu menahan udara dingin. Kandang anak ayam harus dijauhkan dari

kandang induk, karena pada umur sehari hingga 2 bulan, anak ayam sangat peka

terhadap kuman penyakit.

Pemberian pakan dilakukan empat kali dalam sehari, yaitu pada jam 06.00,

09.00, 12.00 dan 15.00. jumlah pakan pada jam-jam awal diberikan lebih banyak

dan semakin siang semakin dikurangi. Pakan anak ayam harus berupa tepung,

sebab alat pencernaannya belum sempurna.

Ketahanan tubuh anak ayam terhadap kuman penyakit sangat rendah. Oleh

karena itu anak ayam harus sering diberi vitamin untuk menjaga ketahanan tubuh,

memacu pertumbuhan dan bulu. Vitamin ini dapat diberikan melalui air minum.

Page 21: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

2. Pemeliharaan Ayam Dara

Ayam dara adalah ayam yang sudah mulai menginjak umur tiga bulan.

Pada umur ini anak ayam sudah dapat dipindahkan ke kandang ayam dara.

Kandang juga harus disemprot terlebih dahulu dengan obat suci hama, karena

ayam dara juga masih peka terhadap kuman penyakit.

Pemberian pakan bisa dikurangi frekuensinya menjadi tiga kali sehari,

yaitu pada jam 06.00, 11.00 dan 15.00. ransum yang digunakan lebih kasar dari

pada yang diberikan pada anak ayam. Pemberian vitamin masaih diperlukan untuk

ketahanan tubuh dan untuk lebih memacu pertumbuhan. Ayam dara yang sudah

berumur 4-5 bulan sudah dapat diseleksi antara yang jantan dan yang betina.

3. Pemeliharaan Induk

Sesudah berumur 7-8 bulan, ayam dimasukkan ke dalam kandang baterry,

karena sebagian sudah mulai menghasilkan telur. Pemindahan sebaiknya

dilakukan pada waktu senja, agar ayam tidak stress.

Pada pagi hari setelah pemindahan, induk diberi antibiotika/anti stress

yang bisa didapatkan di Poultry Shop terdekat. Pemberian pakan dilakukan dua

kali sehari, yaitu pada jam 06.00 dan jam 14.00. ransum yang diberikan sedikit

lebih kasar daripada yang diberikan pada ayam dara. Vitamin tetap diperlukan

untuk menjaga ketahanan tubuh dan sebagai pemacu produksi telur.

4. Kegiatan Setiap Hari

a. Memberi Pakan

Pemberian pakan untuk anak ayam, ayam dara dan induk (babon) dilakukan

pada jam-jam seperti yang telah disebutkan diatas.

b. Membuat catatan harian

Catatan harian ini meliputi :

- Pemberian pakan dan konsumsi setiap hari

- Pemberian obat, vitamin dan vaksin

- Pembelian sarana produksi : pakan, peralatan dan obat-obatan

- Produktivitas ayam

- Kematian ayam, penjualan ayam, penjualan telur dan sebagainya

c. Penimbangan ayam

Page 22: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Penimbangan anak ayam dan ayam dara dilakukan setiap minggu sekali untuk

mengetahui laju pertumbuhannya. Penimbangan ayam tersebut tidak

dilakukan terhadap semua ayam, tetapi cukup diambil beberapa ekor saja

sebagai sample, sekitar 25% dari setiap kelompok.

Contoh :

Kelompok anak ayam umur 2 bulan berjumlah 100 ekor, maka yang diambil

sebagai sample 25 ekor saja, kemudian di timbang. Rata-rata penimbangan

sample. Bisa dianggap sebagai rata-rata berat ayam pada umur tersebut.

Apabila selisih antara hasil penimbangan dengan hasil pada tabel 1 terpaut

sedikit, maka peternak harus mencari dan meneliti faktor apa yang kiranya

menghambat pertumbuhan tersebut. Apakah ransum yang digunakan kurang

memadai, kuantitas pakan yang kurang, kepadatan kandang yang terlalu

sesak, atau karena adanya suatu penyakit.

Tabel 3. Rata-rata Bobot Ayam Kampung mulai 1 minggu sampai dengan

umur 30 minggu

Umur (mg) Bobot (g) Umur (mg) Bobot (g)

1 42,09 9 441,46

2 64,56 10 528,78

3 94,38 11 626,90

4 127,58 12 716,15

5 179,62 20 1027,13

6 235,59 26 1374,20

7 305,34 28 1477,10

8 357,48 30 1524,40

Dari penimbangan, tidak dibedakan antara anak ayam jantan dan betina

namun ayam dara jantan ditimbang tersendiri, sebab pertumbuhan ayam

jantan pada umumnya lebih cepat daripada ayam betina. Saat berumur 12

minggu ayam jantan sudah mencapai bobot badan 802,05 gram, dan umur 28

minggu mencapai 1,8-2 kg.

d. Menghindarkan gangguan dari luar

Gangguan ini dapat berasal dari binatang lain seperti anjing, kucing, tikus,

burung gereja dan sebagainya. Binatang-binatang ini sering menggangu,

Page 23: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

entah mencuri makanan ayam, memakan telur atau anak ayam, atau membuat

suara-suara yang mengakibatkan ayam sterss. Tetapi gangguan ini juga dapat

berasal dari manusia. Misalnya petasan, kegaduhan atau teriakan-teriakan

keras, suara klakson, dan sebagainya. Orang luar (tamu) pun dapat juga

mengganggu. Oleh karena itu orang luar (tamu) yang tidak berkepentingan

diusahakan jangan sampai masuk kedalam kompleks peternakan ayam atau

tamu yang ingin masuk disuruh membersihkan dulu sandal/sepatunya dengan

menggunakan obat suci hama.

Page 24: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

KESIMPULAN

Ayam buras merupakan jenis ternak unggas yang tidak asing bagi

masyarakat, karena sudah sejak dulu merupakan salah satu sendi dan budaya kita.

Ayam buras bisa diharapkan menghasilkan daging, telur dan anak. Telur ayam

buras diyakini berkhasiat obat, juga sering digunakan fooding dan campuran

jamu, disamping telur itik. Pemasaran ayam dan telur ayam buras sangat terbuka

dengan tingkat harga yang stabil sepanjang tahun. Pemeliharaan ayam buras juga

tidak membutuhkan lokasi yang luas, juga bisa dilepas siang hari dan

dikandangkan pada malam hari untuk pengamanan dari gangguan. Ayam buras

juga relatif lebih resisten terhadap penyakit disbanding ayam ras. Penyediaan bibit

untuk kebutuhan sendiri dapat dilakukan dengan menetaskan telurnya, baik

dengan induk maupun induk buatan (mesin tetas) untuk skala usaha yang lebih

besar.

Page 25: BETERNAK AYAM BURAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN

Jenis-Jenis Ayam Buras