Upload
ngokhuong
View
295
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Kegiatan Pembelajaran 4 4.18
Kegiatan Belajar 2
Berkarya Seni Kriya Tiga Dimensi
A. Topeng Kertas:
Pembuatan karya topeng dengan menggunakan media kertas diantaranya
dapat dilakukan dengan dua cara; pertama dengan menggunakan lembaran kertas,
kedua, dengan cara menggunakan sobekan kertas.
a) Topeng dengan Bahan Kertas:
Kertas yang dijadikan topeng harus kertas tebal supaya kaku, dan mudah
dibentuk. Pola topeng harus dibuat terlebih dahulu sesuai bentuk yang
dikehendaki. Penyelesaian karya topeng kertas ini dapat dilakukan dengan
memberi warna atau ditempeli dengan kertas warna, bahkan dapat pula ditambah
dengan media lain agar topeng lebih baik, misalnya bagian rambut dengan benang
wol, mata dengan kancing atau bekas tutup botol dan sebagainya.
Gambar Topeng Kertas (Sumber, Wachowiak, 1993: 249)
Kegiatan Pembelajaran 4 4.19
b) Topeng dengan bahan sobekan kertas:
Karya topeng kertas model yang kedua dapat dibentuk lebih sempurna dan
lebih baik dari karya topeng yang pertama. Pengerjaannya diawali dengan membuat
model topeng dengan bahan tanah liat. Pembuatan topeng disesuaikan dengan ukuran
wajah pemakainya kalau topeng diperuntukan untuk dipakai, ukurannya bisa sangat
bebas kalau topeng hanya untruk hiasan. Topeng dapat dibuat dengan ukuran penuh
seluruh kepala, setengah kepala (bagian muka saja), atau hanya sebagian dari muka.
Topeng dapat dipakai untuk mendukung pementasan drama, tari, atau untuk karnaval.
Bila model topeng sudah selesai dibuat, permukaan topeng dilapisi zat
(berminyak) misalnya oli, setempet, dan sebagainya, ini dimaksudkan agar kertas
mudah dilepas dari model. Kemudian model dilapisi sobekan kertas sambil ditekan
mengikuti setiap lekukan permukaan model. Lapisan kedua sebelum dilapisi kertas
seluruh permukaan topeng dilumuri perekat, biasa dengan perekat kertas yang terbuat
dari tepung tapioca. Kemudian ditempeli sobekan kertas yang kedua. Demikian
selanjutnya dilakukan berulang sampai ketebalan yang dikehendaki, biasanya sampai
enam sampai sepuluh lapisan. Pada lapisan yang pertama dan sterusnya kertas yang
digunakan dapat menggunakan kertas koran bekas, sedangkan pada lapisan yang
paling akhir menggunakan kertas yang polos agar topeng kelihatan lebih rapih.
Langkah berikutnya topeng dijemur sampai kering, kemudian dirapihkan dan
diberi warna sesuai selera atau maksud dari topeng tersebut. Jangan lupa topeng pada
bagian mata, mulut dan hidung harus dilubangi untuk mendukung fungsi dari topeng
tersebut.
Kegiatan Pembelajaran 4 4.20
Gambar Karya Topeng Kertas (Sumber: Wachowiak,Frank, 1993: 249)
B. Topi Kertas:
Topi kertas dapat dibuat dengan cara melipat kertas atau origami. Topi kertas
yang dapat dibuat dengan teknik origami diantaranya: topi samurai, topi. Untuk
menghasilkan topi yang dapat dipakai, ukuran bahan baku kertas harus disesuaikan
dengan ukuran lingkar kepala yang diinginkan. Langkah pembuatan topi ini dapat
dilihat seperti pada gambar di bawah ini:
Kegiatan Pembelajaran 4 4.21
Kegiatan Pembelajaran 4 4.22
Gambar Topi Kertas dengan Teknik Origami
Pembuatan topi kertas dapat juga dibentuk dengan terlebih dahulu dibuat
polanya. Beberapa model topi yang dapat dibuat dengan cara ini, dapat dilihat seperti
contoh pola topi pada gambar dibawah ini.
Topi Kertas Dengan Teknik Pola
Kegiatan Pembelajaran 4 4.23
C. Pappier Mache:
Membuat karya dengan memanfaatkan limbah dus bekas kemasan atau jenis
kemasan lain seperti bekas botol air minum dan sebagainya untuk dijadikan bahan
untuk membuat benda atau binatang atau untuk membangun sebuah proyek kota atau
istana mainan. Bahan yang sudah tersedia dapat dimanfaatkan tanpa diubah, atau
diubah dulu dengan dipotong, dikerat dilubangi sesuai kebutuhan. Cara
menyambungkan atau mengkontruksinya dapat dilakukan dengan cara dilem, diikat,
dipaku atau dengan cara lain.
Di bawah ini dapat diamati beberapa karya yang sudah dibuat dengan
menggunakan berbagai media yang berbeda. Silahkan Anda cermati, bagaimana
teknik penyusunan benda tersebut dan bahan apa saja yang digunakan?
Gambar Karya Papier Mache berbentuk rumah-rumahan (Suimber: Warner, Sally, :219)
Kegiatan Pembelajaran 4 4.24
Gambar Karya Papier Mache Kereta Gandeng dari Dus Bekas (Sumber: Kamaril, Cut, 1999: 5.73)
D. Anyam Tiga Dimensi:(Membuat Ketupat)
Sungguh banyak karya anyam untuk membuat karya tiga dimensi dengan
memanfaatkan berbagai bahan alam atau buatan. Karena keterbatasan dalam
pembahasan ini hanya dipilihkan satu jenis anyaman yang dibuat dengan bawah daun
kelapa muda, yang dianggap ada di berbagai tempat di negara kita ini. Alasan lain,
bahwa generasi penerus banyak yang tidak bisa membuat karya ini padahal karya ini
sangat sederhana dan bahannya murah ada dimana-mana, serta sangat fungsional.
Ketupat adalah jenis kemasan makanan yang terbuat dengan bahan beras yang
direbus. Untuk membuat makanan ini diawali denga membuat anyaman yang dibuat
dengan bahan daun kelapa muda. Bahan yang dibutuhkan hanya satu atau dua lembar
daun kelapa muda. Untuk membuatnya perhatikan contoh yang ada pada gambar di
bawah ini:
Kegiatan Pembelajaran 4 4.25
Gambar 1
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Kegiatan Pembelajaran 4 4.26
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Langkah Langkah Membuat Ketupat
E. Hand Puppets:
Membuat karya boneka tangan ini dapat digunakan sebagai mainan atau
digunakan sebagai media untuk pertunjukkan panggung boneka. Siswa akan merasa
senang bila dapat menampilkan karya panggung boneka yang dibuatnya. Sandiwara
Kegiatan Pembelajaran 4 4.27
panggung boneka dalam pelaksanaannya dapat dipadukan dengan penyajian bidang
studi yang lain, seperti bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial dan sebagainya.
Untuk mempersiapkan sebuah pertunjukan panggung boneka, selain boneka yang
harus dipersiapkan, juga panggung, latar belakang panggung dan properti lain harus
disediakan. Alangkah tepatnya bila semua perlengkapan itu juga dibuat oleh siswa.
Bahan yang harus disiapkan untuk membuat boneka tangan ialah: kertas
gambar, bubur kertas, kain perca, spidol, kuas, cat, gunting, dan jarum. Langkah
pembuatannya memotong kertas gambar, kemudian digulung membentuk selinder
yang ukurannya ddipersiapkan agar masuk telunjuk. Selanjutnya tabung kertas
dibentuk kepala dengan menggunakan bubur kertas. Bentuk boneka yang sudah
selesai kemudian dijemur sampai kering, setelah kering kemudian dicat. Bila bagian
kepala boneka sudah jadi, harus dibuat bajunya, bagian tangan sesuai selera. Maka
boneka tangan siap dimainkan.
Kegiatan Pembelajaran 4 4.28
Gambar Boneka Tangan (Sumber: Kamaril,Cut, 1999: 5.69.)
Sebagai bahan pengembangan boneka tangan dapat dibuat pula dengan
menggunakan bahan kaos kaki bekas, atau menggunakan stik bekas es krim. Lihat
Contoh pada gambar di bawah ini.
Kegiatan Pembelajaran 4 4.29
Boneka Tangan Kaos Kaki Bekas dan Stik Es Krim (Sumber: Warner, Sally, : 71-73)
F. Lampion Lipat:
Lampion dapat digunakan sebagai dekorasi ruang yang dipasang dengan cara
digantung. Lampion lipat ini dibuat menggunakan kertas tipis setipis kertas HVS 70
gram atau 80 gram. Langkah – langkah melipat dapat dilihat seperti pada contoh
gambar di bawah ini:
Kegiatan Pembelajaran 4 4.30
Gambar Lampion Lipat
G. Lampion Segi Tiga:
Sama seperti lampion di atas, ialah digunakan duntuk dekorasi ruang yang
dipasang dengan cara digantung. Bahan yang digunakan ialah menggunakan kertas
yang sedikit tebal seperti kertas manila karton atau kertas lain yang seperti itu.
Lampion terbentuk merupakan susunan bidang segi tiga sama sisi sebanyak 20
lembar. Diawali dengan menyiapkan dua puluh lingkaran yang memili jari-jari yang
sama. Panjang pendeknya jari-jari lingkaran menentukan besar kecilnya lampion
yang akan dibuat. Langkah pembuatan segu tiga digambar dengan menggunakan
jangka, agar menghasilkan bidang segi tiga sama sisi yang tepat.
Kegiatan Pembelajaran 4 4.31
Gambar Lampion Segi Tiga
H. Lampion Segi Tiga dan Segi Empat:
Lampion segi tiga dan segi empat ini adalah salah satu variasi dari lampion
segi tiga. Cara pengerjaannya tidak begitu beda dengan membuat lampion segi tiga.
Kegiatan Pembelajaran 4 4.32
Gambar Lampion Segi Tiga dan Segi Empat.
I. Lampion Segi Lima:
Cara pengerjaannya tidak begitu beda dengan cara membuat lampion segi
tiga, hanya bentuk dasar bidang yang dipersiapkan bebentuk segi lima beraturan.
Untuk menghasilkan bentuk lampion segi lima yang bulat dibutuhkan lima belas buah
segi lima beraturan yang besarnya sama.
Kegiatan Pembelajaran 4 4.33
Gambar Lampion Segi Lima.
Kegiatan Pembelajaran 4 4.34
J. Ornamen Mobile:
Karya ini sering disebut juga “Mainan Gantung”. Keunikan karya ini ialah
karena dapat bergerak bila tertiup angin. Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk
membuat karya ini, ialah kertas karton tebal, lidi atau bambu, tali atau benang, pensil
untuk merancang gambar, spidol atau cat air atau kertas berwarna untuk mewarnai
benda, dan gunting untuk membentuk benda yang akan digantung. Menghiasi benda
yang akan digantung dapat dengan cara digambari atau ditempel dengan kertas
berwarna.
Buatlah berbagai bentuk seperti bentuk geometris (lingkaran, segi tiga, segi
empat, bintang dan sebagainya), binatang, manusia atau benda lainnya. Selanjutnya
hiasan tadi digantung pada lidi atau bambu seperti terlihat pada gambar. Perhatikan
panjang lidi yang digantung dapat bervariasi, yang perlu diperhatikan ialah bahwa
gantungan harus dalam posisi seimbang.
Gambar Mainan Gantung (Sumber: Kamaril, Cut: 1999: 5.74)
K. Baling – baling Kertas:
Membuat mainan yang dapat bergerak dan buatan sendiri, pasti sangat
menarik. Baling-baling kertas dapat dibuat dengan cara yang sederhana dan dapat
Kegiatan Pembelajaran 4 4.35
dikerjakan oleh anak. Anak tertarik dengan pekerjaan ini, karena karyanya setelah
selesai dibuat dapat dijadikan maianannya sendiri. Bahan dan alat yang dibutuhkan:
kertas gambar, atau kertas lainnya yang tebal, lem kertas, gunting dan lidi. Pola
bentuk baling-baling dapat dilihat seperti terlihat pada gambar.
Gambar Baling-baling Kertas
L. Makrame:
Karya makrame merupakan karya lanjutan dari modul terdahulu. Bila sudah
dikuasai teknik-teknik simpul dasar dalam teknik makrame dapat
dikembangkan untuk mebuat berbagai jenis benda.
a) Ikat Pinggang Makrame: dengan menggabungkan simpul tunggal, simpul ganda,
dan simpul gordeng.
Gambar Ikat Pinggang Makrame
Kegiatan Pembelajaran 4 4.36
b) Tempat HP: dengan menggabungkan simpul.ganda dan simpul gordeng.
Gambar kantong Hand phone Makrame
c) Keranjang / Tas Makrame: dengan gabungan simpul tunggal dan simpul ganda.
Tas Makrame
Kegiatan Pembelajaran 4 4.37
M. Serpihan Bambu untuk Vas Bunga:
Vas bunga dari serpihan bambu yang dibuat atau dipersiapkan terlebih dahulu
dengan membuat serpihan bambu panjang 10 cm dengan lebar disesuaikan dengan
ketebalan bambu. Bahan ini dapat pula dibuat dengan memanfaatkan limbah tangkai
es krim, bila di sekolah Anda tersedia.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat karya ini: Serpihan bambu atau
tangkai es krim dengan jumlah sesuai kebutuhan, dan lem kayu. Cara membuat karya
ini ialah dengan menyusun serpihan bambu seperti terlihat pada gambar:
Gambar Vas Bunga Serpihan Bambu
Kegiatan Pembelajaran 4 4.38
N. Membuat Gerabah
Membuat kerajinan gerabah/keramik adalah membuat benda yang terbuat dari
bahan tanah liat. Proses pembuatannya dilakukan dengan pembentukan tanah liat
yang dilakukan pada saat tanah liat dalam keadaan lembek atau plastis, kemudian
dikeringkan dan dibakar sampai mencapai 800 derajat Celsius. Bahan tanah liat
banyak ditemukan dimana-mana. Tanah liat dapat dijadikan berbagai benda terapan
untuk kebutuhan hidup atau dapat pula dijadikan bahan untuk membuat karya seni
seperti patung da karya seni yang lainnya. Tanah liat digunakan sebagai bahan
gerabah/tembikar/keramik sudah digunakan manusia sebelum manusia mengenal
logam. Tanah liat sering juga disebut lempung sifatnya plastis atau lunak sehingga
mudah dibentuk. Warnanya cukup banyak seperti coklat, merah, hitam, putih, kuning
abu-abu dan sebagainya, hal ini terjadi karena tanah tersebut bercampur dengan
bahan lain. Tanah liat yang sudah dibakar disebut keramik yang bersifat keras, tidak
akan larut dengan air, tetapi mudah pecah.
Jenis karya keramik dapat dibedakan menjadi:
a. Gerabah, jenis ini tidak memerlukan pembakaran yang tinggi, hasilnya,
seperti,gentong, kendi, pas bunga berwarna coklat kemerah-merahan. Hasilnya
kurang kuat karena menyerap air.
b. Terra Cotta, banyak mengandung grog/samot (tepung tanah yang sudah dibakar)
Pembuatannya dilakukan dengan teknik pres dan cetak.
c. Gerabah Putih, mudah dibentuk dengan teknik putar, melalui proses pembakaran
dengan temperatur tinggi.
d. Stone Ware, lebih kuat dan lebih padat dari gerabah, dapat di dibentuk dengan
berbagai teknik. Tidak tembus air dan dapat diglasir.
e. Porselen, tidak plastis, suhu pembakaran tinggi berwarna bening, digunakan
untuk barang industri.
Dari sejumlah karya yang disebutkan di atas, tidak mungkin dijadikan sebagai
materi pelajaran di sekolah dasar. Yang memungkinkan disampaikan adalah membuat
karya yang pertama ialah karya gerabah, karena karya ini bahannya dapat ditemukan
Kegiatan Pembelajaran 4 4.39
diberbagai tempat di negara kita. Untuk Membuat karya gerabah dapat dilakukan
dengan empat proses pekejaan: pengolahan tanah, pembentukan, pengeringan dan
pembakaran.
1). Pengolahan tanah liat:
Tanah liat dalam kondisi kering dapat ditumbuk, kemudian diayak dengan
ayakan/saringan yang halus sehingga kotorannya bisa dibuang, kemudian dicampur
air secukupnya hingga tanah menjadi lumat dan mudah dibentuk. Tanah liat yang
basah dapat diolah dengan cara dibanting/diinjak kemudian diiris dan kotorannya
dibuang.
Pengolahan tanah liat dapat juga dilakukan dengan teknik pengendapan, dengan cara
tanah liat direndam dalam air sehingga hancur berbentuk lumpur, kemudian disaring
untuk menghilangkan kotorannya. Penyaringan dapat dilakukan berulang untuk
menghasilkan tanah yang lebih baik. Langkah selanjutnya tanah yang sudah disaring
diendapkan sehingga mencapai kelembutan yang siap dibentuk.
Tanah liat yang sudah diolah sebaiknya sebelum dibentuk deremas-remas
terlebih dahulu atau diinjak-injak sampai homogen. Artinya, kelembutan tanah
merata dan tidak mengandung gelembung udara di dalamnya. Tanah liat yang sudah
siap pakai dapat disimpan didalam kantong plastik sebelum dibentuk untuk mencegah
pengeringan atau penguapan.
2). Pembentukan Tanah Liat:
Pembentukan tanah liat dapat dilakukan dengan berbagai cara:
a) Teknik Pijit, pembentukan dapat dilakukan tanpa menggunakan alat bantu dapat
dibentuk di atas telapak tangan atau dialasi papan atau triplek. Pembentukan diawali
dengan mengambil segumpal tanah, kemudian dibentuk dengan cara di pijit-pijit.
Kegiatan Pembelajaran 4 4.40
Gambar karya gerabah dengan Teknik Pijit
b) Teknik Pilin, diawali dengan membuat pilinan tanah liat yang bulat memanjang
menyerupai tali. Benda dibentuk dengan cara menyusun pilinan tanah liat dengan
bentuk yang dikehendaki lingkaran atau bentuk lain. Agar pilinan menyatu bagian
luar dan dalam benda dipijit atau ditekan sehingga menyatu dan rata. Dapat pula
dilakukan dengan memperlihatkan pilinan secara jelas, dengan membiarkan bagian
luar bidang permukaan benda tidak diratakan.
Karya tanah liat dengan pembentukan teknik Pilin
Kegiatan Pembelajaran 4 4.41
c) Teknik Slab, disebut juga teknik lempeng. Pembentukan diawali dengan proses
pembuatan lembaran tanah liat. Pembuatan lempengan biasanya menggunakan alat
penggilas yang terbuat dari kayu berbentuk silinder. Alat penggilas bisa juga
menggunakan botol atau pipa paralon, sedangkan bidang alas penggilasan dapat
dibuat dari bahan triplek atau papan, lebih baik kalau dilapisi kain kanvas. Proses
pembuatan karya slab sebagai berikut:
Pembentukan Dengan Teknik Slab (Sumber: Cut Kamaril. 1999: 5.16)
Kegiatan Pembelajaran 4 4.42
d) Teknik Putar, pembentukan karya dengan teknik putar dilakukan dengan
menggunakan meja putar. Meja putar bervariasi ada yang diputar dengan tangan,
kaki, ada juga yang menggunakan tenaga listrik. Bentuk benda yang dihasilkan ialah
benda yang berbentuk silinder. Pembentukan dilakukan dengan proses sebagai
berikut:
Siapkan tanah liat di atas meja putaran, sambil diputar tanah ditekan sehingga posisi
tanah tepat ada diatas pusat meja putaran. Pembuatan dinding benda dilakukan pada
saat meja berputar, ditekan dengan jari sampai bentuk yang dikehendaki.
Gambar keramik hasil pembentukan dengan Teknik Putar
e) Teknik Cetak, Pembentukan dengan treknik cetak adalah pembentukan yang
sulit, kerena harus diawali dengan membuat cetakan. Cetakan dibuat dengan
bahan gips. Kelebihan teknik cetak ialah dapat membuat benda yang sama
dengan jumlah banyak,sesuai dengan jumlah yang dikehendaki. Teknik cetak
ada dua cara ialah cetak tekan (molding) dan cetak tuang (casting).
Cetak Tekan, dengan proses saebagai berikut:
(a) Membuat acuan cetak dengan bahan gips.
(b) Acuan cetak dilapisi cairan sabun batangan, agar tanah mudah dilepas dari
cetakan.
Kegiatan Pembelajaran 4 4.43
(c) Cetakan diisi tanah dengan cara ditekan hingga rata.
(d) Keluarkan tanah dari cetakan.
Pembentukan dengan Teknik Cetak Tuang, selain harus mempersiapkan cetakan
dengan bahan gips, untuk cetak yuang dibutuhkan tanah liat cair (slip). Teknik cetak
tuang dengan bahan tanah liat, prosesnya cukup rumit, sehingga tidak akan dijelaskan
secara rinci disini.
Untuk siswa sekolah dasar sekedar uuntuk mengenal teknik cetak tuang dapat
diberi latihan cetak tuang dengan cara sederhana, ialah mengunakan bahan lilin. Anda
dapat membuat benda dengan teknik tuang, sebagai berikut:
(a) Siapkan lilin cair.
(b) Siapkan acuan cetak seperti kulit kacang, lidi dan benang.
(c) Salah satu kulit kacang diisi cairan lilin, kemudian lidi yang sudah dikat benang
diletakan diatas lilin cair, sebagian benang menjulur keluar.
(d) Tutup rapat dengan kulit kacang yang kosong, kemudian dibolak-balik dan
digoyang-goyang.
(e) Setelah dingin dibuka maka jadilah “kacang lilin”
Gambar pembuatan keramik dengan teknik cetak tuang (Sumber: Kamaril, 1999: 5.21)
Kegiatan Pembelajaran 4 4.44
Tes formatif 2
1. Yang menjadi bahan pertimbangan tentang kesulitan pekerjaan siswa ialah …,
kecuali.
A. Alat yang digunakan
B. Usia Siswa
C. Bahan yang digunakan
D. Tahapan penyelesaian karya.
2. Pembuatan topeng kertas dapat menggunakan dua cara yaitu:
A. Lembaran kertas dan lembaran kain
B. Lembaran kertas dan sobekan kertas
C. Lembaran kertas dan serutan kayu
D. Lembaran kertas dan lembaran daun
3. Pembuatan topi kertas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
A. Teknik lipat (origami) dan teknik pola
B. Teknik lipat dan teknik gunting
C. Teknik lipat dan teknik kolase
D. Teknik lipat dan teknik tempel
4. Ketupat termasuk karya kriya yang dibuat dengan teknik :
A. Gunting lipat
B. Potong tempel
C. anyam
D. ukir
5. Beberapa bahan bekas yang digunakan dalam pembuatan boneka diantaranya.
A. Kaos kaki bekas
B. Stik eskrim
C. Botol
D. A dan B benar
Kegiatan Pembelajaran 4 4.45
6. Untuk menghasilkan bentuk lampion segi lima yang bulat dibutuhkan ……. buah
segi lima beraturan yang besarnya sama:
A. Empat belas
B. Lima belas
C. Enam belas
D. Tujuh belas.
7. Topeng yang dibuat siswa SD pada umumnya berbentuk:
A. Realistis
B. Naturalistis
C. Ekpresif
D. Non Figuratif
8. Topi kertas yang dibuat dengan teknik “Origami” memiliki ciri, kecuali:
A. Mudah dikerjakan siswa
B. Bukan sebagai karya terapan
C. Dapat dipakai siswa
D. Menarik bagi siswa
9. Karya “Origami” yang berarti seni melipat kertas berasal adari negara:
A. China
B. Jepang
C. India
D. Korea
10. Kelebihan karya keramik cetak tuang adalah:
A. Menghaislkan benda – benda yang memiliki bentuk silindris
B. Dapat membuat karya yang sama dalam waktu cepat
C. Dapat diglasir sehingga kuat / tahan lama
D. Kuat dan tidak mudah pecah
Kegiatan Pembelajaran 4 4.46
DAFTAR PUSTAKA
A. Chaniago dkk, (1976), Kerajinan Dari Triplek, Jakarta: NV Masa Baru.
Chapman, Laura H. , (1978), Approaches to Art in Education, New York San Diego
Chicago San Francisci Atlanta: Harcout Brace Jovanvich, Inc.
Nanang Ganda Prawira dkk. , (2003), Pendidikan Seni Rupa Untuk Mahasiswa
PGSD/PGTK Guru SD dan TK. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Oho Garha dan T.K. Purba, (1983), Pendidikan Keterampilan Anyaman, Jakarta: PT
Karya Unipress.
Ruslani, (1983), Pendidikan Ketrampilan SMTA Pertukangan Kayu 2, Bandung:
Angkasa.
Sardhi Duryatmo, ( 2000), Wirausaha Kerajinan Bambu, Bojong Gede-Bogor: Puspa
Swara.
Soemarjadi, dkk., (1992/1993), Pendidikan Keterampilan, Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebuadayaan direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Sri Mulyaningsih, (1999), Membuat Kertas Daur Ulang Berwawasan Lingkungan,
Bojong Gede-Bogor: Puspa Swara
Syafii, Dkk. (2006), Materi dan Pembelajaran Kertakes SD, Jakarta: Universitas
Terbuka.
Tim Suhuf Kertaseni Nusantara, ( 2003), Berkreasi Dengan Kertas Daur Ulang,
Jakarta: Puspa Swara.
Wachowiak, Frank, (1993), Emphasis Art A Qualitative Art Program for Elementary
and Middle School, University of Georgia.
Yardhini Yumarta dkk, (1981), Pendidikan Ketrampilan SMTA Keramik, Bandung:
Angkasa.