54
KUSTA, DERMATOFITOSIS, DERMATITIS ATOPIK, DERMATITIS KONTAK ALERGIKA (DKA), DERMATITIS SEBOROIK, GONORE, HERPES ZOSTER

berbagai penyakit kulit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penyakit kulit kedokteran

Citation preview

  • KUSTA, DERMATOFITOSIS, DERMATITIS ATOPIK,DERMATITIS KONTAK ALERGIKA (DKA),DERMATITIS SEBOROIK, GONORE,HERPES ZOSTER

  • KUSTA

  • DIAGNOSIS Tanda Patognomonis Tanda-tanda pada kulit Perhatikan setiap bercak, bintil (nodul), Bercak berbentuk plakat dengan kulit mengkilat atau kering bersisik. Kulit tidak berkeringat dan berambut. Terdapat baal pada lesi kulit, hilang sensasi nyeri dan suhu, bercak putih. Pada kulit dapat pula ditemukan nodul.

  • DIAGNOSIS Tanda Patognomonis Tanda-tanda pada saraf Penebalan nervus perifer, nyeri tekan dan atau spontan pada saraf, kesemutan, tertusuk- tusuk dan nyeri pada anggota gerak, kelemahan anggota gerak dan atau wajah, adanya deformitas, ulkus yang sulit sembuh.

  • Tanda Lain Bercak keputihan atau kemerahan Mati rasa/ kurang rasa Bercak berbatas tegas

    Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan mikroskopis kuman BTA pada sediaan kerokan jaringan kulit.

  • PENEGAKAN DIAGNOSIS Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan apabila terdapat satu dari tanda-tanda utama atau cardinal (cardinal signs), yaitu: Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf Adanya basil tahan asam (BTA) dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear)

    Sebagian besar pasien kusta diDiagnosis berdasarkan pemeriksaan klinis

  • PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan Berikan informasi mengenai kondisi pasien saat ini, serta pengobatan serta pentingnya kepatuhan untuk eliminasi penyakit. Higiene diri dan pola makan yang baik perlu dilakukan. Pasien dimotivasi untuk memulai terapi hingga selesai terapi dilaksanakan. Terapi menggunakan Multi Drug Therapy (MDT). Salah satu obatnya adalah rifampisin. Terapi PB lebih pendek daripada terapi MB

  • PenatalaksanaanRifampisin: 10-15 mg/kgBBDapson: 1-2 mg/kgBB Lampren: 1 mg/kgBB Obat penunjang ( vitamin/ roboransia ) Untuk yang alergi dapson dapat diganti lampren Pasien PB minum obat sampai 6-9 bulan Pasien MB minum obat selama 12 18 bulan

  • DERMATOFITOSIS

  • Definisi Dermatofitosis: infeksi jamur dermatofita mencernakan keratin di jaringan yang mengandung zat tanduk str korneum pd epidermis,rambut,kuku Penularan --kontak langsungSumber penularan:manusia (jamur antropofilik) binatang (jamur zoofilik)tanah (jamur geofilik).

  • KeluhanBercak merah bersisik yang gatal. Adanya riwayat kontak dengan orang yang mengalami dermatofitosis.

    Faktor RisikoLingkungan yang lembab dan panasImunodefisiensiObesitasDiabetes Melitus

  • Pemeriksaan FisikGambaran umum:Lesi berbentuk infiltrat eritematosa, berbatas tegas, dengan bagian tepi lebih aktif, dan konfigurasi polisiklik. Lesi dapat dijumpai di daerah kulit berambut terminal, berambut velus (glabrosa) dan kuku.

  • Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan KOH: hifa panjang dan artrospora.

  • Penegakan Diagnosis (Assessment)Diagnosis KlinisDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Bila diperlukan dilakukan pemeriksaan penunjang.

  • Klasifikasi DermatofitosisBerdasarkan lokasi:Tinea kapitis -- pd kulit dan rambut kepalaTinea barbe -- pada dagu dan jenggotTinea kruris -- genitokrural, sekitar anus, bokong, perut bawah.Tinea pedis et manum -- pada kaki dan tanganTinea unguium -- pada kuku jari tangan dan kakiTinea korporis, pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 tinea di atas.Bila terjadi di seluruh tubuh disebut dengan tinea imbrikata.

  • PenatalaksanaanHygiene diri Topikal :Antifungal topikal seperti krim klotrimazol, mikonazol, atau terbinafinPengobatan sistemik dengan:Griseofulvin : dosis 0,5-1 g untuk orang dewasa dan 0,25 0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis.Golongan azol, seperti:Ketokonazol: 200 mg/hari,Itrakonazol: 100 mg/hari, atau Terbinafin: 250 mg/hariPengobatan diberikan 10-14 hari pada pagi hari setelah makan.

  • DERMATITIS ATOPIK

  • Dermatitis Atopik (DA) adalah peradangan kulit berulang dan kronis dengan disertai gatal.Pada umumnya terjadi selama masa bayi dan anak-anak dan sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum serta riwayat atopi pada keluarga atau penderita.

  • KeluhanGatal yang bervariasi - hilang timbul sepanjang hari, (lebih hebat pada malam hari). Pasien biasanya mempunyai riwayat juga sering merasa cemas, egois, frustasi, agresif, atau merasa tertekan.

  • Pemeriksaan FisikTanda PatognomonisKulit penderita DAPerabaan Kering,Pucat/redup,Jari tangan teraba dingin.Terdapat papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi dan krusta pada lokasi predileksi.

  • Pemeriksaan Penunjang: (bila diperlukan)Pemeriksaan IgE serum

  • Diagnosis KlinisDiagnosis ditegakkan:anamnesis dan Pemeriksaan fisik : 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor dari kriteria Williams (1994)

  • Kriteria Mayor:1. Pruritus2. Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak3. Dermatitis di fleksura pada dewasa4. Dermatitis kronis atau berulang5. Riwayat atopi pada penderita atau keluarganyaKriteria minor:1. Xerosis.2. Infeksi kulit (khususnya oleh S. aureus atau virus herpes simpleks).3. Iktiosis/ hiperliniar palmaris/ keratosis piliaris.4. Pitriasis alba.5. Dermatitis di papilla mamae.6. White dermogrhapism dan delayed blanchresponse.7. Kelilitis.8. Lipatan infra orbital Dennie-Morgan.9. Konjunctivitis berulang.10. Keratokonus.11. Katarak subskapsular anterior.12. Orbita menjadi gelap.13. Muka pucat atau eritem.14. Gatal bila berkeringat.15. Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak.16. Aksentuasi perifolikular.17. Hipersensitif terhadap makanan.18. Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh factor lingkungan dan atau emosi.19. Tes kulit alergi tipe dadakan positif.20. Kadar IgE dalam serum meningkat.21. Mulai muncul pada usia dini.

  • Pada bayi, kriteria Diagnosis dimodifikasi menjadi 3 kriteria mayor berupa:1. Riwayat atopi pada keluarga.2. Dermatitis pada muka dan ekstensor.3. Pruritus.ditambah 3 kriteria minor berupa:1. Xerosis/iktiosis/hiperliniaris palmaris, aksentuasi perifolikular.2. Fisura di belakang telinga.3. Skuama di scalp kronis.

  • DERMATITIS KONTAK ALERGIKA (DKA)

  • Dermatisis kontak alergi (DKA) adalah reaksi peradangan kulit imunologik karena reaksi hipersensitivitas. Kerusakan kulit : didahului oleh (fase sensitisasi) -- terjadi pajanan ulang fase elisitasi. Alergen paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da.

  • Keluhangatal. bercak kemerahan.riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetik, bahan yang dapat menimbulkan alergi, riwayat alergi di keluarga

  • Pemeriksaan FisikTanda PatognomonisLokalisasi dan pola kelainan kulit: seperti di ketiak oleh deodorant, di pergelangan tangan oleh jam tangan, dst.

    Faktor PredisposisiPekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan yang bersifat iritan.

  • Pemeriksaan Penunjangpatch test/ tes tempel

  • Diagnosis KlinisDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.

  • DERMATITIS SEBOROIK

  • Dermatitis Seboroik : kelainan kulit yang berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea.

  • Keluhanbercak merah dan kulit kasar. ketombe ringan pada kulit kepala (pitiriasis sika) -- keluhan lanjut berupa keropeng yang berbau tidak sedap dan terasa gatal

  • Tanda Patognomonis

    1. Papul sampai plak eritema.2. Skuama berminyak agak kekuningan.3. Berbatas tidak tegas

  • PenatalaksanaanPerhatikan faktor predisposisi: stres emosional dan kurang tidur. Diet : makanan rendah lemak.

  • TopikalBayi:a. lesi di kulit kepala bayi: as salisilat 3% dlm miny kelapa atau vehikulum yang larut air atau kompres minyak kelapa hangat 1x/hari slm bbrp hrb. Dilanjutkan dengan krim hidrokortison 1% atau lotion selama beberapa hari.c. Selama pengobatan, rambut tetap dicuci

  • Dewasa:a. Pada lesi di kulit kepala : shampo selenium sulfida 1.8 (Selsun-R) atauketokonazol 2% shampo, zink pirition (shampo anti ketombe), atau pemakaianpreparat ter (liquor carbonis detergent) 2-5 % dalam bentuk salep denganfrekuensi 2-3 kali seminggu selama 5-15 menit per hari.b. Pada lesi di badan diberikan kortikosteroid topikal: Desonid krim 0.05% (catatan:bila tidak tersedia dapat digunakan fluosinolon asetonid krim 0.025%) selamamaksimal 2 minggu.c. Pada kasus dengan manifestasi dengan inflamasi yang lebih berat diberikankortikosteroid kuat (betametason valerat krim 0.1%).d. Pada kasus dengan infeksi jamur, perlu dipertimbangkan pemberian krimketokonazol 2% topikal.

    Oral sistemika. Antihistamin sedatif yaitu: hidroksisin (2 x 1 tablet) selama maksimal 2 minggu,ataub. Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu

  • GonorePada wanita :Gejala subyektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan obyektif. Wanita umumnya datang setelah terjadi komplikasi atau pada saat pemeriksaan antenatal atau Keluarga Berencana (KB).Keluhan yang sering adalah keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina, disertai dengan disuria, dan nyeri abdomen bawah.Keluhan selain di daerah genital yaitu : rasa terbakar di daerah anus (proktitis), mata merah pada neonates dan dapat terjadi keluhan sistemik (endokarditis, meningitis, dan sebagainya pada gonore diseminata 1% dari kasus gonore)

  • Pada pria : keluhan tersering adalah kencing nanah.Gejala diawali oleh rasa panas dan gatal di distal uretra, disusul dengan disuria, polakisuria dan keluarnya nanah dari ujung uretra yang kadang disertai darah. Selain itu, terdapat perasaan nyeri saat terjadi ereksi. Gejala terjadi pada 2-7 hari setelah kontak seksual.Apabila terjadi prostatitis, keluhan disertai perasaan tidak enak di perineum dan suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing hingga hematuri, serta retensi urin, dan obstipasi.

  • DiagnosisPemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis :Tampak eritem, edema dan ektropion pada orifisium uretra eksterna, terdapat duh tubuh mukopurulen, serta pembesaran KGB inguinal uni atau bilateral.Apabila terjadi proktitis, tampak daerah anus eritem, edem dan tertutup pus mukopurulen

  • DiagnosisPada pria:Pemeriksaan rectal toucher dilakukan untuk memeriksa prostat: pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan dan bila terdapat abses akan teraba fluktuasi.Pada wanita:Pemeriksaan in speculo dilakukan apabila wanita tesebut sudah menikah. Pada pemeriksaan tampak serviks merah, erosi dan terdapat secret mukopurulen

  • DiagnosisPemeriksaan Penunjang Pemeriksaan mikroskopis sediaan langsung duh tubuh dengan pewarnaan gram untuk menemukan kuman gonokokus gram negatif, intra atau ekstraseluler. Pada pria sediaan diambil dari daerah fossa navikularis, dan wanita dari uretra, muara kelenjar bartolin, serviks dan rektum.

  • DiagnosisPemeriksaan lain bila diperlukan:1. Kultur2. Tes oksidasi dan fermentasi3. Tes beta-laktamase4. Tes Thomson dengan sediaan urine

  • Herpes Zooster

  • Keluhan Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi. Keluhan dapat disertai dengan gejala prodromal sistemik berupa demam, pusing, dan malaise. Setelah itu timbul gejala kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan edema.

  • DiagnosisPemeriksaan FisikSekelompok vesikel dengan dasar eritem yang terletak unilateral sepanjang distribusi saraf spinal atau kranial. Lesi bilateral jarang ditemui, namun seringkali, erupsi juga terjadi pada dermatom di dekatnya

  • DiagnosisPemeriksaan penunjangBila diperlukan, pemeriksaan mikroskopis dengan menemukan sel Tzanck yaitu sel datia berinti banyak

  • Terima kasih

    *Give a brief overview of the presentation. Describe the major focus of the presentation and why it is important.Introduce each of the major topics.To provide a road map for the audience, you can repeat this Overview slide throughout the presentation, highlighting the particular topic you will discuss next.*This is another option for an overview using transitions to advance through several slides. *This is another option for an overview using transitions to advance through several slides. ***************************************************