17
KARYA TULIS BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DUSUN III TONGKOH, DESA DOLAT RAYA, KECAMATAN TIGA PANAH, KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMATERA UTARA TERHADAP UPAYA KONSERVASI DI TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN Oleh : Rahmawaty Khairida Eva Siagian DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2006 Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DUSUN III …library.usu.ac.id/download/fp/06008762.pdf · yang palingdominan adalah suku karo (72 %), suku batak toba (15 %), suku jawa (12 %), dan

  • Upload
    lenga

  • View
    224

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

KARYA TULIS

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DUSUN III TONGKOH, DESA DOLAT RAYA, KECAMATAN

TIGA PANAH, KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMATERA UTARA TERHADAP UPAYA

KONSERVASI DI TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN

Oleh :

Rahmawaty Khairida

Eva Siagian

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2006

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga KARYA TULIS ini

berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih adalah “Bentuk Partisipasi Masyarakat

Dusun III tongkoh, Desa Dolat Raya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten

Karo, Provinsi Sumatera Utara Terhadap Upaya Konservasi di Taman

Hutan Raya Bukit Barisan”

Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi mengenai

bentuk partisipasi masyarakat yang merupakan salah satu aspek yang sangat

penting dipertimbangkan dalam penyusunan strategi pengembangan taman hutan

raya.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk

lebih menyempurnakan karya tulis ini. Akhir kata kami ucapkan semoga karya

tulis ini dapat bermanfaat.

Medan, Mei 2006

Penulis

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................. iii DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv D

AFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv

PENDAHULUAN Latar Belakang........................................................................................... 1 Tujuan ....................................................................................................... 1 Partisipasi ................................................................................................. 2

KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DUSUN III TONGKOH

Kependudukan ......................................................................................... 2 Mata Pencaharian .................................................................................... 3

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................... 4 Bahan dan Alat Penelitian......................................................................... 4 Populasi dan Sampel.................................................................................. 4 Pengumpulan Data..................................................................................... 5 Analisa Data............................................................................................. 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian Kawasan Tahura Bukit Barisan ............................................................................. 7 Sikap Terhadap Upaya Konservasi ........................................................ 10 Bentuk Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kawasan Tahura Bukit Barisan oleh Masyarakat .............................................................. 11

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................................. 12 S

aran ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

DAFTAR TABEL

1. Tindakan Yang Pernah Dilakukan Oleh Masyarakat Untuk Membantu

Kelestarian Kawasan taman Hutan Raya Bukit Barisan .......................

7

2. Bentuk Pemanfaatan Kawasan taman Hutan Raya Bukit Barisan Oleh

Masyarakat Dusun III Tongkoh .............................................................

11

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Pendidikan .................... 3

2. Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Tenaga Kerja ................. 3

3. Komposisi Mata Pencaharian Masyarakat Dusun III Tongkoh .......... 4

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DUSUN III TONGKOH, DESA

DOLAT RAYA, KECAMATAN TIGA PANAH, KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMATERA UTARA TERHADAP UPAYA KONSERVASI DI

TAMAN HUTAN RAYA BUKIT BARISAN

Oleh : Rahmawaty, Khairida, Eva Siagian

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dewasa ini potensi sumberdaya alam hayati kita semakin menurun. Bila tidak dijaga kelestariannya, banyak sumberdaya alam yang terancam punah. Pembangunan sumberdaya alam hayati pada hakekatnya adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang berkelanjutan. Unsur-unsur sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya pada dasarnya saling mempengaruhi sehingga kerusakan dan kepunahan salah satu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem. Agar pemanfaatan sumberdaya alam hayati dapat berlangsung dengan benar diperlukan langkah-langkah konservasi sehingga sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya selalu terpelihara dan mampu mewujudkan keseimbangan yang melekat pada pembangunan itu sendiri.

Untuk menjaga agar hutan tetap lestari dan berkelanjutan, maka perlu

dibentuk suatu kawasan pelestarian sumberdaya hutan. Salah satu contoh kawasan pelestarian alam terdapat di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan.

Kurangnya kerjasama pemerintah dan masyarakat sekitar kawasan Tahura

Bukit Barisan ini menyebabkan upaya konservasi yang dilaksanakan pemerintah tidak berjalan optimal, keterbatasan aparat berwenang yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan konservasi dan menjaga kawasan sangat terbatas dibandingkan dengan luas kawasan yang dikelola, oleh karena itu, diperlukan informasi mengenai bentuk partisipasi masyarakat sekitar kawasan Tahura Bukit Barisan tersebut untuk membantu menyusun perencanaan kegiatan konservasi di kawasan Tahura Bukit Barisan ini.

Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan bentuk partisipasi masyarakat Dusun III tongkoh, Desa Dolat Raya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara terhadap upaya konservasi Tahura Bukit Barisan, berdasarkan hasil penelitian.

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

Partisipasi

Kata partisipasi mempunyai pengertian yang luas. Menurut Suharto dan Iryanto (1989), pengertian partisipasi adalah hal turut berperan serta di suatu kegiatan; keikutsertaan; peran serta. Dengan demikian dapat dikatakan pasrtisipasi tersebut sama dengan peran serta.

Menurut Canter dalam Effendi (2002) peran serta merupakan proses

komunikasi dua arah yang terus menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat atas suatu proses dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan sedang dianalisa oleh badan yang bertanggung-jawab. Tujuan peran serta masyarakat menurut Canter adalah untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga negara dan masyarakat yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan lingkungan.

Partsipasi menurut Huneryager dan Heckman (1992) adalah sebagai

keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung-jawab bersama mereka.

Partisipasi dapat dibagai atas berbagai macam bentuk. Partisipasi menurut Effendi (2002) terbagi atas partisipasi vertikal dan horizontal. Disebut partisipasi vertikal karena bisa terjadi dalam bentuk kondisi tertentu masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana masyarakat berada sebagai posisi bawahan, pengikut atau klien. Sedangkan partisipasi horizontal, karena pada suatu saat tidak mustahil masyarakat mempunyai prakarsa dimana setiap anggota/kelompok masyarakat berpartisipasi horizontal satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. Menurut Effendi (2002), tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Kependudukan

Berdasarkan daftar isian data monografi desa tahun 2003, jumlah penduduk Dusun III Tongkoh sebanyak 450 orang. Terdiri dari 212 orang laki-laki dan 238 orang perempuan, dengan jumlah kepala keluarga 100 KK. Penduduk Dusun III Tongkoh memiliki agama dan suku yang beragam. Suku yang palingdominan adalah suku karo (72 %), suku batak toba (15 %), suku jawa (12 %), dan suku nias (1 %). Dari sisi penganut agama, masyarakat Dusun III Tongkoh terdiri dari 59 % agama Islam dan 41 % agama Kristen.

Klasifikasi jumlah penduduk Dusun III Tongkoh menurut usia yang diperoleh dari data monografi desa pada tahun 2003 dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

Gambar 1. Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Pendidikan

7%

17%

12%

46%

10%

8%00 - 03 Tahun04 - 06 Tahun07 - 12 Tahun13 - 15 Tahun16 - 18 Tahun19 Tahun ke atas

Perbandingan persentase usia non-produktif dengan usia produktif pada penduduk Dusun III Tongkoh adalah 49 % dan 51 %, sebagaimana tersaji dalam Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Jumlah Penduduk Menurut Usia Kelompok Tenaga Kerja

49%

3%7%

18%

15%

8%

00 - 14 Tahun

15 - 19 Tahun

20 - 26 Tahun

27 - 40 Tahun

41 - 56 Tahun

57 Tahun ke atas

Jenis Pekerjaan

Mayoritas pekerjaan penduduk Dusun III Tongkoh menurut daftar isian data monografi desa tahun 2003 adalah petani (90 %). Selain tani, mata pencaharian masyarakat adalah pedagang (4,5 %), PNS (2,8 %), Bengkel (1 %), dan lain-lain (1,7 %). Pembagian komposisi mata pencaharian masyarakat Dusun III Tongkoh dapat dilihat pada Gambar 3.

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

Gambar 3. Komposisi Jenis Pekerjaan

92%

5% 1%2%

Tani

Pedangan

Bengkel

Lain - Lain

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dusun III Tongkoh, Desa Dolat Raya,

Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan data dilakukan pada bulan 18 Februari 2005 sampai dengan 19 Maret 2005.

. Bahan dan Alat Penelitian

Dalam penelitian ini bahan atau obyek yang diteliti adalah masyarakat

Dusun III Tongkoh, Desa Dolat Raya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Alat penelitian yang digunakan adalah kuisioner/angket, alat tulis-menulis, kalkulator, kamera. dan tape recorder. Populasi dan Sampel

Penelitian ini bersifat studi kasus, yaitu metode yang didasarkan pada kasus penelitian yang terfokus pada sifat tertentu dan tidak berlaku umum (Daniel, 2002). Pemilihan lokasi penelitian di Dusun III Tongkoh karena Dusun III Tongkoh terletak di kawasan Tahura Bukit Barisan dan yang paling dekat dengan Tahura Bukit Barisan sehingga masyarakat inilah yang sehari-hari berkaitan langsung dengan kawasan tersebut.

Populasi penelitian adalah masyarakat yang tinggal di Dusun III Tongkoh karena masyarakat inilah yang sehari-hari berkaitan langsung dengan kawasan tersebut. Keterkaitan antara masyarakat dan kawasan sangat menentukan upaya pengelolaan kawasan konservasi yang dimaksud sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang dikehendaki. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data bahwa Dusun III Tongkoh memiliki masyarakat sebanyak 450 jiwa (Data Monografi Desa, 2003).

Metode pengambilan sample dilakukan dengan cara purposive sampling

(sampel bertujuan) Menurut Soekarwati (1995), purposive sampling dapat diartikan sebagai pengambilan sampel berdasarkan kesengajaan, maka pemilihan sekelompok subyek berdasarkan atas ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, yaitu masyarakat Dusun III Tongkoh yang berinteraksi langsung

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

dengan kawasan Tahura Bukit Barisan, berumur 17 tahun ke atas, sehat jasmani dan rohani, dan mampu berkomunikasi yang baik.

Metode purposive sampling digunakan untuk mencapai tujuan tertentu

dalam penelitian, sehingga diharapkan diperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Menurut (Chadwick et al,1991), bahwa dalam penarikan sampel secara purposive, peneliti menggunakan keahliannya untuk memilih subyek yang mewakili populasi yang dikajinya. Besarnya ukuran sampel dalam penelitian ini berdasarkan rumusan yang ditulis Hasan (2000), bahwa dalam menentukan ukuran sample dengan menggunakan rumus penentuan sampel :

2Ne1Nn

+=

Keterangan : n = Ukuran sample N = Ukuran Populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample yang masih dapat

ditolerir/diinginkan, misalnya 10 %

Rumus di atas digunakan karena ukuran populasi diketahui dan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Maka berdasarkan rumus diatas dapat dihitung besarnya jumlah sample yang diambil. Dari populasi 450 jiwa di Dusun III Tongkoh dengan tingkat kesalahan 10 % maka jumlah sample masyarakat yang dibutuhkan adalah sebanyak 82 jiwa. Pemilihan sample 82 jiwa ini dilakukan secara acak dari populasi. Besarnya sample yang diperlukan dalam penelitian menurut Chadwick et al (1991) ditentukan berdasarkan sifat populasi, tingkat ketepatan yang diperlukan, dan sumberdaya yang tersedia bagi peneliti.

Menurut Nasution (1982), angket pada umumnya meminta keterangan

tentang faktor yang diketahui oleh responden atau juga mengenai sikap atau pendapat. Ciri khas angket terletak pada pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang (Faisal,1981).

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tertutup dan

terbuka. Menurut Singarimbun dan Handayani (1989), kuisioner tertutup adalah kuisioner yang kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden diberikan kesempatan untuk memilih jawaban yang ada. Sedangkan kuisioner terbuka adalah kuisioner yang jawabannya belum ditentukan terlebih dahulu, sehingga responden bebas memberikan jawabannya. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa :

a. Data Primer Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner dan wawancara

langsung terhadap responden penelitian. Kuisioner disebarkan dengan tujuan

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

untuk memperoleh data-data primer yang dibutuhkan di dalam penelitian. Kuisioner disebarkan dan diisi oleh seluruh responden. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara untuk mendapatkan jawaban langsung berdasarkan pertanyaan yang terdapat pada kuisioner.

Data primer yang diperlukan adalah keadaan sosial ekonomi, budaya

responden berupa umur, pekerjaan, agama, pendidikan, pendapatan, lama bermukim, dan banyaknya tanggungan serta persepsi, sikap, dan partisipasi masyarakat Dusun III Tongkoh, Desa Dolat Raya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. b. Data sekunder

Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data umum yang ada pada instansi pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, dinas kehutanan. Data sekunder ini meliputi : kondisi umum lokasi penelitian, kondisi umum Tahura Bukit Barisan, literatur-literatur tentang Tahura Bukit Barisan, dan data-data pendukung lainnya. Data sekunder merupakan informasi yang diperoleh dari hasil pencatatan terhadap data yang sudah tersedia di instansi. Data sekunder diperoleh dengan cara observasi dalam penelitian untuk mendapatkan data-data sekunder yang diperlukan dalam penelitian, seperti pengambilan data tentang kondisi umum Dusun III Tongkoh dari kepala desa dan tudi pustaka yang dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder yang diperlukan dalam penelitian, seperti data-data kependudukan Dusun III Tongkoh. Analisa Data

Penelitian ini merupakan suatu kajian deskriptif. Penelitian ini akan

mendeskripsikan persepsi masyarakat Dusun III Tongkoh terhadap upaya konservasi yang dilakukan pada kawasan Tahura Bukit Barisan, bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat Dusun III Tongkoh dalam upaya konservasi yang dilakukan dan mendeskripsikan pandangan masyarakat Dusun III Tongkoh terhadap masa depan Tahura Bukit Barisan.

Dalam penerapannya penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai

metode utama, dan didukung dengan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data hasil kuisioner dan pentabulasian data sebelum dianalisis.

Hasil kuisioner yang disebar kepada masyarakat Dusun III Tongkoh untuk

mengetahui bagaimana persepsi, bagaimana bentuk partisipasi yang dilakukan,bagaimana pandangan masyarakat Dusun III Tongkoh terhadap upaya konservasi Tahura Bukit Barisan dikumpulkan berdasarkan karakteristiknya, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi. Tabulasi yang digunakan adalah tabel frekuensi. Data-data yang telah tersaji dalam bentuk tabulasi tersebut dianalisis secara kuantitatif menggunakan frekuensi dari masing-masing karakteristik. Dalam analisis data hasil kuisioner, data-data dari hasil wawancara dan observasi digunakan untuk mendukung analisis data hasil penyebaran kuisioner.

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

HASIL DAN PEMBAHASAN Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian (Konservasi) Kawasan Tahura Bukit Barisan

Bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian (konservasi) kawasan Tahura Bukit Barisan yang dikemukakan oleh seluruh responden penelitian adalah sama, yaitu pada umumnya masyarakat Dusun III Tongkoh tidak pernah mengikuti kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya pelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan, tidak pernah melaporkan setiap kejadian yang menyebabkan terganggunya kawasan Tahura Bukit Barisan kepada pihak yang berwenang, hanya saja masyarakat Dusun III Tongkoh sama-sama bertanggung-jawab menjaga kelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan dan tidak menggarap kawasan Tahura Bukit Barisan.

Responden penelitian memberikan masukan tindakan atau upaya yang harus

segera dilakukan, yaitu diadakan kegiatan penghijauan dan pembangunan kembali sarana dan prasarana kawasan Tahura Bukit Barisan yang sudah mulai rusak. Masyarakat Dusun III Tongkoh mengharapkan agar kawasan Tahura Bukit Barisan sebagai kawasan wisata tampak lebih indah lagi. Tabel 1. Tindakan yang (Pernah) Dilakukan oleh Masyarakat untuk Membantu

Kelestarian Kawasan Tahura Bukit Barisan. No Tindakan yang (pernah) dilakukan oleh masyarakat untuk

membantu kelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan Jumlah Persentase

(%) 1. Penghijauan dan pembuatan tapal batas 10 12 2. Penanaman rotan, jahe, dan pinang 9 11 3. Penataan dan pembangunan kawasan wisata Tahura Bukit

Barisan 3 4

4. Tidak melakukan penebangan pohon, pemanfaatan lahan dan pengambilan humus

10 12

5. Tidak ada yang pernah dilakukan untuk membantu kelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan

50 61

Total 82 100 Dari hasil kuisioner diperoleh bahwa 56 % responden tidak pernah melarang

atau menghimbau masyarakat lain untuk tidak merambah atau merusak lahan Tahura Bukit Barisan dan 44 % responden mengatakan pernah melarang dan menghimbau untuk tidak merusak lahan Tahura Bukit Barisan. 60 % responden menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan penyuluhan yang pernah dilakukan baik oleh Dinas Kehutanan maupun instansi pemerintah lainnya, dan 40 % responden menyatakan pernah mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilakukan. 61 % responden menyatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan kegiatan untuk membantu kelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan. Hal ini sangat bertentangan dengan persepsi dan sikap masyarakat yang positif terhadap kawasan Tahura Bukit Barisan. Masyarakat mengetahui arti pentingnya Tahura Bukit Barisan bagi kehidupan mereka dan perlunya kegiatan konservasi (pelestarian) terhadap kawasan Tahura Bukit Barisan, tapi masyarakat tidak mau perduli dan tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Hal ini

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

disebabkan karena adanya masyarakat yang amsih memiliki persepsi yang negatif terhadap kawasan Tahura Bukit Barisan. Menurut Fauzi (2003), persepsi sangat penting untuk pengambilan keputusan untuk melakukan sesuatu atau bertindak terhadap apa yang dipersepsikan. 48 % responden memiliki persepsi yang negatif dan 15 % responden menyatakan tidak tahu tentang Tahura Bukit Barisan. Persepsi yang negatif yang dimiliki oleh masyarakat membuat mereka tidak melakukan sesuatu atau tidak mau ikut dalam kegiatan-kegiatan pelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan. 37 % responden memiliki persepsi yang positif terhadap kawasan Tahura Bukit Barisan, namun pemerintah tidak memanfaatkan masyarakat tersebut. Perbedaan pendapat antara pemerintah dan masyarakat juga merupakan faktor kurangnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pelestarian Tahura Bukit Barisan dan keadaan ini akan mempengaruhi kelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan. Jika pemerintah dan masyarakat tetap tidak mau untuk saling bekerja sama dalam melestariakan Tahura Bukit Barisan maka upaya konservasi di Tahura Bukit Barisan akan gagal.

Pemerintah pernah melakukan kegiatan penanaman jahe yang ditujukan

untuk dimanfaatkan oleh masyarakat agar masyarakat Dusun III Tongkoh tidak lagi bermata pencaharian sebagai petani tanaman bunga sehingga mereka tidak perlu lagi mengambil humus dari Tahura Bukit Barisan, tetapi hal ini tidak berhasil karena jahe yang ditanam gagal panen karena masyarakat tidak mau merawat tanaman jahe tersebut, dan kegiatan ini pun tidak berlanjut lagi. Masyarakat tidak setuju jika pemerintah menanam jahe. Masyarakat menginginkan jika mereka diizinkan bertani di lahan Tahura Bukit Barisan yang kosong sehingga mereka tidak perlu mengambil humus dan tidak akan merusak kawasan Tahura Bukit Barisan. Hal ini jelas sangat bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.

Pemerintah juga melakukan kegiatan penanaman rotan di sekeliling kawasan

Tahura Bukit Barisan agar tidak ada yang bisa masuk ke dalam kawasan Tahura Bukit Barisan, karena rotan memiliki duri. Kegiatan ini tidak mendapat tanggapan positif. Beberapa masyarakat mengikuti kegiatan penanaman rotan karena mereka diberi upah oleh pemerintah. Hal ini juga berakhir dengan sia-sia, masyarakat masih mengambil humus. Pada bulan Desember 2004 pemerintah melakukan kembali kegiatan penanaman pohon pinang dan membuat parit sebagai batas antara kawasan Tahura Bukit Barisan dengan Dusun III Tongkoh, hal ini juga tidak mendapat tanggapan yang positif.

Kejadian di atas diakibatkan tidak adanya komunikasi yang baik antara

masyarakat Dusun III Tongkoh dengan pemerintah yang berkaitan. Pemerintah tidak pernah mau mendengar pendapat dari masyarakat Dusun III Tongkoh dan ini mengakibatkan masyarakat yang tidak mau perduli.

Ada beberapa tindakan atau usaha menurut responden sebagai upaya

pelaksanaan pelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan. Bentuk tindakan atau usaha tersebut adalah pelarangan dan pemberian sanksi terhadap pelaku pengrusakan. Pelarangan dan pemberian sanksi terhadap pelaku pengrusakan (dalam kawasan Tahura Bukit Barisan pengrusakan dilakukan dengan

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

pengambilan humus) atau perambah kawasan Tahura Bukit Barisan telah dilaksanakan oleh pemerintah. Kondisinya saat ini adalah penerapan hal tersebut belum sepenuhnya terlaksana. Pelarangan dan pemberian sanksi tidak didukung oleh adanya pengawasan atau kontrol lokasi, sehingga masih banyak yang masih melakukan pelanggaran.

Masyarakat Dusun III Tongkoh berpendapat bahwa mereka tidak bersalah

pada saat mengambil humus dari kawasan Tahura Bukit Barisan, karena mereka hanya mengambil sedikit saja untuk kebutuhan ladang mereka, tidak seperti para pemilik kebun dari luar daerah mereka yang mengambil humus dengan menggunakan truk. Masyarakat Dusun III Tongkoh berpendapat jika masyarakat luar yang mengambil humus dengan menggunakan truk saja tidak ditangkap maka mereka juga tidak akan ditangkap.

Sanksi hukum dari pemerintah yang diberikan terhadap pelaku pencuri

humus selama ini menurut responden berupa kurungan penjara atau denda. Jangka waktu atau masa kurungan dan denda ditetapkan berdasarkan banyaknya humus yang dicuri, masyarakat Dusun III Tongkoh pada umumnya hanya mengambil humus dalam jumlah yang sedikit karena hanya untuk kebutuhan kebun mereka. Pemilik kebun-kebun jeruk dari Berastagi atau dari Medan mengambil humus dengan jumlah yang besar dengan menggunakan truk-truk untuk digunakan buat kebun jeruk dan untuk dijual.

Jika para pengambil humus tertangkap oleh Koramil, maka mereka akan

ditangkap dan diberi hukuman. Tetapi jika para pengambil humus tertangkap oleh aparat Dinas Kehutanan, maka mereka akan diberi teguran dan karung-karung humus akan dihancurkan. Lemahnya hukum yang berlaku membuat para pengambil humus tidak takut, sedangkan sanksi adat dari masyarakat tidak ada. Sampai saat ini kegiatan pengambilan humus dengan menggunakan truk masih berlangsung.

Pengawasan atau pengontrolan kawasan Tahura Bukit Barisan dari hal-hal

yang dapat menyebabkan kerusakan saat ini belum sepenuhnya terlaksana. Menurut sebagian besar responden, hal inilah sebagai salah satu titik lemah sekaligus membuka peluang bagi para pelaku pencuri humus untuk melaksanakan niatnya. Oleh karena itu, pemerintah juga harus lebih keras dalam hukum dan pengawasan kawasan Tahura Bukit Barisan agar para pencuri humus tidak lagi berani untuk mencuri humus.

Pada kawasan hutan Tahura Bukit Barisan, saat ini masih terdapat 7 % dari

responden yang masih memanfaatkan kawasan Tahura Bukit Barisan untuk dijadikan lahan bertani. Jumlah aparat yang mengawasi kawasan Tahura Bukit Barisan juga sangat kurang. Berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran kuisioner kepada subyek yang bersangkutan alasan mereka untuk tetap memanfaatkan kawasan Tahura Bukit Barisan untuk berladang karena mereka tidak mempunyai lahan pertanian sendiri dan mereka juga tidak mampu untuk menyewa lahan milik orang lain untuk dijadikan lahan bertani, dan tidak mempunyai suatu skill atau keahlian untuk bekerja selain bertani.

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

Sikap Terhadap Upaya Konservasi

Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya Lingkungan Hidup disebutkan bahwa konservasi sumberdaya alam hayati mengandung tiga aspek, yaitu perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan plasma nutfah dan pemanfaatan yang lestari. Berdasarkan batasan tersebut didapati bahwa tanggapan responden terhadap upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan memeperlihatkan sikap yang sudah positif. Oleh karena sikap responden terhadap tiga komponen upaya konsevasi sudah positif maka dapat diharapkan partisipasinya dalam upaya pelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan.

Adanya sikap yang berbeda antara masyarakat dan ketentuan undang-

undang mengakibatkan gangguan berlangsung terus menerus serta menimbulkan disharmoni antara masyarakat dengan petugas Tahura Bukit Barisan dan pemerintah. Masyarakat memaksa untuk tetap memanfaatkan kawasan Tahura Bukit Barisan akibat dorongan pemenuhan kebutuhan hidup, sedangkan dipihak lain undang-undang dan pemerintah membatasi pemanfaatan tersebut. Hasilnya, masyarakat belum kelihatan dengan nyata berpartisipasi dalam kegiatan konservasi Tahura Bukit Barisan. Hingga saat ini upaya konservasi Tahura Bukit Barisan masih dilakukan secara sepihak oleh pemerintah, dalam hal petugas Tahura Bukit Barisan.

Karena posisinya berada di sekitar kawasan maka masyarakat secara historis

dan sosio-ekologis mempunyai keterkaitan hak dan kewajiban dengan sumberdaya alam yang ada dalam Tahura Bukit Barisan. Hak dan kewajiban tersebut dapat terlihat dari sikap dan perilaku masyarakat yang secara tradisional berinteraksi dengan kawasan Tahura Bukit Barisan. Kegiatan–kegiatan pemanfaatan seperti yang telah disebutkan boleh jadi merupakan cerminan hak dan kewajiban masyarakat yang perlu diakui, meskipun cenderung negatif dari sudut konservasi. Pengingkaran terhadap hak dan kewajiban masyarakat bagaimanapun kecilnya jelas akan menghalangi partisipasi mereka.

Jika pemanfaatan taman hutan raya ditujukan untuk pendidikan, penelitian,

ilmu pengetahuan dan pariwisata maka masyarakat di sekitar taman hutan raya merupakan masyarakat prioritas dalam memperoleh manfaat-manfaat tersebut. Akibatnya, masyarakat kurang aktif berpartisipasi dalam upaya konservasi. Sehingga perlu mengembangkan dan memperbaiki aktivitas tradisional masyarakat yang sudah ada ke arah yang lebih sesuai dengan tujuan konservasi.

Dalam pasal 24 ayat (1), (2) dan (3) Undang – undang No. 5 Tahun 1990

tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dinyatakan bahwa barang siapa yang melakukan pelanggaran tehadap ketentuan yang diterapkan dalam kawasan konservasi akan dipidana penjara antara satu sampai 10 tahun dan dikenakan denda sebesar Rp 5 juta rupiah sampai Rp 200 juta. Kejadian pengambilan humus, pengambilan kayu bakar, dan perladangan yang masih berlangsung di Tahura Bukit Barisan menunjukkan bahwa pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang tetap terjadi, tetapi hal ini tidak membuat masyarakat

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

tidak takut. Ketidaktakutan masyarakat bisa terjadi karena mereka tidak mengetahui ketentuan yang ada dalam perundangan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

Bentuk Pemanfaatan Sumberdaya Alam Kawasan Tahura Bukit Barisan oleh Masyarakat.

Bentuk pemanfaatan sumberdaya alam kawasan Tahura Bukit Barisan oleh masyarakat Dusun III Tongkoh yang dikemukakan oleh responden dibagi dalam 3 jenis. Jenis pemanfaatan tersebut meliputi : pemanfaatan lahan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan pemanfaatan hasil hutan non-kayu.

Pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun III Tongkoh menurut responden penelitian adalah sebagai lahan pertanian. Lahan pertanian menurut responden merupakan lahan yang ditanami tanaman bunga karena mata pencaharian mereka adalah petani bunga. Pemanfaatan hasil hutan non-kayu yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun III Tongkoh menurut responden penelitian berupa : humus, rotan, tanaman obat-obatan, kupu-kupu yang langka, tanaman anggrek yang langka, dan menjadi kawasan wisata yang menghasilkan udara yang bersih. Pemanfaatan hasil hutan kayu yaitu pengambilan ranting-ranting kayu yang patah untuk dijadikan kayu bakar. Tabel 2. Bentuk Pemanfaatan Kawasan Tahura Bukit Barisan oleh Masyarakat

Dusun III Tongkoh No Bentuk Pemanfaatan Kawasan Tahura Bukit Barisan oleh

Masyarakat Jumlah Persentase

(%) 1. Mengambil anggrek dan kupu-kupu 4 5 2. Pemanfaatan lahan untuk bertani 6 7 3. Mengambil humus dan kayu bakar 34 42 4. Tidak ada memanfaatkan kawasan Tahura Bukit Barisan 38 46

Total 82 100

Pekerjaan utama masyarakat Dusun III Tongkoh adalah petani bunga/tanaman hias. Pada umumnya lahan masyarakat Dusun III Tongkoh adalah lahan milik sendiri atau disewa. Kawasan Tahura Bukit Barisan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun III Tongkoh adalah lahan yang kosong yang ada di tepi jalan.

Beberapa responden penelitian yang diwawancara menginginkan kerja sama

dengan pihak pemerintah di dalam mengelola kawasan Tahura Bukit Barisan. Responden penelitian menginginkan agar pemerintah memberikan izin bagi masyarakat Dusun III Tongkoh untuk memanfaatkan lahan Tahura untuk ladang tani mereka, sehingga masyarakat Dusun III Tongkoh tidak perlu lagi mencuri dan mengambil humus dari kawasan Tahura Bukit Barisan. Menurut responden, dengan diadakannya kerjasama antara masyarakat Dusun III Tongkoh dengan pemerintah maka kelestarian kawasan Tahura Bukit Barisan dapat terjaga dan ekonomi masyarakat Dusun III Tongkoh juga meningkat. Tetapi menurut responden, lahan yang dikelola oleh masyarakat adalah lahan yang kosong yang

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

ada dalam kawasan Tahura Bukit Barisan, jadi masyarakat Dusun III Tongkoh tidak boleh menebang pohon untuk membuka lahan baru.

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa sumberdaya alam selain lahan yang

dimanfaatkan oleh masyarakat pada kawasan atau di sekitar kawasan Tahura Bukit Barisan adalah hasil hutan non-kayu. Hasil hutan non-kayu yang dimanfaatkan oleh masyarakat hingga saat ini berupa rotan, dan kayu bakar saja, pemanfaatan tanaman obat-obatan, kupu-kupu langka dan anggrek tidak lagi dilakukan karena dilarang oleh pemerintah (5 %). Sebesar 42 % responden yang mengambil humus dan kayu bakar dari dalam kawasan Tahura Bukit Barisan dan 46 % responden mengatakan tidak pernah memanfaatkan kawasan Tahura Bukit Barisan baik manfaat kayu maupun non-kayunya.

Pemanfaatan hasil hutan non-kayu dilakukan oleh masyarakat secara

perorangan. Pemanfaatan rotan, obat-obatan, dan kayu bakar dilakukan oleh perorangan saja, untuk kebutuhan dapur dan untuk kebun mereka. Sedangkan pemanfaatan kupu-kupu dan anggrek dulu dilakukan oleh sekelompok masyarakat saja, untuk dikoleksi, dikembangbiakkan, dan dijual.

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa 46 % masyarakat tidak memanfaatkan

kawasan Tahura Bukit Barisan secara langsung. Masyarakat yang tidak memanfaatkan kawasan Tahura Bukit Barisan adalah masyarakat yang sudah memiliki pendapatan yang cukup sehingga mereka mampu membeli dan membuat pupuk sendiri dan mereka tidak perlu mencuri humus dari kawasan Tahura Bukit Barisan dan mereka sudah memiliki lahan sendiri.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Bentuk partisipasi masyarakat Dusun III Tongkoh terhadap upaya konservasi kawasan Tahura dapat diketahui bahwa 27 % dari responden penelitian pernah mengikuti kegiatan yang pernah dilakukan oleh Dinas Kehutanan seperti kegiatan penghijauan, penataan kawasan, pemeliharaan tapal batas, dan penanaman rotan. 12 % responden menjawab bahwa mereka berpartisipasi dengan tidak menebang pohon dan memanfaatkan lahan Tahura Bukit Barisan, dan 61 % responden penelitian menjawab tidak pernah mengikuti semua kegiatan konservasi kawasan Tahura Bukit Barisan yang pernah dilakukan. Saran

Agar masyarakat dapat lebih perduli lagi terhadap kawasan Tahura Bukit Barisan diperlukan penyuluhan-penyuluhan yang lebih intensive lagi agar masyarakat Dusun III Tongkoh tertarik dan lebih termotivasi untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan konservasi Tahura Bukit Barisan yang dilakukan oleh pemerintah.

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006

DAFTAR PUSTAKA

Chadwick, B., Howard M, and Stan L. Albrecht. 1991. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. IKIP Semaang Press. Semarang. Hal 15

Daniel, M. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta.

Hal 20 Effendi, I. 2002. Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Nasional Gunung

Leuser di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Thesis Program Pasca Sarjana-Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal 5

Faisal, S. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Usaha Nasional. Surabaya.

Hal 16 Fauzi, U. 2003. Kepuasan Pasien di RSUP. Haji Adam Malik. Skripsi. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal 5 Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya.

Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta. Hal 20 Huneryager, S .G., I.L. Heckman. 1992. Partisipasi dan Dinamika Kelompok.

Dahara Prize. Semarang. Hal 30 Nasution, S. 1982. Metode Research. Jemmars. Bandung. Hal 25 Singarimbun, M dan Handayani. 1989. Metode Penelitian Survey. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta. Hal 25 Soekarwati. 1995. Analisis Usaha Tani. UI-Press. Jakarta. Hal 10

Rahmawaty : Bentuk Partisipasi Masyarakat Dusun II Tongkoh, Desa Dolat Raya..., 2006 USU Repository © 2006