23
BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN (STUDI KASUS: PT JAKARTA INDUSTRI ESTATE PULOGADUNG) Oleh Kelompok 9 Andi Handoko Saputro E34120079 Rizki Kurnia Tohir E34120028 Yanuar Sutrisno E34120038 Dwitantian H Brillianti E34120054 Dita Tryfani E34120100 Putri Oktorina E34120105 Prima Yunita E34120114 Ai Nurlaela Hayati E34120126 DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015

BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

  • Upload
    lycong

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN

(STUDI KASUS: PT JAKARTA INDUSTRI ESTATE PULOGADUNG)

Oleh

Kelompok 9

Andi Handoko Saputro E34120079

Rizki Kurnia Tohir E34120028

Yanuar Sutrisno E34120038

Dwitantian H Brillianti E34120054

Dita Tryfani E34120100

Putri Oktorina E34120105

Prima Yunita E34120114

Ai Nurlaela Hayati E34120126

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

Page 2: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

1

ABSTRAK

Perkembangan kawasan industri di Indonesia dimulai sejak tahun 1970-an

dengan kawasan industry pertama yaitu Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP)

dan sampai dengan tahun 1994 jumlah kawasan industri yang tercatat di Himpunan

Kawasan Industri (HKI) adalah sebanyak 146 lokasi dengan total luas lahan sebesar

42.019 Ha yang sebagian besar tersebar di propinsi Jawa Barat (21.289 Ha) dan

kota Jakarta. Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah terwujudnya peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk

mengkaji lebih dalam perencanaan dan efektivitas hutan kota sebagai penyangga

kawasan industry, serta melihat bagaimana contoh-contoh kasus penerapan hutan

kota pada kawasan-kawasan industry di Indonesia. Data mengenai dikumpulkan

dari data sekunder. Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif. Pada

umumnya sumber kebisingan di sekitar kawasan industri yang berlokasi di PT

Jakarta Industri Estate Pulogadung (JIEP), Pulogadung, Jakarta Timur merupakan

aktivitas industri dan kendaraan bermotor. Pada sekitar PT. JIEP, Pulogadung

Jakarta Timur terdapat tiga bentuk hutan kota yaitu hutan kota strata dua bentuk

jalur, hutan kota strata banyak bentuk bergerombol dan areal yang didominasi

rumput.

Kata kunci: Hutan kota, Industri, PT Jakarta Industri Estate Pulogadung (JIEP).

Page 3: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

DAFTAR GAMBAR 3

PENDAHULUAN 4

Latar Belakang 4

Tujuan 5

Manfaat 5

TINJAUAN PUSTAKA 6

Hutan Kota 6

Tipe, bentuk dan struktur hutan kota 6

Peranan hutan kota 7

Kebisingan 8

Sumber kebisingan 9

Dampak Kebisingan 10

Kemampuan vegetasi mereduksi kebisingan 10

METODE 12

Lokasi dan Waktu 12

Bahan dan Alat 12

Metode Pengumpulan Data 12

Analisi Data 12

HASIL DAN PEMBAHASAN 13

Peranan Hutan Kota 13

Kondisi umum lokasi 13

Penataan Hutan Kota 14

Rumput 15

Hutan Kota Strata Dua Bentuk Jalur 16

Hutan Kota Strata Banyak Bentuk Bergerombol 16

Efektivitas Hutan Kota Meredam Kebisingan 17

SIMPULAN DAN SARAN 20

Simpulan 20

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 21

Page 4: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

3

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Ilustrasi reduksi kebisingan lalulintas oleh vegetasi 10

2. Gambar 2 Disain hutan kota PT. JIEP dalam meredam kebisingan 17

Page 5: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

4

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan fisik kawasan industri yang diharapkan dapat mensejahterakan

kehidupan manusia, dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan

tersendiri akibat perencanaan yang kurang memadai. Pertumbuhan penduduk serta

pembangunan infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi menyebabkan

terjadinya kerusakan lingkungan seperti hilangnya ruang terbuka hijau, rusaknya

fungsi resapan air, polusi air dan udara. Perkembangan kawasan industri di

Indonesia dimulai sejak tahun 1970-an dengan kawasan industry pertama yaitu

Jakarta Industrial Estate PuloGadung (JIEP) dan sampai dengan tahun 1994 jumlah

kawasan industri yang tercatat di Himpunan Kawasan Industri (HKI) adalah

sebanyak 146 lokasi dengan total luas lahan sebesar 42.019 Ha yang sebagian besar

tersebar di propinsi Jawa Barat (21.289 Ha) dan kota Jakarta (3.064 Ha) (BLH

2012).

Tujuan pembangunan pada dasarnya adalah terwujudnya peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Namun fakta yang kita lihat sekarang ini

memperlihatkan kondisi lingkungan yang buruk berupa kerusakan hutan alam

maupun hutan buatan termasuk rusaknya ekosistem di kawasan industi. Cita- cita

untuk mensejahterakan masyarakat akan tercapai apabila didukung oleh kebijakan

yang mumpuni yang juga memperhitungkan manfaat keberadaan sumberdaya alam

termasuk plasma nutfah pepohonan dan jasa lingkungan khususnya ekosistem di

perkotaan sebagai sumber ekonomi tidak langsung. Upaya merevitalisasi ekosistem

di kawasan industri dapat dilakukan, antara lain, melalui pengembangan Hutan

Kota/lanskap perkotaan (Ikron et al. 2005).

Kawasan Industri di Indonesia berkembang di pusat-pusat kota hal ini telah

menyebabkan dampak buruk terhadap lingkungan perkotaan karena telah

menghasilkan limbah melebihi daya dukung lingkungan, sehingga ekosistem

perkotaan tidak mampu lagi menampung dan mengolah limbah secara alami. Oleh

karena itu diperlukan suatu strategi untuk membuat kawasan industri yang memiliki

kualitas lingkungan yang baik sehingga dapat mendukung kehidupan manusia

maupun mahluk lainnya. Prinsip pengembangan dan pengelolaan hutan kota

Page 6: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

5

sebagai penyangga kawasan Industri, diharapkan dapat mengelola faktor

lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat. Upaya konservasi eksitu pada ruang-

ruang hijau di kawasan industri dan refungsionalisasi kawasan hijau, situ, danau,

bantaran sungai sebagai daerah resapan air perlu dilakukan melalui pembangunan

hutan kota dan ruang terbuka hijau yang terencana secara baik dan benar.

Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengkaji lebih tentang

efektivitas hutan kota sebagai penyangga kawasan industri serta melihat bagaimana

contoh-contoh kasus penerapan hutan kota pada kawasan-kawasan industri di

Indonesia.

Manfaat

Makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang bagaimana

tingkat pengelolaan kawasan hutan yang difungsikan sebagai penyangga kawasan

indutri serta menyajikan contoh nyata pengelolaan hutan kota di kawasan industri.

Page 7: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

6

TINJAUAN PUSTAKA

Hutan Kota

Pengertian hutan kota menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota, adalah suatu hamparan lahan yang

bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan

baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh

pejabat yang berwenang. Definisi atau rumusan hutan kota yang diungkapkan oleh

Irwan (1994), adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang

tumbuh di lahan kota atau sekitarnya, berbentuk jalur, menyebar, atau bergerombol

(mengelompok), strukturnya menyerupai hutan alam, membentuk habitat yang

memungkinkan bagi kehidupan satwa liar dan menimbulkan lingkungan sehat,

suasana nyaman, sejuk dan estetis. Sedangkan menurut Dahlan (1992), hutan kota

(urban forest) adalah tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang

memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan-kegunaan

proteksi, estetika, rekreasi, dan kegunaan-kegunaan khusus lainnya.

Tipe, Bentuk Dan Struktur Hutan Kota

Hutan kota dapat dibangun ke dalam beberapa tipe dan bentuk sesuai

fungsi dan tujuan pembangunannya. Tipe hutan kota menurut Dahlan (1992) terdiri

dari:

a. Tipe permukiman; dibangun pada areal permukiman dapat berupa taman dan

umumnya digunakan untuk olah raga dan bersantai.

b. Tipe kawasan industri; fungsi utama untuk mereduksi berbagai polusi yang

ditimbulkan dari aktivitas industri seperti menyerap dan menjerap debu dan

pertikel serta gas berbahaya dari udara, meredam kebisingan, dan menapis bau.

c. Tipe rekreasi dan keindahan; dibangun dengan penambahan sarana rekreasi

dan unsur-unsur estetika agar dapat menyegarkan kembali kondisi tubuh yang

menurun dan jenuh akibat rutinitas harian.

d. Tipe pelestarian plasma nutfah; bertujuan memberikan perlindungan dan

pelestarian terhadap sumberdaya alam, bentuknya dapat berupa kebun raya,

hutan raya dan kebun binatang.

Page 8: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

7

e. Tipe perlindungan; fungsi perlindungan terhadap hidrologi dan bahaya erosi

untuk perkotaan di wilayah bertopografi curam atau sebagai pelindung kota di

daerah pesisir dari intrusi air laut.

f. Tipe pengamanan; berupa jalur hijau di sepanjang tepi jalan bebas hambatan.

Bentuk hutan kota seperti yang disebutkan dalam PP No.63 Tahun 2002,

terdiri dari bentuk bergerombol atau mengelompok, bentuk menyebar, dan bentuk

jalur. Dahlan (1992) menjelaskan bahwa bentuk hutan kota dapat berupa jalur hijau,

taman kota, kebun dan halaman, kebun raya atau hutan raya dan kebun binatang,

hutan lindung, dan kuburan atau taman makam pahlawan. Struktur hutan kota

adalah komposisi dari jumlah dan keanekaragaman dari komunitas vegetasi yang

menyusun hutan kota (Irwan 1994). Struktur hutan kota ditentukan oleh

keanekaragaman vegetasi yang ditanam, sehingga terbangun hutan kota yang

berlapis-lapis dan berstrata baik secara vertikal maupun horizontal yang meniru

hutan alam. Struktur vegetasi hutan kota terbentuk oleh penataan terencana sesuai

fungsi dan tujuan pembangunan hutan kota. Menurut Fachrul (2008), struktur

vegetasi dibatasi oleh tiga komponen, yaitu susunan jenis tumbuhan secara vertikal

atau stratifikasi vegetasi, susunan jenis tumbuhan secara horizontal atau sebaran

individu, dan kelimpahan tiap jenis tumbuhan yang ada. Irwan (2008)

mengklasifikasikan struktur hutan kota menjadi hutan kota yang:

a. berstrata dua, yaitu komunitas vegetasi hutan kota hanya terdiri dari pepohonan

dan rumput atau penutup tanah lainnya.

b. berstrata banyak, yaitu komunitas vegetasi hutan kota selain terdiri dari

pepohonan dan rumput juga terdapat semak, terna, liana, epifit, ditumbuhi

banyak anakan dan penutup tanah, jarak tanam rapat tidak beraturan dengan

strata, serta komposisi mengarah meniru komunitas vegetasi hutan alam.

Peranan Hutan Kota

Hutan kota merupakan unsur Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang secara

ekologis melindungi kota dari masalah lingkungan, antara lain karena beberapa hal

berikut:

Page 9: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

8

1. Hutan kota mempunyai fungsi seperti menurunkan suhu, mengikat CO2,

dan mengeluarkn O2, sebagai pelindung mata air atau peresapan air tanah,

prlindungan terhadap debu, angin, kebisingan, dan memberi iklim mikro.

2. Hutan kota dapat menyerap hasil negatif dari kota dan memberi bahan baku

kepada kota sehingga terjadi keseimbangan bahan antara kota dan hutan

kota, meningkatkan kualitas lingkungan kota, serta menimbulkan udara

yang sehat, nyaman, dan estetis.

3. Hutan kota dapat menjadi habitat satwa dan tempat pelestarian plasma

nutfah.

4. Hutan kota dapat menjadi area interaksi sosial seperti sarana rekreasi dan

pendidikan atau sebagai laboratorium hidup dan tempat interaksi sosial

lainnya.

5. Hutan kota dapat mengendalikan erosi oleh angin maupun oleh air dan

mengendalikan air tanah.

6. Hutan kota sebagai sumber ekonomi dan kesejahteraan manusia dan

makhluk lainnya.

Peran hutan kota menurut Dahlan (1992) antara lain sebagai identitas kota,

pelestarian plasma nutfah, penahan dan penyaring partikel padat dari udara,

penyerap dan penjerap partikel timbal, penyerap dan penjerap debu semen, peredam

kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penyerap karbon-monoksida,

penyerap karbon-dioksida dan penghasil oksigen, penahan angin, penyerap dan

penapis bau. Selain itu, hutan kota juga memiliki peran dalam mengatasi

penggenangan, mengatasi intrusi air laut, produksi terbatas, ameliorasi iklim,

pengelolaan sampah, pelestarian air tanah, penapis cahaya silau, meningkatkan

keindahan, sebagai habitat burung, mengurangi stress, mengamankan pantai

terhadap abrasi, meningkatkan industri pariwisata, dan sebagai tempat pengisi

waktu luang.

Kebisingan

Kebisingan merupakan bentuk suara yang tidak diinginkan atau bentuk

suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya (Warningsih 2006). Suratmo

Page 10: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

9

(1995) menyebutkan bahwa kebisingan merupakan bentuk suara yang tidak

diinginkan karena menimbulkan kerugian terhadap manusia dan lingkungan.

Menurut Yahya (2002) selain ditentukan oleh parameter fisis terukur, bising juga

sangat dipengaruhi oleh sikap masing-masing orang terhadap bunyi yang mereka

terima. Dalam sudut pandang frekuensi, bising dapat terdiri superposisi (atau dalam

bahasa sederhana dapat dipandang sebagai campuran) frekuensi. Bising seperti ini

dikenal dengan sebutan broad band noise. Jenis bising yang lain adalah colored

noise dan white noise yang secara berturut-turut merupakan bising dengan suatu

frekuensi tertentu dan bising dengan kandungan frekuensi pada audible range

(Yahya 2002).

Sumber Kebisingan

Sumber kebisingan dapat dikelompokkan dalam (Warningsih 2006):

1. Bising lalu lintas, bising ini ditimbulkan oleh suara transportasi, misalnya

kereta api, pesawat terbang, bus dan lain-lain serta lebih banyak dirasakan oleh

masyarakat yang ada di sekitar jalur lalu lintas.

2. Bising industri, berasal dari industri besar yang mengoperasikan mesin-mesin

yang menghasilkan bunyi sampai sekitar 100 dB. Bising industri ini dirasakan

oleh karyawan maupun masyarakat pemukiman di sekitar industri.

3. Bising rumah tangga, biasanya berasal dari kegiatan rumah tangga

Salah satu komponen dampak transportasi terhadap lingkungan adalah

kebisingan yang ditimbulkan oleh lalu-lintas baik jalan raya, jalan rel maupun

bandar udara. Kebisingan yang ditimbulkan dari aktivitas lalu lintas jalan raya

misalnya, bersumber dari suara-suara yang dihasilkan oleh kendaraan. Sumber

suara kebisingan dari kendaraan, kebanyakan berasal dari (Hakim 2006):

a. suara bising dari putaran ban mobil

b. suara bising dari karoseri bodi mobil

c. suara bising dari knalpot dan klakson

d. suara bising getaran mesin

e. suara bising putaran transmisi gardan

f. suara bising kipas pendingin AC

Page 11: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

10

Dampak kebisingan

Kebisingan mengakibatkan gangguan terhadap kesehatan dan kegiatan

manusia. Pengaruh utama kebisingan terhadap manusia adalah kerusakan indera

pendengaran secara sementara hingga permanen (Suratmo 1995). Pengaruh khusus

akibat kebisingan berupa gangguan pendengaran, gangguan komunikasi, gangguan

istirahat, gangguan tidur, gangguan mental, kinerja, ketidaknyamanan, dan juga

gangguan berbagai aktivitas sehari-hari (Mansyur 2003).

Kemampuan Vegetasi Mereduksi Kebisingan

Vegetasi hutan kota mampu mereduksi kebisingan. Seberapa jauh tingkat

kebisingan dapat dikontrol oleh vegetasi tergantung pada spesies tanaman, tinggi

tanaman, kerapatan, dan jarak tumbuh, faktor iklim (angin, suhu, dan kelembaban

udara), properti dari suara yaitu tipe, asal, tingkat desibel, dan intensitas suara

(Irwan 2008). Penelitian Zulfahani et al. (2005) di Hutan Kota Sabilal Muhtadin

Banjarmasin menunjukkan bahwa hutan kota dengan luas ± 2,5 ha cukup efektif

menurunkan kebisingan. Hal ini ditunjukkan dengan reduksi sebesar 7,51 dB antara

titik ukur 1 (area luar bagian depan hutan kota) dengan titik ukur 2 (area dalam

vegetasi hutan kota), sedangkan antara titik ukur 1 dengan titik ukur 3 (area luar

bagaian belakang hutan kota) dapat mereduksi kebisingan sebesar 10,58 dB.

Setiap jenis tanaman memiliki kemampuan yang berbeda dalam mereduksi

kebisingan, tergantung pada jenis, tinggi, bentuk dan ketebalan (Carpenter et al.

1975). Hasil penelitian Kim et al. (1989) yang dikutip oleh Widagdo (1998),

menunjukkan bahwa tanaman Thuja orientalis (konifer) mereduksi kebisingan lebih

efektif daripada tanaman Eunymus japonicus (berdaun lebar). Tingkat kebisingan

yang dapat direduksi oleh tanaman juga dipengaruhi oleh intensitas, frekuensi dan

arah bunyi (Carpenter et al. 1975 diacu dalam Meilani 2002). Reduksi kebisingan

oleh vegetasi juga sangat dipengaruhi oleh lebar atau ketebalan dan kerapatan

vegetasi (Gambar 2). Fang dan Ling (2003) menyebutkan bahwa kerapatan, tinggi,

panjang dan lebar (ketebalan) jalur/sabuk hijau merupakan faktor paling efektif

dalam mereduksi kebisingan dibandingkan dengan ukuran daun dan karakteristik

percabangan. Kerapatan dan ketebalan vegetasi dapat menurunkan tingkat

Page 12: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

11

kebisingan jalan raya, dan pada jarak sama tanpa kerapatan vegetasi tidak terjadi

reduksi kebisingan yang akan menimbulkan dampak negatif terhadap psikologi

penerima .

Gambar 1 Ilustrasi reduksi kebisingan lalulintas oleh vegetasi

Hutan kota berfungsi untuk mengurangi kebisingan, selain menghalangi

gelombang suara juga menghalangi sumber suara. Gelombang suara diabsorpsi oleh

daun-daun, cabang-cabang, ranting-ranting dari pohon dan semak (Irwan 2008).

Penggunaan vegetasi untuk menyaring kebisingan tidak akan efektif apabila tidak

memperhatikan ukuran dan kepadatannya. Akan lebih efektif lagi jika vegetasi

mengguanakan kombinasi tofografi jalan. Hutan dapat menyerap sekitar 6-8 desibel

per 30 meter. Kerapatan tanaman lebih penting daripada spesies tanaman untuk

mengurangi kadar kebisingan (Irwan 1994). Hasil penelitian Irwan (1994)

menunjukkan bahwa hutan kota dapat menurunkan kebisingan sebesar 18,94% di

siang hari pada awal musim hujan. Hutan kota berstrata banyak lebih efektif

menurunkan kebisingan sebesar 25,34% dibandingkan dengan hutan kota berstrata

dua yang dapat menurunkan kebisingan sebesar 14,58%. Keefektifan barrrier

kebisingan semakin meningkat dengan meningkatnya ketebalan, tinggi dan

kerapatan tanaman (Grey & Deneke 1986).

Page 13: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

12

METODE

Lokasi dan waktu pengamatan

Praktikum dilakukan pada tanggal 26 November 2015 sampai dengan

tanggal 7 desember 2015. Lokasi pengambilan data dilaksanakan pada sumber

bacaan dengan studi kasus yaitu PT Jakarta Industri Estate Pulogadung

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu sumber bacaan seperti jurnal,

buku, laporan wilayah kota yogyakarta, sedangkan alat yang diganakan yaitu

laptop, dan alat tulis.

metode Pengambilan Data

Pengambilan data, dilakukan dengan cara mengkaji studi literatur mengenai

bentuk dan efektifitas hutan kota berdasarkan kumpulan dari data sekunder seperti

buku, jurnal ilmiah, dan peraturan perundang-undangan.

Analisis Data

Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan

bagaimana pengelolaan hutan kota di kawasan industry serta efektivitasnya dengan

melihat pada contoh kasus.

Page 14: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi kasus yang diambil dalam pembuatan makalah ini yaitu hutan kota di

sekitar kawasan industri yang berlokasi di PT Jakarta Industri Estate Pulogadung

(JIEP), Pulogadung, Jakarta Timur. Berikut merupakan ulasan mengenai studi

kasus tersebut.

Peranan Hutan Kota

Menurut Dahlan (2006) peranan hutan kota adalah sebagai identitas kota,

pelestarian plasma nuthfah, peredam kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam,

penyerap karbon monoksida, penyerap karbon dioksida dan penghasil oksigen,

penahan angin, penyerap dan penapis bau, mengatasi intrusi air laut, produksi

terbatas, ameliorasi iklim, pengelolaan sampah, pelestarian air tanah, penapis

cahaya silau, meningkatkan keindahan dan sebagai habitat burung. Meningkatnya

suhu udara diperkotaan mengakibatkan keresahan dan tidak nyaman bagi penduduk

perkotaan. Sehingga, hutan kota dapat dibangun untuk mengelola lingkungan

perkotaan agar pada saat siang hari tidak terlalu panas dan bising, terutama pada

wilayah perkotaan disekitar kawasan industri.

Pada umumnya sumber kebisingan di sekitar kawasan industri yang

berlokasi di PT Jakarta Industri Estate Pulogadung (JIEP), Pulogadung, Jakarta

Timur merupakan aktivitas industri dan kendaraan bermotor. Kebisingan yang

disebabkan aktivitas industri dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan

masyarakat disekitar.

Kondisi Umum Lokasi

Hutan kota PT. JIEP, Pulogadung Jakarta Timur merupakan hutan kota

tipeindustri yang dikelola oleh PT. Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan Suku

Dinas Pertanian dan Kehutanan Wilayah Jakarta Timur, sebagai bagian ruang

terbuka hijau dengan fungsi utama untuk penyangga kawasan industri dan sebagai

daerah resapan air. Berdasarkan SK Gubernur No 870/2004, bahwa hutan kota

tersebut memiliki luas 8.9 ha dan lokasi hutan kota ini memiliki titik koordinat

6°12’10.38’’ LS 106°55’02.54’’ BT, 6°12’24.59’’ LS 106°54’55.08’’ BT,

Page 15: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

14

6°12’06.55’’ LS 106°54’44.29’’ BT, dan 6°12’07.00’’ LS 106°54’42.17’’ BT.

Secara administrasi kawasan ini termasuk wilayah kota Jakarta Timur, Kecamatan

Cakung, Kelurahan Rawa Terate (BLH DKI Jakarta 2012).

Keberadaan industri bila tidak dikendalikan sering kali

menimbulkanpermasalahan lingkungan yang meliputi pencemaran udara, suara,

dan air (Erawaty 2011). Permasalahan lingkungan yang sering ditimbulkan oleh

aktivitas industri adalah kebisingan. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan

dari kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu. Kebisingan yang berlangsung dalam

kurun waktu cukup lama dan terus-menerus, dapat mengakibatkan gangguan

fisiologis dan psikologis pada manusia (Wardika et al. 2012). Dampak kesehatan

akibat kebisingan bagi masyarakat diperkotaan, adalah menurunnya fungsi

pendengaran, gangguan berkomunikasi, dan gangguan pola (Ikron et al. 2005).

Pengendalian kebisingan di kawasan industri perlu dilakukan untuk

mengurangi dampak negatif yang akan ditimbulkan dari kebisingan. DPU (2005)

menyatakan bahwa pengendalian kebisingan dapat dilakukan berbagai macam

bentuk, dalam lanskap kota dapat menggunakan fungsi tanaman sebagai bahan

untuk meredam suara yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor. Carpenter et

al(1975) diacu dalam Sagitawaty (2001) Penanaman beberapa spesies vegetasi

secara bersama-sama lebih efektif daripada penanaman vegetasi dari satu spesies.

Maka dari itu penanaman pohon yang efektif dapat membangun hutan kota di

kawasan industri.

Penataan Hutan Kota

Penataan ruang berlangsung dinamis dan terus menerus. Tujuannya adalah

perubahan cara pandang dan pola tindak para pihak dalam memanfaatkan ruang

secara berkelanjutan. Berdasarkan ungkapan-ungkapan dimuka, yaitu kenyataan

adanya permintaan-permintaan nyata akan hutan-hutan kota, serta pemikiran

pendekatan-pendekatan dan keadaan sikon fisik wilayah DKI Jakarta,

pembangunan hutan-hutan kota harus bertolak (terliput) dalam “kerangka

lingkungan Masterplan berdasar-kan RTRW 2010”. Hal ini dimaksudkan bahwa

pembangunan hutan kota berpijak dan merupakan bagian dari subsistem dari ruang

terbuka hijau (RTH). Untuk itu dalam pembangunannya harus bertolak dengan

Page 16: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

15

terlebih dahulu mempersiapkan kerangka landasan kokoh yang merupakan arah

dasar kebijakan pembangunan hutan kota, yang meliputi: (a) landasan hukum

sebagai jaminan yuridis bagi pelaksanaan fungsinya, (b) penyediaan lahan,

termasuk dalam alokasi penataannya serta informasi dasar kondisi fisik wilayahnya,

(c) penyusunan aparatur yang sesuai dengan ketatalaksanaanya, dan didukung oleh

tenaga-tenaga profesional yang memadai (Waryono 2008).

Pada sekitar PT. JIEP, Pulogadung Jakarta Timur terdapat tiga bentuk

hutan kota yaitu hutan kota strata dua bentuk jalur, hutan kota strata banyak bentuk

bergerombol dan areal yang didominasi rumput. Menurut Wahyudi 2015 areal yang

didominasi hasil ujikorelasi antara jumlah kendaraan bermotor terhadap tingkat

kebisingan di lokasihutan kota strata dua bentuk jalur memiliki nilai kuat, hutan

kota strata banyak bentuk bergerombol memiliki nilai rendah, dan areal yang

didominasi rumput memiliki nilai kuat. Berikut merupakan rincian dari ketiga

bentuk hutan kota di sekitar PT JIEP, Pulogadung, Jakarta Timur.

1) Rumput

DPU (2014) menyatakan bahwa rumput dan semak merupakan tanaman

penutup tanah (cover crops) yang memiliki fungsi dalam meredam kebisingan,

selain itu dalam kondisi pohon atau tegakan pohon yang memiliki tinggi bebas

cabang tinggi, rumput dan semak merupakan tanaman kombinasi yang efektif agar

peredaman kebisingan lebihoptimal.Sagitawaty (2001) menyatakan tingkat

kebisingan di areal yang terdapat rumput dan semak dengan kerapatan tinggi,

walaupun ukuran daun dan tinggi tanaman tergolong kecil, namun suara yang

dikeluarkan oleh sumber kebisingan dapat dipantulkan kembali dan hanya sedikit

suara yang dapat masuk melalui ruang-ruang yang kosong. Terbukti bahwa jumlah

kendaraan bermotor di lokasi rumput dan semak mempunyai hubungan yang kuat

terhadap tingkat kebisingan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di

lokasi rumput dan semak dipengaruhi oleh jumlah kendaraan bermotor yang

melintas.

Page 17: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

16

2) Hutan Kota Strata Dua Bentuk Jalur

Struktur hutan kota yang berstrata dua dalam penelitian ini memiliki

peranyang penting dalam meredam kebisingan di kawasan industri. Menurut Irwan

(1994) hutan kota strata dua merupakan komunitas tumbuh-tumbuhan yang hanya

terdiri dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya. Sementara itu, strata

dan bentuk hutan kota merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dalam lansekap

hutan kota. Bentuk jalur hutan kota merupakan komunitas vegetasinya tumbuh pada

lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentuk sungai,

jalan,pantai, saluran, dan sebagainya.

3) Hutan Kota Strata Banyak Bentuk Bergerombol

Hutan kota strata banyak merupakan komuniitas tumbuh-tumbuhan

hutankota selain terdiri dari pepohonan dan penutup tanah, jarak tanam rapat tidak

beraturan dengan strata, serta komposisi mengarah meniru komunitas tumbuh

tumbuhan hutan alam. Sementara itu, bentuk hutan kota bergerombol merupakan

hutan kota dengan komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal

denganjumlah vegetasinya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak

beraturan (Irwan 1994). BLH DKI Jakarta (2012) menyatakan bahwa kawasan

hutan kota PT. JIEP terbentuk dalam satu kesatuan areal yang kompak, dengan

berbagai macam jenis pepohonan. Kondisi hutannya mencerminkan bentuk hutan

yang beranekaragam, dengan terlihat beberapa tajuk yang terbentuk, baik pada

lapisantajuk dominan, tertekan dan tumbuhan bawah.

Struktur hutan kota ditentukan oleh keanekaragaman vegetasi yang

ditanam, sehingga terbangun hutan kota yang berlapis-lapis dan berstrata baik

secara vertikal maupun horizontal yang meniru hutan alam. Struktur vegetasi hutan

kota terbentuk oleh penataan terencana sesuai fungsi dan tujuan pembangunan

hutan kota. Hal inisesuaidenganpendapat Keershaw (1973), diacu dalam Fachrul

(2008), yang menyatakanbahwa struktur vegetasi dibatasi oleh tiga komponen,

yaitu susunan jenis tumbuhan secara vertikal atau stratifikasi vegetasi, susunan jenis

tumbuhan secara horizontal atau sebaran individu, dan kelimpahan tiap jenis

tumbuhan yang ada. Irwan (2008) mengklasifikasikan struktur hutan kota menjadi

Page 18: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

17

hutan kota yang 1) berstrata dua, yaitu komunitas vegetasi hutan kota hanya terdiri

dari pepohonan dan rumput atau penutup tanah lainnya. 2) berstrata banyak, yaitu

komunitas vegetasi hutan kota selain terdiri dari pepohonan dan rumput juga

terdapat semak, terna, liana, epifit, ditumbuhi banyak anakan dan penutup tanah,

jarak tanam rapat tidak beraturan dengan strata, serta komposisi mengarah meniru

komunitas vegetasi hutan alam.

Efektivitas Hutan Kota Meredam Kebisingan

Setiap jenis tanaman memiliki kemampuan yang berbeda dalam mereduksi

kebisingan, tergantung pada jenis, tinggi, bentuk dan ketebalan (Carpenter et al.

1975). Hasil penelitian Kim et al. (1989), menunjukkan bahwa tanaman Thuja

orientalis (konifer atau daun jarum) mereduksi kebisingan lebih efektif daripada

tanaman Eunymus japonicus (berdaun lebar). Tingkat kebisingan yang dapat

direduksi oleh tanaman juga dipengaruhi oleh intensitas, frekuensi dan arah bunyi

(Carpenter et al. 1975). Reduksi kebisingan oleh vegetasi juga sangat dipengaruhi

oleh lebar atau ketebalan dan kerapatan vegetasi. Cook dan Haverbeke (1974)

menyebutkan bahwa kerapatan, tinggi, panjang dan lebar (ketebalan) jalur/sabuk

hijau merupakan faktor paling efektif dalam mereduksi kebisingan dibandingkan

dengan ukuran daun dan karakteristik percabangan.

Kemampuan hutan kota dalam meredam kebisingan memiliki hasil yang

berbeda-beda. Tingkat kebisingan yang dapat diredamkan oleh tanaman juga

tergantung pada kepadatan tanaman, tinggi tanaman, lebar tanaman, lebar

penanaman, intensitas bunyi, frekuensi, dan arah sumber kebisingan terhadap

tanaman (Sagitawaty 2001). Berdasarkan hasil rata-rata tingkat kebisingan dalam

satu hari dapat dilihat Tabel 5, menjelaskan tingkat kebisingan hasil rata-rata

tersebut memiliki tingkat kebisingan pada jarak 0 m sebesar 70.2 dB, jarak 0-25 m

sebesar 60.1 dB, dan jarak 0-50 m sebesar 55.4 dB. Sementara itu, kemampuan

rumput dan semak dalam meredam kebisingan dilihat dari hasil selisih antara jarak

0-25 m memiliki nilai 14.4%, 0-50 m memiliki nilai 21.1%, dan 25-50 m memiliki

nilai 7.8%. Kemampuan hutan kota strata dua bentuk jalur dapat dilihat pada Tabel

5. Tingkat kebisingan hasil rata-rata menunjukkan jarak 0 m sebesar 70.4 dB, jarak

0- 25 sebesar 61.1 dB, dan jarak 0-50 m sebesar 56.8 dB. Sementara itu,

Page 19: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

18

kemampuan hutan kota strata dua bentuk jalur memiliki hasil selisih pada jarak 0-

25 m sebesar 13.2%, jarak 0-50 m sebesar 19.3%, dan jarak 25-50 m sebesar 7.0%.

1 4 14 Kemampuan hutan kota strata banyak bentuk bergerombol dapat dilihat pada

Tabel 5. Tingkat kebisingan hasil rata-rata menunjukkan jarak 0 m sebesar 66.6 dB,

jarak 0-25 sebesar 59.0 dB, dan jarak 0-50 m sebesar 55.4 dB. Sementara itu,

kemampuan hutan kota strata banyak bentuk bergerombol memiliki hasil selisih

pada jarak 0-25 m sebesar 11.4%, jarak 0-50 m sebesar 16.8%, dan jarak 25-50 m

sebesar 6.1%.

Disain hutan kota PT. JIEP dimana lokasi terdapat jalur hijau Setiap jenis

tanaman memiliki kemampuan yang berbeda dalam mereduksi kebisingan,

tergantung pada jenis, tinggi, bentuk dan ketebalan (Carpenter et al. 1975). Hasil

penelitian Kim et al. (1989), menunjukkan bahwa tanaman Thuja orientalis

(konifer atau daun jarum) mereduksi kebisingan lebih efektif daripada tanaman

Eunymus japonicus (berdaun lebar). Tingkat kebisingan yang dapat direduksi oleh

tanaman juga dipengaruhi oleh intensitas, frekuensi dan arah bunyi (Carpenter et

al. 1975). Reduksi kebisingan oleh vegetasi juga sangat dipengaruhi oleh lebar atau

ketebalan dan kerapatan vegetasi. Cook dan Haverbeke (1974) menyebutkan bahwa

kerapatan, tinggi, panjang dan lebar (ketebalan) jalur/sabuk hijau merupakan faktor

paling efektif dalam mereduksi kebisingan dibandingkan dengan ukuran daun dan

karakteristik percabangan.

Disain hutan kota PT. JIEP dalam meredam kebisingan, berdasarkan hasil

penelitian bahwa pada lokasi pengukuran terdapat jalur hijau Yang ditanam pada

median jalan (sumber kebisingan) memiliki kemampuan dalam meredam

kebisingan dari arah samping, tanaman yang digunakan adalah jenis mahoni yang

memiliki tinggi bebas cabang yang rendah dengan jarak tanam di atur. Jarak 0-20

(m) tanaman yang digunakan adalah tanaman penutup tanah (rumput dan semak)

yang memiliki kerapatan daun yang padat agar kebisingan dapat dipantulkan

kembali oleh rumput dan semak. Pada jarak 20-25 (m) tanaman yang digunakan

adalah tanaman yang memiliki tinggi bebas cabang rendah yang mencapai 1 m.

Pada jarak > 25 m tanaman yang digunakan adalah tanaman yang memiliki tinggi

bebas cabang > 2 m dengan kepadatan daun yang tinggi agar resiko kebisingan yang

Page 20: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

19

diterima oleh penerima semakinrendah. Berikut merupakan disain hutan kota PT.

JIEP dalam meredam kebisingan menurut Wahyudi 2015.

Gambar 2 Disain hutan kota PT. JIEP dalam meredam kebisingan

Kerapatan tanaman lebih penting daripada spesies tanaman untuk

mengurangi kadar kebisingan (Irwan 1994). Hasil penelitian Irwan (1994)

menunjukkan bahwa hutan kota dapat menurunkan kebisingan sebesar 18,94% di

siang hari pada awal musim hujan. Hutan kota berstrata banyak lebih efektif

menurunkan kebisingan sebesar 25,34% dibandingkan dengan hutan kota berstrata

dua yang dapat menurunkan kebisingan sebesar 14,58%. Keefektifan barrrier

kebisingan semakin meningkat dengan meningkatnya ketebalan, tinggi dan

kerapatan tanaman (Grey & Deneke 1986).

Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara

oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling efektif untuk meredam

suara adalah yang mempunyai tajuk tebal dengan daun yang rindang. Pohon

berdaun hijau dan berdaun lebat merupakan pohon yang sangat baik untuk meredam

suara dan debu. Dengan menanam berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata

yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, khususnya dari

kebisingan yang sumbernya berasal dari bawah. Vegetasi pepohonan yang rapat

dapat menyerap kebisingan sampai 95%. Jenis-jenis pohon yang dapat digunakan

sebagai peredam kebisingan antara lain pohon mahoni, flamboyan, pohon ulin atau

beringin. Pohon jenis ini bisa tumbuh sampai ketinggian sekitar 4 – 15 m

Page 21: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

20

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara

oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling efektif untuk meredam

suara adalah yang mempunyai tajuk tebal dengan daun yang rindang. Dengan

menanam berbagai jenis tanaman dengan berbagai strata yang cukup rapat dan

tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, khususnya dari kebisingan yang

sumbernya berasal dari bawah. Kemampuan hutan kota PT. JIEP dalam meredam

kebisingan berdasarkan struktur dan bentuk hutan kota memiliki kemampuan yang

berbeda-beda sangat dipengaruhi oleh jarak, kerapatan dan keanekaragaman jenis

vegetasi.

Saran

1. Perlu dilakukan penambahan strata hutan kota PT. JIEP dengan menanam

rumput dan semak dalam meredam kebisingan di kawasan industri.

2. Perlu dilakukan pemilihan jenis tanaman yang efektif meredam kebisingan

berdasarkan tinggi bebas cabang pohon di kawasan industri.

Page 22: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

21

DAFTAR PUSTAKA

Badan Lingkungan Hidup DKI Jakarta. 2012. Status Lingkungan Hidup Daerah

Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Jakarta (ID).

Carpenter PL, Walker TD, Lanphear FO. 1975. Plants in the landscape. W.H.

Freeman and Co, San Fransisco

Dahlan EN. 1992. Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas

Lingkungan Hidup. Bogor: APHI.

. 2006. Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas

Lingkungan Hidup. Jakarta (ID): APHI

Fachrul MF. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.

Fang CF, dan Ling DL. 2003. Investigation of the noise reduction provided by

tree belt. Landscape and Urban Planning 63: 187-195.

Grey GW, dan Deneke FJ. 1986. Urban Forestry. New York: John Wiley and

Sons.

Hadi, Setia. 2006. Penataan Ruang Untuk Pemantapan Kawasan Hutan [internet].

www.dephut.go.id/. Diaksespada 6 Desember 2015

Hakim R. 2006. Rancangan Visual Lansekap Jalan; panduan estetika dinding

penghalang kebisingan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ikron, Made DI, Arminsih WR. 2005. Pengaruh kebisingan lalu lintas jalan

terhadap gangguan kesehatan psikologis anak SDN Cipinang Muara

Kecamatan Jatinegara, kota Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta.

Jakarta (ID) : Makara Kesehatan, Vol. 11. No. 1, Juni 2007 : 32-37.

Irwan ZD. 1994. Peranan Bentuk dan Struktur Hutan Kota terhadap Kualitas

Lingkungan Kota (Studi Kasus Lokasi Permukiman Kota Jakarta).

[disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Irwan. .2008. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta (ID):

PT Bumi Aksara.

Sagitawaty LA. 2001. Peranan vegetasi dalam mereduksi kebisingan jalan raya.

[skirpsi]. Bogor (ID) : Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 23: BENTUK HUTAN KOTA DALAM MEREDAM KEBISINGAN · PDF file... dalam perkembangannya telah menimbulkan permasalahan ... kawasan-kawasan industri di Indonesia. Manfaat Makalah ini dapat

22

Staff Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Arsitekstur. 2000. Pengembangan Kawasan

Industri Indonesia. Jurnal Dimensi Teknik Arsitekstur Vol 28 No 1, Juli

2000, 54-61.

Suratmo FG. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press.

Wahyudi M,S.2015.Perbedaan Struktur Dan Bentuk Hutan Kota Pt. Jakarta

Industrial Estate Pulogadung Dalam Meredamkebisingan. Bogor(ID):

Institut Pertanian Bogor

Warningsih T. 2006. Pemetaan Kebisingan dan Penilaian Masyarakat terhadap

Kebisingan Bandar Udara (Studi Kasus Bandar Udara Sultan Syarif

Kasim II Pekanbaru Riau). [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana,

Institut Pertanian Bogor.

Waryono, Tarsoen. 2008. Urgensi Mewujudkan Pembangunan Hutan Kota Melalui

Menanam Dewasa Memanen. Kumpulan MakalahPeriode 1987-2008

Widagdo S. 1998. Studi tentang Reduksi Kebisingan Menggunakan Vegetasi dan

Kualitas Lanskap Jalan Tol Jagorawi. [tesis]. Bogor: Sekolah

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Yahya I. 2002. Dasar-dasar pengukuran bising. Makalah disampaikan pada

Pelatihan Bunyi dan Getaran yang diselenggarakan oleh PT. Tamara

Overseas Corp. Jkt, 9–12 Juli 2002.

Zulfahani R, Hatta GM, Rusmayadi. dan Maharso. 2005. Peran Hutan Kota dalam

Menurunkan Tingkat Kebisingan. Enviro Scienteae . 1 (1): 29-35.