71

Belajar Membaca Dan Menulis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Methode Montessori, Written by Aline D Wolf

Citation preview

Page 1: Belajar Membaca Dan Menulis
Page 2: Belajar Membaca Dan Menulis

BELAJAR MEMBACA DAN MENULISMETHODE MONTESSORI

Judul Asli:

A Parent’s Guide

To The Montessori Class Room

Penulis:

Aline D. Wolf

Alihbahasa:

Furqon Bunyamin Husein

Editor: Narti

PENGANTAR PENERJEMAH

Page 3: Belajar Membaca Dan Menulis

Assalamu alaikum Wr.wb.

Buku karya Montessori ini sangat perlu dan bermanfaat bagi orang tua dan guru yang

mengkhususkan diri membimbing anak-anak dan peserta didik di tingkat Preschool

maupun di bangku Sekolah Dasar kelas 1,2 dan 3.. Buku ini selain memberi teknik

pengajaran sensorik juga memberi teknik pengajaran motorik kepada anak untuk

mencapai kesempurnan keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam proses

pengembangan kemampuan membaca dan menulis. Buku ini dapat dipakai oleh para

orang tua untuk membimbing putra-putri mereka yang menginjak usia antara 3-5 tahun.

Buku ini mengajak anak didik bermain untuk belajar bukan belajar untuk bermain.

Buku ini menyajikan teknik pengajaran secara kongkrit yang sangat berbeda dengan

metode pengajaran konvensional yang selama ini terjadi dalam proses pendidikan di

Indonesia.

Pembaca dapat menggunakan strategi atau metodologi pembelajaran beberapa bidang

studi seperti Belajar Membaca dan Menulis, Bahasa, Matematika, Seni dan juga

Lifeskill.

Buku yang sangat penting untuk orng tua, guru dan juga pemerhati pendidikan ini sarat

dengan praktik pengajaran kongkrit sehingga mudah dipahami oleh anak-anak dan

peserta didik.

Semoga dengan buku ini menambah keterampilan guru dalam mengemban tugas sebagai

pendidik dan juga memberi warna baru bagi siswa dalam menyerap pelajaran.

Wassalamu alaikum Wr.Wb

Penerjemah,

Furqon Bunyamin Husein

Page 4: Belajar Membaca Dan Menulis

UCAPAN TERIMA KASIH

Selesainya penerjemahan dan penyusunan buku karya Aline D. Wolf ini tentu saja tidak

lepas dari partisipasi anak-anak kami dan juga isteri. Maka kepada anak-anaku; Khansa

Himatul Hana, Abdul Aziz Azzam Al-Jundi dan Dela Moris Lola Hamasee, abi ucapkan

terima kasih – semoga dengan bantuan menulis ini, menjadi sumbangsih bagi masyarakat

Indonesia umumnya dan anak-anak khusunya. Begitu juga kepada isteri tercinta, Ummi

Hana yg selalu memberi support logistiknya. Semoga upaya yang telah diberikan menjadi

amal mulia yang selanjutnya menjadi amal jariyah yang kelak dan terus mendatangkan

kebaikan.

Last but not least, saya ucapkan terima kasih juga kepada ibu Narti yang telah membantu

mengedit naskah sehingga mengurangi kesalahan tulis yang terdapat dalam buku ini.

Semoga bantuannya menjadi amal ibadah dan kebaikan. Amin

Page 5: Belajar Membaca Dan Menulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Tujuan Pendidikan Montessori

Situasi Dan Kondisi Ruang Belajar

Bagaimana Anak Belajar

Peran Guru

Prilaku Anak

Mengapa Mencampur Usia

Suasana kelasa Yang Tidak Kompetitif

Mengakomodasi Abilitas yang Beragam

LifeSkill

Bingkai Hias

Pelatihan Panca Indera

Tujuan

Pelatihan dengan Pink Tower

Pelatihan dengan Brown Stair

Pelatihan dengan Red Rod

Pelatihan dengan Color Tablet

Pelatihan dengan Gradasi Warna

Pelatihan dengan Tabung Temperatur

Seni Mendengar

Pelatihan dengan Box Suara

Pelatihan dengan Bell

Seni Merasa

Page 6: Belajar Membaca Dan Menulis

Pelatihan dengan Mencocokkan Sandpaper

Pelatihan dengan Potongan Bahan

Pelatihan Sensorik Untuk Menulis

Pelatihan dengan Benda-benda Geometris

Pelatihan dengan Lemari Geometris

Pelatihan dengan Segi Tiga Konstruktif

Pelatihan dengan Blok Silinder

Belajar Menulis

Mempelajari Bentuk hurup dengan Sandpaper

Mempelajari Suara Huruf dengan Sandpaper

Menyempurnakan Keterampilan Motorik dengan Metal Inset

Menulis

Dari Membaca Ke Menulis

Pembentukan Kata

Alphabet Yg Dapat Dipindah-[indah (Moveable Alphabet)

Mencocokkan Kata Dengan Gambar

Kartu Perintah

Phonogram

Pengenalan Matematika Batang Biru dan merah

Kotak Spindel

Angka dan Hitungan

Papan Seguin

Manik Emas dan Materi Pecahan

Rantai Seribu

Permainan Bank

Materi Pecahan

Operasi Matematika

Tangga Manik Ukuran Pendek

Kubus dan persegi

Perkalian

Page 7: Belajar Membaca Dan Menulis

Pengurangan

Papan pembagi

Materi Pelatihan Selanjutnya

Geographi-Tata Bahasa-Tumbuhan-Sejarah

Bermain dengan Teka-Teki Peta

Bermain dengan Tanah dan Air

Materi Grammar

Tumbuhan

Garis Waktu

Mengapa Belajar di usia Dini?

Aktifitas kelompok dan Seni Kreatifitas

Berjalan Di atas Garis

Permainan Diam

Page 8: Belajar Membaca Dan Menulis

PENGANTAR PENULISBuku ini menjabarkan secara rinci program Montessori untuk anak berusia tiga sampai

dengan enam tahun. Buku in disusun untuk memudahkan Anda, para orang tua untuk

memahami tujuan jangka panjang pendidikan Montessori dan memberikan anda deskripsi

mengenai bahan atau perlengkapan yang dibutuhkan anak-anak anda menjelang usia tiga

tahun (Pra sekolah)

Di masa datang, tidak menutup kemungkinan informasi ini menjadi begitu penting dan

menarik para guru yang ingin mengetahui secara detail pengalaman belajar di masa

kanak-kanak..

DR. Maria Montessori (1870-1952) seorang ahli fisika berkebangsaan itali yang

merumuskan methode ini, memiliki keahlian khusus dalam mengobservasi dunia anak.

Tulisan DR. Maria Montessori memberikan suatu manfaat besar baik orang tua maupun

guru terhadap tumbuh kembang anak secara natural sejak lahir hingga dewasa. Materi

kelas merupakan implementasi salah satu aspek philosophinya secara menyeluruh.

Untuk melengkapi deskripsi materi dalam buku ini, disarankan kepada orang tua atau

guru untuk membaca salah satu buku yang menjelaskan teopri Montessori tersebut. Salah

satu yang berikut akan membantu:

The Absorbment Mind by Maria Montessori

The Secret of Children by Maria Motessori

Maria Montessori, Her Life and Work by EM Standing

Maria Montessori, A Biiography, by Rota Kremer

Page 9: Belajar Membaca Dan Menulis

TUJUAN

PENDIDIKAN MONTESSORIDR. Montessori meyakini bahwa tak ada manusia yang terdidik dan berhasil dengaN baik

hanya oleh orang lain. Manusia harus melakukan sendiri untuk keberhasilan itu atau tidak

sama sekali. Manusia yang betul-betul teerdidik akan terus melankutkan suatu proses

belajar lebih lama lagi dibandingkan dengan waktu yang telah dihabiskan disekolah. Hal

ini disebabkan adanya motivasi dari dalam dirinya dan keingin-tahuan secara natural dAn

tentu saja, karena cinta ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, Dr.Montessori menegaskan bahwa tujuan pendidikan di masa kanak –

kanak hendaklah tidak menjejali anak dengan rangkaian bidang studi pra sekolah, namun

akan lebih baik dengan mengkultivasi (menggali) keinginan atau hasrat belajar anak

secara natuAl.

Dalam sekolah Montessori, tujuan ini mengmbil dua pendekatan. Pertama, memberi

kebebasan setiap anak mengekspresikan kegembiraan belajar melalui piluihannya sendiRi

bukan dengan menciptakan suasana tertekan. Kedua, membantunya menyempurnakan

perangkat dasar belajar sehingga dengan demikian pada kondisi belajar berikuTnya

kecakapan anak meningkat. Materi Montessori memiliki dua tujuan. Tujuan jangka

pendek dan tujuan jangka panjang.

BAGAIMANA ANAK BELAJAR

Fungsi materi didasari oleh keunikan belajar seorang anak yang oleh MontessorI

dilukiskan sebagai “The Absorbment Mind”. Dalam tulisannya dia membandingkan

konsep pemikiran seorang anak dengan sebuah bunga karang. Konsep bunga tersebut

adalah menyerap informasi dari lingkungan sekitarnya. Proses tersebut dapat dilihat lebih

kelas khususnya pada cara bagaimana seorang anak berusia dua tahun mempelajari

bahasa ibu tanpa melalui instruksi formal, tanpa disadari dan tanpa upaya yang

melelahkan sebagaimana orang tua merasakannya saat belajar suatu bahasa. Memperolah

Page 10: Belajar Membaca Dan Menulis

informasi semacam ini, merupakan cara yang alami dan menyenangkan seorang anak

yang pada dasarnya senantiasa ingin mencurahkan seluruh perasaannya untuk

mencermati lingkungan.

Karena anak memiliki kemampuan belajar dengan cara menyerap hingga pada usianyA

tujuh tahun, Dr. Montessori menuturkan bahwa pengalamannya tersebut dapat diperkaya

di kelas dengan materi yang mengandung informasi atau penjelasan tentang pendidikan

yang paling mendasar.

Lebih dari enampuluh tahun pengalaman telah membuktikan bahwa seorang anak dapat

membaca, menulis dan menghitung melalui cara alami sebagaimana pada saat anak

belajar berjalan dan bicara. Di kelas Montessori, alat peraga memiliki daya tarik yang

sangat memikat sehingga mengundang anak untuk melakukan hal-hal tersebut dalam

suatu masa yang kita kenal dengan “Period of Interest ” yang muncul dari dalam diri anak

itu sendiri.

Dr. Montessori menekankan bahwa “Hand is the Chief of The Child”. Tangan

merupakan bagian yang teramat penting bagi seorang anak. Untuk belajar, harus ada

konsentrasi. Cara terBaik berkonsntrasi seorang anak adalah dengan menetapkan

perhatiannya pada beberapa tugas yang dilakukan. Seluruh alat peraga dI kelas

Montessori menguatkan perhatian anak yang belum menetap itu dengan mengajaknya

untuk menggunakan tangan pada saat belajar.

PENTINGNYA MASA ANAK-ANAK

Dalam”The Absorbment Mind”, Dr. Montessori menulis, periode kehidupan yang

tergenting bukanlah pada usia belajar di perguruan tinggi. Namun, periode terpenting itu

adalahperiode sejak lahir hingga usia enam tahun, karena pada periode inilah kecerdasan

terbentuk. Bahkan bukan saja kecerdasan tetapi potensi fisiknya secara keselurUhan.

Page 11: Belajar Membaca Dan Menulis

Studi psikologi yang didsari pada penelitian yang cermat telah memperkuat teori

Montessori tersebut. Setelah menganalisa studi seperti itu ribuan kali, Dr. Montessori dan

Dr. Benjamin S. Bloom dari Universitas Chicago menulis dalam bukunya “Stability and

Change in Human CharacteristiCs”, dari masa pembuahan data kehamilan hingga usia

empat tahun, manusia mengembangkan 50% kecerdasan maturitas sedngkan dari usia

empat hingga delapan tahun, manusia mengembangkan 30% yang lainnya. Hal ini

menunjukkan adanya perkembangan yang sangat pesat pada masa anak-anak-yang sangat

mungkin berpengaruh besar pada lingkungannya.

Seperti halnya Dr. Monteesori, Dr. Bloom meyakini bahwa lingkungan memiliki

pengaruh yang kuat terhadap sifat tertentu selama masa pertumbuhan. Sebagai contoh,

diet menahan lapar tidak akan berpengaruh pada usia 18 tahun, namun sangAt

berpengaruh dan memperlambat pertumbuhan bayi yang baru berusia satu tahun-karena

80% pertumbuhan dan perkembangan mental seorang anak terbentuk sebelum usia

delaPan tahun.

PERIODE SENSITIF

Observasi Dr. Montesori lainnya yang telah diperkuat oleh riset modern adalah perlu

adanya sensitive period untuk proses belajar di masa kanak-kanak. Periode ini

merupaKAN saat ketertarikan yang kuat untuk mempelajari keterampilan dan karakter

tertentu seperti naik-turun, meletakkan sesuatu dengan rapi, menghitung atau membaca.

Pada periode sensitive ini anak lebih mudah mempelajari suatu keahlian tertentu

dibanding pada saat lain dalam kehidupannya.

PADA USIA BERAPA?

Walau usia masuk sekolah berbeda satu sama lain, seorang anak boleh memasuki kelaS

Montessori pada usia dua setengah hingga empat tahun tergantung kapan anak tersebut

memperoleh rasa senang terhadap situasi dan kondisi kelas. Dia mEmulai latihan paling

mudah berdasarkan aktifitas yang paling disukainya. Peralatan yang digunakan pada usia

Page 12: Belajar Membaca Dan Menulis

tiga sampai empat tahun akan membantu perkembangan daya konsentrasi, kerjasam dan

terbiasa bekerja yang dibutuhkan untuk peLAtihan yang nantinya diaplikasikan pada usia

lima dan enam tahun. SeMua program pembelajaran disusun secara terencana dan

terpadu. Oleh karena itu hasil yang optimal tidak bisa diperoleh dari seorang anAk

pendiam apa lagi anak yang kehilangan seluruh masa kanak-kanak.

Orang tua seharusnya memahami bahwa sekolah Montessori ini bukan merupakan

lembaga jasa baby sitter atau lembaga play group yang mempersiapakan anak menuju

jenjang taman kanak-kanak. Namun lembaga ini lebih merupakan lingkungan belajar

yang unik; yang didesain untuk menggali masa-masa sensitive seorang anak anTara tiga

dan lima tahun-saat di mana anak-anak menyerap informasi dari lingkungannya. Seorang

anak yang memperoleh basic skill dalam membaca dan menghitung dengan cara yang

almi, akan memiliki kemudahan untuk memulai pendidikannya tanpa kerja yang

membosankan, jenuh dan putus asa. Dengan memancing minat seorang anak di kelas

Montessori, dia akan mendapatkan semangat belajar sebagai kunci baginya agar pandai

dan terdidik.

SITUASI

DAN KONDISI KELAS

Kelas Montessori adalah dunia anak yang lengkap dengan ukuran, tahapan dan minat

dengan anak pada kisaran usian tiga dan enam tahun. Kelas ini didesain sehingga anak-

anak gembira dan nyaman dengan memberinya kebebasan dalam sebUah lingkungan

yang dilengkapi bahan ajar yang menarik. Bahan-bahan ini disusun di rak rendah

sehingga mudah dicapai oleh anak paling kecil sekalipun.

Meja dan kursi kelas hendaknya mudah diatur dan dipindah-pindah serta digerakkan

untuk banyak kegiatan. Anak-anak juga bisa berkarya di atas tikar atau lapak keciL di

lantai kelas.

Page 13: Belajar Membaca Dan Menulis

Materi kelas Montessori dapat dikategorikan ke dalam tiga bagian utama: Practical Life

Exercise; aktifitas awal untuk usia tiga dan empat tahun. The Sensorial Material; materi

yang bisa digunakan oleh anak semua usia. The Academy Material; Untuk menyiapkAn

minat anak membaca, menghitung dan geographi.

PERAN GURU

Di kelas Montessori, tidak ada muka kelas dan meja guru bukan sebagai titik perhatian

suara. Hal ini disebabkab stimulasi belajar dimulai dari semua sudut kelas. Dr.

Montessori selalu menekankan guru agar bisa berperan sebagai pengarah (director) dan

sangat berbeda dengan model guru konvensional. Pertama, guru berfungsi sebagai

pengamat terhadap minat anak dan tugas sehari-harinya diproses berdasar pengamatan

bukan dari kurikulum yang ada.

Guru harus memiliki kecakapan mendemonstrasikan penggunaan materi secara tepat

sebagaimana yang menjadi pilihan anak.Guru selalu mengamati kemajuan setiap anak

dan mencatat prestasinya. Guru harus memahami kesiapan seorang anak dan juga pandai

mengalihkan perhatiannya dalam hal memilih materi yang jauh berada di luar

kemampuannya. Di sisi lain, guru harus mampu mendorong dan memberi semANGat

terhadap yang ragu-ragu. Bila anak melakukan kesalahan, sejauh dan sebisa mungkin

guru menahan diri untuk melibatkan diri mengatasi secara langsung dan mendorongnya

untuk menemukan kesalahannya melalui manipulasi self correcting. Proses ini mengikuti

prinsip Montessori bahwa anak berkarya dan belajar melalui pengalaman.

PRILAKU ANAK

Di kelas Montessori selalu terdengar aktifitas yang cukup membisingkan disebabkan

penggunaan materi pelajaran yang terdapat di dalamnya melibatkan banyak gerakan

seperti; berjalan, menyiram, berbicara dan lebih khusus terhadap penggunaan tangan oleh

tiap anak. Disiplin anak hendaknya didapat melalui observasi kerja ril. Prilaku anak bisa

dikatakan mendekati tingkat maturitas pada saat anak tersebut memiliki ketertarikan yang

Page 14: Belajar Membaca Dan Menulis

kuat terhadap aktivitas kelas. Bila anak menunjukkan prilaku tidak wajar, guru sebaiknya

membantu dan memilihkan aktivitas yang mempu menyerap perhatiannya secara penuh.

MENGAPA MENCAMPUR USIA?

Bila alat peraga kelas kurang memancing minat dan respon belajar seorang anak,

hendaknya alat tersebut disesuaikan dengan bentuk standard yang pernah dikembangkan

oleh anak tersebut pada pengalaman sebelumnya. Pengalaman dengan alat peraga di kelas

sangat bervariasi di mana pilihan yang paling memuaskan hanya didapat oleh anak itu

sendiri. Kelas Montessori memberi banyak ragam materi kepada anak-anak sebagai

pilihan. Anak dapat tumbuh dan berkembang bilamana minat dan keterTArikannya

mengikuti tingkatan aktivitas dari yang mudah hingga yang lebih kompleks.

Dengan mencampur anak antara usia tiga sampai enam tahun dalam satu kelas secara

bersama akan membuka kemungkinan bagi anak yang lebih muda untuk meniru-

sementara anak yang lebih tua mendapat kesempatan memperkuat kembali ingatan dan

pengetahuannya dengan membantu anak yang lebih muda.

SUASANA KELAS

YANG TIDAK KOMPETITIF

Karena anak bekerja sendiri tanpa keterlibatan guru secara penuH, maka di kelas

Montessori tidak terdapat suasana kompetitif antar anak didik. Setiap anak hanya

berhubungan dengan pekerjaannya sendiri dan prestasi pencapaiannya tidak

dikomparasikan dengan prestasi anak yang lain. Montessori menekankan agar kompetisi

dalam pendidikan hendaknya diperkenalkan setelah anak memperoleh rasa percaya diri

dalam basic skill. Jangan biarkan anak menerima resiko kegagalan hingga dia memiliki

kesempatan dan keberhasilan yang layak dan pantas.

MENGAKOMODASI ABILITAS YANG BERAGAM

Page 15: Belajar Membaca Dan Menulis

Penggunaan materi secara individu memberi beragam langkah yang dapat

mengakomodasi berbagai kemampuan di kelas. Bagi anak yang lamban, mungkin akan

memakan waktu cukUp lama saat bekerja dengan menggunakan peralatan yang sama

tanpa menghambat anggota kelas lainnya. Anak yang cukup pandai dan agresif di kelas

yang sama boleh menggunakan peralatan lain dengan cara berpindah-pindah dari

peralatan satu ke peralatan lain sehingga terhindar dari rasa bosan. Anak yang memiliki

kemampuan tinggi selalu tertantang dengan aneka peralatan dan fungsinya.

Fakta telah membuktikan bahwa anak prasekolah memiliki perkembangan maturitas

dengan kecepatan berbeda. Begitu pula halnya dengan kesiapan subjek akademis. KareNa

materi disajikan dengan apik dan menarik, ada anak-anak di kelas Montessori mulai

membaca dan menghitung pada usia yang tidak seperti biasanya. Namun belajar pada

usia dini bukan hal normal dan bukan pula menjadi tujuan Montessori. Keinginan beliau

adalah bahwa pengalaman belajar hendaklah berlangsung secara alami dan

menyenangkan dengan waktu yang tepat terhadap perkembangan setiap anak. Kita tidak

bias mencetak orang menjadi jenius. Kita hanya dapat memberikan sebuah kesempatan

kepada anak dengan mengisi kemungkinan potensinya menjadi manusia merdeka, bebas

dan seimbang.

PELATIHAN HIDUP SEHARI-HARI(Lifeskill)

Dr.Montessori menulis dalam bukunya, “Anak bekerja agar menjadi apa YANG dia

inginkan. Orang dewasa bekerja untuk kesempurnaan dirinya sendiri.”

Perbedaan ini dapat di ilustrasikan dengan memperhatikan secara cermat terhadap dua

orang yang sedang men-skop pasir di pantai pada siang hari. Salah satu adalah orang

dewasa yang sedang mengisi tong besar dengan pasir dan yang linnya adalah seorang

anak kecil yang mengisi ember dengan pasir kemudian membuang dan mengisinya

kembali. Bila pada kondisi tersebut, seseorang menawarkan bantuan, orang dewasa akan

dengan senang hati melepas dan menyerahkan skop tersebut kepada orang yang memberi

bantuan. Namun pada kondisi yang sama, anak kecil akan menolak bantuan dari orang

Page 16: Belajar Membaca Dan Menulis

lain. Dengan kuat anak tersebut memegang skopnya, karena pekerjaan yang sedang dia

lakukan itu hanya selesai olehnya sendiri. Melalui pengulangan gerak ynang kontinyu,

otot anak akan terlatih dan kuat serta dia akan memperoleh rasa percaya diri (Self-

Confidence) pada skill tertentu. Jangan katakan sesuatu yang bernilai keharusan baginya

men-skop pasir tersebut. Namun hendaknya dituntun dengan tujuan dan sifatnya yang

mendalam.

Dengan memanfaatkan kecenderungan sifat anak tersebut sebagai titik berangkat,

Dr.Montessori menyusun beberapa latihan guna membantu anak memenuhi kebutuhan

akan aktifitas yang berarti. Dalam pelatihan ini, Dr.Montessori menggunakan yang tentu

sudah familiar seperti kancing, sikat, piring, pengupas sayur, kendi, air dan benda-benda

lain yang telah anak KEnal di rumah.

Untuk anak kecil, menjadi sesuatu yang special terhadap tugas atau aktivitas dimana

justru orang dewasa menganggapnya biasa saja; seperti mencuci pring, mengupas sayur

mayor dan menyemir sepatu. Tugas dan aktivitas tersebuT sangat menyenangkan mereka

karena memungkinkan mereka meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Peniruan

merupakan salah satu dorongan kuat bagi anak untuk melakukan aktivitas.

Beberapa alat dalam Pratical Life bisa menggunakan air; benda yang satu inI tentu saja

disukai banyak anak kecil untuk bermain. Membawa air di ember lalu menuangkannya ke

dalam kolam dan atau bak aakan membantu anak mengembangkan dan menyempurnakan

ototnya. Saat anak-anak asyik beraktifitas seperti menggosok permukaan meja, mereka

akan memperkuat rentang konsentrasi secara gradual. Dengan mengikuti pelatihan dan

beraktifitas secara teratur dan kontinyu, anak dapat belajar baGaimana meningkatkan

pengamatan terhadap sesuatu secara detail. Dengan menyelesaikan aktifitas dan

meletakkan semua barang sebelum memulai kegiatan lain, akan membentuk kebiasaAn

dalam diri anak untuk bekerja dengan teratur dan rapi.

Walau pelatihan practical life ini nampak sangat sederhana, sebenarnnya ini juga

merupakan bagian penting dari program Montessori. TiaP tugas, membantu anak

Page 17: Belajar Membaca Dan Menulis

menyempurnakan ototnya, seingga kelak dia mampu bekerja dengan materi akademis

yang lebih sulit. Tanpa konsentrasi, tak mungkin tercipta kondisi belajar yang baik.

Dengan membantunya memperkuat dan memfokuskan perhatian pada aktifitas tertentu

secara berangsur angsur (Gradual), anak anak akan siap dengan proses belajar tersebUt.

BINGKAI HIAS

Bingkai hias merupakan bagian penting dari practical life. Masing masing bingkai

memberi suatu keterampilan menghias dan biarkan anak dengan suatu kesempatan

sehingga dapat melakukan latihan ini berulaang-ulang dan dengan begitu, keLak dia

mampu menghias dirinya.

Ada suatu bingkai yang berisi sebagai berikut: Kancing jas, kancing baju, resleting, ikat

pinggang, renda, kancing cantel, dan busur. Dr. Montessori juga melihat pentingnya pita

yang berbeda warna. Dengan demikian-bila nanti-guru memberi bantuan, hendaknya

berkata “letakkan benda warna hitam di belakang benda berwarna pUtih” daripada

mengatakan “letakkan ini di belakang itu”.

Karena banyaknya pelatihan practical life ini dilakukan di rumah, maka hendaknya orang

tua segera mendorong pada keterampilan itu saat anak-anak menunjukkan tanda-tanda

minat untuk melakukan aktivitas. BiLa anak ingin mencuci piring atau menuang susu,

memilih barang, menyemir sepatu, hendaknya orang tua menempuh prosedur yang sama

dengan proses yang ditekankan dan dianjurkan di kelas sehingga kebiasaan bekerja

dengan baik menjadi dunia anak kedua.

PELATIHAN PANCA INDERA

Tujuan:

Anak mengenal dunia sekelilingnya melalui pemanfaatan panca inderanya secara

konstan. Untuk menguji coba sebuah objek, anak akan memperhatikan, memegangnya

Page 18: Belajar Membaca Dan Menulis

untuk merasakan bentuk dan bert, mengocoknya, mengikat dan bahkan menggigitnya.

Menurut Dr. Montessori anak-anak telah mengoptimalkan selurUH potensi

pengamatannya selama masa kanak-kanak. Hal ini merupakan saat yang tepat memberi

mereka peralatan yang akan mempertajam indera dan abilitasnya untuk memahami kesan

yang diterimanya melalaui indera tersebut.

Materi sensorial di kelas Montessori akan membantu anak memahami detail-detail, dan

memberinya pertama, sensasi yang teramat kontras, seperti merah dan biru. Kemudian

tingkatkan warna yang beragam seperti banyaknya corak warna biru itu sendiri. Materi

tersebut memberinya suatu pengertian apa yang dimaksud merah itu dan kemudian

memberi pula kemampuan untuk memahami abstrakSi warna merah dan akhirnya

pemahaman abstraksi itu sendiri.

Tiap materi sensorial memisahkan suatu sifat yang jelas seperti warna, berat, bentuk,

texture, tinggi rendah suara, bau dan lainnya. Peralatan ini menekankan pada sifat khusus

tertentu dengan mengilimi nasi yang lain. Lalu, box suara dengan ukuran, bentuk, warnA

dan tekstur yang sama. Perbedaan hanya terdapat pada suara yang teerdengar saat anak

mengocoknya.

Pentingnya mendidik panca indera dapat digambarkan melalui contoh dari orang dewasa.

Mungkin saja bagi orang ddewasa atau anak anak mendapat banyak kesan namun tidak

menjadi terhibur. Contoh, dua orang menghadiri konser pertunjukan bersama. Salah

seorang mendapatkan rasa senang yang sangat dan yang lain, dengan pendengaran yang

benar-benar sama, hanya merasakan rasa jenuh dan letih.

Pengaruh sensorial tidaklah cukup untuk mereka. Pikiran dan otak membutuhkan

pendidikan dan latihan agar mampu membedakan dan menghargai.

Seoarang anak bias saja diam tidak bergeming walau banyak pengaruh sensorial dalam

kehidupan sehari-harinya. Ap yang dia butuhkan bukanlah banyaknya pengaruh aTau

kesan namun sebaliknya dia membutuhkan kemampuan untuk memahami apa yang

Page 19: Belajar Membaca Dan Menulis

sedang dia rasakan. Materi sensorial dalam Montessori membantu anak membedakan,

mengelompokkan dan menyatukan informasi terhadap apa yang telah diketahui. Dr.

Montessori yakin bahwa proses ini merupakan pengetahuan mengenai kesadaran yang

amat penting. Ha ini disebabkan karena keja yang terkait dengan pikiran yang

terkonsentrasi pada pengaruh yang dipantulkan oleh panca indera.

PELATIHAN DENGAN PINK TOWER

Ukuran dan bentuk dalam tiga dimensi diperkenalkan kepada anakdengan menggunakan

Pink Tower. Pink Tower merupakan rangkaian sepuluh kubus warna merah muda yang

dikelompokkan dalam ukuran mulai dari 1 cm sampai 10 cm. SemUa balok memiliki

warna, ukuran, bentuk dan tekstur yang sama. Untuk melakukan latihan, anak harus

memahami gradasi ukuran dan bangunan tower yang diawali dengan kubus paling besar

dan terakhir menempatkan kubus paling kecil pada bagian paling atas. Latihan tersebut

merupakan latihan self correctin karena dengan kesalahan pasang salah satu balok tidak

pada tempatnya, maka anak akan segera mengetahui kesalahan tersebut dengan

ambruknya tower.

PELATIHAN DENGAN BROWN STAIR

Brown Stair memperkenalkan perbedaan ukuran dalam dua dimensi. Brown Stair

merupakan sepuluh prisma dengan panjang yang sama; 20 cm. Namun tinggi dan lebar

berlainan mulai dari 1-10 cm. Anak sekali lagi harus menempatkan gradasi yang paS

membentuk bangunan dan susunan seperti tangga. Melalui latihan semacam ini, guru

memperkenalkan konsep tebal-tipis dengan memakai kata tebal, lebih tebal, paling tebal

dan tipis, lebih tipis, paling tipis- dengan menggunakan blok kayu sebagai contoh ril.

PELATIHAN DENGAN RED RODS

Red Rod adalah batangan merah. Bisa membantu anak mengenal perbedaan ukuran

dalam satu dimensi panjang. Anak menempatkan batang tersebut dengan urutan yang

tepat, dari batang terkecil 10 cm sampai yang terpanjang 1 m. Pelatihan ini sama dEngan

seblumnya bahwa kesalahan dalam susunan akan lebih mudah diketahui oleh anak secara

jelas.

Page 20: Belajar Membaca Dan Menulis

Dalam latihan ini, guru bias memperkelnalkan anak dengan kata pendek, lebih pendek

dan paling pendek. Kata penjang, lebih penjang dan paling panjang. Alat peraga ini

memberi anak dasar-dasar sensorial atau penginderaan untuk belajar menghitung data

memulai pelajaran matematika. Materi penciuman berisi dua set pundit kecil dengan

tutup sehingga mudah dipindah-pindah. Pundi-pundi itu saMa dalam semua hal kecuali

bau yang berada di dalamnya. Pundi satu mengandung kayu manis dan yang lain

mengandung permen, kopi, cengkeh dll. Masing-masing pundit berisi bau tersendiri.

Benda-benda tersebut ditutup dengan kain katun atau penutup berlubang sehingga anak-

anak dapat mencium bau tanpa melihat dan merasakan benda tersebut. Masing-masing

pundit pada set pertama memiliki pasangan pada set kedua. Anak-anak menggabungkan

pasangan tersebut dg mengajarkan anak-anak nama benda yang sedang dicium.

Pada latihan yang sama, anak-anak mencium tetesan zat cair seperti parfum, fanila dan

cuka. Banyak juga guru yang menindaklanjuti latihan ini dengan menyuruh anak-anak

mencium bunga yang terdapat di halaman sekolah. Beberapa anak menggunakan

blindfold atau penutup mata untuk mengindentifikasi bunga melalui arOma yang

diciumnya.

PELATIHAN

DENGAN TINGKATAN WARNA

Perkenalan pertama seorang anak terhadap warna adalah dengan sebuah peti atau kotak

berisi enam lembaran. Dua lembar warna merah, dua lembar warna biru dan dua lembar

warna kuning. Semua lembaran warna tersebut berukuran, bentuk dan tekstur yang sama.

Lembar itu hanya berbeda dalam warna yang kontras. Pada latihan ini, anak

memasangkan lembar lembar tersebut dan mempelajari nama-nama warna yanG sesuai.

Ini merupakan latihan yang mudah yang dipakai untuk anak yang paling kecil di kelas.

Kesulitan pada latihan ini dapat ditingkatkan secara berangsur-angsur dengan menambAh

pasangan warna. Terakhir, anak harus bias menyebut sebelas pasang warna yang berbeda.

Page 21: Belajar Membaca Dan Menulis

GRADASI WARNA

Untuk langkah selanjutnya, anak boleh menggunakan sebuah kotak berisi delapan corak

berbeda dari elapan warna yang paling muda hingga paling tua. Untuk melakukan latihan

ini, anak harus membedakan intensitas warna tersebuT dan menempatkan lembar warna

secara teratur mulai dari warna yang paing muda hingga paling tua. Saat selesai latihAn,

susunan lembar warna (yang telah dikerjakan oleh anak) tersebut akan memberi efek

pelangi yang bagus dan menarik perhatian anak.

Aktifitas ini dapat dibuat lebih menantang. Guru dapat memiliki lembar warna dan

meminta anak menuju box atau peti dan membawa kembali lebar warna tersebut; warna

lebih muda atau lebih tua sesuai dengan yang dipegang oleh guru. Tidak mudah meMang

untuk melakukan hal ini namun tidak sedikit anak yang mampu melakukan latihan ini

dengan tepat setelah anak beraktifitas dengan warna selama beberapa bulan. Mengajar

anak memahami perbedaan warna yang kontras akan memberi sedikit persiapan

memahami semua bentuk observasi atau pengamatan ilmiah, seni, apresiasi seni, dekorasi

dan lain sebagainya.

PELATIHAN

DENGAN TABUNG TEMPERATUR

Bahan-bahan untuk memahami temperature terdiri dari enam taBung metal berukuran

kecil yang harus disiapkan oleh guru saat melakukan aktivitas. Guru mengisi dua tabung

dengan air dingin, dua tabugn dengan air hangat dan dua tabung dengan air panas.

Tabung betulbetul sama dan mirip kemudian anak anak mencocokkan dengan merasAkan

temperature dan menggolongkannya dari yang paling dingin hingga yang paling panas.

Materi sensorial lainnya asalah sebuah box atau peti berisi tiga set balok kayu kecil.

Setiap set berbeda dari dua set yang lain. Balok tersebut juga berbeda warna. Hal ini

dapat mengeliminr perbedaan secara visual dan memberi kemampuan anak untuk

Page 22: Belajar Membaca Dan Menulis

mensortir balok tersebut dengan jalan menimbangnya di ujung jari. Pertama, anak

mencampur dua set sekaligus dan memisaHkannya menjadi dua tumpukan yang sesuai

dengan kata-kata ringan dan berat. Lalu menambah tingkat kesulitan dengan memisahkan

ketiga set tersebut; ringan, sedang dan berat. Anak dapat memeriksa sendiri pelatihan

tersebut dengan melepas kain penutup dan mencatatnya apakah seluruh balok pada tiap

tumpukan berwarna sama tau tidak.

SENI MENDENGAR

Seni mendengar merupakan upaya yang sangat beranfaat bagi suatu kehidupan. Banyak

anak di dunia yang super bising ini membentuk kebiasaan menutup pendengarannya.

Mereka tidak mau berusaha membedakan banyaknya suara yang menyerang pendengaran

mereka itu dan menutup diri dari kegiatan mendengar.

Kegiatan mendengar dengan penuh perhatian merupakan persiapan yang amat vital dalam

sebuah proses membaCa. Dr. Montessori menyusun beberapa sensorial games untuk

membantu anak berkonsentrasi pada suara tertentu. Pada suatu permainan, mata anak

ditutup dan diminta untuk mengidentifikasi suara tersebut di dalam kelas seperti suara

gaduh saat membuka jendela, menutup pintu, menutup buku atau suara saat menuang air.

Pada permainan lain, anak berusaha mengidentifikasi suara teman sekelas tanpa melihAt

siapa yang berbicara.

PELATIHAN DENGAN BOX SUARA

Untuk membantu anak mengenal intensitas suara lebih jelas, Dr. Montessori satu set

dengan enam box kayu berwarna coklat, berbentuk silinder dengan tutup warNa merah.

Tiap box berisi sedikit garam, beras atau kacang buncis kering.Suara terdengar saat anak

mengocok box tersebut dengan intensitas berubah-ubah; dari pelan hingga keras.

Perangkat box ini sesuai dengan perangkat atau set kedua dengan tutu berwarna biru.

Tiap box pada set pertama mempunyai pasangan pada set kedua yang mengeluarkan

Page 23: Belajar Membaca Dan Menulis

suara sama. Anak berlatih mencari pasangan dengan mendengar kemudian

mengelompokkan box tersebut dari suara paling keras hingga paling lembuT.

PELATIHAN DENGAN BELL

Suara lain dan yang menarik anak adalah titi nada. Untuk mengisolasi ssifat ini, Dr

Montessori mendesain satu set bel hitam dan putih yang sesuai dengan tut atau keyboard

pada piano. Semua bell berbentuk sama kecuali titI nada yang terdengar saat anak

memukulnya perlahan. Satu set bel berwarna coklat sesuai titinada hitam-putih. Pelatihan

ini terdiri dari memasang dan mengelompoKan bel menurut skala regular dan skala nada

stengah.

Guru memulai pelatihan ini dengan mempersilakan anak menggunakan dua pasang bel

dengan nada berbeda. Bila nak tersebut mampu memasang dengan baik, guru kemuDian

meningkatkan jumlah psangan berangsur-angsur. Bila nampak perbedaan yang kontras;

antara pasangan tersebut menurun, pelatihan hendaknya dibuat lebih menantang.

Terkadang kita temukan anak tidak saja mempu membentuk titian nada dasar namun

jugA melodi sederhana dengan menggunakan kira-kira sembilan atau sepuluh bel. Jenis

mendengar seperti ini merupakan langkah persiapan yang tepat untuk meNgajar musik

selanjutnya.

SENI MERASA

Anak senang menyentuh. Banyak dunia yang dipahami lewat tangannya saat mengamati

semua yang ada di sekelilingnya. Dia dapat memanfaatkan rasa sentuhan tersebut padA

sesuatu yang lebih berarti bila dia memakai kain penutup. Hal ini dapat mengeliminasi

pengenalan sebuah objek secara visual dan memancingnya untuk mengenal sesuatu

melalui jari tangannya.

MENCOCOKKAN PASANGAN SANDPAPER

Pendidikan perasaan lebih jauh dilakukan dengan menggunaKan papan halus dan kasar

yang memberikan perbedaan rasa antara sandpaper dan kayu halUs.

Page 24: Belajar Membaca Dan Menulis

Selanjutnya, anak menggunakan satu set sandpaper yang berisi delapan lembar sandpaper

untuk dipasang dan di kelompokan dari yang paling kasar dampai yang paling halus.

Aktifitas ini merupakan suatu persiaan untuk menggunakan sandpaper letter. Dijelaskan

selanjutnya nanTi.

POTONGAN PERCA

Pelatihan yang sama untuk mendidik perabaan adalah dengan menggunakan box atau

pEti berisi pasangan bujur yang berbeda seperti wol, pelanel, sutra, katun, beludru,

kanvas, renda, dll. Dalam pelatihan ini anak mencampur semua poTongan bahan atau

bujur itu. Pakailah kain penutup mata lalu identifikasikan pasangan tersebut dengan jalan

merasakan dan merabanya. Anak dapat memeriksA pelatihan itu sendiri dengan melepas

penutup mata dan memeriksa apakah pasangan itu cocok. Saat melakukan hal ini, anak

juga mempelajari nama-nama yang tepat untuk bahan tersebut. Pelatihan ini juga

memberi suatu kesempatan kepada anak memPerluas kosa kata yang lebih jauh

khususnya pada saat anak telah peka terhadap pengembangan bahasa.

PERSIAPAN SENSORIAL UNTUK MENULIS

Banyak latihan sendorial dengan sifatnya yang mendasar, menjadi suatu persiapan bagi

anak untuk pengetahuan akademis. Sebagai contoh, anak yang telah belajar mendengar

dengan baik akan mampu merasakan perbedaan suara huruf. Untuk kepentingan terhadap

bahasa, materi geometris dapat membentuk konsentraSi anak pada bentuk huruf yang

berbeda.

BENDA GEOMETRIS

Karena bentuk merupakan karakter yang jelAs fari tiap huruf alphabet, Dr. Montessori

mendesain beberapa pelatihan sensorial agar anak memahami sifat ini. Dr. Montessori

memulai dengan bentuk geometris. Benda geometris nmerupakan suatu perangkat barang

Page 25: Belajar Membaca Dan Menulis

dengan warna, textue dan ukuran yang hamper sama namun berbeda bentuk satu sama

lain. Perangkat itu termasuk kubus, lingkaran, kerucut, tabung, limas, prisma segi empat

dan prisma segitiga.

Anak-anak memakai bentuk ini dengan memegang, melihat dan bermain kelompok

mencoba mengidentifikasi benda-benda tersebut memakai blindfold atau kain penutup

mata. Mereka juga belajar merangkai dan mengaitkan benda - benda itu dengan benda-

benda umum yang terdapat di sekelilingnnya sebagai contoh, lingkaran sama dengan

bola, tabung sama dengan gelas, kerucut sama dengan es krim.

Penambahan kosa kata merupakan hal penting dalam aktifitas ini. Anak-anak menyukai

dunia luas. Pada saat yang sama mereka juga senang dengan kata-kata baru YANG

menantang seperti tabung, limas dan segi empat. Bagi anak, mempelajari apa itu tabung

atau lingkaran jauh lebih mudah pada saat memegang benda itu daripada

mempelajarinYa dalam bentuk abstrak. Pada saat mereka mempelajari geometri di masa

dating, anak-anak yang telah berada di kelas Montessori akan memiliki kosa kata penting

berdasarkan gambaran kongkrit.

LEMARI GEOMETRIS

Geometric Cabinet atau lemari geometris menyajikan bidang geometris. Lemari ini berisi

enam kotaK inset terbuat dari kayu yang mengganbarkan perbedaan type segitiga,

perbedaan empat persegi, perbedaan segi banyak (polygon), perbedaan ukuran lingkaran,

banyak sisi dan macam-macam bentuk kurva. Tiap inset memiliki kepalA kecil yang

dengan itu anak-anak dapat memindahkan keluar masuk bingkai. Pertama kali anak-anak

melakukan pelatihan ini, seperti mengerjakan puzzle.

Kemudian memasangkan inset kayu itu ke bentUk yang sama pada kartu cetakan.

Perangkat kartu pertama mempunyai seMUa bentuk yang dicetak dengan warna biru.

Perangkat kedua mempunyai yang digambar ulang dengan wara biru tebal. . Perangkat

ketiga mampunyai bentuk yang digambar dengan sebuah pensil dengan warna biru tipis.

Page 26: Belajar Membaca Dan Menulis

Bila anak mencocokkan inset kayu ddengan tiga perangkat kartu ini, secara

berangsurangsur akan terbentuk suatu transisi dari benda menjadi gambar yang dilakukan

dengan pensil. Ini merupakan persiapan yang sederhana untuk mengenal perbedaan

bentuk angka dan huruF sevara tertulis.

SEGITIGA KONSTRUKTIF

Segitiga konstruktif merupakan segitiga datar warna terang yang di letakkan bersamaan

seperti puzzle. Tiap segitiga memiliki satu sisi atau lebih di kelilingi garis hitam. Dengan

menyesuaikan garis hitam, anak akan mampu membentuk banyak germetris berisi lurus.

Bentuk yang sempurna menunjukkan bagaimana semua bentuk-bentuk ini merupakan

kerangka dari sebuah bangun segitiga.

SILINDER BLOK

Persiapan tidak langsung untuk teknik gerak menulis dimulai saat anak menggunakan

silinder blok (Blok timbang) blok ini terbuat dari kayu. Tiap blok berisi sepuluh inset

bentuk timbangan yang dapat dipegang melalui kepala yang meletak dibagian atas.

Timbangan atau silinder tersbut berbeda tinggi dan diameter. Untuk pelatihan ini,

pertama anak bekerja dengan satu blok timbangan. Dia mengeluarkan semua

timbangannya lalu mencampur dan meletakkannya kembali pada lubang yang tepat. Pada

latihan ini juga terdapat Self-Correcting yang dapat menunjukkan kesalahan langkah

anak. Karena tiap silinder atau timbangan hanya cocok pada satu lubang tertentu.

Kemudian dia boleh bekerja dengan dua, tiga dan empat blok pada saat bersamaan.

Pada dasarnya, ini merupakan latihan sensorial untuk membedakan bentuk-bentuk.

Namun latihan ini juga merupakan kerja otot yang cukup penting karena anak terbiasa

memegang bagian atas timbangan tersebut dengan tiga jari, yang kelak dipakai untuk

memegang pensil. Tiap kali anak melakukan latihan ini, dia akan mendapatkan

penguasaan otot jari yang dipakainya untuk menulis.

Page 27: Belajar Membaca Dan Menulis

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

MOTORIK DAN SENSORIKL

Untuk bisa menulis, seorang anak msti mengembangkan dua aspek sekaligus. Pertama

seorang anak harus mengingat bentuk dengan suara huruf yang tepat dan sesuai. Kedua,

harus pula mengembangkan kemampuan motorik yang diperlukan untuk menguasai dan

menulis secara terkontrol. Untuk lebih jelas menjabarkan peRbedaan kedua kemampuan

ini, marilah kita perhatikan secara seksama apakah gerangan yang terjadi terhadap tulisan

anak tersebut bila salah satu kemampuan yang dimilikinya tidak utuh dan tidak

sempurna. Kita ambil contoh batu. Bagi anak yang telah memiliki keterampilan dan

penguasaan motorik yang baik namun kurang dalam hal penguasaan intelektual terhadap

suatu huruf, maka kata batu tersebut akan ditulisnya menjadi “datu”. (Karena penguasaan

intelektual yang kurang terhadap huruf, maka huruf “b” tertulis menjadi “d” ,

penerjemah)

Dan sebaliknya bila seorang anak telah menguasai semua huruf dengan sempurna, namun

keterampilan motoriknya tidak atau kurang terlatih, maka kata “batu” tadi ditulisnya

menjadi “ “ dengan posisi huruf tidak konstan dan tepat. Bagi anak tersebut,

MENULIS

INTELEKTUAL

MOTORIK

batu

datu SANDPAPER

METAL INSET

batu

Page 28: Belajar Membaca Dan Menulis

upaya mendapatkan kedua aspek keahlian ini dengan cara bersamaan, kerap kali

mengecilkan hati dan membuat mereka frustrasi. Belajar dan memahami bagaimana

membuat huruf saja merupakan suatu pekerjaan atau aktifitas yang cukup berat bagi

seorang anak, apalah lagi pada saat yang sama dia harus mempelajari bagaimana

menggores sebuah pensil dengan baik dan benar.

Materi atau modul yang disusun oleh Montessori ini, memberi suatu kesempatan yang

sangat besar bagi anak didik untuk memahami bagaimana mempelajari dan menguasai

bentuk atau suara huruf dengan baik. Oleh karena itu dalam pendidikan yang

diselenggarakan beliau, peserta didik belajar menulis bukan dengan menulis, namun

dengan melakukan sejumlah aktifitas yang mempersiapkannya baik secara langsung atau

tidak sebagai fasilitas menulis.

MEMPELAJARI

BENTUK HURUF DENGAN SANDPAPER

Anak-anak mempelajari symbol atau lambang huruf dengan menggunakan sandpaer.

Masing-masing huruf tersebut dicetak dengan sandpaper pada kertas khusus. Huruf hidup

dengan kertas warna biru dan huruf konsonan dengan kertas warna merah. Guru memberi

petunjuk kepada anak didik bagaimana meniru huruf tersebut dengan teknik dua jari

mengikuti bentuk dan arah dimana symbol atau lambing huruf tersebut ditulis.

Manfaat dan kegunaan bahan ini adalah dapat memberi anak tiga kesan sekaligus.

Pertama, anak dapat melihat hurf yang diajarkan oleh guru. Kedua, dapat memegang atau

merabanya dengan tangannya dan ketiga, anak dapat mendengar langsung suara huruf

tersebut saat guru memperkenalkannya. Huruf yang terbuat dari sandpaper ini jauh lebih

baik daripada huruf yang terbuat dan ditulis menggunakan tinta. Karena sandpaper lebih

membangkitkan selera anak untuk meniru huruf tersebut. Ini merupakan langkah penting

untuk mengembangkan kemampuan menulis anak didik.

MEMPELAJARI SUARA HURUF DENGAN SANDPAPER

Page 29: Belajar Membaca Dan Menulis

Dalam pendidikan Montessori, sebelum mempelajari alphabet secara berurutan, anak-

anak dibimbing untuk mempelajari suara fonetik terlebih dahulu. Hal ini disebabkan

suara fonetik tersebut merupakan suara yang lebuh dulu didengar dalam setiap kata.

Anak-anak mampu mendengar fonetik huruf “T” pada awal kata “Tali”, namun mereka

tidak dapat mendengar ucapan kata “TE” tersebut. Oleh karena itu bila guru hendak

memperkenalkan huruf “M”, sebaiknya guru membuat suara dengung daripada mengucap

suara “EM”. Guru bisa memberi contoh bunyi symbol huruf tersebut dengan kata “ama”

atau “Mata”.

Saat pertama kali pengenalan huruf hidup atau vocal, hendaknya guru memberi lambing

huruf tersebut sebagaimana yang terdapat pada awal kata “Apel, Ikan, Ular, Obeng, dan

Ember.

Pada saat mempelajari huruf hidup dan konsonan ini, anak didik akan mampu membuat

tiga kata yang memiliki huruf vocal singkat.

MENYEMPURNAKAN

KETERAMPILAN MOTORIK DENGAN METAL INSET

Didalam pendidikan Montessori, seorang peserta didik belajar menguasai keterampilan

motorik dan belajar menguasai memegang pensil dengan methode Filling in Outline,

dimana dengan methode ini anak didik diajarkan mencontoh dan menjiplak bagan dan

symbol huruf. Dengan methode ini pula anak diupayakan mampu beraktifitas maksimal

dan terhindar dari rasa jenuh. Anak didik pun menyenangi aktifitas ini. Pada aktifitas

tersebut anak menggunakan alat yang dikenal dengan Metal Inset. Metal inset ini

menyajikan berbagai bentuk geometri. Setelah memilih dan menjiplak gambar pada

sebuah kertas, lalu anak didik tersebut memberi warna bagan itu dengan pensil warna

kesukaannya.

Pertama kali melakukan aktifitas ini, coretan anak kerap kali tidak teratur dan keluar

melewati batas bagan. Namun lambat laun coretan itu akan lebih tepat dan akurat.

Page 30: Belajar Membaca Dan Menulis

Peningkatan keterampilan motorik ini, dapat dicatat dengan membandingkan ddesain atau

pola yang dibuat oleh anak didik tersebut dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan,

dan dari tahun ke tahun. Dan pada akhirnya ia akan mampu membuat ddesain atau pola

yang lebih rumit ddengan meletakkan kertas berbayang diatas gambar atau bagan yang

akan dicontoh. Beraktifitas dengan Metal Inset memberi kesempatan kepada anak untuk

bereksperiment dengan beragam warna dan pola. Namun demikian, hal itu bukanlah

kreatifitas seni. Krayon dan cat air tidak dipakai dalam kegiatan ini, karena yang menjadi

tujuan adalah bagaimana menyempurnakan keterampilan motorik dan penguasaan peserta

didik untuk memegang dan menggunakan pensl dengan baik.

MENULIS

Terkadang dalam beberapa tahun anak didik mengikuti pendidikan Montessori, keajaiban

terjadi. Dalam waktu tidak begitu lama setelah beraktifitas dengan Metal Inset dari

Sandpaper Letter peserta didik mampu menulis tanpa bantuan Metal Inset dan Sandpaper

lagi. Bila menulis dimulai dengan cara spontan seperti ini, anak didik akan terhindar dari

begitu banyaknya jam dan aktifitas yang menjemukan. Namun demikian, walupun anak

didik tersebut telah mampu menulis, pengulangan masih perlu dilakukan untuk

mengembangkan keterampilan tulisan. Kepada guru tidak menciptakan kondisi letih dan

suasana yang menjemukan bagi peserta didik.

DARI MEMBACA KE MENULIS

Pembentukan Kata:

Dr.Montessori selalu menekankan bahwa anak didik memiliki sensitifitas alamiah yang

cukup tinggi terhadap pengembangan bahasa saat ia belajar bicara bahasa ibunya. Anak,

pada usia tiga, empat dan lima tahun memiliki daya tarik dan minat yang unik terhadap

kata. Baik kata yang berbentuk tulisan maupun lisan. Daya tarik ini kerap mendorong

anak tersebut mampu membaca dan menulis sebelum usia yang biasanya, secara

tradisional diajarkan pada anak tersebut. Dalam modul Montessori, penyajian materi

bahasa itu sendiri memungkinkan guru atau pendidik dapat mengambil kemudahan

terhadap minat masing-masing anak didik. Perintah membaca dapat dimulai pada saat di

mana anak didik menunjukkan tanda keetrtarikan menggunakan sandpaper. Dalam

Page 31: Belajar Membaca Dan Menulis

pendidikan yang menggunakan methode ini, sebelum anak didik belajar membaca, dia

harus dibimbing menulis dengan menggunakan moveable alphabet.

THE MOVEABLE ALPHABET

Setelah anak didik mempelajari sandpaper Letter, ia akan mampu membuat kata dengan

dengan menggunakan sandpaper tersebut dalam ukuran besar. Untuk mendukung aktifitas

ini, hendaklah guru menyediakan sekantong mainan yang mewakili tiga kata yang

mewakili tiga suara vocal singkat, seperti Ba-Bi-Bu-Be-Bo. Untk mainan dan aktifitas

ini, pertama, anak didik mengambil objek seperti buku dan guru mengucapkannya

sehingga anak tersebut dapat mendengar masing-masing suara B-U-K-U. Lalu anak

tersebut memilih huruf yang mewakili suara huruf berikutnya.

Seringkali anak didik menganggap dan mengira kalau susunan atau bangunan kalimat

semacam itu sebagai suatu proses menulis. Pada tahap ini, sangat penting sekali bagi

anak memakai Moveble Alphabet. Biasanya anak didik itu melanjutkan proses

pembentukan kata dalam tenggang waktu yang cukup lama. Hendaknya kelas memberi

beragam mainan kecil seperti; huruf dan gambar, dimana memungkinkan anak didik

dapat menyusun nama benda yang diinginkan. Berangsur-angsur tingkat kesulitan itu

meningkat dari dua suku kata seperti ba-ju, menjadi tiga suku kata seperti le-ma-ri dan

seterusnya.

MENCOCOKKAN KATA

DENGAN GAMBAR

Membaca dengan cara alami dapat melatih pembentukan kata. Setelah belajar membuat

daftar kata selama beberapa hari atau minggu , anak didik akan mapu membaca daftar

kata yang telah disusunnya. Namun menucaokan kata-kata tersebut belumlah merupakan

proses membaca sesungguhnya.

Membaca adalah menungkapkan secara tidak langusng pemahaman makna kata yang

diungkapkan orang lain. Kemampuan membaca ini dapat dicapai pada saat anak didik

tersebut mencocokkan benda-benda dengan kartu dimana nama benda tersebut dicetak

Page 32: Belajar Membaca Dan Menulis

atau ditulis. Untuk menmpatkan kartu pada masing-masing benda tersebut dengan tepat,

anak didik mesti membaca kata yang terdapat pada kartu. Kata-kata diperkenalkan

kepada anak didik melalui set kartu berwarna merah dengan kata kerak tunggal yang

tercetak pada masing-masing kartu.

KARTU PERINTAH

Anak didik pasti menyenangi hal ini, karena dalam aktivitas ini ia harus melakukan gerak

atau tindakan yang sesuai dengan kata-kata yang dibacanya pada kartu perintah itu. Tulis

dan cetaklah kata-kata seperti; lari, lompat dan duduk pada permulaan set kartu itu. Lalu

anak didik mengikuti kata perintah yang lebih panjang lagi seperti; “Taruh buku di atas

meja!”. Guru kemudian menambah tingkat kesulitan kartu perintah sesuai dengan

kemajuan dan prestasi anak.

PHONOGRAM

Dua alphabet yang dapat dipindah-pindah dengan warna berbeda, digunakan untuk

membuat kata yang berisikan phonogram. Phonogram adalah gabungan spesifik dua

huruf atau yang lebih menghasilkan suara tunggal dan berbeda dengan kombinasi umum

suara huruf ini. Sebagai contoh OY dalam TOY,CH dalam CHIN dan TION dalam

ACTION. Phonogram yang sedang dipelajari oleh anak, dibuat dengan satu warna yang

berbeda dengan huruf yang lain. Sebagai contoh, saat empelajari SH, anak bisa membuat

kata SHIP dan FISH. Seterusnya dan selamanya anak harus mewarnai SH dengan satu

warna saja sementara sisa huruf lain dengan warna yang lain. Kemusian guru

menggunakan dua warna untuk mencetak booklet phonogram untuk di baca anak-anak.

Tiap booklet menyajikan satu phonogram tertentu dan memiliki huruf berbeda yang

dicetak pada tiap halaman. Sebagai contoh, booklet yang menyajikan phonogram OA

mungkin saja menyajikan kata COAT dihalaman pertama. BOAT di halaman kedua dan

ROAD di halaman ketiga dan seterusnya. Pada setiap ghalaman, phonogram OA

ditekankan dengan warna berbeda dengan huruf yang lain.

Page 33: Belajar Membaca Dan Menulis

Anak mempelajari kata tidak beraturan secara perlahan dan berangsur angsur. Setelah itu

ditambah dua kata dengan dua atau tiga suku kata melalui membaca. Latihan membaca

dengan memberi banyak variasi lebih baik daripada pengulangan yang monoton. Di kelas

Montessori juga tersedia buku-buku menarik yang menyajikan sejumlah besar kata

foneti. Dengan memulai langkah membaca sendiri, anak akan termotivasi membaca hal-

hal yang menarik hatinya. Dengan keterampilan fonetik ini, anak akan mendapatkan

solusi terhadap problem yang terkait dengan kata. Jangan batasi anak dengan kata yang

sudah dipelajari saja.

Ada anak yang membaca pada usia 4, 5 dan 6 tahun. Sebenarnya, usia tidaklah sepenting

masa-masa kesiapan anak. Bila mulai terlalu dini, anak akan merasa putus asa. Bila

terpaksa menungu sampai melewati minat tersebut , anak akan kehilangan kesempatan

emas-di mana pada saat itu semangat alamiah anak termotivasi. Kelas Montessori

memberi sebuah kebebasan kepada anak-anak menetapkan minat dan keinginannya.

Minat membaca anak tidak tahan terhadap sesuatu yang monoton. Namun hendaknya

dikelola sedemikian rupa. Jangan tanyakan kepada anak,”Mengapa Dela berlari?”, yang

mungkin saja anak tidak tertarik pada saat itu. Anak terdorong untuk memeriksa buku

untuk jawaban itu; entah mengenai katak, rolet, bintang atau pemadam kebakaran

sekalipun.

PENGENALAN MATEMATIKA

Seorang anak dapat mempelajari konsep dasar matematika dengan dua cara. Anak dapat

mempelajari melalui benda kongkrit selama beberapa tahun –saat bermain alat peraga

atau melalui mthode abstrak saat berada di sekolah dasar. DR. Montessori menjelaskan

bahwa bila anak mampu menggunakan alat peraga matematika pada tahun pertama maka

anak tersebut dengan mudah dan senang mempelajari fakta dan keterampilan matematika.

Di sisi lain, fata dan keterampilan ini memakan waktu cukup lama dan menjenuhkan bila

disajikan secara abstrak.

Page 34: Belajar Membaca Dan Menulis

DR. Montessori mendesain materi kongkrit untuk menggambarkan semua bentuk

penjumlahan setelah mengadakan pengamatan bahwa anak yang senang menghitung akan

senang pula menyentuh dan memindahkan barang pada saat menjumlahkannya. Di

lingkungan Montessori, anak tidak saja melihat symbol 1, 1000 dan atau ½ namun anak

juga bias memegang setiap jumlah yang sesuai di tangannya.

Kemudian dengan mengkombinasikan alat peraga, memisahkan, membagi, menghitung

dan membandingkannya, anak bias mendemonstrasikan sendiri operasi dasar matematika.

Aktifitas ini memberi kepuasan bahwa belajar melalui penemuan jauh lebih baik daripada

melalui ucapan (yang bersifat abstrak.). Pada akhirnya anak dapat mengembangkan

antusias dini dalam dunia bilangan.

BATANG BIRU DAN MERAH

Di kelas Montessori, perkenalan pertama seorang anak dengan bilangan dibuat dengan

satu set batang biru dan merah yang mewakili bilangan 1 sampai 10. Guru membantu

anak menghitung bagian batang merah dan biru bergantian dan meyusunnya dengan

susunan seperti tangga. Anak menyebut batang terkecil dengan SATU, batang berikutnya

DUA dan seterusnya. Batang nomor dua merupakan satu kumpulan namun sama dengan

dua angka batang nomor SATU.

Pada saat yang sama, anak belajar angka yang tepat dengan cara menjiplak menggunakan

sandpaper. Guru membantunya menempatkan tiap nomer di sisi batang yang mewaikili

jumlah.

Bekerja dengan alat peraga memberi kesempatan kepada anak menemukan banyak fakta

matematis. Sebagai contoh, bila anak menempatkan batang nomer 1 pada baris yang

sama dengan batang nomer 2, akan sama panjang dengan batang nomer 3. Anak juga

akan mampu memahami dasar perkalian. Sebagai contoh, batang nomer 6 akan sama

dengan tiga kali batang nomer 2.

Page 35: Belajar Membaca Dan Menulis

Anak juga dapat memahami batang tersebut dan mendemonstrasikan kombinasi beragam

yang sama dengan batang nomer 10. Untuk batang nomer 10 ini, mereka dapat

memahaminya dengan cara meletakkan batang nomer 1 di sisi batang nomer 9, batang

nomer 2 di sisi batang nomer 8, batang nomer 7 di sisi batang nomer 3, batang nomer 6 di

sisi batang nomer 4 dan batang nomer 5 diletakkan dua kali.

KOTAK SPINDEL

Kotak sspindel memperlihatkan pelatihan yang sama-mengumpulkan angka dengan

jumlah yang sama. Kali ini, angka-angka tersebut berda pada urutan yang tepat dan benar

sedangkan jumlahnya terlepas. Kotak spindle mempunyai 10 ruang dengan label 0

sampai 9. Pada kotak terpisah terdapat 45 spindel. Anak belajar menempatkan satu

spindle di ruang berlebel 1, dua spindle dengan label 2.

Ruang pertama diberi label 0 dan inilah perkenalan pertama anak dengan symbol kosong.

Biasanya muncul keinginan anak meletakkan sebuah spindle pada ruang ini namun anak

harus memahami bahwa bilangan 0 sama dengan kosong.

ANGKA DAN HITUNGAN

Pada pelatihan ini, baik symbol dan jumlah berada terpisah dan keduanya ditempatkan

tersusun rapi saat pelatihan berlangsung. Pertama, anak menyusun angka – angka dengan

susunan ascending. Saat meletakkan angka kepingan merah dengan tepat yakni di bawah

masing-maing angka maka tampaklah keeping tersebut dengan dua susun. Tiap bilangan

atau angka ganjil hanya memiliki satu keping pada baris bagian bawah. Susunan ini akan

secara otomatis menggambarkan bilangan negative dan bilangan positif.

PAPAN SEGUIN

Untuk menguasai bilangan “belasan”, anak berlatih dengan papan seguin. Papan ini

memiliki angka 10 yang dicetak sembilan kali dalam satu baris. Pada kartu terpisah

dicetak angka 1 sampai 9. Anak membuat angka 11 dengan cara menyisipkan angka 1 di

atas angka 0 pada angka 10 pertama. Hal ini menunjukkan kepada anak – secara kongkrit

Page 36: Belajar Membaca Dan Menulis

– bahwa angka 11 terbentuk dari 10 ditambah 1. Lalu dia membuat angka 12 dengan

menyisipkan angka 2 di atas angka 0 pada angka 10 di baris kedua. Guru membantu

dengan bilangan 11, 12, 13, 14 dan seterusnya. Papan seguin lain disiapkan untuk

mempelajari angka 21 sampai dengan 99.

Untuk membuat jumlah yang cocok pada latihan ini, anak menggunakan batang manik

berwarna. Oleh karena itu, beraktifitas dengan papan seguin biasanya dimulai setelah

anak diperkenalkan dengan Golden Bead, yang dijelaskan di hal 43.

MANIK EMAS DAN MATERI PECAHAN

Gambar ini menunjukkan bahwa Golden Bead yang sangat terkenal itu didesain oleh

Montessori untuk mengilustrasikan sistem desimal. Manik tunggal di sebelah kanan

mewakili sebuah satuan. Batang tersebut membentuk 10 satuan pada satu baris mewakili

10. Sepuluh batang puluhan diikat bersamaan untuk membentuk persegi mewakili 100

dan setumpuk empat persegi 10 ratus membentuk kubus di sebelah kiri mewakili 1000.

Anak-anak telah mengenal istilah empat persegi dan kubus pada materi pelajaran

geometris.

Guru menjelaskan kepada anak-anak bahwa untuk menghitung sejumlah besar satuan itu

cukup sulit dan banyak menghabiskan waktu (namun tidak demikian dengan

Montessori.). Kapan saja anak-anak memiliki 10 satuan mereka dapat menukarnya

dengan satu batang puluhan. Bila mereka memiliki 10 batang puluhan mereka dapat

menukarnya dengan satu persegi empat yang bernilai 100. Bila memiliki 10 persegi

empat sepuluh ratus, mereka dapat menukarnya dengan 1 kubus bernilai 1000.

Gambar di atas menunjukkan kartu angka yang cocok dan tercetak dengan warna berbeda

– untuk mengidentifikasi kolom-kolom dengan system decimal. Satuan dicetak dengan

warna hijau, puluhan dengan warna biru, ratusan dengan warna merah dan ribuan dengan

warna hijau. (Warna hijau digunakan dua kali, untuk ribuan – karena – ribuan pada

dasarnya merupakan satuan ribu yang diikuti dengan puluhan ribu dan seterusnya).

Page 37: Belajar Membaca Dan Menulis

Anak-anak diperkenalkan dengan system decimal melalui tiga latihan dasar. Pertama,

mereka membuat jumlah dengan manik-manik. Guru memulainya dengan bilangan yang

mudah. Sebagai contoh, mengatakan, “Bawakan saya tiga ratusan”. Lalu guru

mengkombinasikan bilangan-bilangan tersebut dengan kolom yang berbeda. “Bawakan

saya lima puluhan dan tujuh satuan”. Kemudian, anak dengan senang hati

mengumpulkan atau menjumlahkan bilangan besar seperti; delapan ribuan, empat

ratusan, tiga puluhan dan tujuh satuan.

Pada latihan kedua, anak mencari beberapa kartu untuk mewakili bilangan yang guru

berikan secara lisan. Seperti, delapan puluhan dan tiga satuan. Pada latihan akhir, mereka

belajar mengkombinasikan bilangan yang terdapat pada kartu dengan jumlah manik yang

sesuai. Dengan papan seguin, anak-anak belajar menerjemahkan bilangan – bilangan

seperti 7 puluhan dan 1 satuan menjadi 71 (Tujuh puluh satu).

Kartu bilangan dapat dikombinasikan dengan cara yang menarik. Bila angka 1

ditempatkan pada bilangan 10, akan terbaca 11 (sebelas). Bila angka 11 (sebelas)

ditemaptkan pad bilangan 100 (seratus) akan terbaca 111 (seratus sebelas) dan bila 111

(seratus sebelas) ditempatkan pada bilangan 1000 (seribua) akan terbaca 1111 (seribu

seratus sebelas). Jumlah keseluruhan digambarkan dengan benda yang terdapat pada

gambar.

RANTAI SERIBU

Thousand Chain atau ratai seribu menunjukkan bagaimana kubus seribu nampak bila

semua manik-manik diletakkan pada baris tunggal. Rantai itu sebenarnya terdiri dari 100

batang puluhan yang dugunakan untuk latihan menghitung puluhan sampai seribu.

Bilangan 10, 20, 30 dan seterusnya sampai 990 dan 1000, ditulis pada kartu-kartu kecil

dan ditempatkan secara teratur di sisi rantai.

PERMAINAN BANK

Pelatihan apa saja yang melibatkan pertukaran Golden Beads atau imitasiya disebut

permainan bank. Materi yang digunakan sebagai sumber permainan direferensikan

Page 38: Belajar Membaca Dan Menulis

sebagai bank. Anak menggunakan bank tersebut bila mereka ingin menukarkan satuan

dengan puluhan, puluhan dengan ratusan, ratusan dengan ribuan atau

sebaliknya.Penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan 4.

Bila anak ingin menambah, setiap anak meletakkan sejumlah manik-manik pada sebuah

baki lalu memilih kartu yang mewakili jumlah tersebut. Lalu mengkombinasikan dua

jumlah tersebut pada baki lebih besar dan memilih dua kartu besar yang mewakili total

jumlah.

Untuk pengurangan, guru menempatkan sejumlah manik-manik dengan kartu besar pada

baki ukuran besar. Kemudian memberi anak – baki ukuran kecil – dengan bilangan yang

tertulis pada kartu kecil. Anak mengambil jumlah mani-manik dari baki besar dan

meletakkannya bersama kartu kecil. Sisa jumlah pada baki besar adalah merupakan

jawaban. Melalui permainan ini, anak memperoleh kesan kongkrit bahwa pengurangan

adalah pecahan dari sejumlah bilangan menjadi bilangan yang lebih kecil.

Saat mempelajari pembagian, anak hendaknya dijelaskan bahwa pembagian adalah

pekerjaan membagi sedangkan jawabannya adalah apa yang diterima oleh satu orang.

Bila anak mempunyai soal 1294: , dia meminta 3 anak untuk memegang baki kosong

sementara dia memegang benda yang mewakili jumlah 1294. Dia ingin membagi sama

jumlah ini kepada 3 temannya itu. Dia mulai dengan satu kubus ribuan. Bila ternyata dia

tidak sanggup membagi satu kubus tersebut, maka dia menukarnya di bank dengan 10

persegi-ratusan. Sepuluh (10) persegi ini ditambah 2 pada bilangan 1294, lalu membagi

angka tersebut kepada 3 anak. Masing-masing anak menerima 4 persegi ratusan.

Selanjutnya membagi 9 batang puluhan; masing-masing anak menerima satu (1); satu

unit satuan yang tersisa tidak dapat dibagi. Jawabannya adalah apa yang diterima oleh

satu orang yaitu 431 dengan sisa 1 (satu).

MATERI PECAHAN

Terkadang anak bertanya apakah satuan yang tersisa itu dapat dibagi? Ini merupakan saat

yang tepat untuk mengajar mereka tentang materi yang menggambarkan bagaimana

Page 39: Belajar Membaca Dan Menulis

satuan tersebut dapat dipecah. Siapkan sepuluh kepingan besar berwarna merah. Keping

pertama dalam bentuk utuh dan penuh. Keping kedua dibagi menjadi dua bagian, ketiga

menjadi tiga bagian (3/3 )dan seterusnya hingga 10/10. Masin-masing pecahan memiliki

handle (pegangan) kecil sehingga dapat dipindah-pindah dan dimainkan dengan mudah.

Materi ini dapat memperlihatkan kepada anak-anak secara kongkrit bahwa ¼ lebih kecil

dari ½. Bahwa 5/5 itu sama dengan 10/10. Bila anak mengambil keping yang dibagi

menjadi dua (2) bagian dan memindahkan yang setengah, dia dapat memasukkan dua

bidang ¼ ke dalam bidang (ruang) keeping itu. Kini anak mengerti bahwa 2/4 sama

dengan ½. Banyak lagi yang lain – yang dapat didemonstrasikan. Anak-anak senantiasa

tertarik mempelajari bagaimana menulis pecahan dan mengerjakan penggabungan

(penambahan) yang mudah.

OPERASI MATEMATIKA

Di kelas Montessori, anak-anak tidak akan pernah duduk menghapal penambahan dan

pengurangan: Mereka tidak suka menghapal table perkalian. Namun mereka mempelajari

fakta-fakta ini dengan melakukan operasi materi secara kongkrit. Bla anak-anak ingin

melakukan hitungan, berikan anak tersebut selembar kertas berisi soal-soal sederhana.

Mereka mengerjakan soal-soal tersebut dengan materi yang sesuai dan mencatat hasilnya.

Operasi yang sama dapat dilakukan dengan beragam benda. Benda-benda tersebut dapat

mempertahankan minat anak dan memberi mereka kesempatan mengulang yang

diperlukan.Pada saat anak-anak melakukan penambahan dan perkalian untuk dihapal,

mereka mendapatkan pemahaman ril tentang masing-masing operasi itu. Di kelas

Montessori, terdapat banyak benda yang dapat digunakan untuk operasi penambahan,

pengurangan, perkalian dan juga pembagian.

TANGGA MANIK PENDEK

Tangga manik berukuran pendek mewakili jumlah 1 hingga 10 dengan warna yang

familiar. Satu (1) manik merah mewakili angka 1. Dua manik hijau mewakili 2. Tiga (3)

manik merah mewakili 3 dan seterusnya dengan 10 manik emas yang mewakili 10. Bila

anak-anak ingin melakukan penjumlahan 3+5, mereka meletakkan 3 manik merah di

Page 40: Belajar Membaca Dan Menulis

samping 5 manik biru. Hitunglah jumlah keseluruhan manik tersebut dan catat hasilnya:

3+5=8.

KUBUS DAN PERSEGI

Pada warna yang sama, ini digunakan untuk manik-manik menyusun persegi dan kubus

yang bernomer 1 hingga 10. Sebagai contoh; enam kwadrat ( 6² ) ditunjukkan dengan 36

manik warna violet yang disatukan dalam sebuah persegi. 6³ ditunjukkan dengan 216

manik warna violet yang disatukan dalam sebuah kubus. Persegi enam ditunjukkan

dengan sebuah rantai yang terdiri dari 36 batang yang berisi 6 manik-manik. Rantai itu

digunakan untuk hitungan pangkat (dalam hal ini menghitung dengan enam-an) dan juga

untuk mempelajari persegi dan kubus yang terdiri dari nomer 1 samapa 10.

PERKALIAN

Batang manik berwarna juga dipakai untuk perkalian. Bila anak-anak memiliki soal 6x4,

mereka mengambil 6 batang warna kuning yang berisi 4 manik pada setiap batang

tersebut dan menempatkannya di atas tatakan kecil. Lalau menghitung jumlah

keseluruhan manik-manik tersebut dan mencatat hasilnya; 6x4 =24. Bekerja dengan alat

peraga ini memberi anak pemahaman ril mengenai istilah perkalian. Dalam hal ini angka

4 ditulis 6 kali.

PENGURANGAN

Anak-anak bisa menggunakan satuan manik-manik untuk pengurangan sederhana. Untuk

mengerjakan soal 9-3, anak-anak meletakkan 9 satuan pada sebuah lapik atau alas kecil.

Lalu pindahkan 3 dari satuan tersebut. Anak-anak kemudian menghitung satuan yang

tersisa dan mencatat hasilnya: 9-3 =6. Sering kali anak mempelajari pengurangan dengan

cara pembalikan: 4+4 = 8 menjadi 8-4 =4.

PAPAN PEMBAGI

Page 41: Belajar Membaca Dan Menulis

Sebuah papan persegi dengan pion hijau dan manik-manik dipakai untuk pembagian

sederhana. Pion tersebut mewakili pembagi atau orang yang membagi sebuah jumlah.

Untuk mengerjakan soal 20:4, dapat diselesaikan dengan meletakkan empat pion di atas

papan. Kemudian anak mengambil dengan hati-hati dua puluh manik-manik dan

membaginya satu persatu. Masing-masing pion mendapat lima manik. Dia mencatat

bahwa 20:4=5, karena dalam pembaginan, jawabannya adalah apa yang di terima oleh

satu orang.

MATERI-MATERI PELATIHAN

Aktifitas yang sama untuk penambahan dan atau pengurangan senantiasa siap di sajikan

untuk anak yang ingin menggunakan materi yang berbeda. Termasuk juga di sini adalah

materi STRIP BOARDS, THE SNAKE GAMES, THE DOT GAME, dan THE STAMP

GAME. Beragam papan juga tersedia untuk perkalian anak yang telah siap dan tertarik.

Anak dapat mengerjakan penambahan yang mudah pada papan strip Boards yang

memperlihatkan dan menonjolkan garis panjang yang dikelompokkan dengan warna

merah dan biru mewakili jumlah atau angka satu sampai sembilan.

Pada papan persegi ukuran besar, anak dapat mengisi jawaban untuk semua table

perkalian dari 1x1 sampai 10x10.

GEOGRAPHI,

TATABAHASA, TUMBUHAN DAN SEJARAH

Kelas Montessori banyak memberi kesempatan kepada anak-anak memperluas

pengetahuannya selama beberapa tahun di saat mereka termotivasi oleh dorongan

minatnya secara spontan. Peta teka-teki terbuat dari kayu ukuran besar merupakan

aktifitas yang paling di kenal di kelas. Anak-anak dapat meletakkan tiap leping tersebut

ke tempatnya dengan handle kecil pada bagian atas permukaan keeping itu. Peta dunia

yang pertama meiliki teka-teki yang terpisah untuk tiap benua. Setelah bekerja dengan

peta dunia anak bisa melakukan salah satu dari enam teka-teki peta dunia, dimana tiap

Page 42: Belajar Membaca Dan Menulis

Negara digambarkan dengan kepingan teka-teki secara terpisah untuk masing-masing

Negara.

BERMAIN DENGAN AIR DAN TANAH

Anak membentuk tanah yang umum-pulau, semenanjung dan tanah genting-dengan tanah

liat yang dipakai untuk membuat bunga dan mengumpulkannya di panci yang diberi

warna biru. Lalu menuangkan air di sekitar pulau, pada semenanjung dengan tiga sisi,

dan pada kedua bagian tanah genting. Di tiga panci yang lain, mereka membuat pulau

yang mengitari sungai dan membatasi teluk dan selat. Boleh juga meletakkan miniature

pohon atau rumah di daratan dan kapal di perairan.

MATERI GRAMMAR

Di kelas Montessori, anak diperkenalkan dengan tatabahasa melalui permainan yang

menyajikan dan memperlihatkan mereka bahwa NOUN adalah nama benda atau barang,

ADJECTIVE atau kata sifat kata yang menggambarkan dan menerangkan kata benda dan

VERB adalah merupakan kata aksi.

Pada langkah kedua, warna diperkenalkan untuk menunjukkan bermacam kaidah bahasa.

NOUN atau kata benda tadi dicetak pada kartu hitam. Kartu biru dipakai untuk kata sifat

dan artikel yang menerangkan kata benda. Kata kerja dicetak pada kartu warna merah.

Keterangan kata kerja dicetak pada kartu warna orange. Guru dapat menggunakan kata-

kata ini untuk menyusun beberapa latihan tatabahasa. Sebagai contoh, anak dapat

menggabung kata sifat dengan kata benda seperti: rumput-hijau, anak kecil, air panas dan

lainnya. Atau dapat menggabung kata kerja dengan keterangan kata kerja seperti: berjalan

dengan cepat, menyanyi dengan merdu. Dapat juga mencocokkan kelompok kata benda

tunggal dan jamak seperti: topi-beberapa topi, buku-beberapa buku. Aktifitas lain adalah

memasang kata benda masukkilin dan feminine seperti: raja-ratu, laki-perempuan dan

bapak-ibu.

Page 43: Belajar Membaca Dan Menulis

Bekerja dengan materi grammer masih melibatkan baik fungsi tangan maupun tindakan

interpretif.

TUMBUHAN

Banyak kelas Montssori yang memiliki perangkat kartu yang meggambarkan alam yang

cantik dan mengilustrasikannya dengan warna seperti keterangan bagian sebuah pohon,

bagian daun dan bunga. Anak menyesuaikan ilustrasi ini dengan nama yang cocok.

Bekerja dengan kartu ini membantu anak lebih memperhatikan karakter benda yang

tumbuh di lingkungannya. Mereka sering menanam bunga, sayur mayut yang tumbuh di

kelas atau sekolah mereka. Untuk latihan ini, mereka bisa meningkatkan pengetahuan

tentang tumbuhan dengan membawa contoh yang di sesuaikan dengan ilustrasi gambar

pada kartu.

GARIS WAKTU

Montessori memberikan presentasi kongkrit sejarah dengan membiarkan anak bekerja

dengan Time Line. Time Line merupakan kertas panjang yang dapat digulung dan

direntangkan sepanjang lantai di kelas. Garisnya ditandai batasan yang mewakili urutan

periode sejarah. Untuk latihan ini, anak memilih gambar atau kartu yang mewakili

sejarah dan meletakkannya berurutan. Sebagai pengantar ide sejarah, terkadang anak

memulai dengan membuat Time Line kecil mengenai kehidupan pribadi yang dimulai

dengan gambar bayi. Time Line dapat dibuat untuk tahapan sejarah tertentu seperti

perkembangan system transportasi atau sejarah mengenai senjata. Time Line besar adalah

sejarah dunia yang dimulai dengan masa Cambrian.

Kebanyakan materi grammer, sejarah dan ilmu pengetahuan di kelas Montessori tersebut

dibuat oleh guru sendiri. Materi ini berbeda antara kelas yang satu dengan kelas yang lain

dan merefleksikan tingkat dan minat seorang guru dalam berkarya. Namun secara umum

mereka memperlihatkan bahwa teori Montessori dapat dipelajari dengan baik oleh semua

anak bila disajikan dengan alat peraga yang menarik.

Page 44: Belajar Membaca Dan Menulis

Mereka terstimulasi oleh rasa ingin tahu secara nalurlah; materi-materi tersebutpun

menyenangkan mereka untu sebuah permainan. Belajar melalui penemuan akan memberi

sesuatu kepuasan kepada nak daripada pembelajaran konvusional secara oral.

MENGAPA BELAJAR DI USIA DINI?

Para orang tua terheran-heran mengapa Montessori memperkenalkan tata bahasa,

geographi dan matematika kepada anak antara usia tiga dan enam tahun, alasannya

adalah bahwa pada usia itulah banyak konsep yang sulit dapat diserap oleh anak dengan

suasana yang sukaria. Apalagi konsep itu disajikan dalam bentuk kongkrit. Hambatan-

hambatan bisa jadi menyenangkan bila disajikan kepada anak usia dini tersebut di saat

mereka asik bermain dengan alat peraga.

Di kelas Montessori, satuan atau pecahan bukan sekedar angka di atas kertas. Namun

merupakan sesuatu yang dapat dirasa dan dipegang oleh anak. Kata kerja bukanlah

sekedar kata di atas kertas, namun merupakan sesuatu yang bisa mereka lakukan. Pada

umumnya, anak bisa menyiramkan air ketanah atau membentuk persegi dengan lima

baris yang masing-masing terdiri dari lima manik-manik. Bagi anak-anak, materi yang

tersusun dalam bentuk konkrit terhadap satu konsep akan diambilnya sebagai batu

loncatan untuk mengklarifikasi istilah-istilah abstrak yang ditemukannya pada situasi

pembelajaran di masa dating.

AKTIFITAS KELOMPOK DAN SENI KREAKTIFITAS

Berjalan di atas garis

Salah satu aktifitas kelompok di kelas Montessori adalah berjalan perlahan mengelilingi

garis bulat yang dibuat di atas lantai. Latihan ini membantu dan mengembangkan control

dan keseimbangan, khususnya pada saat anak berjalan. Banyak cara untuk meningkatkan

tingkat kesulitan untuk memacu anak menyempurnakan kontrol gerakan mereka saat

berjalan.

Page 45: Belajar Membaca Dan Menulis

Untuk tujuan tersebut anak-anak dapat dilatih dengan membawa bendera,

menyeimbangkan keranjang diatas kepala, membawa gelas air tanpa menumpahkannya

dan lain sebagainya.

PERMAINAN DIAM

Aktifitas kelompok lain dikelas Montessori adalah permainan diam. Dr. Montessori

membagi latihan ini untuk membantu anak-anak mengembangkan control diri. Guru

memulai permainan dengan mengangkat kartu bertulisan “Diam”. Pada saat permainan

dimulai, semua anak berusaha diam setenang mungkin. Mereka tak hanya menahan

bicara namun juga menutup mata dan mencoba tetap diam sehingga tak terdengar suara

bising sama sekali. Setelah anak diam dan tenang selama beberapa menit, guru

membisikkan nama-nama murid satu persatu. Saat anak mendengar namanya dia

berjingkat dengan sangat tenang mendekati guru. Aktifitas ini membantu anak

mendengar dengan penuh perhatian dan bergerak tanpa suara di kelas. Perhatian di dalam

permainan ini menjadikan anak awas terhadap suara yang tidak biasa mereka dengar di

lingkungannya. Selama beberapa menit dalam sehari mereka menjadi sangat menyadari

arti diam.

Page 46: Belajar Membaca Dan Menulis

ABOUT THE TRANSLATOR

Name Furqon Bunyamin HuseinAddress Jl. Bangka Buntu II RT012/05 Pela Mampang Jakarta 12720Status Married with three childrenPlace and Date of Birth Jakarta May 15, 1969

Contact Person 0882 1025 1030 / 0882 1002 4195

Philosophy There won’t be a world without teaching. Man couldn’t live without teaching.

EDUCATIONAL BACKGROUND1 Primary School, academic year 1980/1981

Jl. Bangka III Pela Mampang Jakarta Selatan2 Junior High School, academic year 1983/1984

Jl. KH. Abdurrahim, Kuningan Barat-Jakarta Selatan3 Senior High School, academic year 1986/1987

Jl. Cawang Bawah/71 Jakarta Timur

OTHER TRAININGS1 Modern English Course 19832 Jakarta College 19843 Lembaga Indonesia Amerika/LIA 19864 Indonesian-Australian Youth Exchange; The Culture & Education Department

(Depdikbud) 19865 English Training For Primary School

Nurul Fikri Kelapa Dua, Cimanggis Depok 1987

TEACHING EXPERIENCES1 Modern English Course, Jl. Duren Tiga Jakarta selatan 1989

As a Tutor - responsibility in teaching the Elementary Level2 Language Education Center, Jl. Mampang Prapatan XI Jakarta Selatan 1994

As Tutor – Responsibility in teaching for the Elementary, Pre Interm, PI3 Primary School, Jl. Bangka II/24 Jakarta Selatan 1994

As Tutor. Responsibility in teaching for the Elementary School4 Integrated Primary School, Jl. Bangka II/24 Jakarta Selatan 1994

As Tutor. Responsibility in teaching for the Primary Strudent

Page 47: Belajar Membaca Dan Menulis

5 Junior High School, Jl. Bangka II/24 Jakarta Selatan 1994As Tutor. Responsibility in teaching Senior High School Student

6 Intercollege, Jl.Bangka IV Jakarta Selatan 1996As A Chief Executive Officer. Responsibility in creating Curriculum Program 1996

7 In House Training for SEMPATI AIR’s childrenAs Tutor. Responsibility in teaching for Pelita Harapan Student

8 Wisma Business Indonesia, Jl. Slipi Jaya Jakarta Barat 1996As Tutor. Responsibility in teaching Assurance Employee

9 Language First, Jl. Bangka X Jakarta SelatanAs Educational Program Manager. Responsibility in Curriculum

10 Delmoris Learning Center, Jl. Bangka III/23 Jakarta Selatan 2002As CEO. Responsibility in Curriculum

11 In House Training, Jl. Tirtayasa Jakarta Selatan 2005As Tutor. Responsibility in teaching Mentari School’s Students

12 In House Training, Jl. Kemang III Jakarta Selatan 2006As Tutor. Responsibility in teaching Al-Azhar’s School’s Students

13 In House Training, Jl. Komplek DEPLU Jakarta Selatan 2006As Tutor. Responsibility in teaching Al-Azhar’s School’s Students

14 In House Training, Jl. Bulungan Jakarta Selatan 2006As Tutor. Responsibility in teaching Journalist and Interior Design

JOURNALIST EXPERIENCES15 Wisata Magazine, Jl. Siaga Pejaten Barat Jakarta Selatan 2002

As Journalist. Making report of The Japanese Cultural Festival 200316 Bando Magazine, Jl. Supomo Jakarta Selatan 2004

As Reporter. Responsibility in reporting Painting Festival for ANTV and BANDO YA AMPUN

17 Bahana Radio, Jl. Penggadegan Jakarta Selatan 2004As Keynote Speaker. Theme: English For Children-Business or Education?

PUBLISHING EXPERIENCE18 Iqra Insan Press Publisher, Jl. Siaga I /1 Jakarta Selatan 2002-2005

As Operational Manager. Responsibility in translating and publishing books

WRITING: Pernikahan Lintas Agama bersama DR. Didin Hafidhuddin, Mukhsin Al-Attos

dan Drs. Dicky Chandra, Sekjen Forum Arimatea, 2004 Menerjemah Buku A Parent’s Guide To The Montessori Class Room, Aline

D.Wolf 2004 Bayang-Bayang Gurita (Pengantar) Karya Jerry D.Gray, 2005 Aku Ingin Mati Syahid, Novel, 2006 Senator Dari Gang Potlot, 2009

AT THIS PRESENT Mengelola MEDIA ONLINE / Radar Indonesia (www.radarindo.com)

Page 48: Belajar Membaca Dan Menulis

Mengelola Organisasi Forum Peduli Masyarakat Jakarta (FPMJ)