68
BAYIKU LAHIR KECIL... Sella Rizki A

Bayiku Lahir Kecil Lbm 1 Tumbang Sella

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sgd

Citation preview

Bayiku lahir kecil...

Bayiku lahir kecil...Sella Rizki AStep 1Step 2fisiologi bayi baru lahir a.perkembangan sistem organ fetusSekitar 1 bulan setelah fertilisasi ovum, semua organ fetus telahterbentuksebagian (minimal) dan selama dua tiga bulankeempat organ-organ fetus sama dengan organ neonatus. Perkembangan struktur organ yang lebih kecil (struktur sel)lebih baik dan memerlukanlimabulan kehamilan sisanya untuk menyempurnakanperkembangan. Bahkan ketika lahir, beberapa struktur tertentu (sistem saraf,ginjal,dan hati) belum sempurna.

b. Pengertian Adaptasi fisiologi fetusFisiologi neonatus merupakan ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus. Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Selain itu, neonatus adalah indivisu yang sedang bertumbuh.

c. Pengertian adaptasineonatalAdaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus kekehidupan di luar uterus.Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga homeostasis.Bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi(Oksigen dan nutrisi)ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.

Sebelum LahirSesudah Lahir1.Lingkungan fisikCairanUdara2.Suhu LuarPada umumnya tetapBerubah-ubah3.Simulasi sensorisTerutama kinestetik atau vibrasiBermacam-macam stimulli4.GiziTergantung zat gizi yang terdapat dalam darah ibuTergantung tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna5.Penyediaan oksigenBerasal dari ibu ke janin melalui plasentaBerasal dari paru-paru ke pembuluh darah paru-paru6.Pengeluaran hasil metabolismeDikeluarkan ke sistem peredaran darah ibuDikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan saluran pencernaan

Perbedaan lingkungan fisik sebelum dan sesudah lahir (Timiras dalam Johnson, 1986), adalah sbb :

Perubahan Sistem PernapasanSelama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.Organ yang bertanggung jawab untuk oksigensi janin sebelum bayi lahir adalah plsenta. Selama masa kehamilan bayi mengalami banyak perkembangan yang menyediakan infrastruktur untuk mulainya proses pernapasan. Pada masa kehamilan di trimester II atau III janin sudah mengembangkan otot-otot yang diperlukan untuk bernapas, alveoli juga berkembang dan sudah mampu menghasilkan surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan pada tempat pertemuan antara udara- alveoli. Ruang interstitial antara alveoli sangat tipis sehinga memungkinkan kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk pertukaran udara.

Pada saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekanan negatif untuk melawan pengaruh tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli untuk pertama kalinya. Tetapi sekali membuka alveoli, pernapasan selanjutnya dapat di pengaruhi pergerakan pernapasan yang relatif lemah. Untungnya pernapasan bayi baru lahir yang pertamakali sangat kuat, biasanya mampu menimbulkan tekanan negatif sebesar 50 mmHg dalam ruang intrapleura.Pada bayi baru lahir, kekuatan otototot pernapasan dan kemampuan diafragma untuk bergerak, secara langsung mempengaruhi kekuatan setiap inspirasi dan ekpirasi. Bayi yang baru lahir yang sehat mengatur sendiri usaha bernapas sehingga mencapai keseimbangan yang tepat antar-oksigen, karbon dioksida, dan kapasitas residu fungsional. Frekuensi napas pada bayi baru lahir yang normal adalah 40 kali permenit dengan rentang 3060 kali permenit ( pernapasan diafragma dan abdomen ) apabila frekuensi secara konsisten lebih dari 60 kali permenit, dengan atau tanpa cuping hidung, suara dengkur atau retraksi dinding dada, jelas merupakan respon abnormal pada 2 jam setelah kelahiranRangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi karena beberapa hal berikut :1.Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik)2.Penurunan PaO2 dan peningkatan PaO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus (stimulasi mekanik).3.Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di salam uterus ( stimulasi sensorik).4.Refleks deflasi Hering Breur.

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli,selain karena adanya surfaktan,juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran napas dengan merintih sehingga udara bisa gtertahan di dalam. Cara neonates bernapas dengan cara bernapas difragmatik dan abdominal, sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya bernapas belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, sehingga terjadi atelektasis. Dalan kondisi seperti ini(anoksia), neonatus masih mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolism anaerobik.a. Perkembangan paru-paruParu-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.

b. Awal adanya napasFaktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :1)Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.3) Penimbunan karbondioksida (CO2).Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.4)Perubahan suhu.Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapasUpaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :1).Mengeluarkan cairan dalam paru-paru2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan(lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.

2. Apa yg dimaksud dengan adapatasi intrauterine ke ekstauterine kurang baik?Keadaan asidosis, gangguan cardiovascular serta komplikasinya sebagai akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama kegagalan adaptasi bayi baru lahir.eprints.undip.ac.id/29132/3/Bab_2.pdf

3. Faktor2/penyakit lain yg bisa mengganggu adaptasi intrauterine ke ekstaruterin menjadi kurang baik4.Apa ada pengaruh usia kehamilan 35 minggu dengan keluhan pasien ?Beda prematur dan dismatur , bagaimana cara membedakannya ?Menurut WHO, tahun 1984, bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan sedangkan bayi berberat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Prematuritas dibedakan atas dua kelompok, yaitu :

1. Prematuritas murniPrematuritas murni merupakan bayi yang lahir dengan berat badan sesuai dengan masa kehamilan, seperti masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan 1800-2000 gram.

2. Bayi dismatur/small for gestational ageBayi dismatur merupakan bayi dengan berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan, seperti bayi lahir setelah sembilan bulan dengan berat badan tidak mencapai 2500 gram. Berat badan lahir rendah dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu kurang dari 1000 gram, 1000-1500 gram, 1500-2000 gram dan 2000-2499 gram.8 Berat badan lahir kurang dari 2500 gram menyebabkan meningkatnya resiko kematian bayi. Bayi prematur BBLR ini lebih sering mengalami kematian pada periode neonatal. Bayi prematur BBLR yang berhasil bertahan hidup biasanya menderita gangguan perkembangan saraf, masalah penafasan, dan anomali kongenital.9 Infeksi oral seperti periodontitis dapat meningkatkan resiko terjadinya kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah

5.Interpretasi dari APGAR scoreKlasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR; a. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3.b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6. c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9. d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10 (Ghai, 2010).

Penilaian APGAR adalah sebuah tes cepat yang dilakukan pada menit pertama dan kelima pasca kelahiran, skor pada menit ke-1 memberi gambaran seberapa baik bayi melakukan toleransi terhadap proses kelahiran. Menit ke-5, skor memberikan penilaian akan bagaimana bayi beradaptasi dengan lingkungan yang baru.Nilai Apgar ditentukan dengan menilai denyut jantung, pernafasan, ketegangan otot, warna kulit dan respon terhadap rangsangan (refleks);masing-masing diberi nilai 0, 1 atau 2. Total Skor bernilai antara 1 sampai dengan 10, dengan nilai 10 memberikan gambaran bayi yang paling sehat.Tes APGAR bisa dilakukan oleh dokter, bidan atau perawat yang menolong persalinan. Di manaadalimakomponen yang diperhatikan:Appearance,Pulse,Grimace,Activity,Respiration(warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan).Limakriteria Skor Apgar:

Nilai 0Nilai 1Nilai 2AkronimWarna kulitseluruhnya biruwarna kulit tubuh normal merah muda,tetapi tangan dan kaki kebiruan (akrosianosis)warna kulit tubuh, tangan, dan kakinormal merah muda, tidak adasianosisAppearanceDenyut jantungtidak ada100 kali/menitPulseResponsreflekstidak ada respons terhadap stimulasimeringis/menangis lemah ketika distimulasimeringis/bersin/batuk saat stimulasi saluran napasGrimaceTonus ototlemah/tidak adasedikit gerakanbergerak aktifActivityPernapasantidak adalemah atau tidak teraturmenangis kuat, pernapasan baik dan teraturRespirationInterpretasiNilai ApgarTes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat diulangi jika skor masih rendah.JumlahskorInterpretasiCatatan7-10Bayi normal

4-6Agak rendahMemerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas.0-3SangatrendahMemerlukan tindakan medis yang lebih intensif

PenangananBayiBaaru Lahir Berdasasrkan NILSI APGAR

Nilai APGAR 5 Menit PertamaPenaganan0-3Tempatkan ditempat hangat dengan lampu sebagai sumber penghangatPemberian oksigen.ResusitasiStimulasi rujuk4-6Tempatkan dalam tempat yang hangat.Pemberiak oksigenStimulasi taktil7-10Dilakukan penatalaksanaan sesuai drngan bayi normal.6.Apa kemungkinan yg terjadi pada bayi yg baru Lahir yg tdk langsung menangis?Mengalami sumbatan jalan nafas karena lendir dan air ketubanmenyumbat pada hidung, mulut, tenggorokan harus langsung dilakukan pembersihan jalan nafas agar bayi dapat bernafas dan menangis.Asfiksia neonates7. Mengapa bayi mengalami asfiksia ?1. Asfiksia dalam kehamilan. a. Penyakit infeksi akut. b. Penyakit infeksi kronik. c. Keracunan oleh obat-obat bius. d. Uremia dan toksemia gravidarum. e. Anemia berat. f. Cacat bawaan. g. Trauma.

2. Asfiksia dalam persalinan a. Kekurangan O2. Partus lama ( rigid serviks dan atonia/ insersi uteri). Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus-menerus mengganggu sirkulasi darah ke plasenta. Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta. Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul. Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya. Perdarahan banyak : plasenta previa dan solutio plasenta. Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus), disfungsi uteri. b. Paralisis pusat pernafasan Trauma dari luar seperti oleh tindakan forceps. Trauma dari dalam : akibat obat bius.

8. Bagaimana cara melakukan resusitasi ? Indikasi dilakukan resusitasiLANGKAH-LANGKAH RESUSITASI BBLSebelum bayi lahir, harus mengetahui informasi:-Bayi cukup bulan atau tidak?-Air ketuban bercampur mekonium atau tidak?Setelah bayi lahir, lakukan penilaian:-Bernafas atau menangis?-Tonus otot baik?

Bila hasil penilaian baik, yaitu bayi cukup bulan, air ketuban tidak bercampur mekonium, bayi menangis, tnus otot baik. Maka lakukan PERAWATAN RUTIN: Beri kehangatan, Bersihkan jalan nafas, Mengeringkan bayiBila hasil penilaian tidak baik, maka lakukan

A.AIRWAY (LANGKAH AWAL)1. Jaga bayi tetap hangat.Selimuti bayi dengan kain, pindahkan bayi ke tempat resusitasi.2. Atur posisi bayi.Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong. Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi. Posisi semi ekstensi yaitu hidung dan mulut dalam satu garis lurus.

3.Isap lendir.Gunakan alat pengisap lendir DeLee atau bola karet.a.Pertama, isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir di hidung.b.Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat memasukkan).c. Bila menggunakan pengisap lendir DeLee, jangan memasukkan ujung pengisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung) karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti napas bayi.

4. Keringkan dan Rangsang taktil.a.Keringkan bayi mulai dari muka,kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas lebih baik.b.Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara di bawah ini:1)Menepuk atau menyentil telapak kaki.2)Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan

Rangsangan yang kasar, keras atau terus menerus, tidak akan banyak menolong dan malahan dapat membahayakan bayi.

5. Reposisi.a. Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru (disiapkan).b. Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan dada agar pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan.c.Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi).Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur

6. Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, megap-megap atau tidak bernapas.Lakukan evaluasi meliputi: Pernapasan Frekuensi jantung Warna kulitBila bayi bernafas, FJ > 100x/menit PERAWATAN SUPORTIF

B.BREATHING (VTP)Bila FJ < 100x/menit /APNUE VTP (Ventilasi Tekanan Positif)Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah udara ke dalam paru dengan tekanan positip yang memadai untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan dan teratur.1. Pasang sungkup, perhatikan lekatan.Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi.

2. Ventilasi 2 kali dengan tekanan 30 cm air, amati gerakan dada bayi.Ventilasi percobaan (2 kali) Lakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air. Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveloli paru agar bayi bisa mulai bernapas dan sekaligus menguji apakah jalan napas terbuka atau bebas.Lihat apakah dada bayi mengembang,Bila tidak mengembanga. Periksa posisi kepala, pastikan posisinya sudah benar.b. Periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran.Bila dada mengembanglakukan tahap berikutnyaa. Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dengan tekanan 20 cm air dalam 30 detik.b. Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur?

Kecukupan ventilasi dinilai dengan memperhatikan gerakan dinding dada dan auskultasi bunyi napas.Bila bayi bernafas, FJ > 100x/menit, kemerahan PERAWATAN LANJUT

C.CIRCULATIONApabila setelah dilakukan VTP, FJ < 60x/menit VTP dan kompresi dadaKompresi DadaKompresi dinding dada dapat dilakukan dengan melingkari dinding dada dengan kedua tangan dan menggunakan ibu jari untuk menekan sternum atau dengan menahan punggung bayi dengan satu tangan dan menggunakan ujung dari jari telunjuk dan jari tengah dari tangan yang lain untuk menekan sternum.Tehnik penekanan dengan ibu jari lebih banyak dipilih karena kontrol kedalaman penekanan lebih baik.Tekanan diberikan di bagian bawah dari sternum dengan kedalaman 1,5 cm dan dengan frekuensi 90x/menit.

Dalam 3x penekanan dinding dada dilakukan 1x ventilasi sehingga didapatkan 30x ventilasi per menit. Perbandingan kompresi dinding dada dengan ventilasi yang dianjurkan adalah 3 : 1.Evaluasi denyut jantung dan warna kulit tiap 30 detik. Bayi yang tidak berespon, kemungkinan yang terjadi adalah bantuan ventilasinya tidak adekuat, karena itu adalah penting untuk menilai ventilasi dari bayi secara konstan.

D.DRUGBila FJ < 60x/menit, berikan EPINEPRIN

AIR KETUBAN BERCAMPUR MEKONIUM?Bila tidak terdapat mekonium LANGKAH AWALBila air ketuban bercampur mekonium, lakukan penilaian bayi bugar atau tidak: Usaha nafas baik Tonus otot baik FJ > 100x/menitBila bayi bugarLANGKAH AWALBila bayi tidak bugar penghisapan mulut dan trachea LANGKAH AWAL

Indikasi resusitasi1.Sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau akibat lidah yang jatuh ke posterior.2.Kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang diberikan kepada ibu misalnya obat anestetik, analgetiklokal, narkotik,diazepam, magnesium sulfat, dan sebagainya3.Kerusakan neurologis.4.Kelainan / kerusakan saluran napas atau kardiovaskular atau susunan saraf pusat, dan / atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan / sirkulasi.5.Syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahanResusitasi lebih penting diperlukan pada menit-menit pertama kehidupan. Jika terlambat, bisa berpengaruh buruk bagi kualitas hidup individu selanjutnya.9.Apa hubungan usia preterm, BB bayi rendah, bayi tdk menanis, ketuban pecah dini, dengan keluhan10. Mengapa pada foto thorak didapatkan hyalin membran disease grade 1 11.Mengapa harus dilakukan penilaian skor Ballard dan Dubowitz? Bagaimana caranya ?SCORE DUBOWITZPenilaian menurut Dubowitz adalah dengan menggabungkan hasil penilaian fisik eksternal dan neurologis. Setiap penilaian ada skornya tertentu, jumlah skor fisik dan neurologis dipadukan, kemudian dengan menggunakan grafik regresi linier dicari masa gestasinya.

12. Apa fungsi dan maksud dari kurva Lubschenco dan Nelhause?Dilakukan saat kita tidak mengetahui umur gestasi 13. Kriteria bayi resiko tinggi Yang termasuk neonatus resikotinggiyaitu diantaranya sebagai berikut:1. BBLR2. asfiksia neonatorum3. sindrom, gangguan pernafasan4. ikterus5. perdarahan tali pusat6. kejang7. hypotermi8. hypertermi9. hypoglikemi10 tetanus neonatorum

14. Klasifikasi bayi resiko tinggi Klasifikasi bayi resiko tinggi dibedakan berdasarkan 4 macama yaitu :1.Klasifikasi berdasarkan berat badanBayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram(BBLR) yg dikelompokkan sbg berikut :a.Bayi berat badan lahir amat sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan < 1000 gram.b.Bayi berat badan lahir sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan < 1500 gram.c.Bayi berat badan lahir cukup rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan 1501-2500 gram.

2.Klasifikasi berdasarkan umur kehamilana.Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum mencapai 37 minggu.b.Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42 minggu.c.Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan > 37 minggu.3.Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat badana.Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) yaitu bayi yang lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intrauterine dengan berat badan terletak dibawah persentil ke-10 dalamgrafikpertumbuhan intra uterine.b.Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) yaitu bayi yang lahir dengan dengan berat badan sesuai dengan berat badan terletak antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan intrauterine.c.Bayi besar untuk masa kehamilan (BMK) yaitu bayi yang lahir dengan berat badan lebih besar untuk usia kehamilan dg berat badan yang diatas persentil ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra uterine.(Grafik terlampir)

4.Klasifikasi berdasarkan masalah patofisologisPada klasifikasi ini yaitu semua neonatus yang lahir disertai masalah patofisiologis atau mengalami gangguan fisiologis.a.HiperbilirubinemiaMerupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir dimana kadar bilirubin seru total lebih dari 10 mg % pada minggu pertama dengan ditandai ikterus.b.Asfiksia NeonaturumMerupakan keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas spontan dan teratur setelah lahir, yang dapat disertai dengan hipoksia.c.Tetanus neonaturumMerupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat , Yang dipicu oleh kuman clostridium tetani yang bersifat anarerob dimana kuman tersebut berkembang tanpa adanya oksigen.d.Respiratory DistressSindromMerupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispneo, frekwensi pernapasan yang lebih dari 0 kali permenit, adanya sianosis, adanya rintihan, pada saat ekspirasi adanya rektraksi suprasternal.

15. DDBBLRBBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan umur kehamilan. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Bayi yang dilahirkan berisiko meninggal dunia sebelum berumur satu tahun 17 kali lebih besar dari bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal. (Depkes RI, 2005)

Jenis-Jenis BBLRBBLR dibedakan atas 2 kategori yaitu BBLR karena premature dan BBLR karena Intrauterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. PrematureMakin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan makin tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Dengan pengelolaan yang optimal dan dengan caracara yang kompleks serta menggunakan alat-alat yang canggih, beberapa gangguan yang berhubungan dengan prematuritasnya dapat diobati. Dengan demikian gejala sisa yang mungkin diderita di kemudian hari dapat dicegah atau dikurangi. Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam problematik pada derajat prematuritas maka Usher (1975) menggolongkan bayi tersebut dalam tiga kelompok:1. Bayi yang sangat prematur (extremely premature) : 24 30 minggu. Bayi dengan masa gestasi 24 27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan gestasi 28 30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif agar dicapai hasil yang optimum.2. Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) : 31 36 minggu

Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup lebih baik dari golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya dikemudian hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul intensif.3. Borderline premature : masa gestasi 37 38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat-sifatprematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul problematik seperti yang dialami bayi prematur, misalnya sindrom gangguan pernafasan, hiperbilirubinemia, daya isap yang lemah dan sebagainya, sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama.

Asfiksia Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea). Dengan demikian organ tubuh mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian (Ilmu Kedokteran Forensik, 1997). Secara klinis keadaan asfiksia sering disebut anoksia atau hipoksia (Amir, 2008).

Etiologi Dari segi etiologi, asfiksia dapat disebabkan oleh hal berikut (Ilmu Kedokteran Forensik, 1997): 1. Penyebab alamiah, misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernapasan seperti laringitis difteri atau menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti fibrosis paru. 2. Trauma mekanik yang menyebabkan asfiksia mekanik, misalnya trauma yang mengakibatkan emboli udara vena, emboli lemak, pneumotoraks bilateral; sumbatan atau halangan pada saluran napas dan sebagainya. 3. Keracunan bahan yang menimbulkan depresi pusat pernapasan, misalnya barbiturat dan narkotika.

Penyebab tersering asfiksia dalam konteks forensik adalah jenis asfiksia mekanik, dibandingkan dengan penyebab yang lain seperti penyebab alamiah ataupun keracunan (Knight, 1996 )

patofisiologipernafasan spontan bayi baru lahir tergantung kepada kondisi janin masa kehamilan dan persalinan.Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi.Proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi primary gasping yang kemudia akan berlanjut dengan pernafasan teratur.Sifat asfiksia ini tidak mempunyai pengaruh buruk karena bayi dapat mengatasinya.asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apneu disertai dengan penurunan frekuensi jantung.selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur.pada penderita asfiksia berat , usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua.Pada tingkat ini disamping bradikardia ditemukan pula penurunan tekanan darah.

Prematur Organisasi kesehatan dunia (WHO), mendefinisikan bayi prematur sebagai bayi lahir hidup sebelum 37 minggu kehamilan (dihitung dari hari pertama haid terakhir), sedangkan The AmericanAcademyof Pediatrics mengambil batasan 38 minggu.8Berdasarkan umur kehamilan, Usher (1975) menggolongkan bayi prematur menjadi: 8-101. Bayi yang sangat prematur (extremely premature), masa gestasi 24-30 minggu .2. Bayi prematur sedang (moderately prematur), masa gestasi 31-36 minggu3. Borderline premature, masa gestasi 37-38 minggu

Berdasarkan berat badannya bayi prematur digolongkan menjadi : 81. BBLR (Bayi berat lahir rendah), 1500-2500 gram2. BBLSR (Bayi berat lahir sangat rendah), 1000-1499 gram3. BBLASR (Bayi berat lahir amat sangat rendah), < 1000 gram

Menurut kurva pertumbuhan janin, terdapat 3 golongan BKB / prematur, yaitu : 9,101. BKB SMK (Sesuai dengan masa kehamilan)2. BKB KMK (Kecil untuk masa kehamilan)3. BKB BMK (Besar untuk masa kehamilan)

Masalah yang sering dihadapi oleh bayi-bayi prematur adalah: 8,11-131. Asfiksia perinatal2. Masalah pada susunan saraf pusat Perdarahan periventrikuler intraventrikuler (PPV IV) Leukomalasia periventrikuler3. Masalah pada sistem pernafasan Sindrom gawat nafas karena penyakit membran hialin (PMH) Apnea pada bayi prematur Sindrom kebocoran udara (air leak syndrome) Displasia bronkopulmoner Pneumotoraks4. Hipotermia5. Hipoglikemia6. Komplikasi kardiovaskuler Duktus arteriosus persisten (DAP) Hipotensi sistemik7. Imaturitas regulasi cairan8. Hiperbilirubinemia9. Hipokalsemia10. Retinopati prematuritas (ROP)11. Sepsis, karena ketahanan yang rendah terhadap infeksi12. Enterokolitis Nekrotikans (EKN)13. Perdarahan

Daftar pustaka

1. Gunardi H. Pemantauan bayi prematur. Dalam: Trihono PP, Pudjarto PS, Syarif DR, et al, penyunting. Hot topics in pediatrics II. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak FKUI XLV.Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002.h.17-262. Kaban RK, Efar P. Pemantauan bayi prematur di poliklinik. Dalam Prawitasari T, Kaswandani N, penyunting. Manajemen penyakit pediatri di poliklinik. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak FKUI V.Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2008. h.13-35.3. Casey PH, Mansell LW, Barrett K, Bradley RH, Garyus R. Impact of prenatal and/or postnatal growth problems in low birth weight preterm infants on scholl age outcomes: an 8 year longitudinal evaluation. Pediatric 2006;118:h.107-84.4. Indarso F. Pemantauan jangka panjang pada bayi berat lahir sangat rendah. Dalam: Korin MS, Yunarto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku ajar neonatologi. Jakarta: Balai Penerbit IDAI;2008.h.268-83.5. Chundrayenti E. Kesakitan dan kematian neonatal dini pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan beberapa faktor yang mempengaruhi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Tesis, Padang : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UNAND, 1998.6. --------- Follow up care of high risk infants. Pediatric 2004;114:1377-94.7. Mutch L, Newdick M, Lodmick A, Chalmers I. Secular changes in rehospitalization of very low birth weight infants. Pediatric 1986;78:h.164-70.8. Janin dan neonatus. Dalam : Markum AH, Ismael S, Alatas H, et al, penyunting. Buku ajar ilmu kesehatan anak jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 1991.h.218-21.9. Wibowo N. Risiko dan pencegahan kelahiran prematur. Dalam :L Suradi R, Monintja HE, Amalia P, Kusumowardhani D, penyunting. Penanganan mutakhir bayi perematur : memenuhi kebutuhan bayi prematur untuk menunjang berkelanjutan. Ilmu Kesehatan Anak FKUI XXXVIII. FKUI; 1997.10. Budjang FR. Bayi berat badan lahir rendah. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin B, Rachimhadhi T, penyunting. Ilmu kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta : Pustaka Sarwono; 1999. h. 77-184.

11. Lee KG, Cloherty JP. Identifying the high-risk newborn and evaluating gestational age, prematurity infants. Dalam: Cloherty JP, Eichenwald EC, Stark AR, penyunting. Manual of neonatal care. Edisi ke-5.Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins,2003.h.42-5112. Hay WW, Lucas A, Heird WC, Ziegler E, Levin E, Grave GD dkk. Workshop summary: Nutrition of the extremely low birth weight infant. Pediatric 1999;104:h.1360-7.13. Gomela TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE. Follow up of high-risk infant. Dalam:Neonatology, management, procedure, on call problems, disease and drugs. Edisi ke-5. New York:Mc Graw Hill,2004;139-42,278-82.14. Joint Committee on infant hearing 1994 position statement. Pediatric 1995;95:h.152-5.15. Billing KR, Kenna MA. Causes of pediatric sensorineural hearing loss. Archotolaryngol head neck surg 1999;125:h.517-21.16. Committee on environmental health. Noise: a hazard for the fetus and newborn. Pediatric 1997;100:h.724-6.17. Meyer C, Witte J, Hildmann A, Hanneeke KH, Schunck KU, Maul. Neonatal screening for hearing disorders in infant at risk: incidence, risk factors and follow up. Pediatric 1999;104:h.900-3.18. Nelson H, Bougatsus C, Nygren P. Universal newborn hearing screening: Systematic review to update the 2001 US preventive series task force recommendation. Pediatric 2008;122:e266-74.19. Phelps DL. Retinopathy of prematurity. Pedsinreview 1995;16:h.50-6.

20. Canadian Pediatric Society. Routine screening cranial ultrasound examinations for the prediction of longterm neurodevelopmental outcomes in preterm infant. Canadian paediatric society 2001.6(1):39-43.21. Saari TN. Committee on infectious diseases. Imunization of preterm and low birth weight infants. Pediatric 2003;112:h.193-7.22. Poets CF. Gastroesophageal reflux : a critical review of its role in preterm infants. Pediatric 2004;113:e128-31.23. Trachtenberg DE, Golemon TB. Office care of the premature infant: Part II. Common meical and surgical problems. Am Fam Physician. 1998;57(10):2383-404.