22
BATUK EFEKTIF DAN MELATIH NAFAS DALAM D I S U S U N OLEH KELOMPOK III ADE CITRA NASUTION DEDI SWARDANA SYAHPUTRA FERIANTO ISHAK LESI RANDA RIASTUTI SRI MADAWATI YUDISTARA BAMBANG PERIANTO FAHRUL RAZI RONI DOSEN : AYU NORA, SKM POLTEKES KEMENKES ACEH PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LANGSA

Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

BATUK EFEKTIF DAN MELATIH NAFAS DALAM

DISUSUN

OLEH

KELOMPOK III

ADE CITRA NASUTION

DEDI SWARDANA SYAHPUTRA

FERIANTO

ISHAK

LESI

RANDA RIASTUTI

SRI MADAWATI

YUDISTARA

BAMBANG PERIANTO

FAHRUL RAZI

RONI

DOSEN : AYU NORA, SKM

POLTEKES KEMENKES ACEH

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LANGSA

TAHUN AJARAN 2011/2012

KATA PENGANTAR

Page 2: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya

sehingga makalah yang berjudul “Batuk Efektif Dan Melatih Nafas Dalam” ini dapat

diselesaikan..

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak membantu

dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu Ayu Nora, SKM selaku Dosen

pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan dan dukungan moril maupun materi

dalam penyusunan makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan seakademi dan semua

pihak yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai masukan untuk perbaikan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan,

pengetahuan dan pemahaman semua pihak tentang “Batuk Efektif Dan Melatih Nafas

Dalam”.

Wassalam..

Langsa, Juni 2012

Penulis

BATUK EFEKTIF DAN MELATIH N AFAS DALAM

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN

Page 3: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

Batuk merupakan cara efektif dan efisien untuk mengeluarkan lendir di saluran

pernapasan. Agar batuk jadi efektif maka perlu diberikan latihan batuk. Namun latihan ini

hanya bisa dilakukan pada anak yang sudah bisa diajak sedikit bekerja sama (kooperatif) atau

mulai di usia balita. Untuk bayi, teknik batuk pada fisoterapi di rumah biasanya ditiadakan.

Bayi biasanya mengeluarkan lendir dengan cara memuntahkannya.

Latihan Batuk merupakan cara yang paling efektif untuk membersihkan laring, trakea,

bronkioli dari sekret dan benda asing.

Batuk efektif adalah tindakan yang diperlukan untuk membersihkan sekresi. (Hudak &

Gallo,1997:494 )

Batuk juga merupakan gejala tersering penyakit pernafasan. Rangsangan yang

biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia dan peradangan. Setiap

proses peradangan saluran pernafasan dengan atau tanpa eksudat dapat mengakibatkan batuk.

Bronkitis kronik, asma, Tbc ( Tuberculosis paru ) dan pneumonia merupakan penyakit yang

secara tipikal memiliki batuk sebagai gejala yg mencolok. ( wilson, 2006:773-774 )

Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat

menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara

maksimal. ( Jenkins, 1996 ).

Latihan batuk efektif adalah suatu metode atau cara untuk mengeluarkan sputum

yang ada didalam saluran pernafasan.

Batuk efektif dan napas dalam merupakan teknik batuk efektif yang menekankan

inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan: :

1. Merangsang terbukanya sistem kolateral.

2. Meningkatkan distribusi ventilasi.

3. Meningkatkan volume paru dan memfasilitasi pembersihan saluran napas.

(Jenkins,1996)

4. Meningkatkan ekspansi paru.

5. Mobilisasi sekresi.

6. Mencegah efek samping dari retensi sekresi (pneumonia, ateletaksis dan demam ).

(Hudak & Gallo, 1997:494)

Latihan batuk efektif berfungsi mengeluarkan sekresi ( Stari, 1992 ).

Tujuan dilakukannya latihan batuk efektif adalah

1. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsi dengan baik

2. Mengeluarkan dahak atau seputum yang ada disaluran pernafasan

3. Melatih klien agar terbiasa melakukan cara pernafasan dengan baik

Menurut Wilson ( 2006:773-774 ) Batuk Efektif Dilakukan pada pasien seperti :

Bronkritis kronik

Asma

Page 4: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

Tuberculosis Paru ( TBC Paru ).

Pneumonia

Emfisema

Batuk efektif dan napas dalam merupakan teknik batuk efektif yang menekankan

inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan : Merangsang terbukanya

system kolateral, Meningkatkan distribusi ventilasi, Meningkatkan volume paru,

Memfasilitasi pembersihan saluran napas ( Jenkins, 1996 ).

Batuk Yang tidak efektif menyebabkan :

Kolaps saluran nafas

Ruptur dinding alveoli

Pneumothoraks

Latihan nafas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan menggunakan diafragma,

sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh (Parsudi,

dkk., 2002). Tujuan nafas dalam adalah untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan

efisien serta untuk mengurangi kerja bernafas, meningkatkan inflasi alveolar maksimal,

meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola aktifitas otot-otot

pernafasan yang tidak berguna, tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernafasan,

mengurangi udara yang terperangkap serta mengurangi kerja bernafas (Suddarth & Brunner,

2002).

Latihan nafas dalam bukanlah bentuk dari latihan fisik, ini merupakan teknik jiwa dan

tubuh yang bisa ditambahkan dalam berbagai rutinitas guna mendapatkan efek relaks. Praktik

jangka panjang dari latihan pernafasan dalam akan memperbaiki kesehatan. Bernafas pelan

adalah bentuk paling sehat dari pernafasan dalam (Brunner & Suddarth, 2002).

Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas yang terdiri atas :

1. Pernafasan Diafragma

Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen di rumah.

Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring ke kiri atau

ke kanan, mendatar atau setengah duduk.

Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian tengah, tangan

yang lain di atas dada. Akan dirasakan perut bagian atas mengembang dan tulang

rusuk bagian bawah membuka. Penderita perlu disadarkan bahwa diafragma

memang turun pada waktu inspirasi. Saat gerakan (ekskursi) dada minimal.

Dinding dada dan otot bantu napas relaksasi.

Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan melalui

mulut (pursed lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan

memaksimalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat

Page 5: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

berkontraksi selama inspirasi untuk memudahkan gerakan diafragma dan

meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian bawah.

Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk

menggerakkan diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,51 kg dapat diletakkan di

atas dinding perut untuk membantu aktivitas ini.

2. Pursed lips breathing

menarik napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik melalui hidung (bukan

menarik napas dalam) dengan mulut tertutup.

kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut dengan

posisi seperti bersiul.

PLB dilakukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen selama ekspirasi.

Selama PLB tidak ada udara ekspirasi yang mengalir melalui hidung.

Dengan pursed lips breathing (PLB) akan terjadi peningkatan tekanan pada

rongga mulut, kemudian tekanan ini akan diteruskan melalui cabang-cabang

bronkus sehingga dapat mencegah air trapping dan kolaps saluran napas kecil

pada waktu ekspirasi

Batuk efektif tergantung pada intaknya busur refleks afferent-efferent, ekspirasi yang

adekuat dan kekuatan dinding otot dada dan normalnya produksi dan bersihan mukosiliar.

Point penting :

Umur

Durasi batuk

Dyspneu (saat istirahat atau aktivitas)

Gejala konstitusional

Riwayat merokok

Tanda vital (denyut jantung, respirasi, temperatur tubuh)

Pemeriksaan thorax

Radiologi thorax saat batuk yang tidak bisa dijelaskan terjadi lebih dari 3-6 minggu

B. PERSIAPAN PASIEN DAN INDIKASINYA

Persiapan Pasien :

Latihan nafas dalam

1. Atur posisi yang nyaman

Page 6: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

2. Flexikan lutut klien untuk merileksasikan otot abdominal

3. Letakkan 1 atau 2 tangan pd abdomen, tepat dibawah tulang iga

4. Tarik nafas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup, hitung sampai 3 selama

inspirasi

5. Hembusan udara lewat bibir seperti seperti meniup (purse lips breathtig) secara

perlahan

Cara Latihan Teknik Nafas Dalam

1. Tarik nafas melalui hidung secara maksimal kemudian tahan 1-2 detik

2. Keluarkan secara perlahan dari mulut

3. Lakukanlah 4-5 kali latihan, lakukanlah minimal 3 kali sehari (pagi, siang, sore)

Batuk efektif

1. Tarik nafas dalam lewat hidung dan tahan nafas untuk beberapa detik

2. Batuk 2 kali,pd saat batuk tekan dada dengan bantal,tampung sekret pd sputum pot

3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan

hipoksia

Cara Batuk Efektif

Tarik nafas dalam 4-5 kali

Pada tarikan selanjutnya nafas ditahan selama 1-2 detik

Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukan dengan kuat

Lakukan empat kali setiap batuk efektif, frekuensi disesuaikan dengan kebutuhan

Perhatikan kondisi penderita

Cara Batuk Eefktif

Duduk tegak.

Kemudian hirup napas dalam 2 kali secara perlahan – lahan melalui hidung dan

hembuskan melalui mulut.

Hirup napas dalam ketiga kalinya dan tahan napas sampai hitungan ke 3, Batukkan

dengan kuat 2 atau 3 kali secara berturut-turut tanpa menghirup napas kembali selama

melakukan batuk.

Lanjutkan latihan batuk sebanyak 2-3 kali pada saat terjaga.

Ulangi sesuai dengan kebutuhan. ( Bangerd, 2011 )

Adapun cara latihan batuk efektif yaitu dengan : anjurkan klien menarik nafas selama

3x kemudian anjurkan klien batuk secara menghentak. Batuk secara terkekeh-tekeh dapat

menyebabkan seseorang kehilangan banyak energi dan sulit untuk mengeluarkan dahak.

Untuk mengantisipasi hal tersebut kita dapat menggunakan teknik batuk efektif.

Adapun latihan batuk untuk anak balita yang bisa dilakukan adalah :

Anak duduk dengan agak membungkuk.

Page 7: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

Minta ia menarik napas dalam-dalam

lalu tahan dan kontraksikan otot perut.

Tiup napas lebih kuat dan batuk.

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami

operasi dengan anestesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas

selama dalam kondisi teransetesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak

nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk

efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret

tersebut.

Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :

Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan

melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.

Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali)

Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak hanya

batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada

tenggorokan.

Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi.

Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan

menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi

dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk. Batuk

mempengaruhi interaksi personal dan sosial, mengganggu tidur dan sering menyebabkan

ketidak nyamanan pada tenggorakan dan dinding dada.

Indikasi pada pasien penyakit paru

Dilakukan pada pasien seperti : COPD/PPOK, Emphysema, Fibrosis, Asma, chest infection,

pasien bedrest atau post operasi

Huff Coughing adalah tehnik mengontrol batuk yang dapat digunakan pada pasien

menderita penyakit paru-paru seperti COPD/PPOK, emphysema atau cystic fibrosis.

Huff Coughing :

Untuk menyiapkan paru-paru dan saluran nafas dari Tehnik Batuk huff, keluarkan

semua udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas. Mulai dengan bernafas pelan.

Ambil nafas secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan nafas secar perlahan selama

3 – 4 detik.

Tarik nafas secara diafragma, Lakukan secara pelan dan nyaman, jangan sampai

overventilasi paru-paru.

Setelah menarik nafas secra perlahan, tahan nafas selama 3 detik, Ini untuk

mengontrol nafas dan mempersiapkan melakukan batuk huff secara efektif.

Page 8: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

Angkat dagu agak keatas, dan gunakan otot perut untuk melakukan pengeluaran nafas

cepat sebanyak 3 kali dengan saluran nafas dan mulut terbuka, keluarkan dengan

bunyi Ha,ha,ha atau huff, huff, huff. Tindakan ini membantu epligotis terbuka dan

mempermudah pengeluaran mucus.

Kontrol nafas, kemudian ambil napas pelan 2 kali.

Ulangi tehnik batuk diatas sampai mucus sampai ke belakang tenggorokkan

Setelah itu batukkan dan keluarkan mucus/dahak

Postsurgical Deep Coughing

Step 1 :

Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut

agak ditekukkan.

Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk terhadap luka operasi dengan kedua tangan

Bernafaslah dengan normal

Step 2 :

Bernafaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung.

Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui mulut, Ulangi untuk yang kedua

kalinya.

Untuk ketiga kalinya, Ambil nafas secara pelan dan dalam melalui hidung, Penuhi

paru-paru sampai terasa sepenuh mungkin.

Step 3 :

Batukkan 2 – 3 kali secara berturut-turut. Usahakan untuk mengeluarkan udara dari

paru-paru semaksimalkan mungkin ketika batuk.

Relax dan bernafas seperti biasa

Ulangi tindakan diatas.

Temuan Klinis

Gejala :

Membedakan batuk akut (<> 3 minggu) merupakah langkah awal dalam

mengevaluasi.

Pada individu dewasa yang sehat, sebagaian besar sindrom batuk diakibatkan oleh

infeksi saluran respirasi oleh virus.

Batuk post infeksi yang berlangsung 3 – 8 minggu di sebut sebagai batuk sub akut

untuk membaedakan dari batuk akut dan kronik.

Gejala klinik tambahan seperti demam, kongesti nasal dan radang tenggorokan dapat

membantu dalam mendiagnosis.

Dyspneu ( saat istirahat atau aktivitas) mencerminkan kondisi yang serius dan

memerlukan evaluasi lebih lanjut termasuk penilaian oksigenasi (pulse oksimetri atau

Page 9: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

pengukuran gas darah arteri), aliran udara (peak flow atau spirometri) dan penyakit

parenkim paru ( radiologi thorax).

Waktu dan karakter batuk tidak bermanfaat untuk menentukan penyebab batuk akut

ataupun persisten, meskipun varian batuk asma sebaiknya dipertimbangkan pada orang

dewasa dengan batuk nokturna prominent. Penyebab tidak umum batuk akut dicurigai pada

orang dengan penyakit jantung (gagal jantung kongestif) atau hay fever (rhinitis alergi) dan

orang dengan faktor resiko lingkungan (misalnya petani).

Batuk yang disebabkan oleh infeksi saluran respirasi akut membaik dalam 3 minggu

pada 90% pasien. Infeksi pertusis dicurigai pada orang dewasa yang sebelumnya di imunisasi

dengan batuk persisten atau berat sekitar 2 – 3 minggu. Saat tidak ditemukan terapi dengan

obat ACE inhibitor, infeksi saluran respirasi akut dan radiologi thorax abnormal, sampai 90%

kasus batuk persisten disebabkan oleh postnasal drip, asma atau gastroesophageal reflux

disease (GERD). Riwayat kongesti nasal atau sinus, wheezing atau rasa terbakar pada jantung

(heartburn) sebaiknya cepat dievaluasi dan terapi.

Kondisi tersebut sering menyebabkan batuk persisten pada keadaan batuk tanpa gejala

lain yang terlihat. Karsinoma bronkogenik dicurigai saat batuk disertai penurunan berat badan

yang tidak diketahui sebabnya, demam dengan keringat malam terutama pada orang dengan

riwayat merokok dan terpapar.

Batuk persisten yang disertai sekresi mukus yang banyak dicurigai bronkitis kronik

pada perokok atau bronkiektasis pada pasien dengan riwayat pneumonia rekurent atau terjadi

komplikasi, radiologi thorax dapat membantu. Dyspneu pada istirahat atau aktifitas umumnya

tidak terdapat pada pasien dengan batuk persisten. Dyspneu memerlukan penilaian lebih

lanjut terhadap bukti lebih lanjut penyakit paru kronik atau gagal jantung kongestif.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dapat secara langsung sebagai alat diagnostik untuk batuk akut dan

persisten. Pneumonia dicurigai saat batuk akut disertai dengan tanda vital yang abnormal

(takikardi, takipneu, demam) atau ditemukan konsolidasi ruang udara (ronki, penurunan suara

nafas, fremitus, egophny).

Meskipun sputum yang purulen berhubungan dengan infeksi bakteri pada pasien

penyakit paru (misalnya Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), cystik fibrosis), pada

pneumonia merupakan prediktor yang jelek pada pasien dewasa sehat. Terapi antibiotika pada

orang dewasa dengan sputum yang purulen tidak menunjukan manfaat. Wheezing dan ronki

sering ditemukan pada orang dewasa dengan bronkitis akut dan pada sebagian besar kasus

tidak mencerminkan asma yang beronset pada dewasa. Pemeriksaan fisik pada orang dewasa

dengan batuk persisten kemungkinan dapat menunjukan bukti sinusitis kronik, syndrom post

nasal drip atau asma. Tanda dada dan jantung dapat membedakan PPOK dan GJK (Gagal

Jantung Kongestif).

Page 10: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

Pada pasien batuk yang disertai dyspneu, test match normal (mampu membedakan

match 25 cm jauhnya) dan tinggi laringeal maksimum 4 cm (diukur dari sternal notch ke

kartilago cricoid pada akhir ekspirasi) menurunkan kemungkinan PPOK. Sama juga, tekanan

vena jugularis dan reflux hepatojugular negatif menurunkan kemungkinan GJK biventrikular.

Diagnosis Banding

Batuk akut

Batuk akut dapat merupakan tanda infeksi saluran respirasi akut, asma, rhinitis alergi dan

gagal jantung kongestif.

Batuk persisten

Penyebab batuk persisten termasuk infeksi pertusis, syndrom post nasal drip (atau sundrom

batuk jalan nafas atas), asma (termasuk batuk varian asma), GERD, bronkitis kronik,

bronkiektasis, tuberkulosis atau infeksi kronik lainnya, penyakit paru interstitial dan

karsinoma bronkogenik. Batuk persisten dapat juga psikogenik.

Pemeriksaan Diagnostik

Batuk akut

Radiolograpi thorax dipertimbangkan pada orang dewasa dengan batuk yang akut yang

menunjukan tanda vital yang abnormal atau pada pemeriksaan thorax curiga pneumonia.

Batuk persisten

Radiography thorax indiksai jika telah disingkirkan kemungkinan pasien menjalani terapi

dengan ACE inhibitor dan batuk post infeksi dengan anamnesis. Pemeriksaan terhadap infeksi

pertusis dilakukan dengan menggunakan polymerase chain reaction pada swab nasopharingeal

atau spesimen hidung. Saat radiologinya normal, pertimbangkan kemungkinan postnasal drip,

asma dan GERD. Terdapatnya gejala-gejala umum tersebut sebaiknya dievaluasi lebih lanjut

atau diberikan terapi empirik. Akan tetapi, terapi empirik direkomendasikan untuk postnasal

drip, asma atau GERD selama 2-4 minggu meskipun penyakit-penyakit tersebut yang bukan

menyebabkan batuknya. Sekitar 25% kasus batuk persisten disebabkan berbagai macam

penyebab. Spirometri dapat membatu obstruksi saluran nafas pada pasien dengan batuk

persisten dan wheezing dan yang tidak respon terhadap pengobatan asma. Ketika terapi

empirik untuk sindrom postnasal drip, asma dan GERD tidak membantu, evaluasi lebih lanjut

diperlukan melalui pH manometri, endoskopi, barium swallow, CT scan sinus atau thorax.

Terapi

Batuk Akut

Dalam memberikan terapi batuk akut sebaiknya berdasarkan penyebab penyakitnya, batuknya

sendiri dan faktor-faktor tambahan yang membuat batuk kambuh.

Page 11: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

Ketika diagnosa influenza ditegakkan, terapi dengan amantadine, rimantadine, oseltamivir

atau zanamivir efektif ( 1 hari atau kurang) ketida dimulai 30-48 jam dari onset penyakit.

Pada infeksi Chlamydia atau Mycoplasma, antibiotik seperti ertiromysin, 250 mg oral 4 kali

sehari selama 7 hari atau doksisiklin 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari.

Pada pasien dengan bronkitis akut, terapi dengan inhalasi beta 2 -agonis dapat mengurangi

keparahan dan durasi batuk pada beberapa pasien.

Bukti menunjukan pemberian dextromethorphan bermanfaat dalam meringankan batuk pada

orang dewasa dengan infeksi saluran respirasi akut.

Terapi postnasal drip (dengan antihistamin, dekongestan, atau kortikosteroid nasal) atau

GERD (dengan H2 blocker atau proton-pump inhibittor) yang disertai dengan batuk akut

dapat menolong.

Terdapat bukti bahwa vitamin C dan echinacea tidak efektif dalam mengurangi keparahan

batuk akut, tetapi terdapat bukti juga bahwa vitamin C (sedikitnya 1 gram sehari) bermanfaat

dalam mencegah flu pada orang dengan stress fisik (misal: setelah marathon) atau malnutrisi.

Batuk Persisten

Saat dicurigai infeksi pertusis, terapi dengan antibiotika makrolid tepat untuk mengurangi

penyebaran dan transmisi organisme.

Jika infeksi pertusis berlangsung 7-10 hari, terapi antibiotika tidak mengurangi durasi batuk

yang dapat berlangsung selama 6 bulan.

Tidak ada bukti yang merekomendasikan berapa lama terapi batuk persisten dilanjutkan untuk

postnasal drip, asma atau GERD.

Gejala yang kambuh lagi memerlukan evaluasi lebih lanjut.

Pasien dengan batuk persisten tanpa sebab yang jelas dikonsultasikan dengan

otolaryngologist; terapinya dengan lidokain nebulasi.

C. PERSIAPAN ALAT DAN PROSEDUR PELAKSANAAN

Peralatan yang digunakan :

1. sarung tangan

2. bengkok

3. antiseptik (jika perlu)

4. sputum pot

5. gelas berisi air hangat

6. tisu habis pakai

Tindakan/Prosedur :

ucapkan basmalah

cuci tangan

persiapan klien dan lingkungan :

Page 12: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

salam terapeutik

informed consent dan kontrak kepada klien

dekatkan peralatan yang telah disiapkan di samping tempat tidur klien.

jaga privasi klien

kaji pernapasan klien

atur posisi klien dalam posisi nyaman setengah duduk diatas tempat tidur atau kursi

atau pada posisi tidur dengan satu bantal

fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen

peragakan pada klien cara nafas dalam

tempatkan satu atau dua tangan pada abdomen dibawah tulang rusuk

tarik nafas melalui hidung dengan mulut tertutup, pusatkan kedaerah abdomen.

inhalasi/menarik nafas sepanjang 3 hitungan.

buat mulut seperti akan bersiul, kemudian keluarkan nafas perlahan dan lembut.

bentuk mulut seperti bersiul menyebabkan aliran udara yang resisten keluar dari paru-

paru, meningkatkan tekanan dalam bronchus dan meminimalkan kolpas pada jalan

nafas yang lebih kecil.

pusatkan pada dinding abdomen dan kencangkan otot abdomen saat mengeluarkan

nafas untuk meningkatkan efektifitas ekshalasi. hitung 7 hitungan selama ekshalasi.

ulangi sebanyak sampai 3-5 kali

peragakan cara batuk efektif pada klien

setelah menggunakan bronchodilator atau melakukan nafas dalam, pada nafas terakhir

tahan nafas selama beberapa detik.

batuk dua kali. batuk pertama melepaskan mucus dan batuk kedua untuk

mengeluarkan secret. batuk dengan menutup mulut dengan tangan yang telah dibalut

tissue.

hindari episode batuk yang lama karena dapat menyebabkan kelelahan dan hipoksia.

buang sekret yang ada pada sputum pot

minta klien untuk mengulangi peragaan tadi

anjurkan klien untuk melakukan tindakan ini selama 5 mneit. dan latihan ini dapat

dilakukan 4-5 kali/hari (pagi bangun tidur, saat rileks, siang sebelum makan dan sore

setelah mandi)

terminasi dan kontrak waktu selanjutnya

cuci tangan

lakukan pendokumentasian: karakteristik sputum (warna, jumlah)

akhirilah dengan membaca hamdallah

Standard Operasional Prosedure (SOP) Batuk Efektif

1. Tahap PraInteraksi

Page 13: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

Mengecek program terapi

Mencuci tangan

Menyiapkan alat

2. Tahap Orientasi

Memberikan salam dan sapa nama pasien

Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

3. Tahap Kerja

Menjaga privacy pasien

Mempersiapkan pasien

Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen

Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung

hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)

Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada

punggung)

Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan

Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir

seperti meniup)

Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot

Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di dekat

mulut bila tidur miring)

Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3: inspirasi, tahan

nafas dan batukkan dengan kuat

Menampung lender dalam sputum pot

Merapikan pasien

4. Tahap Terminasi

Melakukan evaluasi tindakan

Berpamitan dengan klien

Mencuci tangan

Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

D. FOKUS EVALUASI

kolaborasi dengan dokter untuk medikasi: pemberian obat batuk

perhatikan apakah klien mengkonsumsi obat batuk, jika ya anjurkan untuk

menghindari penggunaan yang berlebihan karena dapat menyebabkan efek samping

jika klien menderita DM, hindari sirup obat batuk yang mengandung gula atau

alkohol.

Page 14: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.M., Matassarin, E. Medical Surgical Nursing. 1997. Clinical Management for Continuity of Care. J.B. Lippincott Co.

Call SA et al. Does this patient have influenza? JAMA. 2005 Feb 23;293(8):987–97. [PMID: 15728170]

Page 15: Batuk Efektif Dan Batuk Dalam

Haque RA et al. Chronic idiopathic cough: a discrete clinical entity? Chest. 2005 May;127(5):1710–3. [PMID: 15888850]

Hewlett EL et al. Clinical practice. Pertussis—not just for kids. N Engl J Med. 2005 Mar 24;352(12):1215–22. [PMID: 15788498]

http://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2012/04/nafas-dalam-dan-batuk-efektif.html

http://fundamental-of-nursing.blogspot.com/2008/11/latihan-batuk-efektif.html

http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/04/nafas-dalam-dan-batuk-efektif.html

http://ners-blog.blogspot.com/2011/10/satuan-penyuluhan-batuk-efektif-dan.html

Hudak & Gallo,(1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik. Edisi 6. Volume I. Jakarta: EGC.

Jenkins, (2008), http://e-learning-keperawatan.blogspot.com-batuk-efektif-dan-napas-dalam.html.

Lin DA et al. Asthma or not? The value of flow volume loops in evaluating airflow obstruction. Allergy Asthma Proc. 2003 Mar–Apr;24(2):107–10. [PMID: 12776443]

Luckman & Sorensen. Medical Surgical Nursing. 1990. WB Saunders Company.

Metlay JP et al. Testing strategies in the initial management of patients with community-acquired pneumonia. Ann Intern Med. 2003 Jan 21;138(2):109–18. [PMID: 12529093]

Pratter MR et al. An empiric integrative approach to the management of cough: ACCP evidence-based clinical practice guidelines. Chest. 2006 Jan;129(1 Suppl):222S–231S. [PMID: 16428715]

Schroeder K et al. Over-the-counter medications for acute cough in children and adults in ambulatory settings. Cochrane Database Syst Rev. 2004;(4):CD001831. [PMID: 15495019]

Wenzel RP et al. Acute bronchitis. N Engl J Med. 2006 Nov 16;355(20):2125–30. [PMID: 17108344]

Wilson, M.Lorraine, (2006), Buku Patofisiologi Keperawatan, Konsep klinis-proses-proses penyakit, Edisi 6. Volume I. Jakarta: EGC.