Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    1/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    1

    P E N D A H U L U A N

    Penyakit dan gangguan saluran napas masih merupakan masalah terbesar di Indonesia

    pada saat ini. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran napas dan paru seperti infeksi

    saluran napas akut, tuberkulosis asma dan bronkitis masih menduduki peringkat tertinggi. Infeksi

    merupakan penyebab yang tersering. Kemajuan dalam bidang diagnostik dan pengobatan

    menyebabkan turunnya insidens penyakit saluran napas akibat infeksi. Di lain pihak kemajuan

    dalam bidang industri dan transportasi menimbulkan masalah baru dalam bidang kesehatan yaitu

    polusi udara. Bertambahnya umur rata-rata penduduk, banyaknya jumlah penduduk yang merokok

    serta adanya polusi udara meningkatkan jumlah penderita bronkitis kronik.

    Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di

    dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya

    kondisi yang mengganggu tahanan saluran.

    Secara anatomis pneumonia dibedakan atas:

    1. Pneumonia Lobaris Infiltrat terdapat pada sebagian atau seluruh bagian paru.

    2. Bronko pneumonia Infiltrat tersebar pada kedua belahan paru. Dimulai pada bronkiolus terminalis, yang

    menjadi tersumbat oleh eksudat mukopurulent yang disebut juga Lobular Pneumonia.

    3. Interstitial Pneumonia Proses inflamasi yang lebih atau terbatas pada dinding alveolar dan jaringan peribroncial

    atau interlobular. Bronko pneumonia tidak jarang dapat terjadi sebagai penyakit primer

    atau sebagai penyakit sekunder/ komplikasi dari penyakit lain.

    Trakheabronkialis, adalah beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan

    sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa

    endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi patogen ketika

    memasuki saluran pernafasan. (Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997).

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    2/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    2

    Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria,

    virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru

    atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru atau terlalu banyak minum alkohol.

    Usaha untuk menegakkan diagnosis lebih dini, pencegahan eksaserbasi akut, sertapenatalaksanaan yang baik akan bermanfaat memperlambat perjalanan penyakit sehingga

    penderita dapat hidup lebih baik.

    BATUK BERDAHAK DAN SESAK NAFAS

    ANAMNESIS

    Anamnesis adalah wawancara antara dokter dengan pasien dan atau keluarganya guna

    memperoleh data-data pasien yang diperlukan untuk proses pengobatannya. Salah satu masalah

    yang dialami oleh para dokter adalah sulitnya memperoleh riwayat penyakit dengan baik. Hal ini

    disebabkan karena pasien seringkali sudah beradaptasi dengan masalah atau penyakit yang

    dialami. Pada kondisi tersebut pada umumnya pasien beradaptasi dengan penyakitnya malalui

    mekanisme penyangkalan, pengabaian, atau adaptif.

    1. Identitas.Data identitas sangat penting untuk membantu dokter dalam memberikan penanganan

    kepada pasien. Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan usia, pekerjaan, keturunan,

    lingkungan tempat tinggal dan lain-lain.

    2. Sumber data.Dapat didapatkan dari pasien sendiri (auto anamnese) maupun dari keluarga/orang yang

    mengantar pasien (allo anamnese).

    3. Keluhan utama.Merupakan keluhan yang dirasakan pasien yang menjadi alasan ia datang ke dokter.

    Penting sekali bagi dokter untuk mendengarkan secara aktif apa yang diungkapkan pasien,

    menelusurinya sehingga didapatkan data yang akurat mengenai masalah utama pasien. Data

    hendaknya dirangkum secara jelas menyangkut kronologis yagn mencakup awitan masalah,

    keadaan di mana hal tersebut terjadi, manifestasinya, serta semua pengobatannya.

    Keluhan utama akan menentukan prioritas intervensi dan mengkaji pengetahuan klien

    tentang kondisinya saat ini. Keluhan utama yang biasa muncul pada klien gangguan kebutuhan

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    3/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    3

    oksigen dan karbondioksida antara lain : batuk, peningkatan produksi sputum, dyspnea,

    hemoptysis, wheezing, Stridor dan chest pain.

    1) Batuk (COUGH)

    Batuk merupakan gejala utama pada klien dengan penyakit sistem pernafasan. Tanyakan

    berapa lama klien batuk (misal 1 minggu, 3 bulan). Tanyakan juga bagaimana hal tersebut

    timbul dengan waktu yang spesifik (misal : pada malam hari, ketika bangun tidur) atau

    hubungannya dengan aktifitas fisik. Tentukan batuk tersebut apakah produktif atau non

    produktif, kongesti, kering.

    2) Peningkatan Produksi Sputum.

    Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama dengan batuk atau bersihan

    tenggorok. Trakeobronkial tree secara normal memproduksi sekitar 3 ons mucus sehari

    sebagai bagian dari mekanisme pembersihan normal (NORMAL CLEANSING MECHANISM).

    Tetapi produksi sputum akibat batuk adalah tidak normal. Tanyakan dan catat warna,

    konsistensi, bau dan jumlah dari sputum karena hal-hal tersebut dapat menunjukkan keadaan

    dari proses patologik. Jika infeksi timbul sputum dapat berwarna kuning atau hijau, sputum

    mungkin jernih, putih atau kelabu. Pada keadaan edema paru sputum akan berwarna merah

    mudah, mengandung darah dan dengan jumlah yang banyak.

    3) Dyspnea

    Dyspnea merupakan suatu persepsi kesulitan untuk bernafas/nafas pendek dan

    merupakan perasaan subjektif klien. Contoh ketika klien berjalan apakah dia mengalami

    dyspnea, kaji juga kemungkinan timbulnya paroxysmal nocturnal dyspnea dan orthopnea, yang

    berhubungan dengan penyakit paru kronik dan gagal jantung kiri.

    4) Hemoptysis

    Hemoptysis adalah darah yang keluar dari mulut dengan dibatukkan. Kaji dahulu apakah

    darah tersebut berasal dari paru-paru, perdarahan hidung atau perut. Darah yang berasal dari

    paru biasanya berwarna merah terang karena darah dalam paru distimulasi segera oleh refleks

    batuk. Penyakit yang menyebabkan hemoptysis antara lain : Bronchitis Kronik, Bronchiectasis,

    TB Paru, Cystic fibrosis, Upper airway necrotizing granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker

    paru dan abses paru.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    4/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    4

    5) Chest Pain

    Chest pain (nyeri dada) dapat berhubungan dengan masalah jantung dan paru.

    Gambaran yang lengkap dari nyeri dada dapat menolong untuk membedakan nyeri pada pleura,

    muskuloskeletal, cardiac dan gastrointestinal. Paru-paru tidak mempunyai saraf yang sensitifterhadap nyeri, tetapi iga, otot, pleura parietal dan trakeobronkial tree mempunyai hal tersebut.

    Dikarenakan perasaan nyeri murni adalah subjektif, harus dianalisis pula nyeri yang

    berhubungan dengan masalah yang menimbulkan nyeri timbul.

    4. Keluhan tambahan.Keluhan yang menyertai keluhan utama. Setiap perubahan dan masalah/gangguan

    kesehatan yang dialami oleh usia lanjut akan disertai gejala gejala yagn khas.

    5. Riwayat kesehatan masa laluRiwayat merokok : merokok sigaret merupakan penyebab penting kanker paru-paru,

    emfisema dan bronchitis kronik. Semua keadaan itu sangat jarang menimpa non perokok.

    Anamnesis harus mencakup hal-hal :

    a) Usia mulainya merokok secara rutin.

    b) Rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari

    c) Usia melepas kebiasaan merokok.

    6. Riwayat keluarga, psikososial, orang orang terdekat.Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien penyakit paru-paru sekurang-

    kurangnya ada tiga, yaitu :

    1) Penyakit infeksi tertentu : khususnya tuberkulosa, ditularkan melalui satu orang ke

    orang lainnya; jadi dengan menanyakan riwayat kontak dengan orang terinfeksi dapat

    diketahui sumber penularannya.

    2) Kelainan alergis, seperti asthma bronchial, menunjukkan suatu predisposisi keturunan

    tertentu; selain itu serangan asthma mungkin dicetuskan oleh konflik keluarga atau kenalan

    dekat.

    3) Pasien bronchitis kronik mungkin bermukim di daerah yang polusi udaranya tinggi. Tapi

    polusi udara tidak menimbulkan bronchitis kronik, hanya memperburuk penyakit tersebut.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    5/26

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    6/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    6

    c. Pigeon Chest (Pectus Carinatum)Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum, dimana terjadi peningkatan diameter

    AP. Timbul pada klien dengan kyphoscoliosis berat.

    d. KyphoscoliosisTerlihat dengan adanya elevasi scapula. Deformitas ini akan mengganggu pergerakan

    paru-paru, dapat timbul pada klien dengan osteoporosis dan kelainan muskuloskeletal lain

    yang mempengaruhi thorax.

    e. KiposisMeningkatnya kelengkungan normal kolumna vertebrae torakalis menyebabkan klien

    tampak bongkok.

    f. SkoliosisMelengkungnya vertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi vertebral

    10.Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan atau tidak adekuatnyaekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru atau pleura.

    11.Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat mengindikasikanobstruksi jalan nafas.

    B.Palpasi

    Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasiabnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus

    (vibrasi).

    Palpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti : massa,lesi, bengkak.

    Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh nyeri. Vocal premitus : getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara.

    C.Perkusi

    Lakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada disekitarnya dan

    pengembangan (ekskursi) diafragma.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    7/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    7

    Suara perkusi normal :

    Resonan

    (sonor)

    Dullness

    Tympany

    : bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada jaringan paru

    normal.

    :dihasilkan di atas bagian jantung atau paru.

    : musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi udara.

    Suara Perkusi Abnormal :

    Hiperresonan

    Flatness

    : Bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul

    pada bagian paru yang abnormal berisi udara.

    : sangat dullness dan oleh karena itu nadanya lebih tinggi. Dapat

    didengar pada perkusi daerah paha, dimana areanya seluruhnya

    berisi jaringan.

    D.Auskultasi

    Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara nafas

    normal, suara tambahan (abnormal), dan suara.

    Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke

    alveoli, dengan sifat bersih

    Suara nafas normal :

    a) Bronchial : sering juga disebut dengan Tubular sound karena suara ini dihasilkan olehudara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan hembusan

    yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara

    kedua fase tersebut. Normal terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal notch.

    b) Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular. Suaranyaterdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama panjang dengan

    ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding dada.

    c) Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dariekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    8/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    8

    Suara nafas tambahan :

    a) Wheezing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter suara nyaring, musikal,suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara melalui jalan nafas yang

    menyempit.b) Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar perlahan,

    nyaring, suara mengorok terus-menerus. Berhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan

    produksi sputum

    c) Pleural Friction Rub : terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara : kasar, berciut,suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering kali klien juga

    mengalami nyeri saat bernafas dalam.

    d) Crackles Fine Crackles : setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara meletup,

    terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau bronchiolus. Suara

    seperti rambut yang digesekkan.

    Coarse Crackles : lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara gesekan

    terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin akan

    berubah ketika klien batuk.

    Penunjang

    1. Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekananjalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.

    2. Pemeriksaan laboratorium :a. Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 40.000/ mm3 dengan

    pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan dengan infeksi virus

    atau mycoplasma.

    b. Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.c.

    Peningkatan LED.

    d. Bilirubin : mungkin meningkate. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendahf. JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus,

    kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    9/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    9

    g. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasitranstrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi

    organisme penyebab. Kultur dahak dapat positif pada 20 50% penderita yang tidak

    diobati. Selain kultur dahak , biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok

    (throat swab).

    h. Analisa gas darah (AGDA) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia. Pada stadium lanjutdapat terjadi asidosis metabolik.

    i. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan intranuklear tipikal danketerlibatan sitoplasmik(CMV) (Doenges, 1999)

    j. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.3. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses luas/infiltrat,

    empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran

    /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih.

    DIAGNOSIS :

    DD

    Bronchitis

    Definisi yang banyak dipakai adalah definisi dari

    American Thoracic Society, yaitu penyakit dengan gangguan

    batuk kronik dengan dahak yang banyak terjadi hampir tiap hari

    minimal tiga bulan dalam setahun selama dua tahun berturut-

    turut. Produksi dahak yang berlebihan ini tidak disebabkan oleh

    penyakit tuberkulosis atau bronkiektasis. Penyakit bronkitis

    kronik sering terdapat bersama-sama emfisema dan dikenal

    dengan nama bronkitis emfisema.

    Bronchitis akutPada anak-anak, bronchitis akut biasanya terjadi berkaitan dengan infeksi virus pada

    saluran pernafasan. Gejala dari bronchitis akut biasanya meliputi batuk produktif dan nyeri

    retrosternal pada saat batuk atau menarik nafas dalam. Pada umumnya, bronchitis akut tidak

    menular, dengan sembuh total dalam 10-14 hari setelah onset gejala.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    10/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    10

    Bronchitis kronikmerupakan inflamasi berulang dan degenerasi bronkus yang bisa berhiubungan dengan

    infeksi aktif. Bronchitis kronik dapat merupakan proses dasar dari suatu penyakit, seperti asma,

    fibrosis kistik, sindrom diskinesia silia, aspirasi benda asing, atau paparan terhadap iritan jalannafas. Pada orang dewasa, dikatakan bronchitis kronik apabila terdapat batuk kronik dan

    pembentukan sputum selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dalam dua

    tahun berturut-turut.

    Penyebab :

    Bronchitis kronik dapat disebabkan oleh serangan bronchitis akut yang berulang, yang dapat

    melemahkan dan mengiritasi bronkus, dan pada akhirnya menyebabkan bronchitis kronik.

    Penyebab umum untuk bronchitis akut dan kronik pada anak adalah sebagai berikut.

    1. Infeksi virus ; adenovirus, influenza, parainfluenza, respiratory syncytial virus, rhinovirus,coxsackievirus, herpes simplex virus.

    2. Infeksi bakteri : S pneumonia, M catarrhalis, H influenza, Chlamydia pneumoniae (Taiwanacute respiratory [TWAR] agent), Mycoplasma species.

    3. Polusi udara, seperti merokok.4. Alergi5.

    Aspirasi kronik atau refluks gastrointestinal

    6. Infeksi fungiGejala :

    1. batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)2. sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan3. sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    11/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    11

    4. bengek5. lelah6. pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan7. wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan8. pipi tampak kemerahan9. sakit kepala10.gangguan penglihatan.

    Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler, lelah,

    menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.

    Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak

    berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning.

    Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.

    Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam

    tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.

    Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi nafas mengi,

    terutama setelah batuk. Bisa terjadi pneumonia.

    Diagnosis :

    Diagnosis pasti bronchitis dapat ditegakan apabila telah ditemukan adanya dilatasi dan nekrosis

    dinding bronkus dengan prosedur pemeriksaan bronkografi dan melihat bronkogram yang didapat.

    Bronkografi tidak selalu dapat dikerjakan pada tiap pasien bronchitis, karena terikat adanya

    indikasi, kontraindikasi, syarat-syarat kaan elakukannya. Oleh karena pasien bronchitis umumnya

    memberikan gambaran klinis yang dapat dikenal, penegakan diagnosis bronchitis dapat ditempuh

    melewati proses diagnostik yang lazim dikerjakan dibidang kedokteran, meliputi:

    1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisis Dapat dijumpai temuan abnormal seperti atelektasis, hiperinflasi, dan penebalan

    peribronkial.3. Pemeriksaan penunjang :

    a. Tes fungsi paru dapat memperlihatkan obstruksi jalan nafas yang reversible denganmenggunakan bronkodilator.

    b. Konsolidasi fokal biasanya tidak nampak.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    12/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    12

    c. Untuk pasien anak yang diopname, dilakukan tes C-reactive protein, kultur pernafasan,kultur darah, kultur sputum, dan tes serum agglutinin untuk membantu mengklasifikasikan

    penyebab infeksi apakah dari bakteri atau virus.

    d. Untuk anak yang diduga mengalami imunodefisiensi, pengukuran serum immunoglobulintotal, subkelas IgG, dan produksi antibodi spesifik direkomendasikan untuk menegakkan

    diagnosis.

    Penatalaksanaan :

    Bronkitis akut Biasanya digunakan antipiretik dan analgesic. Antitusif dan ekspektoran biasa diberikan namun tidak membantu. Penggunaan bronkodilator, percobaan dengan inhalasi albuterol dapat melegakan gejala untuk

    beberapa pasien.

    Bronchitis kronik Penggunaan bronkodilator perlu dipertimbangkan, baik beta adrenergic agonist, seperti

    albuterol atau metaproterenol, atau teofilin bisa efektif. Agen beta adrenergic lebih kurang

    toksisitasnya, lebih cepat bekerja daripada teofilin. Inhalasi kortikosteroid bisa efektif.

    Obat analgesic dan anti piretik ; digunakan untuk mengontrol demam, myalgia, dan arthralgia. Acetaminophen : pilihan obat untuk rasa nyeri untuk pasien yang tidak bisa menggunakan

    aspirin atau NSAIDs.

    Ibuprofen ; pilihan obat untuk rasa nyeri ringan hingga sedang jika tidak ada kontraindikasi.Menghambat reaksi inflamasi dan rasa nyeri, kemungkinan dengan menurunkan aktivitas

    siklooksigenase yang menghambat sintesis prostaglandin.

    Kortikosteroid sistemik ; obat ini digunakan untuk jangka pendek (3-10 hari) untuk mengontrolepisode asma akut yang tidak terkontrol dengan baik.

    Bronkodilator ; dapat menurunkan gejala bronchitis. Contoh : albuterol sulfat. Antivirus ; vaksinasi influenza untuk melindungi tubuh dari influenza A dan B, karena itu

    memberikan proteksi yang lebih untuk bronchitis.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    13/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    13

    Astma Bronkhiale

    Asma mempakan penyakil saluran nafas yang

    ditandai oleh penyempitan bronkus akibat adanya hiper

    reaksi terhadap sesuatu perangsangan langsung ataupun

    tidak langsung. Tanpa pengelolaan yang baik penyakit ini

    akan mengganggu kehidupan penderita sehari-hari dan

    penyakit akan cenderung mengalami peningkatan dan

    dapat menimbulkan komplikasi ataupun kematian.

    Gejala asma :

    1. Sesak saat mengeluarkan napas2. Penderita mengeluarkan bunyi saat bernapas (wheezing, mengi, bengek),3. Batuk4. Nafas cepat5. Sesak nafas, sakit dada dan gelisah6. Sianosis (kebiruan di sekitar mulut), ini terjadi bila serangan asma cukup berat.

    Pada beberapa penderita, serangan dapat berlangsung dalam beberapa menit, beberapa

    jam, atau bahkan berhari-hari.

    Faktor pencetus asma :

    1. Golongan hisapan, debu rumah dengan tungaunya, asap (rokok, obat nyamuk), kapuk, bulubinatang, kecoa (kotoran dan serpihannya) dan minyak wangi

    2. Golongan makanan, makanan yang dapat menjadi pencetus asma antara lain, kacang tanah,coklat, es, tomat, makanan dengan MSG

    3. Infeksi saluran nafas contohnya flu4. Perubahan cuaca5. Kegiatan jasmani misalnya olahraga6. Psikis misalnya keadaan stress

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    14/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    14

    Penanggulangan :

    Ada dua jenis obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi serangan asma, yaitu yang

    diminum dan dihirup. Obat asma yang diminum berfungsi untuk menetralkan reaksi alergi,

    melebarkan saluran pernapasan, atau mengencerkan lendir. Sedangkan obat asma yang dihirup,memiliki fungsi yang sama namun akan lebih efektif karena langsung menuju sasarannya (saluran

    pernapasan dan paru-paru), bereaksi lebih cepat, dan hanya memerlukan dosis yang kecil.

    Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui. Jika seseorang terserang

    asma saat berolahraga, sebaiknya dihindari dengan minum obat sebelum melakukan olahraga.

    Namun, dalam beberapa kasus berolahraga yang cukup dan senantiasa menjaga kebugaran tubuh

    secara teratur juga dapat mencegah serangan asma atau bahkan menyembuhkan penyakitnya sama

    sekali.

    Tuberculosis

    Tuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan bisa

    berakibat fatal, yang disebabkan oleh Mycobacterium

    tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium

    africanum.

    Tuberkulosis menunjukkan penyakit yang paling

    sering disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, tetapi

    kadang disebabkan oleh M.bovis atau M.africanum.

    Bakteri lainnya menyebabkan penyakit yang menyerupai tuberkulosis, tetapi tidak

    menular dan sebagian besar memberikan respon yang buruk terhadap obat-obatan yang sangat

    efektif mengobati tuberkulosis. Tuberkulosis ditularkan melalui udara yang terkontaminasi oleh

    bakteri M. tuberculosis.

    Manifestasi Klinik :

    Tuberkulosis sering dijuluki the great imitator yaitu suatu penyakit yang mempunyai

    banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah dan

    demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-

    kadang asimtomatik.

    Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala

    sistemik:

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    15/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    15

    1. Gejala respiratorik :a. Batuk

    Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-

    mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada

    kerusakan jaringan.

    b. Batuk darah

    Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak-

    bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak

    terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar

    kecilnya pembuluh darah yang pecah.

    c. Sesak napas

    Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang

    menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.

    d. Nyeri dada

    Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabila sistem

    persarafan di pleura terkena.

    2. Gejala sistemik :a. Demam

    Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam

    influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedang masa bebas

    serangan makin pendek.

    b. Gejala sistemik lain

    Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.

    Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut

    dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala

    pneumonia.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    16/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    16

    Gejala klinis Haemoptoe :Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan ciri-

    ciri sebagai berikut :

    1. Batuk darah

    a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di

    tenggorokan

    b. Darah berbuih bercampur udara

    c. Darah segar berwarna merah muda

    d. Darah bersifat alkalis

    e. Anemia kadang-kadang terjadi

    f. Benzidin test negatif

    2. Muntah darah

    a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual

    b. Darah bercampur sisa makanan

    c. Darah berwarna hitam karena bercampur

    asam lambung

    d. Darah bersifat asam

    e. Anemia seriang terjadi

    f. Benzidin test positif

    3. Epistaksis

    a. Darah menetes dari hidung

    b. Batuk pelan kadang keluar

    c. Darah berwarna merah segar

    d. Darah bersifat alkalis

    e. Anemia jarang terjadi

    Test Diagnostik :

    Foto thorax PA dengan atau tanpa literal merupakan pemeriksaan radiology standar. Jenis

    pemeriksaan radiology lain hanya atas indikasi Top foto, oblik, tomogram dan lain-lain.

    Karakteristik radiology yang menunjang diagnostik antara lain :

    a. Bayangan lesi radiology yang terletak di lapangan atas paru.

    b. Bayangan yang berawan (patchy) atau berbercak (noduler)

    c. Kelainan yang bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru

    d. Bayang yang menetap atau relatif menetap setelah beberapa minggu

    e. Bayangan bilier

    Pemeriksaan Bakteriologik (Sputum) ; Ditemukannya kuman micobakterium TBC dari

    dahak penderita memastikan diagnosis tuberculosis paru.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    17/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    17

    Pemeriksaan biasanya lebih sensitive daripada sediaan apus (mikroskopis). Pengambilan

    dahak yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Pada pemeriksaan

    pertama. sebaiknya 3 kali pemeriksaan dahak. Uji resistensi harus dilakukan apabila ada dugaan

    resistensi terhadap pengobatan.

    Pemeriksaan sputum adalah diagnostik yang terpenting dalam prograrn pemberantasan

    TBC paru di Indonesia.

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK/COPD)

    Definisi

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang biasa dikenal sebagai PPOK

    merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan keterbatasan aliran

    udara dalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel. Gangguan

    yang bersifat progresif (cepat dan berat) ini disebabkan karena terjadinya

    radang kronik akibat pajanan partikel atau gas beracun yang terjadi dalam

    kurun waktu yang cukup lama dengan gejala utama sesak napas, batuk,

    dan produksi sputum dan keterbatasan aktifitas (karakteristik pada PPOK

    adalah membutuhkan usaha atau tenaga lebih untuk bernapas, terengah-engah, persisten dan

    progresif, serta jika sudah berat menggunakan otot-otot bantu napas).

    Etiologi

    Asap rokok merupakan satu-satunya penyebab terpenting, jauh lebih penting dari pada

    faktor penyebab lainnya. Termasuk diantaranya faktor-faktor risiko lain, polusi di dalam ruangan

    (asap rokok, asap kompor), polusi di luar ruangan (gas buang kendaraan bermotor, debu jalanan),

    polusi tempat kerja (bahan kimia, zat iritan, gas beracun), infeksi saluran napas bawah berulang,

    defisiensi antitripsin alfa-1, umumnya jarang terdapat di Indonesia.

    Proses terjadinya kerusakan paru pada PPOK tidak terlepas dari peran potensial asap rokok

    melalui pelepasan radikal oksigennya. Faktor resiko PPOK juga dipengaruhi oleh faktor genetik

    yang menimbulkan defisiensi alfa 1 anti tripsin (AAT). Sebenarnya, secara alamiah tubuh dapat

    meredam pengaruh oksidan yang berlebihan. Pada penderita dengan defisiensi AAT akan

    mengalami ketidakseimbangan oksidan dan antioksidan sehingga penyakit ini muncul. Hasil

    penelitian Lung Health Study menunjukkan bahwa perokok yang berusia dewasa (dengan FEV1 55-

    90%) yang masih merokok, 5 tahun ke depan akan mengalami penurunan FEV1 beberapa ratus mL.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    18/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    18

    Komponen toksik asap rokok berinteraksi secara langsung dengan epitel paru setelah melewati

    pelapis antioksidan protektif pada cairan pelepis epitel (CPE). Selanjutnya akan terjadi kerusakan

    sel akibat bahan reaktif toksik yang dihasilkan oleh interaksi asap rokok dan CPE. Kedua proses di

    atas akan mengaktivasi respon imun sehingga terjadi reaksi inflamasi. PPOK ditandai adanya

    inflamasi kronis pada seluruh saluran pernafasan, parenkim, dan vaskuler paru.

    Karena efek asap rokok yang demikian signifikan pada angka kejadian PPOK, maka sebagai

    seorang dokter punya tanggung jawab untuk ikut memberikan edukasi kepada pasien agar bisa

    berhenti merokok. Proses berhenti dari kebiasaan merokok ini memang tidak semudah membalik

    telapak tangan, butuh niat yang kuat dari penderita dan kalau perlu bisa dibantu dengan

    farmakoterapi. Kebiasaan merokok ini bahkan bisa masuk kategori candu karena begitu seseorang

    mencoba merokok maka nikotin yang terserap dalam darah akan diteruskan ke otak dan ditangkap

    oleh reseptor alfa 4 beta 2 sehingga merangsang pelepasan dopamin yang memberikan rasanyaman. Sehingga saat seseorang berhenti merokok, dopamin akan berkurang dan menimbulkan

    hilangnya rasa nyaman selanjutnya akan timbul keinginan kembali untuk merokok, terjadilah

    lingkaran setan yang akan sangat sulit diputuskan.

    Derajat berat merokok dapat dihitung dengan menggunakan Indeks Brinkman (IB), yaitu

    perkalian jumlah rata-rata batang rokok yang dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun:

    a. Ringan 0 200b. Sedang 200 600c. Berat > 600Semakin berat derajat nya semakin tinggi terkena penyakit ini.

    Butuh dukungan dari semua pihak untuk membantu seseorang berhenti merokok. Saat ini

    sudah ada terapi farmakologi untuk membantu seseorang yang ingin berhenti merokok. Disebutkan

    ada 5 macam obat lini pertama untuk membantu penderita yang kecanduan merokok yaitu

    Bupropion SR, nikotin gum, nikotin inhaler, nikotin nasal spray, dan nikotin patch. Setelah tahun

    2000, FDA manambahkan nikotin lozenges dan Varenicline. Dengan berhenti merokok diharapkan

    status kesehatan masyarakat menjadi lebih baik dan prevalensi PPOK terutama di Indonesia bisa

    menurun.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    19/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    19

    Gejala dan Tanda

    Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala, gejala ringan hingga berat.

    Pada pemeriksaan fisis tidak ditemukan kelainan sampai kelainan jelas dan tanda inflasi paru.

    1. Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan2. Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja3. Riwayat penyakit emfisema pada keluarga4. Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR),

    infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara

    5. Batuk berulang dengan atau tanpa dahak6. Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi (ngik-ngik)

    Pemeriksaan Tambahan

    a) Pemeriksaan Rutin

    Pemeriksaan fungsi paru terdiri dari pemeriksaan spirometri dan uji bronkodilator.

    Pemeriksaan ini merupakan parameter yang paling umum digunakan untuk menilai beratnya PPOK

    dan memantau perjalanan penyakit.

    Pemeriksaan darah rutin meliputi pemeriksaan Hb, Ht, dan leukosit. Pada pemeriksaan

    radiologi, foto dada dan lateral (samping) berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain.

    b) Pemeriksaan khusus

    Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fungsi paru, uji latih pulmoner, uji provokasi bronkus,

    uji coba kortokosteroid, analisa gas darah, CT scan resolusi tinggi, EKG, ekokardiografi, bakteriologi

    dan pemeriksaan kadar alfa-1 antitripsin.

    Penatalaksanaan

    Tujuan penatalaksanaan PPOK secara umum adalah untuk mengurangi gejala, mencegah

    eksaserbasi berulang, memperbaiki dan mencegah penurunan fungsi paru dan meningkatkan

    kualitas hidup penderita.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    20/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    20

    Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi :

    1. Edukasi2. Obat-obatan3.

    Terapi oksigen

    4. ventilasi mekanik5. Nutrisi6. Rehabilitasi

    DW

    Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama

    beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40

    derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna

    kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang

    nafsu makan, dan sakit kepala.

    Tanda dan Gejala berupa:

    a. Batuk nonproduktifb. Ingus (nasal discharge)c. Suara napas lemahd. Retraksi intercostae. Penggunaan otot bantu nafasf. Demamg. Ronchiih. Cyanosisi. Leukositosis

    j. Thorax photo menunjukkan infiltrasimelebar

    k. Batukl. Sakit kepalam. Kekakuan dan nyeri ototn. Sesak nafaso. Menggigilp. Berkeringatq. Lelah.

    r. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan muntah - kekakuansendi.

    Secara umum dapat dibagi menjadi :

    1. Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah,malise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.

    2. Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa batuk, takipnu, ekspektorasi sputum,napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    21/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    21

    dengan pneumonia akan lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk

    karena nyeri dada.

    3. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saatbernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus melemah,

    suara napas melemah, dan ronki.

    4. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi,perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler tepat di atas

    batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi

    bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi

    meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang

    terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan bawah). Pada neonatus

    dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu jelas. Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan

    pekak perkusi.

    5. Tanda infeksi ekstra pulmunal.

    ETIOLOGI

    Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul

    secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering

    pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus

    pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri

    Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga

    sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas

    aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma,

    suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang

    berdasarkan beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap

    acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang

    normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air

    yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor,

    dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena

    muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut,

    bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-

    organisme, denmgan mencetuskan suatu reaksi peradangan.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    22/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    22

    Etiologi Pneumoniae :

    Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:

    Virus sinsisial pernafasan Hantavirus Virus influenza Virus parainfluenza Adenovirus Rhinovirus Virus herpes simpleks Sitomegalovirus.

    Virus Influensa

    Virus Synsitical respiratorik

    Adenovirus Rubeola Varisella Micoplasma (pada anak yang relatif

    besar)

    Pneumococcus Streptococcus

    Staphilococcus

    Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis,pneumocytis carini

    Aspirasi : Makanan, cairan, lambung Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas

    Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah: - virus sinsisial pernafasan -

    adenovirus - virus parainfluenza dan - virus influenza.

    Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronkopneumonia adalah penyakit menahun,

    trauma paru, berat badan anak yang turun karena kekurangan kalori protein (KKP).

    PATOFISIOLOGI

    Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di

    tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat

    lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan

    oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan

    oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk

    mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran

    sang penyebab tersebut.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    23/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    23

    Terpajan Bakteri

    Teraspirasi ke dalam Bronkus Distal dan Alveoli

    Konsolidasi Paru

    Darah di Sekitar Alveoli Tidak Berfungsi Peradangan / Inflamasi di Paru

    Hipoksia Ketidakadekutan Pembentukan Edema

    (Keperawatan Medikal Bedah, Barbara C. Long).

    PENATALAKSANAAN

    Dalam hal penatalaksanaan penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya.

    Jika keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi untuk dirawat, maka dapat dilakukan rawat jalan.

    Juga perlu diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat meningkatkan

    risiko infeksi dengan mikroorganisme patogen yang spesifik misalnya Streptococcus pneumoniae

    yang resisten penisilin. Yang termasuk dalam faktor modifikasi adalah:

    1. Pneumokokus resisten terhadap penisilina. umur lebih dari 65 tahunb. memakai obat-obat golongan -laktam selama tiga bulan terakhirc. pecandu alkohold. penyakit gangguan kekebalane. penyakit penyerta yang multipel

    2. Bakteri enterik Gram negatifa. penghuni rumah jompob. mempunyai penyakit dasar kelainan jantung paruc. mempunyai kelainan penyakit yang multipeld. riwayat pengobatan antibiotik

    3. Pseudomonas aeruginosaa. bronkiektasisb. pengobatan kortikosteroid >10 mg/haric. pengobatan antbiotik spektrum luas >7 hari pada bulan terakhird. gizi kurang

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    24/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    24

    Berdasarkan kesepakatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), kriteria yang

    dipakai untuk indikasi rawat inap pneumonia komuniti adalah:

    1. Skor PORT >702.

    Bila Skor PORT kurang 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salahsatu dari kriteria di bawah ini.

    a. frekuensi napas >30/menitb. PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHgc. Foto toraks paru menunjukan kelainan bilaterald. Foto toraks paru melibatkan >2 lobuse. Tekanan sistolik

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    25/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    25

    3. Penderita rawat inap di ruang rawat intensifa. pengobatan suportif / simptomatik

    i. pemberian terapi oksigenii. pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit

    iii. pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik dan mukolitikb. pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai dengan bagan) kurang dari 8 jamc. bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanikPenderita pneumonia berat yang datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) diobservasi tingkat

    kegawatannya. Bila dapat distabilkan maka penderita dirawat inap di ruang rawat biasa; bila

    terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di ruang rawat intensif.

    Antibiotik pada pneumonia diberikan secara empiris mengikuti pedoman yang ada dan pola

    sensitivitas kuman pada rumah sakit. Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada

    pneumonia atipik. Antibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh Mycoplasma

    pneumoniae, Chlamydia pneumoniae dan Legionella adalah golongan makrolid baru (azitromisin,

    klaritomisin, roksitromisin), fluorokuinolon respirasi, dan doksisiklin.

    Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Tetapi karena hal itu perlu

    waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya yang diberikan :

    1. Penisilin 50.000 U/kgBB/hari, ditambah dengan kloramfenikol 50 70 mg/kg BB/hariatau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan

    ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.

    2. Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukose 5 %dan NaCl 0,9 % dalam perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml/botol

    infus.

    3. Karena sebagian besar jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat kurang makan danhipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisisgas darah arteri.

    4. Pasien Bronkopneumoni ringan tidak usah dirawat dirumah sakit.5. Bila dengan pengobatan secara empiris tidak ada perbaikan, maka pengobatan

    disesuaikan dengan bakteri penyebab dan dilakukan uji resistensi kuman.

    Selain obat-obat tersebut di atas, terdapat bukti bahwa penggunaan sefalosporin generasi

    ketiga ditambah makrolid atau fluorokuinolon dapat meningkatkan angka ketahanan hidup.

  • 7/28/2019 Batuk Berdahak Dan Sesak Nafas; Pneumonia

    26/26

    (SISTEM RESPIRASI II) BLOK 18

    KOMPLIKASI

    Otitis media akut (OMA) terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang berlebihan akan masukke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga tengah dan

    mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang telinga akan tertarik kedalam dan timbul

    efusi. Abses paru

    Edusi pleural Empisema Gagal nafas Perikarditis Meningitis Atelektasis

    Hipotensi Delirium Asidosis metabolik Dehidrasi Penyakit multi lobular

    PROGNOSIS

    Prognosis pasien pneumonia tergantung pada berat ringannya serta luasnya penyakit

    waktu pasien berobat pertama kali. Dengan pengobatan, kebanyakan jenis bakteri radang paru-

    paru dapat dibersihkan dalam waktu dua sampai empat bulan. Viral pneumonia lebih lama, dan

    radang paru-paru mycoplasmal mungkin memakan waktu empat sampai enam bulan untuk

    sembuh secara tuntas.

    Namun, sekitar setengah dari orang-orang yang mengembangkan methicillin-resistant

    Staphylococcus aureus (MRSA) radang paru-paru sedangkan pada ventilator akan mati. Dalam

    wilayah di dunia tanpa lanjutan sistem kesehatan, radang paru-paru bahkan deadlier. Akses

    terbatas ke klinik dan rumah sakit, terbatasnya akses ke foto sinar-x, antibiotik pilihan terbatas,

    dan ketidakmampuan untuk merawat kondisi yang mengarah ke pasti lebih tinggi dari kematian

    dari radang paru-paru. Untuk alasan ini, sebagian besar kematian pada anak-anak balita akibat

    penyakit pneumokokus terjadi dalam mengembangkan coutries.