Upload
iilbrc1514
View
2.141
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
[ ] October 1, 2009
MAKALAH ISBD
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
DISUSUN OLEH :
1. BAKTI ILHAMULLAH (G11109016)2. M.RAZIKI (G11109072)3. AYU WAHYUNI (G11109018)4. M.WELLI (G11109 )5. DWI ANDRI ( )
FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS TANJNGPURA
PONTIANAK2009/2010
MAKALAH ISBD
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
DISUSUN OLEH :
BAKTI ILHAMULLAH (G11109016)
M.RAZIKI (G11109072)
AYU WAHYUNI (G11109
M.WELLI
DWI ANDRI
FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS TANJNGPURA
PONTIANAK2009/2010
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb,
Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah makalah yang berjudul “Manusia, Keragaman dan
Kesederajatan” yang merupakan salah satu tugas dari materi Ilmu Sosial Budaya
Dasar dapat terselesaikkan dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa sempurnanya makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan dari
berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,
pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Wassalamualaikum
Wr.Wb
Pontianak, oktober 2009
Penulis
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
DAFTAR ISI
Koper dalam ...................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii
Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Permasalahan ...................................................................................2,3,4
C. Tujuan ............................................................................................... 4
D. Metoda ............................................................................................... 4
Bab II Makna Keragaman dan Kesederajatan .............................................
A. Makna Keragaman .........................................................................
B. Makna Kesederajatan ......................................................................
C. Unsur – Unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia ..........
1. Suku Bangsa dan Ras .................................................................
2. Agama dan Keyakinan ...............................................................
3. Ideologi dan Politik
4. Tata Krama
5. Kesenjangan Ekonomi
6. Kesenjangan Sosial
Bab III Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama,
Bermasyarakat dan Kehidupan Global
Bab IV Problematika Diskriminasi
Bab V Manusia Beradap dalam Keragaman
A. Faktor – Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
1. Faktor yang berasal dari uar masyarakat
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
2. Perubahan yang terjadi karena pengaruh dari dalam
B. Kasus Disintegrasi Bangsa dan Bubarnya sebuah Negara
1. Kegagalan Kepemimpinan
2. Krisis ekonomi
3. Krisis Politik
4. Krisis social
5. Demoralisasi tentara dan POlisi
6. Intervensi asing
Bab VI Penutup
Kesimpulan
Daftar PUstaka
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis ditandai oleh
keragaman Suku bangsa, agama dan kebudayaan. Keragaman tersebut merupakan
kekayaan budaya yang membanggakan, tetapi pada sisi lain mengandung potensi
terjadinya konflik. Jadi, keragaman tersebut haruslah dapat dicari solusinya dengan
semangat pluralism, keterbukaan dan mengembangkan kesederajatan.
B. Permasalahan
Pada dasawasa terakhir, wacana multikulturalisme menjadi isu penting
dalam upaya pembangunan kebudayaan di Indonesia. Hal ini menurut penulis
didasarkan beberapa alasan. Pertama, bahwa secara alami atau kodrati, manusia
diciptakan Tuhan dalam keanekaragaman kebudayaan, dan oleh karena itu
pembangunan manusia harus memperhatikan keanekaragaman budaya tersebut.
Dalam konteks ke-Indonesia-an maka menjadi keniscayaan bahwa pembangunan
manusia Indonesia harus didasarkan atas multikulturalisme mengingat kenyataan
bahwa negeri ini berdiri di atas keanekaragaman budaya. Kedua, bahwa terjadinya
konflik sosial yang bernuansa SARA (suku, agama, dan ras) yang melanda negeri
ini pada dasawasa terakhir berkaitan erat dengan masalah kebudayaan. Dari banyak
studi menyebutkan salah satu penyebab utama dari konflik ini adalah akibat
lemahnya pemahaman dan pemaknaan tentang konsep kearifan budaya. Menurut
AlQadrie (2005), Profesor Sosiologi pada Universitas Tanjungpura Pontianak,
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
berbagai konflik sosial yang telah menimbulkan keterpurukan di negeri ini
disebabkan oleh kurangnya kemauan untuk menerima dan menghargai perbedaan,
ide dan pendapat orang lain, karya dan jerih payah orang lain, melindungi yang
lemah dan tak berdaya, menyayangi sesama, kurangnya kesetiakawanan sosial,
dan tumbuhnya sikap egois serta kurang perasaan atau kepekaan sosial. Hal sama
juga dikemukakan oleh Rahman (2005) bahwa konflik-konflik kedaerahan sering
terjadi seiring dengan ketiadaan pemahaman akan keberagaman atau multikultur.
Oleh karena untuk mencegah atau meminimalkan konflik tersebut perlu
dikembangkan pendidikan multikulturalisme. Ketiga, bahwa pemahaman terhadap
multikulturalisme merupakan kebutuhan bagi manusia untuk menghadapi tantangan
global di masa mendatang. Pendidikan multikultural mempunyai dua tanggung
jawab besar, yaitu menyiapkan bangsa Indonesia untuk siap menghadapi arus
budaya luar di era globalisasi dan menyatukan bangsa sendiri yang terdiri dari
berbagai macam budaya. Bila kedua tanggung jawab besar itu dapat dicapai, maka
kemungkinan disintegrasi bangsa dan munculnya konflik dapat dihindarkan. (Suara
Pembaruan: 09/09/04). Konflik antarbudaya yang disebut oleh Samuel P.
Huntington (1993) sebagai benturan antar peradaban akan mendominasi politik
global. Dalam bukunya yang terkenal, The Clash of Civilization and the Remaking
of World Order, Hantington menyebutkan bahwa terjadinya berbagai konflik
sosial dan etnis di berbagai belahan dunia antara lain disebabkan oleh perbedaan
kebudayaan yang semakin nyata.
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural
adalah multikulturalisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan
perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara SARA.
Dalam model multikulturalisme ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat
bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang
berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mosaik.
Di dalam mosaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang
lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar sebagaimana
yang terungkap dalam penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi: "kebudayaan
bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah". keanekaragaman
secara sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri masyarakat
majemuk, karena multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan
dalam kesederajatan.
Multikulturalisme bukan hanya sebuah wacana tetapi sebuah ideologi
yang harus diperjuangkan, karena dibutuhkan sebagai landasan bagi tegaknya
demokrasi, HAM, dan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Multikulturalisme
bukan sebuah ideologi yang berdiri sendiri terpisah dari ideologi-ideologi lannya,
dan multikulturalisme membutuhkan seperangkat konsep-konsep yang merupakan
bangunan konsep-konsep untuk dijadikan acuan bagi memahaminya dan
mengembang-luaskannya dalam kehidupan bermasyarakat. Berbagai konsep yang
relevan dengan multikulturalisme antara lain adalah, demokrasi, keadilan dan
hukum, nilai-nilai budaya dan etos, kebersamaan dalam perbedaan yang sederajat,
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
sukubangsa, kesukubangsaan, kebudayaan sukubangsa, keyakinan keagamaan,
ungkapan-ungkapan budaya, domain privat dan publik, HAM, hak budaya
komuniti, dan konsep-konsep lainnya yang relevan (Fay 1996, Rex 1985, Suparlan
2002).
C. Tujuan
Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah social dan budaya
serta mampubersikap kritis, analitis dan responsitive untuk memecahkan masalah
tersebut secara arif dimasyarakat.
D. Metoda
Adapun metoda yang akan kami terapkan dalam presentasi kali ini ialah:
Ceramah
Diskusi/Tanya jawab
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
BAB II
MAKNA KERAGAMAN DAN KESEDARAJATAN
A. MAKNA KERAGAMAN
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) artinya:
1. Tingkah laku
2. Macam, jenis
3. Lagu, music, langgam
4. Warna, corak, ragi
5. (ling) laras (tata bahasa)
Sehingga keragaman berarti perihal beragam–ragam, berjenis-jenis
perihal ragam, hal jenis. Keragaman yang dimaksud di sini adalah suatu kondisi
dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang,
terutama suku, bangsa, ras, agama, keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta
situasi ekonomi.
B. MAKNA KESEDERAJATAN
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut KBBI artinya
adalah sama tingkatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks
kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
keragaman yang ada manusia tetap memiliki suatu kedudukan yang sama dan
satu tingkatan hierarki.
C.UNSUR-UNSUR KERAGAMAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA
1. Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai
Marauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya
pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang
sama seperti rambut (Deutero Melayan Mongoloid).
2. Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi
manausia. Ikatan tersebut berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari
manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca
indara. Namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kebutuhan
manusia sehari-hari.( Harun Nasution:10).
Agama sebagi bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan
rinci. Namun apa pun bentuk kepercayaan yang dianggap sebagai agama,
tampaknya memang memiliki ciri umum yang hampir sama, baik dalam
agama primitive maupun agama monoteisme. Menurut Robet H. Thouless,
fakta menunjukan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-dewa
sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh diabaikan (Psikologi
agama:14)
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
Masalah Agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Dalam praktinya fungsi agama dalam masyarakat antara lain
adalah:
1. Berfungsi Edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan
melarang
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai perdamaian
4. Berfungsi sebagai sosial control
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi transformative
7. Berfungsi kreatif
8. Berfungsi sublimatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam
keragaman bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang
diakui di Indonesia.
3. Ideologi dan Politik
Ideologi ialah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang
berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena
merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.
Ideologi membantu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi sebuah
tindakan. politik mencangkup baik konflik antara individu-individu dan
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
kelompok untuk memperoleh kekuasaan, yang digunakan oleh pemenang
bagi keuntungannya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukan. Politik juga
bermakna usaha untuk menegakkan ketertiban sosial.
Keragaman masyarakat Indonesia dalam ideologi dan politik dapat di
lihat dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun
pada dasarnya Indonesia hanya mengakui satu ideologi, yaitu Pancasila yang
benar-benar mencerminkankeperibadian bangsa Indonesia.
4. Tata Krama
Tata Krama yang dianggap dari Bahasa Jawa yang berarti “adat sopan
santun, basa-basi” pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat,
tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
Tata karma dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri
dari aturan-aturan yang akan menciptakan suatu interaksi sosial yang tertib
dan efektif di dalam masyarakat. Indonesia memiliki beragam suku bangsa
dimana stiap suku bangsa memiliki adat sendiri meskipun karena adanya
sosialisasi nilai-nilai dan norma secara turun-temurun dan berkesinambungan
dari generasi ke generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam
suatu suku bangsa yang sama akan memiliki adat dan kesopanan yang
relative sama.
5. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi salah
satu perhatian yang terus ditingkatkan. Namun umumnya, masyarakat kita
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
berada di golongan tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal itu tentu saja
menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat dihindari lagi.
6. Kesenjangan Sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan
bermacam tingkat, pangkat dan strata sosial yang hieraksis. Hal ini dapat
terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya penggolongan orang
berdasarkan kasta.
Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja
dapat menyakitkan, namun juga membahayakan bias menjadi sebuah pemicu
perang antar-etnis atau suku.
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
BAB IIIPENGARUH KERAGAMAN TERHADAP
KEHIDUPAN BERAGAMA, BERMASYARAKAT , BERNEGARA DANKEHIDUPAN GLOBAL
Berdirinya negara Indonesia dilatar belakangi oleh masyarakat yang kian
majemuk, baik secara etnis, geografis, kultural maupun religious. kita tidak dapat
mengingkari sifat pluralistik bangsa kita. Sehingga kita perlu memberi tempat bagi
berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama yang dianut.oleh
warga negara Indonesia. Masalah suku bangsa dan kesatuan-kesatuan nasional di
Indonesia telah menunjukan kepada kita bahwa suatu negara yang multietnik
memerlukan suatu budaya nasioanal untuk menginfestasikan peranan identitas
nasional dan solidaritas nasional di antara warganya. Gagasan tentang kebudayaan
nasional Indonesia yang menyagkut kesadarandan identitas sebagai suatu bangsa
telah dirancang saat bangsa kita belum merdeka.
Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai
harmoni. Perbedaan yang mewujud baik secara fisik ataupun mental, sebanarnya
merupakan kehendak tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi
untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Di
kehidupan sehari-hari, kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarisi prilaku dan
kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu beriringan, saling melengkapi, bahkan
mampu untuk saling menyesuaikan (fleksibel) dalam kehidupan sehari-hari, tetapi
sering terjadi masalah sebaliknya. Perbedaan-perbedaan tersebut menciptakan
ketegangan hubungan antar anggota masyarakat. Hal ini disebabkan oleh sifat dasar
yang selalu dimiki oleh masyarakat majemuk oleh Van de Berghe:
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki
kebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat non-komplementer.
c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat tentang
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relative sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan
yang lainnya.
e. Secara relative integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling
ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompokyang lain.
Realitas di atas harus diakui dengan sikap terbuka, logis dan dewasa ,
karena dengannya kemjemukan yang ada dapat dipertumpul. Jika keterbukaan dan
kedewasaan sikap dipersampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah
yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa , seperti:
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
1. Disharmonisasi adalah tidak adanya penyesuaian atas keragam antara manusia
dengan dunia lingkungannya.
2. Prilaku dikriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan yang dlam berbagai bidang
yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Eklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat
bermacam-macam, antara lain: keyakinannya bahwa secara kodarti ras/sukunya
kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.
Adanya hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negatife dari keragam, yaitu:
1. Semangat religious
2. Semangat nasinalisme
3. Semangat pluralism
4. Semangat humanism
5. Dialog antar-umat beragama
6. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi amupun konfigurasi
hubungan antar agama, media massa, dan harmonisasi dunia.
Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif,
serta kesadaran kebersamaan dalam mengarungi sejarah, merupakan modal yang
sangat menentukan bagi terwujudnya sebuah bangsa yang Bhineka Tunggal Ika.
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
Menyatu dalam keragaman, dan beragam dalam kesatuan. Segala bentuk
kesenjangan didekatkan, segala keanekaragaman dipandang sebagai kekayaan
bangsa milik bersama. Siakap inilah yang perlu dikembagkan dalam pola pikir
masyarakat untuk menuju Indonesia Raya merdeka.
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
BAB IV
PROBLEMATIAK DISKRIMINASI
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan perbedaan terhadap
seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok,
golongan, status dan kelas soaial ekonomi, jenis kelamin, kodisi fisik tubuh, usia,
orientasi seksual, pandangan ideologi dan politik, serta batas negara, dan
kebangsaan seseorang.
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsip-
prinsip Hak Asasi Manusia (HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa
pengecualian, tidak dapat dipisahkan dan saling tergantung. Berangkat dari
pemahaman tersebut seyogianya sikap-sikap yang didasarkan pada jethnosentrisme,
rasisme, relifius fanatisme, dan discrimination harus dipandang sebagai tindakan
yang menghambat pengembangan kesederajatan dan demokrasi,. Penegakan hukum
dalam kerangka pemujaan dan pemenuhan HAM.
Pasal 281 Ayat (2) UUD NKRI 1945 telah menegaskan bahwa: “setiap
orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”. Sementara itu
pasal 3 UU No. 30 tahun 1999 tentang HAM telah menegaskan bahwa”… setiap
orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat ...”.
ketentuan tersebut merupakan landasan hukum yang mendasari prinsip non-
diskriminasi di Indonesia.
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
Pencantuman prinsip ini pada awal pasal dan berbagai instrument hukum
yang mengatur HAM pada dasarnya menunjukan bahwa diskriminan telah menjadi
sebuah realitas yang problematik, sehingga:
a. Komunitas internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi
diberbagai belahan dunia; dan
b. Prinsip nondiskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat
hidup dalam kebebasan, keadilan dan perdamaian.
Dalam demokrasi, diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan
adanya kesetaraan dalam bidang hukum, kesederajatan dalam perlakuan adalah
salah satu wujud ideal dalam kehidupan Negara yang demokratis. Akan tetapi,
berbagai penelitian dan pengkajian menunjukan bahwa kondisi di Indonesia saat ini
belum mencerminkan penerapan asas persamaan dimuka hukum secara utuh.
Pada dasarnya diskriminas tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena
adnya beberapa faktor penyebab, antara lain:
1. Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama
ekonomi. Timbulah persaingan antara kelompok pendatang dan kelompok
pribumi, yang kerap kali menjadi awal pemicu terjadinya diskriminasi.
2. Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan
terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah. Aristoteles membagi
masyarakat dalam suatu negara menjadi tiga kelompok: kaya, miskin dan berada
diantaranya. Kelompok-kelompok kaya (bangsawan,tuan tanah) biasanya
melakukan intimidasi dan tekanan sehingga mendiskriminasikan orang miskin./
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
3. Ketidakberdayaan golongan miskinakan intimidasi yang mereka dapatkan
membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.
Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya
disintegrasi bangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi
bangsa dan bubarnya sebuah negara dapat disimpulkan adanya enam faktor utama
yang secara gradual bias menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:
1. Kegagalan kepemimpinan
Integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara modern.
Keutuhan wilayah negara amat ditentuakanoleh kemampuan para pemimpin dan
masyarakat warga negara memelihara komitmenkebersamaan sebagai suatu
bangsa.
2. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
Krisis di sektor ini selalu merupakan amat signifikan dalam mengawali lahirnya
krisis yang lain (politik pemerintahan, hukum dan sosial).
3. Krisis politik
Krisis politik merupakan perpecahan elite di tingkat nasional, sehingga
menyulitkan lahirnya kebijakan utuh dalam mengatasi krisis ekonomi. Krisis
politik juga dapat dilihat dari absennya kepemimpinan politik yang mampu
membagun solidaritas sosial untuk secara solid menghadapi krisis ekonomi.
Semua ini mengakibatkan kepemimpinan semakin tidak efektif, maka
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
kemampuan pemerintahdalam memberi pelayanan publik akan semakin
meerosot.
4. Krisis Sosial
Krisis sosial dimulai dari adanya disharmoni dan bermuara pada meletusnuya
konflik kekerasan diantaranya: kelompok-kelompok masyarakat (suku,
agama,ras)..
5. Demokralisasi tentara dan polisi
Demoralisasi tentara dan polisi dalam bentuk pupusnya keyakinan mereka atas
makna pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai bhayangkari negara.
Demoralisasi iyu, pada kadar yang rendah dipengaruhi oleh merosotnya nilai
gaji yang mereka terima akibat krisis ekonomi.
6. Intervensi asing
Intevensi internasional yang bertujuan memecah belah, seraya mengambil
keuntungan
Dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya terhadap kebijakan politik
dan ekonomi negara-negara baru pasca disintegrasi. Intevensi itu bergerak dari
yang paling lunak hingga berupa provokasi terhadap kelompok-kelompok yang
berkonflik.
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika
yang merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang
“majemuk” atau “homogen”. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi
sosial dari banyak suku bangsa dengan berbagai macam latar belakang kebudayaan,
agama, sejarah dan tujuan yang sama yang disebut kebudayaan nasional.
Terciptanya ”Tunggal Ika” dalam masyarakat yang “bhineka” atau
“integrasi nasional”. Dalam hubungan ini, pengukuhan ide “tunggal ika” yang
dirumuskan dalam wawasan nusantara dengan menekankan pada aspek persatuan
disegala bidang merupakan tindakan yang positif. Namun tentu saja makna Bhineka
Tunggal Ika ini harus benar-benar dipahami dan menjadi sebuah pedoman dalam
berbagsa dan bernegara.
1. Manusia Beradab dalam Keragaman
Hubungan antara kebudayaan dengan peradaban sangat erat. Peradaban
adalah salah satu perwujudan kebudayaan yang bernilai tinggi, indah dan
harmonis yang mencerminkan tingkat kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan, misalnya; adab sopan santun, budi pekerti,budi bahasa, seni dan
sebagainya.
Masyarakat sebagai satu komunitas yang beragam penuh perbedaan
pandangan bahkan kepeningan, Tuhan yang menciptakan manusia dan
keragamannya dalam realitas kehidupan keragaman telah meluaas dalam wujud
perbedaan status, kondisi ekonomi, relasi, sosial dan sampai cita-cita perorangan
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
maupun kelompok tanpa dilandasi sikap arif dalam memandang perbedaan akan,
menuai konsentrasi panjang berupa konflikdan bahkan kekerasan di tengah-
tengah kita.
Dalam hal ini maka terdapat teori yang menunjukan penyebab konflik di
tengah masyarakat antara lain:
1. Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering
muncul ditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, ketidak
percayaan dan permusuhan diantara kelompok yang berbeda, perbedaan bias
dilator belakangi SARA bahkan pilihan ideologi politiknya.
2. Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat
tidak lain disebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada
hilangnya sesuatu ataupun penderitaan masalah lalu yang tidak terselesaikan.
3. Teori kesalah pahaman antarbudaya , teori ini melihat \konflik disebkan
ketidak cocokan dalam cara-cara berkomunikasi di antara budaya yang
berbeda.
4. Teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik adalah
ketidak kesetaraan ketidak setaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai
masalah soaial-budaya dan ekonomi.
Relitas keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi
munculnya persoalan gesekan antarbudaya, yang mempengaruhi dianmika
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
kehidupan masyarakat, oleh sebab itu manusia yang beradab harus bersikap terbuka
dalam melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada, menjunjung tinggi
nilai-nilai kesopanan dan tidak menjadikan keragaman sebagai kekayaan bangsa,
alat pengikat persatuan seluruh masyarakat dalam kebudayaan yang beraneka
ragam.
Faktor-faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial
budaya ada dua macam, yaitu yang berasal dari luar masyarakat dan dari dalam.
Faktor yang berasal dari luar masyarakat
1. Akulturasi. Akulturasi atau contural contak berarti kebudayaan tertentu yang
dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa
sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing tersebut atau menyatu ke
dalam kebudayaan sendiri tetapi tidak menyebabkan hilangnya keperibadian.
2. Difusi. Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke
tempat lain, sedikit demi sedikit,hal ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya
perpindahan atau penyebaran manusia dari satu tempat ke tempat lain.
3. Penetrasi. Penetrasi ialah masuknya unsure-unsur kebudayaan asing secara
paksa, sehingga merusak kebudayaan bangsa yang didatangi penetrasi tersebut,
dinamakan penetration violent.
4. Invasi. Invasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan setempat dengaan
peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain.
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
5. Asimilasi. Asimilasi kebalikan dari penetrasi,asimilasi adalah proses
penyesuaian seseorang atau kelompok orang asing terhadap kebudayaan
setempat.
6. Hibridisasi. Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh
perkawinan campuran antara orang asing dengan penduduk setempat.
7. Milenarisasi. Milenarisme merupakan salah satu bentuk gerakan kebangkitan,
yang brusaha mengangkatgolongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah
lama menderita dalam kedudukan sosial yang rendah dan memiliki ideologi
subkultural yang baru.
Perubahan yang terjadi karena pengaruh dari dalam
1. System pendidikan yang maju
Inovasi adalah pembaharuan unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan
Discoveri adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat
walaupun ide baru yang diciptakan oleh seorang atau sekelompok orang
dalam suatu masyarakat
Namun, ada pula pendapat lain menyatakan bahwa discovery adalah
penemuan suatu yang sebelumnya telah ada
Invention adalah pendapatan atau perolehan hal-hal baru yang dilakukan
melalui usaha yang sungguh-sungguh walaupun melalui trial and error
Enkulturasi atau pembudayaan ialah suatu proses manusia mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan system norma (meliputi
norma susila, adat, hukum dan agama) yang hidup dalam masyarakat
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
2. Menghargai hasil karya orang lain.
3. Adanya keterbukaan di dalam masyarakat.
4. Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation).
5. Penduduk yang heterogen.
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai
harmoni yang merupakan kehendak tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai
sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi
toleransi. Di dalam masyarakat terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai
bidang, terutama suku bangsa, ras, agama, keyakinan, ideologi, adat kesopanan,
serta situasi ekonomi di mana dalam perbedaan dan keragaman yang ada, manusia
tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki. Suatu negara
yang majemuk, baik secara etnis, geografis, cultural, maupun religious memerlukan
suatu kebudayaan nasional untuk menginfestasikan peranan idenditas nasional dan
solidaritas nasional di antara warganya.
By: Kelompok 8 Page ii
[ ] October 1, 2009
Daftar Pustaka
Branson, margaret S. (1998) The Role of Civie Education. Calabases: CCE.
Hefner. Robert W. (2007). Politik multikulturisme: menggugat realitas kebangsaan. Terjemahan oleh Bernadus Hidayat dari judul asli “The Politk Multiculturism”. Pluralism and citizenship in malaysia. Singapore and indonesia” yogyakarta karnisius.
Peraturan mentri pendidikan nasional republik indonesia nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Saifudin. Achmad fedyani. (2006) “reposisi pandangan mengenai pancasila: dari pluralisme ke multikulturisme”. Dalam restorasi pancasila: mendamaikan politik identitas dan modernitas. Bogor: Brighten press.
Suparlan. Parsudi. (2005). Suku bangsa dan hubungan antar suku bangsa. Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian.
By: Kelompok 8 Page ii