24
Program Manual (Baru) Balai Besar Teknologi Konversi Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Tahun 2018 PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ENERGI PEMBANGUNAN SARANA PENGUJIAN KUALITAS TEKNOLOGI SOLAR FOTOVOLTAIK

(Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Program Manual

(Baru)

Balai Besar Teknologi Konversi Energi

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Tahun 2018

PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ENERGI

PEMBANGUNAN SARANA PENGUJIAN KUALITAS TEKNOLOGI SOLAR

FOTOVOLTAIK

Page 2: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 2

Ringkasan Eksekutif

Kegiatan ini direncanakan untuk dilaksanakan selama dua tahun, dengan total pembiayaan

pada tahun pertama (2018) ini sebesar Rp 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah) dan

tahun kedua (2019) sebesar Rp. 2.000.000.000 (dua milyar rupiah). Kegiatan ini melibatkan

24 (dua puluh empat) personil terutama dari unit kerja Balai Besar Teknologi Konversi

Energi, Kedeputian TIEM serta beberapa narasumber praktisi maupun pakar.

Page 3: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan
Page 4: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 4

JUDUL PROGRAM

PEMBANGUNAN SARANA PENGUJIAN KUALITAS

TEKNOLOGI SOLAR FOTOVOLTAIK

DAFTAR ISI

Hal.

Judul Program 1

Daftar Isi 4

I. Tujuan Program (Program Objectives) 5

1.1. Latar Belakang dan Urgensi Permasalahan 5

1.2. Tujuan dan Sasaran 7

1.3. Target 2018 8

1.4. Outcome dan Kegunaan/ Manfaat Kegiatan 8

1.5. Jangka Waktu Pelaksanaan & Total Anggaran 9

1.6. Value Proposition Kegiatan 9

1.7. Peran BPPT melalui Program Ini 10

1.8. Keluaran 10

1.9. Potensi HKI (Hak Kekayaan Intelektual) 11

II. Diskripsi Program (Program Description) 12

2.1. Uraian Singkat Aspek Teknis Kegiatan 12

2.2. Ruang Lingkup dan Metodologi 12

2.3. Status Teknologi 16

2.4. Mitra Kerja (industri/ litbang) & Model Kemitraan 17

2.5. Pengguna (intermediate/end users) & Model Pemanfaatan Hasil 17

2.6. Dampak Ekonomis Pemanfaatan Hasil 18

III. Struktur Organisasi Program (Program Organizational Structures) 19

IV. Jadwal Kegiatan Tahun 2018 (Program Scheduling) 20

V. Perencanaan SDM 21

VI. Perencanaan Anggaran 22

VII. Sistem Pelaporan dan Dokumentasi 23

Lampiran 24

Page 5: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 5

I. TUJUAN PROGRAM (PROGRAM OBJECTIVES)

1.1.LATAR BELAKANG DAN URGENSI PERMASALAHAN

Kebutuhan listrik nasional setiap tahunnya menunjukkan peningkatan seiring dengan laju

pembangunan ekonomi dan bertambahnya jumlah penduduk. Peningkatan permintaan listrik

yang semakin tinggi ini belum diimbangi dengan kekuatan suplai listrik. Rasio elektrifikasi

pada tahun 2016 telah mencapai 91,16%. Ditargetkan pemerintah akan mencapai 95% pada

tahun 2018 dan mendekati 100% pada tahun 2020, hal ini sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.

Dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca yang diakibatkan oleh penggunaan bahan

bakar minyak pada pembangkit listrik tenaga diesel, maka perlu ditingkatkan untuk

menggunakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satu energi alternatif

tersebut adalah tenaga surya. Tenaga surya yang telah dimanfaatkan saat ini adalah salah

satu sumber energi yang paling menjanjikan untuk abad ke-21 (Adel El Gammal, 2010),

mengingat energi sebaiknya:

a. Bersih; sistem tenaga surya menghasilkan listrik dengan nol emisi gas CO2 atau polutan

lainnya yang berhubungan dengan pemanasan global dan hujan asam.

b. Terbarukan; sistem tenaga surya dapat mengkonversi cahaya matahari alami ke dalam

penyediaan energi yang tidak terbatas.

c. Berlimpah; jumlah sinar matahari dalam setiap jam mengandung energi cahaya setara

dengan konsumsi energi total dunia selama satu tahun.

Secara topografi wilayah Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang mengakibatkan

banyaknya daerah pedesaan dan terpencil. Kondisi ini mengakibatkan kesulitan dalam

program penyediaan listrik bagi daerah-daerah terpencil tersebut, dikarenakan ketersediaan

sumber energi konvensional cukup sulit didapatkan dan harganya cukup mahal. Oleh karena

itu diperlukan suatu solusi teknologi yang dapat memanfaatkan sumber energi yang tersedia

di lokasi-lokasi terpencil. Sumber energi terbarukan itu diantaranya adalah sumber energi

biomassa, sumber energi angin, sumber energi mikrohidro dan sumber energi surya. Energi

surya cukup banyak tersedia diseluruh wilayah Indonesia dikarenakan Indonesia terletak di

daerah khatulistiwa, dimana matahari bersinar sepanjang tahun dengan besar energi radiasi

rata-rata harian 4,5 kWh/m2. Dari sisi teknologi, solusi pemanfaatan teknologi energi surya

merupakan pilihan yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan energi listrik di daerah-daerah

terpencil.

Beberapa sistem PLTS yang telah dan sedang dikaji dan diterapkan pada saat ini adalah

Sistem PLTS tersebar (SHS), sistem PLTS terpusat off-grid, PLTS Hybrid, dan PLTS On-grid.

Sistem PLTS tersebar atau dikenal juga sebagai Solar Home System (SHS), merupakan

Page 6: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 6

sistem PLTS yang menghasilkan daya listrik dengan kapasitas yang kecil, yaitu antara 48-55

Wp yang terangkai dalam satu unit yang terdiri dari modul sel surya, baterai (70 Ah/12V),

lampu TL DC, inverter, Battery Charge Regulator (BCR), kabel dan stop kontak. Sistem PLTS

hybrid merupakan perpaduan dua atau lebih sistem pembangkit energi listrik yang bekerja

saling membantu dan menyatu untuk mendapatkan daya guna yang optimal. Pada sistem ini,

sistem PLTS merupakan komponen utama, sedangkan pembangkit listrik yang lain

digunakan untuk mengkompensasi kelemahan sistem PLTS dan mengantisipasi

ketidakpastian cuaca dan mengisi kebutuhan beban puncak yang sulit diatasi oleh PLTS

secara individu. Sementara, sistem PLTS On-grid merupakan sistem PLTS yang

terinterkoneksi ke jala-jala PLN. Sistem PLTS yang saat ini sedang meningkat pemakaiannya

adalah sistem PLTS terpusat (On-grid & Off-grid), baik untuk energi pedesaan maupun untuk

perkotaan.

Sistem PLTS untuk aplikasi perkotaan dipasang diatas atap perumahan atau bangunan

komersial (roof-top) yang biasa disebut PLTS roof-top. Sistem PLTS roof-top adalah sistem

PLTS yang dipasang diatas struktur atap rumah atau bangunan komersial. PT. PLN (Persero)

telah mengeluarkan kebijakan untuk menerima listrik dari sistem PLTS roof-top, khususnya di

sistem interkoneksi Jawa-Bali-Madura (Peraturan PT. PLN), dengan menerapkan skema

“Net-metering”. Listrik yang dihasilkan dari PV akan mengurangi konsumsi listrik dari PLN

(terutama pada siang hari). Namun demikian, jika terjadi kelebihan listrik yang dihasilkan dari

PV, tidak akan mendapatkan pembayaran untuk listrik yang dihasilkan, tapi diperhitungkan

untuk bulan berikutnya. Meskipun program ini belum menarik secara komersial, karena tarif

listrik rendah, program ini membuka potensi pasar yang besar untuk modul surya PV.

Dalam rantai pasokan industri nasional, saat ini ada sekitar 14 (empat belas) perusahaan,

7 (tujuh) diantaranya tergabung dalam APAMSI (Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia),

termasuk PT. LEN industri (persero), sebuah BUMN yang memproduksi modul PV surya

menggunakan sel PV impor, dengan total kapasitas produksi 60 MWp per tahun. Untuk

mengurangi diimpornya sel surya, pada tahun 2012 Pemerintah Indonesia mendorong PT.

LEN untuk membangun industri sel surya. Studi Kelayakan telah dilakukan oleh BPPT

dengan kapasitas 60 MWp per tahun. Namun, pembangunan pilot plant nya ditunda sampai

beberapa aspek lain seperti adanya kebijakan tarif listrik tenaga surya yang lebih kondusif,

atau tersedianya insentif yang menarik, dan tekanan untuk adanya standarisasi, sertifikasi,

dan pengembangan fasilitas pengujian, seperti yang telah ditentukan dalam studi kelayakan.

Kebutuhan standardisasi, pengujian dan sertifikasi produk Solar PV juga meningkat karena

pemanfaatan PV meningkat. Saat ini terdapat standar nasional (SNI) maupun standar

internasional (IEC, dll) yang memandu produk dan aplikasi dari Surya PV di Indonesia.

Page 7: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 7

Bahkan tahun 2014, BSN telah menerbitkan standard SNI/IEC 61215, yang berjudul: “Modul

Fotovoltaik Silikon Kristal – Persyaratan Desain dan Pengesahan Jenis”. Standar ini dibuat

sebagai pedoman bagi para pihak yang akan membuat modul fotovoltaik silikon kristal yang

diadopsi dari standard internasional, International Electrotechnical Commission (IEC) - 61215

“Crystalline Silicon Terrestrial Photovoltaic (PV) Modules – Design Qualification and Type

Approval”. Standard ini ditujukan untuk menjamin kualitas produk modul fotovoltaik. Tujuan

utama dari standarisasi, pengujian dan sertifikasi adalah untuk melindungi produsen,

konsumen, dari produk kualitas rendah serta menjamin kualitas dan keandalan produk, baik

untuk produk domestik atau barang impor. Pelaksanaan standardisasi dalam lingkup nasional

dilakukan untuk membangun sistem nasional yang akan dapat mendukung, peningkatan,

untuk menjamin kualitas dan/ atau jasa produk serta mempermudah penerimaan produk

nasional dalam transaksi pasar global. Untuk mengantisipasi akan diberlakukannya SNI

tentang Modul surya yang akan merujuk pada SNI/IEC 61215, maka diperlukan suatu

laboratorium pengujian yang dapat melaksanakan pengujian sesuai yang dipersyaratkan oleh

SNI tersebut.

1.2.TUJUAN DAN SASARAN

a) TUJUAN

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah peningkatan kualitas infrastruktur Laboratorium

Pengujian Komponen dan Sistem Fotovotaik (LPKSF) B2TKE-BPPT (d/h B2TE) dengan

penambahan ruang lingkup pengujian kualitas modul surya (PV) yang merujuk pada SNI/IEC

61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini

diperlukan mitra yang berpengalaman dalam melakukan pembangunan laboratorium serupa,

dan dilaksanakan secara turn-key, yang mencakup tidak hanya pengadaan peralatan tapi

lengkap dengan instalasi, pelatihan serta membantu untuk memasukan ruang lingkup

pengujian ini kedalam ruang lingkup laboratorium pengujian dengan akreditasi SNI/ISO/IEC

17025 yang sudah ada.

b) SASARAN

Sasaran 2018

Sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan Pembangunan Fasilitas Laboratorium Pengujian

Kualitas Modul Surya (PV) sesuai dengan SNI/IEC 61215 pada tahun 2018, adalah sebagai

berikut:

1. Terbangunnya fasilitas Laboratorium Pengujian Modul Surya (PV) sesuai dengan standar

SNI/IEC 61215 di B2TKE-BPPT.

2. Pengembangan fasilitas pengujian komponen Solar Home Systems sesuai dengan

permintaan para produsen peralatan

Page 8: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 8

3. Terlaksananya pelatihan tentang operasionalisasi dan pemeliharaan fasilitas

Laboratorium Pengujian Modul Surya (PV) sesuai SNI/IEC 61215, dan manajemen

laboratorium pengujian modul surya sesuai dengan standar internasional ISO/IEC 17025,

bagi personil B2TKE yang kompeten.

Sasaran 2019

Sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan Pembangunan Fasilitas Laboratorium Pengujian

Kualitas Modul Surya (PV) sesuai dengan SNI/IEC 61215 pada tahun 2019, adalah sebagai

berikut:

1. Terintegrasinya seluruh peralatan fasilitas Laboratorium Pengujian Kualitas Modul Surya

(PV) dan Komponen Solar Home Sysems di B2TKE-BPPT.

2. Commisioning seluruh peralatan disertai dengan pengujian sampel pada Laboratorium

Pengujian Kualitas Modul Surya (PV) dan Komponen Solar Home Sysems.

3. Melakukan validasi data pengukuran dan ketidakpastian peralatan.

4. Menyiapkan dokumen mutu Laboratorium Pengujian Kualitas Modul Surya (PV) dan

Komponen Solar Home Sysems sesuai standar internasional ISO/IEC – 17025 menuju

laboratorium yang terakreditasi oleh KAN.

1.3.TARGET 2018

Target kegiatan pada TA 2018, yaitu:

1. Terbangunnya fasilitas Laboratorium Pengujian Kualitas Modul Surya (PV) dan

Komponen Solar Home Sysems di B2TKE-BPPT.

2. Diperoleh dokumen hasil uji komponen yang Solar Home Sysems beredar di pasaran dari

tahun ke tahun.

3. Terlaksananya pelatihan tentang operasionalisasi dan pemeliharaan fasilitas

Laboratorium Pengujian Kualitas Modul Surya (PV) dan Komponen Solar Home Sysems

dan manajemen laboratorium sesuai dengan standar internasional ISO/IEC – 17025, bagi

personil B2TKE yang kompeten

1.4. OUTCOME DAN KEGUNAAN/ MANFAAT KEGIATAN

Secara keseluruhan outcome atau penerima manfaat dari kegiatan Pengadaan Sarana

Pengujian Kualitas Teknologi Solar PV dalam sistem kelistrikan di Indonesia adalah semua

stakeholder kelistrikan baik dari unsur kebijakan maupun unsur teknis mulai dari suplai

(manufaktur maupun distributor) sampai dengan pengguna. Sedangkan penerima manfaat

layanan pengujian adalah industri PV baik nasional maupun internasional, dan pengguna

modul PV seperti PT. PLN, Kementrian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, Independent Power

Producer (IPP) dan masyarakat umum. Sebagai contoh dengan adanya sarana

Page 9: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 9

(laboratorium) pengujian modul PV ini, maka Kementrian ESDM dapat mewajibkan SNI/ IEC

61215 yang sudah dipublikasikan oleh BSN sejak tahun 2015 yang lalu.

1.5. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN DAN TOTAL ANGGARAN

Kegiatan ini disain selama 2 tahun, dengan total anggaran sebesar Rp 52 Milyar rupiah.

Rincian kebutuhan anggaran per tahun ditampilkan pada Tabel berikut.

Tabel 1. Rincian Kebutuhan Anggaran Per Tahun

No Tahun Anggaran Jumlah Anggaran

1 2018 Rp. 50.000.000.000,-

2 2019 Rp. 2.000.000.000,-

TOTAL Rp. 52.000.000.000,-

1.6. VALUE PROPOSITION

Program ini menawarkan Value Proposition sebagai berikut:

a) State of the art technology

Pengujian modul fotovoltaik yang merujuk pada IEC 61215:2016 ini sudah merupakan

kewajiban standar di pasar internasional untuk produk-produk modul surya. Saat ini produsen

modul surya di Indonesia mempunyai kesulitan untuk mengujikan produk mereka

dikarenakan belum adanya laboratorium pengujian jenis ini di Indonesia, sedangkan bila

diujikan di laboratorium pengujian di luar negeri sangat mahal harganya. Dari sejumlah

produsen modul surya di Indonesia baru ada dua pabrikan yang produknya sudah mendapat

sertifikat IEC 61215.

b) Meningkatkan Daya Saing Industri

Kegiatan ini dapat langsung meningkatkan daya saing industri modul surya dan komponen

Solar Home Systems di dalam negeri, karena fasilitas laboratorium pengujian ini akan

diakreditasi secara internasional. Dengan demikian produk modul surya dalam negeri bila

sudah melalui pengujian dengan laboratorium ini akan dapat bersaing di pasar internasional,

dan akan meningkatkan ekspor produk ke luar negeri.

c) Mempercepat Kemandirian Bangsa

Dengan meningkatnya kualitas produk modul surya dan komponen Solar Home Systems

dalam negeri maka akan menambah kemampuan atau profesionalisasi manufaktur untuk

membuat modul surya dengan memakai komponen-komponen dalam negeri yang akhirnya

akan mempercepat kemandirian bangsa pada bidang industri modul surya fotovoltaik.

Page 10: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 10

1.7. PERAN BPPT MELALUI PROGRAM INI

Melalui kegiatan ini diharapkan BPPT dapat berperan sebagai lembaga pengkajian teknologi,

lembaga intermediasi, Technology Clearing House maupun lembaga pemberi solusi teknologi

seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rincian Peran BPPT

Peran Rincian Peran Pengguna

Intermediasi Menjembatani antara pengguna energi tenaga

surya dengan produsen

Konsumen dan produsen

peralatan pembangkit

listrik tenaga surya

Technology

Clearing House

Menyediakan informasi yang dibutuhkan terkait

dengan pengujian sistem pembangkit surya.

Konsumen dan

Produsen/ pabrikan.

Pengkajian

Teknologi

Melakukan kajian mengenai sistem pengujian

modul surya khususnya dan system pembangkit

listrik tenaga surya umumnya supaya lebih

optimal dan berdaya saing tinggi.

Industri produsen PLTS

dan komponennya

Solusi Teknologi

Memberikan solusi teknologi pengujian

komponen dan sistem PLTS yang efisien dan

professional .

Industri produsen PLTS

dan komponennya

1.8. KELUARAN

Rincian dan deskripsi pelayanan teknologi yang dihasilkan serta keluaran dari kegiatan dapat

dilihat pada tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Rincian dan Deskripsi Pelayanan Teknologi yang Dihasilkan

Jenis

Pelayanan

Teknologi

Jumlah Rincian dan Deskripsi Pelayanan

Teknologi yang Dihasilkan Pengguna

Tahun

Pemanfaatan

Pengujian 1

Jasa pengujian Komponen Solar

Home Systems terdiri dari Baterai,

Baterry Charge Regulator, dan

Lampu (Ballast), Inverter, dan

sistem PLTS.

Pemda, KESDM,

KPDT, Produsen/

Industri Manufaktur,

Masyarakat.

2018

Pengujian 2

Laboratorium pengujian untuk jasa

pengujian Kualitas Modul Surya

dan Komponen Solar Home

Systems.

Produsen/ Industri

Manufaktur, PLN,

IPP.

2019

Advokasi 1 Advokasi kualitas produk

komponen dan sistem PLTS.

Pemda, KESDM,

KPDT, Produsen/

Industri Manufaktur,

PLN, IPP.

2020

Page 11: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 11

Tabel 4. Keluaran Program

Output Akhir Program

Program

PEMBANGUNAN SARANA PENGUJIAN KUALITAS TEKNOLOGI SOLAR

FOTOVOLTAIK

Output per WBS/tahun

2018 2019

WBS 1

Membuat desain, menginstalasi dan mengoperasikan

pengujian electrical performance mulai dari

performance at STC, MNOT, Low Irradiance,

determination of temperature, coefficient and hot spot

endurance, serta sistem PLTS.

Melakukan pengujian

pengujian electrical

performance pada modul

surya dan komponen PLTS

WBS 2

Membuat desain, menginstalasi dan mengoperasikan

pengujian mechanical dan safety performance yang

terdiri dari insulation, wet leakage test, visual

inspection, mechanical hail test, inverter, lampu, dan

safety.

Melakukan pengujian

pengujian mechanical dan

safety performance pada

modul surya dan komponen

PLTS

WBS 3

Membuat desain, menginstalasi dan mengoperasikan

pengujian thermal diode performance meliputi thermal

cycling, humidity freeze, damp heat, stabilization,

retention of JBOX, bypass diode function, baterai dan

uji BCR.

Melakukan pengujian

pengujian thermal and

diode performance pada

modul surya dan komponen

PLTS

Program

Membangun kerjasama dengan mitra industri pemda,

lembaga riset dan instansi pemerintah terkait untuk

upaya peningkatan kualitas produk modul surya.

Membangun kerjasama

dengan mitra untuk

meningkatkan kualitas

produk modul surya dan

komponen.

1.9. Potensi HKI (Hak Kekayaan Intelektual)

Potensi HKI (Hak Kekayaan Intelektual) pada program ini adalah paten disain komponen

Solar Home System.

Page 12: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 12

II. DESKRIPSI PROGRAM (PROGRAM DESCRIPTION)

2.1. URAIAN SINGKAT ASPEK TEKNIS KEGIATAN

Kegiatan yang akan dilakukan pada pembangunan Laboratorium Pengujian Kualitas Modul

Surya dan Komponen Solar Home Systems adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari dan menginventarisir peralatan dan prosedur pengujian yang merujuk pada

SNI/IEC 61215 dan SNI/ IEC lainnya yang terkait dengan komponen sistem PLTS.

2. Membuat desain dan layout laboratorium pengujian sesuai dengan prosedur pengujian

seusai dengan SNI/IEC 61215.

3. Menentukan spesifikasi peralatan dan bahan yang dibutuhkan.

4. Melakukan pengadaan peralatan laboratorium kualitas modul surya sesuai dengan SNI

IEC 61215.

5. Pengadaan bahan, komponen dan peralatan.

6. Konstruksi sipil, instalasi, supporting peralatan seperti perpipaan air, listrik, udara

bertekanan,

7. Uji coba pengoperasian laboratorium pengujian untuk setiap peralatan dan tahapan

prosedur pengujian.

8. Pengembangan manajemen Laboratorium Pengujian Kualitas Modul Surya dan

Komponen Solar Home Systems (SHS)/ PLTS.

2.2. RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan menggunakan dana APBN guna merevitalisasi dan

menambah ruang lingkup Laboratorium Komponen Solar Home Systems (SHS)/ PLTS

menjadi Laboratorium Pengujian Kualitas Modul Surya dan Komponen Solar Home Systems

(SHS)/ PLTS. Kegiatan ini melibatkan staf perekayasa Balai Besar Teknologi Konversi Energi

(B2TKE), Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT). Jumlah perekayasa yang terlibat

dalam kegiatan ini sebanyak sekitar 24 personel.

Ruang lingkup pembangunan laboratorium uji ini adalah:

1. Mempelajari tujuan, prosedur yang sesuai SNI IEC 61215.

SNI/IEC 61215 ini ditujukan untuk menentukan karakteristik termal dan listrik modul

surya, serta untuk menunjukkan bahwa modul tersebut mampu menahan terhadap

paparan matahari yang cukup lama pada cuaca luar yang terbuka. Umur modul surya

yang sangat berkualitas akan tergantung pada desain, lingkungan dan kondisi di mana

modul surya dioperasikan. Pengujian ini merupakan rentetan uji sebanyak 19 jenis ruang

lingkup dengan prosedur seperti terlihat pada gambar alur pengujian dibawah ini.

Page 13: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 13

Gambar 1. Prosedur Pengujian Kualitas Modul Surya Berdasarkan SNI/ IEC 61215

2. Membuat desain dan layout laboratorium pengujian sesuai dengan prosedur pengujian

seusai dengan SNI/IEC 61215.

Prosedur pengujian modul surya berdasarkan IEC SNI 61215 terdiri dari 19 pengujian

yang dimulai dengan pengujian visual dan diakhiri dengan stablisasi kondisi setelah

dilakukan seluruh rangkaian pengujian. Oleh karena itu perlu dibuat layout laboratorium

dan peletakan peralatan uji sesuai dengan langkah-langkah pengujian dan besarnya

dimensi masing-masing peralatan.

3. Langkah-langkah dan tujuan pengujian

Langkah pengujian terdiri dari 19 pengujian dengan 10 sampel/contoh modul surya untuk

setiap merek dan jenis.

1) Pemeriksaan visual (MQT 01)

Pemeriksaan ini merupakan awal pengujian yang bertujuan untuk mendeteksi cacat

yang terlihat.

Page 14: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 14

2) Penentuan daya maksimum (MQT 02)

Untuk menentukan daya maksimum modul setelah stabilisasi serta sebelum dan

sesudah berbagai uji stress lingkungan. Untuk menentukan kehilangan daya akibat

uji stress, uji reproduktifitas merupakan faktor yang sangat penting.

3) Uji Isolasi (MQT 03)

Pengujian ini ditujukan Untuk mengetahui apakah modul tersebut cukup terisolasi

dengan baik antara bagian aktif dan bagian yang mudah diakses.

4) Pengukuran koefisien temperatur (MQT 04)

Tentukan koefisien temperatur arus (), tegangan () dan daya puncak () dari

pengukuran modul seperti yang ditentukan dalam IEC 60891. Koefisien yang

ditentukan berlaku pada radiasi saat pengukuran dilakukan. Lihat IEC 60904-10

untuk evaluasi koefisien temperatur modul pada tingkat radiasi yang berbeda.

5) Pengukuran temperatur operasi modul nominal (NMOT) (MQT 05)

NMOT (Normal Modul Operating Temperatur) digunakan oleh perancang sistem

sebagai panduan untuk temperature di mana modul akan beroperasi di lapangan.

6) Kinerja di STC dan NMOT (MQT 06)

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan bagaimana kinerja listrik modul bervariasi

dengan beban pada temperatur sel dengan kondisi STC (1000 W/m2, 25°C, dengan

distribusi radiasi spektral spektrum IEC 60904-3) dan pada NMOT (iradiasi 800

W/m2 dan temperatur sekitar 20°C dengan distribusi radiasi spektral spektrum IEC

60904-3). Pengukuran pada STC digunakan untuk memverifikasi informasi yang

tertera pada modul surya.

7) Kinerja pada iradiasi rendah (MQT 07)

Untuk menentukan bagaimana kinerja modul sebagai funsi beban pada 25°C dan

radiasi 200 W/m2 (yang diukur dengan alat referensi yang sesuai), sesuai dengan

IEC 60904-1 menggunakan sinar matahari alami atau kelas simulator BBA atau

lebih baik sesuai dengan persyaratan IEC 60904-9.

8) Uji eksposur luar ruangan (MQT 08)

Bertujuan untuk membuat penilaian kemampuan awal modul surya apakah mampu

menahan paparan sinar matahari di luar ruangan dan untuk mengungkapkan efek

degradasi sinergis yang mungkin tidak terdeteksi pada pengujian di laboratorium.

9) Uji daya tahan hotspot (MQT 09)

Untuk mengetahui kemampuan modul dalam menahan efek pemanasan hotspot,

misal solder mencair atau memburuknya enkapsulasi. Kerusakan ini bisa dipicu oleh

sel yang salah, sel yang tidak serasi, bayangan atau kotoran. Sedangkan suhu

absolut dan hilangnya daya relatif bukanlah kriteria dari pengujian ini, kondisi hot

spot yang paling parah digunakan untuk menjamin keamanan desain.

Page 15: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 15

10) Uji prakondisi UV (MQT 10)

Untuk mengkondisikan modul dengan radiasi ultra violet (UV) sebelum uji

pembekuan siklus / kelembaban termal untuk mengidentifikasi bahan-bahan dan

ikatan adesi yang rentan terhadap degradasi UV.

11) Uji siklus termal (MQT 11)

Untuk mengetahui kemampuan modul untuk menahan ketidaksesuaian termal,

kelelahan dan tekanan lainnya yang disebabkan oleh perubahan suhu berulang.

12) Uji kelembaban-pembekuan (MQT 12)

Untuk mengetahui kemampuan modul untuk menahan efek suhu dan

kelembaban tinggi diikuti dengan suhu di bawah nol. Ini bukan tes kejut termal.

13) Uji panas lembab (MQT 13)

Untuk mengetahui kemampuan modul untuk menahan efek jangka panjang

penetrasi kelembaban.

14) Kekokohan terminasi (MQT 14)

Untuk menentukan bahwa terminasi, pelekatan terminasi, dan pelekatan kabel

ke badan modul akan dapat menahan tekanan yang mungkin diterapkan selama

operasi perakitan atau penanganan secara normal. Uji pada 4.14.2 (MQT 14.1)

dan uji pada 4.14.3 (MQT 14.2) harus dilakukan pada urutan C setelah MQT 12

seperti yang diberikan oleh aliran uji pada IEC.

15) Uji arus bocor basah (MQT 15)

Untuk mengevaluasi isolasi modul di bawah kondisi operasi basah dan

memastikan kelembaban dari hujan, kabut, embun atau salju cair tidak masuk ke

bagian aktif sirkuit modul, yang dapat menyebabkan korosi, kegagalan

pentanahan atau bahaya keamanan.

16) Uji beban mekanis statis (MQT 16)

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan modul untuk

menahan beban statis minimum.

17) Uji kejatuhan salju (MQT 17)

Untuk memastikan bahwa modul ini mampu menahan dampak hujan es.

18) Bypass diode testing (MQT 18)

Untuk menilai kecukupan desain termal dan reliabilitas jangka panjang

yang relatif dari dioda bypass yang digunakan untuk membatasi efek

merugikan kerentanan hot spot pada modul.

19) Stabilisasi

Semua modul PV harus stabil secara elektrik. Untuk tujuan ini, semua modul

harus terpapar pada prosedur yang ditentukan, dan daya keluaran harus diukur

secara langsung setelahnya. Prosedur dan pengukuran daya keluaran ini harus

diulang sampai modul dinilai mencapai tingkat output daya yang stabil secara

Page 16: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 16

elektrik. Dimana cahaya digunakan untuk stabilisasi, simulasi radiasi matahari

lebih disukai daripada cahaya alami.

2.3. STATUS TEKNOLOGI

Energi listrik yang dihasilkan oleh konversi sel surya adalah listrik arus searah (Direct

Current), yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam kebutuhan beban, apabila beban

mempunyai sistem arus bolak-balik (Alternating Current), maka sistem harus dilengkapi

dengan komponen perubah arus dari arus searah menjadi arus bolak-balik yang biasa

disebut dengan inverter.

Sistem PLTS dapat dibagi dua,yaitu sistem PLTS yang tersebar dan sistem PLTS terpusat.

Sistem PLTS tersebar umumnya adalah sistem yang mempunyai sistem tegangan sistem

DC, dan sistem PLTS terpusat mempunyai sistem tegangan AC. Sistem PLTS terpusat untuk

penerangan umumnya terdiri dari 3 macam sistem yaitu sistem yang berdiri sendiri (stand

alone system), sistem Hybrid yaitu sistem PLTS yang digabung dengan sumber energi

lannya, dan sistem PLTS terpusat yang terhubung dengan jala-jala listrik PLN (On-Grid

System).

Sistem PLTS yang berdiri sendiri merupakan sistem yang terdiri dari sejumlah larik PLTS,

baterai penyimpan energi listrik, inverter sebagai perubah arus listrik dari DC menjadi arus

listrik AC, alat pengontrol kondisi baterai (Battery Charge Controller), dan komponen

Maximum Power Point Tracker (MPPT) yang berfungsi untuk mengatur tegangan sistem yang

selalu berada pada titik daya maximum untuk berbagai kondisi radiasi.

Sistem PLTS hibrida yang umum diterapkan di Indonesia adalah dengan menggabungkan

sistem PLTS dengan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Pada sistem PLTS

hibrida ini terdapat komponen yang hampir sama dengan komponen-komponen sistem PLTS

yang berdiri sendiri hanya berbeda pada komponen inverter yang bersifat bi-directional yaitu

inverter yang berfungsi merubah arus DC ke arus AC dan sebaliknya dari arus AC ke Arus

DC.

Sistem PLTS terpusat yang terhubung dengan jala-jala listrik PLN (On-Grid System), adalah

sistem PLTS yang mengirimkan seluruh listrik yang dihasilkan dari hasil konversi fotovoltaik

langsung masuk ke grid/jala-jala listrik. Komponen-komponen utama dari sistem PLTS on-

Grid, adalah larik fotovoltaik, inverter yang merubah arus DC menjadi arus listrik AC,

transformator yang menaikan tegangan dari 220 V AC (keluaran inverter), menjadi tegangan

jala-jala 20 kV AC.

Page 17: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 17

Teknologi pembuatan modul surya telah dilakukan di Indonesia oleh 7 perusahan pembuat

modul surya yang tergabung dalam Asosiasi Pembuat Modul Surya Indonesia (APAMSI), dari

7 manufaktur tersebut baru ada dua manufaktur yang telah mendapatkan sertifikat IEC

61215. Oleh karena itu dengan terbangunnya laboratorium uji yang merujuk pada IEC 61215

di Indonesia diharapkan seluruh manufaktur akan mempunyai produk yang tersifikat dengan

SNI IEC 61215.

2.4 MITRA KERJA (LITBANG/INDUSTRI) & MODEL KEMITRAAN

Berikut pada Tabel 5 merupakan mitra kerja dari pengujian kualitas modul surya dan

komponen SHS maupun PLTS.

Tabel 5. Mitra Kerja

No

Nama Mitra

Internal/

Eksternal

Pekerjaan dalam Kegiatan

Anggaran

(in

Kind/in

Cash)

Kontak

Person

Alamat dan

Telpon

0 1 2 3 4 5

1 Perindustrian Penyedia data industri dalam

Penerapan Standarisasi

Produk SWH yang ada di

pasaran baik produk lokal

maupun luarnegeri yang

masuk ke Indonesia

In Kind Jakarta

2 EBTKE- ESDM Penyusunan regulasi

In Kind Maritje Jl.Gatot

Subroto,

Jakarta

3 BSN Penyusunan SNI In Kind

4 PTB Germany Pengembangan peralatan

pengujian Kualitas Modul

In Kind Germany

5 APAMSI User Penerapan pengujian

kualitas modul surya dan

komponen PLTS

In Kind Jakarta

2.5 PENGGUNA (INTERMEDIATE & END USER) & MODEL PEMANFAATAN HASIL

Hasil dari program pembangunan dan pengembangan pengujian Kualitas Modul Surya dan

Komponen Solar Home Systems (SHS)/ PLTS berupa Fasilitas Uji Laboratorium Kualitas

Modul Surya dan Komponen Solar Home Systems (SHS)/ PLTS dapat dimanfaatkan oleh

semua stakeholder kelistrikan baik dari unsur kebijakan maupun unsur teknis mulai dari

suplai (manufaktur maupun distributor) sampai dengan pengguna. Adapun pengguna yang

terkait dan berdampak terhadap hasil riset ini adalah:

1. Produsen/ Industri manufaktur modul dan komponen yang bergerak dalam bidang

pembangkit sistem tenaga surya baik dalam negeri maupun luar negeri akan

Page 18: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 18

memanfaatkan teknik pengujian modul dan komponen PLTS guna mendapatkan nilai

tambah peningkatan kinerja dan ketahanan serta kehandalan alat.

2. Industri pembangun energi seperti PLN maupun IPP (Independent Power Producer) akan

memanfaatkan teknik pengujian modul dan komponen PLTS guna meningkatkan kinerja

dan performa modul dan sistem PLTS.

3. Institusi pemerintah Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, serta lembaga litbang/

Universitas/ Perguruan Tinggi yang menangani energi alternatif sistem pembangkit

tenaga surya, lingkungan, perindustrian dan perdagangan.

2.6 DAMPAK EKONOMIS PEMANFAATAN HASIL

Pengujian Kualitas Modul Surya dan Komponen Solar Home Systems (SHS)/ PLTS dilakukan

untuk memberikan pemahaman kualitas pengembangan teknologi dan pemanfaatan produk

komponen teknologi surya, seperti:

1. Membantu membatasi produk-produk dari luar yang membanjiri pasaran (dengan

pemberlakuan SNI untuk pengujian mutu produk sebelum masuk ke pasar dalam negeri)

2. Meningkatkan kemandirian dan daya saing mutu produk industri-industri dalam negeri

3. Meningkatkan kemampuan inovasi litbang yang ada di Indonesia.

Page 19: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 19

III. STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM (PROGRAM ORGANIZATIONAL STRUCTURES)

Kegiatan ini direncanakan menggunakan Works Break Down Structure (WBS) tipe B, terdiri atas Kepala Program, Manajer Program

& Asisten Manajer Program; Chief Engineer, Group Leader, Technical Leader, Engineer/Technical Staf; Technician & Technical

Assistant, yang bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Program.

KEPALA PROGRAM

Dr. Oo Abdul Rosyid

PROGRAM MANAGER

Wulan Erna K., MT

CHIEF ENGINEER

Drs. Adjat Sudrajat, M.Sc

WBS 1. Electrical Performance

GL 1. Nelly Malik Lande, MT

Ass. Program Manager

Sutopo, ST, MT

Lily Sapinah, SE

WBS 2. Mechanical and Safety

Performance

GL 2. Sudirman Palaloi, MT

WBS 3. Thermal and Diode

Performance

GL 3. Dr. Kholid Akhmad

WP 1.1. Performance at STC,

MNOT, and Low Irradiance

L 1.1. Hartadhi, MT

ES 1.1.1. Fariz Maulana, ST

ES 1.1.2. Anita Faradilla, ST

ES 1.1.3. Lily Sapinah

ES 1.1.4. Munadiyan N., ST

WP 1.2. Determination of Temp.

Coefficient and Hot-spot

Endurance, dan Sistem PV

L 1.2. Andrianshah Priyadi, ST

ES 1.2.1. Rohi A. Wenyi, ST

ES 1.2.2. Setya Sunarna, ST

ES 1.2.3. Anisa Taradini, MT

WP 2.1. Insulation, Wet

Leakage Test, dan Lampu

L 2.1. Ichwan SubagioES 2.1.1. Hartadhi, MT

ES 2.1.2. Anisa Taradini, MT

ES 2.1.3. Asih Kurniasari, ST

WP 2.2. Visual, Mechanical,

Hail Test, dan Inverter

L 2.2. Fariz Maulana, ST

ES 2.2.1. Nelly Malik L., MT

ES 2.2.2. Rohi A. Wenyi, ST

ES 2.2.3. Ma’Arif Hasan, ST

WP 3.1. Thermal Cycling,

Humidity Freeze, Damp Heat

Test, dan Baterai

L 3.1. Anita Faradilla, STES 3.1.1. Wulan Erna K., MT

ES 3.1.2. Ir. M. Youvial

ES 3.1.3. Munadiyan N., ST

WP 3.2. Stabilization, Retention

of JBOX, Bypass Diode Function,

dan Uji BCR

L 3.2. Setya Sunarna, ST

ES 3.2.1. Edy Prabowo

ES 3.2.2. Andrianshah P., ST

ES 3.2.3. Ma’Arif Hasan, ST WP 2.3. Infrastruktur dan Safety

L 2.3. Budi Sutrisno, ST, MT

ES 2.3.1. Sumanto, SE

ES 2.3.2. Munadiyan N., ST

ES 2.3.3. Anisa Taradini, MT

ES 2.3.4. Mihadi

Gambar 2. Organisasi Kerja Kerekayasaan Kegiatan Pembangunan Sarana Pengujian Kualitas Teknologi Solar Fotovoltaik

(Sistem Tata Kerja Kerekayasaan Tipe B)

Page 20: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 20

IV. JADWAL KEGIATAN TAHUN 2018 ( PROGRAM SCHEDULING) Jadwal kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Sarana Pengujian Kualitas Teknologi Solar Fotovoltaik dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Jadwal Kegiatan Tahun 2018

NO RINCIAN KEGIATAN/ AKTIVITAS RENCANA PELAKSANAAN 2018 KET. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan dan koordinasi program kerja ---- (mulai 2017) 2. Pembuatan Program Manual, koreksi dan perbaikan. Penanggung jawab pelaksana: Troika 3. Identifikasi kebutuhan alat, bahan dan infrastruktur uji. Penanggung jawab pelaksana: KP, CE, PM, GL 4. Penyusunan spesifikasi peralatan, tata letak, kebutuhan infrastruktrur dan instalasi peralatan. Penanggung jawab: KP, CE, PM, GL 5. Penyusunan HPS, Lelang, Evaluasi Lelang dan Kontrak Kerja. Penanggung jawab: KP, PM dan Ass PM

4 Membuat desain, menyusun metode, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian electrical performance. Penanggung jawab: GL WBS 1.

5. Membuat desain, menyusun metode, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian performance at STC, MNOT, Low Irradiance. Penanggung jawab: Leader WP 1.1

6. Membuat desain, menyusun metode, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian determination of temperature, coefficient and hot spot endurance. Penanggung jawab: Leader WP 1.2

7. Mengoperasikan, mengevaluasi hasil uji dan penyempurnaan fasilitas pengujian sistem PLTS. Penanggung jawab: Leader WP 1.2

8. Membuat desain, menyusun metode, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian mechanical dan safety performance. Penanggung jawab: GL WBS 2.

9. Membuat desain, menyusun metode, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian insulation dan wet leakage test. Penanggung jawab: Leader WP 2.1

10 Membuat desain, menyusun metode, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian visual inspection dan mechanical hail test. Penanggung jawab: Leader WP 2.2

11 Membuat desain, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian lampu dan inverter. Penanggung jawab: Leader WP 2.1 dan Leader WP 2.2

12 Membuat desain, layout, menginstalasi, mengevaluasi dan penyempurnaan fasilitas infrastruktur dan safety untuk pengujian. Penanggung jawab: Leader WP 2.3

13 Membuat desain, menyusun metode, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian thermal dan diode performance. Penanggung jawab: GL WBS 3.

14 Membuat desain, menyusun metode, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian thermal cycling, humidity freeze, dan damp heat . Penanggung jawab: Leader WP 3.1

15 Membuat desain, menyusun metode, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian stabilization, retention of JBOX, dan bypass diode function. Penanggung jawab: Leader WP 3.2

16 Membuat desain, menginstalasi, mengoperasikan, mengevaluasi hasil ujicoba dan penyempurnaan fasilitas pengujian baterai dan BCR. Penanggung jawab: Leader WP 3.1 dan Leader WP 3.2

17 Proses fabrikasi dan FAT. Penanggung jawab: Troika 18 Renovasi Lab. Fas. Uji Kualitas Modul: konstruksi bangunan, perpipaan, instalasi kabel, serta utilitas lainnya. Penanggung jawab: Troika 19 Instalasi fasilitas uji. Penanggung jawab: KP, CE, PM, GL, Ass PM, L, ES 20 Pelatihan penggunaan peralatan, commissioning. Penanggung jawab: KP, CE, PM, GL, Ass PM, L, ES 21 SAT, pembayaran dan penandatangan BAST (administrasi). Penanggung jawab: KP, CE, PM, GL, Ass PM, L, ES 22 Pembuatan laporan hasil kegiatan setiap triwulan. Penanggung jawab: KP, CE, PM, GL, Ass PM, L, ES

Page 21: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 21

V. PERENCANAAN SDM (MAN POWER PLANNING)

Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan staf perekayasa Balai Besar Teknologi Konversi

Energi (B2TKE), Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) sebanyak sekitar 24

personel. Kegiatan ini dilakukan menggunakan dana APBN guna merevitalisasi dan

menambah ruang lingkup Laboratorium Komponen Solar Home Systems (SHS)/ PLTS

menjadi Laboratorium Pengujian Kualitas Modul Surya dan Komponen Solar Home Systems

(SHS)/ PLTS.

Tabel 7. Pelaksana Kegiatan

No Nama NIP Jabatan Fungsional Jabatan

1 Dr.-Ing. Oo Abdul Rosyid 196506251991031002 Perekayasa Madya Kepala Program

2 Drs. Adjat Sudradjat, MSc 195612211984021002 Perekayasa Utama Chief Engineer

3 Wulan Erna Komariah, MT 198410112008012007 Perekayasa Muda Program Manager; ES 3.1.1

4 Nelly Malik Lande, ST, MT 198211302008012011 Perekayasa Muda Group Leader WBS 1; ES 2.2.1

5 Ir. Sudirman, MT 196706171992111001 Peneliti Utama Group Leader WBS 2

6 Dr. Kholid Akhmad 196204011988121001 Perekayasa Madya Group Leader WBS 3

7 Ir. Sutopo 196212031985031006 Perekayasa Madya Asst. Program Manager

8 Lily Sapinah, SE 197706022008102001 Perekayasa Pertama Asst. Program Manager; ES 1.1.3

9 Hartadhi, MT 198611262015031002 Fungsional Umum Leader WP 1.1; ES 2.1.1

10 Andrianshah Priyadi, ST 198406252009011001 Perekayasa Muda Leader WP 1.2; ES 3.2.2

11 Ichwan Subagio 196501041984111001 Teknisi Litkayasa Penyelia

Leader WP 2.1

12 Fariz Maulana R., ST 198810232012121001 Perekayasa Pertama Leader WP 2.2; ES 1.1.1

13 Budi Sutrisno, ST, MT 196502091989031002 Perekayasa Madya Leader WP 2.3

14 Anita Faradilla, ST 198903032012122002 Perekayasa Pertama Leader WP 3.1; ES 1.1.2

15 Setya Sunarna, S.Kom 197508212009011005 Perekayasa Pertama Leader WP 3.2; ES 1.2.2

16 Rohi Adu Wenyi, ST 196306261985031004 Teknisi Litkayasa Penyelia

ES 1.2.1; ES 2.2.2

17 Asih Kurniasari, ST 198801142014022003 Perekayasa Pertama ES 2.1.3

18 Sumanto, SE 197205032007101002 Fungsional Umum ES 2.3.1

19 Mihadi 197605102008101002 Teknisi Litkayasa ES 2.3.4

20 Ir. Moh. Youvial, MSChe 196102081985121001 Fungsional Umum ES 3.1.2

21 Edy Prabowo 196110231985101001 Teknisi Litkayasa

Penyelia ES 3.2.1

22 Annisaa Taradini, MT 199312142018012001 Fungsional Umum ES 1.2.3; ES 2.1.2, ES 2.3.3

23 Munadiyan Nurhuda, ST 199012052018011001 Fungsional Umum ES 1.1.4; ES 2.3.2 ;ES 3.1.3

24 Ma’arif Hasan, ST 199607252018011001 Fungsional Umum ES 2.2.3; ES 3.2.3

Page 22: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 22

VI. PERENCANAAN ANGGARAN (FINANCIAL PLANNING)

Kegiatan revitalisasi laboratorium ini dilaksanakan menggunakan dana APBN yang semuanya menggunakan mata anggaran peralatan. Hal ini

dilakukan guna menambah dan melengkapi ruang lingkup Laboratorium Komponen Solar Home Systems (SHS)/ PLTS menjadi Laboratorium

Pengujian Kualitas Modul Surya dan Komponen Solar Home Systems (SHS)/ PLTS. Rencana kinerja dan penyerapan anggaran dapat dilihat pada

kurva S di Tabel 8.

Tabel 8. Rincian Perencanaan Anggaran (Dalam Ribuan Rupiah)

Page 23: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 23

VII. SISTEM PELAPORAN DAN DOKUMENTASI (REPORTING SYSTEM AND DOCUMENTATIONS)

Tabel 9 berikut merupakan sistem pelaporan dan dokumentasi kerekayasaan pada kegiatan Pembangunan dan Pengembangan Laboratorium

Pengujian Kualitas Modul Surya dan Komponen Solar Home Systems (SHS)/ PLTS.

Tabel 9. Rincian Sistem Pelaporan dan Dokumentasi TROIKA Level WBS Level WP

Kepala Program Jumlah Ketua Kelompok (GL) WBS 1 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP 1.1 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Lembar Kerja 10 Lembar Kerja 4 Lembar Kerja 10 Engineering Staf WP

1.1

Lembar Instruksi 10 Lembar Instruksi 8 Lembar Instruksi 16 Lembar Kerja (Total per WP)

40 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 4 Catatan Teknis (TN)

(Total) 20

Materi Presentasi 4 Materi Presentasi 2 Materi Presentasi 2 Design Manual 1 Laporan Teknis (TR) 4 Insinyur Kepala (CE) Jumlah Engineeering Manual Revisi Laporan Teknis (TM ) 2 Lembar Kerja 10 Test Manual 1 Ketua Sub Kelompok (L) WP 1.2 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Lembar Instruksi 6 Production Manual Lembar Kerja 10 Engineering Staf WP

01.02

Lembar Keputusan 4 Dokumen Teknis (TD) 2 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total) 30 Materi Presentasi 4 Lembar Keputusan 4 Catatan Teknis (TN)

(Total) 15

Program Manual 1 Materi Presentasi 2 Laporan Akhir Program (PD) 1 Laporan Teknis (TR) 4 Revisi Laporan Teknis (TM ) 2 Manajer Program (PM) Jumlah Ketua Kelompok (GL) WBS 2 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP 2.1 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Lembar Kerja 10 Lembar Kerja 4 Lembar Kerja 10 Engineering Staf WP

02.01

Lembar Instruksi 9 Lembar Instruksi 12 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total) 30 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 4 Catatan Teknis (TN)

(Total) 15

Materi Presentasi 4 Materi Presentasi 2 Materi Presentasi 2 Progress Control & Monitoring (PCM) 10 Design Manual 1 Laporan Teknis (TR) 4 Draft Kontrak 1 Engineeering Manual Revisi Laporan Teknis (TM ) 2 Test Manual 1 Ketua Sub Kelompok (L) WP 2.2 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Asisten Manajer Program (Ass PM) Jumlah Production Manual Lembar Kerja 10 Engineering Staf WP

02.02

Lembar Kerja 10 Dokumen Teknis (TD) 2 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total) 30 Draft Progress Control & Monitoring (PCM) 10 Lembar Keputusan 4 Catatan Teknis (TN)

(Total) 15

Draft Kontrak 1 Materi Presentasi 2 Draft Laporan 4 Laporan Teknis (TR) 4 Revisi Laporan Teknis (TM ) 2 Ketua Sub Kelompok (L) WP 2.3 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Lembar Kerja 10 Engineering Staf WP

02.02

Lembar Instruksi 16 Lembar Kerja (Total) 40 Lembar Keputusan 4 Catatan Teknis (TN)

(Total) 20

Materi Presentasi 2 Laporan Teknis (TR) 4 Revisi Laporan Teknis (TM ) 2 Ketua Kelompok (GL) WBS 3 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP 3.1 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Lembar Kerja 4 Lembar Kerja 10 Engineering Staf WP

03.01

Lembar Instruksi 8 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total) 30 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 4 Catatan Teknis (TN)

(Total) 15

Materi Presentasi 2 Materi Presentasi 2 Design Manual 1 Laporan Teknis (TR) 4 Engineeering Manual Revisi Laporan Teknis (TM ) 2 Test Manual 1 Ketua Sub Kelompok (L) WP 3.2 Jumlah Staf Perekayasa (ES) Jumlah Production Manual Lembar Kerja 10 Engineering Staf WP

03.02

Dokumen Teknis (TD) 2 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja (Total) 30 Lembar Keputusan 4 Catatan Teknis (TN)

(Total) 15

Materi Presentasi 2 Laporan Teknis (TR) 4 Revisi Laporan Teknis (TM ) 2

Page 24: (Baru) - b2tke.bppt.go.idb2tke.bppt.go.id/images/Documents/PPID/Berkala/B - Program Manual... · 61215. Untuk melaksanakan pembangunan laboratorium pengujian modul surya ini diperlukan

Halaman 24

LAMPIRAN