Bahan Pr4e Dan Post Operasi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    1/58

    Asuhan Keperawatan

    Selasa, 24 November 2009

    LAPORAN PENDAHULUAN

    ASUHAN KEPERAWATAN PRE, INTRA DAN POST OPERATIF

    A. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Tindakan operasi adalah sebuah tindakan yang bagi sebagian besar klien adalah sesuatu yangmenakutkan dan mengancam jiwa klien. Hal ini dimungkinkan karena belum adanya pengalaman

    dan dikarenakan juga adanya tindakan anestesi yang membuat klien tidak sadar dan membuat

    http://asuhan-keperawatan-yuli.blogspot.com/http://www.paypalbisnis.com/?ref=Krisjhoxerhttp://gratismudah.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.danaplus.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.ziddu.com/register.php?referralid=(y](ny}/o4.http://www.komisigratis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.mediakeperawatan.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.paypalbisnis.com/?ref=Krisjhoxerhttp://gratismudah.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.danaplus.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.ziddu.com/register.php?referralid=(y](ny}/o4.http://www.komisigratis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.mediakeperawatan.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.paypalbisnis.com/?ref=Krisjhoxerhttp://gratismudah.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.danaplus.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.ziddu.com/register.php?referralid=(y](ny}/o4.http://www.komisigratis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.mediakeperawatan.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.paypalbisnis.com/?ref=Krisjhoxerhttp://gratismudah.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.danaplus.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.ziddu.com/register.php?referralid=(y](ny}/o4.http://www.komisigratis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.mediakeperawatan.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.paypalbisnis.com/?ref=Krisjhoxerhttp://gratismudah.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.danaplus.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.ziddu.com/register.php?referralid=(y](ny}/o4.http://www.komisigratis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.mediakeperawatan.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.paypalbisnis.com/?ref=Krisjhoxerhttp://gratismudah.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.danaplus.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.ziddu.com/register.php?referralid=(y](ny}/o4.http://www.komisigratis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.mediakeperawatan.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.paypalbisnis.com/?ref=Krisjhoxerhttp://gratismudah.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.danaplus.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.ziddu.com/register.php?referralid=(y](ny}/o4.http://www.komisigratis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.mediakeperawatan.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.paypalbisnis.com/?ref=Krisjhoxerhttp://gratismudah.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.danaplus.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.ziddu.com/register.php?referralid=(y](ny}/o4.http://www.komisigratis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.formulabisnis.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.mediakeperawatan.com/?id=Krisjhoxerhttp://www.profit50ribu.net/?id=Krisjhoxerhttp://www.invest10ribu.net/?id=Krisjhoxerhttp://asuhan-keperawatan-yuli.blogspot.com/
  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    2/58

    klien merasa terancam takut apabila tidak bisa bangun lagi dari efek anestesi. Tindakan operasi

    membutuhkan persiapan yang matang dan benar-benar teliti karena hal ini menyangkut berbagai

    organ, terutama jantung, paru, pernafasan. Untuk itu diperlukan perawatan yang komprehensifdan menyeluruh guna mempersiapkan tindakan operasi sampai dengan benar-benar aman dan

    tidak merugikan klien maupun petugas.

    2. TujuanTujuan penyusunan laporan pendahuluan ini adalah:

    a. Mengerti dan memahami berbagai persiapan tindakan operasi

    b. Mengerti dan memahami asuhan keperawatan pre operasic. Mengerti dan memahami asuhan keperawatan intra operasi

    d. Mengerti dan memahami asuhan keperawatan post operasi.

    B. TINJAUAN TEORIPENGKAJIAN

    Hal penting dalam riwayat keperawatan pre operatif:

    a. Umurb. Alergi terhadap obat, makanan

    c. Pengalaman pembedahan

    d. Pengalaman anestesi

    e. Riwayat pemakaian tembakau, alcohol, obat-obatanf. Lingkungan

    g. Kemampuan self care

    h. Support systemPEMERIKSAAN FISIK

    Pengkajian dasar pre operatif dilakukan untuk:

    1. Menentukan data dasar

    2. Masalah pengobatan yang tersembunyi3. Potensial komplikasi berhubungan dengan anestesi

    4. Potensial komplikasi post operasi

    Fokus: Riwayat dan sitem tubuh yang mempengaruhi prosedur pembedahan.

    System kardiovaskuler

    Untuk menentukan kekuatan jantung dan kemampuan untuk mentoleransi pembedahan dananestesi.

    Perubahan jantung 39 % kematian perioperatif.Sistem pernapasan

    Lansia, perokok, PPOM resiko atelektasis, kolap jaringan paru.

    Mencegah pertukaran oksigen/CO2 Intoleransi karena perubahan dalam dada dan paru. Regiditas cavum thoraks dan menurunnya ekspansi paru efisiensi ekskresi paru terhadapanestesi menurun.

    Renal system

    Abnormal renal fungsi menurunkan rata ekskresi obat dan anestesi

    Skopolamin, morphin konfusi, disorientasiNeuorologi system

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    3/58

    Kemampuan ambulasi

    Muskulosceletal

    Defomitas mempengaruhi posisi intra dan post operasiArtritis menerima posisi nyeri post operasi oleh karena immobilisasiStatus Nutrisi

    Malnutrisi, obesitas resiko tinggi pembedahanVit. C, vit.B diperlukan untuk penyembuhan luka dan pembentukan fibrin.Obesitas wondhiling menurun oleh karena jaringan lemak tinggi

    Psikososial asesment

    Tujuan: menentukan kemampuan coping

    InformasiSupport

    Laboratorium

    Analisa:

    1. Pengetahuan kurang berhubungan dengan pengalaman pre operasi2. Kecemasan berhubungan dengan pengalaman pre operasi

    DIAGNOSA DAN RENCANA KEPERAWATAN

    1. Pengetahuan kurang ( knowledge defisite )

    NOC dan indikator NIC dan aktifitas RasionalNOC: Pengetahuan tentang penyakit, setelah diberikan penjelasan selama 2 x pasien mengerti

    proses penyakitnya dan Program perawatan serta Therapi yg diberikan dg:

    Indikator:

    Pasien mampu:

    Menjelaskan kembali tentang penyakit,

    Mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemas NIC: Pengetahuan penyakitAktifitas:1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya2. Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi kemungkinan penyebab.

    Jelaskan kondisi tentangklien

    3. Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobantan

    4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk mencegah komplikasi5. Diskusikan tentang terapi dan pilihannya

    6. Eksplorasi kemungkinan sumber yang bisa digunakan/ mendukung

    7. Instruksikan kapan harus ke pelayanan

    8. Tanyakan kembali pengetahuan klien tentang penyakit, prosedur operasi

    NIC : Teaching (Pre operatif)

    1. Informasikan klien waktu pelaksanaan prosedur operasi/perawatan2. Informasikan klien lama waktu pelaksanaan prosedur operasi/perawatan

    3. Kaji pengalaman klien dan tingkat pengetahuan klien tentang prosedur operasi yang akan

    dilakukan4. Jelaskan tujuan prosedur operasi/perawatan

    5. Instruksikan klien utnuk berpartisipasi selama prosedur operasi/perawatan

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    4/58

    6. Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan setelah prosedur operasi/perawatan

    7. Instruksikan klien menggunakan tehnik koping untuk mengontrol beberapa aspek selama

    prosedur operasi/perawatan (relaksasi da imagery)8. Pastikan persetujuan operasi telah ditandatangani

    9. Lengkapi ceklist operasi

    1. Mempermudah dalam memberikan penjelasan pada klien

    2. Meningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas

    3. Mempermudah intervensi

    4. Mencegah keparahan penyakit

    5. Memberi gambaran tentang pilihan terapi yang bisa digunakan6. Mensuport pasien dengan sumber yang dimiliki

    7. Memperjelas pengetahuan pasien

    8. Mereview pengetahuan pasien

    1. Memberikan ketenangan dan pengertian waktu pelaksanaan.2. Klien mampu mengantisipasi dan mengetahui jalannya operasi

    3. Pengalaman mempengaruhi kesiapan klien

    4. Memberikan pengetahuan klien tentang peosedur5. Membantu kelancaran pelaksanaan operasi

    6. Klien mampu mengantiasipasi dan mampu bertindak7. Mengurangi tingkat kecemasan dan stress akibat operasi

    8. Memastikan klien menyetujui tindakan

    9. Mengevaluasi persiapan operasi

    Fokus : Edukasi pre operasi

    Informasi : Informed consent, pembatasan diit, pre-operatif preparation, post-operatif exersice

    Informed Consent:- Alasan pembedahan

    - Pilhan dan resikonya

    - Resiko pembedahan- Resiko anestesi

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    5/58

    Pembatasan diit NPO (nothing per oral ) 68 jam sebelum pembedahan GI (gastro intestinal) preparasi:

    - Mencegah perlukaan colon- Melihat jelas area- Mengurangi bacteri intestinal

    Skin preparasiTube, drain, IV linePost operatif exercise:

    - Diaphragmatic breating

    - Incestive spirometri

    - Cougling and spinting the surgical wound- Turning and leg exercise

    2. Kecemasan :

    NOC dan indikator NIC dan aktifitas RasionalNOC: kontrol kecemasan dan coping, setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam cemas pshilang atau berkurang dg:

    Indikator:

    Ps mampu:

    Mengungkapkan cara mengatasi cemas Mampu menggunakan coping Dapat tidur Mengungkapkan tidak ada penyebab fisik yang dapat menyebabkn cemas

    NIC: Penurunan kecemasan

    Aktifitas:1. Bina Hub. Saling percaya

    2. Libatkan keluarga3. Jelaskan semua Prosedur

    4. Hargai pengetahuan ps tentang penyakitnya

    5. Bantu ps untuk mengefektifkan sumber support

    6. Berikan reinfocement untuk menggunakan Sumber Coping yang efektif

    1. Mempermudah intervensi2. Mengurangi kecemasan

    3. Membantu ps dlam meningkatkan pengetahuan tentang status kes dan meningkatkan kontrol

    kecemasan4. Pasien merasa dihargai

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    6/58

    5. Dukungan akan memberikan keyakinan thdp peryataan harapan untuk sembuh/masa depan

    6. Penggunaan Strategi adaptasi secara bertahap ( dari mekanisme pertahan, coping, samapi

    strategi penguasaan) membantu ps cepat mengadaptasi kecemsan

    INTERVENSI KLIEN INTRA OPERATIF

    A. ANGGOTA TIM PEMBEDAHANTim pembedahan terdiri dari:

    1. Ahli bedah

    Tim pembedahan dipimpin oleh ahli bedah senior atau ahli bedah yang sudah melakukan operasi.2. Asisten pembedahan (1 orang atau lebih): asisten bius dokter, residen, atau perawat, di bawah

    petunjuk ahli bedah. Asisten memegang retractor dan suction untuk melihat letak operasi.

    3. Anaesthesologist atau perawat anaesthesi

    Perawat anesthesi memberikan obat-obat anesthesia dan obat-obat lain untuk mempertahankanstatus fisik klien selama pembedahan.

    4. Circulating Nurse

    Peran vital sebelum, selama dan sesudah pembedahan.Tugas:

    Set up ruangan operasi Menjaga kebutuhan alat Check up keamanan dan fungsi semua peralatan sebelum pembedahan Posisi klien dan kebersihan daerah operasi sebelum drapping Memenuhi kebutuhan klien, memberi dukungan mental, orientasi klienSelama pembedahan:

    - Mengkoordinasikan aktivitas

    - Mengimplementasikan NCP

    - Membantu anesthetic

    - Mendokumentasikan secara lengkap drain, kateter, dll5. Surgical technologist atau Nurse scrub; bertanggung jawab menyiapkan dan mengendalikan

    peralatan steril dan instrumen, kepada ahli bedah/asisten. Pengetahuan anatomi fisiologi danprosedur pembedahan memudahkan antisipasi instrumen apa yang dibutuhkan.

    B. PENYIAPAN KAMAR DAN TEAM PEMBEDAHAN

    Keamanan klien diatur dengan adanya ikat klien dan pengunci meja operasi. Dua faktor penting

    yang berhubungan dengan keamanan kamar pembedahan: lay out kamar operasi dan pencegahan

    infeksi.

    1). Lay Out pembedahanRuang harus terletak diluar gedung RS dan bersebelahan dengan RR dan pelayanan pendukung

    (bank darah, bagian pathologi dan radiology, dan bagian logistik).Alur lalu lintas yang menyebabkan kontaminasi dan ada pemisahan antara hal yang bersih dan

    terkontaminasi design (protektif, bersih, steril dan kotor).Besar ruangan tergantung pada ukuran dan kemampuan rumah sakit.

    Umumnya:

    Kamar terima Ruang untuk peralatan bersih dan kotor

    Ruang linen bersih

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    7/58

    Ruang ganti

    Ruang umum untuk pembersihan dan sterilisasi alat

    Scrub areaRuang operasi terdiri dari:

    Stretcher atau meja operasi

    Lampu operasi Anesthesia station Meja dan standar instrumen

    Peralatan suction

    System komunikasi2). Kebersihan dan Kesehatan Team Pembedahan

    Sumber utama kontaminasi bakteri team pembedahan yang hygiene dan kesehatan ( kulit,rambut, saluran pernafasan).

    Pencegahan kontaminasi:

    Cuci tangan Handscoen

    Mandi Tidak memakai perhiasan3). Pakaian bedah

    Terdiri : Kap, Masker, gaun, Tutup sepatu, baju OK

    Tujuan: Menurunkan kontaminasi4). Surgical Scrub

    Cuci tangan pembedahan dilakukan oleh:

    Ahli Bedah Semua asisten

    Scrub nurse.

    sebelum menggunakan sarung tangan dan gaun steril

    Alat-alat: Sikat cucin tangan reuable / disposible Anti microbial : betadine

    Pembersih kuku

    Waktu : 510 menit dikeringkan dengan handuk steril

    C. ANASTHESIA

    Anasthesia (Bahasa Yunani) Negatif Sensation

    Anasthesia menyebabkan keadaan kehilangan rasa secara partial atau total, dengan atau tanpadisertai kehilangan kesadaran.Tujuan: Memblok transmisi impuls syaraf, menekan refleks, meningkatkan relaksasi otot.

    Pemilihan anesthesia oleh anesthesiologist berdasarkan konsultasi dengan ahli bedah dan factor

    klien.

    TYPE ANASTHESIA:

    Perawat perlu mengenal ciri farmakologic terhadap obat anesthesia yang digunakan dan efek

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    8/58

    terhadap klien selama dan sesudah pembedahan.

    1. Anasthesia Umum

    Adalah keadaan kehilangan kesadaran yang reversible karena inhibisi impulse saraf otak.Misal : bedah kepala, leher. Klien yang tidak kooperatif.

    1) Stadium Anesthesia

    - Stadium I : RelaksasiMulai klien sadar dan kehilangan kesadaran secara bertahap.- Stadium II : Excitement

    Mulai kehilangan kesadaran secara total sampai dengan pernafasan yang iregulair dan

    pergerakan anggota badan tidak teratur.- Stadium III : Ansethesi pembedahan

    Ditandai dengan relaksasi rahang, respirasi teratur, penurunan pendengaran dan sensasi nyeri.

    - Stadium IV : Bahaya

    Apnoe, Cardiapolmunarry arrest, dan kematian.2) Metode Pemberian

    Inhalasi , IV injection. Instilasi rectal

    (1) Inhalasi

    Metode yang paling dapat dikontrol karena intak dan eliminasi secara primer oleh paru.

    Obat anesthesia inhalasi yang diberikan:1. Gas: Nitrous Axida ( N20).

    Paling sering digunakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau. Non iritasi dengan masa induksi

    dan pemulihan yang cepat.a. Folatile: Cairan yang dapat menguap.

    b. Halotan: Non iritasi terhadap saluran pernafasan dan menghasilkan mual dan muntah yang

    minimal pada post op. Halotan dapat menekan pada system cardiovaskuler (Hypotensi dan

    Bradicardia). Dan berpengaruh terhadap hypotalanus.c. Ethrane: Anasthesi inhalasi yang menghasilkan relaksasi otot yang adekwat. Ethrane

    mengurangi ventilasi klien.dan menurunkan tekanan darah.

    d. Penthrane: Pelemas otot yang efektif dan memberikan efek analgetik pada konsentrasi rendah,toksik pada ginjal dan hanya digunakan untuk pembedahan waktu pendek.

    e. Forane: Muscle relaksan, cardio vascular tetap stabil.

    (2) Anesthesi Injeksi IVMemberikan perasaan senang., cepat dan pelepasan obat secara pelan.

    a. Barbiturat. Sering digunakan, bekerja langsung pada CNS dari sedasi sedang sampai

    kehilangan kesadaran, sedikit mengurangi nyeri.

    Thiophental sodium;- Skart acting

    - Suplement N20 pada operasi singkat.

    - Hipnotik pada anesthesia regional.

    - Depresan paten terhadap sistem jantung dan parub. Narcotik

    - Suplement anesthesia inhalasi

    - Narkotik yang sering digunakan Morphin Sulfat, Meperidine, dan Fentanil Sitrate.- Analgesia post op yang adekwat.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    9/58

    - Menurunkan ventilasi alveolar dan depresan pernafasan.

    c. Inovar

    - Kombinasi Fentonil sitrat dan Tranguilizer Dropreridol.- Digunakan dosis kecil untuk supplement N20 dan anesthesia regional.

    - Durasi panjang depresi pernafasan, hypoventilasi, apnea, hypotensi selama posat op.

    d. Ketamine- Obat anesthesia yang tersendiri.- Bekerja pada bagian syaraf tertentu.

    - Diberikan pada IV atau IM.

    - Menyebabkan penurunan kesadaran secara cepat, analgetika tanpa depresi pernafasan ataukehilangan tonus otot.

    - Merangsang sitem cardiovascular.

    - Digunakan : Diagnostik, pembedahan singkat, supplement N20.

    - Selama pemberian: mimpi buruk, halusinasi, tindakan irrational.e. Neuromusculer Brochler

    - Muscle relaksan selama pembedahan.

    - Mempermudah pemasangan GT Tube- Bekerja pada garis otot tubuh dengan mempengaruhi impuls pada motor end plate.

    Komplikasi anesthesia umum:

    Komplikasi jarang tetapi dapat mengancam jiwa.

    - Komplikasi sebagian besar minor sebagai akibat tehnik intubasi seperti gigi patah atau traumavocal cord. Dapat terjadi akibat hyperektensi leher, rongga mulut kecil, sendi mandibuler yang

    kaku.

    - Anesthesia overdosis pada orang tua atau kelainan klien.- Hypertermia Maligna. Kerusakan pada membran sel otot circulasi calcium , rata-ratamertabolisme meningkat dan suhu tubuh 46 derajad celcius. Terjadi pada klien yang sensitip

    pada halothane, penthran, succinyl clorida .

    Gejala: tacicardi, peningkatan suhu tubuh yang kontinus, sianosis, hipotensi, kaku otot, aritmia.Tindakan:- Operasi dihentikan, pendinginan dengan cairan es IV.

    - Lavage es nasogastric

    - Secara simultan diberikan diuretic dan oksigen 100 %.

    2. Anestesi Local Atau Regional

    Anestesi local atau regional secara sementara memutus transmisi impuls saraf menuju dan darilokasi khusus. Luas anestesi tergantung:

    - Letak aplikasi

    - Volume total anestesi

    - Kosentrasi dengan kemampuan penetrasi obatPenggunaan regional anestesi:

    - Kontra indikasi general anestesi

    - Klien mengalami reaksi yang merugikan dengan general anestesi- Pilihan klien

    Komplikasi:

    - Over dosis

    - Teknik pemberian yang salah

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    10/58

    - Sensitifitas klien terhadap anestesi

    Tanda:

    Stimulasi CNS diikuti depresi CNS dan cardio:Gelisah, pembicaraan incoherent, sakit kepala, mata kabur, rasa metalik, mual, muntah,

    tremor,konfulsi dan peningkatan nadi respirasi , tekanan darah

    Komplikasi local: Edema, peradangan, abses, necrosis,gangren.

    TEKNIK PEMBERIAN

    Anestesi TopikalPemberian secara langsung pada permukaan area yang dianestesi

    Bentuk: Salep atau spray.

    Sering digunakan : prosedur diagnotik atau intubasi, laringoskopi, cistocopi.

    Masa kerja 1 (satu ) menit, lama kerja 2030 menit.Lokal Anestesi

    Injeksi obat anestesi secara I C dan S C ke jaringan sekitar insisi, luka atau lesi.

    Field BlockInjeksi secara bertahab pada sekeliling daerah yang dioperasi

    ( hernioraphy , dental prosedur ,bedah plstik )

    Nerve Block

    Injeksi obat anestesi local ke dalam atau sekitar saraf atau saraf yang mempesarafi daerah yangdioperasi. Block saraf memutus transmisi sensasi, motor, sympatis.

    Tujuan : mencegah nyeri selama prosedur dianostik, mengurangi nyeri dan meningkatkan

    sirkulasi pada penyakit vascular.Contoh : lidocain ( xilocain )

    Bupivacain ( makain )

    Ephineprin potensiasi

    Spinal Anestesi / Intra TechalDicapai dengan injecsi obat anestesi ke dalam ruang sub orachonoid.

    Pada L 23 atau L 34.

    Absorsi ke urat saraf terjadi secara cepat dan menghasilkan analgesia dengan relaksasi.

    Efektif untuk operasi abdomen dan panggul.

    PENGKAJIAN :

    Di ruang penerimaan perawat sirkulasi:- Memvalidasi identitas klien

    - Memvalidasi inform concent

    Chart Review:- Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan actual dan potensial

    selama pembedahan.

    - Mengkaji dan merencanakan kebutuhan klien selama dan sesudah operasi.Perawat menanyakan:

    - Riwayat allergi, reaksi sebelumnya terhadap anesthesia atau tranfusi darah.

    - Check riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.- Check pengobatan sebelumnya : therapy, anticoagulasi.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    11/58

    - Check adanya gigi palsu, kontaks lens, perhiasan, wigs dan dilepas.

    - Kateterisasi.

    DIAGNOSA KEPERAWATAN.

    Resiko infesi, dengan faktor resiko: Prosedur invasif: pembedahan, infus, DCNOC: Kontrol infeksi

    Selama dilakukan tindakan operasi tidak terjadi transmisi agent infeksi.

    Indikator:

    Alat dan bahan yang dipakai tidak terkontaminasiNIC: kontrol infeksi intra operasi

    Aktifitas:

    1. gunakan pakaian khusus ruang operasi

    2. Pertahankan prinsip aseptic dan antiseptik

    Dapat mencegah kontaminasi kuman terhadap daerah operasi

    Resiko hipotermi dengan faktor resiko: Berada diruangan yang dingin NOC: control temperatureCriteria:

    Temperature ruangan nyaman Tidak terjadi hipotermiNIC: pengaturan temperature: intraoperatif

    Aktivitas:

    Atur suhu ruangan yang nyaman

    Lindungi area diluar wilayah operasi

    Membantu menstabilkan suhu klien.

    Kehilangan panas dapat terjadi waktu kulit dipajankan

    Resiko cedera dengan faktor resiko: Gangguan persepsi sensori karena anestesi NOC: control

    resikoIndicator: tidak terjadi injuri NIC: surgical precousen

    Aktifitas:

    1. Tidurkan klien pada meja operasi dengan posisi sesuai kebutuhan

    2. Monitor penggunaan instrumen, jarum dan kasa

    3. Pastikantidak ada instrumen, jarum atau kasa yang tertinggal dalam tubuh klien

    Mencegah jatuhnya klien.Dapat mengetahui

    pemakaian intrumen, jarum dan kasa.

    Dengan tertinggalnya benda asing dapam tubuh klien dapat menimbulkan bahaya.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    12/58

    INTERVENSI KLIEN POST OPERASI

    Stadium ketiga dan terakhir dari preoperasi adalah bila klien masuk ruang pulih sadar, ruangPAR, atau PACU. Selama periode post operative, klien dirawat oleh perawat di ruang PAR (

    Post Anesthesia Recovary ) dan unit setelah di pindah dari ruang pemulihan.

    Waktu yang diperlukan tergantung umur dan kesehatan fisik, type pembedahan, anesthesia dankomplikasi post operasi. Perawat sirkulasi, anesthesiologist / perawat anesthesia dan ahli bedah

    mengantar klien ke area recovery awal periode post operasi.Ahli bedah atau anesthesiologist mereview catatan klien dengan perawat PACU dan menjelaskan

    type dan luasnya pembedahan, type anesthesia, kondisi patologis, darah, cairan intra vena,

    pemberian obat, perkiraan kehilangan darah dan beberapa trauma intubasi.

    PENGKAJIAN

    Setelah menerima laporan dari perawat sirkulasi, dan pengkajian klien, perawat mereview

    catatan klien yang berhubungan dengan riwayat klien, status fisik dan emosi, sebelumpembedahan dan alergi.

    Pemeriksaan Fisik Dan Manifestasi KlinikSystem PernafasanKetika klien dimasukan ke PACU, Perawat segera mengkaji klien:

    - Potency jalan nafas, meletakan tangan di atas mulut atau hidung.- Perubahan pernafasan (rata-rata, pola, dan kedalaman). RR < 10 X / menit depresi narcotic,respirasi cepat, dangkal gangguan cardiovasculair atau rata-rata metabolisme yang meningkat.- Auscultasi paru keadekwatan expansi paru, kesimetrisan.- Inspeksi: Pergerakan didnding dada, penggunaan otot bantu pernafasan diafragma, retraksi

    sternal efek anathesi yang berlebihan, obstruksi.Thorax Drain.

    Sistem Cardiovasculer

    Sirkulasi darah, nadi dan suara jantung dikaji tiap 15 menit ( 4 x ), 30 menit (4x). 2 jam (4x) dansetiap 4 jam selama 2 hari jika kondisi stabil.

    Penurunan tekanan darah, nadi dan suara jantung depresi miocard, shock, perdarahan atauoverdistensi.

    Nadi meningkat shock, nyeri, hypothermia.Kaji sirkulasi perifer (kualitas denyut, warna, temperatur dan ukuran ektremitas).

    Homans saign trombhoplebitis pada ekstrimitas bawah (edema, kemerahan, nyeri).Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit- Inspeksi membran mukosa : warna dan kelembaban, turgor kulit, balutan.

    - Ukur cairan NG tube, out put urine, drainage luka.- Kaji intake / out put.

    - Monitor cairan intravena dan tekanan darah.Sistem Persyarafan

    - Kaji fungsi serebral dan tingkat kersadaran semua klien dengan anesthesia umum.- Klien dengan bedah kepala leher : respon pupil, kekuatan otot, koordinasi. Anesthesia umum depresi fungsi motor.Sistem Perkemihan- Kontrol volunter fungsi perkemihan kembali setelah 68 jam post anesthesia inhalasi, IV,

    spinal.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    13/58

    Anesthesia, infus IV, manipulasi operasi retensio urine.Pencegahan : Inspeksi, Palpasi, Perkusi abdomen bawah (distensi buli-buli).- Dower catheter kaji warna, jumlah urine, out put urine < 30 ml / jam komplikasi ginjal.Sistem Gastrointestinal

    - Mual muntah 40 % klien dengan GA selama 24 jam pertama dapat menyebabkan stress dan

    iritasi luka GI dan dapat meningkatkan TIK pada bedah kepala dan leher serta TIO meningkat.- Kaji fungsi gastro intestinal dengan auskultasi suara usus.

    - Kaji paralitic ileus suara usus (-), distensi abdomen, tidak flatus.- Insersi NG tube intra operatif mencegah komplikasi post operatif dengan decompresi dandrainase lambung.

    Meningkatkan istirahat. Memberi kesempatan penyembuhan pada GI trac bawah.

    Memonitor perdarahan. Mencegah obstruksi usus.

    Irigasi atau pemberian obat.

    Jumlah, warna, konsistensi isi lambung tiap 68 jam.

    Sistem Integumen- Luka bedah sembuh sekitar 2 minggu. Jika tidak ada infeksi, trauma, malnutrisi, obat-obat

    steroid.

    - Penyembuhan sempurna sekitar 6 bulansatu tahun.- Ketidak efektifan penyembuhan luka dapat disebabkan:

    Infeksi luka.

    Diostensi dari udema / palitik ileus. Tekanan pada daerah luka.

    Dehiscence.

    Eviscerasi.

    Drain dan Balutan

    Semua balutan dan drain dikaji setiap 15 menit pada saat di ruang PAR, (Jumlah, warna,konsistensi dan bau cairan drain dan tanggal observasi), dan minimal tiap 8 jam saat di ruangan.

    Pengkajian NyeriNyeri post operatif berhubungan dengan luka bedah , drain dan posisi intra operative.

    Kaji tanda fisik dan emosi; peningkatan nadi dan tekanan darah, hypertensi, diaphorosis, gelisah,

    menangis. Kualitas nyeri sebelum dan setelah pemberian analgetika.Pemeriksaan Laboratorium.

    Dilakukan untuk memonitor komplikasi .

    Pemeriksaan didasarkan pada prosedur pembedahan, riwayat kesehatan dan manifestasi post

    operative. Test yang lazim adalah elektrolit, Glukosa, dan darah lengkap.

    DIAGNOSA KEPERAWATAN.1. Gangguan pertukaran gas, berhubungan dengan efek sisa anesthesia, imobilisasi, nyeri.

    2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka pemebedahan, drain dan drainage.3. Nyeri berhubungan dengan incisi pembedahan dan posisi selama pembedahan.

    4. Risiko injury berhubungan dengan effect anesthesia, sedasi, analgesi.

    5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan intra dan post operasi.6. Ketidak efektifan kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sekresi.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    14/58

    PERENCANAAN

    No Diagnosa keperawatan

    Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi1. Gangguan pertukaran gas b/d spasme bronkus

    Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer yangmengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.

    Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di

    dalam membran kapiler alveoli

    Batasan karakteristik :

    Gangguan penglihatanPenurunan CO2TakikardiHiperkapnia

    KeletihansomnolenIritabilitasHypoxiakebingunganDyspnoenasal faringAGD Normalsianosiswarna kulit abnormal (pucat, kehitaman)Hipoksemiahiperkarbiasakit kepala ketika bangunfrekuensi dan kedalaman nafas abnormal

    Faktor faktor yang berhubungan :

    ketidakseimbangan perfusi ventilasiperubahan membran kapiler-alveolar NOC : Respiratory Status : Gas exchange Respiratory Status : ventilation Vital Sign Status

    Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

    Tanda tanda vital dalam rentang normalNIC :

    I. AIRWAY MANAGEMENT

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    15/58

    Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

    Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

    Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Pasang mayo bila perlu

    Lakukan fisioterapi dada jika perlu

    Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo

    Berika bronkodilator bial perlu

    Barikan pelembab udara Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

    Monitor respirasi dan status O2

    II. RESPIRATORY MONITORING Monitor rata rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi

    Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot

    supraclavicular dan intercostal Monitor suara nafas, seperti dengkur

    Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot

    Catat lokasi trakea Monitorkelelahan otot diagfragma ( gerakan paradoksis ) Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan

    Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama

    Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

    2. Kerusakan integritas kulit

    Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis

    Batasan karakteristik :- Gangguan pada bagian tubuh

    - Kerusakan lapisa kulit (dermis)

    - Gangguan permukaan kulit (epidermis)Faktor yang berhubungan :

    Eksternal :

    - Hipertermia atau hipotermia- Substansi kimia

    - Kelembaban udara

    - Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint)

    - Immobilitas fisik- Radiasi

    - Usia yang ekstrim

    - Kelembaban kulit

    - Obat-obatanInternal :

    - Perubahan status metabolik

    - Tulang menonjol- Defisit imunologi

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    16/58

    - Faktor yang berhubungan dengan perkembangan

    - Perubahan sensasi

    - Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan)- Perubahan status cairan

    - Perubahan pigmentasi

    - Perubahan sirkulasi- Perubahan turgor (elastisitas kulit) NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous MembranesKriteria Hasil :

    Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi,pigmentasi)

    Tidak ada luka/lesi pada kulit Perfusi jaringan baik Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sederaberulang

    Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alamiNIC : Pressure Management

    Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar Hindari kerutan padaa tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien Monitor status nutrisi pasien Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat3. Nyeri akut

    Definisi :

    Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau

    potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi NyeriInternasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat

    diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

    Batasan karakteristik :- Laporan secara verbal atau non verbal

    - Fakta dari observasi

    - Posisi antalgic untuk menghindari nyeri

    - Gerakan melindungi- Tingkah laku berhati-hati

    - Muka topeng

    - Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)- Terfokus pada diri sendiri

    - Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi

    dengan orang dan lingkungan)- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas

    berulang-ulang)

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    17/58

    - Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan

    dilatasi pupil)

    - Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas

    panjang/berkeluh kesah)

    - Perubahan dalam nafsu makan dan minum

    Faktor yang berhubungan :

    Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)

    NOC :

    Pain Level, Pain control, Comfort levelKriteria Hasil :

    Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologiuntuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

    Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normalIII. Pain Management

    Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

    Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

    Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masalampau

    Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dankebisingan

    Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

    Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeriAnalgesic Administration

    Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi Cek riwayat alergi

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    18/58

    Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

    Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)4. Risiko injury b/d kejang tonik klonik, disorientasi

    Definsi :Dalam risiko cedera sebagai hasil dari interaksi kondisi lingkungan dengan respon adaptif

    indifidu dan sumber pertahanan

    Faktor resiko :Eksternal- Mode transpor atau cara perpindahan

    - Manusia atau penyedia pelayanan kesehatan (contoh : agen nosokomial)- Pola kepegawaian : kognitif, afektif, dan faktor psikomotor

    - Fisik (contoh : rancangan struktur dan arahan masyarakat, bangunan dan atau perlengkapan)

    - Nutrisi (contoh : vitamin dan tipe makanan)

    - Biologikal ( contoh : tingkat imunisasi dalam masyarakat, mikroorganisme)- Kimia (polutan, racun, obat, agen farmasi, alkohol, kafein nikotin, bahan pengawet, kosmetik,

    celupan (zat warna kain))

    Internal- Psikolgik (orientasi afektif)

    - Mal nutrisi

    - Bentuk darah abnormal, contoh : leukositosis/leukopenia, perubahan faktor pembekuan,

    trombositopeni, sickle cell, thalassemia, penurunan Hb, Imun-autoimum tidak berfungsi.- Biokimia, fungsi regulasi (contoh : tidak berfungsinya sensoris)

    - Disfugsi gabungan

    - Disfungsi efektor- Hipoksia jaringan

    - Perkembangan usia (fisiologik, psikososial)

    - Fisik (contoh : kerusakan kulit/tidak utuh, berhubungan dengan mobilitas)NOC : Risk Kontrol

    Kriteria Hasil :

    Klien terbebas dari cedera Klien mampu menjelaskan cara/metode untukmencegah injury/cedera

    Klien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan/perilaku personal Mampumemodifikasi gaya hidup untukmencegah injury Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada Mampu mengenali perubahan status kesehatan NIC : Environment Management (Manajemenlingkungan)

    Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    19/58

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    20/58

    Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

    Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ),

    jika diperlukan Monitor vital sign

    Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian

    Lakukan terapi IV Monitor status nutrisi Berikan cairan

    Berikan cairan IV pada suhu ruangan

    Dorong masukan oral Berikan penggantian nesogatrik sesuai output

    Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

    Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )

    Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk Atur kemungkinan tranfusi

    Persiapan untuk tranfusi

    6. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d disfungsi neuromuskuler.

    Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan

    untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.

    Batasan Karakteristik :

    - Dispneu, Penurunan suara nafas

    - Orthopneu- Cyanosis

    - Kelainan suara nafas (rales, wheezing)

    - Kesulitan berbicara

    - Batuk, tidak efekotif atau tidak ada- Mata melebar

    - Produksi sputum

    - Gelisah- Perubahan frekuensi dan irama nafas

    Faktor-faktor yang berhubungan:- Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi

    - Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma.

    - Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan

    nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.NOC :

    Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Aspiration Control

    Kriteria Hasil :

    Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    21/58

    Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensipernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

    Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas NIC :(3) Airway suction

    Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning

    Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal Monitor status oksigen pasien Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatansaturasi O2, dll.

    (4) Airway Management

    Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

    Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

    Pasang mayo bila perlu

    Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

    Lakukan suction pada mayo

    Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

    Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2

    DAFTAR PUSTAKA Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.

    Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume I

    (terjemahan). PT EGC. Jakarta.

    Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan).Yayasan IkatanAlumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.

    Guyton, Arthur C, Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit, EGC Penerbit buku kedokteran,Jakarta, 1987. Johnson., Mass. 1997. Nursing Outcomes Classification, Availabel on: www.Minurse.com, 14

    Mei 2004

    McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC).Mosby, St. Louise.

    NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002), Philadelphia.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    22/58

    MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

    PRA dan POST OPERASI BEDAH JANTUNG

    Dalam Memenuhi Tugas Sistem KardiovaskulerII

    Dosen Pembimbing : Sri Hananto Ponco S.Kep,Ns

    Disusun Oleh : Kelompok IX

    Nama Anggota Kelompok :

    Khoirul Anam

    Ika Suci Rahayu

    Iwan Budi Efendi

    PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

    LAMONGAN

    TAHUN PELAJARAN 2012/2013

    Jl. Raya Plalangan Plosowahyu KM 3Lamongan

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    23/58

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirobbilalamin

    Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya

    kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa hambatan sesuatu apapun.

    Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar, Nabi

    Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-Nya yang telah membimbing kita dari jaman

    jahiliyah menuju jaman Islamiyah.

    Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memetik manfaat dan dapat

    mengembangkan potensi dirinya. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

    Sistem KardiovaskulerII. Makalah ini tidak akan tersusun tanpa adanya pihak-pihak yang

    mendukung proses pelaksanaan ini. Kami ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada

    pihak-pihak yang mendukung penyusunan makalah ini, diantaranya :

    1. Drs.H Budi Utomo,Amd kep. M.Kes selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan

    2. Arifal Aris S.Kep Ns, M.Kes selaku ketua prodi S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah

    lamongan

    3. Sri Hananto Ponco S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing

    Dan beberapa pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu, yang membantu dalam

    menyelesaikan makalah ini.

    Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharap

    saran dan kritik yang membangun agar lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberi

    manfaat bagi kami khususnya dan pembaca umumnya. Amin.

    Penulis

    DAFTAR ISI

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    24/58

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Rumusan Masalah

    C. Tujuan

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Definisi................................................

    B. Klasifikasi.............................

    C. Tujuan Operasi Bedah Jantung

    D. Toleransi dan Perkiraan Resiko Operasi.....

    E. Diagnosis Penderita Penyakit Jantung......

    F. Perawatan Perioperatif Dikamar Operasi................

    G. Perawatan Pasca Bedah..........................

    BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

    A. Pengkajian.......

    B. Diagnosa Keperawatan.........

    C. Intervensi....................

    D. Implementasi

    E. Evaluasi.................

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan

    B. Saran..

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    25/58

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bedah jantung dilakukan untuk menangani berbagai masalah jantung.Prosedur yang

    sering mencakup angioplasti koroner perkutan, revaskularisasi arteri koroner dan perbaikan

    penggantian katup jantung yang rusak.

    Di masa kini, pasien dengan penyakit jantung dan komplikasi yang menyertainya

    dapat dibantu untuk mencapai kualitas hidup yang lebih besar dan yang diperkirakan sepuluh

    tahun silam.Dengan prosedur diagnostik yang canggih yang memungkinkan diagnostik

    dimulai lebih awal dan lebih akurat, menyebabkan penanganan dapat dilakukan jauh sebelumterjadi kelemahan yang berarti.Penanganan dengan teknologi dan farmakoterapi yang baru

    terus dikembangkan dengan cepat dan dengan keamanan yang semakin meningkat.Mungkin

    tak ada intervensi terapi yang begitu berarti seperti pembedahan jantung yang dapat

    memperbaiki kualitas hidup pasien dengan penyakit jantung.

    Pembedahan jantung pertama yang berhasil, penutupan luka tusuk ventrikel kanan,

    telah dilakukan di tahun 1895 oleh ahli bedah halls de Vechi.Di Amerika Serikat pembedahan

    serupa yang sukses, juga penutupan luka tusuk, dilakukan di tahun 1902. Diikuti oleh

    pembedahan katup di tahun 1923 dan 1925, penutupan duktus paten di tahun 1937 dan 1938,

    dan reseksi koarktasi aorta pada tahun 1944. Era baru tandur pintasan arteri koroner bermula

    di tahun 1954.

    Perkembangan yang paling revolusioner dalam perkembangan pembedahan jantung

    adalah teknik pintasan jantung-paru.Pertama kali digunakan dengan berhasil pada manusia di

    tahun 1951.Di masa kini lebih dari 250.000 prosedur yang dilakukan dengan menggunakan

    pintasan jantung paru.Terbanyak (lebih dari 200.000) dilakukan di Amerika Utara.

    Kebanyakan prosedur adalah graft pintasan arteri koroner (CABG = coronary artery bypass

    graft) dan perbaikan atau penggantian katup.

    Kemajuan dalam diagnostik, penatalaksanaan medis, teknik bedah dan anestesia, dan

    pintasan jantung paru, dan juga perawatan yang diberikan di unit perawatan kritis serta

    program rehabilitasi telah banyak membantu pembedahan menjadi pilihan penanganan yang

    aman untuk pasien dengan penyakit jantung.

    1.2 Rumusan Masalah

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    26/58

    1. Apa Definisi Bedah Jantung ?

    2. Apa saja Klasifikasi Bedah Jantung ?

    3. Apa Tujuan Operasi Bedah Jantung ?

    4. Apa saja Toleransi dan Perkiraan Resiko Operasi ?

    5. Apa saja Diagnosis Penderita Penyakit Jantung ?

    6. Bagaimana Perawatan Perioperative Dikamar Operasi ?

    7. Bagaimana Perawatan Pasca Bedah?

    1.3Tujuan

    Tujuan Instuksional Umum

    Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien intra bedah jantung.

    Tujuan Instuksional Khusus

    1) Mengetahui pengertian dari bedah jantung

    2) Mengetahui klasifikasi bedah jantung

    3) Mengetahui Tujuan operasi bedah jantung

    4) Mengetahui toleransi dan perkiraan resiko operasi

    5) Mengetahui diagnose penderita penyakit jantung

    6) Mengetahui perawatan perioperative dikamar operasi

    7) Mengetahui perawatan pasca bedah

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi

    Bedah jantung adalahUsaha atau operasi yang dikerjakan untuk melakukan koreksi

    kelainan anatomi atau fungsi jantung.

    2.2 Klasifikasi

    1. Operasi jantung terbuka, yaitu operasi yang dijalankan dengan membuka ronggajantung dengan memakai bantuan mesin jantung paru (mesin extra corporal).

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    27/58

    2. Operasi jantung tertutup, yaitu setiap operasi yang dijalankan tanpa membuka ronggajantung misalnya ligasi PDA, Shunting aortopulmonal.

    2.3Tujuan Operasi Bedah Jantung

    Operasi jantung dikerjakan dengan tujuan bermacam-macam antara lain :

    1. Koreksi total dari kelainan anatomi yang ada, misalnya penutupan ASD, PatehVSD, Koreksi Tetralogi Fallot.

    2. Transpositi on Of Great Ar teri (TGA).Umumnya tindakan ini dikerjakan terutamapada anak-anak (pediatrik) yang mempunyai kelainan bawaan.

    3. Operasi paliatif, yaitu melakukan operasi sementara untuk tujuan mempersiapkanoperasi yang definitive atau total koreksi karena operasi total belum dapat dikerjakansaat itu, misalnya shunt aortopulmonal pada TOF, Pulmonal atresia.

    4. Repairyaitu operasi yang dikerjakan pada katub jantung yang mengalamiinsufisiensi.

    5. Replacement katupyaitu operasi penggantian katup yang mengalami kerusakan.6. Bypass koroneryaitu operasi yang dikerjakan untuk mengatasi stenosis/sumbatan

    arteri koroner.

    7. Pemasangan inplantseperti kawat pace maker permanen pada anak-anak denganblok total atrioventrikel.

    8. Transplantasi jantungyaitu mengganti jantung seseorang yang tidak mungkindiperbaiki lagi dengan jantung donor dari penderita yang meninggal karena sebab

    lain.

    2.4 Toleransi dan Perkiraan Resiko Operasi

    Toleransi terhadap operasi diperkirakan berdasarkan keadaan umum penderita yang

    biasanya ditentukan dengan klasif ikasi fungsional dari New York Heart Association.

    Klas I : Keluhan dirasakan bila bekerja sangat berat misalnya berlari

    Klas II : Keluhan dirasakan bila aktifitas cukup berat misalnya berjalan cepat.

    Klas III : Keluhan dirasakan bila aktifitas lebih berat dari pekerjaan sehari-hari.

    Klas IV : Keluhan sudah dirasakan pada aktifitas primer seperti untuk makan dan lain-lain

    sehingga penderita harus tetap berbaring ditempat tidur.

    Waktu terbaik (Timing) untuk melakukan operasi hal ini ditentukan berdasarkan

    resiko yang paling kecil.Misalnya umur yang tepat untuk melakukan total koreksi Tetralogi

    Fallot adalah pada umur 34 tahun.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    28/58

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    29/58

    2.6Perawatan Perioperatif Dikamar Operasi

    Setelah pesien diputuskan operasi, maka persiapan harus dilakukan, yaitu persiapan

    fisik maupun persiapan mental.

    Untuk persiapan fisik, hal-hal yang harus diperhatikan ialah persiapan

    kulit,gastrointestinal,persiapan untuk anastesi, kenyamanan dan istirahat pasien, serta obat-

    obatan yang digunakan. Sedangkan persiapan mental,sangat tergantung pada dukungan dari

    keluarga. Tugas perawat bedah disini adalah dapat memberikan informasi yang jelas pada

    pasien.Meliputi anatomi dasar dan kondisi penyakit pasien. Prosedur operasi sebatas

    kopetensi yang diberikan, pemeriksaan diagnostic penunjang, peraturan-peraturan dari tim

    bedah, keadaan di ruang operasi, jenis syarat operasi dan ruang tunggu bagi keluarga pasien.

    Hal ini dilakukan pada saat perawat bedah melakukan kunjungan sebelum pasien dioperasi.

    PengkajianPasien Pada Saat Di Kamar Operasi

    Observasi tingkat kesadaran pasien Observasi emosi pasien Observasi aktivitas Cek obat yang digunakan Observasi pernafasan pasien Riwayat penyakit, keluarga, kebiasaan hidup Cek obat yang digunakan Observasi tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu Observasi kulit: warna, turgor, suhu, keutuhan

    Pemeriksaan Diagnose

    EKG: untuk mengetahui disaritmia

    Chest x-ray

    Hasil laboratarium: darah lengkap, koagulasi, elektrolit, urium, kreatinin, BUN, Hb.

    Kateterisasi

    Ekhocardiografi

    Tindakan Perawatan Saat Menerima Pasien di Ruang Persiapan

    Melakukan serah terima dengan perawat ruangan Memperkenalkan diri dan anggota tim kepada pasien

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    30/58

    Mengecek identitas pasien dengan memanggil namanya Memberikan surport kepada pasien Informasikan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan seperti ganti baju,

    pemasangan infuse, kanulasi arteri dan pemasangan lead EKG

    Mendampingi pasien saat memberikan premedikasi Menciptakan situasi yang tenang Yakinkan pasien tidak menggunakan gigi palsu, perhiasan, kontak lensa dan alat

    bantu dengar

    Membawa pasien keruang operasi

    Perawatan Intra Operasi

    1. Airway (jalan nafas) Persiapkan alat untuk mempertahankan Airway antara lain: guedel,

    laringoskop, ETT berbagai ukuran, system hisab lendir

    2. Breathing (pernafasan) persiapan alat untuk terapi O2 antara lain: kanula, sungkup, bagging

    dan ventilator

    3. Circulation (sirkulasi):

    a. Pemasangan EKG, sering digunakan lead II untuk memantau dinding miokard bagian

    inferior dan V5 untuk antero lateral

    b. Kanulasi arteri dipasang untuk memantau tekanan arteri dan analisa gas darah

    c. Pemasangan CVP untuk pemberian darah autologus dan infuse kontinu serta obat-obatan

    yang perlu diberikan

    d. Temperature: sering digunakan nasofaringeal atau rektal untuk mengevaluasi status pasien

    dari cooling dan rewarning, tingkat proteksi miokard, adekuatnya perfusi perifer dan

    hipertermi maligna

    e. Pada beberapa sentra sering dipasang elektro encephalogram untuk memantau kejadian akut

    seperti iskemia atau injuri otakf. Pemberian obat-obatan: untuk anastesi dengan tujuan tidak sadar, amnesia, analgesia,

    relaksasi otak dan menurunkan respons stress, sedang obat lain seperti inotropik,

    kronotropik, antiaritmia, diuretic, anti hipertensi, anti kuagulan dan kuagulan juga perlu

    4. Defibrillator : Alat ini disiapkan untuk mengantisipasi aritmia yang mengancam jiwa5. Deathermi : Melakukan pemasangan ground pad harus disesuaikan dengan ukuran

    untuk mencegah panas yang terlalu tinggi pada tempat pemasangan

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    31/58

    6. Posisi pasien dimeja operasiMengatur pasien tergantung dari prosedur operasi yang akan dilakukan. Hal yang perlu

    diperhatikan: posisi harus fisiologis, system muskuloskeletal harus terlindung, lokasi operasi

    mudah terjangkau, mudah dikaji oleh anastesi,beri perlindungan pada bagian yang tertekan

    (kepala, sacrum, scapula, siku, dan tumit)

    8. Menjaga tindakan asepsisKondisi asepsis dicapai dengan: cuci tangan, melakukan proparasi kulit dan drapping.

    Menggunakan gaun dan sarung tangan yang steril.

    2.7Perawatan Pasca-bedah

    Perawatan pasca bedah dimulai sejak penderita masuk ke ICU.Untuk mengetahui

    problem pasca bedah dianjurkan untuk mengetahui problem penderita pra bedah sehingga

    dapat diantisipasi dengan baik.Misalnya problem pernapasan, diabetes dan lain-lain.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    32/58

    Perawatan Pasca Bedah Dibagi Atas

    1. Perawatan di ICU.

    a. Monitoring Hemodinamik.

    Setelah penderita pindah di ICU maka serah terima antara perawat yang mengantar ke ICU

    dan petugas/perawat ICU yang bertanggung jawab terhadap penderita tersebut : Dianjurkan

    setiap penderita satu perawat yang bertanggung jawab menanganinya selama 24 jam.

    Pemantauan yang dikerjakan harus secara sistematis dan mudah :

    CVP, RAP, LAP. Denyut jantung.

    Wedge presure dan PAP.

    Tekanan darah.

    Curah jantung.

    Obat-obat inotropik yang digunakan untuk support fungsi jantung dosisnya, rutenya dan lain-

    lain.

    Alat lain yang dipakai untuk membantu seperti IABP, pacuh jantung dll.

    b. EKG

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    33/58

    Pemantauan EKG setiap saat harus dikerjakan dan dilihat irama dasar jantung dan adanya

    kelainan irama jantung seperti AF, VES, blok atrioventrikel dll. Rekording/pencatatan EKG

    lengkap minimal 1 kali dalam sehari dan tergantung dari problem yang dihadapi terutama bila

    ada perubahan irama dasar jantung yang membahayakan.

    c. Sistem pernapasan

    Biasanya penderita dari kamar operasi masih belum sadar dan bahkan diberikan sedasi

    sebelum ditransfer ke ICU. Sampai di ICU segera respirator dipasang dan dilihat :

    Tube dan ukuran yang diapakai, melalui mulut / hidung.

    Tidalvolume dan minut volume, RR, FiO2, PEEP.

    Dilihat aspirat yang keluar dari bronkhus / tube, apakah lendirnya normal, kehijauan, kental

    atau berbusa kemerahan sebagai tanda edema paru ; bila perlu dibuat kultur.

    d. Sistem neurologis

    Kesadaran dilihat dari/waktu penderita mulai bangun atau masih diberikan obat-obatan

    sedatif pelumpuh otot. Bila penderita mulai bangun maka disuruh menggerakkan ke 4

    ektremitasnya.

    e. Fungsi ginjal

    Dilihat produksi urine tiap jam dan perubahan warna yang terjadi akibat hemolisis dan lain-

    lain. Pemerikasaan ureum / kreatinin bila fasilitas memungkinkan harus dikerjakan.

    f. Gula darah

    Bila penderita adalah diabet maka kadar gula darah harus dikerjakan tiap 6 jam dan bila

    tinggi mungkin memerlukan infus insulin.

    g. Laboratorium

    Setelah sampai di ICU perlu diperiksa :

    HB,HT,trombosit.

    ACT.

    Analisa gas darah.

    LFT / Albumin.

    Ureum, kreatinin, gula darah.

    Enzim CK dan CKMB untuk penderita bintas koroner.

    h. Drain

    Drain yang dipasang harus diketahui sehingga perdarahan dari mana mungkin bisa diketahui.

    Jumlah drain tiap satuan waktu biasanya tiap jam tetapi bila ada perdarahan maka observasi

    di kerjakan tiap jam. Atau tiap jam. Perdarahan yang terjadi lebih dari 200 cc untuk

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    34/58

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    35/58

    Perawatan luka, dapat tertutup atau terbuka. Bila ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan

    dan bengkak pada luka apalagi dengan tanda-tanda panas, lekositosis, maka luka harus

    dibuka jahitannya sehingga nanah yang ada bisa bebas keluar. Kadang-kadang perlu di

    kompres dengan antiseptik supaya nanah cepat kering. Bila luka sembuh dengan baik jahitan

    sudah dapat di buka pada hari ke delapan atau sembilan pasca bedah. Untuk klien yang

    gemuk, diabet kadang-kadang jahitan dipertahankan lebih lama untuk mencegah luka

    terbuka.

    Fisioterapi, setelah klien exstubasi maka fisioterapi harus segera dikerjakan untuk mencegah

    retensi sputum yang akan menyebabkan problem pernapasan. Mobilisasi di ruangan mulai

    dengan duduk di tempat tidur, turun dari tempat tidur, berjalan disekitar tempat tidur, berjalan

    ke kamar mandi, dan keluar dari ruangan dengan dibimbing oleh fisioterapis atau oleh

    perawat.

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1 Pengkajian

    3.1.1 Identitas

    Nama : tidak berpengaruh

    Umur : kebanyakan disemua umur (pada anak-anak juga bisa seperti pada kelainan

    jantung bawaan) (pada orang dewasa juga bisa dilakukan dengan indikasi gagal jantung)

    tapi lebih sering pada anak-anak

    Jenis kelamin : kebanyakan terjadi pada laki-laki tapi tidak menutup kemungkinan terjadi

    juga pada perempuan

    3.1.2 Riwayat Kesehatan

    Keluhan Utama

    Biasanya pasien-pasien yang akan dilaksanakan operasi bedah jantung kebanyakan datang

    dengan keluhannya sesak nafas, nyeri dada, syanosis, kelemahan, palpitasi dan nafas cepat

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Sesak nafas, nyeri dada, syanosis, kelemahan, nafas cepat, palpitasi

    Riwayat Penyakit Dahulu

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    36/58

    Pasien sebelumnya pernah merasa sesak dan nyeri pada dada tapi hilang dengan obat

    warung

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kelainan jantung

    3.1.3Pemeriksaan Fisik

    Kesadaran : Composmentis

    Keadaan umun: biasanya dalam keadaan lemas

    TTV

    - Nadi : 90-110 x/menit

    - TD : 110/70-140/90 mmHg

    - RR : 24-27 x/menit

    - Suhu -

    Kepala dan Leher

    Rambut : Keriting, ada lesi, distribusi merata.

    Wajah : Normal, konjungtiva pucat

    Hidung :Pernapasan cuping hidung,Tidak ada polip

    Mulut : Bersih

    Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid

    Thorax

    Jantung

    Inspeksi : tampak ictus cordis

    Palpasi : ictus cordis kuat angkat

    Perkusi : batas jantung melebar

    Auskultasi :BJ 1 dan 2 melemah, BJ S3 dan S4, disritmia, gallop

    Paru

    Inspeksi : pengembangan paru kanan-kiri simetris

    Palpasi : ada otot bantu pernafasan

    Perkusi : sonor

    Auskultasi : weezing

    Abdomen

    Inspeksi : Bulat datar

    Palpasi : tidak ada nyeri tekan

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    37/58

    Perkusi : -

    Auskultasi : Bising usus (+)

    Ekstremitas

    Eks. Atas :Ada clubbing fingers, terdapat oedema

    Eks. Bawah :Ada clubbing fingers, terdapat oedema

    Sistem Integumen : kulit kering dan turgor kulit juga jelek

    Genetalia : bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid

    3.1.4 Pengkajian Fungsional Gordon

    1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

    Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka

    akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

    2. Pola nutrisi dan metabolik

    Makan : Tidak nafsu makan disebabkan dipsnea

    Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc

    3. Pola eliminasi

    BAK : adanya retensi urin / inkonteninsia urine

    BAB : adanya konstipasi

    4. Pola aktivitas dan latihan

    Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena adanya sesak dan nafas

    pendek.

    5. Pola istirahat tidur

    Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri di dada

    6. Pola persepsi sensori dan kognitif

    Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat

    7. Pola hubungan dengan orang lain

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    38/58

    Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien

    malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.

    8. Pola reproduksi / seksual

    Pasien berjenis kelamin lakilaki dan akibat penyakitnya pasien tidak bisa berhubungan

    seksual .

    9. Pola persepsi diri dan konsep diri

    Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi

    10. Pola mekanisme koping

    Pasien apabila merasakan tidak nyaman sekali dan memegangi dadanya.

    11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan

    Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari

    Allah SWT.

    3.1.5 Contoh Analisa Data

    no Data Etiologi Masalah

    1 Ds : pasien mengatakan

    cepat lelah saat

    beraktifitas dan nyeri pada

    dadanya.

    Do :

    TTV (TD : 120/80-140/90

    mmHg, N : takikardi

    (lebih dari 100x/menit),

    RR : takipnea (24-

    28x/menit), S : 37,5

    0

    -38,5

    0

    C )

    Bunyi Jantung S3 dan S4

    Penurunan

    kontraktilitas

    miokard

    Penurunan

    cardiac output

    2 Ds: Pasien mengatakan

    dapat beraktivitas seperti

    biasa dan tidak mudah

    lelah.

    Do:

    TTV (TD : 120/80-140/90mmHg, N : takikardi

    ketidakseimbangan

    antara suplai

    oksigen

    Gangguan

    intoleransi

    aktivitas

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    39/58

    (lebih dari 100x/menit),

    RR : takipnea (24-

    28x/menit), S : 37,50-38,50

    C )

    3 Ds: pasien mengatakan

    air kencingnya sedikit

    Do:

    - TTV (TD : 120/80-

    140/90 mmHg, N :

    takikardi (lebih dari

    100x/menit), RR :

    takipnea (24-28x/menit), S

    : 37,50-38,50 C )

    - Oedema pada kaki

    menurunnya

    filtrasi glomelurus

    Kelebihan

    volume cairan

    3.1.6 Diagnosa Keperawatan

    1. Penurunan cardiac output b.d penurunan kontraktilitas miokard.2. Gangguan intoleransi aktifitas b.d adanya ketidakseimbangan antara suplay oksigen3. Kelebihan volume cairan b.d menurunnya filtrasi glomelurus

    3.1.7 Proses Keperawatan

    No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional

    1 Penurunan cardiac

    output

    berhubungan

    dengan penurunan

    kontraktilitas

    miokard.

    Setelah dilakukan

    proses keperawatan

    selama 1x24 jam

    diharapkan

    keseimbangan heart

    rate dan frekuensi

    jantung dapat terjaga

    dengan KH :

    K : pasien dan keluarga

    pasien mengetahui apa

    yang menyebabkan

    dari menurunnya

    ervasi TTV

    Auskultasi bunyi

    jantung, catat

    frekuensi, irama.

    Catat adaya

    denyut jantung

    ekstra, penurunan

    nadi.

    Mengetahui keadaan

    umum pasien

    disritmia khusus lebih

    jelas terdeteksi dengan

    pendengaran dari pada

    dengan palpasi.

    Pendenganaran terhadap

    bunyi jantung ekstra

    atau penurunan nadi

    membantu

    mengidentifikasi

    disritmia pada pasien

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    40/58

    cardiac output.

    A : pasien dan keluarga

    pasien bisa

    menunjukan

    bagaimana cara untuk

    menjaga cardiac output

    tetap stabil.

    P : pasien dan keluarga

    pasien bisa

    mempertahankan

    cardiac output tetap

    stabil

    P : - TTV normal : (TD

    : 110/70-120/80

    mmHg, Suhu: 36,5-

    37,50 C, RR: 16-24

    x/mnt, Nadi: 60-100

    x/mnt

    - Tidak ada bunyi

    jantung tambahan S3

    (gallop) dan S4

    (murmur)

    - keluaran urin adekuat

    - tidak ada edema

    - Peralatan pemantau

    hemodinamikmemperlihatkan hasil

    normal ( tekanan vena

    central (CVP) normal

    antara 2-8 mmHg atau

    3-11 cm air, curah

    jantung normal antara

    3-5L/menit, tekanan

    kapiler pulmonal

    (PCWP) normal yaitu

    6-12 mmHg, indeks

    jantung normal 2,5-3,5L/mnt/mm2, tekanan

    Observasi status

    mental, catat

    perkembangan

    kekacauan,

    disorientasi.

    Catat warna kulit,

    adanya kuwalitas

    pulse .

    Pantau status

    kardivaskuler

    setiap jam sampai

    stabil melalui

    parameter

    hemodinamik

    tak terpantau

    Menurunnya perfusi

    otak dapat

    mengakibatkan

    perubahan observasi/

    pengenalan dalam

    sensori.

    Sirkulasi periferal turun

    ketika Cardiac Output

    menurun,

    membuat/menjadikan

    warna pucat/abu-abu

    bagi kulit (tergantung

    dari derajat hipoksia)

    dan penurunan kekuatan

    dari denyut periferal.

    untuk mengevaluasi

    efektifitas pengobatan,

    banyak parameter

    digunakan untuk

    mengevaluasi fungsi

    kardiovaskuler

    Meringankan beban

    jantung

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    41/58

    vaskuler sistemik

    normal antara 600-

    1400 dynes/sec, rerata

    tekanan arteri normal

    70-100mmHg)

    Kolaborasi obat

    anti aritmia

    2 Gangguan

    intoleransi aktifitas

    berhubungan

    dengan adanya

    ketidakseimbangan

    antara suplay

    oksigen

    Setelah dilakukan

    proses keperawatan

    selama 1x24 jam

    pasien dapat

    melakukan aktivitas

    seperti biasa dan tidak

    mudah lelah

    dengan KH :

    K : pasien dan keluarga

    pasien mengetahui

    penyebab dari

    gangguan intoleransi

    aktivitas

    A : pasien dan keluarga

    pasien mampu

    menunjukan

    bagaimana cara

    mengatasi gangguan

    intoleransi aktivitas

    P : pasien dan keluarga

    pasien mampu

    mengatasi gangguan

    intoleransi aktivitas

    P : - TTV normal : (TD

    : 110/70-120/80

    mmHg, Suhu: 36,5-

    37,50

    C, RR: 16-24

    Observasi TTV

    Catat respon

    kardiopulmonal

    terhadap aktivitas,

    catat takikardi,

    disritmia, dispnea,

    berkeringat, pucat.

    Observasi warna

    kulit, membran

    mukosa dan kuku.

    Catat adanya

    sianosis perifer

    (kuku) atau

    sianosis sentral.

    Mengetahui keadaan

    umum pasien

    Penurunan/ketidakmam

    puan miokardium untuk

    meningkatkan volume

    sekuncup selama

    aktivitas, dengan

    menyebabkan

    peningkatan segera pada

    frekuensi jantung dan

    kebutuhan oksigen, juga

    peningkatan kelelahan

    dan kelemahan.

    Sianosis kuku

    menunjukkan

    vasokontriksi respon

    tubuh terhadap

    demam/menggigil

    namun sianosis pada

    daun telinga, membran

    mukosa dan kulit sekitar

    mulut menunjukkan

    hipoksemia sistemik.

    Dapat menunjukkan

    peningkatkan

    dekompensasi jantung

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    42/58

    x/mnt, Nadi: 60-100

    x/mnt

    - suara nafas vesikuler

    - mukosa dan dasar

    kuku berwarna merah

    muda

    Evaluasi

    peningkatan

    intoleransi

    aktivitas.

    Anjurkan untuk

    menarik nafas

    dalam, batuk

    efektif, berpindah

    posisi, memakai

    spirometer dan

    mematuhi terapi

    nafas.

    daripada kelebihan

    aktivitas.

    Membantu menjaga

    jalan nafas tetap paten,

    mencegah atelectasis

    dan memungkinkan

    pengembangan paru.

    3 Kelebihan volume

    cairan

    berhubungan

    dengan

    menurunnya

    filtrasi glomelurus.

    Setelah dilakukan

    proses keperawatan

    selama 1x24 jam

    diharapkan

    keseimbangan cairan

    dalam tubuh dapat

    tercapaidengan KH:

    K : pasien dan keluraga

    pasien mengetahui

    penyebab dari

    kelebihan volume

    Observasi TTV.

    Observasi output

    urine, catat jumlah

    dan warnanya

    Atur posisi semi

    fowler selama fase

    Untuk mengetahui

    keadaan umum pasien.

    Output urine mungkin

    sangat sedikit dan pekat,

    karena menurunnya

    perfusi jaringan

    Dengan posisi berbaring

    semi fowler

    meningkatkan filtrasi

    glomerulus dan

    mengurangi produksi

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    43/58

    cairan

    A : pasien dan keluarga

    pasien mampu

    menunjukan

    bagaimana cara

    menangani kelebihan

    volume cairan

    P : pasien dan keluarga

    pasien mampu

    mengatasi kelebihan

    volume cairan

    P : - TTV normal : (TD

    : 110/70-120/80

    mmHg, Suhu: 36,5-

    37,50 C, RR: 16-24

    x/mnt, Nadi: 60-100

    x/mnt

    - Gambaran adanya

    kestabilan volume

    cairan dengan

    seimbangnya intake

    output.

    - tidak ada edema.

    akut

    Periksa tubuh dari

    edema

    dengan/tanpa

    pitting, catat

    adanya edema

    seluruh tubuh

    (anasarka)

    Palpasi adanya

    hepatomegali.

    Catat keluhan

    nyeri pada

    kwadran atas

    bagian kanan

    Kolaborasi

    ADH sehingga

    menambah diuresis.

    Retensi cairan yang

    berlebihan

    dimanifestasikan dengan

    adanya edema.

    Meningkatnya kongesti

    vaskuler yang akhirnya

    mengakibatkan edema

    jaringan sistemik.

    Bertambah beratnya

    gagal jantung

    menambah kongesti

    vena , mengakibatkan

    distensi perut dan nyeri.

    Ini dapai merubah

    fungsi hati dan

    merugikan metabolisme

    obat.

    Diuretic (Furosemic),

    Meningkatkan aliran

    urine dan menghalangi

    reabsorsi dari

    sodium/klorida didalam

    tubulus ginjal. Thiazide

    (Spironolactone),

    Meningkatnya diuresis

    tanpa kehilangan

    potassium yang

    berlebihan.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    44/58

    dengan tim

    kesehatan dengan

    pemberian

    diuretic, thiazide

    dan pengganti

    potasium.

    3.2 Pengkajian Pasien yang telah menjalani Operasi Jantung

    3.2.1 Riwayat Kesehatan

    Keluhan Utama

    Biasanya pasien-pasien yang telah dilaksanakan operasi bedah jantung kebanyakan

    keluhannya sesak nafas, nyeri dada, kelemahan, palpitasi dan nafas cepat

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Sesak nafas, nyeri dada, kelemahan, nafas cepat, palpitasi

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien sebelumnya belum pernah menjalani bedah jantung

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kelainan jantung hingga dilakukan

    pembedahan

    3.2.2Pemeriksaan Fisik

    Kesadaran :Apatis

    Keadaan umun: biasanya dalam keadaan lemas

    TTV

    - Nadi : 55-80 x/menit

    - TD : 90/65-120/85 mmHg

    - RR : 22-27 x/menit

    - Suhu : 37,-38. C

    Kepala dan Leher

    Rambut : Keriting, ada lesi, distribusi merata.

    Wajah : Normal, konjungtiva agak merah muda

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    45/58

    Hidung : Tidak ada polip

    Mulut : Bersih

    Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid

    Thorax

    Jantung

    Inspeksi : terdapat bekas jahitan luka operasi

    Palpasi : adanya nyeri tekan

    Perkusi : -

    Auskultasi : terdengar BJ 1 dan 2

    Paru

    Inspeksi : pengembangan paru kanan-kiri simetris

    Palpasi : tidak ada otot bantu pernafasan

    Perkusi : -

    Auskultasi : weezing

    Abdomen

    Inspeksi : Bulat datar

    Palpasi : tidak ada nyeri tekan

    Perkusi : -

    Auskultasi : Bising usus (+)

    Ekstremitas

    Eks. Atas :Ada clubbing fingers, terdapat oedema

    Eks. Bawah :Ada clubbing fingers, terdapat oedema

    Sistem Integumen : turgor kulit kembali > 1 detik

    Genetalia : bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid, dan

    terpasang kateter

    Bila pasien telah dipindahkan ke unit perawatan kritis, 4-12 jam sesudahnya, harus dilakukan

    pengkajian yang lengkap mengenai semua system untuk menetukan status pascaoperasi

    pasien dibandingkan dengan garis dasar perioperative dan mengetahui perubahan yang

    mungkin terjadi selama pembedahan. Parameter yang dikaji adalah sebagai berikut :

    1. Status neurologis :tingkat responsivitas, ukuran pupil dan reaksi terhadap cahaya, refleks,

    gerakan ekstremitas, dan kekuatan genggaman tangan.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    46/58

    2. Status Jantung :frekuensi dan irama jantung, suara jantung, tekanan darah arteri, tekanan

    vena sentral (CVP), tekanan arteri paru, tekanan baji arteri paru (PAWP = pulmonary artery

    wedge pressure). tekanan atrium kiri (LAP), bentuk gelombang dan pipa tekanan darah

    invasif, curah jantung atau indeks. tahanan pembuluh darah sistemik dan paru, saturasi

    oksigen arteri paru bila ada, drainase rongga dada, dan status serta fungsi pacemaker.

    3. Status respirasi : gerakan dada, suara napas, penentuan ventilator (frekuensi, volume tidal,

    konsentrasi oksigen, mode [mis, SIMV], tekanan positif akhir ekspirasi [PEEP], kecepatan

    napas, tekanan ventilator, saturasi oksigen anteri (SaO2), CO2 akhir tidal, pipa drainase

    rongga dada, gas darah arteri.

    4. Status pembuluh darah perifer :denyut nadi perifer, warna kulit, dasar kuku, mukosa, bibir

    dan cuping telinga, suhu kulit, edema, kondisi balutan dan pipa invasif.

    5. Fungsi ginjal :haluaran urin, berat jenis urin, dan osmolaritas.

    6. Status cairan dan elektrolit asupan : haluaran dan semua pipa drainase. semua parameter

    curah jantung, dan indikasi ketidakseimbangan elektrolit berikut:

    a. Hipokalemia : intoksikasi digitalis, disritmia (gelombang U, AV blok, gelombang T yang

    datar atau terbalik).

    b. Hiperkalemia : konfusi mental, tidak tenang, mual, kelemahan, parestesia eksremitas,

    disrirmia (tinggi, gelombang T puncak, meningkatnya amplitudo, pelebaran kompleks QRS;

    perpanjangan interval QT).

    c. Hiponatremia : kelemahan, kelelahan, kebingungan, kejang, koma.

    d. Hipokalsemia parestesia, spasme tangan dan kaki, kram otot, tetani.

    e. Hiperkalsemia intoksikasi digitalis, asistole.

    7. Nyeri :sifat, jenis, lokasi, durasi, (nyeri karena irisan harus dibedakan dengan nyeri angina),

    aprehensi, respons terhadap analgetika.

    Beberapa pasien yang telah menjalani CABG dengan arteri mamaria interna akan

    mengalami parestesis nervus ulnaris pada sisi yang sama dengan graft yang diambil.

    Parestesia tersebut bisa sementara atau permanen. Pasien yang menjalani CABG dengan

    arteri gastroepiploika juga akan mengalami ileus selama beberapa waktu pascaoperatif dan

    akan mengalami nyeri abdomen pada tempat insisi selain nyeri dada.

    Pengkajian juga mencakup observasi segala peralatan dan pipa untuk menentukan apakah

    fungsinya baik: pipa endotrakheal, ventilator, monitor CO2 akhir tidal, monitor SaO2, kateter

    arteri paru, monitor saturasi oksigen arteri paru (SavO2), pipa arteri dan vena, alat infus

    intravena dan selang, monitor jantung, pacemaker, pipa dada, dan sistem drainase urin.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    47/58

    3.2.3Contoh Analisa Data

    No Analisa data Etiologi Problem

    1. Ds: keluarga klien

    mengatakan bahwa pasien

    mengalami keletihan,berdebar-debar, nafas

    pendek, bingung

    Do:

    TTV (TD : 120/80-140/90

    mmHg, N : takikardi (lebih

    dari 100x/menit), RR :

    takipnea (24-28x/menit), S

    : 37,50-38,50 C )

    Bunyi Jantung S3 dan S4

    Keluaran urin anadekuat

    Peralatan pemantau

    hemodinamik

    memperlihatkan hasil tidak

    normal

    Terdapat edema

    Kehilangan darah dan

    gangguan miokardium

    Penurunan curah

    jantung

    2. Ds: keluarga klien

    mengatakan bahwa pasien

    sesak, nafas pendek,

    Do:

    - TTV (TD : 120/80-140/90

    mmHg, N : takikardi (lebih

    dari 100x/menit), RR :

    takipnea (24-28x/menit), S

    : 37,50-38,50 C )

    - AGD tidak normal (PO2 :dibawah 80 mmHg, PCO2 :

    diatas 45 mmHg, HCOO-3 :

    dibawah 21 mmHg, PH :

    dibawah 7,35, SO2 :dibawah 90 mmHg)

    - Suara nafas krekel

    - Jalan nafas terganggu

    - Dasar kuku dan

    membrane mukosa pucat

    Trauma pembedahan

    dada ekstensif

    Gangguan pertukaran

    gas

    3 Ds: keluarga klien

    mengatakan bahwa pasien

    merasakan nyeri pada

    Trauma operasi Nyeri

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    48/58

    daerah dada

    Do:

    - Dahi pasien mengkerut,

    merintih dan melindungi

    tempat rasa nyeri- skala nyeri 5

    - pasien memegang dada

    bagian atas

    - menggosok lengan kiri

    - TTV : TD: 120/80-

    140/90 mmHg, Nadi: 100-

    110 x/menit, RR: 20-24x

    /menit, Suhu : 370C-380C

    - P : nyeri bertambah jikadigunakan bergerak dan

    berkurang bila digunakan

    istirahat

    - Q : seperti tertusuk

    - R : didaerah dada,

    - S : 5,

    - T : waktu bergerak

    4. Ds: keluarga klien

    mengatakan bahwa pasiendemam

    Do:

    - Suhu : 38,50C390C

    - Adanya kemerahan

    -Adanya bengkak

    -Peningkatan rasa nyeri

    Infeksi atau sindroma

    pasca perikardiotomo

    Hipertermi

    3.2.4 Diagnosa Keperawatan

    1. Menurunnya curah jantung berhubungan dengan kehilangan darah dan fungsi jantung yang

    terganggu.

    2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan trauma akibat pembedahan dada ekstensi.

    3. Nyeri berhubungan dengan trauma operasi.

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    49/58

    4. Terjadinya hipertermi berhubungan dengan terjadinya infeksi atau sindrom pasca

    perikardiotomi.

    3.2.5Proses Keperawatan

    No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional

    1 Menurunnya curah

    jantung

    berhubungan dengan

    kehilangan darah

    dan fungsi jantung

    yang terganggu.

    Setelah dilakukan

    proses keperawatan

    selama 2x24 jam

    diharapkan curah

    jantung pasien

    normaluntuk menjaga

    gaya hidup yangdiinginkan dengan KH

    :

    K : pasien dan keluarga

    pasien mengetahui apa

    yang menyebabkan

    dari menurunnya curah

    jantung.

    A : pasien dan keluarga

    pasien bisa

    menunjukan

    bagaimana cara untuk

    menjaga curah jantung

    tetap stabil.

    P : pasien dan keluarga

    pasien bisa

    mempertahankan curah

    jantung tetap stabil

    P : - TTV normal : (TD

    : 110/70-120/80

    mmHg, Suhu: 36,5-

    37,50 C, RR: 16-24

    x/mnt, Nadi: 60-100

    1. Observasi TTV

    2. Raba nadi (radial,

    carotid, femoral,

    dorsalis pedis) catat

    frekuensi,keteraturan,

    amplitude

    (penuh/kuat) dan

    simetris. Catat

    adanya pulsus

    alternan, nadi

    bigeminal, atau

    deficit nadi.

    3. Auskultasi bunyi

    jantung, catat

    frekuensi, irama.

    Catat adaya denyut

    jantung ekstra,

    penurunan nadi.

    4. Pantau keluaran

    1. Mengetahui

    keadaan umum

    pasien

    2. perbedaan

    frekuensi, kesamaan

    dan keteraturan nadi

    menunjukkan efekgangguan curah

    jantung pada

    sirkulasi

    sistemik/perifer.

    3. disritmia khusus

    lebih jelas terdeteksi

    dengan

    pendengaran dari

    pada dengan

    palpasi.

    Pendenganaran

    terhadap bunyi

    jantung ekstra atau

    penurunan nadi

    membantu

    mengidentifikasi

    disritmia pada

    pasien tak terpantau

    4. untuk mengetahui

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    50/58

    x/mnt

    - Tidak ada bunyi

    jantung tambahan S3

    (gallop) dan S4

    (murmur)

    - keluaran urin adekuat

    - tidak ada edema

    - Peralatan pemantau

    hemodinamik

    memperlihatkan hasil

    normal ( tekanan vena

    central (CVP) normal

    antara 2-8 mmHg atau3-11 cm air, curah

    jantung normal antara

    3-5L/menit, tekanan

    kapiler pulmonal

    (PCWP) normal yaitu

    6-12 mmHg, indeks

    jantung normal 2,5-3,5

    L/mnt/mm2, tekanan

    vaskuler sistemik

    normal antara 600-

    1400 dynes/sec, reratatekanan arteri normal

    70-100mmHg)

    urin

    5. Pantau status

    kardivaskuler setiap

    jam sampai stabil

    melalui parameter

    hemodinamik

    6. Kolaborasi obat

    anti aritmia

    fungsi ginjal

    5. untuk

    mengevaluasi

    efektifitas

    pengobatan, banyak

    parameter

    digunakan untuk

    mengevaluasi

    fungsi

    kardiovaskuler

    6. Meringankan

    beban jantung

    2 Gangguan

    pertukaran gas

    berhubungan dengan

    trauma akibat

    pembedahan dada

    ekstensi.

    Setelah dilakukan

    proses keperawatan

    selama 1x24 jam

    pertukaran gas adekuat

    dengan KH :

    K : pasien dan keluarga

    pasien mengetahui

    penyebab dari

    gangguan pertukaran

    gas

    A : pasien dan keluarga

    pasien mampu

    menunjukan

    1. Observasi TTV

    2. Pantau gas darah

    volume tidal,

    tekanan inspirasi

    puncak, dan

    parameter ektubasi

    3. Observasi warna

    kulit, membran

    1. Mengetahui

    keadaan umum

    pasien

    2. AGD dan volume

    tidal menunjukan

    efektifitas ventilator

    dan perubahan yang

    harus dilakukan

    untuk memperbaiki

    pertukaran gas

    3. Sianosis kuku

    menunjukkan

    vasokontriksi

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    51/58

    bagaimana cara

    mengatasi gangguan

    pertukaran gas

    P : pasien dan keluarga

    pasien mampu

    mengatasi gangguan

    pertukaran gas

    P : - TTV normal : (TD

    : 110/70-120/80

    mmHg, Suhu: 36,5-

    37,50 C, RR: 16-24

    x/mnt, Nadi: 60-100

    x/mnt

    -AGD normal : (PO2 :

    80-95 mmHg, PCO2 :

    35-45 mmHg, HCOO-3

    : 21-26 mmHg, PH :

    7,35- 7,45, SO2 : 90-

    100 mmHg)

    - suara nafas vesikuler

    - jalan nafas tidak

    terganggu

    - mukosa dan dasar

    kuku berwarna merah

    muda

    mukosa dan kuku.

    Catat adanya

    sianosis perifer

    (kuku) atau sianosis

    sentral.

    4. Auskultasi dada

    terhadap suara nafas

    5. Berikan fisioterapi

    dadasesuai resep

    6. Anjurkan untuk

    menarik nafas

    dalam, batuk efektif,

    berpindah posisi,

    memakai spirometer

    dan mematuhi terapi

    nafas.

    respon tubuh

    terhadap

    demam/menggigil

    namun sianosis

    pada daun telinga,

    membran mukosa

    dan kulit sekitar

    mulut menunjukkan

    hipoksemia

    sistemik.

    4. Krekel

    menunjukan

    kongesti paru,

    penurunan atau

    hilangnya suara

    nafas menunjukan

    pneumothoraks

    5. Membantu

    mencegah retensi

    sekresi dan

    athelektasis

    6. Membantu

    menjaga jalan nafas

    tetap paten,

    mencegah

    atelectasis dan

    memungkinkan

    pengembangan

    paru.

    3 Nyeri berhubungan

    dengan trauma

    operasi.

    Setelah dilakukan

    proses keperawatan

    selama 1x24 jam

    diharapkan nyeri

    1. Observasi TTV.

    2. Tentukan riwayat

    1. Untuk

    mengetahui keadaan

    umum pasien.

    2. Untuk

  • 7/22/2019 Bahan Pr4e Dan Post Operasi

    52/58

    pasien dapat berkurang

    dengan KH:

    K : pasien dan keluraga

    pasien mengetahui

    penyebab dari nyerinya

    A : pasien dan keluarga

    pasien mampu

    menunjukan

    bagaimana cara

    menangani nyerinya

    P : pasien dan keluarga

    pasien mampu

    mengatasi nyerinya

    P : - TTV normal : (TD

    : 110/70-120/80

    mmHg, Suhu: 36,5-

    37,50 C, RR: 16-24

    x/mnt, Nadi: 60-100

    x/mnt

    Skala nyeri normal (1-

    3)

    Wajah tidak meringai

    kesakitan

    nyeri misalnya

    lokasi, frekuensi,

    durasi

    3. Berikan tindakan

    kenyamanan dasar

    (reposisi, gosok

    punggung) dan

    aktivitas hiburan

    4. penggunaan

    ketrampilan

    manajemen nyeri

    (teknik relaksasi,

    visualisasi,

    bimbingan imajinasi)

    musik, sentuhan

    terapeutik

    5. kontrol Kolaborasi

    : berikan analgesik

    sesuai indikasi

    misalnya Morfin

    metadon atau

    campuran narkotik

    mengetahui skala

    nyeri.

    3. Meringankan

    nyeri dan

    memberikan rasa

    nyaman.

    4. Memberikan rasa

    nyaman pada saat

    nyeri.

    5. Untuk

    mempercepat

    hilangnya nyeri dan

    untuk penghilang

    rasa nyeri.

    4 Terjadinya

    hipertermi

    berhubungan dengan

    terjadinya infeksi

    atau sindrom

    pascaperikardiotomi.

    Setelah dilakukan

    proses keperawatan

    selama x24 jam pasien

    dapat melakukan

    aktifitas seperti biasa

    dengan KH :

    K : pasien dan keluarga

    pasien mengetahui

    penyebab hipertermi

    atau demam

    Observasi TTV

    khususnya suhu

    Gunakan teknik

    steril saat mengganti

    balutan

    Observasi adanya

    gejala sindrom pasca

    perikardiotomi :

    demam, malese,

    Untuk mengetahui

    keadaan umum

    pasien

    Menurunkan

    kemungkinan

    terjadinya infeksi

    Terjadi pada 10%