30
BAB I TINJAUAN TEORI POSYANDU A.Pengertian Posyandu Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan profesional oleh petugas sektor, serta non profesional (oleh kader) dan diselenggarakan atas usaha masyarakat sendiri. Posyandu dapat dikembangkan dari pos pengembangan balita, pos imunisasi, pos KB, pos kesehatan. Pelayanan yang diberikan posyandu meliputi: KB, KIA, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare serta kegiatan sektor lain. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu.Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak.Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu. Kegiatan revitalisasi posyandu pada dasarnya meliputi seluruh posyandu dengan perhatian utamanya pada posyandu yang sudah tidak aktif/rendah stratanya (pratama dan

bahan poskesdes

Embed Size (px)

DESCRIPTION

POSKESDES

Citation preview

BAB ITINJAUAN TEORI

POSYANDUA.Pengertian Posyandu Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat, dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan profesional oleh petugas sektor, serta non profesional (oleh kader) dan diselenggarakan atas usaha masyarakat sendiri. Posyandu dapat dikembangkan dari pos pengembangan balita, pos imunisasi, pos KB, pos kesehatan. Pelayanan yang diberikan posyandu meliputi: KB, KIA, gizi, imunisasi dan penanggulangan diare serta kegiatan sektor lain. Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu.Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak.Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu. Kegiatan revitalisasi posyandu pada dasarnya meliputi seluruh posyandu dengan perhatian utamanya pada posyandu yang sudah tidak aktif/rendah stratanya (pratama dan madya) sesuai kebutuhan, posyandu yang berada di daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin, serta adanya dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat setempat dalam menunjang pelaksanaan kegiatan posyandu. Dukungan masyarakat sangat penting karena komitmen dan dukungan mereka sangat menentukan keberhasilan dan kesinambungan kegiatan posyandu. Kontribusi posyandu dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita sangat besar, namun sampai saat ini kualitas pelayanan posyandu masih perlu ditingkatkan.Keberadaan kader dan sarana yang ada merupakan modal dalam keberlanjutan posyandu. Oleh karena itu keberadaan posyandu harus terus ditingkatkan sehingga diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu posyandu pratama, madya, purnama, dan mandiriB.Tujuan Posyandu1. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR3. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat.5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografis6. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

C.Kegiatan PosyanduBeberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:1) Kesehatan Ibu dan Anak Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan vitamin dan mineral Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasiny Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA.2) Keluarga Berencana Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya3) ImmunisasiImunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio 3x, dan campak 1x pada bayi.4) Peningkatan gizi Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun5) Penanggulangan DiareLima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:1)Kesehatan Ibu dan Anak2) Keluarga Berencana3) Immunisasi4) Peningkatan gizi5) Penanggulangan Diare6) Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yangbenar, pengolahan makanan dan minuman7) Penyediaan Obat essensial.

D.Sasaran PosyanduSemua anggota masyarakat, terutama ibu hamil, ibu menyusui, balita, pasanga usia subur. Cakupan pelayanan sebaiknya sekitar 100 balita (120 KK) atau sesuai dengan kemampuan petugas setempat.E.Lokasi dan PenyelenggaraanBerada di tempat yang mudah didatangi masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat seperti pos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai kelurahan.Prioritas dibentuk ditempat yang rawan dibidang gizi, kesehatan lingkungan. Pelayanan KB kesehatan direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama kepala desa/ lurah LKMD (seksi KB, kesehatan dan PKK), tokoh masyarakat, pemuda, dll dengan bimbingan tim pembinaan LKMD tingkat kecamatan.F. Syarat terbentuknya PosyanduPosyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:1) Pos penimbangan balita2) Pos immunisasi3) Pos keluarga berencana desa4) Pos kesehatan5) Pos lainnya yang dibentuk baru.

PengaturanMeja I : pendaftaran dan penyuluhanMeja II: Penimbangan bayi dan balita Pelayanan ibu menyusui , ibu hamil, PUSMeja III: pengisian KMSMeja IV: Penyuluhan perorangan pada ibu hamil, menyusui, PUSMeja V: pelayanan KB kesehatan Imunisasi Pemberian vitamin A Pembagian pil Konsultasi KB

Alasan Pendirian PosyanduPosyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:1. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan KB.2. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.Penyelenggara Posyandu1. Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas2. Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut.

POLINDESA.Pengertian Polindes Merupakan salah satu bentuk UKBM (Usaha Kesehatan Bagi Masyarakat) yang didirikan masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan Bidan. Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah sebagai kelengkapan dari pembangunan kesmas untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) dikelola oleh bidan desa (bides) bekerjasama dengan dukun bayi dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat. Pondok Bersalin Desa (Polindes) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud nyata bentuk peran serta masyarakat didalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di des.Kajian makna polindes1. Polindes merupakan salah satu bentuk PSM dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan KIA, termasuk KB di desa.2. Polindes dirintis di desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa tersebut.3. PSM dalam pengembangan polindes dapat berupa penyediaan tempat untuk pelayanan KIA (khususnya pertolongan persalinan), pengelolaan polindes, penggerakan sasaran dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas bidan di desa.4. Peran bidan desa yang sudah dilengkapi oleh pemerintah dengan alat-alat yang diperlukan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada masyarakat di desa tersebut.5. Polindes sebagai bentuk PSM secara organisatoris berada di bawah seksi 7 LKMD, namun secara teknis berada di bawah pembinaan dan pengawasan puskesmas.6. Tempat yang disediakan oleh masyarakat untuk polindes dapat berupa ruang/kamar untuk pelayanan KIA, termasuk tempat pertolongan persalinan yang dilengkapi dengan sarana air bersih.7. Tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat serta dukungan opersional berasal dari masyarakat, maka perlu diadakan kesepakatan antara wakil masyarakat melalui wadah LKMD dengan bidan desa tentang pengaturan biaya operasional dan tarif pertolongan persalinan di polindes.8. Dukun bayi dan kader posyandu adalah kader masyarakat yang paling terkait.

Fungsi polindes1. Sebagai tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya.2. Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA.3. Pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat.

B.Tujuan Polindes1. Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan KIA-KB termasuk pertolongan dan penanganan pada kasus gagal.2. Meningkatnya pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan.3. Meningkatnya kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan bagi ibu dan keluarganya.4. Meningkatnya pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan bidan.

C.Kegiatan Polindes1. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada bumil dan mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan.2. Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang.3. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.4. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita dan anak pra sekolah, serta imunisasi dasar pada bayi.5. Memberikan pelayanan KB.6. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang beresiko tinggi baik ibu maupun bayinya.7. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader (posyandu, dasa wisma)8. Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.9. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader (posyandu, dasa wisma).10. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB.11. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.

D.Sasaran Polindes Bayi berusia kurang dari 1 tahun Anak balita usia 1 sampai dengan 5 tahun Ibu hamil Ibu menyusui Ibu nifas Wanita usia subur. Kader Masyarakat setempat.E.Syarat Terbentuknya Polindes1. Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.2. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bidan, antara lain bidan kit, IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil, timbangan, pengukur Tinggi Badan, Infus set dan cairan D 5 %, NaCl 0,9 %, obat obatan sederhana dan uterotonika, buku-buku pedoman KIA, KB dan pedoman kesehatan lainnya, inkubator sederhana.3. Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih, ventilasi cukup, penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air limbah, lingkungan pekarangan bersih, ukuran minimal 3 x 4 m2.4. Lokasi mudah dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau oleh kendaraan roda 4.5. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan postpartum minimal 1 tempat tidur.

A.Pengertian Pos Kesehatan DesaPos Kesehatan Desa atau biasa disebut PKD atau poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar masyarakat desa.Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela.

B.Tujuan Pos Kesehatan DesaTujuan pos kesehatan desa, antara lain:1.Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya.2.Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.3.Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa atau KLB serta faktor- faktor risikonya.4.Tersedianya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan.5.Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat dan tenaga profesional kesehatan.6.Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa.

C.Ruang Lingkup Pos Kesehatan DesaRuang lingkup poskesdes meliputi upaya kesehatan yang menyeluruh mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela. Contoh kegiatan, antara lain:1.PromotifDilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.Contoh kegiatan promotif, antara lain:a.Penyuluhan tentang peningkatan gizi bayi dan balita, terutama pada bayi dan balita yang mengalami masalah kurang gizi.Dalam penyuluhan tersebut bidan sangat berperan, kader kesehatan juga akan berperan dalam kegiatan tersebut.b.Penyuluhan tentang kesehatan masyarakat.Dalam kegiatan ini, bukan hanya bidan yang berperan, namun kader kesehatan dan tokoh masyarakat juga berperan penting.2.PreventifDitujukan untuk mencegah terjadinya penyakit, dan gangguan terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.Contoh kegiatan preventif, antara lain:a.Imunisasi masal terhadap bayi dan balita, serta bumil.b.Pemberian vitamin A dan yodium pada balita dan anak sekolah.3.KuratifDitujukan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok dan yang menderita penyakit atau masalah kegiatan.Contoh kegiatan preventif, antara lain:a.Perawatan bumil dengan kondisi patologis.b.Pengobatan pada balita sakit.4.RehabilitatifMerupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita.Contoh kegiatan rehabilitative, antara lain:a.Pada balita yang sakit, setelah di obati, maka bidan akan memberikan KIE tentang pencegahan agar tidak terjadi diare lagi, KIE tentang diit anak. Serta bidan melakukan pemantauan terhadap pemulihan kesehatan anak tersebut. Kegiatan di atas merupakan contoh kegiatan rehabilitatif.

D.Kegiatan Utama Pos kesehatan desaKegiatan utama poskesdes meliputi:1.Pengamatan dan kewaspadaan dini (survei penyakit, survei gizi, survei perilaku beresiko dan survei lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana. serta pelayanan kesehatan dasar.2.Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan, pemberantasan sarang nyamuk, dan lain-lain. Kegiatan dilakukan berdasar pendekatan edukatif atau pemasyarakatan yang dilakukan melalui musyawarah mufakat yang disesuaikan kondisi dan potensi masyarakat setempat.

E.Fungsi Pos Kesehatan DesaFungsi pos kesehatan desa, antara lain:1.Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan.2.Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan.3.Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan kepada masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan.4.Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa.

F.Prioritas pengembangan pos kesehatan desa1.Desa/ kelurahan yang tidak terdapat sarana kesehatan. Adapun desa yang terdapat puskesmas pembantu masih memungkinkan untuk diselenggarakan poskesdes.2.Desa di lokasi terisolir, terpencil, tertingal, desa di perbatasan atau kepulauan.

G.Manfaat Pos Kesehatan Desa1.Bagi masyarakata.Permasalahan di desa dapat terdeteksi dini, sehingga bisa ditangani cepat dan diselesaikan, sesuai kondisi, potensi dan kemampuan yang ada dalam masyarakat.b.Masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat.2.Bagi kadera.Mendapat informasi awal di bidang kesehatan.b.Mendapat kebanggaan, dirinya dapat lebih berkarya bagi masyarakat.3.Bagi puskesmasa.Memperluas jangkauan pelayanan puskesmas dengan mengoptimalkan sumber daya secara efektif dan efisien.b.Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.4.Bagi sektor laina.Dapat memadukan kegiatan sektornya di bidang kesehatan.b.Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.H.Pengorganisasian1. Tenaga poskesdesa.Tenaga masyarakat1)Kader2)Tenaga sukarela lainnyaTenaga masyarakat minimal 2 orang yang telah mendapat pelatihan khusus

b.Tenaga kesehatanTenaga kesehatan yaitu minimal terdapat seorang bidan yang menyelenggarakan pelayanan.3.KepengurusanKepengurusan dipilih melalui musyawarah mufakat masyarakat desa, serta ditetapkan oleh kepala desa. Struktur minimal terdiri dari pembina ketua, sekretaris, bendahara dan anggota.4.Kedudukan dan hubungan kerjaa.Poskesdes merupakan kooedinator dari UKBM yang ada (misalnya: posyandu, poskestren, ambulan desa).b.Pokesdes dibawah pengawasan dan bimbingan puskesmas setempat. Pelaksanan poskesdes waib melaporkan kegiatannya kepada puskesmas, adapun pelaporan yang menyangkut pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada kepala desa.c.Jika wilayah tersebut terdapat puskesmas pembantu maka poskesdes berkoordinasi dengan puskesmas pembantu yang ada tersebut.d.Poskesdes di bawah pimpinan kabupaten/ kota melalui puskesmas. Pembinaan dalam aspek upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan.

I.Sumber Daya Pos Kesehatan Desa1.Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan), dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.2.Untuk penyelenggaraan pelayanan Poskesdes harus tersedia sarana fisik bangunan, perlengkapan (tempat tidur, meja periksa, lemari penyimpan obat, lemari penyimpan peralatan, ruang tunggu, ruang periksa) dan peralatan kesehatan (celemek, duk bolong sedang, perlak tebal lunak, sarung tangan berbagai ukuran, baki logam tempat peralatan steril, pompa payudara untuk ASI, korentang, Waskom, kassa steril, bengkok, tourniquet, Hbset, speculum, meja gynekologi, stetoskop, tensimeter, timbangan BB, timbangan TB, alat pemasang serta pelepas IUD, dan lain-lain). Guna kelancaran kornunikasi dengan masyarakat dan dengan sarana kesehatan (khususnya, Puskesmas), Poskesdes seyogyanya memiliki juga sarana komunikasi (telepon, ponsel, atau kurir).3.Pembangunan sarana fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai cara, yaitu dengan urutan alternatif sebagai berikut:1)Mengembangkan Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang telah ada menjadi PKD.2)Memanfaatkan bangunan yang sudah ada, yaitu misalnya Balai RW, Balai Desa, Balai Pertemuan Desa, dan lain-lain.3)Membangun baru, yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau Daerah), donatur, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.

ASUHAN INTRANATAL PADA KEBIDANAN DIKOMUNITASStandardASUHAN INTRANATAL PADA KEBIDANAN KOMUNITASA. Asuhan IntranatalPertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinanyang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter sepesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepadamasyarakat adalah dokter sepesialis kebidanan, dokter umum, danbidan.Padakenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukantenaga kesehatan, dan dilakukan diluar fasilitas pelayanan kesehatan.Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di failitas pelayanankesehatan.Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayiPendekatan yang membutuhkan kemampuan analisis yang berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat.B. Falsafah Ibu Bersalin Di Komunitas1. Bidan meyakini bahwa setiap individu berhak untuk merasa aman,puas terhadap pelayanan masyarakat.2. Yakin bahwa proses kehamilan dan persalinan dapat di tingkatkan kualitasnya melalui pendidikan,kesehatan dan intervensi berbentuk dukungan.3. Asuhan bulin yang berfokus pada kebutuhan individu dan keluarganya baik emosi,fisik dan sosial4. Asuhan di berikan secara terus menerus yang menekankan pada aspek keamanan menajemen klinis yang sesuai standar.C. Tujuan Asuhan Intranatal1. Memastikan persalinan yang telah direncanakan2. Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam suasana yang menyenangkan3. Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan.D. Pelayanan Kebidanan Komunitas1.Standar pelayanan kebidanana. Asuhan saat persalinanBidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudianmemberikan asuhan dan pemantauan yang memadahi, denganmemperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.b. Persalinan yang aman1) Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.2) Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat3) Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantupengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap4) Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi.5) Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yanglama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancarpersalinan, diikuti dengan penjahitan perineum2. Persiapana. Persiapan BidanSampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenagabidan yang berkerja di komunitas. di indonesia pendidikan bidan yang adasekarang diarahkan untuk menghasilkan bidan yang mampu bekerja didesa.Bidanyang bekerja di desa, puskesmas, maupun puskesmas pembantudilihat dari tugas-tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas. Persiapan bidandalam memberikan asuhan intranatal di komunitas adalah harus mempersiapkandiri sebaik-baiknya terutama dari segi kompetensi, sehingga dapat memberikanpelayanan persalinan yang bersih dan aman serta tahu saat yang dapat untuk merujuk kasus-kasus kegawatdaaruratan. Dengan demikian bisa menyelamatkanibu dan bayi dan dapat menurunkan AKI.Persiapan bidan meliputi: Menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudianmemberikan asuhan dan pemantauan yang memadai denganmemperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan. Mempersiapkan ruangan yang hangat dan bersih serta nyaman untuk persalinan dan kelahiran bayi. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukandan pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukanserta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi. Mempersiapkan persiapan rujukan bersama ibu dan keluarganya. Karena jika terjadi keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang lebih memadai dan membahayakan keselamatan ibu dan bayinya. Apabila itu dirujuk,siapkan dan sertakan dokumentasi asuhan yang telah diberikan. Memberikan asuhan sayang ibu, seperti memberi dukungan emosional,membantu pengaturan posisi ibu, memberikan cairan dan nutrisi,memberikan keleluasan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur,serta melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman denganteknik pencegahan infeksi

b. Persiapan rumah dan lingkungana. Ruangan atau lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung harus memiliki:b. Tersedia ruangan yang bersih dan layakc. Terdapat sumber air bersih, air panas dan air dingind. Tersedianya penerangan yang baik, ranjang sebaiknya diletakan ditengah-tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri maupun kanan,dan cahaya sedapat mungkin tertuju pada tempat persaalinan.e. Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi ambulan jika diperlukan saat melakukan rujukan atau tersedianya mobil yang bisadigunakan saat diperlukan untuk merujuk.Persiapan untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh berlebihan,perlu disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan memastikan bahwa ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan bebas dari tiupan angin.Apabila lokasi tempat tingggal ibu di daerah pegunungan atau yang beriklim dingin, sebaiknya sediakan minimal 2 selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan dan menjaga kehangatan tubuh bayi.Pada intinya untuk persiapan Rumah dan lingkungan dapat dibedakan menjadi berikut : Situasi dan KondisiSituasi dan kondisi yang harus diketahui oleh keluarga, yaitu :a)Rumah cukup aman dan hangatb)Tersedia ruangan untuk proses persalinanc)Tersedia air mengalird)Terjamin kebersihannyae)Tersedia sarana media komunikasi RumahTugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat rumah diantaranya :a)Ruangan sebaiknya cukup luasb)Adanya penerangan yang cukupc)Tempat nyamand)Tempat tidur yang layak untuk proses persalinanc. Persiapan alat / bidan kitPerlengkapan yang harus disiapkan oleh keluarga untuk melakukan persalinan di rumah :1. Persiapan untuk pertolongan persalinano Tensimetero Stetoskopo Monoauralo Jam yang mempunyai detiko Termometero Partus seto Heacting seto Bahan habis pakai ( injeksi oksitosin,lidokain,kapas,kasa,detol/lisol)o Set kegawatdaruratano Bengkoko Tempat sampah basah,kering dan tajamo Alat alat proteksi dirid. Persiapan ibu dan keluargaPersalinan adalah saat yang menegangkan bahwa dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan dapat dilakukan dengan asuhansayang ibu selama proses persalinan. Adapun persiapan ibu dan keluargadiantaranya: Waskom besaro Tempat/ember untuk penyediaan airo Kendil atau kwali untuk ari-ario Tempat untuk cuci tangan (air mengalir)+sabun+handuk keringo Satu kebaya (daster)fo Dua kain panjang, satu untuk ibu dan satu untuk ditaruh diatas alas plastik atau karet.o BH menyusuio Pembaluto Satu handuko Sabuno Dua waslap.o Perlengkapan pakaian bayio Selimut bayio Kain halus atau lunak untuk mengeringkan dan membungkus bayiE.Manajemen Ibu Intranatal1).Intranatal Di Rumah1. Asuhan Persalinan Kala IBertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan yang bersih danaman.Bidanperlu mengingat konsep tentang konsep sayang ibu, rujuk bila partograf melewati garis waspada atau ada kejadian penting lainnya.Ada tugas dan proses/ langkah-langkah yang harus di lalui dalam memberikan asuhan persalinan pada Kala I.Tugas dan proses tersebut seperti yang dijabarkan di bawah ini : Melakukan penilaian secara tepat kapan persalinan dimulai Mampu memberikan asuhan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu. Terampil dalam melakukan pertolongan persalinan Menghargai hak dan pribadi ibu serta tradisi setempat. Mengizinkan adanya pendamping.Sebelum bidan melakukan menajemen asuhan kala I, bidan perlu mengingat tentang konsep sayang ibu, rujuk apabila partograf melewati garis waspada atau da kejadian-kejadian penting lain, serta lakukan observasi ketat apabila didapatkan penyimpangan dalam partograf.Gambar 1.1 asuhan pada kala 1

Langkah-langkah asuhan intranatal kala I meliputi : Mengizinkan ibu memilih pendamping persalinan; Bidan harus segera datang kerumah ibu apabila dipanggil; Memperhatiakan proses pencegahan infeksi; Melakukan anamnesis secara lengkap tentang kehamilan ibu; Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap; Melakukan pemeriksaan dalam sesuai kebutuhan/indikasi; Melakukan pemantauan kemajuan persalinan menggunakan partograf; Dokumentasikan secara lengkap semua kejadian dalam lembar observasi dan partograf; Berikan dukaungan moral pada ibu,suami, dan keluarga; Libatkan keluarga secara aktif dalam proses persalinan; Jelaskan proses persalianan yang sedang berlangsung dan beritahu setisp kemajuan; Lakukan manajemen nyeri non farmakologi (masase punggung, relaksasi, dan lain-lain); Lakukan persiapan untuk pertolongan persalinan2. Asuhan Persalinan Kala IIBertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupunbayi.Bidandapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukanrujukan.Tugasyang harus dilakukan bidan dalam asuhan kala II adalah sebagai berikut : Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman; Menghargai hak ibu secara pribadi; Menghargai tradisi setempat; Mengizinkan ibu untuk memilih pendamping persalianan;Langkah-langkah asuahan intranatal kala II yaitu sebagai berikut : Berikan pendampingan dan hargai ibu selama proses persalinan; Memastikan tersedianya ruangan dibutuhkan; Cuci tangan dengan air mengalir sebelum dan setelah melakukan tindakan; Bantu ibu untuk memilih posisi yang diinginkan; Kosongkan kantong kemih setiap 2 jam; Anjurkan ibu mengejan hanya jika ada dorongan ingin mengejan; Berikan pujian kepada ibu; Berikan minum yang mengandung gula, pada saat tidak ada his; Lakukan observasi ketat denyut jantung janin setiap tidak ada his, jika terjadi gawat janin percepat persalinan dengan melakukan episiotomi; Hindari peregangan vagina secara manual; Lakukan pertolongan persalinan sesuai dengan standar normal (APN); Apabila rektum ibu mengeluarkan feses, bersihkan dengan kain bersih; Lakukan inisiasi menyusui dini; Berikan injeksi fitamin K pada paha bayi; Berikan salep mata pada bayi; Dokumentasikan secara lengkap semua temuan;Hal-hal yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal kala II antara lain sebagai berikut : Hindari untuk meminta ibu mengejan jika dalam posisi terlentang; Ingat tiga bersih, yaitu bersih alat, tempat persalinan, pengikat dan pemotong tali pusat; Pimpin ibu mengejan jika ada keinginan untuk mengejan; Hindari intervensi apabila tidak dibutuhkan; Terapkan konsep sayang ibu; Lakuakan pengambilan keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan.gambar 1.2asuhan pada kala II (Memimpin Ibu Mengedan)

3. Asuhan Persalinan Kala IIIBidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam melakukan manajemen aktif kala III..Asuhan persalinan pada kala III merupakan hal penting, mengingat salah satu penyebab kematian ibu adalah perdarahan. Oleh karena itu, dalam asuhan kala III ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu bidan sebagai penolong persalinan harus terlatih dan terampil melakukan manajemen aktif kala III, tersedianya peralatan dan perlengkapan manajemen aktif kala III dan pencegahan infeksi, tersedianya obat-obatan dan metode efektif untuk penyimpanan , serta sistem rujukan untuk kegawatdaruratan obstetri yang efektif.Asuhan persalinan kala III diberikan dengan tujuan untuk membantu mengeluarkan plasenta dan selaput janin secara lengkap, mengurangi kejadian perdarahan pasca-salin, memperpendek kala III, mencegah terjadinya komplikasi, dan mencegah terjadinya retensio plasenta. Dalam hal ini bidan mepunyai tugas rutin, yaitu melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala III (manajemen aktif kala III).Gambar 1.3 Asuhan Pada Kala III

Hal-hal yang yang menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal kala III adalah sebagai berikut : Penyimpanan oksitosin harus didlam lemari es pada suhu 2-80C dan hindarkan dari paparan cahaya secara langsung. Pada suhu 300C oksitosin dapat bertahan selama 1 bulan, dan pada suhu 400C oksitosin dapat bertahan selama 2 minggu. Tidak dianjurkan untuk memberikan ergometrin atau metergin sebelum bayi lahir. Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah fundus naik dan berkontraksi dengan baik, keluar darah dari vagina, serta tali pusat memanjang. Pada saat melahirkan plasenta, jangan mendorong fundus dan menarik tali pusat secara berlebihan. Lakukan peregangan tali pusat dengan hati-hati Hentikan peregangan tali pusat apabila ibu mengeluh nyeri atau tali pusat tertahan.Apabila merasa tidak yakin plasenta dapat dilahirkan dengan lengkap, ikuti prosedur tetap penatalaksanaan plasenta rest, bila perlu rujuk.4. Asuhan Persalinan Kala IVGambar 1.4 Asuhan pada kala IV

Asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua jam setelah plasenta lahir.Pengawasan/observasi ketat dilakukan pada hal-hal yang menjadi perhatian pada asuhan persalinan kala IV.Pada kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi perdarahan dan atonia uteri. Kehilangan darah biasanya terjadi karena pelepasan plasenta dan robekan serviks dan perinium.. jumlah darah yang keluar harus diukur (1 bengkok = 500 cc), apabila jumlah perdarahan lebih dari 500 cc harus dicari penyebabnya.Hal-hal yang herus diperhatikan pada asuhan persalinan kala IV adalah sebagai berikut : Kontraksi uterus Perdarahan Kandung kemih Adanya luka Keadaan plasenta dan selaputnya harus lengkap Tanda-tanda vital Keadaan bayiF.Kegawatdaruratan Persalinana. Jangan menunda untuk melakukan rujukanb. Mengenali maslah dan memberikan instruksi yang tepatc. Selama proses merujuk dan menunggu tindakan selanjutnya lakukan pendampingan secara terus menerusd. Lakukan observasi Vital Sing secara ketate. Rujuk segera bila terjadi Fetal Distressf. Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat kasus dengan singkatDAFTAR PUSTAKA Meilani,niken.2009.kebidanankomunitas.yogyakarta:FITRAMAYA Rinjani M.Middkk.2010penerbit buku kedokteran