5
Diagnosis Pada awalnya diagnosis dermatitis atopik didasarkan atas berbagai fenomena klinis yang tampak menonjol, terutama gejala gatal. George Rajka menyatakan bahwa diagnosis dermatitis atopik tidak dapat dibuat tanpa adanya riwayat gatal. Dalam perkembangan selanjutnya seiring dengan kemajuan di bidang imunologi maka untuk diagnosis DA mulai dimasukkan uji alergi sebagai kriteria diagnosis. Pemeriksaan/uji alergik tersebut adalah uji tusuk (=skin pricktest) terhadap bahan alergen inhalan dan pemeriksaan kadar IgE total di dalam serum penderita DA (Rajka, 1989). Pada tahun 1980 Hanifin dan Rajka mengusulkan suatu kriteria diagnosis DA yang sampai sekarang masih banyak digunakan. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel (tabel 1). Beberapa kriteria diagnosis lain kemudian menyusul, seperti kriteria dari Svenssons (tabel 2) dan yang terbaru adalah kriteria berdasarkan manifestasi klinis oleh William dkk. th. 1994, yang sangat sederhana dan dengan cepat dapat dikerjakan (tabel 3). The Europian Task Force on Atopic Dermatitis membuat suatu indek untuk menstandardisasi diagnosis DA, dikenal dengan istilah SCORAD (Score of atopic dermatitis).

Bahan Jump 7 Skenario 2 Blok Kulit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bhn

Citation preview

Page 1: Bahan Jump 7 Skenario 2 Blok Kulit

Diagnosis

Pada awalnya diagnosis dermatitis atopik didasarkan atas berbagai fenomena klinis yang tampak menonjol, terutama gejala gatal. George Rajka menyatakan bahwa diagnosis dermatitis

atopik tidak dapat dibuat tanpa adanya riwayat gatal. Dalam perkembangan selanjutnya seiring dengan kemajuan di bidang imunologi maka untuk diagnosis DA mulai dimasukkan uji alergi sebagai kriteria diagnosis. Pemeriksaan/uji alergik tersebut adalah uji tusuk (=skin pricktest) terhadap bahan alergen inhalan dan pemeriksaan kadar IgE total di dalam serum penderita DA (Rajka, 1989).

Pada tahun 1980 Hanifin dan Rajka mengusulkan suatu kriteria diagnosis DA yang sampai sekarang masih banyak digunakan. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel (tabel 1). Beberapa kriteria diagnosis lain kemudian menyusul, seperti kriteria dari Svenssons (tabel 2) dan yang terbaru adalah kriteria berdasarkan manifestasi klinis oleh William dkk. th. 1994, yang sangat sederhana dan dengan cepat dapat dikerjakan (tabel 3). The Europian Task Force on Atopic Dermatitis membuat suatu indek untuk menstandardisasi diagnosis DA, dikenal dengan istilah SCORAD (Score of atopic dermatitis).

Page 2: Bahan Jump 7 Skenario 2 Blok Kulit

Tabel 1.1. Hanifin and Rajka’s diagnostic criteria for atopic dermatitis

Major criteria

Pruritus

Typical mprphology and distribution

Adults : Flexural lichenification or linearity

Children and infants : Facial, extensor

Chronic or relapsing dermatitis

Personal or family history of atopy

Minor criteria

Xerosis

Ichthyosis/keratosis pilaris/palmar hyper-

linearity

Type I skin test reactivity Orbital darkening

Elevated serum IgE Keratoconus

Early age at onset Anterior subcapsular cataracts

Tendency to skin infection (Staphylococcus, Facial pallor/erythema

aureus herpes simplex)/ impaired cell- Pityriasis alba

mediated immunity

Hand/foot dermatitis Anterior neck folds

Nipple eczema Itch when sweating

Conjunctivitis Intolerance to wool and lipid

solvents

Dennie-Morgan fold Perifolliculer accentuation

Food intolerance

Course influenced by enviromental/emotional factors

White dermatographism/delayed blanch

* Must have 3 major crietria and 3 minor criteria

Page 3: Bahan Jump 7 Skenario 2 Blok Kulit

Tabel 1.2. Kriteria diagnosis Dermatitis Atopik d

Kelompok kesatu (p<0.001, bernilai 3) :

1. Perjalanan penyakitnya dipengaruhi musim

2. Xerosis

3. Diperburuk dengan tegangan jiwa

4. Kulit kering secara berlebihan atau terus mener

5. Gatal pada kulit yang sehat apabila berkeringat

6. Serum IgE 80 IU/ml

7. Menderita rinitis alergika

8. Riwayat rinitis alergika pada keluarga

9. Iritasi dengan tekstil

10. Hand eczema pada waktu anak-anak

11. Riwayat dermatitis atopik pada keluarga

Kelompok kedua (p<0.001, bernilai 2)

1. Kulit muka yang pucat/kemerahan

2. Knucle dermatitis (dermatitis dengan likenifika

3. Penderita menderita asma

4. Keratosis pilaris

5. Alergi terhadap makanan

6. Dermatitis numularis

7. Nipple eczema

Page 4: Bahan Jump 7 Skenario 2 Blok Kulit

Kelompok ketiga (p<0.05, bernilai1)

1. Pomfolik

2. Ikhtiosis

3. Dennie-Morgan fold

Tabel 1.3. Diagnostic Guideline of Atopic Dermatitis *

Must have

An itchy skin condition (or parenteral report scratching or

rubbing in a child)

Plus three or more : 6

1. History of involvement of skin creases such as folds of elbows,

behind the knees, fronts of ankles or around the neck

(including cheeks in children under 10)

2. A personal history of asthma or hay fever (or history of atopic

disease in a first degree relative in children under 4

3. A history of a general dry skin in the last year

4. Visible flexual aczema (or eczema involving the cheeks/

forehead and outer limbs in children undere 4)

5. Onset under the age of 2 (not used if child under 4)