Upload
ikhwan-sahputra
View
284
Download
10
Embed Size (px)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
1/54
PEMERI
SEKOLAH MENENJalan Mayjen Sutoyo S. No
Website : http://www.sm
BIDAN
TE
PA
TEKNIK
GAMBAR K
D
FA
NIP. 19
TAHUN
TAH KOTA BANJARMASIN
INAS PENDIDIKAN
AH KEJURUAN (SMK) NEGERI 5.330 Telp.(0511) 3362707 Banjarmasin 70118
n5bjm.sch.id E-mail: [email protected]
STUDI KEAHLIAN :
NIK BANGUNAN
ET KEAHLIAN :
GAMBAR BANGUNAN
AHAN AJAR
NSTRUKSI BANGUNAN
KELAS XII
ISUSUN OLEH :
HUL JANNA, ST
51119 200701 2 014
2015
http://www.smkn5bjm.sch.id/http://www.smkn5bjm.sch.id/http://www.smkn5bjm.sch.id/
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
2/54
Kompetensi Dasar :
3.1 M engaitkan data topografi dan prinsif f luida pada penentuan elevasi
bangunan air
4.1 M embuat peta situ asi kon str uk si bangun an air sesuai spesif ik asi tekni s
M A T ERI 1
M E NGGA M B A R B A NGUNA N I RI GA SI
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan air
di sungai maupun danau.
Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan, kapasitas maksimum sungai, dana
pembangunan dan sifat hidrolik sungai.
Kebanyakan konstruksi bangunan air bersifat lebih masif dan tidak memerlukan segi
keindahan dibanding dengan bangunan-bangunan gedung atau jembatan, dan perencanaan
bangunannya secara detail tidak terlalu halus.
Permukaan bangunan air atau bagian depannya sebaiknya berbentuk lengkung untuk
menghindari kontraksi sehingga mempunyai efisiensi yang tinggi dan mengurangi gerusan
lokal (local scoure) di sekililing bangunan atau di hilir bangunan.
1. JARI NGAN I RI GASI
Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan pelengkap yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan
pembuangan air irigasi.
Ada beberapa jenis jaringan irigasi yaitu:
1) Jaringan irigasi primer, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas: bangunan
utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-
sadap, bangunan sadap dan bangunan pelengkapnya.
2) Jaringan irigasi sekunder, yaitu bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas: saluran
sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan
sadap dan bangunan pelengkapnya.
3) Jaringan irigasi tersier, yaitu jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan
air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas: saluran tersier, saluran kuarter dan saluran
pembuang, boks tersier, boks kuarter serta bangunan pelengkapnya.
Jaringan irigasi sederhana biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatukelompok petani pemakai air sehingga kelengkapan maupun kemampuan dalam
mengukur dan mengatur masih sangat terbatas.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
3/54
G
Sum
ambar 1. Jaringan irigasi sederhana
er : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 01)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
4/54
2. M A CA M - M A CA M B A NG UNA N I RI G A SI
Keberadaan bangunan irigasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan air irigasi.
Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering kita jumpai antara lain: bangunan utama, bangunan
pembawa, bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan pengatur muka air, bangunan pembuang dan
penguras serta bangunan pelengkap.
a) Bangunan Utama
Bangunan utama berfungsi sebagai penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke seluruh
daerah irigasi yang dilayani.
Berdasarkan sumber airnya, bangunan utama dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori,
antara lain: bendung, pengambilan bebas, pengambilan dari waduk dan stasiun pompa.
Gambar 2. Bendung di daerah Bogor
Sumber : id.wikipedia.org
b) Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa berfungsi membawa/mengalirkan air dari sumbernya menuju petak irigasi.
Bangunan pembawa meliputi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier dan saluran kwarter.
Termasuk dalam bangunan pembawa adalah talang, gorong-gorong, siphon, tedunan dan got
miring.
Saluran primer biasanya dinamakan sesuai dengan daerah irigasi yang dilayaninya
sedangkan saluran sekunder sering dinamakan sesuai dengan nama desa yang terletak pada petak
sekunder tersebut.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
5/54
Gambar 3. Gorong-gorong
Sumber : rajawalisaktiutama.com
(1) Saluran Primer
Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder dan ke petak-petak
tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah pada bangunan bagi yang terakhir.
(2) Saluran Sekunder
Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran primer menuju
petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran
sekunder adalah bangunan sadap terakhir.
(3) Saluran Tersier
Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran sekunder menuju
petak-petak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran
sekunder adalah bangunan boks tersier terakhir.
(4) Saluran Kuarter
Saluran kuarter membawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier menuju petak-
petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas akhir dari saluran sekunder
adalah bangunan boks kuarter terakhir.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
6/54
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
7/54
d) Bangunan Pengatur dan Pengukur
Bangunan pengatur muka air berfungsi untuk mengatur muka air sampai batas-batas yang
diperlukan agar dapat memberikan debit yang konstan dan sesuai kebutuhan. Bangunan pengukur
berfungsi memberikan informasi mengenai besar aliran yang dialirkan.
e) Bangunan Drainase
Bangunan drainase berfungsi untuk membuang kelebihan air di petak sawah maupun saluran.
Kelebihan air di petak sawah dibuang melalui saluran pembuang sedangkan kelebihan air di
saluran dibuang melalui bangunan pelimpah.
Terdapat beberapa jenis saluran pembuang, yaitu: saluran pembuang kuarter, saluran pembuang
tersier, saluran pembuang sekunder dan saluran pembuang primer.
Jaringan pembuang tersier berfungsi untuk :
(1) mengeringkan sawah.
(2) membuang kelebihan air hujan.(3) membuang kelebihan air irigasi.
[f) Bangunan Pelengkap
Sebagaimana namanya, bangunan pelengkap berfungsi sebagai pelengkap bangunan-bangunan
irigasi yang telah disebutkan sebelumnya. Bangunan pelengkap berfungsi untuk memperlancar para
petugas saluran irigasi dalam pemeliharaan.
Bangunan pelengkap dapat juga dimanfaatkan untuk pelayanan umum. Jenis-jenis bangunan
pelengkap antara lain: jalan inspeksi, tanggul, jembatan penyeberangan, tangga mandi
manusia, sarana mandi hewan serta bangunan lainnya.
3. DASAR-DASAR PERENCANAAN BANGUNAN I RIGASI
Gambar Jaringan dan Bangunan Irigasi
a) Jaringan Irigasi Sederhana
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
8/54
Gambar 6. Jaringan irigasi sederhana
Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP01)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
9/54
b) Jaringan Irigasi Semi Teknis
Gambar 7. Jaringan irigasi semi teknis
Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 01)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
10/54
c) Jaringan Irigasi Teknis
Gambar 8. Jaringan irigasi teknisSumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 01)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
11/54
d) Bangunan Utama
Gambar 9. Tata letak (layout ) bangunan utama
Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 02)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
12/54
Gambar 10. Denah bangunan utama
Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 02)
Gambar 11. Layout bendung saringan bawah
Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 02)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
13/54
Gambar 12. Pintu bendung gerak vertikal
Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 02)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
14/54
(2) Pengambil dan Pembilas
Gambar 13. Bangunan pengambilan dan pembilas
Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 02)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
15/54
i) Bangunan Pelengkap
(1) Jalan Inspeksi
Gambar 14. Potongan melintang jalan inspeksiSumber: Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 05)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
16/54
Kompetensi Dasar
3.2 M enghubungkan prin sip mekanika tanah dan kondisi pada gambar
bendungan 4.2 M embuat gambar konstru ksi bendun gan sesuai spesif ik asi tekni s
M A T E RI 2
M ENGGAM BAR KONSTRUKSI BENDUNGAN
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk , danau, atau tempat rekreasi.
Bangunan ini dibangun melintang sungai untuk meninggikan muka air dan
membuat tampungan air.
Dengan dibangunnya waduk ini dapat berfungsi ganda antara lain pengendalian
banjir, irigasi, PLTA, industri, air minum, perikanan, rekreasi dan lain-lain.
Terdapat banyak sekali tipe bendungan yang sukar dibandingkan antara satu
dengan yang lainnya.
Jadi satu bendungan dapat dipandang dari berbagai segi yang masing-masing
menghasilkan tipe yang berbeda-beda pula.
1. M ACAM-M ACAM BENDUNGAN
Pembagian tipe bendungan berdasarkan ukurannya
Ada dua tipe yaitu bendungan besar dan bendungan kecil.
1. Bendungan besar (large dams)
Menurut ICOLD definisi bendungan besar adalah:
- Bendungan yang tingginya lebih dari 15 m, diukur dari bagian
terbawah pondasi sampai puncak bendungan.
- Bendungan yang tingginya antara 10 m dan 15 m dapat pula disebut
bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai
berikut:
a. Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m
b. Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m3.
c. Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000
m3/detik.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
17/54
d. Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya
(had specially difficul foundation problems)
e. bendungan didesain tidak seperti biasanya (unusual design)
2. Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)
Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar
disebut bendungan kecil.
Pembagian tipe bendun gan ber dasark an tu ju an pembangunann ya
1. Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams).
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi sat tujuan saja. Misalnya
untuk: pembangkit tenaga listrik atau irigasi (pengairan) atau pengendalian
banjir atau perikanan darat dll, tetapi hanya satu tujuan saja.
Contoh : Bendungan Sakuma di Sungai Tenryu ( Jepang )
Tujuan pembangunan untuk PLTA.
2. Bendungan serbaguna (multipurpose dams)
Adalah bendungan yang dibangun untk memenuhi beberapa tujuan, misalnya:
pembangkit listrik (PLTA) dan irigasi pengairan), pengendalian banjir dan
PLTA, air minum dan industri, PLTA ,pariwisata dan irigasi dll.
Pembagian tipe bendungan berdasarkan konstruksi
1. Bendungan urugan (fill dams, embakment dams)
Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil
penggalian bahan (material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat
campuran secara kimia, jadi betul-betul bahan pembentuk bendungan asli.
Bendungan ini masih dapat di bagi menjadi:
a. Bendungan urugan serba sama (homogenous dams)
b. Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams rockfill dams) adalah
bendungan urugan yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu lapisan kedap
air (water tight layer), lapisan batu (rock zones, shell), lapisan batu
teratur (riprap) dan lapisan pengering (filter zones).
c. Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable
face rockfill dams, dekced rockfill dams)
Adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
18/54
diletakkan di sebelah hulu bendungan. Lapisan kedap air yang sering
dipakai adalah aspal dan beton bertulang. Perancis telah mencoba
menggunakan geotextile. Bahan-bahan lainnya seperti kayu, besi dan
karet penah pula dicoba namun mengalami kesulitan sehingga tidak
pernah dipakai lagi.
2. DASAR-DASAR PERENCANAAN BENDUNGAN
UMUM
- Untuk merencanakan dan membangun sebuah bendungan harus dialaskan pada
dasar yang kuat dengan meninjau beberapa aspek yang umum :apakah fluktuasi
besarnya air sungai sangat menjolok antara di musim hujan dan panas sehingga persediaan airnya tidak dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
sepanjang tahun.
- Apakah masalah pemindahan pemukiman penduduk dari lokasi rencana
bendungan masih dalam batas wajar sehingga akan dapat diatasi dengan baik
secara etis, ekonomis dan politis. Apakah terdapat lokasi yang cocok, sesuai dan
kondisi tanah pondasi cukup kuat untuk dapat mendukung beban tubuh
bendungan tipe urugan atau beton.
A. Pengumpulan dan penujian data dasar yang ada. :1. Peta topografi
2. Peta geologi
3. Foto udara
4. Peta tata guna tanah
5. Peta pemilikan tanah
6. Catatan kegiatan di lokasi rencana dan sekitarnya.
B. Pra studi kelaya kan meliputi keg iatan :
1. Survay geologi teknik
2. Survay topografi3. Survay hidroklimatologi
C. Perencanaan bendungan meliputi :
1. Pemilihan lokasi (beberapa alternatif)
2. Pemilihan jenis bendungan
3. Dimensi
4. Perhitungan stabilitas
5. Pembuatan spesifikasi teknik Jadwal pembuatan design detail
6. Jadwal pelaksanaan konstruksi
7. Rencana anggaran biaya
8. Analisi ekonomi
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
19/54
D. St ud i kel ay ak an
Dilakuka.n kegiatan yang sama dengan butir c di atas namun dengan kedalaman
yang dibutuhkan untuk studi kelayakan, dengan catatan lokasi rencana
bendungan sudah dipusatkan pada suatu tempat.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
20/54
Kompetensi Dasar
3.3 M engkategori kan spesif ikasi tekni s ir igasi berdasarkan fungsin ya
4.3 M embuat gambar konstru ksi salur an sesuai spesif ik asi tekni s
M A T E RI 3
M ENGGAM BAR KONSTRUKSI SALURAN I RIGASI
(1) Saluran Primer dan Sekunder
Gambar 15. Saluran primer dan sekunder Sumber :
Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 01)
Gambar 16. Trase saluran primer
Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 01)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
21/54
(2) Gorong – Gorong (Terowongan)
Gambar 17. Berbagai jenis potongan melintang terowongan
Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 03)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
22/54
ambar 18. Potongan pipa beton untuk gorong-gorong
Sumber : google.com
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
23/54
f) Bangunan Bagi dan Sadap
Gambar 19. Bangunan sadap tersier
Sumber : Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 01)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
24/54
f) Bangunan Pengatur dan Pengukur
Gambar 20. Saluran dengan bangunan pengatur dan sadap ke saluran sekunder
Sumber: Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 04)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
25/54
Gambar 21. Saluran sekunder dengan bangunan sadap
Sumber: Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 04)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
26/54
h) Bangunan Drainase
Gambar 22. Peta situasi dan detail potongan saluran drainase
Sumber: google.com
Gambar 23. Alur pembuang
Sumber: Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 04)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
27/54
Gambar 24. Berbagai tipe alur pembuang
Sumber: Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 04)
Gambar 25. Tipe-tipe lubang pembuang
Sumber: Kriteria Perencanaan Irigasi (KP 04)
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
28/54
Kompetensi Dasar :
3.4 M engaitkan data topografi dan ketentuan tekni s sebagai dasar per encanaan
j al an dan jembatan
4.4 M embuat peta situ asi j alan dan jembatan sesuai spesif ik asi tekni s
M A T ERI 4
4.1 PE NGE T A HUA N TE NTANG PE NGGUNAA N PE TA POTOGRAFI PA DA
PERENCANAAN JALA N RAYA
Keadaan topografi dalam penetapan trase jalan memegang peranan penting, karena
akan mempengaruhi penetapan alinyemen, kelandaian jalan, jarak pandang, penampang
melintang, saluran tepi dan lain sebagainya.(Hamirhan Saodang, 2004)
Pengukuran peta topografi dimaksudkan untuk mengumpulkan data topografi yang cukup
untuk digunakan dalam perencanaan geometrik. Data peta topografi digunakan untuk
menentukan kecepatan sesuai dengan daerahnya. Pengukuran peta topografi dilakukan
pada sepanjang trase jalan rencana dengan mengadakan tambahan dan pengukuran detail
pada tempat-tempat yang memerlukan realinyemen dan tempat-tempat persilangan dengan
sungai atau jalan lain, sehingga memungkinkan didapatkannya trase jalan yang sesuai
dengan standar.
Pekerjaan pengukuran ini terdiri dari beberapa kegiatan berikut :
a. Pekerjaan perintisan untuk pengukuran, dimana secara garis besar ditentukan
kemungkinan rute alternatif dan trase jalan.
b. Kegiatan pengukuran meliputi :
- Penentuan titik-titik kontrol vertikal dan horizontal yang dipasang setiap
interval 100 meter pada rencana as jalan.
- Pengukuran situasi selebar kiri dan kanan dari jalan yang dimaksud dandisebutkan serta tata guna tanah disekitar trase jalan.
- Pengukuran penampang melintang (cross section) dan penampang memanjang.
- Perhitungan perencanaan desain jalan dan penggambaran peta topografi
berdasarkan titik-titik koordinat kontrol diatas.
4.2 PENGETAHUAN DASAR PERENCANAAN DIMENSI JALAN RAYA
Tahapan kegiatan perencanaan teknik diuraikan seperti gambar 1.1 yaitu :
Pekerjaan lapangan, meliputi semua survei yang diperlukan
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
29/54
Kriteria perencanaan, meliputi klasifikasi jalan, karakteristik lalulintas, kondisi
lapangan, pertimbangan ekonomi, dll.
Penyiapan peta planimetri, merupakan peta hasil survei topografi yang
diperlukan sebagai peta dasar perencanaan geometrik. Perencanaan geometrik, meliputi jarak pandang dan perencanaan alinemen
horizontal dan vertikal
Geoteknik dan material jalan, menguraikan pengolahan data geoteknik dan
material untuk keperluan konstruksi perkerasan dan drainase jalan
Perencanaan perkerasan jalan, meliputi perkerasan lentur dan kaku
Drainase jalan, menguraikan analisis hidrologi dan sistem serta bangunan
drainase, kebutuhan material dan sistem drainase bawah permukaan (subdrain)
Bangunan pelengkap jalan, meliputi tembok penahan, rambu-rambu lalulintas,
dll
Perkiraan biaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga satuan dan
dokumen pelelangan
Lampiran, tabel-tabel dan ketentuan lain yang dapat digunakan
untukperhitungan.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
30/54
Gambar 1.1. Bagan Alir Perencanaan Teknik Jalan
Sumber : Shirley L. Hendarsin, Perencanaan Teknik Jalan Raya
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
31/54
Kompetensi Dasar :
3.5 M engggambarkan pengerti an alin yemen h orizontal dan verti kal
4.5 M embuat gambar profil melin tang jalan sesuai ketentuan dan spesif ikasi
teknis
MATERI
1. PE N GE T AH U A N T EN T AN G A L I N Y E ME N H O RI SON T AL D A N V ERT I K A L
PADA PERENCANAAN JALAN RAYA
Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan
pada perencanaan bentuk fisik jalan raya. Tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah
untuk memenuhi fungsi dasar jalan, yaitu memberikan pelayanan kepada pergerakan arus lalu
lintas (kendaraan) secara optimum. Sasaran perencanaan geometrik jalan adalah untuk
menghasilkan design infrastruktur jalan raya yang aman, efisien dalam pelayanan arus lalu
lintas dan memaksimumkan ratio tingkat pengunaan/ biaya pelaksanaan.
Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat, gerakan, dan ukuran kendaraan,
sifat pengemudi dalam mengendalikan kendaraannya, dan karakteristik arus lalu lintas. Hal
– hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencana sehingga dihasilkan bentuk
dan ukuran jalan, serta gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan
keamanan yang diharapkan.
Elemen dari perencanaan geometrik jalan adalah :
Alinyemen horizontal / trase jalan, terutama dititik beratkan pada perancanaan sumbu
jalan.
Pada perencanaan alinyemen horizontal akan terlihat apakah jalan tersebut merupakan
jalan lurus, menikung ke kiri, atau ke kanan. Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis
lurus, lengkung berbentuk lingkaran dan lengkung peralihan dari bentuk garis lurus ke
bentuk busur lingkaran.
Alinyemen vertikal / penampang memanjang jalan
Pada perencanaan alinyemen vertikal akan terlihat apakah jalan tersebut tanpa
kelandaian, mendaki atau menurun.
Pada perencanaan alinemen vertikal ini dipertimbangkan bagaimana meletakkan sumbu
jalan sesuai kondisi medan dengan memperhatikan sifat operasi kendaraan, keamanan
jarak pandang, dan fungsi jalan. Pemilihan alinyemen vertikal berkaitan pula
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
32/54
dengan pekerjaan tanah yang mungkin timbul akibat adanya galian dan timbunan yang
harus dilakukan.
Penampang melintang jalan
Bagian – bagian dari jalan seperti lebar dan jumlah lajur, ada atau tidaknya median,
drainase permukaan, kelandaian lereng tebing galian dan timbunan, serta bangunan
pelengkap lainnya.
2. BAGI AN-BAGI AN STRUKTUR JALAN
Menurut Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, bagian-bagian
jalan terdiri atas :
1. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja)
Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasai oleh lebar,tinggi, dan kedalaman tertentu. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan,
median, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang
pengaman, gorong-gorong, dan bangunan pelengkap lainnya.
Dalam rangka menunjang pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan serta
pengamanan konstruksi jalan, badan jalan dilengkapi dengan ruang bebas. Lebar
ruang bebas yang dimaksud sesuai dengan lebar badan jalan. Tinggi ruang bebas
bagi jalan arteri dan jalan kolektor paling rendah 5 meter. Sedangkan kedalaman
ruang bebas paling rendah 1,5 meter dari permukaan jalan.
Saluran tepi jalan adalah saluran yang diperuntukkan bagi penampungan dan
penyaluran air agar badan jalan bebas dari pengaruh air. Ukuran saluran tepi jalan
ditetapkan sesuai dengan lebar permukaan jalan dan keadaaan lingkungan.
Saluran tepi jalan juga dapat diperuntukkan sebagai saluran lingkungan.
Ambang pengaman jalan dapat berupa bidang tanah dan/atau konstruksi bangunan
pengaman yang berada di antara tepi badan jalan dan batas ruang manfaat jalan
yang hanya diperuntukkan bagi pengamanan konstruksi jalan.
2. Ruang M ilik Jalan (Rumija)
Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar
ruang manfaat jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang
diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur
lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.
Adapun sejalur tanah tertentu yang dimaksud dapat dimanfaatkan sebagai ruang
terbuka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan.
Ruang milik jalan paling sedikit memiliki lebar sebagai berikut :
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
33/54
a) jalan bebas hambatan 30 m
b) jalan raya 25 m;
c) jalan sedang 15 m;
d) jalan kecil 11 m.
3. Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja)
Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang
penggunaanya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan yang diperuntukkan
bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta
pengamanan fungsi jalan yang di batasi oleh lebar dan tinggi tertentu.
Jika ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar luar pengawasan jalan ditentukan dari
tepi badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut :
a. Jalan arteri primer 15 m
b. Jalan kolektor primer 10 m
c. Jalan lokal primer 7 m
d. Jalan lingkungan primer 5 m
e. Jalan arteri sekunder 15 m
f. Jalan kolektor sekunder 5 m
g. Jalan lokal sekunder 3 mh. Jalan lingkungan sekunder 2 m
i. Jembatan 100 m ke arah hilir dan hulu
4. Gambar H ubungan antara Rumaja, Rumij a, dan Ruwasja
Gambar 1.1. Hubungan antara Rumaja, Rumija, dan Ruwasja
Sumber : TPGJK No.038/TBM/1997
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
34/54
3. M ACAM-M ACAM STRUKTUR PERKERASAN JALAN.
Bila ditinjau dari bahan campurannya, perkerasan jalan terdiri atas dua macam, yaitu :
a. Perkerasan kaku ( Rigid Pavement )
yaitu suatu perkerasan yang menggunakan bahan campuran beton bertulang atau
bahan-bahan yang bersifat kaku. Perkerasan kaku ini menggunakan semen sebagai
bahan pengikatnya. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan di letakkan di atas tanah
dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul
oleh pelat beton.
Keuntungan menggunakan perkerasan kaku adalah:
a. Umur pelayanan panjang dengan pemeliharaan yang sederhana;
b. Durabilitas baik;
c. Mampu bertahan pada banjir yang berulang, atau genangan air tanpa terjadinya
kerusakn yang berarti.(Silvia Sukirman,1995).
Kerugian menggunakan perkerasan kaku adalah:
a. Kekesatan jalan kurang baik dan sifat kekasaran permukaan dipengaruhi oleh proses
pelaksanaan;
b. Memberikan kesan silau bagi si pengguna jalan;
c. Membutuhkan lapisan tanah dasar yang memiliku penurunan (settlement) yang
homogen agar pelat beton tida retak. (Silvia Sukirman,1995)
Gambar 2.14 Perkerasan kaku
Sumber : (http/ www.civiliana.com )
b. Perkerasan Lentur ( Flexible Pavement )
Yaitu suatu perkerasan yang menggunakan bahan campuran aspal dan agregat atau
bahan-bahan yang bersifat tidak kaku atau lentur. Pada umumnya perkerasan lentur baik
digunakan untuk jalan yang melayani beban lalu lintas ringan sampai dengan sedang,
seperti jalan perkotaan, jalan dengan sistem utilitas terletak dibawah perkerasan jalan,perkerasan bahu jalan,atau perkerasan dengan konstruksi bertahap.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
35/54
Keuntungan menggunakan perkerasan lentur adalah:
a. Dapat digunakan pada daerah dengan perbedaan penurunan (differenttial settlement)
terbatas;
b. Mudah diperbaiki;
c. Tambahan lapisan perkerasan dapat dilakukan kapan saja;
d. Memiliki tahanan geser yang baik;
e. Warna perkerasan memberikan kesan tidak silau bagi pemakai jalan;
f. Dapat dilaksanakan bertahap ,terutama pada kondisi biaya pembangunan terbatas
atau kurangnya data untuk perencanaan. (Silvia Sukirman,1995).
Kerugian menggunakan perkerasan lentur adalah:
a. Tebal struktur perkerasan lebih tebal dari pada perkerasan kaku;
b. Kelenturan dan saifat kohesi berkurang selama masa pelayanan;
c. Frekuensi pemeliharaan lebih sering daripada menggunakan perkerasan kaku;
d. Tidak baik digunakan jika sering digenangi air;
e. Membutuhkan agregat lebih banyak.(Silvia Sukirman,1995).
Gambar 2.15 Perkerasan lentur
4. M ACAM -MACAM STRUKTUR BAWAH PONDASI JALAN RAYA
A. Lapisan pondasi bawah, (Sub B ase Course )
Lapisan pondasi bawah merupakan lapisan kadua dalam yang menyebarkan beban
yang diperoleh dari lapisan yang diatas seperti kerikil alam (tanpa proses). Pasir
kerikil atau lempung kepasiran. Lapisan pondasi bawah terletak antara lapis pondasi
atas dan tanah dasar. Adapun fungsi dari lapisan pondasi bawah adalah :
a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan
beban roda ke tanah dasar;
b. Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar lapisan-lapisan
diatasnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan biaya konstruksi);
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
36/54
c. Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapisan pondasi;
d. Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar;
e. Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas.(Silvia Sukirman,1995).
B. Lapisan pondasi (Base cour se )
Lapisan pondasi adalah lapisan perkerasan yang terletak antara lapisan pondasi bawah
dan lapisan permukaan. Lapisan pondasi atas merupakan lapisan utama dalam yang
menyebarkan beban badan, perkerasan umumnya terdiri dari batu pecah (kerikil) atau
tanah berkerikil yang tercantum dengan batuan pasir dan pasir lempung dengan
stabilitas semen, kapur dan bitumen.
Adapun fungsi dari lapisan pondasi atas adalah :
a. Sebagai perletakan terhadap lapisan permukaan;
b. Melindungi lapisan dibawahnya dari pengaruh luar;
c. Untuk menerima beban terusan dari lapisan permukaan;
d. Untuk memperkuat lapisan dibawahnya dari bahaya deformasi.(Silvia
Sukirman,1995).
C. Lapisan permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan merupakan lapisan teratas dari suatu perkerasan yang biasanya
terdiri dari lapisan bitumen sebagai penutup lapisan permukaan. Pemilihan bahan untuk
lapisan permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan umur rencana serta penahapan
konstruksi agar dapat dicapai manfaat yang sebenarnya dari biaya yang dikeluarkan.
Adapun fungsi lapisan permukaan adalah :
a. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda;
b. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi perusakan akibat pengaruh cuaca;
c. Sebagai lapisan aus;(Silvia Sukirman,1995).
5. POTONGAN M ELI NTANG JALAN
Penampang melintang jalan merupakan potongan melintang tegak lurus sumbu jalan.
Pada potongan melintang jalan dapat terlihat bagian bagian jalan .bagaian bagaian jalan terdiri
dari:
1. Jalur lalu lintas
Jalur lalu lintas (travelled way) adalah keseluruhan bagaian perkererasan jalan yang
diperuntukkan untuk lalulintas kendaraan.Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur (lane)
kendaraan.Lajur kendaraan yaitu bagian dari jalur lalu lintas yang khusus di peruntukkan
oleh rangkaian kendaraan beroda empat atau lebih dalam satu arah.Jadi jumlah lajur
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
37/54
minimal untuk 2 arah adalah 2 dan pada umumnya disebut sebagai jalan 2 lajur 2 arah.Jalur
lalu lintas untuk 1 arah minimal terdiri dari 1 lajur lalu lintas. (Silvia Sukirman,1999).
2. Bahu jalan
Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalulintas yang berfungsisebagai :
a. Ruangan sebagai tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang sekedar
berhenti karena pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan di tempuh,
atau beristirahat.
b. Ruangan untuk menghindarkan diri saat-saat darurat, sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan.
c. Memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian dapat meningkatkan
kapasitas jalan yang bersangkutan.
d. Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping.
e. Ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan
jalan (untuk tempat penempatan alat-alat, dan penimbunan bahan material).
f. Ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan patroli,ambulans, yang sangat
dibutuhkan pada kendaraan darurat seperti terjadinya kecelakaan. (Silvia
Sukirman,1999).
3. Trotoar
Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalulintas yang khusus di
pergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian).Untuk keamanan pejalan kaki maka trotoar ini
harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik berupa kereb.Perlu atau
tidaknya trotoar disediakan sangat bergantung dari volume pedestrian dan volume lalu
lintas pemakai jalan tersebut.
4. Median
Pada arus lalu lintas yang sangat tinggi seringkali dibutuhkan median guna memisahkan
arus lalu lintas yang berlawanan aarah.Jadi median adalah jalur yang terletak di tengah
jalan untuk membagi jalan dalam masing-masing arah. Secara garis besar median berfungi
sebagai:
a. Menyediakan daerah netral yang cukup lebar di mana pengemudi masih dapat
mengontrol kendaraannya pada saat-saat darurat.
b. Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi/ mengurangi kesilauan terhadap
lampu besar dari kendaraan yang berlawanan arah.
c. Menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi setiap pengemudi.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
38/54
5. Selokan
Selokan dibuat untuk mengendalikan air (limpasan) permukaan akibat air hujan dan
bertujuan untuk memelihara agar jalan tidak tergenang air hujan dalam waktu yang cukup
lama (yang akan mengakibatkan kerusakan konstruksi jalan).
6. lereng
Lereng merupakan bagian dari kondisi alam yang tidak terkena pengaruh dari perencanaan
suatu ruas jalan.Lereng ala mini biasanya berupa bukit yang harus diperkuat untuk
melindungi lereng timbunan atau galian dan menahan gerusan air.
6. BANGUNAN PELENGKAP JALAN
Bangunan pelengkap jalan :
1. Marka jalan
2. Rambu jalan, patok pengarah dan patok kilometer
3. Rel pengaman
4. Paku jalan dan mata kucing
5. Kerb dan trotoar
6. Lampu pengatur lalulintas dan lampu penerangan jalan
7. GAMBAR DETAIL
Gambar 6.3 Tipikal Penampang Melintang Jalan Perkotaan 2-Lajur-2-Arah Tak Terbagi Yang Dilengkapi
Jalur Pejalan Kaki
Gambar 7.3 Tipikal Potongan Melintang Jalan 2-Lajur-2-Arah Tak Terbagi, YangDilengkapi Jalur Hijau, Jalur Sepeda, Trotoar Dan Saluran Samping Yang Ditempatkan Di
Bawah Trotoar
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
39/54
Gambar 8.3 Tipikal Potongan Melintang Jalan Yang Dilengkapi Median (Termasuk Jalur Tepian),
Pemisah Jalur, Jalur Lambat Dan Trotoar
Gambar 9.3 Tipikal Kemiringan Melintang Bahu Jalan
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
40/54
Kompetensi Dasar :
3.6 M engggambarkan pengerti an alin yemen hor izontal dan verti kal
4.6 M embuat gambar prof i l meli ntang jalan sesuai ketentu an dan spesif i kasi tekni s
M A T ERI 1
MENGGAMBAR STRUKTUR JEMBATAN
I. Pengertian jembatan
Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain berupa jalan air atau
lalu lintas biasa (Struyk dan Van Der Veen 1984).
II. Bagian-bagian Struktur Jembatan
Menurut Siswanto (1999) suatu jembatan terdiri dari bagian bawah dan bagian atas.
Bagian bawah memikul atau mendukung bagian atas jembatannya dan meneruskan beban
bagian atas beserta beban lalu lintas kepada tanah dasar. Bagian atasnya memikul
langsung beban lalu lintas kendaraan. Bagian pokok jembatan dapat dibagi dalam 4
(empat) bagian utama yaitu:
1. Struktur atas
Struktur atas jembatan adalah bagian-bagian jembatan yang memindahkan beban-
beban lantai jembatan ke perletakan arah horisontal. Lantai jembatan adalah bagian
dari suatu jembatan yang langsung menerima beban lalu lintas kendaraan, pejalan kaki
dan beban yang membebaninya secara langsung. Secara umum bangunan atas pada
jembatan terdiri dari yaitu:
A. Gelagar induk
Komponen ini terletak pada jembatan yang letaknya memanjang arah jembatan
atau tegak lurus arah aliran sungai. Komponen ini merupakan suatu bagian
struktur yang menahan beban langsung dari pelat lantai kendaraan,
B. Gelagar melintang atau diafragma
Komponen ini terletak pada jembatan yang letaknya melintang arah jembatan
yang mengikat balok-balok gelagar induk. Komponen ini juga mengikat beberapa balok gelagar induk agar menjadi suatu kesatuan supaya tidak terjadi
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
41/54
pergeseran antar gelagar induk,
C. Lantai jembatan
Berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan yang menahan langsung beban
lalu lintas yang melewati jembatan itu. Komponen ini menahan suatu beban
yang langsung dan ditransferkan secara merata keseluruh lantai kendaraan,
D. Perletakan atau andas
Terletak menumpu pada abutment dan pilar yang berfungsi menyalurkan
semua beban langsung jembatan ke abutment dan diteruskan ke bagian fondasi,
E. Plat injak
Plat injak berfungsi menghubungkan jalan dan jembatan sehingga tidak terjadi
perbedaan tinggi keduanya, juga menutup bagian sambungan agar tidak terjadi
keausan antara jalan dan jembatan pada pelat lantai jembatan.
2. Struktur bawah
Struktur bawah suatu jembatan adalah merupakan suatu pengelompokan bagian-bagian
jembatan yang menyangga jenis-jenis beban yang sama dan memberikan jenis reaksi
yang sama, atau juga dapat disebut struktur yang langsung berdiri di atas dasar tanah.
A. Fondasi
Fondasi merupakan perantara dalam penerimaan beban yang bekerja pada bengunan
fondasi ke tanah dasar dibawahnya. Maka bentuk bangunan fondasi sangat tergantung
dari tanah dasar dibawahnya atau tergantung dari jenis tanah bawah dasar fondasi,
yang menentukan besarnya kuat dukung tanah dan penurunan yang terjadi.
B. Abutment
Abutment terletak pada ujung jembatan, maka abutment ini juga berfungsi sebagai
penahan tanah dan menahan bagian ujung dari balok gelagar induk. Umumnya
abutment dilengkapi dengan konstruksi sayap yang berfungsi untuk menahan tanah
dalam arah tegak lurus as jembatan dari tekanan lateral (menahan tanah ke samping),
C. Pilar
Berbeda dengan abutment yang jumlahnya ada 2 (dua) dalam satu jembatan. Bentuk
pilar suatu jembatan harus mempertimbangkan pola pergerakan aliran sungai, sehingga
dalam perencanaanya selain pertimbangan dari segi kekuatan juga memperhitungkan
masalah keamanannya. Dalam segi jumlah pun bermacam-macam tergantung dari jarak
bentangan yang tersedia, keadaan topografi sungai dan keadaan tanah.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
42/54
III. Bangunan pelengkap dan pengaman jembatan
Bangunan pelengkap pada jembatan adalah bangunan yang merupakan pelengkap dari
konstruksi jembatan yang fungsinya untuk pengamanan terhadap struktur jembatan
secara keseluruhan dan keamanan terhadap pemakai jalan. Macam-macam bangunan
pelengkap:
1. Saluran drainase
Terletak di kanan-kiri abutment dan di sisi kanan-kiri perkerasan jembatan.
Saluran drainase berfungsi untuk saluran pembuangan air hujan diatas jembatan.
2. Talud
Talud mempunyai fungsi utama sebagai pelindung abutment dari aliran air
sehingga sering disebut talud pelindung terletak sejajar dengan arah arus sungai,
3. Guide post /patok penuntun
Berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi kendaraan yang akan melewati jembatan,
biasanya diletakkan sepanjang panjang oprit jembatan
4. Lampu penerangan
Selain berfungsi untuk penerangan di daerah jembatan pada malam hari juga
berfungsi untuk estetika
5. Trotoar
Trotoar berfungsi untuk melayani pejalan kaki sehingga memberi rasa aman baik
bagi pejalan kaki maupun pengguna jalan yang lain
IV. Jalan pendekat
Jalan pendekat/oprit jembatan adalah jalan yang berfungsi sebagai jalan masuk
bagi kendaraan yang akan lewat jembatan agar terasa nyaman. terletak di kedua
ujung jembatan.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
43/54
M A T E RI 2
DETAIL JEMBATAN
Contoh jembatan :
1. Jembatan truss warren
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
44/54
2. Jembatan gelagar datar
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
45/54
Kompetensi Dasar :
3.6 M enerapkan dasar-
kerja
4.6 M embuat laporan te
M A T ERI 1
DASAR-DASAR M ANAJ
1. Pengertian M anajem
Manajemen konstruksi ad
diaplikasikan secara tepat.
(manpower, material, mec
Manajemen adalah suatu
dengan menggunakan su
diantaranya adalah :
> Perencanaan ( planni
> Pengorganisasian (or
> Pelaksanaan (actuati
> Pengawasan (control
Proyek adalah suatu usaha
sumber daya yang terbatas.
Pengertian Proyek Konstr
bangunan / infrastruktur.
Jadi, defenisi “Manajeme
suatu hasil dalam bentu
menggunakan sumber day
( planning ), pengorganisa
(controlling ).
2. M anfaat manajemen
asar manajemen bidang konstruksi pada t
rk ait dengan tugas penggambaran
MEN KONSTRUKSI
en Konstuksi
alah bagaimana sumber daya yang terliba
Sumber daya dalam proyek konstruksi dike
ines, money and method ).
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen Proyek Konstruksi
metode / teknik / proses untuk mencapai
ber daya yang ada secara efektif melal
g )
anizing )
g )
ing )
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang d
ksi adalah suatu upaya untuk mencapai sua
Proyek Konstruksi” adalah suatu cara /
bangunan / infrastruktur yang dibatasi
a yang ada secara efektif melalui tindakan
ian (organizing ), pelaksanaan (actuatin
onstruksi
gas membuat gambar
dalam proyek dapat
lompokkan dalam 5M
suatu tujuan tertentu
i tindakan tindakan,
ibatasi oleh waktu dan
tu hasil dalam bentuk
etode untuk mencapai
oleh waktu dengan
tindakan perencanaan
), dan pengawasan
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
46/54
Manfaat manajemen konstruksi jika dibandingkan dengan sistem tradisional dapat dilihat dari
beberapa segi.
1. Segi Biaya Proyek
a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sedah berpartisipasi pada tahap perencanaan.
b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat dibandingkan dengan sistem
tradisionil karena tidak ada pembebeanan ganda dari keuntungan Kontraktor, dan Sub
kontraktornya.
2. Segi Waktu
a. Dengan sistem Fast Track.
b. Waktu yang dipergunakan untuk perencanaan dan rancangan bangunan dapat lebih
panjang sebingga kualitas desain semakin sempurna.c. Pengadaan material/peralatan import dapat diukur secara dini sebingga kemungkinan
terlambat karena proses import dapat dihindarkan.
3. Segi Kualitas
a. Mutu lebih terjamin karena tim MK ikut membantu kontraktor dalam hal metode
pelaksanaan , implementsi, dan Quality Control.
b. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik proyek
dibantu dengan tim MK.
c. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relative banyak karena paket yang
dilelang dilakukan secara bertahap dan paket per paket.
4. Segi Program Pemerintah
a. Pemerataan kesempatan pekerjaan dengan paket-paket kepada pengusaha kontraktor
yang baru berkembang dapat direalisir.
b. Pemilik proyek tidak perlu menyediakan banyak staf karena praktis semua
keinginannya dapat ditangani dengan baik melalui pendekatan metode MK.
3.
Tahapan Oper asi onal D i Dal am Di stem M anajemen K onstru ksi
1. Pengembangan Konsep
Tahap pengembangan konsep ini berupa :
a. Pengembangan sasaran proyek baik dilihat dari aspek biaya dan waktu.
b. Mengidentifikasikan batasan utama.c. Membuat TOR dan organizing.
d. Saran-saran prinsip konsep desain kepada konsultan perencana.
e. Tahapan pekerjaan.
f. Master, coordinating schedule.
g. Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal konsultan perencana.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
47/54
h. Cash flow (Proyeksi Arus Dana)
2. Tahap Perencanaan
a. Koordinasi dan pengawasan dalam hal pemetaan dan penyelidikan tanah.
b. Menyusun jadwal review dan lelang (Master Coordinating Schedule).
c. Melakukan Review (peninjauan kembali)
d. Membuat RKS.
e. Membuat RAB tiap paket pekerjaan.
f. Membuat rekomendasi : aspek mutu, aspek biaya, waktu dan material.
g. Mengurus ijin-ijin yang diperlukan.
Sebelum memasuki tahapan pelelangan beberapa tahapan yang dilalui antara lain :
a. Sketsa Rencana :
Inti dari sketsa rencana ialah menuangkan konsep-konsep arsitektur, evaluasi terhadap
beberapa alternative proses teknologi, penetapan dimensi serta kapasitas ruangan-
ruangan, dan mengetengahkan studi banding ekonomi bangunan.
Didalam proyek terdapat etimasi biaya proyek, etimasi biaya proyek terdiri dari :
o Etimasi biaya kasar untuk pemilik sebagai dasar untuk studi kelayakan proyek.
o Estimasi pendahuluan oleh konsultan perencana (dasar untuk RAB Konsultan
Perencanaan).
o Estimasi detail oleh kontraktor (dasar untuk RAB Penawaran Kontraktor).
o Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai (Real Cost).
b. Rencana Detail
Tahap rencana detail atau rancangan final mencakup kegiatan menjabarkan seluruh
perncanaan termasuk rancanan elemen bangunan terkecil secara sistematis dan
berurutan. Perancangan dan analisis yang disajikan meliputi seluruh segi struktur
bangunan.
3. Tahap Pelelangan
a. Mengadakan pra kwalifikasi kontraktor.
b. Free tender meeting.
c. Menyusun daftar calon rekanan.
d. Bill of quality (jenis pekerjaan + volume).
e. Aanqijzing (penjelasan)
f. Menyiapkan dokumen lelang.
g. Menyusun RAB pasti untuk evaluasi penawaran.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
48/54
h. Mengevaluasi setiap paket penawaran untuk direkomendasikan kepada Pimro.
i. Menyiapkan dokumen kontrak antara Pimpro dengan Kontraktor.
4. Tahap Pelaksanaan
a. Membuat rencana induk pelaksanaan.
b. Menyusun prosedur di lapangan.
c. Free construction meeting.
d. Mengkoordinasi membuat prasarana kerja.
e. Mengarahkan rencana kerja masing-masing kontraktor.
f. Mengkoordinir, mengarahkan, mengendalikan pekerjaan kontraktor dilihat dari
aspek waktu, mutu dan kesempatan kerja.
g. Memproses ijin yang diperlukan.
h. Mengkoordinir asuransi masing-masing pekerjaan.
i. Memeriksa gambar detail dan contoh material.
j. Memimpin rapat koordinasi proyek.
k. Laporan kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan .
l. Change order : biaya, mutu, waktu.
m. Menghitung pekerjaan tambah kurang.
n. Mengevaluasi RAB secara periodic.
o. Memeriksa dan menyiapkan dokumen pembayaran.
p. Evaluasi terhadap klaim kontrak.
q. Dokumen pembangunan proyek berupa gambar dan foto-foto.
r. Pemeriksaan akhir sebelum serah terima pertama.
s. Memeriksa berita acara serah terima pertama.
5. Tahap Pemeliharaan dan Pengoperasian
a. Mengkoordinir, mengarahkan, mengontrol.
b. Mengkoordinir pelaksanaan operasional.
c. Mengarahkan dan memeriksa as build drawing.
d. Mengarahkan dan memeriksa secara manual.
e. Memproses : garansi, jaminan, sertifikat, peralatan, dan training operator.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
49/54
Kompetensi Dasar :
3.8 M enerapkan dasar-dasar r encana anggaran biaya bidang konstruksi pada tugas
perencanaan
4.8 M enyusun rencana anggaran biaya terkait dengan tugas perencanaan
MATERI
M ENYUSUN RAB
A. PENGERTIAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah :
Perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-
biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tertentu.
Merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedah dala penggunaannya,
beserta besar biaya yang diperlukan susunan - susunan pelaksanaan dalam bidang
administrasi maupun pelaksanaan pekerjaan dalam bidang teknik
Anggaran biaya adalah :
Harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat.
Dua cara yang dapat dilakukan dalam penyusunan anggaran biaya antara lain :
- Anggaran Biaya Kasar (Taksiran), sebagai pedomannya digunakan harga satuannya
tiap meter persegi luas lantai. Namun anggaran biaya kasar dapat juga sebagai
pedoman dalam penyusunan RAB yang dihitung secara teliti.
- Anggaran Biaya Teliti, proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.
Tujuan dari pembuatan RAB :
Untuk mengetahui harga bagian/item pekerjaan sebagai pedoman untuk mengeluarkan biaya-
biaya dalam masa pelaksanaan. Selain itu supaya bangunan yang akan didirikan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Fungsi RAB:
Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan sebagai alat pengontrol pelaksanaan pekerjaan.
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
50/54
B . M E N GH I T U N G V OL U M E PE K E RJ A A N
Volume pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan
dalam satu satuan.
Uraian volume pekerjaan adalah menguraikan secara rinci dalam menghitung
besar volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan
detail.
Adapun uraian pekerjaannya yaitu :
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan beto/dinding
Pekerjaan kap/atap
Pekerjaan plafon
Pekerjaan plesteran
Pekerjaan lantai
Pekerjaan pintu/jendela
Pekerjaan pengecatan
Pekerjaan perlengkapan dalam
Pekerjaan perlengkapan luar
Menghitung Volume Pekerjaan
Pekerjaan Rumus
1. Pekerjaan Persiapan
1) pembersihan lapangan
pemasangan bouwlank
V= Luas = panjang x lebar
V= Keliling = 2 (p+1)
2) Penggalian
a. Galian tanah pondasi V= Luas penampang galian
jumlah panjang pondasi
x
b. Urugan kembali V= 1/4 x volume galian
3) Pas. Pondasi pada batu
a. Urugan pasir V= luas penampang urugan
jumlah panjang podasi
x
Aanstampang batu kali Pas.
Pondasi pada batu kali
V= luas penampang aanstampang x
jumlah panjang pondasi
V= luas penampang pondasi x
jumlah panjang pondasi
2. Pekerjaan beton/dinding
1) Beton bertulang V= jumlah panjang sloof x luas
Beton sloof penampang sloof
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
51/54
Tiang praktis V= tinggi tiang x luas penampang
tiang x banyak tiang
Reng balok V= jumlah panjang reng balok x luas
penampang reng balok
2) Beton tak bertulang
a. Beton cor 1 : 2 : 3 V= luas bidang x tebal
b. Bak mandi V= luas penampang bak x tinggi
c. Neut/umpat bak
V= tinggi neut x luas pnmpng x bnyk
neut
Pekerjaan Rumus
3) Dinding
a. Pas. Tembok 1 : 2 V= luas pas. Tembok 1 : 2 =
panjang dinding x tinggi b. Pas. Tembok 1 : 4 V= luas pas. Tembok 1 : 4 =
panjang dinding x tinggi
4) Kusen
a. Kusen pintu dan jendela V= panjang kusen seluruhnya x luas
penampang
b. Memeni kayu yang menyentuh V= panjang kayu yang menyentuh
pasangan pasangan x lebar kusen= luas daun
telinga
c. Bout/angker V= panjang bout angker x berat 1
buah bout x banyak bout
3. Pekerjaan kap/atap
1) Pekerjaan kuda-kuda kayu
a. Pek. Kuda-kuda kayu/m3 V= volume kuda-kuda kayu 5/10
b. Pas. Gording/m3 V= lebar penampang kayu x tinggi
penampang kayu x jumlah pig
konstruksi kuda-kuda kayu yang
sama ukurannya
c. Pas ruiter/m
d. Pas. Rangka atap/m2 V= panjang papan ruiter dalam
e. Pek. Residu kuda-kuda/m2 meter
f. Pek. Angker/m2
V= (luas atap x kell kayu) : cos 30°
V= panjang semua kuda2 x kell
g. Pek. Papan lisplank kayu
V= panjang bout angker x berat 1
2) Pas. Atap buah bout x banyak bout
a. Pas. Atap genteng metal V= panjang papan lisplank x lebar
b. Pas. Perabung genteng metal kayu
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
52/54
c. Pas. Bola-bola
V= luas bidang atap
V= luas perabung
V= panjang bola-bola
Pekerjaan Rumus
4. Pekerjaan plafon
1) Balok plafon
a. Rangka plafon dalam
b. Rangka plafon luar
2) Residu rangka plafon
a. Rangka plafon dalam
b. Rangka plafon luar
3) Memasang plafon
a. Memasang plafond ala
b. Memasang plafon luar
c. Les pinggir plafon luar
5. Pekerjaan plesteran
1) Pekerjaan plesteran 1 : 2
2) Pekerjaan plesteran 1 : 4
3) Afwarking beton
6. Pekerjaan lantai
1) Urugan dibawah lantaia. Urugan tanah bawah lantai
b. Urugan pasir bawah lantai tinggi 5
cm/m2
V= luas keseluruhan ruangan yang
akan dipasang plafon
V= luas keseluruhan ruangan yang
akan dipasang plafon
V= panjang kayu rangka plafon
dalam x keliling kayu
V= panjang kayu rangka plafon luar
x keliling kayu
Luas plafon dalam/m2
Luas plafon luar/m2
Panjang les pinggir plafon/m
V= luas pas. Tembok 1 : 2 di atas
lantai x 2
V= luas pas. Tembok 1 : 4 diatas
lantai x 2
V= keliling kolom x tinggi kolom x
jumlah kolom
V= panjang urugan tanah x tinggi
urugan tanah
V= panjang urugan pasir x tinggi
urugan pasir
Pekerjaan Rumus
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
53/54
2) Pasangan lantai
a. Pasangan lantai kerja 1:3:5 tinggi 5
cm/m2
b. Pas. Lantai keramik 30/30 (ruangan)
c. Pas. Lantai keramik 30/30 (teras)
d. Pas. Lantai keramik WC/KM
7. Pekerjaan Pintu/Jendela
1) Pekerjaan pintu/jendela
a. Pas. Pintu panil double untuk 60 cm
V= luas pas. Lantai kerja
V= luas pas. Lantai keramik bagian
ruanganV= luas pas. Lantai keramik bagian
teras
V= luas pas. Lantai keramik bagian
WC
b.
c.
d.
e.
Pas. Pintu panil P1 = 80 cm
Pas pintu fibre P2 WC/KM
Pas. Pintu panil PJ2
Pas. Jendela rangka + kaca 3 mm
f. Pas. Papan ventilasi P1 Luas pasangan pintu
2) Pekerjaan penggantung/kunci Luas pasangan pintu
a. Pek. Kunci tanam pintu utama PJ1 Luas pasangan pintu
b. Pek. Kunci tanam pintu PJ2 Luas pasangan pintu dan jendela
c. Pek. Knc tnam pntu kmr PJ1 Luas pasangan rangka jendela
d. Pek. Engsel pintu Panjang papan x tebal papan x
e. Pek. Engsel jendela banyak papan x n
f. Pek. Kait angin
g. Pas. Tangan2 jendelah. Gerendel pintu .......Buah
.......Buah
.......Buah
.......Buah
.......Buah
.......Buah
.......Buah
.......Buah
.......Buah
Pekerjaan Rumus
8. Pekerjaan pengecatan
1) Cat dinding Total luas plesteran 1:2 +luas
plesteran 1:4 + afwerking beton
2) Cat plafon Luas plafon dalam + luar
3) Cat minyak
a. Kuzen Total luas kuzen
b. Cat pintu Total luas pintu
c. Cat ventilasi Total luas rangka ventilasi
d. Rangka jendela Total luas rangka jendela
8/18/2019 Bahan Ajar Gb Konstr Bang XII
54/54
e. Cat lisplank Total luas lisplank
9. Pekerjan Perlengkapan dalam
1) Instalasi listrik
a. Pas. Titik lampu .......Titik b. Pas. Stop kontak .......Titik
c. Pas. Lampu S1 20 watt .......Buah
d. Pas. Lampu pijar 30 watt .......Buah
e. Pas. MCB 1 group .......Unit
f. Pas. Sakelar tunggal .......Buah
2) Pek. Sanitair ganda
a. Pas. Instalasi air bersih 0 /2” = ........ M1
b. Pas. instalasi air kotor 0 4” = ........ M1
c. Pas. Instalasi air buangan 0 3” = ........ M1
d. Pas. Kloset jongkok
e. Pas. Kran air Ø 1/2”
f. Pas. Bak air fibre ukuran 60.60.80
cm
g. Pas. Meja dapur lapis kramik
.........Buah
.........Buah
.........Unit
.........Unit
.........Buah
.......Buah
Pekerjaan Rumus
10. Pekerjaan perlengkapan luar 1) Pek. Septictank kapasitas 15 orang +
resapan
.......Unit
2) Pek. Halaman
1. Rabat kerikil Luas rabat kerikil m2
2. Pek. Tanah humus tanam Volume pekerjaan m3
3. Pek. Taman bunga .......Ls (lumpsum)
3) Pas. Pagar
a. Pagar dapur + pintu pagar .......M1 panjang
b. Pagar samping kiri .......M
1
panjangc. Pagar samping kanan .......M1 panjang