Bagian Inti Laporan Pknm

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bagian Inti Laporan Pknm

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Analisa situasi

Desa Sukoanyar merupakan bagian dari Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, yang terdiri dari 3 dusun yakni dusun Baran, dusun Plalar, dan dusun Cokro dengan luas desa 344. 983 Ha. Desa Sukoanyar berbatasan dengan Desa Sidorejo Kec. Jabung di sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan Desa Jeru Kec. Tumpang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Slamet Kec. Tumpang, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Pucangsongo dan Desa Sumberpasir Kec. Pakis. Mata pencaharian penduduk Desa Sukoanyar umumnya adalah petani dan buruh tani yang mencapai 50%. Sehingga potensi sumber daya alam yang terdapat di desa ini adalah padi, ubi jalar, jagung, sayur-mayur, dll. Dari hasil survei yang dilakukan di desa Sukoanyar, Kecamatan Pakis, Malang, didapatkan jumlah bayi dan balita 400 jiwa, yang tersebar di Baran Barat 60 jiwa, Baran Timur 40 jiwa, Kemuning 63 jiwa dan lainnya tersebar di dusun Cokro dan Plalar. Selain itu menurut hasil survei permasalahan utama pada bayi dan balita adalah praktek pemberian ASI dan tahapan pemberian makanan yang kurang sesuai. Hal ini dipengaruhi oleh kepercayaan ibu sekitar bahwa bayi yang hanya diberikan ASI saja akan merasa kurang kenyang, maka dari itu ibu memutuskan untuk memberikan Makanan Pendamping ASI pada anaknya. Tingkat pendidikan tertinggi rata-rata penduduk desa Sukoanyar hanya sampai lulus SD dan SMP, namun ada beberapa warga yang sudah tamat SMK.PKNM ( Program Karya Nyata Mahasiswa ) merupakan salah satu upaya mewujudkan terciptanya visi pembangunan kesehatan di Indonesia pada umumnya, termasuk visi Indonesia Sehat 2015. Kegiatan PKNM dianggap penting sebagai salah satu upaya memberikan pengetahuan mengenai pengetahuan dan pemberian Makanan Pemberian ASI. Sehingga melalui PKNM inilah diharapkan sebagai salah satu wadah untuk mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya di desa Sukoanyar, kecamatan Pakis.

Melalui program PKNM ini mahasiswa merencanakan program untuk memberikan edukasi mengenai praktek pemberian ASI dan pemberian makanan sesuai dengan tahapan perkembangan bayi dan balita. Selain edukasi akan dilakukan demo pembuatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dengan memanfaatkan hasil alam unggulan dari Desa Sukoanyar yakni jagung. Sehingga diharapkan dengan adanya program ini dapat meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki praktik pemberian ASI serta makanan yang tepat oleh ibu bayi maupun balita, serta peningkatan skill dalam memanfaatkan bahan pangan lokal untuk pembuatan PMT bagi bayi dan balita.1.2 Rumusan masalah

a. Apakah program APASIH dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengolah bahan lokal sebagai PMT untuk nutrisi pada bayi, balita dan ibu menyusui di desa Sukoanyar ?

b. Apakah pembuatan menu PMT pada proggram APASIH pada kader dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengolah bahan lokal sebagai PMT untuk nutrisi pada bayi, balita di desa Sukoanyar?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan UmumMeningkatkan pengetahuan kader dan ibu dengan bayi dan balita mengenai nutrisi yang tepat pada bayi dan balitanya.1.3.2 Tujuan Khusus

a. Memberikan pengetahuan kepada ibu bayi tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi.b. Memberikan pengetahuan cara menyusui dengan baik dan benarc. Memberikan pengetahuan mengenai pra-lakteald. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya asupan gizi pada ibu menyusuie. Memberikan pengetahuan tentang makanan pendamping ASIf. Memberikan pengetahuan tentang tahapan pemberian makanan pada anakg. Memberikan pengetahuan pentingnya imunisasih. Memberikan pengetahuan tentang pemberian makanan tambahan (PMT) dan pemanfatan sumber daya alam sekitar untuk dijadikan menu PMT.1.4 Manfaat

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemberian ASI ekslusif pada bayi di dusun Baran, desa Sukoanyar

b. Meningkatkan kesadaran pemenuhan nutrisi pada bayi, balita, dan ibu menyusui di dusun Baran, desa Sukoanyar

c. Menekankan kepada masyarakat pentingnya mengingat jadwal dan melaksanakan imunisai pada bayi dan balita dusun Baran, desa Sukoanyar

d. Menambah wawasan dan keterampilan tim PKNM dalam menangani kesehatan bayi dan balita.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

ASI EKSKLUSIF2.1 Pengertian ASI

Menurut WHO (2006), definisi ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral atau obat. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini (Depkes RI, 2004). Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/SK/Menkes/VIII/2004, tanggal 7 April 2004 Telah menetapkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada ibu di Indonesia.2.2 Pemberian ASI eksklusif

Pemberian ASI eksklusif pada bayi meliputi hal-hal berikut : 1. Setelah bayi dilahirkan segera diberikan ASI ( dalam waktu - 1 jam), memberikan kolostrum (ASI yang keluar pada hari-hari pertama)

2. Tidak memberikan makanan atau minuman ( seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang) kepada bayi sebelum diberikan ASI

3. ASI diberikan sesuai kemauan bayi tanpa perlu dibatasi waktu dan frekuensinya (pagi, siang dan malam hari ) dan memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan

2.3 Manfaat ASI

2.3.1 Manfaat ASI untuk bayiASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi, dapat juga melindungi infeksi gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI juga mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak (bonding) (Gupte, 2004).a. ASI sebagai makanan yang bergizi bagi bayi

Komposisi ASI pada satu ibu akan berbeda dengan komposisi ASI pada ibu yang lain, karena disesuaikan dengan kebutuhan bayinya sendiri.

Komposisi ASI berbeda-beda dari hari ke hari.

ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.

b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi dapat membuat zat kekebalan tubuh sehingga mencapai kadar protektif, yaitu saat usia 9 sampai 12 bulan.

ASI dapat menigkatkan kekebalan tubuh bayi yang baru lahir, karena mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi.

c. ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan

Periode awal kehamilan s/d bayi berusia 12-18 bulan merupakan periode pertumbuhan otak yang cepat. Gizi yang diberikan merupakan faktor terpenting dalam proses pertumbuahn otak.

ASI eksklusif dapat menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal.

Zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi, yang terdapat dalam ASI namun sangat sedikit pada susu sapi, yaitu taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega 3, omega 6).

2.3.2 Manfaat ASI untuk IbuSuatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan kepada bayinya dan hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak. Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian rahim keukuran sebelum hamil serta mempercepat berhentinya pendarahan post partum. Dengan menyusui kesuburan ibu akan menjadi berkurang untuk beberpa bulan dan dapat menjarangkan kehamilan. ASI juga dapat mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang (Gupte, 2004).2.4 Cara Menyusui yang Benar

2.4.1 Pengertian

Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004)Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30)

2.4.2 Posisi Menyusui

a. Posisi DekapanPosisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).b. Posisi Football holdPosisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).c. Posisi BerbaringPosisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).2.4.3 Manfaat Menyusui yang benar

1. Puting susu tidak lecet2. Perlekatan menyusu pada bayi kuat3. Bayi menjadi tenang4. Tidak terjadi gumoh2.4.4 Akibat tidak menyusui dengan benar

1. Puting susu menjadi lecet

2. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI3. Bayi enggan menyusu4. Bayi menjadi kembung2.4.5 Tanda bayi menyusu dengan benar

Bayi tampak tenang Badan bayi menempel pada perut ibu Mulut bayi terbuka lebar Dagu bayi menempel pada payudara ibu Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan Puting susu tidak terasa nyeri Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus Kepala bayi agak menengadah2.4.6 Langkah langkah Menyusui dengan benar

a. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu

b. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).

c. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas

d. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu)

e. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu

f. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara

g. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus

h. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya

i. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

j. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola ke mulut bayi)

k. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau menyangga payudara lagi

l. Menganjurkanibuuntuk memperhatikan bayi selama menyusuim. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi(jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulutatau dagu bayi ditekan ke bawah.

n. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

o. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 15 menit)ATAUBayi ditengkurapkan dipangkuan.2.5 PRELAKTEAL

Prelakteal adalah makanan yang diberikan kepada bayi sebelum diberikan ASI. Makanan prelakteal diberikan pada 1 3 hari pertama setelah kelahiran. Makanan yang umumnya diberikan pada masa prelakteal tersebut adalah madu, kelapa muda, pisang dihaluskan, pepaya dihaluskan, air gula. (Suhardjo). Jenis makanan prelakteal yang diberikan cukup beragam antar daerah tergantung kebiasaan di daerah tersebut. Pada riskesdas 2010 jenis makanan prelakteal yang paling banyak diberikan kepada bayi baru lahir yaitu susu formula sebesar (71,3%), Madu (19,8%) dan air putih (14,6%). Jenis yang termasuk kategori lainnya meliputi kopi, santan, biscuit, kelapa muda dan kurma (Riskesdas, 2010). Di jawa timur sebagian ada yang memberikan susu sapi sebagai makanan prelakteal. Di Nusa Tenggara Barat ibu-ibu suku sasak juga memberikan nasi papak, nasi masam, bubur tepung dan teh kepada bayi baru lahir. Sebagian ibu-ibu suku Bali memberikan susu bubuk sebelum mulai memberikan ASI.2.6 Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)2.6.1 PengertianMakanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan pada bayi atau anak yang berumur 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Semakin meningkat umur bayi atau anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena proses tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi atau anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.2.6.2 Tujuan Pemberian

Dalam pemberian makanna pendamping ASI bertujuan untuk: 1. Untuk menambah energi

2. Membantu dalam proses pertumbuhan bayi

3. Sebagai makanan pelengkap

4. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah, mencium, dan menelan serta melakukan adaptasi pada makanan yang mengandung energi tinggi.

5. Guna melengkapi zat- zat gizi yang belum dipenuhi oleh ASI guna menunjang proses pertumbuhan supaya tetap optimal

2.6.3 Jenis- jenis MP-ASI

Jenis makanan pendamping ASI (MP-ASI) baik tekstur, frekuensi, dan porsi makan harus disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak usia 6-24 bulan. MP-ASI pertama sebaiknya adalah golongan beras dan serealia, karena berdaya alergi rendah. Secara berangsur- angsur diperkenalkan sayuran yang dikukus dan dihaluskan, buah yang dihaluskan, kecuali pisang dan alpukat matang dan tidak memberikan buah atau sayuran mentah. Setelah bayi dapat menerima beras atau sereal, sayur dan buah dengan baik, berikan sumber protein, misalnya tahu, tempe, daging ayam, hati ayam, dan daging sapi) yang dikukus dan dihaluskan. Setelah bayi mampu mengkoordinasikan lidahnya dengan lebih baik, secara bertahap bubur dibuat lebih kental, kemudian menjadi lebih kasar (disaring kemudian cincang halus), lalu menjadi kasar (cincang kasar), dan akhirnya bayi siap menerima makanan yang dikonsumsi keluarga.2.6.4 Manfaat Pemberian MP-ASI sesuai Tahapan UmurSetelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi sekitar 60-70 % kebutuhan gizi bayi, sehingga bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian makanan padat pertama harus memperhatikan kesiapan bayi, antara lain keterampilan motorik, keterampilan mengecap dan mengunyah serta penerimaan terhadap rasa dan bau, sehingga perlu dilakukan secara bertahap.2.6.5 Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI Dini

Faktor- faktor yang mempengaruhi pemberian MP-ASI dini, yaitu:1. Rasa takut bahwa ASI yang mereka hasilkan tidak cukup dan atau kualitasnya buruk. Hal ini dikaitkan dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang terlihat encer dan menyerupai air.

2. Keterlambatan memulai pemberian ASI dan praktek membuang kolostrum.

3. Teknik pemberian ASI yang salah.

Jika bayi tidak digendong dan dipeluk dengan posisi tepat, kemungkinan ibu akan mengalami nyeri, lecet pada puting susu, pembengkakan payudara dan mastitis karena bayi tidak mampu meminum ASI secara efektif, sehingga ibu menghentikan pemberian ASI.

4. Kebiasaan yang keliru bahwa bayi memerlukan cairan tambahan.

Pemberian cairan seperti teh dan air putih daat meningkatkan risiko diare pada bayi. Bayi akan mendapat ASI yang lebih rendah dan frekuensi menyusu yang lebih singkat karena adanya tambahan cairan lain.

5. Dukungan yang kurang dari pelayanan kesehatan.

6. Pemasaran formula pengganti ASI. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa formula PASI lebih unggul daripada ASI sehingga ibu akan lebih tertarik dengan iklan PASI dan memberikan MP-ASI secara dini.

2.6.6 Dampak Pemberian MP-ASI Terlalu DiniBeberapa dampak pemberian MP-ASI terlalu dini pada bayi, antara lain:1. Gangguan menyusui

Pemberian makanan selain ASI saat bayi berusia 0-6 bulan dapat mengganggu kelangsungan laktasi dan bayi mengalami kesulitan menyusu.

2. Beban ginjal yang meningkat

Bayi yang secara dini diperkenalkan MP-ASI kurang baik karena pada usia masih dini ini sistem- sistem organ terutama organ ginjal belum bisa berfungsi secara sempurna, karena fungsi ginjal sebahai reabsorpsi kembali. Makanan yang dimakan bayi terlalu banyak mengandung natrium klorida akan meningkatkan beban kerja ginjal 2x lipat, dan kemungkinan akan terjadi hiperosmolaritas sehingga bayi cepat lapar dan haus.

3. Alergi terhadap makanan

Sistem organ yang belum sempurna pada bayi dan sistem imunitas yang masih rendah maka bayi yang mendapatkan MP-ASI dini akan mudah alergi terhadap makanan yang dimakan antaranya alergi terhadap susu sapi dengan angka kejadian sekitar 7,5 %, selain itu juga bayi dapat pula alergi terhadap sayuran, ikan, telur, dan sereal.

4. Gangguan pengaturan selera makan

5. Perubahan selera makan

6. Gangguan saluran pencernaan

7. Pada usia yang masih dini saluran pencernaan belum bisa berfungsi secara sempurna terutama pada lambung dan usus, sehingga bayi akan sering mengalami diare, infeksi saluran cerna jika diberi MP-ASI dini.2.7 TAHAPAN PEMBERIAN MAKANAN SELAMA ANAK SAKIT MAUPUN DALAM KEADAAN SEHAT1. Sampai umur 6 bulan

Berikan ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang, maupun malam)

Jangan diberikan makanan atau minuman selain ASI

2. Umur 6 sampai 8 bulan

Teruskan pemberian ASI

Mulai memberi MP ASI seperti bubur susu, pisang, pepaya umat halus, air jeruk, air tomat saring

Secara bertahap sesuai pertambahan umur berikan bubur tim lumat ditambah kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak

Setiap hari diberikan makan sebagai berikut :

6 bulan : 2 x 6 sdm peres

7 bulan : 2-3 x 7 sdm peres

8 bulan : 3 x 8 sdm peres

3. Umur 9 sampai 12 bulan

Teruskan pemberian ASI

Berikan MP ASI yang lebih padat dan kasar seperti bubur, nasi tim, nasi lembik

Tambahkan telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/santan/minyak

Setiap hari (pagi/siang/malam) diberikan makanan sebagai berikut :

9 bulan : 3 x 9 sdm peres

10 bulan : 3 x 10 sdm peres

11 bulan : 3 x 11 sdm peres

Beri makanan selingan 2 kali sehari (buah, biskuit, kue) di antara waktu makan

4. Umur 12 sampai 24 bulan

Teruskan pemberian ASI

Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak

Berikan 3 kali sehari, sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah

Beri makanan selingan 2 kali di antara waktu makan (biskuit, kue)

5. Umur 24 bulan atau lebih

Berikan makanan keluarga 3 kali sehari, sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah

Berikan makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari di antara waktu makan

2.8 IMUNISASI2.8.1 PengertianImunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan (Depkes RI, 2005).2.8.2 ManfaatPemberian imunisasi memberikan manfaat sebagai berikut :1. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit menular yang sering berjangkit;

2. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya pengobatan jika anak sakit;

Untuk negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Depkes RI, 2001).2.8.3 Jenis Imunisasia. Imunisasi aktif

Imunisasi aktif adalah tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-tahun (A.H Markum, 2002). Adapun tipe vaksin yang dibuat hidup dan mati. Vaksin yang hidup mengandung bakteri atau virus (germ) yang tidak berbahaya, tetapi dapat menginfeksi tubuh dan merangsang pembentukan antibodi. Vaksin yang mati dibuat dari bakteri atau virus, atau dari bahan toksit yang dihasilkannya yang dibuat tidak berbahaya dan disebut toxoid. (A.H Markum, 2002). Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah : BCG, untuk mencegah penyakit TBC. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis. Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles). Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis.b. Imunisasi pasif

Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Antibodi yang diberikan ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus (Satgas IDAI, 2008).

Imunisasi pasif dapat terjadi secara alami saat ibu hamil memberikan antibodi tertentu ke janinnya melalui plasenta, terjadi di akhir trimester pertama kehamilan dan jenis antibodi yang ditransfer melalui plasenta adalah immunoglobulin G (LgG). Transfer imunitas alami dapat terjadi dari ibu ke bayi melalui kolostrum (ASI), jenis yang ditransfer adalah immunoglobulin A (LgA). Sedangkan transfer imunitas pasif secara didapat terjadi saat seseorang menerima plasma atau serum yang mengandung antibodi tertentu untuk menunjang kekebalan tubuhnya.Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama, sebab kadar zat-zat anti yang meningkat dalam tubuh anak bukan sebagai hasil produksi tubuh sendiri, melainkan secara pasif diperoleh karena pemberian dari luar tubuh. Salah satu contoh imunisasi pasif adalah Inmunoglobulin yang dapat mencegah anak dari penyakit campak (measles). (AH, Markum, 2002).

2.8.4 Jenis Vaksin Imunisasia. Vaksin BCG ( Bacillius Calmette Guerine )Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas, Departemen Kesehatan Menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 0-12 bulan.b. Hepatitis BDiberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu pada bayinya.c. DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus)Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan ( DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu.d. Polio

Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan imunisasi ( PPI ) sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi.e. CampakRutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.

Dari tabel diatas, bahwa pemberian imunisasi pada bayi usia 0-11 bulan diberikan dengan selang waktu pemberian 4 minggu dengan variasi pemberian vaksin yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi dan tentunya sesuai dengan tingkat usia bayi yang akan diberikan imunisasi.

Kondisi dimana imunisasi tidak dapat diberikan: Sakit berat dan akut; Demam tinggi

Reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik;

Bila anak menderita gangguan sistem imun berat (sedang menjalani terapi steroid jangka lama, HIV) tidak boleh diberi vaksin hidup (polio oral, MMR, BCG, cacar air).

Alergi terhadap telur, hindari imunisasi influenza

2.9 GIZI IBU MENYUSUI2.9.1Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

Menyusui merupakan cara alamiah manusia untuk memberikan makanan dan minuman kepada keturunannya pada awal kehidupan. Pada masa menyusui kebutuhan gizi ibu perlu diperhatikan karena ibu tidak hanya harus mencukupi kebutuhan dirinya melainkan harus memproduksi ASI bagi bayinya. Prinsip-prinsip gizi bagi ibu menyusui yaitu : Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.

Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.

Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

Kebutuhan gizi tambahan pada ibu menyusui menurut hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998 adalah :

Zat giziUsia bayi

0-6 bulan7-12 bulan

Kalori+ 700 kal+ 500 kal

Protein+ 16 gram+ 12 gram

Ca+ 400 mg+ 400 mg

Fe+ 2 mg+ 2 mg

Vitamin A+ 350 RE+ 300 RE

Thiamin+ 0,3 mg+ 0,3 mg

Riboflavin+ 0,4 mg+ 0,3 mg

Niasin+ 3 mg+ 3 mg

Vitamin C+ 25 mg+ 10 mg

Vitamin D+ 10 g+ 10 g

Kalori

Selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui

Protein

Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.

Cairan

Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.

Vitamin DPenting untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang. Vitamin B-6Memetabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel, mendukung syaraf dan sistem kekebalan. Vitamin B-6 sangat dibutuhkan bagi produksi sel darah merah dan putih. Folic Acid (Asam Folat)Mensintesis DNA dan membantu dalam pembelahan sel. Vitamin B-12Mendukung sistem saraf dan produksi sel darah merah. Zinc (Seng)Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting dalam penyembuhan luka.3. Dampak Kekurangan Gizi pada Ibu Menyusui

Dampak kekurangan gizi pada ibu menyusui tidak hanya pada ibu saja tetapi juga anaknya. Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang. Selain itu pada ibu menyusui perlu memperhatikan makanan yang dianjurkan serta pantangan-pantangan yang harus dihindari pada ibu menyusui. Makanan yang dianjurkan pada ibu menyusui antara lain : Sumber zat tenaga ( beras, kentang, bihun, mie, roti, makaroni, krackers, dll).

Sumber zat pembangun ( ayam, ikan, daging, telur, hati, keju, susu, kacang -kacangan, tahu, tempe).

Sumber zat pengatur ( sayur-sayuran yang berwarna hijau dan buah-buahan yang segar).

Pantangan yang harus dihindari pada ibu menyusui yaitu :

Jauhi makanan yang berkalori rendah agar tidak mengurangi selera makan. Jauhi rokok dan alkohol karena dapat meracuni bayi dan membuat pertumbuhannya terhambat. Kurangi kafein. Bila ibu menyusui sudah terbiasa minum kopi, batasi konsumsinya hingga maksimum 2 cangkir per hari. Selain kopi, kafein juga terdapat pada coklat, teh, beberapa jenis minuman ringan dan obat. Bila bayi mengalami alergi, periksa makanan apa yang telah dikonsumsi ibu. Hentikan konsumsi makanan yang menimbulkan alergi pada bayi. Jangan minum obat selama masa menyusui, kecuali sudah dikonsultasikan dengan dokter.2.10 PMT2.10.1 Pengertian

PMT atau Pemberian Makanan Tambahan adalah pemberian makanan pada bayi selain ASI setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan. Pemberian makanan tambahan adalah masa saat bayi mengalami perpindahan menu dari hanya minum susu beralih ke menu yang mengikutsertakan makanan padat. Ini adalah bagian yang menyenangkan dan sangat penting dalam perkembangan bayi. Susu akan terus menyuplai zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai saat tertentu, namun saat bayi semakin aktif, makanan padat menjadi semakin berperan sebagai menu sehat, dan seimbang. Pemberian makanan tambahan ini pada balita untuk menunjang kebutuhan gizinya. Kegiatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penghancuran protein dan kalori tubuh sewaktu terjadi sakit atau infeksi melalui makanan tambahan yang diberikan kepada balita agar status gizi balita menjadi lebih baik.

Makanan bayi selain ASI untuk memenuhi seluruh kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi yaitu untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai usianya enam bulan, sesudah itu ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bayi. Oleh karena itu, makanan tambahan mulai diberikan umur enam bulan satu hari. Pada usia ini otot dan saraf di dalam mulut bayi cukup berkembang untuk mengunyah, menggigit, menelan makanan dengan baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukan sesuatu kedalam mulutnya dan berminat terhadap rasa yang baru.2.10.2 Manfaat Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang

Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermaacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk

Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan

Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi

2.10.3 KomposisiPrasyarat pemberian makanan tam-bahan pada anak usia pra sekolah adalah : nilai gizi berkisar 200-300 kalori

Protein 5-8 gram

PMT berupa makanan selingan atau makanan lengkap (porsi) kecil, menggunakan bahan ma-kanan setempat dan diperkaya protein nabati/hewani

Menggunakan resep daerah atau dimodifikasi serta diper-siapkan, dimasak dan dikemas dengan baik, aman memenuhi kebersihan serta kesehatan.

Diberikan minimal 3 kali seminggu selama 100-160 hari2.0.4 Prinsip PMT dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal dan tidak diberikan dalam bentuk uang

PMT hanya sebagai makanan tambahan balita sehari-hari, bukan sebagai makanan utama

PMT dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sasaran sekaligus sebagai sarana komunikasi antar ibu dari balita sasaran

PMT ini diberikan setiap hari, sampai keadaan gizi penerima makanan tambahan ini menunjukkan perbaikan dan hendaknya benar-benar sebagai penambah dengan tidak mengurangi jumlah makanan yang dimakan setiap hari dirumah.

2.11 TEKNOLOGI TEPAT GUNA PUDING JAGUNG 2.11.1 Keunggulan JagungBeberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam jagung sangat bermanfaat bagi kesehatan, antara lain :

a. Zat Gizi Pemberi Energi atau Zat Gizi EnergitikaZat pemberi gizi terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Ketiga zat ini dalam proses oksidasi di dalam tubuh menghasilkan energi dalam bentuk panas. Tubuh akan mengubah panas menjadi energi gerak atau mekanis. Energi yang dihasilkan dinyatakan dalam satuan kalori. Energi ini diubah oleh tubuh menjadi tenaga untuk aktivitas otot.b. Zat Gizi Pembentuk Sel Jaringan Tubuh atau PlastikaZat gizi pembentuk sel jaringan tubuh terdiri dari protein, berbagai mineral, dan air. Meskipun protein termasuk juga kelompok energitika, fungsi pokoknya adalah untuk membentuk sel jaringan tubuh.c. Zat Gizi Pengatur Fungsi dan Reaksi Biokimia di dalam Tubuh atau Zat Gizi Stimulansia Zat gizi ini berupa berbagai macam vitamin. Fungsi vitamin mirip dengan fungsi hormon. Perbedaannya, hormon dibuat di dalam tubuh, sedangkan vitamin harus diambil dari makanan.d. Dalam jagung kaya akan energi, vitamin, bahkan mineral. Kandungan zat-zat tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangun sel-sel otot dan tulang, membangun sel-sel otak dan sistem saraf, mencegah sembelit menurunkan resiko terkena kanker dan jantung, dan mencegah gigi berlubang. Serat jagungnya membantu melancarkan pencernaan. 2.11.2 Kandungan Gizi JagungNo.Jagung Kuning PipilJagung Giling Kuning

Air (g)11,513,1

Energi (kkal)366361

Protein (g)9,88,7

Lemak (g)7,34,5

Karbohidrat (g)69,172,4

Serat (g)2,2-

Abu (g)2,4-

Kalsium (mg)309

Fosfor (mg)220380

Besi (mg)2,34,6

2.11.3 Resep Puding JagungBahan: 1 buah jagung manis, sisir

600 ml susu cair

100 gr gula pasir

1 bungkus agar-agar putih

Cara membuat:1. Haluskan jagung manis dengan blender.

2. Campur susu cair, jagung manis, gula pasir, dan agar-agar. Masak sambil terus diaduk hingga mendidih. Angkat.

3. Tuang ke dalam cetakan, diamkan hingga mengeras. Sajikan.

Hasil: 15 porsi

BAB 3

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Kerangka Pemecahan MAsalah

3.2 Pencarian Alternatif Program Kesehatan di Desa Tirtomoyo Berdasarkan Konsep PEARL

SolusiPEARLJumlah

Penyuluhan dan Demo Masak PMT4244519

Penyuluhan tentang :

Pentingnya mengingat Imunisasi

ASI ekslusif MP-ASI

Pra-lakteal3334518

P: Appropriateness (kesesuaian antara solusi/program dengan masalah. Semakin sesuai dengan masalah, nilai semakin tinggi.

E: Economic Feasibility (pelaksanaan program secara ekonomi murah). Semakin murah pelaksanaannya, nilai semakin tinggi.

A: Acceptability (dapat diterima oleh masyarakat). Semakin diterima secara luas oleh masyarakat, nilai semakin tinggi.

R: Resource Availability (tersedianya sumber daya yang memadai). Semakin tersedia sumber dayanya, nilainya semakin tinggi.

L: Legality (program secara legalitas terjamin). Semakin legal (tidak bermasalah secara hukum), nilainya semakin tinggi.

Penjelasan:

Berdasarkan pencarian alternatif program (pemecahan masalah) dengan PEARL faktor maka didapatkan masalah yang dapat diselesaikan dalam rangakaian metode Hanlon.

Tempat penyuluhan kami terdiri dari gabungan posyandu dusun Baran Barat dan Baran timur yang merupakan desa yang sebelumnya belum pernah diberikan penyuluhan. Oleh karena itu, tim membuat program APASIH (Aku Peduli Anak Sehat Ibu Hebat) untuk meningkatkan kemampuan kader dan warga dalam kesehatan bayi dan balita. Berdasarkan survei lapangan, kader kurang memahami detail dalam pemberian PMT, pemberiannya kurang diseragamkan dan hanya menu kacang hijau saja, sehingga kurang variatif. Melihat fenomena tersebut maka kami berinisiatif untuk memberikan pelatihan teknologi tepat guna berupa demo masak menu PMT berbasis sumberdaya alam sekitar yang mudah didapatkan dan dimanfaatkan. Harapan kedepannya ilmu teknologi tepat guna ini mudah diaplikasikan dan nutrisi bagi bayi dan balita terpenuhi dan kesehatan bayi dan balita semakin meningkat. Penyuluhan merupakan secondary prevention yang ekonomis dan praktis serta mampu memberikan pengetahuan kepada ibu dengan bayi dan balita, serta para kader kesehatan yang ada di dusun baran, desa sukoanyar.BAB 4

METODE KEGIATAN

4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan di depan rumah pak modin yang berseberangan dengan posyandu dusun Baran Barat di Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan PMT dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2013 dan dimulai pada pukul 08.00.

4.2 Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu dengan bayi dan balita di dusun Baran Barat dan Timur serta seluruh Kader Desa Sukoanyar.4.3 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan gizi dan kesehatan mengenai pentingnya pemberian nutrisi yang tepat dan pentingnya menginggat imunisasi pada balita dan pelatihan teknologi tepat guna yaiitu pembuatan PMT pada kader posyandu. Metode pendekatan dilakukan dengan pendekatan personal dengan perangkat desa, bidan desa, dan kader posyandu.

No.KegiatanMetode

Penyuluhan

1.Penyuluhan kepada ibu dengan bayi dan balita di Dusun Baran Barat dan Timur tentang kesehatan bayi dan balita

Lecture with Discussion. Pada metode ini peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau umpan baik selama atau setelah penyuluhan.

Pelatihan Kader Mengenai PMT Penyuluhan

2.Demo memasak berbasis bahan makanan lokal (jagung) yang ditujukan untuk kader posyandu PMT-penyuluhan

4.4 Metode Pengambilan SampelGambar 4.1 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang akan diberikan intervensi terdiri dari ibu bayi dan balita di dusun Baran dan seluruh kader posyandu desa sukoanyar dengan alasan :

1. Kegiatan intervensi berupa PMT-penyuluhan ditujukan ke semua kader di Desa Sukoanyar dengan alasan karena kebanyakan kader posyandu belum mengetahui mengenai pemberian PMT yang tepat kepada balita

2. Kegiatan intervensi berupa penyuluhan yang ditujukan kepada ibu bayi dan balita di Dusun Baran dengan alasan karena kebanyakan bayi dan balita di daerah tersebut sering mengalami penyakit batuk,pilek, dan diare, tingginya pemberian pre lakteal.3. Kegiatan ini dilakukan di Dusun Baran karena aksesnya terjangkau serta di daerah tersebut belum pernah dilakukan kegiatan intervensi berupa penyuluhan dan pelatihan kader mengenai pembuatan PMTBAB 5

RANCANGAN EVALUASI

KegiatanIndikator KeberhasilanCara Mengukur Indikator

1. Lecture with Discussion mengenai pentingnya ASI eksklusif

2. Lecture with Discussion mengenai pemberian makanan pre-lakteal

3. Lecture with Discussion mengenai pemberian MP ASI

4. Lecture with Discussion mengenai tahapan pemberian makanan untuk bayi dan balita

5. Lecture with Discussion mengenai pentingnya imunisasi

6. Lecture with Discussion mengenai gizi ibu menyusui

7. Lecture with Discussion mengenai PMT Edukasi diikuti oleh minimal 50 orang ibu bayi atau balita dan 20 orang kader posyandu Peningkatan pengetahuan peserta edukasi sebesar 75% Tingkat kepuasan peserta edukasi sebesar 80% Melalui absensi kehadiran peserta edukasi Melalui hasil pre-test dan post-test yang dikerjakan oleh peserta edukasi Melalui form kepuasan

Pelatihan kader mengenai PMT Penyuluhan Pelatihan diikuti oleh minimal 20 orang kader posyandu Tingkat kepuasan peserta pelatihan sebesar 80% Melalui absensi kehadiran peserta edukasi Melalui form kepuasan

BAB 6

JADWAL PELAKSANAAN

TanggalKegiatanTarget PesertaIndikator

2 Januari 2014Survey lapanganKepala Desa

Ketua Kader PosyanduMenghasilkan data mengenai profil umum bayi dan balita di desa Sukoanyar

3 Januari 2014Survey lapangan (penggalian data lanjutan)Bidan Desa

Ketua Kader

Poyandu Baran Barat Mendapatkan data statistik bayi dan balita, dan jadwal posyandu yang ada di desa Sukoanyar

Tempat pelaksanaan kegiatan fix

4-5 Januari 2014Pembuatan TOR dan proposal, pembuatan media edukasi (leaflet, booklet), menyiapkan materi penyuluhanProposal fix, media edukasi fix berupa booklet dan leaflet dengan, materi penyuluhan fix

6 Januari 2014Menyebar undangan ke desaMempresentasikan proposal kepada Kepala Desa Pak H. Usman

Pembuatan powerpoint dan latihan penyuluhanKetua KaderUndangan sudah diberikan ke warga dan kaderMembawa proposal fix

Penguasaan materi dan pembuatan powerpoint fix

7 Januari 2014Persiapan pelaksanaan kegiatan intervensiSegala list keperluan untuk hari H dilaksanakan dengan baik.

8 Januari 2014Implementasi kegiatanSeluruh ibu bayi dan balita, dan kader di desa sukoanyar Edukasi diikuti oleh minimal 50 orang ibu bayi atau balita dan 20 orang kader posyandu Peningkatan pengetahuan peserta edukasi sebesar 75% Tingkat kepuasan peserta edukasi dan pelatihan sebesar 80%

10 Januari 2014Pembagian tugas laporan akhir

13 Januari 2014Penggabungan Laporan akhir dan konsultasi--

16 Januari 2014Penyerahan laporan akhir dan presentasi--

17 Januari 2014Penyerahan kenang-kenangan dan laporan akhir di desa sukoanyar--

BAB 7

HASIL DAN PEMBAHASAN7.1 Judul Kegiatan

Apasih (Aku Peduli Anak Sehat Ibu Hebat) : Upaya Ibu Dalam Meningkatkan Kesehatan Bayi Dan Balita Melalui Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.7.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan di depan rumah pak modhin yang berseberangan dengan posyandu dusun Baran Barat di Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan PMT dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2013 dan dimulai pada pukul 08.00.7.3 Jumlah Pesertaa. Jumlah ibu bayi atau balita yang mengikuti penyuluhan sebanyak 66 orangb. Jumlah kader posyandu yang mengikuti pelatihan pembuatan PMT sebanyak 28 orang7.4 SasaranSasaran dari kegiatan ini adalah ibu bayi atau balita di dusun Baran Barat dan Timur serta seluruh kader posyandu Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.7.5 TargetPenyuluhan diikuti oleh minimal 50 orang ibu bayi atau balita dari dusun Baran Barat dan Timur dan 20 orang kader posyandu Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.7.6 Kualifikasi a. Penyuluhan diikuti oleh seluruh ibu bayi atau balita yang berasal dari posyandu Baran Barat dan Baran Timur yang tergabung dalam wilayah Dusun Baran Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malangb. Pelatihan pembuatan PMT diikuti oleh seluruh kader posyandu dari semua dusun yang ada di Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang7.7 Metode KegiatanMetode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan gizi dan kesehatan mengenai pentingnya pemberian gizi yang tepat untuk bayi dan balita serta ibu menyusui, pentingnya pemberian imunisasi yang tepat untuk bayi dan balita serta pelatihan teknologi tepat guna dengan cara pelatihan pembuatan PMT untuk kader posyandu. Metode pendekatan dilakukan dengan cara pendekatan personal dengan perangkat desa, bidan desa, dan kader posyandu.

No.KegiatanMetode

Penyuluhan

1.Penyuluhan kepada ibu bayi atau balita mengenai gizi dan kesehatan di Dusun Baran Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

Lecture with Discussion. Pada metode ini peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau umpan baik selama atau setelah penyuluhan.

Pelatihan Kader Mengenai PMT Penyuluhan

2.Demo memasak berbasis bahan makanan lokal (jagung) yang ditujukan untuk seluruh kader posyandu dari semua dusun yang ada di Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

PMT- penyuluhan

7.8 Tujuan KegiatanPada akhir proses edukasi dengan metode Lecture with Disscussion, ibu bayi dan balita Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis diharapkan dapat mengalami peningkatan pengetahuan terkait gizi seimbang untuk bayi dan balita serta mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang terdiri dari praktek pemberian ASI eksklusif, MP ASI, tahapan pemberian makanan, gizi ibu menyusui, dan pentingnya imunisasi. Selain itu, melalui edukasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan skill kader Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis untuk memanfaatkan bahan pangan lokal menjadi suatu bentuk PMT saat kegiatan Posyandu.7.9 Jadwal Kegiatan05.30 06.00Perjalanan ke desa

06.00 06.30Briefing

06.30 07.30Persiapan tempat kegiatan

Sesi 1

Sasaran : Ibu Bayi dan Balita, Kader Posyandu

07.30 08.00Registrasi peserta edukasi

08.00 08.05Pembukaan

08.05 08.10Sambutan Ketua Pelaksana

08.10 08.15Sambutan Kader

08.15 08.20Sambutan Kepala Desa

08.20 08.30Pre-test

08.30 08.45Lecture with Discussion pentingnya imunisasi

08.45 09.00Lecture with Discussion nutrisi bayi dan balita

09.00 09.15Lecture with Discussion gizi ibu menyusui

09.15 09.25Tanya jawab

09.25 09.35Post-test

09.35 09.40Penutupan sesi 1

Sesi 2

Sasaran : Kader Posyandu

09.40 10.10Demo masak PMT penyuluhan dan penjelasan

10.10 10.15Penutupan sesi 27.10 Pencapaian Hasil1 Peserta yang hadir saat edukasi sebanyak 66 orang ibu bayi dan balita serta 28 orang kader Posyandu hadir saat edukasi dan demo masak PMT penyuluhan yang dilihat melalui absensi kehadiran kegiatan, dengan target yang diharapkan seharusnya adalah sebesar 50 orang ibu bayi dan balita serta 20 orang kader Posyandu.2 Peningkatan pengetahuan peserta edukasi sebesar 85,71% yang dilihat melalui peningkatan hasil jawaban benar dari pre-test dan post-test yang dikerjakan oleh peserta edukasi, dengan target yang diharapkan seharusnya adalah sebesar 75%.3 Tingkat kepuasan peserta edukasi sebesar 87,88% yang dilihat melalui form kepuasan yang diisi oleh peserta edukasi di akhir kegiatan, dengan target yang diharapkan seharusnya adalah sebesar 80%.7.11 PelaksanaanJudul KegiatanAPASIH

(Aku Peduli Anak Sehat Ibu Hebat)

Waktu dan TempatHari/tanggal: Rabu, 8 Januari 2013

Waktu

: 08.00 - 10.30 WIB

Tempat: Posyandu Dusun Baran Barat Desa Sukoanyar

PesertaJumlah yang hadir

Peserta ibu bayi dan balita : 66 ibu dari 100 undanganPeserta kader : 28 kader dari 42 undanganKualifikasi

Sebagian besar peserta terlihat antusias dengan penyuluhan yang diberikan. Peserta terlihat memperhatikan apa yang disampaikan penyaji dengan seksama. Selain itu pada sesi I peserta terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh penyaji mengenai materi yang telah diberikan dan juga jawaban yang diberikan oleh peserta sudah benar. Pada sesi II ibu kader juga terlihat antusias dalam mengikuti demo masak yang diperagakan oleh mahasiswa. Dalam sesi II ini peserta juga terlihat aktif dalam bertanya.

Sasaran/ TargetIbu-ibu yang memiliki bayi dan balita di dusun Baran Barat dan Baran Timur, serta ibu-ibu kader desa Sukoanyar.

PelaksanaanSituasi Pelaksanaan

Sesi I:Peserta datang lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan, sehingga persiapan dari mahasiswa kurang maksimal. Terlepas dari itu pada awal sesi terlihat tertib dan berjalan lancar. Ketika acara dimulai suasana pelaksanaan menjadi gaduh dan terlihat tidak teratur, dikarenakan banyaknya bayi dari ibu yang menangis, ibu yang mengikuti penyuluhan sambil berdiri, dan suara kendaraan yang lalu lalang dikarenakan tempat pelaksanaan menggunakan jalan umum. Memasuki penyampaian materi ke-2 suasana mulai sedikit teratur, peserta memperhatikan dengan seksama dan memberikan feedback yang baik. Peserta datang terus menerus, menyebabkan adanya penambahan kursi dari yang sudah ada, dan tempat yang disediakan terlihat kurang memadai. Sesi II:

Peserta pada sesi II ini adalah semua ibu kader yang datang dan ada beberapa ibu bayi balita yang mengikuti. Pelaksanaan sesi II lebih terkendali karena tempat menjadi lebih lapang dan peserta berkurang. Pada sesi ini ibu-ibu kader terlihat antusias untuk mengikuti demo masak yang sudah dipersiapkan dan terlihat feedback yang baik, yang ditunjukkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan.

Kelebihan

Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan

Para kader dan bidan posyandu yang kooperatif mendukung jalannya acara

Kegiatan penyuluhan dan demo masak PMT ini baru pertama kali diselenggarakan di dusun Baran Barat dan Timur Kerjasama tim yang efektif dan kompak, seluruh anggota tim berpartisipasi aktif

Kekurangan

Terdapat beberapa peserta yang hanya mengisi lembar pre atau post test saja dikarenakan harus segera pulang karena anak yang rewel dan terlambat untuk datang. Tempat yang disediakan oleh mahasiswa kurang memenuhi kapasitas peserta LCD yang rencananya pakai untuk penyuluhan tidak dapat digunakan karenaketerbatasan kabel dan cahaya lungkungan yang terlalu terang Penataan tempat yang kurang bagus, yakni jadi satu dengan Posyandu sehingga terdapat beberapa kali penumpukan massa dan mobilitas peserta yang berlebihan Tempat yang disediakan mahasiswa menutup jalan umum yang biasa dilewati warga, sehingga meskipun telah diberikan palang, masih tetap terjadi lalu lintas kendaraan.Peluang Pengembangan

Sebagian besar peserta dapat berbahasa indonesia sehingga komunikasi efektif terjadi antara penyuluh dan peserta

Kerja sama yang baik antara mahasiswa dan kader sehingga para ibu yang berkunjung ke posyandu turut partisipasi kegiatan penyuluhan

Kader mengharapkan adanya penyuluhan dan atau denga demo lanjutan di tempat lainnya, mengingat masih minim sekali dilaksanakan di Desa Sukoanyar terutama Dusun selain Cokro.Hambatan

Minimnya waktu persiapan sehingga penyuluhan yang dilaksanakan kurang maksimal Adanya salah paham dengan pihak persewaan terop dan sound system, sehingga pada hari H pelaksanaan kursi dan sound system belum terpasang. LCD tidak dapat digunakan sehingga penyampaian materi hanya menggunakan metode ceramah dan menggunakan leaflet yang telah dibagikan Banyak teknis kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana kegiatan Suasana penyuluhan dan tempat penyuluhan yang kurang tertib dan gaduh

7.12 Analisis Tingkat Keberhasilan Program dan Faktor Penyebab

Berdasarkan cut-off yang dipakai dalam menentukan tingkat pengetahuan, dimana :a. Pengetahuan baik jika 80%

b. Pengetahuan cukup/sedang jika 60%-80%

c. Pengetahuan kurang jika