Upload
harish-wirayuhanto
View
137
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penjelasan mengenai dredger terutama backhoe dredger
BACKHOE DREDGER
Backhoe dredging merupakan kapal dredging dengan modifikasi pemberian ekskavator yang
dipasang pada turntable di bagian salah satu ujung kapal. Kapal disini bukan berarti kapal
sesungguhnya, namun biasanya yang digunakan berupa portable pontoon. Karakteristik dari
backhoe dredging adalah dimana ekskavator harus bisa dipasang dengan aman dan kuat di
pontoon yang bisa meredam beban kejut akibat proses digging. Ekskavator yang digunakan
adalah hydraulic system, sehingga bisa memanjangkan stick dan boom nya ke ukuran
maksimal untuk keefektifan dalam proses dredging.
Pengembangan awal dari backhoe dredging, yaitu dengan melihat kelebihan dari peralatan
ekskavator sendiri, yaitu dapat menggali/ mengeruk lebih dalam, memiliki kekuatan yang
besar, keefektifan dan biaya yang terjangkau untuk pekerjaan besar, dan memiliki
kemampuan cutting force yang cocok untuk jenis tanah tertentu. Backhoe dredging memiliki
anchor khusus yang digunakan untuk menahan ponton saat melakukan dredging dan juga
berfungsi sebagai “kaki” dari ponton untuk bergerak, yaitu 2 front spud pole dan 1 aft spud
pole. Kapasitas maksimum kedalaman dredging adalah sepanjang boom dan stick pada
ekskavator yang digunakan. Secara umum, kapasitas maksimum backhoe dredging adalah
sekitar 25 – 30 meter.
1
Gambar 1. Kapal Backhoe Dredging milik perusahaan dredging, Jan De Nul
Terdapat metode dredging yang serupa dengan metode backhoe dredging ini, yaitu dipper
dredging (front shovel). Backhoe dan dipper dredging memiliki perbedaan yang sedikit yaitu
pada arak gerak pekerjaannya. Backhoe dredger bergerak dari depan menuju ke arah kapal,
sedangkan dipper dredger bergerak dari sisi kapal menuju depan. Dipper dredger biasanya
dilakukan apabila kedalaman tidak dapat ditembus oleh pontoon.
Terdapat 3 bagian utama dari backhoe dredger, yaitu pontoon, hydraulic excavator (termasuk
body, boom, stick dan bucket), dan spud poles dan spud carrier (tilting spud).
Untuk mekanisme cara kerja dari backhoe dredger adalah sebagai berikut:
2
Gambar 2. Perbedaan kapal Backhoe dredger dengan Dipper dredger atau front shovel
Gambar 3. Bagian-bagian dari kapal backhoe dredger
1. Selama pengerukan, pontoon diangkat sebagian keluar dari air, sehingga mampu
membuat penahan yang kuat dengan bantuan spud poles pada pontoon.
2. Turunkan boom dan stick hingga mencapai kedalaman dredging. Isi bucket dengan
sedimen yang akan diambil dengan menggerakan stick dan boom.
3. Setelah bucket terisi, maka boom dan stick diangkat dengan crane, maka bucket
diarahkan ke barge dengan memutar excavator pada turntable nya.
4. Untuk pengerukan selanjutnya, setelah bucket kosong, maka bucket diturunkan
kembali untuk mengambil tanah yang ada. Panjang boom dan stick dipanjangkan
dengan system hidrolis, maka bucket dapat mencapai pada posisi awal untuk
melakukan dredging
5. Untuk efektifitas, barge biasanya berada dekat dengan ekskavator
Secara sederhana dapat dibagi menjadi 5 tahapan pokok cara kerja, yaitu digging, lifting and
swinging, dumping, swinging and lowering, and positioning. Untuk seluruh tahapan biasanya
memerlukan waktu 5 hingga 10 menit.
Untuk
pergerakan kapal backhoe dredger,
3
Gambar 4. Tahapan cara kerja backhoe dredgerGambar 5. Posisi barge yang selalu berdekatan dengan ekskavator
Gambar 6. Tahapan bergerak untuk kondisi spud carriage dan walking spud
terdapat 2 kondisi yaitu pada kondisi spud carriage dan walking spud, dengan rincian
pergerakannya sebagai berikut
Efektivitas dari dredging untuk metode ini adalah terkait dengan sudut putarnya dan jarak
besarnya step pada pontoon untuk bidang selanjutnya. Sudut putar efektif yang dapat
dilakukan oleh ekskavator adalah tidak lebih dari 60o . Putaran ini juga terkait dengan panjang
stick dan boom nya.
Untuk
efektivitas
capaian dari lengan ekskavator, terkait dengan
panjang dari boom dan stick yang digunakan.
Secara umum, panjang capaian mulai dari 10 meter hingga 30 meter. ekskavator memiliki
kekuatan yang berbanding terbalik dengan panjang lengan yang digunakan. Semakin panjang
lengan (boom dan/atau stick) yang digunakan, maka semakin kecil kekuatan dreging yang
dapat dihasilkan. Hal itu dikarenakan besar gaya yang tersalurkan karena kekuatan
terdistribusi untuk menopang lengan ekskavator.
4
Gambar 7. Effective area untuk dredging pada backhoe dredging
Gambar 8. Efektivitas capaian dari ekskavator
Untuk kapasitas bucket, tergantung pada besar volume bucket dimana dapat menampung
tanah hasil pengerukan. Saat ini besar bucket sangat bervariasi, antara 0.5 m3 hingga yang
paling besar 40 m3. Volume juga tergantung dengan model kapasitas sedimen yang dibentuk
di bucket, bisa dibuat menumpuk, rata dengan bucket, ataupun dengan menupuk yang
memiliki kemiringan tertentu (slope tertentu). Apabila tanah yang akan di dredging
merupakan tanah keras ataupun batuan, maka diperlukan bentuk gigi yang khusus. Gigi-gigi
pada bucket dapat dilepas dan diganti sesuai dengan kebutuhannya.
Kemiringan slope tanah yang di angkut oleh bucket terdapat 3 jenis yang di atur dan
diijinkan, yaitu jenis water capacity, SAE capacity, dan CECE capacity. Water capacity
adalah tanah dalam bucket memiliki tumpukan yang rata dengan ukuran bucket. SAE
capacity, tanah menumpuk diatas ukuran bucket dengan slope 1:1, sedangkan pada CECE
capacity slope yang digunakan adalah 1:2.
5
Gambar 9. (kiri) Bentuk bucket untuk kapasitas 25 – 30 m3 (kanan) bentuk gigi untuk tanah batuan
A
Faktor tanah mempengaruhi dalam pengisian bucket, apabila soft clay dan silt mampu
mengisi penuh volume dari bucket. Sedangkan batuan hanya mampu mengisi beberapa
volume dari volume total bucket. Faktor bulking (peningkatan volume) juga berpengaruh
dalam pengambilan dengan menggunakan bucket.
Dalam penggunaan backhoe dredger, faktor penting dalam menentukan kekuatan total dari
ekskavator adalah dengan memperhatikan gaya-gaya yang bekerja pada lengan ekskavator,
salah satunya adalah gaya silinder. Gaya silinder dihitung berdasarkan konsep spesifik energi
atau kemampuan backhoe untuk memotong segala jenis tanah. Gaya potong juga memiliki
gaya normal yang bekerja. Rasio gaya normal dengan gaya potong tergantung dengan tanah
yang akan diambil, untuk jenis tanah clay dan pasir besar nilai Fc/Fn = 10 dan untuk jenis
tanah batuan Fc/Fn = 2, dimana Fc adalah gaya silinder dan Fn adalah gaya normal yang
bekerja pada ekskavator. Besar gaya Fc dapat dihitung dengan persamaan
6
Gambar 10. Berbagai jenis slope yang diijinkan yaitu water capacity (A), SAE capacity (B), dan CECE capacity (C)
C
B
Gambar 11. Faktor tanah pada pengisian bucket
Ketika proses dredging dilakukan, volume tanah yang diangkut untuk jenis tanah soft clay,
silt dan pasir adalah sama dengan kapasitas bucket, sedangkan untuk batuan ada pengaruh
gaya silinder yang bekerja. Kapasitas operasi dari backhoe dredger dapat dihitung dengan
memperhatikan gaya silinder (Fc), kecepatan potong (vc), dan Specific energy of soil (SPE)
dengan persamaan
Dimana Qs adalah kapasitas produksi (m3/s), Vbucket adalah kapasitas bucket (m3), t digging
adalah excavating time (s), d layer adalah ketebalan lapisan tanah yang dikeruk (m), step
adalah jarak langkah (m), dan W bucket adalah lebar dari bucket (m). Kecepatan potong
dihitung berdasarkan rotasi dari bucket atau stick, biasanya antara 20-40 detik.
Backhoe dredger memiliki batasan operasi terkait dengan kondisi yang akan didredging
(kondisi lingkungan) sehingga mampu beroperasi secara optimal. Ada beberapa batasan
operasi, yaitu
a. Maximum water depth to operate = 24 meter
b. Minimum water depth to operate = 2 meter
c. Maximum width of cut = 25 meter
7
Gambar 12. Gaya-gaya yang berkerja pada lengan ekskavator
d. Minimum width of cut = lebar bucket
e. Maximum wave height = 1.5 meter (optimal antara 0.4 – 0.8 meter)
f. Maximum swell height = 1 meter
g. Maximum cross current = 2 knots
h. Maximum compressive strength (intact rock) = 10 MPa
Backhoe dredger dapat digunakan untuk berbagai macam jenis tanah, lokasi, dan kapasitas
produksi. Namun ada beberapa kriteria yang perlu diikuti tergantung pada jenis dredging
yang dilakukan. Terdapat 4 jenis dredging yang biasa dilakukan, yaitu maintenance dredging,
capital dredging, land reclamation and beach replenishment, dan rock pretreatment and
dredging. Keempat jenis dredging itu memliki kriteria batasan tertentu apabila pekerjaan
tersebut dilakukan dengan menggunakan backhoe dredging. Sehingga sebagai owner dapat
memilih metode dredging apa yang efektif untuk melakukan pekerjaan tersebut. Adapun
batasan kriteria yang dapat dilakukan oleh backhoe dredger untuk setiap pekerjaan dredging,
yaitu
a. Maintenance dredging
a. Jenis tanah : semua jenis silt dan pasir
b. Kondisi area : sheltered dan impounded water
c. Area pembuangan : shore and sea
d. Kapasitas dredging : 100.000 – 500.000 m3
e. Kondisi perairan : heavy traffic dan confined working
b. Capital dredging
a. Jenis tanah : semua jenis lanau (silt), pasir dan batuan
b. Kondisi area : sheltered, impounded dan exposed water
c. Area pembuangan : sea
d. Kapasitas dredging : 100.000 – 500.000 m3
e. Kondisi perairan : heavy traffic dan confined working
c. Land reclamation and beach replenishment
a. Jenis tanah : segala jenis pasir (sand), gravel, cobbles, dan weak rock
b. Kondisi area : sheltered dan impounded water
c. Metode pembuangan : direct dumping, transport and pump, dump and pump
d. Kapasitas dredging : > 500.000 m3
e. Kondisi perairan : heavy trafiic dan confined working
d. Rock pretreatment and dredging
8
a. Jenis tanah : very weak, weak, dan pretreated rock
b. Kondisi area : sheltered dan impounded water
c. Lokasi pembuangan : sea
d. Kapasitas dredging : 10.000 – 100.000 m3
e. Kondisi perairan : heavy traffic dan confined working
Melakukan dredging dengan menggunakan backhoe dredger memiliki tingkat akurasi yang
tinggi dengan tolerasi error sebesar 0.25 meter. Peralatan yang digunakan untuk memastikan
tingkat akurasi yang ada menggunakan dredge view 2.0 crane monitoring system (DV2.0 –
CMS) atau menggunakan nonius backhoe.
Setiap metode dredging memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut beberapa kelebihan dan
kekurangan dari backhoe dredger antara lain :
a. Kelebihan (Advantages)
a. Memiliki kemampuan dredging untuk banyak jenis material tanah, sehingga
mampu melakukan untuk segala jenis tanah dan batuan
b. Mampu melakukan dredging di area sempit, terbatas, dan dekat dengan
daratan
c. Hasil dredging presisi dan kontrol kedalaman hasil dredging mudah
d. Tidak memerlukan anchor biasa, sudah menggunakan spud pole
e. Tidak memerlukan banyak crew member
f. Biaya investasi peralatan jauh lebih murah daripada jenis dredging yang lain
g. Tidak perlu peralatan tambahan untuk membuang tanah ke hopper barge
9
Gambar 13. (kiri) menggunakan nonius backhoe (kanan) menggunakan DV2.0 – CMS)
h. Fleksibel, bisa bekerja di area sudut sekalipun
b. Kekurangan (Weakness)
a. Keterbatasan kedalaman dredging karena tergantung dengan panjang boom
dan stick yang digunakan
b. Kestabilan dan titik berat dari pontoon perlu di hitung secara akurat dan
toleransi kemiringannya, karena berat beban berada di ujung pontoon meliputi
beban ekskavator dan beban material dredging saat dredging dilakukan.
c. Keterbatasan operasi akibat faktor alam, yaitu tinggi gelombang dan arus yang
mengakibatkan ketidakoptimalan hasil dredging.
Selain mengenai kekurangan dan kelebihan dari backhoe dredger, terdapat tinjauan aspek
lingkungan mengenai penggunaan backhoe dredger yang berdampak antara lain
a. Terjadi turbulensi pada perairan
b. Menambah konsentrasi suspended material
c. Mengurangi pertumbuhan vegetasi dasar laut
d. Mengurangi penetrasi sinar matahari hingga ke dasar laut
e. Menimbulkan noise, baik noise berupa suara maupun getaran pada area perairan
f. Terjadi pencampuran lapisan tanah, dimana tanah akan bercampur dan vegetasi
ataupun perairan dapat teracuni dengan lapisan yang tercampur itu.
g. Mengurangi kadar DO (dissolved oxygen) dalam air, yang merupakan efek dari
penambahan konsentrasi suspended materials.
h. Larva bawah laut akan mati, sehingga mengancam regenerasi ikan dan hewan
perairan lainnya.
10
Dengan dampak seperti itu, maka diperlukan adanya perhatian khusus yang dilakukan oleh
pihak-pihak terkait sehingga efek dari dredging bisa diminimalisir.
Sehingga dengan seperti itu, dapat ditanggulangi dengan beberapa tahapan perlindungan agar
efek dari pengerukan dengan metode backhoe dredger bisa diminimalisir, antara lain
a. Pemasangan silt screen secara menyeluruh pada area peralatan dredging dan area
dredging, sehingga sedimen terlarut tidak bercampur meluas ke seluruh perairan di
wilayah tersebut.
b. Membatasi atau menutup areal yang dilakukan dredging, bisa ditutup dengan silt
screen atau ditutup dengan menggunakan bahan yang lain
c. Melindungi area yang sensitif yang berada dekat lokasi dredging, sehingga tidak
langsung mendapatkan dampak dari dredging. Perlindungan bisa dilakukan dengan
memasang batas atau penutup pada areal tersebut. Penentuan lokasi tersebut terkait
dengan kondisi lokasinya, rawan terjadi turbulen ataupun rawan terjadi longsor atau
tercampurnya suspended sedimentnya, sehingga perairan disekitarnya menjadi keruh.
d. Dapat melakukan ketiga hal tersebut diatas atau di kombinasikan
11
Gambar 14. Kemungkinan efek yang terjadi pada dredging dengan metode backhoe dredger
Beberapa tindakan preventif tersebut bisa dilakukan untuk menanggulangi efek dari
pekerjaan dredging, sehingga dredging bisa dilakukan, dan lingkungan tidak terdampak parah
terhadap pekerjaan tersebut.
Berikut beberapa gambar mengenai backhoe dredging
12
Gambar 15. Pemasangan silt screen pada areal yang di dredging
Gambar 16. Proses turning dan dumping pada hopper barge
Gambar 17. Bagian dalam dari pontoon backhoe dredger
DAFTAR PUSTAKA
Boskalis Dredging & Marine Expert Netherland (2012). Capability sheet, Backhoe dredger (BHD) Number 1
13
Gambar 18. Posisi kapal dredger dengan kapal hopper barge
Bray, RN, Bates, AD and Land, JM.1996. Dredging,A Handbook for Engineers, 2nd Edition.
Butterworth-Heinemann.
Bray, RN (Editor) 2008. Environmental Aspects of Dredging. IADC/CEDA-Taylor &
Francis.
International Association of Dredging Companies (IADC). 2014 .Facts About Backhoe
Dredgers, Number 3.
Permanent International Association of Navigation congresses.1989.Economic Methods of
Channel Maintenance, Report of working group 14 of the permanent technical committee II,
supplement to bulletin 67.Brussel Belgium : General Secretariat of PIANC.
Vlasblom, Willem (2003). Introduction to Dredging Equipment. CEDA.
Yell, Denis dan John Riddell.1995.The Institution of Civil Engineering, ICE design and practice guide, Dredging.London: Cromwell Press
http://www.theartofdredging.com/postnikyakovlev.htm diakses 6 Desember 2015, jam 9.00
http://noniusgroup.ru/en/products/backhoes/ diakses 5 Desember 2015 jam 20.10
http://www.jandenul.com/en/equipment/fleet/backhoe-dredger diakses 5 Desember 2015 jam 21.00
14
LAMPIRAN
TABEL PANDUAN PEMILIHAN METODE DREDGING UNTUK
BERBAGAI PEKERJAAN DREDGING
15