106
BENTUK-BENTUK KATA KERJA dan KATA BENDA VERB and NOUN FORMS Bacalah artikel di bawah ini dengan seksama. Kata-kata yang berwarna MERAH adalah kata kerja dan kata-kata yang berwarna BIRU adalah kata benda jadian. Read the article below carefully. RED colored words are verbs and BLUE colored words are nouns. Indonesian-English Dictionary AS Janjikan Berlaku Baik pada WNI Jakarta, Kompas - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan jaminan bahwa warga negara Indonesia (WNI) akan diperlakukan dengan baik ketika melaporkan diri kepada pejabat imigrasi AS. Wajib lapor itu terjadi karena AS lewat Immigration and Naturalization Service (INS) mewajibkan warga dari banyak negara yang berada di AS melakukan itu dalam rangka pendataan. Demikian siaran pers dari Bidang Penerangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington yang diterima Kompas di Jakarta, Sabtu (22/2). Jaminan itu disampaikan AS kepada delegasi Indonesia yang dipimpin Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Departemen Luar Negeri RI, Arizal Effendi. Ditambahkan, AS juga menjanjikan tidak akan ada deportasi maupun penahanan massal terhadap WNI yang tidak memiliki dokumen sah untuk tinggal atau bekerja di AS. Dikatakan, jaminan itu disampaikan oleh sejumlah instansi di AS yang menangani langsung registrasi seperti INS, Departemen Kehakiman, Homeland Security Department, dan Deplu AS. Kepada delegasi Indonesia yang beranggotakan unsur-unsur dari Departemen Luar Negeri (Deplu), Departemen Kehakiman (Depkeh),

Bacaan bule

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bacaan bule

BENTUK-BENTUK KATA KERJA dan KATA BENDA

VERB and NOUN FORMS

Bacalah artikel di bawah ini dengan seksama. Kata-kata yang berwarna MERAH adalah kata kerja dan kata-kata yang berwarna BIRU adalah kata benda jadian.

Read the article below carefully. RED colored words are verbs and BLUE colored words are nouns.

  Indonesian-English Dictionary

 

AS Janjikan Berlaku Baik pada WNI

 

Jakarta, Kompas - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan jaminan bahwa warga negara Indonesia (WNI) akan diperlakukan dengan baik ketika melaporkan diri kepada pejabat imigrasi AS. Wajib lapor itu terjadi karena AS lewat Immigration and Naturalization Service (INS) mewajibkan warga dari banyak negara yang berada di AS melakukan itu dalam rangka pendataan.

Demikian siaran pers dari Bidang Penerangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington yang diterima Kompas di Jakarta, Sabtu (22/2).

Jaminan itu disampaikan AS kepada delegasi Indonesia yang dipimpin Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Departemen Luar Negeri RI, Arizal Effendi.

Ditambahkan, AS juga menjanjikan tidak akan ada deportasi maupun penahanan massal terhadap WNI yang tidak memiliki dokumen sah untuk tinggal atau bekerja di AS.

Dikatakan, jaminan itu disampaikan oleh sejumlah instansi di AS yang menangani langsung registrasi seperti INS, Departemen Kehakiman, Homeland Security Department, dan Deplu AS.

Kepada delegasi Indonesia yang beranggotakan unsur-unsur dari Departemen Luar Negeri (Deplu), Departemen Kehakiman (Depkeh), Departemen Tenaga Kerja (Depnaker), Departemen Sosial (Depsos), Hak Asasi Manusia (HAM), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan Badan Intelijen Negara (BIN), AS menegaskan kewajiban lapor dari INS tidak dimaksudkan untuk mendiskriminasikan Indonesia, melainkan hanya suatu program jangka panjang yang terkait dengan masalah keamanan nasional AS.

AS juga memberikan perpanjangan masa registrasi bagi WNI hingga 25 April

Page 2: Bacaan bule

2003.

Kelonggaran waktu hingga empat bulan akan diberikan kepada WNI yang secara sukarela memilih pulang ke Indonesia untuk mengurus berbagai keperluan pribadi berhubungan dengan pendataan itu. Pihak KBRI di Washington dan semua Konsulat Jenderal RI di AS diperbolehkan memantau langsung proses registrasi dalam rangka membantu WNI yang melakukan registrasi.

Meskipun tidak memiliki perjanjian, AS akan tetap memberitahukan ke Perwakilan RI di AS jika terdapat WNI yang terpaksa harus ditahan dan akan dideportasi. (*/MON)

 

Bacaan diambil dari KompasMinggu, 23 Februari 2003

Kata kerja    Verbs

Words in italic are the base/root words

memberikandiperlakukanmelaporkanmewajibkanmelakukanditerimadisampaikandipimpinmenjanjikanmemilikibekerjamenanganimenegaskandimaksudkanmendiskriminasikanmemberikandiberikanmemilihmengurusdiperbolehkanmemantaumembantumemberitahukanditahan

meM + beri + kan di + per + laku + kan me + lapor + kan me + wajib + kan me + laku + kan di + terima di + sampai + kan  di + pimpinmeN + janji + kanme + milik + ibe + kerjameN + tangan + imeN + tegas + kandi + maksud + kanmeN + diskriminasi + kanmeM + beri + kandi + beri + kanmeM + pilihmeNG + urusdi + per + boleh + kanmeM + pantaumeM + bantumeM + beritahu + kandi + tahan

to giveto be treatedto reportto requireto doto be received, to be acceptedto be informed, to be deliveredto be ledto promiseto ownto workto handleto stressto be aimedto discriminateto giveto be givento choose, to voteto take care ofto be allowed, to be permittedto monitorto assist, to helpto informto be arrestedto be deported

Page 3: Bacaan bule

dideportasi di + deportasi

Kata benda    NounsWords in italic are the base/root words  

pemerintahjaminanpendataansiaransiaran perspenerangankedutaanpenahanankewajibankeamananperpanjangankelonggarankeperluan

peM + perintah jamin + anpeN + data + ansiar + an

peN + terang + anke + duta + anpeN + tahan + anke + wajib + anke + aman + anper + panjang + anke + longgar + anke + perlu + an

governmentwarranty, guarantee, bailcensusbroadcastpress conferenceinformationembassyarrest, detentionduty, obligation, commitmentsafetyextension, renewalflexibility, allowancenecessity, needs, errands

Contoh-contoh kalimatExamples of sentences

Pembantu yang malang itu diperlakukan tidak baik oleh majikannya.That poor maid is treated badly by her boss.

Perlakuan majikan itu terhadap pembantunya sangat burukThe treatment of that boss to her maid is very bad.

Surat itu disampaikan oleh pak pos kepada keluarga Budiman.That letter was delivered by the postman to the Budiman family.

Sesampainya di rumah, Nico memberitahu ibunya tentang berita yang sangat bagus itu.Arriving at home, Nico informed his mother about that very good news. 

Keluarga Suharto memiliki banyak perusahaan.The Suharto family own many companies.

Kepemilikan perusahaan-perusahaan itu tidak sah.The ownership of those companies is illegitimate.

Mobil itu mempunyai jaminan selama lima tahun.That car has a five year has a five year warranty.

Pedagang obat jalanan itu memberikan jaminan bahwa obat-obatannya aman.

Page 4: Bacaan bule

That street medicine seller gives assurance that his medicines are safe.

Perpanjangan izin kerja itu dikeluarkan oleh kantor imigrasi.The extension of the working permit is issued by the immigration office.

Apakah kepanjangan dari "DIKTI?"What does "DIKTI" stand for?

 

Kembali ke daftar bacaan

 

BENTUK-BENTUK KATA KERJA dan KATA BENDA

VERB and NOUN FORMS

Bacalah artikel di bawah ini dengan seksama. Kata-kata yang berwarna MERAH adalah kata kerja dan kata-kata yang berwarna BIRU adalah kata

benda jadian. Kata-kata penting lainnya berwarna UNGU.

Read the article below carefully. RED colored words are verbs and BLUE colored words are nouns. Other important words are in PURPLE.

    Indonesian-English Dictionary

 

Bukit Longsor Hancurkan 17 Rumah di Jember

TEMPO Interaktif, Jember:Tujuhbelas rumah hancur, lima di antaranya terkubur tanah, akibat longsor di Dusun Calok, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Longsoran tanah dari Bukit Gujuran yang terjadi Senin malam (24/2) itu juga menimbun sedikitnya 0,5 hektare sawah siap panen serta jalan desa sepanjang 300 meter.

Meski tak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, kerugian yang diderita warga ditaksir mencapai Rp 60 juta. Hingga saat ini, sedikitnya 48 keluarga warga Dusun Calok terpaksa mengungsi ke rumah tetangga dan sanak famili mereka yang dianggap aman.

Kepala Desa Arjasa, Suharso, tadi siang mengatakan warga setempat sebelumnya sudah menduga akan terjadi longsor. Pada Sabtu (22/2) petang, seorang warga, Mursyid, menemukan tanda-tanda keretakan tanah di punggung Bukit Gujuran. "Minggu siang, warga yang tinggal di bawah gumuk sudah bersiap-siap dengan memindahkan sejumlah barang dan ternak mereka," katanya.

Page 5: Bacaan bule

Mursyid menuturkan, hujan deras yang turun sejak Minggu malam hingga Senin siang sudah menimbulkan kekhawatiran warga akan terjadinya bencana longsor seperti 1993 lalu. Pada Senin (24/2) sore sekitar pukul 16.30 WIB sempat terjadi angin puyuh disertai gerimis. “Tidak lama kemudian lindu (gempa bumi) datang sekitar dua menit, kemudian terjadi longsor itu,” tuturnya.

Longsoran dari bukit setinggi 100 meter dengan kemiringan 40 derajat itu langsung tumpah dan mengubur sejumlah rumah beserta isinya yang ada di bawah bukit. “Begitu terdengar suara gemuruh seperti gempa bumi, kami langsung lari keluar tanpa sempat menyelamatkan barang yang ada di dalam rumah,” tutur Suryani, 39 tahun, sambil berkaca-kaca menatap rumahnya yang rata dengan tanah. (Mahbub Djunaidy-Tempo News Room)

 

Bacaan diambil dari Tempo interaktif25 Februari 2003

Kata kerja    VerbsWords in italic are the base/root words

terkuburmenimbundideritaditaksirmencapaiterpaksamengungsidianggapmengatakanmendugamenemukanmemindahkanmenuturkanmenimbulkandisertaimenguburberkaca-kacamenatap

ter + kuburmeN + timbundi + deritadi + taksirmeN + capaiter + paksameNG + ungsidi + anggapmeNG + kata + kanmeN + dugameN + temu + kanmeM + pindah + kan meN + tutur + kan meN + timbul + kandi + serta + imeNG + kuburber + kaca-kacameN + tatap

buriedto bury, to pile upsufferedestimated, appraisedto reachforced toto take refugeconsidered asto sayto guess, to estimateto discover, to findto moveto tell, to sayto make s.t. appear or to come to the surfaceaccompanied by, accompanied withto burybe glistening with tears to look at

Kata benda   NounsWords in italic are the base/root words

 

longsorankerugiankeretakankekhawatiran

longsor + anke + rugi + anke + retak + anke + khawatir + an

landslidefinancial losscrackworry

Page 6: Bacaan bule

terjadinyaterdengar

terjadi + nyater + dengar

eventheard

Kata-kata lainnya   Other wordsWords in italic are the base/root words

sedikitnyasepanjangsetempatsebelumnyasejumlahsetinggikemiringan

sedikit + nyase + panjangse + tempatse + belum + nyase + jumlahse + tinggike + miring + an

at leastas long as, all alongat the localitybefore, prior toa number of, an amount ofas high asslope

Contoh-contoh kalimatExamples of sentences

Setiap hari banyak orang menimbun sampah di tempat penimbunan sampah. Semakin lama timbunan itu menjadi semakin tinggi.Every day many people pile the garbage up at the garbage dump. As the time passes by, the pile becomes higher.

Pada waktu perang, orang-orang terpaksa mengungsi ke tempat lain. Di tempat pengungsian, para pengungsi yang jumlahnya ditaksir mencapai sedikit-dikitnya sepuluh ribu orang ini sangat menderita.In the wartime, people were forced to take refuge to another place. At the refugee camp, these refugees which number was estimated reaching at least ten thousands very suffered.

Lelaki tua itu menuturkan bahwa dia dianggap gila oleh orang-orang sekampungnya karena dia mengaku bahwa dia menemukan sejumlah emas di beberapa tempat di sepanjang sungai di desanya.That old man says that he is considered as crazy by the people of his village because he claims that he finds an amount of gold at several places along the river in his village.

 

Kembali ke daftar bacaan

 

BENTUK-BENTUK KATA KERJA dan KATA BENDA

Page 7: Bacaan bule

VERB and NOUN FORMSBacalah artikel di bawah ini dengan seksama. Kata-kata yang berwarna MERAH adalah

kata kerja dan kata-kata yang berwarna BIRU adalah kata benda jadian. Kata-kata penting lainnya berwarna UNGU.

Read the article below carefully. RED colored words are verbs and BLUE colored words are nouns. Other important words are in PURPLE.

    Indonesian-English Dictionary

Tenganan, Bisakah Tetap "Asli"

TENGANAN adalah sebuah desa terpencil di Kabupaten Karangasem, sekitar 65 kilometer dari Kota Denpasar, Bali. Desa ini terbilang tetap tegar bertahan dalam arus perubahan zaman yang pesat dari teknologi informasi.

Desa dengan luas area sekitar 1.496,002 hektar itu kini juga menanti-nantikan, apa yang akan (bisa) dibawa oleh Otonomi Daerah bagi wilayah yang dihuni sekitar 600 jiwa ini. Bendesa Adat, Mangku Widia mengungkapkan hal itu saat berbincang dengan Kompas di rumahnya yang juga merangkap sebagai art shop pertengahan Januari 2001.

"Kami tahu bahwa Otonomi Daerah itu dimulai tahun ini, dan diperkirakan akan efektif pada bulan Mei mendatang," ujarnya. "Namun, sampai sekarang kami belum mendapatkan petunjuk yang jelas," tambahnya.

Selama ini, dengan berpegang pada awig-awig atau peraturan adat desa yang sudah ditulis sejak abad 11--diperbarui tahun 1842 karena yang asli terbakar--Tenganan berhasil tegak di tengah arus keras perubahan. Ketika Kuta sudah penuh gebyar dengan kehadiran hotel dan arus wisatawannya yang melimpah, Tenganan tetap bertahan dengan tiga balai desanya yang kusam, dengan deretan rumah adat yang satu sama lain persis sama dan bertahan dengan keturunan yang dipertahankan keasliannya dengan perkawinan sesama warga desa.

Dengan Otonomi Daerah, Mangku Widia malahan "menawarkan" diri untuk berubah. "Kami perlu komunikasi. Sekarang yang perlu dilihat adalah potensi kami, lalu bagaimana seharusnya mengelolanya. Kami juga perlu berhubungan dengan dunia luar. Jelas, kami tidak mungkin hidup sendiri," ujar Mangku Widia.

Roda kehidupan masyarakat Tenganan, walaupun nantinya sudah menerima masukan dari "dunia luar", tentu tidak akan bisa cepat berubah begitu saja, karena awig-awig tetap memiliki peran dan fungsi sentral.

***

TENGANAN selama ini kurang "terdengar" dalam peta pariwisata. Jangankan dengan Kuta, Ubud, atau Sanur. Dengan Candidasa yang berdekatan dengan lokasi desa itu saja, Tenganan kalah top. Kesan bahwa penanganan pariwisata di desa ini tidak dikoordinir dengan baik mulai terasa begitu kaki melangkahi gerbang utama.

Memasuki kawasan ini, wisatawan harus melalui "gerbang" sempit yang cukup lewat satu orang. Sebelum masuk wisatawan harus menyumbang sukarela kepada petugas di bangunan kayu semipermanen. Wisatawan harus mengisi buku tamu. Tidak ada tiket masuk ke desa yang sekaligus

Page 8: Bacaan bule

menjadi obyek wisata itu. Tidak jelas benar berapa penghasilan per kapita penduduk Tenganan, karena di sana berlaku sistem barter yang didasarkan pada kepemilikan kolektif atas tanaman, sawah, dan kerbau yang ini dibiarkan berkeliaran bebas di kawasan desa.

"Selama ini pengaruh pariwisata terhadap masyarakat kami memang masih sedikit, namun komunikasi kami justru mulai terbuka," ujar Mangku Widia.

Tentang usia pariwisata di desa yang berjarak sekitar 17 kilometer dari Amlapura ini, bisa dijejaki sejak tahun 1960. "Tahun 1966 di sini lebih ramai daripada kunjungan di Bali Beach di Sanur," ujar Mangku Widia.

Sementara Candidasa sendiri baru mulai dirambah wisatawan tahun 1985. Jumlah pengunjung memang menunjukkan peningkatan, tetapi, "Dalam satu dua tahun terakhir ini meskipun jumlah pengunjung meningkat, namun belanja souvenir mereka kurang," tambah Mangku Widia.

***

TENGANAN identik dengan kain geringsing. Begitu kaki melangkah ke art shop di dekat pintu masuk, langsung ada tawaran kain geringsing seharga Rp 400.000 sampai nyaris Rp 1 juta. Jangan heran dan kaget. Dibanding kain-kain pabrikan yang dijumpai di toko-toko tekstil, sekilas pandang bisa diketahui bahwa setiap lembar kain geringsing adalah lembar yang eksklusif--sifat yang melekat pada barang buatan tangan.

Harga setinggi itu diberikan untuk kain selebar dua jengkal tangan dengan panjang seperti selendang. Harga setinggi itu bisa dikatakan tinggi dan bisa juga tidak, karena kain geringsing hanya diproduksi di Tenganan. Pengerjaannya pun makan waktu lama, karena warna yang digunakan berasal dari tumbuh-tumbuhan, butuh perlakuan khusus.

Warna merah, misalnya, dari akar sunti dari Nusa Penida. Sementara warna kuning berasal dari minyak kemiri. Agar warna bisa merasuk ke dalam serat-serat benang, prosesnya panjang. Warna kuning, agar bisa muncul, perlu pemrosesan selama satu bulan tujuh hari. Warna merah, perlu proses tiga hari. Seterusnya, semuanya secara total mencapai lama pemrosesan (cuci-jemur-simpan) secara tiga bulan.

Kekhasan kerajinan tangan lainnya yaitu anyaman ata--bahan dasar yang didapat dari Pulau Flores. Kerajinan ini mulai dikenal di Tenganan setelah ada tameng (perisai) yang rusak dalam acara geret pandan-tarian pemuda. "Kami berusaha memperbaiki sendiri tameng yang kami beli dari luar itu, dan akhirnya kami mengetahui caranya. Ternyata itu mudah," kata I Nengah Kedep, yang juga pelopor kerajinan anyam-menganyam ata ini.

Nah, jika ada hal-hal yang "khas" di Tenganan selain masyarakatnya sendiri-yang memunculkan perasaan halus berbau ironis ketika menyaksikan "keterasingan" dan kesederhanaan mereka, harapan Mangku Widia sudah sepantasnya mendapatkan sambutan yang layak dari mereka yang berkecimpung dan memegang otorisasi di bidang pariwisata.

Jika dimungkinkan, tanpa harus melanggar awig-awig tinggalan para leluhur, masyarakat Tenganan sebaiknya dilatih untuk bisa menangkap peluang pariwisata. Alangkah idealnya.

Mangku Widia bercerita, sudah ada sebuah yayasan di Jakarta--dia lupa namanya--yang beberapa tahun terakhir ini melakukan penjajakan untuk membuat eco-tourism di kawasan Tenganan. Tahun pertama diawali dengan peta jalur (tracking), tahun kedua mulai dilakukan komunikasi dengan desa adat. "Kami sadar jika ini tidak segera diurus, tentu akan membunuh potensi pariwisata kami sendiri," tutur Mangku Widia yang sebelum bertemu Kompas bercengkerama dengan sejumlah petugas dari Dinas Pariwisata. Tetapi, tambah Mangku Widia, "Kami menghendaki guide lokal."

Page 9: Bacaan bule

Persoalannya, benarkah yayasan tersebut bisa menangkap "napas" masyarakat Tenganan yang kental dengan kultur warisan tahun abad ke-11? Ataukah mereka tidak peduli akan masyarakat Tenganan melainkan diri mereka sendiri? Atau ... berbagai kemungkinan terbuka, dari yang terbaik sampai yang terburuk. Kita hanya bisa mendoakan, semoga Tenganan yang penduduknya disebut Baliaga (Bali asli) tetap merupakan Bali yang "asli" yang tidak lagi terkesan muram karena kusam. (bur/rik/isw)

 

Bacaan diambil dari KompasSenin, 12 Maret 2001

Kata kerja    Verbs

Words in italic are the base/root words

bertahanmenanti-nantikandibawadihunimengungkapkanberbincangdimulaidiperkirakanmerangkap mendapatkan berpegangditulisdiperbaruidipertahankanmenawarkanberubahberhubunganmenerima memilikiterdengardikoordinirterasamelangkahimemasukimelaluimenyumbangmengisiberlakudidasarkandibiarkanberkeliaran

ber + tahanmenanti-nanti + kandi + bawadi + hunimeNG + ungkap + kanber + bincangdi + mulaidi + per + kira + kanme + rangkap meN + dapat + kanber + pegangdi + tulisdi + per + baru + idi + per + tahan + kanmeN + tawar + kanber + ubahber + hubung + anmeN + terimame + milik + iter + dengardi + koordinirte + rasame + langkah + ime + masuk + ime + lalu + imeNY + sumbangmeNG + isiber + lakudi + dasar + kandi + biar + kanber + keliar + an

hold out, surviveto wait on and onto be carriedto be occupiedto pronounce, to utterto chatto be begun, to be startedto be guessed, to be estimatedserve concurrently as, double asto getbase on, to hold onto be writtento be renewed, to be renovatedto be maintained, to be defendedto offerchange, become differentrelated to s.t., be in contactto receiveto own heard, audibleto be coordinatedfelt, tastedto stepto enterto pass through or by, by means ofto contribute, to donateto fillbe valid, be in effectbased onto neglect, to be let aloneroam or wander about, swarm about

Page 10: Bacaan bule

terbukadijejakidirambahmenunjukkanmeningkat

ter + bukadi + jejak + idi + rambahmeN + tunjuk + anmeN + tingkat

openedfollowed on the trailto clear away, to cut downto indicate, to point out s.t.to raise, to mount, to increase

Kata benda     Nouns

Words in italic are the base/root words

perubahanpertengahanpetunjukperaturankehadiranderetanketurunankeaslianperkawinankehidupanberdekatanpenangananwisatawanpetugasbangunanpenghasilanpendudukkepemilikankunjunganpengunjungpeningkatan

per + ubah + anper + tengah + anpe + eunuchper + atur + anke + hadir + anderet + anke + turun + anke + asli + anper + kawin + anke + hidup + anber + dekat + anpeN + tangan + anwisata + wanpe + tugasbangun + anpeNG + hasil + anpeN + dudukke + pe + milik + ankunjung + anpeNG + kunjungpeN + tingkat + an

change, alterationthe middle, the centerinstruction, guidelineregulationpresencerow, linedescent, offspringauthenticity, originalitymarriagelife, existencebe adjacenthandlingtouristemployee, functionarybuildingincomepopulationownershipvisitationvisitorthe increase

Kata-kata penting lainnyaOther important wordsWords in italic are the base/root words  

terpencilterbilangterbakarmelimpahsekaligusberjarakkawasan

ter + pencilter + bilangter + bakarme + limpahsekali + gus ber + jarak

isolated, remotebe calculatedon fireabundant, overflow, plentifulat the same timehave a distancearea

Page 11: Bacaan bule

pengaruh influence

Contoh-contoh kalimatExamples of sentencesSudah lama dia menanti-nantikan kedatangan pacarnya.It has been for a while she waits on and on for her boyfriend.

Suara bom itu terdengar sampai ke kawasan yang berjarak dua belas kilometer dari pusat ledakan.The sound of the bomb can be heard until to the area that has a distance of twelve kilometers from the center of the blast.

Para pengunjung ke pantai yang terpencil itu kebanyakan wisatawan dari manca negara.Visitors to that isolated beach are mostly tourists from abroad (foreign countries).

Kembali ke daftar bacaan

 

PREFIX BER-

There are two types of verbs with the ber- prefix; those formed by adding the ber- prefix to a noun, and adding the ber- prefix to a root

verb.

When the ber- prefix attached to a verb root the resulting verb is a reflexsive verb.

These are list of example for adding ber- to the

root.Lists of example for ber- + Noun

belanja

berbelanja

"shop"

bicaraberbicara

"talk, speak"

kumpul

berkumpul

"gather together"

nama bernama"having the name"

umur berumur"having the age of"

sepeda berseped "to go by

Page 12: Bacaan bule

tanyabertanya "ask"

henti berhenti "stop"

a bicycle"

jalan berjalan "walk"

sekolah

bersekolah

"attend school, study"

Irregular prefix ber-

 

Click here...........

Exercise

kerja

bekerja

"work"

ajar

belajar

"study"

EXAMPLES:

1. Kalau Anda tidak mengerti, Anda bisa bertanya kepada ibu dosen.    If you don't understand, you may ask the (female university) teacher.

2. Hasan bersekolah di SMA Negeri di kota Surabaya.    Hasan attends school at SMA Negeri (state high school) in the city of Surabaya.

3. Anjing saya bernama "Bleki" dan dia berumur dua tahun.    My dog has a name "Bleki" and he is two years old.

4. Ibu Sumirat bekerja di sebuah rumah sakit tidak jauh dari rumahnya.    Ibu Sumirat works at a hospital not far from her house.

 

Page 13: Bacaan bule

Latih Kecerdasan Anak Sejak LahirStimulan perangsang kerja otak bisa diberikan sejak bayi lahir. Sabtu, 10 Oktober 2009, 16:58 WIBPipiet Tri Noorastuti, Elly Setyo Rini

BERITA TERKAIT Menghadapi Anak Susah

Makan Orangtua Jangan Tergantung

Pada Baby Sitter Mencari Pengasuh Anak yang

Tepat Picu Buah Hati

Membersihkan Kamar Sendiri

Agar Si Kecil Tidak Tertular Flu

web tools

VIVAnews - Mempunyai anak cerdas menjadi dambaan setiap orangtua. Agar anak Anda cerdas, perlu stimulan-stimulan perangsang kerja otak sejak dini.

Psikiater anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ, mengatakan, stimulan bisa diberikan sejak bayi lahir.

"Rangsangan yang dilakukan harus dalam suasana bermain, terus menerus dan bervariasi," katanya dalam talkshow 'Bagaimana Membentuk Seorang Anak Yang

Disiplin anak (doc Corbis)

Page 14: Bacaan bule

Sehat, Cerdas, dan Berkualitas' di Jakarta, Sabtu, 10 Oktober 2009.

Rangsangan akan membantu pembentukan cabang-cabang sel otak dan melipatgandakan jumlah hubungan antarsel otak sehingga terbentuk sirkuit otak yang lebih kompleks, canggih, dan kuat. Pemberian stimulan bervariasi tergantung umur si anak.

Usia 0-3 bulanRangsangan yang bisa diberikan berupa rasa nyaman, aman, dan menyenangkan, seperti memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, membunyikan suara atau musik, menggerakkan benda berwarna mencolok, menggulingkan perlahan ke kanan dan ke kiri, serta memposisikannya tengkurap/ telentang.

Usia 3-6 bulanAjak bayi bermain cilukba, dan bercermin untuk melihat ekspresinya sendiri. Pada usia ini, mulailah melatih bayi untuk tengkurap, duduk, dan telentang sendiri.

Usia 6-9 bulanOrangtua bisa mulai membiasakan memanggil nama si anak, berjabat tangan, bertepuk tangan, melatih berdiri dengan pegangan, dan membacakan dongeng.

Usia 9-12 bulanAjaklah si kecil untuk menirukan menyebut nama mama dan papanya. Ajarkan pula dia minum dari gelas, atau bermain menggelindingkan bola dan melatihnya belajar mengambil bola sendiri.

Usia 12-18 bulanAjarkan si kecil untuk mencorat-coret dengan pensil warna di kertas, menyusun kubus, balok, dan puzzle. Saatnya pula melatihnya berjalan tanpa pegangan, berjalan mundur, dan memanjat tangga.

Usia 18-24 bulanMulai ajak si kecil berdiskusi tentang gambar atau menunjuk bagian tubuh. Ajak bicara tentang kegiatan sehari-hari, dan latihan mencuci tangan.

Usia lebih 2 tahunPada usia ini anak sudah mulai disiapkan untuk aktivitas prasekolah. Ajar si kecil mengenal warna, menghitung benda, menyikat gigi, memakai baju sendiri, belajar ke toilet sendiri, dan semua hal yang melatih si kecil mandiri.

Page 15: Bacaan bule

Tingkatkan Kualitas Kecerdasan Anak Dengan Brain Gym

3 bulan yang lalu | 189 Komentar | 91 | Suka!

Setiap orang tua tentu menginginkan anak yang berdaya pikir kuat. Untuk itu tak jarang orang tua berlomba-lomba menemukan metode atau cara baku untuk meningkatkan kualitas intelegensia anak. Memang, tidak ada satu metode pun yang dapat menjamin seratus persen anak menjadi lebih cerdas. Disamping memberikan nutrisi yang tepat, langkah paling jitu adalah memberikan stimulasi yang optimal dan tepat, salah satunya dengan mengajak anak bergerak. Pergerakan tubuh tak hanya mendorong anak aktif bereksplorasi atau bermanfaat bagi fisiknya, melainkan juga menstimulasi saraf otak anak.

Dr.Paul E Dennison, seorang pendidik asal Amerika Serikat, mengembangkan suatu pendekatan yang dinamakan Educational Kinesiology (Edu-K) atau Kinesiologi pendidikan yang bertujuan untuk melatih fungsi otak yang berhubungan dengan tahap Kinesiology (Edu-K) atau Kinesiologi pendidikan yang bertujuan untuk melatih fungsi otak yang berhubungan dengan tahap perkembangan tertentu atau meningkatkan kemampuan belajar anak.

Education berasal dari kata latin educare yang berarti menarik keluar. Kiniseology dikutip dari bahasa yunani berarti gerakan dan merupakan pelajaran gerakan tubuh manusia. Edu-K adalah suatu sistem yang memberdayakan semua orang yang belajar, tanpa batas umur dengan menggunakan aktivitas gerakan-gerakan untuk menarik keluar seluruh potensi seseorang.

Dengan latar belakang tersebut, maka Paul Dennison menciptakan brain gym, yaitu pembaharuan pola bergerak untuk dapat membantu mengoptimalkan kemampuan belajar anak dengan meningkatkan pengaliran energi (vitalitas) ke otak. Kegiatan brain gym sendiri bersifat aman, sederhana dan alamiah.

Page 16: Bacaan bule

Kegiatan brain gym bertujuan untuk mengintregasikan setiap bagian otak untuk membuka bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau masing-masing belahan otak berkembang sendiri-sendiri,” tentu nya tidak akan terjadi keselarasan. Ketidakselarasan kerja otak juga akan mengakibatkan anak mengalami berbagai hambatan, terutama pada proses belajarnya kelak di sekolah.

Henry Remanly, instruktur brain gym yang mendapat lisensi dari International Kinesiology College, California, AS, mengatakan selama ini hanya timbul persepsi bahwa otaklah yang mengendalikan semua bagian tubuh. Namun, justru dengan bergerak juga memberikan efek stimulan terhadap dengan bergerak juga memberikan efek stimulan terhadap pertumbuhan saraf. Beberapa penelitian pun membuktikan bahwa dengan melakukan olahraga rutin akan menstimulasi perkembangan otak.

Metode brain gym yang merupakan sebuah metode melalui 26 gerakan dasar untuk menstimulasi dan menyeimbangkan seluruh bagian otak, otak kiri-kanan, atas-bawah dan depan-belakang. Gerakan-gerakan telah dikelompokkan sesuai dengan area otak. ”Metode ini telah dikembangkan selama lebih dari 25 tahun yang menitikberatkan pada pembelajaran. Banyak anak dengan gangguan belajar dan disleksia dapat diatasi,” kata Henry.

Henry menyebutkan, metode brain gym tak hanya bermanfaat bagi anak berkebutuhan khusus atau kesulitan belajar. Gerakan brain gym bisa dicobakan pada setiap anak yang membutuhkan optimilasasi kerja otak. Terutama usia dini yang tengah belajar mengenal lingkungan melalui inderanya dan apa yang ia pelajari akan menstimulasi peningkatan jumlah saraf. ”Gerakan brain gym bisa diterapkan pada anak segala usia, bahkan sejak bayi. Namun, gerakan tetap harus disesuaikan dengan perkembangan motorik anak pada usia tertentu,” paparnya.

Lely Tobing, anggota asosiasi brain gym Indonesia mengatakan gerakan brain gym dapat dipraktekkan anak sejak dini. Karena secara teknisnya, gerakan tersebut dapat mengembangkan 3 dimensi otak, yaitu pertama, dimensi lateritas untuk mengintegrasikan otak belahan kiri dan kanan. Bila seseorang anak bermasalah pada dimensi lateritas, maka akan tampak koordinasi tubuh kiri-kanan kurang bagus dan akan tampak pada akitivitas hariannya, seperti memakai baju sendiri, lempar tangkap bola, menggambar, komunikasi, bernafas, dan lain-lain.

Kedua, dimensi pemfokusan untuk otak bagian belakang dan bagian depan. Dimensi fokus untuk mengkoordinasi si bagian tubuh muka belakang, batang otak atau brainstem dan bagian otak depan (frontal lobes). Untuk anak yang dimensi fokus tidak seimbang maka akan tampak koordinasi depan belakang yang bermasalah seperti: gampang capek, otot-otot kaku terutama bagian belakang, mudah jengkel, fokus kurang, atau tidak mampu mengendalikan diri, kapan harus berhenti dan kapan harus maju dalam berbagai hal.

Pergerakan tubuh sebagai stimultan otak yang merupakan pintu sebuah proses pembelajaran anak

Ketiga dimensi pemusatan yang dapat menyeimbangkan posisi depan dan belakang (sistem limbis/midbrain) serta otak besar (cerebal cortex). Untuk anak yang dimensi

Page 17: Bacaan bule

pemusatannya bermasalah, maka akan tampak pada koordinasi tubuh atas bawah tidak terkoordinasi seperti: melompat, keseimbangan, jongkok, berdiri, gampang jatuh tersandung, takut ketinggian, dari sisi emosi yang tak terkontrol, dan agresif atau justru pasif. Dengan keseimbangan ini, diharapkan membantu kebutuhan tumbuh kembang kelak, sebab itu perlu stimulasi sejak dini.

Dengan melakukan rutinitas gerakan brain gym, ujar Lely, niscaya anak akan mendapatkan manfaat. Antara lain, meningkatnya konsentrasi, stamina, rasa percaya diri, membebaskan stress, meningkatkan konsentrasi, kemampuan mengontrol emosi, mengembangkan kemampuan menyanyi, musik, dan logika. Selain itu, dapat membantu anak mengoptimalkan persepsi informasi yang diterima melalui indera dan meningkatkan kinerja semua bagian otak agar terintegrasi. ”Terkadang oleh suatu hal perkembangan saraf anak akan terhambat, hal ini akan mempengaruhi respon tubuh. Brain gym dapat membuka jalan keluar di bagian otak yang terhambat agar dapat berfungsi maksimal,” ujar Henry.

Gerakan Brain Gym sesuai usia

Lely menerangkan, brain gym adalah gerakan repatterning yang memerlukan pengulangan dan konsentrasi. Sebaiknya lakukan 3 kali dalam sehari yang disesuaikan dengan rutinitas anak, misalnya pada saat pagi hari, sesudah mandi, siang hari sesudah istirahat siang dan sore hari. Selain itu, di setiap gerakan juga terdapat pengulangan gerakan.

Namun, jangan jadikan kegiatan ini menimbulkan stres pada anak. Sebaiknya gerakan dilakukan dalam keadaan rileks. Hindari memaksa anak yang berakibat kehilangan minat.

Langkah pembukaan dalam brain gym meliputi PACE (Positive, Active, Clear, dan Energetic) positif, aktif, tanggap, dan energik. Proses PACE diharapkan untuk menghantar ke dalam suatu keadaan yang nyaman untuk belajar. Proses PACE terdiri dari 4 aktivitas sederhana yaitu air (untuk usia di bawah 2 tahun, air diganti dengan ASI), saklar otak, homolateral/gerakan silang dan kait rileks. Khusus untuk gerakan kait rileks, yaitu menyatukan ujung-ujung jari selama satu menit dan berdiam diri sejenak, balita akan memerlukan bantuan.

Lely menganjurkan agar sebisa mungkin brain gym dilakukan dalam konteks bermain. Orang tua juga harus merasa nyaman, tenang, dan aman ketika memandu anak. Sehingga gerakan dapat mudah diikuti anak. Mulailah dengan langkah-langkah sederhana. Ajak anak mempelajari gerakan per gerakan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pengulangan satu gerakan di minggu pertama, lalu gerakan berikutnya di minggu ke-2, dan sebagainya.

Usia 0-6 Bulan

Saklar anakPijat jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada, sementara tangan yang lain memegang pusar.

Page 18: Bacaan bule

Fungsi: mengirim pesan dari bagian otak kanan ke sisi kiri tubuh dan sebaliknya. Serta meningkatkan penerimaan oksigen.

Tombol BumiMemijit titik di bawah bibir dan tangan lain di tulang kemaluan.Fungsi: mengaktifkan energi di otak tengah, menyeimbangkan emosi, mengaktifkan kemampuan melihat atas dan bawah.

Tombol AngkasaMemijit titik di atas bibir dan tangan lain memegang tulang ekor.Fungsi: mengaktifkan energi ke otak, menyeimbangkan kemampuan melihat jauh dekat, menyeimbangkan emosi.

Usia 6 Bulan-1 Tahun

Gerakan merenggangkan otot.Buka tangan anak ke kanan dan ke kiri.Fungsi: membantu mengaktifkan dan memperkuat perkembangan otot.

Gerakan homolateralGerakan tubuh satu sisi. Pada usia bayi umumnya menggerakan badan dengan menggunakan 1 sisi tubuhnya. Misalnya, merayap untuk menggapai suatu benda, tangan berusaha menjangkau dan kaki di bagian yang sama mengikutinya. Lalu, pada saat anak berusaha untuk membalikkan tubuh, maka dia akan bertumpu di satu sisi saja.Fungsi: untuk menekankan perkembangan otak di bagian tertentu

Gerakan menyilangGerakan anggota badan secara menyilang. Tangan kanan digerakkan bersamaan dengan kaki kiri . Lalu tangan kiri digerakkan bersamaan dengan kaki kanan.Fungsi: untuk mengaktifkan koordinasi antara bagian otak kiri dan kanan.

Usia 1-2 Tahun

Gerakan menyilang.

Tombol imbang (balance button).Sentuh belakang telinga anak sambil tangan yang lain menyentuh pusar.Fungsi: menyeimbangkan ketiga dimensi otak, kiri-kanan, atas-bawah, dan belakang-depan.

Usia 2-3 Tahun

Lakukan semua gerakkan di atas pada anak, minta anak mengikuti gerakan yang diajarkan.

Pasang telingaDengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menarik kedua telinga

Page 19: Bacaan bule

anak dengan lembut keluar dan melepas gulungannya dimulai dari puncak telinga dipijat lembut sepanjang lengkungannya, berakhir di bagian bawah (3 titik atas tengah bawah). Ulangi 3 kali atau lebih.Fungsi: membedakan persepsi memori auditori, mendengarkan suaranya sendiri saat berbicara, daya ingat jangka pendek, bicara dalam hati, dan keterampilan berpikir, mendengarkan dengan kedua telinga.

8 tidurBantu anak menggerakkan tangan dari mulai titik, tengah ke arah kiri atas, melingkar ke kiri bawah naik ke titik tengah lagi dan terus ke kanan atas, berputar ke kanan bawah, dan kembali ke titik tengah (seperti menggambar angka 8 tidur).Fungsi: mengaktifkan mata kanan dan kiri serta mengintregasikan bidang kanan dan kiri.

 

Sebagai variasi, kata Lely, orang tua juga bisa mengkombinasikan gerakan brain gym dengan penggunaan alat bantu. Untuk bayi, orang tua bisa menggunakan alat bantu untuk menarik perhatian anak seperti balon, mainan berbunyi, tongkat berpita, stiker bergambar untuk ditempelkan di tangan orang tua. Alat ini membantu anak untuk membuat gerakan silang serta melatih koordinasi mata anak. Misalnya, dengan menggerakan mainan berbunyi kekiri kanan,atau gunakan balon menarik perhatiannya saat anak merangkak. Sedangkan untuk anak yang sudah lebih besar, gunakan kartu bergambar untuk menunujukkan langkah-langkah gerakkan brain gym.

Tips brain gym menyenangkan bagi Si Kecil

1. Brain gym dapat digabung atau dihantarkan dengan musik yang menyenangkan , berirama tenang atau disukai anak ,sehingga membuat anak lebih rileks.

2. Membuat situasi ruangan yang menyenangkan dan nyaman untuk anak, misalnya meletakkan bayi di atas matras.

3. Pakaikan anak baju yang nyaman untuk bergerak.4. Karena tubuh kita 70% lebih mengandung air, maka memberikan air putih

sebagai langkah pendahuluan sangat disarankan.5. Orang tua sendiri juga harus dalam keadaan rileks dan menyenangkan saat

memberikan pelatihan kepada anak.

 

  

Page 20: Bacaan bule

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : SMP NEGERI 3 CIBINONG Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas / Semester : VIII / 2 (Dua) Alokasi Waktu : 1 X 45 menit A. Standar Kompetensi

Membaca

Memahami makna dalam esei pendek sederhana berbentuk recount, dan narrative

untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar

B. Kompetensi Dasar Membaca nyaring bermakna teks fungsional dan esei pendek sederhana

ber

bentuk

recount dan narrative dengan ucapan, tekanan dan intonasi yang berterima yang

berkaitan dengan lingkungan sekitar.

C. Indikator •

Membaca nyaring dan bermakna teks esei berbentuk narrative. •

Mengidentifikasi teks pendek dan sederhana dalam bentuk narative D. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pelajaran siswa dapat : • Membaca teks dengan intonasi, stressing dan pronunciation yang benar

E.

Page 21: Bacaan bule

Materi Pembelajaran

- Mengenalkan tanda baca (titik, koma) yang benar.

- Mengajarkan intonasi dan pronunciation yang benar

- Membaca nyaring dengan pronunciation dan stressing yang tepat

F. Metode / Tehnik a. Modelling G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan - Salam dan tegur sapa (greeting) - Perkenalan - Mengabsen

Once upon a time there lived a little, named Snow White. She lived with her aunt

and uncle because her parents were died.

One day she heard her aunt and uncle talking about leaving Snow White in the

castle because they wanted to go to America and they didn’t have enough money

to take Snow White with them.

Snow White didn’t want her uncle and aunt to do this. So she decided to run

away. The next morning she run away from home when her aunt and uncle were

having breakfast, she run away into the wood.

In the wood she felt very tired and hungry. Then she saw this cottage. She

knocked but no one answered so she went inside and felt asleep

Meanwhile seven dwarfs were coming home from work. They went inside. There,

they found Snow White woke up. She saw the dwarfs. The dwarfs said; “What is

your name?”. Snow White said; “My name is Snow White”. One of the dwarfs

said; “If you wish, you may live here with us”. Snow White told the whole story

about her. Then Snow white ad the seven dwarfs lived happily ever after.

Generic Structure Analysis

1. Orientation; introducing specific participants; Snow White

2. Complication; revealing a series of crisis: Snow White’s aunt and uncle would

leave her in a castle, Snow White run away, Snow White felt hungry in the wood.

3. Resolution; the crisis is resolve: the dwarfs permitted Snow White lived in their

Page 22: Bacaan bule

cottage lived happily

Language Feature Analysis

o Using saying verb; answered

o Using thinking verb; decided

o Using action verb; run away

o Using time conjunction; once upon a time, one day

o Using connectives; then, meanwhile

o Using past tense; she heard her uncle

Merencanakan Jadwal Belajar Anak

MENURUT konsultan pendidikan Akhmad Sururi Aziz dari kantor Bright Multienterprise (Consultan, Research, Training, Education, Even Organizer) salah satu hal yang sering dilupakan orangtua ketika membuat jadwal belajar untuk anak-anaknya adalah menanyakan kemauan sang anak.

“Jadwal belajar itu sebenarnya dibuat agar orangtua tahu, pada jam segitu anaknya sedang ngapain, itu saja. Tapi dalam pembuatannya orangtua sering lupa bahwa

yang belajar adalah anak-anaknya, bukan mereka. Jadi mereka cenderung tidak bertanya apa kemauan sang anak. Apa anak bisa konsentrasi belajar pada jam segitu atau yang lain-lain,” jelas Akhmad.

Page 23: Bacaan bule

Jebolan IKIP Jakarta tahun 1994 ini juga menekankan untuk tidak terlalu ekstrim dalam membuat jadwal belajar. Sebab, sesuatu yang ekstrim akan memicu perlawanan yang ekstrim pula. Anak-anak, diakunya, akan merancang perlawanan, dengan cara menurut di depan, lawan di belakang, atau berontak terang-terangan.

Pada dasarnya, sesuatu yang tegas atau otoriter itu bagus karena mengajarkan tentang kedisiplinan. Tapi, untuk jaman sekarang, sepertinya hal itu tidak akan efektif. “Yang terpenting adalah menciptakan suasana agar anak tertarik untuk belajar, sehingga bila dia tidak mempelajarinya akan merasa rugi,” tekan pria kelahiran Tegal, 10 April 1969 ini.

Membagun motivasi belajar, menurut Akhmad, adalah hal yang pertama, sementara materi pelajaran nomor dua. Sebab, belajar tidak harus duduk diam, buka buku, baca, dan hafalkan. Banyak cara dan metode untuk untuk bisa belajar. “Belajar itu pada dasarnya tidak ada waktunya, kapan saja bisa belajar,” tambahnya.

Khusus untuk pembaca RM Blitz!, konsultan pendidikan ini memberikan tips dan trik mengajak anak untuk belajar dan membuat jadwalnya.

Motivasi

Pertama kali yang harus dilakukan untuk mengajak anak belajar adalah membangkitkan motivasi belajarnya. Caranya dengan memberikan pengertian bahwa yang dipelajari memang dibutuhkan untuk hidup. Yang dipelajari saat ini akan digunakan untuk tingkat lanjut dan belajar adalah suatu persiapan menuju final. “Agar efektif, sejak dini orangtua harus tahu cita-cita anak sehingga bisa diarahkan,” ujar Akhmad.

Waktu

Meski belajar tidak punya waktu khusus, tapi ada jam-jam tertentu yang bila dimanfaatkan secara efektif, misalnya dari jam 5 pagi sampai jam 9 pagi dan mulai jam 9 malam ke atas. “Pada waktu pagi badan masih fresh dan pikiran masih segar, sedangkan pada waktu malam yang paling baik adalah saat akan tidur, bahkan untuk mereka yang sudah dewasa semakin malam semakin baik,” ujar bapak dua anak ini.

Lamanya

“Proses belajar yang menyenangkan akan mudah dipanggil kembali apalagi bila dalam proses itu dia terlibat,” terang Akhmad. Makanya dalam belajar untuk mengingat kembali atau memanggil kembali memori satu atau dua jam belajar sudah cukup setiap hari. Atau bila dia tidak paham akan sesuatu materi bisa ditambah waktunya.

Page 24: Bacaan bule

Sebab dalam seharian tidak mungkin anak-anak tidak ingat semua mata pelajarannya. Jika pun ini terjadi pasti ada yang tidak beres dan harus dicari tahu penyebabnya. “Apakah karena lingkungan, cari perhatian atau yang lain,” kata Akhmad.

Suasana

Setiap anak memiliki gaya belajar masing-masing. Ada yang lebih konsentrasi belajar di tempat sepi, ramai, tempat yang rapih ataupun berantakan. Makanya, harus dicari tahu dulu. Caranya, ketika masih SD ajak mereka belajar berkelompok. “Anak-anak yang suka baca keras-keras dia suka belajar di tempat ramai, mereka yang marah bila temannya baca keras-keras artinya suka tempat sepi. Anak yang suka meletakkan segala sesuatu pada tempatnya sebelum belajar artinya dia suka tempat bersih dan rapih, begitu sebaliknya,” ungkap Akhmad.

Metode

Ada banyak cara belajar, jadi jangan selalu menyuruh anak Anda untuk duduk diam, baca, dan hafalkan. Bisa dengan acara televisi, mendengarkan musik, ajak diskusi ataupun jalan-jalan. “Sesuaikan dengan minat anak Anda,” saran Akhmad.

TK

Anak-anak di usia TK berdasarkan perkembangan psikologis tingkat ketergatungannya sangat tinggi. Mereka sangat membutuhkan bantuan guru dan orangtua, serta bantuan visual dalam penerapannya. Misalnya mengajarkan bahasa Inggris harus sambil membawa bendanya. “This is a rice, tunjuk nasinya, anak akan ingat walaupun dia tidak ingat bacaannya dia akan ingat bendanya dan ketika bertemu lagi, dia akan berusaha mengungkapkannya lagi,” terang suami Nurlaela ini.

Mengajarkan tentang berhitung juga harus dibatasi karena saat itu mereka belum membutuhkannya, gunakan saja simbol-simbol yang ada di tubuhnya. Jangan menggunakan angka matematik untuk mengajarkannya. “Seperti gunakan tangannya untuk berhitung, sebab anak belum bisa menyinkronkannya,” ucap Akhmad. Selain itu, memonton acara TV anak-anak atau mendengarkan musik berbahasa Inggis bagi Akhmad adalah cara yang lebih efektif.

SD

Mengajarkan anak SD adalah mengarahkannya. SD sendiri terbagi dalam dua, kelas kecil dan besar. Kelas kecil dari kelas 1-3 dan kelas besar dari 4-6. Kelas kecil mengajarkan belajar tidak boleh difokuskan pada satu bidang saja, sebab bila itu terjadi dia akan ahli pada bidang itu tapi tidak akan tertarik bidang-bidang lain. “Ini tidak boleh karena anak-anak harus dikenalkan segala hal dari sosial, teman-temanya, dan lain-lain,” ujar Akhmad.

Page 25: Bacaan bule

Belajar kelompok yang terdiri dari 4-6 orang adalah cara yang paling efektif untuk usia-usia ini. “Karena mereka bisa fokus belajar dan tidak main-main,” ungkap Akhmad.

SMP

Masa SMP adalah masa-masa transisi bagi anak-anak. Mereka sedang belajar mencari cara sendiri untuk belajar. Di sini anak-anak ingin tampil sebagai yang terbaik. Sayangnya, bukan hanya untuk yang positif, yang negatif juga. Jadi jam belajar yang penerapannya kaku hanya akan memasung gaya belajar anak, lebih baik mendidiknya dengan memberikan contoh. “Lihat kesukaan anak, bila suka musik, belikan bacaan tentang musik, ajak dia diskusi. Bila dia sudah keranjingan baca, mula geser bacaan itu ke materi yang diinginkan,” jelas Akhmad.

SMU

Saatnya membuka realita, ajak anak diskusi tentang hidupnya. Dia ingin menjadi apa, keinginannya. Berikan kebebasan dan jangan membebaninya dalam belajar. “Misalnya anak tidak berniat untuk kuliah setelah SMU, katakan padanya bahwa orangtua hanya ingin dia lulus, maka dia akan belajar dengan sendirinya. Jangan bebani kamu harus ranking dan sebagainya. Sebab dengan target lulus saja, itu secara tidak langsung menyuruh anak untuk belajar.

“Masa-masa SMU adalah penentuan apakah dia nanti akan menjadi orang yang berpikir dewasa atau orang yang hanya tua umurnya saja,” jelas Akhmad. Satu lagi jangan berharap bisa menyuruh anak belajar dengan menetapkan jamnya, sebab ketika SMP saja mereka emoh apalagi SMU.

Perguruan Tinggi

Ajarkan anak untuk menghadapi realita, tentukan pilihan hidupnya. Tunjukkan bahwa orangtua peduli dengan kuliahnya dan bila IP-nya jelek, bisa juga dilakukan ancaman positif dengan mengatakan, bahwa bila IP-nya tetap segitu maka ini adalah pembayaran semester yang terakhir.

“Anak akan berpikir sendiri kok, cara belajar mereka juga lebih kepada diskusi dan menyimpulkan pendapat sendiri-sendiri,” aku Akhmad. Akhmad juga menekankan untuk tidak menentukan jurusan yang harus diambil sebab bila ini dilakukan jangan harap anak akan mau belajar. “Bila anak tidak mau kuliah misalnya, nggak usah buang-buang uang, suruh dia kerja. Atau bila dia bercita-cita jadi apa, langsung kuliahkan ke jurusan itu,” tungkas Akhmad. mega/jo

Page 26: Bacaan bule

ANAK DAN INTERNET Fokus C3I Agustus 2008 - Pengaruh Media Terhadap Anak-Anak Anak/Parenting Artikel

"Bangsa yang menguasai teknologi akan memimpin dunia."

Mungkin ungkapan ini sudah terasa usang di telinga kita. Terlalu banyak tokoh menyerukan ungkapan seperti ini. Perdana Menteri Jepang misalnya, saat menerima kekalahan dalam Perang Dunia II, ia pun memotivasi rakyatnya untuk mempelajari teknologi sedalam mungkin agar dapat bangkit kembali dari kekalahan.

Bill Gates, pemimpin Microsoft yang sekaligus menjadi orang terkaya di dunia, bahkan membuktikan secara personal bahwa teknologi dapat menguasai dunia. Sekarang ini, siapa pengguna Personal Computer (PC) yang tidak mengenal program Windows, Word, atau Excel?

Kemudian pemimpin Oracle, Lawrence Elisson, juga pernah mengingatkan pentingnya teknologi bagi kemajuan umat manusia. Bahkan, tokoh yang pernah dinobatkan sebagai orang terkaya nomor dua di dunia ini menambahkan bahwa peran itu harus dimulai sejak anak-anak karena merekalah yang nantinya akan menjadi penerus generasi yang ada sekarang. Oleh karena itu, pengenalan mengenai internet adalah satu awal yang sangat baik.

Internet memang merupakan satu bentuk perkembangan teknologi yang sedang berkembang pesat saat ini. Banyak hal positif yang bisa dilakukan dengan internet. Informasi yang tak terbatas, fasilitas e-mail yang dapat menggantikan posisi surat konvensional sebagai media komunikasi tertulis, merupakan beberapa contoh positif dari perkembangan internet. Namun, tentu saja tidak tertutup kemungkinan adanya

Page 27: Bacaan bule

hal-hal negatif yang mengiringinya, seperti pornografi, penipuan kartu kredit, dan beberapa contoh lain seperti yang sering diangkat di media lainnya.

Pengajaran internet untuk anak-anak sebenarnya sudah mulai dipikirkan sejak beberapa tahun lalu. Waktu itu, beberapa tempat kursus komputer di Jakarta sudah mulai membuka program "Internet for Kids". Sayangnya, masih ada beberapa pihak yang menilai bahwa hal itu terlalu berlebihan. Untuk apa anak usia enam tahun, dengan penguasaan bahasa Inggris nol, mempelajari internet yang petunjuknya sebagian besar memakai bahasa Inggris? Untuk apa mengajarkan teknologi kepada anak-anak sementara orang dewasa pun masih jarang menggunakannya? Dan untuk apa mengajarkan anak-anak sebuah pengetahuan yang dapat menyimpang ke hal-hal berbau pornografi?

Semua opini bisa saja diungkapkan. Tapi bila boleh menengok ke belakang, saat bangsa Jepang kalah pada Perang Dunia II, mereka secara massal menerjemahkan buku ilmu pengetahuan dari Jerman. Saat itu hanya segelintir orang saja yang menguasai bahasa Jerman. Namun, hal tersebut tidak menghambat mereka untuk tetap menerjemahkan buku-buku tersebut untuk kemudian menyebarluaskannya untuk dipelajari. Akhirnya satu demi satu, industri berbasis teknologi muncul. Saat ini mereka sudah menjadi sebuah bangsa yang besar dengan industri teknologi yang canggih.

Mengajarkan internet untuk anak-anak usia enam sampai dua belas tahun bukanlah suatu hal yang terlalu dini. Materi internet untuk anak dalam segala usia telah tersedia lengkap. Internet bukanlah sebuah teknologi yang rumit. Saat ini perkembangan teknologi sangat cepat. Arus informasi harus ditanggapi dengan cepat pula. Pilihannya: Ingin mengikuti perkembangan zaman atau menjadi pihak yang terbelakang dalam memeroleh informasi.

Ketakutan akan pornografi pun sebenarnya merupakan ketakutan semu. Dengan mengajarkan internet secara benar pada anak, misalnya dengan membiasakan anak mencari informasi melalui internet atau membiasakan anak memanfaatkan e-mail sebagai media komunikasi, sedikit banyak dapat menumbuhkan satu hal baru yang positif di otak mereka. Jangan biarkan anak terlebih dahulu mengetahui teknologi ini dari pihak yang kurang tepat. Kalau Anda mencintainya, bimbinglah anak Anda untuk mengenalnya sejak dini.

Jadi sebenarnya, ketakutan untuk mengajarkan internet pada anak adalah sesuatu yang tidak perlu terjadi.

PENTINGNYA INTERNET BAGI ANAK

Tanpa terasa, masa pengenalan internet telah berlalu. Internet tidak lagi asing bagi kita. Kini internet telah menjadi suatu kebutuhan tersendiri karena banyaknya manfaat dan fasilitas yang dapat diambil darinya. Salah satunya adalah fasilitas e-mail, yang kini telah menduduki peran yang signifikan dalam komunikasi baik secara personal maupun secara instansi dan lembaga. E-Commerce pun telah menjadi alternatif lain dari dunia bisnis.

Page 28: Bacaan bule

Sejalan dengan perkembangan tersebut, terkadang masih ada beberapa hal yang mungkin lepas dari perhatian kita. Karena begitu mudahnya informasi didapat oleh siapa saja yang dapat mengakses internet. Maka anak-anak pun, tanpa bimbingan dan pengarahan yang tepat, pasti akan terimbas oleh dampak negatifnya.

Menurut Dr. Howard Gardner dari Harvard University, Amerika Serikat, pada diri seorang anak biasanya terdapat tujuh kemampuan (intelegensi). Tujuh intelegensi itu meliputi:

1. Kemampuan dasar seseorang, yaitu bahasa atau linguistik;2. Kemampuan logika yang mencakup rasionalitas, mengurutkan kejadian atau

menarik hubungan antara simbol yang satu dengan lainnya;3. Kemampuan visual, yaitu kemampuan berpikir berdasarkan gambar, ruang,

atau bentuk;4. Kemampuan musikal atau ritme;5. Kemampuan mengendalikan atau meningkatkan fisiknya;6. Kemampuan interpersonal, yaitu kemampuan berhubungan dengan orang lain;

dan7. Kemampuan intrapersonal, yaitu kemampuan untuk kewaspadaan diri.

Dengan mengacu pada ketujuh kemampuan tersebut, teknologi internet yang diajarkan dengan tepat dan benar akan dapat meningkatkan minimal empat kemampuan. Tak heran bila beberapa sekolah dasar swasta terkemuka di Indonesia sekarang ini mulai memasukkan pelajaran komputer sebagai pelajaran wajib. Bahkan beberapa di antaranya sudah mulai mengajarkan internet kepada siswa kelas 3 SD. Di sekolah tersebut, anak dipandu untuk mempelajari internet. Mereka memiliki pembimbing yang menunjukkan berbagai hal positif dari internet.

Anak yang tidak diberi pengertian dan pelajaran mengenai internet, kebanyakan akan mendapatkannya dari teman-teman sebayanya. Bila demikian, maka tidak jarang hal-hal negatif yang terlebih dahulu terekam dalam otaknya. Tentu hal ini tidak diharapkan akan terjadi.

Kebanyakan anak memiliki keingintahuan yang besar. Mereka antusias dan siap mencoba segala hal baru. Sementara itu, teman-teman mereka juga akan dengan bangga menunjukkan apa yang diketahuinya, terutama hal-hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, termasuk hal-hal yang negatif.

Untuk masa sekarang, keharusan menyediakan fasilitas internet untuk semua sekolah tentu masih belum dapat dilakukan. Hal ini mengingat penyediaan komputer beserta modemnya masih membutuhkan anggaran yang besar. Untuk menyikapinya, sekolah yang belum bisa menyediakan fasilitas internet bisa mencoba untuk mendapatkannya melalui kerja sama dengan pihak ketiga seperti perusahaan penjual komputer dan lembaga kursus komputer.

Namun, bila sekolah benar-benar tidak mampu menyediakan fasilitas tersebut, maka Anda sebagai orang tua wajib mewujudkannya. Ini tidak berarti bahwa Anda harus berlangganan internet untuk putra-putri Anda. Namun, Anda dapat mengajak anak-anak Anda ke warnet pada waktu-waktu tertentu dengan jadwal yang Anda atur

Page 29: Bacaan bule

sendiri. Bila Anda melakukannya dengan tepat, hal ini sudah cukup efektif untuk mengajarkan internet pada anak.

INTERNET DALAM BAHASA ANAK-ANAK

Internet di mata anak-anak merupakan sesuatu yang abstrak. Mereka belum memahami manfaat nyata internet bagi kehidupan mereka sehari-hari. Anda dapat menggunakan pendekatan yang sesuai dengan ketertarikan anak-anak, seperti tokoh idola, cerita kepahlawanan, atau pun permainan. Berbagai hal lain yang menarik perhatian anak juga dapat digunakan untuk memperkenalkan mereka dengan internet.

Anak-anak akan lebih mudah menerima jika pembelajaran internet disampaikan dalam bentuk cerita. Orang tua dapat menceritakan bagaimana polisi memburu penjahat dengan memanfaatkan internet guna mendapatkan data dan informasi. Melalui internet, polisi dapat mencari nama, alamat, dan melihat foto terakhir sang penjahat sehingga pada akhirnya polisi dapat menangkap penjahat tersebut.

Contoh lain, Anda dapat mengajak anak-anak untuk mencari berita tentang tokoh idola mereka. Dari internet mereka dapat mengoleksi foto-foto, berkirim surat, membaca informasi terbaru, atau bahkan mengobrol secara langsung dengan tokoh idola tersebut.

Untuk mengembangkan wawasan anak, internet dapat diilustrasikan sebagai sebuah perpustakaan yang paling lengkap. Dengan internet, anak-anak dapat memilih buku cerita tentang pengetahuan alam, pengetahuan sosial, olah raga, atau kartun. Di sini, anak-anak dirangsang untuk mengeksplorasi internet sesuai keinginan dan kebutuhannya. Dengan begitu, anak akan dapat menarik kesimpulan sendiri tentang sarana yang bernama internet itu.

Namun, kita juga harus ingat bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan metode yang dipakai seorang anak untuk belajar menjadi dewasa dan mandiri. Bermain juga berguna untuk melatih berbagai macam bakat dan keterampilan. Dengan demikian dalam membantu anak belajar, hendaknya kita tidak menggunakan cara-cara yang formal dan kaku. Sesuaikan pengajaran dengan umur anak dan jangan tergesa mengajarkan hal-hal yang rumit. Ketertarikan awal sangat penting bagi proses pengajaran selanjutnya. Bila perlu, tunjukkan kesenangan yang dapat diperoleh anak melalui internet. Misal, bila anak suka membaca, bawa mereka ke situs-situs yang menyediakan cerita-cerita anak. Bila anak senang bermain, internet juga menyediakan situs-situs yang berisi permainan (game). Dengan membuka situs-situs tersebut, maka anak-anak dapat belajar, bermain, dan bergembira. Dengan demikian secara tidak langsung, pengajaran internet pada anak sudah dilakukan.

DEFINISI YANG TEPAT

Sebelum mengajarkan internet kepada anak-anak, tentunya Anda sendiri juga harus tahu apa itu internet. Akan tetapi, tentu bukan definisi yang Anda peroleh dari kamuslah yang Anda berikan kepada anak-anak. Sebaliknya, Anda harus menggunakan kalimat yang sederhana agar mereka dapat mengerti. Salah satu pengajar mengungkapkan bahwa anak-anak sulit menerima penjelasan secara

Page 30: Bacaan bule

langsung. Definisi teknis sebaiknya jangan diberikan. Anda dapat menggunakan ilustrasi yang sudah dikenal dengan baik oleh anak-anak.

Untuk anak-anak yang tinggal di kota besar, internet dapat diilustrasikan sebagai sebuah televisi dengan saluran (channel) yang tak terhingga. Hanya saja, berbeda dengan mengganti saluran-saluran di televisi yang dapat dilakukan hanya dengan memencet tombol. Di internet mereka harus terlebih dahulu mengetik alamat channel yang akan dituju. Misal, bila ingin mengunjungi saluran Unikids, anak harus terlebih dulu menulis "unikids.com". Ilustrasi seperti ini akan lebih mudah dicerna oleh anak.

Jangan heran bila kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan lanjutan dari anak. Beberapa contoh pertanyaan lanjutan yang sering terlontar misalnya, "Mengapa tidak ada filmnya?", "Mengapa tidak ada iklannya?", "Kok tidak ada suaranya?", dan lain-lain. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut harus sesuai dengan ilustrasi yang dikemukakan. Anak mungkin akan bingung jika kita menggunakan ilustrasi yang berlainan.

Saat memperkenalkan internet pada anak, kita tidak perlu memberikan teori terlebih dahulu. Mengingat daya ingat anak masih sangat terbatas, akan lebih baik bila pembelajaran langsung dilakukan dengan praktik, langsung dengan menghadap komputer bersama anak.

Mengajarkan Al-Qur'an Pada Anak Irfani, S.Pd.I | Sabtu, 21 Februari 2009 | 0 comments

Kekakuan dalam mengajarkan Alquran akan membuat jenuh anak dan menciptakan keterpaksaan yang seharusnya tak terjadi. Karena memang dunia anak adalah bermain, mengajarkan Alquran juga bisa dalam bentuk-bentuk permainan yang mereka sukai.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pengajar bisa menggunakan strategi pengajaran, dengan mengoptimalkan delapan kecerdasan yang potensial untuk dikembangkan pada anak (multiple intelegence), yaitu linguistik, di mana potensi kecerdasan anak dikembangkan dengan memberikan bimbingan menghafal Alquran melalui mendengar, menulis. Matematis-logis, mengklasifikasikan ayat dan permainan angka. Spasial visual, visualisasi surat dengan kisah & VCD.

Sementara itu, anak yang memiliki potensi kecerdasan kinestetik, kegiatan bergerak (olah raga) yang menunjang menghafal Alquran. Irama (musikal), melatih bacaan dengan mengikuti irama Syekh Minsyawi. Interpersonal, mengulang hafalan dengan metode dawaron. Intrapersonal, bimbingan tasmi Alquran. Natural, dengan studi alam (outbound).

Page 31: Bacaan bule

"Memang untuk usia sebelum 7 tahun belum begitu dirasakan, namun setelah itu bisa dilihat hasilnya ketika belajar baca tulis Alquran. Anak yang sudah terbiasa dengan hafalan Alquran akan dengan cepat mengikuti pelajaran dan mudah diajari karena punya dasar yang baik. Mereka tinggal me-review-nya kembali," imbuh alhafidz ini.

Untuk meletakkan dasar yang baik sebenarnya tak hanya mengenalkan Alquran ketika anak sudah lahir (0-8 tahun), namun juga harus dilakukan saat dalam kandungan. Sang ibu harus senantiasa akrab dan terus berinteraksi, baik dengan membaca langsung atau mendengarkan irama (murotal Alquran), serta menghindari dari irama-irama lain. Ini akan sangat membantu mengembangkan pembentukan dan pertumbuhan otak. Buktinya, ulama terdahulu sangat cerdas-cerdas karena dengan metode seperti itu.

**

METODE pengenalan Alquran melalui membaca tulisan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yang dikembangkan Maqdis. Di Departemen Ihsan dan Tahsin, siswa akan dituntut untuk bisa membaca tulisan dengan baik dan benar, untuk mengevaluasi keberhasilannya, seperti halnya kursus bahasa Inggris, siswa dituntun dalam level-level.

Dalam proses belajar Ihsan ada empat syarat yang harus dipenuhi untuk keberhasilan pembelajaran, yaitu Talaqi, adanya guru dan murid yang "berhadapan". Tafhim, memahami setiap pelajaran yang disampaikan. Tadribat, latihan dengan pengulangan-pengulangan. Terakhir, Tilawah, membaca.

Menurut Jusmin Nuryadin, S.Ag., staf pengajar Tahsin Maqdis, kata "membaca" Alquran ada dua makna, yaitu mengucapkan apa yang didengar dan membaca tulisan yang dilihat. Selama ini pemahaman membaca baru diartikan mengucapkan apa yang dilihat dari tulisan. Namun, bila melihat sejarah turunnya Alquran, perintah membaca sendiri bisa pahami dengan mengucapkan tanpa dan syarat untuk bisa menulis atau mengenal huruf tulisan.

Secara umum, ada dua ukuran keberhasilan yang sekarang dijadikan patokan dalam belajar bahasa saat ini, bisa mengucapkan dengan baik dan benar (fasih/ tartil) -- bahasa lisan, dan bisa membaca tulisan -- bahasa tulisan. Saat anak belum bisa membaca tulisan maka bisa dilatih dalam pengucapan (tahfidz/ hafalan). Bila sudah belajar menulis dan membaca tulisan, bisa dilakukan dengan berbagai metode mengenalkan Alquran melalui tulisan.

**

MENURUT Herfi, semua sistem pengajaran yang diterapkan akan lebih efektif dan dirasakan hasilnya bila faktor lingkungan selama proses belajar itu menunjang. Bahkan lebih jauh, Yudi, pengajar Ihsan, mengatakan bahwa selama ini banyak pendidikan dini usia, tapi follow up setelah prndidikan itu masih kurang. Para lulusan TPA-TPA dan TQA, setelah SD, SMP, SMU tidak dikembangkan lagi, baru menyadari setelah masuk perguruan tinggi atau mulai berkeluarga. Jadi yang lebih baik adalah kontinuitasnya juga terjaga.

Page 32: Bacaan bule

Memang, untuk sebuah keberhasilan diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan benar caranya. Ini yang kadang suka keliru karena tidak memahami bagaimana cara yang terbaik berinteraksi dengan Alquran maka hasilnya juga tidak optimal. Untuk itu, menurut Herfi, orang tua harus memahami, memahami/menyadari betapa pentingnya mempelajari Alquran dan mengamalkannya. Kedua, mengondisikan anak agar menunjang kegiatan pengajaran Alquran, misalnya selama usia dini tersebut dikondisikan di rumah dengan membacakan Alquran, baik langsung maupun melalui bacaan kaset/CD, minimalnya 2 jam sehari. Kemudian juga membacakan tafsir anak dan terjemahannya 1 surat atau 1 ayat. Ketiga, mengurangi tontonan atau irama lain (musik) yang tidak bermanfaat pada anak. Keempat, meyakinkan pada anak bahwa Alquran lebih penting dari yang lainnya. Misalnya, dengan menempatkan kitab Alquran dipajangan yang lebih menonjol dari kehadiran TV, atau perangkat hiburan lainnya. Kelima, niat kuat untuk terus mengajarkan Alquran pada anak.

Filed Under: Pendidikan Anak

Model Pembelajaran  Contextual Teaching Learning (CTL)

Pembelajaran kontekstual adalah terjemahan dari istilah Contextual Teaching Learning (CTL). Kata contextual berasal dari kata contex yang berarti “hubungan, konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian contextual diartikan ”yang berhubungan dengan suasana (konteks). Sehingga Contextual Teaching Learning (CTL) dapat diartikan sebagi suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.

Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey (1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya.

Pengajaran  kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di  Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Antara tahun 1997 sampai tahun 2001 sudah diselenggarakan tujuh proyek besar yang bertujuan untuk mengembangkan,

Page 33: Bacaan bule

menguji, serta melihat efektifitas penyelenggaraan pengajaran matematika secara kontekstual. Proyek tersebut melibatkan 11 perguruan tinggi, dan 18 sekolah dengan mengikutsertakan 85 orang guru dan profesor serta 75 orang guru yang sudah diberikan pembekalan sebelumnya.

Penyelenggaraan program ini berhasil dengan sangat baik untuk level perguruan tinggi sehingga hasilnya direkomendasikan  untuk  segera disebarluaskan pelaksanaannya. Untuk tingkat sekolah, pelaksanaan dari  program ini memperlihatkan suatu hasil yang signifikan, yakni meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar, dan meningkatkan  partisipasi aktif siswa secara keseluruhan.

Pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensional, Departemen Pendidikan Nasional (2002:5) mengemukakan perbedaan antara pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pembelajaran konvensional sebagai berikut:

CTL Konvensional

Pemilihan informasi kebutuhan individu siswa;

Pemilihan informasi ditentukan oleh guru;

Cenderung mengintegrasikan  beberapa bidang (disiplin);

Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu;

Selalu mengkaitkan informasi dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa;

Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan;

Menerapkan penilaian autentik melalui melalui penerapan praktis dalam pemecahan masalah;

Penilaian hasil belajar hanya melalui kegiatan akademik berupa ujian/ulang

Karakteristik Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL)

Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen  utama dari pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) (Depdiknas, 2003:5).

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Setiap  individu  dapat  membuat  struktur  kognitif  atau mental berdasarkan pengalaman mereka maka setiap individu dapat membentuk konsep atau ide baru, ini dikatakan sebagai konstruktivisme (Ateec, 2000). Fungsi guru disini membantu membentuk konsep tersebut melalui metode penemuan (self-discovery), inquiri dan lain sebagainya, siswa berpartisipasi secara aktif dalam membentuk ide baru.

Menurut Piaget pendekatan konstruktivisme mengandung empat kegiatan inti, yaitu :

1)      Mengandung pengalaman nyata (Experience);

2)      Adanya interaksi sosial (Social interaction);

Page 34: Bacaan bule

3)      Terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan (Sense making);

4)      Lebih memperhatikan pengetahuan awal (Prior Knowledge).

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkan pada pernyataan tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan menerima pengetahuan (Depdiknas, 2003:6).

Sejalan dengan pemikiran Piaget mengenai kontruksi pengetahuan dalam otak. Manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbeda-beda. Setiap kotak itu akan diisi oleh pengalaman yang dimaknai berbeda-beda oleh setiap individu. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak yang  sudah berisi pengalaman lama sehingga dapat dikembangkan. Struktur pengetahuan dalam otak manusia dikembangkan melalui dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi.

2. Bertanya (Questioning)

Bertanya  merupakan  strategi  utama  dalam  pembelajaran kontekstual. Kegiatan bertanya digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis  inquiry.  Dalam  sebuah  pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :

1)      Menggali informasi, baik administratif maupun akademis;

2)      Mengecek pengetahuan awal siswa dan pemahaman siswa;

3)      Membangkitkan respon kepada siswa;

4)      Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;

5)      Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;

6)      Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;

7)      Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

3. Menemukan (Inquiry)

Menemukan  merupakan  bagian  inti  dari  pembelajaran  berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri (Depdiknas, 2003). Menemukan atau inkuiri dapat diartikan juga sebagai proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan

Page 35: Bacaan bule

penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu :

1)      Merumuskan masalah ;

2)      Mengajukan hipotesis;

3)      Mengumpulkan data;

4)      Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan;

5)      Membuat kesimpulan.

Melalui proses berpikir yang sistematis, diharapkan  siswa  memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis untuk pembentukan kreativitas siswa.

4. Masyarakat belajar (Learning Community)

Konsep  Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar itu diperoleh dari sharing antarsiswa, antarkelompok, dan antar yang sudah tahu dengan yang belum tahu tentang suatu materi. Setiap elemen masyarakat dapat juga berperan disini dengan berbagi pengalaman (Depdiknas, 2003).

5. Pemodelan (Modeling)

Pemodelan dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah keterampilan atau pengetahuan tertentu dan menggunakan model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuau. Dalam arti  guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.

Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku siswa baru dikuasai atau dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model. Model yang dapat diamati atau ditiru siswa digolongkan menjadi :

1. Kehidupan yang nyata (real life), misalnya orang tua, guru, atau orang lain.;2. Simbolik (symbolic), model yang dipresentasikan secara lisan, tertulis atau

dalam bentuk gambar ;3. Representasi (representation), model yang dipresentasikan dengan

menggunakan alat-alat audiovisual, misalnya televisi dan radio.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru. Struktur pengetahun yang baru ini merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan

Page 36: Bacaan bule

sebelumnya.  Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahun yang baru diterima (Depdiknas, 2003).

Pada kegiatan pembelajaran, refleksi dilakukan oleh seorang guru pada akhir pembelajaran. Guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi yang realisasinya dapat berupa :

1. Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh  pada pembelajaran yang baru saja dilakukan.;

2. Catatan atau jurnal di buku siswa;3. Kesan dan saran mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.

7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa agar guru dapat memastikan apakah siswa telah mengalami proses belajar yang benar. Penilaian autentik menekankan pada proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.

Karakteristik authentic assessment menurut Depdiknas (2003) di antaranya: dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar berlangsung, bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, yang  diukur keterampilan dan sikap dalam belajar bukan mengingat fakta, berkesinambungan, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback. Authentic assessment biasanya berupa kegiatan yang dilaporkan, PR, kuis, karya siswa, prestasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis dan karya tulis.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Departemen Pendidikan             Nasional.

Page 37: Bacaan bule

Jangan Takut Menjadi Guru [4/15/2009 05:27:00 AM | 11 comments ]

Undang-Undang Guru dan Dosen mengajak kita percaya bahwa program kualifikasi, sertifikasi, dan pemberian beberapa tunjangan untuk guru akan meningkatkan kualitas guru dan secara otomatis mendongkrak mutu pendidikan. Tentu kita tidak percaya sepenuhnya. Mengapa? Karena ada satu hal yang sering kali terluput dari diskursus tentang rendahnya kualitas guru di Indonesia, yaitu soal birokratisasi profesi guru.

Birokratisasi profesi guru di zaman Orde Baru telah menghasilkan mayoritas guru bermental pegawai. Orientasi jabatan sangat kental melekat dalam diri para guru. Jabatan guru utama—sebagaimana layaknya guru besar di perguruan tinggi—tidak lagi dilihat sebagai tujuan puncak karier yang harus diraih seorang guru, melainkan lebih pada jabatan kepala sekolah atau jabatan-jabatan birokrasi lainnya di dinas-dinas pendidikan maupun di departemen pendidikan. Semangat profesionalismenya luntur seiring terjadinya disorientasi jabatan ini.

Birokratisasi juga menciptakan hubungan kerja "atasan-bawahan", yang lambat laun menghilangkan kesejatian profesi guru yang seharusnya merdeka untuk menentukan berbagai aktivitas profesinya tanpa harus terbelenggu oleh juklak dan juknis (petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis) yang selama ini menjadi bagian dari budaya para

Page 38: Bacaan bule

birokrat. Guru menjadi tidak kreatif, kaku, hanya berfungsi sebagai operator atau tukang dan takut melakukan berbagai pembaruan.

Rasa takut itu pada akhirnya semakin memperkokoh kekuasaan birokrasi dengan menjadikan guru sebagai bagian dari pegawai-pegawai bawahan yang harus tunduk patuh pada perintah "atasan". Guru yang berani mengkritik, apalagi memprotes tindakan "atasan" yang tidak benar, dengan mudah diperlakukan sewenang-wenang seperti diintimidasi, dimutasi, diturunkan pangkatnya atau bahkan dipecat dari pekerjaannya. Kasus mutasi Waldonah di Temanggung, kasus mutasi 10 guru di Kota Tangerang, kasus pemecatan Nurlela dan mutasi Isneti di Jakarta, serta beberapa kasus penindasan terhadap guru di berbagai daerah menunjukkan begitu kuatnya proses birokratisasi profesi guru sampai saat ini.

Proses yang sama terjadi pula sampai ke dalam kelas. Dalam proses pembelajaran, guru lebih menempatkan diri sebagai agen- agen kekuasaan. Ia memerankan dirinya sebagai pentransfer nilai-nilai ideologi kekuasaan yang tidak mencerahkan kepada anak-anak didiknya daripada membangun suasana pembelajaran yang demokratis dan terbuka. Anak didik dijadikan "bawahan-bawahan" baru yang harus tunduk dan patuh kepada guru sesuai juklak dan juknis atau atas nama kurikulum.

Kondisi ini semakin diperparah ketika proses birokratisasi ikut memasuki jejaring organisasi guru. Sebagian pengurusnya dikuasai oleh kalangan birokrasi. Akibatnya, organisasi yang diharapkan mampu membangun komunitas guru yang intelektual-transformatif dan melindungi gerakan pembaruan intelektual guru, justru jadi bagian dari rezim birokrasi yang "mengebiri" kemerdekaan profesi guru.

Penunggalan organisasi guru menjadi bagian dari agenda penguatan kekuasaan birokrasi yang tak terlepas dari kepentingan politik kekuasaan yang lebih besar lagi. Bisa dibayangkan, guru menjadi tidak cerdas dan tumpul pemikirannya justru oleh ulah organisasinya sendiri. Sungguh ironis!

Debirokratisasi

Program kualifikasi, sertifikasi, dan pemberian tunjangan kesejahteraan kepada guru jelas bukan jawaban satu-satunya untuk membangun kualitas guru. Tanpa disertai gerakan debirokratisasi profesi guru, sulit rasanya kesejatian kualitas guru akan terbangun.

Oleh karena itu, profesionalisme guru harus dibangun bersamaan dengan dorongan untuk membangun keberanian guru melibatkan diri dalam setiap pengambilan kebijakan pendidikan, bebas menyampaikan berbagai pandangan profesinya, mengkritik, bebas berekspresi dan bebas berserikat sebagai wujud kemandirian profesinya. Bagaimana semua itu dapat diwujudkan?

Beberapa pasal dalam UU Guru dan Dosen ternyata menjadikan debirokratisasi profesi guru sebagai bagian penting dari upaya peningkatan kualitas guru. Pasal 14 Ayat 1 Butir (i) menyebutkan: Dalam menjalankan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

Page 39: Bacaan bule

Klausul ini mempertegas hak guru untuk terlibat dalam setiap pengambilan kebijakan pendidikan, mulai dari tingkat sekolah sampai penentuan kebijakan pendidikan di tingkat provinsi maupun pemerintahan pusat. Guru tidak boleh lagi ditempatkan sebagai bawahan yang hanya menerima berbagai kebijakan birokrasi, tetapi harus duduk bersama untuk merumuskan kebijakan yang partisipatif.

Pada pasal yang sama Butir (h) disebutkan: Guru berhak memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi guru. Pasal ini diperkuat oleh Pasal 41 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa: Guru dapat membentuk organisasi profesi yang bersifat independen, juga Pasal 1 Butir (13) yang menyebutkan: Organisasi profesi guru adalah perkumpulan berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru.

Ketiga pasal ini mempertegas kemandirian guru untuk bebas berorganisasi dan melepaskan diri dari kepentingan kekuasaan birokrasi. Pasal 1 Butir (13) mempertegas bahwa siapa pun yang bukan guru tidak dibenarkan mendirikan dan mengurus organisasi guru, seperti yang selama ini banyak dilakukan oleh birokrasi atau bahkan para petualang politik.

UU Guru dan Dosen juga memberikan perlindungan hukum kepada guru dari tindakan sewenang-wenang birokrasi, baik dalam bentuk ancaman maupun intimidasi atas kebebasan guru untuk menyampaikan pandangan profesinya, kebebasan berserikat/berorganisasi, keterlibatan dalam penentuan kebijakan pendidikan dan pembelaan hak-hak guru.

Pasal 39 Ayat 3 menegaskan bahwa guru mendapat perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil dari pihak birokrasi atau pihak lain. Ayat 4 pada pasal yang sama secara tegas memberi perlindungan profesi kepada guru terhadap pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi dan terhadap pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas.

UU Guru dan Dosen cukup mendorong proses debirokratisasi profesi guru. Ruang kebebasan guru tanpa harus dibayangi ketakutan pada kekuasaan birokrasi kini mulai terbuka lebar. Birokrasi kekuasaan harus menerima perubahan paradigma yang ditawarkan undang-undang ini. Guru harus berani menempati ruang tersebut. Karena itu, jangan pernah takut lagi untuk menjadi guru yang kreatif!

Page 40: Bacaan bule

Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) [3/31/2010 08:48:00 PM | 0 comments ] Permasalah terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang (siswa) adalah mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara mereka memperolah informasi dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode yang betul-betul bisa membantu mereka. Para siswa kesulitan untuk memahami konsep-konsep akademis (seperti konsep-konsep matematika, fisika, atau biologi), karena metode mengajar yang selama ini digunakan oleh pendidik (guru) hanya terbatas pada metode ceramah. Di sini lain tentunya siswa tahu apa yang mereka pelajari saat ini akan sangat berguna bagi kehidupan mereka di masa datang, yaitu saat mereka bermasyarakat ataupun saat di tempat kerja kelak. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah ini. Salah satu metode yang bisa lebih memberdayakan siswa dalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini penting diterapkan agar informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan.

CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

Menurut teori pembelajran kontekstual, pembelajaran terjadi hanya ketika siswa (peserta didik) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dapat terserap kedalam benak mereka dan mereka mampu menghubungannya dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar mereka. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pikiran secara alami akan mencari makna dari hubungan individu dengan linkungan sekitarnya.

Berdasarkan pemahaman di atas, menurut metode pembelajaran kontekstual kegiatan

Page 41: Bacaan bule

pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas, tapi bisa di laboratorium, tempat kerja, sawah, atau tempat-tempat lainnya. Mengharuskan pendidik (guru) untuk pintar-pintar memilih serta mendesain linkungan belajar yang betul-betul berhubungan dengan kehidupan nyata, baik konteks pribadi, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, serta lainnya, sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

Dalam linkungan seperti itu, para siswa dapat menemukan hubungan bermakna antara ide-ide abstrak dengan aplikasi praktis dalam konteks dunia nyata; konsep diinternalisasi melalui menemukan, memperkuat, serta menghubungkan. Sebagai contoh, kelas fisika yang mempelajari tentang konduktivitas termal dapat mengukur bagaimana kualitas dan jumlah bahan bangunan mempengaruhi jumlah energi yang dibutuhkan untuk menjaga gedung saat terkena panas atau terkena dingin. Atau kelas biologi atau kelas kimia bisa belajar konsep dasar ilmu alam dengan mempelajari penyebaran AIDS atau cara-cara petani bercocok tanam dan pengaruhnya terhadap lingkungan.

Dengan menerapkan CTL tanpa disadari pendidik telah mengikuti tiga prinsip ilmiah modern yang menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yaitu: 1) Prinsip Kesaling-bergantungan, 2) Prinsip Diferensiasi, dan 3) Prinsip Pengaturan Diri.

Prinsip kesaling-bergantungan mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan. Dalam CTL prinsip kesaling-bergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya, dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan dengan lingkungan. Prinsip kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama, saling mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Prinsipnya adalah menyatukan pengalaman-pengalaman dari masing-masing individu untuk mencapai standar akademik yang tinggi.

Prinsip diferensiasi merujuk pada dorongan terus menerus dari alam semesta untuk menghasilkan keragaman, perbedaan dan keunikan. Dalam CTL prinsip diferensiasi membebaskan para siswa untuk menjelajahi bakat pribadi, memunculkan cara belajar masing-masing individu, berkembang dengan langkah mereka sendiri. Disini para siswa diajak untuk selalu kreatif, berpikir kritis guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa segala sesuatu diatur, dipertahankan dan disadari oleh diri sendiri. Prinsip ini mengajak para siswa untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Mereka menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternatif, membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi, menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti. Selanjutnya dengan interaksi antar siswa akan diperoleh pengertian baru, pandangan baru sekaligus menemukan minat pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan mereka dalam bertahan dan keterbatasan kemampuan.

Kembali ke konsep tentang CTL. Dalam pembelajaran kontekstual guru dituntut membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya adalah guru lebih berurusan

Page 42: Bacaan bule

dengan strategi dari pada memberi informasi. Di sini guru hanya mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih menekankan Student Centered daripada Teacher Centered. Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut: 1) Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa. 2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama. 3) Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaiykan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual. 4) Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka. 5) Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refeksi terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya.

Kurikulum dan pengajaran yang didasarkan pada strategi pembelajaran kontekstual harus disusun untuk mendorong lima bentuk pembelajaran penting: Mengaitkan, Mengalami, Menerapkan, Kerjasama, dan Mentransfer.

MENGAITKAN: Belajar dalam konteks pengalaman hidup, atau mengaitkan. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru. Kurikulum yang berupaya untuk menempatkan pembelajaran dalam konteks pengalaman hidup harus bisa membuat siswa memperhatian kejadian sehari-hari yang mereka lihat, peristiwa yang terjadi di sekitar, atau kondisi-kondisi tertentu, lalu mengubungan informasi yang telah mereka peroleh dengan pelajaran kemudian berusaha untuk menemukan pemecahan masalah terhadap permasalahan tersebut.

MENGALAMI: Belajar dalam konteks eksplorasi, mengalami. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan-bahan dan untuk melakukan bentuk-bentuk penelitian aktif.

MENERAPKAN: Menerapkan konsep-konsep dan informasi dalam konteks yang bermanfaat bagi diri siswa. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistik dan relevan.

KERJASAMA: Belajar dalam konteks berbagi, merespons, dan berkomunikasi dengan siswa lain adalah strategi pengajaran utama dalam pengajaran kontekstual. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu siswa mempelajari materi, juga konsisten dengan dunia nyata. Seorang karyawan yang dapat berkomunikasi secara efektif, yang dapat berbagi informasi dengan baik, dan yang dapat bekerja dengan nyaman dalam sebuah tim tentunya sangat dihargai di tempat kerja. Oleh karena itu, sanat penting untuk mendorong siswa mengembangkan keterampilan bekerja sama ini.

Page 43: Bacaan bule

MENTRASFER: Belajar dalam konteks pengetahuan yang ada, atau mentransfer, menggunakan dan membangun atas apa yang telah dipelajari siswa. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan.

Menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki tujuah komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic). Adapaun penjelasannya sebagai berikut:

1. Konstruktivisme (constructivism). Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuanyang dimilikinya.

2. Menemukan (Inquiry). Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual Karen pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion).

3. Bertanya (Questioning). Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk : 1) menggali informasi, 2) menggali pemahaman siswa, 3) membangkitkan respon kepada siswa, 4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, 5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, 6) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, 7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community). Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.

5. Pemodelan (Modeling). Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan ,elibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.

6. Refleksi (Reflection). Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.

Page 44: Bacaan bule

7. Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment). Penialaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.

Kelebihan & Kekurangan Contextual Teaching and Learning

Kelebihan1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

Kelemahan1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

Diringkas Dari Berbagai Sumber:What is Contextual Teaching and LearningThe REACT StrategyMenyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)

Page 45: Bacaan bule

Metode Pembelajaran Efektif [8/31/2008 04:38:00 AM | 43 comments ] Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.

Metode DebatMetode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.

Metode Role PlayingMetode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui

Page 46: Bacaan bule

pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.2. Berpikir dan bertindak kreatif.3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

Pembelajaran Berdasarkan MasalahProblem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.Langkah-langkah:1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai

Page 47: Bacaan bule

seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.Kelebihan:1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.Kekurangan:1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini

Cooperative ScriptSkrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.Langkah-langkah:1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.6. Kesimpulan guru.7. Penutup.Kelebihan:• Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.• Setiap siswa mendapat peran.• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.Kekurangan:• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

Picture and PicturePicture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.Langkah-langkah:1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.2. Menyajikan materi sebagai pengantar.3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

Page 48: Bacaan bule

5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.7. Kesimpulan / rangkuman.Kebaikan:1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.2. Melatih berpikir logis dan sistematis.Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.

Numbered Heads TogetherNumbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.Langkah-langkah:1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.6. Kesimpulan.Kelebihan:• Setiap siswa menjadi siap semua.• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.Kelemahan:• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:a. Seleksi topikParasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups)

Page 49: Bacaan bule

yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.b. Merencanakan kerjasamaParasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.c. ImplementasiParasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.d. Analisis dan sintesisParasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.e. Penyajian hasil akhirSemua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.f. EvaluasiGuru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Metode JigsawPada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.

Metode Team Games Tournament (TGT)Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif

Page 50: Bacaan bule

model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:1. Penyajian kelasPada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.2. Kelompok (team)Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.3. GameGame terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.4. TurnamenBiasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.5. Team recognize (penghargaan kelompok)Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40

Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.Langkah-langkah:1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).2. Guru menyajikan pelajaran.3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.5. Memberi evaluasi.6. Penutup.

Page 51: Bacaan bule

Kelebihan:1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.2. Melatih kerjasama dengan baik.Kekurangan:1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.2. Membedakan siswa.

Model Examples Non ExamplesExamples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.Langkah-langkah:1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.7. KKesimpulan.Kebaikan:1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.Kekurangan:1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.2. Memakan waktu yang lama.

Model Lesson StudyLesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:a. Perencanaan.b. Praktek mengajar.c. Observasi.d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.

Page 52: Bacaan bule

5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.

Untuk Kreatif Butuh Pengorbanan [4/23/2010 11:41:00 PM | 0 comments ] Banyak orang mengira, jiwa kreatif itu terlahir dari alam. Artinya, seseorang itu menjadi kreatif atau tidak sudah ditetapkan sejak dalam kandungan. Benarkah begitu? Sebagaimana orang punya bakat menyanyi lalu jadi penyanyi atau orang yang sudah berbakat melukis lalu ia jadi pelukis?

Kenyataannya, kreativitas, profesi, dan juga bakat tidaklah bisa dipandang secara absolut. Semua orang sejak ia di dalam kandungan sudah memiliki berbagai potensi. Lagi-lagi, lingkungan, orang-orang terdekat, dan momentum mengambil alih pemicu untuk tumbuh dan mekarnya beragam potensi itu. Berbicara tentang kreativitas, maka saya menyimpulkan, itu pun sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir, siapapun orang tuanya. Namun membuat daya kreatif mereka terasah dan bersinar cemerlang membutuhkan sentuhan pengorbanan orang tuanya.

Mengapa saya sebut sebagai pengorbanan? Ya, karena orang tua harus mengalihkan sudut pandang dirinya pada sudut pandang anak-anaknya, berempati dengan pemikiran-pemikiran polos mereka, dan memberi mereka kesempatan untuk menyentuh wilayah-wilayah kehidupan yang lebih luas. Bukan hanya memberi mereka balok kayu berwarna-warni, puzzle beraneka motif, sepeda roda tiga yang mewah, atau aneka mainan khusus anak-anak yang bertebaran di toko; anak-anak juga membutuhkan ijin dari orang tuanya untuk mengucek adonan terigu, mengupas kulit wortel, memeras jeruk, membuat kegiatan sendiri dari dinginnya air yang dituang ke dalam wadah beraneka bentuk, dilengkapi potongan pipa bekas, sedotan jus, dan benda-benda lain yang yada di rumah.

Jika kita bertanya pada mereka apakah itu, jawabannya mungkin sangat mengejutkan: "Ini adalah pompa air Mama. Ini pipanya dan ini pompanya. Pipa ini ditahan oleh dua buah gelas supaya tidak jatuh. Tadi waktu Ade coba dengan satu gelas, pipanya jatuh Mama".

Eksperimen mereka kadang-kadang sangat cermat, dan mereka menemukan prinsip-prinsip kerja sebuah benda lewat kegiatan tidak terstruktur semacam itu. Pastinya, satu hal yang mereka butuhkan untuk melakukan semuanya, yaitu pengorbanan orang tua untuk melihat celana mereka basah, lantai di halaman depan berantakan, dan jejak-jejak kaki kecil mereka yang basah bercampur debu tak terelakkan harus membekas di ruangan tamu atau dapur kita yang bersih.

Page 53: Bacaan bule

Saya bisa merasakan, bagaimana susahnya merelakan anak-anak bermain dengan cara mereka sendiri dengan bahan-bahan bermain hasil imajinasi mereka sendiri, yang sebenarnya sangat mudah dan murah. Masalahnya, kita tidak rela mengijinkan mereka menyentuhnya karena kita tak mau repot dan tak mau melihat ruangan berantakan. Tapi, setelah sekian lama saya memperhatikan perkembangan mereka, cara mereka berpikir, dan antusiasme mereka yang luar biasa saat mereka bermain dengan cara itu, saya sadar, sesungguhnya anak-anak sudah belajar banyak justru lewat kegiatan yang tak terbukukan, tidak terjadwalkan, dan tidak terkurikulumkan secara hitam putih.

Kreativitas tumbuh dari banyak mencoba dan rasa aman serta merdeka dari larangan yang berlebihan. Saya kira itulah pengorbanan terbesar buat orang tua manapun, untuk membuat anak-anak mereka mampu berpikir dan bertindak kreatif dalam menyelesaikan masalah kehidupan.

Sumber: Pendidikan Rumah

Guru Idaman [3/31/2010 08:11:00 PM | 1 comments ] Ki Hajar Dewantoro yang lahir pada 2 Mei 1899dan tiap tanggal 2 Mei kita memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), telah mengambarkan tentang sosok guru idaman nan ideal. Saya yakin kata-kata beliau tidak asing lagi di telingga kita. Menurut beliau seorang guru harus:

1. Ing Ngarso Sung TulodhoKunci sukses pendidikan yang pertama dan utama adalah Akhlaq. Guru benar–benar harus bisa menjadi teladan dalam berakhlaq. Anak didik kebanyakan lebih percaya dengan gurunya daripada orangtuanya, karena guru dianggap tahu segala-galanya. Untuk itu segala tingkah laku, sopan santun guru akan menjadi panutan muridnya. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

2. Ing Madyo Mangun KarsoKunci sukses kedua adalah Minat dan Semangat Belajar. Guru harus benar–benar menjadi penggali minat dan pemompa semangat belajar anak sehingga setiap anak mampu berpikir kritis dan belajar mandiri.Jadi sebetulnya guru tidak perlu banyak mengajar, justru lebih perlu banyak menggagas tentang beragam bintang prestasi di langit yang perlu setiap siswa gapai.

Seorang bijak berpendapat bahwa tugas guru itu ibaratnya bercerita tentang enaknya ilmu dan membangkitkan selera anak untuk melahap ilmu tersebut. Keberhasilan tertinggi guru adalah jika mampu mengubah siswa yang mogok belajar menjadi siswa lebih pandai dari dirinya. Ini bukan tidak mungkin, karena otak anak dalam golden-age sedang otak gurunya sudah mulai telmi, waktu belajar anak lebih luas, sementara waktu belajar guru lebih terbatas, sumber belajar saat ini lebih banyak daripada sumber belajar ketika guru kuliah.

3. Tut Wuri HandayaniKunci sukses ketiga adalah Pengasuhan dan Pengayoman. Guru harus benar–benar

Page 54: Bacaan bule

pengganti orang tua yang menerapkan Asah, Asih, Asuh, namun sekali lagi bukan dalam arti mengajar tapi mendidik.

Tips Menghadapi Ujian Nasional (UN) [3/23/2010 07:01:00 PM | 2 comments ]

Ujian Nasional (UN), sejak dari pertama diberlakukan sampai sekarang belum lepas dari kontroversi. Ada pihak yang mendukung terhadap pelaksanaan UN, tapi juga tidak sedikit pihak yang menyayangkan atas diberlakukannya UN dan meghendaki UN sebaiknya ditiadakan. Tetapi walau demikian adanya pemerintah tetap pada keputusan untuk melaksanakan UN sebagai salah satu standar kelulusan.

Walapun demikian adanya, kita sebagai pendidik, orang tua ataupun siswa tidak perlu berpolemik terhadap hal tersebut, toh UN tetap akan dilaksanakan dan kita akan menghadapinya. Yang harus kita lakukan sekarang adalah mempersiapkan matang-matang untuk menghadapinya. Dengan harapan hasil yang akan kita capai sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan baik itu orang tua, sekolah, ataupun siswa itu sendiri:

Bagi Siswa, usaha yang bisa dilakukan agar berhasil dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) adalah:1.Selalu berdo’a dan memohon dido’akan. Karena ini adalah kewajiban kita untuk selalu memohon kepada Tuhan untuk segala keberhasilan dan kebaikan kita. 2.Biasakan shalat 5 waktu berjama’ah, shalat tahajud, shalat dhuha, serta amalan-amalan lainnya bagi muslim. Bagi yang non muslim sesuai dengan keyakinan dan ajarannya masing-masing.3.Mohon doa restu dari orang tua.4.Hadapilah ujian dengan tenang.5.Bersikaplah proaktif.

Page 55: Bacaan bule

6.Perbanyaklah baca dan latihan soal.7.Belajar kelompok.8.Menyusun rencana-rencana belajar mingguan, harian dan jam untuk rencana sesi belajar yang akan dilakukan. 9.Mengurangi waktu bermain dan memperbanyak waktu belajar.

Bagi Orang Tua, yang bisa dilakukan oleh orang tua:1.Selalu berdo’a. Karena ini adalah kewajiban kita untuk selalu memohon kepada Tuhan untuk segala keberhasilan dan kebaikan kita. 2.Membiasakan shalat 5 waktu, shalat tahajud, shalat duha, puasa sunnah, serta amalan-amalan lainnya bagi muslim. Bagi yang non muslim sesuai dengan keyakinan dan ajarannya masing-masing.3.Membuat kondisi belajar di rumah yang menyenangkan.4.Kurangi beban/tugas anak, beri kesempatan belajar yang lebih banyak.5.Kurangi waktu bermain anak yang kurang bermanfaat, seperti: main Play station, ber-Facebook-ria, keluar rumah dengan motor.6.Berikan motivasi dan semangat belajar kepada anak.7.Jangan selalu dimarahi. Perlakukan anak sebagai orang dewasa, ajak diskusi.8.Beri waktu istirahat yang cukup.9.Kendalikan dari kegiatan di luar sekolah.

Bagi Sekolah, yang bisa dilakukan oleh sekolah:1.Melaksanakan ujian try out.2.Melaksanakan Les.3.Pemadatan jam pembelajaran materi UN.4.Konseling siswa denagn konselor dan guru BK.5.Bimbingan Emotional Spiritual Qustion (ESQ).6.Pembiasaan shalat dhuha dan jama’ah dhuhur di sekolah.

Itulah beberapa tips yang bisa dilakukan. Kepada seluruh siswa yang akan mengikuti UN janganlah panik, optimis dan percaya dirilah, Anda pasti bisa!!! Semoga hasil yang akan Anda semua dapatkan sesuai dengan apa yang diharapkan. Amiin….Tips Mengatasi Anak Yang Malas Belajar [12/28/2009 05:04:00 PM | 1 comments ] Beberap hari lalu saya sempat berdiskusi dengan teman sekos saya, mulanya beliau bercerita tentang adik laki-lakinya yang malas untuk belajar padahal sebentar lagi dia akan menghadapi ujian akhir kelulusan SD. Sebuat saja namanya “Ardi”, Ardi ini termasuk anak yang belum bisa belajar dengan baik atau masih malas-malasan, kalaupun dia belajar itu hanya untuk menghindari omelan kakak dan ibunyan yang selalu menyuruhnya untuk belajar, dan bisa ditebak selama dia di ruang belajar yang dilakukan pun hanya pura-pura belajar atau belajar asal-asalan, sekolah pun hanya sekedar sebagai rutinitas seharian yang hanya berlalu begitu saja, sekedar menuruti perintah orang tua.

Apa yang terjadi pada Ardi sebenarnya juga banyak dialami anak-anak usia sekolah di masyarakat kita. Tak terhitung lagi berapa banyak orang tua yang mengeluh dan kecewa dengan nilai anaknya yang jeblok (jelek) karena anaknya malas belajar, dan sebaliknya tidak jarang juga kita menemukan anak yang ngambek atau menagis gara-gara selalu disuruh belajar. Ada orang tau yang memarahi anaknya, mengancam si

Page 56: Bacaan bule

anak untuk tidak akan membelikan ini dan itu kalau si anak tidak belajar, membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain, atau bahkan ada orang tua yang mengunakan cara kekerasan (menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul). Jelas semua ini akan sangat berpengaruh pada fisik maupun psikis siswa.Lalu sebenarnya bagaimanakah cara untuk mengatasi anak yang malas belajar? Masih perlukan kita dengarkan keluhan-keluahn orang tua tentang anaknya yang malas belajar? Haruskah anak itu ngambek atau menagis gara-gara dimarahin orang tuanya dan disuruh-suruh untuk belajar?Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada baiknya kalau terlebih dahulu kita mencari penyebab dari prikalu malas belajar, kemudian baru mencari solusi guna mengatasinya. Betul Bu/Pak....? :D

Malas belajar pada anak secara psikologis merupakan wujud dari melemahnya kondisi mental, intelektual, fisik, dan psikis anak. Malas belajar timbul dari beberapa faktor, untuk lebih mudahnya terbagi menjadi dua faktor besar, yaitu: 1) faktor intrinsik ( dari dalam diri anak), dan 2) Faktor ekstrinsik (faktor dari luar anak).

1. Dari Dalam Diri Anak (Intrinsik)Rasa malas untuk belajar yang timbul dari dalam diri anak dapat disebabkan karena kurang atau tidak adanya motivasi diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum mengetahui manfaat dari belajar atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya. Selain itu kelelahan dalam beraktivitas dapat berakibat menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis. Sebagai contoh, terlalu lama bermain, terlalu banyak mengikuti les ini dan les itu, terlalu banyak mengikuti ekstrakulikuler ini dan itu, atau membantu pekerjaan orangtua di rumah, merupakan faktor penyebab menurunnya kekuatan fisik pada anak. Contoh lainnya, terlalu lama menangis, marah-marah (ngambek) juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak.

2. Dari Luar Anak (Ekstrinsik)Faktor dari luar anak yang tidak kalah besar pengaruhnya terhadap kondisi anak untuk menjadi malas belajar. Hal ini terjadi karena:

a. Sikap Orang TuaSikap orang tua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar atau sebaliknya terlalu berlebihan perhatiannya, bisa menyebabkan anak malas belajar. Tidak cukup di situ, banyak orang tua di masyarakat kita yang menuntut anak untuk belajar hanya demi angka (nilai) dan bukan mengajarkan kepada anak akan kesadaran dan tanggung jawab anak untuk belajar selaku pelajar. Akibat dari tuntutan tersebut tidak sedikit anak yang stress dan sering marah-marah (ngambek) sehingga nilai yang berhasil ia peroleh kurang memuaskan. Parahnya lagi, tidak jarang orang tua yang marah-marah dan mencela anaknya bilamana anak mendapat nilai yang kuang memuaskan. Menurut para pakar psikologi, sebenarnya anak usia Sekolah Dasar janga terlalu diorentasikan pada nilai (hasil belajar), tetapi bagaimana membiasakan diri untuk belajar, berlatih tanggung jawab, dan berlatih dalam suatu aturan.

b. Sikap GuruGuru selaku tokoh teladan atau figur yang sering berinteraksi dengan anak dan dibanggakan oleh mereka, tapi tidak jarang sikap guru di sekolah juga menjadi objek keluhan siswanya. Ada banyak macam penyebabnya, mulai dari ketidaksiapan guru

Page 57: Bacaan bule

dalam mengajar, tidak menguasai bidang pelajaran yang akan diajarkan, atau karena terlalu banyak memberikan tugas-tugas dan pekerjaan rumah. Selain itu, sikap sering terlambat masuk kelas di saat mengajar, bercanda dengan siswa-siswa tertentu saja atau membawa masalah rumah tangga ke sekolah, membuat suasana belajar semakin tidak nyaman, tegang dan menakutkan bagi siswa tertentu.

c. Sikap TemanKetikan seorang anak berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah, tentunya secara langsung anak bisa memperhatikan satu sama lainnya, sikap, perlengkapan sekolah, pakaian dan asesoris-asesoris lainnya. Tapi sayangnya tidak semua teman di sekolah memiliki sikap atau perilaku yang baik dengan teman-teman lainnya. Seorang teman yang berlebihan dalam perlengkapan busana sekolah atau perlengkapan belajar, seperti sepatu yang bermerk yang tidak terjangkau oleh teman-teman lainnya, termasuk tas sekolah dan alat tulis atau sepeda dan mainan lainnya, secara tidak langsung dapat membuat iri teman-teman yang kurang mampu. Pada akhirnya ada anak yang menuntut kepada orang tuanya untuk minta dibelikan perlengkapan sekolah yang serupa dengan temannya. Bilamana tidak dituruti maka dengan cara malas belajarlah sebagai upaya untuk dikabulkan permohonannya.

d. Suasana Belajar di RumahBukan suatu jaminan rumah mewah dan megah membuat anak menjadi rajin belajar, tidak pula rumah yang sangat sederhana menjadi faktor mutlak anak malas belajar. Rumah yang tidak dapat menciptakan suasana belajar yang baik adalah rumah yang selalu penuh dengan kegaduhan, keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap. Selain itu tersedianya fasilitas-fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang menggunakan kaset, CD, VCD, atau komputer yang diprogram untuk sebuah permainan (games), seperti Game Boy, Game Watch maupun Play Stations. Kondisi seperti ini berpotensi besar untuk tidak terciptanya suasana belajar yang baik.

e. Sarana BelajarSarana belajar merupakan media mutlak yang dapat mendukung minat belajar, kekurangan ataupun ketiadaan sarana untuk belajar secara langsung telah menciptakan kondisi anak untuk malas belajar. Kendala belajar biasanya muncul karena tidak tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, buku-buku penunjang (pustaka mini), dan penerangan yang bagus. Selain itu, tidak tersediannya buku-buku pelajaran, buku tulis, dan alat-alat tulis lainnya, merupakan bagian lain yang cenderung menjadi hambatan otomatis anak akan kehilangan minat belajar yang optimal.

Enam langkan untuk mengatasi mals belajar pada anak dan membantu orangtua dalam membimbing dan mendampingi anak yang bermasalah dalam belajar antara lain:

1. Mencari Informasi Orangtua sebaiknya bertanya langsung kepada anak guna memperoleh informasi yang tepat mengenai dirinya. Carilah situasi dan kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas belajar. Pergunakan setiap suasana yang santai seperti saat membantu ibu di dapur, berjalan-jalan atau sambil bermain, tidak harus formal yang membuat anak tidak bisa membuka permasalahan dirinya.

Page 58: Bacaan bule

2. Membuat Kesepakatan bersama antara orang tua dan anak.Kesepakatan dibuat untuk menciptakan keadaan dan tanggung jawab serta memotivasi anak dalam belajar bukan memaksakan kehendak orang tua. Kesepakatan dibuat mulai dari bangun tidur hingga waktu hendak tidur, baik dalam hal rutinitas jam belajar, lama waktu belajar, jam belajar bilamana ada PR atau tidak, jam belajar di waktu libur sekolah, bagaimana bila hasil belajar baik atau buruk, hadiah atau sanksi apa yang harus diterima dan sebagainya. Kalaupun ada sanksi yang harus dibuat atau disepakati, biarlah anak yang menentukannya sebagai bukti tanggungjawabnya terhadap sesuatu yang akan disepakati bersama.

3. Menciptakan Disiplin. Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menciptakan kedisiplinan kepada anak jika tidak dimulai dari orang tua. Orang tua yang sudah terbiasa menampilkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari akan dengan mudah diikuti oleh anaknya. Orang tua dapat menciptakan disiplin dalam belajar yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Latihan kedisiplinan bisa dimulai dari menyiapkan peralatan belajar, buku-buku pelajaran, mengingatkan tugas-tugas sekolah, menanyakan bahan pelajaran yang telah dipelajari, ataupun menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam suatu pelajaran tertentu, terlepas dari ada atau tidaknya tugas sekolah.

4. Menegakkan Kedisiplinan. Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak mulai meninggalkan kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakati. Bilamana anak melakukan pelanggaran sedapat mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik (menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul). Untuk mengalihkannya gunakanlah konsekuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh akal pikiran anak. Bila dapat melakukan aktivitas bersama di dalam satu ruangan saat anak belajar, orang tua dapat sambil membaca koran, majalah, atau aktivitas lain yang tidak mengganggu anak dalam ruang tersebut. Dengan demikian menegakkan disiplin pada anak tidak selalu dengan suruhan atau bentakan sementara orang tua melaksanakan aktifitas lain seperti menonton televisi atau sibuk di dapur.

5. Ketegasan Sikap Ketegasan sikap dilakukan dengan cara orang tua tidak lagi memberikan toleransi kepada anak atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya secara berulang-ulang. Ketegasan sikap ini dikenakan saat anak mulai benar-benar menolak dan membantah dengan alasan yang dibuat-buat. Bahkan dengan sengaja anak berlaku ’tidak jujur’ melakukan aktivitas-aktivitas lain secara sengaja sampai melewati jam belajar. Ketegasan sikap yang diperlukan adalah dengan memberikan sanksi yang telah disepakati dan siap menerima konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukannya.

6. Menciptakan Suasana Belajar Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman merupakan tanggung jawab orangtua. Setidaknya orang tua memenuhi kebutuhan sarana belajar, memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar. Sebagai selingan orangtua dapat pula memberikan permainan-permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap menarik perhatian.

Ternyata malas belajar yang dialami oleh anak banyak disebabkan oleh berbagai

Page 59: Bacaan bule

faktor. Oleh karena itu sebelum anak terlanjur mendapat nilai yang tidak memuaskan dan membuat malu orangtua, hendaknya orang tua segera menyelidiki dan memperhatikan minat belajar anak. Selain itu, menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang. Jika enam langkah ini dapat diterapkan pada anak, maka sudah seharusnya tidak adalagi keluhan dari orang tua tentang anaknya yang malas belajar atau anak yang ngambek karena selalu dimarahi orang tuanya.

Sumber Bacaanhttp://anaprivat.blogspot.com/www.keluargabahagia.comhttp://id.answers.yahoo.com/Bagaimana Rasulullah Mendidik? [9/27/2008 04:11:00 AM | 4 comments ] Keberhasilan dalam pendidikan tidak terlepas dari sebuah sistem atau metode yang digunakan. Pemilihan metode yang tepat akan membawa kepada keberhasilan dalam mendidik, begitu juga sebaliknya. Pandangan ini juga benar-benar dipegang oleh Nabi Muhammad saw. Generasi terbaik (khoirul kharni) para sahabat alaihim assalam adalah contoh nyata tak terbantahkan keberhasilan pendidikan yang di Nabi saw. Berikut ini adalah urain singkat mengenai metode yang dipakai oleh Nabi saw dalam mendidik .

1. Lemah Lembut

Allah berfirman “maka disebabkan dari rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras, tentulah meraka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka, dalam urusan itu.” (Qs Al Imran: )

Nabi menjadikan sifat lemah lembut sebagai salah satu faktor keberhasilan dalam pendidikan. Dari ‘Aisyah bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda “Hai ‘Aisyah sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan. Allah memberi dengan sebab kelembutan suatu yang tidak Allah berikan pada sikap keras, bahkan suatu yang tidak Allah berikan hal-hal lainnya. (HR Bukhori Muslim )

Sifat lemah lembut lebih diperlukan lagi pada saat terjadi kesalahan yang tidak disengaja. Kadang, ketika seseorang berbuat salah kepada kita, kita merasa kesal, sehingga emosi kita tak kendali, kita tidak bisa bersifat lembut dan cenderung bersifat kasar.

Dari sahabat Anas radhiallahu’anhu ada seorang Arab Badui yang kencing disalah satu bagian masjid. Para shahabat pun pada membentak dan memarahinya. Melihat kejadian itu Rasulullah melarang para shohabat berbuat seperti itu. Setelah orang tersebut telah menyelesiakan kencinnya, Nabi meminta satu ember berisi air lalu menyiramnya pada bagaian yang terkena kencing tadi. Dalam riwayat yang lain juga di sebutkan bahwa Rasulullah bersabda kepada badui tersebut “sesungguhnya masjid tidaklah layak untuk dikencingi atau dikenai kotoran. Masjid itu hanyalah untuk mengingat Allah, melaksanakan Shalat dan membaca Al Qur’an.”

Page 60: Bacaan bule

2. Pujian dan Motifasi

Pujian dan motifasi bertujuan untuk memacu semangat dan yang lain untuk bersaing secara sehat. Sebuah pujian dikatakan sehat jika dilakukan tidak mengada-ada, sehingga orang yang dipuji pun tidak akan terlena. Sewajarnya saja, sehingga apa yang diharapkan dengan pujian tersebut dapat mengenai sasaran.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Ibnu Umar Nabi bersabda, “Sebaik- baik orang adalah Abdulah bin Umar seandainya ia rajin sholat malam.“ Bagaimana dampak pujian Nabi ini terhadap diri Umar salah seorang murid Ibnu Umar yang bernama Salim mengatakan, sejak saat itu Abdullah bin Umar hanya sedikit tidur diwaktu malam.

Kemampuan dan potensi menjadi tenggelam atau bahkan hilang disebabkan tidak ada buah kalimat pujian atau motivasi. Jika kita memuji seseorang memiliki kemampuan tertentu, maka pujian kita tidaklah hanya berfungsi menjaga semangat orang tersebut. Bahkan pujian kita boleh jadi memompa yang lain, yang boleh jadi tidak terpacu dengan cara ini.

3. Bertahap dan Memperhatikan Kondisi

Anak didik kita belum tentu memiliki derajat pemahaman yang sama. Demikan juga semangat yang mereka miliki. Syari’at yang turun dari Allah pun diturunkan secara bertahap dan memperhatikan kesiapan manusia untuk menerima syari’at. Oleh karena itu yang menjadi prioritas utama dan yang perlu diperhatikan adalah permasalahan tauhid terlebih dahulu setelah tauhid tertanam di sanubari, barulah diturunkan hal-hal yang wajib dan terlarang. ‘Aisyah mengatakan “ Surat yang pertama kali diturunkan adalah surat yang pendek-pendek. Surat tersebut menceritekan surga dan neraka. Sesudah para shohabat mantap dalam berislam, barulah diturunkan hal-hal halal dan haram. Seandainya ayat yang pertama kali turun adalah “janganlah kamu minum khamr” tentu para sahabat mengatakan “Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.” Seandainya ayat yang pertama kali turun adalah “janganlah kalian brrbuat zina” tentu mereka akan mengatakan “Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya. “ (H.R. Bukhori)

Demikian pula metode pendidikan yang Nabi ajarkan bertumpu pada prinsip bertahap dan memperhatikan kondisi. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Jundub bin Abdillah beliau mengatakan “Kami bersama Nabi saw sedangkan Kami masih muda belia. Kami belajar iman baru kemudian belajar Al-Qur’an, sesudah kami belajar Al-Qur’an maka makin bertambah keimanan kami. Diantara bentuk prinsip bertahap dan memperhatikan keadaan adalah tidak mendahulukan sesuatu yang seharusnya ditunda dan memberikan infomasi kepada orang-orang tertentu saja karena mengingat kemampuan pemahaman dan kemashalahatan.

Proses pendidikan bukanlah proses menyampaikan informasi, namun pendidikan adalah satu hal yang sangat penting, Sehingga memerlukan prinsip dan dasar agar membuahkan kesempurnaan yang diinginkan. Inilah metode para robbani yang Allah puji.

Ibnu Abbas mengatakan, ”Robbani adalah seseorang yang mendidik orang lain

Page 61: Bacaan bule

dengan menyampaikan hal-hal yang dasar, kemudian yang detail.

4. Memanfaatkan Momen

Dalam sehari banyak sekali peristiwa dan kejadian yang muncul. Seorang pendidik yang cerdas akan memanfaatkan berbagai fenomena dan kejadian yang ada sebagai sarana pembelajaran. Demikian yang dilakukan oleh Nabi Sholallahu’alaihi wasalam .

Dari Umar bi Khattab semoga Allah meridhoinya, ada serombongan tawanan dihadapkan kepada Nabi Shollahu’alaih wasalam. diantara tawanan tersebut ada seorang wanita yang mencari-cari sesuatu. Wanit tersebut lantas menemukan seorang balita di antara para tawanan, kemusian wanita tersebut meraihnya mendekap dan menyusuinya. Rasulullah Shollahu’alai wasalmam lantas bersabda kepada kami, ”Menurut pendapat kalian apakah wanita ini tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?“ Kami jawab “Tidak, demi Allah jika wanita tersebut mampu untuk tidak melakukan hal tersebut.

Rasulullah pun bersabda “sesungguhnya Allah itu lebih sayang kepada hamba-hambanya dari pada wanita tersebut terhadap anak-anaknya . (HR Bukhori V/2235)

Mungkin saja kejadian ini berlalu tanpa komentar apapun, akan tetapi Nabi saw benar-banar memanfaatkan kejadian ini. Demikian yang selayaknya kita lakukan.

5. Memperpendek Kesenjangan Antara Guru dan Murid

Jiwa manusia menyukai sikap rendah hati dan membenci kesombongan. Hilangnya pemisah antara pendidik dan anak didiknya . Faktor penting untuk mewujudkan lingkungan yang kondiksif untuk memacu perkembangan pendidikan. Orang yang memperhatikan perikehidupan Nabi sdhlallahu’aiahi wasalam akan mendapatkan hal ini dengan jelas. Demikian juga dengan dampaknya.

Anas bin Malik Semoga Allah Meridhoinya mengatakan Rosulullah Sholallhu’alai wasalam adalah orang yang paling kocak. Mar’a binYusuf al-Karmi berkata ”Ketahuilah bercanda iti boleh-boleh saja asalkan tidak mengandung hal-hal yang tercela. Dan tidak bergaul dengan orang-orang yang durjana. Akan tetapi canda tersebut hanyalah antara teman dan orang-orang yang baik-baik. Dalam canda tersebut tidak ada menyakiti, mencela kehormatan (perilaku ) seseorang.

Bahkan seandainya kita katakan bahwa bercanda itu di anjurkan, maka ini pun pendapat yang tidak jauh dari kebenaran, dengan catatan canda tersebut untuk bertujuan melahirkan pergaulan yang baik, ekspresi ketawadhuan dengan sesama teman, wujud keakraban dan menghilangkan rasa sungkan kepada mereka. Canda ini pun tidak mengandung cemoohan, merendahkan kehormatan kita. atau meremehkan seseorang.

Akan tetapi yang disebut suasana keakraban dan menghapuskan jurang pemisah antara pendidik dan atau dai dengan obyek da’wahnya tidaklah dimaksudkan agar kepribadian larut dalam kepribadian anak didiknya. Perlu kita ketaui bahwa hilangnya rasa hormat tidak akan terjadi kecuali pada saat pendidikan tersebut meninggalkan kepribadiannya yang hakiki, serta fungsinya yang benar sebagai seorang pendidik.

Page 62: Bacaan bule

6. Argumen yang memuaskan

Sebenarnya pendidikan yang harus kita tananamkan adalah prinsip ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah dan larangan syari’at. Akan tetapi ada sebagian orang tidak mau mengakui kebenaran padahal kita sudah berbuat salah. Oleh karena itu diperlukan argumen yang memuaskan agar orang tersebut mau kembali ke jalan yang benar.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Abu Hurairah beliau menceritakan bahwa Husain bin Ali semoga Allah meridhoinya mengambil sebutir kurma zakat, Nabi pun lantas memasukan jarinya ke mulut husain sambil mengatakan “Cih-cih”, kemudian beliau bersabda, ”apakah engkau titak tahu kalau tidak boleh makan makan yang berasal dari sedekah dan zakat. “

Ketika Nabi meninggal dunia umur Husain belum sampai 8 tahun, meskipun demikian Nabi berdialog dengannya seperti berdialog dengan orang dewasa. Beliau berkata kepada Husain, cucunya “tidaklah aku keluarkan kurma dari mulutmu itu karena pelit, atau kurma tersebut mengandung bahaya. Sama sekali tidak demikian, akan tetapi sebabnya karena kita tidak boleh memakan harta sedekah.”

Oleh karena itu jika kita mendapatkan anak kita membawa gambar yang terlarang atau memakai pakaian yang tidak sesuai dengan aturan Islam maka duduklah bersama dengan memberikan alasan yang memuaskan agar membentuk kepribadian seoarang muslim dan menghasilkan perubahan dengan izin Allah.

Inilah beberapa metode pendidikan dan pengajaran yang Nabi terapkan yang memiliki pengaruh sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang.Para sahabat adalah bukti takterbantahkan dari keberhasilan metode yang digunakan. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya kita untuk meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik”. Bagaimana dengan diri kita?

Sumber Bacaan:Al-Qur’anSQ endisi 11 maret 2005Kitab Shohih bukhori muslim

Page 63: Bacaan bule

Resep Nugget bayam putih telur

Bahan:150 gram putih telur, dikocok lepas 50 gram daun bayam, dicincang kasar 100 gram tahu, dicincang kasar1/2 sendok teh kaldu ayam bubuk1 sendok teh garam1/2 sendok teh merica bubuk1/2 sendok teh gula pasir30 gram tepung terigu protein sedang 1/2 sendok makan bawang putih bubuk 1/2 sendok makan seledri, dicincang halus 50 ml air

Bahan pencelup:1 butir telur, dikocok lepas

Page 64: Bacaan bule

100 gram tepung panir halus

Cara membuat:1. Aduk rata semua bahan. Tuang di loyang 20x20x4 cm yang dialas plastik.2. Kukus 20 menit dengan api kecil. Angkat dan dinginkan.3. Potong diameter 5 cm. Celup ke telur. Gulingkan di tepung panir halus.4. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan sampai matang.

Untuk 15 buah

crocodile and monkey

One day a monkey wanted to cross a river. He saw a crocodile in the river, so he asked the crocodile to take him across the other side. The crocodile told the monkey to jump on its back. Then the crocodile swam down the river. Now, the crocodile was very hungry, so when it was in the middle of the river, it stopped and said to the monkey, ”Monkey, my father is very sick. He must eat the heart of the monkey. Then he will be strong again.” The monkey thought for a while. Then he told the crocodile to swim back to the river bank. “What’s for?” asked the crocodile. “Because I didn’t bring my heart with me,” said the monkey. “I left it under the tree, near some coconuts.” So, the crocodile turned around and swam back to the bank of the river. As soon as they reached the river bank, the monkey jumped off the crocodile’s back and climbed up to the top of a tree. “Where is your heart?” asked the crocodile. “You are foolish,” the monkey said to the crocodile. “Now I am free and you have nothing.” The monkey told the crocodile not to try to fool him again. The crocodile swam away, hungry

Narrative text : “Hermit”

Sabtu, 14 November 2009

Many years ago, there lived a hermit in a forest in Sumatra. He did not grow food but depended on the jungle fruit to survive. Soon, there was a drought, and all the plants and fruit trees in the jungle died.

Page 65: Bacaan bule

The old man had nothing to eat now, so he turned to begging. He went to a nearby village trying to get some food. At first, the villagers were happy to help him. However, when he came continually, they refused to give him any more food. They told him to grow his own food.

One day, while the hermit was sitting in his hut, sad and hungry, he began to think about growing his own food. Just then, a boatman stopped by and taking a pity on hermit gave him some “paddy” seeds.

Before the boatman went away, he said, “These seeds will grow and give you everlasting harvest if you work very hard. If you are tired of the work, the “paddy” plants will turn into weeds.”

The old hermit worked hard to clear the land and sowed the seeds before the rain came. Strangely, after a short period of time, the “paddy” was ready for harvesting. The old man got a lot of rice from the harvest. After each harvest, the plants grew back again right away.

When the villagers heard about the hermit and his wonderful “paddy”, they flocked to his “paddy” field and took home as much “paddy” as they could.

One day, hermit became so tired of harvesting the “paddy then he shouted,” Oh, stop growing, you wretched thing!” As soon as he had said this, the “paddy” plants turned into weeds.

MOMOTARO

Once upon a time, there lived in Japan a peasant and his wife. They were sad couple because they had no children. They kept praying to their god pleading to give them a child.

While cutting wood by a stream one day, the man saw a large peach floating on the water. He ran to pick it up. His wife was excited because she had never seen such a large peach before. They were about to cut the peach when they heard a voice from inside.

The couples were surprised to do anything. The peach then cracked open, and there was a beautiful baby inside. The couples were very happy, of course. They named the baby Momotaro, which meant ‘peach boy’.

Momotaro grew up to be clever, courage young man. His parents loved him very much.

One day, Momotaro told his parents hat he was going to fight the pirates who always attacked their village. These pirates lived on an island a few kilometers away. Momotaro’s mother packed his food, and his father gave him a sword. Having blessed Momotaro, they sent him off on his journey.

Page 66: Bacaan bule

Sailing on his boat, Momotaro met an eagle going in the same direction. They became good friends; soon, both of them arrived on the island of the pirates.

Momotaro drew out the sacred sword his father had given him and began to fight the pirates. The eagle flew over the thieves’ heads, pecking at their eyes. Finally, the pirates were defeated.

Momotaro brought home all the goods that pirates had stolen. His parents were proud of him, and they were overjoyed at his victory and save return.

Resep Sarapan Pagi Puding Roti Kukus

in Cakes, Makan Pagi - Sarapan, Snack & Cemilan

Bahan Pembuat Sarapan Pagi Puding Roti Kukus

5 lembar roti tawar, sobek-sobek 700 ml susu cair 2 butir telur ayam, kocok lepas 1/2 sendok teh vanili

Page 67: Bacaan bule

125 gr gula pasir 100 gr margarin, cairkan 100 gr kismis 100 gr keju parut

Cara Membuat Sarapan Pagi Puding Roti Kukus

Campur roti tawar, susu cair, telur, vanili, dan gula pasir. Aduk rata hingga gula larut.

Tambahkan margarin cair, kismis dan setengah bagian keju parut, aduk rata kembali.

Tuang adonan roti ke dalam cetakan mangkuk foil yang telah diolesi margarin,  beri taburan keju parut, kukus hingga matang. Angkat.

Ayo Beritahu Teman Resep Ini :

Resep Masakan Sambal Goreng Tempe

in Masakan Indonesia, Menu Utama, Tempe & Tahu, Vegetarian

Bahan membuat sambal goreng tempe:

500 gr tempe, potong-potong kecil 150 gr teri medan 200 gr kacang tanah 2 bh cabai merah, buang biji, iris halus, goreng sebentar 1 sdm air asam jawa

Page 68: Bacaan bule

1 sdt gula pasir minyak goreng

Cara membuat bumbu sambel goreng tempe:

6 bh bawang merah 3 siung bawang putih 5 bh cabai merah 2 cm lengkuas 1 sdt garam

Cara membuat sambel goreng tempe:

1. Goreng masing-masing tempe, teri medan, dan kacang tanah, sisihkan.2. Ambil 3 sdm minyak sisa menggoreng, tumis bumbu yang dihaluskan sampai

harum, masukkan air asam dan gula pasir, aduk rata.3. Masukkan tempe, teri, dan kacang tanah, aduk rata dan bumbu meresap,

tambahkan cabai merah goreng, aduk rata, angkat.

Resep Minuman Segar Dingin Es Kacang Rebus

in Masakan Indonesia, Minuman & Jus, Resep Berbuka Puasa

Page 69: Bacaan bule

Bahan membuat Minuman Dingin Es Kacang Rebus:

100 gram kacang tanah, rebus empuk 50 gram biji delima rebus 10 mata nangka, potong-potong 3 gelas santan encer Es batu Sirup stroberi secukupnya

Cara membuat Minuman Dingin Es Kacang Rebus:

1. Siapkan gelas. Isi dengan kacang rebus, biji delima, nangka potongan.2. Beri santan, es, sirup stroberi.

Ayo Beritahu Teman Resep Ini :

Page 70: Bacaan bule

Getuk Pisang Keju By Sahabat Nestle

Kini Anda bisa memberikan pisang dalam rasa yang lebih seru bagi si Kecil. Campurkan ke dalam adonan bubur cokelat susu dan kukus hingga matang. Bentuknya yang lucu pasti membuat si Kecil tak bosan untuk menghabisinya.

Bahan1 buah Pisang Ambon100 gr NESTLÉ Bubur Cokelat & Susu30 gr Gula Pasir1 butir Telur25 gr Margarine,lelehkan3 lembar Keju SliceChery merah,permen warna-warni untuk hiasan

Cara membuat :Haluskan pisang ambon,gula pasir dan NESTLÉ Bubur Coklat Susu hingga halus.Tambahkan telur dan margarine leleh lalu aduk rata.Tuang adonan ke dalam loyang yang telah dioles margarine lalu kukus hingga matang dan harum selama 15 menit.Keluarkan dari loyang lalu cetak bentuk binatang yang lucu.Cetak keju slice dengan bentuk yang sama dengan getuk pisang lalu letakan diatas getuk.Hiasi dengan potongan cherry dan permen warna-warni.

Kalori : 141,4 Kal Protein : 6,3 gr Lemak : 4,7 gr Karbohidrat : 18,9 gr Serat : 0,6 gr

Bola Makaroni

Page 71: Bacaan bule

Sumber : Sahabat Nestlémemasak : 45' persiapan : 20'

Gurih, gurih dan renyah... itulah rasa spesial bola-bola makaroni ini. Bisa ditusuk dengan tusuk satai agar mudah dimakan. Jangan kaget kalau si kecil mau lagi dan lagi bekal yang satu ini.

Bahan50 g NESTLÉ® DANCOW Full Cream100 ml air1 sdm margarin50 g bawang Bombay, cincang100 g daging ayam cincang1 buah MAGGI® Kaldu Blok Rasa Ayam, remas 1 sdt gula pasir50 g macaroni, rebus hingga lunak50 g keju Cheddar parutminyak goreng

Lapisan:50 g tepung panir halus1 butir telur ayam, kocok

Cara membuat :Larutkan susu dengan air. Sisihkan.Tumis bawang Bombay hingga layu dan wangi.Masukkan daging ayam, aduk hingga kering.Tambahkan MAGGI dan gula pasir, aduk rata.Tuangi susu, masukkan macaroni dan keju. Didihkan hingga kental dan matang.Angkat, dinginkan. Bentuk adonan menjadi bola-bola kecil.Celupkan dalam telur, gulingkan dalam tepung roti. Ulangi sekali lagi.Goreng hingga kuning kecokelatan, tiriskan. Sajikan.

Kalori : 52 Kal Protein : 2.28 gr Lemak : 3.21 gr Karbohidrat : 3.3 gr Serat : 0.06 gr

Page 72: Bacaan bule

Tips : Agar mudah membentuk bola-bola, taruh adonan di tengah selembar plastik, bungkus lalu pilin hingga terbentuk bola-bola lalu rapikan.Jika akan dibekukan atau disimpan dalam kulkas, taruh bola-bola dalam wadah bertutup. Saat akan digoreng, lapisi dengan telur dan tepung roti. Sayur Bobor bikin sayur bobor yukkk....teman lauknya enak juga pake baceman tahu/tempe atau ayam goreng atau apa aja deh...sama sambal terasi juga yachhh...!!!

Sayur Bobor

Bahan:200 gram daun bayam1 buah labu siam (kolhrabi), potong sesuai selera1 cm lengkuas, memarkan250 santan + 200 ml air2 lembar daun salam

Bumbu dihaluskan:1 sdt ketumbar1 sdt kencur (jika ada)5 buah bawang merah (1 buah bawang bombay)2 siung bawang putihgaram dan gula menurut selera

Cara membuat:1. Didihkan bumbu halus, lengkuas, daun salam bersama santan dan masukkan labu/kohlrabi. Masak hinggak kolhrabi/labu matang.2. Masukkan bayam, aduk rata. Masak hingga matang. Angkat.

Labels: sayuran

Gule kikil Gule kikil ala dapurmamangobrol2 sama rahmanya doni...eh kok jadi pengen cobain bikin gule kikil padang ya...jadi deh ini...

Page 73: Bacaan bule

Gule Kikil

Bahan:1,5 kg kikil termasuk tulang iga(*kikil dapat dibeli di toko Asia atau toko Turki)1 liter santan3 sdm sambal oelek3 buah daun jeruk, iris tipis1 batang sereh1 lembar daun kunyit2 lembar daun salamgaram sesuai selera

Bumbu yang dihaluskan:1 buah bawang bombay2 buah schalotten (bwg.merah)2 siung bawang putih3 buah kemiri sangrai3 buah cabe merah

Cara membuatnya:

** rebus terlebih dahulu kikil dan 4 lembar daun salam, masak dgn api sedang hingga kikil hampir matang. Hal ini untuk menghilangkan bau & rasa anyir kikil.

1. Tumis semua bumbu yang dihaluskan, masukkan juga sereh, daun salam, daun kunyit & irisan daun jeruk. Setelah harum masukkan santan & sambal oelek. Masak dengan api sedang.2. Setelah santan mulai mendidih masukkan kikil & beri garam. Aduk rata. Masak dengan api kecil hingga kikil matang. Angkat.3. Kikil dapat langsung disajikan hangat dengan pendamping daun singkong atau lauk lainnya.

Labels: daging

posted by Riana R. Iswahjudi at Thursday, August 04, 2005 4 comments

Wednesday, June 01, 2005

Page 74: Bacaan bule

Kikil sapi pedas ala dapurmama wahhh...baru nemu kikil (Rinderbein) nih di Toko Turki deket rumah. Sipp bangets deh...!!!

Kikil Sapi Pedas ala dapurmama

Bahan:1 kg kikil sapi (dgn tulang), bisa jg tanpa tulang1 buah bawang bombay (atau 3 buah Schalotten), iris*(Schalotten)sejenis bwg.merah Thailand3 siung bawang putih, iris1 liter santan1 batang sereh1 cm jahe4 lembar daun jeruk, dirajang1 lembar daun salam5 buah cabe rawit merah kecil utuh1 sdm sambal oelekgaram & gula, sesuai selera

Cara membuatnya:1. Rebus kikil dengan 3 lembar daun salam (untuk menghilangkan anyir kikil). Rebus dgn api sedang hingga kikil matang & agak lunak. Angkat & tiriskan.2. Tumis semua irisan bwg.bombay, bwg putih, daun jeruk, jahe, sereh, daun salam & sambal oelek, setelah harum masukkan kikil, aduk rata kemudian masukkan santan. Beri garam, gula & masukkan cabe rawit utuh. Masak diatas api kecil, hingga kuah matang & bumbu meresap pada kikil.3. Kikil siap dihidangkan.

Labels: daging

posted by Riana R. Iswahjudi at Wednesday, June 01, 2005 2 comments Asam Daging Cabe Merah masak kali ini yang gak kalah enaknya "Asam Daging Cabe Merah"...ala cowboy cemplung-cemplung...jadi deh!!! masak yokk...

Page 75: Bacaan bule

Resep Asam Daging Cabe Merah

Bahan:500 gram Daging tetelan sapi (daging dgn sedikit lemak)1,5 liter air6 butir bawang merah (atau 2 buah Schalotten), iris tipis3 siung bawang putih, iris tipis1 buah tomat merah, belah 4-6 2 lembar daun salam1 lembar daun kunyit2 sdt asam jawa2 cabe merah besar (peperoni), potong-potonggaram & gula, sesuai selera

Cara Membuatnya:1. Rebus daging bersama air, masukkan semua bahan tadi kecuali peperoni. Masak dengan api kecil, hingga matang & bumbu meresap.2. Setelah daging agak empuk, angkat & iris sesusai selera. Kemudian masukkan kembali dalam kaldu. Masukkan potongan peperoni. Masak kembali dgn api kecil, hingga matang.3. Angkat & sajikan hangat-hangat dengan nasi panas.

Labels: daging

Menigkatkan Pemahaman Siswa dalam Membaca Teks Narative melalui Strategy Jigsaw II di SMP Negeri 5 Malang.

SUSILOWATI SUSILOWATI

Abstrak

ABSTRAK

Page 76: Bacaan bule

 

 

Susilowati, 2009. Menigkatkan Pemahaman Siswa dalam  Membaca Teks Narative melalui Strategy Jigsaw II di SMP Negeri 5 Malang. Tesis, Jurusan Bahasa Inggris, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Arwijati Wahyudi Murdibjono, Dipl. TESL, M.Pd, (II) Prof. Drs Bambang Yudi Cahyono, M.Pd, M.A., Ph.D

 

Kata Kunci: Pemahaman, Teks Narative, Strategi Jigsaw II

 

            Penelitian ini dilakukan di kelas 8G SMP Negeri 5 Malang. Dengan hubungannya dengan aktifitas membaca Bahasa Inggris di kelas ini, strategi pengajaran yang dipakai oleh guru dititik beratkan pada kompetisi siswa. Siswa belajar secara individu dan hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagian besar yang lain merasa takut dan kurang percaya diri untuk berpartisipasi dalam belajar di kelas. Dari hasil ujian membaca teks narrative, lebih dari setengah jumlah siswa mendapat nilai dibawah Kriteria Kelulusan Mimimum SMP Negeri 5 Malang (KKM) yaitu 75.

Berdasarkan hal diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Strategi Jigsaw II untuk membantu siswa kelas 8G dalam membaca dan memahami teks narrative. Implementasi Strategi Jigsaw II adalah siswa bekerja bersama-sama dalam kelompok jigsaw dan kelompok ahli. Meskipun semua siswa dapat membaca seluruh isi teks, setiap siswa jigsaw memiliki tanggung jawab untuk mencari informasi tentang topic atau elemen cerita yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Pembagian jumlah siswa dalam kelompok jigsaw didasarkan pada elemen teks narrative, yaitu Orientasi, Komplikasi, dan Resolusi. Siswa jigsaw saling mengajarkan topik keahlian masing-masing pada anggota kelompoknya. Sedangkan para siswa ahli berdiskusi dan saling berbagi ide dan informasi di kelompok ahli. Subjek penelitian ini adalah 36 siswa kelas 8G.

Kriteria sukses dari penelitian ini adalah: (1) Siswa berpartisipasi aktif dalam penerapan Strategi Jigsaw II. Nilai minimum dari partisipasi siswa pada lembar observasi adalah di atas 60 yaitu setengah dari keseluruhan siswa berpartisipasi dalam setiap langkah pembelajaran dengan Strategi Jigsaw II; (2) Nilai rata-rata ulangan siswa sama dengan atau diatas 75; (3) Lebih dari 60 persen siswa mendapat nilai sama dengan atau diatas 75.

Model penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas / PTK. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Siklus 1 dilaksanakan dalam empat pertemuan dan Siklus 2 dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Hasil dari Siklus 1, ditemukan bahwa nilai partisipasi siswa dari lembar observasi adalah 60, nilai rata-rata siswa adalah 68, dan terdapat 9 siswa atau 25 persen siswa mendapat nilai diatas 75. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kriteria tersebut belum tercapai.

Page 77: Bacaan bule

Olehkarenanya, peneliti merevisi rencana pembelajaran yang lama dan mengimplementasikan rencana pembelajaran yang baru pada Siklus 2. Temuan hasil pada Siklus 2 menunjukkan bahwa nilai partisipasi siswa dari lembar observasi adalah 73, nilai rata-rata siswa adalah 82.5, dan terdapat 32 siswa atau 89 persen siswa mendapat nilai diatas 75. Peneliti menyimpulkan bahwa Strategi Jigsaw II telah berhasil menigkatkan kemampuan pemahaman siswa membaca teks narrative dan penelitian berhenti.

Disimpulkan bahwa cara terbaik dalam mengimplementasikan Strategi Jigsaw II adalah sebagai berikut: (1) Guru membangkitkan skemata siswa tentang elemen teks narrative; (2) Guru menjelaskan prosedur belajar dengan Strategi Jigsaw II; (3) Guru menjelaskan peran siswa dalam kelompok jigsaw dan kelompok ahli; (4) Guru membagikan bacaan dan meminta siswa membaca dalam hati; (5) Guru menunjuk beberapa siswa untuk membaca bacaan dengan nyaring;  (6) Guru membagikan Skema Diskusi 1; (7) Siswa melakukan Presentasi 1 di kelompok Jigsaw; (8) Siswa bergabung dalam kelompok ahli; (9) Guru membagikan Skema Diskusi 2 yang dapat digunakan siswa ahli untuk menulis hasil diskusi kelompok ahli; (10) Siswa melakukan Presentasi 2 di kelompok ahli; (11) Guru meminta siswa untuk bergabung kembali kedalam kelompok jigsaw mereka; (12) Siswa melakukan Presentasi 3 di kelompok Jigsaw; (13) Guru meminta setiap kelompok jigsaw untuk mendiskusikan keseluruhan informasi; (14) Siswa melakukan Presentasi 4; (15) Guru memberikan test; dan (16) Guru menentukan nilai siswa.

Peneliti menyarankan guru bahasa Inggris di SMP Negeri 5 Malang untuk menggunakan Strategi Jigsaw II ini sebagai alternatif strategi pengajaran untuk membantu siswa memahami teks narrative. Guru harus memiliki persiapan bagus untuk materi dan media yang akan digunakan. Guru juga harus menyampaikan setiap prosedur dengan jelas sehingga siswa mengerti apa yang harus mereka kerjakan di setiap langkah belajar dengan Strategi Jigsaw II. Peneliti juga menyarankan agar hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan strategi Jigsaw.