Upload
jeme-kebon
View
515
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
Keterangan:
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaanyang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinandigunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantuKPan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utamaminimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantuKPan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalampelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantuKPan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;8. Harus mencantuKPan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Harus mencantuKPan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
A. TEKNIS UMUM PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
PASAL 1 :PERATURAN
TEKNIK UMUM
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini berlaku dan mengikatketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala perubahan dantambahannya :
1) Peraturan Perundang-undangan yang dikeluarkan olehpemerintah Indonesia
2) Peraturan-peraturan umum (Algemene Voorwaden) A.V. 413) Standar Industri Indonesia (SII)4) Peraturan Beton Indonesia PBI NI 2/19715) Peraturan SK SNI 19916) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 19717) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 19778) Peraturan Perancangan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI)9) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 198210) Peraturan Cat Indonesia (N-4)11) Peraturan Semen Portland (NI-8)12) Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979 dan Perusahaan
Air Minum
13) Peraturan Kebakaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02 /KPKTS /1985
14) Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan DepartemenTenaga Kerja Tentang Penggunaan Tenaga, Keselamatan danKesehatan Kerja
15) Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang PersyaratanKesehatan Lingkungan Rumah Sakit
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 2
16) Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI) 1983 untuk Gedung17) Pedoman Plumbing Indonesia (PPI)18) American Concrete Institute (ACI)19) American Society for Testing Materials (ASTM)20) American Association of States Highway and
Transportation Officials (AASHTO)21) British Standard Institution (BS)22) Peraturan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
PASAL 2 :URAIAN PENJELASANUMUM TENTANG TATATERTIB PELAKSANAAN
2.1 Sebelum mulai pelaksanaan, kontraktor wajib mempelajariterlebih dahulu dengan seksama gambar kerja, rencana kerjadan syarat-syarat berita acara penjelasan pekerjaaan.Kontraktor diwajibkan menanyakan kepada Konsultan Pengawasuntuk setiap ada perbedaan ukuran dari gambar-gambartermasuk antara gambar dan RKS untuk mendapat persetujuan;bila tidak, maka akibat dari kelalaian tersebut, dalam halini menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari kontraktor.
2.2 Penyerahan lapangan/area/tempat pekerjaan akan di-serahkankepada kontraktor segera sesudah dikelurakan suratkeputusan penunjukan (SPK), dalam keadaan seperti waktupemberian penjelasan pekerjaan. kontraktor diangggap sudahmemahami benar-benar mengenai;
a. letak bangunan yang akan dibangun
b. batas-batas persil/kavling/maupun keadaanya pada waktuitu
c. keadaan kontur tanah
d. segala sesuatu yang ada di lokasi pekerjaan.2.3 Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga
selesai dengan lengkap yaitu membuat (menyuruh membuat)memasang-serta memesan maupun menyediakan bahan-bahanbangunan, alat kerja dan pengangkutan membayar upah kerjadan lain lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
2.4 Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangya 1(satu) salinan dokumen kontrak (Gambar, RKS, Kontrak,Berita acara) ditempat pekerjaan untuk dapat digunakansetiap saat oleh Direksi atau Konsultan Pengawas.
2.5 Atas perintah Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas (KP)pada kontraktor dapat dimintakan membuat gambar-gambarpenjelasan dan perincian bagian-bagian khusus dengan semuabiaya atas beban kontraktor. Gambar-gambar tersebut telahdisetujui oleh Direksi Pekerjaan /Konsultan Pengawasmenjadi kelengkapan gambar-gambar pelaksanaan.
2.6 Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaan maupun yangakan dilaksanakan pelaksana berhubungan dengan DdireksiPekerjaan/Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh pemberitugas untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain,untuk mendapatkan pengesahan /persetujuan.
2.7 Setiap usul perubahan dari kontaraktor ataupun persetujuandari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas yang ditunjukoleh pemberi tugas dianggap berlaku sah serta mengikatjika dilakukan secara tertulis.
2.8 Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaanproyek proyek ini harus benar-benar baru dan ditelitimengenai, mutu ukuran dan lain-lain di dalam RKS ini.Semua bahan-bahan tersebut di atas harus mendapatkanpengesahan/persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ KonsultanPengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebelum akandimulai pelaksanannya
2.9 Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaanpenyelesaian/perapihan, dilakukan oleh tenaga-tenaga daripihak pelaksana yang benar-benar ahli.
2.10 Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaanpembangunan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 3
2.11 Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan atau di gudangharus memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggungjawabkan.
PASAL 3 :JADWAL
Paling lambat dalam 1 (satu) minggu setelah diterimanya suratpenunjukan, kontraktor diharuskan mengajukan ;3.1 Jadwal waktu (time Schedule) pelaksaannya secara
terperinci yang digambarkan secara diagram balok.(barchart).
3.2 Jadwal pengadaan tenaga kerja3.3 Jadwal pengadaan bahan dan peralatan pekerjaan3.4 Diagram arus tunai (cash flow)Bagan-bagan yang disebut diatas (3.1-3.4) harus mendapatkanpersetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan PemberiTugas sebagai dasar patokan kontraktor dalam melaksanakanpekerjaan dan wajib mengikutinya.
PASAL 4 :PENENTUAN PEIL
DAN UKURAN
4.1 Kontraktor wajib memberitahukan Direksi Pekerjaan/KP,bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk dicetak terlebihdahulu Peil-peil dan ukuran-ukurannya.
4.2 Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuransatu sama lain dalam tiap pekerjan dan segera melaporkansecara tertulis pada Direksi Pekerjaan/KP, setiapterdapat selisih/perbedaan-perbedaan Peil, ukuran untukdiberikan keputusan pembetulan. Tidak dibenarkan pelaksanakontraktor membetulkan sendiri kekeliruan tersebut itutanpa persetujuan direksi pekerjaan/KP.
4.3 Kontarktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaanpekerjaan menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yangditetapkan dalam gambar kerja.
4.4 Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhibagian-bagian selanjutnya maka ketepatan peil dan ukurantersebut mutlak diperhatikan sungguh-sunggguh. Kelalaiankontraktor dalam hal ini tidak akan tertolelir dan direksipekerjaan/KP yang telah ditunjuk oleh pemberi tugas berhakuntuk membongkar pekerjaan tersebut atas biaya kontraktor.
4.5 Alat ukur yang dipakai minimal adalah waterpas dantheodolite yang sudah dikalibrasikan untuk mendapatkanukuran yang dipertanggung-jawabkan.
4.6 Peil dasar
- Penjelasan ketinggian tiap lantai bangunan lihat padagambar
- As jalan pada halaman adalah mengikuti gambarperncanaan.
PASAL 5 :PEMAKAIAN UKURAN
5.1 Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semuaketentuan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat, gambar-gambar berikut tambahan dan perubahannya.
5.2 Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukurankeseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukankepada direksi pekerjaan/KP tentang setiap perbedaan-perbedaan yang ditemukannya di dalam RKS dan gambar-gambarmaupun dalam pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkanmembetulkan kesalahan dan melakasanakannya setelah adapersetujuan tertulis dari direksi pekerjaan/KP.
5.3 Pengambilan/ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan,di dalam hal apapun menjadi tanggung jawab kontraktor olehkarena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakanpemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yangada.
PASAL 6 :PENYERAHAN SKEMAORGANISASI PROYEK
6.1 Bersamaan waktunya dengan penyerahan rencana kerjakontraktor wajib pula menyerahkan suatu bentuk skemaorganisasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyekini, untuk diperiksa dan mendapatkan persetujuan dari
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 4
direksi pekerjaan.6.2 Sebagai lampiran dari skema organisiasi tersebut
kontraktor harus menyerahkan suatu daftar usulan nama-namapetugas yang akan ditugaskan diproyek ini lengkap denganjabatan dan daftar riwayat hidup (pengalaman hidup).
PASAL 7 :PENYERAHAN WEWENANG
KEPADA KUASAKONTRAKTOR
7.1 Kontraktor wajib menempatkan seorang petugas yang akanbertindak sebagai wakil atau kuasanya untuk mengatur danmemimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan (untukselanjutnya) disebut sebagai pelaksana.
7.2 Pemberi kuasa ini sama sekali tidak mengurangi tanggungjawab kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan baiksebagian atau keseluruahan.
PASAL 8 :TENAGA AHLI
8.1 Kontraktor harus menyertakan tenaga ahli yang telahditunjuk oleh pabrik pembuat bahan peralatan yang dipasanguntuk mengawasi, memeriksa dan menyetel pemasangan bahan,peralatan hingga bahan/peralatan tersebut bisa berfungsisempurna.
8.2 Kontraktor harus menugaskan minimal dua orang tenaga ahliyang harus selalu berada di proyek.
PASAL 9 :PEMBERHENTIAN
PELAKSANA/PETUGAS
9.1 Bila dikemudian hari ternyata pelaksana dan petugas yangditunjuk oleh kontraktor; oleh direksi pekerjaan /KPdianggap kurang atau tidak mampu menunjukkan kecakapannyamaka dereksi Pekerjanaan/KP berhak memerintahkankontraktor untuk mengganti pelaksana/ Petugas tersebut.
9.2 Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudahsurat perintah direksi Pekerjaan tersebut keluar,kontraktor harus bisa menunjukkan seorang pelaksana/petugas yang baru yang memenuhi persyaratan yang diminta.
PASAL 10 :PEMBANGKIT TENAGA
DAN SUMBER AIR
10.1 Setiap pembangkit tenaga sementara penerangan pekerjaanharus diadakan oleh kontraktor termasuk pelaksanaansementara kabel, kabel meteran, upah dan tagihan sertapembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesaiadalah beban pelaksana.
10.2 Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bilamemungkinkan didapatkan air dari sumber air yang sudahada di dalam lokasi pekerjaan tersebut. Kontraktor harusmemasang sementara pipa-pipa dan lain-lain pekerjaanuntuk mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktupekerjaan selesai. Biaya untuk beban pekerjaan pengadaanair sementara adalah beban kontaraktor.
10.3 Kontraktor tidak diperbolehkan penyambung dan mengisapair dari saluran induk dan sebagainya tanpa mendapatkanijin tertulis dari direksi pekerjaan/KP.
PASAL 11 :IKLAN
Pelaksanaan tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapundi lapangan kerja atau tanah yang berdekatan tanpa ijin daridireksi/KP.
PASAL 12 :JALAN MASUK DAN
JALAN KELUAR
12.1 Pemakaian jalan masuk ke tempat pekerjaan menjaditanggung jawab pihak kontraktor dan disesuaikan dengenkebutuhan proyek tersebut.
12.2 Kontraktor diwajibkan membersihkan kembali jalan masukpada waktu penyelesaian dan memperbaiki segala kerusakanyang diakibatkan dan menjadi beban kontraktor.
12.3 Perijinan tentang jalan keluar masuk proyek menjaditanggung jawab kontraktor termasuk biaya yangditimbulkannya.
PASAL 13 :PAPAN NAMA PROYEK
Kontaktor wajib mengerjakan papan nama Proyek sesuai denganketentuan yang ada dalam peraturan pemerintah daerah setempat.
PASAL 14 :PENYEDIAAN TEMPAT/RUANG KERJA/KANTORDIREKSI KONSULTAN
PENGAWAS
14.1 Kontraktor wajib membangun sebuah bangunan yang akandigunak untuk kantor petugas-petugas direksi pekerjaan/KP hingga cukup memenuhi syarat ruang kerja untukmengadakan rapat-rapat lapangan (site Meeting). Gambardan ukuran akan ditentukan menyusul.
14.2 Kantor direksi lapangan
a. Kontraktor direksi cukup representatif untuk bekerja
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 5
dan aman digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumenproyek selama pelaksanaan proyek.
Luas kantor direksi adalah : 50 m yang terdiridari ;
- R. administrasi & r. rapat 40 m- Ruang KP/ WC 6 m- POS keamanan 4 m- Jumlah 50 m
Perlengkapan kantor direksi adalah :- 1 bh meja rapat ukuran 120 x 240 cm dengan 6
buah kursi rapat- 2 bh meja tulis ukuran setengah biro dengan
empat buah kursi kerja.- 1 bh file kabinet ukuran 100 x 60 cm dari
plastik- 1 buah rak untuk contoh bahan material ukuran
60 x 200 x 200 cm- 1 buah wahite board ukuran 100 x 200 cm- 2 buah AC PK Merek ex. Daikin- 1 Unit komputer minimum type Pentium 3 berikut
printer Ink Jetb. Di dalam kantor direksi lapangan harus ditempatkan
ruang WC dengan baik air bersih secukupnya dandijaga kebersihannya.
c. Posisi dan denah gambar kantor direksi akanditentukan menyusul.
d. Alat-alat yang harus senantiasa di proyek
- 1 bh alat ukur Theodolite
- 1 bh kamera
- 2 Ps sepatu proyek dan helm proyek
14.3 Kantor pemborong dan Los kerjaa. Pemborong harus menyediakan kantor sebagai tempat
kerja dan gudang sebagai tempat penyimpanan materialdi lapangan.
b. Pemborong harus menyediakan tiga buah pemadam ApiRingan (Extinguisher) 30 Kgs/cm yang ditempatkansatu di kantor pemborong , satu diletakkan di kantordireksi dan satu di letakkan di daerah strategis dilos kerja .
c. Khusus untuk tempat menyimpan bahan-bahan sepertipasir, kerikil, harus dibuatkan kotak simpan di pagardengan dinding papan, sehingga masing-masing bahantidak tercampur dengan bagian yang lainnya.
d. Pemborong tidak diperkenankan
- Menyimpan alat/bahan-bahan bangunan di luar pagarproyek walaupun untuk sementara.
- Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksilapangan karena tidak memenuhi syarat.
PASAL 15 :KECELAKAAN DAN
KESEHATAN
15.1 Kecelakaankecelakaan yang timbul selama pekerjaanberlangsung menjadi beban pelaksana.
15.2 Pelaksana diwajibkan menyediakan kotak P3K menurutkebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang telahterlatih dalam masalah mengenai pertolongan pertama.
15.3 Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencanaalam segala pembiayaan menjadi beban pelaksana.
15.4 Pelaksana diwajibkan menyediakan pemadam kebakaran jenisABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah-galahdan lain sebagainya.
15.5 Pelaksana diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan karyawannya.
15.6 Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini maka pelaksanaharus mengikuti semua ketentuan-ketentuan umum lainnya
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 6
yang dikeluarkan oleh jawatan instansi pemerintah cqundang-undang kesehatan kerja dan sebagainya termasuksemua perubahan-perubahannya yang hingga kini tetapberlaku.
PASAL 16 :PENGAMANAN
16.1 Pelaksana bertanggungjawab penuh atas segala sesuatu yangada di daerahnya yaitu mengenai kebutuhan ;
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja atau tidak
b. Penggunaan suatu yang keliru/salah
c. Kehilangan bagian alat alat yang ada di daerahnya.
16.2 Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut di ataspelaksana harus melaporkan kepada direksi pekerjaan/ KPdalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dandiselesaikan lebih lanjut.
16.3 Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di ataspelaksana harus mengadakan pengamanan antara lainpenjagaan ; penerangan malam pamagaran sementara dansebagainya.
16.4 Setiap pekerjaan harus memakai alat pengaman sepertihelm, penggantung serta dan lain-lain yang dianggapperlu.
16.5 Pelaksana harus menyediakan jaring-jaring pengaman dalampelakanaan agar keselamatan lingkungan dan pekerja dapatterjamin dengan baik.
PASAL 17 :PENGAWASAN
17.1 Setiap saat direksi pekerjaan/KP harus dapat dengan mudahmengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian bagianpekerjaan, bahan dan peralatan, kontraktor harusmenyediakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
17.2 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapiluput dari pengawasan direksi pekerjaan/KP proyek yangditujuk oleh pemberi tugas menjadi tanggung jawabpelaksana
17.3 Jika kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jamkerja normal hingga diperlukan pengawasan oleh direksipakerjaan/KP maka segala biaya untuk itu menjadi bebanpelaksana. Permohonan untuk pelaksana mengadakanpemeriksaan tersebut harus dengan surat dan harusdisampaikan kepada direksi pekerjaan/KP. Biaya pengawasantambahan disesuaikan dengan billing rate yang berlakudari BAPPENAS.
17.4 Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditanganpetugas petugas direksi pekerjaan/KP yang ditunjuk olehpemberi tugas adalah terbatas pada soal-soal yang jelastercantum/dimasukkan dalam gambar-gambar dan RKS danrisalah penjelasan. Penyimpangan daripadanya haruslahseijin pemilik proyek.
PASAL 18 :PEMERIKSAAN DAN
PEMYEDIAAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN
18.1 Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan darisuatu bahan dan barang maka ini dimaksudkan untukmenunjukkan standar minimal mutu/kualitas bahan yangdigunakan.
18.2 Setiap barang yang akan digunakan harus disampaikankepada direksi pekerjaan/KP oleh pelaksana untukmendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan atau darikonsultan perencana. Waktu penyampaian dilaksanakan jauhsebelum pekerjaan dimulai.
18.3 Setiap usulan yang tidak seusai dengan petunjuk RKS sertagambar-gambar dan risalah penjelasan harus terlebihdahulu mendapatkan persetujuan konsultan perencana danpemberi tugas/pemilik proyek.
18.4 Contoh-contoh dan barang yang akan digunakan dalampekerjaan harus diajukan dan adakan oleh pelaksanakontraktor atas biaya pelakasan dan setelah disetujuioleh pemilik proyek, konsultan perencana dan konsultanmanajemen maka sesuai contoh barang dan bahan tersebutakan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 7
18.5 Contoh bahan atau barang tersebut disimpan oleh DireksiPekerjaan/Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasarpenolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakaitidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifatnya.
18.6 Dalam pengajuan harga penawaran pelaksana harus sudahmemasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujianterhadap barang dan bahan. Tanpa mengingat jumlahtersebut pelaksana tetap bertanggung jawab pula atasbiaya pengujian dan bahan dan barang yang tidak memenuhisyarat atas perintah pemilik proyek direksiperkerjaan/KP.
PASAL 19 :RENCANA KERJA DAN
SYARAT-SYARATGAMBAR KERJA
19.1 Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidakterpisahkan pada RKS ini.
19.2 Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambarkerja dengan RKS pelaksana diwajibkan mengajukanpernyataan tertulis kepada Managemen Proyek / KP yangditunjuk oleh pemberi tugas dan pelaksana diwajibkan pulamentaati dan pengikuti keputusan direksi pekerjaan/KP.
19.3 Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar terbesar danterakhirlah yang berlaku dalam ukuran dengan angka yaituyang harus diikuti daripada ukuran skala dari gambar-gambar tetapi jika mungkin ukuran ini harus mengambildari pekerjaan yang sudah selesai.
19.4 Jika terdapat kekurangan penjelasanpenjelasan dalamgambar-gambar atau diperlukan gambar tambahan/gambardetail untuk membesarkan gambar-gambar atau untukmemungkinkan pelaksana melaksanakan pekerjaan sesuaidengan ketentuan, maka pelaksana harus membuat gambartersebut dan dibuat tiga rangkap gambar atas biayapelaksana.
19.5 Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-gambar/RKS yaitu dokumen kontrak lainnya yang berlainandan atau penjelasan-penjelasannya bertentangan, maka iniharus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadapyang lain, tetapi untuk lebih menegaskan masalahnya.Kalau hal yang menyangkut kelainan harus diinformasikankepada direksi Pekerjaan /KP untuk mendapatkan keputusan.
19.6 RKS, daftar voume pekrjaaan (BQ), gambar serta beritaacara pelaksanaan penjelasan pekerjaan adalah bagian yangsaling melengkapi satu sama lain dan sesutu yang termuatdi dalamnya bersifat mengikat.
PASAL 20 :PEMBUATAN GAMBAR
PELAKSANAAN/GAMBAR KERJA
(SHOP DRAWING)
20.1 Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan gunapelaksanaan di lapangan yang harus dibuat berdasarkangambar-gambar kerja yang disampaikan kepada direksipekerjaan/KP untuk mendapatkan persetujuan.
20.2 Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambarpelaksanaan tersebut disetujui direksi pekerjaan/KP.
20.3 Direksi pekerjaan/KP yang ditunjuk oleh pemberi tugasharus mempunyai waktu yang cukup untuk mengikuti gambarpelaksnaan yang diusulkan oleh pelaksana.
20.4 Persetujuan terhadap gambar pelakanaan bukan berartimenghilangkan tanggung jawab pihak pelaksana terhadappelaksanaan pekerjaan tersebut. Kelambatan akibat prosesini tidak berarti pelaksana mendapatkan perpanjanganwaktu pelaksanaan.
20.5 Gambar tersebut di atas harus dalam rangkap 3 (tiga )berikut kalkirnya dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh pelaksana.
PASAL 21 :PENYEDIAAN
PERALATAN KERJA
21.1 Kontraktor wajib menyediakan segala peralatan yangdiperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik dansempurna termasuk membongkar / merapihkan / membawakeluar segala peralatan tersebut setelah tidak diperlukanlagi
21.2 Peralatan-peralatan tersebut harus sudah diperhitungkanbentuk, ukuran, kapasitas, dan sebagainya untuk bisamelayani kebutuhan pelaksanaan pekerjaan ini.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 8
21.3 Peralatan peralatan tersebut harus dalam keadaan baik danharus siap digunakan. Peralatan yang tidak berfungsiharus segera diperbaiki atau kalau tidak mungkin harussegera diganti dengan yang masih berfungsi dengan baik.
21.4 Peralatan yang harus disediakan terdiri atas ;
- Alat pemadat sesuai kebutuhan- Theodolit dan waterpass- Stamper- Scaffolding- Molen- Genset- Auger masin- Alat pancang bila perlu- Alat pokok lainya yang diperlukan.,Kontraktor wajib menyediakan operator yang mampu melayiniperlatan tersebut diatas
21.5 Segala biaya yang diperlukan untuk penyediaan peralatandan operatornya menjadi tanggung jawab kontraktor,termasuk biaya perawatan, perbaikan dan pembongkarankembali peralatan tersebut.
PASAL 22 :PENYEDIAAN BAHAN
22.1 Kontraktor wajib menyediakan bahan bangunan yangdiperlukan sesuai dengan syaratsyarat yang ditentukandalam AV d. PUBB untuk beton bertulang syarat syaratdalam PBI 1971
22.2 Direksi pekerjaan / KP berwenang meminta keteranganmengenai asal-usul bahan dan kontraktor wajibmenjelaskannya.
22.3 Bahan bahan yang akan digunakan sebelumnya harusdimintakan persetujuan terlebih dahulu kepada DireksiPekerjaan / KP dan konsultan perancana untuk itukontraktor wajib menyerahkan bahan-bahan yang diusulkandisertai brosur-brosur asli / sertifikat yang diperlukan.
22.4 Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke tempat pekerjaantetapi ditolak pemakaiannya oleh Direksi Pekerjaan / KPharus segera disingkirkan dari tempat kerja paling lambat24 jam dari penolakan tersebut. Bagian pekerjaan yangtelah dimulai tapi masih menggunakan bahan yang telahditolak harus segera dihentikan dan dibongkar.
22.5 Kontraktor wajib mengiriKPan contoh bahan tersebut diatas kepada lab. Peneletian bahan yang ditentukan apabilaDireksi Pekerjaan / KP masih sangsi dan merasa perlumeneliti kualitas barang yang diusulkan tersebut.
22.6 Biaya penelitian bahan di lab. menjadi tanggung jawabKontraktor.
PASAL 23 :TATA CARA UNTUK
MEMULAI SUATU JENISPEKERJAAN
23.1 Untuk jenis pekerjaan yang apa bila dikerjakan akanmengakibatkan pada jenis pekerjaan yang lain yang tidakdapat diperiksa/ tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut,maka kontraktor wajib meminta pada direksi pekerjaan / KPsecara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yangakan ditutup itu . Setelah pekerjaan yang akan ditutupdinyatakan baik baru kontraktor diperkenankanmelaksanakan pekerjaan selanjutnya.
23.2 Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatastidak diwajibkan oleh Direksi Pekerjaan / KP dalam waktu2 x 24 jam sejak jam diterima permohonan tersebut tidakterhitung hari libur resmi maka kontraktor bolehmelanjutkan pekerjaan tersebut kecuali apabila DireksiPekerjaan / KP memintanya perpanjangan waktu pemeriksaandan kontraktor mrnyetujui.
23.3 Apabila ketentuan ketentuan tersebut di atas dilanggaroleh kontraktor maka Direksi Pekerjaan / KP berhakmenginstruksikan untuk membongkar bagian yang sudahdikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya maupun untukkeperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya pembongkarandan pemasangan kembali akan dibebankan kepada kontaktor.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 9
PASAL 24 :TATA CATA PENILAIANPRESTASI PEKERJAAN
Pekerjaan-pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudahditerima oleh Direksi / Direksi Pekerjaan / KP dapat dihitungprestasi dengan nilai 100 % dan bahan bahan yang sudahdidatangkan ke lokasi proyek tetapi belum terpasang, tidak dapatdinilai prestasinya.
PASAL 25 :KOORDINASI DENGAN
SUB KONTRAKTOR
Apabila ada bagian bagian pekerjaan yang diserahkan kepada pihakketiga (sub Kontraktor) sesuai dengan ketentuan yang ada dalamkontrak maka untuk ini kontraktor wajib mengatur koordinasibekerja dengan pihak ketiga.Tanggung jawab atas kualitas barang yang telah diserahkan kepadapihak ketiga ini tetap berada pada pihak kontraktor.
PASAL 26 :PERLINDUNGAN
TERHADAP HASILPEKERJAAN
Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap hasilpekerjaan yang sedang dan sudah selesai dilaksanakan terhadaphal-hal yang menimbulkan keresahan.
PASAL 27 :PENYEDIAN
DOKUMEN PELAKSANAANDI LAPANGAN
27.1 Kontraktor wajib menyediakan 2 set seluruhnya dokumenpelaksanaan seperti yang tersebut dalam PASAL 33 Buku RKSini untuk masing-masing diletakan di kantor pelaksanaandan dikantor Direksi Pekerjaan / KP menjadi konstruksi dilapangan
27.2 Seluruh dokumen tersebut diatas harus dalam keadaan jelasdan mudah dibaca dan sudah mencantuKPan perubahan-perubahan terakhir.
27.3 Biaya penyediaan dokumen-dokumen tersebut menjaditanggung jawab kontraktor.
PASAL 28 :TANGGUNG JAWAB
DALAM MASAPEMELIHARAAN
28.1 Dalam masa pemeliharaan kontraktor tetap bertanggungjawab untuk memlihara pekerjaan yang telah selesaiapabila dalam masa pemeliharaan tersebut ada pekerjaan-pekerjaan yang rusak dan tidak berfungsi dengan baiksesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan / KP makakontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebutsecepatnya.
28.2 Apabila dalam masa pemeliharaan ini kontraktor tidakmelaksanakan perbaikan-perbaikan seperti yang dimintaDireki Pekerjaan / KP maka prestasi pekerjaan akandikurangi sesuai dengan nilai pekerjaan yang belumdiperbaiki dan penyerahan kedua tidak dapat dilaksanakan.
PASAL 29 :TENAGATENAGA
PEMELIHARAAN DARIPEMBERI TUGAS
29.1 Kontraktor wajib mengajarkan/melatih tenaga pemeliharaan(maintenance) dari pihak pemberi tugas hingga pemakaibisa menggunakan selurah sistem dengan baik.
29.2 Kontraktor harus membuat buku petunjuk operasi dalambahasa Indonesia yang jelas sebanyak 6 set untuk pemberitugas.
PASAL 30 :GAMBAR YANG SESUAIDENGAN KENYATAAN
30.1 Pelaksanaan kontraktor pada akhir pekerjaan harus membuatgambar-gambar terakhir sesuai dengan yang terpasang atauyang telah dilaksanakan (Asbuiltdrawing) gambar yangsesuai dengan kenyataan tersebut harus disetujui olehDireksi Pekerjaan / KP
30.1 Gambar tesebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga )berikut gambar asli dan semua biaya pembuatannyaditanggung pelaksana.
PASAL 31 :KERUSAKAN BAGIANPEKERJAAN OLEH
PELAKSANA/KONTRAKTOR/
SUB KONTRAKTOR
31.1 Setiap bagian yang berhubungan dari kontraktor satudengan kontraktor yang lain harus selalu dalam koordinasiyang baik agar kerusakan masing-masing bidang pekerjaandapat dihindari.
31.2 Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihidarikontraktor yang bersangkutan diwajibkan memperbaikibagian bangunan yang rusak tersebut seperti keadaansemula dinilai dan disetujui pemilik proyek atau DireksiPekerjaan / KP secara tertulis.
PASAL 32 :PENYERAHAN PERTAMA
Pada akhir pekerjaaan menjelang pekerjaan penyerahan pertama :32.1 Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat ijin
dari pemilik proyek Direkis Pekerjaan/KP atau yangditunjuk oleh pemberi tugas.
32.2 Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 10
utuh tanpa cacat.
32.3 Pelaksana diwakjibkan menyerahkan kepada pemilik proyekatau direksi pekerjaan /KP berupa ;a. 3 (tiga) gambar As built drawing dan seluruh
pekerjaan yang dilaskanakan termasuk gambarperuabahan dari rencana.
b. 3 (tiga) album photo berwarna32.4 Membersihkan atau membuang sisa bahan, sampah dan lain-
lain yang tidak berguna pada pelaksanaan pembanguan.
B. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIANPEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 33 :PEKERJAANPERSIAPAN
33.1 Pekerjaan PembongkaranTidak ada
33.2 Kabel-Kabel Listrik
Kontraktor harus melakukan tindakan pencegahan yang diperlukanseperti pengadaan kerekan/tempat meluncur pengaman, apabilakonstruksi melewati kabel-kabel dan harus mengikuti semuapersyaratan pengamanan PLN untuk menghindari kecelakaan yangterjadi karena pemakaian alat-alat tersebut.
33.3 Lokasi Persiapan dan Pelayanan yang Ada
Kecuali ukuran-ukuran setting out seperti yang tercantum padadenah, posisi sumbu yang tepat dari sarana-sarana pelayananmaupun bangunan-bangunan tertanam yang ada harus disetujuioleh Direksi/KP sebelum penggalian percobaan, tetapi apabilaperlu, boleh juga setelah membuat galian-galian percobaan.
33.4 Pembersihan
Pohon yang akan ditebang harus diukur setinggi 1 meter dariatas permukaan tanah. Ranting-ranting dan tangkai-tangkaipohon harus disingkirkan dan pekerjaan tersebut dibayarmenurut item yang sama, akan tetapi tidak satupun pohon bolehditebang tanpa seizin yang tegas dari Direksi /KP .Pembersihan semak-semak dan pohon dengan tali pelana (chainshow) kurang dari 50 cm harus dimasukkan ke dalam pekerjaangalian. Batang kayu sebelumnya menjadi milik pihak pemberitugas. Pembersihan tanah pertanian dari rumput atau sisa-sisatanaman tidak akan dibayar secara terpisah dan harusdimasukkan ke dalam item Land clearing.
33.5 Pekerjaan Survey LapanganSemua informasi yang diperoleh dari Engineer seperti peta-peta, sket-sket, hasil pengukuran elevasi, BM dsb harusdikelompokkan dan dicek ulang di lapangan.
Semua pengeluaran sehubungan dengan informasi yang diperolehharus ditanggung oleh kontraktor dan harus masuk ke adalamitem yang bersangkutan di dalam BQ
Sehubungan memulai pekerjaan apapun, kontraktor harusmelaksanakan survey topografi secara detail di area proyekyang ditunjukkan oleh Engineer.a. Pengukuran Elevasi
Semua Bench Mark dan patok dan semua titik referensidisepanjang area proyek harus diukur elevasinya denganAutomatic level (misal Wild NAK 1 atau 2, NAZ)Semua route pengukuran harus diukur dua kali (pulangpergi/looping). Looping pengukuran harus mendekati ataulebih pada 7 k km dimana k adalah jarak pengukuran dalamkm. Semua route pengukuran harus diantara dua Bench Markyang ada di proyek.
Garis pandangan/penglihatan tidak boleh melebihi 50 m,seluruh perhitungan pengukuran harus dicek secara bebas
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 11
setiap hari dan ditandatangani.
Pengecekan alat ukur instrumen : instrumen (waterpass)harus dicek setiap kali akan dipakai dengan testmenggunakan dua patok dengan jarak 50 m. perbedaaanketinggian antara dua titik yang diukur dari titik tengahharus dibandingkan dengan perbedaaan ketinggian yangdiukur dari dekat ke satu ujung. Hasilnya harus dicantuKPan pada lembaran-lembaran lapangan dengan membuatpenyesuaian bilamana perlu.
Mistar ukur harus ditempatkan diatas pelat dasar logampada semua titik pergantian. Pada BM dan patok, mistarukur harus diletakkan langsung di atas paku atau baut.
Pemegang mistar ukur diperintahkan untuk memegang mistraukur tegak lurus dengan menggunakan gelembung-gelembungudara (nivo) apakah ditempel pada mistar ukur ataudipegang menempel pada pingggir mistar ukur. Gelembung-gembung ini harus dicek.
b. Survey Detail, pengukuran Elevasi Struktur & menarik GarisDasar (Bottom Linning)Ketinggian dan jarak seluruh bangunan/struktur proyekharus ditentukan dengan tepat.
Ketinggian setempat. (Spot height)Ketinggian setempat harus diukur setiap 2 m disepanjanggaris dasar dan setiap 5 m dipuncak dinding bangunan,sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan. Kerapatanketinggian setempat akan bervariasi sesuai denganpekerjaan dan ketakteraturan struktur bangunan.Ketinggian setempat harus disurvey sepanjang dariseluruh daerah yang rendah dan seluruh titik yangtinggi.
Ketinggian setempat harus diukur dari BM utama denganwaterpass. Posisi ketinggian setempat pada dengankeseluruhan harus ditunjukkan dalam desimal. Elevasiyang didapat dengan pengukuran waterpass ini harusdiperlihatkan data TIGA desimal dibelakang koma.Ketinggian setempat harus diperlihatkan padakeseluruhan bangunan, gorong-gorong, pada saluran, padasaluran plumbing bangunan, saluran limbah, drainasedan pada sepanjang jalan. Seluruh hasil surveyketinggian setempat pada daerah berlumpur jika adaselama pembangunan harus diteliti dengan mistar ukur diatas pelat dasar pada permukaan tanah. Sangat sulituntuk menentukan taraf permukaan tanah (ground level)dalam kondisi tanah basah, dalam hal ini pelat dasarharus tetap pada posisinya., kemudian mistar ukurdiletakkan di atas puncaknya dengan hati-hati dandibaca secepat mungkin.
Ketinggian Detail dan Ketinggian Setempat.Ketelitian posisi titik tertentu yang diukur haruslebih kecil dari 0,02 m (0,2 mm pada peta berskala 1 :100). Ketelitian ketinggian setempat harus + 5 mmapabila dicek terhadap BM terdekat. Ini dimaksudkanuntuk ketinggian setempat pada tanah stabil.
c. Survey Bersama Sebelum melakukan seluruh pekerjaan tanahKontraktor bersama-sama dengan pihak pemberi tugas danEngineer harus melakukan survey diseluruh area yang akandibuat galian, bangunan, jalan, atau tanda untukmenentukan tingginya letak suatu area. Gambar hasilsurvey bersama dipersiapkan oleh kontraktor dan harusdisetujui oleh engineer sebelum dimulainya suatu pekerjaantanah.
Kontraktor harus menyediakan dan menentukan bracing yangkuat dan cukup untuk menahan isi dan atau galian yangdiminta oleh KP jika sangat dibutuhkan.Apabila galian dibuat dekat atau dibawah bangunan yang adaatau pekerjaan tersebut dapat menyebabkan turunnyabangunan, kontraktor harus mencegah kerusakan yang
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 12
diakibatkan oleh pekerjaan sementara tersebut dengan cara-cara yang disetujui KPSemua bracing harus dipelihara dengan benar sampaipekerjaan permanen cukup kuat dan kayu-kayu penopang(bracing) boleh dibongkar. Pembongkaran bracing hanyaboleh dilaksanakan dengan seizin Engineer dan di bawahPengawasan KP
Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar detail sertaperhitungan-perhitungan untuk penopang/penahan yangdiusulkan untuk menahan galian parit dan galian-galianlainnya. Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukankegiatan apapun sebelum usulan metode pelaksanaan dangambar-gambar detail didiskusikan dan disetujui KP
33.6 Pengukuran dan Pematokan
a. Pemborong harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untukmenentukan batas-batas pekerjaan serta garis-gariskemiringan tanah sesuai dengan rencana.
b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuattentang pembagian lokasi areal kerja untuk disetujuiDireksi Proyek/KP sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaanberikutnya dapat dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan daridireksi Pekerjaan, pemborong harus melakukan pengukuranulang.
Dalam pengukuran ini harus ada patokan referensi tetapyang tiap koordinat :
Patokan utama dibuat dari beton ukuran 20 x 20 x 80 cm Patok lain yang digunakan untuk pembatas site terbuatdari pipa PVC pralon diberi tulang besi dia 15 cm dicorbeton 1 : 2 : 3 dan diberikan tanda koordinat.
c. sebelum pelaksanaan pematokan, pemborong wajib memberikanlaporan tertulis kepada direksi pekerjaan.
d. Hasil pelaksanaan pekerjaan pengukuran dimintakanpersetujuan Direksi Pekerjaan, dan hanya hasil pengukuranyang telah disetujui Direksi digunakan sebagai dasarpekerjaan selanjutnya.
e. Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan.Pemborong harus mengajukan 3 (tiga) lembar gambarpenampang dari daerah yang terjadi penyimpangan, kepadadireksi untuk dimintakan tanda tangan persetujuanpeyimpangan tersebut.
f. Apabila terdapat revisi, hasilnya diajukan kembali untukmendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan , hasilpersetujuan tersebut dibuat di atas kertas kalkir dengan 3(tiga) lebar hasil reproduksi. Ukuran huruf yang dipakaipada gambar serta ketentuan-ketentuan direksi Pekerjaanakan dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambarlama.
33.7 Pembersihan dan Penebangan pohon
a. Pohon-pohon dan lain sebagainya yang ditebang kecualitanaman penghias (taman) yang perlu dipertahankan,dibongkar sampai kedalaman 40 cm di bawah permukaan tanah,permukaan akhir ditentukan setelah pengupasan tanah yangkurang baik serta sampah-sampah, akar-akaran dibuangkeluar dari lapangan pekerjaan. Penebangan pohon-pohondilakukan setelah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Kerusakan bangunan jika ada, pagar milik orang lain yangterjadi akibat waktu pembersihan, harus diperbaiki danbiaya ditanggung pemborong.
33.8 Pelaksanaan Peil dan Ukuran
a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas tepatnyapelaksanaan pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran yangditetapkan pada gambar kerja dan RKS.
b. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan menurut peil yang
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 13
sudah ditentukan, bila terjadi kelainan, pemborong tidakakan ditolelir kesalahannya dan pekerjaanya berhakdiulang.kembali (dibongkar) atas beban biaya ditanggungPemborong.
c. Pemborong wajib mencocokkan ukuran-ukuran dengan yang laindalam setiap pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaansegera melaporkan kepada Direksi pekerjaan untuk diberikeputusan pembetulannya.
33.9 Pengupasan Lapisan Tanah
a. Pemborong harus melakukan penupasan (stripping) terlebihdahulu pada lokasi proyek tersebut, sehingga didapatkanpermukaan tanah asli yang bebas dari kotoran, humus, akar-akar atau sisa-sisa material yang membusuk.
b. Ketebalan pengupasan ini minimum 30 cm dari permukaantanah asli. Tanah bekas stripping (kuapsan) harus dibuangjauh dari lokasi pekerjaan/sesuai dengan petunjuk Direksi.
33.10 Pemadatan untuk jalanSetelah tanah yang selesai distripping dan pekerjaannya telahsesuai dengan persyaratan, maka tanah hasil kupasan khususyang akan digunakan sebagai badan jalan tersebut dipadatkandengan menggunakan mesin gilas (Compactor ) 8 ton minimal 5kali lintasan (gilasan) hingga mencapai kepadatan yang telahditentukan. Dilengkapi dengan hasil test kepadatan.
33.11 Pagar Pengaman
Pemasangan pagar pengaman bertujuan sebagai pengamanan padalokasi proyek, memudahkan kontraktor untuk mengontrolpekerjaan dan material dan untuk membatasi pihak pihak yangtidak berkepetingan ke lokasi proyek. Pagar pengaman proyekterbuat dari lembaran seng gelombang BJLS 20 yang disusuntegak. Seng tersebut dipakukan pada kayu penyangga yangdipasang setiap jarang 1 meter yang didirikan di lokasi. Kayupenyangga berupa kayu dolken bulat dengan diameter minimal 5cm. Pada bagian atas, tengah dan bawah rangka kayu tegak dipasang rangka kayu 4/6 melintang sebagai pembagi rangka tegak.Pada setiap tiang tegak dipasang pengaku yang ditanam padatanah berbentuk sedemikian sehingga membentuk segitiga dengantiang tegak.
33.12 Papan Nama Proyek/Reklame
Kontaktor wajib mengerjakan papan nama Proyek sesuai denganketentuan yang ada dalam peraturan pemerintah daerah setempat.
Papan nama proyek harus memuat ;- Nama proyek- Pemilik proyek- Lokasi proyek- Nomor kontrak- Biaya kontrak- Nama konsultan perencana- Nama konsultan Pengawas- Nama kontraktor- Waktu pelaksanaan
C. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIANPEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 34 :PEKERJAAN
GALIANTANAH/URUGAN
34.1 LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semuatenaga kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi danperlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan galianyang diperlukan sebagaimana diperlihatkan dalamspesifikasi atau sebagaimana yang diperlukan.
b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan danpersiapan-persiapan serta melakukan semua pekerjaan yangperlu untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaanlain.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 14
c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semuaalat yang akan terpasang dan yang tertanam pada tanahtanpa mengabaikan semua ketentuan-ketentuan yang berlakujika pekerjaan tersebut tidak disebutkan secara khusus
d. Kontraktor harus melakukan pekerjaan galian untuk semuapekerjaan seperti yang terlihat dalam gambar untukpekerjaan galian tanah pondasi, pemotongan / pembentukankontur elevasi lahan sesuai site plan, pembentukan badanjalan,timbunan kembali galian tanah pondasi, timbunantanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran,timbunan tanah untuk peninggian, galian tanah untukmendapatkan peil lantai yang disyaratkan, galian bakkontrol, dan pekerjaan perataan tanah sekeliling danpekerjaan lain yang tidak disebutkan namun harusdikerjakan karena untuk mendukung pekerjaan tersebut.
34.2 KETENTUAN UMUM
a. Untuk detail pekerjaan yang mungkin tidak tercantum dalamspesifikasi ini tapi peekrjaan tersebut tetap harusdilakukan, maka kontraktor harus melaksanakannya sesuaistandard yang berlaku.
b. Untuk pekerjaan galian, kontraktor harus mempelajari semuadata dan memutuskan tahapan metode galian yang akandipakai. Kontraktor dapat membuat studi tambahan(penyelidikan tanah, dan sebagainya) bila konraktorberpendapat data/desain yang ada tidak sesuai denganusulannya.
c. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk konsekwensiyang terjadi atas kegagalan konstruksi pada saatpengaglian sehubungan dengan metode galian yang ada,maupun metode galian usulannya.
d. Harga yang diajukan kontraktor haruslah sudah termasukjenis semua jenis pekerjaan yang harus dilakukannya agarpekerjaan galian dapat dilakukan dengan aman. Dalam halini, kontraktor harus melakukan segala tindakan yangdiperlukan, seperti penelitian di lapangan dan lingkunganproyek, mempersiapkan perencanaan setail galian danpenahan tanah sementara, test, sistem monitor (pengawasan)pembongkaran kembali pekerjaan sementara, tindakanlainnya, untuk meyakinkan pihak perencanaan maupun teampengawas dari pemerintah.
e. Detail metode dalian dan sistem penahan tanah yang dipakaioleh kontraktor harus disetuui oleh KONSULTANPENGAWAS/Konuslta Perencana, dan perlu ditegaskan bahwapersetujuan itu tidak berarti membebaskan kontraktor daritanggung jawabnya untuk semua kerusakan yang mungkintimbul pada bangunan sekelilingnya jika ada.
f. Walaupun metode galian yang digunakan sesuai dengan yangtelah dipersiapkan oleh konsultan perencana, kntraktortetap bertanggung jawab penuh atas semua kerusakan yangmungkin terjadi.
34.3 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
a. Kontraktor harus menjamin keamanan dari sekelilingnya darisegala kerusakan yang mungkin terjadi akibat galian.Kontarktor juga bertanggung jawab untuk segala kerusakanataupun tuntutan dari masyarakat yang mungkin terjadi.
b. Kontraktor harus menggali sesuai dengan bentuk dankedalaman yang a kan direncanakan.
c. Kontraktor harus segera melindungi permukaan galian denganadukan semen pasir (Screed), agar tidak terjadikelongsoran
d. Kontarktor harus menyediakan tenaga ahli yangberpengalaman dalam menyiapakan dan mengawasi semuarencana/pelaksanaan galian, seperti menentukan tahapandan sistem schedule, penempatan konstruksi sementarasistem saluran air hujan, dewatering jika sangat mendesak,dan sisitem monitoring untuk pergerakan tanah jika sangatdiperlukan dan semua tindakan pengalaman dari pekerjaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 15
galian.
e. Kontraktor harus menyerahkan laporan harian dan laporanmingguan, dari sistem pengamatannya selama pekerjaangalian kepada pihak direksi proyek.
f. Direksi/ perencana berhak meminta kontraktor menambah/mengubah sistem pengamatan jika diketemukan hal-hal yangmencurigakan tanpa adanya tambahan biaya.
g. Setiap perubahan metode/urutan galian harud dilaporkandan disetujui oleh direksi
h. Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaangalian sesuai dengan peraturan yang berlaku dan membuatlaporan maupun ijin yang diperlukan dari pihak yangberwajib.
34.4 KONDISI LAPANGAN
a. Sebelum pemasukan tender, kontraktor harus meninjaulokasi. Kontraktor harus menjamin bahwa informasi yangdidapat baik dari gambar maupun kunjungan, cukup dapatmengajukan/menghitung harga penawaran
b. Penunjukan kontraktor adalah berdasarkan bahwa kontraktorsudah dianggap mengetahui benar kondisi lokasi dansekelilingnya, berikut bangunan sekelilingnya yang mungkinterpengaruh oleh kegiatan konstruksi tidak ada tuntutanuntuk tambahan biaya di kemudian hari dengan alasan tidakadanya data yang jelas.
c. Kontraktor harus membebaskan Pemberi Tugas atas segalatunuttan dari pihak lain yang mungkin terjadi selama masakonstruksi, akibat adanya kerusakan bangunan, kecelakaankegagalan konstruksi, polusi dan lain-lain.
d. Kontraktor harus memelihara dan menjamin kebersihan jalanlingkungan, setiap kendaraan yang keluar masuk dari dan keproyek harus terlebih dahulu dibersihkan.
34.5 PERSYARATAN MATERIAL
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekasgalian pondasi yang dipadatkan dengan alat pemadat dengankepadatan minimal sama dengan kepadatan tanah asli. Untuktimbunan di bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasangkualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersihdari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu serta sampah lainnya.
34.6 PEDOMAN PELAKSANAAN
a. Direksi/Konsultan Pengawas berhak menolak metode galianyang diajukan oleh kontraktor tanpa adanya tambahan biayauntuk hal tersebut. Setiap penolakan seperti di atas tidakmembebaskan kontraktor sebagai penanggung jawab tunggaldari pekerjaan galian.
b. Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk ; Peralatan keselamtan kerja Perbaikan tanah Proteksi lereng galian dengan screed (pasangan
semen dan pasir)c. Direksi/perencaan berhak memerintahkan kontraktor, untuk
melakukan berbagai tindakan agar keamanan bangunansekelilingnya dapat terjamin dan tidak ada tambahan biayauntuk tidakan tersebut.
d. Kontraktor harus menunda pekerjaan galian dalam hal jikaterjadi hal-hal yang memungkinkan terjadinya bahayalongsor atau lainnya, pekerjaan dapat dilakukan bilakontraktor sudah mempunyai metode untuk mengatasinya.
e. Kontarktor harus mendapatkan persetujuan direksi bila akanmelakukan pengurukan bagian-bagian pekerjaan permanen.
f. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplankdengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dandisetujui direksi. Bentuk galian yang dilaksanakan sesuaidengan ukuran dan kedalaman yang tertera dalam gambar.Apabila di tempat galian ditemukan pipa pembuangan, kabellistrik, telpon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 16
kontraktor secepatnya memberitahukan kepada direksi ataupada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjukseperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atassegala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galiantersebut. Apabila dalam penggalian ditemukan benda-bendapurbakala, maka kontraktor wajib melaporkannya kepadadireksi untuk dilanjutkan kepada pemerintah daerahsetempat.
Galian-galian untuk bak kontrol, bak penampungan airsaluran air hujan, dan air bersih dilaksanakan denganukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambardetail.
g. Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantaiyang disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah inidimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yangdisyaratkan dalam site plan.
h. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yangditentukan dalam gambar, maka kontraktor harus mengisigalian tersebut dengan pasir urug.
i. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank,galian bak kontrol, galian bak penampung air, galiansaluran air hujan saluran air bersih dan saluran air kotordiurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapismaksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuklapisan tersebut, menggunakan alat tumbuh yang baik.Setelah lapisan pertama dipadatkan, ditimbun denganlapisan berikutnya dan dipadatkan seperti di atas.Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekasgalian pondasi tertutup kembali.
j. Pengurugan dengan tanah timbunan dilakukan lapis demilapis hingga ketebalan 10 cm di bawah lantai, ditumbukhingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk inidibuat maksimal 10 cm.
k. Di bawah lantai diurug dengan pasir dan dipadatkan.pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram airhingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuaiuntuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuandireksi atas tentang kesempurnaan pengurukan danpemadatan.
l. Di bawah pondasi, saluran air diurug dengan pasir pasangansetebal 10 cm dan dipadatkan
Pekerjaan tanah untuk struktur :a. Sisa-sisa, kayu akar, batu-batuan dan unsur-unsur
pengganggu lain harus disingkirkan dan dikeluarkan sebelumdilakukan pengupasan tanah lapisan bagian teratas (topsoil) daerah yang akan dibangun sehinggga minimal 1 meterdi luar garis rabat harus dikupas sedalam 20 cm (kedalamanretak) untuk tanah bekas ladang sedang untuk tanah bekassawah minimal 30 cm. Tanah hasil kupasan ini hanya bolehuntuk menggurug daerah-daerah rendah yang tidak akandidirikan bangunan di atasnya. Bila kondisi tanah sangatjelek atau labil maka lapisan atas ini harus dibentukdengan rata menurut garis-garis ketinggian yang ditentukandalam gambar rencana.
b. Muka tanah tempat akan didirikan bangunan di atasnyaharus dibentuk dengan rata menurut garis-garis danketinggin yang ditentukan di dalam gambar rencana.
c. Pada pembentukan tanah yang bertangga atau akibat dariperalatan terjadi suatu talud (tebing) maka harusdiusahakan pengamanan pada tebing yang rawan untukdiusahakan pengamanan pula air hujan/air tanah tidakmelimpah ke daerah bangunan yang lebih rendah, dengan katalain daerah kerja harus selalu bebas banjir.
d. Galian tanah dilaksanakan untuk semua jenis pasanganpondasi dan semua pasangan lainnya di bawah tanah sepertirollag atau sloof pengalasan lantai, semua saluran-saluransepticktank dan pembebasan penanaman pohon dan lain-lainyang nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan rencana
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 17
gambar.
e. Galian tanah yang melebihi kedalaman yang ditentukan danbila ini terjadi pengurugan kembali harus dilakukan denganpasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan daripemberi tugas.
f. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat atau didekattanah galian seperti akar atau tunas pohon sisa kayu-kayuan, bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harusdikeluarkan dan disingkirkan.
g. Pada bagian galian yang dianggap mudah longsor pemborongharus mengadakan tindakan pencegahan dengan membuat talutatau cara lain, kerusakan-kerusakan yang terjadi akibatguguran tanah dengan alasan apapun menjadi tanggungankontraktor.
h. Pengeringan tempat kerja . Untuk pelaksanaan, tempat kerjaterutama galian pondasi harus dalam keadaan bebas air.Untuk itu pemborong harus menyediakan alat-alat pengeringdalam keadaan siap pakai dengan daya jumlah yang bisamenjamin kelancaran pekerjaan.
i. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakanseijin konsultan pengawas setelah dilakukan pemeriksaanpondasi.
j. setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam sampah atau kotoran. Tanahurugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah berpasir dantidak terlalu basah).
k. Urugan tanah harus dipasang sepadat mungkin dengan mesinpemadat (Stamper) dan tidak dibenarkan hanya menggunakantimbris.
Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan,pada dasarnya akan ditentukan dan di bawah pengawasankonsultan pengawas menurut ketinggian, lebar dan kedalamanyang diperlukan, pelaksaannya harus dengan lapis demilapis, setiap lapis tidak boleh lebih tebal dari 20 cm.
l. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah ataudisingkirkan dari tempat-tempat yang akan ditentukan olehKONSULTAN PENGAWAS.
34.7 PENGURUGAN
a. Pengurukan kembali tanah dapat digunakan tanah galian,yang sebelumnya harus disetujui direksi.
b. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis,ketebalan lapidan maksimum 20 cm . pemadatan lapisan harusmencapai kepadatan 95 % dari standar Proctor Lab. padakadar air Optimum. Untuk lapisan yang paling atas harusmencapai 98 % standar Proctor Lab.
c. Bila kontraktor gagal untuk mendapatkan pemadatan yangcukup untuk setiap lapisan pemadatan lapIsan, makakontraktor tidak boleh meneruskan pekerjaan pemadaatanuntuk lapisan berikutnya,.
d. Material yang harus dipakai untuk timbunan harus memenuhisatu dari persyaratan-persyaratan berikut;
- Material yang diklasfikasikan dalam kelompok A-1, A-2-4, A-2-5 atau A-3 seperti dalam AASHTO M-145dan harusdipadatkan sampai 90 % dari berat jenis kering maksimum(Maximum dry Density) menurut AASHTO T.99
- Material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A-2-7, A-4,A-5, A-6, A-7 boleh digunakan dengan perhatiankhusus diberikan pada waktu pemadatan tanah untukmencapai 95 % dari berat jenis kering maksimum (Maximumdry Density) menurut AASHTO T.99
e. Mesin gilas tidak boleh digunakan di tempat-tempat yangoleh direksi dianggap berbahaya atau dengan jarak yangkurang 45 cm terhadap saliuran, batas-batas pekerjaan lainyang mungkin menjadi rusak. Untuk hal tersebut mesin
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 18
gilas bisa diganti dengan stemper
f. Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunandalam radius 1,5 meter dari tepi bangunan harus diberibahan anti rayap. Jika ada waterproofing maka bahan antirayap tidak bereaksi dengan water prooffing.
g. Bila tidak tercantum dalam gambar-gambar detail, makasebelum pemasangan pelat pondasi beton, dasar galianditimbun dengan pasir urug dengan ketebalan 10 cm (setelahdisiram, diratakan dan dipadatkan) kemudian dipasanglantai kerja dengan tebal 5 m dengan adk 1 ps : 3 psr : 5krl. Bila tidak tercantum dalam gambar-gambar detail makasebelum pemasangan sloof beton dipasang lantai kerjadengan tebal 5 cm dengan adukan 1 Ps : 3 Psr : 3 Krl.
PASAL 35 :PEKERJAAN
BETON BERTULANG
35.1 LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua tenagakerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua perbuatan dan mendirikan semua bajatulangan, bersama dengan semua baja tulangan, bersama dengansemua pertukangan / keahlian dan yang ada hubungan dengan itu,lengkap sebagaimana diperlihatkan dalam spesifikasi atausebagaimana yang diperlukan.
b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan persiapan-persiapan serta melakukan semua pekerjaan yang perlu untukmenerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alatyang akan terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yangtertanam dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan iniberlaku penuh PBI 1971
d. Ukuran-ukuran dimensi dari bagian-bagian beton bertulang yangtidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitekturadalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yangtepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapatselisih data ukuran-ukuran antara kedua macam gambar itu, makaukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu denganperencana atau direksi guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnyayang disetujui oleh Perencana. Jika karena keadaaan pasaran besipenulangan perlu diganti guna berlangsung pelaksanaan makajumlah luas penampang tidak boleh kurang dengan luas sebelumnyadengan memperlihatkan syarat-syarat lainnya yang termuat didalam ketentuan yang berlaku. ( PBI 1971, SK SNI 1991, dll)
Dalam hal ini Direksi Proyek/Konsultan Pengawas harusdiberitahu terlebih dahulu.
35.2 BAHAN
a. Spesifikasi Beton
Campuran / adukan beton harus berdasarkan Mix Design /Trial Mix unutk umur 7, 14 dan 28 hari yang didasarkanpada minimum hasil pengujian untuk 10 sampel yang diambilsecara acak berdasarkan mix design yang telah disetujuioleh Direksi Proyek/Konsultan Pengawas.
Hasil pengujian tersebut harus disertakan dan diserahkankepada Direksi proyek selambat-lambatnya 6 hari sebelumpelaksanaan pengecoran dimulai.
Campuran / adukan beton baik yang dikerjakan di lokasiproyek ataupun beton berupa ready mix harus menggukanstandar dan perlakuan yang sama dengan/untuk mutu betonfc' = 22,5 - 25 Mpa harus dibuat untuk Pondasi plat tapak,sloof, Plat lantai dudukan mesin, Workshop/Bengkel, Kolom-kolom induk dan tempat-tempat lain yang mempergunakanbeton bertulang sesuai dengan gambar rencana.
b. Semen
Digunakan Portland Cement Type I menurut NI-8 tahun1972 dan memenuhi S-400 menurut Standar CementPortland yang digariskan oleh Asosiasi SemenIndonesia (NI 8 tahun 1972).
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 19
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnyadalam satu zak semen, tidak diperkenankan untukdigunakan sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindardari tempat yang lembab maka alas semen harusditinggikan 30 cm dan tumpukan semen paling tinggi2m.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semenyang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukanmenurut urutan pengiriman.
c. Pasir betonPasir beton harus berupa butir-butir tajam keras, bebasdari bahan-bahan organik, lumpur dan kotoran (sampah)serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuaidengan syarat-syarat yang tercantum dalam standar ASTM C-33, PBI - 1971 dan SK-SNI 1991 telah diuji di laboraturiumbahan.
Pasir merupakan pasir dengan gradasi seimbang, tidakmengandung lumpuh lebih dari 5 % dan bahan organik lain.
Direkomendasikan menggunakan pasir cor dari Gunung Sugih.
d. K e r i k i lKerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik,serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yangdisyaratkan dalam PBI 1971 dan telah diuji di laboratoriumbahan. Pemilihan gradasi kerikil harus diperhatikan agarmasuk ke dalam sepasi tulangan dan di sarankan menggunakankerikil 1 : 2
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agarkedua jenis material tersebut tidak tercampur untukmenjamin adukan beton dengan komposisi material yangtepat.
e. AirAir yang digunakan harus air tawar, tidak mengandungminyak, asam alkali, garam, bahan-bahan lain yang dapatmerusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknyadipakai air bersih yang dapat diminum.
f. Besi betonBesi beton yang digunakan terdiri besi untuk tulanganstruktur utama balok, kolom, pondasi dan penyusun rangkaferrosement dan sengkang terbuat dari besi polos bercapkarakteristik fy = 2700 kg/cm atau U-24 Krakatau Steel.Apabila ada kejanggalan dalam gambar mengenai pemakaianbesi akibat dengan pelambangan yang berbeda harusdikonfirmasikan dengan konsultan pengawas. Kontraktortidak diperkenankan mengganti ukuran besi atau menurunkandiameter pemakian besi. Besi beton yang telah tertutupdengan adukan kering atau bahan lain untuk pelaksanaanpengecoran lanjutan harus dibersihkan dulu dan dipastikanbahwa adukan tersebut dapat menempel pada besi.
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dantidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktupanjang yang dapat menyebabkan perlemahan bahan.Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalamkeadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dandibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuandireksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besisesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapatdilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengancatatan:
Harus ada persetujuan direksi Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi
ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yangtertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudadalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkanoleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 20
pemborong.
g. Cetakan dan AcuanKontraktor harus terlatih terlebih dahulu mengajukanperhitungan-perhitungan gambar-gambar rancangan cetakan danacuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelumpekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambartersebut harus secara jelas terlihat konstruksicetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan sertasistem rangkanya. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus
memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2. Acuan yang harus direncanakan untuk dapat memikul
beban-beban konstruksi dan getaran-getaran yangditimbulkan oleh peralatan penggetar. Lendutanmaksimum dari cetakan dan acuan antara tumpuannyaharus lebih kecil dari 1/400 bentang antara tumpuantersebut.
Pembongkran cetakan dan acuan harus dilaksanakansedemikian agar keamanan konstruksi terapi terjamindan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 NI-2.
Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaanbeton harus menggunakan plywood ketebalan minimum 15mm tipe 1 (WBT) atau plat baja ketebalan minimum 1mm, balok 5/7, 6/10 dolken 8-12 cm atau bahan-bahanlainnya yang disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan perencanaan dan data-data teknis untuk penggunaan slip form 2 minggusebelum pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapatpersetujuan; pengusulan sub kontraktorspesialis/nominted harus disertai supporting datadari perusahaan yang bersangkutan / referensi untukpekerjaan-pekerjaan yang sejenis.
h. Pekerjaan Perancaha) Definisi
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan Danbeton yang belum mengeras. Kontraktor harus mengajukanperancangan perhitungan dan gambara perancah tersebutuntuk disetujui oleh Direksi. Segala biaya yang perlusehubungan dengan perancangan perancah dan pekerjaannyaharus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untukharga satuan perancah.
b) PelaksanaanPerancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat,kokoh dan terhindar dari bahaya pengerusan danpenurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus jugakokoh terhadap pembebanan yang akan mungkin ada.Kontraktor harus memperhitungkan dalam membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutanperancah akibat gaya-gaya yang bekerja padanyasedemikian rupa hingga pada akhir-akhir pekerjaanbeton, permukaan dan pentuk konstruksi beton sesuaidengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutubaik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk halitu tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atauselama pekerjaan pengecoran beton berlangsungmenunjukkan tanda-tanda penurunan yang berlebihansehingga menurut Direksi hal itu menyebabkan kedudukan(peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akandapat dicapai atau dapat membiayakan dari segikonstruksi, maka pengawas proyek yang ditunjuk olehPemberi Tugas dapat memerintahkan untuk membeongkarpekerjaan beton yang sudah dilaksanakan danmengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancahtersebut dianggap cukup kuat. Biaya rancangan dansistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail,termasuk perhitungannya, harus diserahkan kepadapengawas yang ditunjuk oleh Direksi untuk disetujui dandikerjakan pengecoran beton tidak boleh dilakukansebelum gambar rancangan tersebut disetujui.
c) PembongkaranSehubungan dengan beban pelaksanaan maka beban
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 21
pelaksanaan harus didukung oleh struktur-strukturpenunjangannya dan untuk itu kontraktor harusmelampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancanganpembongkaran perancah.
d) Perancangan PerancahBeban untuk didesain perancah didasarkan pada ACI 347
i. Bahan aditif Kontraktor harus menjelaskan penggunaan bahan aditif
tersebut dan memberikan penjelasan / brosur yangberkaitan dengan bahan yang dipakai kepada DireksiProyek dan KONSULTAN PENGAWAS
Kontraktor dapat menggunakan bahan-bahan aditifsebagai tambahan untuk pada saat pengecoran dengansepengetahuan dan se ijin dari Direksi Proyek/KONSULTAN PENGAWAS
AkibatDengan penggunaan bahan tersebut kontraktortidak mendapatkan tambahan biaya
Apabila terjadi kegagalan akibat kesalahan dalampenggunaan bhan aditif tersebut yang diakibatkankarena saat pelaksanaan maka kontraktor wajibmembongkar dan mengganti pekerjaan tersebut sesuaidengan spekfifikasi semula.
35.3 PENGUJIAN/PEMERIKSAAN MUTU BETON
Pengujian mutu beton ditentukann melalui pengujian sejumlahbenda uji kubus 15 x 15 x 15 cm sesuia PBI 1971Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump testdimana nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkandalam PBI 1971 kecuali ditentukan oleh Direksi
Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili satuvolume rata-rata tidak boleh lebih dari 5 m^3 atau 10 adukantruk drum (diambilkan volumenya terkecil) disamping itusejumlah maksimum dari beton yang terkena penolakan akibatsetiap keputusan yaitu 30 m , kecuali ditentukan Direksi
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untukumur 7, 14, dan 28 hari
Hasil pengujian beton harus diserahkan sebelum pelaksanaandilaksanakan,. Yaitu khusus dengan pekerjaan yang berhubungandengan pelepasan perancah . Sedangkan pengujuan beton diluarketentuan tersebut harus diserahkan kepada direksi dalamjangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujiandilakukan.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 1971dilakukan dilokasi pengecoran dan harus disaksikan olehdireksi. Apabila digunakan metode pengecoran yang harusdisaksikan oleh direksi mengunakan pompa (Concrete Pump) makapangambilan contoh segala macam jenis pengujian di lapanganharis dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujungpipa pada lokasi yang akan dilaksanakan.
(a) Tabel gradasi pasir
Grafik Distribusi Gradasi Saringan Pasir (di rekomendasikan)
0102030405060708090
100
Pan 0,15 0,30 0,60 1,18 2,36 4,75 9,50Diameter Saringan (mm)
Perse
ntase
Lolos
Saring
an (%
)
ASTM Sampel ASTM
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 22
(b) Tabel gradasi SplitGambar, Grafik Standar persyaratan bahan Pasir dan Split yang
direkomendasikan
35.4 PEDOMAN PELAKSANAAN:
a. Ketentuan Umum
1. Kecuali ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971dan SK-SNI 1991, ACI, British Standard
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada direksiapabila ada perbedaan yang didapat di dalam gambarkonstruksi dan gambar arsitektur.
3. Pembesian
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karatserta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang yanglurus atau dibengkokkan, sambungan kait-kait danpembuatan sengkang disesuaikan dengan persyaratanyang tercantum pada PBI 1971. Kecuali ada petunjukyang lain dari perencana.
Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehinggaposisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidakmengalami perubahan untuk dan tempat pengecoranberlangsung.
Toleransi pembuatan dan pemasngan tulangandisesuaikan dengan persyaratan PBI 1971.
Batang-batang baja yang lunak harus mempunyaikeluluhan bawah tekan minimum = 2400 kg/cm2 dan4000/cm2 untuk batang-batang baja yang diprofilkanseperti yang disarankan dalam gambar-gambar struktur.
Sambungan tulangan dan perjangkaran harusdilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu yangtercantum dalam PBI 1971.
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atas mutubaja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangankontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi darilaboratorium khusus ditujukan pada keperluan proyekini.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harusdiadakan pengujian periodik minimal 4 contoh yangterdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 bendauji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batangbaja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akanditentukan oleh Direksi.
Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarikdan lengkung, harus dilakukan di laboraorium LembagaUji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong ataulaboratorium lainnya yang direkomendasikan oleh
Grafik Distribusi Gradasi Hasil Penyaringan Kerikil
0102030405060708090
100
Pan 2,36 4,75 9,50 14,00 19,00 26,50 30,00Dia Saringan (mm)
Perse
ntase
Lolos
Sarin
gan (
%)
ASTM Sampel ASTM
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 23
Direksi dan minimal sesuai dengan SII-031-84 salahsatu standart uji yang dapat dipakai adalah ASTMA-615.
Semua standart bar (stek-stek tulangan) dari kolomdan dinding harus diperpanjang sampai dengan 40 Ddiatas taraf (peil) dari yang ditentukan dalamgambar, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
4. Adukan beton / pengangkutan
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yangdisetujui oleh direksi yaitu:
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang
menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akandicor, nilai slump untuk berbagai pekerjaan betonmemenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
5. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan ataspersetujuan tertulis direksi. Selama pengecoranberlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalandi atas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempatyang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki-kaki yang tidak dibebani tulangan. Kaki-kaki tersebutharus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempatpenghentiannya harus disetujui oleh direksi. Untukmelanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dandibuat kasar kemudian diberi Styrobond ( Perekatsambungan adukan beton) atau bila dibutuhkan perlu waktupercepatan atau perlambatan pengerasan maka dapatdicampur bahan additive dengan mengikuti petunjukpemakaian. Pada pengecoran kolom, adukan tidak bolehdicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
6. Perawatan beton
secara umum harus memenuhi persyaratan PBI 71 Bab.6.6
Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap prosespengeringan yang belum saatnya dengan caramempertahankan dimana kondisi kehilangan kelembabanminimal adalah minimal suhu yang konstan dalam jangkawaktu yang diperlukan dalam waktu proses hidrasisemen serta pengerasan beton
Perawatan beton dimulai segera pengecoran betonselesai dilaksanakan dan harus berlangsung terusmenerus paling sedikit dua minggu jika tidakditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoranharus dipertahankan tidak melebihi 30 ocelsiusselanjutnya untuk daerah-daaerah dimana terdiri daribeton yang bersangkutan untuk setiap 10 m3 .Pengukuran harus terus dilakukan 3 kali sehari setiaphari setelah sampai pembukaan cetakan, pembukaan barudapat dilakukan setelah temperatur beton terhadapcuaca di sekeliling tidak lebih dari 30 oC . Demikianperawatan beton tetap dilakukan terus menerus dandapat dihentikan bila ada temperatur beton terhadapcuaca disekeliling tidak lebihd dari 30 oC.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan adukan betonharus tetap dalam keadanan basah, apabila cetakan danacuan beton dibuka selama sisa waktu tersebut pelaksanaanperawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi betonterus menerus dengan menutupi dengan karung karung bawahatau yang disetujui direksi.
b. Beton Kedap Air
1. Beton untuk tangki air, ground tank dan pekerjaan
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 24
beton lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuatkedap air, misal dengan penambahan bahan adiktif yangsesuai dan atas persetujuan Direksi. Penggunaan bahanaddiktive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrikpembuat serta adanya jaminan bahwa bahan adiktiftersebut tidak mempengaruhi kekuatan maupun ketahananbeton.
2. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi dalamcara hal pengadukan, campuran beton, pengangkutan,pengecoran, dan perawatan beton serta pengawasannyauntuk mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagianpekerjaan itu.
3. Nilai slump beton yang diperlukan adalah minimum untukmenjamin pengecoran dan pemadatan beton sesuai.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab atas pekerjaanbeton tersebut terhadap sifat kedap airnya. Apabilaterjadi kebocoran atau rembesan air maka semua biayaperbaikannya untuk mengembalikan sifat kedap airtersebut adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
5. Kontraktor harus memberikan jaminan untuk jangka waktu10 tahun terhadap kedap air hasil pekerjaannyaterhitung sejak selesainya masa pelaksanaan pekerjaan.
6. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakanlain selama jangka waktu tersebut dalam (5),kontraktor atas biya sendiri harus segera memperbaikibagian mengalami kerusakan tersebut sampai permukaanakhir termasuk juga memperbaiki peralatan-peralatanseperti peralatan listrik, pengatur udara (AC) daninstalasi lainnya yang mengalami kerusakan akibatpengaruh tersebut diatas.
Pelaksanaan Beton Kedap Air
1. Betom yang dipakai untuk tangki air, ground tank harusdibuat kedap air. Bila dipakai bahan addiktivetersebut harus disetujui oleh Direksi.
2. Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi dalamcara hal pengadukan, campuran, beton, pengangkutan,pengecoran, dan perawatan beton serta pengawasannyauntuk mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagiantersebut.
3. Nilai slump beton adalah (10 + 2) cm.4. Sebelum pengecoran pelat, maka harus terlebih dahulu
dibuatkan atau sementara yang akan melindungi betonyang baru dicor terhadap terik matahari dan hujan.
5. Selama 14 (empat belas) hari beton pelat harusdipelihara tetap dibasahi (direndam air).
6. Bekisting untuk dinding hanya boleh dibuka bila betonsudah berumur 3 (tiga) hari. Setelah bekisting dibuka,dinding beton harus tetap ditutup oleh karung basah.Penyiraman dinding beton dilakukan minimal 3 kali,selama 14 ahri berturut.
7. Water stop harus dipasang diikat dengan baik, sehinggaterjamin tidak akan terlepas dapat saat pengecoran.
8. Sambungan pengecoran, harus dichipping dan dibersihkangumpalan-gumpalan semen. Sebelum pengecoran makasambungan harus dilapis dengan calbond.
9. Penutupan dinding bekisting harus disetujui Direksi.10. Pengujian sifat kedap air dilakukan setelah beton
berumur 21 hari. Pengujian dilakukan dengan memasukanair pada Ground tank dan bak penampung. Pengamatandilakukan selama minimal 3 hari berturut-turut.
11. Bila dijumpai keropos atau rembesan pada dindingmaupun sambungan pengecoran, maka kontraktor harusmemperbaiki kebocoran tersebut dengan grouting ataupuninjeksi, atas biaya kontraktor.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 25
12. Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan betontersebut terhadap sifat kedap airnya. Apabila terjadikebocoran atau rembesan air maka biaya perbaikannyauntuk mengembalikan sifat kedap air tersebut adalahmenjadi tanggung jawab kontraktor.
13. Pemadatan tanah yang berada dibawah pelat harusmenggunakan mesin gilas guna mendapatkan pemadatanyang merata pada seluruh daerah.
c. Cacat pada Beton
Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskanDireksi mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi betonyang cacat seperti berikut :
1. Konstruksi beton yang keropos.
2. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rataseperti direncanakan atau posisinya tidak sesuaigambar.
3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rataseperti yang direncanakan.
4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
5. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut padadasarnya ahrus dibongkar dan diganti dengan yang baru,kecuali Direksi dan konsultan menyetujui untukdiadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yangditimbulkan tersebut. Untuk itu kontraktor harusmengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akanditeliti / diperiksa dan disetujui bila perbaikantersebut diangga p memungkinkan.
d. Pemasangan Pipa, Saluran Listrik Dan Lain-Lain AkanTertanam Di Dalam Beton
1. Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupasehingga tidak mengurang kekuatan struktur denganmemperhatikan persyaratan PBI 1971 Bab 5.7
2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-laindalam bagian-bagian struktur beton bila tidakditunjukan secara detail di dalam gambar. Didalambeton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempatyang dilewati pipa.
3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukan didalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluranlistrik di dalam struktur beton.
4. Apabila dalam pemasangan pipa, saluran listrik,bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lainterhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang,maka kontraktor harus segera mengkonsultasikan hal inidengan Direksi.
5. Tidak dibenarkan untuk membengkokan ataumenggeser/memindahkan baja tulangan tersebut dariposisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipasaluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi.
e. Benda-Benda yang Ditanam dalam Beton
1. Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalambeton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaanlainnya yang ada hubungannya dengan bekerjaanbeton harus sudah dipasang sebelum pengecoranbeton dilaksanakan.
2. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasangdengan tepat pada posisinya yang diusahakan agartidak bergeser selama pengecoran betondilaksanakan.
3. Kontraktor utama harus memberitahukan sertamemberi kesempatan kepada pihak lain untukmemasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelumpelaksanaan pengecoran beton.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 26
4. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harustetap kosong dapat benda/peralatan yang akanditanam dalam beton yang mana rongga diharuskantidak terisi beton harus ditutupi dengan bahanlain yang mudah dilepas nantinya setelahpelaksanaan pengecoran beton.
PASAL 36 :PEKERJAAN
LANTAI BETONTAHAN BENTURAN
(CONCCRETE FLOORHARDENER)
36.1 LINGKUP PEMASANGANPemasangan pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, peralatan, dan alat bantu lainnya yang diperlukandalam pelaksanaan pekerjaan, hingga dapat tercapai hasilpekrjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan inidilaksanakan untuk ;
1. Lantai Workshop2. Lantai Ruang Genset3. Gudang Perabotan4. Sesuai gambar rancangan
36.2 PERSYARATAN BAHANKwalitas bahan Floor Hardener merk INDO INTAN, FEBDURA, QUARTSatau setaraf dengan spesifikasi sebagai berikut :- Sifat bahan : - Tahan terhadap keausan akibat gesekan
- Anti slip- Tahan terhadap oil, gemuk dan mudah
dibersihkan.- Jenis : Non Metalic- Bentuk : berupa natural agregate siap pakai- Kekerasan : 9 skala Mohs- Pemakaian : 5 kg /m2- Ketahan aus dengan Mesin aus dari Bauschinger
: 0,37 mm / 10 menit- Bahan yang akan dipakai harus distok seluruhnya digudang
sesuai dengan volumenya dan harus habis terpasang.
36.3 PEMASANGANa. Syarat Pemasangan
Tenaga dan Peralatan Harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
dengan menunjukkan surat keteranganhasil pekerjaan yang sudah pernah dilaksanakan
Termasuk dalam hal ini adalah pengadaan peralatan untukmelaksanakan pekerjaan ini.
b. Persiapan Pelaksana pekerjaan wajib memeriksa pekerjaan yang
telah dilakanakan oleh Sub Pelaksana Pekerjaan lain. Pemborong harus membuat shop drawing yang disesuaikan
kondisi lapangan untuk mendapatkan persetujuanKonsultan PENGAWAS sebelum pelaksanaan.
c. Pelaksanaan Pemasangan Beton dicor dengan slump 8 cm atau lebih rendah dan
tidak lebih 3 % pengandungan udara, beton harusbenar-benar padat dengan vibrator, dengan level dankemiringan lantai yang benar sesuai gambar rencana.
Bahan Floor Hardener ditaburkan pada saat permukaanbeton baru mulai mengering.
Taburkan floor hardener diatas beton slab sebanyak 2/3bagian dari dosis sampai rata diseluruh permukaan.
Bila keadaannya sudah kelihatan membasah rata, gosoksamapai rata dengan roskam kayu.
Kemudian sisa dosis 1/3 bagian taburkan lagi sampairata, seperti pada penaburan pertama, gosok lagi denganmesin trowel.
Setelah rata betul dan keadaannya cukup untuk bisadiinjak, gosok lagi dengan power machine trowel.Trowelling bisa dilakukan 2 sampai 3 kali.
Segera setelah pemasangan pengeras lantai betonselesai, oleskan CURESEAL CURING COMPOUND yang memenuhistandarad ASTM C-309, AASHOM-148 dan TT-C00800 dengancoverage 0.09 liter / m2.
Pekerjaan harus dikerjakan oleh pelaksana pekerjaankhusus yang berpengalaman dan dilengkapi dengantrowelling machine.
Pelaksanaan pekerjaan floor hardener harus mengikutipersyaratan yang ditentukan dari pabriknya.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 27
d. Syarat-syarat Pemeliharaan Perbaikan
Pelaksanaan pekerjaan wajib memperbaiki lantai yangsudah dihardener mengalami kerusakan / cacat / gompal,dan kesan kelembaban yang timbul pada permukaan dalambentuk flex/noda.
Pengamanan Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan perlindungan
dan pengamanan terhadap pekerjaan yang telahdilaksanakan.
Selama 3 * 24 jam sesudah pekerjaan lantaiherdener selesai terpasang, permukaannyadihindarkan dari beban / sentuhan dan dilindungidari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaanlainnya.
e. Syarat PenerimaanHasil pemasangan hardener memenuhi persyaratan mutu danpelaksanaan dan sesuai pengarahan dan persetujuan KonsultanPENGAWAS Hardener yang terpasang harus mukus tanpa ada cacatvisual.
PASAL 37 :PEKERJAAN
WATER PROOFING/WATER STOP
37.1 LINGKUP PEKERJAANLapisan kedap air dilaksanakan pada perkerjaan :a. Pelat dan dinding groundtank, reservoir atasb. Pelat atap beton dan luifelc. Sambungan pelat beton dan pipa aird. Tempat-tempat lain sesuai gambar
37.2 PERSYARATAN BAHANa. Type : Coating tidak beracun (non-toxic)b. Merk : Hydrocap atau setarac. Bentuk : Campuran semen, silica khusus dengan kimia
aktif dalam bentuk bubuk
37.3 SYARAT-SYARAT PEMASANGAN/PENGGUNAAN HYDROCAP
a. Ketentuan Umum
Permukaan beton tidak diaci agar permukaan beton tetapmempunyai pori-pori kasar dan tidak menggunakan roskambesi maupun MESIN TROWEL.
Pada permukaan beton yang akan dikerjakan harus bebasdari minyak, debu, kotoran, kerak semen dan gemuk.
Permukaan beton tidak menggunakan CURING AGENT Lokasi yang akan dikerjakan harus bebas dari pekerjaan
yang lain, minimum selama 7 (tujuh) hari agar sewaktupelaksanaan curing dengan air tidak terganggu.
Permukaan beton dibersihkan dengan sikat agar bebasdari debu dan permukaan beton tersebut dilembabkandengan air sebelum pemasangan HYDROCAP.
Permukaan beton bebas dari sisa-sisa adukan.b. Pada setiap sambungan beton diketrik 2,5 x 2,5 cm lalu
dibersihkan dan dikuaskan HYDROCAP (HCP) satu kali coatingitu diisi dengan gambar HYDROCAP MORTAR (HCMM).
c. Pada setiap sudut ketrik minimum 2,5 x 2,5 cm laludibersihkan dan dikuaskan HYDROCAP (HCP) setelah itu diisidengan bahan HYDROCAP MORTAR (HCMM).
d. Bilamana ada rembesan air, maka pada sumber rembesantersebut diketrik terlebih dahulu, lalu ketrikan tersebutdiisi dengan bahan ANCHOR PLUG (Quick Setting Cement),setelah itu dikuaskan HYDROCAP (HCP).
e. Pada lubang-lubang bekas form tie (ikatan bagesting)dikuaskan terlebih dahulu HYDROCAP (HCP) dan diisi denganHYDROCAP MORTAR (HCMM).
f. Bilamana ada pipa-pipa maka disekeliling pipa tersebutdiketrik 2,5 x 2,5 cm setelah itu diisi dengan HYDROCAPMORTAR (HCMM).
g. Bila ada beton yang keropos harus digrouting terlebihdahulu.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 28
37.4 URUTAN PELAKSANAAN PEMASANGAN HYDROCAP
a. Setelah persyaratan pemasangan telah dilaksanakan.
b. Semua permukaan beton yang akan digunakan HYDROCAPdilembabkan terlebih dahulu dengan air.
c. Dikuaskan HYDROCAP dengan 2 (dua) kali coating dengandosis 1,4 kg/m2.
d. Komposisi HYDROCAP + AIR adalah 25 kg HYDROCAP + 9,9 LiterAir.
e. Setelah pemasangan HYDROCAP selesai, dan setelah keringatau berumur 24 jam harus dicuring dengan air minimumselama 7 (tujuh) hari dan pada area beton tersebut tidakdiijinkan pembobokan maupun kena benturan-benturan.
37.5 CARA PERBAIKAN BILAMANA ADA KEGAGALAN
a. Pada lokasi terjadinya kebocoran diketrik lalu dibersihkandan diisi dengan bahan ANCHOR PLUG lalu dicoatingkanHYDROCAP (HCP).
b. Pemakaian HYDROCAP pada RESERVOIR dan STP sebelumpemasangan HYDROCAP terlebih dahulu dites dengan rendamanair, agar jika ada beton yang keropos / bocor terlebihdahulu diinjeksi/grouting.
37.6 PEKERJAAN WATERSTOP
a. Lingkup PekerjaanPekerjaan ini dilakasanakan pada pengecoran yang tidakmenerus dan harus kedap air.
b. Persyaratan Bahan
Bila tidak ditentukan lain, maka pekerjaan pengecoranbeton yang tidak menerus dan harus kedap air dipakaibahan waterstop dari polyvinyl chloride yang tahanterhadap bahan zat kimia, alkali, minyak dan acids.
Bahan waterstop tersebut dengan ukuran 200 x 5 x 14 mm,dipakai produksi Sika type A-20 L atau setaraf.
c. Persyaratan Pelaksanaan
Pemasangan waterstop harus mengikuti petunjuk daripabriknya.
Waterstop dipasang disetiap pemberhentian pekerjaanpengecoran beton kedap air sesuai dengan usulan darikontraktor yang sudah disetujui oleh Direksi.
Khusus untuk pengecoran bak air, sewage treatmentplaut dan sebagainya dimana tempat tersebut tidakboleh bocor, maka ditempat tersebut dipasangwaterstop.
PASAL 38 :PEKERJAAN
LOGAM/RANGKABAJA
38.1 LINGKUP PEKERJAANa. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja,
kuda-kuda baja, pelat- pelat, baut-baut, angker-angkermenurut kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan uraianpelaksanaan dan persyaratan pekerjaan.
b. Semua Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja,seperti sambungan-sambungan pengelasan baik las sudutmaupun las penuh dan lain-lain sesuai dengan gambar kerjadan uraian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan
c. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksibaja, seperti pemasangan elemen-elemen rangka baja, danlain-lain sesuai dengan gambar kerja dan urian pelaksanaandan persyaratan pekerjaan.
d. Untuk rangka atap yang menggunakan baja ringan (Zincalumeprofil C.Truss), sistem struktur dan pemasangannyadisesuaikan dengan lisensi pabrik dengan satuan pembayaranM2.
38.2 KETENTUAN UMUM
Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS
XII- 29
dan pemasangan konstruksi bahan untuk pekerjaan kuda-kuda,gording / nok dan sebagainya.
a. Bahan-bahan struktur / Konstruksi
Semua bagian bahan baja yang digunakan harus baru darijenis yang sama kualitasnya, dalam hal ini baja jenisBJ.37 dengan tegangan tarik putus baja minimum 2400kg/cm.
Batang profil harus bebas dari karat, lubang-lubangbengkokan, puntiran atau cacat perubahan bentuklainnya.
Batang baja harus disediakan sesuai penampang, bentuktebal, ukuran, berat dan detai-detail lainnya sesuaidengan gambar.
Elektroda-elektroda las harus diambil dari GRADE-A.Batang-batang elektroda yang dipakai diameternya lebihbesar atau sama dengan 6 mm (1/4") dan harus dijagaagar selalu kering.
Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil,pelat dan kisis-kisis untuk tujuan semua konstruksidibuat atau dilas harus baja karbon yang memenuhipersyaratan ASTM A36 atau setara dan harus mendapatkanpersetujuan dari Direksi
Kecuali ka