49
BAB VIII PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT 1. PELAPISAN SOSIAL Stratifikasi berasal dari kata stratus yang artinya lapisan ( berlais-lapis ). Sehingga Stratifikasi Sosial berarti lapisan masyarakat. Suatu kiasan untuk menggambarkan bahwa dalam tiap kelompok terdapat perbedaan kedudukan seseorang dari yang berkedudukan tinggi sampai yang bekedudukan rendah, seolah-olah merupakan lapisan yang berlapis-lapis dari atas ke bawah. Kalau kita amati maka pada setiap masyarakat ( kelompok ) pasti terdapat beberapa orang yang lebih dihormati dari orang lain. Untuk mudahnya maka Stratifikasi Sosial lebih dapat dijelaskan kalau kita perhatikan susunan kekastaan pada masyarakat Hindu dimna terdapat urutan-urutan yang paling tinggi sampai yang terendah seolah-olah hidupnya berlapis. Susunan kekastaan Hindu tersebut adalah : brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Demikian pula pada masyarakat modern dewasa ini Stratifikasi Sosial tetap ada, sekalipun tidak setegas pembagian dalam kekastaan Hindu. Desawa ini tampak bahwa orang-orang yang memiliki kekuatan ekonomi politik, kekuatan militer, inteligensi yang tinggi, dan pimpinan agama, menduduki Stratifikasi Sosial pada lapisan- lapisan atas di masyarakat tertentu, sehingga hartawan, politikus, jenderal, guru besar, dan ulama merupakan orang-orang yang dihormati di dalam masyarakat. 1

Bab Viii Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mm

Citation preview

BAB VIIIPELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

1. PELAPISAN SOSIALStratifikasi berasal dari kata stratus yang artinya lapisan ( berlais-lapis ). Sehingga Stratifikasi Sosial berarti lapisan masyarakat.Suatu kiasan untuk menggambarkan bahwa dalam tiap kelompok terdapat perbedaan kedudukan seseorang dari yang berkedudukan tinggi sampai yang bekedudukan rendah, seolah-olah merupakan lapisan yang berlapis-lapis dari atas ke bawah. Kalau kita amati maka pada setiap masyarakat ( kelompok ) pasti terdapat beberapa orang yang lebih dihormati dari orang lain.Untuk mudahnya maka Stratifikasi Sosial lebih dapat dijelaskan kalau kita perhatikan susunan kekastaan pada masyarakat Hindu dimna terdapat urutan-urutan yang paling tinggi sampai yang terendah seolah-olah hidupnya berlapis. Susunan kekastaan Hindu tersebut adalah : brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Demikian pula pada masyarakat modern dewasa ini Stratifikasi Sosial tetap ada, sekalipun tidak setegas pembagian dalam kekastaan Hindu.Desawa ini tampak bahwa orang-orang yang memiliki kekuatan ekonomi politik, kekuatan militer, inteligensi yang tinggi, dan pimpinan agama, menduduki Stratifikasi Sosial pada lapisan-lapisan atas di masyarakat tertentu, sehingga hartawan, politikus, jenderal, guru besar, dan ulama merupakan orang-orang yang dihormati di dalam masyarakat.Stratifikasi Sosial dalam kekastaan Hindu adalah demikian kakunya, sehingga antara kasta yang satu dengan yang lain seolah-olah terpisah dalam tembok-tembok yang berbeda-beda. Hal ini menghambat komunikasi missal ( komunikasi hanya terjadi dalam lingkungan kastanya sendiri-sendiri ). Keadaan demikian jelas akan menghambat laju pembangunan pada masyarakat tersebut. Tetapi dengan perkembangan pendidikan dan teknologi desawa ini masyarakat denagn kekastaan juga mengalami pergeseran-pergeseran dan perubahan-perubahan.Pada masyarakat pedesaan di Indonesia dijumpai orang-orang yang dianggap tergolong Stratifikisi atas yaitu guru-guru, pamong desa, dan ulama yang berkedudukan sebagai key status pada lingkungan masing-masing tetapi dalam komunikasi mereka itu justru yang merupakan orang-orang yang menjadi teladan dan tempat bertanya bagi masyarakat.

Satus SosialDalam berbagai kelompok atau masyarakat seorang ( individu ) memiliki apa yang dinamakan Status sosial. Status Sosial meruakan kedudukan seseorang ( individu ) dalam suatu kelompok pergaulan hidupnya.Status seorang individu dalam masyarakat dapat dilihat dari dua aspek penting, yakni :1. Aspek statis Yaitu kedudukan dan derajat seseorang di dalam suatu kelompok yang dapat dibedakan dengan derajat atau kedudukan individu lainnya. Seperti : petani dapat dibedakan dengan nelayan, pegawai negeri, pedagang, dan lain-lain.2. Aspek dinamisYaitu berhubungan erat dengan peranan ssosial tertentu yang berhubungan dengan pengertian jabatan, fungsi dan tingkah laku yang formal serta jasa yang diharapkan dari fungsi dan jabatan tersebut.Contoh : Direktur perusahaan, pimpinan sekolah, komandan battalion, camat, dan sebagainya.Peranan Sosial, adalah suatu cara atau perbuatan atau tindakan seseorang individu dalam usahanya memenuhi tanggung jawab hak-hak dari status sosialnya. Maka seseorang akan terlihat menjalankan kegiatan atau tidak yang sesuai dengan status sosialnya masing-masing, dapat dilihat dari peranannya.

Status sosial seseorang dalam kehidupan kelompok dapat berdasarkan keanggotaan dalam kelompok yang tidak dibentuk seperti status berdasarkan usia, seks, dan system kekerabatan ( dewasa, anak, ibu, kakek, paman, dan sebagainya ) dapat pula berdasarkan kelompok yang dibentuk seperti status edukasi, partai politik, perusahaan, dan lain-lain, ( Rektor, Dekan, Guru Besar, Lektor, dan seterusnya, ketua partai, anggota partai, direktur, kasir, kepala gudang, dan lain-lain ).Telah disinggung di atas bahwa setiap orang memiliki status dalam masyarakat masing-masing. Penelitian-penelitian menunjukan bahwa makin kecil dan makin sederhana suatu masyarakat, makin kecil pula status-status sosial, sehingga sering dikemukakan bahwa ciri-ciri masyarakat yang sederhana ( primitif ) adalah tidak banyak diferensiasi tugas-tugas sosialnya.Pada prinsipnya setiap individu dalam pergaulan hidupnya memiliki status sosial yang pokok ( key status ) yang berupa :a. Pekerjaan seseorang ( merupakan status yang terpenting )b. Status dalam system kekerabatanc. Status religious dan status politik.Manusia dalam kehidupan bersama di samping mengadakan interaksi individu ( pribadi ) tidak jarang pula terjadi interaksi status, bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan interaksi dengan orang banyak orang tampa mengenal pribadi ( tanpa mengetahui nama ). Pada akhirnya dapatlah ditekakankan bahwa salah satu syarat dari kelompok yang sangat penting adalah adanya organisasi yang merupakan wadah dimana terdapat pembagian tugas dan petugas antara anggota-anggota suatu kelompok untuk mencapai tujuan dari kelompok tersebut. Suatu organisasi sosial memiliki dua aspek penting, yakni : a. Aspek fungsib. Aspek strukturAd.a : Aspek fungsi memperlihatkan manifestasi aktivitas kolektif dalam berbagai tujuannya, aktivitas kolektif akan diikuti oleh aktivitas-aktivitas yang lebih kecil.Ad.b : Aspek struktur memperlihatkan bahwa struktur organisasi kemasyarakatan meliputi kelompok-kelompok sosial, pola-pola umum budaya masyarakat tertentu, pranata sosial dan lain-lain.

Peranan Sosial Dalam tiap-tiap keluarga, biasanya terdapat tipe yang berbeda-beda. Tipe keluarga jerman, misalnya ayah adalah yang berkuasa. Sedangkan keluarga negro, ibulah yang berkuasa. Demikian juga dalam hubungan kulturalnya terdapat perbedaan-perbedaan.Misalnya : Keluarga katholik berbeda dengan keluarga protestan dalam pengajarannya. Orang jawa mengajar anaknya dengan bahasa jawa, sedangkan orang prancis mengajar anaknya dengan bahasa prancis, dan sebagainya.Menurut Bossard dan Bill : bahwa masyarakat itu mula-mula terdiri dari small family ( keluarga kecil ), yaitu suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anaknya paling banyak 2atau 3 anak. Pada keluarga kecik ini anak-anak lebih banyak menikmati segi sosial ekonomi, dan lebih banyak diperhatian oleh orang tuanya. Yang dipentingkan adalah agar anak mendapat kualitas yang baik.Dikatakannya bahwa kelas-kelas sosial dapat dibedakan menjadi 3 macam : 1. Upper-class : dalam kelas ini sikap terhadap anak adalah bangga dan menaruh pengharapan. Anak diharapkan untuk membantu keluarganya, mereka berjuang agar mereka dapat mendidik anak sebaik mungkin, baik secara jasmani, sosial maupun intelektual.2. Middle-class : disini tidak diadakan penyelidikan.3. Lower-class : disini keinginan-keinginan seperti upper-class itu kurang karena alasan-alasan ekonomi dan sosial.Selanjutnya Kluckhon, mengadakan penyelidikan dipandang dari masalah wewenang. Bagaimana anak-anak lower-class ini memandang terhadap wewenang. Biasanya anak-anak dari lower-class ini memandang kelas diatasnya bersifat takut. Sedangkan anak-anak dari middle-class biasanya memandang wewenang bersifat menghormati. Pada lower-class biasanya disiplin itu ditandai dengan cirri-ciri fisik/kekerasaan/konflik. Kalau marah biasanya biasanya bersifat badaniah yaitu dengan memukul, meninju, dan sebagainya. Sedangkan pada middle-class tidak dengan cara fisik, tetapi dengan cara kompetisi ( persaingan ), misalnya dalam pertandingan-pertandingan olahraga dan sebagainya.Demikian pula Davis dan havighurst ( 1943 ), mempelajari cara-cara lower-class dan middle-class family di Chicaga di dalam melatih anak-anak mereka, memberi makan, menyapih dan sebagainya. Dalam hai ini mereka mendapatkan kenyataan banyak dibandingkan dengan middle-class. Mereka menyapih anak-anaknya lebih akhir dari pada middle-class. Sedangkan pada middle-class anak dikehendaki memakai pakaian sendiri, dan lebih awal mengambil macam-macam tanggung jawab dari pada lower-class.Akhirnya ahli penemuan lain mengenai cara pemeliharaan anak, yaitu Maccoby dan Gibbs (1951), menunjukan kesimpilan yang lain dari pada di atas tadi. Dikatakan bahwa pada middle-class sifatnya lebih bebas mengasuh anak atau lebih bersifat mengizinkan/membebaskan terhadap anak. Sedangkan pada keluarga lower-class lebih bersifat disiplin, artinya dalam memdidik anak itu dari kecil sudah diadakan cara bertanggung jawab sendiri. Jadi berbeda dengan pendapat David dan havighurst. Dimana mendidik anak itu makin lama makin tidak ada perbedaan dari pada kelas-kelas tersebut, karena makin banyaknya buku-buku popular, surat-surat kabar, radio-radio, televise, dan nasihat-nasihat pemerintah yang harus dikerjakan, dan sebagainya.Karl Marx beranggapan, bahwa masyarakat dan kegiatan-kegiatannya pada dasarnya merupakan alat-alat yang terorganisasi agar manusia dapat tetap hidup. Disana kelas merupakan kenyataan dalam masyarakat yang timbul dari system produksi : akibat ada anggota yang memiliki tanah dan alat-alat produksi, dan yang tidak mempunyai serta hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam proses produksi. kriteria lainnya ialah tingkat kebebasan pribadi sebagai pemisah antara kelas-kelas yang seharusnya, tetapi hanya dengan memiliki kriteria pemilikan alat produksi menjadi termasuk dalam kelas yang sama. Misalnya dibedakan antara budak dengan proletar, yaitu budak menjadi harta atau kekayaan dari kelas lain, sedangkan proletar adalah orang bebas yang dapat menjual tenaga kerjanya.Jadi, kelas dalam hai ini digunakan dalam rangka ekonomi, dan berbeda dalam pertentangan untuk berbuat kekuasaan. Kemudian Marx meramalkan akan terbentuk suatu masyarakat dimana semua kelas ( pengartian Marx ) akan lenyap dengan sendirinya. Segala sesuatu yang masih berbeda diluar landasan produksi hanya mewujudkan lapisan atas yang ideologis saja, misalnya nisbah-nisbah dari system-sistem olitik dan kehakiman, pandangan-pandangan, teori-teori, kesenian, filsafat, dan juga agama. Lambat-laun, atau mungkin cepat, semua itu akan berubah, bersama-sama dengan perubahan-perubahan dalam tat masyarakat dan tata ekonomi. Kritik terhadap teori Marx menyangkut beberapa hai. Dalam terminology sebenarnya ada perbedaan antara model kelas yang murni, abstrak, dan kongkret. Model yang murni ialah yang menguasai hak kuasa atas sarana produksi dan nilai lebih, dan mereka yang menguasai langsung melalui pembelian tenaga kerja, dan yang tidak langsung berkat pemilikan tanah dan modal. Kelas yang kongkret ada kelas peralihan yang terbentuk didalam suatu tahap sejarah. Kemudian ada kelas semu seperti petani bebas di zaman pertengahan, yang memiliki kepentingan ekonomi tetapi marjinal terhadap hubungan-hubungan kelas yang sentral. Dan banyak lagi kelas menurut kualitifikasi yang lain, dimana kelas sosial tidak lagi berdasarkan pemilikan sarana-sarana produksi. Hubungan kekuasaan yang menyangkut bawahan dan atasan menyediakan unsure-unsur bagi kelahiran kelas; dan dalam masyarakat industry modern, pemilik semua produksi tidak sepenting mereka yang melaksanakan pengendalian atas sarana itu.

2. FUNGSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL

a. Fungsi Stratifikasi Sosial

Pada umumnya orang mudah beranggapan bahwa adanya stratifikasi sosial merupakan penghambat bagi terjadinya proses kemajuan bagi sesuatu masyarakat. Sebenarnya tidak selalu demikian. Secara selintas terbukti pada beberapa ungkapan dibawah ini. Lain lading lain belelang, lain lubuk lain ikannya, sikaya tempat meminta, sipandai tempat bertanya, dan sebagainya adalah gambaran bahwa tiap kelompok sosial, tiap individu, betapa pun serta sosialnya, mempunyai fungsi dalam kelompoknya.

Kinsley davis dan Wilbert Moor menunjukan beberapa fungsi Stratifikasi Sosial sebagai berikut : 1. Menjelaskan tempat/ kedudukan dan fungsi seseorang;2. Menunjukan pada siapa dan atara siapa interaksi sosial harus berlangsung;3. Menegaskan prestasidan imbalan prestasi bagi tiap stratifikasi sosial. Jadi jelas tentang hak dan kewajiban tiap orang/kelompok yang bersangkutan. ( Astrid, 1977: 83-84).Harus ditambahkan bahwa stratifikasi sosial memacu kepada proses dinamis dan kemajuan melalui proses kompetitif ( persaingan dan kerjasama ).

Mengenai manfaat ini Jaspan menyebutkan munculnya Tha new social stratification yang dijumpainya pada sekitar tahun 55-an di daerah Yogyakarta, berhubaungan dengan adanya dan tersedianya fasilitas pendidikan, dalam hal ini UGM. Fungsi positif tersebut, akan tetap bertahan jika anggota masyarakatnya memahami dan memiliki kesadaran bahwa stratifikasi sosial timbul karena come from individuals feelings of identification with each other who have similar backgrounds, seperti yang dikatakan Richard centers. ( parker dan Anderson, 1964 ).

b. Faktor-faktor Terjadinya Stratifikasi Sosial

Di dalam masyarakat modern banyak sekali kelompok-kelompok yang menyebabkan manusia mempunyai bermacam-macam status. Dalam berbagai kelompok tersebut individu mempunyai pula berbagai macam status. Misalnya, seseorang secara serentak mempunyai status sebagai suami, sebagai ayah, sebagai ketua organisasi, sebagai politikus terkemuka, dan sebagainya. Biasanya banyak sedikitnya status seseorang dalam masyarakat tergantung dari sosiabilitasi seseorang.Karena banyaknya kelompok-kelompok, sering menimbulkan konflik status dan konflik peranan sosial. Konflik tersebut dapat terjadi pada individu dan dapat juga kelompok.

Prestige ( gengsi ) dan power ( kekuasaan )gengsi dan kekuasaan adalah sukar dipisahkan. Biasanya orang yang memiliki kekuasaan, mempunyai gengsi yang tinggi. Meskipun begitu kadang-kadang juga terjadi, bahwa gengsinya sudah turun, tetapi kekuasaannya masih tetap tinggi.

Sehubungan dengan hal tersebut, bagaimanakah seseorang dapat mencapai status tertentu? Disini ada 2 cara : 1. Ascribed statues : yaitu kedudukan seseorang yang akan didapat dengan sendirinya. Misalnya, golongan-golongan berdasar jenis kelamin, tingkat umur, dan sebagainya. Atau dengan kata lain : seseorang dapat mencapai status secara ascribe, Karena ia dilahirkan dalam golongan tertentu, misalnya seorang anak raja.2. Acievel statues : yaitu kedudukan seseorang yang didapat dengan cara berusaha atau berjuang, nisalnya : sebagai peminpin partai politik, guru, dosen, dan sebagainya. Boleh juga misalnya seorang buruh berjuang menjadi majikan, guru SD berjuang menjadi professor, dan sebagainya.

Stratifikasi dan Kelas SosialStratifikasi atau lapisan masyarakat ialah jumlah orang-orang yang statusnya sama menurut penilaian sosial ( masyarakat ). Lapisan masyarakat ini biasanya digambarkan dengan kerucut/piramide. Disitu akan tampak, bahwa semakin tinggi lapisan masyarakat, akan semakin sedikit jumlahnya begitu pula sebaliknya.Lapisan masyarakat itu ada yang keras, ada yang lunak. Yang keras misalnya : kasta di India, kulit putih dan hitam di Amerika Serikat. Yang lunak misalnya : kelas ekonomi, kelas pendidikan, dan sebagainya, yang dapat dicapai dengan perjuangan belajar.

Dasar terjadinya stratifikasi dan macam-macam stratifikasi.

Menurut Kingsley Davis dan Wilert E. moore, bahwa stratifikasi ada hubungannya dengan penghargaan pelaksanaan fungsi-fungsi dalam masyarakat. Bukan fungsi yang menentukan kedudukan, tetapi kedudukan menentukan fungsi seseorang.

Stratifikasi ini terjadi di segala macam masyarakat. Bahkan orang yang masih sederhana pun terjadi stratifikasi, hanya jarak tingkatan yang satu dengan yang lain tidak begitu tampak, misalnya pada masyarakat primitive, dukun, kyai, dan sebagainya.Di Amerika stratifikasi masyarakat tampak dengan jelas, sehingga menimbulkan berbagai golongan dalam masyarakat. Di Negara tersebut masyarakat terdiri dari 3 golongan/kelas yaitu : 1. Upper-class2. Middle-class3. Lower-class.Tiap-tiap golongan ini mempunyai sifat-sifat dan cara hubungan yang berbeda-beda.Dalam kehidupan pada umumnya stratifikasi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : 1. Stratifikasi TerbukaAnggota kelompok yang satu ada kemungkinan besar untuk berpindah ke kelompok yang lain, artinya dapat menurun ke kelompok yang lebih rendah atau sebaliknya.Contoh : kedudukan Presiden dan Menteri. Anak-anak Presiden dan Menteri belum tentu dapat mencapai kedudukan sebagai Presiden atau Menteri. Tetapi sebaliknya warga masyarakat pada umumnya ada kemungkinan dapat memiliki kedudukan seperti tersebut di atas.2. Stratifikasi tertutupKemungkinan pindah seorang anggota kelompok dari golongan yang satu ke golongan ke yang lain kecil sekali, sebab biasanya system ini didasarkan atas keturunan. Jadi misalnya anak-anak keturunan Brahmana, dengan sendirinya akan tetap menjadi golongan Brahmana, dan sebaliknya golongan Sudra.Ditinjau dari segi psikologis kedua kelompok ini mempunyai keburukan dan kebaikan. Stratifikasi terbuka lebih dinamis ( progresif ), dan anggota-anggotanya mempunyai cita-cita hidup yang lebih tinggi. Stratifikasi tertutup bersifat statis, lebih-lebih golongan bawah, dan kurang menunjukan cita-cita yang tinggi.Kelemahan stratifikasi terbuka ialah bahwa anggota-anggotanya mengalami kehidupan yang selalu tegang dan khawatir. Sehingga akibatnya lebih banyakmengalami ketegangan dan konflik-konflik jiwa lebih besar dari pada kelompok tertutup.

Dari uraian di atas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial adalah sebagai berikut :

1. Ukuran kekayaan : Ukuran kekayaan ( kebendaan ) dapat dijadikan suatu ukuran; barang siapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, termasuk ke dalam lapisan sosial teratas. Kenyataan tersebut, misalnya berupa mobil pribadinya, cara-cara mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal,dan sebagainya.2. Ukuran kekuasaan : barang siapa yang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas.3. Ukuran kehormatan : Ukuran kehormatan mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapatkan atau menduduki lapisan sosial teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa besar kepada masyarakat.4. Ukuran ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadang-kadang menyebabkan menjadi negative, karena ternyata bahwa bukan ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun secara tidak halal.

Ukuran-ukuran tersebut diatas, tidaklah bersifat limitative ( terbatas ), tetapi masih ada ukuran-ukuran lainnya yang dapat dipergunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran di atas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung pada system nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan.

Disamping jenis-jenis di atas masih kita dapati lagi stratifikasi lain seperti berikut :

a. Stratifikasi sosial baruSebenarnya apa yang dikatakan Jaspan mengenai The New Social Stratification sekarang dapat disebutkan pelapisan lain lagi, yang kriterianya kompleks. Kehidupan ketatanegaraan, dalam usahanya mencapai kesejahteraan sosial, muncul stratifikasi sosial yang oleh Astrid disebut secara khusus sebagai stratifikasi kekuasaan, atau stratifikasi politik. Dengan kriteria kekuasaan politik yang berbeda-beda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya, toh terdapat kesamaan orientasi yaitu kekuasaan politik. Karena perbedaan system sosialnya, selama ini terdapat perbedaan operasional antara masyarakat yang sudah maju dengan masyarakat yang sedang membangun. Apa orientasi dan bagaimana stratifikasi sosial baru seperti KNPI dan sejenisnya.b. Alienasi SosialVeblen mengemukakan sebuah stratifikasi sosial lain sebelum sampai pada the leasure class, yaitu yang dinamakan aliensasi sosial ( Social alienation ). Ukuran strata ini adalah pada adanya kegemaran dan kenangan yang sama pada sejumlah indivudu, misalnya para penggemar wayang orang/wayang kulit di Jakarta, yang dengan sendirinya akan berkumpul dan memisahkan dengan anggota masyarakat lainnya, klub HB ( harly Davidson ). Kelompok ini sebenarnya belum kriteria tertentu sebagai syarat tertentu. c. Elite sosialStratifikasi sosial ini merupakan hasil perkembangan sosial. Dinamika sosial memerlukan berbagai syarat seperti kekayaan, ilmu pengetahuan, kedudukan, dan sebagainya. Dan siapa yang memiliki factor itu maka menjadi merasa berbeda dengan anggota masyarakat lainnya, mereka menjadi upper-class. Mengenai ini WMP. Hofsteeds mengidentifikasikan masyarakat pedesaan di Jawa Barat khususnya, Indonesia umumnya adanya sua strata, yaitu Eliter DEsa, yakni Kepala Desa, Pegawai daerah/pusat,Guru, tokoh politik, dan tokoh agama, serta petani kaya, dan massa, yaitu petani menengah, buruh tani, pengrajin dan pedagang kecil ( bakulan ). Sebagai lapisan bawah. Oleh Selo Soemardjan para peminpin informal ( informal leader ) seperti tokoh masyarakat, ulama dan sebagainya dimasukan pula ke dalam Elite Desa.Dalam proses perkembangan/perubahan sosial dewasa ini adanya kedua strata sosial ini patut kita telaat secara cermat, karena tidak jarang memberikan pengaruh positif dan negative terhadap masyarakat.

3. KESAMAAN DERAJATDerajat, rank berkaitan dengan kedudukan/status. Astrid menjelaskan bahwa derajat sosial adalah akibat dari kedudukan sosial atau posisi sosial. Dalam ilmu pasti kedudukan suatu titik ditentukan oleh system koordinatnya. ( Astrid, 1977 : 91 ). Demikian pula derajat seseorang ( derajat sosial ) adalah merupakan hasil/pencerminan dari kedudukannya. Sedangkan kedudukan seseorang membawa konsekuensi kewajiban untuk berperan ( to role ). Karena kedudukannya yang diimbangi dengan peran yang dilaksanakan, maka seseorang memiliki dan berhak menempati derajat tertentu.Manusia sering mendapatkan sebutan sebagai . homo homoni lupus. Jika kita menyelami hakikat kemanusiaan maka homo homoni lupus dan stratifikasi sosial yang kita kenal sekarang adalah merupakan suatu kesenjangan dan sekaligus tantangan bagi eksistensi kemanusiaan. Dalam hai ini kelompok minirotas atas bertanggung jawab atas kesejahteraan kelompok mayoritas bawah. Hal ini terutama sekali ditunjukan kepada kelompok elite yang berdasarkan politik dan kekuasaan, tentu saja dengan tidak menutup tanggung jawab bagi kelompok elite yang berdasarkan ekonimi.Dalam kenyataannya kelas-kelas sosial dihubungkan dengan kemungkinan-kemungkinan kehidupan yang lebih baik. Seperti yang didefinisikan oleh max weber bahwa kelas adalah hubungan dengan harapan-harapan dalam hidup yang dijumpai seseorang yang masuk akal. Kedudukan seseorang dalam suatu kelas sosial tertentu menentukan kemungkinan kesejahteraan yang diperoleh, kemungkinan pendidikan itu tinggi yang dapat dinikmati oleh anak-anaknya, kemungkunan jaminan kesehatannya, kemungkinan fasilitas yang akan diperolehnya dan sebagainya.Kesadaran pribadi sebagai makhluk berbudaya, yang berbudi daya mencetak master plan kehidupan untuk setiap tindakannya, untuk sebuah pertanggung jawaban kepada hakikat kemanusiaan secara universal. Potensi-potensi kemanusiaan yang merupakan warisan spesies adalah modal dasar untuk membangun kebudayaan yang jika dikristalisasikan akan sampai pada suatu nilai universal. Yang mengatur dan menentukan pranata-pranata kehidupan. Adanya pranata yang sama yang terdapat pada semua masyarakat yang dikenal dengan menunjukan bahwa pada dasarnya manusia itu sama.

a) Kesamaan derajat sebagai cita-citaUntuk memulai pembicaraan kesamaan derajat sebagai cita-cita kemanusiaan ini, saya ingin menyampaikan bahwa cita-cita bukanlah merupakan milik manusia secara individual, tetapi merupakan cita-cita kelompok, masyarakat, bangsa sampai cita-cita seluruh umat manusia dalam pengertian hakiki. Kesamaan derajat yang berarti terlepas dari belenggu penjajahan maxi maupun penjajahan mini. Terlepas dari ketergantungan suatu bangsa dari bangsa lain atau ketergantungannya yang lebih mengarah kepada penekanan oleh satu kelas sosial terhadap kelas lainnya.Pembangunan sosial, tumbuhnya organisasi-organisasi sosial dan sector-sektor informal di perkotaan, merupakan suatu perubahan kualitatif masyarakat dan sekaligus menunjukan adanya perjuangan untuk mencapai kesamaan derajat dan hak dalam mengelola sendiri pembangunan masyarakatnya. Dicetuskannya Universal Declaration of Human Right and International Covenant of Economic and Social and cultural right and civil and political right merupakan realisasi aspirasi umat manusia diseluruh dunia. Pembukaan Undang-Undang 1945 Negara Republik Indonesia tahun 1945 adalah merupakan pencerminan dari cita-cita kemerdekaan yang dimulai dari nilai universal dari kemerdekaan. Seperti yang tercantum dalam Alinea 1 : bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.Ungkapan tersebut merupakan perwujudan kesadaran bangsa Indonesia akan eksistensi bangsa lain di dunia, yang memiliki kesamaan derajat dalam pergaulan antara bangsa. Kesadaran ini diimplementasikan dalam pola laku pengaturan kehidupan berbangsa dan bernegara yang menghargai hak-hak asasi warganya melalui jalur demokrasi. Cita-cita kesamaan derajat bagi Bangsa Indonesia tercermin dalam Udang-Undang Dasar 1945 yaitu : pasal 27 kesamaan kedudukan dalam hokum dan pemerintahan, pekerjaan dan kehidupan yang layak, pasal 28 kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat dan pikiran, pasal 29 kemerdekaan beragama, pasal 30 tentang pembelaan Negara pasai 31 tentang kesamaan hak dan memperoloh pendidikan. Apa yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar itu merupakan keinginan seluruh Bangsa Indonesia.b) Usaha mencapai cita-citaBagi negara-negara berkembang khususnya yang memiliki kepadatan penduduk yang relative tinggi dengan tingkat pendapatan perkapita rendah, maka kemiskinan bukanlah merupakan fenomena baru.Fenomena inilah yang lebih mempertegas garis stratifikasi dalam masyarakat. Adanya kemiskinan yang mengalami perjalanan panjang sehingga cenderung menjadi kemiskinan absolute mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami permasalahan bahkan cenderung apatis terhadap permasalahan yang dihadapi. Kemampuan fisik maupun psikisnya menurun dan menunjukan kecenderungan angka kamatian yang tinggi.Kebutuhan pokok perekonomian yang pada mulanya dititikberatkan pencapaiannya secara merata untuk melawan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan dasar lain seperti kesehatan, gizi, pendidikan, dan perumahan, selanjutnya dalam prioritas kedua menengah kepada peningkatan status sosial. Tentu saja hal ini telah merubah motivasi perekonimian masyarakat dari pemenuhan kebutuhan pokok dengan motivasi perekonomian sebagai berikut.

Pertama, motivasi ekonomi diarahkan untuk melindungi diri dari modus-modus yang berpengaruh, yang yang dilegitimasikan dengan otoritas. Dalam hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan hak-hak individual maupun sosial.Kedua, motivasi ekonomi diarahkan untuk memenuhi keinginan-keinginan tertentu yang secara independen dapat memuaskan disamping berfungsi survival.Ketiga, unsure lain yang merupakan tingkatan berikut dari motivasi ekonomi adalah kesenangan, termasuk di dalamnya gaya hidup gengsi, didasari oleh emosi-emosi estetika.Dalam Undang-Undang Dasar1945 mengenai hak dan kebebasan yang berkaitan dengan adanya persamaan derajat dan hak juga tercantum dalam pasal-pasalnya secara jelas. Sebagaimana kita ketahui Negara Republik Indonesia menganut azas bahwa setiap warga Negara tanpa kecuali memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan, dan ini sebagai konsekuensi prinsip dari kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan. Hukum dibuat dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum tanpa adanya perbedaan. Kalau kita lihat ada empat pasal yang memuat ketentuan-ketentuan tentang hak-hak azasi itu yakni pasal 27, 28, 29, dan 31. Empat pokok hak-hak asasi dalam empat pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut : Pertama, tentang kesamaan kedudukan dan kewajiban warga Negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan : bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Didalam perumusan ini dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar disamping hak asasi yang dimiliki oleh warga Negara, yaitu kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Dengan demikian perumusan ini secara prinsipil telah membuka suatu system yang berlainan sekali dari pada system perumusan Human Right itu secara barat, hanya menyebut hak tanpa ada kewajiban di sampingnya. Poko kedua, selanjutnya dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang.Pokok ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh Negara, yang berbunyi sebagai berikut : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Pokok keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang berbunyi : (1) tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran, dan (2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu system pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-Undang.

BAB VIIWARGA NEGARA DAN NEGARA

A. WARGA NEGARA, HAK, DAN KEWAJIBANUnsur penting suatu negara yang lain adalah rakyat. Rakyat suatu negara dalah meliputi semua orang yang bertempat tinggal didalam wilayah kekuasaan negara tersebut dan tunduk pada kekuasaan negara tersebut. Dalam hubungan ini rakyat diartikan sebagai kumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.Menurut Kansil, orang-orang yang berada dalam wilayah suatu negara itu dapat dibedakan menjadi:1. Penduduk, adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat domisili dalam wolayah negara itu.Penduduk dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:a. Penduduk Warga Negara atau warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah negara tersebut dan mengakui pemerintahannya sendiri.b. Penduduk bukan warga negara atau orang asing adalah penduduk yang bukan warga negara.2. Bukan penduduk, adalah mereka yang berada dalam wilayah suatu negara untuk sementara waktu dan yang tidak bermaksud bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.1. Asas KewarganegaraanDua kriterium warga negara:a. Kriterium Kelahiran1) Kriterium kelahiran menurut asa keibubapaan atau disebut Ius Sanguinis. Di dalam asa ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas kewarganegaraan orang tuanya, dimanapun ia dilahirkan. Contohnya, warga Amerika.2) Kriterium kalhiran menurut asas tempet kelahiran atau Ius Soli. Dalam asa ini seseorang memperoleh kewarganegaraannya berdasarkan negara tempat dimana dia dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut. Contohnya, warga negara Cina.Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinisakan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap(bipatride) atau tidak mempunyai kewarganegaraan sama sekali (apatride). Maka untuk menentukan kewarganegaraan seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (disamping kedua asas diatas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.Stelsel pasif adalah semua penduduk diakui sebagai warga negara, kecuali yang menyatakan menolak menjadi warga negara atau hak repudiasi. Stelsel aktif adalah untuk menjadi warga negara, seseorang harus menggunakan hak-hak opsi atau hak memilih menjadi warga negara. Pelaksanaan kedua stelsel ini kita bedakan dalam: Hak Opsi, adalah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif) Hak Repudiasi, adalah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel pasif).b. Naturalisasi (Pewarganegaraan)Adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganegaraan negara lain.Di Indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan didalam pasal 26 UUD 1945, yaitu:1) Yang menjadi wrga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.2) Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU Nomor 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia yang pasal 1-nya menyebutkan:a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga negara Republik Indonesia.b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya, seorang warga begara RI, dengan pengertian bahwa kewarganegaraan karena RI tersebut dimulai sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum orang itu berumur 18 tahun, atau sebelum ia kawin pada usia dibawah umur 18 tahun.c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila ayahn itupada waktu meninggal duni warga begara RI.d. Orang yang waktu pada lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada waktu itu tidak mempunyi hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.e. Orang yang waktu pada lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak mempunyai keawarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan ayahnya.f. Orang yang lahir didalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak diketahui.g. Seseorang yang diketemukan didalam wilayah RI selama tidak deketahui kdua orang tuanya.h. Orang yang lahir didalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak mempunyai kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui.i. Orang yang lahir didalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya, dan selama ia tidak mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu.j. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang-undang ini.Selanjutnya didalam Penjelasan Umum UU No. 62 tahun 1958 ini dikatakan bahwa kewarganegaraan RI diperoleh:a. Karena kelahiranb. Karena pengangkatanc. Karena dikabulkan permohonand. Karena pewarganegaraane. Karen atau sebagai akibat dari perkawinanf. Karena turut ayah dan ibug. Karena pernyataan

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaApabila kita melihat pasal-pasal dalam UUD 1945 maka akan dapat kita temukan beberapa ketentuan tentang hak-hak warga negara, misalnya: pendidikan, pertahanan dan kesejahteraan sosial.Pasal 27 (2): tiap tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.Pasal 30 (1):tiap-tiap warga negara berhak ...............ikut serta dalam usaha pembelaan negara.Pasal 31 (1): tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.

Selain pasal-pasal yang menyebutkan hak warga negara maka terdapat pula beberapa pasal yang menyebutkan tentang kemerdekaan warga negara.Pasal 27 (1):segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan .........(hak memilih dan dipilih).Pasal 29 (2): negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan beribadat menurut kepercayaannya itu. (hak untuk beragama dan beribadat menurut kepercayaan masing-masing, selama agama dan kepercayaan itu diakui pemerintah).Pasal 28:kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang. (hak bersuara dan mengeluarkan pendapat.

Disamping itu dua ketentuan dengan tegas menyebutkan tentang kewajiban waga negara.Pasal 27 (1):segala warga negara .......wajib menjunung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.Pasal 30 (1): tiap-tiap warga negara.......wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara

B. NEGARA DAN DASAR KEKUASAANAristoteles,seorang filusuf Yunani yang terkenal di abad IV sebelum Masehib memperkuat pendapat gurunya, Plato bahwa seorang manusia hanya dapat berkembang dan mencapai kebahagiaan, kalau ia hidup dalam polis. Hal ini karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk polis (zoon polikon). Arti polis sebenarnya adalah kota. Inilah yang pada masa itu dianggap sebagai negara. Pada masa ini negara dianggap sebagai masyarakat yang sempurna (societes perfecta). Cicero, seorang pemikir Romawi ber[endapat bahwa negara merupakan perkumulan orang banyak yang dipersatukan melalui suatua aturan hukum berdasarkan kepentingan bersama.Kranenburg, melihat negara melalui cara terbentuk dan tersusunnya kelompok dengan berpedoman pada 2 ukuran, yaitu:a. Apakah kelompok itu ada pada satu tempat (setempat) atau tidakb. Apakah kelompok tersebut teratur atau tidak teratur.Ukuran tersebut akan menggolongkan kelompok dalam empat jenis, sebagai berikut:a. Kelompok yang berkumpul setempat tetapi tidak teraturDalam hal ini yang ada hanya kumpulan orang yang terjadi karena adanya pusat perhatian yang sama. Contoh : kerumunan orang di halte bus dan massa demonstari liar.b. Kelompok yang berkumpul setempat teraturKelompok ini terbentuk karena para anggota menyadari adanya tujuan bersama yang hendak dicapai. Contoh: mahasiswa-mahasiswa yang sedang mendengarkan uraian dosennya di suatu kelas

c. Kelompok yang tidak setempat dan tidak teraturKelompok ini terbentuk karena kebersamaan kepentingan kehidupan. Contoh: para pembaca surat kabar yang sama, para pedagang sayur.d. Kelompok yang tidak setempat tetapi terturKelompok ini terbentuk karena adanya kepentingan kehidupan bersama yang dirasakan sekali kebutuhannya, sehingga kemudian timbul tujuan bersama dari kelompoik tersebut untuk memelihara, mempertahankan dan menyelamatkan kepentingan kehidupan bersama. Contoh: angkatan bersenjata dari negara.Jadi dapat disimpulkan bahwa Negara adalah organisasi tertinggi yang terbentuk atas dasar kehendak bersama dari individu-individu atau kelompok yang mempunyai kepentingan untuk mencapai suatu tujuan bersama.Untuk terbentuknya suatu negara ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu harus ada suatu wilayah teretentu, ada rakyat yang menjadi anggota dari organisasi yang bernama negara tersebut dan ada pemerintahan yang berdaulat. Syarat keempat bukanlah syarat mutlak, jadi boleh ada, tetapi kalaupun tidak ada tidak membatalkan terbentuknya suatu negara, yaitu pengakuan dari negara-negara lain sesama warga masyarakat internasional.

Dasar Kekuasaan Negara

Tidak dapat disangkal lagi bahwa negara mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Negara dapat menyita kebebasan seseorang dengan menjatuhkan hukuman penjara, merampas hak milik atau harta, bahkan menghilangkan nyawa seeorang. Juga negara dpat mencetak uang sendiri sehingga Rudolf van Jhering mengatakan bawha negaea mempunyai monopoli kekuasaan fisik (sebenarnya juga mamiliki kekuasaan rohani).Teori-teori yang mencoba untuk memberikan pembenaran atas kekuasaan negara secara garis besar dapat digolongkan ke dalam 3 teori, yaitu:a. KlasikTeori ini dapat diperinci menjadi teori mitologis, teori teokratis langsung, dan teori teokratis yang tidak langsung.Teori mitologis mengannggap bawwa negara memiliki kekuasaan yang sangat besar karena hal itu memang dikehendaki oleh kekuasaan yang lebih tinggi, yaitu kekuasaan para dewa. Contoh: kekuasaan raja Iskandar ditaati oleh rakyatnya karena adnya mitos/kepercayaan bahwa dia adalah anak Dewa Anom. Jadi meskipun hakikat kekuasaan tersebut tidak dimengerti atau dipahami, tetap harus dipatuhi.Teori teoraktis langsung diadasarkan pada kepercayaanbahwa kekuasaan negara berasal langsung dari Tuhan. Teori teokratis tidak langsung para penganutnya berpendapat bahwa kekuasaan seseorang/negara berrsumber pada takdir/takdir kodrat Tuhan. Sesorang menjadi penguasa negara karena memang dia telah ditakdirkan demikin oleh Tuhan.b. PerjanjianTeori ini dikembangkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, dan Rousseau. Hobbes berpendapat bahwa manusia sejak zaman purba seluruhnya dikuasai oleh nafsu-nafsu alamiah, untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingannya sendiri. Dalam keadaan primitif sebelum terdapat norma-norma kehidupan bersama tiap orang mempunyai hak atas semua yang ada di dunia ini, sehinggga timbullah perang antara semua orang melawan semua orang (bellum omnium contr omnes) untuk memperebutkan apa yang dianggap sebagai haknya.Jadi pada masa itu manusia merupakan serigala bagi amnusia lainnya (hommo homini lupus). Dalam situasi yang tegang utu gerejani manusia mulai menyadari perlunya suatu aturan hidup bersama yang berlaku bagi seluruh anggota kelompok mereka, agar masing-masing anggota dapat hidup dengan aman. Untuk keperluan tersebut kekuasaan yang ada pada masing-masing anggota kelompok tersebut dibatasi dengan menyerahkan hak-hak asli mereka atas segalanya. Inilah yang disebut sebagai perjanjian masyarkat/kontrak sosial, yang merupakan kesepakatan orang-orang dalam satu kelompok untuk membentuk suatu kehidupan bersama yang teratur, dalam suatu lembaga yang disebut sebagar negara.Hobbes menolak pendapat Hugo Grotius yang menyatakan bahwa negara terbentuk akibat kecenderungan manusia untuk hidup bermasyarakat. Menurut Hobbes , orang-orang membentuk negara karena mereka saling takut satu sama lain. Maka tujuan utama negara adalah menjamin keamanan para warganya.c. Kekuasaan Duguit, berpendapat bahwa negara terjadi karena orang-orang yang kuat memaksakan kehendaknya kepada yang lemah. Orang-orang yang kut tersebut mendapatkan kekuasaannya karena mereka mempunyai kelebiahn, yaitu mereka lebih kuat di bidang jasmaniah, atau intelektual, ekonomi atau mungkin di bidang rohaniah.Menurut Krabbe, bahwa negara mendapatkan kekuasaan penuh secara alamiah, yaitu berdasarkan takdir atau kodrat. Maka teori Krabbe ini dapat dipandang sebagai pelopor bagi ajaran kedaulatan hukum yang menentang ajaran kedaulatan negara.

C. TUJUAN NEGARA, BENTUK NEGARA, DAN SISTEM PEMERINTAHAN1. Tujuan NegaraAda beberapa teori yang membahas tujuan negara. Shang Yang, seorang menteri pada masa kerajaan Tiongkok berpendapat bahwa tujuan negara adalah mengumpulkan kekuasaan/kekuatan. Bila suatu negara ingin kuat dan berkuasa mutlak, rakyatnya harus lemah dan miskin. Tujuan negara untuk mengumpulkan kekuatan dan kekuasaan dapat dicapai dengan adanya tentara yang besar dan kuat, dengan biaya pengeluaran yang murah, tetapi berseddia menghadapi segala bahaya. Dan memiliki semangat bertempur yang tinggi. Ini hanya dapat diperoleh dari rakyat yang bodoh dan miskin. Maka rakyat harus dibiarkan berada dalam keadaan yang demikian. Teori ini diterapkan oleh Attila, Jengis Khan, dan Timur Lenk.

Machiavelli mengemukakan bahwa tujuan negara adalah menghimpun kekuasaan untuk kebesaran, kehormatan, dan kesejahteraan Italia, negaranya. Emmanuel Kant berpendapat bahwa tujuan negara adlah membentuk dan memelihara hak serta kemerdekaan warg negaranya, dengan jalan mewujudkan aturan hukum.Krabbe berpendapat bahwa tujuan atau cita-cita manusia dalam membentuk negara adalah untuk menciptakan suatu masyarakat hukum yaitu suatu kesatuan kelompok manusia yang terbentuk atas dasar cita-cita hukum.2. Bentuk Negara dan Sistem PemerintahanAda 2 macam bentuk negara yaitu monarki dan republik. Untuk membedakan kedua bentuk tersebut, ada beberapa ukuran yang dapat dipakai. George Jellinek, mempergunakan: bagaimana cara kehendak negara dinyatakan, sebagai ukuran. Bila kehendak negara ditentukan oleh satu orang saja, berarti negara tersebut berbentuk monarki. Jika kehendak negara ditentukan oleh banyak orang yang merupakan satu majelis, maka bentuk adalah republik. Faham ini tidak banyak diikuti karena mengandung beberapa kelemahan.Duguit mempergunakan sebagai ukuran bagaimana cara kepala negara diangkat. Bila kepala negara diangkat berdasarkan keturunan, negara tersebut berbentuk monarki. Kepala negaranya disebut raja atau ratu. Tetapi jika kepala negaranya dipilih melalui suatu pemilihan umum untuk masa jabatan yang telah ditentukan, bentuk negaranya disebut republik, kepala negaranya adalah presiden.Disamping bentuk negara dapat juga ditinjau dari segi susunannya, yaitu negara kesatuan atau federal (serikat). Untuk membedakannya dapat dipergunakan dua ciri sebagai berikut:a. Pada negara federal, negara-negara bagian mempunyai wewenang untuk membuat undang-undang dasarnya sendiri (pouvoir constituant) dan dapat menentukan bentuk organisasinya masing-masing dalam batas-batas yang tidak bertentangan dengan konstitusi dari negara federal seluruhnya. Pada negara kesatuan, bagian-bagiannya yang disebut propinsi tidak mempunyai wewenang untuk membuat undang-undang dasar sendiri. Organisasi pada bagian-bagian garis besarnya telah ditentukan oleh pembuat undang-undang di pusat. Organisasi itu merupakan pelaksanaan sistem desentralisasi dalam negara kesatuan.b. Dalam negara federal wewenang pembuat undang-undang pemerintah pusat federal ditentukan secara terperinci (tidak boleh melanggar batas kewenangan yang telah ditentukan), wewenang lainnya (residu-poweratau reserved power) ada pada negara-negara bagian. Dalam negara kesatuan, wewenang secara terperinci terdapat pada provinsi provinsi dan residu powernya ada pada pemerintah pusat negara kesatuan.Sistem adalah satu keseluruhan, terdiri dati beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional, baik antara bagian-bagian maupun terhadap keseluruhannya, sehingga hubungan itu menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik akan mempengaruhi keseluruhannya itu. Pemerintah dalam arti luas adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan legislatif, eksekutif dan yudikatif untuk mencapai tujuan penyelenggaraan negara.Sistem pemerintahan adalah suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantung dan mempengaruhi dalam mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan. Sistem pemerintahan ada 2 yaitu sistem pemerintahan presidensial dan sistem pemerintahan parlementer.a. Sistem Pemerintahan Presidensial1) Penyelenggaraan negara berada di tangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.2) Kabinet dibentuk oleh presiden.3) Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen karena ia tidak dipilih oleh parlemen.4) Presiden tak dapat membubarkan parlemen.5) Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan menjabat sebagai lembaga perwakilan. Anggotanya pun dipilih oleh rakyat.6) Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.Sistem pemerintahan presidensial yaitu sistem pemerintahan negara republik dimana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif, contohnya Amerika Serikat, Indonesia, Brazil dan Mesir.b. Sistem Pemerintahan ParlementerSistem pemerintahan parlementer adalah dimana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Inggris adalah The Mother of Parlements atau induk parlementer. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer:1) Raja atau Ratu presiden adalah kepala negara2) Kepala negara tidak sekaligus kepala pemerintahan 3) Kepala pemerintahan adalah perdana menteri4) Badan legislatif atau parlemen adalah badan yang dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum5) Eksekutif bertanggungjawab kepada legislatif6) Perdana menteri adalah ketua parpol yang memenangkan pemilu dalam dua partai7) Dalam sistem banyak partai formatur kabinet harus membentuk kabinet secara koalisi8) Kepala negara berhak membubarkan parlemenSistem pemerintahan parlementer contohnya Inggris, India, Jepang, Australia.

D. WARGA NEGARA DAN NEGARANegara adalah organisasi tertinggi yang terbentuk atas dasar kehendak bersama dari individu-individu atau kelompok yang mempunyai kepentingan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Bila diumpamakan suatu organisasi, maka yang menjadi anggota organisasi tersebut adalah warga negara.Dalam hukum internasional, tiap negara mempunyai wewenang penuh untuk menentukan sendiri, siapa saja yang menjadi warga negaranya. Hal ini adalah suatu hak mutlak dari suatu negara yang berdaulat. Pada dasarnya ada 2 asas utama dalam menentukan kewarganegaraan seseorang yaitu: asas tempat kelahiran (ius soli) dan asas keturunan (ius sanguinis).Kewenangan mutlak suatu negara dalam menentukan siapa saja yang menjadi warga negaranya, dan adanya perbedaan asas dalam cara menentukan kewarganegaraan antara berbagai negara berakibat bahwa dalam keadaan tertentu seseorang dapat mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan (bipatride atau multipatride), tetapi dapat juga seseorang tidak memiliki kewarganegaraan sama sekali (apatride).Di negara RI, masalah siapa yang menjadi warga negara RI ditentukan pada pasal 26 undang-undang dasar 1945. Isi pasal tersebut adalah:1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.2. Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.Undang-undang yang berhubungan dengan masalah kewarganeraan tersebut adalah undang-undang No. 62 tahun 1958. Menurut undang-undang tersebut, warga negara RI adalah pertama-tama: orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga negara Republik Indonesia (pasal 1 sub a).Selanjutnya pada undang-undang tersebut diatur bahwa kewarganegaraan RI dapat diperoleh dengan jalan:1. Karena kelahiran berdasarkan keturunan (asa ius sanguinis, pasal 1 sub b, c, d, dan e) dan karena kelahiran dalam wilayah RI (asas ius soli, pasal 1 sub f, g, h, dan i)2. Karena pengangkatan (pasal 2)3. Karena dikabulakan permohonan (pasal 3 untuk anak yang lahir di luar perkawinan, pasal 4 untuk mereka yang dari seseorang penduduk atau yang kemudian menjadi penduduk, yang juga lahir di Indonesia)4. Karena pewarganegaraan (pasal 5 dan 6)5. Karena atau sebagai akibat perkawinan (pasal 7, 9, ayat 1 dan pasal 12 ayat 1)6. Karena turut ayah atau ibunya7. Karena pernyataan (peraturan peralihan pasal III, IV, V, dan VI)Pasal 17 undang-undang ini mengatur tentang hilangnya kewarganegaraan RI dan pada pasal 20 ditegaskan bahwa: Barang siapa bukan warga negara Republik Indonesia adalah orang asing. Orang asing ini dapat menjadi penduduk Indonesia selama ia menetap di Indonesia, yaitu jika ia mendapat izin bertempat tinggal di Indonesia setelah izin masuknya habis masa berlakunya. Baik warga negara, penduduk negara maupun orang asing yang berada di suatu negara, semuanya mempunyai kedudukan/status hukum tertentu, meskipun status di antara mereka tentu saja tidak sama.Pembukaan UUD 1945 pada aliena pertama mengakui adanya kebebasan untuk merdeka. Dari alinea ketiga dapat disimpulkan bahwa rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya supaya terjelma kehidupan bangsa Indonesia yang bebas. Hal ini mengandung arti adanya hak yang sama di bidang politik bagi seluruh warga negara Indonesia. Sedangkan alinea keempat menunjukan adanya pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak dalam berbagai bidang seperti politik, hukum, sosial, kultural, dan ekonomi.Batang tubuh UUD 1945 juga merumuskan berbagai hak warga negara seperti misalnya:Pasal 27 ayat 2:Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.Pasal 30 ayat 1:Tiap-tiap warga negara berhak...ikut serta dalam usaha pembelaan negara.Pasal 31 ayat 1:Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.

Hak-hak warga negara yang tersirat pada kemerdekaan untuk melakukan sikap tindak tertentu adalah:Pasal 28:Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.Pasal 29 ayat 2:Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Sikap tindak pemerintah di bidang tertentu yang mrngrnai hak-hak warga negara adalah:Pasal 31 ayat 2:Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.Pasal 32:Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.Pasal 33 ayat 1:Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.Pasal 33 ayat 2:Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.Pasal 33 ayat 3:Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kenaknuran rakyat.Pasal 34:Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Kedudukan dan warga negara dalam UUD 1945 diatur pada pasal 27 ayat 1 sebagai berikut:

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan.Pasal 27 ayat 1:Segala warga negara.....wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.Pasal 30 ayat 1:Tiap-tiap warga negara.......wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.

Walaupun hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945 hanta dirumuskan dalam beberapa hal saja, namun semuanya yang telah disebut diatas hal-hal yang pokok. Ini nseuai dengan sifat UUD 1945 yang hanya mengatur hal-hal yang pokok saja. Karena UUD 1945 yang hanya mengatur hal-hal pokok, maka untuk pelaksanaan selanjutnya harus ada undang-undang yang akan yang akan menentukan lebih jauh bagaimana hak-hak dan kewajiban tersebut diatas harus dilaksanakan. Tanpa adanya undang-undang semacamini maka ketentuan-ketentuan yang ada pada pembukaan, batang tubuh maupun penjelasan UUD 1945 akan kehilangan artinya dan hanya tinggal merupakan rangkaian huruf-huruf mati saja.

BAB IXDESA,MASYARAKAT DESA DANPEMBANGUNAN DESA

1.DESA DAN MASYARAKAT DESADalam GBHN ditegaskan bahwa hakikat pembangunan nasional adalah membangun manusia indonesia seutuhnya dan seluruh indonesia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut ,maka Pemerintah Indonesia telah menyusun perencanaan pembangunan nasional yang di tuangkan dalam Rencana Pembanguan Lima Tahun (REPELITA).Sejak PELITA III ,Pemerintah bahkan telah bertekad untuk semakin meningkatakan gerak pembangunan di wiayah pedesaan.Oleh karena itu ,Pembanguan Desa terlebih dahulu di tujukan kepada perubahan kehidupan masyarakat pedesaan yang umumnya masih terbelakang dan bersifat tradisional ke arah kehidupan yang lebih maju dan modern,karena sekitar 76% masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan.Dari uraian di atas,maka dapat di katakan bahwa yang di sebut masyarkat desa adalah sejumlah penduduk yang merupakan kesatuan masyrakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah yang merupakan organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri.Adapun ciri-ciri masyarakat desa menurut Landis adalah dalam bukunya Rulal Life in Process adalah sebagai berikut : Untuk kepentingan statistik,Desa merupakan suatu daerah yang berpenduduk kurang dari 2.500; Untuk tujuan analisa psikologis sosial; Untuk tujuan analisa ekonomi;Selain itu,perbedaan masyarakat desa dengan masyarakat kota menurut Binarto dengan ciri-ciri sebagai berikut;Unsur-unsur untuk pembedaanDesaKota

Mata pencaharianAgraris homogenNon Agraris Heterogen

Ruang kerjaLapangan terbukaRuang tertutup

Musim/cuacaPenting dan menentukanTidak menentukan

Keahlian dan keterampilanUmum dan tersebarAda spesialisasi

Rumah dan tempat kerjaDekatBerjauhan

Kepedatan pendudukTidak padatPadat

Kontak sosialFrekuensi kecilFrekuensi besar

Jadi,masyrakat desa adalah sekolompok manusia yang tinggal di suatu tempat tercantum dengan sistem ketetanggan dan gotong royong yang kuat,mata pencahariannya bertani/agraris dan masih terikat kuat dengan tradisi yang melingkupi serta mempunyai tujuan tertentu.Untuk menampung usaha-usaha dan kegiatan masyarakat desa dalam pembanguan ,maka di bentuk lah suatu wadah yang di sebut Lembaga Sosial Desa(LSD).Adapun fungsi LSD secara rinci oleh pemrintah lewat Departemen Dalam Negeri adalah:1. Menjadi sarana komunikasi antara pemerintah dan masyarakat,juga antara anggota-anggota masyarakat sendiri.2. Menjadi wadah partisipasi masyrakat dalam rangka menunjang program-program pembangunan pemerintah.3. Menjadi sarana peningkatan keterampilan masyarakat desa.4. Menjadi sarana modernisasi dalam rangka mengubah pola pemikiran masyarakat yang masih statis tradisional menjadi dinamis tradisional.5. Menjadi sarana meningkatakan kesejahteraan masyarakat.Adapun bidang tugas LSD meliputi aspek-aspek sosial,ekonomi dan budaya dengn prioritas utamanya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.Sektor sosial meliputi usaha-usaha perikemanusiaan,pendidikan,kesehatan dan KB.Sektor ekonomi meliputi prasarana ,sarana produksi dan konsumsi,serta usaha ekonomi lainya.Karena luasnya permasalahan yang di hadapi oleh masyarakatdesa maka untuk menyempurnakan dan meningkatakan peran dan fungsi LSD,di keluarkan Keputusan Presiden No.28 Tahun 1980tentang penyempurnaan dan Peningkatan Fungsi Lembaga Sosial Desa menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.Selanjutnya dikatakan,bahwa untuk melaksanakan tugas tersebut LKMD mempunyai fungsi:1. Sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam merencanakn dan melaksanakan pembangunan.2. Menanamkan pengertian dan kesadaran Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.3. Menggali,memanfaatkan potensi,dan menggerakan swadaya gotong royong masyarakat untuk pembangunan.4. Meningkatakan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.5. Membina dan mengrakan potensi pemuda untuk pembangunan.Di dalam organisasinya,LKMD mempunyai 10 seksi,yaitu;a. Seksi Agamab. Seksi Pembudayaan Penghayatan dan Pengamalan Pancasilac. Seksi Keamanan,Ketentramaan,dan Ketertiband. Seksi Pendidikan dan Penerangane. Seksi Lingkungan hidupf. Seksi Pembangunan ,Perekonomian dan Koperasig. Seksi Kesehatan ,Kependudukan,dan KBh. Seksi Pemuda ,Olahraga,dan Keseniani. Seksi Kesejahteraan Sosialj. Seksi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga

2. PEMBANGUNAN DESAPembangunan Desa dan Pembangunan Masyarakat Desa telah menjadi dua istilah yang sering di campuradukan pengertiannya.Pengertian Pembangunan Desa lebih luas dari pada pengertian Pembangunan Masyarakat Desa.Di dalam Pembangunan Desa sudah tercakup di dalamnya Pembangunan Masyarakat Desa.Namun demikian, kedua pengertian tersebut tidaklah perlu dipisahakn atau dibedakan dengan mutlak,karena pada hakikatnya Pembangunan Desa sudah menjadi satu metode dan merupakan satu kebulatan ,terdiri dari komponen-komponen yang penting dan menentukan. Tujuan Pembangunan Desa adalah identik dengan tujuan Pembangunan Nasional ,yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia.Adapun secara lebih rinci ,tujuan pembangunan Desa tersebut menurut Sudiharto Djiwandono,meliputi :1. Tujuan ekonomis, yaitu meningkatkan produktivitas di daerah pedesaan, dalam rangka mengurangi kemiskinan.2. Tujuan sosial, ke arah pemerataan penduduk desa;3. Tujuan kultural, dalam arti meningkatkan kualitas hidup pada umumnya dari masyarakat pedesaan;4. Tujuan politis, dalam arti menumbuhkan dan mengembangkan partisipasimasyarakat desa secara maksimal dalam menunjang usaha-usaha pembangunan serta dalam memanfaatkan dan mengembangkan selanjutnya hasil-hasil pmbangunan.Usaha untuk mencapai tujuan itu mendapat prhatian dari pemerintah , perhtian ini semakin meningkat terhadap pembangunan Desa berupa Bantuan Desa yang merupakan sumbangan atau pemberiaan dana (uang) dari Pemerintah RI kepada seluruh Desa di indonesia ini.Bantuan Desa yang merupakan realisasi kebijakan pemerintah ini di maksudkan untuk menyebarluaskan dan meratakan kegiatan-kegiatan pembanungan serta hasil-hasil pembangunan sampai ke desa-desa.Tujuan dari semua itu adalah untuk mendorong, menggerakan, dan mengarahka usaha-usaha swadaya masyarakat pedesaan untuk membangun dan melengkapi prasarana desa secara berencana.Dalam membangun desa terdapat 3 faktor penting yaitu : sember daya alam, sember daya manusia, dan modal. Pentingnya sumber daya manusia ini adalah kaitannya dengan keikutsertaan (partisipasi) masyarakat dalam pembngunan . Karena keikutsertaan masyarakat itu pada hakiatnya adalah merupakan tugas dan kewajiban masyarakat.

3. PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PEMBANGUNAN DESAPartisipasi memang selalu di tekanakan. Hal ini adalah untuk menyadarkan rakyat agar mereka merasa memiliki program-program pembangunan yang di laksanakan . Sehingga hasil-hasil pembangunan tidak hanya akan bermanfaat di masa sekarang saja,tetapi di masa yang akan datang.Di dalam partisipasi ,nilai-nilai kemanusiaan tetap dijunjung tinggi, Artinya, berpartisipasi tidak hanya berarti menyumbang tenaga tanpa dibayar , tetapi partisipasi harus diartikan lebih luas yaitu ikut serta. Hal ini sebenrnya adalah juga untuk menghindarkan rakyat dari status sebagai sarana pembangunan, tetapi menempatkan rakyat sebagai subyek atau pelaku pembangunan.Oleh karena itu sebaiknya partisipasi tidak partisipasi tidak terbatas pada pelaksanaannya saja. Tetapi disini partisipasi juga dalam bentuk menyumbangkan ide,proses pengambilan keputusan,rasa ikut memiliki serta ikut memanfaatkan hasil-hasil pembangunan yang telah di laksanakan. Oleh arena itu Mubyarto mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa dibedakan dalam tiga tahap yaitu tahap perencanaan,pelaksanaan,dan pemanfaatan.Di dalam tahap perencanaan, tidak semua warga desa ikut merencanakan , tetapi biasanya diwakili oleh mereka yang duduk dalam pemerintahan desa ataupun diwakili oleh pemuka desa.Di dalam tahap pelaksanaan, masyarakat desa ikut serta terlibat dalam program pembangunan yang sedang berjalan. Keterlibatan masyarakat desa ini baik secara fisik maupun nonfisik.Di dalam tahap pemanfaatan , arti partisipasi jadi sedikit menyimpang. Partisipasi disini selalu di artiakan sebagai siapa yang ikut memanfaatkan jasa pembangunan .Pengertian ini memang terlalu luas nampaknya, karena hasil pembagunan itu bisa di nikmati bukan hanya penduduk desa yang membangun , tetapi bisa juga dimanfaatkan oleh orang luar desa yang bersangkutan , misal : jalan,jembatan , pasar, sekolah, dan lain-lainnya.Selain dalam tahap partisipasi, pelaksanaan atau kesadran untuk berpartisipasi dibedakan ke dalam 5 tigkatan yaitu:1. Partisipasi tanpa mengenal ide obyek partisipasi.2. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah ide baru dan adanya gaya tarik dari obyek serta adanya minat dari subyek.3. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah meyakini bahwa ide itu memang baik.4. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah melihat lebih mendetail tentang alternatif pelaksanaan atau pengterapan ide tersebut.5. Berpartisipasi karena yang bersangkutan langsung dapat memanfaatkan ide dan hasil pembangunan tersebut untuk dirinya,keluarganya,atau masyarakat.Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa merupakan salah satu pengertian yang arti sesungguhnya lebih-lebih pengukurannya belum dicapai kata sepakat.Sehingga semakin besar kemampuanmasyarakat desa untuk menentukan nasib mereka sendiri, akan makin besar pula partisipasi masyarakat dalam pembangunan.Komunikasi Kepala DesaDidalam mewujudkan partisipasi masyarakat tersebut di perlukan usaha untuk mengkomunikasikan program-program pembangunan.Menurut Roger secara garis besar dalam sturuktur sosial resmi dan struktur sosial tidak resmi. Di dalam struktur sosial resmi ini terdapat urutan yang menduduki jabatan sebagai atasan atau bawahan yang merupakan jalur instruksional yang dapat di pergunakan untuk meneruskan informasi kepada sistem yang berlaku. Di sini Kepala Desa merupakan puncak dari struktur sosial yang ada.Di dalam struktur sosial resmi ini, figur Kepala Desa merupakan contoh formal dan non formal . Ia menjadi perpanjangan birokrasi pemerintahan di desa dan pelaksanaan utama program-program pembangunan di desa.Sehingga Kepala Desa harus berperan sebagai pelaksana program dan mata rantai penghubung antara pemerintah dan masyarakat, sebagai penyalur langsung semua pesan-pesan pembangunan.Di dalam menyalurkan pesan-pesan pembangunan , Kepala Desa brtindak sebagai penyaring atau jembatan dalam pelaksanaan komuikasi.Jadi dalam masyarakat desa Kepala Desa mempunyai kedudukan penting sebagai penyalur pesan dan informasi pemerintah , dan menjadi penyalur terbawah pesan-pesan dan informasi pembangunan.Namun demikian , untuk mengubah warga desanya ke arah yang lebih baik tidak cukup hanya dengan atau di dasarkan pada pemberian informasi atau gambaran gambaran kebrhasilan saja. Oleh karena itu Kepala Desa sebagai seorang pemimpin mempunyai 3 peran yang harus di laksanakan sekaligus. Ketiga peran tersebut menurut Onong Uchyana Effendy, adalah sebagai berikut ;a. Sebagai Komunikator Di dalam memainkan perannya sebagai komunikator, keberhasilan pemimpin banyak tergantung dari keberhasilannya berkomunikasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemimpin sebagai komunikator adalah :a. Daya tarik komunikator (source attractiveness). Artinya seorang komunikator akan mampu merubah sikap,tingkah laku komunikan, bila komunikan merasa ada kesamaan-kesamaan antara komunikan-komunikator;b. Kepercayaan kepada komunikator (source credibility). Artinya, di dalam berkomunikasi seorang komunikan akan sangat mempercayai komunikator tersebut benar-benar menguasai masalah atau mempunyai kelebihan keahlian dari komunikan.Selain ada faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemimpin, maka ada pula faktor-faktor-faktor yang perlu di perhatikan agar pemimpin dapat berhasil dalam berkomunikasi, yaitu :a. Kerangka referensi, di sini berarti seorang pemimpin akan mampu berkomunikasi dengan bawahannya;b. Situasi dan kondisi;c. Konotasi, di sini menyngkut tentang penafsiran kata-kata yang di sampaikan dalam berkomunikasi.2) Sebagai NegotiatorDi sini pemimpin membawakan perannya sebagai seorang komunikan, yang mendengarkan suara-suara yang datang dari warga masyarakatnya. Peran ini menjadi sangat penting, sebab pemimpin akan lebih tanggap dengan keinginan,kebutuhan dari warga masyarakatnya. Hal ini akan sangat berguna dalam penuyusunan perencanaan pembangunan berikutnya,terutama di dalam menentukan skala prioritas pembangunan yang akan datang.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :a. Ethos pemimpin, ethos ini sangat dipengaruhi oleh sorce credibility. Artinya, kalau pemimpin benar-benar menguasai masalah, mempunyai itikad baik dan dapat dipercaya, maka ethosnya di mata warga masyarakat akan menjadi naik;b. Peranan mendengarkan , walaupun pemimpin adalah seorang komunikator, tetapi kemampuan mendengarkan dengan baik berperan sangat penting sekali.3)Sebagai MonitorArtinya di sini seorang pemimpin tidak hanya mampu menyampaikan atau mendengarkan saja, tetapi juga harus mampu meneliti gejala-gejala yang ada atau yang timbul dalam masyarakat setelah ia menyampaikan informasinya. Gejala-gejala ini mungkin akan memberikan pengaruh pada dirinya, pada kelompok atau organisasi yang di wakilinya. Peran ini akan memberikan pengaruh yang baik sekali pada warga, karena masyarakat yang di perhatiakan oleh pemimpinnya akan merasa senang dan memberikan imbalan dengan lebih giat bekerja.Komunikasi yang di lancarkan kepala desa memberikan pengaruh dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa.Tanpa komunikasi dari Kepala Desa ,maka pesan-pesan atau informasi sulit di bayangkan untuk samapi pada masyarakat desa.Dengan ketiga perannya dalam berkomunikasinya, Kepala Desa akan lebih mengetahui dengan sebenarnya apa yang menjadi kebutuhan warganya. Dengan demikian, prtisipasi dari warga masyarakat yang akan dapat lebih di harapakan dan ditingkatkan. Karena pada hakikatnya pembangunan yang dilaksanakan adalah kebutuhan dan milik rakyat.

32