7
Bab VII Pemeriksaan Batas Susut 3.1. Tujuan Melakukan pemeriksaan – pemeriksaan untuk menentukan data dari suatu tanah subgrade yang meliputi : batas susut, angka susut, susut volumemetrik dan susut linear. 3.2. Alat dan Bahan a. Cawan Porselen. b. Spatel. c. Cawan susut dari porselin, berbentuk bulan dengan alas datar, berdiameter ± 1,44 cm dan tingginya 1,27 cm. d. Pisau perata (Straight edge). e. Alat pengukur volume tanah yang terdiri dari mangkuk gelas dengan tiga paku dan air raksa. f. Gelas ukur 25 cc. g. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. h. Untuk benda uji, Contoh tanah disiapkan ± 30 gram yang telah dibersihkan dari butir-butir yang tertahan pada ayakan no. 40 (0,425 mm). Jika contoh tanah dari lapangan mengandung butir- butir yang lebih besar dari 0,425 mm, tanah dikeringkan di udara terbuka, kemudian diremukkan pada mortal porselin dengan menggunakan Spatel dengan kepala terbungkus karet, kemudian disaring dengan ayakan no. 40. Bagian yang lewat ayakan digunakan sebagai benda uji. 3.3. Langkah Pelaksanaan

Bab VII Pemeriksaan Batas Susut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemeriksaan batas Susut Tanah

Citation preview

Page 1: Bab VII Pemeriksaan Batas Susut

Bab VII Pemeriksaan Batas Susut

3.1. Tujuan

Melakukan pemeriksaan – pemeriksaan untuk menentukan data dari suatu tanah subgrade yang

meliputi : batas susut, angka susut, susut volumemetrik dan susut linear.

3.2. Alat dan Bahan

a. Cawan Porselen.

b. Spatel.

c. Cawan susut dari porselin, berbentuk bulan dengan alas datar, berdiameter ± 1,44 cm dan

tingginya 1,27 cm.

d. Pisau perata (Straight edge).

e. Alat pengukur volume tanah yang terdiri dari mangkuk gelas dengan tiga paku dan air raksa.

f. Gelas ukur 25 cc.

g. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.

h. Untuk benda uji, Contoh tanah disiapkan ± 30 gram yang telah dibersihkan dari butir-butir

yang tertahan pada ayakan no. 40 (0,425 mm). Jika contoh tanah dari lapangan

mengandung butir-butir yang lebih besar dari 0,425 mm, tanah dikeringkan di udara

terbuka, kemudian diremukkan pada mortal porselin dengan menggunakan Spatel dengan

kepala terbungkus karet, kemudian disaring dengan ayakan no. 40. Bagian yang lewat

ayakan digunakan sebagai benda uji.

3.3. Langkah Pelaksanaan

a. Tanah diletakkan pada cawan porselen dan diaduk sampai merata dengan air secukupnya

sehingga mengisi semua pori-pori tanah dan jangan sampai ada udara terperangkap

didalamnya. Banyaknya air disesuaikan dengan jenis contoh tanah yaitu plastis dan kurang

plastis. Apabila benda uji berupa tanah plastis dengan kadar air lebih 10 % dari batas cair.

b. Berat volume cawan susut ditentukan Cawan dibersihkan kemudian ditimbang dan dicatat

beratnya. Untuk menentukan volume cawan, cawan ditaruh didalam mangkuk porselin, diisi

dengan air sampai penuh. Kemudian ditekan dengan pelat gelas rata diatas permukaan

Page 2: Bab VII Pemeriksaan Batas Susut

cawan. Dijaga jangan sampai ada udara yang terperangkap. Kemudian air raksa yang

melekat diluar cawan dibersihkan. Air raksa pada mangkuk lain dipindahkan dan ditentukan

beratnya. Volume cawan sama dengan berat air raksa dibagi dengan berat jenisnya.

c. Cawan diisi dengan tanah basah yang sudah disiapkan, bagian dalamnya diolesi tipis dengan

vaselin atau pelumas pekat. Cawan diisi dengan tanah sekitar sepertiga volumenya dan

diletakkan di tengahnya. Cawan dipukulkan dengan hati-hati pada bidang datar kokoh yang

dilapisi dengan beberapa kertas hisap atau lembaran karet sehingga air tanah akan mengalir

mengisi sudut-sudut cawan. Sejumlah tanah ditambahkan lagi seperti tadi dan dipukul-

pukulkan sehingga tanah memadat dan semua udara bergerak ke permukaan. Percobaan

tersebut diulangi sekali lagi sehingga cawan terisi penuh sampai ke tepi atas. Kemudian

diratakan dengan pisau perata dan tanah yang melekat diluar cawan dihapus sehingga

volume tanah tepat sama dengan volume cawan.

d. Berat basah dan berat kering ditentukan. Setelah cawan terisi tanah segera ditimbang dan

dicatat berat cawan berisi tanah basah. Tanah dibiarkan mengering di udara sampai

warnanya berubah dari tua menjadi muda. Kemudian dikeringkan di dalam oven dengan

temperatur 110o C, dan didinginkan dalam Decikator, lalu ditimbang dan dicatat beratnya.

e. Volume kering ditentukan dengan cara mengeluarkan dari cawan, kemudian dicelupkan ke

dalam mangkuk gelas. Mula-mula mangkuk gelas ditempatkan dalam cawan porselin, diisi

mangkok dengan air raksa sampai melimpah, kemudian ditekan dengan pelat gelas berpaku

tiga buah di atas mangkuk. Air raksa yang melekat di luar mangkuk dihapus, dan mangkuk

ditempatkan pada porselin kosong. Kemudian tanah kering ditekan kedalam air raksa

dengan hati-hati dengan gelas berpaku diatas mangkuk, air raksa yang tumpah kita

pindahkan dalam suatu mangkuk dan ditentukn berat air raksa tersbut. Volume tanah kering

sama dengan berat air raksa dibagi dengan berat jenisnya.

Page 3: Bab VII Pemeriksaan Batas Susut

3.4. Perhitungan

1. Batas Susut (Shrinkage Limit)

a. Batas susut dari suatu tanah adalah kadar air maximum dimana pengurangan kadar air

selanjutnya tidak menyebabkan berkurangnya volume tanah.

b. Apabila berat jenis tanah G diketahui, maka batas susut tanah dapat dihitung sebagai

berikut :

SL =

W 0

V 0− 1G

×100%

Dimana :

SL = Batas susut tanah

W0 = Berat benda uj setelah kering

V0 = Volume benda uji setelah kering

G = Berat jenis tanah

c. Apabila berat jenis tanah tidak diketahui, maka batas susut (SL) dihitung dari data yang

diperoleh pada percobaan sebagai berikut :

SL = W =

V−V 0W 0

×100%

Dimana :

SL = Kadar air tanah basah yang diisikan pada cawan

W = Berat benda uji basah

W0 = Berat benda uji setelah kering

V = Volume benda uji basah

V0 = Volume benda uji setelah dikeringkan

2 Angka Susut (Shrinkage Ratio)

a. angka susut dari suatu tanah adalah angka perbandingan antara “ persentase perubahan

volume tanah terhadap volume kering “ dengan grafik “perubahan kadar air yang terjadi pada

tanah (dalam %) “ dan berlaku pada keadaan diatas batas tanah

Page 4: Bab VII Pemeriksaan Batas Susut

b. Besarnya SR dapat dihitung sebagai berikut :

1. Susut Volumetrik (Volumetric Shrinkage)

Susut linear suatu tanah adalah persentase ukuran satu dimensi (panjang ) tanah

terhadap ukuran semula apabila kadar air tanah berkurang menjadi pada batas susut

tanah.

Besarnya susut linear (Ls) dapat di hitung dengan rumus:

Ls = 100 x 1 -

3√100Vs+1002. Berat Jenis Tanah

Dari data hasil pemeriksaan, yaitu angka susut dan volumetric berat jenis tanah dapat

dihitung sebagai berikut:

G =

1SL100

− 1SR

3.5 Hasil Pemeriksaan

PEMERIKSAAN BATAS SUSUT

Berat jenis tanah : G = 1.50

NO KETERANGAN SAMPEL

1 Cawan Susut No. 21 22

2 Massa Tanah + Tanah Kering M1 (gram) 28.9 32.5

3 Massa Cawan Susut M2 (gram) 15,7 20.00

4 Massa Tanah Kering M0 = M1 – M2 (gram) 13.2 12.5

5 Massa air raksa yang didesak

oleh Tanah Kering + CawanM3 (gram) 386.7 420.8

6 Massa Cawan M4 (gram) 298.8 298.8

7 Massa Air Raksa M5 = M3 – M4 87.9 122

8 Volume Tanah Kering V0 = M5/13,6 cm3 6.46 8.97

Page 5: Bab VII Pemeriksaan Batas Susut

9 Batas Susut Tanah SL = [(V0/M0)-(1/G] x 100% 18% 5%

3.6. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan data, maka didapatkan nilai batas susut sample tanah (SL) = 11.50%.

Ikthisar:

Flow Index : IF =

W−PLIP

= 1 %

Batas Cair : LL = 71.53%

Batas Plastis : PL = 31.06 %

Indek Plastis : IP = LL – PL = 71.53 % – 31.06 % = 40.47 %

Batas Susut : SL = 11.50 %

Keterangan:

1. Kondisi Cair

2. Kondisi Plastis

3. Kondisi Semi Padat

4. Kondisi Padat