Upload
petra-kalawawo
View
45
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
6.1. PERSYARATAN UMUM
6.1.1 RINGKASAN PEKERJAAN
6.1.1.1 Uraian Berbagai Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini
Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :
(1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana
atau yang diberi tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan
perkerasan yang dirasa perlu.
(2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan,
termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan.
(3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, tarmasuk pembersihan
lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang
ditunjukkan pada gambar-gambar sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di
lapangan.
(4). Rekonstruksi Perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapisan
bawah serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru
yang sesuai dengan dokumen kontrak.
(5). Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan
maupun tanpa lapisan, dan gorong-gorong.
(6). Perbaikan struktur yang berat maupun yang ringan untuk jembatan-jembatan dan
struktur jalan lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut
pertimbangan Direksi Teknik di lapagan.
6.1.2 MOBILISASI
6.1.2.1 Umum
(1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan yang memuaskan.
VI -
1
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan
tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan
yang memadai.
(3). Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan
rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai
dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan
jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat kegiatan.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan, di
karenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan
tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.
(4) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan
pada waktu lalu lintas sepi, dan truk-truk angkutan yang bermuatan harus ditutup
dengan terpal.
6.1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi
(1). Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak,
terkecuali dinyatakan lain secara teriulis oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
(2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan
dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada
pembayaran terpisah untuk item ini.
6.1.2.3 Penyiapan Lapangan
(1) Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan
pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah kegiatan.
(2) Kontraktor harus mengikuti hal-hal berikut:
a. Memenuhi persyaratan Peraturan-peraturan Nasional Peraturan-peraturan Propinsi.
b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan
pembuatan Kantor Proyek dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan
produksi (Plant) konstruksi.
c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik disekitarnya sebagai akibat dari operasi
pelaksanaan.
(3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah
selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan peralatan
konstruksi. serta semua bahan-bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan
Direksi Teknik.
VI -
2
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
6.1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini harus
dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk
item ini.
6.1.3 PENGUJIAN LAPANGAN
6.1.3.1 Umum
(1) Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan kecakapan kerja
untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut
perintah Direksi Teknik.
(2) Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratoriurn kabupaten atau propinsi
yang sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik, Pengujian khusus di laboratoriurn
pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
6.1.3.2 Pemenuhan terhadap Spesifikasi
Semua pengujian harus memenuhi seperangkat, standar di dalam spesifikasi. Bilamana hasil
pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dan
peningkatannya jika diperlukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Direksi Teknik,
dan harus melengkapi pengujian-pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.
6.1.3.3 Pengukuran dan Pembayaran
Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian yang
dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian "Pengendalian
Mutu" yang ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan ke dalam item pembayaran yang
bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk pengujian.
6.1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN
6.1.4.1 Umum
(1) Uraian
Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar, kontraktor
harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan
dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus
mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian
VI -
3
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
mutu bahan-bahan dan kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi
tenaga kerja kontraktor dan memelihara catatan-catatan serta dokumentasi kegiatan.
(2) Pemeriksaan Lapangan
Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), Kontraktor harus
mempelajari gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan Direksi Teknik
mengadakan pemeriksaan daerah proyek, dan khususnya mengukur/memasang lebar
jalan, daerah milik jalan, alinyemen untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase
tepi jalan dan gorong-gorong, serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci semua
bangunan jembatan yang diusulkan. Perubahan tempat/volume dari pemeriksaan
tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings. Shop Drawings ini harus
diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah Kerja
ditandatangani, kepala Direksi Teknik untuk persetujuannya.
(3) Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.
(4) Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus
direkam dan dijadikan acuan.
(5) Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis
permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus
diukur, serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan
kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan
serta lebarnya konstruksi baru.
6.1.4.2 Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja
(1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh
Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item-item
yang dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.
Kontraktor harus rnenyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan
untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan
bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujian-
pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekuensi
Minimum “Pengujian Pengendalian Mutu", dalam Prakonstruksi.
(2) Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen
kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji
di lapangan atau di laboratorium selama konstruksi dan PHO sesuai jadwal pengujian
minimum yang tercantum dalam “Jadwal Frekuensi Minimum Pengujian
Pengendalian Mutu”. atas permintaan Direksi Teknik dan Kontraktor harus membantu
serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan
pengukuran.
VI -
4
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(3). Disain campuran untuk aspal, beton dan stabilisasi tanah harus disiapkan dan diuji
sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-
pekerjaan Kegiatan terkecuali ia memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan
Direksi Teknik.
(4) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan disain
campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.
6.1.4.3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor
(1) Kontraktor harus menunjuk seorang pimpinan lapangan untuk mengarahkan dan
mengatur pekerjaan kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan peralatan
Kontraktor serta bertanggung jawab bagi pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan
persyaratan kontrak. Pimpinan lapangan harus memiliki perngalaman lapangan paling
sedikit selama 10 tahun pada pekerjaan proyek dan harus Tenaga Ahli bidang sipil
yang mampu.
Untuk perbaikan-perbaikan ringan dan pekerjaan persyaratan ini tidak diharuskan dan
tergantung kepada konfirmasi/ persetujuan tertulis dari Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
(2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang pelaksana lapangan yang mampu dan
berpenqalaman untuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam kontrak, termasuk
pengawasan lapangan, kualitas dan kecakapan kerja sesuai dengan syarat-syarat
kontrak.
6.1.4.4 Pengendalian Lingkungan
(1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh terhadap
pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat disain serta
persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan perlindungan
taman serta lintasan air di sekitarnya akan ditaati.
(2) Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara
sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman suatu peredam kebisingan
harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan
dengan motor, di bawah pengendalian Kontraktor.
(3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang
berisik dalam daerah-daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah
rawan seperti dekat Rumah Sakit.
(4) Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil dan
harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
VI -
5
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
6.1.4.5 Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan
(1) Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan
dijadikan sebagai acuan untuk pematokan dan pemasangan pekerjaan-pekerjaan
proyek. Bilamana tidak ada patok kilometer yang ditemukan, patok-patok yang di tandai
atau patok-patok referensi akan didirikan oleh Direksi Teknik sebelum di mulainya
pekerjaan-pekerjaan kontrak.
(2) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik. Kontraktor harus mengadakan survai secara
cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang
proyek untuk memungkinkan disain, survai perkerasan, atau pematokan dan
pemasangan pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi
dimasa depan.
(3) Kontraktor harus memasang patok-patok, konstruksi untuk membuat garis dan
kelandaian pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu Jalan, ketinggian perkerasan,
drainase samping dan gorong-gorong sesuai dengan gambar-gambar proyek dan
menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian
tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan Pekerjaan konstruksi berikut sesuatu
modifikasi (perubahan) yang diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan
tanpa penundaan.
(4) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan baru,
penampang melintang harus diambil pada setiap jarak 25 meter, atau satu jarak lain
yang dianggap perlu Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk
penqhitungan volume yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut harus
digambar pada profil dengan skala dan ukuran ditentukan oleh Direksi Teknik, serta
garis-garis dan permukaan penyelesaian yang diusulkan harus ditunjukkan. Gambar-
gambar profil asli beserta tiga copy harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk
mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu pengesahan yang
diperlukan. Yang asli dan satu copy akan ditahan olah Direksi Teknik dan dua copy
yang sudah ditandatangani dikembalikan kepada Kontraktor.
(5) Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata di lapangan di bawah pengendalian dan
pengaturan penuh oleh Direksi Teknik serta dalam satu kesesuaian yang tinggi
terhadap gambar-gambar dan spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam
alinyemen atau ketinggian harus atas dasar penyelidikan serla Pengujian lapangan
lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana yanq diperlukan di bawah
pengawasan Direksi Teknik.
(6) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan semua
instrumen yang diperukan, personil, tenaga dan bahan yang di minta untuk
pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.
VI -
6
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
6.1.4.6 Pengukuran dan Pembayaran
Semua biaya untuk pekerjaan di dalam bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan yang
bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk semua alat, tenaga dan
bahan-bahan yang diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan-
pekerjaan yang dimasukkan dalam bab ini.
6.1.5 STANDAR RUJUKAN
6.1.5.1 Uraian Umum
(1). Peraturan-Peraturan dan standar yang di jadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan
rnenetapkan Persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus
diselenggarakan beserta cara-cara yang digunakan dalam spesifikasi-spesifikasi atau
yang dikehendaki oleh Direksi.
(2). Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan
kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus
atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau
yang dikehendaki oleh Direksi Teknik.
6.1.5.2 Jaminan Kualitas
(1) Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan
yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan.
(2) Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang-barang
dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan
tanpa kompensasi bagi Kontraktor.
(3) Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai
bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua-duanya sebagaimana yang diminta oieh
Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau
melebihi yang ditentukan dalam standar-standar yang diminta. Bukti-bukti tersebut
harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan harus
termasuk satu copy hasil-hasil pengujian yang resmi.
(4) Standar-standar
VI -
7
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Standar-standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada
standar yang dicantumkan di bawah ini :
BUKU-BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN BINA MARGA
STANDAR INDUSTRI INDONESIA (SII)
PERSYARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA ( PUBI-1982)
PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA (NI-2-1971)
PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI-1982)
AASHTO = AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND
TRANSPORTATION OFFICIAL (BAGIAN 1 DAN 2)
ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS
BS = BRITISH STANDARDS INSTITUTION
MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN
6.1.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN
6.1.6.1 Umum
(1) Uraian
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut :
a. Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.
b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan
pada gambar rencana atau spesifikasi-spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang
disetujui secara tetulis oleh Direksi Teknik.
c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus
diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.
(2) Penyerahan
a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah
galian untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik
contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan, contoh tersebut harus
disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber dan setiap klarifikasi lain yang
diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan
spesifikasi.
b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan
memeproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini
serta harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau
VI -
8
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis bahwa
bahan tersebut dapat digunakan dalarn pekerjaan. Laporan ini berisi semua
informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti semua
bahan-bahan dalam sumber tersebut disetujui.
c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta
bahan-bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan
sebelum persetujuan dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik memberikan
persetujuan ini secara tertulis.
6.1.6.2 Sumber Bahan-bahan
(1) Sumber-sumber
a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam
dokomen-dokumen atau yang diberikan Direksi Teknik, disediakan sebagai satu
petunjuk saja. Adalah tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi
dan memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi teknik.
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dan sumber alam dilindungi, hutan lindung atau
dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.
c. Kontraktor akan menentukan beberapa banyak peralatan dan pekerjaan yang
diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini.
Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan dari sumber-sumber bahan
atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.
d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan
erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produkstif atau secara lain
berpengaruh negatif dengan daerah sekelilingnya.
(2) Persetujuan
a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah memberikan
persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk
maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah
disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti.
6.1.6.3 Penyimpanan Bahan
(1) Umum
Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan
tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan
VI -
9
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi
Teknik.
Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan
secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran
air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur dengan tanah
dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan. Tempat
penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi
sepantasnya dari hujan dan banjir.
(2) Penumpukan Agregat
a. Agregat batu harus ditumpuk dalam cara yang disetujui sedemikian sehingga tidak
ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan
maksimum adalah lima liter.
b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus di tumpuk secara terpisah atau
dipisahkan dengan partisi kayu.
c. Penempatan tumupukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang
memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung
lintasan air.
d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan
angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya.
Khususnya selama musim kering.
(3) Penyimpanan Bahan-Bahan Aspal
Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan
dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah-sampah.
Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut :
i. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk berdiri dengan lubang
pengisian arah ke atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya ke
atas sepotong kayu) untuk mencegah terkumpulnya air di atas tutup drum.
ii. Drum-drum yang berisi yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back
harus ditumpuk diatas sisinya dengan lubang pengisian di sebelah atas. Penutup
lubang harus di uji mengenai kekencangannya ketika ditumpuk dan pada selang
waktu yang teratur sewaktu penyimpanan.
iii. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas sisinya tetapi
bila disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut harus
digulingkan secara teratur.
VI -
10
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(4) Penanganan dan penyimpanan semen
Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya
semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.
Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air, dengan
rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga penggunaan (kosumsi)
semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan.
Biasanya batas waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh
lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan
di lapangan dan tidak akan mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam
kondisi telah mengeras.
(5) Bahan-Bahan yang Ditumpuk di Pinggir Jalan
Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk
menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan dan semua tempat yang dipilih harus keras,
tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering serta sama sekali tidak boleh
melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan
bahaya atau kemacetan laul lintas.
Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dan bila perlu
tanah tersebut diratakan dengan grader.
Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal dengan sumbu
memanjang, tumpukan tersebut biasanya sejajar garis tengah jalan.
Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti di uraIkan pada item (3) di atas dan
dibentuk ke dalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan).
6.1.6.4 Pengukuran dan Pembayaran
(1) Royality (keuangan)
Semua biaya untuk konstruksi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalanya sewa,
royality (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga satuan sebagai
bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran terpisah pada kontraktor
untuk biaya-biaya ini.
(2) Pekerjaan-pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan
a. Kontraktor akan meyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber
bahan kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik secara tertulis.
b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan, seperti
pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali
VI -
11
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
lapangan tersebut setelah galian diselesaikan, harus dalam harga satuan, dan
tidak ada Pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.
6.1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN
6.1.7.1 Umum
(1) Uraian
Perubahan Perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh pimpinan proyek (atau oleh Direksi
Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan untuk
bertindak atas namanya) atau oleh kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu
perintah perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar
pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan satu perubahan
dalam struktur harga satuan item pembayaran atau satu perubahan dalam besarnya
kontrak. Perintah perubahan tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu
addendum.
(2) Perintah Perubahan dan Addenda harus Mematuhi hal-hal berikut:
a. Perintah Perubahan
Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
yang diparaf oleh kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan
pekerjaan atau dokumen kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaian
pembayaran dan waktu jika ada, untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut.
Perintah perubahan harus diterbitkan dalam satu formulir standar dan akan
mencakup semua instruksi yang dikeluarkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan yang akan menimbulkan suatu perubahan dalam Dokumen Kontrak
atau instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan.
b. Addenda
Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor merumuskan
satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan
satu perubahan dalam susunan Harga Satuan Item Pembayaran atau satu
perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah dirundingkan
sebelumnya serta disetujui di bawah satu Perintah Perubahan Addenda juga akan
dibuat pada bagian penutup Kontrak dan untuk semua perubahan-perubahan
kontraktual dan perubahan teknis yang besar tanpa memandang apakah
perubahan-perubanan tersebut untuk struktur Harga atau Besarnya Kontrak.
VI -
12
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(3) Penyerahan-Penyerahan
a. Kontraktor akan menunjuk Wakil Perusahaannya secara tertulis yang diberi kuasa
untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk
memberitahukan karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai otorisasi
perubahan-pembahan tersebut.
b. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang
diberi kuasa untuk mengadministrasi prosedur perubahan atas nama pemberi tugas.
c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan usulan Lump sum, dan untuk setiap
Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian yang
cukup untuk memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.
6.1.7.2 Prosedur Awal
(1) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dapat mengawali “Perintah Perubahan” (Change
order) dengan menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang
berisikan :
a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam
proyek tersebut.
b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang dirubah yang
merinci perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan
tersebut.
d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan dibawah struktur
Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu Harga Satuan atau
Lump Sum tambahan yang diperlukan harus disetujui dan dirumuskan dalam satu
addendum.
Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak
merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan-perubahan tersebut,
atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.
(2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik. Berisi :
a. Uraian perubahan yang diajukan
b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.
d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan-pekerjaan Sub Kontraktor yang
terpisah, jika ada.
e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di
bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu
VI -
13
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu
disetujui.
6.1.7.3 Pelaksanaan ''Perintah Perubahan" (Change Order)
(1) Isi masalah dalam “Perintah Perubahan“ berdasarkan pada.
a. Permintaan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Penerimaan Kontraktor yang
disetujui bersama atau;
b. Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan.
(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan “Perintah Perubahan“ tersebut dan menyediakan
satu nomor “Perintah Perubahan”
(3) “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan perubahan dalam
pekerjaan-pekerjaan penambahan maupun penghapusan dengan lampiran revisi
Dokumen kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.
(4) “Perintah Perubahan” tersebut menetapkan dasar pembayaran dan suatu penyesuaian
waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana perlu akan
menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun jumlah yang telah dirundingkan,
diantara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Kontraktor yang perlu rumuskan
dalam satu Addendum.
(5) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan akan menadatangani dan menetapkan tanggal
“perintah perubahan” sebagai atasan bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan
tersebut.
(6) Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal "Perintah Perubahan” untuk
menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.
6.1.7.4 Pelaksanaan Addenda
(1) Isi masalah satu Addenda berdasarkan :
a. Pemintaan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan jawaban Kontraktor.
b. Permohonan Kontraktor untuk Perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Addendum tersebut.
(3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan teknik
maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tarnbahan maupun penghapusan beserta
revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.
VI -
14
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan atau
penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah Kontrak
atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.
(5) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Kontraktor akan menandatangani Addendum
tersebut dan melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.
6.1.8 DOKUMEN REKAMAN PROYEK
6.1.8.1 Umum
(1) Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak dan akan menyelesaikan
rekaman semua perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya
pekerjaan.
(2) Penyerahan-penyerahan
a. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya
rekaman proyek tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan,
atau tanggal lain menurut perintah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Persetujuan Direksi Teknik terhadap dokumen ini diperlukan untuk persetujuan
pembayaran.
b. Kontraktor akan meyerahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan
persetujuannya Dokumen Rekaman Akhir (Final) pada waktu permohonan untuk
Sertifikasi Penyelesaian Utama, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut :
Tanggal
Nomor dan jadwal kegiatan
Nama dan alamat Kontraktor
Nomor dan judul masing-masing dokumen rekanan
Sertifikat bahwa masing-masing dokumen yang diserahkan adalah lengkap dan
akurat
Tanda tangan Kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa.
6.1.8.2 Dokumen Rekaman Kegiatan
(1) Perangkat Dokumen Kegiatan
Dengan memenangkan kontrak, Kontraktor akan mendapatkan seperangkat lengkap
semua Dokumen dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan tanpa beban biaya, yang
berkaitan dengan Kontrak.
Dokumen tersebut akan meliputi :
Persyaratan Umum Kontrak
Gambar Rencana Kontrak
Spesifikasi
VI -
15
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Addenda
Modifikasi-modifikasi lain terhadap Kontrak (jika ada)
Catatan Pengujian Lapangan.
(2) Penyimpan Dokumen
Dokumen proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan dalam satu file dan
rak, dan Kontraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakan dan hilang
sampai pekerjaan selesai serta harus memasukkan data rekaman tersebut kepada
Dokumen Rekaman Akhir (Final)
Dokumen rekaman (pencatatan) tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan
pelaksanaan dan dokumen itu harus dapat diperoleh setiap waktu untuk pemeriksaan
oleh Direksi Teknik.
6.1.9 PEKERJAAN HARIAN
6.1.9.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri darikegiatan kerja tertentu yang semula tidak diketahui lebih dulu
atau tidak disediakan pada Daftar Penawaran, tetapi ternyata selama pelaksanaan
menjadi jelas diperlukan agar pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan memuaskan dan
dapat diukur dengan baik dalam hal biaya-biaya, tenaga kerja, peralatan dan bahan-
bahan.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah “Pekerjaan Harian” dapat termasuk segala
sesuatu yang diperintahkan atau dikuasakan oleh Direksi Teknik dan dapat meliputi
stabilisasi, pengujian (testing), perbaikan dari lapis perkerasan yang ada, konstruksi
lapisan ulang, struktur atau pekerjaan-pekerjaan lainnya.
(2) Penyerahan
Sebelum memesan material untuk “Pekerjaan Harian” Kontrkator harus menyerahkan
kepada Direksi Teknik penawaran-penawaran, untuk diminta persetujuannya, dan
sesudah pemesanan material. Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Teknik
tanda terima atau kwitansi pembayaran lainnya yang diperlukan untuk membuktikan
jumlah yang dibayar.
Pada akhir dari setiap hari kerja. Kontraktor harus menyerahkan suatu catatan tertulis
mengenai banyaknya jam kerja untuk tenaga dan peralatan serta volume semua bahan
yang digunakan atas dasar suatu Pekerjaan Harian dan harus memperoleh tanda tangan
Direksi Teknik pada laporan ini, yang menyatakan bahwa Direksi Teknik telah menyetujui
mengenai item pembayaran dan kuantitas yang diajukan.
VI -
16
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Kontraktor harus menyerahkan setiap claim Pekerjaan Harian sesuai dengan Sub Bab
6.1.9.3 di bawah ini.
6.1.9.2 Bahan-Bahan dan Peralatan
(1) Bahan-Bahan
Semua bahan yang dgunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi
persyaratan mutu dan keandalan yang diberikan pada bab-bab yang terkait pada
Spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang tidak ditetapkan secara terinci dimanapun
pada Spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang tidak ditetapkan secara terinci
dimanapun pada Spesifikasi ini, maka mutu material harus seperti yang diperintahkan
atau disetujui oleh Direksi Teknik.
(2) Peralatan
Peralatan- peralatan yang digunkan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dari Bab-Bab yang terkait pada Spesifikasi ini dan harus disetujui
untuk digunkan oleh Direksi Teknik sebelum pekerjan dimulai.
6.1.9.3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian
(1) Pengesahan Pekerjaan Harian
a. “Pekerjaan Harian” dapat diminta secara tertulis oleh Kontraktor atau
diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh
dimulai, sampai Dieksi Teknik mengeluarkan secara tertulis suatu otorisasi kerja
harian.
b. Otorisasi ini akan menguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan yang diperlukan
dengan lampiran-lampiran gambar atau Dokumen Kontrak yang diperbaiki untuk
menentukan rincian pekerjaan, dan akan menunjukkan cara untuk menentukan
setiap perubahan jumlah besarnya kontrak dan setiap perubahan dalam jangka
waktu kontrak, jika ada.
c. Direksi Teknik akan menandatangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi
Pekerjaan Harian sebagai pemberian wewenang atau izin kepada Kontraktor
untuk melanjutkan pekerjaan.
(2) Pelaksanaan Pekerjaan Harian
Operasi Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini yang menentukan penempatan bahan-bahan,
finishing pekerjaan-pekerjaan, pengujian dan mutu pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan
serta perbaikan setiap pekerjaan yang tidak memuaskan.
VI -
17
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Dalam hal pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar Pekerjaan Harian
yang tidak ditentukan dimanapun pada Spesifikasi ini, maka pekerjaan harus
dilaksankan sebagaimana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(3) Claim (Tagihan) Pekerjaan Harian
a. Pada selesainya Pekerjaan Harian, Kontraktor harus menyerhkan daftar
perhitungan beserta data pendukung untuk mendukung setiap tagihan pekerjaan
harian atas dasar Swakelola, bahan-bahan dan waktu termasuk semua catatan
harian yang disetujui oleh Direksi Teknik ditambah keterangan tambahan seperti:
i. Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja, dan tanggal perintah
tersebut.
ii. Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta daftar tenaga yang
dipekerjakan.
iii. Ringkasan mengenai jam-jam kerja yang digunakan, untuk semua tenaga kerja
pada Pekerjaan Harian.
iv. Ringkasan mengenai jam-jam yang digunakan untuk semua peralatan
Konstruksi pada Pekerjaan Harian.
v. Apabila dapat dipakai, invoice dan tanda terima untuk setiap material, produk
atau jasa-jasa yang digunakan dalam pekerjaan yang disahkan dengan
“Perintah Perubahan”.
b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa tagiahan Pekerjaan Harian
dari Kontraktor sebagai bagian dari permintaan pengajuan Sertifikat Pembayaran
Bulanan sesuai dengan artikel-artikel yang terkait Persyaratan Umum Kontrak
mengenai Sertifikasi (Pengesahan) dan Pembayaran.
6.1.9.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Harian
(1) Pengukuran dan Pembayaran Bahan-Bahan
a. Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan yang
sebenarnya dimasukkan pada Pekerjaan Harian yang dibuktikan dengan tagihan
(invoice) dari leveransir dan lapora-laporan Pekerjaan Harian yang telah disetujui.
b. Untuk material yang digunakan pada Pekerjaan Harian, pembayaran haruslah
sesuai harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk material yang dikirim ke
lapanagan, sebagaimana yang diperkuat dengan surat tagihan dari leveransir
yang mana harganya ditambha 15%. Pembayaran semacam itu harus dianggap
sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan material, termasuk harga-harga
berikut ini:
i. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan
VI -
18
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
ii. Penerimaan di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan,
perlindungan dan penanganan secara umum.
iii. Yang terbuang
iv. Biaya-biaya administrasi dan akuntansi, dan semua biaya overhead lainnya
yang berhubungan
v. Keuntungan
c. Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam Pekerjaan harian harus
dibuat dari jumlah sementara yang dimasukkan untuk item pembayaran “Material
untuk Pekerjaan Harian” yang tercatat pada Daftar Penawaran.
(2) Pengukuran dan Pembayaran Tenaga Kerja
a. Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran di bawah “Pekerjaan Harian” harus
dibuat berdasar jam kerja sebenarnya yang dijamin pada Harga Satuan untuk
macam-macam kategori tenaga kerja yang dimasukkan pada Daftar Penawaran,
yang harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk
biaya-biaya berikut ini
VI -
19
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
KONTRAK NO : __________________________ TANGGAL :
NAMA KONTRAK : __________________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN : MATERIAL
ITEM PEMBAYARAN
URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN
TOTAL HARGA
Rp.
1.9.9
(1)
(2)
(3)
(4)
Material untk pekerjaan harian (yang terdaftar pada Daftar Penawaran)
……………..
……………..
……………..
……………..
SUB TOTAL
Tambahan 15% atas biaya
{Bab 1.9.4 (1)}
Total tagihan untuk
Material
Saya menyatakan bahwa material diatas sudah dikirim ke lapangan dan dimasukkan dalam
Pekerjaan Harian
Ditanda tangani, Disahkan,
Kontraktor Direksi Teknik
Catatan : Tanda terima dan surat tagihan (invoice) terlampir
VI -
20
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
KONTRAK NO : __________________________ TANGGAL :
NAMA KONTRAK : __________________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN : TENAGA KERJA
ITEM PEMBAYARAN
URAIAN NO. JAM BIAYA/ JAM
TOTAL HARGA
Rp.
1.9.2
(1)
(2)
(3)
(4)
Daftar Tenaga Kerja Kontraktor yang dipekerjakan berdasarkan Kontrak
Mandor
Tenaga Kerja Trampil
Tenaga Kerja Tidak Trampil
Tukang
Saya menerangkan bahwa tenaga kerja diatas telah dipekerjakan menurut dasar ”Pekerjaan
Harian”
Ditanda tangani, Disahkan,
Kontraktor Direksi Teknik
VI -
21
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
KONTRAK NO : __________________________ TANGGAL :
NAMA KONTRAK : __________________________
CLAIM PEKERJAAN HARIAN : PERALATAN
ITEM PEMBAYARA
N
URAIAN SATUAN
VOLUME
HARGA SATUA
N
TOTAL HARGA
Rp.
1.9.3
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
DIPINDAHKAN KE DEPAN
PERALATAN UNTUK PEKERJAAN HARIAN
Dump truck 3-4 m3
Flat Bed truck 3-4 ton
Water tanker 3.000 – 4.500 l
Motor grader min 100 HP
Wheel Loader 75 – 100 HP
Tack Loader 75 – 100 HP
Excavator 80 – 140 HP
Crane capacity 10 – 15 ton
Steel wheel roller 6 – 9 ton (unballasted)
Vibratory roller 5–8 ton (tanpa pembebanan)
Vibratory compactor 1.5–3.0 HP
Compressor 4.000 – 6.0000/min
Termasuk pipa-pipa dan perkakas manual untuk semprot udara
Sand-blasting equipment
Pressure-grouting equipment
Internal concrete vibrator
External concrete vibrator
Concrete mixer 0.3 – 0.6 m3
Water pump 70 -100 mm
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
Jam
TOTAL HARGA UNTUK PERALATAN YANG
DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN HARIAN
Saya menerangkan bahwa peralatan diatas telah disediakan oleh Kontraktor untuk digunakan di bawah
Pekerjaan Harian
Ditanda tangani, Disahkan,
Kontraktor Direksi Teknik
VI -
22
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
6.2. DRAINASE
6. 2.1 UMUM
6. 2.1.1 Uraian Pekerjaan Drainase
(1) Pekerjaan drainase jalan yang dimaksudkan di sini akan terdiri dari pembangunan
saluran tepi jalan dan jalan air, gorong-gorong serta sarana drainase lainnya.
(2) Adalah satu persyaratan umum bahwa semua pekerjaan drainase tersebut harus
diselesaikan dan harus sudah berfungsi sebelum pelaksanaan struktur perkerasan dan
bahu jalan.
6.2.1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
(1) Pekerjaan yang dicakup di bawah sub bab 6.2 - Drainase akan meliputi
saluran-saluran, gorong- gorong dan sarana drainase lainnya yang dibangun sesuai
dengan Gambar Rencana dan Perencanaan, garis batas, ketinggian dan
ukuran-ukuran yang ditunjukkannya, dan mematuhi spesifikasi ini.
(2) Saluran akan merupakan saluran tanah terbuka baik dilapisi ataupun tidak dilapisi
dengan pasangan batu atau beton, yang mana yang ditentukan dalam Kontrak.
(3) Gorong-gorong berupa gorong-gorong pipa bertulang atau gorong-gorong pipa tidak
bertulang, ataupun pipa baja bergelombang, yang mana yang ditentukan dalam
Kontrak.
(4) Sarana-sarana drainase lainnya meliputi dinding kepala, dinding sayap, lapis bantaran,
lubang tangkapan, tanggul pemecah aliran, yang dibangun dengan pasangan batu atau
pekerjaan batu dengan siar, beton bertulang, beton tidak bertulang, atau bronjong,
yang mana yang ditentukan dalam Kontrak.
6.2.1.3 Kepatuhan Kepada Perintah/Petunjuk Direksi Teknik
(1) Volume dan mutu bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan ini, dalam segala hal
harus disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum digunakan.
Kualitas kecakapan kerja harus berdasarkan kepada pemeriksaan metoda
pelaksanaan, dan persetujuan Direksi Teknik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah
selesai.
(2) Direksi Teknik dapat, memberikan perintah tambahan untuk jenis saluran atau gorong--
gorong yang khas yang harus dibangun sesuai kontrak.
(3) Dalam hal suatu pekerjaan ditemukan cacat atau tidak sempurna atau menyimpang
dari peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan, Kontraktor harus melakukan suatu
koreksi dan perbaikan-perbaikan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Sebagian atau seluruh biaya yang terjadi untuk memenuhi perintah Direksi Teknik dan
VI -
23
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan harus dipikul oleh
Kontraktor.
6.2.2 REHABILITASI DRAINASE TEPI JALAN
6.2.2.1 Umum
Pekerjaan ini akan mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dan pembuangan
benda-benda dari saluran tepi jalan ataupun dari kanal-kanal yang ada, memotong kembali
dan membentuk ulang saluran tanah yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli,
dan juga perbaikan saluran yang dilapisi dalam hal saluran pasangan batu atau beton.
6.2.2.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan berikut dalam Spesifikasi
ini.
Pasangan batu dengan siar - 6.8.1
Konstruksi Beton - 6.7.1
Timbunan butiran yang dipilih - 6.3.2
Drainase Porous - 6.2.7
Pasangan batu kosong (Rip-Rap) - 6.8.2
Bronjong - 6.8.3
6.2.2.3 Persyaratan Disain Drainase
Saluran tepi jalan harus direhabilitasi dan dipelihara memenuhi potongan melintang dan
standar yang ditunjukkan pada Gambar-gambar Standar atau menurut petunjuk lain oleh
Direksi Teknik untuk mengikuti kondisi setempat.
Persyaratan disain minimum harus memenuhi ketentuan berikut :
Lebar dasar saluran minimum 50 cm
Kedalaman minimum sampai dasar saluran di bawah permukaan
Formasi perkerasan 50 cm
Kelandaian memanjang minimum 1 : 200
6.2.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Saluran Tanah
Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan-bahan yang harus
disingkirkan, harus dibuang dari saluran tanah, termasuk dari saluran yang memotong
bahu jalan dan menyambung kepada lubang tangkapan atau gorong-gorong, dan
disingkirkan dari daerah kerja sehingga Direksi Teknik puas. Saluran tanah harus
dipotong dan dirapihkan mencapai profil yang diperlukan serta ditingkatkan seperlunya,
VI -
24
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
sampai elevasi dan profil akhir yang harus diselesaikan sehingga memuaskan Direksi
Teknik.
(2) Saluran-Saluran Dilapisi
Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus diperbaiki.
Pasangan batu atau beton yang pecah-pecah, rusak atau lepas harus dipotong dan
diganti dengan pasangan batu atau beton yang baru yang dilaksanakan sesuai dengan
Gambar Rencana dan menurut petunjuk Direksi Teknik. Pasangan batu harus
dibangun menurut spesifikasi dalam Sub Bab 6.2.4 Spesifikasi ini dengan dibuatkan
persyaratan untuk penyatuan pekerjaan lama dan pekerjaan baru, Batu-batu dari
pasangan lama hanya dapat dipakai jika ia dibersihkan, membuang semua adukan
yang melekat dan hanya jika disetujui oleh Direksi Teknik.
Rongga di belakang/di bawah pasangan harus diisi dengan urugan butiran terpilih,
dipadatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, lubang pelepasan yang
baru harus dibuatkan seperti dan bilamana diminta oleh Direksi Teknik.
(3) Perbaikan Kerusakan Saluran karena Gerusan
Kerusakan saluran karena gerusan atau erosi harus diperbaiki sebagai berikut :
i. Daerah rusak harus dipotong kernbali sampai tanah dasar yang keras dan
pekerjaan perbaikan yang cocok dengan jenis saluran dilaksanakan menurut
petunjuk umum untuk rehabilitasi di atas.
ii. Bagian-bagian saluran yang tergerus harus direkonstruksi mencapai bentuk dan
profil yang disetujui dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, menggunakan
cara-cara alternatif perbaikan sebagai berikut
Pekerjaan stabilisasi tanah atau pembentukan ulang dengan bahan- bahan
berbutir.
Pelapisan baru untuk saluran tersebut.
Perbaikan dengan pasangan batu kosong atau bronjong,
Pekerjaan cetakan, penunjang dan kayu harus disediakan menurut kebutuhan dan
semua tanah-tanah serta bahan-bahan lain yang lebih harus dibuang dari tempat
tersebut.
6.2.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Rehabilitasi drainase tepi jalan harus diukur dalam meter panjang saluran tanah yang
dibersihkan dan direhabilitasi yang disetujui oleh Direksi Teknik.
(2) Rehabilitasi saluran yang dilapisi harus diukur dalam meter panjang saluran dilapisi,
dibersihkan, diperbaiki dan direhabilitasi sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
VI -
25
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Semua pengukuran harus dilakukan di sepanjang sumbu saluran dan harus disediakan
untuk seluruh pekerjaan yang dilakukan bagi rehabilitasi kedua sisi saluran. Tidak
disediakan secara terpisah untuk setiap galian atau urugan yang dilaksanakan,
pekerjaan-pekerjaan ini akan dimasukkan dalam item pembayaran untuk rehabilitasi
atau ke dalam pekerjaan tambahan yang dicatat dalam item (3) di bawah.
(3) Pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan saluran karena
gerusan atau erosi akan diukur dan dibayar di bawah bab lain Spesifikasi ini.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dibatasi hanya sampai item berikut, dan dalam
kecocokan yang benar dengan perintah Direksi Teknik dan akan mencakup semua
galian dan urugan tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga
memuaskan Direksi Teknik.
Pekerjaan stabilisasi tanah - item pembayaran 6.3.4
Bahan filter - item pembayaran 6.2.7.5 (2)
Pasangan batu kosong (Rip-Rap) - item pembayaran 6.8.2.1
Bronjong - item pembayaran 6.8.3.1
6.2.2.6 Dasar Pembayaran
Volume-volume seperti yang diberikan di atas, akan dibayar pada harga-harga kontrak
per satuan pengukuran untuk item-item pembayaran yang tercantum di bawah,
Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh untuk
pelaksanaan semua pekerjaan termasuk pembersihan. pembuangan, pembentukan
kembali saluran dan kanal-kanal sampai elevasi, garis dan profil yang disetujui, beserta
pemotongan dan perbaikan lapisan, pasangan-pasangan dan timbunan rongga-rongga
saluran, berikut penyediaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan rehabilitasi.
Nomor Item Pembayaran
U r a i a n Satuan Pengukuran
6.2.2.4 (1)
6.2.2.4 (2)
Rehabilitas saluran tanah
Rehabilitasi saluran dilapisi
Meter panjang
Meter panjang
6.2.3 SALURAN TANAH BARU, TERBUKA
6.2.3.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan saluran tanah baru yang mencapai garis tingkat
dan profil seperti yang ditunjukkan pada gambar atau di lapangan.
VI -
26
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Pekerjaan tersebut juga meliputi setiap permindahan lokasi atau menjaga selokan atau
saluran irigasi yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan kontrak,
memasang gebalan rumput pada dasar saluran untuk mengurangi kecepatan air dan
memperkecil erosi.
(2) Toleransi Ukuran
a. Alignement saluran yang jadi dan profil potongan melintang tidak boleh berbeda
dari yang ditentukan atau disetujui lebih dari 5 cm pada setiap titik.
b. Ketinggian terakhir pada dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm pada
setiap titik, dan dasar saluran tersebut harus cukup halus serta rata untuk
menjamin aliran air yang bebas tanpa terjadi empangan pada waktu aliran lambat.
6.2.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
Lokasi, panjang, arah dan kemiringan yang diperlukan dari saluran yang harus digali,
beserta dengan semua lubang tangkapan dan kuala yang bersangkutan, harus dipatok
di lapangan oleh kontraktor, sesuai dengan gambar-gambar kontrak serta
petunjuk-petunjuk lainnya yang diberikan oleh Direksi Teknik.
(2) Galian Saluran
a. Galian untuk saluran, termasuk pembentukan, peningkatan dan perapihan tebing
samping harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar kontrak atau seperti
petunjuk yang lain yang diberikan oleh Direksi Teknik di lapangan.
b. Semua bahan-bahan dari galian harus dipindahkan dari lapangan ke tempat
pembuangan yang disetujui oleh Direksi Teknik. Garis dan profil akhir saluran harus
diselesaikan sampai disetujui oleh Direksi Teknik serta setiap penyesuaian atau
setiap perbaikan pekerjaan untuk membetulkan kerusakan-kerusakan atau
penyimpangan-penyimpangan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah Direksi
Teknik.
(3) Jalan Air yang Ada
a. Kali kecil atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu
tanpa mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.
b. Bahan-bahan yang mengendap di dalam kali atau daerah kanal sebagai hasil dari
pekerjaan-pekerjaan drainase harus disingkirkan bila pekerjaan tersebut telah
diselesaikan atau pada waktu seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.
c. Bila jalan air yang ada harus dipindahkan dikarenakan pelaksanaan pekerjaan
dalam kontrak, alignement baru jalan air tersebut harus terpelihara kemiringan
dasar dan profil yang ada, terkecuali dimintakan lain oleh Direksi Teknik.
VI -
27
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
6.2.3.3 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Galian saluran tanah harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume tanah yang sebenarnya disingkirkan dan diakui oleh Direksi Teknik, yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan drainase.
(2) Kelebihan galian dari yang ditunjukkan dalam gambar atau dan yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik, tidak boleh diukur atau dibayar.
(3) Bila ditemukan/digali batu-batu (seperti dinyatakan dalam Sub Bab 6.3.1.1 (2)), batu
tersebut harus diukur dan dibayar sebagai Galian Batu di bawah item pembayaran
3.1.2 Spesifikasi ini.
6.2.3.4 Dasar Pembayaran
Volume-volume yang diberikan seperti di atas akan dibayar atas dasar Harga Kontrak per
satuan Pengukuran bagi item pembayaran yang tercantum di bawah.
Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua
pekerjaan-pekerjaan kontrak termasuk pembersihan, galian, pembentukan kembali dan
penyelesaian saluran tanah serta kanal-kanal mencapai tingkat, garis dan profil akhir.
Nomor Item
PembayaranU r a i a n Satuan Pengukuran
6.2.3.1 Galian Saluran Tanah dan Kanal Meter kubik
6.2.4 SALURAN DILAPISI
6.2.4.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari membangun saluran baru atau rekonstruksi saluran yang ada
dan memberikan satu lapisan pasangan batu sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan.
Pekerjaan tersebut juga termasuk setiap pemindahan atau penjagaan aliran air, kanal
irigasi atau jalan air yang ada, yang terganggu selama pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan kontrak.
(2) Toleransi Ukuran
a. Ketinggian final dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang
ditentukan pada setiap titik dan harus cukup halus serta bentuknya rata untuk
menjamin aliran air yang bebas
VI -
28
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
b. Alignement aliran dan profil potongan melintang akhir (final) tidak boleh berbeda
lebih dari 5 cm dari yang ditentukan pada setiap titik.
c. Permukaan masing-masing batu muka pasangan batu pelapisan tidak boleh
berbeda lebih dari 3 cm dari permukaan normal.
d. Ketebalan pasangan batu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar standar
dan tidak boleh kurang dari 20 cm, terkecuali dinyatakan lain secara terlulis.
(3) Penjadwalan Pekerjaan
Selokan mula-mula harus dibentuk lebih kecil dari penampang melintang yang
direncanakan. Pembentukan akhir untuk persiapan pembuatan lapisan serta perbaikan
kerusakan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah
tempat-tempat sambungan dan elevasinya sudah disiapkan.
(4) Contoh-contoh Bahan
Contoh-contoh bahan yang digunakan. termasuk semen, pasir dan batu untuk
pekerjaan pasangan batu, harus diperiksa dan disetujui Direksi Teknik sebelum
pekerjaan dimulai.
(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan
Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat
dikarenakan jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi
Persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh Kontraktor sampai memuaskan Direksi
Teknik tanpa ada biaya tambahan.
6.2.4.2 Bahan-Bahan
(1) Urugan Kembali dengan Bahan Terpilih untuk Pelapisan Saluran
Urugan kembali yang digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian di bawah
pelapisan pasangan batu harus dari pasir, kerikil berpasir atau bahan berbutir
bergradasi baik yang disetujui lainnya dengan ukuran batu maksimum 20 mm.
(2) Bahan Filter
Bahan-bahan untuk membuat lapisan dasar menyerap air, kantong-kantong filter
ataupun lubang pelepasan pada pelapisan pekerjaan batu yang disetujui harus keras,
awet, bahan berbutir yang memenuhi persyaratan gradasi.
(3) Pasangan Batu dengan Siar
a. Batu
Batu tersebut harus batu lapangan dengan permukaan kasar atau batu sumber
(quarry) kasar yang keras dalam kondisi baik, awet dan mutunya padat, tahan
VI -
29
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
terhadap daya perusakan air, serta sepenuhnya cocok digunakan sebagai
pasangan batu, semuanya seperti ditentukan pada Bab 6.8.1 Spesifikasi ini untuk
pasangan batu dengan siar.
b. Adonan (Mor-tar)
Adonan terdiri dari semen portland (P.C.) dicampur dengan agregat halus atau pasir
kasar dalam satu perbandingan 1 semen dan 3 agregat pasir, terkecuali ditentukan
lain oleh Direksi Teknik.
c. Kelas Beton K 125
Bila diperlukan beton yang digunakan untuk dasar dari batu harus dari kelas K125
yang sesuai dengan Spesifikasi sub bab 6.7.1 Spesifikasi ini.
6.2.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
Lokasi, panjang, garis batas dan kemiringan yang diperlukan dan semua
saluran-saluran yang harus digali dan dilapisi, bersama-sama dengan semua lubang
tangkapan dan kuala yang berkaitan, harus dipatok di lapangan oleh Kontraktor sesuai
dengan rincian pelaksanaan yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, serta harus diperiksa dan mendapat
persetujuan Direksi Teknik sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
(2) Pelaksanaan Pelapisan Pasangan Batu dengan Siar
a. Persiapan Pondasi
i. Ketinggian permukaan pondasi untuk saluran harus dipasang dan digali sampai
kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik di lapangan untuk menjamin bahwa satu permukaan yang
baik dan memadai dapat diperoleh.
ii. Bila diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik bahan lantai kerja yang disetujui
harus diletakkan dan dipadatkan di tempatnya.
iii. Kecuali ditentukan lain atau ditunjukkan pada Gambar Rencana, dasar pondasi
untuk pelapisan pekerjaan batu harus normal (tegak lurus) atau dipotong
bertangga tegak lurus kepada permukaan dinding.
iv. Bila ditunjukkan pada Gambar Rencana, atau diminta lain oleh Direksi Teknik,
satu pondasi atau alas pondasi dari beton akan diperlukan.
b. Pemasangan dan Penyelesian Akhir Pekerjaan Batu dengan Siar.
Setelah disetujui penyiapan pekerjaan pondasi, pelapisan pasangan batu dengan
siar akan dibangun sebagaimana ditentukan dalam Sub Bab 6.8.1 Spesifikasi ini.
c. Pemasangan Urugan
VI -
30
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
i. Urugan kembali dengan bahan terpilih sebagaimana ditentukan harus dipasang
dan dipadatkan dalam lapisan yang merata di bawah pasangan batu atau
dimana saja sebagaimana diperintahkan oleh dan mendapat persetujuan Direksi
Teknik.
ii. Bahan alas filter sebagaimana ditentukan harus dipasang dan dipadatkan dalam
lapisan, tidak melebihi 15 cm tebalnya dan sesuai dengan gambar rencana atau
menurut perintah Direksi Teknik.
(3) Penyiapan Jalan Air Yang Ada
a. Aliran atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa
mendapat persetujuan dari Direksi Teknik
b. Jika suatu galian dalam dasar aliran diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
yang baik, Kontraktor pada selesainya pekerjaan drainase harus mengurug
kembali dan memperbaiki galian tersebut.
c. Bahan-bahan yang mengendap dalam daerah aliran tersebut dan pondasi atau
galian-galian lainnya harus disingkirkan sepenuhnya pada penyelesaian
pembangunan.
(4) Relokasi Jalan Air
Bila stabilisasi tanggul atau pekerjaan-pekerjaan permanen lainnya diperlukan untuk
kontrak tersebut menyebabkan penyumbatan yang tidak dapat dihindarkan atau secara
sebagian menyumbat suatu jalan air yang ada, maka jalan air tersebut harus direlokasi
(dipindahkan) untuk menjamin aliran tidak terhalangi lewat pekerjaan tersebut pada
semua tingkatan aliran yang biasa. Relokasi jalan air tersebut akan memelihara
kemiringan dasar kanal yang ada dan harus diarahkan sedemikian sehingga tidak
terjadi gerusan terhadap pekerjaan itu atau terhadap hak milik di sekitarnya.
6.2.4.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran
Tidak ada persyaratan yang dibuat untuk pengukuran dan pembayaran saluran dilapisi di
bawah bab ini. Akan tetapi pekerjaan konstruksi untuk saluran dilapisi harus diukur dan
dibayar di bawah item pembayaran dan spesifikasi-spesifikasi yang terpisah berikut ini.
(1) Galian untuk pembangunan saluran baru dilapisi atau rekonstruksi saluran yang ada,
harus diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai Galian Drainase di bawah item
pembayaran 6.2.3.1 spesifikasi ini.
(2) Pelapisan pasangan batu untuk saluran-saluran harus diukur dalam meter kubik dan
dibayar sebagai pasangan batu dengan siar di bawah item pembayaran 6.8.1 spesifikasi
ini.
VI -
31
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(3) Bahan-bahan urugan kembali yang porous atau bahan dasar filter harus diukur dalarn
meter kubik dan dibayar sebagai bahan drainase porous di bawah item pembayaran
6.2.7.1 spesifikasi ini.
(4) Beton dalam pondasi atau penopang pondasi harus diukur dalam meter kubik dan
dibayar sebagai beton tidak bertulang di bawah item pembayaran 6.7.1.2 spesifikasi ini.
6.2.5 GORONG-GORONG PIPA BETON
6.2.5.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan
baru gorong-gorong pipa beton bertulang atau tanpa tulang, termasuk tembok kepala,
bangunan inlet (masuk) dan outlet (pelepasan) serta pekerjaan-pekerjaan pelindung
yang berkaitan dengan gerusan, semuanya sesuai dengan Gambar Rencana dan
spesifikasi ini dan lokasinya ditunjukkan oleh Direksi Teknik.
(2) Pengaturan (pematokan) di lapangan dan lokasi pekerjaan
a. Gorong-gorong baru yang ditempatkan dilapangan ditunjukkan pada gambar-
gambar kontrak. Lokasi dan ketinggian final akan diputuskan oleh Direksi Teknik di
lapangan dan kontraktor harus melakukan suatu pekerjaan survai tambahan
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik, untuk menentukan persyaratan gorong-
gorong mengenai ketinggian dan garis batas.
b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pekerjaan yang ditunjukkan dalam dokumen kontrak dan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik, termasuk suatu pekerjaan perbaikan tambahan
yang mungkin ditemukan dilapangan selama pekerjaan rehabilitasi drainase.
(3) Penjadwalan Pekerjaan
a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum dimulai diberikan
persetujuan oleh Direksi Teknik mengenai lingkup pekerjaan.
b. Tidak ada pekerjaan perkerasan atau bahu jalan akan dilaksanakan sampai
seluruh pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek tersebut telah diselesaikan.
(4) Contoh-Contoh Bahan
a. Contoh-contoh bahan yang digunakan, termasuk agrerat beton, pasir beton,
penulangan beton, cetakan pipa beton, harus diperiksa dan mendapat persetujuan
dari Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.
b. Contoh pipa beton bertulang harus diserahkan untuk pemeriksaan dan pengujian
sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik dan harus diterima sampai memuaskan
sebelum digunakan dilapangan.
VI -
32
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
6.2.5.2 Bahan-Bahan
(1) Beton
Beton yang digunakan setiap pekerjaan struktural yang diuraikan dalam bagian ini
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Sub Bab 6.7.1 spesifikasi ini
untuk kelas-kelas beton berikut:
Kelas K225 : Struktur dan pipa gorong-gorong beton bertulang
Kelas 175 : Pelat pondasi dan dinding-dinding
Kelas 125 : Pondasi beton massa dan pembungkus pipa gorong-gorong
(2) Baja Tulangan untuk Beton
Semua baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam Sub Bab 6.7.2 spesifikasi ini.
(3) Pipa Beton
a. Semua pipa-pipa beton harus pracetak dan didapat dari satu pabrik yang disetujui,
terkecuali dipernitahkan lain oleh Direksi Teknik untuk pencetakan di lapangan
b. Pipa beton bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO
No.M170 dan disesuiakan dengan gambar-gambar standar.
c. Pipa-pipa bton tak bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO
No.M86 (Tabel 1A) dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar. Pipa beton
tak bertulang harus dibatasi sampai satu diameter dalam maksimum 80 cm.
d. Atas dasar persetujuan Direksi Teknik, Kontraktor dapat mencetak pipa beton
tidak bertulang di lapangan, yang konstruksinya harus sepenuhnya sesuai dengan
spesifikasi ini serta dengan cetakan pipa dari baja yang harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan.
(4) Pasangan Batu
Bahan-bahan pasangan batu yang digunakan untuk dinding dan kepala gorong-gorong
serta struktur tumpuan beban harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan
batu, Sub Bab 6.7.4 spesifikasai ini.
Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum digunakan di
lapangan.
(5) Bahan Alas (Dasar)
Bahan-bahan berbutir untuk alas atau untuk mengurug kembali gorong-gorong pipa
dan struktur lainnya terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan
Sub Bab 6.2.7 spesifikasi ini.
VI -
33
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(6) Urugan Kembali
Bahan timbunan yang digunakan untuk mengurug kembali sekeliling pipa dan di
belakang dinding kepala harus memenuhi persyaratan Sub Bab 6.3.2 “Urugan” dari
spesifikasi ini.
6.2.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Galian dan penyiapan parit-parit serta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan
dinding kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Sub Bab
6.3.1 “Galian, dan persyaratan-persyaratan selanjutnya yang diberikan dalam
spesifikasi ini.
b. Bahan-bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai
dengan persyaratan sub bab 6.2,7.
(2) Pemasangan Pipa Gorong-Gorong
a. Pipa Gorong-gorong tersebut harus diletakkan secara hati-hati, dengan ujung alur
dibagian yang tinggi dan ujung lidah sepenuhnya masuk ke dalam alur yang
bersangkutan dan tepat dengan garis dan kemiringan yang diperlukan.
b. Sebelum pipa bagian berikutnya diletakkan, separuh bagian bawah lidah masing-
masing bagian berikutnya harus diplester dipermukaan bagian dalam dengan
adukan semen dangan ketebalan yang cukup untuk menyatukan permukaan
dalam pipa yang berbatasan tepat dan rata. Padasaat yang sama separuh bagian
atas lidah dari pipa berikutnya harus diplester sama dengan adukan.
c. Setelah pipa tersebut diletakkan, sambungan yang masih tersisa harus diisi
dengan adukan dan adukan tambahan yang cukup harus digunakan sehingga
rongga sekelilingnya terisi penuh. Bagian dalam sambungan harus disapu dan
diselesaikan halus. Adukan pada bagian luar harus tetap basah selama dua hari
sampai Direksi Teknik mengijinkan pelaksanaan urugan kembali.
(3) Pengurugan dan Pemadatan
a. Pengurugan kembali dan pemadatan di sekeliling dan di atas gorong-gorong harus
dilaksanakan sebagaimana ditentukan secara rinci dalam Sub Bab 6.3.2 “Urugan”
menggunakan bahan-bahan terpilih yang disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan-
bahan tersebut harus terdiri dari tanah atau krikil, bebas dari gumpala lempung dan
benda tumbuh-tumbuhan serta berisi batu-batu yang tidak tertahan pada saringan
25 mm.
b. Urugan tersebut diberikan dengan ketebalan minimum 0,30 m di atas puncak pipa
dan satu jarak minimum satu setengah diameter dari sumbu pipa pada kedua sisi
VI -
34
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
kecuali dalam parit. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin bahwa
urugan kembali di bawah pinggang pipa dipadatkan dengan baik.
c. Alat pemadatan tanah yang berat tidak boleh beroperasi lebih dekat dari 1,50 meter
kepada gorong-gorong, sampai gorong-gorong tersebut telah selesai ditutup setebal
paling sedikit 60 cm di atas puncak pipa.
Alat pemadatan ringan boleh dioperasikan di dalam batas-batas di atas, asalakan
urugan kembali tersebut telah dipasang dan dipadatkan dan memberikan penutup
minimum 30 cm diatas puncak pipa. Walaupun demikian, kontraktor harus
bertanggung jawab untuk memperbaiki setiap kerusakan akibat dari operasi
tersebut.
(4) Beton Pembungkus Pipa
Pipa-pipa harus dibungkus dengan beton yang sesuai dengan rincian yang ditunjukkan
pada gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik jika ketebalan
penutup yang harus dipasang lebih besar dari ketebalan maksimum atau kurang dari
ketebalan minimum yang ditunjukkan pada gambar atau dalam spesifikasi pabrik pipa
untuk ukuran dan kelas pipa yang khusus.
(5) Dinding Kepala Gorong-Gorong dan Bangunan Pelengkap
Kecuali secara lain ditunjukkan pada gambar, bangunan lapis lindung peimpah dan
bangunan pelindung gerusan yang berkaitan dengan bangunan gorong-gorong yang
tidak diperlukan untuk memikul beban struktural yang berat, harus dibangun dengan
pasangan batu dengan siar (Sub Bab 6.8.1).
Kepala gorong-gorong dan dinding sayap harus dibangun menggunakan pasangan
batu plesteran (lihat Sub Bab 6.7.4).
(6) Memperpanjang Gorong-gorong yang Ada
Bila perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan pemindahan dinding kepala,
dinding sayap atau bangunan-bangunan lama lainnya yang berkaitan, bagian-bagian
tersebut harus dibongkar dengan hati-hati dengan satu cara untuk menghindari
kerusakan-kerusakan pipa atau elemen-elemen struktural yang harus tinggal. Jika
terjadi kerusakan pada gorong-gorong yang direncanakan untuk tetap ada, bagian-
bagian yang rusak hars diganti atas beban biaya Kontraktor.
6.2.5.4 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Volume-volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa beton,
berupa jumlah meter panjang gorong-gorong pipa baru yang dipasang atau
diperpanjang, diukur dari ujung ke ujung pipa
VI -
35
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(2) Dinding kepala dan dinding sayap serta struktur lainnya yang berkaitan yang dibangun
dengan pasangan batu atau beton akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik
pekerjaan yang selesai dan diterima sesuai dengan item-item pembayaran secara
terpisah yang dimasukkan dalam spesifikasi ini.
(3) Penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan di bawah item pembayaran
terpisah nomor 6.3.1.2. akan tetapi tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran
akan dibuat untuk setiap galian lain atau pekerjaan urugan lain. Biaya pekerjaan
tersebut harus dianggap sebagai sudah termasuk dalam pelaksanaan pekerjaan
gorong-gorong pipa beton dan harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran untuk
gorong-gorong dan untuk berbagai bahan-bahan pembangunan yang digunakan.
(4) Penyediaan untuk bahan alas berbutir terpilih atau bahan filter harus dibuat dibawah
item pembayaran yang terpisah nomor 6.2.7.5 (1)
6.2.5.6 Dasar Pembayaran
Volume gorong-gorong pipa yang akan diukur sebagaimana diberikan diatas, akan dibayar
pada Harga Kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan bagi masing-masing item
pembayaran yang tercantum di bawah ini dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.
Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh bagi pengadaan dan
pemasangan semua bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan,
pemadatan, pekerjaan acuan, urugan kembali, lubang pelepasan dan semua biaya-biaya
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan dalam
Spesifikasi ini.
Nomor Item Pembayaran
U R A I A N Satuan Pengukuran
6.2.5.1 GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG
(1) Diameter dalam, 60 cm
(2) Diameter dalam, 80 cm
(3) Diameter dalam, 100 cm
(4) Diameter dalam, 120 cm
Meter panjang
Meter panjang
Meter panjang
Meter panjang
6.2.5.2 GORONG-GORONG PIPA BETON TANPA TULANG
(1) Diameter dalam, 60 cm
(2) Diameter dalam, 80 cm
Meter panjang
Meter panjang
6.2.6 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG
6.2.6.1 Umum
(1) Uraian
VI -
36
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan
baru pipa baja bergelombang termasuk pembuatan bangunan dinding kepala,
bangunan inlet dan outlet dan pekerjaan-pekerjaan perlindungan gerusan yang
bersangkutan, semuanya sesuai dengan gambar-gambar dan pada lokasi yang
ditunjukkan oleh Direksi Teknik.
(2) Pematokan dan Pengukuran di lapangan serta Lokasi Pekerjaan
a. Gorong-gorong baru harus ditempatkan dilapangan yang ditunjukkan pada
gambar-gamabar kontrak. Lokasi dan permukaan akhir akan diputuskan oleh
Direksi Teknik di lapangan dan Kontraktor harus melaksanakan suatu pekerjaan
survai tambahan sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik, untuk menentukan
persyaratan gorong-gorong terhadap garis batas dan permukaannya.
b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong dari pipa baja bergelombang harus
dilaksanakan sesuai dengan jadwal (schedule) pekerjaan yang ditunjukkan dalam
gambar kontrak dan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, termasuk
setiap pekerjaan perbaikan tambahan yang mungkin ditemukan dilapangan
selama pekerjaan rehabilitasi drainase.
(3) Penjadwalan Pekerjaan
a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum dimulai mendapat
persetujuan Direksi Teknik mengenai ruang lingkup pekerjaan.
b. Tidak ada pekerjaan perkerasan dan bahu jalan yang boleh dilaksanakan sebelum
semua pekerjaan gorong-gorong untuk bagian kegiatan tersebut telah
diselesaikan.
(4) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan
Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat-cacat karena
jeleknya penangan atau gagalnya Kontraktor mematuhi persyaratan spesifikasi, harus
dibetulkan dengan perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor, sampai
memeuaskan Direksi Teknik.
6.2.6.2 Bahan-Bahan
(1) Pipa Baja Bergelombang
Pipa baja bergelombang dan sabuk penyambung (coupling bands) yang berkaitan
serta bahan-bahan penyambungan, harus berupa besi atau baja bergelombang yang
dilapisi seng dan memenuhi Spesifikasi AASHTO No. M36.
(2) Pasangan Batu
VI -
37
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding kepala pasangan batu beserta struktur
yang berkaitan harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu, Sub Bab
6.7.4 spesifikasai ini.
Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum digunakan di
lapangan.
(3) Bahan Alas (Dasar)
Bahan-bahan berbutir untuk alas atau untuk mengurug kembali gorong-gorong pipa
dan struktur lainnya terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan
Sub Bab 6.2.7 spesifikasi ini.
(4) Bahan timbunan yang digunakan untuk urugan kembali di sekeliling pipa-pipa dan di
belakang dinding kepala harus memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi Sub
Bab. 6.3.2 “Urugan”
6.2.6.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Galian dan penyiapan parit beserta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding
kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Sub Bab 6.3.1
“Galian, dan persyaratan lebih lanjut yang diberikan dalam spesifikasi ini.
b. Bahan-bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai
dengan persyaratan Sub bab 6.2,7. Dengan menyediakan suatu pondasi yang
keras dan rata untuk pipa baja.
c. Setiap batu bongkahan atau batu brangkal yang ditemukan dalam mempersiapkan
pondasi untuk pipa baja, harus dipotong dan dibuang sampai kedalam 20 cm, dan
tanah dasar tersebut diurug kembali serta dipadatkan mencapai ketinggian yang
benar, dengan bahan-bahan urugan yang cocok.
d. Pada umumnya garis batas galian untuk gorong-gorong pipa baja harus diperiksa
terhadap daerah keras dan daerah lunak serta pondasi dibuat serata mungkin
beserta daerah-daerah lunak diganti dengan bahan-bahan yang cocok. Dimana
dimintakan demikian dalam Gambar rencana dan Daftar Penawaran atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan, bahan alas (dasar)
berbutir harus ditempatkan (dipasang) sampai kedalamam 15-30 cm yang
diperlukan untuk mendukung satu pondasi yang mantap sesuai dengan
persyaratan Sub Bab. 6.2.7.
(2) Pemasangan Gorong-Gorong Pipa Baja Bergelombang
VI -
38
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
a. Pipa baja bergelombang dapat dirakit sebelumnya menjadi bagian-bagian di
lapangan kerja atau dirakit di dalam parit yang sudah disiapkan.
b. Pipa baja bergelombang yang dirakit sebelumnya menjadi bagian-bagian, harus
diturunkan ke dalam lubang (tempat) di atas pondasi yang telah disiapkan
menggunakan tali sling. Bagian-bagian pipa rakitan tidak boleh berlebihan
panjangnya sehingga akan terjadi pembungkukan (lendutan) sambungan-
sambungan ketika penurunan ke tempatnya, dan harus diberikan perhatian untuk
menghindari kerusakan di ujung (dengan penjatuhan) selama pengangkutan atau
pemasangan.
c. Semua pipa baja bergelombang yang dirakit, harus dibaut secara teliti, dengan
sabuk penyambungan dipasang secara benar untuk menghindari tegangan yang
berlebihan.
(3) Pengurugan dan Pemadatan
Pengurugan kembali dan pemadatan di sekeliling dan di atas gorong-gorong harus
dilaksanakan sebagaimana secara umum diuraikan pada Sub Bab 6.3.2 “Urugan” dan
secara khusus sesuai dengan persyaratan Sub Bab 6.2.5.3 (3). Harus diberikan
perhatian untuk menjamin bahwa bahan urugan ditempatkan dan dipadatkan dalam
lapisan yang merata tidak melebihi tebal 15 cm secara bergantian bagi kedua sisi pipa
untuk menjaga permukaan pemadatan dan penunjangan yang sama masing-masing
sisi.
(4) Bagian Ujung dan Dinding Kepala Gorong-Gorong Baja
a. Perlakuan bagi ujung gorong-gorong pipa baja harus sesuai dengan persyartan
Direksi Teknik dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran. Bentuk alternatif
penyesuaian akan meliputi:
Pra Pabrikasi bagian ujung baja dengan atau tanpa pasangan batu kosong (rip-
rap) dengan adukan atau bronjong.
Dinding kepala pasangan batu
b. Bagian ujung baja harus diletakkan di atas bahan alas (dasar) yang dipadatkan
dengan baik dan menyatu kepada ujung-ujung gorong-gorong pipa baja oleh
sambungan yang dibaut yang sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
c. Jika diperlukan dengan pasangan batu kosong atau bronjong, mereka harus
diletakkan pada tebing sesuai dengan persyaratan Sub Bab 6.8.1 untuk
memeberkan perlindungan terhadap erosi dan menunjang bagian ujung tersebut.
d. Dinding kepala pasangan batu harus dibangun sesuai dengan persyaratan Sub
Bab 6.7.4 untuk ujung inlet dan outlet pipa gorong-gorong sesuai tempat dan
ketinggian yang diminta oleh Direksi Teknik.
6.2.6.4 Cara Pengukuran Pekerjaan VI -
39
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(1) Volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa baja
bergelombang harus berupa jumlah meter panjang struktur pipa baru atau yang
diperpanjang yang dipasang, diukur dari permukaan dinding kepala bagian luar atau
dari ujung ke ujung (tidak termasuk bagian akhir) pipa gorong-gorong yang tidak
dilengkapi dengan dinding kepala.
(2) Bilaman dilengkapi dengan bagian ujung (akhir), hal ini harus diukur dengan jumlah
bagian individual (tersendiri).
(3) Dinding kepala dan dinding sayap serta struktur lainnya yang bersangkutan yang
dibangun dengan pasangan batu atau beton harus diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik pekerjaan yang telah selesai dan diterima, sesuai dengan item-item
pembayaran terpisah yang dimasukkan dalam spesifikasi ini.
(4) Pasangan batu kosong dengan siar dan bronjong harus diukur untuk pembayaran
dalam meter kubik yang selesai dan dipasang, sesuai dengan item pembayaran
terpisah nomor 6.8.2.2 dan 6.8.3.1 Spesifikasi ini.
(5) Pengukuran dan penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan di bawah item
pembayaran nomor 6.3.1.2. akan tetapi tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang
terpisah yang dibuat untuk setiap pekerjaan galian lainnya atau urugan lainnya. Biaya
untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dianggap sebagai incidental (sudah
termasuk) dalam pelaksanaan pekerjaan gorong-gorong pipa dan akan dimasukkan
dalam penawaran harga untuk gorong-gorong pipa baja bergelombang dan untuk
berbagai bahan bangunan yang digunakan.
(6) Penyediaan untuk bahan berbutir pilihan atau bahan filter akan dibuat di bawah item
pembayaran terpisah nomor 6.2.7.1.
6.2.6.5 Dasar Pembayaran
Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagimana diberikan diatas, akan dibayar pada
Harga Kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan untuk masing-masing item
pembayaran yang dicantumkan di bawah ini dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.
Harga-harga dan pembayaran ini akan berupa kompensasi penuh untuk pengadaan dan
pemasangan semua bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan,
pemadatan, pekerjaan acuan, pengurugan kembali, lubang-lubang pelepasan dan semua
biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan
dalam Spesifikasi ini.
Nomor Item Pembayaran
U R A I A NSatuan
Pengukuran6.2.6.1 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG
(1) Diameter nominal, 60 cm Meter panjang
VI -
40
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(2) Diameter nominal, 80 cm
(3) Diameter nominal, 100 cm
(4) Diameter nominal, 120 cm
(5) Diameter nominal, 140 cm
Meter panjang
Meter panjang
Meter panjang
Meter panjang
6.2.6.2 BAGIAN UJUNG BAJA BERGELOMBANG
(1) Diameter nominal, 60 cm
(2) Diameter nominal, 80 cm
(3) Diameter nominal, 100 cm
(4) Diameter nominal, 120 cm
(1) Diameter nominal, 140 cm
Meter panjang
Meter panjang
Meter panjang
Meter panjang
Meter panjang
Catatan : Diameter nominal berdasarkan Standar Pabrik Pembuat
6.2.7 DRAINASE POROUS
6.2.7.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari memperoleh, mengangkut, menempatkan dan memadatkan
bahan-bahan urugan berbutir yang porous yang diperlukan untuk lapisan alas (dasar)
pipa gorong-gorong, saluran beton, beton porous dan saluran di bawah permukaan
atau untuk mencegah penghanyutan atau penggerusan bagian halus tanah oleh
rembesan air tanah. Pekerjaan tersebut juga meliputi pengadaann dan pemasangan
pipa-pipa porous, saluran ubin dan anyaman filter tanah (geotekstil) jika diperlukan
demikian.
b. Bahan-bahan ini harus digunakan untuk maksud drainase yang penempatannya pada
bagian belakang dinding kepala jembatan, dinding sayap, dinding penahan tanah,
dinding rip-rap dan dinding bronjong serta dalam konstruksi perkerasan saluran
bawah tanah, saluran pasangan beton, gorong-gorong, selimut pasir dan drainase
vertikal untuk tujuan stabilisasi, filter ujung kaki talud dan pekerjaan sejenis lainnya,
yang sesuai dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
(2) Toleransi Ukuran
a. Profil akhir untuk drainase porous urugan berbutir tidak boleh berbeda dengan profil
yang ditentukan atau profil yang disetujui lebih dari 2 cm.
b. Kemiringan dan permukaan akhir untuk pipa dan bahan dasar saluran beton tidak
boleh berbeda dengan yang ditentukan lebih dari 1 cm.
c. Permukaan pondasi untuk urugan porous yang digunakan dalam selimut drainase
harus rata dan teratur dengan satu kemiringan merata minimum 1 dalam 200.
VI -
41
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
d. Kemiringan minimum dalam saluran yang dibangun dengan pipa porous harus
1:600.
(3) Penjadwalan Pekerjaan
a. Bahan butiran drainase porous yang bersih harus dipasang segera sebelum
penempatan bahan-bahan lapis ulang (overlay).
b. Bahan-bahan butiran drainase porous untuk drainase pasir tegak harus ditempatkan
dan dibentuk setelah lapisan-lapisan tanggl horizontal diletakkan (dipasang).
(4) Contoh-Contoh
a. Contoh-contoh bahan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi
Teknik sebelum pekerjaan dimulai.
b. Contoh-contoh pipa porous dan anyaman filter (geotekstil) harus disertai dengan
Spesifikasi dan sertifikat pabrik
c. Contoh-contoh bahan urugan porous dan bahan filter harus disertai dengan hasil-
hasil test gradasi yang dilakukan terhadap bahan tersebut.
6.2.7.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Bahan urugan porous dan bahan dasar filter harus suatu bahan porous butiran
bergradasi, dengan ukuran nominal maksimum harus sesuai dengan instruksi
Direksi Teknik untuk menjamin bahwa pencucian bagian halus )fines) tidak akan
terjadi.
b. Filter anyaman plastik (geotekstil) harus suatu anyaman/tenunan geotekstil sintetis
yang disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Pipa porous dan pipa lubang pelepasan
i. Pipa-pipa porous untuk drainase di bawah permukaan harus saluran bis tanah
liat, diameter dalam 100 mm, memenuhi persyaratan Spesifikasi AASHTO M179.
ii. Pipa-pipa yan ditempatkan sebagai lubang pelepasan melalui dinding-dinding
dan lapisan beton atau pasangan batu harus berdiameter 50 mm dan dibangun
dari bahan yang awet, kuat dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(2) Persyaratan Gradasi
a. Secara umum tebel-tabel berikut digunakan untuk menetukan batas-batas gradasi
bagi bahan filter porous
TABEL 6.2.7.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK BAHAN ALAS
FILTER
% LOLOS
VI -
42
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
UKURAN SARINGAN
m.m
KERIKIL PASIR
75.0 100 % -
37.5 M 60 - 90 -
4.75 0 - 10 100
0.075 - Maks. 5
TABEL 6.2.7.2 PERSYARATAN GRADASI BAHAN FILTER UNTUK
SALURAN BAWAH TANAH YANG POROUS
UKURAN SARINGAN m.m % LOLOS
9.5 100%
4.75 95 – 100
1.18 45 – 80
0.425 10 – 30
0.15 2 – 10
(3) Syarat-Syarat Kualitas untuk Bahan-Bahan Alas (Dasar)
a. Bahan alas (dasar) untuk saluran pipa dan saluran beton serta gorong-gorong
terdiri dari pasir bergradasi baik, kerikil berpasir atau batu pecah.
b. Bahan alas (dasar) tersebut harus memenuhi syarat kualitas yang diberikan pada
Tabel 6.2.7.3 kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
TABEL 6.2.7.3 PERSYARATAN GRADASI UNTUK BAHAN ALAS
FILTER
U R A I A N SATUAN UJI
Ukuran Partikel Maksimum
Lolos 0.075 mm (saringan No. 200)
Batas Cair
Indeks Plastisitas
20 mm
Maksimum 15%
Maksimum 25%
Maksimum 6%
6.2.7.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penempatan Urugan Porous
VI -
43
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
a. Penempatan urugan porous disekeliling pipa, saluran atau dibelakang struktur harus
dilaksanakan segera mengikuti penempatan pipa atau pemasangan struktur, dan
harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan tebal maksimum 15 cm sampai satu
kepadatan yang disetujui sebesar 95% maksimum kepadatan kering (standar
proctor) atau suatu kepadatan lainnya sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik.
Pengurugan di atas bahan porous harus diselesaikan sesudah satu penundaan
paling sedikit selama 10 hari, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
b. Dimana selimut drainase tipis urugan porous dipasang, urugan tersebut harus
dipadatkan secara ringan dan ditutup dengan lapisan urugan tanah untuk
pemadatan akhir. Diberikan perhatian untuk melindungi selimut drainase dari
kerusakan atau saling bercampur dengan urugan tanah.
(2) Penempatan Bahan Alas (Dasar)
Parit untuk saluran pipa gorong-gorong beton, saluran di bawah permukaan atau
pekerjaan-pekerjaan sejenis yang memerlukan satu lapisan alas (dasar), harus digali
yang secara umum sesuai dengan Sub Bab 6.3.1 Spesifikasi ini, dan satu alas pondasi
yang mantap disiapkan sampai ke tingkat untuk menerima bahan dasar. Tebal alas
(dasar) untuk pipa-pipa tidak boleh kurang dari 10% diameter pipa atau saluran,
dengan satu ketebalan minimum 5 cm
Alas dasar tersebut harus dipasang untuk membuat hubungan yang kokoh dari sisi
bawah pipa dan memberikan penopangan yang merata dengan potongan ceruk-ceruk
untuk sumbat dan sambungan kotak (socket).
(3) Pemasangan Geotekstil
Anyaman filter plastic geotekstil tersebut harus dipasang sesuai dengan rekomendasi
pabrik pembuat.
(4) Pemasangan Pipa Porous
a. Urugan porous sebagai alas dasar pipa porous harus diletakkan sebagaimana
diuraikan pada Sub Bab 6.2.7.3 (1) menggunakaan gradasi seperti ditentukan
dalam Tabel 6.2.7.2.
b. Pipa porous harus dipasang di atas dasar yang telah disiapkan dan ditempatkan
pada posisi secara hati-hati terhadap alinyemen dan kemiringannya, meletakkan
sambungan ujung dengan celah tidak melebihi 5 cm. Sambungna tersebut harus
dibungkus dengan satu anyaman filter (geotekstil) yang disetujui, kemudian bagian
sebelah atas juga dilindungi dengan kertas ter yang disetujui atau yang sejenis,
dan kemudian ditutup dengan urugan porous seperti ditentukan pada Sub Bab
6.2.7.3 (1).
(5) Pembuatan Lubang Pelepasan (Weepholes)
VI -
44
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
a. Lubang pelepasan harus dibuat sesuai dnegan petunjuk Direksi Teknik, dan
secara umum akan berjarak 2 meter terpisah dan bertangga vertical 1 meter.
b. Apabila kantong-kantong filter harus dibuat di belakang lubang pelepasan, bahan
filter tersebut akan mencapai 30 cm ke dalam urugan yang normal, kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
6.2.7.4 Pengendalian Mutu
(1) Pengujian Laboratorium
a. Pengujian harus dilakukan untuk masing-masing sumber pengadaan bahan filter
urugan porous atau bahan alas agar supaya memenuhi persyaratan Spesifikasi
ini.
b. Contoh-contoh bahan harus diserahkan bersama-sama dengan data pengujian
seperti dimintakan di bawah Sub Bab 6.2.7.1 (4) dan harus mengacu kepada
pengujian-pengujian laboratorium berikut ini:
TABEL 6.2.7.4 TEST LABORATORIUM UNTUK BAHAN DRAINASE
POROUS
T E S T RUJUKAN TEST JENISAASTHO BINA MARGA
Analisa saringan agregat halus dan agregat kasar
T27 PB 0201 - 76 Menentukan distribusi ukuran partikel dari partikel halus dan partikel kasar,
Jumlah bahan yang lebih halus dari saringan 0,075 dlam agregat
T11 PB 02081 - 76 Menentukan total volume bahan yang lebih halus dari saringan standar 0,075 mm yang berada dalam agregat
Menentukan batas cair dan batas plastik
T89T90
PB 0109 - 76PB 0110 - 76
Test plastisitas
(2) Pengendalian Lapangan
Test pemadatan bahan urugan harus dilaksankan selama pelaksanaan pekerjaan yang
sesuai dengan perintah Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi ini.
Test harus meliputi:
Hubungan kepadatan – kadar air - AASHTO T79
Kepadatan di tempat (test kerucut pasir) - AASHTO T191
VI -
45
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
6.2.7.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Bahan Urugan Porous, Filter dan Alas (Dasar)
a. Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan bahan alas dasar harus
diklasifikasikan dan diukur sebagaimana tersebut di bawah bab ini hanya jika
digunkan untuk tujuan khusus yang diuraikan dalam gambar dan Daftar
Penawaran atau seperti diperintahkan dan diterima oleh Direksi Teknik secara
tertulis.
b. Volume bahan urugan porous, bahan filter dan bahan alas dasar harus diukur
untuk pembayaran berupa jumlah meter kubik bahan dipadatkan mencapai bentuk
dan profil yang disetujui. Setiap bahan yang dipasang yang melebihi dari yang
diperlukan akan diperlakukan sebagai urugan terpilih atau urugan biasa yang
mana yang sesuai untuk pengurugan kembali parit atau pondasi yang umum, dan
tidak boleh diukur di bawah bab ini.
(2) Anyaman Filter Plastik (Geotekstil)
Anyaman filter plastic (geotekstil) harus diukur dalam meter persgi atas luas yang ditutu
(tanpa cadangan untuk tumpang tindih) semua menurut rekomendasi pabrik pembuat
dan persetujuan Direksi Teknik.
(3) Pipa-Pipa Porous
Pipa porous akan diukur dlam meter panjang dari ujung ke ujung pipa yang dipasang
menurut Spesifikasi dan persetujuan Direksi teknik. Tidak ada pengukuran untuk
pembayaran yang terpisah akan dibuat untuk penyediaan dan pemasangan filter
anyaman (geotekstil) dan kertas ter (pembungkus) di atas sambungan-sambungan
pekerjaan-pekerjaan demikian dimasukkan sebagai bagian dari pekerjaan untuk
menyediakan dan memasang pipa-pipa porous.
(4) Lubang Pelepasan
Tidak akan dibuatkan penyediaan bagi pembuatan lubang pelepasan (weepholes),
pekerjaan tersebut diperlakukan merupakan keharusan dan telah dimasukkan di dalam
pembuatan dinding atau pelapisan.
(5) Galian atau Urugan untuk Bahan Urugan Porous, Bahan Alas Dasar dan
Bahan Filter atau Pekerjaan Drainase di Bawah Permukaan
Terkecuali untuk galian batu (yang akan dicakupi di bawah item pembayaran terpisah)
tidak ada pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian dan
pekerjaan urugan, pekerjaan demikian diperlakukan sebagai kelengkapan (sudah
termasuk) yang ada dalam melaksanakan pekerjaan untuk urugan kembali, bahan
porous, bahan alas dasar dan bahan filter atau drainase di bawah permukaan, dan
dimasukkan dalam daftar penawaran untuk pekerjaan-pekerjaan ini.
6.2.7.6 Dasar Pembayaran
VI -
46
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Pekerjaan yang diukur seperti yang diberikan di atas akan dibayar pada Harga Kontrak per
satuan pengukuran yang bersangkutan dengannya untuk masing-masin item pembayaran
yang tercantum di bawah dan di tunjukkan dalam Daftar Penawaran. Harga dan pembayaran
ini berupa kompensasi penuh untuk pengadaan dan pemasangan semua bahan-bahan,
tenaga, alat dan semua biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang
baik yang diuraikan dalam Spesifikasi.
Nomor Item Pembayaran
U R A I A N Satuan Pengukuran
6.2.7.5 (1) Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan
bahan alas dasar
Meter kubik
6.2.7.5 (2) Anyaman Filter Plastik (Geotekstil) Meter persegi
6.2.7.5 (3) Pipa-pipa Porous Meter panjang
6.3. PEKERJAAN TANAH
6.3.1 GALIAN
6.3.1.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan
tanah atau batu ataupun bahan-bahan lainnya dari jalan kendaraan dan sekitarnya
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak yang memuaskan.
b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-selokan,
pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-saluran atau
bangunan-bangunan lainnya, untuk pembuangan bahan-bahan yang tidak cocok
dan tanah selimut (bagian atas), untuk pekerjaan stabilisasi dan pembuangan
tanah longsoran, untuk galian bahan konstruksi ataupun pembuangan
bahan-bahan buangan dan pada umumnya pembentukan kembali daerah ja!an,
sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggung
jawab terhadap garis batas, kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan
pada gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk semua
pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak, terrnasuk
pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dalam bab-bab lain, dan semua galian
diklasifikasikan dalam satu atau dua kategori.
(i) Galian Biasa
(ii) Galian Batu
(2) Definisi
VI -
47
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
a. Galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume setengah meter
kubik atau lebih besar atau macam-macam bahan padat yang menyatu dan keras
yang dalam pendapat Direksi Teknik tidak prakfis untuk digali tanpa menggunakan
peralatan kerja pneumatik, bor atau peledak ini tidak termasuk bahan batuan yang
dalam pendapat Direksi Teknik dapat dibuat lepas dan dipecah-pecah oleh
penggaruk hidrolis yang ditarik atau bulldozer.
b. Semua penggalian lain akan dianggap sebagai galian biasa.
(3) Toleransi Ukuran
Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda
dan yang ditentukan lebih besar 2 cm pada setiap titik. Pekerjaan yang tidak
memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga memuaskan Direksi Teknik sesuai
dengan sub Bab 6.3.1.1 (8).
(4) Pemeriksaan di Lapangan
a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar di bawah Bab ini, ketinggian dan garis
batasnya harus disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum Kontraktor memulai
pekerjaan.
b. Sesudah masing-masing penggalian untuk lapis tanah dasar, formasi atau pondasi
dipadatkan. Kontraktor harus memberitahukan hal tersebut kepada Direksi Teknik,
dan tidak ada bahan alas dasar atau bahan lainnya boleh dipasang sampai Direksi
Teknik telah menyetujui kedalaman penggalian dan kualitas serta kekerasan
bahan pondasi.
(5) Penjadwalan Pekerjaan
a. Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraan harus
dilaksanakan dengan cara menggunakan pelaksanaan setengah lebar atau secara
lain diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga tetap terbuka untuk lalu
lintas pada setiap waktu.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik gambar rincian semua
bangunan sementara yang diusulkan untuk digunakan, seperti penyanggaan,
penguatan, cofferdam (bendungan sementara), dinding pemutus aliran rembesan
(cut off) dan bangunan-bangunan untuk pembelokan sementara aliran, sungai
serta harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknik atas gambar-gambar,
sebelum melakukan pekerjaan galian yang yang akan dilindungi oleh
bangunan-bangunan yang diusulkan tersebut.
(6) Penggunaan dan Pembuangan Bahan-Bahan Galian
a. Semua bahan-bahan yang cocok yang digali di dalam batas-batas dan lingkup
kena proyek, dimana mungkin akan digunakan dengan cara yang paling efektif,
untuk pembuatan formasi badan jalan atau untuk urugan kembali.
VI -
48
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
b. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah sangat organis, gambut, berisikan
akar-akar atau barang-barang tumbuhan yang banyak. dan juga tanah yang
mudah mengembang, yang menurut pendapat Direksi Teknik akan menghalangi
pemadatan bahan lapisan di atasnya atau dapat menimbulkan suatu penurunan
yang tidak dikehendaki atau dapat menimbukan suatu penurunan yang tidak
dikehendaki atau kehancuran akan diklasifikasikan sebagai tidak cocok
digunakan.
c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan, atau setiap bahan
yang tidak disetujui Direksi Teknik menjadi bahan urugan yang cocok, harus
dibuang dan diratakan dalam lapisan-lapisan tipis oleh Kontraktor di luar Daerah
Milik Jalan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
d. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan dan
biaya-biaya bagi pembuangan bahan-bahan lebihan atau bahan tidak cocok
termasuk pengangkutannya dan mendapatkan izin dari pemilik atau penyewa
lahan dimana buangan tersebut dilakukan (ditempatkan).
(7) Pengamanan Pekerjaan Galian
a. Selama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang mampu
menyangga bangunan-bangunan, struktur atau mesin-mesin di sekitarnya harus
dijaga sepenuhnya, serta harus dipasang penyangga dan penguat yang memadai
bila permukaan galian yang tidak ditahan dengan cara lain dapat menjadi tidak
stabil. Bila diperlukan, Kontraktor harus menopang struktur-struktur di sekitarnya
yang mungkin menjadi tidak stabil atau menjadi berbahaya oleh pekerjaan galian.
b. Alat-alat berat untuk Pemindahan tanah, pemadatan atau maksud-maksud
semacam, tidak diizinkan berdiri atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 meter dari
ujung parit terbuka atau galian pondasi, terkecuali pipa-pipa atau struktur telah
selesai dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan dipadatkan.
c. Bendungan sementara, dinding pemotong aliran rembesan (cut off) atau
sarana-sarana lain yang mengeluarkan air dari galian, harus disain secara baik
dan cukup kuat untuk menjamin tidak terjadinya roboh mendadak dimungkinkan
mampu mengalirkan secara cepat bahaya banjir pada struktur.
d. Bilamana Kontraktor akan menggunakan bahan peledak yang diperlukan untuk
penggalian batu, bahan peledak harus disimpan ditangani dan digunakan dengan
pengamanan yang paling tinggi dan ketat, sesuai dengan peraturan hukum
Pemerintah. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mencegah setiap
penggunaan peledak yang tidak pada tempatnya, harus menjamin bahwa
penanganan peledak tersebut dipercayakan kepada orang yang berpengalaman
dan bertanggung jawab.
e. Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk
menghindari tenaga kerja atau lain-lainnya jatuh dengan tidak sengaja ke dalam VI -
49
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
galian dan setiap terluka di dalam daerah badan jalan atau bahu jalan, sebagai
tambahan harus diberi marka/tanda Peringatan pada malam hari dengan drum
dicat putih (atau semacamnya) dengan lampu merah, sehingga memuaskan
Direksi Teknik.
f. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap
pipa bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel, konduit atau struktur lainnya di
bawah permukaan yang ditemukan dan harus bertanggung jawab untuk biaya
perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.
(8) Perbaikan Penggalian yang Tidak Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan dalam Sub Bab
6.3.1.1 (3) harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut:
a. Bahan-bahan lebihan (karena penggalian yang tidak efisien) harus dibuang
dengan galian berikutnya.
b. Daerah yang terlanjur digali, atau daerah dimana telah bercerai berai atau
berjatuhan, harus diurug kembali dengan urugan terpilih atau bahan pondasi
bawah/pondasi atas yang mana yang dapat diterapkan, sehingga memuaskan
Direksi Teknik.
6.3.1.2 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Prosedur Umum
a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan
terhadap bahan-bahan di bawah dan di luar batas galian yang ditentukan
sebelumnya.
b. Jika bahan yang terdapat pada permukaan garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi adalah lepas-lepas atau lunak atau secara lain tidak cocok menurut
pendapat Direksi Teknik, bahan itu secara keseluruhan harus dipadatkan atau
dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang cocok, seperti diperintahkan
Direksi Teknik.
c. Dimana batu lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan
berada di atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau pada ketinggian
permukaan untuk perkerasan dan bahu jalan, atau di atas bagian dasar parit pipa
atau galian pondasi struktur, bahan tersebut harus digali terus sedalam 20 cm
sampai satu permukaan yang merata dan halus tidak ada runcingan-runcingan
batu akan ditinggalkan menonjol dari permukaan dan semua bahan-bahan yang
lepas-lepas harus dibuang. Profil galian yang telah ditetapkan harus dikembalikan
dengan pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan yang disetujui
oleh Direksi Teknik.
VI -
50
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
d. Setiap bahan beban di atas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil
sebelum penggalian dan talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana talud.
Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketinggian tebing 5,0
m yang sesuai dengan gambar standar.
e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi. harus dibuatkan saluran cut off
(penutup aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukkan
pada gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi di lapangan.
Daerah-daerah yang baru selesai digali, secepatnya harus dilindungi juga dengan
penempatan lempengan rumput atau tanaman-tanaman lain yang disetujui.
f. Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus
menjaga galian tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa,
peralatan dan tenaga kerja, serta membuat tempat air mengumpul, saluran
sementara atau tanggul sementara seperlunya untuk mengeluarkan atau
membuang air dari daerah-daerah di sekittar galian.
(2) Galian Untuk Struktur dan Pipa
a. Parit untuk pipa, gorong-gorong atau saluran beton, dan galian-galian untuk
pondasl jembatan dan struktur lainnya. harus dari satu ukuran yang
memungkinkan pemasangan bahan-bahan dengan baik, pemeriksaan pekerjaan
dan memadatkan kembali urugan-urugan di bawah dan di sekitar pipa atau
bangunan yang bersangkutan.
b. Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur tidak boleh.
Dilakukan sebelum Pendukung (footting) tersebut dipasang.
(3) Penggalian untuk Bahan Galian
a. Lubang-lubang bahan galian, apakah berada dalam DMJ (Daerah Milik Jalan) atau
dimana saja, harus digali sesuai dengan ketentuan-ketentuan Spesifikasi ini.
b. Persetujuan untuk rnembuka satu daerah galian baru, atau mengoperasikan daerah
galian yang ada, harus diperoleh dari Direksi Teknik secara tertulis sebelum suatu
operasi galian dimulai.
c. Pembuatan lubang-lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang-lubang
tersebut mungkin mengganggu drainase asli atau drainase yang didisain.
d. Di sisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan di atas sisi jalan yang lebih
tinggi, harus dibuat landai dan dibuat mengarahkan air untuk membawa semua air
permukaan ke saluran tepi dan ke gorong-gorong di dekatnya tanpa terjadi
genangan.
e. Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dan 2 meter dari kaki
satu tanggul atau 10 meter dari bagian puncak satu galian.
VI -
51
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
f. Semua lubang galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor
harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud
yang stabil setelah pekerjaan selesai.
(4) Pembuangan Bangunan Sementara
a. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, semua struktur sementara seperti
tanggul sementara atau penyangga penguat, harus dibongkar oleh Kontraktor
setelah selesainya struktur permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian itu
telah dilaksanakan.
b. Bahan-bahan yang dikumpulkan dari bangunan-bangunan sementara tersebut
tetap menjadi milik Kontraktor atau mungkin jika disetujui dianggap cocok oleh
Direksi Teknik, disatukan ke dalam pekerjaan permanen dan dibayar di bawah
item pembayaran yang relevan dimasukkan ke dalam Daftar Penawaran.
c. Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sernentara dipasang di dalam satu jalan
air, harus dibuang dalam satu cara sehingga tidak merusak jalan air (aliran)
tersebut.
6.3.1.3 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Galian yang dikecualikan dari Pengukuran dan Pembayaran
Banyak Pekerjaan galian di bawah kontrak tersebut tidak akan diukur atau dibayar di
bawah Bab ini. Dalam banyak kasus (seperti dinyatakan di bawah macam-macam bab
dari spesifikasi ini) pekerjaan tersebut akan dimasukkan ke dalam harga penawaran
untuk item-item konstruksi yang bersangkutan.
Jenis galian yang secara khusus dikecualikan dari pengukuran di bawah bab ini,
diuraikan sebagai berikut :
a. Penggalian yang dilaksanakan di luar garis batas, profil dan potongan melintang
yang disetujui, tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang harus diukur untuk
pembayaran. kecuali dimana galian yang kelewat tersebut diperlukan untuk item-
item pekerjaan berikut :
i. Pembuangan bahan lunak atau tak sesuai
ii. Pembuangan bahan sejenis lainnya
iii. Pembuangan tanah dari talud, longsoran, tanggul sementara yang runtuh yang
sebelumnya telah diterima dan memuaskan Direksi Teknik.
b. Galian untuk saluran tanah baru dan pelapisan saluran (6.2.3) akan diukur secara
terpisah di bawah item pembayaran 6.2 3.1.
i. Galian untuk pekerjaan drainase berikut ini, termasuk pondasi struktur secara
terpisah di bawah item pembayaran 6.2.3.1
i. Rehabilitasi saluran tepi jalan (Sub Bab 6.2.2)
VI -
52
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
ii. Saluran Tanah Baru (Sub Bab 6.2.3)
iii. Saluran Dilapisi (Sub Bab 6.2.4)
ii. Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pengembalian kondisi semula perkerasan
tidak akan diukur untuk pembayaran. Penyediaan untuk pekerjaan ini akan
dimasukkan ke dalam berbagai penawaran harga satuan untuk bahan-bahan
yang digunakan dalam operasi pemulihan kondisi semula.
iii. Galian untuk rehabilitasi bahu jalan, kecuali untuk galian batu, akan
dimasukkan di bawah item pembayaran 6.4.1.
iv. Galian untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak boleh diukur untuk
pembayaran. Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimasukkan dalam
penawaran harga lump sum untuk berbagai pekerjaan pemeliharaan rutin.
v. Galian yang dilaksanakan unluk rnendapatkan bahan konstruksi (batu,
agregat, tanah dari galian bahan atau quarry) di luar batas-batas daerah
pembangunan tidak boleh diukur untuk pembayaran. Biaya unluk pekerjaan
ini harus dimasukkan dalam penawaran harga satuan untuk bahan-bahan
konstruksi.
(2) Galian yang dimasukkan untuk Pengukuran dan Pembayaran
a. Pekerjaan gajian yang tidak dikecualikan seperti di atas akan diukur untuk
pembayaran sebagai volume setempat dalam meter kubik bahan-bahan yang
digali Dasar penghitungannya harus berupa penampang melintang dan profil yang
ditunjukkan pada gambar atau diukur di tempat sebelum penggalian, dan garis
batas, kemiringan serta ketinggian pekerjaan galian akhir yang ditentukan atau
diterima. Cara penghitungan harus berupa cara luas rata-rata akhir menggunakan
penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter terpisah,
kecuali secara lain dinyatakan untuk Kontrak Khusus.
b. Galian batu akan diukur dalam meter kubik batu yang diterima dan disetujui antara
Kontraktor dan Direksi Teknik atas dasar volume senyatanya yang dibuang oleh
mesin gali sebagai hasil dari penggalian di dalam garis batas dan ketinggian yang
diatur oleh Direksi Teknik, Galian batu akan diukur dibawah item pembayaran
semua item galian dalam setiap potongan dari Spesifikasi ini.
6.3.1.4 Dasar Pembayaran
Volume galian yang diukur seperti di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga-
harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi itern-item pembayaran yang
tercanturn di bawah, yang harga dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk
semua pekerjaan-pekerjaan clan biaya-biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
galian yang diperlukan seperti diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.
VI -
53
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Nomor Item Pembayaran U r a i a n Satuan Pengukuran
6.2.2.4 (1)
6.2.2.4 (2)
Rehabilitasi Saluran Tanah
Rehabilitasi Saluran Dilapisi
Meter panjang
Meter panjang
6.3.2 URUGAN
6.3.2.1 Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan
memadatkan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan
pematang, pengurugan kembali parit-parit atau galian di sekeliling pipa atau
struktur serta pengurugan sampai kepada garis batas, kemiringan dan ketinggian
penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.
b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alas
dasar untuk pipa-pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous
yang disediakan urituk drainase di bawah permukaan. bahan-bahan ini
dimasukkan dalam spesiflikasi ini
(2) Definisi
a. Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan bab ini diklasifikasikan dalam
satu atau dua kategori.
i. Urugan biasa untuk pematang
ii. Urugan pilihan untuk pematang
b. Urugan pilihan pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperli rawa-rawa,
tanah payau, atau tanah yang selalu terendam air dimana diperlukan satu tanah
urugan dengan plastisitas rendah (bahan berbutir), dan juga dimana stabilisasi
tanggul, talud yang terjal atau tanah dasar harus ditirnbun sampai ketinggian dan
pemadatan yang tertentu.
c. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada Sub bab
6.3.2.1 di atas dan tidak termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus
diperlakukan sebagai urugan biasa untuk pematang.
(3) Toleransi Ukuran
VI -
54
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
a. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan, setelah
pemadatan tidak boleh ada dua sentimeter lebih tinggi atau tiga sentimeter lebih
rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan
seragam, dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan air
permukaan yang bebas.
c. Permukaan akhir talud (timbunan) pematang tidak boleh berbeda dari garis profile
yang ditentukan lebih dari 10 cm.
(4) Contoh-Contoh Bahan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling sedikit
14 hari sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan :
i. Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari padanya
akan ditahan oleh Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.
ii. Satu pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
sebagai bahan urugan pilihan. bersama sama dengan hasil pemeriksaan yang
menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi spesifikasi.
(5) Penjadwalan Pekerjaan
a. Bagian baru (timbunan) pematang jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun
setengah lebar, kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga
terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.
b. Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau di
bawah kondisi basah dan tidak dapat dikontrol.
(6) Perbaikan Urugran yang Memuaskan atau Tidak Stabil
a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan di atas, harus
diperbaiki dengan mernbuat lepas-lepas pemukaan tersebut. dan membuang atau
menambah bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan
pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan
kelembaban seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan
menggaruk bahan tersebut sampai kedalarnan 15 cm atau seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang diikuti dengan penyiraman air yang
memadai dan pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor grader atau
peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh
batas-batas kandungan kelembaban yang ditentukan atau seperti diperintahkan
VI -
55
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dibawah kondisi cuaca kering dengan
penggarukkan
bahan-bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-bentar alat grader atau
peralatan lain yang disetujui, dengan waktu istirahat diantara pekerjaan
pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika pengeringan yang cukup tidak
dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut, Direksi teknik dapat
rnernerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan diganti
dengan bahan yang cocok dan kering.
d. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan
sifat-sifat bahan spesiflikasi ini, dapat meliputi persyaratan pencampuran dengan
bahan lain yang cocok, disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang
lebih dan atau pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi Teknik.
6.3.2.2 Bahan-Bahan
(1) Sumber Pengadaan
Bahan-bahan urugan harus dipilih dan surnber-sumber yang disetujui yang sesuai
dengan persyaratan Sub Bab 6.1.6. "Bahan-bahan dan Penyimpanan" dari spesifikasi
ini. Penqujian klasifikasi tanah harus dilaksanakan atas perintah Direksi Teknik, yang
sesuai dengan AASHT0 M145 Untuk menentukan distribusi ukuran partikel dan
plastisitas.
(2) Syarat-Syarat Kualitas
a. Urugan Biasa untuk Timbunan
Urugan yang diklasifikan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian bahan
tanah atau bahan berbutir-butir yang disetujul oleh Direksi Teknik sebagai bahan
yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan
dalam speksifikasi ini.
Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk
menyingkirkan penggunaan tanah expansif atau tanah dengan plastisitas tinggi
yang diklasifikasikan sebagai A5 dan A7 dalam spesiflikasi AASHTO M145 atau
sebagai Ch dan OH dibawah sistem klasifikasi Casagrande atau Unified.
b. Urugan Pilihan untuk Timbunan
Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau
bahan batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan timbunan pilihan yang juga
jika diuji untuk CBR laboratorium akan memiliki nilai minimurn 10%.
Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau pematang atau pekeriaan- pekerjaan lain
dimana diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan akan
VI -
56
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
terdiri dari urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau campuran
tampung / kerikil dengan idek plastisitas rendah tidak lebih tinggi dari 10 %.
6.3.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Sebelum menempatkan urugan di atas suatu lapangan. Semua operasi
pemotongan dan pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan
pembongkaran akar-akar harus diselesaikan sesuai dengan spefisikasi, dan
semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang dari lapangan tersebut
seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter atau kurang, tempat pondasi
timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas,
mengeringkan atau membahas jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah
setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan
yang ditempatkan.
c. Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang diatas
timbunan baru atau timbunan lama, kemiringan yang ada harus dipotong untuk
membuat permukaan dudukan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan.
(2) Penimbunan Urugan
a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan
dalam lapisan- lapisan yarig rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm, yang
memenuhi toleransi tebal lapisan yang diberikan dalam spesifikasi ini. Bilamana
lebih dari satu lapisan harus dipasang, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin
harus sama ketebalannya.
b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan ke tempat
yang sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah
pada umunya tidak diizinkan, khususnya selama musim hujan.
c. Pengurugan di atas pipa-pipa dan dibelakang struktur harus dilakukan secara
sistimatis serta sedapat mungkin segera sesudah pemasangan pipa atau struktur
tersebut. Perhatian harus diberikan Untuk menjamin bahwa telah diberikan waktu
yang cukup kepada sambungan pipa dengan adukan dan struktur beton untuk
mondapatkan kekuatan yang memadai sebelum pengurugan.
Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan disekeliling pipa atau
didalam 30 cm, urugan tanah dasar yang langsung dibawah permukaan formasi
perkerasan atau bahu jalan dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm
akan dimasukkan dalam urugan tersebut.
VI -
57
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
d. Kemiringan tebing harus dibentuk dan dirapihkan menurut sudut talud rencana dan
bagi tebing yang tinggi diberikan berm yang sesuai dengan gambar rencana, serta
dibuatkan pula penyediaan untuk drainase yang memadai.
e. Untuk pelindungan tebing terhadap erosi harus dipasang gebalan rumput. dan
disusun dalam posisi di atas talud, atas petunjuk dan sampai memuaskan Direksi
Teknik.
(3) Pemadatan Urugan
a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus
didapatkan menyeluruh dengan Peralatan pemadatan yang cocok dan memadai
yang disetujui oleh Direksi Teknik sampai kepada persyaratan-persyaratan
kepadatan berikut :
i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus
dipadatkan sampai 45 % kepadatan kering standar maksimum yang
ditetapkan sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10
% bahan-bahan yang tertahan di atas saringan 19 mm, maka kepadatan
kering maksimum yang didapat harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang
oversize (kelewat besar) tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
ii. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan tanah
dasar, harus dipadatkan samapai 100 % kepadatan kering standar maksimum
yang ditetapkan sesuai AASHTO T99 (PB.0111-76).
iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,
pengujian-pengujian kepadatan di lapangan dengan metode kerucut pasir
harus dilakukan terhadap masing-masing lapisan urugan yang telah
dipadatkan, sesuai dengan AASHTO T191 (PB 0103-76) dan jika hasil
sesuatu pengujian menunjukkan bahwa kepadatannya kurang dari
kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut
sesuai dengan sub bab 6.3.2.1. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman
penuh lapisan dan dilokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak
boleh berjarak lebih dari 200 m.
b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut
berada didalam batas 3 % kurang dari kadar air optimum akan ditetapkan sebagai
kadar air dimana kepadatan kering maksimum dicapai bila tanah tersebut
dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).
c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk ke
tengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan
pemadatan yang sama.
VI -
58
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
d. Jika bahan urugan harus ditempatkan pada kedua sisi sebuah pipa atau saluran
beton atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut
dibentuk sampai ketinggian yang hampir sama di atas kedua sisi struktur.
e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan disekitar ujung satu jembatan tidak
boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala jembatan
sampai bangunan atas dipasang.
f. Urugan ditempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus
ditempatkan dalam lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas
ketebalan tidak melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan mesin
pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin
tercapainya pemadatan yang memuaskan dibawah dan disamping pipa-pipa,
untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut
mendapat dukungan sepenuhnya.
(4) Persyaratan Pemadatan Untuk Urugan Batu
a. Urugan batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya
atau ketebalan lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan
jenis alat pemadatan yang digunakan Pemadatan urugan batu harus dilaksanakan
dengan pemadat berkisi-kisi, pemadat bergetar atau sebuah traktor dengan berat
paling sedikit 20 ton atau peralatan berat yang sejenis. Pemadatan harus
dilakukan dalam arah memanjang sepanjang pematang, dimulai dari ujung paling
luar dan mengarah ke tengah, dan akan berlanjut sampai tidak ada pergeseran
yang nampak di bawah lindasan peralatan tersebut. Masing-masing lapisan akan
terdiri dari batu bergradasi baik yang dapat diterima dan semua rongga-rongga
permukaan harus diisi dengan pecahan pecahan sebelum dipasang lapis
berikutnya, Batu tidak boleh digunakan di bagian 15 cm puncak pematang dan
tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm dirnasukkan didalam lapis bagian
atas ini.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan cara dan peralatan untuk
mendapatkan tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa dia tidak
mampu mendapatkan kepadatan vang diperlukan, satu pengujian lapangan harus
dilaksanakan dimana jumlah lintasan peralatan pemadatan dan kadar air
diubah-ubah sampai kepadatan yang diperlukan didapat sehinggan memuaskan
Direksi Teknik. Hasil dan pengujian lapangan ini kemudian harus digunakan untuk
menentukan jumlah lintasan jenis alat pernadatan dan kadar air dari semua
peralatan berikutnya bagi urugan batu yang sejenis.
6.3.2.4 Pe ngendalian Mutu
(1) Test Laboratorium
VI -
59
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Test untuk syarat kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua-keduanya untuk
sumber pengadaan dan test ditempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk
dapat memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.
Test Laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi)
TABEL 6.3.2.1 TEST LABORATORIUM BAHAN URUGAN
PENGUJIAN RUJUKAN TEST
J E N I SAASHTO
BINA MARGA
Analisa saringan agregat halus dan kasar.
Penentuan batas cari dan batas plastis. Hubungan kadar air kepadatan
CBR (California Searing Ratio)
T27
T89T90T99
T193
PB 0201-76
PB 0109-76PB 0110-76PB 0111-76
PB 0113-76
Menentukan distribusi ukuran partikel Agregat kasar dan halus. Test plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas Test standar proctor menggunakan palu 2.5 kg. Menentukan nilai dukung relatif.
(2) Pengendalian Lapangan
Test Pengendalian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi. Kontraktor harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam
bentuk tenaga kerja, pengangkutan dan pengujian.
TABEL 6.3.2.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Pengujian kerapatan urugan padat di lapangan. (Test Kerucut Pasir) (AASHTO T191) (PB 0103 – 76)
b. Penentuan CBR lapangan urugan padat.
Untuk menentukan hubungan kerapatan dan kadar air pada pemasangan.
Harus dilaksanakan untuk setiap 1000 m3 timbunan sampai kedalaman penuh.
Urugan ditempatkan dalam lapisan di bawah formasi jalan, harus diuji setiap 200 m panjang jalan.
Untuk urugan kembali disekeliling struktur atau di dalam parit gorong-gorong, paling sedikit satu test untuk setiap bagian urugan kembali sesesai di pasang.
Dengan menggunakan Dynamic Cone Penetrometer (DCP), di lokasi yang diminta oleh Direksi Teknik.
6.3.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
VI -
60
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(1) Apabila dimasukkan dalam daftar penawaran, sebagai satu item pembayaran terpisah,
dan tergantung kepada ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam jumlah
meter kubik bahan padat yang dipasang dan diterima serta memuaskan Direksi Teknik,
dan akan diuraikan sebagai urugan timbunan bahan biasa atau urugan timbunan
bahan pilihan sesuai dengan spesifikasi dan gambar-garnbar dan disetujui oleh
Direksi Teknik untuk pekerjaan khusus di bawah kontrak.
(2) Volume yang harus diukur untuk pernbayaran harus atas dasar penampang melintang
dan profil yang disetujui yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau diukur di
lapangan sebelum suatu urugan telah ditempatkan pada garis batas, kelandaian dan
permukaan yang disetujui atau diterima. Cara penghitungan berupa cara luas rata-rata
dan rnenggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter.
terkecuali dinyatakan lain untuk kontrak khusus.
(3) Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau
pekerjaan sejenis yang dibangun di atas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli
yang baik diharapkan, marka-marka (patok) penurunan harus dipasang dan disurvai
bersama-sama oleh Direksi Teknik dan Kontraktor. Volume urugan kemudian akan
ditentukan atas dasar permukaan tanah sebelum dan sesudah penurunan.
(4) Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap tambahan urugan yang diperlukan untuk dudukan atau penguncian ke
dalam talud yang ada sebagai hasil penurunan pondasi tidak boleh dimasukkan dalam
volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana secara lain disetujui oleh
Direksi Teknik untuk mengganti bahan-bahan lunak atau tidak cocok yang ditemukan di
lapangan selama pelaksanaan.
(5) Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar untuk pipa gorong-gorong, saluran
beton, saluran dilapisi, saluran porous, dinding kepala dan struktur lainnya, tidak boleh
diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, bahan-bahan tersebut harus dimasukkan
dalam harga satuan penawaran untuk bahan-bahan dan item-item konstruksi yang
bersangkutan. Urugan yang digunakan dimana saja di luar batas-batas lapangan kerja
atau untuk mengubur bahan-bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki
galian bahan bahan, tidak boleh dimasukkan dalarn pengukuran urugan.
6.3.2.6 Dasar Pembayaran
Volume urugan yang diukur sebagaimana diberikan di atas, (betapapun Jaraknya
pengangkutan) akan dibayar per satuan pengukuran pada harga yang
bersangkutan yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran
yang tercantum di bawah, harga-harga dan pembayarannya merupakan
kompensasi penuh untuk mendapatkan, menyerahkan, memasang, memadatkan,
menyelesaikan dan menguji bahan-bahan urugan serta semua biaya-biaya lain
VI -
61
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
yang diperlukan dalam penyelesaian yang baik pekerjaan-pekerjaan yang
diuraikan dalam bab ini.
Nomor Item
Pembayaran
U r a i a n Satuan Pengukuran
6.3.2.2 (2.a)
6.3.2.2 (2.b)
Urugan biasa untuk timbunan
Urugan pilihan untuk timbunan
Meter kubik
Meter kubik
6.3.3 PENYIAPAN TANAH DASAR
6.3.3.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari menyiapkan tanah dasar yang langsung terletak di bawah
pondasi jalan, dalam keadaan siap rnenerima struktur perkerasan atau bahu jalan.
Tanah Dasar tersebut meluas sampai lebar penuh dasar jalan seperti ditunjukkan pada
gambar, dan dapat dibentuk di atas timbunan biasa, timbunan pilihan, galian batu atau
di atas bahan filter porous.
(2) Toleransi Ukuran
a. Kemirigan dan ketinggian akhir setelah pemadatan, tidak boleh berbeda satu
centimeter lebih tinggi atau lebih rendah dari pada yang tetapkan atau diatur di
lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan akhir tanah dasar akan dibuat miring melintang jalan seperti yang
ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar dan dibuat cukup rata serta seragam
untuk menjamin limpasan air permukaan yang bebas.
(3) Penjadwalan Pekerjaan
a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah tanah dasar harus diselesaikan
dan dapat berfungsi sampai satu tingkat yang dapat menyediakan drainase yang
efektif bagi limpasan air permukaan dari tanah dasar selama hujan lebat ataupun
sebagian hasil banjir dan daerah sekitarnya.
b. Gorong-gorong, pipa porous dan bangunan-bangunan kecil lainnya yang
diletakkan di bawah tanah dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan
padat. Sebelum penyiapan tanah dasar dimulai.
(4) Pengendalian Lalu Lintas
a. Pengendahan lalu lintas harus dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan
persyaratan umum kontrak dan sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
VI -
62
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
b. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua konsekuensi lalu lintas yang
diizinkan lewat di atas tanah dasar, selama pelaksanaan pekerjaan dan ia harus
melarang lalu lintas tersebut, bilamana mungkin dengan menyediakan satu jalan
pengalihan atau pembangunan setengah lebar.
(5) Perbaikan Penyiapan Tanah Dasar Yang Tidak Memuaskan
a. Persyaratan yang ditetapkan di bawah sub bab 6.3.1. "Galian", dan 6.3.2.
"Urugan", harus diterapkan untuk semua penyiapan tanah dasar dimana relevan
(berkaitan).
b. Kontraktor akan memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi
Teknik. Setiap alur bekas roda, gundukan dan kerusakan-kerusakan lain yang
diakibatkan oleh lalu lintas atau tenaga kerja kontraktor terhadap tanah dasar yang
sudah selesai.
c. Kontraktor akan memperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Setiap kerusakan tanah dasar disebabkan oleh kekeringan dan retak-retak, atau
dari kebanjiran ataupun kasus alami lainnya. Pekerjaan tersebut akan dimasukkan
untuk pernbayaran dibawah bab ini, terkecuali Direksi menganggap
kerusakan-kerusakan tersebut disebabkan oleh kelalaian Kontraktor.
6.3.3.2 Bahan-Bahan
Bahan tanah dasar dan kualitasnya harus sesuai dengan persyaratan yang berkaitan untuk
timbunan biasa. Timbunan pilihan atau galian tanah dasar yang ada. Bahan-bahan yang
digunakan dalam masing-masing keadaan harus seperti diperintahkan Direksi Teknik, dan
harus dipasang seperti yang ditetapkan. pada Sub bab 6.3.1 dan 6.3.2.
6.3.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Penggalian dan pengurugan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan
pada Sub Bab 6.3.1 dan 6.3.2 spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus menyediakan dan menggunakan mal logam dan mistar logam
untuk memeriksa punggung atau kemiringan melintang. Bilamana diminta oleh
Direksi Teknik ketinggian lapangan harus diperiksa dengan alat survai ketinggian.
(2) Pemadatan Tanah
Pemadatan lapisan tanah di bawah permukaan tanah dasar harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan spesifikasi vang diberikan pada sub bab 6.3.3. spesifikasi ini.
VI -
63
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus
dipadatkan sampai 45% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai
denqan AASHTO T99.
ii. Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang. dan sampai permukaan
tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
6.3.3.4 Pengendalian Mutu
Pengujian-pengujian kualitas untuk kepadatan di lapangan dan daya dukung harus dilakukan
untuk setiap 200 m panjang jalan sesuai dengan persyaratan spesifikasi CBR minimum untuk
tanah dasar harus 5%, dan bilamana hal ini tidak dapat dicapai, perlu dipasang bahan lapis
pondasi bawah atau bahan tirnbunan pilihan sampai ketebalan yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.
6.3.3.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Luas penyiapan tanah dasar yang selesai dan disetujui akan diukur sebagai jumlah
meter persegi permukaan yang dipadatkan dan dibentuk.
(2) Tidak ada pembayaran akan dilakukan di bawah bab spesifikasi ini, untuk penyiapan
tanah dasar mengenai pekerjaan pemeliharaan berkala, meliputi perbaikan lubang,
bagian ambles atau pecahnya ujung-ujung (pinggiran) jalan.
6.3.3.6 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan diukur seperti dilakukan di atas, akan dibayar per satuan pengukuran
pada harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran yang
tercantum di bawah. yang tenaga dan pembayarannya merupakan kornpensasi penuh untuk
semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian penyiapan tanah
dasar yang diminta seperti di uraikan sebelumnya dalam bab ini.
Nomor Item
PembayaranU r a i a n Satuan Pengukuran
6.3.3. Penyiapan tanah dasar Meter persegi
6.3.4 LAPIS TANAH DASAR STABILISASI KAPUR
6.3.4.1 Umum
(1) Uraian VI -
64
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari modifikasi (mengubah) dan meningkatkan kekuatan dan
kualitas tanah dasar dengan menambah/mencampur dengan kapur dan air kepada
tanah lapisan dasar di tempat, serta menghampar, membentuk, memadatkan dan
merawat serta menyelesaikan sampai ketinggian dan penampang melintang yang
diminta untuk membentuk satu lapis tanah dasar yang disetujui dengan kekuatan
tertentu, memanjang selebar penuh tanah dasar.
(2) Toleransi Ukuran
a. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu
centimeter lebih tinggi atau lebih rendah dari pada yang ditetapkan atau diatur di
lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan akhir tanah dasar harus diberi punggung atau kemiringan melintang
yang ditetapkan atau seperti yang ditunjukkan pada gambar dan harus cukup
halus dan merata dalam bentuk untuk menjamin limpasan air permukaan secara
bebas.
(3) Contoh Bahan
a. Contoh kapur hidrasi yang digunakan untuk memperbaiki tanah dasar harus
diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling lambat
14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta sertifikat pabrik pembuat dan/atau
hasil test laboratorium yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas
kapur hidrasi seperti diuraikan dalam spesifikasi.
b. Tidak ada penggantian sumber pemasokan atau kualitas kapur hidrasi yang
diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap penggantian harus atas
dasar penyerahan contoh tambahan serta hasil pengujian pemeriksaan lebih lanjut
dan persetujuan di atas.
(4) Pembatasan Cuaca
a. Perbaikan tanah dengan kapur tidak boleh dilakukan selama hujan lebat dan
tanah tersebut tidak boleh digaruk atau dilumatkan jika kadar air terlalu tinggi atau
di luar batas yang ditetapkan dalam spesifikasi 6.3.4.4.
b. Kapur tersebut harus disebarkan di bawah kondisi yang kering untuk dapat
mengendalikan tingkat penyebaran dan kadar air optimum.
(5) Penjadwalan Pekerjaan
a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah lapis tanah dasar harus
diselesaikan dan berfungsi sampai suatu tingkat yang cukup untuk memberikan
drainase yang efektif bagi limpasan air permukaan dari tanah dasar selama hujan
lebat atau sebagai hasil kebanjiran dari daerah sekitarnya.
VI -
65
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
b. Gorong-gorong, pipa-pipa porous dan bangunan kecil lainnya yang diletakkan di
bawah tanah dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan tanah padat,
sebelum pekerjaan penyiapan tanah dasar dimulai.
(6) Pengendalian Lalu Lintas
a. Pengaturan pengendalian lalulintas yang memadai harus dijaga oleh kontraktor
selama pelaksanaan perbaikan lapis tanah dasar sampai disetujui oleh Direksi
Teknik.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua konsekwensi diizinkannya lalu
lintas di atas lapis tanah dasar selama pelaksanaan pekerjaan dan dia harus
melarang lalu lintas tersebut sedapat mungkin dengan menyediakan satu jalan
alternative atau dengan pelaksanaan setengah lebar jalan.
(7) Perbaikan Peningkatan Lapis Tanah Dasar dengan Kapur yang Tidak
Memuaskan
a. Persyaratan yang ditetapkan di bawah Sub Bab 6.3.1 “Galian” dan 6.3.2 “Urugan”
akan diterapkan juga bagi semua penyiapan lapis tanah dasar sebagaimana dan
bilamana relevan (berkaitan).
b. Perbaikan lapis tanah dasar dengan kapu yang tidak memenuhi toleransi atau
kriteria kualitas/kekuatan yang ditetapkan harus diperbaiki oleh kontraktor atas
biaya kontraktor seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Perbaikan-perbaikan tersebut dapat meliputi:
i. Perubahan perbandingan campuran.
ii. Penggarukan ulang dan pelumatan ulang lapis tanah dasar, penguatan kapur
dan pemberian tambahan kapur.
iii. Pembongkaran dan penggantian lapis tanah dasar perbaikan kapur yang
tidak memuaskan, sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Kontraktor juga harus memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi
teknik, setiap bagian ambles, alur bekas roda atau kerusakan lainnya yang
disebabkan oleh lalu lintas atau tenaga kerja kontraktor terhadap lapis tanah dasar
yang sudah jadi.
6.3.4.2 BAHAN-BAHAN
(1) Kapur
a. Kapur yang digunakan untuk peningkatan dan pengubahan lapis tanah dasar
harus kapur hidrasi memenuhi persyaratan Standar Industri Indonesia 0986-84
“Kapur Stabilisasi Tanah Badan Jalan” dan dapat diperoleh dari pabrik pembuat
yang disetujui oleh Dep. Perindustrian.
VI -
66
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
b. Di tempat-tempat dimana kapur hidrasi yang memenuhi persyaratan SII 0986-84
tidak dapt diperoleh, kapur hidrasi produksi local dapat digunakan asal disetujui
oleh Direksi Teknik dan yang dapat disebutkan demikian dalam kontrak khusus.
Persyaratan berikut ini untuk kapur hidrasi produksi local harus diterapkan:
i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari kapur mati yang dilumatkan, dibuat pada
satu tungku pembakaran yang disetujui yang sesuai dengan persyaratan-
persyaratan standar konstruksi NI-7, “ Syarat-syarat untuk kapur bahan
bangunan”.
ii. Kapur hidrasi akan berisi minimum 80% calcium hydrocida dan ukuran
partikel kapur harus memenuhi persyaratan berikut:
Minimum 45 tertahan pada saringan 0,6 mm
Maksimum 185 tertahan pada saringan 0,075 mm
iii. Test kekuatan kapur hidrasi dicampur dengan pasir (perbandingan 1:3 atas
berat) akan memberikan kekuatan hancur minimum (crushing strength) 15
kg/cm2 sesudah 7 hari perawatan.
c. Kapur hidrasi harus dipasok kering dalam kantong atau dalam jumlah yang besar
(bulk) dalam peti kemas yang bersih, sesuai dengan persyaratan kontrak khusus,
dan Direksi Teknik dapat meminta test kualitas kekuatan yang harus dilakukan
untuk setiap pengiriman untuk menentukan kondisi dan kualitas kapur yang
sebenarnya yang diserahkan di lapangan.
d. Semuan kapur hidrasi yang digunakan untuk stabilisasi lapis tanah dasar harus
disimpan di bawah penutup di lapangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bab
6.1.6 spesifikasi ini.
(2) Air
a. Air yang digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan setiap
substansi (benda) lain yang dapat membahayakan proses stabilisasi
b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan air untuk pekerjaan dan
menjamin bahwa air tersebut memenuhi persyaratan kualitas.
(3) Tanah
a. Secara umum, lapisan tanah dasar yang harus dimantapkan dan dimodifikasi
harus diidentifikasi sebagai reaktif kapur atas test awal dengan kapur dan tidak
boleh mengandung zat organic atau sulfat dalam jumlah sangat banyak.
Tanah tersebut akan berisi terutamanya dari partikel butiran halus dengan
kandungan lempung minimum 10% dan dikalsifikasikan sebagai suatu campuran
kerikil-lempung, lempung-berpasir, lempung-berlumpur atau lempung inorganic (di
dalam kelompok A-5, A-6, A-7, A-2-6, A-2-7, table AASTHO M145)
VI -
67
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
b. Persyaratan kecocokan tanah mengenai ukuran partikel dan kondisi diberikan di
bawah tabel 6.3.4.1
TABEL 6.3.4.1 KECOCOKAN TANAH DAN SYARAT KUALITAS
BATAS-BATAS UKURAN PARTIKEL BATAS-BATAS TEST KUALITAS UNTUK KECOCOKAN TANAH
SEBELUM PELUMATANi. Ukuran partikel maksimum = 75 m
SETELAH PELUMATANi. Lolos saringan 4,47 mm =. 70%
ii. Lolos saringan 0,425 mm => 15%
i. Batas cair = maksimum 50%
ii. Indeks plastisitas = 10% - 30%
iii. Nilai pH = Minimum 7
iv. Kandungan karbon organic = maksimum
1%
v. Sulfat dalam tanah = maksimum 1%
6.3.4.3 Campuran Rencana Tanah-Kapur
Perbandingan campuran untuk tanah-kapur ditentukan oleh test laboratorium dan test
lapangan sebagai berikut:
(1) Kandungan Kapur Hidrasi
Kandungan tersebut dinyatakan sebagai suati persentase berat dari tanah dan
ditetapkan oleh Direksi Teknik atas dasar test laboratorium dan percobaan test awal di
dalam batas 3% - 7%’
(2) Test Reaktif
Pengujian awal atas tanah dengan kapur hidrasi harus dilakukan untuk memastikan
kecocokan tanah. Test harus dilakukan di bawah perintah dan atas dasar permintaan
Direksi Teknik serta kecocokan tanah ditaksir oleh hasil-hasil perubahan dalam
plastisitas dan kekuatan.
(3) Kriteria Desain Campuran
a. Persyaratan disain campuran untuk lapisan tanah dasar stabilisasi/modifikasi
kapur harus atas dasar kriteria berikut:
Kapur dalam jumlah yang cukup harus ditambahkan dan dicampur dengan tanah
untuk menghasilkan peningkatan berikut kepada lapisan dasar:
i. Penurunan indeks plastisitas sampai 10% atau kurang
ii. Peningkatan CBR sampai 20% - 25%
iii. Kekuatan tekanan bebas (unconfined) minimum 3,5 kg/cm2
iv. Nilai pH tanah ditingkatkan sampai 12,4
b. Direksi Teknik akan menggunakan kriteria ini dalam evaluasi keperluan
senyatanya mengenai kandungan kapur dan cara pembangunan serta
memerintahkan kontraktor menyesuaikannya. VI -
68
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(4) Hubungan Kepadatan dan Kadar Air
Hubungan kepadatan dan kadar air harus ditetapkan untuk contoh tanah yang berisi
paling sedikit empat kandungan kapur hidrasi yang berbeda. Hasil-hasil test harus
digambar untuk menentukan nilai puncak bagi kepadatan kering maksimum dan
kadar air optimum.
(5) Percobaan Lapangan untuk Disain Campuran
a. Kualitas dan kekuatan disain campuran tanah kapur harus dipastikan melalui
percobaan lapangan awal atas lapis tanah dasar yang dimantapkan setelah
penyebaran dan pemadatan
b. Panjang bagian percobaan harus 200 meter atau panjang lainnya seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik dan percobaaan yang etrpisah harus dilakukan
untuk setiap perubahan disain campuran.
c. Perbaikan daerah-daerah yang tidak memenuhi persyaratan disain harus
disesuaikan dengan sub bab 6.3.4.1 (7) spesifikasi ini, bagian-bagian uji yang
diletakkan sebagai bagian percobaan lapangan akan diterima jika telah
memuaskan dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk pemakaina sebagai bagian
lapisan tanah dasar stabilisasi kapur.
6.3.4.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Peralatan Pelaksanaan
Peralatan Kontraktor harus cocok untuk kondisi lapangan pencampuran di tempat dan
harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan dalam pekerjaan. Jenis
peralatan berikut ini akan dipilih untuk digunakan:
Alat pertanian garu piringan (disc harrow)
Alat pertanian bajak piringan (disc plough)
Sekop berputar (rotary hoe)
Alat gilas : * roda ban 12-15 ton
* Gilas bergitar 6 ton
* roda baja
Tangki air dengan batang semprotan
VI -
69
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(2) Penyiapan Lapis Tanah Dasar
a. Permukaan lapis tanah dasar harus dibabat dengan grader sampai ketinggian,
kemiringan dan penampang melintang yang diperlukan, serta bahan-bahan galian
yang berlebihan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Saluran-saluran harus dipotong (dibentuk) melewati bahan bahu jalan mencegah
penggenangan air diatas lapis tanah dasar.
Lapis tanah dasar harus digaruk sampai kedalaman dan lebar yang diperlukan
untuk stabilisasi lapis tanah dasar, dan kemudian bongkahan tanah harus
dilumatkan secara sebagian-sebagian sampai suatu batas bahwa senua tanah
akan lolos saringan 25 mm. kedalaman penggarukan harus berada di dalam batas
15-20 cm, tergantung kepada persyaratan tertentu dan seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik dilapangan serta secara teliti dikendalikan untuk mencegah
adanya gangguan kepada tanah dibawahnya. Semua bahan-bahan yang tidak
cocok termasuk batu-batu yang tertahan saringan 75 mm, harus di bongkar.
(3) Penyebaran dan Pencampuran Kapur Hidrasi
a. Volume dan ukuran untuk penyebaran kapur hidrasi harus atas dasar hasil-hasil
disain campuran dan percobaan lapangan serta bagaimana diperintahkan oleh
Direksi Teknik. Bilamana kapur tersedia dalam kantong-kantong, kantong-kantong
tersebut harus ditempatkan berjarak di atas lapis tanah dasar sesuai dengan
ukuran penyebaran yang diperlukan, kantong-kantong di buka dan kapur tersebut
disebarkan dan digaruk merata diatas tanah. Bilamana kapur dipasok dalam
jumlah banyak dengan truk, truk tersebut akan menempatkan kapur ke atas
lapisan tanah dasar di lokasi yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan ukuran
penyebaran dan kemudian kapur tersebut disebar merata diatas lapis tanah dasar.
b. Kapur dan tanha yang sudah digaruk harus dicampur menyeluruh menggunakan
bajak, sekop berputar dan grader yang diperlukan untuk meraih pencampuran
sampai ketebalan penuh dan bekerja dalam satu arah kelandaian ke atas.
Untuk tanah-tanah lempung berat diperlukan menyebar dan mencampur kapur
dan tanah dalam dua penambahan berjarak sampai 7 hari antara operasi
pencampuran awal dan akhir agar tanah menjadi gembur.
c. Selama operasi pencampuran, air harus disemprotkan dari tangki, cukup untuk
memeberikan satu kadar air dalam satu ukuran dari kadar air optimim laboratorium
yang ditetapkan untuk campuran percobaan sampai +5% di atas batas ini.
d. Jika tanah tersebut ternyata sulit untuk dilumatkan, campuran tanah kapur lapis
tanah dasar tersebut harus digilas dengan penggilas pneumatik atau penggilas
roda baja, cukup dekat kepada permukaan dan memperlambat kehilangan
kebasahan karena penguapan, dan kemudian menjadi matang untuk satu jangka
VI -
70
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
waktu tidak lebih dari 48 jam. Setelah jangka wkatu pematangan tersebut air harus
ditambahkan dengan pencampuran dilanjutkan samapi ± 2% kadar air optimum.
(4) Pemadatan dan Penyelesaian
Pemadatan dan perataan akhir harus diselesaikan dalam 24 jam setelah pencampuran
akhir, terkecuali diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan
dengan mesin gilas pneumatik atau mesin gila roda baja halus sampai satu kepadatan
tidak kurang dari 95% kepadatan kering maksimum yang dittapkan sesuai dengan
AASHTO T99 (PB 0110). Ujian kepadatan lapangan harus dilaksanakan sebagaimana
diperlukan untuk memeriksa pemadatan akhir.
Harus diberikan sedikit air beserta penggilasan penyelesaian untuk mempertahankan
kadar air yang ditentukan, dan bilaman perlu permukaan harus digaruk ringan dengan
pisau grader selama operasi penyelesaian untuk menghilangkan setiap bekas jejka yang
ditinggalkan oleh alat. Penggilasan akhir harus dilaksanakan dengan satu mesin gilas
roda pneumatik.
(5) Perawatan
Setelah selesai pemadatan dan operasi penyelesaian tidak boleh ada kendaraan atau
peralatan lainnya kecuali tangki air yang diizinkan berada diatas lapis tanah dasar untuk
satu jangka waktu 7 hari terkecuali diperintahkan secara lain, selama jangka waktu
perawatan lapis tanah dasar yang sudah dimantapkan harus di jaga tetap lembab
dengan menyemprotkan air pada jarak waktu (interval) yang teratur (tidak kurang dari 4
kali sehari).
6.3.4.5 PENGENDALIAN MUTU
(1) Test Laboratorium
Test laboratorium berikut ini haris dijadikan acuan dan test dilaksanakan seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
spesifikasi ini.
VI -
71
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
TABEL 6.3.4.5 TEST LABORATORIUM UNTUK LAPIS TANAH DASAR YANG DIMANTAPKAN (DISTABILISASI)
PENGUJIAN
RUJUKAN TEST
TIPE PERSYARATANAASHTO
BINA MARGA
Analisa saringan agregat kasar dan halus
Penetuan bats cair dan batas plastik
Hubungan kepadatan kadar air
CBR (direndam)
Penentuan kekuatan campuran tanah kapur
Pengujian kapur untuk unsur pokok kimia dan ukuran partikel
T 27
T 89T 90
T 99
T 193
T 220
T 219
PB 0201 - 76
PB 0109 -76PB 0110 -
76
PB 0111 - 76
PB 0113 - 76
Menentukan ukuran partikel sebelum dan sesudah penggilingan
Test plastisitas untuk batas cair dan indek plastisitas
Test standar proctor menggunakan penumbuk 2,5 kg
Menentukan nilai daya dukung lapisan nah dasar
Menentukan kekeuatan tekan bebas, campuran stabilitas tanah kapur
Menentukan kandungan- Calcium hidroxida- Total karbonat- Ukuran partikel- Nilai pH
Test setiap 250 m3 tanah lapisan tanah dasar
- Test reaksi kapu untuk tanah
- Test lapisan tanah dasar yang distabilisasi setiap 500 m3 terpasang
- Percobaan lapangan dan disain campuran
- Test lapisan tanah dasar di stabilisasi setiap 250 m3 atau atas dasar harian
- Percobaan lapangan sebagaimana dan jika diminta Direksi Teknik
- Percobaan lapangan
- Test setiap 250 m3 lapisan tanah dasar distabilisasi
- Seritifikat test dari pabrik untuk sumber pemasokan
- Test lanjutan seperti dan bila diminta Direksi Teknik
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan beriku ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan
spesifikasi. Galian lubang pengujian dan penggantian dengan bahan stabilisasi tanah-
kapur yang dipadatkan dengan baik harus dialkukan oleh kontraktor di bawah
pengawasan dan sampai disetujui Direksi Teknik.
VI -
72
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
TABEL 6.3.4.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Ketebalan dan keseragaman lapisan tanah dasar–kapur dimantapkan
Pemeriksaan visual harian dan pengukuran ketebalan lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan. Pengukuran diambil 200 m panjang diletakkan
b. Test kepadatan di lapangan lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan
- Test kerucut pasir
- AASHTO T 191
PB 0130 - 76
Harus dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang lapis tanah dasar terpasang, untuk menentukan derajat kepadatan dengan referensi test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum (lihat table 3.4.2)
c. Menentukan CBR ditempat lapisan tanah dasar dimantapkan
Dengan menggunakan DCP test harian atau menurut perintah Direksi Teknik untuk melengkapi test kekuatan tekanan tak terbatas (unconfined) – (lihat table 3.4.2)
d. Kandungan kapur lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan
Pemeriksaan visual harian dan pengukuran kapur yang digunakan untuk memnatapkan tanah lapisan tanah dasar. Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksankan test laboratorium untuk menentukan kandungan kapur (AASHTO T232)
6.3.4.6 CARA PENGUKURAN PEKERJAAN
a. Volume lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang diukur untuk
pembayaran harus jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang
diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil
perkalian total pangajnag yang diukur sepanjang garis sumbu lapisan tanah dasar
distabilisasi dengan kapur, dengan lebar rata-rata dan ketebalan yang diterima
b. Lebar yang diterima berupa lebar disain lapisan tanah dasar yang distabilisasi
dengan kapur seperti yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana yang
diatur dan disetujui Direksi Teknik di lapangan
c. Tebal yang diterima berupa tebal disain lapisan tanha dasar distabilisasi dengan
kapur seperti yang ditunjukkan di gambar atau tebal yang dipasang yang di ukur
dilapangan, berdasarkan penguluran penampang melintang yang diambil setiap
50 m panjang. Dari kedua ketebalan ini ditetapkan tebal yang terkecil untuk
perhitungan volume.
d. Bilamana perbaikan lapisan tanah dasar yang distabilisasi dengan kapur yang
tidak memuaskan diminta oleh Direksi Teknik sesuai dengan sub Bab 6.3.4.1 (7)
spesifikasi ini, tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk pekerjaan
ekstra atau volume yang diperlukan.
VI -
73
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
e. Volume kapur hidrasi yang diukur untuk pembayaran berupa berat kapur hidrasi
sebenarnya dalam ton yang dipasang dan dicampur ke dalam tanagh untuk
bagian pekerjaan yang diukur sesuai dengan instruksi dan diterima oleh Direksi
Teknik. Berat total kapur hidrasi yang digunakna untuk bagian yang ditentukan,
harus diukur seperti yang dicatat dengan pernyataan pemakaian kapur hidrasi
sehari-hari yang disetujui oleh Direksi Teknik.
f. Tidak ada pembayaran akan dilakukan untuk kapur hidrasi yang hilang atau
dibuang atau untuk kapur hidrasi yang digunakan di daerah dimana lapis tanah
dasar yang distabilisasi dengan kapur ditemukan tidak dapat diterima dan telah
diganti.
6.3.4.7 DASAR PEMBAYARAN
Volume lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur dan kapur hidrasi yang
ditentukan seperti diberikan diatas akan di bayar pada harga kontrak persatuan
pengukuran untuk pembayaran yang ditunjukkan di bawah dan dimasukkan
dalam Daftar Penawaran. Harga tersebut akan mencakup untuk semua bahan-
bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat kerja, pemngujian dan pekerjaan lainnya
yang diperlukan untuk penyelesaian lapisan tanah dasar distabilisasi dengan
kapur yang memuaskan.
Nomor Item
Pembayaran
U R A I A N Satuan
Pengukuran
6.3.4
6.3.4.1 (3)
Lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur
Kapur hidrasi untuk lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur
Meter kubik
ton
6.4. BAHU JALAN
6. 4.1 REHABILITASI BAHU JALAN
6.4.1.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan
yang ada, termasuk pembersihan tunbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan,
pengurungan dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu
jalan mencapai garis, kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada
Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(2) Toleransi Ukuran
VI -
74
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2
cm di atas atau di bawah permukaan rencana pada setiap titik.
b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% dimana perkerasan
diberi lapis lindung dan 6% dimana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta
sesuai dengan Gambar Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah
direhabilitasi tidak boleh berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang
rencana.
(3) Pemeriksaan di Lapangan
Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini,
garis batas, kelandaian dan dimensi akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh
Direksi Teknik sebelum Kontraktor memulai pekerjaan.
6.4.1.2 Bahan-bahan
(1) Sumber Bahan
a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar tersedianya bahan dengan
memperhitungkan lokasi, kualitas dan volume sumber bahan atau quarry.
b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang digunakan
harus bahan urugan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau
lempung kerikil yang memenuhi persyaratan Spesifikasi Sub Bab 6.3.2.2.(b), tetapi
dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan satu indeks
plastisitas tidak lebih dari 10% terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.
c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung
kepada ketentuan-ketentuan Kontrak dan instruksi Direksi Teknik, bahu jalan
dapat dibangun dengan menggunakan urugan tanggul biasa bergradasi padat
yang cocok dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan
kandungan lempung-lumpur plastisitas rendah, yang mampu menghambat
pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu bahu jalan yang stabil.
(2) Pengujian dan Pemilihan Bahan Bahu Jalan
Contoh-contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji
sampai memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini, dan semua bahan yang
digunakan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.
6.4.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
VI -
75
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-
alang semak-semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum
pembentukan kembali.
(2) Pembentukan Kembali
a. Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali menggunakan tenaga kasar, traktor
atau motorgrader, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.
b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi,
pengurungan daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan
kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan
ketinggian menurut permintaan Direksi Teknik, beserta penyelesaian akhir rata
dengan tepi perkerasan, kecuali diperintahkan lain. Peningkatan harus
dilaksanakan dengan motor grader atau traktor yang dipasangi dengan satu pisau
grader, dan diperlukan paling sedikit dua lintasan untuk perapihan dan
pembuangan bahan-bahan lebihan.
(3) Pemadatan
Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan
dengan mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui
oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan
kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar, sesuai dengan Sub Bab 6.3.3
Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air seperlunya selama pemadatan untuk
memberikan kandungan air yang cukup bagi pemasangannya.
6.4.1.4 Cara Pengukuran
(1) Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain
kerena pengoperasian galian bahan dan pengambilan bahan untuk pekerjaan
rehabilitasi bahu jalan. Pemberi tugas akan terbatas dari biaya-biaya pekerjaan
tersebut.
(2) Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan,
sesuai dengan gambar dan Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Perhitungan total harus atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi, diukur
dengan selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang
dilaksanakan, diterima dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(3) Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawah ke lapangan akan diukur dan
dibayar dibawah persyaratan spesifikasi tersebut untuk Sub Bab 6.3.2 Pekerjaan
Tanah, sebagai urugan tanggul biasa atau dipilih. Urugan tersebut harus disediakan
dengan kesesuaian yang ketat terhadap instruksi Direksi Teknik
VI -
76
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(4) Tidak ada perlakuan tersendiri akan dibuatkan untuk satu galian lain atau
pengurungan yang dilaksanakan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item
pembayaran untuk rehabilitasi bahu jalan.
6.4.1.5 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan seperti di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan
pengukuran untuk item pembayaran terdaftar di bawah. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk
pembersihan tumbuh-tumbuhan dan akar-akar, penggalian dan pengurungan, pembentukan
ulang, perataan, pemadatan dan penyelesaian akhir kelandaian, garis batas dan lebar yang
disetujui beserta dengan penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
diperlukan.
Nomor Item
Pembayaran
U r a i a n Satuan Pengukuran
6.4.1 Rehabilitasi Bahu Jalan Meter persegi
6.4.2 BAHU JALAN BARU
6.4.2.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan
pemadatan bahan butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru diatas satu lapis dasar
yang sudah disiapkan atau permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas,
kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang
diperintah oleh Direksi Teknik.
(2) Toleransi Ukuran
a. Permukaan final yang didapatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari
1,50 cm di atas dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik.
b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% dimana perkerasan
diberi lapis lindung, dan 6% dimana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan
akhir bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang
dan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan tepi
perkerasan yang berhubungan.
(3) Contoh-contoh Bahan VI -
77
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada
Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan data hasil-hasil pengujian sesuai
dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas bahan seperti yang diuraikan dalam
spesifikasi ini.
b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan
akan dibuatkan tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian
harus disertai penyerahan contoh bahan dan laporan pengujian untuk
pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.
(4) Kondisi Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas
a. Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk
mengendalikan lalu lintas selama pembangunan dan akan melaksanakan hanya
pada satu sisi jalan pada suatu waktu.
b. Bahan-bahan untuk pembangunan bahu jalan harus ditimbun pada tempat di luar
lintasan jalan dan saluran tepi yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini sub
bab 6.1.6.3 (5).
(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan
a. Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi spesifikasi ini, tidak perduli
dipasang atau belum, akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.
b. Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak-teraturan atau
cacat karena penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi
persyaratan spesifikasi atau Gambar Rencana, harus dibetulkan dengan
perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga
memuaskan Direksi Teknik.
6.4.2.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri
dari bahan pondasi bawah yang disetujui, yang memenuhi persyaratan bahan pondasi
bawah kelas A atau kelas B sesuai dengan Sub bab 6.5.1 spesifikasi ini dan seperti
yang diuraikan pada Gambar Rencana dan termasuk dalam daftar penawaran untuk
kontraktor tertentu.
(2) Gradasi
Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan Tabel 6.5.1.1
Persyaratan Gradasi untuk pondasi bawah, di bawah sub bab 6.5.1.2 (2) spesifikasi ini.
VI -
78
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(3) Syarat-syarat Kualitas
Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan harus mematuhi kondisi
mutu yang ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada sub bab 6.5.1.2 (3) spesifikasi
ini.
6.4.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapangan
a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian
bahan yang ada dan perapihan tepi jalan kendaraan yang ada, harus
dilaksanakan seperti ditunjukkan pada Gambar Rencana dan seperti diperintahkan
oleh Direksi Teknik.
b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan
pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan di bawah Sub Bab 6.3.3 Pekerjaan Tanah,
untuk penyiapan tanah dasar.
c. Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas
oleh Kontraktor.
d. tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus dibangun satu sisi dulu,
baru berikutnya pada sisi yang lain.
e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang
baik, tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.
(2) Penghamparan dan Pemadatan Bahan Bahu Jalan
a. Bahan bahu jalan harus dihampar dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk penghamparan dan pemadatan bahan pondasi bawah di bawah
sub bab 6.5.1.3 spesifikasi ini.
b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut di atas, Kontraktor
harus membuat lepas-lepas dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan
setebal 10 cm sebelum pemadatan akhir dan membuang semua batu dengan satu
ukuran maksimum lebih besar dari 37,5 mm.
6.4.2.4 Pengendalian Mutu
Pengujian laboratorium dan lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk bahan
pondasi bawah di bawah Sub Bab 6.5.1.4 Spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik.
6.4.2.5 Cara Pengukuran dan Pembayaran
VI -
79
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan di bawah Bab
ini. Galian bahan yang ada, perapihan kembali tepi jalan kendaraan dengan bahan yang baik,
penyiapan formasi tanah dasar, serta pengadaan, penempatan, pemadatan dan penyelesaian
bahu jalan akan dianggap sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan di bawah berbagai item
pembayaran yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan yang
digunakan dalam pekerjaan. Item pembayaran ini akan mencakup :
i. Galian - dibawah item pembayaran 6.3.1.1/2
ii. Penyiapan tanah dasar - dibawah item pembayaran 6.3.3.1
iii. Pondasi bawah kelas A/B - dibawah item pembayaran 6.5.1.1/2
6.5. LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS
6.5.1 LAPIS PONDASI BAWAH
6.5.1.1 Umum
(1) Uraian
Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis
pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis
tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan, serta langsung berada di bawah lapis
pondasi atas perkerasan.
Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadakan, memproses, mengangkut,
menebarkan, membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang
disetujui sesuai dengan gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
Catatan : Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah
dasar adalah 24 % atau lebih.
(2) Toleransi Ukuran
a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan
melintang yang ditetapkan atau ditujukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada
ketidakteraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.
b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm
kurang dari yang ditunjukkan pada gambar atau diatur di lapangan dan disetujui
oleh Direksi Teknik.
(3) Contoh Bahan
a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan
kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari
VI -
80
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti
diuraikan dalam Spesifikasi ini.
b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi
bawah akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknis, dan setiap perubahan harus
atas dasar penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk
pemeriksaan lebih lanjut dan persetujuan di atas.
(4) Lalu Lintas
Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu
arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui
oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang
terjadi pada Lapis Pondasi Bawah Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana
pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.
(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan
a. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah
dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau
digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidakteraturan
atau cacat karena penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk
mematuhi persyaratan spesifikasi atau Gambar Rencana harus dibetulkan dengan
perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai
memuaskan Direksi Teknik.
6.5.1.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi
Bawah (LPB) terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir
dibelah dan kerikil (B), atau kerikil, pasir dan lempung alami (C), seperti yang
diuraikan pada Gambar Rencana dan dicantumkan dalam Daftar Penawaran.
i. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas A, berupa agregat batu pecah disaring dan
digradasi dan semuanya lolos saringan 3” atau 75.00 mm, memenuhi Tabel
6.5.1.1. di bawah ini.
ii. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan
kerikil, pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62.5 mm. Memenuhi
tabel 6.5.1.1 di bawah ini.
VI -
81
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
iii. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung
alami yang lolos saringan 1.5” atau 37.5 mm, memenuhi Tabel 6.5.1.1
berikut.
b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik,
serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas bila
bahan tersebut telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu
permukaan yang stabil dan mantap.
c. Bila perlu ada sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai
sumber atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang
diminta oleh Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-
pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi
bawah.
(2) Gradasi Lapis Pondasi Bawah.
Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A, kelas B, dan kelas C
diberikan dalam Tabel 6.5.1.1 di bawah ini.
TABEL 6.5.1.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH
UKURAN SARINGAN(mm)
% LOLOS ATAS BERATKELAS A(< 75 mm)
KELAS B(< 62,5 mm) KELAS C
75.062.537.525.019.09.54.752.361.180,60
0,4250,075
100-
60 – 9046 – 7840 – 7024 – 5613 – 456 – 36
-2 – 222 – 180 – 10
-1000
67 – 100-
40 – 10025 – 8016 – 6610 – 556 – 45
-3 – 330 - 20
Maks. 100
Maks. 80
Maks. 15
(3) Syarat-Syarat Kualitas
Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat
kualitas berikut yang diberikan pada Tabel 6.5.1.2.
TABEL 6.5.1.2. SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH
U R A I A N BATAS TEST
Batas cair Maksimum 35%
VI -
82
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Indeks plastisitas
Ekivalensi Pasir (bahan halus plastis)
CBR terendam
Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran)
4% - 12%
Minimum 25
Minimum 30%
Maksimal 40%
6.5.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapis Tanah Dasar
a. Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan
pekerjaan yang ditetapkan di bawah “Pekerjaan Tanah” Sub Bab 6.3.3. Semua
bahan sampai kedalaman 30 cm di bawah permukaan lapis tanah dasar harus
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum yang ditentukan oleh
pengujian laboratorium PB-011-76 (AASHTO T99, Standard Proctor).
b. Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas
dari lalu lintas serta aliran dan lintasan air di sekitarnya.
(2) Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah
a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruas yang
bersangkutan, terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja
atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus
dipasang dalam lapisan-lapisan tidak melebihi 20 cm tebalnya ketebalan lain
seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan
yang ditetapkan.
b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan
penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta
demikian oleh Direksi Teknik.
c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana
dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik di lapangan sesuai kondisi tanah dasar yang sebenarnya.
(3) Penghamparan dan Pemadatan
a. Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang
diminta, harus dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira
15% untuk pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah
penghamparan dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan
sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan
masin gilas roda baja atau mesin gilas roda dan pneumatik atau peralatan
pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan
bergerak secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar
VI -
83
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
dengan garis sumbu jalan sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara
merata. Pada bagian-bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau
kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah
ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap Ketidakteraturan atau bagian ambles
yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan dengan
menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut
c. mencapai bentuk dan ketinggian yang benar. Bagian-bagian yang sempit di
sekitar kerb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan mesin gilas, harus
dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.
c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3%
kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan
penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah
harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang diisyaratkan pada seluruh
ketebalan tiap lapisan dan mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang
ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).
(4) Pengendalian Lalu Lintas
a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan
lewat di atas permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang
lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan
(alternatif) atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut
harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lembaran
batu karena lalu lintas.
c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung
aliran air.
6.5.1.4 Pengendalian Mutu
(1) Test Laboratorium untuk LPB Batu Pecah
a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat
memenuhi persyaratan spesifikasi.
b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus diuji sebelum digunakan di
lapangan (lihat Sub Bab 6.5.1.1 (3) Spesifikasi ini).
c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3 dari
bahan-bahan yang ditumpuk di lapangan atau yang dipasang, menurut batas
ukuran test laboratorium yang diberikan pada Tabel 6.5.1.1, untuk memenuhi
VI -
84
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
kondisi kualitas yang diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti diperintahkan lain
oleh Direksi Teknik.
TABEL 6.5.1.4 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH
TESTRUJUKAN
TIPEAASHTO BINA MARGA
Analisa saringan agregat halus dan kasar
T27 PB 02021 - 76Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar
Penentuan batas cair dan batas plastis
T89T90
PB 0109 – 76PB 0110 - 76
Test plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisilas
Hubungan kepadatan kadar air
T99 PB 0111 - 76Test Standar Proctor menggu-nakan pemukul 2,5 kg.
CBR T193 BP 0113 - 76Menentukan nilai daya dukung lapis pondasi bawah
Ketahanan terhadap abrasi, T96 BP 0206 - 76Test agregat kasar < 37,5 mm dengan menggunakan mesin Los Angeles.
(2) Pengendalian Lapangan
Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan
bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan sempurna, harus dikerjakan oleh
Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik.
TABEL 6.5.1.4 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi bawah.
b. Test kepadatan di tempat, Lapis Pondasi Bawah (test kerucut pasir) AASHTO T919, PB 0103 – 76
c. Penentuan CBR di tempat lapis tanah dasar
Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 m. di lingkungan untuk setiap 200 m. panjang lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang
Harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan tingkat kepadatan dengan membandingkan terhadap test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum.
Dengan menggunakan DCI. Dilaksanakan minimum setiap 1000 m panjang jalan.
6.5.1.5 Cara Pengukuran
VI -
85
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(1) Kontraktor menanggung semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi
lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang galian bahan dan
pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan
dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.
(2) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang
dipasang dan sesuai dengan Gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Teknik di lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.
Penghitungan volume harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang
diperlukan, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang disesuaikan
oleh “Perintah Perubahan” (change order), dikalikan dengan panjang sebenarnya yang
dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk dan ketebalan lapis pondasi bawah
tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan di bawah Sub Bab 6.5.1.1 (2).
6.5.1.6 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran pada
harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran seperti tercantum
di bawah. Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua
pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang
diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.
Nomor Item Pembayaran
URAIAN Satuan Pengukuran
6.5.1.1
6.5.1.2
6.5.1.3
Lapis Pondasi Bawah Kelas A
Lapis Pondasi Bawah Kelas B
Lapis Pondasi Bawah Kelas C
meter kubik
meter kubik
meter kubik
6.5.2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT
6.5.2.1 Umum
(1) Uraian
Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama di atas lapis pondasi bawah
(atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah).
Pembangunan lapis pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan,
penghamparan, penyiraman dengan air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami
pilihan dalam lapis pondasi atas, di atas satu lapis pondasi bawah atau di atas lapis
tanah yang telah disiapkan.
(2) Toleransi Ukuran
a. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan padat
maksimum 20 cm atau ketebalan yang kurang, sebagaimana diperlukan untuk
VI -
86
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
memenuhi persyaratan disain seperti ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan
oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian,
punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar
Rencana, tidak boleh ada ketidakteraturan dalam bentuk, dan permukaan harus
rata dan seragam.
c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu
sentimeter kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang
diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(3) Contoh Bahan
a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepda
Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan paling paling sedikit 14 hari sebelum
pekerjaan dimulai, beserta hasil-hasil tes laboratorium sesuai dengan persyaratan
spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.
b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondsi
atas yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan
demikian harus disertai penyerahan contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah
dilakukan serta persetujuan seperti di atas.
c. Bilamana Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk
melakukan test tersebut lebih lanjut sebagaimana diperlukannya untuk
memastikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi persyaratan Spesifikasi,
sebelum menempatkan bahan lapis pondasi atas pada pekerjaan di lapangan.
(4) Lalu Lintas
Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu
arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui
oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang
terjadi pada Lapis Pondasi Atas Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana
pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.
(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan
i. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah
dipasang atau belum, harus ditolak dan diletakkan di samping (pinggir) untuk
digunakan sebagai bahan penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti
diperintahkan oleh Direksi Teknik.
ii. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukkan ketidakteraturan atau
kerusakan dikenakan penanganan yang jelak atau kegagalan Kontraktor untuk
mematuhi persyaratan spesifikasi atau Gambar Rencana harus dibetulkan dengan VI -
87
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan
Direksi Teknik.
6.5.2.2 Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas
agregat, terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan
dalam Kontrak tertentu dan seperti yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.
i. Lapis Pondasi Atas Kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan
digradasi yang merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos
saringan 37,5 mm.
ii. Lapis Pondasi Atas kelas B-makadam ikat basah, terdiri dari agregat pecah
yang berupa batu fraksi tunggal dengan ukuran nominal antara 25 mm dan
62,5 mm dan agregat halus dari kerikil dan pasir alami, disaring dan digradasi
serta semuanya lolos saringan 9.5 mm.
b. Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan
harus sesuai dengan Gambar Kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya
dalam Daftar Penawaran.
c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang
keras, awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau
memanjang, dan bebas dari batu-batu yang lunak, tidak merupakan satuan batu
bata pecah atau bercerai berai, kotor, mengandung zat organik atau zat-zat lain
yang harus dibuang. Bahan yang bercerai berai bila secara alternatif dibasahi dan
dikeringkan, tidak boleh digunakan.
(2) Makadam Ikat Basah
Bahan-bahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi :
a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan dari
kerikil tidak kurang dari 50% terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang
memiliki paling sedikit satu bidang pecah.
b. Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari kerikil halus dan pasir alami
atau debu crusher.
c. Prosentase berat agregat tipis/pipih (perbandingan tebal dengan panjang lebih
dari 1.5) maksimum 5%.
(3) Gradasi Lapis Pondasi Atas
VI -
88
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Persyaratan gradasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kelas B
diberikan dalam Tabel 6.5.2.1 dan Tabel 6.5.2.2 berikut :
TABEL
6.5.2.1
GRADASI AGREGAT LAPIS PONDASI ATAS KELAS A
TABEL 6.5.2.2 GRADASI AGREGAT LAPIS PONDASI ATAS KELAS B MAKADAM IKATAN BASAH
UKURAN SARINGAN
(mm)
LOLOS ATAS BERAT(%)
UKURAN SARINGAN
(mm)
LOLOS ATAS BERAT(%)
37.5
19.0
9.5
4.75
2.36
1.18
0.60
0.425
0.075
100
64 – 81
42 – 60
27 – 45
18 – 33
11 – 25
-
6 - 16
0 – 8
Aggr. Kasar/pokok
75.0
62.5
50.0
37.5
25.0
19.0
100
95 – 100
35 – 70
0 – 15
0 – 5
-
Aggr. Halus/pengisi
9.5 100
4.75
2.36
1.18
0.425
0.15
0.076
70 – 95
45 – 65
33 – 60
22 – 45
-
10 - 28
(4) Syarat-Syarat Kualitas
Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus
memenuhi syarat kualitas pada Tabel 6.5.2.3.
TABEL 6.5.2.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPIS PONDASI
ATAS
JENIS PENGUJIANBATAS UJIAN
KELAS AKELAS B
Agregat Kasar
Agregat Halus
Batas cair
Indeks Plastisitas
Ekivelensi Pasir
California Bearing Ratio (direndam)
Penyerapan Air
Mak. 25%
Mak. 8%
Min. 35%
Min. 60%
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Min. 55%
Tidak perlu
Mak. 35%
4 – 12%
Min. 30%
Min. 55&
Tidak perlu
VI -
89
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Mak.40% Mak. 40% Tidak perlu
Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang lebih luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus.
6.5.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Lapis Pondasi Bawah
a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan
lapis pondasi bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang
ditentukan di bawah Sub Bab 6.5.1 dan harus diatur serta dibersihkan dari
kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan untuk penghamparan lapis
pondasi atas.
b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu-lintas
serta drainase dan lintasan air disekitarnya.
(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas
a. Agregat L.P.A Kelas A
i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas L.P.B. yang sudah disiapkan
dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan
ketebalan yang diperlukan.
ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader
sampai satu campuran yang merata. Dengan batas kelembaban yang
optimum, sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi.
iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm,
dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat
dicapai.
b. Makadam Ikat Basah – Kelas B
i. Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan
Makadam harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.
ii. Sebelum menghampar batu kasar/pokok, buatlah bangunan penunjang
samping pinggir (lebar +30 cm), misalnya dengan material timbunan bahu
jalan, agar pemadatan batu pokok yang digilas tidak dapat terdorong ke
pinggir.
VI -
90
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
iii. Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran maksimumnya adalah A cm,
ketebalan dari pada lapisan harus dibatasi sampai A+4 cm sebelum
pemadatan untuk memperoleh suatu lapisan kira-kira A+2 cm setelah
pemadatan.
iv. Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk
membentuk permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal
yang disyaratkan. Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan
permukaan harus sering kali diperiksa selama penghamparan agregat-agregat
jika diperlukan bahan harus ditambah atau dikurangi.
(3) Penghamparan dan Pemadatan
a. Agregat LPA Kelas A
i. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang
diperlukan. Harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan
sekitar 10% untuk pemadatan bahan L.P.A. segera setelah penghamparan dan
pembentukan akhir setiap lapisan L.P.A. bahan tersebut harus dipadatkan
dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai meliputi mesin gilas roda rata,
mesin gilas jenis pneumatik atau mesin gilas bergetar.
ii. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara gradual
(sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan
sumbu jalan dan harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk
membuat pemadatan matang yang merata. Pada bagian superelevasi, miring
melintang atau kemiringan yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian
jalan yang lebih rendah menuju ke bagian atas.
Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi harus
dipakai dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk.
menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan
memadatkan sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul.
Bagian-bagian perkerasan yang sempit disekitar batu tepi atau dinding-dinding
yang tidak dapat dimasuki masin gilas, harus dipadatkan dengan kompactor
(mesin pemadat) atau penumpuk mekanikal (stamper).
iii. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih
rendah dari kadar air optimum sampai 1% lebih tinggi dari kadar optimum
dengan penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A tersebut
harus dipadatkan sampai menghasilkan kepadatan 100% maksimum
kepadatan kering yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO
T99 (PB 0111-76).
b. Makadam Ikat Basah-Kelas B
VI -
91
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk melumasi
permukaan dari butir-butir untuk mendapatkan sifat saling mengunci yang lebih
mudah dan lebih baik waktu penggilasan.
ii. Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut : Pada jalan lurus
penggilasan harus dimulai dari bagian-bagian pinggir, diteruskan kearah
tengah menurut suatu arah sejajar dengan garis tengah jalan. Pada bagian
superelevasi, tikungan dan tanjakan yang tajam, pemadatan dimulai pada
bagian yang rendah sejajar dengan as jalan menuju bagian tinggi. Mesin
harus kembali menggilas pada bagian yang sama sebelumnya. Setiap
gilasan harus menutupi sebagian dari pada yang sebelumnya kira-kira 20 cm.
Kecepatan mesin gilas harus sekitar 1.5 Km/jam pada masa permulaan
pemadatan dan dapat ditingkatkan sampai 3 km/jam pada masa akhir
pemadatan.
Lapisan Makadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling mengunci
antara butir yang satu dengan butir yang lainnya. Oleh karena itu pemadatan
harus dilanjutkan sampai agregat-agregat tidak bergerak lagi di bawah roda-
roda mesin gilas.
iii. Bahan pengisi/halus dihamparkan tipis dan rata di atas permukaan batu pokok
langsung dari truk-truk atau dari tempat penimbunan. Untuk membantu bahan
halus mengisi rongga-rongga diantara agregat-agregat batu pokok, maka air
disiramkan di atas bahan pengisi dan bahan halus didorong terus menerus
dengan sapu ke dalam rongga diantara agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil
atau gundukan-gundukan dari bahan pengisi dapat ditimbun pada pinggir
lapisan agar air di atas tidak hilang melalui alur-alur atau selokan.
Penggilasan dengan mesin gilas roda besi dilakukan selama penghamparan
bahan pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat dinaikkan sampai 3
km/jam. Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara
agregat-agregat. Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan harus
diteruskan sampai isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir
pekerjaan, permukaan lapisan Makadam harus menyerupai batu mozaik yang
padat dan bebas dari rongga-rongga.
iv. Karena LPA Kelas B mengandung agregat > 50 mm, sandcone untuk test
kepadatan tidak dapat dilaksanakan, tabel 6.5.2.1 akan dipakai sebagai
persyaratan pemadatan dengan mesin gilas.
(4) Pengendalian Lalu Lintas
a. Kotraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan
lewat di atas permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang
VI -
92
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan
(alternatif) atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.
b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik perseorangan lainnya di sekitar
jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan,
seperti lembaran batu lalu lintas.
c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa
tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung
aliran air.
TABEL 6.5.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS
ALAT PEMADAM KATEGORI
AGREGAT GRADASI BAIKTebal masimum lapisan yang di padatkan (cm)
Minimum Jumlah Lintasan
Mesin gilas beroda rata Ton/m lebar2.25 – 2.702.71 – 5.50Lebih dari 5.50
12.512.512.0
1088
Mesin gilas dengan ban pneumatic
Beban roda (ton)2.01 – 2.502.51 – 4.004.01 – 6.006.01 – 8.008.01 – 12.00Lebih dari 12.00
12.512.512.515.015.017,5
121010886
Mesin gilas bergetar Beban statik (ton/m)0.27 – 0.450.46 – 0.700.71 – 1.251.26 – 1.801.81 – 2.302.31 – 2.902.91 – 3.60 3.61 – 4.304.31 – 5.00
7.57.512.515.015.017.520.022.525.0
161212844444
6.5.2.4 Pengendalian Mutu
(1) Persyaratan Pengujian
Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai
dengan Bab 6.5.2.1 (3) dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) – Pengujian
Laboratorium–
Sebuah program mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan uji
yang diberikan di dalam Tabel 6.5.2.5
(2) Pengujian Laboratorium
VI -
93
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Bahan agregat L.P.A. harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 mater kubik
bahan yang dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, yang sesuai
dengan batas perbedaan pengujian berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas
yang ditetapkan pada Sub Bab 6.5.2.2 Spesifikasi ini.
TABEL 6.5.2.5 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI ATAS
TESTRUJUKAN
T I P EAASHTO BINA MARGA
Analisa saringan agregat halus dan kasar
T. 27 PB 0201 - 76 Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar
Penentuan batas cair dan batas plastis
T 89T 90
PB 0109 – 76PB 0110 – 76
Pengujian plastisitas untuk batas cair dan indeks Palstisitas
Bagian halus yang plastis di dalam agregat bergradasi dan tanah
T 176 - Pengujian Ekivalensi pasir untuk menunjukkan perbandingan bagian halus dan lempung
Hubungan kelembaban- kepadatan
T 99 PB 0111 - 76 Ujian Standar Proctor menggu-nakan pemukul 2,5 kilogram.
California Bearing Ratio (direndam)
T 193 PB 0113 - 76 Menentukan nilai dukungan tanah dan agregat
Berat jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
T 85 PB 0103 - 76 Menentukan penyerapan air oleh agregat kasar kelas B saja
Ketahanan agregat kasar terhadap abrasi
T 96 PB 0206 - 76 Pengujian untuk agregat < 37,5 mm, menggunakan mesin Los Angeles (500 putaran)
(3) Pengendalian Lapangan
Pengujian-pengujian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan
Spesifikasi. Membuat lubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis pondasi
atas dipadatkan dengan baik, harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawas
Direksi Teknik.
TABEL 6.5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN
TEST PENGENDALIAN PROSEDUR
a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi atas.
b. i. Test pemadatan lapis pondasi atas (dengan cara kerucut pasir) AASHTO T-191
ii. Test pemadatan dengan penggilasan percobaan (dimana test kepadatan kerucut pasir tidak dapat dilakukan)
Pemeriksaan Visual setiap hari & pengukuran ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi yang terpasang
Test kepadatan di tempat, untuk menentukan tingkat kepadatan yang dibandingkan dengan test laboratorium untuk hubungan kelembaban–kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang jelan.
Pemeriksaan visual setiap hari dan pengujian dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi atas yang terpasang (menggunakan mesin gilas berat).
VI -
94
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
6.5.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan
(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan
kompensasi lainnya dalam memperoleh dan mengambil bahan yang harus digunakan
untuk Agregat Lapis Pondasi Atas. Di bawah keadaan apapun pemberi tugas
(Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) harus bebas dari setiap kewajiban
pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah termasuk dalam Daftar Penawaran.
(2) Jumlah yang harus dibayar harus merupakan jumlah meter kubik Lapis Pondasi Atas
yang terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.
Penghitungan volume lapis Pondasi Atas, harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis
pondasi yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang
disesuaikan oleh “perintah perubahan” (change order), dikalikan dengan panjang
terpasang sebenarnya dan disetujui oleh Direksi Teknik.
Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi
toleransi ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab 6.5.2.1 (2).
6.5.2.6 Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan
pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item
pembayaran yang diberikan di bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan merupakan
kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam
menyelesaikan lapis pondasi atas yang diminta, sebagaimana diuraikan dalam bagian ini.
Nomor Item Pembayaran
U r a i a n Satuan Pengukuran
6.5.2.1
6.5.2.2
Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A
Lapis Pondasi Atas Makadam Ikat Basah Kelas B
meter kubik
meter kubik
6.5.3 LAPIS PONDASI ATAS, STABILISASI TANAH-SEMEN
6.5.3.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis pondasi atas dari tanah yang dimantapkan
dengan semen dipasang di atas lapis pondasi bawah (atau diatas lapis tanah dasar
dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah), menggunakan tanah pilihan yang
diperoleh dari daerah setempat, dicampur ditempat secara merata dengan
perbandingan air dan semen yang ditentukan. Pekerjaan tersebut akan meliputi
VI -
95
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
penghamparan, pembentukan, pemadatan, penyelesaian dan pemeliharaan mencapai
garis ketinggian, ketebalan dan penampang tipikal yang ditunjukkan dalam gambar
atau seperti yang diatur dan disetujui oleh Direksi Teknik.
(2) Toleransi Ukuran
a. Bila lapis pondasi atas dari tanah yang dimantapkan dengan semen dipasang
diatas lapis tanah dasar, lapis tanah dasar harus disiapkan dan dibuat selesai
memenuhi toleransi-toleransi yang ditetapkan dalam sub Bab 6.3.3.1 (2)
Spesifikasi ini.
b. Apabila lapis pondasi yang dimantapkan harus dipasang d atas lapis pondasi
bawah yang telah disiapkan, lapis pondasi bawah tersebut harus telah disetujui
mengenai bentuk, ketinggian dan penyelesaian akhir umumnya serta diuji, digilas
untuk memeriksa pemadatan yang memuaskan dengan CBR minimum yang
diperoleh sebesar 25%.
c. Pada setiap penampang melintang ketebalan rata-rata lapis pondasi atas tanah
semen yang selesai harus berada dalam perbedaan ± 10% tebal perencanaan
atau ketebalan yang disetujui oleh Direksi Teknik.
d. Permukaan akhir harus memenuhi derajat, permukaaan dan penampang
melintang yang ditetapkan atau yang disetujui oleh Direksi Teknik, dan tidak boleh
ada bagian permukaaan yang menyimpang dari permukaan akhir ini melebihi 2
cm, bilamana diukur dengan satu mistar lurus panjang 3 meter diletakkan di atas
permukaan yang sejajar dengan atau searah dengan garis sumbu jalan.
e. Kontraktor harus menyadari bahwa bentuk penyelesaian akhir permukaan Lapis
Pondasi Tanah Semen yang jelek akan berakibat bertambahnya jumlah aspal
yang diperlukan dalam pelapisan ulang untuk memenuhi toleransi kehalusan
permukaan aspal yang telah ditentukan. Oleh karena campuran Aspal Panas akan
dibayar berdasarkan dimensi yang telah ditetapkan dalam disain (dan bukan
berdasarkan berat yang di hampar), maka tambahan penggunaan aspal dalam
pelapisan ulang akan merupakan kerugian di pihak Kontraktor. Penyelesaian
permukaan akhir yang sehalus mungkin bagi lapis Pondasi Tanah Semen, akan
merupakan hasil yang paling baik bagi kontraktor, dan juga menghasilkan jalan
yang paling baik.
(3) Penyerahan-Penyerahan
Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik:
a. Contoh semua bahan yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta dangan
data-data uji yang menyatakan sifat-sifat dan kualitas seperti yang diminta oleh
Spesifikasi ini, harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan
persetujuan pada waktu paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai. VI -
96
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
b. Pengiriman semen ke lapangan
Catatan yang menyatakan jumlah semen yang dikirim ke lapangan dan tempat
penyimpannya dari setiap kiriman yang disimpan di tempat penyimpanan milik
Kontraktor di lapangan, harus diserahkan ke Direksi Teknik setiap hari setiap ada
pengiriman, bersama dengan surat yang menyatakan pabrik pembuatannya dan
hasil-hasil ujinya yang disyaratkan pada Standar di Indonesia untuk industri SII –
13 -1977.
c. Perhitungan pemakaian semen
Catatan harian dari jumlah semen yang dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan akan
disimpan, seperti yang ditentukan di pasal 6.5.3.2 (1), dan harus diserahkan ke
Direksi setiap hari setelah jam kerja selesai. Direksi Teknik tidak akan menerima
catatan yang dari hari sebelumnya ataupun memasukkannya dalam perhitungan
jumlah semen yang harus dibayar.
d. Pengujian pengendalian
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pengujian pengendalian dari
pekerjaan-pekerjaan seperti yang dijelaskan dalam Pasal 6.5.3.6 dan dia harus
melengkapi hasil-hasil ujian pengendalian tersebut ke Direksi pada hari yang
sama, atau di hari berikutnya, yang mana pengujian ini harus diselesaikan kalau
dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan di prosedur standar pengujian.
e. Pengujian (test) skala Dynamic Cone Penetrometer
Pengujian Cone Dynamic Penetrometer harus dicata di standar formulir, gambar-
gambar catatan hitungan pukulan harus ditanda tangai oleh Kontraktor dan Direksi
Teknik di lapangan segera setelah setiap pengujian dan lampirannya diberikan
kepada Direksi Teknik segera setelah di tanda tangani. Gambaran grafik dari data
penetrometer harus diserahkan kepada Direksi Teknik selambat-lambatnya pada
akhir jam kerja di hari kerja berikutnya.
f. Catatan Benda Uji
Semua benda uji yang diambil harus ditanda tangani jelas yang menyatakan
tempat darimana benda uji tersebut diambil dan harus diserahkan kepada Direksi
Teknik bersama dengan catatan tertulis mengenai tinggi rata-ratanya dan lokasi
dari setiap benda uji itu. Semua benda uji harus ditinggalkan untuk Direksi Teknik
sebagai referensi (ditempat penyimpanan yang tidak dapat masuk air dan bisa
dikunci yang mana akan disediakan oleh Kontraktor) untuk selama masa Kontrak.
(4) Pembatasan Cuaca
a. Pekerjaan stabilisasi tanah-semen tidak boleh dilaksanakan selama hujan, dan
tanah tersebut tidak boleh digiling atau dikerjakan apabila kandungan air terlalu
tinggi atau di luar batas-batas yang ditetapkan (lihat sub Bab 6.5.3.3 (3)).
VI -
97
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
b. Semen harus ditempatkan dan disebarkan hanya apabila permukaan kering dan
tanah yang sudah disiapkan dalam kondisi yang memuaskan. Dalam terjadinya
hujan yang mendadak selama operasi penyebaran semen, penyebaran harus
dihentikan dan semen yang sudah disebarkan dicampurkan kedalam tanah, dan
campuran tanah-semen dipadatkan. Jika disetujui oleh Direksi Teknik
pencampuran dan pembentukan akhir harus segera diselesaikan, secepatnya
kondisi cuaca mengizinkan. Akan tetapi apabila kualitas pekerjaan
dipertimbangkan terpengaruh oleh kondisi tersebut, Direksi Teknik akan
memerintahkan mengadakan perbaikan pekerjaan sesuai dengan titik (6) di
bawah.
(5) Penjadwalan Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas
a. Kontraktor akan mengatur pelaksanaan pekerjaan pondasi tanah-semen yang
baru selesai dengan perawatan mengeras yang baik dan tidak boleh ada lalu
lintas yang diizinkan lewat di atas permukaan yang dimantapkan tersebut selama
paling sedikit 7 hari setelah pelaksanaan.
b. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada lalu lintas
yang diizinkan melewati pondasi tanah-semen yang baru dilaksanakan dan ia
akan mengatur pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan pelaksanaan setengah
lebar, kecuali disediakan satu pengalihan (alternative) lalu lintas yang disetujui.
c. Tergantung kepada ketentuan khusus kontrak, adalah suatu persyaratan yang
umum bahwa permukaan tersebut dirawat dengan suatu lapisan penutup
permukaan dari aspal atau lapis ulang (overlay) tidak kurang dari 14 hari setelah
pemasangan pondasi tanah-semen dan Kontraktor akan membuat pengaturan
yang memadai yang sesuai dengan perintah yang diberikan Direksi Teknik.
(6) Perbaikan Lapis Pondasi Atas Tanah-Semen yang Tidak Memuaskan
Pondasi tanah-semen yang tidak memenuhi toleransi atau mutu yang diminta di bawah
spesifikasi ini, akan diperbaiki oleh Kontraktor sesuai dengan perintah Direksi Teknik.
Perbaikan-perbaikan tersebut dapat meliputi:
i. Perubahan dalam perbandingan campuran.
ii. Penggilingan kembali bagian pondasi semen-tanah yang ditemukan tidak
sempurna, mencampur kembali dengan menambah semen dan membentuk
kembali, pemadatan dan penyelesaian akhir.
iii. Melapis ulang bagian yang tidak sempurna dengan satu lapisan tambahan
pondasi semen-tanah, ketebalannya harus ditentukan oleh Direksi Teknik.
iv. Perlindungan terhadap penyusutan, retak-retak yang menjadi luas dan berongga
lebar. Cara menanggulangi penyusutan retak-retak harus didiskusikan dan
disetujui oleh Direksi Teknik, dan akan mencakup pilihan-pilihan berikut:
Penambahan penggilasan VI -
98
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Pengurangan semen dalam campuran
Pengurangan ratio air-semen
Siar pasir semen untuk retak-retak lebar
Bila perlu, harus dibuatkan campuran percobaan untuk pengujian lebih lanjut.
6.5.3.2 Bahan-Bahan
(1) Portland Cement (P.C)
a. Semen yang harus digunakan untuk pondasi semen-tanah akan berupa semen
Portland (P.C) mematuhi persyaratan-persyaratan Standar Industri Indonesia SII-
0013-81 semen Portland tipe I, dan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh
Departemen Perindustrian.
b. Semen tersebut harus dipasok ke lapangan dalam kantong 40 kg dan harus
disertai dengan sertifikat pengujian dari pabrik. Direksi Teknik dapat meminta
pengujian mutu yang harus dilaksanakan untuk setiap pengiriman untuk
menentukan kondisi dan mutu senyatanya semen yang diserahkan ke lapangan
c. Semua semen yang digunakan untuk pondasi tanah-semen harus disimpan di
lapangan sesuai dengan persyaratan Bab 6.1.6 Spesifikasi ini.
(2) Air
a. Air yang akan digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan
zat-zat lain yang dapat membahayakan pembuatan pondasi tanah-semen.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penyediaan air untuk pekerjaan-
pekerjaan dan menjamin bahwa air tersebut memenuhi persyaratan mutu.
(3) Tanah
a. Secara umum hanyalah tanah-tanah berbutir yang terdiri dari pasir, kerikil
lempung dan bebas dari zat-zat organis yang akan dipilih. Tanah yang tidak cocok
untuk pemantapan (stabilisasi) tanah-semen meliputi lempung, lempung expansif
(mudah berkembang), dan tanah–tanah yang berisikan garam yang harus di
buang (misalnya sulfat).
b. Bila perlu dan untuk dapat memenuhi persyaratan kecocokan, pencampuran tanah
akan dapat diterima, yang tergantung kepada pengujian-pengujian dan
persetujuan yang memuaskan dari Direksi Teknik. Persyaratan kecocokan tanah
mengenai ukuran partikel dan syarta-syarat mutu diberikan di bawah pada Tabel
6.5.3.1.
VI -
99
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
TABEL 6.5.3.1 KECOCOKAN DAN SYARAT-SYARAT MUTU TANAH
BATAS UKURAN PARTIKEL BATAS PENGUJIAN MUTU UNTUK PEMILIHAN TANAH
SEBELUM DIGILING (diasring basah)(i) Maks. Ukuran partikel batu = 75 mm(ii) Lolos saringan 4,75 mm = > 50%(iii) Lolos saringan 0,425 mm = > 15%(iv) Lolos saringan 0,075 mm = < 50%
i. Batas cair = < 40ii. Indeks Plastisitas maks = 18iii. Koefisien keseragaman D60
Gradasi ukuran partikel ----- ≥ 5 D10
iv. Ekivalensi pasir = 20% - 45%v. Nila pH (setelah 1 jam)
Untuk reaktivitas tanah = ≥ 12vi. Kandungan Organis = ≥ 12
SESUDAH DIGILING (tidak termasuk partikel-partikel batu)
(v) Lolos saringan 4,75 mm = > 70%
6.5.3.3 CAMPURAN-CAMPURAN
(1) Komposisi Umum untuk Campuran
Campuran Lapis Pondasi Tanah Semen terdiri dari tanah yang telah disetujui, semen
dan kandungan air. Kadar semen akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan pengujian
dari data laboratorium dan Preliminary Field Trials, tetapi harus di antara 3% sampai
12% dari berat tanah dalam keadaan kering oven seperti asalnya (yaitu, sebelum
diaduk dengan semen).
(2) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara UCS)
Untuk setiap daerah tempat pengambilan tanah baru yang akan digunakan, dan dari
waktu ke waktu yang seperti diminta/diperintahkan oleh Direksi selama penggunaan
suatu daerah tempat pengambilan tanah, kontraktor harus melakukan percobaan
campuran-campuran di laboratorium di bawah pengawasan Direksi Teknik untuk
menentukan:
1. Apakah bisa atau tidak membuat Lapis Pondasi Tanah Semen yang memuaskan
dalam hal kekuatan dan sifat perubahan isi dari tanah yang bersangkutan.
2. Kandungan semen yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan campuran yang
ditargetkan (target mix strength).
VI -
100
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
3. Kadar air dan kepadatan yang diperlukan untuk pengendalian pemadatan di
lapangan
Prosedur untuk rancangan campuran (mix design) dijelaskan disini dan ini mencakup
langkah-langkah berikut ini:
(a) Tentukan hubungan antara kandungan air dan kepadatan untuk tanah yang
bersangkutan dengan menggunakan paling sedikit empat macam kandungan
semen (AASHTO T134-76) dan gambar hasil dari pengujian ini di Grafik I pada
formulir standar. Puncak dari setiap garis lengkung grafik dari kandungan air-
kepadatan menyatakan Maksimum Kepadatan Kering (Maximum Dry Density
(MDD)) dan Optimum Kadar Air (Optimum Moisture Content (OMC)) untuk
kandungan semen yang digunakan.
(b) Gambar nilai-nilai MDD dan OMC untuk setiap kandungan semen di Grafik II dan
hubungkan titik-titik pengujian dengan garis lengkung grafik untuk mendapatkan
variasi dari MDD dan OMC dengan bermacam-macam kandungan untuk semen
tanah yang bersangkutan.
(c) Dengan menggunakan paling sedikit empat macam kandungan semen, buatlah
serangkaian benda uji untuk diuji kekuatan tekannya (Unconfined Compression
Strength (UCS)) dimana benda uji ini dipadatkan sampai MDD dan OMC yang
ditentukan (a) diatas. Setelah pengerasan selama 7 hari, uji benda-benda ini
dengan mengikuti prosedur yang diberikan di ASTM D 163-33 dan gambar angka-
angka kekuatannya yang didapat dari Grafik III. Gambar garis lengkung grafik
melalui titik-titik pengujian dan pilih kandungan semen campuran yang
memberikan kekuatan seperti yang ditentukan yaitu 24 kc/cm3.
(d) Masukkan angka dari kandungan semen campuran yang dipilih itu ke Grafik II,
sudah digambar di (b) di atas, dan baca/tentukan angka MDD dan OMC untuk
campuran Semen Tanah (Soil Cement) dari kandungan semen yang dipilih.
Gunakan nilai-nilai MDD dan OMC ini untuk menentukan angka kepadatan dan
batas kandungan air untuk pengendalian pemadatan di lapangan dan gambar
batas-batas tersebut di Grafik IV.
(e) Tentukan sifat-sifat pengembangan dan penyusutan dari campuran semen-tanah
dengan mengadakan pengujian yang diberikan di AASHTO T 135-76 dan
bandingkan dengan batas-batas yang diberikan di AASTHO T135-76 dan
bandingkan dengan batas-batas yang diberikan di Tabel 6.5.3.2
(3) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara CBR)
(a) Semua langkah-langkah yang diberikan di pasal 6.5.3.2 (2) di atas harus diikuti
kecuali pengujian California Bearing Ratio (CBR) yang dapat digunakan sebagai
pilihan dari pengujian UCS di langkah (c). akan tetapi, dalam hal ini, sejak hasil
untuk kekuatan campuran dari pengujian CBR pada umumnya tidak setepat dari
VI -
101
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
pengujian UCS, Direksi Teknik akan menganjurkan Kontraktor untuk mengadakan
pengujian UCS dan CBR setiap saat dimana jenis tanah yang baru ditemukan,
dan dalam dasar perbandingan hasilnya dia boleh, kalau dia rasa perlu, merubah
spesifikasi untuk UCS akan berhubungan lebih dekat (yang mana dalam segala
hal akan tetap seperti yang diberikan pada Tabel 6.5.3.2)
(b) Kalau pengujian CBR digunakan, prosedur yang diberikan di AASHTO T193-76
harus diikuti (2,5 kg penumbuk) kecuali setelah pembentukan bahan untuk diuji ini
harus dikeraskan dengan cara menutupnya rapat-rapat di dalam kantong plastic
yang besar, bersama dengan (tetapi tidak berhubungan langsung) sebuah panic
yang terbuka yang diisi dengan air, kantong tersebut harus diletakkan pada posisi
yang tidak terkena matahari secara langsung. Setelah 3 hari, benda uji tersebut
harus dikeluarkan dari kantong plastiknya dan direndam dalam bak air selama 4
hari, yang setelah itu pengujian kekuatannya harus dilakukan.
(c) Langkah-langkah lainnya dalam prosedur rancangan campuran diberikan di atas
pada Pasal 6.5.3.3 (2).
(4) Sifat-Sifat Campuran yang Diperlukan
Lapis Pondasi Tanah Semen harus sesuai dengan syarat-syarat yang diberikan pada
tabel 6.5.3.2.
TABEL 6.5.3.2. SIFAT-SIFAT YANG DIPERLUKAN UNTUK PONDASI TANAH
SEMEN
TEST
SYARAT-SYARAT BATAS (SESUDAH PENGERASAN 7
HARI) METODE TEST
MINIMUMTARGE
TMAKSIMU
MKekuatan tekan tak terbatas (USC) kg/cmCalifornia Bearing Ratio (CBR) %Rata-rata tahanan penetraiScala diatas pusat sepertiga lapisan yang diuji (SPR) pukulan/cmTahanan penetrasi Scala yang menentukan batas terendah dari tebal lapisan yang efektif (SPR) pukulan/cmTest pembasahan dan pengeringan(i) % hilang berat(ii) % perubahan isi
20100*1.0*
(1.0+)
0.8*(1.3+)
--
24120*1.3*
(0.8+)
-
--
35200*2.5*
(0.4+)
-
72
ASTM D 1633-63AASHTO T 193-72Lampiran 5.4.A dalam Buku 3, SpesifikasiLampiran 5.4.Adalam Buku 3, Spesifikasi
AASHTO T 135-76
* angka-angka ini dapat diatur/diubah oleh Direksi untuk disesuaikan dengan angka-angka yang
ditentukan untuk UCS, mengikuti pengujian-pengujian kalibrasi untuk setiap jenis tanah baru
* angka-angka di dalam kurung adalah kemampuan penetrasi ekivalen dalam cm/pukulan
VI -
102
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
6.5.3.4 PERCOBAAN DI LAPANGAN (FIELD TRIALS)
(1) Percobaan-percobaan Awal di Lapangan (Preliminary Trials) untuk Campuran-
campuran Pilihan
(a) Untuk setiap jenis tanah baru yang diajukan untuk digunakan, rancangan
campuran semen-tanah yang mengikuti prosedur-prosedur laboratorium yang
dijelaskan dalam pasal 6.5.3.3 di atas harus disesuaikan dengan membangun jalur
percobaan dari material untuk Lapis Pondasi Tanah Semen yang diajukan, yang
panjangnya 200 meter yang diletakan secara berlapisan, untuk rencana
membangunnya, pembangunannya dan prosedur untuk pengendalian kwalitas
yang diajukan untuk pekerjaan-pekerjaan ini.
(b) Jalur percobaan ini harus diletakan di luar lapangan atau jika diminta oleh
kontraktor dan disetujui oleh Direksi dengan dasar dari hasil-hasil pengujian di
laboratorium untuk sifat-sifat tanah yang diajukan, di jalanan yang merupakan
bagian dari prtoyek tersebut. Akan tetapai dalam hal yang terakhir ini, jika bagian
percobaan ini tidak memuaskan, atau jika Lapis Pondasi Tanah Semen yang
diletakan ini tidak memenuhi (dalam segala hal) persyaratan-persyaratan di
Spesifikas, maka jalur percobaan ini, semuanya, harus dipindahkan dari jalanan
tersebut dan tanah dasarnya harus disiapkan lagi setelah percobaannya selesai
dilakukan. Jika Direksi menyetujui untuk menerima jalur percobaan ini sebagai
bagian dari pekerjaan-pekerjaan, material Lapis Pondasi Tanah Semen akan
diukur dan dibayar sebagai bagian dari pekerjaan. Untuk jalur percobaan yang
dibangun di luar lapangan tidak akan ada pembayaran.
(c) Semua tahap dari pembangunan, masa pengerasan dan pengujian dari jalur
percobaan ini akan diawasi dari dekat oleh Direksi yang mana dia boleh meminta
variasi dari prosedur-prosedurnya atau dari kwantitas dan jenis dari pengujiannya
yang dalam pendapatnya diperlukan untuk mendapatkan keterangan/hasil yang
berguna yang paling banyak dari percobaan ini. Pemeriksaan selama percobaan
harus termasuk, tetapi tidak berarti menjadi batas, penentuan yang berikut ini:
(i) Kecocokan pada umumnya, keefisienannya dan keefektifannya dari cara dan
alat-alat yang diajukan oleh Kontraktor, ditentukan dalam hal kecepatan dan
keseluruhannya dari kebiasaan dan keberhasilan dalam menjalani percobaan
ini.
(ii) Derajat kehalusan yang didapati dari tanah ini, ditentukan dengan dasar
penglihatan dan dengan dasar jumlah lintasan tanah ini dihalusi dengan
mesin penghalus untuk mendapatkan kehalusan yang diminta di Pasal
6.5.3.5 (3) (c) dalam spesifikasi ini.
VI -
103
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(iii) Kandungan air optimum untuk penghalusan tanah ini, ditentukan/didapati dari
penghalusan dengan macam-macam kandungan air pada bagian-bagian
yang berbeda dari jalur percobaan dan membandingkan derajat kehalusan
yang didapati dari pengujian-pengujian di laboratorium dengan benda ujinya
diambil selama jalannya penghalusan.
(iv) Keseragaman dari campuran yang diperoleh dengan cara penyebaran dan
cara pengadukan yang digunakan, ditentukan dengan dasar penglihatan
selama penghalusan dan dengan membandingkan variasi kekuatannya dari
satu titik ke titik lainnya dari pengujian-pengujian Scala Penetrometer yang
dilakukan setelah 7 hari dengan frekwensi seperti yang ditentukan pada Pasal
6.5.3.6 (5);
(v) Keefektifan dari penggilingan dan pemadatan, ditentukan dari pengujian-
pengujian Scala Penetrometer segera setelah dilalui sekali atau beberapa kali
oleh mesin/alat pemadat, untuk menciptakan hubungan (kira-kira/secara
kasar) antara berapa banyaknya lintasan dan kepadatan yang didapati, dan
diperiksa dengan melakukan pengujian-pengujian kepadatan lapangan
dengan alat Sand Cone dari pekerjaan yang sudah selesai dengan frekuensi
seperti yang ditentukan di Pasal 6.5.3.6 (4) (b);
(vi) “bulking ratio” antara tanah lepas yang sudah dihaluskan dengan campuran
yang sudah dipadatkan, untuk menentukan ketebalan material lepas yang
diperlukan untuk menghasilkan ketebalan lapisan campuran yang ditentukan
setelah dipadati;
(vii) Kecukupan dari rancangan campuran semen-tanah, ditentukan dengan
mengadakan pengujian-pengujian CBR dan/atau UCS yang benda ujinya
diambil dari campuran (sebelum digiling) yang dibentuk dan dikeraskan
selama 7 hari dengan frekwensi yang ditentukan pada Pasal 6.5.3.6 (4) (a)
dalam addendum ini, dan disesuaikan jika dikira perlu oleh Direksi dengan
pengujian-pengujian UCS dari benda uji yang diambil dari percobaan jalur
yang sudah selesai.
(viii) Batas-batas kerapatan dan kandungan air yang praktis untuk pengendalian
pemadatan didapat dari rancangan campuran laboratorium, ditentukan
dengan melakukan pengujian-pengujian dari kerapatan dan kandungan air di
lapangan dari campuran yang baru dipadati dan membandingkan hasilnya
dengan batas-batas yang dianjurkan.
(ix) Hubungan antara CBR dan UCS percobaan campuran semen-tanah (dalam
keadaan dimana pengujian CBR disetujui atau diperintahkan oleh Direksi
untuk monitoring pengendalian kekuatan), dijelaskan di langkah (vii) di atas
dengan menyiapkan dan menguji contoh-contoh tersebut dengan kedua cara
VI -
104
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
dan bandingkan kekuatan rata-ratanya dari setiap cara tersebut pada waktu
pengerasan 17 dan 28 hari
(x) Hubungan antara Scala Penetrometer Resistance (SPR) dan kekuatan (CBR
dan/atau UCS) untuk percobaan campuran semen-tanah, ditentukan dengan
mengadakan pengujian penetrometer segera setelah dipadatkan (langkah (v)
di atas), 7 hari setelah dipadatkan (langkah (iv) diatas) dan 28 hari stelah
dipadatkan, dan membandingkan hasil rata-rata dari SPR yang dipadatkan
dari setiap rangkaian dan hasil-hasil dari pengujian UCS dan CBR yang
dilakukan seperti di langkah (ix) di atas
(xi) Keperluan dan cara yang paling tepat untuk menambal retak dan
pengendalian dengan penggilasan, ditentukan dengan mengawasi jalur
percobaan selama masa pengerasan dan, jika banyak retak dari penyusutan
terjadi, dengan pengendalian penggunaan bermacam-macam model dan
berat dari penggilingan;
(xii) Model dari lapisan tipis yang paling tepat dan cara pengerasan/pengeringan
dari Lapis Pondasi Tanah Semen, ditentukan dengan dasar penglihatan dari
permukaannya dan kecepatan dari hilangnya air seperti yang ditentukan oleh
pengujian kandungan air
(xiii) Batas dari Scala Penetrometer Resistance (SPR) yang harus digunakan untk
penetuan “Tebal Efektif” dari Lapis Pondasi Tanah Semen, yang didapatkan
dari catatan penetrasi dari langkah (x) di atas untuk lokasi yang mana
kedalaman dari material yang memuaskan diketahui secara tepat (dari benda
uji yang diambil sebelumnya pada titik yang sama yang digunakan untuk
pengujian penetrometer dan dari pengujian kekekuatan yang dilakukan pada
contoh campuran tanah – semen sebelumnya, sebelum didapatkan dari titik
lokasi yang diuji), pada umumnya batas SPR untuk penentuan tebal efektif;
(xiv) Banyak jumlah lapisan yang diperlukan untuk mendapatkan Lapis Pondasi
Tanah Semen yang memuaskan untuk kedalaman rancangan, ditentukan
dengan merubah-rubah banyaknya lapisan yang digunakan dalam bagian-
bagian percobaan yang berbeda, dimana hanya satu lapisan yang
disarankan, penggunaan dua atau lebih lapisan yang lebih tipis juga harus
dicoba dan dievaluasi.
(d) Berdasarkan dari data yang diambil dari jalur percobaan dan tidak lebih cepat dari
pada 14 hari setelah jalur percobaan diletakkan, Direksi boleh memberi Kontraktor
persetujuan untuk meneruskan seperti yang direncanakan, atau memberikan
persetujuan untuk meneruskan dengan modifikasi-modifikasi (apa saja) ke
rancangan campuran atau prosedur pembangunannya yang dia rasa perlu, atau
dia boleh menolak untuk penerusannya akan tetapi memerintahkan Kontraktor
untuk mengadakan percobaan-percobaan lagi dengan material yang akan
VI -
105
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
digunakan, atau menganjurkan tanah lainnya atau menukar atau menambahkan
kapasitas dari mesin dan alat-alatnya.
6.5.3.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Persiapan Tanah Dasar
(a) Kecuali dalam hal pengukuran untuk pembayaran, pekerjaan persiapan tanah
dasar harus dilakukan menurut persyaratan-persyaratan pada seksi 6.3.3 dari
spesifikasi ayat ini dan ketinggian jalur serta ukuran-ukurannya seperti di Gambar
atau yang diperintahkan/diminta oleh Direksi.
(b) Arti dari tanah dasar adalah permukaan tanah yang sudah disiapkan yang mana
pekerjaan selanjutnya dari pembangunan jalan akan dilakukan. Kecuali kalau
ketinggian dari perkerasannya harus dinaikkan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar, permukaan tanah dasar harus sama tinggi dengan permukaan jalan yang
ada, kecuali kalau diperintahkan oleh Direksi
(c) Permukaan jalan yang ada harus dibersihkan dari material yang tidak diinginkan
dan kemudian di proof-roll. Setiap ketidaksamaan atau cekungan yang ada/terjadi
dipermukaan tanah dasar selagi pemadatan harus dibetulkan dengan menebarkan
tanah permukaan daerah tersebut dan menambah, membuang atau menukar
material itu, mengukur kandungan air jika diperlukan, dan memadatkannya
kembali agar supaya permukaannya halus dan rata.
(d) 20 cm tanah yang dibawah tanah dasar harus dipadatkan sampai kerapatnnya
seperti yang ditentukan oleh AASHTO T 191, tidak boleh kurang dari 95%
maksimum kepadatan kering (maximum dry density) yang dipadatka AASHTO T
99.
(e) Selain kalau disetujui oleh Direksi, angka/hasil CBR dari tanah yang disiapkan
untuk tanah dasar ketika diuji mengikuti AASHTO T 193, harus paling sedikit 6%
setelah direndam selama empat hari waktu dipadatkan ke 100% dari maksimum
kerapatan kering seperti yang ditentukan di AASHTO T 99. Bilamana kondisi
kekuatan ini tidak bisa didapati, Direksi boleh memerintahkan Kontraktor untuk
melakukan perbaikan tanah dasar yang melibatkan pemindahan dan penggantian
material yang tidak memuaskan atau menutupinya dnegan material pengurug
yang memenuhi persyaratan di Spesifikasi ini, atau mengaduknya dengan material
berbutir kasar untuk memenuhi persyaratan-persyaratan di Spesifikasi ini.
(f) Setelah selesai pemadatan dan sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya,
permukaan tanah dasar harus memenuhi toleransi permukaan yang ditentukan di
Pasal 6.3.3.2 (3) di spesifikasi
(g) Setiap tanah dasar yang menjadi lumpur, pecah-pecah atau lepas yang
disebabkan dari keadaan cuaca atau rusak sebelum dimulainya peletakan dari VI -
106
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Lapis Pondasi Tanah Semen harus dibaiki samapi sesuai dengan spesifikasi ini
dengan biaya yang ditanggung oleh Kontraktor
(h) Sebelum peletakan dari setiap bagian dari Lapis Pondasi Tanah Semen, tanah
dasar padat yang sudah disiapkan harus dibersihkan dari debu dan material
lainnya yang merusak dengan menyemprot udara atau cara lain yang disetujui,
dan kalau perlu harus dibasahi, seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
(2) Pilihan Cara untuk Pengadukan dan Peletakan
Pengadukan dari tanah-semen-air harus dilakukan dengan cara pengadukan di tempat
(mix-in-place) atau pengadukan di pusat (Central-plant-mix)
Pengadukan secara mesin biasanya dibatasi untuk tanah yang daya kekenyalannya
rendah (low plasticity). Suatu tanda batas plastisitas untuk tanah yang bisa digunakan
di mesin pusat boleh dapat dengan melipatkan index plastisitas (plasticity index) dari
tanah itu dengan persentasi tanah yang tidak boleh lebih halus daripada ayakan #40.
Kalau angkanya kurang dari 500 cara pengadukan mesin dapat digunakan.
Bermacam-macam alat-alat yang dapat digunakan untuk pengadukan ditempat dapat
dibagi dalam empat kelompok:
(a) Piringan penggaru untuk pertanian, piringan luku untuk pertaniaan dan motor
graders
(b) Pencampur “ringan” yang mesinnya kurang dari 100 PK
(c) Pencampur untuk pekerjaan berat yang mesinnya lebih dari 100 Pk (sering disebut
“Pulvimixers”)
(d) Single-pass soil stabilization machines (biasanya mesinnya lebih dari 100 pk)
Batas atas dari plastisitas tanah yang bisa didapati dengan berbagai mesin
pengaduk diatas, dicantumkan di Tabel 6.5.3.5
TABEL 6.5.3.5 PETUNJUK UNTUK ALAT-ALAT PILIHAN YANG
COCOK
PETUNJUK UNTUK JENIS ALAT
INDEK PLASTISITAS DARI TANAH YANG
DILIPATKAN DENGAN PERSENTASI TANAH YANG LEBIH HALUS DARI AYAKAN #40
PERKIRAAN TEBAL MAX. YANG DAPAT DIPROSES DALAM SATU PROSES
(cm)
Plant campur pusat <500 Tanpa batas
Garu dan luku pertanian dan motor grader
<1000 12-15
Rotavator ringan
(< 100 hp)
<2000 15
Rotavator beban berat <3500 20 to 30
VI -
107
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(< 100 hp) Tergantung pada jenis tanah dan daya yang
diperoleh
Stabilizer lintasan tunggal <2000 to 3000
Tergantung kepada daya kuda
20
Catatan: alat-alat tidak akan diterima atau ditolak dengan dasar dari tabel ini, yang mana
diberikan sebagai petunjuk umum untuk membantu Kontraktor
(3) Peletakan dan Pengadukan dengan menggunakan cara pengadukan di tempat
(Mix-in-place)
(a) Tanah dari daerah pengambilan tanah yang disetujui harus diletakkan dan
disebarkan dengan rata diatas tanah dasar yang sudah disiapkan dan kadar
airnya diatur untuk mendapatkan hasil penghalusan yang tinggi. Kalau
pengeringan diperlukan, kecepatan dari pengeringan tersebut dimaksimumkan
dengan mengaduk tanah yang terus-menerus menggunakan agricultural harrows,
atau alat yang sejenis, dan/atau menggunakan pulvimixers untuk permulaanya
sampai tanah itu cukup kering (untuk kemungkinannya dalam praktek).
(b) Kadar air optimum tanah untuk penghalusan akan dibawah kadar air untuk
maximum dry density, seperti yang ditetapkan AASHTO T99, dan akan ditentukan
oleh Direksi berdasarkan Preliminary Field Trials yang diterangkan pada artikel
6.5.3.4 spesifikasi ini. Kalau disetujui Direksi, pekerjaan penghalusan harus
dilakukan selagi kadar air di tanah tersebut 2% (dengan berat tanah kering) dari
angka yang ditentukan.
(c) Sebelum setiap semen ditambahkan, tanah itu harus dihaluskan, kecuali untuk
batu atau butir-butir kasar, harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah ini
waktu diayak kering;
Lewat ayakan 25 mm : 100%
Lewat ayakan #4 : 75%
(d) Tanah yang sudah dihaluskan disebarkan pada ketebalan yang setelah
dipadatkan menjadi ketebalan lapisan yang dirancang, dalam toleransi yang
diberikan pada Pasal 6.5.3.1 (3) (b). tebalnya lapisan material yang lepas (belum
dipadatkan) yang akan diletakkan, akan seperti yang ditentukan di percobaan-
percobaan di lapangan (Field Trials) (Pasal 6.5.3.4 di atas). Banyak jumlah lapisan
yang diperlukan untuk mendapatkan ketebalan yang dirancangkan untuk Lapis
Pondasi Tanah Semen harus seperti yang ditentukan oleh Direksi dan harus
berdasarkan keseragaman dan kepadatan yang dapat dicapai oleh Kontraktor.
Perintah dari Direksi untuk menambah banyaknya lapisan harus tidak dijadikan
dasar untuk penambahan waktu konstruksi.
VI -
108
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(e) Setelah tanah dihaluskan secara memuaskan, megikuti persyaratan yang
diberikan pada Pasal 6.5.3.5 (3) (c) diatas, semen harus disebarkan secara
merata diaats tanah, baik dengan tangan atau dengan mesin penyebar, pada
kecepatan (rate) yang dihitung untuk menghasilkan kadar semen seperti yang
dirancang oleh Direksi dengan dasar dari rancangan campuran laboratorium dan
Preliminary Field Trials. Dalam hal penyebaran dengan tangan, petunjuk dari jarak
yang diperlukan untuk penyebaran ukuran standar semen per kantongnya (40 kg)
yang diberikan
(f) Setelah semen disebarkan secara merata, mesin pengaduk harus mengaduk
tanah dan semennya untuk beberapa kali sampai campurannya merata
keseluruhannya, yang dapat dilihat dari warna adukannya yang merata. Direksi
akan menentukan (paling sedkit) beberapa kali mesin pengaduk harus bekerja,
dan ini akan berdasarkan Preliminary Field Trials (Pasal 6.5.3.4 (1) diatas) dan
berdasarkan persamaan jenis dari campuran yang didapat untuk pekerjaan ini,
seperti yang ditunjukkan di pengujian pengendalian Scala Penetrometer.
(g) Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi, pekerjaan tanah, penghalusan tanah
dan pengadukan semen tanah harus selalu dilakukan dari bawah (di ketinggian
manapun) ke atas (yaitu seperti arah tanjakan).
(h) Kalau semen dan tanah ingin dicampur secara merata, kadar airnya harus
ditambahkan karena diperlukan untuk menyamai batas kadar air yang ditentukan
oleh prosedur rancangan campuran laboratorium yang dijelaskan di Pasal 6.5.3.3
(2) pada Spesifikasi ini atau seperti yang dirancang oleh Direksi berdasarkan
Preliminary Field Trials atau cara lain.
Pada umumnya, batas bawah dari kadar air akan ditentukan dari Optimum
Moisture Content (OMC) di laboaratorium untuk campuran semen-tanah dan batas
atasnya akan 2% (dari beratnya campuran semen-tanah) lebih tinggi dari pada
OMC, seperti yang dijelaskan pada Pasal 6.5.3.3 dari spesifikasi ini. Air yang
ditambahkan harus diaduk secara merata pada semen-tanah dengan
menambahkan beberapa kali pelewatan mesin pengaduk dan pemadatan harus
dilakukan secepat mungkin setelah itu.
(4) Pengadukan dan Peletakan dengan menggunakan cara pengolahan Terpusat
(Central Plant)
(a) Mesin-mesin pengaduk yang tetap (tidak berpindah) mungkin menggunakan cara
takaran berat (weight-batching) atau cara pemasukan bahan campuran yang terus
menerus (continous feed) dan mungkin disertai dengan paddle mixers atau pan
mixers.
(b) Kalau cara takaran berat digunakan, ukuran dari jumlah material dan semen yang
tepat pertama-tama harus diletakkan seperti yang ditentukan untuk pemadatan
VI -
109
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
dilapangan. Perhatian harus diberikan ke jenis paddle mixer untuk memastikan
bahwa semennya disebar di loading skip secara merata disepanjang daerah
penempatan campuran. Dengan menggunakan kedua paddle dan pan mixer,
semennya harus dibagi secara tepat dengan timbangan yang terpisah atau alat
pembagi yang setelah itu digunakan untuk material yang sedang distabilisasi.
Materialnya harus dicampur sedemikian rupa sampai semennya merata
keseluruhan.
(c) Kalau cara penakaran continous feed digunakan mixer paddles, baffles dan
kecepatan pemasukan material harus disesuaikan agar materialnya bercampur
dengan merata. Semprotan yang digunakan untuk penambahan air kedalam
adukan harus disesuaikan supaya kadar airnya merata di keseluruhan campuran.
(d) Banyaknya dan besarnya kapasitas kendaraan untuk pengangkutan material
adukan harus disesuaikan dengan banyaknya adukan yang dihasilkan dan
kecepatan pembangunan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaannya
dalam waktu yang dirancang untuk lamanya konstruksi.
(e) Campuran harus diletakkan di atas tanah dasar yang sudah dibasahkan, dilapisan
yang seragam dan harus disebarkan dengan paving machine atau spreader box
yang mempunyai kemampuan untuk meratakan material pada
kedalaman/ketebalan yang setelah dipadatkan menjadi ketebalan yang dirancang,
dalam toleransi yang ditentukan pada Pasal 6.5.3.1 (3) (b).
(5) Pemadatan
(a) Pemadatan untuk campuran semen-tanah harus dimulai secepat mungkin setelah
pengadukan dan operasi lainnya, termasuk pembentukan dan finishing, harus
diselesaikan dalam waktu 60 menit sejak semen yang pertama menyentuh tanah.
Semua operasi peletakan, pengadukan dan pemadatan dari lapis pondasi tanah
semen harus dilakukan dibagian-bagian pendek dan material dari setiap bagian
harus dipadatkan sampai selesai dan dibentuk sebelum pengadukan utnuk bagian
yang berikutnya bisa dimulai.
(b) Panjang maksimum yang diizinkan akan dirancang oleh Direksi berdasarkan
kemampuan kapasitas produksi Kontraktor, yang akan diperlihatkan selaman
Preliminary Field Trials (pasal 6.5.3.4) atau dari yang sesudahnya, tetapi dalam
keadaan apapun tidak boleh lebih besar dari 200 meter. Dalam hal dimana Direksi
membatasi panjangnya bagian pekerjaan, pembatasan ini dapat dibatalkan kalau
Kontraktor dapat membuktikan sampai Direksi puas bahwa dia telah menambah
besarnya jumlah produksi sampai cukup, tetapi tidak dalam hal manapun
Kontraktor bisa meminta pertambahan waktu untuk penyelesaian pekerjaan
karena Direksi membatasi panjangnya bagian pekerjaan
VI -
110
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(c) Pemadatan permulaan harus dengan Sheepsfoor, pneumatic-tired atau smooth-
wheeled roller, yang tidak dibolehkan secara langsung menyentuh/melindas
material semen tanah yang sebelumnya diletakkan baik yang sudah mengeras
maupun yang sebagian sudah mengeras.
(d) Setelah penggilingan permulaan, pembentukan dengan menggunakan perata
(grader) mungkin diperlukan sebelum penggilingan terakhir. Pemadatan harus
diselesaikan dengan menggunakan pneumatic-tired atau smooth-wheeled roller
bersamaan dengan grader untuk membuat bentuk dari Lapis Pondasi tanah
Semen seperti yang dirancangkan. Pada umumnya pada penggilingan terakhir, air
(sedikit saja) juga disiramkan untuk membasahi permukaan yang kering yang
disebabkan oleh operasi pemadatan. Derajat dari kepadatan yang didapati
diseluruh lapisan Lapis Pondasi Tanah Semen harus lebih dari 97% dari
Laboratory maximum dry density atau lebih dari batas kerapatan lainnya yang
tinggi yang mungkin ditentukan oleh Direksi dari hasil-hasil pengujian rancangan
campuran laboratorium dan Field Trials atau dari pengujian pengendalian kwalitas
yang sedang berjalan.
(e) Perhatian khusu harus diberikan untuk memperoleh pemdatan yang penuh
disekitar sambungan yang memanjang dan yang melintang. Sebelum setiap
material disambung dengan material yang baru saja dipadatkan pinggiran dari
material yang sudah dipadatkan harus dipotong untuk mendapatkan permukaan
sampingnya tegak lurus padat dan tingginya lapisan seperti yang disyaratkan.
Material disambungan yang melintang antara bagian pinggiran akhir dari
pekerjaan yang baru selesai dengan bagian pinggiran permulaan yang baru harus
dipadatkan dengan digiling secara melintang sehingga seluruh tekanan dari
penggiling dapat digunakan sampai sambungan tersebut tanpa menyentuh
secara langsung material yang baru saja diletakkan. Ditambah lagi, Direksi
mungkin menginginkan/memerintahkan untuk penambahan pemadatan dengan
penggunaan alat (tamping compactor) yang dipegang dengan tangan untuk
memastikan pemadatan di sambungan-sambungan
(f) Permukaan Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus ditutup dengan
rapat, bebas dari gerakan mesin pemadat dan tanpa tambahan pemadatan,
gundukan-gundukan, retak-retak atau material yang lepas. Semua yang lepas,
terpisah (segregated) atau daerah yang cacat/jelek harus diperbaiki sesuai
dengan Pasal 6.5.3.1 (7) dalam Addendum ini.
(g) Segera setelah pemadatan dan pembentukan lapisan terakhir Lapis Pondasi
Tanah Semen, butir-butiran batu yang memenuhi ketentuan dalam seksi 6.6.2
dalam Spesifikasi ini ditebar secara merata di atas permukaan Lapis Pondasi
tanah Semen dan ditanam ke dalam permukaan dengan penggalian. Butiran batu
harus berukuran minimal 13 mm dengan takaran kira-kira 12 kg/m2.
VI -
111
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(6) Rawatan Pengerasan
(a) Secepatnya setelah pemadatan dan pembentukan dari Lapis Pondasi tanah
Semen dan penanaman butiran batu, harus diletakkan penutup yang tipis untuk
selama pengerasan (curing membrane) di atas pekerjaan dan dibiarkan tertutup
selama paling sedikit 24 jam, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Curing
membrane ini mungkin:
(i) Lembaran plastic yang telah dibuktikan/disetujui tidak dapat meresap,
dikaitkan secukupnya supaya tidak bisa terbang ditiup angin dan dengan
sambungan yang bertumpuk sepanjang paling sedikit 300 mm dipasang
untuk mencegah kehilangan air, atau
(ii) Bahan dari/seperti karung yang harus selalu basah selama masa
pengerasan, atau
(iii) Material lainnya yang telah dibuktikan keefektifannya selama Preliminary
Field Trials dan disetujui oleh Direksi
(b) “Curing Membrane” tidak boleh dipindahkan selama 7 hari setelah pencampuran
dan pemasangan Lapis Pondasi tanah Semen, atau sebagaimana ditentukan
Direksi Teknik atas dasar percobaan di lapangan. Perawatan mengeras (Curing)
harus dilanjutkan sampai aspal dapat dipasang di atas Lapis Pondasi Tanah
Semen. Pada saat itu “Curing Membrane” harus dibongkar dan lapis resap
pengikat disemprotkan sesuai dengan ketentuan dari spesifikasi. Bagaimanapun
selama waktu 24 jam dari periode “Curing” tidak boleh dipakai Lapis Resap
Pengikat.
(c) Kendaraan atau alat -alat konstruksi lainnya tidak diperbolehkan berjalan di atas
permukaan jalan selama 7 hari setelah pengadukan dan peletakan dari Lapis
Pondasi tanah Semen, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi dengan dasar
Field Trials. Selama masa ini kontraktor harus menjaga kelancaran lalu lintas yang
melalui daerah pekerjaan dengan menyediakan jalan simpang, sesuai dengan
persyaratan-persyaratn dalam seksi 6.5.3.1 (9) dan 6.1.8 dari spesifikasi
(d) Pengendalian penggilasan Lapis Pondasi tanah Semen akan diawasi oleh Direksi
selama masa permulaan dari pengerasan untuk mengurangi ukuran dan jarak dari
retak-retak penyusutan. Lamanya penggilasan ini akan ditentukan dari Preliminary
Field Trials seperti yang dijelaskan dalam pasal 6.5.3.4 (1) (c) dari spesifikasi ini.
(e) Kalau Lapis Pondasi tanah Semen akan dibuat dengan dua atau lebih lapisan,
setiap lapisan yang sudah diletakkan harus dikeraskan sesuai dengan spesifikasi
ini untuk paling cepat 7 hari sebelum lapisan yang berikutnya diletakkan.
6.5.3.6 PENGENDALIAN MUTU
VI -
112
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(1) Pengendalian Persiapan Lapisan Dasar
(a) Banyaknya frekwensi pengujian pengendalian pemadatan lapisan dasar akan
seperti yang ditentukan oleh Direksi atas dasar keadaan lapangan. Paling sedikit
pengujian-pengujian sand cone density akan diperlukan dalam jarak-jarak tertentu
di sepanjang proyek yang tidak melebihi 200 m, dan sedikitnya sebuah
pemeriksaan kepadatan kering maksimum. Laboratorium harus dilakukan untuk
setiap 10 pengujian kepadatan dilapangan.
(b) Frekwensi pengambilan/pembuatan contoh dan pengujian tanah dasar untuk CBR
akan seperti yang ditentukan oleh Direksi atas dasar macam-macam yang ditemui.
Paling sedikit satu pengujian CBR akan diperlukan untuk setiap jenis tanah untuk
tanah dasar yang didapati di sepanjang proyek.
(2) Pengendalian Penghalusan Tanah
(a) Contoh tanah, yang telah dihaluskan akan diambil dan diuji dilapangan, uintuk
menyesuaikan ukuran partikel dengan yang diberikan dalam Pasal 6.5.3.5 (3) (c).
pada jumlah lima contoh untuk setiap bagian pekerjaan (dari 200 meter atau
kurang)
(b) Kalau ada pengujian yang gagal, penghalusan harus diteruskan untuk seluruh
bagian pekerjaan itu
(3) Pengendalian Kadar Air untuk Operasi Mix-in-Place
(a) Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi, pengambilan contoh dan pengujian
pengendalian kadar air selama penempatan dan pengadukan akan dilakukan
pada jarak-jarak yang tidak lebih dari 100 meter disepanjang proyek, dan pada
setiap lokasi pengambilan contoh akan termasuk pengambilan dan pengujian
contoh-contoh sebagai berikut:
(i) Contoh tanah sewaktu baru disebarkan di atas tanah jalan (untuk penentuan
pengeringan atau pembasahan yang diperlukan sebelum penghalusan);
(ii) Sebuah contoh setelah pengadukan semen dengan tanah (untuk penentuan
jumlah air yang perlu ditambahkan untuk mendapatkan kadar air yang
ditentukan untuk pemadatan);
(iii) Satu atau lebih contoh setelah pengadukan penambahan air ke dalam
campuran semen tanah (untuk memeriksa bahwa kadar air yang ditentukan
untuk pemadatan sudah dipenuhi).
(b) Nilai pengujian kadar air pada umumnya tidak akan didapatkan ke dalam
campuran setelah setiap bagian dari pekerjaan dipadatkan, akan tetapi hasil-hasil
dari pengujian setiap hari kerja harus diperhitungkan untuk mendapatkan optimasi
di hari kerja berikutnya.
VI -
113
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
(4) Pengendalian Pemadatan untuk Lapis Pondasi Tanah Semen
(a) Secepatnya sebelum pemadatan dimulai, contoh-contoh dari campuran semen-
tanah yang lepas/renggang harus diambil dari lokasi yang ditentukan oleh Direksi
dan berjarak tidak lebih dari 500 meter dengan yang lainnya di sepanjang proyek.
Lokasi-lokasi yang dipilih untuk pengambilan contoh/benda uji harus di cross-
section yang sama dengan yang di monitor dengan penelitian tinggi permukaan
dan Scala Dynamic Cone Penetrometer (lihat Pasal 6.5.3.6 (6) dalam Spesifikasi
ini). Pengambilan contoh harus dilakukan secepat mungkin, untuk mengurangi dari
mulainya penggilasan. Contoh-contoh yang diambil harus secepatnya ditutup
rapat di dalam kantong-kantong plastik yang tidak bisa tembus air atau tempat-
tempat penyimpanan untuk dibawa ke laboratorium di lapangan dimana contoh-
contoh ini akan (tanpa ditunggu lagi, untuk menjaga kehilangan air) digunakan
untuk pembuatan benda-benda uji untuk pengujian-pengujian maximum dry
density dan pengujian-pengujian kekuatan (UCS atau CBR, sesuai dengan
ditentukan oleh Direksi). Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi, dua benda
uji harus disiapkan untuk penentuan Maximum Dry Density (menggunakan
AASHTO T 99 pemadatan) dan empat benda uji harus disiapkan untuk pengujian
kekuatan (menggunakan AASHTO T 193 untuk pengujian CBR atau per ASTM
D1632 untuk pengujian UCS).
(b) Secepatnya setelah pemadatan setiap lapisan selesai, pengujian-pengujian
kerapatan di lapangan (AASHTO T 191) harus dilakukan di lokasi-lokasi yang
ditentukan oleh Direksi dan berjarak yang tidak boleh lebih dari 100 meter antara
satu dan lainnya di sepanjang jalan. Setiap lokasi pengujian yang kelima harus
sama dengan suatu lokasi pengambilan contoh-contoh semen-tanah yang lepas
sebelum penggilasan. Hasil-hasil perbandingan dari kerapatan dan kadar air
pengujian sand cone harus dibandingkan dengan angka rata-rata dari maximum
dry density dan optimum moisture content yang diukur dari dua benda uji yang
dibuat, seperti yang diterangkan pada (a) diatas, untuk menentukan presentasi
dari pemadatan yang didapat di lapangan dan untuk menentukan apakah kontrol
air di lapangan memadai.
(5) Pengendalian Kekuatan dan Keseragaman dari Lapis Pondasi Tanah Semen
(a) Setelah pembuatan, keempat benda uji untuk pengujian kekuatan yang
diterangkan pada Pasal 6.5.3.6 (4) di atas harus dirawat mengeras (cured) di
dalam kantong plastik yang ditutup rapat-rapat dan udara didalamnya lembab,
menggunakan cara yang diterangkan pada Pasal 6.5.3.3 (3) (b) dalam spesifikasi
ini kecuali dua benda uji tersebut harus dirawat mengeras di dalam kantong
sampai waktu pengujian dimana yang dua lagi harus dikeluarkan dari kantong
plastik setelah pengerasan selama 3 hari dan direndam di dalam bak air selama 4
hari sebelum benda-benda uji ini dapat diuji. Semua empat benda uji harus diuji
untuk test kekuatan pada umur 7 hari dan pada hari yang sama pengujian-
VI -
114
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
pengujian Scala Penetrometer dilakukan di lapangan di cross section dimana
semen tanah benda-benda uji itu diambil. Angka kekuatan rata-rata dari kedua
hasil pengujian kekuatan dari benda yang direndam di dalam bak air yang didapat
harus dicatat sebagai kekuatan laboratorium dari semen tanah untuk bagian
pekerjaan yang mana benda-benda uji tersebut diambil, dan hardengan “target
strength” yang dicantumkan pada Tabel 6.5.3.3 atau yang ditentukan oleh Direksi.
Dari angka kekuatan laboratorium ini, kekuatan dari Lapis Pondasi Tanah Semen
di lapangan dapat diperkirakan dengan memberikan dari derajat pemadatan di
lapangan, dan angkanya dibandingkan dengan angka minimum yang ditentukan
atau angka yang diberikan.
(b) Angka kekuatan rata-rata dari kedua hasil pengujian kekuatan dari benda uji yang
tidak direndam di dalam bak air yang didapat harus dibandingkan dengan angka
rata-rata dari banyaknya pukulan di lokasi dimana benda-benda uji ini diambil, dan
perbandingan ini akan digunakan oleh Direksi untuk cek dan, kalau dia pikir perlu,
mengatur kalibrasi antara Scala Penetrometer Resistance (SPR) dan kekuatan
(UCS atau CBR)
(c) Hasil pengujian Scala Penetrometer yang dilakukan untuk pengawasan ketebalan
lapisan, seperti yang ditentukan pada Pasal 6.5.4.6 (6) dalam spesifikasi ini, juga
akan digunakan untuk memeriksa kekuatan keseluruhan rata-rata dan
keseragaman dari material semen-tanah yang dibangun. Dengan menggunakan
kalibrasi-kalibrasi yang sudah ditunjukkan angka kekuatan rata-rata dari tengah-
tengah sepertiga bagian (middle one-third portion) dari keseluruhan lapisan Lapis
Pondasi Tanah Semen akan ditentukan dari setiap catatan penetrasi. Rata-rata
dari perkiraan angka-angka kekuatan ini untuk setiap 200 meetr (atau kurang)
bagian dari Lapis Pondasi Tanah Semen harus lebih besar dari target strength
yang ditentukan dalam Tabel 6.5.3.2 dan tidak satupun angkanya yang boleh
kurang dari minimum strength yang ditentukan dalam Tabel 6.5.3.2
(d) Apabila terjadi perselisihan mengenai kekuatan yang sebenarnya di tempat (in-
place) pada Lapis Pondasi Tanah Semen yang sudah selesai, Direksi akan
menganjurkan Kontraktor untuk mengambil dan menguji material yang bentuk dari
benda ujinya adalah silinder. Setiap benda uji yang seperti itu harus dipotong
supaya tingginya tepat dua kali garis tengahnya, ujung-ujungnya harus dihaluskan
dan diratakan (square to axis of the core) waktu diuji dengan cara unconfined
compression, kekuatan dari benda-benda uji tersebut harus melebihi batas
minmum yang diberikan pada Tabel 6.5.3.2
(6) Monitoring Ketebalan Lapis Pondasi Tanah Semen
(1) Ketebalan Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus dimonitor oleh
Kontraktor, di bawah pengawasan Direksi, pada selang jarak 50 meter di
sepanjang jalan dengan cara pengukuran-pengukuran tinggi permukaan dan
VI -
115
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
pengujian-pengujian Scala Penetrometer. Dua macam ketebalan yang harus
diukur:
(i) Ketebalan ditempat “(place thickness)”, dan
(ii) Ketebalan yang efektif (Effective Thickness)
(2) Ketebalan ditempat dari Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus
ditetapkan dan dimonitor sebagai kalkulasi/perhitungan perbedaan tinggi
permukaan sebelum dan sesudah penempatan dari Lapis Pondasi Tanah Semen,
pada titik-titik monitoring yang telah ditandai di penampang melintang (cross
section) yang telah diteliti sepanjang proyek setiap 50 meter
(3) Ketebalan yang efektif harus ditetapkan dan dimonitor sebagai ketebalan dari
material Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai memiliki kekuatan
melebihi batas minimum yang disyaratkan pada Tabel 6.5.3.2, sebagaimana
diukur oleh Scala Penetrometer pada penampang (cross section) yang sama
dengan yang dicatat pada pengukuran tinggi. Untuk pengukuran ini, hitungan
pukulan penetrometer harus dikalibrasi untuk kekuatan dengan cara yang
diterangkan pada Pasal 6.5.3.6 (5) dari spesifikasi ini dan batas bawah dari
ketebalan efektif harus diambil dari titik di grafik kurva hitungan pukulan, setelah
penghalusan untuk menghilangkan variasi-variasi dari kekeliruan pembacaan
dalam percobaan, batas bawah dari Scala Penetration Resistance (SPR) yang
disyaratkan dalam Tabel 6.5.4.3 atau seperti yang ditentukan oleh Direksi
berdasarkan percobaan di lapangan. Untuk menghindari ketidak samaan,
pengujian pada tepi luar dari bahu keras (hard shoulder) di kedua sisi jalan, dan
titik-titik diantara sebagaimana diperlukan. Kecuali kalau ditunjuk oleh Direksi
Teknik, jumlah total titik monitoring tiap potongan melintang harus lima
(4) Titik monitoring yang sama harus digunakan untuk pengukuran tinggi permukaan
dan pengujian penetrometer. Pada umumnya pengujian-pengujian penetrometer
hanya harus dilakukan setelah penempatan dari lapisan terakhir (paling atas) dari
Lapis Pondasi Tanah Semen, tetapi apabila pengujian-pengujian dilakukan pada
lapisan-lapisan antara tanah semen, juga titik-titik monitoring harus berangsur-
angsur ke samping 20 cm di sepanjang jalan untuk setiap lapisan baru, untuk
menghindari kemungkinan dari ujung kerucut melewati material yang sudah
terganggu oleh pengujian-pengujian sebelumnya di lapisan bawahnya.
(5) Setiap pengujian penetrometer untuk monitor ketebalan efektif tidak boleh
digunakan sebagai dasar pengukuran untuk pembayaran kecuali baik Kontraktor
maupun Direksi, atau wakil-wakil resminya sudah menyaksikan pengujiannya dan
menandatangani catatan hitungan-hitungan pukulan pada saat pengujian tersebut.
(6) Apabila terjadi perselisihan mengenai penggambaran grafik dari data hitungan
pukulan, atau dari interpretasi ketebalan yang efektif yang didapati dari grafik
tersebut, keputusan Direksi yang harus menjadi keputusan final dan harus dituruti,
VI -
116
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
kecuali dimana dalam kasus sedemikian Kontraktor memilih, atau ditunjuk oleh
Direksi, untuk mengambil benda uji (coring) untuk memastikan kedalaman material
yang sudah disemen dengan baik pada titik monitoring atau titik-titik yang
diperselisihkan.
(7) Kandungan Semen
Dalam hal dimana Lapis Pondasi Tanah Semennya tidak memuaskan yang
keburukannya diperkirakan karena kurang kandungan semen, Direksi boleh menunjuk
Kontraktor untuk melaksanakan pengujian-pengujian sesuai dengan AASHTO T 144
untuk menentukan dengan cara analitis kandungan semen yang sebenarnya dari
contoh-contoh campuran semen-tanah yang diambil dari pekerjaan yang tidak
sempurna tersebut.
6.5.3.7 CARA PENGUKURAN PEKERJAAN
(1) Bilamana lapisan tanah dasar harus dipersiapakan untuk pemasangan pondasi tanah-
semen, volume lapis tanah dasar yang harus diukur untuk pembayaran adalah
merupakan jumlah meter persegi lapis tanah dasar yang sudah diselesaikan yang
sesuai dengan persyaratan Sub Bab 6.3.3 Spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil
perkalian panjang dan lebar lapis tanah dasar yang sudah dibuat sebagaimnan
diperlihatkan pada gambar rencana atau diukur di lapangan dan disetujui oleh Direksi
Teknik.
(2) Volume lapis pondasi atas stabilisasi tanah-semen yang harus diukur untuk
pembayaran adalah merupakan jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang
sudah selesai sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini, dan dihitung sebagai hasil
perkalian dari total panjang yang diukur sepanjang garis sumbu pondasi tanah-semen
dengan rata-rata lebar yang dapat diterima dan ketebalan yang dapat diterima pula.
(3) Lebar yang dapat diterima akan berupa lebar rencana pondasi tanah semen seperti
ditunjukkan dalam Gambar rencana atau seperti yang diukur di lapangan dan disetujui
oleh Direksi teknik di lapangan. Ketebalan yang dapat diterima akan berupa tebal
rencana pondasi tanah-semen seperti yang ditunjukkan pada Gambar rencana atau
tebal terpasang yang ditentukan di lapangan dengan pengukuran penampang
melintang yang diambil setiap 50 meter panjang, yang manapun ketebalan yang lebih
kecil.
(4) Apabila perbaikan lapis pondasi atas tanah-semen yang tidak memuaskan diminta oleh
Direksi Teknik sesuai dengan Sub Bab 6.5.3.1 (6) spesifikasi ini, tidak ada pembayaran
tambahan yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan
(5) Volume semen yang harus diukur untuk pembayaran akan berupa berat semen
sebenarnya dalam ton yang dipasang dan dicampurkan ke dalam tanah untuk bagian
pekerjaan yang sedang diukur yang sesuai dengan perintah dan disetujui oleh Direksi
VI -
117
Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan
Teknik. Berat total semen yang digunakan untuk bagian yang diberikan tersebut, harus
diukur seperti yang dicatat oleh pernyataan pemakaian semen setiap hari yang
disetujui oleh Direksi Teknik
(6) Tidak ada pembayaran akan dibuat untuk semen yang hilang atau dibuang, atau untuk
semen yang digunakan di dalam daerah dimana pondasi tanah-semen dianggap tidak
dapat diterima dan harus diganti
(7) Volume aspal yang digunakan untuk meyelesaikan permukaan tanah-semen sebagai
lapis resap pelekat harus diukur sebagai jumlah dalam liter aspal yang disemprotkan
sesuai dengan persyaratan Sub Bab 6.6.2 Spesifikasi ini dan diterima dengan
memuaskan oleh Direksi Teknik.
6.5.3.8 Dasar Pembayaran
Volume lapis pondasi atas stabilisasi semen dan volume semen sebagaimana diberikan
diatas, akan dibayar pada Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran
yang tercantum di bawah dan dimasukkan dalam Daftar Penawaran. Harga akan mencakup
untuk semua bahan-bahan, tenaga, peralatan, alat-alat bantu, pengujian dan
pekerjaan lain yang diperlukan bagi penyelesaian pembuatan Lapis Pondasi
Atas Stabilisasi Semen yang memuaskan.
Nomor Item Pembayaran
U r a i a n Satuan Pengukuran
6.5.3
6.5.3.2 (1)
Lapis Pondasi Atas Stabilisasi Semen
Semen untuk Lapis Pondasi Atas
Stabilisasi Semen
meter kubik
ton
VI -
118