166
Ba b VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS 6.1. PERSYARATAN UMUM 6.1.1 RINGKASAN PEKERJAAN 6.1.1.1 Uraian Berbagai Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini : (1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau yang diberi tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan perkerasan yang dirasa perlu. (2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan, termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan. (3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, tarmasuk pembersihan lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar- gambar sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan. (4). Rekonstruksi Perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapisan bawah serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru yang sesuai dengan dokumen kontrak. (5). Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan maupun tanpa lapisan, dan gorong-gorong. (6). Perbaikan struktur yang berat maupun yang ringan untuk jembatan-jembatan dan struktur jalan lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut pertimbangan Direksi Teknik di lapagan. VI - 1

Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIS

6.1. PERSYARATAN UMUM

6.1.1 RINGKASAN PEKERJAAN

6.1.1.1 Uraian Berbagai Pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi ini

Ruang lingkup pekerjaan meliputi semua atau salah satu yang berikut ini :

(1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana

atau yang diberi tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan

perkerasan yang dirasa perlu.

(2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan,

termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan.

(3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, tarmasuk pembersihan

lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang

ditunjukkan pada gambar-gambar sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di

lapangan.

(4). Rekonstruksi Perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapisan

bawah serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru

yang sesuai dengan dokumen kontrak.

(5). Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan

maupun tanpa lapisan, dan gorong-gorong.

(6). Perbaikan struktur yang berat maupun yang ringan untuk jembatan-jembatan dan

struktur jalan lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak, dan menurut

pertimbangan Direksi Teknik di lapagan.

6.1.2 MOBILISASI

6.1.2.1 Umum

(1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan

persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan

pekerjaan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan

pekerjaan yang memuaskan.

VI -

1

Page 2: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan

tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu memberikan pelatihan

yang memadai.

(3). Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus menggunakan

rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai

dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan

jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat kegiatan.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan, di

karenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan

tersebut sampai mendapat persetujuan Direksi.

(4) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan

pada waktu lalu lintas sepi, dan truk-truk angkutan yang bermuatan harus ditutup

dengan terpal.

6.1.2.2 Jangka Waktu Mobilisasi

(1). Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan kontrak,

terkecuali dinyatakan lain secara teriulis oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

(2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus dimasukkan

dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada

pembayaran terpisah untuk item ini.

6.1.2.3 Penyiapan Lapangan

(1) Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan

pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah kegiatan.

(2) Kontraktor harus mengikuti hal-hal berikut:

a. Memenuhi persyaratan Peraturan-peraturan Nasional Peraturan-peraturan Propinsi.

b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan

pembuatan Kantor Proyek dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan

produksi (Plant) konstruksi.

c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik disekitarnya sebagai akibat dari operasi

pelaksanaan.

(3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan setelah

selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan peralatan

konstruksi. serta semua bahan-bahan lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan

Direksi Teknik.

VI -

2

Page 3: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

6.1.2.4 Pengukuran dan Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab ini harus

dimasukkan dalam daftar item pembayaran, dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk

item ini.

6.1.3 PENGUJIAN LAPANGAN

6.1.3.1 Umum

(1) Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan kecakapan kerja

untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut

perintah Direksi Teknik.

(2) Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratoriurn kabupaten atau propinsi

yang sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik, Pengujian khusus di laboratoriurn

pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

6.1.3.2 Pemenuhan terhadap Spesifikasi

Semua pengujian harus memenuhi seperangkat, standar di dalam spesifikasi. Bilamana hasil

pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dan

peningkatannya jika diperlukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau Direksi Teknik,

dan harus melengkapi pengujian-pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya spesifikasi.

6.1.3.3 Pengukuran dan Pembayaran

Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua pengujian yang

dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya untuk pengujian "Pengendalian

Mutu" yang ditetapkan di dalam bab ini, harus dimasukkan ke dalam item pembayaran yang

bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk pengujian.

6.1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.1.4.1 Umum

(1) Uraian

Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar, kontraktor

harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan

dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika dan bilamana diminta harus

mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian

VI -

3

Page 4: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

mutu bahan-bahan dan kecakapan kerja, mengendalikan dan mengorganisasi

tenaga kerja kontraktor dan memelihara catatan-catatan serta dokumentasi kegiatan.

(2) Pemeriksaan Lapangan

Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out), Kontraktor harus

mempelajari gambar-gambar kontrak dan bersama-sama dengan Direksi Teknik

mengadakan pemeriksaan daerah proyek, dan khususnya mengukur/memasang lebar

jalan, daerah milik jalan, alinyemen untuk setiap pelebaran atau rekonstruksi drainase

tepi jalan dan gorong-gorong, serta melakukan satu pemeriksaan yang terinci semua

bangunan jembatan yang diusulkan. Perubahan tempat/volume dari pemeriksaan

tersebut di atas harus dicatat pada Shop Drawings. Shop Drawings ini harus

diserahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah Surat Perintah Kerja

ditandatangani, kepala Direksi Teknik untuk persetujuannya.

(3) Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.

(4) Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus

direkam dan dijadikan acuan.

(5) Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan/atau lapis

permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus

diukur, serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk menentukan

kelandaian dan kemiringan melintang, dan untuk menentukan pengukuran ketebalan

serta lebarnya konstruksi baru.

6.1.4.2 Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja

(1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh

Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua item-item

yang dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, baja konstruksi dan kayu.

Kontraktor harus rnenyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan

untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di lapangan dan

bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi harus disediakan atau pengujian-

pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekuensi

Minimum “Pengujian Pengendalian Mutu", dalam Prakonstruksi.

(2) Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan spesifikasi dokumen

kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji

di lapangan atau di laboratorium selama konstruksi dan PHO sesuai jadwal pengujian

minimum yang tercantum dalam “Jadwal Frekuensi Minimum Pengujian

Pengendalian Mutu”. atas permintaan Direksi Teknik dan Kontraktor harus membantu

serta menyediakan peralatan dan tenaga untuk pemeriksaan, pengujian dan

pengukuran.

VI -

4

Page 5: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(3). Disain campuran untuk aspal, beton dan stabilisasi tanah harus disiapkan dan diuji

sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada pekerjaan-

pekerjaan Kegiatan terkecuali ia memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan

Direksi Teknik.

(4) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di lapangan dan disain

campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi Teknik.

6.1.4.3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor

(1) Kontraktor harus menunjuk seorang pimpinan lapangan untuk mengarahkan dan

mengatur pekerjaan kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan peralatan

Kontraktor serta bertanggung jawab bagi pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan

persyaratan kontrak. Pimpinan lapangan harus memiliki perngalaman lapangan paling

sedikit selama 10 tahun pada pekerjaan proyek dan harus Tenaga Ahli bidang sipil

yang mampu.

Untuk perbaikan-perbaikan ringan dan pekerjaan persyaratan ini tidak diharuskan dan

tergantung kepada konfirmasi/ persetujuan tertulis dari Pejabat Pelaksana Teknis

Kegiatan.

(2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang pelaksana lapangan yang mampu dan

berpenqalaman untuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam kontrak, termasuk

pengawasan lapangan, kualitas dan kecakapan kerja sesuai dengan syarat-syarat

kontrak.

6.1.4.4 Pengendalian Lingkungan

(1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan di berikan perhatian yang penuh terhadap

pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua syarat-syarat disain serta

persyaratan spesifikasi yang berhubungan dengan polusi lingkungan dan perlindungan

taman serta lintasan air di sekitarnya akan ditaati.

(2) Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang memancarkan suara

sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah pernukiman suatu peredam kebisingan

harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan

dengan motor, di bawah pengendalian Kontraktor.

(3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau peralatan yang

berisik dalam daerah-daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah-daerah

rawan seperti dekat Rumah Sakit.

(4) Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan

penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil dan

harus menutupi truk angkutan dengan terpal.

VI -

5

Page 6: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

6.1.4.5 Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan

(1) Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara benar akan

dijadikan sebagai acuan untuk pematokan dan pemasangan pekerjaan-pekerjaan

proyek. Bilamana tidak ada patok kilometer yang ditemukan, patok-patok yang di tandai

atau patok-patok referensi akan didirikan oleh Direksi Teknik sebelum di mulainya

pekerjaan-pekerjaan kontrak.

(2) Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik. Kontraktor harus mengadakan survai secara

cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap sepanjang

proyek untuk memungkinkan disain, survai perkerasan, atau pematokan dan

pemasangan pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi

dimasa depan.

(3) Kontraktor harus memasang patok-patok, konstruksi untuk membuat garis dan

kelandaian pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu Jalan, ketinggian perkerasan,

drainase samping dan gorong-gorong sesuai dengan gambar-gambar proyek dan

menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian

tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan Pekerjaan konstruksi berikut sesuatu

modifikasi (perubahan) yang diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan

tanpa penundaan.

(4) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan baru,

penampang melintang harus diambil pada setiap jarak 25 meter, atau satu jarak lain

yang dianggap perlu Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk

penqhitungan volume yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut harus

digambar pada profil dengan skala dan ukuran ditentukan oleh Direksi Teknik, serta

garis-garis dan permukaan penyelesaian yang diusulkan harus ditunjukkan. Gambar-

gambar profil asli beserta tiga copy harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk

mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu pengesahan yang

diperlukan. Yang asli dan satu copy akan ditahan olah Direksi Teknik dan dua copy

yang sudah ditandatangani dikembalikan kepada Kontraktor.

(5) Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata di lapangan di bawah pengendalian dan

pengaturan penuh oleh Direksi Teknik serta dalam satu kesesuaian yang tinggi

terhadap gambar-gambar dan spesifikasi. Setiap koreksi atau perubahan dalam

alinyemen atau ketinggian harus atas dasar penyelidikan serla Pengujian lapangan

lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana yanq diperlukan di bawah

pengawasan Direksi Teknik.

(6) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyediakan semua

instrumen yang diperukan, personil, tenaga dan bahan yang di minta untuk

pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.

VI -

6

Page 7: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

6.1.4.6 Pengukuran dan Pembayaran

Semua biaya untuk pekerjaan di dalam bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan yang

bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan disediakan untuk semua alat, tenaga dan

bahan-bahan yang diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan-

pekerjaan yang dimasukkan dalam bab ini.

6.1.5 STANDAR RUJUKAN

6.1.5.1 Uraian Umum

(1). Peraturan-Peraturan dan standar yang di jadikan acuan dalam Dokumen Kontrak akan

rnenetapkan Persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus

diselenggarakan beserta cara-cara yang digunakan dalam spesifikasi-spesifikasi atau

yang dikehendaki oleh Direksi.

(2). Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan dan kecakapan

kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampaui peraturan-peraturan khusus

atau standar-standar yang dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau

yang dikehendaki oleh Direksi Teknik.

6.1.5.2 Jaminan Kualitas

(1) Selama Pengadaan

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-bahan

yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan tersebut

memenuhi atau melebihi persyaratan yang telah ditentukan.

(2) Selama Pelaksanaan

Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang-barang

dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan

tanpa kompensasi bagi Kontraktor.

(3) Tanggung Jawab Kontraktor

Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan mengenai

bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua-duanya sebagaimana yang diminta oieh

Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau

melebihi yang ditentukan dalam standar-standar yang diminta. Bukti-bukti tersebut

harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan harus

termasuk satu copy hasil-hasil pengujian yang resmi.

(4) Standar-standar

VI -

7

Page 8: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Standar-standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada

standar yang dicantumkan di bawah ini :

BUKU-BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN BINA MARGA

STANDAR INDUSTRI INDONESIA (SII)

PERSYARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA ( PUBI-1982)

PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA (NI-2-1971)

PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI-1982)

AASHTO = AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND

TRANSPORTATION OFFICIAL (BAGIAN 1 DAN 2)

ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS

BS = BRITISH STANDARDS INSTITUTION

MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN

6.1.6 BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN

6.1.6.1 Umum

(1) Uraian

Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut :

a. Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.

b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang ditentukan

pada gambar rencana atau spesifikasi-spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang

disetujui secara tetulis oleh Direksi Teknik.

c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan agregat harus

diperoleh dari suatu sumber yang disetujui.

(2) Penyerahan

a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah

galian untuk suatu bahan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik

contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan, contoh tersebut harus

disertai informasi mengenai sumber, lokasi sumber dan setiap klarifikasi lain yang

diperlukan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan

spesifikasi.

b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan

memeproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi-spesifikasi ini

serta harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau

VI -

8

Page 9: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis bahwa

bahan tersebut dapat digunakan dalarn pekerjaan. Laporan ini berisi semua

informasi yang diperlukan. Persetujuan sebuah sumber tidak berarti semua

bahan-bahan dalam sumber tersebut disetujui.

c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu struktural serta

bahan-bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan

sebelum persetujuan dari Direksi Teknik diberikan. Direksi Teknik memberikan

persetujuan ini secara tertulis.

6.1.6.2 Sumber Bahan-bahan

(1) Sumber-sumber

a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan yang diperlihatkan dalam

dokomen-dokumen atau yang diberikan Direksi Teknik, disediakan sebagai satu

petunjuk saja. Adalah tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan identifikasi

dan memeriksa kecocokan semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk

pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi teknik.

b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dan sumber alam dilindungi, hutan lindung atau

dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau erosi.

c. Kontraktor akan menentukan beberapa banyak peralatan dan pekerjaan yang

diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi spesifikasi ini.

Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan dari sumber-sumber bahan

atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.

d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan menimbulkan

erosi atau longsoran tanah, hilangnya tanah produkstif atau secara lain

berpengaruh negatif dengan daerah sekelilingnya.

(2) Persetujuan

a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah memberikan

persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk

maksud-maksud lain dari pada yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang telah

disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta diganti.

6.1.6.3 Penyimpanan Bahan

(1) Umum

Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bahan-bahan

tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan

VI -

9

Page 10: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh Direksi

Teknik.

Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah diperbolehkan

secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.

Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas pengaliran

air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh bercampur dengan tanah

dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan. Tempat

penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi

sepantasnya dari hujan dan banjir.

(2) Penumpukan Agregat

a. Agregat batu harus ditumpuk dalam cara yang disetujui sedemikian sehingga tidak

ada segregasi serta menjamin gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan

maksimum adalah lima liter.

b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus di tumpuk secara terpisah atau

dipisahkan dengan partisi kayu.

c. Penempatan tumupukan material dan peralatan, harus di tempat-tempat yang

memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan membendung

lintasan air.

d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan-jalan

angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya.

Khususnya selama musim kering.

(3) Penyimpanan Bahan-Bahan Aspal

Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan

dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah-sampah.

Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai berikut :

i. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk berdiri dengan lubang

pengisian arah ke atas dan dimiringkan (dengan menempatkan sebuah sisinya ke

atas sepotong kayu) untuk mencegah terkumpulnya air di atas tutup drum.

ii. Drum-drum yang berisi yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back

harus ditumpuk diatas sisinya dengan lubang pengisian di sebelah atas. Penutup

lubang harus di uji mengenai kekencangannya ketika ditumpuk dan pada selang

waktu yang teratur sewaktu penyimpanan.

iii. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas sisinya tetapi

bila disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum-drum tersebut harus

digulingkan secara teratur.

VI -

10

Page 11: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(4) Penanganan dan penyimpanan semen

Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat pekerjaan supaya

semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.

Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap air, dengan

rapih dan secara sistematis menurut jatuh temponya, sehingga penggunaan (kosumsi)

semen dapat diatur serta semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan.

Biasanya batas waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak boleh

lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur akan memeriksa semen yang disimpan

di lapangan dan tidak akan mengizinkan setiap semen digunakan bila didapati dalam

kondisi telah mengeras.

(5) Bahan-Bahan yang Ditumpuk di Pinggir Jalan

Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk

menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan dan semua tempat yang dipilih harus keras,

tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering serta sama sekali tidak boleh

melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan

bahaya atau kemacetan laul lintas.

Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah, dan bila perlu

tanah tersebut diratakan dengan grader.

Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal dengan sumbu

memanjang, tumpukan tersebut biasanya sejajar garis tengah jalan.

Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti di uraIkan pada item (3) di atas dan

dibentuk ke dalam tempat yang teratur (tidak berserakan sepanjang jalan).

6.1.6.4 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Royality (keuangan)

Semua biaya untuk konstruksi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misalanya sewa,

royality (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan dalam harga satuan sebagai

bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran terpisah pada kontraktor

untuk biaya-biaya ini.

(2) Pekerjaan-pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan

a. Kontraktor akan meyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka sumber

bahan kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik secara tertulis.

b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber bahan, seperti

pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali

VI -

11

Page 12: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

lapangan tersebut setelah galian diselesaikan, harus dalam harga satuan, dan

tidak ada Pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.

6.1.7 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN

6.1.7.1 Umum

(1) Uraian

Perubahan Perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh pimpinan proyek (atau oleh Direksi

Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan untuk

bertindak atas namanya) atau oleh kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu

perintah perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar

pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan satu perubahan

dalam struktur harga satuan item pembayaran atau satu perubahan dalam besarnya

kontrak. Perintah perubahan tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu

addendum.

(2) Perintah Perubahan dan Addenda harus Mematuhi hal-hal berikut:

a. Perintah Perubahan

Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

yang diparaf oleh kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan

pekerjaan atau dokumen kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaian

pembayaran dan waktu jika ada, untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut.

Perintah perubahan harus diterbitkan dalam satu formulir standar dan akan

mencakup semua instruksi yang dikeluarkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis

Kegiatan yang akan menimbulkan suatu perubahan dalam Dokumen Kontrak

atau instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pejabat Pelaksana

Teknis Kegiatan.

b. Addenda

Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor merumuskan

satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang telah menghasilkan

satu perubahan dalam susunan Harga Satuan Item Pembayaran atau satu

perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah dirundingkan

sebelumnya serta disetujui di bawah satu Perintah Perubahan Addenda juga akan

dibuat pada bagian penutup Kontrak dan untuk semua perubahan-perubahan

kontraktual dan perubahan teknis yang besar tanpa memandang apakah

perubahan-perubanan tersebut untuk struktur Harga atau Besarnya Kontrak.

VI -

12

Page 13: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(3) Penyerahan-Penyerahan

a. Kontraktor akan menunjuk Wakil Perusahaannya secara tertulis yang diberi kuasa

untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk

memberitahukan karyawan-karyawan kontraktor lainnya mengenai otorisasi

perubahan-pembahan tersebut.

b. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang

diberi kuasa untuk mengadministrasi prosedur perubahan atas nama pemberi tugas.

c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan usulan Lump sum, dan untuk setiap

Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data pembuktian yang

cukup untuk memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.

6.1.7.2 Prosedur Awal

(1) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dapat mengawali “Perintah Perubahan” (Change

order) dengan menyampaikan kepada Kontraktor satu pemberitahuan tertulis yang

berisikan :

a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam

proyek tersebut.

b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang dirubah yang

merinci perubahan yang diusulkan.

c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang diusulkan

tersebut.

d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan dibawah struktur

Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun suatu Harga Satuan atau

Lump Sum tambahan yang diperlukan harus disetujui dan dirumuskan dalam satu

addendum.

Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja, dan tidak

merupakan satu perintah untuk melaksananakan perubahan-perubahan tersebut,

atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.

(2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan mengajukan satu

pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik. Berisi :

a. Uraian perubahan yang diajukan

b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.

c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.

d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan-pekerjaan Sub Kontraktor yang

terpisah, jika ada.

e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus dilakukan di

bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta dengan suatu

VI -

13

Page 14: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Harga Satuan tambahan atau Lump Sum yang dipertimbangkan mungkin perlu

disetujui.

6.1.7.3 Pelaksanaan ''Perintah Perubahan" (Change Order)

(1) Isi masalah dalam “Perintah Perubahan“ berdasarkan pada.

a. Permintaan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Penerimaan Kontraktor yang

disetujui bersama atau;

b. Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh Pejabat

Pelaksana Teknis Kegiatan.

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan “Perintah Perubahan“ tersebut dan menyediakan

satu nomor “Perintah Perubahan”

(3) “Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan perubahan dalam

pekerjaan-pekerjaan penambahan maupun penghapusan dengan lampiran revisi

Dokumen kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.

(4) “Perintah Perubahan” tersebut menetapkan dasar pembayaran dan suatu penyesuaian

waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan dimana perlu akan

menunjukkan setiap tambahan Harga Satuan ataupun jumlah yang telah dirundingkan,

diantara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Kontraktor yang perlu rumuskan

dalam satu Addendum.

(5) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan akan menadatangani dan menetapkan tanggal

“perintah perubahan” sebagai atasan bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan

tersebut.

(6) Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal "Perintah Perubahan” untuk

menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.

6.1.7.4 Pelaksanaan Addenda

(1) Isi masalah satu Addenda berdasarkan :

a. Pemintaan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan jawaban Kontraktor.

b. Permohonan Kontraktor untuk Perubahan, yang direkomendasi dan disetujui oleh

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan Addendum tersebut.

(3) Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, perubahan teknik

maupun perubahan volume dalam pekerjaan, tarnbahan maupun penghapusan beserta

revisi Dokumen Kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.

VI -

14

Page 15: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(4) Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap tambahan atau

penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta satu perubahan jumlah Kontrak

atau penyesuaian dalam jangka waktu kontrak.

(5) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Kontraktor akan menandatangani Addendum

tersebut dan melampirkannya dalam Dokumen Kontrak.

6.1.8 DOKUMEN REKAMAN PROYEK

6.1.8.1 Umum

(1) Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak dan akan menyelesaikan

rekaman semua perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya

pekerjaan.

(2) Penyerahan-penyerahan

a. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk persetujuannya

rekaman proyek tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap bulan,

atau tanggal lain menurut perintah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

Persetujuan Direksi Teknik terhadap dokumen ini diperlukan untuk persetujuan

pembayaran.

b. Kontraktor akan meyerahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan

persetujuannya Dokumen Rekaman Akhir (Final) pada waktu permohonan untuk

Sertifikasi Penyelesaian Utama, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut :

Tanggal

Nomor dan jadwal kegiatan

Nama dan alamat Kontraktor

Nomor dan judul masing-masing dokumen rekanan

Sertifikat bahwa masing-masing dokumen yang diserahkan adalah lengkap dan

akurat

Tanda tangan Kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa.

6.1.8.2 Dokumen Rekaman Kegiatan

(1) Perangkat Dokumen Kegiatan

Dengan memenangkan kontrak, Kontraktor akan mendapatkan seperangkat lengkap

semua Dokumen dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan tanpa beban biaya, yang

berkaitan dengan Kontrak.

Dokumen tersebut akan meliputi :

Persyaratan Umum Kontrak

Gambar Rencana Kontrak

Spesifikasi

VI -

15

Page 16: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Addenda

Modifikasi-modifikasi lain terhadap Kontrak (jika ada)

Catatan Pengujian Lapangan.

(2) Penyimpan Dokumen

Dokumen proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan dalam satu file dan

rak, dan Kontraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakan dan hilang

sampai pekerjaan selesai serta harus memasukkan data rekaman tersebut kepada

Dokumen Rekaman Akhir (Final)

Dokumen rekaman (pencatatan) tersebut tidak boleh digunakan untuk tujuan

pelaksanaan dan dokumen itu harus dapat diperoleh setiap waktu untuk pemeriksaan

oleh Direksi Teknik.

6.1.9 PEKERJAAN HARIAN

6.1.9.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri darikegiatan kerja tertentu yang semula tidak diketahui lebih dulu

atau tidak disediakan pada Daftar Penawaran, tetapi ternyata selama pelaksanaan

menjadi jelas diperlukan agar pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan memuaskan dan

dapat diukur dengan baik dalam hal biaya-biaya, tenaga kerja, peralatan dan bahan-

bahan.

Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah “Pekerjaan Harian” dapat termasuk segala

sesuatu yang diperintahkan atau dikuasakan oleh Direksi Teknik dan dapat meliputi

stabilisasi, pengujian (testing), perbaikan dari lapis perkerasan yang ada, konstruksi

lapisan ulang, struktur atau pekerjaan-pekerjaan lainnya.

(2) Penyerahan

Sebelum memesan material untuk “Pekerjaan Harian” Kontrkator harus menyerahkan

kepada Direksi Teknik penawaran-penawaran, untuk diminta persetujuannya, dan

sesudah pemesanan material. Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Teknik

tanda terima atau kwitansi pembayaran lainnya yang diperlukan untuk membuktikan

jumlah yang dibayar.

Pada akhir dari setiap hari kerja. Kontraktor harus menyerahkan suatu catatan tertulis

mengenai banyaknya jam kerja untuk tenaga dan peralatan serta volume semua bahan

yang digunakan atas dasar suatu Pekerjaan Harian dan harus memperoleh tanda tangan

Direksi Teknik pada laporan ini, yang menyatakan bahwa Direksi Teknik telah menyetujui

mengenai item pembayaran dan kuantitas yang diajukan.

VI -

16

Page 17: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Kontraktor harus menyerahkan setiap claim Pekerjaan Harian sesuai dengan Sub Bab

6.1.9.3 di bawah ini.

6.1.9.2 Bahan-Bahan dan Peralatan

(1) Bahan-Bahan

Semua bahan yang dgunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi

persyaratan mutu dan keandalan yang diberikan pada bab-bab yang terkait pada

Spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang tidak ditetapkan secara terinci dimanapun

pada Spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang tidak ditetapkan secara terinci

dimanapun pada Spesifikasi ini, maka mutu material harus seperti yang diperintahkan

atau disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Peralatan

Peralatan- peralatan yang digunkan atas dasar Pekerjaan Harian harus memenuhi

ketentuan-ketentuan dari Bab-Bab yang terkait pada Spesifikasi ini dan harus disetujui

untuk digunkan oleh Direksi Teknik sebelum pekerjan dimulai.

6.1.9.3 Pelaksanaan Pekerjaan Harian

(1) Pengesahan Pekerjaan Harian

a. “Pekerjaan Harian” dapat diminta secara tertulis oleh Kontraktor atau

diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan tidak boleh

dimulai, sampai Dieksi Teknik mengeluarkan secara tertulis suatu otorisasi kerja

harian.

b. Otorisasi ini akan menguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan yang diperlukan

dengan lampiran-lampiran gambar atau Dokumen Kontrak yang diperbaiki untuk

menentukan rincian pekerjaan, dan akan menunjukkan cara untuk menentukan

setiap perubahan jumlah besarnya kontrak dan setiap perubahan dalam jangka

waktu kontrak, jika ada.

c. Direksi Teknik akan menandatangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi

Pekerjaan Harian sebagai pemberian wewenang atau izin kepada Kontraktor

untuk melanjutkan pekerjaan.

(2) Pelaksanaan Pekerjaan Harian

Operasi Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari

Bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini yang menentukan penempatan bahan-bahan,

finishing pekerjaan-pekerjaan, pengujian dan mutu pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan

serta perbaikan setiap pekerjaan yang tidak memuaskan.

VI -

17

Page 18: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Dalam hal pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar Pekerjaan Harian

yang tidak ditentukan dimanapun pada Spesifikasi ini, maka pekerjaan harus

dilaksankan sebagaimana diperintahkan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(3) Claim (Tagihan) Pekerjaan Harian

a. Pada selesainya Pekerjaan Harian, Kontraktor harus menyerhkan daftar

perhitungan beserta data pendukung untuk mendukung setiap tagihan pekerjaan

harian atas dasar Swakelola, bahan-bahan dan waktu termasuk semua catatan

harian yang disetujui oleh Direksi Teknik ditambah keterangan tambahan seperti:

i. Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja, dan tanggal perintah

tersebut.

ii. Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta daftar tenaga yang

dipekerjakan.

iii. Ringkasan mengenai jam-jam kerja yang digunakan, untuk semua tenaga kerja

pada Pekerjaan Harian.

iv. Ringkasan mengenai jam-jam yang digunakan untuk semua peralatan

Konstruksi pada Pekerjaan Harian.

v. Apabila dapat dipakai, invoice dan tanda terima untuk setiap material, produk

atau jasa-jasa yang digunakan dalam pekerjaan yang disahkan dengan

“Perintah Perubahan”.

b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa tagiahan Pekerjaan Harian

dari Kontraktor sebagai bagian dari permintaan pengajuan Sertifikat Pembayaran

Bulanan sesuai dengan artikel-artikel yang terkait Persyaratan Umum Kontrak

mengenai Sertifikasi (Pengesahan) dan Pembayaran.

6.1.9.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Harian

(1) Pengukuran dan Pembayaran Bahan-Bahan

a. Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan yang

sebenarnya dimasukkan pada Pekerjaan Harian yang dibuktikan dengan tagihan

(invoice) dari leveransir dan lapora-laporan Pekerjaan Harian yang telah disetujui.

b. Untuk material yang digunakan pada Pekerjaan Harian, pembayaran haruslah

sesuai harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk material yang dikirim ke

lapanagan, sebagaimana yang diperkuat dengan surat tagihan dari leveransir

yang mana harganya ditambha 15%. Pembayaran semacam itu harus dianggap

sebagai kompensasi penuh untuk penyediaan material, termasuk harga-harga

berikut ini:

i. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan

VI -

18

Page 19: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

ii. Penerimaan di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan,

perlindungan dan penanganan secara umum.

iii. Yang terbuang

iv. Biaya-biaya administrasi dan akuntansi, dan semua biaya overhead lainnya

yang berhubungan

v. Keuntungan

c. Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam Pekerjaan harian harus

dibuat dari jumlah sementara yang dimasukkan untuk item pembayaran “Material

untuk Pekerjaan Harian” yang tercatat pada Daftar Penawaran.

(2) Pengukuran dan Pembayaran Tenaga Kerja

a. Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran di bawah “Pekerjaan Harian” harus

dibuat berdasar jam kerja sebenarnya yang dijamin pada Harga Satuan untuk

macam-macam kategori tenaga kerja yang dimasukkan pada Daftar Penawaran,

yang harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk

biaya-biaya berikut ini

VI -

19

Page 20: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

KONTRAK NO : __________________________ TANGGAL :

NAMA KONTRAK : __________________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : MATERIAL

ITEM PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN

TOTAL HARGA

Rp.

1.9.9

(1)

(2)

(3)

(4)

Material untk pekerjaan harian (yang terdaftar pada Daftar Penawaran)

……………..

……………..

……………..

……………..

SUB TOTAL

Tambahan 15% atas biaya

{Bab 1.9.4 (1)}

Total tagihan untuk

Material

Saya menyatakan bahwa material diatas sudah dikirim ke lapangan dan dimasukkan dalam

Pekerjaan Harian

Ditanda tangani, Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

Catatan : Tanda terima dan surat tagihan (invoice) terlampir

VI -

20

Page 21: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

KONTRAK NO : __________________________ TANGGAL :

NAMA KONTRAK : __________________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : TENAGA KERJA

ITEM PEMBAYARAN

URAIAN NO. JAM BIAYA/ JAM

TOTAL HARGA

Rp.

1.9.2

(1)

(2)

(3)

(4)

Daftar Tenaga Kerja Kontraktor yang dipekerjakan berdasarkan Kontrak

Mandor

Tenaga Kerja Trampil

Tenaga Kerja Tidak Trampil

Tukang

Saya menerangkan bahwa tenaga kerja diatas telah dipekerjakan menurut dasar ”Pekerjaan

Harian”

Ditanda tangani, Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

VI -

21

Page 22: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

KONTRAK NO : __________________________ TANGGAL :

NAMA KONTRAK : __________________________

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : PERALATAN

ITEM PEMBAYARA

N

URAIAN SATUAN

VOLUME

HARGA SATUA

N

TOTAL HARGA

Rp.

1.9.3

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

DIPINDAHKAN KE DEPAN

PERALATAN UNTUK PEKERJAAN HARIAN

Dump truck 3-4 m3

Flat Bed truck 3-4 ton

Water tanker 3.000 – 4.500 l

Motor grader min 100 HP

Wheel Loader 75 – 100 HP

Tack Loader 75 – 100 HP

Excavator 80 – 140 HP

Crane capacity 10 – 15 ton

Steel wheel roller 6 – 9 ton (unballasted)

Vibratory roller 5–8 ton (tanpa pembebanan)

Vibratory compactor 1.5–3.0 HP

Compressor 4.000 – 6.0000/min

Termasuk pipa-pipa dan perkakas manual untuk semprot udara

Sand-blasting equipment

Pressure-grouting equipment

Internal concrete vibrator

External concrete vibrator

Concrete mixer 0.3 – 0.6 m3

Water pump 70 -100 mm

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

TOTAL HARGA UNTUK PERALATAN YANG

DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN HARIAN

Saya menerangkan bahwa peralatan diatas telah disediakan oleh Kontraktor untuk digunakan di bawah

Pekerjaan Harian

Ditanda tangani, Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

VI -

22

Page 23: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

6.2. DRAINASE

6. 2.1 UMUM

6. 2.1.1 Uraian Pekerjaan Drainase

(1) Pekerjaan drainase jalan yang dimaksudkan di sini akan terdiri dari pembangunan

saluran tepi jalan dan jalan air, gorong-gorong serta sarana drainase lainnya.

(2) Adalah satu persyaratan umum bahwa semua pekerjaan drainase tersebut harus

diselesaikan dan harus sudah berfungsi sebelum pelaksanaan struktur perkerasan dan

bahu jalan.

6.2.1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

(1) Pekerjaan yang dicakup di bawah sub bab 6.2 - Drainase akan meliputi

saluran-saluran, gorong- gorong dan sarana drainase lainnya yang dibangun sesuai

dengan Gambar Rencana dan Perencanaan, garis batas, ketinggian dan

ukuran-ukuran yang ditunjukkannya, dan mematuhi spesifikasi ini.

(2) Saluran akan merupakan saluran tanah terbuka baik dilapisi ataupun tidak dilapisi

dengan pasangan batu atau beton, yang mana yang ditentukan dalam Kontrak.

(3) Gorong-gorong berupa gorong-gorong pipa bertulang atau gorong-gorong pipa tidak

bertulang, ataupun pipa baja bergelombang, yang mana yang ditentukan dalam

Kontrak.

(4) Sarana-sarana drainase lainnya meliputi dinding kepala, dinding sayap, lapis bantaran,

lubang tangkapan, tanggul pemecah aliran, yang dibangun dengan pasangan batu atau

pekerjaan batu dengan siar, beton bertulang, beton tidak bertulang, atau bronjong,

yang mana yang ditentukan dalam Kontrak.

6.2.1.3 Kepatuhan Kepada Perintah/Petunjuk Direksi Teknik

(1) Volume dan mutu bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan ini, dalam segala hal

harus disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum digunakan.

Kualitas kecakapan kerja harus berdasarkan kepada pemeriksaan metoda

pelaksanaan, dan persetujuan Direksi Teknik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang telah

selesai.

(2) Direksi Teknik dapat, memberikan perintah tambahan untuk jenis saluran atau gorong--

gorong yang khas yang harus dibangun sesuai kontrak.

(3) Dalam hal suatu pekerjaan ditemukan cacat atau tidak sempurna atau menyimpang

dari peraturan dan syarat-syarat yang ditentukan, Kontraktor harus melakukan suatu

koreksi dan perbaikan-perbaikan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Sebagian atau seluruh biaya yang terjadi untuk memenuhi perintah Direksi Teknik dan

VI -

23

Page 24: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

untuk melaksanakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan harus dipikul oleh

Kontraktor.

6.2.2 REHABILITASI DRAINASE TEPI JALAN

6.2.2.1 Umum

Pekerjaan ini akan mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dan pembuangan

benda-benda dari saluran tepi jalan ataupun dari kanal-kanal yang ada, memotong kembali

dan membentuk ulang saluran tanah yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli,

dan juga perbaikan saluran yang dilapisi dalam hal saluran pasangan batu atau beton.

6.2.2.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan berikut dalam Spesifikasi

ini.

Pasangan batu dengan siar - 6.8.1

Konstruksi Beton - 6.7.1

Timbunan butiran yang dipilih - 6.3.2

Drainase Porous - 6.2.7

Pasangan batu kosong (Rip-Rap) - 6.8.2

Bronjong - 6.8.3

6.2.2.3 Persyaratan Disain Drainase

Saluran tepi jalan harus direhabilitasi dan dipelihara memenuhi potongan melintang dan

standar yang ditunjukkan pada Gambar-gambar Standar atau menurut petunjuk lain oleh

Direksi Teknik untuk mengikuti kondisi setempat.

Persyaratan disain minimum harus memenuhi ketentuan berikut :

Lebar dasar saluran minimum 50 cm

Kedalaman minimum sampai dasar saluran di bawah permukaan

Formasi perkerasan 50 cm

Kelandaian memanjang minimum 1 : 200

6.2.2.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Saluran Tanah

Semua sampah, tumbuh-tumbuhan, endapan dan bahan-bahan yang harus

disingkirkan, harus dibuang dari saluran tanah, termasuk dari saluran yang memotong

bahu jalan dan menyambung kepada lubang tangkapan atau gorong-gorong, dan

disingkirkan dari daerah kerja sehingga Direksi Teknik puas. Saluran tanah harus

dipotong dan dirapihkan mencapai profil yang diperlukan serta ditingkatkan seperlunya,

VI -

24

Page 25: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

sampai elevasi dan profil akhir yang harus diselesaikan sehingga memuaskan Direksi

Teknik.

(2) Saluran-Saluran Dilapisi

Saluran-saluran dilapisi yang dalam kondisi jelek atau rusak harus diperbaiki.

Pasangan batu atau beton yang pecah-pecah, rusak atau lepas harus dipotong dan

diganti dengan pasangan batu atau beton yang baru yang dilaksanakan sesuai dengan

Gambar Rencana dan menurut petunjuk Direksi Teknik. Pasangan batu harus

dibangun menurut spesifikasi dalam Sub Bab 6.2.4 Spesifikasi ini dengan dibuatkan

persyaratan untuk penyatuan pekerjaan lama dan pekerjaan baru, Batu-batu dari

pasangan lama hanya dapat dipakai jika ia dibersihkan, membuang semua adukan

yang melekat dan hanya jika disetujui oleh Direksi Teknik.

Rongga di belakang/di bawah pasangan harus diisi dengan urugan butiran terpilih,

dipadatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, lubang pelepasan yang

baru harus dibuatkan seperti dan bilamana diminta oleh Direksi Teknik.

(3) Perbaikan Kerusakan Saluran karena Gerusan

Kerusakan saluran karena gerusan atau erosi harus diperbaiki sebagai berikut :

i. Daerah rusak harus dipotong kernbali sampai tanah dasar yang keras dan

pekerjaan perbaikan yang cocok dengan jenis saluran dilaksanakan menurut

petunjuk umum untuk rehabilitasi di atas.

ii. Bagian-bagian saluran yang tergerus harus direkonstruksi mencapai bentuk dan

profil yang disetujui dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik, menggunakan

cara-cara alternatif perbaikan sebagai berikut

Pekerjaan stabilisasi tanah atau pembentukan ulang dengan bahan- bahan

berbutir.

Pelapisan baru untuk saluran tersebut.

Perbaikan dengan pasangan batu kosong atau bronjong,

Pekerjaan cetakan, penunjang dan kayu harus disediakan menurut kebutuhan dan

semua tanah-tanah serta bahan-bahan lain yang lebih harus dibuang dari tempat

tersebut.

6.2.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Rehabilitasi drainase tepi jalan harus diukur dalam meter panjang saluran tanah yang

dibersihkan dan direhabilitasi yang disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Rehabilitasi saluran yang dilapisi harus diukur dalam meter panjang saluran dilapisi,

dibersihkan, diperbaiki dan direhabilitasi sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

VI -

25

Page 26: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Semua pengukuran harus dilakukan di sepanjang sumbu saluran dan harus disediakan

untuk seluruh pekerjaan yang dilakukan bagi rehabilitasi kedua sisi saluran. Tidak

disediakan secara terpisah untuk setiap galian atau urugan yang dilaksanakan,

pekerjaan-pekerjaan ini akan dimasukkan dalam item pembayaran untuk rehabilitasi

atau ke dalam pekerjaan tambahan yang dicatat dalam item (3) di bawah.

(3) Pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan saluran karena

gerusan atau erosi akan diukur dan dibayar di bawah bab lain Spesifikasi ini.

Pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dibatasi hanya sampai item berikut, dan dalam

kecocokan yang benar dengan perintah Direksi Teknik dan akan mencakup semua

galian dan urugan tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga

memuaskan Direksi Teknik.

Pekerjaan stabilisasi tanah - item pembayaran 6.3.4

Bahan filter - item pembayaran 6.2.7.5 (2)

Pasangan batu kosong (Rip-Rap) - item pembayaran 6.8.2.1

Bronjong - item pembayaran 6.8.3.1

6.2.2.6 Dasar Pembayaran

Volume-volume seperti yang diberikan di atas, akan dibayar pada harga-harga kontrak

per satuan pengukuran untuk item-item pembayaran yang tercantum di bawah,

Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh untuk

pelaksanaan semua pekerjaan termasuk pembersihan. pembuangan, pembentukan

kembali saluran dan kanal-kanal sampai elevasi, garis dan profil yang disetujui, beserta

pemotongan dan perbaikan lapisan, pasangan-pasangan dan timbunan rongga-rongga

saluran, berikut penyediaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk

pekerjaan rehabilitasi.

Nomor Item Pembayaran

U r a i a n Satuan Pengukuran

6.2.2.4 (1)

6.2.2.4 (2)

Rehabilitas saluran tanah

Rehabilitasi saluran dilapisi

Meter panjang

Meter panjang

6.2.3 SALURAN TANAH BARU, TERBUKA

6.2.3.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan saluran tanah baru yang mencapai garis tingkat

dan profil seperti yang ditunjukkan pada gambar atau di lapangan.

VI -

26

Page 27: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Pekerjaan tersebut juga meliputi setiap permindahan lokasi atau menjaga selokan atau

saluran irigasi yang terganggu selama pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan kontrak,

memasang gebalan rumput pada dasar saluran untuk mengurangi kecepatan air dan

memperkecil erosi.

(2) Toleransi Ukuran

a. Alignement saluran yang jadi dan profil potongan melintang tidak boleh berbeda

dari yang ditentukan atau disetujui lebih dari 5 cm pada setiap titik.

b. Ketinggian terakhir pada dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm pada

setiap titik, dan dasar saluran tersebut harus cukup halus serta rata untuk

menjamin aliran air yang bebas tanpa terjadi empangan pada waktu aliran lambat.

6.2.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

Lokasi, panjang, arah dan kemiringan yang diperlukan dari saluran yang harus digali,

beserta dengan semua lubang tangkapan dan kuala yang bersangkutan, harus dipatok

di lapangan oleh kontraktor, sesuai dengan gambar-gambar kontrak serta

petunjuk-petunjuk lainnya yang diberikan oleh Direksi Teknik.

(2) Galian Saluran

a. Galian untuk saluran, termasuk pembentukan, peningkatan dan perapihan tebing

samping harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar kontrak atau seperti

petunjuk yang lain yang diberikan oleh Direksi Teknik di lapangan.

b. Semua bahan-bahan dari galian harus dipindahkan dari lapangan ke tempat

pembuangan yang disetujui oleh Direksi Teknik. Garis dan profil akhir saluran harus

diselesaikan sampai disetujui oleh Direksi Teknik serta setiap penyesuaian atau

setiap perbaikan pekerjaan untuk membetulkan kerusakan-kerusakan atau

penyimpangan-penyimpangan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah Direksi

Teknik.

(3) Jalan Air yang Ada

a. Kali kecil atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu

tanpa mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.

b. Bahan-bahan yang mengendap di dalam kali atau daerah kanal sebagai hasil dari

pekerjaan-pekerjaan drainase harus disingkirkan bila pekerjaan tersebut telah

diselesaikan atau pada waktu seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.

c. Bila jalan air yang ada harus dipindahkan dikarenakan pelaksanaan pekerjaan

dalam kontrak, alignement baru jalan air tersebut harus terpelihara kemiringan

dasar dan profil yang ada, terkecuali dimintakan lain oleh Direksi Teknik.

VI -

27

Page 28: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

6.2.3.3 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Galian saluran tanah harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai

volume tanah yang sebenarnya disingkirkan dan diakui oleh Direksi Teknik, yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan drainase.

(2) Kelebihan galian dari yang ditunjukkan dalam gambar atau dan yang diperintahkan

oleh Direksi Teknik, tidak boleh diukur atau dibayar.

(3) Bila ditemukan/digali batu-batu (seperti dinyatakan dalam Sub Bab 6.3.1.1 (2)), batu

tersebut harus diukur dan dibayar sebagai Galian Batu di bawah item pembayaran

3.1.2 Spesifikasi ini.

6.2.3.4 Dasar Pembayaran

Volume-volume yang diberikan seperti di atas akan dibayar atas dasar Harga Kontrak per

satuan Pengukuran bagi item pembayaran yang tercantum di bawah.

Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua

pekerjaan-pekerjaan kontrak termasuk pembersihan, galian, pembentukan kembali dan

penyelesaian saluran tanah serta kanal-kanal mencapai tingkat, garis dan profil akhir.

Nomor Item

PembayaranU r a i a n Satuan Pengukuran

6.2.3.1 Galian Saluran Tanah dan Kanal Meter kubik

6.2.4 SALURAN DILAPISI

6.2.4.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari membangun saluran baru atau rekonstruksi saluran yang ada

dan memberikan satu lapisan pasangan batu sebagaimana ditunjukkan dalam gambar

atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan.

Pekerjaan tersebut juga termasuk setiap pemindahan atau penjagaan aliran air, kanal

irigasi atau jalan air yang ada, yang terganggu selama pelaksanaan

pekerjaan-pekerjaan kontrak.

(2) Toleransi Ukuran

a. Ketinggian final dasar saluran tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang

ditentukan pada setiap titik dan harus cukup halus serta bentuknya rata untuk

menjamin aliran air yang bebas

VI -

28

Page 29: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

b. Alignement aliran dan profil potongan melintang akhir (final) tidak boleh berbeda

lebih dari 5 cm dari yang ditentukan pada setiap titik.

c. Permukaan masing-masing batu muka pasangan batu pelapisan tidak boleh

berbeda lebih dari 3 cm dari permukaan normal.

d. Ketebalan pasangan batu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar standar

dan tidak boleh kurang dari 20 cm, terkecuali dinyatakan lain secara terlulis.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

Selokan mula-mula harus dibentuk lebih kecil dari penampang melintang yang

direncanakan. Pembentukan akhir untuk persiapan pembuatan lapisan serta perbaikan

kerusakan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan, baru dikerjakan sesudah

tempat-tempat sambungan dan elevasinya sudah disiapkan.

(4) Contoh-contoh Bahan

Contoh-contoh bahan yang digunakan. termasuk semen, pasir dan batu untuk

pekerjaan pasangan batu, harus diperiksa dan disetujui Direksi Teknik sebelum

pekerjaan dimulai.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat

dikarenakan jeleknya penanganan atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi

Persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh Kontraktor sampai memuaskan Direksi

Teknik tanpa ada biaya tambahan.

6.2.4.2 Bahan-Bahan

(1) Urugan Kembali dengan Bahan Terpilih untuk Pelapisan Saluran

Urugan kembali yang digunakan sebagai bahan dasar dan perbaikan bagian di bawah

pelapisan pasangan batu harus dari pasir, kerikil berpasir atau bahan berbutir

bergradasi baik yang disetujui lainnya dengan ukuran batu maksimum 20 mm.

(2) Bahan Filter

Bahan-bahan untuk membuat lapisan dasar menyerap air, kantong-kantong filter

ataupun lubang pelepasan pada pelapisan pekerjaan batu yang disetujui harus keras,

awet, bahan berbutir yang memenuhi persyaratan gradasi.

(3) Pasangan Batu dengan Siar

a. Batu

Batu tersebut harus batu lapangan dengan permukaan kasar atau batu sumber

(quarry) kasar yang keras dalam kondisi baik, awet dan mutunya padat, tahan

VI -

29

Page 30: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

terhadap daya perusakan air, serta sepenuhnya cocok digunakan sebagai

pasangan batu, semuanya seperti ditentukan pada Bab 6.8.1 Spesifikasi ini untuk

pasangan batu dengan siar.

b. Adonan (Mor-tar)

Adonan terdiri dari semen portland (P.C.) dicampur dengan agregat halus atau pasir

kasar dalam satu perbandingan 1 semen dan 3 agregat pasir, terkecuali ditentukan

lain oleh Direksi Teknik.

c. Kelas Beton K 125

Bila diperlukan beton yang digunakan untuk dasar dari batu harus dari kelas K125

yang sesuai dengan Spesifikasi sub bab 6.7.1 Spesifikasi ini.

6.2.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

Lokasi, panjang, garis batas dan kemiringan yang diperlukan dan semua

saluran-saluran yang harus digali dan dilapisi, bersama-sama dengan semua lubang

tangkapan dan kuala yang berkaitan, harus dipatok di lapangan oleh Kontraktor sesuai

dengan rincian pelaksanaan yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti

yang diperintahkan oleh Direksi Teknik, serta harus diperiksa dan mendapat

persetujuan Direksi Teknik sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

(2) Pelaksanaan Pelapisan Pasangan Batu dengan Siar

a. Persiapan Pondasi

i. Ketinggian permukaan pondasi untuk saluran harus dipasang dan digali sampai

kedalaman yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti diperintahkan

oleh Direksi Teknik di lapangan untuk menjamin bahwa satu permukaan yang

baik dan memadai dapat diperoleh.

ii. Bila diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik bahan lantai kerja yang disetujui

harus diletakkan dan dipadatkan di tempatnya.

iii. Kecuali ditentukan lain atau ditunjukkan pada Gambar Rencana, dasar pondasi

untuk pelapisan pekerjaan batu harus normal (tegak lurus) atau dipotong

bertangga tegak lurus kepada permukaan dinding.

iv. Bila ditunjukkan pada Gambar Rencana, atau diminta lain oleh Direksi Teknik,

satu pondasi atau alas pondasi dari beton akan diperlukan.

b. Pemasangan dan Penyelesian Akhir Pekerjaan Batu dengan Siar.

Setelah disetujui penyiapan pekerjaan pondasi, pelapisan pasangan batu dengan

siar akan dibangun sebagaimana ditentukan dalam Sub Bab 6.8.1 Spesifikasi ini.

c. Pemasangan Urugan

VI -

30

Page 31: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

i. Urugan kembali dengan bahan terpilih sebagaimana ditentukan harus dipasang

dan dipadatkan dalam lapisan yang merata di bawah pasangan batu atau

dimana saja sebagaimana diperintahkan oleh dan mendapat persetujuan Direksi

Teknik.

ii. Bahan alas filter sebagaimana ditentukan harus dipasang dan dipadatkan dalam

lapisan, tidak melebihi 15 cm tebalnya dan sesuai dengan gambar rencana atau

menurut perintah Direksi Teknik.

(3) Penyiapan Jalan Air Yang Ada

a. Aliran atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak boleh diganggu tanpa

mendapat persetujuan dari Direksi Teknik

b. Jika suatu galian dalam dasar aliran diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

yang baik, Kontraktor pada selesainya pekerjaan drainase harus mengurug

kembali dan memperbaiki galian tersebut.

c. Bahan-bahan yang mengendap dalam daerah aliran tersebut dan pondasi atau

galian-galian lainnya harus disingkirkan sepenuhnya pada penyelesaian

pembangunan.

(4) Relokasi Jalan Air

Bila stabilisasi tanggul atau pekerjaan-pekerjaan permanen lainnya diperlukan untuk

kontrak tersebut menyebabkan penyumbatan yang tidak dapat dihindarkan atau secara

sebagian menyumbat suatu jalan air yang ada, maka jalan air tersebut harus direlokasi

(dipindahkan) untuk menjamin aliran tidak terhalangi lewat pekerjaan tersebut pada

semua tingkatan aliran yang biasa. Relokasi jalan air tersebut akan memelihara

kemiringan dasar kanal yang ada dan harus diarahkan sedemikian sehingga tidak

terjadi gerusan terhadap pekerjaan itu atau terhadap hak milik di sekitarnya.

6.2.4.4 Cara Pengukuran dan Pembayaran

Tidak ada persyaratan yang dibuat untuk pengukuran dan pembayaran saluran dilapisi di

bawah bab ini. Akan tetapi pekerjaan konstruksi untuk saluran dilapisi harus diukur dan

dibayar di bawah item pembayaran dan spesifikasi-spesifikasi yang terpisah berikut ini.

(1) Galian untuk pembangunan saluran baru dilapisi atau rekonstruksi saluran yang ada,

harus diukur dalam meter kubik dan dibayar sebagai Galian Drainase di bawah item

pembayaran 6.2.3.1 spesifikasi ini.

(2) Pelapisan pasangan batu untuk saluran-saluran harus diukur dalam meter kubik dan

dibayar sebagai pasangan batu dengan siar di bawah item pembayaran 6.8.1 spesifikasi

ini.

VI -

31

Page 32: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(3) Bahan-bahan urugan kembali yang porous atau bahan dasar filter harus diukur dalarn

meter kubik dan dibayar sebagai bahan drainase porous di bawah item pembayaran

6.2.7.1 spesifikasi ini.

(4) Beton dalam pondasi atau penopang pondasi harus diukur dalam meter kubik dan

dibayar sebagai beton tidak bertulang di bawah item pembayaran 6.7.1.2 spesifikasi ini.

6.2.5 GORONG-GORONG PIPA BETON

6.2.5.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan

baru gorong-gorong pipa beton bertulang atau tanpa tulang, termasuk tembok kepala,

bangunan inlet (masuk) dan outlet (pelepasan) serta pekerjaan-pekerjaan pelindung

yang berkaitan dengan gerusan, semuanya sesuai dengan Gambar Rencana dan

spesifikasi ini dan lokasinya ditunjukkan oleh Direksi Teknik.

(2) Pengaturan (pematokan) di lapangan dan lokasi pekerjaan

a. Gorong-gorong baru yang ditempatkan dilapangan ditunjukkan pada gambar-

gambar kontrak. Lokasi dan ketinggian final akan diputuskan oleh Direksi Teknik di

lapangan dan kontraktor harus melakukan suatu pekerjaan survai tambahan

sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik, untuk menentukan persyaratan gorong-

gorong mengenai ketinggian dan garis batas.

b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal

pekerjaan yang ditunjukkan dalam dokumen kontrak dan sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi Teknik, termasuk suatu pekerjaan perbaikan tambahan

yang mungkin ditemukan dilapangan selama pekerjaan rehabilitasi drainase.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum dimulai diberikan

persetujuan oleh Direksi Teknik mengenai lingkup pekerjaan.

b. Tidak ada pekerjaan perkerasan atau bahu jalan akan dilaksanakan sampai

seluruh pekerjaan gorong-gorong untuk bagian proyek tersebut telah diselesaikan.

(4) Contoh-Contoh Bahan

a. Contoh-contoh bahan yang digunakan, termasuk agrerat beton, pasir beton,

penulangan beton, cetakan pipa beton, harus diperiksa dan mendapat persetujuan

dari Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

b. Contoh pipa beton bertulang harus diserahkan untuk pemeriksaan dan pengujian

sebagaimana diminta oleh Direksi Teknik dan harus diterima sampai memuaskan

sebelum digunakan dilapangan.

VI -

32

Page 33: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

6.2.5.2 Bahan-Bahan

(1) Beton

Beton yang digunakan setiap pekerjaan struktural yang diuraikan dalam bagian ini

harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Sub Bab 6.7.1 spesifikasi ini

untuk kelas-kelas beton berikut:

Kelas K225 : Struktur dan pipa gorong-gorong beton bertulang

Kelas 175 : Pelat pondasi dan dinding-dinding

Kelas 125 : Pondasi beton massa dan pembungkus pipa gorong-gorong

(2) Baja Tulangan untuk Beton

Semua baja tulangan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan

yang ditentukan dalam Sub Bab 6.7.2 spesifikasi ini.

(3) Pipa Beton

a. Semua pipa-pipa beton harus pracetak dan didapat dari satu pabrik yang disetujui,

terkecuali dipernitahkan lain oleh Direksi Teknik untuk pencetakan di lapangan

b. Pipa beton bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO

No.M170 dan disesuiakan dengan gambar-gambar standar.

c. Pipa-pipa bton tak bertulang secara umum harus memenuhi spesifikasi AASHTO

No.M86 (Tabel 1A) dan disesuaikan dengan gambar-gambar standar. Pipa beton

tak bertulang harus dibatasi sampai satu diameter dalam maksimum 80 cm.

d. Atas dasar persetujuan Direksi Teknik, Kontraktor dapat mencetak pipa beton

tidak bertulang di lapangan, yang konstruksinya harus sepenuhnya sesuai dengan

spesifikasi ini serta dengan cetakan pipa dari baja yang harus diperiksa dan

disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan.

(4) Pasangan Batu

Bahan-bahan pasangan batu yang digunakan untuk dinding dan kepala gorong-gorong

serta struktur tumpuan beban harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan

batu, Sub Bab 6.7.4 spesifikasai ini.

Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum digunakan di

lapangan.

(5) Bahan Alas (Dasar)

Bahan-bahan berbutir untuk alas atau untuk mengurug kembali gorong-gorong pipa

dan struktur lainnya terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan

Sub Bab 6.2.7 spesifikasi ini.

VI -

33

Page 34: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(6) Urugan Kembali

Bahan timbunan yang digunakan untuk mengurug kembali sekeliling pipa dan di

belakang dinding kepala harus memenuhi persyaratan Sub Bab 6.3.2 “Urugan” dari

spesifikasi ini.

6.2.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Galian dan penyiapan parit-parit serta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan

dinding kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Sub Bab

6.3.1 “Galian, dan persyaratan-persyaratan selanjutnya yang diberikan dalam

spesifikasi ini.

b. Bahan-bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai

dengan persyaratan sub bab 6.2,7.

(2) Pemasangan Pipa Gorong-Gorong

a. Pipa Gorong-gorong tersebut harus diletakkan secara hati-hati, dengan ujung alur

dibagian yang tinggi dan ujung lidah sepenuhnya masuk ke dalam alur yang

bersangkutan dan tepat dengan garis dan kemiringan yang diperlukan.

b. Sebelum pipa bagian berikutnya diletakkan, separuh bagian bawah lidah masing-

masing bagian berikutnya harus diplester dipermukaan bagian dalam dengan

adukan semen dangan ketebalan yang cukup untuk menyatukan permukaan

dalam pipa yang berbatasan tepat dan rata. Padasaat yang sama separuh bagian

atas lidah dari pipa berikutnya harus diplester sama dengan adukan.

c. Setelah pipa tersebut diletakkan, sambungan yang masih tersisa harus diisi

dengan adukan dan adukan tambahan yang cukup harus digunakan sehingga

rongga sekelilingnya terisi penuh. Bagian dalam sambungan harus disapu dan

diselesaikan halus. Adukan pada bagian luar harus tetap basah selama dua hari

sampai Direksi Teknik mengijinkan pelaksanaan urugan kembali.

(3) Pengurugan dan Pemadatan

a. Pengurugan kembali dan pemadatan di sekeliling dan di atas gorong-gorong harus

dilaksanakan sebagaimana ditentukan secara rinci dalam Sub Bab 6.3.2 “Urugan”

menggunakan bahan-bahan terpilih yang disetujui oleh Direksi Teknik. Bahan-

bahan tersebut harus terdiri dari tanah atau krikil, bebas dari gumpala lempung dan

benda tumbuh-tumbuhan serta berisi batu-batu yang tidak tertahan pada saringan

25 mm.

b. Urugan tersebut diberikan dengan ketebalan minimum 0,30 m di atas puncak pipa

dan satu jarak minimum satu setengah diameter dari sumbu pipa pada kedua sisi

VI -

34

Page 35: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

kecuali dalam parit. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin bahwa

urugan kembali di bawah pinggang pipa dipadatkan dengan baik.

c. Alat pemadatan tanah yang berat tidak boleh beroperasi lebih dekat dari 1,50 meter

kepada gorong-gorong, sampai gorong-gorong tersebut telah selesai ditutup setebal

paling sedikit 60 cm di atas puncak pipa.

Alat pemadatan ringan boleh dioperasikan di dalam batas-batas di atas, asalakan

urugan kembali tersebut telah dipasang dan dipadatkan dan memberikan penutup

minimum 30 cm diatas puncak pipa. Walaupun demikian, kontraktor harus

bertanggung jawab untuk memperbaiki setiap kerusakan akibat dari operasi

tersebut.

(4) Beton Pembungkus Pipa

Pipa-pipa harus dibungkus dengan beton yang sesuai dengan rincian yang ditunjukkan

pada gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik jika ketebalan

penutup yang harus dipasang lebih besar dari ketebalan maksimum atau kurang dari

ketebalan minimum yang ditunjukkan pada gambar atau dalam spesifikasi pabrik pipa

untuk ukuran dan kelas pipa yang khusus.

(5) Dinding Kepala Gorong-Gorong dan Bangunan Pelengkap

Kecuali secara lain ditunjukkan pada gambar, bangunan lapis lindung peimpah dan

bangunan pelindung gerusan yang berkaitan dengan bangunan gorong-gorong yang

tidak diperlukan untuk memikul beban struktural yang berat, harus dibangun dengan

pasangan batu dengan siar (Sub Bab 6.8.1).

Kepala gorong-gorong dan dinding sayap harus dibangun menggunakan pasangan

batu plesteran (lihat Sub Bab 6.7.4).

(6) Memperpanjang Gorong-gorong yang Ada

Bila perpanjangan gorong-gorong yang ada memerlukan pemindahan dinding kepala,

dinding sayap atau bangunan-bangunan lama lainnya yang berkaitan, bagian-bagian

tersebut harus dibongkar dengan hati-hati dengan satu cara untuk menghindari

kerusakan-kerusakan pipa atau elemen-elemen struktural yang harus tinggal. Jika

terjadi kerusakan pada gorong-gorong yang direncanakan untuk tetap ada, bagian-

bagian yang rusak hars diganti atas beban biaya Kontraktor.

6.2.5.4 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Volume-volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa beton,

berupa jumlah meter panjang gorong-gorong pipa baru yang dipasang atau

diperpanjang, diukur dari ujung ke ujung pipa

VI -

35

Page 36: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(2) Dinding kepala dan dinding sayap serta struktur lainnya yang berkaitan yang dibangun

dengan pasangan batu atau beton akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik

pekerjaan yang selesai dan diterima sesuai dengan item-item pembayaran secara

terpisah yang dimasukkan dalam spesifikasi ini.

(3) Penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan di bawah item pembayaran

terpisah nomor 6.3.1.2. akan tetapi tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran

akan dibuat untuk setiap galian lain atau pekerjaan urugan lain. Biaya pekerjaan

tersebut harus dianggap sebagai sudah termasuk dalam pelaksanaan pekerjaan

gorong-gorong pipa beton dan harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran untuk

gorong-gorong dan untuk berbagai bahan-bahan pembangunan yang digunakan.

(4) Penyediaan untuk bahan alas berbutir terpilih atau bahan filter harus dibuat dibawah

item pembayaran yang terpisah nomor 6.2.7.5 (1)

6.2.5.6 Dasar Pembayaran

Volume gorong-gorong pipa yang akan diukur sebagaimana diberikan diatas, akan dibayar

pada Harga Kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan bagi masing-masing item

pembayaran yang tercantum di bawah ini dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.

Harga-harga dan pembayaran ini akan merupakan kompensasi penuh bagi pengadaan dan

pemasangan semua bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan,

pemadatan, pekerjaan acuan, urugan kembali, lubang pelepasan dan semua biaya-biaya

lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan dalam

Spesifikasi ini.

Nomor Item Pembayaran

U R A I A N Satuan Pengukuran

6.2.5.1 GORONG-GORONG PIPA BETON BERTULANG

(1) Diameter dalam, 60 cm

(2) Diameter dalam, 80 cm

(3) Diameter dalam, 100 cm

(4) Diameter dalam, 120 cm

Meter panjang

Meter panjang

Meter panjang

Meter panjang

6.2.5.2 GORONG-GORONG PIPA BETON TANPA TULANG

(1) Diameter dalam, 60 cm

(2) Diameter dalam, 80 cm

Meter panjang

Meter panjang

6.2.6 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG

6.2.6.1 Umum

(1) Uraian

VI -

36

Page 37: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Pekerjaan ini terdiri dari perbaikan, perpanjangan, penggantian atau pembangunan

baru pipa baja bergelombang termasuk pembuatan bangunan dinding kepala,

bangunan inlet dan outlet dan pekerjaan-pekerjaan perlindungan gerusan yang

bersangkutan, semuanya sesuai dengan gambar-gambar dan pada lokasi yang

ditunjukkan oleh Direksi Teknik.

(2) Pematokan dan Pengukuran di lapangan serta Lokasi Pekerjaan

a. Gorong-gorong baru harus ditempatkan dilapangan yang ditunjukkan pada

gambar-gamabar kontrak. Lokasi dan permukaan akhir akan diputuskan oleh

Direksi Teknik di lapangan dan Kontraktor harus melaksanakan suatu pekerjaan

survai tambahan sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik, untuk menentukan

persyaratan gorong-gorong terhadap garis batas dan permukaannya.

b. Pekerjaan perbaikan gorong-gorong dari pipa baja bergelombang harus

dilaksanakan sesuai dengan jadwal (schedule) pekerjaan yang ditunjukkan dalam

gambar kontrak dan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, termasuk

setiap pekerjaan perbaikan tambahan yang mungkin ditemukan dilapangan

selama pekerjaan rehabilitasi drainase.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Tidak ada pekerjaan gorong-gorong boleh dimulai sebelum dimulai mendapat

persetujuan Direksi Teknik mengenai ruang lingkup pekerjaan.

b. Tidak ada pekerjaan perkerasan dan bahu jalan yang boleh dilaksanakan sebelum

semua pekerjaan gorong-gorong untuk bagian kegiatan tersebut telah

diselesaikan.

(4) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidak teraturan atau cacat-cacat karena

jeleknya penangan atau gagalnya Kontraktor mematuhi persyaratan spesifikasi, harus

dibetulkan dengan perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor, sampai

memeuaskan Direksi Teknik.

6.2.6.2 Bahan-Bahan

(1) Pipa Baja Bergelombang

Pipa baja bergelombang dan sabuk penyambung (coupling bands) yang berkaitan

serta bahan-bahan penyambungan, harus berupa besi atau baja bergelombang yang

dilapisi seng dan memenuhi Spesifikasi AASHTO No. M36.

(2) Pasangan Batu

VI -

37

Page 38: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding kepala pasangan batu beserta struktur

yang berkaitan harus memenuhi persyaratan umum untuk pasangan batu, Sub Bab

6.7.4 spesifikasai ini.

Kualitas batu harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum digunakan di

lapangan.

(3) Bahan Alas (Dasar)

Bahan-bahan berbutir untuk alas atau untuk mengurug kembali gorong-gorong pipa

dan struktur lainnya terdiri dari kerikil dan pasir bergradasi yang memenuhi persyaratan

Sub Bab 6.2.7 spesifikasi ini.

(4) Bahan timbunan yang digunakan untuk urugan kembali di sekeliling pipa-pipa dan di

belakang dinding kepala harus memenuhi persyaratan-persyaratan Spesifikasi Sub

Bab. 6.3.2 “Urugan”

6.2.6.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Galian dan penyiapan parit beserta pondasi untuk gorong-gorong pipa dan dinding

kepala harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam Sub Bab 6.3.1

“Galian, dan persyaratan lebih lanjut yang diberikan dalam spesifikasi ini.

b. Bahan-bahan alas (dasar) untuk pipa gorong-gorong harus ditempatkan sesuai

dengan persyaratan Sub bab 6.2,7. Dengan menyediakan suatu pondasi yang

keras dan rata untuk pipa baja.

c. Setiap batu bongkahan atau batu brangkal yang ditemukan dalam mempersiapkan

pondasi untuk pipa baja, harus dipotong dan dibuang sampai kedalam 20 cm, dan

tanah dasar tersebut diurug kembali serta dipadatkan mencapai ketinggian yang

benar, dengan bahan-bahan urugan yang cocok.

d. Pada umumnya garis batas galian untuk gorong-gorong pipa baja harus diperiksa

terhadap daerah keras dan daerah lunak serta pondasi dibuat serata mungkin

beserta daerah-daerah lunak diganti dengan bahan-bahan yang cocok. Dimana

dimintakan demikian dalam Gambar rencana dan Daftar Penawaran atau

sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan, bahan alas (dasar)

berbutir harus ditempatkan (dipasang) sampai kedalamam 15-30 cm yang

diperlukan untuk mendukung satu pondasi yang mantap sesuai dengan

persyaratan Sub Bab. 6.2.7.

(2) Pemasangan Gorong-Gorong Pipa Baja Bergelombang

VI -

38

Page 39: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

a. Pipa baja bergelombang dapat dirakit sebelumnya menjadi bagian-bagian di

lapangan kerja atau dirakit di dalam parit yang sudah disiapkan.

b. Pipa baja bergelombang yang dirakit sebelumnya menjadi bagian-bagian, harus

diturunkan ke dalam lubang (tempat) di atas pondasi yang telah disiapkan

menggunakan tali sling. Bagian-bagian pipa rakitan tidak boleh berlebihan

panjangnya sehingga akan terjadi pembungkukan (lendutan) sambungan-

sambungan ketika penurunan ke tempatnya, dan harus diberikan perhatian untuk

menghindari kerusakan di ujung (dengan penjatuhan) selama pengangkutan atau

pemasangan.

c. Semua pipa baja bergelombang yang dirakit, harus dibaut secara teliti, dengan

sabuk penyambungan dipasang secara benar untuk menghindari tegangan yang

berlebihan.

(3) Pengurugan dan Pemadatan

Pengurugan kembali dan pemadatan di sekeliling dan di atas gorong-gorong harus

dilaksanakan sebagaimana secara umum diuraikan pada Sub Bab 6.3.2 “Urugan” dan

secara khusus sesuai dengan persyaratan Sub Bab 6.2.5.3 (3). Harus diberikan

perhatian untuk menjamin bahwa bahan urugan ditempatkan dan dipadatkan dalam

lapisan yang merata tidak melebihi tebal 15 cm secara bergantian bagi kedua sisi pipa

untuk menjaga permukaan pemadatan dan penunjangan yang sama masing-masing

sisi.

(4) Bagian Ujung dan Dinding Kepala Gorong-Gorong Baja

a. Perlakuan bagi ujung gorong-gorong pipa baja harus sesuai dengan persyartan

Direksi Teknik dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran. Bentuk alternatif

penyesuaian akan meliputi:

Pra Pabrikasi bagian ujung baja dengan atau tanpa pasangan batu kosong (rip-

rap) dengan adukan atau bronjong.

Dinding kepala pasangan batu

b. Bagian ujung baja harus diletakkan di atas bahan alas (dasar) yang dipadatkan

dengan baik dan menyatu kepada ujung-ujung gorong-gorong pipa baja oleh

sambungan yang dibaut yang sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.

c. Jika diperlukan dengan pasangan batu kosong atau bronjong, mereka harus

diletakkan pada tebing sesuai dengan persyaratan Sub Bab 6.8.1 untuk

memeberkan perlindungan terhadap erosi dan menunjang bagian ujung tersebut.

d. Dinding kepala pasangan batu harus dibangun sesuai dengan persyaratan Sub

Bab 6.7.4 untuk ujung inlet dan outlet pipa gorong-gorong sesuai tempat dan

ketinggian yang diminta oleh Direksi Teknik.

6.2.6.4 Cara Pengukuran Pekerjaan VI -

39

Page 40: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(1) Volume yang harus diukur untuk pembayaran bagi gorong-gorong pipa baja

bergelombang harus berupa jumlah meter panjang struktur pipa baru atau yang

diperpanjang yang dipasang, diukur dari permukaan dinding kepala bagian luar atau

dari ujung ke ujung (tidak termasuk bagian akhir) pipa gorong-gorong yang tidak

dilengkapi dengan dinding kepala.

(2) Bilaman dilengkapi dengan bagian ujung (akhir), hal ini harus diukur dengan jumlah

bagian individual (tersendiri).

(3) Dinding kepala dan dinding sayap serta struktur lainnya yang bersangkutan yang

dibangun dengan pasangan batu atau beton harus diukur untuk pembayaran dalam

meter kubik pekerjaan yang telah selesai dan diterima, sesuai dengan item-item

pembayaran terpisah yang dimasukkan dalam spesifikasi ini.

(4) Pasangan batu kosong dengan siar dan bronjong harus diukur untuk pembayaran

dalam meter kubik yang selesai dan dipasang, sesuai dengan item pembayaran

terpisah nomor 6.8.2.2 dan 6.8.3.1 Spesifikasi ini.

(5) Pengukuran dan penyediaan untuk galian dalam batu akan dibuatkan di bawah item

pembayaran nomor 6.3.1.2. akan tetapi tidak ada pengukuran untuk pembayaran yang

terpisah yang dibuat untuk setiap pekerjaan galian lainnya atau urugan lainnya. Biaya

untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut akan dianggap sebagai incidental (sudah

termasuk) dalam pelaksanaan pekerjaan gorong-gorong pipa dan akan dimasukkan

dalam penawaran harga untuk gorong-gorong pipa baja bergelombang dan untuk

berbagai bahan bangunan yang digunakan.

(6) Penyediaan untuk bahan berbutir pilihan atau bahan filter akan dibuat di bawah item

pembayaran terpisah nomor 6.2.7.1.

6.2.6.5 Dasar Pembayaran

Volume gorong-gorong pipa yang diukur sebagimana diberikan diatas, akan dibayar pada

Harga Kontrak per satuan pengukuran yang bersangkutan untuk masing-masing item

pembayaran yang dicantumkan di bawah ini dan ditunjukkan dalam Daftar Penawaran.

Harga-harga dan pembayaran ini akan berupa kompensasi penuh untuk pengadaan dan

pemasangan semua bahan-bahan dan untuk galian serta pembuangan bahan-bahan,

pemadatan, pekerjaan acuan, pengurugan kembali, lubang-lubang pelepasan dan semua

biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang baik yang diuraikan

dalam Spesifikasi ini.

Nomor Item Pembayaran

U R A I A NSatuan

Pengukuran6.2.6.1 GORONG-GORONG PIPA BAJA BERGELOMBANG

(1) Diameter nominal, 60 cm Meter panjang

VI -

40

Page 41: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(2) Diameter nominal, 80 cm

(3) Diameter nominal, 100 cm

(4) Diameter nominal, 120 cm

(5) Diameter nominal, 140 cm

Meter panjang

Meter panjang

Meter panjang

Meter panjang

6.2.6.2 BAGIAN UJUNG BAJA BERGELOMBANG

(1) Diameter nominal, 60 cm

(2) Diameter nominal, 80 cm

(3) Diameter nominal, 100 cm

(4) Diameter nominal, 120 cm

(1) Diameter nominal, 140 cm

Meter panjang

Meter panjang

Meter panjang

Meter panjang

Meter panjang

Catatan : Diameter nominal berdasarkan Standar Pabrik Pembuat

6.2.7 DRAINASE POROUS

6.2.7.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari memperoleh, mengangkut, menempatkan dan memadatkan

bahan-bahan urugan berbutir yang porous yang diperlukan untuk lapisan alas (dasar)

pipa gorong-gorong, saluran beton, beton porous dan saluran di bawah permukaan

atau untuk mencegah penghanyutan atau penggerusan bagian halus tanah oleh

rembesan air tanah. Pekerjaan tersebut juga meliputi pengadaann dan pemasangan

pipa-pipa porous, saluran ubin dan anyaman filter tanah (geotekstil) jika diperlukan

demikian.

b. Bahan-bahan ini harus digunakan untuk maksud drainase yang penempatannya pada

bagian belakang dinding kepala jembatan, dinding sayap, dinding penahan tanah,

dinding rip-rap dan dinding bronjong serta dalam konstruksi perkerasan saluran

bawah tanah, saluran pasangan beton, gorong-gorong, selimut pasir dan drainase

vertikal untuk tujuan stabilisasi, filter ujung kaki talud dan pekerjaan sejenis lainnya,

yang sesuai dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi

Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Profil akhir untuk drainase porous urugan berbutir tidak boleh berbeda dengan profil

yang ditentukan atau profil yang disetujui lebih dari 2 cm.

b. Kemiringan dan permukaan akhir untuk pipa dan bahan dasar saluran beton tidak

boleh berbeda dengan yang ditentukan lebih dari 1 cm.

c. Permukaan pondasi untuk urugan porous yang digunakan dalam selimut drainase

harus rata dan teratur dengan satu kemiringan merata minimum 1 dalam 200.

VI -

41

Page 42: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

d. Kemiringan minimum dalam saluran yang dibangun dengan pipa porous harus

1:600.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bahan butiran drainase porous yang bersih harus dipasang segera sebelum

penempatan bahan-bahan lapis ulang (overlay).

b. Bahan-bahan butiran drainase porous untuk drainase pasir tegak harus ditempatkan

dan dibentuk setelah lapisan-lapisan tanggl horizontal diletakkan (dipasang).

(4) Contoh-Contoh

a. Contoh-contoh bahan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi

Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

b. Contoh-contoh pipa porous dan anyaman filter (geotekstil) harus disertai dengan

Spesifikasi dan sertifikat pabrik

c. Contoh-contoh bahan urugan porous dan bahan filter harus disertai dengan hasil-

hasil test gradasi yang dilakukan terhadap bahan tersebut.

6.2.7.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan urugan porous dan bahan dasar filter harus suatu bahan porous butiran

bergradasi, dengan ukuran nominal maksimum harus sesuai dengan instruksi

Direksi Teknik untuk menjamin bahwa pencucian bagian halus )fines) tidak akan

terjadi.

b. Filter anyaman plastik (geotekstil) harus suatu anyaman/tenunan geotekstil sintetis

yang disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Pipa porous dan pipa lubang pelepasan

i. Pipa-pipa porous untuk drainase di bawah permukaan harus saluran bis tanah

liat, diameter dalam 100 mm, memenuhi persyaratan Spesifikasi AASHTO M179.

ii. Pipa-pipa yan ditempatkan sebagai lubang pelepasan melalui dinding-dinding

dan lapisan beton atau pasangan batu harus berdiameter 50 mm dan dibangun

dari bahan yang awet, kuat dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Persyaratan Gradasi

a. Secara umum tebel-tabel berikut digunakan untuk menetukan batas-batas gradasi

bagi bahan filter porous

TABEL 6.2.7.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK BAHAN ALAS

FILTER

% LOLOS

VI -

42

Page 43: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

UKURAN SARINGAN

m.m

KERIKIL PASIR

75.0 100 % -

37.5 M 60 - 90 -

4.75 0 - 10 100

0.075 - Maks. 5

TABEL 6.2.7.2 PERSYARATAN GRADASI BAHAN FILTER UNTUK

SALURAN BAWAH TANAH YANG POROUS

UKURAN SARINGAN m.m % LOLOS

9.5 100%

4.75 95 – 100

1.18 45 – 80

0.425 10 – 30

0.15 2 – 10

(3) Syarat-Syarat Kualitas untuk Bahan-Bahan Alas (Dasar)

a. Bahan alas (dasar) untuk saluran pipa dan saluran beton serta gorong-gorong

terdiri dari pasir bergradasi baik, kerikil berpasir atau batu pecah.

b. Bahan alas (dasar) tersebut harus memenuhi syarat kualitas yang diberikan pada

Tabel 6.2.7.3 kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.2.7.3 PERSYARATAN GRADASI UNTUK BAHAN ALAS

FILTER

U R A I A N SATUAN UJI

Ukuran Partikel Maksimum

Lolos 0.075 mm (saringan No. 200)

Batas Cair

Indeks Plastisitas

20 mm

Maksimum 15%

Maksimum 25%

Maksimum 6%

6.2.7.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penempatan Urugan Porous

VI -

43

Page 44: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

a. Penempatan urugan porous disekeliling pipa, saluran atau dibelakang struktur harus

dilaksanakan segera mengikuti penempatan pipa atau pemasangan struktur, dan

harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan tebal maksimum 15 cm sampai satu

kepadatan yang disetujui sebesar 95% maksimum kepadatan kering (standar

proctor) atau suatu kepadatan lainnya sebagaimana dimintakan oleh Direksi Teknik.

Pengurugan di atas bahan porous harus diselesaikan sesudah satu penundaan

paling sedikit selama 10 hari, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

b. Dimana selimut drainase tipis urugan porous dipasang, urugan tersebut harus

dipadatkan secara ringan dan ditutup dengan lapisan urugan tanah untuk

pemadatan akhir. Diberikan perhatian untuk melindungi selimut drainase dari

kerusakan atau saling bercampur dengan urugan tanah.

(2) Penempatan Bahan Alas (Dasar)

Parit untuk saluran pipa gorong-gorong beton, saluran di bawah permukaan atau

pekerjaan-pekerjaan sejenis yang memerlukan satu lapisan alas (dasar), harus digali

yang secara umum sesuai dengan Sub Bab 6.3.1 Spesifikasi ini, dan satu alas pondasi

yang mantap disiapkan sampai ke tingkat untuk menerima bahan dasar. Tebal alas

(dasar) untuk pipa-pipa tidak boleh kurang dari 10% diameter pipa atau saluran,

dengan satu ketebalan minimum 5 cm

Alas dasar tersebut harus dipasang untuk membuat hubungan yang kokoh dari sisi

bawah pipa dan memberikan penopangan yang merata dengan potongan ceruk-ceruk

untuk sumbat dan sambungan kotak (socket).

(3) Pemasangan Geotekstil

Anyaman filter plastic geotekstil tersebut harus dipasang sesuai dengan rekomendasi

pabrik pembuat.

(4) Pemasangan Pipa Porous

a. Urugan porous sebagai alas dasar pipa porous harus diletakkan sebagaimana

diuraikan pada Sub Bab 6.2.7.3 (1) menggunakaan gradasi seperti ditentukan

dalam Tabel 6.2.7.2.

b. Pipa porous harus dipasang di atas dasar yang telah disiapkan dan ditempatkan

pada posisi secara hati-hati terhadap alinyemen dan kemiringannya, meletakkan

sambungan ujung dengan celah tidak melebihi 5 cm. Sambungna tersebut harus

dibungkus dengan satu anyaman filter (geotekstil) yang disetujui, kemudian bagian

sebelah atas juga dilindungi dengan kertas ter yang disetujui atau yang sejenis,

dan kemudian ditutup dengan urugan porous seperti ditentukan pada Sub Bab

6.2.7.3 (1).

(5) Pembuatan Lubang Pelepasan (Weepholes)

VI -

44

Page 45: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

a. Lubang pelepasan harus dibuat sesuai dnegan petunjuk Direksi Teknik, dan

secara umum akan berjarak 2 meter terpisah dan bertangga vertical 1 meter.

b. Apabila kantong-kantong filter harus dibuat di belakang lubang pelepasan, bahan

filter tersebut akan mencapai 30 cm ke dalam urugan yang normal, kecuali

diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

6.2.7.4 Pengendalian Mutu

(1) Pengujian Laboratorium

a. Pengujian harus dilakukan untuk masing-masing sumber pengadaan bahan filter

urugan porous atau bahan alas agar supaya memenuhi persyaratan Spesifikasi

ini.

b. Contoh-contoh bahan harus diserahkan bersama-sama dengan data pengujian

seperti dimintakan di bawah Sub Bab 6.2.7.1 (4) dan harus mengacu kepada

pengujian-pengujian laboratorium berikut ini:

TABEL 6.2.7.4 TEST LABORATORIUM UNTUK BAHAN DRAINASE

POROUS

T E S T RUJUKAN TEST JENISAASTHO BINA MARGA

Analisa saringan agregat halus dan agregat kasar

T27 PB 0201 - 76 Menentukan distribusi ukuran partikel dari partikel halus dan partikel kasar,

Jumlah bahan yang lebih halus dari saringan 0,075 dlam agregat

T11 PB 02081 - 76 Menentukan total volume bahan yang lebih halus dari saringan standar 0,075 mm yang berada dalam agregat

Menentukan batas cair dan batas plastik

T89T90

PB 0109 - 76PB 0110 - 76

Test plastisitas

(2) Pengendalian Lapangan

Test pemadatan bahan urugan harus dilaksankan selama pelaksanaan pekerjaan yang

sesuai dengan perintah Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan Spesifikasi ini.

Test harus meliputi:

Hubungan kepadatan – kadar air - AASHTO T79

Kepadatan di tempat (test kerucut pasir) - AASHTO T191

VI -

45

Page 46: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

6.2.7.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Bahan Urugan Porous, Filter dan Alas (Dasar)

a. Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan bahan alas dasar harus

diklasifikasikan dan diukur sebagaimana tersebut di bawah bab ini hanya jika

digunkan untuk tujuan khusus yang diuraikan dalam gambar dan Daftar

Penawaran atau seperti diperintahkan dan diterima oleh Direksi Teknik secara

tertulis.

b. Volume bahan urugan porous, bahan filter dan bahan alas dasar harus diukur

untuk pembayaran berupa jumlah meter kubik bahan dipadatkan mencapai bentuk

dan profil yang disetujui. Setiap bahan yang dipasang yang melebihi dari yang

diperlukan akan diperlakukan sebagai urugan terpilih atau urugan biasa yang

mana yang sesuai untuk pengurugan kembali parit atau pondasi yang umum, dan

tidak boleh diukur di bawah bab ini.

(2) Anyaman Filter Plastik (Geotekstil)

Anyaman filter plastic (geotekstil) harus diukur dalam meter persgi atas luas yang ditutu

(tanpa cadangan untuk tumpang tindih) semua menurut rekomendasi pabrik pembuat

dan persetujuan Direksi Teknik.

(3) Pipa-Pipa Porous

Pipa porous akan diukur dlam meter panjang dari ujung ke ujung pipa yang dipasang

menurut Spesifikasi dan persetujuan Direksi teknik. Tidak ada pengukuran untuk

pembayaran yang terpisah akan dibuat untuk penyediaan dan pemasangan filter

anyaman (geotekstil) dan kertas ter (pembungkus) di atas sambungan-sambungan

pekerjaan-pekerjaan demikian dimasukkan sebagai bagian dari pekerjaan untuk

menyediakan dan memasang pipa-pipa porous.

(4) Lubang Pelepasan

Tidak akan dibuatkan penyediaan bagi pembuatan lubang pelepasan (weepholes),

pekerjaan tersebut diperlakukan merupakan keharusan dan telah dimasukkan di dalam

pembuatan dinding atau pelapisan.

(5) Galian atau Urugan untuk Bahan Urugan Porous, Bahan Alas Dasar dan

Bahan Filter atau Pekerjaan Drainase di Bawah Permukaan

Terkecuali untuk galian batu (yang akan dicakupi di bawah item pembayaran terpisah)

tidak ada pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian dan

pekerjaan urugan, pekerjaan demikian diperlakukan sebagai kelengkapan (sudah

termasuk) yang ada dalam melaksanakan pekerjaan untuk urugan kembali, bahan

porous, bahan alas dasar dan bahan filter atau drainase di bawah permukaan, dan

dimasukkan dalam daftar penawaran untuk pekerjaan-pekerjaan ini.

6.2.7.6 Dasar Pembayaran

VI -

46

Page 47: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Pekerjaan yang diukur seperti yang diberikan di atas akan dibayar pada Harga Kontrak per

satuan pengukuran yang bersangkutan dengannya untuk masing-masin item pembayaran

yang tercantum di bawah dan di tunjukkan dalam Daftar Penawaran. Harga dan pembayaran

ini berupa kompensasi penuh untuk pengadaan dan pemasangan semua bahan-bahan,

tenaga, alat dan semua biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang

baik yang diuraikan dalam Spesifikasi.

Nomor Item Pembayaran

U R A I A N Satuan Pengukuran

6.2.7.5 (1) Bahan urugan porous, bahan selimut filter dan

bahan alas dasar

Meter kubik

6.2.7.5 (2) Anyaman Filter Plastik (Geotekstil) Meter persegi

6.2.7.5 (3) Pipa-pipa Porous Meter panjang

6.3. PEKERJAAN TANAH

6.3.1 GALIAN

6.3.1.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan

tanah atau batu ataupun bahan-bahan lainnya dari jalan kendaraan dan sekitarnya

yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak yang memuaskan.

b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-selokan,

pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-saluran atau

bangunan-bangunan lainnya, untuk pembuangan bahan-bahan yang tidak cocok

dan tanah selimut (bagian atas), untuk pekerjaan stabilisasi dan pembuangan

tanah longsoran, untuk galian bahan konstruksi ataupun pembuangan

bahan-bahan buangan dan pada umumnya pembentukan kembali daerah ja!an,

sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggung

jawab terhadap garis batas, kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan

pada gambar rencana atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

c. Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk semua

pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak, terrnasuk

pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dalam bab-bab lain, dan semua galian

diklasifikasikan dalam satu atau dua kategori.

(i) Galian Biasa

(ii) Galian Batu

(2) Definisi

VI -

47

Page 48: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

a. Galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume setengah meter

kubik atau lebih besar atau macam-macam bahan padat yang menyatu dan keras

yang dalam pendapat Direksi Teknik tidak prakfis untuk digali tanpa menggunakan

peralatan kerja pneumatik, bor atau peledak ini tidak termasuk bahan batuan yang

dalam pendapat Direksi Teknik dapat dibuat lepas dan dipecah-pecah oleh

penggaruk hidrolis yang ditarik atau bulldozer.

b. Semua penggalian lain akan dianggap sebagai galian biasa.

(3) Toleransi Ukuran

Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda

dan yang ditentukan lebih besar 2 cm pada setiap titik. Pekerjaan yang tidak

memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga memuaskan Direksi Teknik sesuai

dengan sub Bab 6.3.1.1 (8).

(4) Pemeriksaan di Lapangan

a. Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar di bawah Bab ini, ketinggian dan garis

batasnya harus disetujui oleh Direksi Teknik, sebelum Kontraktor memulai

pekerjaan.

b. Sesudah masing-masing penggalian untuk lapis tanah dasar, formasi atau pondasi

dipadatkan. Kontraktor harus memberitahukan hal tersebut kepada Direksi Teknik,

dan tidak ada bahan alas dasar atau bahan lainnya boleh dipasang sampai Direksi

Teknik telah menyetujui kedalaman penggalian dan kualitas serta kekerasan

bahan pondasi.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraan harus

dilaksanakan dengan cara menggunakan pelaksanaan setengah lebar atau secara

lain diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga tetap terbuka untuk lalu

lintas pada setiap waktu.

b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik gambar rincian semua

bangunan sementara yang diusulkan untuk digunakan, seperti penyanggaan,

penguatan, cofferdam (bendungan sementara), dinding pemutus aliran rembesan

(cut off) dan bangunan-bangunan untuk pembelokan sementara aliran, sungai

serta harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknik atas gambar-gambar,

sebelum melakukan pekerjaan galian yang yang akan dilindungi oleh

bangunan-bangunan yang diusulkan tersebut.

(6) Penggunaan dan Pembuangan Bahan-Bahan Galian

a. Semua bahan-bahan yang cocok yang digali di dalam batas-batas dan lingkup

kena proyek, dimana mungkin akan digunakan dengan cara yang paling efektif,

untuk pembuatan formasi badan jalan atau untuk urugan kembali.

VI -

48

Page 49: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

b. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah sangat organis, gambut, berisikan

akar-akar atau barang-barang tumbuhan yang banyak. dan juga tanah yang

mudah mengembang, yang menurut pendapat Direksi Teknik akan menghalangi

pemadatan bahan lapisan di atasnya atau dapat menimbulkan suatu penurunan

yang tidak dikehendaki atau dapat menimbukan suatu penurunan yang tidak

dikehendaki atau kehancuran akan diklasifikasikan sebagai tidak cocok

digunakan.

c. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan, atau setiap bahan

yang tidak disetujui Direksi Teknik menjadi bahan urugan yang cocok, harus

dibuang dan diratakan dalam lapisan-lapisan tipis oleh Kontraktor di luar Daerah

Milik Jalan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

d. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan dan

biaya-biaya bagi pembuangan bahan-bahan lebihan atau bahan tidak cocok

termasuk pengangkutannya dan mendapatkan izin dari pemilik atau penyewa

lahan dimana buangan tersebut dilakukan (ditempatkan).

(7) Pengamanan Pekerjaan Galian

a. Selama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang mampu

menyangga bangunan-bangunan, struktur atau mesin-mesin di sekitarnya harus

dijaga sepenuhnya, serta harus dipasang penyangga dan penguat yang memadai

bila permukaan galian yang tidak ditahan dengan cara lain dapat menjadi tidak

stabil. Bila diperlukan, Kontraktor harus menopang struktur-struktur di sekitarnya

yang mungkin menjadi tidak stabil atau menjadi berbahaya oleh pekerjaan galian.

b. Alat-alat berat untuk Pemindahan tanah, pemadatan atau maksud-maksud

semacam, tidak diizinkan berdiri atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 meter dari

ujung parit terbuka atau galian pondasi, terkecuali pipa-pipa atau struktur telah

selesai dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan dipadatkan.

c. Bendungan sementara, dinding pemotong aliran rembesan (cut off) atau

sarana-sarana lain yang mengeluarkan air dari galian, harus disain secara baik

dan cukup kuat untuk menjamin tidak terjadinya roboh mendadak dimungkinkan

mampu mengalirkan secara cepat bahaya banjir pada struktur.

d. Bilamana Kontraktor akan menggunakan bahan peledak yang diperlukan untuk

penggalian batu, bahan peledak harus disimpan ditangani dan digunakan dengan

pengamanan yang paling tinggi dan ketat, sesuai dengan peraturan hukum

Pemerintah. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mencegah setiap

penggunaan peledak yang tidak pada tempatnya, harus menjamin bahwa

penanganan peledak tersebut dipercayakan kepada orang yang berpengalaman

dan bertanggung jawab.

e. Semua galian terbuka harus dipasang penghalang yang memadai untuk

menghindari tenaga kerja atau lain-lainnya jatuh dengan tidak sengaja ke dalam VI -

49

Page 50: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

galian dan setiap terluka di dalam daerah badan jalan atau bahu jalan, sebagai

tambahan harus diberi marka/tanda Peringatan pada malam hari dengan drum

dicat putih (atau semacamnya) dengan lampu merah, sehingga memuaskan

Direksi Teknik.

f. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap

pipa bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel, konduit atau struktur lainnya di

bawah permukaan yang ditemukan dan harus bertanggung jawab untuk biaya

perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.

(8) Perbaikan Penggalian yang Tidak Memuaskan

Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan dalam Sub Bab

6.3.1.1 (3) harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut:

a. Bahan-bahan lebihan (karena penggalian yang tidak efisien) harus dibuang

dengan galian berikutnya.

b. Daerah yang terlanjur digali, atau daerah dimana telah bercerai berai atau

berjatuhan, harus diurug kembali dengan urugan terpilih atau bahan pondasi

bawah/pondasi atas yang mana yang dapat diterapkan, sehingga memuaskan

Direksi Teknik.

6.3.1.2 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Prosedur Umum

a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan

terhadap bahan-bahan di bawah dan di luar batas galian yang ditentukan

sebelumnya.

b. Jika bahan yang terdapat pada permukaan garis formasi atau tanah dasar atau

pondasi adalah lepas-lepas atau lunak atau secara lain tidak cocok menurut

pendapat Direksi Teknik, bahan itu secara keseluruhan harus dipadatkan atau

dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang cocok, seperti diperintahkan

Direksi Teknik.

c. Dimana batu lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan

berada di atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau pada ketinggian

permukaan untuk perkerasan dan bahu jalan, atau di atas bagian dasar parit pipa

atau galian pondasi struktur, bahan tersebut harus digali terus sedalam 20 cm

sampai satu permukaan yang merata dan halus tidak ada runcingan-runcingan

batu akan ditinggalkan menonjol dari permukaan dan semua bahan-bahan yang

lepas-lepas harus dibuang. Profil galian yang telah ditetapkan harus dikembalikan

dengan pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan yang disetujui

oleh Direksi Teknik.

VI -

50

Page 51: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

d. Setiap bahan beban di atas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil

sebelum penggalian dan talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana talud.

Untuk tebing yang tinggi harus dibuatkan berm pada setiap ketinggian tebing 5,0

m yang sesuai dengan gambar standar.

e. Untuk perlindungan tebing terhadap erosi. harus dibuatkan saluran cut off

(penutup aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukkan

pada gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi di lapangan.

Daerah-daerah yang baru selesai digali, secepatnya harus dilindungi juga dengan

penempatan lempengan rumput atau tanaman-tanaman lain yang disetujui.

f. Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus

menjaga galian tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa,

peralatan dan tenaga kerja, serta membuat tempat air mengumpul, saluran

sementara atau tanggul sementara seperlunya untuk mengeluarkan atau

membuang air dari daerah-daerah di sekittar galian.

(2) Galian Untuk Struktur dan Pipa

a. Parit untuk pipa, gorong-gorong atau saluran beton, dan galian-galian untuk

pondasl jembatan dan struktur lainnya. harus dari satu ukuran yang

memungkinkan pemasangan bahan-bahan dengan baik, pemeriksaan pekerjaan

dan memadatkan kembali urugan-urugan di bawah dan di sekitar pipa atau

bangunan yang bersangkutan.

b. Galian sampai permukaan akhir pondasi untuk mendukung struktur tidak boleh.

Dilakukan sebelum Pendukung (footting) tersebut dipasang.

(3) Penggalian untuk Bahan Galian

a. Lubang-lubang bahan galian, apakah berada dalam DMJ (Daerah Milik Jalan) atau

dimana saja, harus digali sesuai dengan ketentuan-ketentuan Spesifikasi ini.

b. Persetujuan untuk rnembuka satu daerah galian baru, atau mengoperasikan daerah

galian yang ada, harus diperoleh dari Direksi Teknik secara tertulis sebelum suatu

operasi galian dimulai.

c. Pembuatan lubang-lubang harus dilarang atau dibatasi dimana lubang-lubang

tersebut mungkin mengganggu drainase asli atau drainase yang didisain.

d. Di sisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan di atas sisi jalan yang lebih

tinggi, harus dibuat landai dan dibuat mengarahkan air untuk membawa semua air

permukaan ke saluran tepi dan ke gorong-gorong di dekatnya tanpa terjadi

genangan.

e. Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dan 2 meter dari kaki

satu tanggul atau 10 meter dari bagian puncak satu galian.

VI -

51

Page 52: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

f. Semua lubang galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor

harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan talud

yang stabil setelah pekerjaan selesai.

(4) Pembuangan Bangunan Sementara

a. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, semua struktur sementara seperti

tanggul sementara atau penyangga penguat, harus dibongkar oleh Kontraktor

setelah selesainya struktur permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian itu

telah dilaksanakan.

b. Bahan-bahan yang dikumpulkan dari bangunan-bangunan sementara tersebut

tetap menjadi milik Kontraktor atau mungkin jika disetujui dianggap cocok oleh

Direksi Teknik, disatukan ke dalam pekerjaan permanen dan dibayar di bawah

item pembayaran yang relevan dimasukkan ke dalam Daftar Penawaran.

c. Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sernentara dipasang di dalam satu jalan

air, harus dibuang dalam satu cara sehingga tidak merusak jalan air (aliran)

tersebut.

6.3.1.3 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Galian yang dikecualikan dari Pengukuran dan Pembayaran

Banyak Pekerjaan galian di bawah kontrak tersebut tidak akan diukur atau dibayar di

bawah Bab ini. Dalam banyak kasus (seperti dinyatakan di bawah macam-macam bab

dari spesifikasi ini) pekerjaan tersebut akan dimasukkan ke dalam harga penawaran

untuk item-item konstruksi yang bersangkutan.

Jenis galian yang secara khusus dikecualikan dari pengukuran di bawah bab ini,

diuraikan sebagai berikut :

a. Penggalian yang dilaksanakan di luar garis batas, profil dan potongan melintang

yang disetujui, tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang harus diukur untuk

pembayaran. kecuali dimana galian yang kelewat tersebut diperlukan untuk item-

item pekerjaan berikut :

i. Pembuangan bahan lunak atau tak sesuai

ii. Pembuangan bahan sejenis lainnya

iii. Pembuangan tanah dari talud, longsoran, tanggul sementara yang runtuh yang

sebelumnya telah diterima dan memuaskan Direksi Teknik.

b. Galian untuk saluran tanah baru dan pelapisan saluran (6.2.3) akan diukur secara

terpisah di bawah item pembayaran 6.2 3.1.

i. Galian untuk pekerjaan drainase berikut ini, termasuk pondasi struktur secara

terpisah di bawah item pembayaran 6.2.3.1

i. Rehabilitasi saluran tepi jalan (Sub Bab 6.2.2)

VI -

52

Page 53: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

ii. Saluran Tanah Baru (Sub Bab 6.2.3)

iii. Saluran Dilapisi (Sub Bab 6.2.4)

ii. Pekerjaan yang dilaksanakan untuk pengembalian kondisi semula perkerasan

tidak akan diukur untuk pembayaran. Penyediaan untuk pekerjaan ini akan

dimasukkan ke dalam berbagai penawaran harga satuan untuk bahan-bahan

yang digunakan dalam operasi pemulihan kondisi semula.

iii. Galian untuk rehabilitasi bahu jalan, kecuali untuk galian batu, akan

dimasukkan di bawah item pembayaran 6.4.1.

iv. Galian untuk pekerjaan pemeliharaan rutin tidak boleh diukur untuk

pembayaran. Penyediaan untuk pekerjaan ini akan dimasukkan dalam

penawaran harga lump sum untuk berbagai pekerjaan pemeliharaan rutin.

v. Galian yang dilaksanakan unluk rnendapatkan bahan konstruksi (batu,

agregat, tanah dari galian bahan atau quarry) di luar batas-batas daerah

pembangunan tidak boleh diukur untuk pembayaran. Biaya unluk pekerjaan

ini harus dimasukkan dalam penawaran harga satuan untuk bahan-bahan

konstruksi.

(2) Galian yang dimasukkan untuk Pengukuran dan Pembayaran

a. Pekerjaan gajian yang tidak dikecualikan seperti di atas akan diukur untuk

pembayaran sebagai volume setempat dalam meter kubik bahan-bahan yang

digali Dasar penghitungannya harus berupa penampang melintang dan profil yang

ditunjukkan pada gambar atau diukur di tempat sebelum penggalian, dan garis

batas, kemiringan serta ketinggian pekerjaan galian akhir yang ditentukan atau

diterima. Cara penghitungan harus berupa cara luas rata-rata akhir menggunakan

penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter terpisah,

kecuali secara lain dinyatakan untuk Kontrak Khusus.

b. Galian batu akan diukur dalam meter kubik batu yang diterima dan disetujui antara

Kontraktor dan Direksi Teknik atas dasar volume senyatanya yang dibuang oleh

mesin gali sebagai hasil dari penggalian di dalam garis batas dan ketinggian yang

diatur oleh Direksi Teknik, Galian batu akan diukur dibawah item pembayaran

semua item galian dalam setiap potongan dari Spesifikasi ini.

6.3.1.4 Dasar Pembayaran

Volume galian yang diukur seperti di atas akan dibayar per satuan pengukuran pada harga-

harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran bagi itern-item pembayaran yang

tercanturn di bawah, yang harga dan pembayarannya merupakan kompensasi penuh untuk

semua pekerjaan-pekerjaan clan biaya-biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan

galian yang diperlukan seperti diuraikan sebelumnya dalam Bab ini.

VI -

53

Page 54: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Nomor Item Pembayaran U r a i a n Satuan Pengukuran

6.2.2.4 (1)

6.2.2.4 (2)

Rehabilitasi Saluran Tanah

Rehabilitasi Saluran Dilapisi

Meter panjang

Meter panjang

6.3.2 URUGAN

6.3.2.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan

memadatkan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan

pematang, pengurugan kembali parit-parit atau galian di sekeliling pipa atau

struktur serta pengurugan sampai kepada garis batas, kemiringan dan ketinggian

penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

b. Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alas

dasar untuk pipa-pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous

yang disediakan urituk drainase di bawah permukaan. bahan-bahan ini

dimasukkan dalam spesiflikasi ini

(2) Definisi

a. Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan bab ini diklasifikasikan dalam

satu atau dua kategori.

i. Urugan biasa untuk pematang

ii. Urugan pilihan untuk pematang

b. Urugan pilihan pematang digunakan untuk kondisi tanah lunak seperli rawa-rawa,

tanah payau, atau tanah yang selalu terendam air dimana diperlukan satu tanah

urugan dengan plastisitas rendah (bahan berbutir), dan juga dimana stabilisasi

tanggul, talud yang terjal atau tanah dasar harus ditirnbun sampai ketinggian dan

pemadatan yang tertentu.

c. Urugan yang diperlukan untuk tujuan umum seperti diuraikan pada Sub bab

6.3.2.1 di atas dan tidak termasuk urugan pilihan untuk pematang, harus

diperlakukan sebagai urugan biasa untuk pematang.

(3) Toleransi Ukuran

VI -

54

Page 55: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

a. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan, setelah

pemadatan tidak boleh ada dua sentimeter lebih tinggi atau tiga sentimeter lebih

rendah dari yang ditentukan atau disetujui.

b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan

seragam, dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan air

permukaan yang bebas.

c. Permukaan akhir talud (timbunan) pematang tidak boleh berbeda dari garis profile

yang ditentukan lebih dari 10 cm.

(4) Contoh-Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Teknik hal-hal berikut ini paling sedikit

14 hari sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan :

i. Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari padanya

akan ditahan oleh Direksi Teknik sebagai acuan selama jangka waktu kontrak.

ii. Satu pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan

sebagai bahan urugan pilihan. bersama sama dengan hasil pemeriksaan yang

menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi spesifikasi.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Bagian baru (timbunan) pematang jalan raya atau rekonstruksi harus dibangun

setengah lebar, kecuali disediakan satu pengalihan sehingga jalan tersebut dijaga

terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu.

b. Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan selama hujan atau di

bawah kondisi basah dan tidak dapat dikontrol.

(6) Perbaikan Urugran yang Memuaskan atau Tidak Stabil

a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau

disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan di atas, harus

diperbaiki dengan mernbuat lepas-lepas pemukaan tersebut. dan membuang atau

menambah bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan pembentukan dan

pemadatan kembali.

b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan

kelembaban seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dengan

menggaruk bahan tersebut sampai kedalarnan 15 cm atau seperti yang

diperintahkan oleh Direksi Teknik, yang diikuti dengan penyiraman air yang

memadai dan pencampuran secara menyeluruh dengan alat motor grader atau

peralatan lain yang disetujui.

c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh

batas-batas kandungan kelembaban yang ditentukan atau seperti diperintahkan

VI -

55

Page 56: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

oleh Direksi Teknik, harus diperbaiki dibawah kondisi cuaca kering dengan

penggarukkan

bahan-bahan tersebut diikuti dengan pengerjaan sebentar-bentar alat grader atau

peralatan lain yang disetujui, dengan waktu istirahat diantara pekerjaan

pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika pengeringan yang cukup tidak

dapat dicapai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut, Direksi teknik dapat

rnernerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan diganti

dengan bahan yang cocok dan kering.

d. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan

sifat-sifat bahan spesiflikasi ini, dapat meliputi persyaratan pencampuran dengan

bahan lain yang cocok, disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang

lebih dan atau pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi Teknik.

6.3.2.2 Bahan-Bahan

(1) Sumber Pengadaan

Bahan-bahan urugan harus dipilih dan surnber-sumber yang disetujui yang sesuai

dengan persyaratan Sub Bab 6.1.6. "Bahan-bahan dan Penyimpanan" dari spesifikasi

ini. Penqujian klasifikasi tanah harus dilaksanakan atas perintah Direksi Teknik, yang

sesuai dengan AASHT0 M145 Untuk menentukan distribusi ukuran partikel dan

plastisitas.

(2) Syarat-Syarat Kualitas

a. Urugan Biasa untuk Timbunan

Urugan yang diklasifikan sebagai Timbunan Biasa akan terdiri dari galian bahan

tanah atau bahan berbutir-butir yang disetujul oleh Direksi Teknik sebagai bahan

yang cocok untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan

dalam speksifikasi ini.

Secara umum, urugan timbunan biasa harus diperiksa secara khusus untuk

menyingkirkan penggunaan tanah expansif atau tanah dengan plastisitas tinggi

yang diklasifikasikan sebagai A5 dan A7 dalam spesiflikasi AASHTO M145 atau

sebagai Ch dan OH dibawah sistem klasifikasi Casagrande atau Unified.

b. Urugan Pilihan untuk Timbunan

Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau

bahan batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan timbunan pilihan yang juga

jika diuji untuk CBR laboratorium akan memiliki nilai minimurn 10%.

Untuk pekerjaan stabilisasi talud atau pematang atau pekeriaan- pekerjaan lain

dimana diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan akan

VI -

56

Page 57: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

terdiri dari urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau campuran

tampung / kerikil dengan idek plastisitas rendah tidak lebih tinggi dari 10 %.

6.3.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Sebelum menempatkan urugan di atas suatu lapangan. Semua operasi

pemotongan dan pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan

pembongkaran akar-akar harus diselesaikan sesuai dengan spefisikasi, dan

semua bahan-bahan yang tidak cocok harus dibuang dari lapangan tersebut

seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter atau kurang, tempat pondasi

timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas,

mengeringkan atau membahas jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah

setebal 15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetapkan untuk urugan

yang ditempatkan.

c. Jika timbunan tersebut harus dibuat diatas sisi bukit atau dipasang diatas

timbunan baru atau timbunan lama, kemiringan yang ada harus dipotong untuk

membuat permukaan dudukan yang cukup lebar memikul peralatan pemadatan.

(2) Penimbunan Urugan

a. Urugan harus disiapkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan

dalam lapisan- lapisan yarig rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm, yang

memenuhi toleransi tebal lapisan yang diberikan dalam spesifikasi ini. Bilamana

lebih dari satu lapisan harus dipasang, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin

harus sama ketebalannya.

b. Urugan tanah harus diangkut secara langsung dari daerah galian bahan ke tempat

yang sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah

pada umunya tidak diizinkan, khususnya selama musim hujan.

c. Pengurugan di atas pipa-pipa dan dibelakang struktur harus dilakukan secara

sistimatis serta sedapat mungkin segera sesudah pemasangan pipa atau struktur

tersebut. Perhatian harus diberikan Untuk menjamin bahwa telah diberikan waktu

yang cukup kepada sambungan pipa dengan adukan dan struktur beton untuk

mondapatkan kekuatan yang memadai sebelum pengurugan.

Bahan-bahan batuan tidak boleh digunakan sebagai urugan disekeliling pipa atau

didalam 30 cm, urugan tanah dasar yang langsung dibawah permukaan formasi

perkerasan atau bahu jalan dan tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm

akan dimasukkan dalam urugan tersebut.

VI -

57

Page 58: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

d. Kemiringan tebing harus dibentuk dan dirapihkan menurut sudut talud rencana dan

bagi tebing yang tinggi diberikan berm yang sesuai dengan gambar rencana, serta

dibuatkan pula penyediaan untuk drainase yang memadai.

e. Untuk pelindungan tebing terhadap erosi harus dipasang gebalan rumput. dan

disusun dalam posisi di atas talud, atas petunjuk dan sampai memuaskan Direksi

Teknik.

(3) Pemadatan Urugan

a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus

didapatkan menyeluruh dengan Peralatan pemadatan yang cocok dan memadai

yang disetujui oleh Direksi Teknik sampai kepada persyaratan-persyaratan

kepadatan berikut :

i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus

dipadatkan sampai 45 % kepadatan kering standar maksimum yang

ditetapkan sesuai AASHTO T99. Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10

% bahan-bahan yang tertahan di atas saringan 19 mm, maka kepadatan

kering maksimum yang didapat harus disesuaikan untuk bahan-bahan yang

oversize (kelewat besar) tersebut seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan tanah

dasar, harus dipadatkan samapai 100 % kepadatan kering standar maksimum

yang ditetapkan sesuai AASHTO T99 (PB.0111-76).

iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,

pengujian-pengujian kepadatan di lapangan dengan metode kerucut pasir

harus dilakukan terhadap masing-masing lapisan urugan yang telah

dipadatkan, sesuai dengan AASHTO T191 (PB 0103-76) dan jika hasil

sesuatu pengujian menunjukkan bahwa kepadatannya kurang dari

kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki pekerjaan tersebut

sesuai dengan sub bab 6.3.2.1. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman

penuh lapisan dan dilokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Teknik, yang tidak

boleh berjarak lebih dari 200 m.

b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut

berada didalam batas 3 % kurang dari kadar air optimum akan ditetapkan sebagai

kadar air dimana kepadatan kering maksimum dicapai bila tanah tersebut

dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76).

c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk ke

tengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan

pemadatan yang sama.

VI -

58

Page 59: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

d. Jika bahan urugan harus ditempatkan pada kedua sisi sebuah pipa atau saluran

beton atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan tersebut

dibentuk sampai ketinggian yang hampir sama di atas kedua sisi struktur.

e. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan disekitar ujung satu jembatan tidak

boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala jembatan

sampai bangunan atas dipasang.

f. Urugan ditempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus

ditempatkan dalam lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas

ketebalan tidak melebihi 15 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan mesin

pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk menjamin

tercapainya pemadatan yang memuaskan dibawah dan disamping pipa-pipa,

untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut

mendapat dukungan sepenuhnya.

(4) Persyaratan Pemadatan Untuk Urugan Batu

a. Urugan batu harus ditempatkan dalam lapis-lapis tidak melebihi 30 cm tebalnya

atau ketebalan lain yang diminta oleh Direksi Teknik atas dasar mutu batu dan

jenis alat pemadatan yang digunakan Pemadatan urugan batu harus dilaksanakan

dengan pemadat berkisi-kisi, pemadat bergetar atau sebuah traktor dengan berat

paling sedikit 20 ton atau peralatan berat yang sejenis. Pemadatan harus

dilakukan dalam arah memanjang sepanjang pematang, dimulai dari ujung paling

luar dan mengarah ke tengah, dan akan berlanjut sampai tidak ada pergeseran

yang nampak di bawah lindasan peralatan tersebut. Masing-masing lapisan akan

terdiri dari batu bergradasi baik yang dapat diterima dan semua rongga-rongga

permukaan harus diisi dengan pecahan pecahan sebelum dipasang lapis

berikutnya, Batu tidak boleh digunakan di bagian 15 cm puncak pematang dan

tidak ada batu dengan ukuran melebihi 10 cm dirnasukkan didalam lapis bagian

atas ini.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan cara dan peralatan untuk

mendapatkan tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal bahwa dia tidak

mampu mendapatkan kepadatan vang diperlukan, satu pengujian lapangan harus

dilaksanakan dimana jumlah lintasan peralatan pemadatan dan kadar air

diubah-ubah sampai kepadatan yang diperlukan didapat sehinggan memuaskan

Direksi Teknik. Hasil dan pengujian lapangan ini kemudian harus digunakan untuk

menentukan jumlah lintasan jenis alat pernadatan dan kadar air dari semua

peralatan berikutnya bagi urugan batu yang sejenis.

6.3.2.4 Pe ngendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

VI -

59

Page 60: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Test untuk syarat kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua-keduanya untuk

sumber pengadaan dan test ditempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk

dapat memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

Test Laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi)

TABEL 6.3.2.1 TEST LABORATORIUM BAHAN URUGAN

PENGUJIAN RUJUKAN TEST

J E N I SAASHTO

BINA MARGA

Analisa saringan agregat halus dan kasar.

Penentuan batas cari dan batas plastis. Hubungan kadar air kepadatan

CBR (California Searing Ratio)

T27

T89T90T99

T193

PB 0201-76

PB 0109-76PB 0110-76PB 0111-76

PB 0113-76

Menentukan distribusi ukuran partikel Agregat kasar dan halus. Test plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisitas Test standar proctor menggunakan palu 2.5 kg. Menentukan nilai dukung relatif.

(2) Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan

spesifikasi. Kontraktor harus menyediakan semua bantuan yang diperlukan dalam

bentuk tenaga kerja, pengangkutan dan pengujian.

TABEL 6.3.2.2 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Pengujian kerapatan urugan padat di lapangan. (Test Kerucut Pasir) (AASHTO T191) (PB 0103 – 76)

b. Penentuan CBR lapangan urugan padat.

Untuk menentukan hubungan kerapatan dan kadar air pada pemasangan.

Harus dilaksanakan untuk setiap 1000 m3 timbunan sampai kedalaman penuh.

Urugan ditempatkan dalam lapisan di bawah formasi jalan, harus diuji setiap 200 m panjang jalan.

Untuk urugan kembali disekeliling struktur atau di dalam parit gorong-gorong, paling sedikit satu test untuk setiap bagian urugan kembali sesesai di pasang.

Dengan menggunakan Dynamic Cone Penetrometer (DCP), di lokasi yang diminta oleh Direksi Teknik.

6.3.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

VI -

60

Page 61: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(1) Apabila dimasukkan dalam daftar penawaran, sebagai satu item pembayaran terpisah,

dan tergantung kepada ketentuan item berikutnya, urugan harus diukur dalam jumlah

meter kubik bahan padat yang dipasang dan diterima serta memuaskan Direksi Teknik,

dan akan diuraikan sebagai urugan timbunan bahan biasa atau urugan timbunan

bahan pilihan sesuai dengan spesifikasi dan gambar-garnbar dan disetujui oleh

Direksi Teknik untuk pekerjaan khusus di bawah kontrak.

(2) Volume yang harus diukur untuk pernbayaran harus atas dasar penampang melintang

dan profil yang disetujui yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau diukur di

lapangan sebelum suatu urugan telah ditempatkan pada garis batas, kelandaian dan

permukaan yang disetujui atau diterima. Cara penghitungan berupa cara luas rata-rata

dan rnenggunakan penampang melintang pekerjaan berjarak tidak lebih dari 25 meter.

terkecuali dinyatakan lain untuk kontrak khusus.

(3) Untuk pengukuran satu urugan sampai menjadi satu pekerjaan timbunan atau

pekerjaan sejenis yang dibangun di atas tanah rawa dimana konsolidasi tanah asli

yang baik diharapkan, marka-marka (patok) penurunan harus dipasang dan disurvai

bersama-sama oleh Direksi Teknik dan Kontraktor. Volume urugan kemudian akan

ditentukan atas dasar permukaan tanah sebelum dan sesudah penurunan.

(4) Urugan yang ditempatkan di luar garis batas dan penampang melintang yang disetujui,

termasuk setiap tambahan urugan yang diperlukan untuk dudukan atau penguncian ke

dalam talud yang ada sebagai hasil penurunan pondasi tidak boleh dimasukkan dalam

volume yang harus diukur untuk pembayaran, kecuali dimana secara lain disetujui oleh

Direksi Teknik untuk mengganti bahan-bahan lunak atau tidak cocok yang ditemukan di

lapangan selama pelaksanaan.

(5) Urugan porous, bahan filter atau bahan alas dasar untuk pipa gorong-gorong, saluran

beton, saluran dilapisi, saluran porous, dinding kepala dan struktur lainnya, tidak boleh

diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, bahan-bahan tersebut harus dimasukkan

dalam harga satuan penawaran untuk bahan-bahan dan item-item konstruksi yang

bersangkutan. Urugan yang digunakan dimana saja di luar batas-batas lapangan kerja

atau untuk mengubur bahan-bahan buangan atau untuk penutupan dan memperbaiki

galian bahan bahan, tidak boleh dimasukkan dalarn pengukuran urugan.

6.3.2.6 Dasar Pembayaran

Volume urugan yang diukur sebagaimana diberikan di atas, (betapapun Jaraknya

pengangkutan) akan dibayar per satuan pengukuran pada harga yang

bersangkutan yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran

yang tercantum di bawah, harga-harga dan pembayarannya merupakan

kompensasi penuh untuk mendapatkan, menyerahkan, memasang, memadatkan,

menyelesaikan dan menguji bahan-bahan urugan serta semua biaya-biaya lain

VI -

61

Page 62: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

yang diperlukan dalam penyelesaian yang baik pekerjaan-pekerjaan yang

diuraikan dalam bab ini.

Nomor Item

Pembayaran

U r a i a n Satuan Pengukuran

6.3.2.2 (2.a)

6.3.2.2 (2.b)

Urugan biasa untuk timbunan

Urugan pilihan untuk timbunan

Meter kubik

Meter kubik

6.3.3 PENYIAPAN TANAH DASAR

6.3.3.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari menyiapkan tanah dasar yang langsung terletak di bawah

pondasi jalan, dalam keadaan siap rnenerima struktur perkerasan atau bahu jalan.

Tanah Dasar tersebut meluas sampai lebar penuh dasar jalan seperti ditunjukkan pada

gambar, dan dapat dibentuk di atas timbunan biasa, timbunan pilihan, galian batu atau

di atas bahan filter porous.

(2) Toleransi Ukuran

a. Kemirigan dan ketinggian akhir setelah pemadatan, tidak boleh berbeda satu

centimeter lebih tinggi atau lebih rendah dari pada yang tetapkan atau diatur di

lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Permukaan akhir tanah dasar akan dibuat miring melintang jalan seperti yang

ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar dan dibuat cukup rata serta seragam

untuk menjamin limpasan air permukaan yang bebas.

(3) Penjadwalan Pekerjaan

a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah tanah dasar harus diselesaikan

dan dapat berfungsi sampai satu tingkat yang dapat menyediakan drainase yang

efektif bagi limpasan air permukaan dari tanah dasar selama hujan lebat ataupun

sebagian hasil banjir dan daerah sekitarnya.

b. Gorong-gorong, pipa porous dan bangunan-bangunan kecil lainnya yang

diletakkan di bawah tanah dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan

padat. Sebelum penyiapan tanah dasar dimulai.

(4) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengendahan lalu lintas harus dilakukan oleh kontraktor sesuai dengan

persyaratan umum kontrak dan sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

VI -

62

Page 63: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

b. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua konsekuensi lalu lintas yang

diizinkan lewat di atas tanah dasar, selama pelaksanaan pekerjaan dan ia harus

melarang lalu lintas tersebut, bilamana mungkin dengan menyediakan satu jalan

pengalihan atau pembangunan setengah lebar.

(5) Perbaikan Penyiapan Tanah Dasar Yang Tidak Memuaskan

a. Persyaratan yang ditetapkan di bawah sub bab 6.3.1. "Galian", dan 6.3.2.

"Urugan", harus diterapkan untuk semua penyiapan tanah dasar dimana relevan

(berkaitan).

b. Kontraktor akan memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi

Teknik. Setiap alur bekas roda, gundukan dan kerusakan-kerusakan lain yang

diakibatkan oleh lalu lintas atau tenaga kerja kontraktor terhadap tanah dasar yang

sudah selesai.

c. Kontraktor akan memperbaiki sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Setiap kerusakan tanah dasar disebabkan oleh kekeringan dan retak-retak, atau

dari kebanjiran ataupun kasus alami lainnya. Pekerjaan tersebut akan dimasukkan

untuk pernbayaran dibawah bab ini, terkecuali Direksi menganggap

kerusakan-kerusakan tersebut disebabkan oleh kelalaian Kontraktor.

6.3.3.2 Bahan-Bahan

Bahan tanah dasar dan kualitasnya harus sesuai dengan persyaratan yang berkaitan untuk

timbunan biasa. Timbunan pilihan atau galian tanah dasar yang ada. Bahan-bahan yang

digunakan dalam masing-masing keadaan harus seperti diperintahkan Direksi Teknik, dan

harus dipasang seperti yang ditetapkan. pada Sub bab 6.3.1 dan 6.3.2.

6.3.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Penggalian dan pengurugan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan

pada Sub Bab 6.3.1 dan 6.3.2 spesifikasi ini.

b. Kontraktor harus menyediakan dan menggunakan mal logam dan mistar logam

untuk memeriksa punggung atau kemiringan melintang. Bilamana diminta oleh

Direksi Teknik ketinggian lapangan harus diperiksa dengan alat survai ketinggian.

(2) Pemadatan Tanah

Pemadatan lapisan tanah di bawah permukaan tanah dasar harus dilaksanakan sesuai

dengan persyaratan spesifikasi vang diberikan pada sub bab 6.3.3. spesifikasi ini.

VI -

63

Page 64: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus

dipadatkan sampai 45% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai

denqan AASHTO T99.

ii. Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang. dan sampai permukaan

tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.

6.3.3.4 Pengendalian Mutu

Pengujian-pengujian kualitas untuk kepadatan di lapangan dan daya dukung harus dilakukan

untuk setiap 200 m panjang jalan sesuai dengan persyaratan spesifikasi CBR minimum untuk

tanah dasar harus 5%, dan bilamana hal ini tidak dapat dicapai, perlu dipasang bahan lapis

pondasi bawah atau bahan tirnbunan pilihan sampai ketebalan yang diperintahkan oleh

Direksi Teknik.

6.3.3.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Luas penyiapan tanah dasar yang selesai dan disetujui akan diukur sebagai jumlah

meter persegi permukaan yang dipadatkan dan dibentuk.

(2) Tidak ada pembayaran akan dilakukan di bawah bab spesifikasi ini, untuk penyiapan

tanah dasar mengenai pekerjaan pemeliharaan berkala, meliputi perbaikan lubang,

bagian ambles atau pecahnya ujung-ujung (pinggiran) jalan.

6.3.3.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan diukur seperti dilakukan di atas, akan dibayar per satuan pengukuran

pada harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran untuk item pembayaran yang

tercantum di bawah. yang tenaga dan pembayarannya merupakan kornpensasi penuh untuk

semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian penyiapan tanah

dasar yang diminta seperti di uraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item

PembayaranU r a i a n Satuan Pengukuran

6.3.3. Penyiapan tanah dasar Meter persegi

6.3.4 LAPIS TANAH DASAR STABILISASI KAPUR

6.3.4.1 Umum

(1) Uraian VI -

64

Page 65: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Pekerjaan ini terdiri dari modifikasi (mengubah) dan meningkatkan kekuatan dan

kualitas tanah dasar dengan menambah/mencampur dengan kapur dan air kepada

tanah lapisan dasar di tempat, serta menghampar, membentuk, memadatkan dan

merawat serta menyelesaikan sampai ketinggian dan penampang melintang yang

diminta untuk membentuk satu lapis tanah dasar yang disetujui dengan kekuatan

tertentu, memanjang selebar penuh tanah dasar.

(2) Toleransi Ukuran

a. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu

centimeter lebih tinggi atau lebih rendah dari pada yang ditetapkan atau diatur di

lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Permukaan akhir tanah dasar harus diberi punggung atau kemiringan melintang

yang ditetapkan atau seperti yang ditunjukkan pada gambar dan harus cukup

halus dan merata dalam bentuk untuk menjamin limpasan air permukaan secara

bebas.

(3) Contoh Bahan

a. Contoh kapur hidrasi yang digunakan untuk memperbaiki tanah dasar harus

diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling lambat

14 hari sebelum pekerjaan dimulai, beserta sertifikat pabrik pembuat dan/atau

hasil test laboratorium yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas

kapur hidrasi seperti diuraikan dalam spesifikasi.

b. Tidak ada penggantian sumber pemasokan atau kualitas kapur hidrasi yang

diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap penggantian harus atas

dasar penyerahan contoh tambahan serta hasil pengujian pemeriksaan lebih lanjut

dan persetujuan di atas.

(4) Pembatasan Cuaca

a. Perbaikan tanah dengan kapur tidak boleh dilakukan selama hujan lebat dan

tanah tersebut tidak boleh digaruk atau dilumatkan jika kadar air terlalu tinggi atau

di luar batas yang ditetapkan dalam spesifikasi 6.3.4.4.

b. Kapur tersebut harus disebarkan di bawah kondisi yang kering untuk dapat

mengendalikan tingkat penyebaran dan kadar air optimum.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

a. Semua pekerjaan drainase tepi jalan di sebelah lapis tanah dasar harus

diselesaikan dan berfungsi sampai suatu tingkat yang cukup untuk memberikan

drainase yang efektif bagi limpasan air permukaan dari tanah dasar selama hujan

lebat atau sebagai hasil kebanjiran dari daerah sekitarnya.

VI -

65

Page 66: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

b. Gorong-gorong, pipa-pipa porous dan bangunan kecil lainnya yang diletakkan di

bawah tanah dasar harus diselesaikan sepenuhnya dengan urugan tanah padat,

sebelum pekerjaan penyiapan tanah dasar dimulai.

(6) Pengendalian Lalu Lintas

a. Pengaturan pengendalian lalulintas yang memadai harus dijaga oleh kontraktor

selama pelaksanaan perbaikan lapis tanah dasar sampai disetujui oleh Direksi

Teknik.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua konsekwensi diizinkannya lalu

lintas di atas lapis tanah dasar selama pelaksanaan pekerjaan dan dia harus

melarang lalu lintas tersebut sedapat mungkin dengan menyediakan satu jalan

alternative atau dengan pelaksanaan setengah lebar jalan.

(7) Perbaikan Peningkatan Lapis Tanah Dasar dengan Kapur yang Tidak

Memuaskan

a. Persyaratan yang ditetapkan di bawah Sub Bab 6.3.1 “Galian” dan 6.3.2 “Urugan”

akan diterapkan juga bagi semua penyiapan lapis tanah dasar sebagaimana dan

bilamana relevan (berkaitan).

b. Perbaikan lapis tanah dasar dengan kapu yang tidak memenuhi toleransi atau

kriteria kualitas/kekuatan yang ditetapkan harus diperbaiki oleh kontraktor atas

biaya kontraktor seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Perbaikan-perbaikan tersebut dapat meliputi:

i. Perubahan perbandingan campuran.

ii. Penggarukan ulang dan pelumatan ulang lapis tanah dasar, penguatan kapur

dan pemberian tambahan kapur.

iii. Pembongkaran dan penggantian lapis tanah dasar perbaikan kapur yang

tidak memuaskan, sehingga disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Kontraktor juga harus memperbaiki atas biaya kontraktor sampai disetujui Direksi

teknik, setiap bagian ambles, alur bekas roda atau kerusakan lainnya yang

disebabkan oleh lalu lintas atau tenaga kerja kontraktor terhadap lapis tanah dasar

yang sudah jadi.

6.3.4.2 BAHAN-BAHAN

(1) Kapur

a. Kapur yang digunakan untuk peningkatan dan pengubahan lapis tanah dasar

harus kapur hidrasi memenuhi persyaratan Standar Industri Indonesia 0986-84

“Kapur Stabilisasi Tanah Badan Jalan” dan dapat diperoleh dari pabrik pembuat

yang disetujui oleh Dep. Perindustrian.

VI -

66

Page 67: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

b. Di tempat-tempat dimana kapur hidrasi yang memenuhi persyaratan SII 0986-84

tidak dapt diperoleh, kapur hidrasi produksi local dapat digunakan asal disetujui

oleh Direksi Teknik dan yang dapat disebutkan demikian dalam kontrak khusus.

Persyaratan berikut ini untuk kapur hidrasi produksi local harus diterapkan:

i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari kapur mati yang dilumatkan, dibuat pada

satu tungku pembakaran yang disetujui yang sesuai dengan persyaratan-

persyaratan standar konstruksi NI-7, “ Syarat-syarat untuk kapur bahan

bangunan”.

ii. Kapur hidrasi akan berisi minimum 80% calcium hydrocida dan ukuran

partikel kapur harus memenuhi persyaratan berikut:

Minimum 45 tertahan pada saringan 0,6 mm

Maksimum 185 tertahan pada saringan 0,075 mm

iii. Test kekuatan kapur hidrasi dicampur dengan pasir (perbandingan 1:3 atas

berat) akan memberikan kekuatan hancur minimum (crushing strength) 15

kg/cm2 sesudah 7 hari perawatan.

c. Kapur hidrasi harus dipasok kering dalam kantong atau dalam jumlah yang besar

(bulk) dalam peti kemas yang bersih, sesuai dengan persyaratan kontrak khusus,

dan Direksi Teknik dapat meminta test kualitas kekuatan yang harus dilakukan

untuk setiap pengiriman untuk menentukan kondisi dan kualitas kapur yang

sebenarnya yang diserahkan di lapangan.

d. Semuan kapur hidrasi yang digunakan untuk stabilisasi lapis tanah dasar harus

disimpan di bawah penutup di lapangan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bab

6.1.6 spesifikasi ini.

(2) Air

a. Air yang digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan setiap

substansi (benda) lain yang dapat membahayakan proses stabilisasi

b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan air untuk pekerjaan dan

menjamin bahwa air tersebut memenuhi persyaratan kualitas.

(3) Tanah

a. Secara umum, lapisan tanah dasar yang harus dimantapkan dan dimodifikasi

harus diidentifikasi sebagai reaktif kapur atas test awal dengan kapur dan tidak

boleh mengandung zat organic atau sulfat dalam jumlah sangat banyak.

Tanah tersebut akan berisi terutamanya dari partikel butiran halus dengan

kandungan lempung minimum 10% dan dikalsifikasikan sebagai suatu campuran

kerikil-lempung, lempung-berpasir, lempung-berlumpur atau lempung inorganic (di

dalam kelompok A-5, A-6, A-7, A-2-6, A-2-7, table AASTHO M145)

VI -

67

Page 68: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

b. Persyaratan kecocokan tanah mengenai ukuran partikel dan kondisi diberikan di

bawah tabel 6.3.4.1

TABEL 6.3.4.1 KECOCOKAN TANAH DAN SYARAT KUALITAS

BATAS-BATAS UKURAN PARTIKEL BATAS-BATAS TEST KUALITAS UNTUK KECOCOKAN TANAH

SEBELUM PELUMATANi. Ukuran partikel maksimum = 75 m

SETELAH PELUMATANi. Lolos saringan 4,47 mm =. 70%

ii. Lolos saringan 0,425 mm => 15%

i. Batas cair = maksimum 50%

ii. Indeks plastisitas = 10% - 30%

iii. Nilai pH = Minimum 7

iv. Kandungan karbon organic = maksimum

1%

v. Sulfat dalam tanah = maksimum 1%

6.3.4.3 Campuran Rencana Tanah-Kapur

Perbandingan campuran untuk tanah-kapur ditentukan oleh test laboratorium dan test

lapangan sebagai berikut:

(1) Kandungan Kapur Hidrasi

Kandungan tersebut dinyatakan sebagai suati persentase berat dari tanah dan

ditetapkan oleh Direksi Teknik atas dasar test laboratorium dan percobaan test awal di

dalam batas 3% - 7%’

(2) Test Reaktif

Pengujian awal atas tanah dengan kapur hidrasi harus dilakukan untuk memastikan

kecocokan tanah. Test harus dilakukan di bawah perintah dan atas dasar permintaan

Direksi Teknik serta kecocokan tanah ditaksir oleh hasil-hasil perubahan dalam

plastisitas dan kekuatan.

(3) Kriteria Desain Campuran

a. Persyaratan disain campuran untuk lapisan tanah dasar stabilisasi/modifikasi

kapur harus atas dasar kriteria berikut:

Kapur dalam jumlah yang cukup harus ditambahkan dan dicampur dengan tanah

untuk menghasilkan peningkatan berikut kepada lapisan dasar:

i. Penurunan indeks plastisitas sampai 10% atau kurang

ii. Peningkatan CBR sampai 20% - 25%

iii. Kekuatan tekanan bebas (unconfined) minimum 3,5 kg/cm2

iv. Nilai pH tanah ditingkatkan sampai 12,4

b. Direksi Teknik akan menggunakan kriteria ini dalam evaluasi keperluan

senyatanya mengenai kandungan kapur dan cara pembangunan serta

memerintahkan kontraktor menyesuaikannya. VI -

68

Page 69: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(4) Hubungan Kepadatan dan Kadar Air

Hubungan kepadatan dan kadar air harus ditetapkan untuk contoh tanah yang berisi

paling sedikit empat kandungan kapur hidrasi yang berbeda. Hasil-hasil test harus

digambar untuk menentukan nilai puncak bagi kepadatan kering maksimum dan

kadar air optimum.

(5) Percobaan Lapangan untuk Disain Campuran

a. Kualitas dan kekuatan disain campuran tanah kapur harus dipastikan melalui

percobaan lapangan awal atas lapis tanah dasar yang dimantapkan setelah

penyebaran dan pemadatan

b. Panjang bagian percobaan harus 200 meter atau panjang lainnya seperti

diperintahkan oleh Direksi Teknik dan percobaaan yang etrpisah harus dilakukan

untuk setiap perubahan disain campuran.

c. Perbaikan daerah-daerah yang tidak memenuhi persyaratan disain harus

disesuaikan dengan sub bab 6.3.4.1 (7) spesifikasi ini, bagian-bagian uji yang

diletakkan sebagai bagian percobaan lapangan akan diterima jika telah

memuaskan dan disetujui oleh Direksi Teknik untuk pemakaina sebagai bagian

lapisan tanah dasar stabilisasi kapur.

6.3.4.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN

(1) Peralatan Pelaksanaan

Peralatan Kontraktor harus cocok untuk kondisi lapangan pencampuran di tempat dan

harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum digunakan dalam pekerjaan. Jenis

peralatan berikut ini akan dipilih untuk digunakan:

Alat pertanian garu piringan (disc harrow)

Alat pertanian bajak piringan (disc plough)

Sekop berputar (rotary hoe)

Alat gilas : * roda ban 12-15 ton

* Gilas bergitar 6 ton

* roda baja

Tangki air dengan batang semprotan

VI -

69

Page 70: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(2) Penyiapan Lapis Tanah Dasar

a. Permukaan lapis tanah dasar harus dibabat dengan grader sampai ketinggian,

kemiringan dan penampang melintang yang diperlukan, serta bahan-bahan galian

yang berlebihan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Saluran-saluran harus dipotong (dibentuk) melewati bahan bahu jalan mencegah

penggenangan air diatas lapis tanah dasar.

Lapis tanah dasar harus digaruk sampai kedalaman dan lebar yang diperlukan

untuk stabilisasi lapis tanah dasar, dan kemudian bongkahan tanah harus

dilumatkan secara sebagian-sebagian sampai suatu batas bahwa senua tanah

akan lolos saringan 25 mm. kedalaman penggarukan harus berada di dalam batas

15-20 cm, tergantung kepada persyaratan tertentu dan seperti yang diperintahkan

oleh Direksi Teknik dilapangan serta secara teliti dikendalikan untuk mencegah

adanya gangguan kepada tanah dibawahnya. Semua bahan-bahan yang tidak

cocok termasuk batu-batu yang tertahan saringan 75 mm, harus di bongkar.

(3) Penyebaran dan Pencampuran Kapur Hidrasi

a. Volume dan ukuran untuk penyebaran kapur hidrasi harus atas dasar hasil-hasil

disain campuran dan percobaan lapangan serta bagaimana diperintahkan oleh

Direksi Teknik. Bilamana kapur tersedia dalam kantong-kantong, kantong-kantong

tersebut harus ditempatkan berjarak di atas lapis tanah dasar sesuai dengan

ukuran penyebaran yang diperlukan, kantong-kantong di buka dan kapur tersebut

disebarkan dan digaruk merata diatas tanah. Bilamana kapur dipasok dalam

jumlah banyak dengan truk, truk tersebut akan menempatkan kapur ke atas

lapisan tanah dasar di lokasi yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan ukuran

penyebaran dan kemudian kapur tersebut disebar merata diatas lapis tanah dasar.

b. Kapur dan tanha yang sudah digaruk harus dicampur menyeluruh menggunakan

bajak, sekop berputar dan grader yang diperlukan untuk meraih pencampuran

sampai ketebalan penuh dan bekerja dalam satu arah kelandaian ke atas.

Untuk tanah-tanah lempung berat diperlukan menyebar dan mencampur kapur

dan tanah dalam dua penambahan berjarak sampai 7 hari antara operasi

pencampuran awal dan akhir agar tanah menjadi gembur.

c. Selama operasi pencampuran, air harus disemprotkan dari tangki, cukup untuk

memeberikan satu kadar air dalam satu ukuran dari kadar air optimim laboratorium

yang ditetapkan untuk campuran percobaan sampai +5% di atas batas ini.

d. Jika tanah tersebut ternyata sulit untuk dilumatkan, campuran tanah kapur lapis

tanah dasar tersebut harus digilas dengan penggilas pneumatik atau penggilas

roda baja, cukup dekat kepada permukaan dan memperlambat kehilangan

kebasahan karena penguapan, dan kemudian menjadi matang untuk satu jangka

VI -

70

Page 71: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

waktu tidak lebih dari 48 jam. Setelah jangka wkatu pematangan tersebut air harus

ditambahkan dengan pencampuran dilanjutkan samapi ± 2% kadar air optimum.

(4) Pemadatan dan Penyelesaian

Pemadatan dan perataan akhir harus diselesaikan dalam 24 jam setelah pencampuran

akhir, terkecuali diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan

dengan mesin gilas pneumatik atau mesin gila roda baja halus sampai satu kepadatan

tidak kurang dari 95% kepadatan kering maksimum yang dittapkan sesuai dengan

AASHTO T99 (PB 0110). Ujian kepadatan lapangan harus dilaksanakan sebagaimana

diperlukan untuk memeriksa pemadatan akhir.

Harus diberikan sedikit air beserta penggilasan penyelesaian untuk mempertahankan

kadar air yang ditentukan, dan bilaman perlu permukaan harus digaruk ringan dengan

pisau grader selama operasi penyelesaian untuk menghilangkan setiap bekas jejka yang

ditinggalkan oleh alat. Penggilasan akhir harus dilaksanakan dengan satu mesin gilas

roda pneumatik.

(5) Perawatan

Setelah selesai pemadatan dan operasi penyelesaian tidak boleh ada kendaraan atau

peralatan lainnya kecuali tangki air yang diizinkan berada diatas lapis tanah dasar untuk

satu jangka waktu 7 hari terkecuali diperintahkan secara lain, selama jangka waktu

perawatan lapis tanah dasar yang sudah dimantapkan harus di jaga tetap lembab

dengan menyemprotkan air pada jarak waktu (interval) yang teratur (tidak kurang dari 4

kali sehari).

6.3.4.5 PENGENDALIAN MUTU

(1) Test Laboratorium

Test laboratorium berikut ini haris dijadikan acuan dan test dilaksanakan seperti

diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat memenuhi persyaratan-persyaratan

spesifikasi ini.

VI -

71

Page 72: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

TABEL 6.3.4.5 TEST LABORATORIUM UNTUK LAPIS TANAH DASAR YANG DIMANTAPKAN (DISTABILISASI)

PENGUJIAN

RUJUKAN TEST

TIPE PERSYARATANAASHTO

BINA MARGA

Analisa saringan agregat kasar dan halus

Penetuan bats cair dan batas plastik

Hubungan kepadatan kadar air

CBR (direndam)

Penentuan kekuatan campuran tanah kapur

Pengujian kapur untuk unsur pokok kimia dan ukuran partikel

T 27

T 89T 90

T 99

T 193

T 220

T 219

PB 0201 - 76

PB 0109 -76PB 0110 -

76

PB 0111 - 76

PB 0113 - 76

Menentukan ukuran partikel sebelum dan sesudah penggilingan

Test plastisitas untuk batas cair dan indek plastisitas

Test standar proctor menggunakan penumbuk 2,5 kg

Menentukan nilai daya dukung lapisan nah dasar

Menentukan kekeuatan tekan bebas, campuran stabilitas tanah kapur

Menentukan kandungan- Calcium hidroxida- Total karbonat- Ukuran partikel- Nilai pH

Test setiap 250 m3 tanah lapisan tanah dasar

- Test reaksi kapu untuk tanah

- Test lapisan tanah dasar yang distabilisasi setiap 500 m3 terpasang

- Percobaan lapangan dan disain campuran

- Test lapisan tanah dasar di stabilisasi setiap 250 m3 atau atas dasar harian

- Percobaan lapangan sebagaimana dan jika diminta Direksi Teknik

- Percobaan lapangan

- Test setiap 250 m3 lapisan tanah dasar distabilisasi

- Seritifikat test dari pabrik untuk sumber pemasokan

- Test lanjutan seperti dan bila diminta Direksi Teknik

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan beriku ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan

spesifikasi. Galian lubang pengujian dan penggantian dengan bahan stabilisasi tanah-

kapur yang dipadatkan dengan baik harus dialkukan oleh kontraktor di bawah

pengawasan dan sampai disetujui Direksi Teknik.

VI -

72

Page 73: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

TABEL 6.3.4.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapisan tanah dasar–kapur dimantapkan

Pemeriksaan visual harian dan pengukuran ketebalan lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan. Pengukuran diambil 200 m panjang diletakkan

b. Test kepadatan di lapangan lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan

- Test kerucut pasir

- AASHTO T 191

PB 0130 - 76

Harus dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang lapis tanah dasar terpasang, untuk menentukan derajat kepadatan dengan referensi test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum (lihat table 3.4.2)

c. Menentukan CBR ditempat lapisan tanah dasar dimantapkan

Dengan menggunakan DCP test harian atau menurut perintah Direksi Teknik untuk melengkapi test kekuatan tekanan tak terbatas (unconfined) – (lihat table 3.4.2)

d. Kandungan kapur lapisan tanah dasar tanah-kapur dimantapkan

Pemeriksaan visual harian dan pengukuran kapur yang digunakan untuk memnatapkan tanah lapisan tanah dasar. Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksankan test laboratorium untuk menentukan kandungan kapur (AASHTO T232)

6.3.4.6 CARA PENGUKURAN PEKERJAAN

a. Volume lapisan tanah dasar distabilisasi dengan kapur yang diukur untuk

pembayaran harus jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang

diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil

perkalian total pangajnag yang diukur sepanjang garis sumbu lapisan tanah dasar

distabilisasi dengan kapur, dengan lebar rata-rata dan ketebalan yang diterima

b. Lebar yang diterima berupa lebar disain lapisan tanah dasar yang distabilisasi

dengan kapur seperti yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana yang

diatur dan disetujui Direksi Teknik di lapangan

c. Tebal yang diterima berupa tebal disain lapisan tanha dasar distabilisasi dengan

kapur seperti yang ditunjukkan di gambar atau tebal yang dipasang yang di ukur

dilapangan, berdasarkan penguluran penampang melintang yang diambil setiap

50 m panjang. Dari kedua ketebalan ini ditetapkan tebal yang terkecil untuk

perhitungan volume.

d. Bilamana perbaikan lapisan tanah dasar yang distabilisasi dengan kapur yang

tidak memuaskan diminta oleh Direksi Teknik sesuai dengan sub Bab 6.3.4.1 (7)

spesifikasi ini, tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk pekerjaan

ekstra atau volume yang diperlukan.

VI -

73

Page 74: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

e. Volume kapur hidrasi yang diukur untuk pembayaran berupa berat kapur hidrasi

sebenarnya dalam ton yang dipasang dan dicampur ke dalam tanagh untuk

bagian pekerjaan yang diukur sesuai dengan instruksi dan diterima oleh Direksi

Teknik. Berat total kapur hidrasi yang digunakna untuk bagian yang ditentukan,

harus diukur seperti yang dicatat dengan pernyataan pemakaian kapur hidrasi

sehari-hari yang disetujui oleh Direksi Teknik.

f. Tidak ada pembayaran akan dilakukan untuk kapur hidrasi yang hilang atau

dibuang atau untuk kapur hidrasi yang digunakan di daerah dimana lapis tanah

dasar yang distabilisasi dengan kapur ditemukan tidak dapat diterima dan telah

diganti.

6.3.4.7 DASAR PEMBAYARAN

Volume lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur dan kapur hidrasi yang

ditentukan seperti diberikan diatas akan di bayar pada harga kontrak persatuan

pengukuran untuk pembayaran yang ditunjukkan di bawah dan dimasukkan

dalam Daftar Penawaran. Harga tersebut akan mencakup untuk semua bahan-

bahan, tenaga kerja, peralatan, alat-alat kerja, pemngujian dan pekerjaan lainnya

yang diperlukan untuk penyelesaian lapisan tanah dasar distabilisasi dengan

kapur yang memuaskan.

Nomor Item

Pembayaran

U R A I A N Satuan

Pengukuran

6.3.4

6.3.4.1 (3)

Lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur

Kapur hidrasi untuk lapis tanah dasar distabilisasi dengan kapur

Meter kubik

ton

6.4. BAHU JALAN

6. 4.1 REHABILITASI BAHU JALAN

6.4.1.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan

yang ada, termasuk pembersihan tunbuh-tumbuhan, pemotongan, perapihan,

pengurungan dengan bahan terpilih serta pemadatan untuk mengembalikan bahu

jalan mencapai garis, kemiringan dan dimensi yang benar yang ditunjukkan pada

Gambar Rencana atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

VI -

74

Page 75: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

a. Permukaan final bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2

cm di atas atau di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5% dimana perkerasan

diberi lapis lindung dan 6% dimana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta

sesuai dengan Gambar Standar. Kemiringan melintang bahu jalan setelah

direhabilitasi tidak boleh berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang

rencana.

(3) Pemeriksaan di Lapangan

Untuk setiap pekerjaan rehabilitasi bahu jalan yang dilaksanakan di bawah Bab ini,

garis batas, kelandaian dan dimensi akan diatur di lapangan dan harus disetujui oleh

Direksi Teknik sebelum Kontraktor memulai pekerjaan.

6.4.1.2 Bahan-bahan

(1) Sumber Bahan

a. Sumber bahan harus dipilih atas dasar tersedianya bahan dengan

memperhitungkan lokasi, kualitas dan volume sumber bahan atau quarry.

b. Untuk pembangunan kembali bahu jalan tanah yang ada, bahan yang digunakan

harus bahan urugan tanggul yang dipilih terdiri dari lempung berpasiran atau

lempung kerikil yang memenuhi persyaratan Spesifikasi Sub Bab 6.3.2.2.(b), tetapi

dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan satu indeks

plastisitas tidak lebih dari 10% terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

c. Bilamana urugan berbutir yang cocok tidak dapat diperoleh serta tergantung

kepada ketentuan-ketentuan Kontrak dan instruksi Direksi Teknik, bahu jalan

dapat dibangun dengan menggunakan urugan tanggul biasa bergradasi padat

yang cocok dengan satu ukuran partikel maksimum 37,5 mm dan dengan

kandungan lempung-lumpur plastisitas rendah, yang mampu menghambat

pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan memberikan satu bahu jalan yang stabil.

(2) Pengujian dan Pemilihan Bahan Bahu Jalan

Contoh-contoh dari sumber bahan yang dipilih untuk rehabilitasi bahu jalan harus diuji

sampai memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini, dan semua bahan yang

digunakan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik sebelum pekerjaan dimulai.

6.4.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

VI -

75

Page 76: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Semua tumbuh-tumbuhan harus dibongkar dari bahu jalan yang ada. Rumput, alang-

alang semak-semak dan tumbuhan lainnya harus dipotong ulang seperlunya sebelum

pembentukan kembali.

(2) Pembentukan Kembali

a. Bahu jalan yang ada harus dibentuk kembali menggunakan tenaga kasar, traktor

atau motorgrader, seperti yang diminta oleh Direksi Teknik.

b. Pekerjaan tersebut mencakup pembongkaran daerah-daerah yang tinggi,

pengurungan daerah-daerah rendah dengan bahan lebihan, dan pembentukan

kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi kelandaian, garis batas dan

ketinggian menurut permintaan Direksi Teknik, beserta penyelesaian akhir rata

dengan tepi perkerasan, kecuali diperintahkan lain. Peningkatan harus

dilaksanakan dengan motor grader atau traktor yang dipasangi dengan satu pisau

grader, dan diperlukan paling sedikit dua lintasan untuk perapihan dan

pembuangan bahan-bahan lebihan.

(3) Pemadatan

Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan

dengan mesin gilas roda ban atau peralatan pemadatan lain yang cocok yang disetujui

oleh Direksi Teknik. Pemadatan harus dilaksanakan sampai memenuhi persyaratan

kepadatan normal untuk mempersiapkan tanah dasar, sesuai dengan Sub Bab 6.3.3

Spesifikasi ini, dan harus ditambahkan air seperlunya selama pemadatan untuk

memberikan kandungan air yang cukup bagi pemasangannya.

6.4.1.4 Cara Pengukuran

(1) Kontraktor harus memenuhi semua pembayaran untuk royalty dan kompensasi lain

kerena pengoperasian galian bahan dan pengambilan bahan untuk pekerjaan

rehabilitasi bahu jalan. Pemberi tugas akan terbatas dari biaya-biaya pekerjaan

tersebut.

(2) Volume yang harus dibayar merupakan jumlah meter persegi rehabilitasi bahu jalan,

sesuai dengan gambar dan Spesifikasi atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Perhitungan total harus atas dasar lebar rata-rata bahu jalan yang direhabilitasi, diukur

dengan selang 100 m dikalikan dengan total panjang pekerjaan dalam meter yang

dilaksanakan, diterima dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(3) Penyediaan tambahan urugan terpilih yang dibawah ke lapangan akan diukur dan

dibayar dibawah persyaratan spesifikasi tersebut untuk Sub Bab 6.3.2 Pekerjaan

Tanah, sebagai urugan tanggul biasa atau dipilih. Urugan tersebut harus disediakan

dengan kesesuaian yang ketat terhadap instruksi Direksi Teknik

VI -

76

Page 77: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(4) Tidak ada perlakuan tersendiri akan dibuatkan untuk satu galian lain atau

pengurungan yang dilaksanakan, pekerjaan demikian akan dimasukkan ke dalam item

pembayaran untuk rehabilitasi bahu jalan.

6.4.1.5 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti di atas akan dibayar pada harga kontrak per satuan

pengukuran untuk item pembayaran terdaftar di bawah. Harga dan pembayaran ini

merupakan kompensasi penuh untuk melaksanakan semua pekerjaan kontrak termasuk

pembersihan tumbuh-tumbuhan dan akar-akar, penggalian dan pengurungan, pembentukan

ulang, perataan, pemadatan dan penyelesaian akhir kelandaian, garis batas dan lebar yang

disetujui beserta dengan penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang

diperlukan.

Nomor Item

Pembayaran

U r a i a n Satuan Pengukuran

6.4.1 Rehabilitasi Bahu Jalan Meter persegi

6.4.2 BAHU JALAN BARU

6.4.2.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan, penempatan, penebaran dan

pemadatan bahan butiran yang dipilih untuk bahu jalan baru diatas satu lapis dasar

yang sudah disiapkan atau permukaan lain yang disetujui, sesuai dengan garis batas,

kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang

diperintah oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Permukaan final yang didapatkan dari bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari

1,50 cm di atas dan di bawah permukaan rencana pada setiap titik.

b. Kemiringan melintang bahu jalan yang direncanakan adalah 5% dimana perkerasan

diberi lapis lindung, dan 6% dimana perkerasan tanpa lapis lindung. Permukaan

akhir bahu jalan tidak boleh berbeda lebih dari 1% terhadap kemiringan melintang

dan tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 1 cm terhadap permukaan tepi

perkerasan yang berhubungan.

(3) Contoh-contoh Bahan VI -

77

Page 78: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk bahu jalan baru harus diserahkan kepada

Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum

pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan data hasil-hasil pengujian sesuai

dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas bahan seperti yang diuraikan dalam

spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau bahan untuk bahu jalan

akan dibuatkan tanpa persetujuan Direksi Teknik dan setiap perubahan demikian

harus disertai penyerahan contoh bahan dan laporan pengujian untuk

pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan di atas.

(4) Kondisi Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor akan membuat semua pengaturan yang diperlukan untuk

mengendalikan lalu lintas selama pembangunan dan akan melaksanakan hanya

pada satu sisi jalan pada suatu waktu.

b. Bahan-bahan untuk pembangunan bahu jalan harus ditimbun pada tempat di luar

lintasan jalan dan saluran tepi yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini sub

bab 6.1.6.3 (5).

(5) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan bahu jalan yang tidak memenuhi spesifikasi ini, tidak perduli

dipasang atau belum, akan ditolak dan disingkirkan dari daerah kerja.

b. Setiap bagian pekerjaan bahu jalan yang menunjukkan ketidak-teraturan atau

cacat karena penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk mematuhi

persyaratan spesifikasi atau Gambar Rencana, harus dibetulkan dengan

perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga

memuaskan Direksi Teknik.

6.4.2.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan bahu jalan baru, terdiri

dari bahan pondasi bawah yang disetujui, yang memenuhi persyaratan bahan pondasi

bawah kelas A atau kelas B sesuai dengan Sub bab 6.5.1 spesifikasi ini dan seperti

yang diuraikan pada Gambar Rencana dan termasuk dalam daftar penawaran untuk

kontraktor tertentu.

(2) Gradasi

Persyaratan gradasi untuk bahan bahu jalan harus sesuai dengan Tabel 6.5.1.1

Persyaratan Gradasi untuk pondasi bawah, di bawah sub bab 6.5.1.2 (2) spesifikasi ini.

VI -

78

Page 79: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(3) Syarat-syarat Kualitas

Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan harus mematuhi kondisi

mutu yang ditetapkan untuk bahan pondasi bawah pada sub bab 6.5.1.2 (3) spesifikasi

ini.

6.4.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Penyiapan lapangan untuk menempatkan bahan bahu jalan, termasuk galian

bahan yang ada dan perapihan tepi jalan kendaraan yang ada, harus

dilaksanakan seperti ditunjukkan pada Gambar Rencana dan seperti diperintahkan

oleh Direksi Teknik.

b. Tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan

pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan di bawah Sub Bab 6.3.3 Pekerjaan Tanah,

untuk penyiapan tanah dasar.

c. Selama penggalian untuk bahu jalan, harus diselenggarakan pengaturan lalu lintas

oleh Kontraktor.

d. tidak boleh dibangun pada waktu yang bersamaan, harus dibangun satu sisi dulu,

baru berikutnya pada sisi yang lain.

e. Kontraktor harus menjamin bahwa bahan tersebut ditumpuk dalam tempat yang

baik, tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung aliran air.

(2) Penghamparan dan Pemadatan Bahan Bahu Jalan

a. Bahan bahu jalan harus dihampar dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan

spesifikasi untuk penghamparan dan pemadatan bahan pondasi bawah di bawah

sub bab 6.5.1.3 spesifikasi ini.

b. Sebagai tambahan kepada persyaratan-persyaratan tersebut di atas, Kontraktor

harus membuat lepas-lepas dan menggaruk lapisan tanah bagian atas bahu jalan

setebal 10 cm sebelum pemadatan akhir dan membuang semua batu dengan satu

ukuran maksimum lebih besar dari 37,5 mm.

6.4.2.4 Pengendalian Mutu

Pengujian laboratorium dan lapangan harus mematuhi persyaratan umum untuk bahan

pondasi bawah di bawah Sub Bab 6.5.1.4 Spesifikasi ini dan seperti diperintahkan oleh

Direksi Teknik.

6.4.2.5 Cara Pengukuran dan Pembayaran

VI -

79

Page 80: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah dibuatkan untuk bahu jalan di bawah Bab

ini. Galian bahan yang ada, perapihan kembali tepi jalan kendaraan dengan bahan yang baik,

penyiapan formasi tanah dasar, serta pengadaan, penempatan, pemadatan dan penyelesaian

bahu jalan akan dianggap sepenuhnya telah dibayar dan dimasukkan di bawah berbagai item

pembayaran yang dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan dan bahan-bahan yang

digunakan dalam pekerjaan. Item pembayaran ini akan mencakup :

i. Galian - dibawah item pembayaran 6.3.1.1/2

ii. Penyiapan tanah dasar - dibawah item pembayaran 6.3.3.1

iii. Pondasi bawah kelas A/B - dibawah item pembayaran 6.5.1.1/2

6.5. LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

6.5.1 LAPIS PONDASI BAWAH

6.5.1.1 Umum

(1) Uraian

Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis

pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis

tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan, serta langsung berada di bawah lapis

pondasi atas perkerasan.

Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadakan, memproses, mengangkut,

menebarkan, membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang

disetujui sesuai dengan gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi

Teknik.

Catatan : Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah

dasar adalah 24 % atau lebih.

(2) Toleransi Ukuran

a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan

melintang yang ditetapkan atau ditujukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada

ketidakteraturan dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.

b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm

kurang dari yang ditunjukkan pada gambar atau diatur di lapangan dan disetujui

oleh Direksi Teknik.

(3) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan

kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari

VI -

80

Page 81: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

sebelum pekerjaan dimulai, dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian

sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk kualitas dan bahan-bahan seperti

diuraikan dalam Spesifikasi ini.

b. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi

bawah akan dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknis, dan setiap perubahan harus

atas dasar penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk

pemeriksaan lebih lanjut dan persetujuan di atas.

(4) Lalu Lintas

Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus

dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu

arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui

oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang

terjadi pada Lapis Pondasi Bawah Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana

pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

a. Setiap bahan lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah

dipasang atau belum, akan ditolak atau dipindahkan dari lapangan kerja atau

digunakan sebagai urugan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

b. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi bawah yang menunjukkan ketidakteraturan

atau cacat karena penanganan yang jelek atau kegagalan Kontraktor untuk

mematuhi persyaratan spesifikasi atau Gambar Rencana harus dibetulkan dengan

perbaikan-perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sampai

memuaskan Direksi Teknik.

6.5.1.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi

Bawah (LPB) terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir

dibelah dan kerikil (B), atau kerikil, pasir dan lempung alami (C), seperti yang

diuraikan pada Gambar Rencana dan dicantumkan dalam Daftar Penawaran.

i. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas A, berupa agregat batu pecah disaring dan

digradasi dan semuanya lolos saringan 3” atau 75.00 mm, memenuhi Tabel

6.5.1.1. di bawah ini.

ii. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan

kerikil, pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62.5 mm. Memenuhi

tabel 6.5.1.1 di bawah ini.

VI -

81

Page 82: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

iii. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung

alami yang lolos saringan 1.5” atau 37.5 mm, memenuhi Tabel 6.5.1.1

berikut.

b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organik,

serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas bila

bahan tersebut telah ditempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu

permukaan yang stabil dan mantap.

c. Bila perlu ada sesuai dengan perintah Direksi Teknik, bahan-bahan dari berbagai

sumber atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang

diminta oleh Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-

pengujian, untuk dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi

bawah.

(2) Gradasi Lapis Pondasi Bawah.

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A, kelas B, dan kelas C

diberikan dalam Tabel 6.5.1.1 di bawah ini.

TABEL 6.5.1.1 PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPIS PONDASI BAWAH

UKURAN SARINGAN(mm)

% LOLOS ATAS BERATKELAS A(< 75 mm)

KELAS B(< 62,5 mm) KELAS C

75.062.537.525.019.09.54.752.361.180,60

0,4250,075

100-

60 – 9046 – 7840 – 7024 – 5613 – 456 – 36

-2 – 222 – 180 – 10

-1000

67 – 100-

40 – 10025 – 8016 – 6610 – 556 – 45

-3 – 330 - 20

Maks. 100

Maks. 80

Maks. 15

(3) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat

kualitas berikut yang diberikan pada Tabel 6.5.1.2.

TABEL 6.5.1.2. SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

U R A I A N BATAS TEST

Batas cair Maksimum 35%

VI -

82

Page 83: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Indeks plastisitas

Ekivalensi Pasir (bahan halus plastis)

CBR terendam

Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran)

4% - 12%

Minimum 25

Minimum 30%

Maksimal 40%

6.5.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapis Tanah Dasar

a. Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan

pekerjaan yang ditetapkan di bawah “Pekerjaan Tanah” Sub Bab 6.3.3. Semua

bahan sampai kedalaman 30 cm di bawah permukaan lapis tanah dasar harus

dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum yang ditentukan oleh

pengujian laboratorium PB-011-76 (AASHTO T99, Standard Proctor).

b. Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas

dari lalu lintas serta aliran dan lintasan air di sekitarnya.

(2) Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruas yang

bersangkutan, terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga kerja

atau motor grader. Pengadukan yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus

dipasang dalam lapisan-lapisan tidak melebihi 20 cm tebalnya ketebalan lain

seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat pemadatan

yang ditetapkan.

b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pencampuran dan

penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta

demikian oleh Direksi Teknik.

c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan Gambar Rencana

dan seperti dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan

oleh Direksi Teknik di lapangan sesuai kondisi tanah dasar yang sebenarnya.

(3) Penghamparan dan Pemadatan

a. Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang

diminta, harus dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira

15% untuk pemadatan lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah

penghamparan dan pembentukan akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan

sampai lebar penuh lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan

masin gilas roda baja atau mesin gilas roda dan pneumatik atau peralatan

pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan

bergerak secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar

VI -

83

Page 84: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

dengan garis sumbu jalan sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara

merata. Pada bagian-bagian superelevasi, kemiringan melintang jalan atau

kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari bagian yang lebih rendah

ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap Ketidakteraturan atau bagian ambles

yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan dengan

menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut

c. mencapai bentuk dan ketinggian yang benar. Bagian-bagian yang sempit di

sekitar kerb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan mesin gilas, harus

dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3%

kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari kadar air optimum dengan

penyemprotan air atau pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah

harus dipadatkan untuk menghasilkan kepadatan yang diisyaratkan pada seluruh

ketebalan tiap lapisan dan mencapai 100% kepadatan kering maksimum yang

ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).

(4) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan

lewat di atas permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang

lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan

(alternatif) atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik lainnya di sekitar jalan tersebut

harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan, seperti lembaran

batu karena lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa

tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung

aliran air.

6.5.1.4 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium untuk LPB Batu Pecah

a. Pengujian harus dilakukan terhadap bahan lapis pondasi bawah untuk dapat

memenuhi persyaratan spesifikasi.

b. Dua buah contoh bahan lapis pondasi bawah harus diuji sebelum digunakan di

lapangan (lihat Sub Bab 6.5.1.1 (3) Spesifikasi ini).

c. Pengujian bahan lapis pondasi bawah harus dilakukan untuk setiap 500 m3 dari

bahan-bahan yang ditumpuk di lapangan atau yang dipasang, menurut batas

ukuran test laboratorium yang diberikan pada Tabel 6.5.1.1, untuk memenuhi

VI -

84

Page 85: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

kondisi kualitas yang diberikan dalam Spesifikasi ini atau seperti diperintahkan lain

oleh Direksi Teknik.

TABEL 6.5.1.4 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH

TESTRUJUKAN

TIPEAASHTO BINA MARGA

Analisa saringan agregat halus dan kasar

T27 PB 02021 - 76Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar

Penentuan batas cair dan batas plastis

T89T90

PB 0109 – 76PB 0110 - 76

Test plastisitas untuk batas cair dan indeks plastisilas

Hubungan kepadatan kadar air

T99 PB 0111 - 76Test Standar Proctor menggu-nakan pemukul 2,5 kg.

CBR T193 BP 0113 - 76Menentukan nilai daya dukung lapis pondasi bawah

Ketahanan terhadap abrasi, T96 BP 0206 - 76Test agregat kasar < 37,5 mm dengan menggunakan mesin Los Angeles.

(2) Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi

persyaratan spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan

bahan lapis pondasi bawah dipadatkan dengan sempurna, harus dikerjakan oleh

Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Teknik.

TABEL 6.5.1.4 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi bawah.

b. Test kepadatan di tempat, Lapis Pondasi Bawah (test kerucut pasir) AASHTO T919, PB 0103 – 76

c. Penentuan CBR di tempat lapis tanah dasar

Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 m. di lingkungan untuk setiap 200 m. panjang lapisan pondasi bawah jalan yang dipasang

Harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi bawah jalan untuk menentukan tingkat kepadatan dengan membandingkan terhadap test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum.

Dengan menggunakan DCI. Dilaksanakan minimum setiap 1000 m panjang jalan.

6.5.1.5 Cara Pengukuran

VI -

85

Page 86: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(1) Kontraktor menanggung semua biaya untuk pembayaran atau royalty dan kompensasi

lain kepada pemilik lahan atau penyewa untuk operasi lubang galian bahan dan

pengambilan bahan bagi pembangunan lapis pondasi bawah. Pemberi tugas akan

dibebaskan dari semua kewajiban atau biaya untuk operasi tersebut.

(2) Volume yang dibayar merupakan jumlah meter kubik lapis pondasi bawah yang

dipasang dan sesuai dengan Gambar serta Spesifikasi, atau seperti diperintahkan oleh

Direksi Teknik di lapangan, yang dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.

Penghitungan volume harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis pondasi bawah yang

diperlukan, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang disesuaikan

oleh “Perintah Perubahan” (change order), dikalikan dengan panjang sebenarnya yang

dipasang. Setiap penyimpangan dalam bentuk dan ketebalan lapis pondasi bawah

tidak boleh melebihi toleransi ukuran yang ditentukan di bawah Sub Bab 6.5.1.1 (2).

6.5.1.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibayar per satuan pengukuran pada

harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran seperti tercantum

di bawah. Harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk semua

pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian lapis pondasi bawah yang

diminta sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Pembayaran

URAIAN Satuan Pengukuran

6.5.1.1

6.5.1.2

6.5.1.3

Lapis Pondasi Bawah Kelas A

Lapis Pondasi Bawah Kelas B

Lapis Pondasi Bawah Kelas C

meter kubik

meter kubik

meter kubik

6.5.2 LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT

6.5.2.1 Umum

(1) Uraian

Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama di atas lapis pondasi bawah

(atau di atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah).

Pembangunan lapis pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan,

penghamparan, penyiraman dengan air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami

pilihan dalam lapis pondasi atas, di atas satu lapis pondasi bawah atau di atas lapis

tanah yang telah disiapkan.

(2) Toleransi Ukuran

a. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan padat

maksimum 20 cm atau ketebalan yang kurang, sebagaimana diperlukan untuk

VI -

86

Page 87: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

memenuhi persyaratan disain seperti ditunjukkan pada Gambar atau diperintahkan

oleh Direksi Teknik.

b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian,

punggung dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar

Rencana, tidak boleh ada ketidakteraturan dalam bentuk, dan permukaan harus

rata dan seragam.

c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari satu

sentimeter kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar Rencana atau seperti yang

diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(3) Contoh Bahan

a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepda

Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan paling paling sedikit 14 hari sebelum

pekerjaan dimulai, beserta hasil-hasil tes laboratorium sesuai dengan persyaratan

spesifikasi untuk kualitas dan bahan sebagaimana diuraikan dalam spesifikasi ini.

b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondsi

atas yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan

demikian harus disertai penyerahan contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah

dilakukan serta persetujuan seperti di atas.

c. Bilamana Direksi Teknik menganggap perlu, Kontraktor akan diminta untuk

melakukan test tersebut lebih lanjut sebagaimana diperlukannya untuk

memastikan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi persyaratan Spesifikasi,

sebelum menempatkan bahan lapis pondasi atas pada pekerjaan di lapangan.

(4) Lalu Lintas

Apabila satu jalan pengalihan (alternatif) tidak disediakan, pekerjaan tersebut harus

dilaksanakan sedemikian sehingga dimungkinkan dilewati oleh lalu lintas dalam satu

arah dengan membuat pengaturan pengendalian yang memadai dan dapat disetujui

oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang

terjadi pada Lapis Pondasi Atas Jalan dikarenakan diizinkannya lalu lintas dimana

pelaksanaan pekerjaan sedang berjalan.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan

i. Setiap bahan lapis pondasi atas yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah

dipasang atau belum, harus ditolak dan diletakkan di samping (pinggir) untuk

digunakan sebagai bahan penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti

diperintahkan oleh Direksi Teknik.

ii. Setiap bagian pekerjaan lapis pondasi atas yang menunjukkan ketidakteraturan atau

kerusakan dikenakan penanganan yang jelak atau kegagalan Kontraktor untuk

mematuhi persyaratan spesifikasi atau Gambar Rencana harus dibetulkan dengan VI -

87

Page 88: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

perbaikan atau penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan

Direksi Teknik.

6.5.2.2 Bahan-Bahan

(1) Persyaratan Umum

a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas

agregat, terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan

dalam Kontrak tertentu dan seperti yang dinyatakan dalam Daftar Penawaran.

i. Lapis Pondasi Atas Kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan

digradasi yang merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos

saringan 37,5 mm.

ii. Lapis Pondasi Atas kelas B-makadam ikat basah, terdiri dari agregat pecah

yang berupa batu fraksi tunggal dengan ukuran nominal antara 25 mm dan

62,5 mm dan agregat halus dari kerikil dan pasir alami, disaring dan digradasi

serta semuanya lolos saringan 9.5 mm.

b. Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi ini dan

harus sesuai dengan Gambar Kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya

dalam Daftar Penawaran.

c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang

keras, awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau

memanjang, dan bebas dari batu-batu yang lunak, tidak merupakan satuan batu

bata pecah atau bercerai berai, kotor, mengandung zat organik atau zat-zat lain

yang harus dibuang. Bahan yang bercerai berai bila secara alternatif dibasahi dan

dikeringkan, tidak boleh digunakan.

(2) Makadam Ikat Basah

Bahan-bahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi :

a. Agregat kasar yang tertahan pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan dari

kerikil tidak kurang dari 50% terhadap berat, merupakan partikel-partikel yang

memiliki paling sedikit satu bidang pecah.

b. Agregat halus lolos saringan 4,75 mm, dan terdiri dari kerikil halus dan pasir alami

atau debu crusher.

c. Prosentase berat agregat tipis/pipih (perbandingan tebal dengan panjang lebih

dari 1.5) maksimum 5%.

(3) Gradasi Lapis Pondasi Atas

VI -

88

Page 89: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Persyaratan gradasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kelas B

diberikan dalam Tabel 6.5.2.1 dan Tabel 6.5.2.2 berikut :

TABEL

6.5.2.1

GRADASI AGREGAT LAPIS PONDASI ATAS KELAS A

TABEL 6.5.2.2 GRADASI AGREGAT LAPIS PONDASI ATAS KELAS B MAKADAM IKATAN BASAH

UKURAN SARINGAN

(mm)

LOLOS ATAS BERAT(%)

UKURAN SARINGAN

(mm)

LOLOS ATAS BERAT(%)

37.5

19.0

9.5

4.75

2.36

1.18

0.60

0.425

0.075

100

64 – 81

42 – 60

27 – 45

18 – 33

11 – 25

-

6 - 16

0 – 8

Aggr. Kasar/pokok

75.0

62.5

50.0

37.5

25.0

19.0

100

95 – 100

35 – 70

0 – 15

0 – 5

-

Aggr. Halus/pengisi

9.5 100

4.75

2.36

1.18

0.425

0.15

0.076

70 – 95

45 – 65

33 – 60

22 – 45

-

10 - 28

(4) Syarat-Syarat Kualitas

Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus

memenuhi syarat kualitas pada Tabel 6.5.2.3.

TABEL 6.5.2.3 SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN LAPIS PONDASI

ATAS

JENIS PENGUJIANBATAS UJIAN

KELAS AKELAS B

Agregat Kasar

Agregat Halus

Batas cair

Indeks Plastisitas

Ekivelensi Pasir

California Bearing Ratio (direndam)

Penyerapan Air

Mak. 25%

Mak. 8%

Min. 35%

Min. 60%

Tidak perlu

Tidak perlu

Tidak perlu

Tidak perlu

Min. 55%

Tidak perlu

Mak. 35%

4 – 12%

Min. 30%

Min. 55&

Tidak perlu

VI -

89

Page 90: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Mak.40% Mak. 40% Tidak perlu

Catatan : Pengujian di atas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang lebih luas dapat diminta untuk menentukan kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus.

6.5.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapis Pondasi Bawah

a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah, permukaan

lapis pondasi bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang

ditentukan di bawah Sub Bab 6.5.1 dan harus diatur serta dibersihkan dari

kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan untuk penghamparan lapis

pondasi atas.

b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu-lintas

serta drainase dan lintasan air disekitarnya.

(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas

a. Agregat L.P.A Kelas A

i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi di atas L.P.B. yang sudah disiapkan

dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan pemadatan

ketebalan yang diperlukan.

ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader

sampai satu campuran yang merata. Dengan batas kelembaban yang

optimum, sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi.

iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20 cm,

dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan dapat

dicapai.

b. Makadam Ikat Basah – Kelas B

i. Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan

Makadam harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.

ii. Sebelum menghampar batu kasar/pokok, buatlah bangunan penunjang

samping pinggir (lebar +30 cm), misalnya dengan material timbunan bahu

jalan, agar pemadatan batu pokok yang digilas tidak dapat terdorong ke

pinggir.

VI -

90

Page 91: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

iii. Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran maksimumnya adalah A cm,

ketebalan dari pada lapisan harus dibatasi sampai A+4 cm sebelum

pemadatan untuk memperoleh suatu lapisan kira-kira A+2 cm setelah

pemadatan.

iv. Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk

membentuk permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal

yang disyaratkan. Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan

permukaan harus sering kali diperiksa selama penghamparan agregat-agregat

jika diperlukan bahan harus ditambah atau dikurangi.

(3) Penghamparan dan Pemadatan

a. Agregat LPA Kelas A

i. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang yang

diperlukan. Harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan

sekitar 10% untuk pemadatan bahan L.P.A. segera setelah penghamparan dan

pembentukan akhir setiap lapisan L.P.A. bahan tersebut harus dipadatkan

dengan baik dengan alat pemadat yang sesuai meliputi mesin gilas roda rata,

mesin gilas jenis pneumatik atau mesin gilas bergetar.

ii. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara gradual

(sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan

sumbu jalan dan harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk

membuat pemadatan matang yang merata. Pada bagian superelevasi, miring

melintang atau kemiringan yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian

jalan yang lebih rendah menuju ke bagian atas.

Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi harus

dipakai dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk.

menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan

memadatkan sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul.

Bagian-bagian perkerasan yang sempit disekitar batu tepi atau dinding-dinding

yang tidak dapat dimasuki masin gilas, harus dipadatkan dengan kompactor

(mesin pemadat) atau penumpuk mekanikal (stamper).

iii. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih

rendah dari kadar air optimum sampai 1% lebih tinggi dari kadar optimum

dengan penyiraman air atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A tersebut

harus dipadatkan sampai menghasilkan kepadatan 100% maksimum

kepadatan kering yang diperlukan, yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO

T99 (PB 0111-76).

b. Makadam Ikat Basah-Kelas B

VI -

91

Page 92: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk melumasi

permukaan dari butir-butir untuk mendapatkan sifat saling mengunci yang lebih

mudah dan lebih baik waktu penggilasan.

ii. Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut : Pada jalan lurus

penggilasan harus dimulai dari bagian-bagian pinggir, diteruskan kearah

tengah menurut suatu arah sejajar dengan garis tengah jalan. Pada bagian

superelevasi, tikungan dan tanjakan yang tajam, pemadatan dimulai pada

bagian yang rendah sejajar dengan as jalan menuju bagian tinggi. Mesin

harus kembali menggilas pada bagian yang sama sebelumnya. Setiap

gilasan harus menutupi sebagian dari pada yang sebelumnya kira-kira 20 cm.

Kecepatan mesin gilas harus sekitar 1.5 Km/jam pada masa permulaan

pemadatan dan dapat ditingkatkan sampai 3 km/jam pada masa akhir

pemadatan.

Lapisan Makadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling mengunci

antara butir yang satu dengan butir yang lainnya. Oleh karena itu pemadatan

harus dilanjutkan sampai agregat-agregat tidak bergerak lagi di bawah roda-

roda mesin gilas.

iii. Bahan pengisi/halus dihamparkan tipis dan rata di atas permukaan batu pokok

langsung dari truk-truk atau dari tempat penimbunan. Untuk membantu bahan

halus mengisi rongga-rongga diantara agregat-agregat batu pokok, maka air

disiramkan di atas bahan pengisi dan bahan halus didorong terus menerus

dengan sapu ke dalam rongga diantara agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil

atau gundukan-gundukan dari bahan pengisi dapat ditimbun pada pinggir

lapisan agar air di atas tidak hilang melalui alur-alur atau selokan.

Penggilasan dengan mesin gilas roda besi dilakukan selama penghamparan

bahan pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat dinaikkan sampai 3

km/jam. Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara

agregat-agregat. Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan harus

diteruskan sampai isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir

pekerjaan, permukaan lapisan Makadam harus menyerupai batu mozaik yang

padat dan bebas dari rongga-rongga.

iv. Karena LPA Kelas B mengandung agregat > 50 mm, sandcone untuk test

kepadatan tidak dapat dilaksanakan, tabel 6.5.2.1 akan dipakai sebagai

persyaratan pemadatan dengan mesin gilas.

(4) Pengendalian Lalu Lintas

a. Kotraktor harus bertanggung jawab atas semua akibat lalu lintas yang diizinkan

lewat di atas permukaan kerikil selama pelaksanaan pekerjaan dan akan melarang

VI -

92

Page 93: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

lalu lintas tersebut bila mungkin dengan menyediakan sebuah jalan pengalihan

(alternatif) atau dengan pelaksanaan pekerjaan separuh lebar jalan.

b. Bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik perseorangan lainnya di sekitar

jalan tersebut harus dilindungi terhadap kerusakan karena pengaruh pekerjaan,

seperti lembaran batu lalu lintas.

c. Bahan-bahan harus ditumpuk dalam satu tempat yang baik yang menjamin bahwa

tumpukan tersebut tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas atau membendung

aliran air.

TABEL 6.5.2.4 PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS

ALAT PEMADAM KATEGORI

AGREGAT GRADASI BAIKTebal masimum lapisan yang di padatkan (cm)

Minimum Jumlah Lintasan

Mesin gilas beroda rata Ton/m lebar2.25 – 2.702.71 – 5.50Lebih dari 5.50

12.512.512.0

1088

Mesin gilas dengan ban pneumatic

Beban roda (ton)2.01 – 2.502.51 – 4.004.01 – 6.006.01 – 8.008.01 – 12.00Lebih dari 12.00

12.512.512.515.015.017,5

121010886

Mesin gilas bergetar Beban statik (ton/m)0.27 – 0.450.46 – 0.700.71 – 1.251.26 – 1.801.81 – 2.302.31 – 2.902.91 – 3.60 3.61 – 4.304.31 – 5.00

7.57.512.515.015.017.520.022.525.0

161212844444

6.5.2.4 Pengendalian Mutu

(1) Persyaratan Pengujian

Jumlah data uji penunjang yang diperlukan untuk persetujuan awal harus sesuai

dengan Bab 6.5.2.1 (3) dan yang lebih lanjut diminta di bawah titik (2) – Pengujian

Laboratorium–

Sebuah program mengenai pengujian pengendalian kualitas bahan harus dilaksanakan

sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan uji

yang diberikan di dalam Tabel 6.5.2.5

(2) Pengujian Laboratorium

VI -

93

Page 94: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Bahan agregat L.P.A. harus diambil contohnya dan diuji untuk setiap 250 mater kubik

bahan yang dipasang, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, yang sesuai

dengan batas perbedaan pengujian berikut untuk memenuhi syarat-syarat kualitas

yang ditetapkan pada Sub Bab 6.5.2.2 Spesifikasi ini.

TABEL 6.5.2.5 TEST LABORATORIUM BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

TESTRUJUKAN

T I P EAASHTO BINA MARGA

Analisa saringan agregat halus dan kasar

T. 27 PB 0201 - 76 Menentukan distribusi ukuran partikel agregat halus dan kasar

Penentuan batas cair dan batas plastis

T 89T 90

PB 0109 – 76PB 0110 – 76

Pengujian plastisitas untuk batas cair dan indeks Palstisitas

Bagian halus yang plastis di dalam agregat bergradasi dan tanah

T 176 - Pengujian Ekivalensi pasir untuk menunjukkan perbandingan bagian halus dan lempung

Hubungan kelembaban- kepadatan

T 99 PB 0111 - 76 Ujian Standar Proctor menggu-nakan pemukul 2,5 kilogram.

California Bearing Ratio (direndam)

T 193 PB 0113 - 76 Menentukan nilai dukungan tanah dan agregat

Berat jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

T 85 PB 0103 - 76 Menentukan penyerapan air oleh agregat kasar kelas B saja

Ketahanan agregat kasar terhadap abrasi

T 96 PB 0206 - 76 Pengujian untuk agregat < 37,5 mm, menggunakan mesin Los Angeles (500 putaran)

(3) Pengendalian Lapangan

Pengujian-pengujian lapangan berikut ini harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan

Spesifikasi. Membuat lubang uji dan pengisian kembali dengan bahan lapis pondasi

atas dipadatkan dengan baik, harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawas

Direksi Teknik.

TABEL 6.5.2.6 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Ketebalan dan keseragaman lapis pondasi atas.

b. i. Test pemadatan lapis pondasi atas (dengan cara kerucut pasir) AASHTO T-191

ii. Test pemadatan dengan penggilasan percobaan (dimana test kepadatan kerucut pasir tidak dapat dilakukan)

Pemeriksaan Visual setiap hari & pengukuran ketebalan harus dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi yang terpasang

Test kepadatan di tempat, untuk menentukan tingkat kepadatan yang dibandingkan dengan test laboratorium untuk hubungan kelembaban–kepadatan. Dilaksanakan untuk setiap 200 m panjang jelan.

Pemeriksaan visual setiap hari dan pengujian dilakukan untuk setiap 200 m panjang lapis pondasi atas yang terpasang (menggunakan mesin gilas berat).

VI -

94

Page 95: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

6.5.2.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Kontraktor harus membiayai semua pembayaran untuk setiap pungutan dan

kompensasi lainnya dalam memperoleh dan mengambil bahan yang harus digunakan

untuk Agregat Lapis Pondasi Atas. Di bawah keadaan apapun pemberi tugas

(Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) harus bebas dari setiap kewajiban

pembayaran, terkecuali hal-hal yang sudah termasuk dalam Daftar Penawaran.

(2) Jumlah yang harus dibayar harus merupakan jumlah meter kubik Lapis Pondasi Atas

yang terpasang yang sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi atau sebagaimana yang

diperintahkan oleh Direksi Teknik, sudah dipadatkan dan diterima oleh Direksi Teknik.

Penghitungan volume lapis Pondasi Atas, harus atas dasar ketebalan dan lebar lapis

pondasi yang diminta, sebagaimana terlihat pada Gambar Rencana, atau yang

disesuaikan oleh “perintah perubahan” (change order), dikalikan dengan panjang

terpasang sebenarnya dan disetujui oleh Direksi Teknik.

Setiap penyimpangan bentuk dan ketebalan lapis pondasi atas tidak boleh melebihi

toleransi ukuran yang ditetapkan di bawah Sub Bab 6.5.2.1 (2).

6.5.2.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana disediakan di atas akan dibayar per satuan

pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item-item

pembayaran yang diberikan di bawah, yang harga dan pembayaran tersebut akan merupakan

kompensasi penuh bagi semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam

menyelesaikan lapis pondasi atas yang diminta, sebagaimana diuraikan dalam bagian ini.

Nomor Item Pembayaran

U r a i a n Satuan Pengukuran

6.5.2.1

6.5.2.2

Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas A

Lapis Pondasi Atas Makadam Ikat Basah Kelas B

meter kubik

meter kubik

6.5.3 LAPIS PONDASI ATAS, STABILISASI TANAH-SEMEN

6.5.3.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis pondasi atas dari tanah yang dimantapkan

dengan semen dipasang di atas lapis pondasi bawah (atau diatas lapis tanah dasar

dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah), menggunakan tanah pilihan yang

diperoleh dari daerah setempat, dicampur ditempat secara merata dengan

perbandingan air dan semen yang ditentukan. Pekerjaan tersebut akan meliputi

VI -

95

Page 96: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

penghamparan, pembentukan, pemadatan, penyelesaian dan pemeliharaan mencapai

garis ketinggian, ketebalan dan penampang tipikal yang ditunjukkan dalam gambar

atau seperti yang diatur dan disetujui oleh Direksi Teknik.

(2) Toleransi Ukuran

a. Bila lapis pondasi atas dari tanah yang dimantapkan dengan semen dipasang

diatas lapis tanah dasar, lapis tanah dasar harus disiapkan dan dibuat selesai

memenuhi toleransi-toleransi yang ditetapkan dalam sub Bab 6.3.3.1 (2)

Spesifikasi ini.

b. Apabila lapis pondasi yang dimantapkan harus dipasang d atas lapis pondasi

bawah yang telah disiapkan, lapis pondasi bawah tersebut harus telah disetujui

mengenai bentuk, ketinggian dan penyelesaian akhir umumnya serta diuji, digilas

untuk memeriksa pemadatan yang memuaskan dengan CBR minimum yang

diperoleh sebesar 25%.

c. Pada setiap penampang melintang ketebalan rata-rata lapis pondasi atas tanah

semen yang selesai harus berada dalam perbedaan ± 10% tebal perencanaan

atau ketebalan yang disetujui oleh Direksi Teknik.

d. Permukaan akhir harus memenuhi derajat, permukaaan dan penampang

melintang yang ditetapkan atau yang disetujui oleh Direksi Teknik, dan tidak boleh

ada bagian permukaaan yang menyimpang dari permukaan akhir ini melebihi 2

cm, bilamana diukur dengan satu mistar lurus panjang 3 meter diletakkan di atas

permukaan yang sejajar dengan atau searah dengan garis sumbu jalan.

e. Kontraktor harus menyadari bahwa bentuk penyelesaian akhir permukaan Lapis

Pondasi Tanah Semen yang jelek akan berakibat bertambahnya jumlah aspal

yang diperlukan dalam pelapisan ulang untuk memenuhi toleransi kehalusan

permukaan aspal yang telah ditentukan. Oleh karena campuran Aspal Panas akan

dibayar berdasarkan dimensi yang telah ditetapkan dalam disain (dan bukan

berdasarkan berat yang di hampar), maka tambahan penggunaan aspal dalam

pelapisan ulang akan merupakan kerugian di pihak Kontraktor. Penyelesaian

permukaan akhir yang sehalus mungkin bagi lapis Pondasi Tanah Semen, akan

merupakan hasil yang paling baik bagi kontraktor, dan juga menghasilkan jalan

yang paling baik.

(3) Penyerahan-Penyerahan

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik:

a. Contoh semua bahan yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan, beserta dangan

data-data uji yang menyatakan sifat-sifat dan kualitas seperti yang diminta oleh

Spesifikasi ini, harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan

persetujuan pada waktu paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai. VI -

96

Page 97: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

b. Pengiriman semen ke lapangan

Catatan yang menyatakan jumlah semen yang dikirim ke lapangan dan tempat

penyimpannya dari setiap kiriman yang disimpan di tempat penyimpanan milik

Kontraktor di lapangan, harus diserahkan ke Direksi Teknik setiap hari setiap ada

pengiriman, bersama dengan surat yang menyatakan pabrik pembuatannya dan

hasil-hasil ujinya yang disyaratkan pada Standar di Indonesia untuk industri SII –

13 -1977.

c. Perhitungan pemakaian semen

Catatan harian dari jumlah semen yang dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan akan

disimpan, seperti yang ditentukan di pasal 6.5.3.2 (1), dan harus diserahkan ke

Direksi setiap hari setelah jam kerja selesai. Direksi Teknik tidak akan menerima

catatan yang dari hari sebelumnya ataupun memasukkannya dalam perhitungan

jumlah semen yang harus dibayar.

d. Pengujian pengendalian

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pengujian pengendalian dari

pekerjaan-pekerjaan seperti yang dijelaskan dalam Pasal 6.5.3.6 dan dia harus

melengkapi hasil-hasil ujian pengendalian tersebut ke Direksi pada hari yang

sama, atau di hari berikutnya, yang mana pengujian ini harus diselesaikan kalau

dilakukan sesuai dengan yang disyaratkan di prosedur standar pengujian.

e. Pengujian (test) skala Dynamic Cone Penetrometer

Pengujian Cone Dynamic Penetrometer harus dicata di standar formulir, gambar-

gambar catatan hitungan pukulan harus ditanda tangai oleh Kontraktor dan Direksi

Teknik di lapangan segera setelah setiap pengujian dan lampirannya diberikan

kepada Direksi Teknik segera setelah di tanda tangani. Gambaran grafik dari data

penetrometer harus diserahkan kepada Direksi Teknik selambat-lambatnya pada

akhir jam kerja di hari kerja berikutnya.

f. Catatan Benda Uji

Semua benda uji yang diambil harus ditanda tangani jelas yang menyatakan

tempat darimana benda uji tersebut diambil dan harus diserahkan kepada Direksi

Teknik bersama dengan catatan tertulis mengenai tinggi rata-ratanya dan lokasi

dari setiap benda uji itu. Semua benda uji harus ditinggalkan untuk Direksi Teknik

sebagai referensi (ditempat penyimpanan yang tidak dapat masuk air dan bisa

dikunci yang mana akan disediakan oleh Kontraktor) untuk selama masa Kontrak.

(4) Pembatasan Cuaca

a. Pekerjaan stabilisasi tanah-semen tidak boleh dilaksanakan selama hujan, dan

tanah tersebut tidak boleh digiling atau dikerjakan apabila kandungan air terlalu

tinggi atau di luar batas-batas yang ditetapkan (lihat sub Bab 6.5.3.3 (3)).

VI -

97

Page 98: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

b. Semen harus ditempatkan dan disebarkan hanya apabila permukaan kering dan

tanah yang sudah disiapkan dalam kondisi yang memuaskan. Dalam terjadinya

hujan yang mendadak selama operasi penyebaran semen, penyebaran harus

dihentikan dan semen yang sudah disebarkan dicampurkan kedalam tanah, dan

campuran tanah-semen dipadatkan. Jika disetujui oleh Direksi Teknik

pencampuran dan pembentukan akhir harus segera diselesaikan, secepatnya

kondisi cuaca mengizinkan. Akan tetapi apabila kualitas pekerjaan

dipertimbangkan terpengaruh oleh kondisi tersebut, Direksi Teknik akan

memerintahkan mengadakan perbaikan pekerjaan sesuai dengan titik (6) di

bawah.

(5) Penjadwalan Pekerjaan dan Pengendalian Lalu Lintas

a. Kontraktor akan mengatur pelaksanaan pekerjaan pondasi tanah-semen yang

baru selesai dengan perawatan mengeras yang baik dan tidak boleh ada lalu

lintas yang diizinkan lewat di atas permukaan yang dimantapkan tersebut selama

paling sedikit 7 hari setelah pelaksanaan.

b. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada lalu lintas

yang diizinkan melewati pondasi tanah-semen yang baru dilaksanakan dan ia

akan mengatur pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan pelaksanaan setengah

lebar, kecuali disediakan satu pengalihan (alternative) lalu lintas yang disetujui.

c. Tergantung kepada ketentuan khusus kontrak, adalah suatu persyaratan yang

umum bahwa permukaan tersebut dirawat dengan suatu lapisan penutup

permukaan dari aspal atau lapis ulang (overlay) tidak kurang dari 14 hari setelah

pemasangan pondasi tanah-semen dan Kontraktor akan membuat pengaturan

yang memadai yang sesuai dengan perintah yang diberikan Direksi Teknik.

(6) Perbaikan Lapis Pondasi Atas Tanah-Semen yang Tidak Memuaskan

Pondasi tanah-semen yang tidak memenuhi toleransi atau mutu yang diminta di bawah

spesifikasi ini, akan diperbaiki oleh Kontraktor sesuai dengan perintah Direksi Teknik.

Perbaikan-perbaikan tersebut dapat meliputi:

i. Perubahan dalam perbandingan campuran.

ii. Penggilingan kembali bagian pondasi semen-tanah yang ditemukan tidak

sempurna, mencampur kembali dengan menambah semen dan membentuk

kembali, pemadatan dan penyelesaian akhir.

iii. Melapis ulang bagian yang tidak sempurna dengan satu lapisan tambahan

pondasi semen-tanah, ketebalannya harus ditentukan oleh Direksi Teknik.

iv. Perlindungan terhadap penyusutan, retak-retak yang menjadi luas dan berongga

lebar. Cara menanggulangi penyusutan retak-retak harus didiskusikan dan

disetujui oleh Direksi Teknik, dan akan mencakup pilihan-pilihan berikut:

Penambahan penggilasan VI -

98

Page 99: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Pengurangan semen dalam campuran

Pengurangan ratio air-semen

Siar pasir semen untuk retak-retak lebar

Bila perlu, harus dibuatkan campuran percobaan untuk pengujian lebih lanjut.

6.5.3.2 Bahan-Bahan

(1) Portland Cement (P.C)

a. Semen yang harus digunakan untuk pondasi semen-tanah akan berupa semen

Portland (P.C) mematuhi persyaratan-persyaratan Standar Industri Indonesia SII-

0013-81 semen Portland tipe I, dan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh

Departemen Perindustrian.

b. Semen tersebut harus dipasok ke lapangan dalam kantong 40 kg dan harus

disertai dengan sertifikat pengujian dari pabrik. Direksi Teknik dapat meminta

pengujian mutu yang harus dilaksanakan untuk setiap pengiriman untuk

menentukan kondisi dan mutu senyatanya semen yang diserahkan ke lapangan

c. Semua semen yang digunakan untuk pondasi tanah-semen harus disimpan di

lapangan sesuai dengan persyaratan Bab 6.1.6 Spesifikasi ini.

(2) Air

a. Air yang akan digunakan dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari endapan

zat-zat lain yang dapat membahayakan pembuatan pondasi tanah-semen.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penyediaan air untuk pekerjaan-

pekerjaan dan menjamin bahwa air tersebut memenuhi persyaratan mutu.

(3) Tanah

a. Secara umum hanyalah tanah-tanah berbutir yang terdiri dari pasir, kerikil

lempung dan bebas dari zat-zat organis yang akan dipilih. Tanah yang tidak cocok

untuk pemantapan (stabilisasi) tanah-semen meliputi lempung, lempung expansif

(mudah berkembang), dan tanah–tanah yang berisikan garam yang harus di

buang (misalnya sulfat).

b. Bila perlu dan untuk dapat memenuhi persyaratan kecocokan, pencampuran tanah

akan dapat diterima, yang tergantung kepada pengujian-pengujian dan

persetujuan yang memuaskan dari Direksi Teknik. Persyaratan kecocokan tanah

mengenai ukuran partikel dan syarta-syarat mutu diberikan di bawah pada Tabel

6.5.3.1.

VI -

99

Page 100: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

TABEL 6.5.3.1 KECOCOKAN DAN SYARAT-SYARAT MUTU TANAH

BATAS UKURAN PARTIKEL BATAS PENGUJIAN MUTU UNTUK PEMILIHAN TANAH

SEBELUM DIGILING (diasring basah)(i) Maks. Ukuran partikel batu = 75 mm(ii) Lolos saringan 4,75 mm = > 50%(iii) Lolos saringan 0,425 mm = > 15%(iv) Lolos saringan 0,075 mm = < 50%

i. Batas cair = < 40ii. Indeks Plastisitas maks = 18iii. Koefisien keseragaman D60

Gradasi ukuran partikel ----- ≥ 5 D10

iv. Ekivalensi pasir = 20% - 45%v. Nila pH (setelah 1 jam)

Untuk reaktivitas tanah = ≥ 12vi. Kandungan Organis = ≥ 12

SESUDAH DIGILING (tidak termasuk partikel-partikel batu)

(v) Lolos saringan 4,75 mm = > 70%

6.5.3.3 CAMPURAN-CAMPURAN

(1) Komposisi Umum untuk Campuran

Campuran Lapis Pondasi Tanah Semen terdiri dari tanah yang telah disetujui, semen

dan kandungan air. Kadar semen akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan pengujian

dari data laboratorium dan Preliminary Field Trials, tetapi harus di antara 3% sampai

12% dari berat tanah dalam keadaan kering oven seperti asalnya (yaitu, sebelum

diaduk dengan semen).

(2) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara UCS)

Untuk setiap daerah tempat pengambilan tanah baru yang akan digunakan, dan dari

waktu ke waktu yang seperti diminta/diperintahkan oleh Direksi selama penggunaan

suatu daerah tempat pengambilan tanah, kontraktor harus melakukan percobaan

campuran-campuran di laboratorium di bawah pengawasan Direksi Teknik untuk

menentukan:

1. Apakah bisa atau tidak membuat Lapis Pondasi Tanah Semen yang memuaskan

dalam hal kekuatan dan sifat perubahan isi dari tanah yang bersangkutan.

2. Kandungan semen yang dibutuhkan untuk mencapai kekuatan campuran yang

ditargetkan (target mix strength).

VI -

100

Page 101: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

3. Kadar air dan kepadatan yang diperlukan untuk pengendalian pemadatan di

lapangan

Prosedur untuk rancangan campuran (mix design) dijelaskan disini dan ini mencakup

langkah-langkah berikut ini:

(a) Tentukan hubungan antara kandungan air dan kepadatan untuk tanah yang

bersangkutan dengan menggunakan paling sedikit empat macam kandungan

semen (AASHTO T134-76) dan gambar hasil dari pengujian ini di Grafik I pada

formulir standar. Puncak dari setiap garis lengkung grafik dari kandungan air-

kepadatan menyatakan Maksimum Kepadatan Kering (Maximum Dry Density

(MDD)) dan Optimum Kadar Air (Optimum Moisture Content (OMC)) untuk

kandungan semen yang digunakan.

(b) Gambar nilai-nilai MDD dan OMC untuk setiap kandungan semen di Grafik II dan

hubungkan titik-titik pengujian dengan garis lengkung grafik untuk mendapatkan

variasi dari MDD dan OMC dengan bermacam-macam kandungan untuk semen

tanah yang bersangkutan.

(c) Dengan menggunakan paling sedikit empat macam kandungan semen, buatlah

serangkaian benda uji untuk diuji kekuatan tekannya (Unconfined Compression

Strength (UCS)) dimana benda uji ini dipadatkan sampai MDD dan OMC yang

ditentukan (a) diatas. Setelah pengerasan selama 7 hari, uji benda-benda ini

dengan mengikuti prosedur yang diberikan di ASTM D 163-33 dan gambar angka-

angka kekuatannya yang didapat dari Grafik III. Gambar garis lengkung grafik

melalui titik-titik pengujian dan pilih kandungan semen campuran yang

memberikan kekuatan seperti yang ditentukan yaitu 24 kc/cm3.

(d) Masukkan angka dari kandungan semen campuran yang dipilih itu ke Grafik II,

sudah digambar di (b) di atas, dan baca/tentukan angka MDD dan OMC untuk

campuran Semen Tanah (Soil Cement) dari kandungan semen yang dipilih.

Gunakan nilai-nilai MDD dan OMC ini untuk menentukan angka kepadatan dan

batas kandungan air untuk pengendalian pemadatan di lapangan dan gambar

batas-batas tersebut di Grafik IV.

(e) Tentukan sifat-sifat pengembangan dan penyusutan dari campuran semen-tanah

dengan mengadakan pengujian yang diberikan di AASHTO T 135-76 dan

bandingkan dengan batas-batas yang diberikan di AASTHO T135-76 dan

bandingkan dengan batas-batas yang diberikan di Tabel 6.5.3.2

(3) Rancangan Campuran Laboratorium (Cara CBR)

(a) Semua langkah-langkah yang diberikan di pasal 6.5.3.2 (2) di atas harus diikuti

kecuali pengujian California Bearing Ratio (CBR) yang dapat digunakan sebagai

pilihan dari pengujian UCS di langkah (c). akan tetapi, dalam hal ini, sejak hasil

untuk kekuatan campuran dari pengujian CBR pada umumnya tidak setepat dari

VI -

101

Page 102: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

pengujian UCS, Direksi Teknik akan menganjurkan Kontraktor untuk mengadakan

pengujian UCS dan CBR setiap saat dimana jenis tanah yang baru ditemukan,

dan dalam dasar perbandingan hasilnya dia boleh, kalau dia rasa perlu, merubah

spesifikasi untuk UCS akan berhubungan lebih dekat (yang mana dalam segala

hal akan tetap seperti yang diberikan pada Tabel 6.5.3.2)

(b) Kalau pengujian CBR digunakan, prosedur yang diberikan di AASHTO T193-76

harus diikuti (2,5 kg penumbuk) kecuali setelah pembentukan bahan untuk diuji ini

harus dikeraskan dengan cara menutupnya rapat-rapat di dalam kantong plastic

yang besar, bersama dengan (tetapi tidak berhubungan langsung) sebuah panic

yang terbuka yang diisi dengan air, kantong tersebut harus diletakkan pada posisi

yang tidak terkena matahari secara langsung. Setelah 3 hari, benda uji tersebut

harus dikeluarkan dari kantong plastiknya dan direndam dalam bak air selama 4

hari, yang setelah itu pengujian kekuatannya harus dilakukan.

(c) Langkah-langkah lainnya dalam prosedur rancangan campuran diberikan di atas

pada Pasal 6.5.3.3 (2).

(4) Sifat-Sifat Campuran yang Diperlukan

Lapis Pondasi Tanah Semen harus sesuai dengan syarat-syarat yang diberikan pada

tabel 6.5.3.2.

TABEL 6.5.3.2. SIFAT-SIFAT YANG DIPERLUKAN UNTUK PONDASI TANAH

SEMEN

TEST

SYARAT-SYARAT BATAS (SESUDAH PENGERASAN 7

HARI) METODE TEST

MINIMUMTARGE

TMAKSIMU

MKekuatan tekan tak terbatas (USC) kg/cmCalifornia Bearing Ratio (CBR) %Rata-rata tahanan penetraiScala diatas pusat sepertiga lapisan yang diuji (SPR) pukulan/cmTahanan penetrasi Scala yang menentukan batas terendah dari tebal lapisan yang efektif (SPR) pukulan/cmTest pembasahan dan pengeringan(i) % hilang berat(ii) % perubahan isi

20100*1.0*

(1.0+)

0.8*(1.3+)

--

24120*1.3*

(0.8+)

-

--

35200*2.5*

(0.4+)

-

72

ASTM D 1633-63AASHTO T 193-72Lampiran 5.4.A dalam Buku 3, SpesifikasiLampiran 5.4.Adalam Buku 3, Spesifikasi

AASHTO T 135-76

* angka-angka ini dapat diatur/diubah oleh Direksi untuk disesuaikan dengan angka-angka yang

ditentukan untuk UCS, mengikuti pengujian-pengujian kalibrasi untuk setiap jenis tanah baru

* angka-angka di dalam kurung adalah kemampuan penetrasi ekivalen dalam cm/pukulan

VI -

102

Page 103: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

6.5.3.4 PERCOBAAN DI LAPANGAN (FIELD TRIALS)

(1) Percobaan-percobaan Awal di Lapangan (Preliminary Trials) untuk Campuran-

campuran Pilihan

(a) Untuk setiap jenis tanah baru yang diajukan untuk digunakan, rancangan

campuran semen-tanah yang mengikuti prosedur-prosedur laboratorium yang

dijelaskan dalam pasal 6.5.3.3 di atas harus disesuaikan dengan membangun jalur

percobaan dari material untuk Lapis Pondasi Tanah Semen yang diajukan, yang

panjangnya 200 meter yang diletakan secara berlapisan, untuk rencana

membangunnya, pembangunannya dan prosedur untuk pengendalian kwalitas

yang diajukan untuk pekerjaan-pekerjaan ini.

(b) Jalur percobaan ini harus diletakan di luar lapangan atau jika diminta oleh

kontraktor dan disetujui oleh Direksi dengan dasar dari hasil-hasil pengujian di

laboratorium untuk sifat-sifat tanah yang diajukan, di jalanan yang merupakan

bagian dari prtoyek tersebut. Akan tetapai dalam hal yang terakhir ini, jika bagian

percobaan ini tidak memuaskan, atau jika Lapis Pondasi Tanah Semen yang

diletakan ini tidak memenuhi (dalam segala hal) persyaratan-persyaratan di

Spesifikas, maka jalur percobaan ini, semuanya, harus dipindahkan dari jalanan

tersebut dan tanah dasarnya harus disiapkan lagi setelah percobaannya selesai

dilakukan. Jika Direksi menyetujui untuk menerima jalur percobaan ini sebagai

bagian dari pekerjaan-pekerjaan, material Lapis Pondasi Tanah Semen akan

diukur dan dibayar sebagai bagian dari pekerjaan. Untuk jalur percobaan yang

dibangun di luar lapangan tidak akan ada pembayaran.

(c) Semua tahap dari pembangunan, masa pengerasan dan pengujian dari jalur

percobaan ini akan diawasi dari dekat oleh Direksi yang mana dia boleh meminta

variasi dari prosedur-prosedurnya atau dari kwantitas dan jenis dari pengujiannya

yang dalam pendapatnya diperlukan untuk mendapatkan keterangan/hasil yang

berguna yang paling banyak dari percobaan ini. Pemeriksaan selama percobaan

harus termasuk, tetapi tidak berarti menjadi batas, penentuan yang berikut ini:

(i) Kecocokan pada umumnya, keefisienannya dan keefektifannya dari cara dan

alat-alat yang diajukan oleh Kontraktor, ditentukan dalam hal kecepatan dan

keseluruhannya dari kebiasaan dan keberhasilan dalam menjalani percobaan

ini.

(ii) Derajat kehalusan yang didapati dari tanah ini, ditentukan dengan dasar

penglihatan dan dengan dasar jumlah lintasan tanah ini dihalusi dengan

mesin penghalus untuk mendapatkan kehalusan yang diminta di Pasal

6.5.3.5 (3) (c) dalam spesifikasi ini.

VI -

103

Page 104: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(iii) Kandungan air optimum untuk penghalusan tanah ini, ditentukan/didapati dari

penghalusan dengan macam-macam kandungan air pada bagian-bagian

yang berbeda dari jalur percobaan dan membandingkan derajat kehalusan

yang didapati dari pengujian-pengujian di laboratorium dengan benda ujinya

diambil selama jalannya penghalusan.

(iv) Keseragaman dari campuran yang diperoleh dengan cara penyebaran dan

cara pengadukan yang digunakan, ditentukan dengan dasar penglihatan

selama penghalusan dan dengan membandingkan variasi kekuatannya dari

satu titik ke titik lainnya dari pengujian-pengujian Scala Penetrometer yang

dilakukan setelah 7 hari dengan frekwensi seperti yang ditentukan pada Pasal

6.5.3.6 (5);

(v) Keefektifan dari penggilingan dan pemadatan, ditentukan dari pengujian-

pengujian Scala Penetrometer segera setelah dilalui sekali atau beberapa kali

oleh mesin/alat pemadat, untuk menciptakan hubungan (kira-kira/secara

kasar) antara berapa banyaknya lintasan dan kepadatan yang didapati, dan

diperiksa dengan melakukan pengujian-pengujian kepadatan lapangan

dengan alat Sand Cone dari pekerjaan yang sudah selesai dengan frekuensi

seperti yang ditentukan di Pasal 6.5.3.6 (4) (b);

(vi) “bulking ratio” antara tanah lepas yang sudah dihaluskan dengan campuran

yang sudah dipadatkan, untuk menentukan ketebalan material lepas yang

diperlukan untuk menghasilkan ketebalan lapisan campuran yang ditentukan

setelah dipadati;

(vii) Kecukupan dari rancangan campuran semen-tanah, ditentukan dengan

mengadakan pengujian-pengujian CBR dan/atau UCS yang benda ujinya

diambil dari campuran (sebelum digiling) yang dibentuk dan dikeraskan

selama 7 hari dengan frekwensi yang ditentukan pada Pasal 6.5.3.6 (4) (a)

dalam addendum ini, dan disesuaikan jika dikira perlu oleh Direksi dengan

pengujian-pengujian UCS dari benda uji yang diambil dari percobaan jalur

yang sudah selesai.

(viii) Batas-batas kerapatan dan kandungan air yang praktis untuk pengendalian

pemadatan didapat dari rancangan campuran laboratorium, ditentukan

dengan melakukan pengujian-pengujian dari kerapatan dan kandungan air di

lapangan dari campuran yang baru dipadati dan membandingkan hasilnya

dengan batas-batas yang dianjurkan.

(ix) Hubungan antara CBR dan UCS percobaan campuran semen-tanah (dalam

keadaan dimana pengujian CBR disetujui atau diperintahkan oleh Direksi

untuk monitoring pengendalian kekuatan), dijelaskan di langkah (vii) di atas

dengan menyiapkan dan menguji contoh-contoh tersebut dengan kedua cara

VI -

104

Page 105: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

dan bandingkan kekuatan rata-ratanya dari setiap cara tersebut pada waktu

pengerasan 17 dan 28 hari

(x) Hubungan antara Scala Penetrometer Resistance (SPR) dan kekuatan (CBR

dan/atau UCS) untuk percobaan campuran semen-tanah, ditentukan dengan

mengadakan pengujian penetrometer segera setelah dipadatkan (langkah (v)

di atas), 7 hari setelah dipadatkan (langkah (iv) diatas) dan 28 hari stelah

dipadatkan, dan membandingkan hasil rata-rata dari SPR yang dipadatkan

dari setiap rangkaian dan hasil-hasil dari pengujian UCS dan CBR yang

dilakukan seperti di langkah (ix) di atas

(xi) Keperluan dan cara yang paling tepat untuk menambal retak dan

pengendalian dengan penggilasan, ditentukan dengan mengawasi jalur

percobaan selama masa pengerasan dan, jika banyak retak dari penyusutan

terjadi, dengan pengendalian penggunaan bermacam-macam model dan

berat dari penggilingan;

(xii) Model dari lapisan tipis yang paling tepat dan cara pengerasan/pengeringan

dari Lapis Pondasi Tanah Semen, ditentukan dengan dasar penglihatan dari

permukaannya dan kecepatan dari hilangnya air seperti yang ditentukan oleh

pengujian kandungan air

(xiii) Batas dari Scala Penetrometer Resistance (SPR) yang harus digunakan untk

penetuan “Tebal Efektif” dari Lapis Pondasi Tanah Semen, yang didapatkan

dari catatan penetrasi dari langkah (x) di atas untuk lokasi yang mana

kedalaman dari material yang memuaskan diketahui secara tepat (dari benda

uji yang diambil sebelumnya pada titik yang sama yang digunakan untuk

pengujian penetrometer dan dari pengujian kekekuatan yang dilakukan pada

contoh campuran tanah – semen sebelumnya, sebelum didapatkan dari titik

lokasi yang diuji), pada umumnya batas SPR untuk penentuan tebal efektif;

(xiv) Banyak jumlah lapisan yang diperlukan untuk mendapatkan Lapis Pondasi

Tanah Semen yang memuaskan untuk kedalaman rancangan, ditentukan

dengan merubah-rubah banyaknya lapisan yang digunakan dalam bagian-

bagian percobaan yang berbeda, dimana hanya satu lapisan yang

disarankan, penggunaan dua atau lebih lapisan yang lebih tipis juga harus

dicoba dan dievaluasi.

(d) Berdasarkan dari data yang diambil dari jalur percobaan dan tidak lebih cepat dari

pada 14 hari setelah jalur percobaan diletakkan, Direksi boleh memberi Kontraktor

persetujuan untuk meneruskan seperti yang direncanakan, atau memberikan

persetujuan untuk meneruskan dengan modifikasi-modifikasi (apa saja) ke

rancangan campuran atau prosedur pembangunannya yang dia rasa perlu, atau

dia boleh menolak untuk penerusannya akan tetapi memerintahkan Kontraktor

untuk mengadakan percobaan-percobaan lagi dengan material yang akan

VI -

105

Page 106: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

digunakan, atau menganjurkan tanah lainnya atau menukar atau menambahkan

kapasitas dari mesin dan alat-alatnya.

6.5.3.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN

(1) Persiapan Tanah Dasar

(a) Kecuali dalam hal pengukuran untuk pembayaran, pekerjaan persiapan tanah

dasar harus dilakukan menurut persyaratan-persyaratan pada seksi 6.3.3 dari

spesifikasi ayat ini dan ketinggian jalur serta ukuran-ukurannya seperti di Gambar

atau yang diperintahkan/diminta oleh Direksi.

(b) Arti dari tanah dasar adalah permukaan tanah yang sudah disiapkan yang mana

pekerjaan selanjutnya dari pembangunan jalan akan dilakukan. Kecuali kalau

ketinggian dari perkerasannya harus dinaikkan seperti yang ditunjukkan pada

Gambar, permukaan tanah dasar harus sama tinggi dengan permukaan jalan yang

ada, kecuali kalau diperintahkan oleh Direksi

(c) Permukaan jalan yang ada harus dibersihkan dari material yang tidak diinginkan

dan kemudian di proof-roll. Setiap ketidaksamaan atau cekungan yang ada/terjadi

dipermukaan tanah dasar selagi pemadatan harus dibetulkan dengan menebarkan

tanah permukaan daerah tersebut dan menambah, membuang atau menukar

material itu, mengukur kandungan air jika diperlukan, dan memadatkannya

kembali agar supaya permukaannya halus dan rata.

(d) 20 cm tanah yang dibawah tanah dasar harus dipadatkan sampai kerapatnnya

seperti yang ditentukan oleh AASHTO T 191, tidak boleh kurang dari 95%

maksimum kepadatan kering (maximum dry density) yang dipadatka AASHTO T

99.

(e) Selain kalau disetujui oleh Direksi, angka/hasil CBR dari tanah yang disiapkan

untuk tanah dasar ketika diuji mengikuti AASHTO T 193, harus paling sedikit 6%

setelah direndam selama empat hari waktu dipadatkan ke 100% dari maksimum

kerapatan kering seperti yang ditentukan di AASHTO T 99. Bilamana kondisi

kekuatan ini tidak bisa didapati, Direksi boleh memerintahkan Kontraktor untuk

melakukan perbaikan tanah dasar yang melibatkan pemindahan dan penggantian

material yang tidak memuaskan atau menutupinya dnegan material pengurug

yang memenuhi persyaratan di Spesifikasi ini, atau mengaduknya dengan material

berbutir kasar untuk memenuhi persyaratan-persyaratan di Spesifikasi ini.

(f) Setelah selesai pemadatan dan sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya,

permukaan tanah dasar harus memenuhi toleransi permukaan yang ditentukan di

Pasal 6.3.3.2 (3) di spesifikasi

(g) Setiap tanah dasar yang menjadi lumpur, pecah-pecah atau lepas yang

disebabkan dari keadaan cuaca atau rusak sebelum dimulainya peletakan dari VI -

106

Page 107: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Lapis Pondasi Tanah Semen harus dibaiki samapi sesuai dengan spesifikasi ini

dengan biaya yang ditanggung oleh Kontraktor

(h) Sebelum peletakan dari setiap bagian dari Lapis Pondasi Tanah Semen, tanah

dasar padat yang sudah disiapkan harus dibersihkan dari debu dan material

lainnya yang merusak dengan menyemprot udara atau cara lain yang disetujui,

dan kalau perlu harus dibasahi, seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

(2) Pilihan Cara untuk Pengadukan dan Peletakan

Pengadukan dari tanah-semen-air harus dilakukan dengan cara pengadukan di tempat

(mix-in-place) atau pengadukan di pusat (Central-plant-mix)

Pengadukan secara mesin biasanya dibatasi untuk tanah yang daya kekenyalannya

rendah (low plasticity). Suatu tanda batas plastisitas untuk tanah yang bisa digunakan

di mesin pusat boleh dapat dengan melipatkan index plastisitas (plasticity index) dari

tanah itu dengan persentasi tanah yang tidak boleh lebih halus daripada ayakan #40.

Kalau angkanya kurang dari 500 cara pengadukan mesin dapat digunakan.

Bermacam-macam alat-alat yang dapat digunakan untuk pengadukan ditempat dapat

dibagi dalam empat kelompok:

(a) Piringan penggaru untuk pertanian, piringan luku untuk pertaniaan dan motor

graders

(b) Pencampur “ringan” yang mesinnya kurang dari 100 PK

(c) Pencampur untuk pekerjaan berat yang mesinnya lebih dari 100 Pk (sering disebut

“Pulvimixers”)

(d) Single-pass soil stabilization machines (biasanya mesinnya lebih dari 100 pk)

Batas atas dari plastisitas tanah yang bisa didapati dengan berbagai mesin

pengaduk diatas, dicantumkan di Tabel 6.5.3.5

TABEL 6.5.3.5 PETUNJUK UNTUK ALAT-ALAT PILIHAN YANG

COCOK

PETUNJUK UNTUK JENIS ALAT

INDEK PLASTISITAS DARI TANAH YANG

DILIPATKAN DENGAN PERSENTASI TANAH YANG LEBIH HALUS DARI AYAKAN #40

PERKIRAAN TEBAL MAX. YANG DAPAT DIPROSES DALAM SATU PROSES

(cm)

Plant campur pusat <500 Tanpa batas

Garu dan luku pertanian dan motor grader

<1000 12-15

Rotavator ringan

(< 100 hp)

<2000 15

Rotavator beban berat <3500 20 to 30

VI -

107

Page 108: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(< 100 hp) Tergantung pada jenis tanah dan daya yang

diperoleh

Stabilizer lintasan tunggal <2000 to 3000

Tergantung kepada daya kuda

20

Catatan: alat-alat tidak akan diterima atau ditolak dengan dasar dari tabel ini, yang mana

diberikan sebagai petunjuk umum untuk membantu Kontraktor

(3) Peletakan dan Pengadukan dengan menggunakan cara pengadukan di tempat

(Mix-in-place)

(a) Tanah dari daerah pengambilan tanah yang disetujui harus diletakkan dan

disebarkan dengan rata diatas tanah dasar yang sudah disiapkan dan kadar

airnya diatur untuk mendapatkan hasil penghalusan yang tinggi. Kalau

pengeringan diperlukan, kecepatan dari pengeringan tersebut dimaksimumkan

dengan mengaduk tanah yang terus-menerus menggunakan agricultural harrows,

atau alat yang sejenis, dan/atau menggunakan pulvimixers untuk permulaanya

sampai tanah itu cukup kering (untuk kemungkinannya dalam praktek).

(b) Kadar air optimum tanah untuk penghalusan akan dibawah kadar air untuk

maximum dry density, seperti yang ditetapkan AASHTO T99, dan akan ditentukan

oleh Direksi berdasarkan Preliminary Field Trials yang diterangkan pada artikel

6.5.3.4 spesifikasi ini. Kalau disetujui Direksi, pekerjaan penghalusan harus

dilakukan selagi kadar air di tanah tersebut 2% (dengan berat tanah kering) dari

angka yang ditentukan.

(c) Sebelum setiap semen ditambahkan, tanah itu harus dihaluskan, kecuali untuk

batu atau butir-butir kasar, harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah ini

waktu diayak kering;

Lewat ayakan 25 mm : 100%

Lewat ayakan #4 : 75%

(d) Tanah yang sudah dihaluskan disebarkan pada ketebalan yang setelah

dipadatkan menjadi ketebalan lapisan yang dirancang, dalam toleransi yang

diberikan pada Pasal 6.5.3.1 (3) (b). tebalnya lapisan material yang lepas (belum

dipadatkan) yang akan diletakkan, akan seperti yang ditentukan di percobaan-

percobaan di lapangan (Field Trials) (Pasal 6.5.3.4 di atas). Banyak jumlah lapisan

yang diperlukan untuk mendapatkan ketebalan yang dirancangkan untuk Lapis

Pondasi Tanah Semen harus seperti yang ditentukan oleh Direksi dan harus

berdasarkan keseragaman dan kepadatan yang dapat dicapai oleh Kontraktor.

Perintah dari Direksi untuk menambah banyaknya lapisan harus tidak dijadikan

dasar untuk penambahan waktu konstruksi.

VI -

108

Page 109: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(e) Setelah tanah dihaluskan secara memuaskan, megikuti persyaratan yang

diberikan pada Pasal 6.5.3.5 (3) (c) diatas, semen harus disebarkan secara

merata diaats tanah, baik dengan tangan atau dengan mesin penyebar, pada

kecepatan (rate) yang dihitung untuk menghasilkan kadar semen seperti yang

dirancang oleh Direksi dengan dasar dari rancangan campuran laboratorium dan

Preliminary Field Trials. Dalam hal penyebaran dengan tangan, petunjuk dari jarak

yang diperlukan untuk penyebaran ukuran standar semen per kantongnya (40 kg)

yang diberikan

(f) Setelah semen disebarkan secara merata, mesin pengaduk harus mengaduk

tanah dan semennya untuk beberapa kali sampai campurannya merata

keseluruhannya, yang dapat dilihat dari warna adukannya yang merata. Direksi

akan menentukan (paling sedkit) beberapa kali mesin pengaduk harus bekerja,

dan ini akan berdasarkan Preliminary Field Trials (Pasal 6.5.3.4 (1) diatas) dan

berdasarkan persamaan jenis dari campuran yang didapat untuk pekerjaan ini,

seperti yang ditunjukkan di pengujian pengendalian Scala Penetrometer.

(g) Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi, pekerjaan tanah, penghalusan tanah

dan pengadukan semen tanah harus selalu dilakukan dari bawah (di ketinggian

manapun) ke atas (yaitu seperti arah tanjakan).

(h) Kalau semen dan tanah ingin dicampur secara merata, kadar airnya harus

ditambahkan karena diperlukan untuk menyamai batas kadar air yang ditentukan

oleh prosedur rancangan campuran laboratorium yang dijelaskan di Pasal 6.5.3.3

(2) pada Spesifikasi ini atau seperti yang dirancang oleh Direksi berdasarkan

Preliminary Field Trials atau cara lain.

Pada umumnya, batas bawah dari kadar air akan ditentukan dari Optimum

Moisture Content (OMC) di laboaratorium untuk campuran semen-tanah dan batas

atasnya akan 2% (dari beratnya campuran semen-tanah) lebih tinggi dari pada

OMC, seperti yang dijelaskan pada Pasal 6.5.3.3 dari spesifikasi ini. Air yang

ditambahkan harus diaduk secara merata pada semen-tanah dengan

menambahkan beberapa kali pelewatan mesin pengaduk dan pemadatan harus

dilakukan secepat mungkin setelah itu.

(4) Pengadukan dan Peletakan dengan menggunakan cara pengolahan Terpusat

(Central Plant)

(a) Mesin-mesin pengaduk yang tetap (tidak berpindah) mungkin menggunakan cara

takaran berat (weight-batching) atau cara pemasukan bahan campuran yang terus

menerus (continous feed) dan mungkin disertai dengan paddle mixers atau pan

mixers.

(b) Kalau cara takaran berat digunakan, ukuran dari jumlah material dan semen yang

tepat pertama-tama harus diletakkan seperti yang ditentukan untuk pemadatan

VI -

109

Page 110: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

dilapangan. Perhatian harus diberikan ke jenis paddle mixer untuk memastikan

bahwa semennya disebar di loading skip secara merata disepanjang daerah

penempatan campuran. Dengan menggunakan kedua paddle dan pan mixer,

semennya harus dibagi secara tepat dengan timbangan yang terpisah atau alat

pembagi yang setelah itu digunakan untuk material yang sedang distabilisasi.

Materialnya harus dicampur sedemikian rupa sampai semennya merata

keseluruhan.

(c) Kalau cara penakaran continous feed digunakan mixer paddles, baffles dan

kecepatan pemasukan material harus disesuaikan agar materialnya bercampur

dengan merata. Semprotan yang digunakan untuk penambahan air kedalam

adukan harus disesuaikan supaya kadar airnya merata di keseluruhan campuran.

(d) Banyaknya dan besarnya kapasitas kendaraan untuk pengangkutan material

adukan harus disesuaikan dengan banyaknya adukan yang dihasilkan dan

kecepatan pembangunan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaannya

dalam waktu yang dirancang untuk lamanya konstruksi.

(e) Campuran harus diletakkan di atas tanah dasar yang sudah dibasahkan, dilapisan

yang seragam dan harus disebarkan dengan paving machine atau spreader box

yang mempunyai kemampuan untuk meratakan material pada

kedalaman/ketebalan yang setelah dipadatkan menjadi ketebalan yang dirancang,

dalam toleransi yang ditentukan pada Pasal 6.5.3.1 (3) (b).

(5) Pemadatan

(a) Pemadatan untuk campuran semen-tanah harus dimulai secepat mungkin setelah

pengadukan dan operasi lainnya, termasuk pembentukan dan finishing, harus

diselesaikan dalam waktu 60 menit sejak semen yang pertama menyentuh tanah.

Semua operasi peletakan, pengadukan dan pemadatan dari lapis pondasi tanah

semen harus dilakukan dibagian-bagian pendek dan material dari setiap bagian

harus dipadatkan sampai selesai dan dibentuk sebelum pengadukan utnuk bagian

yang berikutnya bisa dimulai.

(b) Panjang maksimum yang diizinkan akan dirancang oleh Direksi berdasarkan

kemampuan kapasitas produksi Kontraktor, yang akan diperlihatkan selaman

Preliminary Field Trials (pasal 6.5.3.4) atau dari yang sesudahnya, tetapi dalam

keadaan apapun tidak boleh lebih besar dari 200 meter. Dalam hal dimana Direksi

membatasi panjangnya bagian pekerjaan, pembatasan ini dapat dibatalkan kalau

Kontraktor dapat membuktikan sampai Direksi puas bahwa dia telah menambah

besarnya jumlah produksi sampai cukup, tetapi tidak dalam hal manapun

Kontraktor bisa meminta pertambahan waktu untuk penyelesaian pekerjaan

karena Direksi membatasi panjangnya bagian pekerjaan

VI -

110

Page 111: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(c) Pemadatan permulaan harus dengan Sheepsfoor, pneumatic-tired atau smooth-

wheeled roller, yang tidak dibolehkan secara langsung menyentuh/melindas

material semen tanah yang sebelumnya diletakkan baik yang sudah mengeras

maupun yang sebagian sudah mengeras.

(d) Setelah penggilingan permulaan, pembentukan dengan menggunakan perata

(grader) mungkin diperlukan sebelum penggilingan terakhir. Pemadatan harus

diselesaikan dengan menggunakan pneumatic-tired atau smooth-wheeled roller

bersamaan dengan grader untuk membuat bentuk dari Lapis Pondasi tanah

Semen seperti yang dirancangkan. Pada umumnya pada penggilingan terakhir, air

(sedikit saja) juga disiramkan untuk membasahi permukaan yang kering yang

disebabkan oleh operasi pemadatan. Derajat dari kepadatan yang didapati

diseluruh lapisan Lapis Pondasi Tanah Semen harus lebih dari 97% dari

Laboratory maximum dry density atau lebih dari batas kerapatan lainnya yang

tinggi yang mungkin ditentukan oleh Direksi dari hasil-hasil pengujian rancangan

campuran laboratorium dan Field Trials atau dari pengujian pengendalian kwalitas

yang sedang berjalan.

(e) Perhatian khusu harus diberikan untuk memperoleh pemdatan yang penuh

disekitar sambungan yang memanjang dan yang melintang. Sebelum setiap

material disambung dengan material yang baru saja dipadatkan pinggiran dari

material yang sudah dipadatkan harus dipotong untuk mendapatkan permukaan

sampingnya tegak lurus padat dan tingginya lapisan seperti yang disyaratkan.

Material disambungan yang melintang antara bagian pinggiran akhir dari

pekerjaan yang baru selesai dengan bagian pinggiran permulaan yang baru harus

dipadatkan dengan digiling secara melintang sehingga seluruh tekanan dari

penggiling dapat digunakan sampai sambungan tersebut tanpa menyentuh

secara langsung material yang baru saja diletakkan. Ditambah lagi, Direksi

mungkin menginginkan/memerintahkan untuk penambahan pemadatan dengan

penggunaan alat (tamping compactor) yang dipegang dengan tangan untuk

memastikan pemadatan di sambungan-sambungan

(f) Permukaan Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus ditutup dengan

rapat, bebas dari gerakan mesin pemadat dan tanpa tambahan pemadatan,

gundukan-gundukan, retak-retak atau material yang lepas. Semua yang lepas,

terpisah (segregated) atau daerah yang cacat/jelek harus diperbaiki sesuai

dengan Pasal 6.5.3.1 (7) dalam Addendum ini.

(g) Segera setelah pemadatan dan pembentukan lapisan terakhir Lapis Pondasi

Tanah Semen, butir-butiran batu yang memenuhi ketentuan dalam seksi 6.6.2

dalam Spesifikasi ini ditebar secara merata di atas permukaan Lapis Pondasi

tanah Semen dan ditanam ke dalam permukaan dengan penggalian. Butiran batu

harus berukuran minimal 13 mm dengan takaran kira-kira 12 kg/m2.

VI -

111

Page 112: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(6) Rawatan Pengerasan

(a) Secepatnya setelah pemadatan dan pembentukan dari Lapis Pondasi tanah

Semen dan penanaman butiran batu, harus diletakkan penutup yang tipis untuk

selama pengerasan (curing membrane) di atas pekerjaan dan dibiarkan tertutup

selama paling sedikit 24 jam, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Curing

membrane ini mungkin:

(i) Lembaran plastic yang telah dibuktikan/disetujui tidak dapat meresap,

dikaitkan secukupnya supaya tidak bisa terbang ditiup angin dan dengan

sambungan yang bertumpuk sepanjang paling sedikit 300 mm dipasang

untuk mencegah kehilangan air, atau

(ii) Bahan dari/seperti karung yang harus selalu basah selama masa

pengerasan, atau

(iii) Material lainnya yang telah dibuktikan keefektifannya selama Preliminary

Field Trials dan disetujui oleh Direksi

(b) “Curing Membrane” tidak boleh dipindahkan selama 7 hari setelah pencampuran

dan pemasangan Lapis Pondasi tanah Semen, atau sebagaimana ditentukan

Direksi Teknik atas dasar percobaan di lapangan. Perawatan mengeras (Curing)

harus dilanjutkan sampai aspal dapat dipasang di atas Lapis Pondasi Tanah

Semen. Pada saat itu “Curing Membrane” harus dibongkar dan lapis resap

pengikat disemprotkan sesuai dengan ketentuan dari spesifikasi. Bagaimanapun

selama waktu 24 jam dari periode “Curing” tidak boleh dipakai Lapis Resap

Pengikat.

(c) Kendaraan atau alat -alat konstruksi lainnya tidak diperbolehkan berjalan di atas

permukaan jalan selama 7 hari setelah pengadukan dan peletakan dari Lapis

Pondasi tanah Semen, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi dengan dasar

Field Trials. Selama masa ini kontraktor harus menjaga kelancaran lalu lintas yang

melalui daerah pekerjaan dengan menyediakan jalan simpang, sesuai dengan

persyaratan-persyaratn dalam seksi 6.5.3.1 (9) dan 6.1.8 dari spesifikasi

(d) Pengendalian penggilasan Lapis Pondasi tanah Semen akan diawasi oleh Direksi

selama masa permulaan dari pengerasan untuk mengurangi ukuran dan jarak dari

retak-retak penyusutan. Lamanya penggilasan ini akan ditentukan dari Preliminary

Field Trials seperti yang dijelaskan dalam pasal 6.5.3.4 (1) (c) dari spesifikasi ini.

(e) Kalau Lapis Pondasi tanah Semen akan dibuat dengan dua atau lebih lapisan,

setiap lapisan yang sudah diletakkan harus dikeraskan sesuai dengan spesifikasi

ini untuk paling cepat 7 hari sebelum lapisan yang berikutnya diletakkan.

6.5.3.6 PENGENDALIAN MUTU

VI -

112

Page 113: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(1) Pengendalian Persiapan Lapisan Dasar

(a) Banyaknya frekwensi pengujian pengendalian pemadatan lapisan dasar akan

seperti yang ditentukan oleh Direksi atas dasar keadaan lapangan. Paling sedikit

pengujian-pengujian sand cone density akan diperlukan dalam jarak-jarak tertentu

di sepanjang proyek yang tidak melebihi 200 m, dan sedikitnya sebuah

pemeriksaan kepadatan kering maksimum. Laboratorium harus dilakukan untuk

setiap 10 pengujian kepadatan dilapangan.

(b) Frekwensi pengambilan/pembuatan contoh dan pengujian tanah dasar untuk CBR

akan seperti yang ditentukan oleh Direksi atas dasar macam-macam yang ditemui.

Paling sedikit satu pengujian CBR akan diperlukan untuk setiap jenis tanah untuk

tanah dasar yang didapati di sepanjang proyek.

(2) Pengendalian Penghalusan Tanah

(a) Contoh tanah, yang telah dihaluskan akan diambil dan diuji dilapangan, uintuk

menyesuaikan ukuran partikel dengan yang diberikan dalam Pasal 6.5.3.5 (3) (c).

pada jumlah lima contoh untuk setiap bagian pekerjaan (dari 200 meter atau

kurang)

(b) Kalau ada pengujian yang gagal, penghalusan harus diteruskan untuk seluruh

bagian pekerjaan itu

(3) Pengendalian Kadar Air untuk Operasi Mix-in-Place

(a) Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi, pengambilan contoh dan pengujian

pengendalian kadar air selama penempatan dan pengadukan akan dilakukan

pada jarak-jarak yang tidak lebih dari 100 meter disepanjang proyek, dan pada

setiap lokasi pengambilan contoh akan termasuk pengambilan dan pengujian

contoh-contoh sebagai berikut:

(i) Contoh tanah sewaktu baru disebarkan di atas tanah jalan (untuk penentuan

pengeringan atau pembasahan yang diperlukan sebelum penghalusan);

(ii) Sebuah contoh setelah pengadukan semen dengan tanah (untuk penentuan

jumlah air yang perlu ditambahkan untuk mendapatkan kadar air yang

ditentukan untuk pemadatan);

(iii) Satu atau lebih contoh setelah pengadukan penambahan air ke dalam

campuran semen tanah (untuk memeriksa bahwa kadar air yang ditentukan

untuk pemadatan sudah dipenuhi).

(b) Nilai pengujian kadar air pada umumnya tidak akan didapatkan ke dalam

campuran setelah setiap bagian dari pekerjaan dipadatkan, akan tetapi hasil-hasil

dari pengujian setiap hari kerja harus diperhitungkan untuk mendapatkan optimasi

di hari kerja berikutnya.

VI -

113

Page 114: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

(4) Pengendalian Pemadatan untuk Lapis Pondasi Tanah Semen

(a) Secepatnya sebelum pemadatan dimulai, contoh-contoh dari campuran semen-

tanah yang lepas/renggang harus diambil dari lokasi yang ditentukan oleh Direksi

dan berjarak tidak lebih dari 500 meter dengan yang lainnya di sepanjang proyek.

Lokasi-lokasi yang dipilih untuk pengambilan contoh/benda uji harus di cross-

section yang sama dengan yang di monitor dengan penelitian tinggi permukaan

dan Scala Dynamic Cone Penetrometer (lihat Pasal 6.5.3.6 (6) dalam Spesifikasi

ini). Pengambilan contoh harus dilakukan secepat mungkin, untuk mengurangi dari

mulainya penggilasan. Contoh-contoh yang diambil harus secepatnya ditutup

rapat di dalam kantong-kantong plastik yang tidak bisa tembus air atau tempat-

tempat penyimpanan untuk dibawa ke laboratorium di lapangan dimana contoh-

contoh ini akan (tanpa ditunggu lagi, untuk menjaga kehilangan air) digunakan

untuk pembuatan benda-benda uji untuk pengujian-pengujian maximum dry

density dan pengujian-pengujian kekuatan (UCS atau CBR, sesuai dengan

ditentukan oleh Direksi). Kecuali kalau diperintahkan lain oleh Direksi, dua benda

uji harus disiapkan untuk penentuan Maximum Dry Density (menggunakan

AASHTO T 99 pemadatan) dan empat benda uji harus disiapkan untuk pengujian

kekuatan (menggunakan AASHTO T 193 untuk pengujian CBR atau per ASTM

D1632 untuk pengujian UCS).

(b) Secepatnya setelah pemadatan setiap lapisan selesai, pengujian-pengujian

kerapatan di lapangan (AASHTO T 191) harus dilakukan di lokasi-lokasi yang

ditentukan oleh Direksi dan berjarak yang tidak boleh lebih dari 100 meter antara

satu dan lainnya di sepanjang jalan. Setiap lokasi pengujian yang kelima harus

sama dengan suatu lokasi pengambilan contoh-contoh semen-tanah yang lepas

sebelum penggilasan. Hasil-hasil perbandingan dari kerapatan dan kadar air

pengujian sand cone harus dibandingkan dengan angka rata-rata dari maximum

dry density dan optimum moisture content yang diukur dari dua benda uji yang

dibuat, seperti yang diterangkan pada (a) diatas, untuk menentukan presentasi

dari pemadatan yang didapat di lapangan dan untuk menentukan apakah kontrol

air di lapangan memadai.

(5) Pengendalian Kekuatan dan Keseragaman dari Lapis Pondasi Tanah Semen

(a) Setelah pembuatan, keempat benda uji untuk pengujian kekuatan yang

diterangkan pada Pasal 6.5.3.6 (4) di atas harus dirawat mengeras (cured) di

dalam kantong plastik yang ditutup rapat-rapat dan udara didalamnya lembab,

menggunakan cara yang diterangkan pada Pasal 6.5.3.3 (3) (b) dalam spesifikasi

ini kecuali dua benda uji tersebut harus dirawat mengeras di dalam kantong

sampai waktu pengujian dimana yang dua lagi harus dikeluarkan dari kantong

plastik setelah pengerasan selama 3 hari dan direndam di dalam bak air selama 4

hari sebelum benda-benda uji ini dapat diuji. Semua empat benda uji harus diuji

untuk test kekuatan pada umur 7 hari dan pada hari yang sama pengujian-

VI -

114

Page 115: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

pengujian Scala Penetrometer dilakukan di lapangan di cross section dimana

semen tanah benda-benda uji itu diambil. Angka kekuatan rata-rata dari kedua

hasil pengujian kekuatan dari benda yang direndam di dalam bak air yang didapat

harus dicatat sebagai kekuatan laboratorium dari semen tanah untuk bagian

pekerjaan yang mana benda-benda uji tersebut diambil, dan hardengan “target

strength” yang dicantumkan pada Tabel 6.5.3.3 atau yang ditentukan oleh Direksi.

Dari angka kekuatan laboratorium ini, kekuatan dari Lapis Pondasi Tanah Semen

di lapangan dapat diperkirakan dengan memberikan dari derajat pemadatan di

lapangan, dan angkanya dibandingkan dengan angka minimum yang ditentukan

atau angka yang diberikan.

(b) Angka kekuatan rata-rata dari kedua hasil pengujian kekuatan dari benda uji yang

tidak direndam di dalam bak air yang didapat harus dibandingkan dengan angka

rata-rata dari banyaknya pukulan di lokasi dimana benda-benda uji ini diambil, dan

perbandingan ini akan digunakan oleh Direksi untuk cek dan, kalau dia pikir perlu,

mengatur kalibrasi antara Scala Penetrometer Resistance (SPR) dan kekuatan

(UCS atau CBR)

(c) Hasil pengujian Scala Penetrometer yang dilakukan untuk pengawasan ketebalan

lapisan, seperti yang ditentukan pada Pasal 6.5.4.6 (6) dalam spesifikasi ini, juga

akan digunakan untuk memeriksa kekuatan keseluruhan rata-rata dan

keseragaman dari material semen-tanah yang dibangun. Dengan menggunakan

kalibrasi-kalibrasi yang sudah ditunjukkan angka kekuatan rata-rata dari tengah-

tengah sepertiga bagian (middle one-third portion) dari keseluruhan lapisan Lapis

Pondasi Tanah Semen akan ditentukan dari setiap catatan penetrasi. Rata-rata

dari perkiraan angka-angka kekuatan ini untuk setiap 200 meetr (atau kurang)

bagian dari Lapis Pondasi Tanah Semen harus lebih besar dari target strength

yang ditentukan dalam Tabel 6.5.3.2 dan tidak satupun angkanya yang boleh

kurang dari minimum strength yang ditentukan dalam Tabel 6.5.3.2

(d) Apabila terjadi perselisihan mengenai kekuatan yang sebenarnya di tempat (in-

place) pada Lapis Pondasi Tanah Semen yang sudah selesai, Direksi akan

menganjurkan Kontraktor untuk mengambil dan menguji material yang bentuk dari

benda ujinya adalah silinder. Setiap benda uji yang seperti itu harus dipotong

supaya tingginya tepat dua kali garis tengahnya, ujung-ujungnya harus dihaluskan

dan diratakan (square to axis of the core) waktu diuji dengan cara unconfined

compression, kekuatan dari benda-benda uji tersebut harus melebihi batas

minmum yang diberikan pada Tabel 6.5.3.2

(6) Monitoring Ketebalan Lapis Pondasi Tanah Semen

(1) Ketebalan Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus dimonitor oleh

Kontraktor, di bawah pengawasan Direksi, pada selang jarak 50 meter di

sepanjang jalan dengan cara pengukuran-pengukuran tinggi permukaan dan

VI -

115

Page 116: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

pengujian-pengujian Scala Penetrometer. Dua macam ketebalan yang harus

diukur:

(i) Ketebalan ditempat “(place thickness)”, dan

(ii) Ketebalan yang efektif (Effective Thickness)

(2) Ketebalan ditempat dari Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai harus

ditetapkan dan dimonitor sebagai kalkulasi/perhitungan perbedaan tinggi

permukaan sebelum dan sesudah penempatan dari Lapis Pondasi Tanah Semen,

pada titik-titik monitoring yang telah ditandai di penampang melintang (cross

section) yang telah diteliti sepanjang proyek setiap 50 meter

(3) Ketebalan yang efektif harus ditetapkan dan dimonitor sebagai ketebalan dari

material Lapis Pondasi Tanah Semen yang telah selesai memiliki kekuatan

melebihi batas minimum yang disyaratkan pada Tabel 6.5.3.2, sebagaimana

diukur oleh Scala Penetrometer pada penampang (cross section) yang sama

dengan yang dicatat pada pengukuran tinggi. Untuk pengukuran ini, hitungan

pukulan penetrometer harus dikalibrasi untuk kekuatan dengan cara yang

diterangkan pada Pasal 6.5.3.6 (5) dari spesifikasi ini dan batas bawah dari

ketebalan efektif harus diambil dari titik di grafik kurva hitungan pukulan, setelah

penghalusan untuk menghilangkan variasi-variasi dari kekeliruan pembacaan

dalam percobaan, batas bawah dari Scala Penetration Resistance (SPR) yang

disyaratkan dalam Tabel 6.5.4.3 atau seperti yang ditentukan oleh Direksi

berdasarkan percobaan di lapangan. Untuk menghindari ketidak samaan,

pengujian pada tepi luar dari bahu keras (hard shoulder) di kedua sisi jalan, dan

titik-titik diantara sebagaimana diperlukan. Kecuali kalau ditunjuk oleh Direksi

Teknik, jumlah total titik monitoring tiap potongan melintang harus lima

(4) Titik monitoring yang sama harus digunakan untuk pengukuran tinggi permukaan

dan pengujian penetrometer. Pada umumnya pengujian-pengujian penetrometer

hanya harus dilakukan setelah penempatan dari lapisan terakhir (paling atas) dari

Lapis Pondasi Tanah Semen, tetapi apabila pengujian-pengujian dilakukan pada

lapisan-lapisan antara tanah semen, juga titik-titik monitoring harus berangsur-

angsur ke samping 20 cm di sepanjang jalan untuk setiap lapisan baru, untuk

menghindari kemungkinan dari ujung kerucut melewati material yang sudah

terganggu oleh pengujian-pengujian sebelumnya di lapisan bawahnya.

(5) Setiap pengujian penetrometer untuk monitor ketebalan efektif tidak boleh

digunakan sebagai dasar pengukuran untuk pembayaran kecuali baik Kontraktor

maupun Direksi, atau wakil-wakil resminya sudah menyaksikan pengujiannya dan

menandatangani catatan hitungan-hitungan pukulan pada saat pengujian tersebut.

(6) Apabila terjadi perselisihan mengenai penggambaran grafik dari data hitungan

pukulan, atau dari interpretasi ketebalan yang efektif yang didapati dari grafik

tersebut, keputusan Direksi yang harus menjadi keputusan final dan harus dituruti,

VI -

116

Page 117: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

kecuali dimana dalam kasus sedemikian Kontraktor memilih, atau ditunjuk oleh

Direksi, untuk mengambil benda uji (coring) untuk memastikan kedalaman material

yang sudah disemen dengan baik pada titik monitoring atau titik-titik yang

diperselisihkan.

(7) Kandungan Semen

Dalam hal dimana Lapis Pondasi Tanah Semennya tidak memuaskan yang

keburukannya diperkirakan karena kurang kandungan semen, Direksi boleh menunjuk

Kontraktor untuk melaksanakan pengujian-pengujian sesuai dengan AASHTO T 144

untuk menentukan dengan cara analitis kandungan semen yang sebenarnya dari

contoh-contoh campuran semen-tanah yang diambil dari pekerjaan yang tidak

sempurna tersebut.

6.5.3.7 CARA PENGUKURAN PEKERJAAN

(1) Bilamana lapisan tanah dasar harus dipersiapakan untuk pemasangan pondasi tanah-

semen, volume lapis tanah dasar yang harus diukur untuk pembayaran adalah

merupakan jumlah meter persegi lapis tanah dasar yang sudah diselesaikan yang

sesuai dengan persyaratan Sub Bab 6.3.3 Spesifikasi ini, dihitung sebagai hasil

perkalian panjang dan lebar lapis tanah dasar yang sudah dibuat sebagaimnan

diperlihatkan pada gambar rencana atau diukur di lapangan dan disetujui oleh Direksi

Teknik.

(2) Volume lapis pondasi atas stabilisasi tanah-semen yang harus diukur untuk

pembayaran adalah merupakan jumlah meter kubik pekerjaan yang diperlukan yang

sudah selesai sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini, dan dihitung sebagai hasil

perkalian dari total panjang yang diukur sepanjang garis sumbu pondasi tanah-semen

dengan rata-rata lebar yang dapat diterima dan ketebalan yang dapat diterima pula.

(3) Lebar yang dapat diterima akan berupa lebar rencana pondasi tanah semen seperti

ditunjukkan dalam Gambar rencana atau seperti yang diukur di lapangan dan disetujui

oleh Direksi teknik di lapangan. Ketebalan yang dapat diterima akan berupa tebal

rencana pondasi tanah-semen seperti yang ditunjukkan pada Gambar rencana atau

tebal terpasang yang ditentukan di lapangan dengan pengukuran penampang

melintang yang diambil setiap 50 meter panjang, yang manapun ketebalan yang lebih

kecil.

(4) Apabila perbaikan lapis pondasi atas tanah-semen yang tidak memuaskan diminta oleh

Direksi Teknik sesuai dengan Sub Bab 6.5.3.1 (6) spesifikasi ini, tidak ada pembayaran

tambahan yang akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan

(5) Volume semen yang harus diukur untuk pembayaran akan berupa berat semen

sebenarnya dalam ton yang dipasang dan dicampurkan ke dalam tanah untuk bagian

pekerjaan yang sedang diukur yang sesuai dengan perintah dan disetujui oleh Direksi

VI -

117

Page 118: Bab VI Spesifikasi Teknis-1

Bab VI Spesifikasi Teknis Pekerjaan

Teknik. Berat total semen yang digunakan untuk bagian yang diberikan tersebut, harus

diukur seperti yang dicatat oleh pernyataan pemakaian semen setiap hari yang

disetujui oleh Direksi Teknik

(6) Tidak ada pembayaran akan dibuat untuk semen yang hilang atau dibuang, atau untuk

semen yang digunakan di dalam daerah dimana pondasi tanah-semen dianggap tidak

dapat diterima dan harus diganti

(7) Volume aspal yang digunakan untuk meyelesaikan permukaan tanah-semen sebagai

lapis resap pelekat harus diukur sebagai jumlah dalam liter aspal yang disemprotkan

sesuai dengan persyaratan Sub Bab 6.6.2 Spesifikasi ini dan diterima dengan

memuaskan oleh Direksi Teknik.

6.5.3.8 Dasar Pembayaran

Volume lapis pondasi atas stabilisasi semen dan volume semen sebagaimana diberikan

diatas, akan dibayar pada Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran

yang tercantum di bawah dan dimasukkan dalam Daftar Penawaran. Harga akan mencakup

untuk semua bahan-bahan, tenaga, peralatan, alat-alat bantu, pengujian dan

pekerjaan lain yang diperlukan bagi penyelesaian pembuatan Lapis Pondasi

Atas Stabilisasi Semen yang memuaskan.

Nomor Item Pembayaran

U r a i a n Satuan Pengukuran

6.5.3

6.5.3.2 (1)

Lapis Pondasi Atas Stabilisasi Semen

Semen untuk Lapis Pondasi Atas

Stabilisasi Semen

meter kubik

ton

VI -

118