15
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK REHABILITASI DAN REKLAMASI HUTAN BAB VI SILVIKULTUR DR RINA MARINA MASRI, MP KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

TEKNIK REHABILITASI DAN REKLAMASI HUTAN

BAB VI

SILVIKULTUR

DR RINA MARINA MASRI, MP

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

Page 2: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

1

BAB VI

SILVIKULTUR

(Sumber:http://hutantani.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-silvika-dan-silvikultur-

kehutanan.html)

Silvika adalah ilmu yang mempelajari sejarah hidup dan ciri-ciri umum pohon beserta tegakan

hutan dalam kaitannya dengan faktor-faktor lingkungannya (Arif 2001). Ilmu Silvika secara garis

besarnya mempelajari :

1. Proses-proses hidup tumbuh-tumbuhan, terutama pohon, yang membutuhkan

pengetahuan tentang proses-proses kimia yang berhubungan dengan aktivitas biologis

yang terjadi,

2. Persyaratan tumbuh suatu tumbuh-tumbuhan, khususnya pohon, yang berhubungan

dengan berbagai faktor, yaitu air, tanah, atmosfir, cahaya, biotik serta faktor-faktor

kompleks yang berguna untuk optimalisasi pertumbuhannya

3. Tentang adaptasi tumbuh-tumbuhan pada kondisi lingkungan tertentu.

Silvika merupakan dasar bagi penerapan ilmu silvikultur. Silvikultur adalah ilmu dan seni

menghasilkan dan memelihara hutan dengan menggunakan pengetahuan silvika untuk

memperlakukan hutan serta mengendalikan susunan dan pertumbuhannya. Silvikultur

menempati dan memainkan peranan sentral dalam setiap kegiatan kehutanan yang lestari.

Silvikultur dapat disebut Ilmu pembinaan hutan, dengan ruang lingkup mulai dari pembibitan,

persemaian, penanaman lapangan, penyulaman, pemeliharaan hutan, dan cara-cara

permudaannya. Jadi, silvikultur merupakan tiang utama dalam kehutanan. Termasuk kedalam

sivikultur ialah pengertian tentang persyaratan tapak atau tempat tumbuh pohon perilakunya

terhadap berbagai intensitas cahaya matahari dan kemampuan pohon untuk tumbuh secara

murni atau campuran, serta hal-hal lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pohon.

Jadi, pengertian Silvika dan Silvikultur kehutanan itu adalah dasar ilmu kehutanan yang

mempelajari semua tentang budidaya pertumbuhan dan perkembangan tanaman hutan.

Page 3: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

2

Pada umumnya sistem silvikultur yang digunakan di Indonesia adalah TPTI (Tebang Pilih Tanam

Indonesia) dengan satu aturan untuk seluruh hutan alam di Indonesia, karena sistem ini adalah

sistem silvikultur yang relatif paling aman untuk diterapkan dibanding yang lain dalam hal jasa

lingkungannya. Dalam sistem ini tidak ada batasan maksimum untuk jumlah volume kayu atau

jumlah batang yang dapat ditebang per satuan areal. Dimana dengan penebangan terlalu

banyak pohon di setiap unit areal dapat mengakibatkan terciptanya kondisi yang mengganggu

pertumbuhan jenis-jenis kayu komersial.

Perencanaan reklamasi dilakukan untuk menghasilkan rencana reklamasi hutan yang terdiri

dari:

(1) Rencana 5 (lima) tahun yang disusun oleh pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan

berdasarkan hasil inventarisasi lokasi dan penetapan lokasi yang memuat:

a) Kondisi kawasan hutan sebelum dan sesudah aktivitas. Kondisi ini berisi informasi

tentang kondisi kuantitatif dan kualitatif rona awal dan rona akhir berupa: kerapatan

tegakan, jenis tanaman, topografi, kelerengan, penutupan lahan dan flora fauna;

b) Rencana pembukaan kawasan hutan berisi informasi tentang luas dan lokasi

penggunaan kawasan hutan yang akan dilaksanakan;

c) Rancangan teknis reklamasi (T-0);

d) Tata waktu pelaksanaan meliputi jangka waktu pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan

reklamasi hutan;

e) Rencana biaya, merupakan seluruh biaya baik langsung maupun biaya tidak langsung

yang dikeluarkan dalam penyelenggaraan kegiatan reklamasi hutan. Biaya langsung

terdiri dari: (1) biaya penyiapan kawasan hutan, (2) biaya pengaturan bentuk

lahan/penataan lahan; (3) biaya pengendalian erosi dan sedimentasi; (4) biaya

pengelolaan lapisan tanah pucuk; (5) biaya revegetasi; dan (6) biaya pemeliharaan dan

pengamanan. Biaya tidak langsung terdiri dari: biaya mobilisasi dan demobilisasi, biaya

perencanaan reklamasi, biaya administrasi reklamasi dan biaya pemantauan.

f) Peta lokasi dan peta rencana kegiatan reklamasi dibuat dengan skala paling kecil

1:25.000.

Page 4: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

3

(2) Rencana tahunan merupakan penjabaran lebih lanjut dari rencana 5 tahun yang dibuat

dengan mempertimbangkan umur tambang. Bila umur tambang kurang dari 5 (lima) tahun

maka rencana reklamasi disusun sesuai dengan umur tambang mengacu pada rencana 5

(lima) tahun yang dijabarkan ke dalam rencana tahunan yang memuat:

Lokasi/site reklamasi hutan dan Jenis kegiatan reklamasi. Untuk setiap lokasi disusun

rancangan teknis (technical design) sebagai acuan detail pada lokasi tapak. Lokasi tapak

merupakan lokasi setempat (site) yang akan dilakukan kegiatan reklamasi dengan

menerapkan teknik reklamasi sesuai dengan rancangan teknis yang merupakan desain

detail dari masing-masing kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka kegiatan

reklamasi, baik rancangan penataan lahan, rancangan tanaman maupun rancangan

bangunan konservasi tanah.

Rancangan teknis memuat: (a)Lokasi/site reklamasi hutan, (b) Jenis kegiatan reklamasi,

(c) Luas atau volume setiap jenis kegiatan reklamasi, (d) Pola tanam (tahapan penanaman,

jarak tanam, jenis tanaman dan lain-lain), (e) Kebutuhan bahan dan alat, (f) Kebutuhan

tenaga kerja, (g)Kebutuhan biaya, (h) Tata waktu, (i)Peta rancangan penanaman (lay

out tanaman), dan (j) Gambar rancangan bangunan konservasi tanah.

Rancangan teknis disusun berdasarkan hasil analisis kondisi biofisik dan kondisi sosial

ekonomi. Kondisi biofisik merupakan langkah awal untuk menentukan tahapan kegiatan

penanaman yang meliputi: (a) topografi atau bentuk lahan, (b) iklim, (c) hidrologi, (d)

kesuburan tanah, (e) kondisi vegetasi awal, dan (f) vegetasi asli. Sedangkan kondisi sosial

ekonomi meliputi: (a) Demografi, (b) sarana dan prasarana, dan (c)aksesibilitas.

Pada lokasi tertentu kegiatan penanaman harus diawali prakondisi dengan menanam

jenis tanaman perintis atau jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing species) sebelum

dilakukan pengkayaan dengan penanaman jenis vegetasi tetap, yaitu jenis tanaman lokal

berdaur panjang. Untuk lokasi lainnya, dapat dilakukan penanaman langsung dengan jenis-

jenis tanaman lokal berdaur panjang. Jenis tanaman yang dipilih diarahkan pada

penanaman jenis tumbuhan asli, yaitu jenis tumbuhan lokal yang sesuai dengan iklim dan

kondisi tanah setempat.

Page 5: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

4

Jenis tumbuhan/tanaman (species) yang dipilih juga tergantung pada penggunaan

lahan/fungsi hutan tersebut di masa yang akan datang. Untuk hutan lindung, jenis tanaman

harus memenuhi syarat: (a) memiliki daur panjang,(b) perakaran dalam, (c)

evapotranspirasi rendah, (d) menghasilkan kayu, getah, kulit, atau buah; dan (e) heterogen.

Untuk hutan produksi jenis tanaman harus memenuhi syarat: (a) pertumbuhannya cepat,

(b) nilai komersialnya tinggi, (c) teknik silvikulturnya telah dikuasai,(d) mudah untuk

memperoleh benih dan bibit yang berkualitas,(e) disesuaikan dengan

kebutuhan/permintaan pasar.

Penanaman di samping harus mengacu pada hal tersebut di atas, dalam

pemilihan species perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Species tanaman yang tumbuh secara alamiah dilokasi reklamasi agar

pengelompokan dan pertumbuhannya dapat diidentifikasikan,

b. Tanah dan kondisi drainase di mana species lokal yang berbeda dapat menyesuaikan

diri dengan kondisi lokasi bekas tambang,

c. Jenis tanaman yang dapat menghasilkan biji dan dapat memperbanyak diri secara

alami,

d. Jenis tanaman yang bernilai ekonomi/komersil dapat digunakan dengan

mempertimbangkan peruntukan lahannya sesuai Rencana Umum Tata Ruang (RUTR)

atau Tata Guna Hutan,

e. Pertimbangan persyaratan habitat, di mana kemungkinan kembalinya satwa liar ke

daerah tersebut merupakan unsur penting dari penggunaan lahan pasca

penambangan (post mining land use),

f. Pertimbangan penanaman tumbuhan pangkas (trubus) karena tumbuhan ini sering

merupakan kelompok tumbuhan yang baik dan akan memperbaiki kesuburan tanah.

Persemaian dan/atau pengadaan bibit

Bibit yang dibutuhkan untuk melakukan revegetasi harus dipenuhi melalui persemaian

dan/atau pengadaan bibit. Untuk itu setiap pengguna kawasan hutan harus memiliki

Page 6: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

5

persemaian sendiri. Bila bibit yang tersedia di persemaian tidak memenuhi syarat untuk

ditanam dan/atau jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan maka pengadaan bibit dapat

dilakukan dengan pengadaan langsung. Ketentuan pelaksanaan persemaian dan/atau

pengadaan bibit diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN

Pembangunan Hutan Tanaman Industri seringkali mengalami kegagalan, selain disebabkan

karena kesalahan dalam penggunaan sumber benih, biasanya juga karena keterbatasan

informasi dan pengetahuan terhadap kualitas sumber benih yang tersedia dan diinginkan oleh

para pengguna. Sumber benih merupakan suatu tempat dimana koleksi benih dilakukan.

Kualitas sumber benih akan berpengaruh terhadap harga benih sehingga menjadi lebih mahal.

Namun demikian, harga benih pada umumnya tidak akan melebihi 5 % dari biaya total

pembuatan tanaman, akan tetapi akan menghasilkan tegakan dengan peningkatan yang jauh

lebih besar (Leksono, 2004).

Potensi genetik diantara sumber benih yang berbeda, akan berpengaruh besar terhadap tingkat

keberhasilan dan kualitas tegakan yang dihasilkan dalam program pembangunan hutan

tanaman. Untuk menghindari timbulnya kerugian yang tidak diinginkan dikemudian hari,

pengetahuan mengenai sumber benih yang tersedia harus dilakukan sebelum diperoleh sumber

benih yang diinginkan dan sesuai dengan tapak dimana jenis tanaman tersebut akan

dikembangkan agar bermanfaat terhadap persiapan dan strategi pembangunan hutan

tanaman.

Klasifikasi sumber benih sebagai pedoman dalam pembangunan hutan tanaman, yaitu :

1. Kebun Benih Teridentifikasi (Identified seed stand)

Tegakan benih teridentifikasi adalah suatu tegakan alam atau tanaman dengan kualitas rata-

rata yang digunakan untuk menghasilkan benih dan lokasinya dapat teridantifikasi dengan

tapat. Tegakan ini dibangun dengan tidan direncanakan sebagai sumber benih. Asal-usul

benihnya biasanya tidak diketahui. Tegakan yang diidentifikasi umumya tegakan yang sudah

tua, maka penjarangan pada tegakan ini hanya seperlunya dengan intensitas yang rendah.

Page 7: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

6

2. Kebun Benih Terseleksi (Selected seed stand)

Tegakan benih terseleksi adalah tegakan alam atau tanaman, dimana pohon-pohonnya

memiliki fenotipe di atas rata-rata untuk karakter yang penting seperti batang lurus, tidak

cacat dan percabangan ringan. Tegakan ini mirip dengan tegakan benih teridentifikasi.

Perbedaan utama adalah fenotipe tegakan yang lebih baik (di atas rata-rata).

3. Areal Produksi Benih (Seed production area)

Suatu tegakan yang dipilih dan direkomendasikan untuk memproduksi bahan reproduktif

berdasarkan kriteria fenotipe. Tegakan terpilih karena sebagian besar pohon-pohonnya

memiliki karakter dengan fenotipe unggul seperti pertumbuhannya cepat, kualitas batang

baik, tahan terhadap penyakit, sedangkan tingkat pengendalian genetik dari suatu karakter

dan diferensiasi genetik terhadap populasi lain pada umumnya tidak diketahui. Faktor lain

yang dijadikan pertimbangan adalah ukuran populasi, kerapatan awal dari populasi, jaalur

isolasi sekeliling populasi, aksesibilitas dan kemungkinan untuk melakukan perlindungan

hutan.

Kegiatan penjarangan merupakan teknik silvikuktur yang sangat penting dilakukan dalam

suatu APB terhadap pohon-pohon pesaing dari jenis lain, pohon jenis target yang memiliki

karakter inferior. Penjarangan disini berperan sebagai seleksi massa negatif, yang bertujuan

untuk merubah struktur genetik populasi awal melalui seleksi massa dan mempengaruhi

struktur genetik dari benih yang dihasilkan melalui perbaikan aliran serbuk sari. (Finkeldey,

2005).

4. Tegakan Benih Provenansi (Provenance seed stand)

Tegakan benih provenansi merupakan keturunan campuran dari banyak pohon induk dari

suatu populasi tunggal. Dalam pembangunan tegakan ini tidak memerlukan rancangan

percobaan sehingga berbeda dengan uji provenans. Tegakan benih provenans harus diisolasi

dengan tegakan lainnya agar tidak terjadi persilangan. Tujuan utama pembangunan tegakan

benih provenans adalah untuk konservasi genetik secara ex-situ. Tegakan benih provenans

dari provenans unggul yang sudah menghasilkan buah dapat dimanfaatkan sebagai sumber

benih untuk materi pembangunan hutan tanaman.

Page 8: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

7

5. Kebun Benih Semai (Seedling seed orchard)

Kebun benih semai dibangun untuk membentuk suatu populasi yang bertujuan untuk

menghasilkan benih unggul. Pembangunan kebun benih semai tidak terpisah dari kegiatan

uji lapang, selalu dikombinasikan dengan uji keturunan dari pohon induk tunggal. Kombinasi

dari tujuan yang berbeda tersebut dikenal dengan istilah kebun benih semai uji keturunan.

Tanaman uji keturunsn dikonversi menjadi suatu kebun benih setelah dilakukan satu atau

beberapa kali penjarangan selektif. Benih secara langsung diunduh dari kebun benih untuk

membangun hutan tanaman komersial.

Rancangan dari uji keturunan dapat dimodifikasi jika direncanakan untuk dikonversi menjadi

kebun benih semai. Khususnya dalam hal persilangan antar pohon yang mempunyai

hubungan kekerabatan yang dekat harus dihindari dengan memisahkan secara spasial

selama pengujian berlangsung. Seleksi antar famili tidak perlu intensif dalam hubungannya

dengan jumlah famili yang cukup untuk dipertahankan untuk mencegah terjadinya silang

dalam yang kuat. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah isolasi tanaman uji keturunan dari

populasi sekitarnya dengan mengatur jarak yang cukup untuk mencegah aliran serbuk sari

dari luar (Finkeldey, 2005).

6. Kebun Benih Klon (Clonal seed orhcard)

Kebun benih klon dibangun untuk menghasilkan benih dalam jumlah yang banyak dari

pohon-pohon yang bergenotipe unggul yang jumlahnya terbatas. Pohon-phon bergenotipe

unggul dikloning dan beberapa copynya dikumpulkan di dalam suatu populasi. Perbanyakan

vegetatif yang digunakan untuk membangun kebun benih klon umunya adalah teknik

sambungan. Pada tahap awal, pohon-pohon terpilih selalu dikumpulkan di dalam

suatu clonal garden, multiplication garden atau clonal archive. Kebun benih klon dirancang

untuk memaksimalkan jumlah dan proporsi keturunan hasil penyerbukan silang antar dua

klon ayang ada di kebun benih. Pentingnya isolasi spasial dari populasi lain denganjenis yang

sama sangat tergantung pada sistem aliran gennya, yakni efisiensi dari pembawa serbuk sari.

Page 9: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

8

Klon-klon selalu ditanam mengikuti rancangan tertentu yang bertujuan memaksimalkan

jarak tanam antar dua ramet dari klon yang sama untuk meminimalkan terjadinya selfing

dalam klon. Rancangan yanag paling sederhana adalah membagi areal kebun benih kedalam

blok-blok dengan ukuran yang sama. Setiap klon hanya ditanam sekali dalam setia bloknya.

Penempatan klon-klon dalam setia blok dilakukan secara acak. Rancangan lainnya adalah

rancangan sistematis lebih efisien dalam memaksimalkan jarak rata-rata antar ramet dari

klon yang sama sehingga proporsi selfing dalam klon dapat diminimalkan

(Nester dalam Finkeldey, 2005).

Gambar 1. Kebun benih klon jenis Acacia mangium

7. Kebun Pangkas (Hedge orchard)

Kebun pangkas adalah pertanaman yang dibangun untuk tujuan khusus sebagai penghasil

bahan stek. Kebun pangkas dikelola secara intensif dengan pemangkasan, perundukan,

pemupukan untuk meningkatkan produksi bahan stek. Kebun pangkas dibangun dari benih

atau dari bahan vegetatif yang dikumpulkan dari pohon plus. Pembangunan kebun pangkas

dilakukan dalam suatu areal tertentu yang akan dimanfaatkan sebagai penghasil stek pucuk.

Selain itu dapat dibangun dalam ukuran mini dalam pot-pot di persemaian untuk diperbanyak

dengan teknik stek mini.

Page 10: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

9

Gambar 2. Model kebun pangkas jenis Eucalyptus spp : dalam pot/polibag (kiri)

Kualitas sumber benih tersebut semakin meningkat sesuai dengan urutan dalam klasifikasi di

atas. Dari klasifikasi sumber benih diatas, tiga sumber benih yang pertama pada awalnya tidak

ditujukan untuk produksi benih. Namun karena penampilan yang baik, kemudian dikonversi

menjadi sumber benih dengan penerapan tindakan silvikultur yang lebih intensif. Diantara

ketiga sumber benih tersebut, maka Areal Produksi Benih (APB) merupakan sumber benih

terbaik hasil penunjukkan. Namun demikian, untuk mendapatkan tegakan yang baik maka pada

program pembangunan hutan tanaman, sumber benih yang digunakan sebaiknya minimal

berasal dari tegakan provenansi dan dapat ditingkatkan lagi menjadi kebun benih dan

seterusnya (Leksono, 2004).

Berbeda dengan sumber benih hasil penunjukkan, kebun benih dibangun dengan tujuan untuk

produksi benih berdasarkan hasil uji provenansi dan uji keturunan yang telah dilakukan

sebelumnya. Hal ini berarti sumber benih tersebut dibangun dari provenansi terbaik atau

individu terbaik yang telah teruji untuk sifat-sifat yang diinginkan pada daerah pengembangan.

Oleh karena sumber benih tersebut sejak awalnya ditujukan untuk produksi benih, maka dapat

ditanam pada tapak yang kondusif bagi produksi benih dan diperlakukan untuk menstimulasi

produksi benih yang berlimpah serta penebangan pohon-pohon yang inferior, yang dilakukan

melalui kegiatan penjarangan seleksi. Pengelolaannya sejak awal diarahkan untuk produksi

benih, sehingga tindakan silvikultur, penjarangan seleksi dan penanganan benih yang akan

dilakukan telah dipersiapkan lebih baik dan terencana. Hal ini mungkin tidak dapat dilakukan

Page 11: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

10

pada ketiga sumber benih sebelumnya, karena penunjukkannya dilakukan setelah diketahui

bahwa tegakan tersebut memenuhi syarat sebagai tegakan benih atau areal produksi benih.

Pengembangan Pembenihan

Pengembangan perbenihan bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan jumlah benih

dan/atau bibit tanaman yang berkualitas sesuai sasaran RHL. Pengembangan perbenihan

meliputi kegiatan: (1) pemuliaan pohon, (2) pengembangan sumber benih, (3) konservasi

sumber daya genetic, (4) produksi benih,(5) distribusi benih dan (6) pembibitan baik melalui

pembuatan/pengadaan bibit, kebun bibit rakyat (KBR) dan persemaian permanen.

Persemaian dan/atau pengadaan bibit

Bibit yang dibutuhkan untuk melakukan revegetasi harus dipenuhi melalui persemaian

dan/atau pengadaan bibit. Untuk itu setiap pengguna kawasan hutan harus memiliki

persemaian sendiri. Bila bibit yang tersedia di persemaian tidak memenuhi syarat untuk

ditanam dan/atau jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan maka pengadaan bibit dapat

dilakukan dengan pengadaan langsung. Ketentuan pelaksanaan persemaian dan/atau

pengadaan bibit diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelaksanaan Penanaman

Tahapan pelaksanaan penanaman meliputi:

a. Pengaturan arah larikan tanaman

Pengaturan arah larikan harus sejajar kontur atau pada daerah yang relatif datar mengikuti

arah timur barat.

b. Pemasangan ajir

Pemasangan ajir mengikuti arah larikan tanaman dan jarak tanam yang telah ditetapkan

pada rancangan teknis.

c. Distribusi bibit

Distribusi bibit dilakukan setelah kegiatan pembuatan lubang tanam atau dilakukan setelah

pemasangan ajir.

Page 12: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

11

d. Pembuatan lubang tanaman

Pembuatan lubang tanaman dibuat dengan ukuran (30 x 30 x 30) cm atau disesuaikan

dengan ukuran bibit yang akan ditanam dengan jarak lubang tanaman mengikuti jarak tanam

yang telah ditetapkan pada rancangan teknis. Sebelum penanaman dilakukan, tanah yang

akan digunakan untuk menutup lubang tanaman diberi pupuk dasar (N, P dan K) sesuai

kebutuhan atau jenis tanaman yang akan ditanam.

e. Penanaman.

Penanaman, dilakukan dengan ketentuan:

i. Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu melepas plastik (pot/pollybag) pada bibit

yang tersedia,

ii. Tanamkan bibit secara tegak lurus dan cukup padat, untuk memastikannya adalah dengan

menekan sekitar tanaman menggunakan kaki.

iii. Jumlah "tanaman jadi" (tanaman akhir) minimal 625 batang pohon per hektar atau

dengan jarak tanam maksimal 4 x 4 meter disesuaikan dengan bentuk lahan, fungsi

kawasan dan bentuk/tajuk tanaman.

iv. Tahapan penanaman dilakukan dengan cara antara lain:

(a) Untuk pengendalian erosi dan sedimentasi, tahap pertama dilakukan penanaman

cover crop,

(b) Setelah tanaman cover crop tumbuh, pada lokasi tertentu harus diawali prakondisi

dengan menanam jenis tanaman perintis/pionir atau jenis tanaman cepat

tumbuh (fast growing species) dengan tujuan agar penutupan lahan dan pengkayaan

unsur hara tanah dapat dicapai dengan cepat.

(c) Setelah tanaman pionir berumur antara 2 sampai dengan 3 tahun dilakukan

pengkayaan melalui penanaman jenis-jenis lokal berdaur panjang dan mempunyai

nilai ekonomi tinggi yang pada umumnya memerlukan naungan pada awal

penanamannya.

Page 13: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

12

(d) Untuk lokasi lain yang kondisinya memungkinkan, dapat langsung dilakukan

penanaman jenis-jenis tanaman lokal berdaur panjang dengan jenis tanaman

disesuaikan dengan fungsi hutan.

Pemilihan Jenis Pohon Untuk Pembangunan Hutan

Pembangunan hutan tanaman merupakan salah satu program Kementerian Kehutanan yang

sedang digalakkan. Di masa depan hutan tanaman diharapkan menjadi pemasok utama

industri perkayuan dalam negeri dan untuk memenuhi kebutuhan kayu untuk masyarakat.

Menurut Data Release Ditjen Bina Usaha Kehutanan (2011) jumlah IUPHHK-HTI sampai

Triwulan II tahun 2011 sebanyak 245 unit dengan luas lahan 9.927.792 ha. Pencadangan areal

untuk Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di 103 kabupaten/kota yang tersebar di 26 provinsi sampai

Triwulan II tahun 2011 seluas 650.662,73 ha. Hutan tanaman memiliki berbagai keunggulan

dibandingkan dengan hutan alam.

Keuntungan hutan tanaman antara lain:

Produktivitas tegakan tinggi. Dengan jumlah tanaman pada akhir panen 200-400 pohon per

ha dapat dihasilkan kayu 150-250 m3 per hektar melalui teknik silvikultur yang intensif

(SILIN);

Kayu yang dihasilkan seragam meliputi jenis yang seragam, ukuran kayu pada saat panen

yang relatif sama besarnya sehingga memudahkan untuk bahan baku industri perkayuan;

Menyediakan lapangan kerja yang cukup banyak mulai dari persiapan lahan, penanaman

pohon, pemeliharaan sampai penebangan. Tenaga kerja yang diserap khususnya tenaga

kasar (buruh) cukup banyak sehingga dapat mengurangi pengangguran;

Dampak pembangunan hutan tanaman baik langsung maupun tidak langsung dapat

menggerakkan perekonomian di suatu lokasi. Misalnya hutan tanaman mangium di

Sumatera Selatan (PT Musi Hutan Persada) dan di Riau (PT Riau Andalan Pulp and Paper).

Indonesia memiliki berbagai keunggulan dalam pembangunan hutan tanaman diantaranya :

Posisi Indonesia di daerah tropis dimana cahaya matahari sekitar 12 jam dan tidak terdapat

musim dingin;

Page 14: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

13

Curah hujan yang sangat penting bagi pertumbuhan pohon terdapat dalam jumlah yang

cukup sehingga pertumbuhan pohon dapat dicapai secara maksimum. Sebagai contoh

pertumbuhan pohon sengon sangat cepat dimana pada umur lima tahun mencapai

diameter 20-25 cm dan sudah dapat dipanen;

Tenaga kerja di Indonesia cukup banyak sehingga tidak sulit memperoleh tenaga;

Lahan untuk penanaman tersedia cukup luas dimana Kementerian Kehutanan telah

mencadangkan lahan cukup luas untuk pembangunan hutan tanaman. Progam penanaman

satu milyar pohon pada tahun 2011 dan tahun-tahun berikutnya dan pembangunan hutan

tanaman oleh perusahaan dan masyarakat perlu didukung oleh hasil-hasil IPTEK

diantaranya yang terkait dengan Pemilihan jenis pohon yang tepat.

Tujuan Penanaman

Tujuan Pembangunan Hutan Tanaman bervariasi diantaranya untuk menghasilkan :

1. Kayu pertukangan termasuk kayu lapis, kayu gergajian, ukiran dan lain-lain;

2. Kayu serat seperti bahan baku pulp dan kertas;

3. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) diantaranya rotan, sagu, penghasil getah, penghasil buah,

penghasil kulit, minyak atsiri dan lain-lain;

4. Kayu energi seperti wood pellet, kayu bakar, arang, arang aktif dan lain-lain;

5. Rehabilitasi lahan kritis seperti padang alang-alang, sempadan sungai dan lain-lain.

Pengertian dan Contoh Kultur Jaringan

Kultur jaringan atau kultur sel adalah cara menumbuhkan sel atau jaringan tanaman dalam

media khusus secara aseptik atau steeril tidak boleh terkontaminasi dari luar. Kultur jaringan

memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan teknologi reproduksi yang lain, yaitu :

Dapat memperoleh bibit tanaman baru dalam jumlah yang cukup besar;

Dapat memperoleh bibit tanaman yang baru dalam waktu yang relatif tidak lama (singkat);

Dapat memperoleh bibit tanaman yang baru dengan sifat dan kualitas yang sama dengan

induknya;

Page 15: BAB VI SILVIKULTUR - Sertifikasi Guru Rayon UNSsertifikasi.fkip.uns.ac.id/file_public/2017/MODUL 2017/Teknik... · Silvikultur dapat disebut Ilmu ... pengertian Silvika dan Silvikultur

14

Dengan kultur jaringan, maka tidak perlu lahan yang luas untuk memproduksi bibit tanaman

dalam jumlah yang banyak;

Tanaman yang belum dewasa sudah dapat diperbanyak melalui kultur jaringan.

Kultur jaringan atau kultur sel ini merupakan perkembangbiakan secara vegetatif. Kultur

jaringan sudah ada sejak tahun 1945 yang dikenalkan oleh Hildebrandt. Kultur jaringan

kemudian dikembangkan lagi berdasarkan teori totipotensi. Dimana teori ini mengatakan

bahwa setiap sel memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi satu individu.

Kemampuan seperti ini sangat tinggi pada sel tumbuhan, sedangkan sifat totipotensi sel hewan

dewasa sangat rendah, sehingga kultur jaringan hanya cocok digunakan pada tumbuhan dan

tidak cocok pada hewan. Oleh sebab itu juga, kultur jaringan ini lebih sering digunakan pada

berbagai tumbuhan sebagai salah satu cara teknologi reproduksi.

Ada tiga tahap utama dalam kultur jaringan, yaitu tahap inisiasi, tahap multiplikasi, dan tahap

pengakaran.

Tahap inisiasi adalah tahap dimana penanaman bagian tanaman (eksplan) yang akan

dibiakkan. Penanaman dilakukan dalam medium steeril (bebas mikroorganisme);

Tahap multiplikasi adalah perbanyakan calon tanaman dari jaringan pokok. Pada tahap yang

kedua ini sudah terjadi pertumbuhan daun dan juga batang;

Tahap pengakaran adalah tahap dimana pemberian hormon pemacu pembentukan akar

dalam media agar terbentuk tanaman yang sudah lengkap. Tanaman kecil hasil kultur

jaringan ini disebut dengan plantlet.

Syarat untuk melakukan teknologi reproduksi kultur jaringan antara lain, kondisi harus steeril

(bebas dari mikroorganisme) dan tidak tergantung pada musim/umur tanam dan lain

sebagainya.