71
PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96 BAB 7 KONSTRUKSI BETON BAB 7.1 PEKERJAAN BETON 7.1.1 Umum (1) Uraian a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang diminta / disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet), yang memiliki karakteristik tertentu. b. Agregat meliputi baik yangbergradasi kasr maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus. c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran. d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian di dalam persyaratan Kontrak khusus. (2) Peraturan (Code) Beton Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia : PBI tahun 1971 atau perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971. (3) Kelas – Kelas Beton Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 7.1.1

BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

BAB 7

KONSTRUKSI BETON

BAB 7.1 PEKERJAAN BETON

7.1.1 Umum

(1) Uraian

a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan

agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang

diminta / disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet),

yang memiliki karakteristik tertentu.

b. Agregat meliputi baik yangbergradasi kasr maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah

agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila

dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar

serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.

c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang

dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang

diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.

d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau

bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak

diperbolehkan kecuali diminta demikian di dalam persyaratan Kontrak khusus.

(2) Peraturan (Code) Beton

Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia : PBI tahun 1971 atau

perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton,

terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan

spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971.

(3) Kelas – Kelas Beton

Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel 7.1.1

Page 2: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

TABEL 7.1.1 KELAS – KELAS BETON

Kelas Rujukan Mutu Jenis Uraian

I BO Non Struktural Beton kurus untuk alat pondasi dan

peralatan pondasi

K 125 Struktural Beton masa tanpa tulang untuk pondasi

dasar,penutup pipa-pipa

K 175 Struktural

Beton dengan penulangan ringan

digunakan untuk pondasi pelat,dinding-

dinding kalson,kereb, dan jalan setapak II

K 225

Konstruksi beton bertulang termasuk

gelagar-gelagar, kolom-kolom

lantai/pelat lantai/dinding penahan,

gorong-gorong pipa, gorong-gorong

kotak persegi

K 275 sampai

K 350 Struktural

Beton bertulang mutu tinggi untuk lantai

jembatan, dan bagian-bagian konstruksi

lainnya III

K 400 Struktural Bagian-bagian konstruksi beton pratekan

dan tiang-tiang beton pracetak

Catatan : Kelas khusus K 225 digunakan untuk beton didalam air

(4) Toleransi

a. Toleransi dimensi

• Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 meter + 5 mm

• Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter + 15 mm

• Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding Nol

• Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm

b. Toleransi Posisi (darititik acuan) + 10 mm

c. Alinyemen vertical untuk kolom-kolom dan dinding-dinding + 10 mm

d. Toleransi ketinggian permukaan + 10 mm

Page 3: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

e. Toleransi untuk selimut beton diatas baja tulangan

• Sampai 5 cm atau lebih 0 dan ± 5 mm

• Selimut dari 5 cm sampai10 cm ± 10 mm

(5) Penyerahan-penyerahan

a. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan untuk

pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan

kecocokkan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.

b. Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyerahkan

gambar-gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada pekerjaan untuk

mendapatkan persetujuan.

c. Kontraktor harus melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebelum

pencampuran atau pengecoran beton.

(6) Penyimpanan bahan-bahan

a. Agregat harusdisimpan secara terpisah sesuai dengan ukuran-ukuran untuk mencegah

terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan rapi mengikuti waktu

penyerahan, sehingga pemakaiannya dapat diatur dan semen tidak akan menjadi terlalu

lama disimpan. Waktu kadaluarsa penyimpana semen beton konstruksi tidak boleh lebih

dari 3 bulan. Semen yang sudah mengeras, tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaan-

pekerjaan konstruksi.

b. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus dijaga sehingga

semen tidak lembaba atau kantong rusak. Keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan yang

harus dipakai dilapangan, harus memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal

mengenai karateristik bahan-bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (PBI

1971, pasal 3,9)

(7) Kondisi cuaca

Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus dilakukan pada

keadaan cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu, kontraktor harus mengambil

tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan, dan

Page 4: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

Direksi Teknik harus menentukan apakah pencampuran dan pengecoran beton akan

dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca.

Kontraktor tidak boleh/dapat menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang ditolak

karena hujan.

(8) Perbaikan-perbaikan Pekerjaan Beton yang tidak memuaskan

a. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai toleransi

(kelonggaran), sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan, harus diperbaiki

menurut perintah Direksi Teknikdan dapat meliputi:

• Perubahan dalam perbandingan campuran

• Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak

memuaskan oleh Direksi Teknik.

• Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya tidak

memuaskan.

b. Dalam hal terjadi perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik mengenai mutu

pekerjaan beton, Direksi Teknik akan meminta Kontraktor untuk melakukan pengujian

lagi, untuk dapat membuat penilaian mutu yang benar.

7.1.2 Bahan

(1) Semen

a. Semen yang digunakan untuk Pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah satu jenis

P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi spesifikasi AASHTO M85 :

Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus

Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat yang moderat

(sedang)

Tipe III : Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal yang tinggi

Tipe IV : Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah

Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistensi) terhadap sulfat

yang tinggi.

b. Kecuali diizinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan pada pekerjaan

harus diperoleh dari satu sumber pabrik.

Page 5: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(2) Air

Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari

bahan-bahan yang berbahaya seperti oli,garam, asam, alkali,gula atau bahan-bahan organik.

Direksi Teknik dapat meminta Kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari

suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO

T25).

(3) Agregat

a. Persyaratan Umum

i. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,

berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan

pasir dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.

ii. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel

7.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada Tabel 7.1.3.

iii. Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang bebas

minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan.

(acuan)

iv. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hamper seluruh

partikel lolos saringan 4,75 mm.

v. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic, dan jika

dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan

organic menggunakan pengujian colorimetrik AASHTO T21. Setiap agregat yang

gagal pada tes warna, harus ditolak.

vi. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.

b. Gradasi Agregat

Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel 7.1.2. berikut ini,

namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini tidak perlu ditolak, apabila

kontraktor dapat menunjukkan (berdasarkan campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat

dihasilkan beton yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran yang diuraikan.

Page 6: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

TABEL 7.1.2. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT

UKURAN SARINGAN PROSENTASI LOLOS BERDASARKAN BERAT

STANDAR

(mm)

IMPERIAL

(inches)

AGREGAT

HALUS PILIHAN AGREGAT KASAR

50 2 100

37 11/2 95-100 100

25 1 - 95-100 100

19 ¾ 35-70 - 90-100 100

13 ½ - 25-60 - 90-100

9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70

4,75 # 4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15

2,36 # 8 - - 0-5 0-5 0-5

1,18 # 16 45-80 - - -

0,3 # 50 10-30

0,15 # 100 2-10

c. Syarat-syarat Mutu Agregat

Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan mutu berikut ini yang diberikan

pada Tabel 7.1.3. di bawah

TABEL 7.1.3. SYARAT-SYARAT KEADAAN MUTU AGREGAT

BATAS PENGUJIAN URAIAN

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS

Kehilangan berat karena abrasi

(500 putaran)

40% -

Kehilangan kesempurnaan sodium

sulfat setelah 5 putaran

12% 10%

Prosentasi gumpalan lampung dan

partikel bersih

2% 0,5%

Bahan-bahan yang lolos saringan

0,075 mm (# 200)

1% 3%

Page 7: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(4) Filter (bahan pengisi) sambungan

a. Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan-sambungan harus memenuhipersyaratan

AASHTO M 173 – jenis Elastis dituangkan panas.

b. Bahan pengisi yang dibentuk untuk sambungan-sambungan harus memenuhi persyaratan

AASHTO – M153. Filler Bentuk Karet Spons ( bunga karang) dan Filler Gabus

Sambungan Muai.

7.1.3 Perancanaan Campuran Beton

(1) Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Berat)

Untuk semua pekerjaan beton konstruksi dan pekerjaan beton utama, perbandingan-

perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara

yang ditetapkan oleh PBI terakhir, dan harus sesuai dengan batasan yang diberikan pada

Tabel 7.1.4. Gradasi dan ukuran maksimum agregat harus sesuai dengan pilihan agregat

kasar yang diberikan pada Tabel 7.1.2.

TABEL 7.1.4 PERBANDINGAN (PROPORSI) DISAIN CAMPURAN BETON

(BERDASARKAN BERAT)

UKURAN AGREGAT

MAX. YANG

DISARANKAN (mm)

PERBANDINGAN AIR/SEMEN

OPTIMUM KELAS

BETON

BERAT

SEMEN

TOTAL

Kg/m3 KELAS A KELAS B PERBANDINGAN

(RATIO)

DNG. BERAT

Kg/m2

K 400 >425 25.0 19.0 0.35 150

K 350 425 25.0 19.0 0.42 180

K 275 400 25.0 19.0 0.42 170

K 225 350 37.5 25.0 0.46 180

K 175 300 37.5 25.0 0.50 150

K 125 250 50.0 25.0 0.52 130

BI/O 225 50.0 37.5 0.60 135

K 225

(didalaair)

400 37.5 25.0 or 19.0 0.53 210

Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh

persyaratan kekuatan yang ditetapkan

Page 8: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(2) Persyaratan Perencanaaan Campuran (berdasarkan volume)

Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik secara

tertulis, bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau suatu kombinasi

berat dan volume. Tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan :

a. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong

b. Agregat dapat diukur berdasarkan volume,menggunakan kotak-kotak ukuran yang

direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas. Kotak-kotak

tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan (surplus) diratakan dengan perata

di atas.

c. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume tambahan pasir yang

mengembang karena kadar air.

i. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25 % berdasarkan volume dan

untuk pekerjaan yang kecil,nilai-nilai berikut ini dapat diambil untuk kadar air

Kondisi Pasir Kandungan Air

Pasir amat basah 100-130 kg/m3

Pasir basah sedang 60-65 kg/m3

Pasir lembab 30-35 kg/m3

ii. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus dilakukan

untuk menentukan besarnya pengembangan

d. Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang sesuai

e. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran berikut yang

diberikan pada Tabel 7.1.5

Page 9: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

TABEL 7.1.5 PERBANDINGAN CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN-

PEKERJAAN KECIL (BERDASARKAN VOLUME)

VOLUME UNTUK 200 Kg BETON

PASIR

(m3)

AIR

(LITER)

LEMBAB KERING PASIR PASIR

LEMBAB KERING

CAMPURAN

NOMINAL

(DENGAN

VOLUME

BAHAN

KERING)

SEMEN (40)

KANTONG

AGREGAT

KASAR

(m3)

KELAS

PEKERJAAN

1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100

Gelagar, pelat

lantai, kolom

beton

bertulang

1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109

Pelat lantai

beton

bertulang dan

beton tanpa

tulang

1:2. 5:5 5 0.41 0.34 0.68 95 132

Beton massa,

dinding

Penahan dan

Pekerjaan

Umum

1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154 Pondasi beton

massa

(3) Campuran Percobaan

Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang diusulkan

dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan yang disaksikan oleh

Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama seperti yang digunakan dalam

pelaksanaan pekerjaan. Campuran percobaan akan diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil-

hasil pengujian memuaskan dan memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti

ditentukan dalam Tabel 7.1.6.

Page 10: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(4) Persyaratan Sifat-Sifat Campuran

a. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan kekuatan

tekan dan slump (penurunan) seperti ditetapkan dalam Tabel 7.1.6 di bawah atau yang

disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan, dan pengujian-pengujian

sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi ini

TABEL 7.1.6 PERSYARATAN SIFAT CAMPURAN BETON

KEKUATAN TEKAN MINIMUM

Kg/CM2

SLUM YANG DIIZINKAN

(mm)

KUBUS 15 CM SILINDER

15 CM x 30 CM

KELAS

BETON

7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI

DIGETAR TANPA

DIGETAR

K 400 40-60 -

K 350 225 350 190 290 40-60 -

K 275 175 275 145 230 40-60 -

K 225 145 225 120 185 40-60 -

K 175 110 175 90 145 40-60 50-80

K 125 80 125 65 100 - 40-100

K 225

(didalam

air)

145 225 120 185 - 75-175

Catatan : Untukpengujian kekuatan tekanyang dilakukan dengan contoh uji silinder,

Persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dari kekuatan

kubus

b. Beton untuk pekerjaan-pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume sesuai dengan

Tabel 7.1.5 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump minimum yang

diberikan pada Tabel 7.1.7

Page 11: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

TABEL 7.1.7 SIFAT-SIFAT CAMPURAN BETON UNTUK PEKERJAAN RENDAH

KEKUATAN TEKAN MINIMUM

Kg/cm2

KUBUS 15 cm SILINDER

15 cm x 30 cm

CAMPURAN

NOMINAL

7 HARI 28 HARI 7 HARI 28 HARI

SLUMP YANG

DIIZINKAN (mm)

(TANPA GETAR)

1 : 2 : 3 175 260 145 215 -

1 : 2 : 4 150 210 125 175 60-100

1 : 2,5 : 5 90 125 75 100 40-100

1 : 3 : 6 - - - - -

c. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan dianggap di bawah

standar dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat

menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.

d. Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang ditentukan,

Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai masalah hasil-hasil di

bawah ketentuan tersebut diketahui dan Kontraktor telah mengambil langkah-langkah

demikian yang akan meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan

spesifikasi sehingga memuaskan Direksi Teknik.

Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan, yang diberikan pada

Tabel 7.1.6 dan 7.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan-pekerjaan tersebut

harus diperbaiki seperti yang ditetapkan pada BAB 7.1.1 (8).

Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-cacat karena kesalahan

pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistic, persiapan contoh uji

yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih lanjut untuk dilaksanakan

sebelum mengambil putusan akhir.

(5) Penyesuaian Campuran

a. Penyesuaian Kemudahan Dikerjakan

i. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang

dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan-

perbandingan yang ditetapkan menurut aslinya. Direksi Teknik akan

memerintahkan perubahan-perubahan dalam berat atau volume agregat

sebagaimana yang diperlukan, asalkan kandungan semen yang

Page 12: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

ditunjukkan menurut calon aslinya tidak diganti, atau perbandingan

air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kekuatan tekan untuk

kekuatan yang memadai tidak dilampaui.

ii. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau

dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk

meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada

persetujuan Direksi Teknik seperti dinyatakan dibawah.

b. Penyesuaian Kekuatan

i. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah

disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi

Teknik.

ii. Tidak ada perubahan sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat tanpa

perintah tertulis Direksi Teknik serta tidak ada bahan-bahan baru yang

akan digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan-bahan

tersebut pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh

Kontraktor.

c. Bahan Campuran Tambahan (additive)

i. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah Direksi

Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan untuk

meningkastkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta

volume bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui oleh Direksi Teknik

dan akan digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.

ii. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam campuran

percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan dilapangan.

7.1.4 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pencampuran Beton di Lapangan

a. Mencampur dengan pencampur (mixer) beton

Beton akan dicampur dilapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan dengan

mesin serta jenis yang disetujui, mengenai syarat dan ukuran-ukuran yang akan

menjamin suatu campuran yang merata/homogen.

Page 13: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

i. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik,

pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu

sarana pengukuran untuk mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam

setiap takaran.

ii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin

sampai kapasitas 3/4 m3. Diatas ukuran ini, jangka waktu pencampuran

minimum harus ditambah15 detik untuk setiap penambahan ½ m3campuran

beton.

iii. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati/diisi dengan agregat

yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang

pendek sebelum ditambah air.

iv. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur tersebut

harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.

a. Pencampuran dengan tangan

Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan sebuah

pencampur mesin (mixer). Direksi Teknik dapat menyetujui pencampuran beton

secara manual sesuai dengan prosedur berikut ini:

i. Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan (alas)

yang keras, bersih dan kedap air.

ii. Urutan pencampuran haruslah:

• Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan

dengan alat takaran kotak, dan tempatkan agregat halus diatas agregat

kasar.

• Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen

tersebut.

• Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahan-

bahan tersebut bercampur menyeluruh.

• Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi

dengan ujung semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan sekop

sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam dengan

kekentalan yang merata.

Page 14: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(2) Penyiapan Lapangan

a. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua pemasangan

yang diperlukan didelesaikan hingga disetujui Direksi Teknik. Bahan-bahan harus

telah diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan dalam keadaan bersih siap untuk

digunakan.

b. Semua penunjang, pondasi-pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan disetujui

oleh Direksi teknik, serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton di-cor.

c. Semua acuan, penulangan dan sarana-sarana pelengkap lainnya harus ditempatkan

secara benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah penggeseran.

(3). Acuan/Cetakan

Acuan/Cetakan harus dari bahan yang disetujui dan siap pakai serta cocok untuk jenis

dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi persyaratan

berikut.

i. Acuan/Cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang

kedap terhadap adonan dan cukup kaku untuk memelihara posisi yang

diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton.

Permukaan sebelah dalam acuan/cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas

atau bahan-bahan lain sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai

jenuh atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan.

ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk

permukaan bangunan yang tidak kelihatan (expose), tetapi kayu diserut dengan

tebal yang rata harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan (expose).

iii. Ujung-ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul, kecuali

diperintahkanlain oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga dengan

lebar paling sedikit 20 mm dipasang disudut.

iv. Penguatan acuan/cetakan terdiri dari baut-baut,klemp atau sarana lain yang

akan digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acuan

selama pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga

dapat dibongkar tanpa merusak permukaan betoan.

v. Untuk pengecoran beton pada dasar penunjang dan pondasi, acuan tanah dapat

digunakan yang tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik. Beton tersebut

Page 15: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

akan didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya

dirapikan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.

vi. Acuan untuk beton yang dicor di bawah air, harus kedap air dan dijamin

kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran.

Catatan: Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah) bagi jembatan-jembatan

mengacu kepada “Petunjuk Perencanaan Jembatan”

(4). Mengangkut dan Menempatkan Beton

a. Pengangkutan beton campuran dari tempat pencampuran hingga tempat pengecoran

harus dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah segregasi dan

kehilangan bahan-bahan (ait,semen, atau agregat).

b. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang miring harus

disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan kemiringan

peluncur serta cara pelaksanaan.

c. Penuangan beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan pekerjaan

persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan telah

diperiksa seerta disetujui Direksi Teknik. Untuk keperluan ini Kontraktor harus

memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 24 jam sebalumnya.

d. Beton harus dicampur dan di cor dalam posisi final didalam jangka waktu 60 menit

atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta Direksi Teknik berdasarkan

jenis semen yang digunaka.

e. Beton harus dituangkan dalam satu cara sehingga tidak terjadi segregasi agregat,dan

tidak ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu ketinggian lebih besar

dari 1,50 meter.

f. Pengecoran beton harus dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan yang menerus tanpa

penghentian sampai akhir yang dipersiapkan atau sampai sambungan konstruksi yang

sudah disiapkan sebelumnya.

g. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan untuk

dinding-dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan horizontal

dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.

Page 16: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(5) Pengecoran Beton Dalam Air

Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditentukan atau diminta demikian

untuk keperluan perencanaan. Cara yang harus digunakan oleh Kontraktor harus disetujui

secara tertulis oleh Direksi Teknik dan persyaratan berikut harus diterapkan:

a. Dalam semua hal, beton tersebut harus dibatasi dan diizinkan bercampur dengan air

sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih dari:

• Pengecoran beton dengan pemompaan

• Pengecoran beton dengan alat tremie

• Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang di bawah

b. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik sebelum

digunakan dan bilamana diminta demikian, Kontraktor harus melaksanakan satu uji

coba menunjukkan (memperlihatkan) keefektifan peralatan tersebut.

c. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton tersebut

tidak tercampur dengan air karena kesalahan-kesalahan sambungan-sambungan atau

kerusakan alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab Kontraktor, yang akan

mengambil tindakan pencegahan dan diminta untuk membongkar dan mengganti

beton rusak tersebut sebagaimana diperintahkan Direksi Teknik.

(6). Sambungan konstruksi

a. Lokasi sambungan-sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan

sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, serta harus disetujui oleh Direksi

Teknik sebelum mulai pelaksanaan. Persyaratan umum berikut harus diterapkan:

i. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan bagian-

bagian structural, kecuali ditentukan lain sebelumnya.

ii. Semua sambunga konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama dan

ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.

iii. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang-batang tulangan harus ditempatkan

memotong sambungan-sambungan untuk membentuk konstruksi yang monolit.

iv. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya disediakan untuk sambungan

konstruksi dalam dinding, pelat lantai, dan antara kaki-kaki dan dinding-dinding.

v. Sambungan konstruksi harus dibuat menembus dinding sayap.

vi. Dalam hal penundaan pekerjaan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau

kemacetan pemasokan beton, Kontraktor harus menyediakan tambahan tenaga dan

Page 17: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan

menurut perintah Direksi Teknik.

(7). Pemadatan beton

a. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam yang disetujui, apabila

diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan beton.

Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui oleh Direksi Teknik dan terdiri dari

pemadatan tumbuk (cerucuk) di dalam campuran beton dengan tongkat pemadat,

bersama-sama dengan pemukulan yang menerus sisi luar cetakan.

b. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi sampai

waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa

menyebabkan segregasi bahan-bahan.

c. Penggetar di dalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar ke

dalam beton cor yang masih segar, bebas penulangan. Alat penggetar harus

dimasukkan kedalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang, dan digetar

selama 30 detik pada setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm (lihat PBI 1971).

d. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton yang di-cor

setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk beton empat meter

kubik.

(8) Penyelesaian dan perawatan beton

a. Pembongkaran cetakan

i. Tidak ada acuan/cetakan yang boleh dibongkar sebelum beton telah cukup kaku

dan mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri (mendukung)

sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik sebelum pembomgkaran

berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab Kontraktor

terhadap keselamatan pekerjaan.

ii. Jangka waktu minimum yang diperlukan antara pengecoran dan pembongkaran

acuan diberikan pada Tabel 7.1.8

Page 18: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

TABEL 7.1.8 WAKTU UNTUK MEMBONGKAR ACUAN

LOKASI DALAM STRUKTUR WAKTU MINIMUM PERSYARATAN

KEKUATAN

Pinggir dinding,kolom, balok, kereb 2 hari Acuan yang didukung oleh

penyokong atau perancah lain

Dasar lantai (Slab) 12-14 hari

Tidak boleh dibongkar sampai beton tersebut telah meraih paling sedikit 60% kekuatan rencana

Dukungan dibawah gelagar bawah, balok, rangka atau lengkungan

iii. Untuk memudahkan penyelesaian, acuan/cetakan yang digunakan pada pekerjaan

hiasan, tangga, parapet dan lain-lain dapat dibongkar setelah 12 jam.

b. Permukaan Jadi (selesai)

i. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera setelah

pembongkaran cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau dari logam dan

lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar.

ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui oleh

Direksi Teknik. Apbila ada rongga-rongga besar tampak keluar, beton harus

disumbingkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan air dan

dilapisidengan lapisan adonansemen tipis. Adukan beton terdiri dari satu bagian

semen dan dua bagian pasir harus dilapiskan kemudian sampai bentuk permukaan

yang diperlukan.

c. Perawatan Beton

i. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap hujan lebat,

panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat menggeser beton tersebut.

ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan menutup

dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus direndam dengan

air untuk satu jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam

keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.

iii. Cetakan yang terpasang harus dijaga tetap basah.

Page 19: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

d. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton

Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28 hari asalkan

semua cara dan kondisi sebagaimana diatur dalam spesifikasi dan ditunjukkan pada Gambar

Rancangan telah dipenuhi selengkapnya. Penyimpangan dari Gambar Rancangan, spesifikasi-

spesifikasi dan/atau petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau

kerusakan kepada pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton tersebut harus

dibongkar dan harus diperbaharui yang sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk-petunjuk

Direksi Teknik, akan merupakan tanggung jawab Kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau

pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

7.1.5 Pengendalian Mutu

(1). Pengujian-pengujian Laboraturium

Pengujian-pengujian laboraturium berikut ini harus merupakan rujukan dan pengujia-

pengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik untuk memenuhi

persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

TABEL 7.1.9 PENGUJIAN LABORATURIUM UNTUK BETON

REFERENSI PENGUJIAN PEGUJIAN

AASHTO BINA MARGA TIPE

Analisa saringan

Agregat halusdan

Agregat kasar

T 27 PB 0201-76

Untuk memenuhi persyaratan gradasi

menentukan ukuran dan distribusi

partikel agregat kasar dan agregat

halus

Kekeruhan

organic dalam

pasir untuk beton

T 21 PB 0207-76

Menentukan kekeruhan organic

dengan menggunakan larutan Sodium

Hydroxide dan mengacu kepada

penyelesaian (solusi) warna standar

Jumlah bahan-

bahan yang lebih

halus dari

saringan 0,075

dalam agregat

T 11 PB 0208-76

Menentukan total volume bahan-

bahan yang lebih halus dari 0,075

mm.

Catatan : mungkin diperlukan

penerapan prosedur basah dan

prosedur kering di bawah T 27

Page 20: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

Mutu air yang

harus digunakan

dalam beton

T 26 PB 0301-76

Penentuan keasaman atau alkalinitas,

total zat padat dan inorganic

Gumpalan

lempung dan

partikel pecahan

dalam agregat

T 112

Menentukan dengan % gumpalan

lempung dan patikel-partikel pecahan

dasar agregat halus (setelah

pengujian T 11)

Kekerasan

agregat oleh

penggunaan

Sodium Sulfat

atau Magnesium

Sulfat

T 104

Menentukan kekerasan agregat

terhadap keasuhan cuaca.

Ketahanan

terhadap abrasi,

agregat kasar

ukuran kecil

dengan

menggunakan

mesin Los

Angeles

T 96 PB 0206-76

Test abrasi untuk pengujian agregat

kasar <37.5 mm.

Kekuatan tekan

contoh uji beton

silinder T 22

Pengujian kekuatan tekan contoh

bahan beton pada 7 hari dan 28 hari,

memenuhi persyaratan spesifikasi

(tabel referensi 6.4.3 (3) dan 6.4.3

(4).

(2). Pengendalian Lapangan

Pengujia-pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untukmemenuhi

persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti beton dan pemulihannya harus

dikerjakan oleh Kontraktor memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.

Page 21: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

TABEL 7.1.10 PERSYARATAN PENGENDALIAN LAPANGAN

TABEL PENGENDALIAN PROSEDUR

a. Mengecor dan merawat beton

b. Pembongkaran cetakan

c. Test untuk pengembangan agregat

halus

d. Tes Slump untuk kekentalan tanah

dan kemudian dikerjakan, campuran

beton basah.

AASHTO T 119

PC 0101-7

e. Tes kekuatan tekan

AASHTO T 22

f. Tes agregat halus untuk gumpalan

lempung dan partikel-partikel

pecahan.

AASHTO T 112

Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan

pekerjaan termasuk galian, cetakan, penulangan,

dan untuk pemadatan, penyelesaian serta

perawatan.

Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan dan

jadwal kerja Kontraktor, pemeriksaan dan

persetujuan untuk pembongkaran.

Test-test pengendalian yang sederhana harus

dilakukan jika diminta oleh Direksi Teknik

untuk menentukan kandungan air dalam agregat

sebelum pencampuran.

Tes penurunan (Slump) untuk setiap takaran

besar hasil beton, dan seperti serta diminta oleh

Direksi Teknik.

Satu tes kekuatan tekan (dengan tiga contoh

bahan uji) yang harus dilakukan untuk setiap 60

m3 beton campuran yang di-cor. Sebagai

tambahan paling sedikit satu tes untuk setiap

bagian struktur yang terpisah. Dimana mutu

beton menjadi perselisihan, contoh bahan uji inti

harus dipotong dan diuji seperti diperintahkan

oleh Direksi Teknik.

Tes harus seprti dan jika diperintahkan oleh

Direksi Teknik, untuk memeriksa mutu agregat

halus atau pasir yang digunakan dilapangan.

Page 22: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

7.1.6 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1). Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam meter

kubik beton yang digunakan dan diterima didalam pekerjaanyang sesuai dengan

ukuran-ukuran yang ditunjukkan pada gambar rencana beserta kelas-kelas beton atau

seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.

Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa atau barang lainyang

ditanam seperti penulangan, penghentian air (water Stops), lubang-lubang drainase

dan pipa-pipa berdiameter 20 cm atau kurang.

(2). Beton yang harus di cord an diterima untuk pengukuran dan pembayaran, seperti:

a. Beton structural bertulang kelas K 175; K 225; K 275; K 350; dan K 400 (kelas

yang sebenarnya harus dicantumkan dalam Daftar Penawaran).

b. Beton tidak bertulang, kelas K 125 dan BO.

(3). Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau

pekerjaan persiapan lainnya, bagi acuan/cetakan perancah untuk balok-balok dan slab

(lantai) dengan panjang 5 meter atau kurang (tidak termasuk konstruksi jembatan),

pemompaan, penyelesaian,perawatan mengeras,penyediaan lubang lepas dan urusan

kembaliterhadap struktur beton yang barusan selesai. Semua pekerjaan-pekerjaan yang

berhubungan dengan penyelesaian yang memuaskan dari pekerjaan beton,akan

dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.

(4). Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran bagi pekerjaan

cetakan yang digunakan dalam pelaksaknaan jembatan beton yang sesuai dengan item

pembayaran bersangkutan dengan dimasukkan dalam “Spesifikasi Umum Jembatan

Kabupaten”.

(5). Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang digunakan

dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini, akan

tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran di bawah item pembayaran

terpisah yang disediakan ditempat lain dalam Spesifikasi ini.

Page 23: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(6). Apabila pebaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah

diperintahkan demikian yang sesuai dengan Sub Bab 7.1.1 (8) Spesifikasi ini,tidak ada

pembayaran tambahan yang di buat untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume

yang diperlukan bagi perbaikan-perbaikan tersebut.

7.1.7 Dasar Pembayaran

Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas akan dibayar untuk

pengukuran per satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item

pembayaran yang diberikan di bawah ini, yang harga dan pembayarannya harus merupakan

kompensasi penuh semua pekerjaan dan biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian

Pekerjaan Beton seperti diuraikan sebelum Bab ini.

BETON

NOMOR ITEM PEMBAYARAN DAN

URAIAN SATUAN PEMBAYARAN

7.1.1

7.1.2

Beton struktur bertulang

Beton tidak bertulang

Meter kubik

Meter kubik

BAB 7.2 BAJA TULANGAN UNTUK BETON

7.2.1 URAIAN

(1). Umum

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan barang

baja tulangan dan pengelasan anyaman batang baja untuk penulangan beton, sesuai dengan

spesifikasi dan gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

(2). Toleransi

a. Fabrikasi

Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaknsanakan betul-betul sesuai dengan

persyratan FBI 1971 (N.1.2).

Page 24: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

b. Kelonggaran penempatan

i. Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang daridiameter batang atau

ukuran maksimum agregat kasar ditmbah 1 cm, dengan minimum 3,0 cm yang

mana lebih besar.

ii. Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis batang, penulangan

lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah penulangan dengan ruang bebas/jarak

vertical minimum 2,5 cm.

c. Selimut beton

i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga selimut beton

minimum menutupi pinggir luar penulangan, diberikan pada tabel 7.2.1 untuk

beberapa macam kondisi yang didapat.

TABEL 7.2.1 SELIMUT BETON SAMPAI PENULANGAN

Ukuran batang tulangan

yang harus ditutup

Permukaan beton

yang dapat dilihat

Permukaan beton

tidak terbuka

(didalam)

Permukaan beton

terbuka dibawah

permukaan air

Batang dia. 16 mm dan

lebih kecil 3.5 cm 4.0 cm 5.0 cm

Batang diatas dia. 16 mm 4.5 cm 5.0 cm 6.0 cm

Ukuran toleransi penutup tulangan harus ± 5 mm

ii. Untuk beton bertulang di bawah permukaan air yang tidak dapat dijangkau atau

beton yang akan digunakan untuk penyaluran kotoran atau cairan yang membuat

karat, penutup minimum harus ditambah menjadi 7,5 cm.

(3). Penyerahan-penyerahan

a. Paling sedikit 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan

kepada Direksi Teknik untuk disetujui, rincian diagram pembengkokan dan daftar

batang untuk penulangan yang diisyaratkan.

Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan yang disediakan untuk kontrak

atau seperti petunjuk Direksi Teknink.

Page 25: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang memberikan mutu

batang-batang tulangan dan berat satuan dalam kilogram tiap ukuran dan mutu barang

atau dengan baja yang dilas untukdigunakan dalam pekerjaan.

(4). Penyimpanan dan penanganan

a. Kontraktor harus mengirim baja penulangan kelapangan pekerjaan, diikat dan masing-

masing ditandai sesuai dengan peruntukannya, menunjukkan ukuran batang, panjang

ukuran dan informasi lainnya yang diperlukan untuk identifikasi yang baik.

b. Kontraktor harus menangani dan menyimpan semua batang tulangan denga cara yang

baik untuk mencegah distorsi (terbengkokkan), karat, atau kerusakan yang lain.

(5). Perbaikan kualitas baja atau penanganan yang tidak memuaskan

a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memastikan ketepatan daftar batang dan

diagram pembengkokkan, dan untuk meyakinkan bahwa daftar urutan dipakai secara

benar. Baja tulangan yang disediakan yang tidak sesuai dengan persyaratan

sebenarnya atau spesifikasi, harus ditolak dan diganti atas biaya kontraktor.

b. Baja tulangan dengansetiap,kerusakan berikut harus tidak diizinkan dalam setiap

pekerjaan.

i. Panjang batang, ketebalan dan bengkok yang melebihi toleransi fabrikasi yang

diuraikan dalam PBI 1971 (NI-2).

ii. Baja tulangan tidak sesuaidengan diagram pembengkokkan atau daftar batang

kecuali dimodifikasi atas permintaan Direksi Teknik.

iii. Baja tulangan karatan atau rusakdan ditolak Direksi Teknik.

c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di lapangan bersama dengan pengadaan

batang-batang lurus untuk pembuatan dan penggantian baja tulangan yang ditolak oleh

Direksi Teknik atau sebaliknya ditemukan tidak baik untuk digunakan. Di dalam hal

kesalahan fabrikasi, batang harus tidak dibengkokkan kembali atau diluruskan kembali

tanpa persetujuan Direksi Teknik atau dilakukan dengan lain cara yang akan merusak

atau melemahkan baja.

Pembengkokkan ulang batang harus dilakukan dengan cara dingin dan tidak boleh

batang yang sudah dibengkokkan lebih dari dua kali pada tempat yang sama.

Page 26: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

7.2.2 Bahan- bahan

(1). Batang baja penulangan

a. Batang baja penulangan adalah polos atau batang ulir sesuai dengan persyaratan PBI

1971 (NI-2). Kecuali dinyatakan lain mutu baja yang digunakan untuk beton bertulang

harus mutu U 24 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.

Catatan : untuk baja yang lebih tinggi akan digunakan hanya apabila dinyatakan secara

khusus dalam Daftar Penawaran.

b. Baja penulangan harus didapat dari pabrik pembuat yang disetujui dan harus disertai

dengan sertifikat pengujian yang memastikan kecocokkan mutu. Jika mutu baja

diragukan Direksi teknik dapat meminta baja tersebut untuk diuj.

c. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu,Lumpur, minyak, gemuk

atau karat.

(2). Penulangan anyaman baja

Anyaman bajauntuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat baja dilas pabrik

sesuai dengan AASHTO M 55 dan harus diadakan dalam lembar rata atau gulungan seperti

yang dinyatakan Direksi Teknik.

(3). Penopang (ganjal) penulangan

Penopang yang digunakan untuk menahan penulangan ditempatnya harus terbuat dari batang

kawat ringan atau dengan menggunakan blok beton pracetak (3x3 cm) dibuat dari adukan

semen (1:2).

(4). Kawat pengikat penulangan

Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamanan batang tulangan baja harus

kawat baja sesuai dengan PBI 1971 (NI-2) dan disetujui Direksi Teknik.

7.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1). Pabrikasi baja tulangan

Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan dibengkokkan secara

hati-hati menurut bentuk dan ukuran yang diminta.

Page 27: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

Batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan dua kali. Pemanasan batang tulangan

harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh Direksi teknik. Damana harus dipertahankan

sampai kapada pemanasan minimum atau dilaksanakan dengan kemungkinan pemanasan

yang paling rendah.

Apabila jari-jari pembengkokkan untuk batang tulangan tidak ditunjukkan didalam gambar

rencana, ia harus paling sedikit lima kali diameter batang yang bersangkutan (untuk U 24)

atau 6,5 kali diameter batang yang bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi). Kait dan

begel harus dibengkokkan sesuai dengan PBI 1971 (NI-2).

(2). Penempatan dan pengikatan

a. Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan untuk menjamin kondisi

pengikatan yang baik.

b. Penulanagn harus ditempatkan dengan tepat sesuai dengan gambar dan petunjuk

Direksi Teknik dan dalam batas toleransi yang diuraikan pada Bab 6.3.1.b. dalam

keadaan apapun penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan/cetakan.

c. Batang baja penulangan harus diikat bersama dengan kokoh untuk menghindari

perpindahan tempat selama penuangan dan penempatan beton. Pengelasan batang

bersilang atau begel kepada baja tegangan utama tidak diizinkan.

d. Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan dengan PBI 1971 (NI-2)

dan diuraikan lebih lanjut di bawah ini:

i. Semua baja tulanagan harus dipasang menurut panjang spenuhnya seperti

dinyatakan dalam gambar. Penyambungan batang baja kecuali apabila ditunjukkan

lain pada gambar, tidak akan diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik. Setiap

penyambungan demikian yang disetujui harus selang-seling sejauh mungkin dan

ditempatkan pada titik tegangan tarik minimum.

ii. Apabila sambungan bertindih (lapped splice)disetujui, panjang tindihan harus 40

kali diameter dan batng-batng harus dilengkapi dengan kait.

iii. Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali terinci pada gambar atau

diizinkan secara tertulis oleh Direksi Teknik.

e. Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap ke dalam beton

f. Tulangan anyaman baja harus ditempatkan dalam arah memanjang, sepanjang yang

dapat dilaksanakan dengan penyambungan panjang bertindih selebar satu anyaman

Page 28: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

penuh. Anyaman harus dipotong untuk memasang siku-siku dan buka-bukaan dan

harus dihentikan pada sambungan-sambungan antara slab (lantai)

7.2.4 Cara pengukuran pekerjaan

(1). a. Jumlah baja tulangan yang harus diukur untuk pembayaran akan ditentukan

sebagai jumlah kilogram selesai dipasang dan diterima oleh Direksi Teknik.

Jumlah kilogram batang baja penulangan yang dipasang akan dihitung dengan

total panjang yang sebenarnya dalam meter batang terpasang dikalikan berat

satuan yang disetujui dalam kilogram tiap meter panjang batang.

b. jumlah kilogram anyaman baja yang dilas terpasang harus dihitung dengan

luas jumlah yang sebenarnya dalam meter persegi dikalikan dengan satuan

berat yang disetujui dalam kilogram tiap meter persegi anyaman baja.

c. Berat satuan yang disetujui oleh Direksi Teknik harus didasarkan kepada berat

normal yang disediakan oleh pabrik pembuat baja.

(2). Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk penempatan dan

pemasangan baja penulangan ditempat tidak boleh dimasukkan dalam berat yang

harus dibayar.

(3). Penulangan yang digunakan untuk pembuatan goromg-gorong pipa atau pada suatu

konstruksi lainnya untuk mana dibuatkan penyediaan yang terpisah bagi pembayaran,

tidak boleh diukur untuk pembayaran dalam bab ini.

7.2.5 Dasar pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana yang diberikan akan dibayar per satuan pengukuran

pada harga yang dimasukkan dalam Daftar Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan

di bawah, yang mana harga-harga dan pembayaran terswebut merupakan kompensasi penuh

untuk semua pekerjaan dan biaya yang diperlukan, termasuk pengadaan, fabrikasi,

pemasangan, dan pengujian serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan yang perlu

untuk penyelesaian pekerjaanyang memuaskan.

Page 29: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

NOMOR ITEM

PEMBAYARAN URAIAN SATUAN PENGUKURAN

7.2.1

7.2.2

BAJA TULANGAN (U 24)

Anyaman baja dengan las (mutu

anyaman harus ditentukan)

Kilogram

Kilogram

BAB 7.3 SIAR (ADONAN) SEMEN

7.3.1 Umum

(1). Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar (adonan) semen untuk digunakan

dalam pasangan batu, pekerjaan-pekerjaan drainase, pekerjaan beton dan struktur lainnya

yang diperlukan dalam spesifikasi ini.

(2). Syarat-syarat pemakaian

Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi, batasan cuaca dan penjadwalan

pekerjaan yang tepat terhadap bagian-bagian yang pokok dari spesifikasi ini.

(3). Contoh bahan

a. Dua contoh agregat halus yang digunakan dalam adonan semen harus diserahkan

kapada Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan selama paling sedikit 14 hari

sebelum pekerjaan dimulai bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasil-

hasil data uji yang sesuai dengan persyaratan untuk gradasi dan syarat-syarat mutu

yang diberikan dalam spesifikasi ini, atau seperti yang ditunjukkan lebih lanjut oleh

Direksi Teknik.

b. Tidak ada perubahan dalam sumber pengadaan atau kualitas agregat halus akan dibuat

tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus disertaidengan

penyerahan contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan dan

persetujuan lebih lanjut.

Page 30: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

7.3.2 Bahan-bahan dan campuran

(1). Bahan-bahan

a. Semen

Semen yang digunakan untuk campuran adonan semen harus sesuai dengan

persyaratan AASHTO M 85 Type I. semen Portland biasa akan dipakai kecuali

dinyatakan lain dalam Daftar Penawaran atau diperintahkan di lapangan oleh Direksi

Teknik.

b. Agregat halus dan adonan

i. Agregat halus terdiri dari pasir alam bersih (kalau perlu dicuci sebelum

digunakan). Bagian halus dari batu atau kerikil pecah dan harus mematuhi batas-

batas gradasi pada tabel 7.3.1 berikut

TABEL 7.3.1 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT

UKURAN MAKSIMUM NOMINAL

UKURAN

SARINGAN

mm 9.5 mm 4.75 mm

CATATAN

9.5

4.75

2.36

1.18

0.30

0.15

0.075

100

95-100

-

45-80

10-30

2-10

-

-

100

95-100

-

-

Maximum 25

Maximum 10

Gradasi yang lebih kasar akan

digunakan untuk adonan pengisi

rongga yang besar dan untuk

sambungan lebih tebal dari 13

mm

ii. Syarat-syarat kuaslitas untuk agregat halus diberikan pada tabel 7.3.2. Direksi akan

menerapkan syarat-syarat ini sampai seluas yang diperlukan untuk jenis khusus

dan lokasi pekerjaan.

Page 31: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

TABEL 7.3.2 SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT HALUS

URAIAN TES AASHTO BATAS TES

Kekeruhan organis dalam pasir

(Tes Sodium Hydroxide)

T 21 Melewati harga standar warna

(kuning gading)

Kekerasan agregat (tes Sodium

Sulfat)

T 104 Kehilangan tidak lebih dari 10 %

atas berat

Persen gumpalan lempung dan

partikel serpih

T 112 Maksimum 1 % atas berat

c. Kapur hidrasi

i. Kapur hidrasi harus diperoleh dari sumber pengadaan yang disetujui dan mematuhi

persyaratan stsndar konstruksi PBI NI-7 (syarat-syarat untuk kapur bahan

bangunan)

ii. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, sebuah tes kekuatan kapur hidrasi

dengan pasir (1:3) akan memberikan kekuatan hancur 15 kg/cm2 sesudah 7 hari.

d. Air

Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen harus bersih dan bebas dari benda

organis atau kotoran-kotoran lain yang membahayakan campuran.

(2). Campuran

Adonan harus sebanding (proporsional) dan memenuhi perrsyaratan berikut:

a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan cacat-cacat dalam

pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa-pipa beton, sebagaimana diperlukan di

bawah bagian yang relevan dari spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus

dicampur dalam perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus

atas volume. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memungkinkan

penanganan campuran tersebut dengan satu rasio maksimum air/semen sekitar 0.65

dan adonan tersebut akan melebihi kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton.

b. Adonan yang digunakan untuk menanam (memasang) dan menyambung pasangan

batu, akan terdiri dari satu bagian semen terhadap tiga bagian agregat halus, untuk

mana kapur hidrasi dapat ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10%

volume semen. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk memberikan

Page 32: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

campuran yang dapat ditangani dan bila diuji adonan tersebut akan memiliki kekuatan

desak tidak kurang dari 50 kg/cm2 pada 28 hari.

7.3.3 Pencampuran dan pengecoran

(1). Pencampuran

a. Agregat dan semen harus diukur dan dicampur kering dalam mixer beton, atau dengan

tangan diatas dasar yang cocok sampai dihasilkan satu campuran yang warnanya

merata. Kemudian ditambahkan air yang cukup untuk satu campuran yang baik dan

pencampuran berlanjut selama 5-10 menit sampai didapatkan satu adonan dari

kekentalan yang diminta.

b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian segera dan

tambahan dapat diberikan (di dalam jangka waktu 30 menit dari waktu pencampuran)

bila diminta demikian untuk mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani.

Akan tetapi adonan yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah pencampuran

harus dibuang.

(2). Penempatan (pemasangan)

a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap bahan lepas, Lumpur

atau benda-benda lain yang harus dibuang dan kemudian dibasahi dengan air sebelum

adonan tersebut dipasang.

b. Bilamana digunakan sebagai permukaan jadi (selesai) adonan tersebut harus dipasang

diatas permukaan yang basah dan bersih dalam ketebalan yang cukup untuk

menyediakan satu lapisan pelinding permukaan setebal 1,5 cm dan haurus dikulir

sampai satu permukaan yang halus dan rata.

7.3.4 Pengendalian mutu

(1) Tes laboraturium

Tes laboraturium yang dapat diterima untuk agregat halus harus dilaksanakan oleh Kontrktor

sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik untuk menentukan gradasi dan kondisi mutu

sebagaimana ditentukan di bawah spesifikasi ini.

Page 33: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(2) Pengendalian lapangan

Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan suatu tes pelaksanaan di

lapangan yang dipandang perlu untuk menjamin dipatuhinya spesifikasi ini.

7.3.5 pengukuran dan dasar pembayaran

Adonan semen tidak boleh diukur untuk pembayaran terpisah. Pekerjaan tersebut akan

dianggap berkaitan dengan berbagai item pekerjaan lainnya yang diuraikan sebelumnya dalam

spesifikasi ini dan biaya untuk membuat serta memasang adonan semen akan dimasukkan

dalam item pembayaran yang dicakup (dimasuki) bagi item masing-masing pekerjaan yang

lain.

BAB 7.4 PASANGAN BATU

7.4.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan) menggunakan batu muka pilihan

yang disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai

bangunan penyangga untuk menahan beban yang datangnya dari luar serta akan meliputi

tembok penahan tanah pasangan batu, gorong-gorong persegi, kepala gorong-gorong dan

dinding sayap.

(2) Toleransi ukuran

a. Wajah permukaan dari masing-masing batu muka tidak boleh berbeda terhadap profil

permukaan rata-rata lebih dari 3 mm.

b. i. ukuran minimum batu adalah :

• tebal minimum = 15 cm

• lebar minimum = 1.5 x tebal (22,5 cm)

• panjang minimum = 1,5 x lebar (33,75 cm)

iii. ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi dengan

memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan

umumuntuk stabilitas dan saling mengunci.

Page 34: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(3) Contoh bahan

a. Dua buah contoh yang menggambarkan masing-masing batu yang digunakan untuk

pasangan batu, harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan

paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan dimulai.

b. Contoh bahan agregat halus yang digunakan untuk adonan semen harus juga

diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan yang sesuai dengan Bab

7.3 spesifikasi ini.

(4) Kondisi lapangan pekerjaan

a. Semua galian harus selalu bebas air dan kontrktor harus melengkapi semua bahan

yang diperlukan peralatan dan tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk

saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan dinding out off dan

bendungan sementara (cofferdam).

b. Pompa cadangan harus disiapkan oleh kontraktor ditempat kerja selama pelaksanaan

pekerjaan,sebagaimana diperintahkan Direksi.

(5) Penjadwalan pekerjaan

a. Sebuah jadwal pekerjaan harus disediakan dan diikuti untuk menjamin bahwa jumlah

penggalian dan penyiapanya telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar

berdasarkan tingkat sebenarnya pelaksanaan pasangan batu.

b. Penggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk memberi kondisi yang

baik dan kering pada waktu penggunaan pasangan batu.

c. Parit-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lebar sedemikian

sehingga jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalulintas pada setiap waktu, kecuali

sebuah jalan pengalihan (alternative) disediakan.

(6) Perbaikan pekerjaan yang tidak memuaskan

a. Pasanagan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan pada sub bab

7.4.1 (2) harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab pada stabilitas yang normal dan menyelesaikan

struktur pasangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap bagian yang

dalam pendapat direksi menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan yang jelek

atau kelalaian pihak kontraktor. Akan tetapi kontraktor tidak memikul tanggung jawab

terhadap setiap kerusakan karena bencana alam seperti gempa bumi atau banjir

Page 35: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

banding, asalkan bahwa pekerjaan yang rusak tersebut sebelumnya telah diterima

sepenuhnya oleh direksi.

7.4.2 Bahan-bahan

(1) Batu

a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan harus

memiliki satu daya tahan (awet).

b. Batu-batu tersebut berbentuk rata, baji ataupun oval dan harus dapat dilapisi

seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila dipasang bersama-sama

dan memberikan satu profil permukaan didalam batas-batas ukuran yang ditetapkan

pada bab 7.4.1 (2)

(2) Adonan

Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran satu bagian semen terhadap

dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan pada bab 7.3

“adonan semen”.

(3) Drainase porous

Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut filter,

lapisan dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan pada bab 2.7

spesifikasi ini untuk drainase porous.

(4) Beton

Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan baru

harus disediakan yang sesuai dengan Bab 7.1 spesifikasi ini.

7.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Persiapan untuk pasangan batu

a. Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur pasangan batu, harus

dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Bab 3.1 Galian.

b. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus disesuaikan sehingga

disetujui Direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai

Page 36: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

c. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam gambar rencana, dasar pondasi

dinding penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus

bertangga terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya dasar pondasi harus

horizontal atau (untuk tanah miring) dalam bagian horizontal bertangga.

d. Bahan lapisan dasar filter tembus air (permeable) dan selimut filter atau kantong filter

harus disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan

Bab 2.7 spesifikasi ini.

(2) Pelaksanaan pasangan batu

a. Bilamana ditunjukkan pada gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh

Direksi Teknik, dasar (penyangga) beton atau pondasi beton harus dipasang untuk

pasangan batu sampai ketinggian dan ukuran yang diperlukan

b. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk

penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan harus juga dibasahi.

c. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-

batas 2-5 cm, tetai harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin

bahwa semua rongga diantara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.

d. Setelah lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas

pondasi yang telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu-batu pada lapisan

pertama. Batu pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan di sudut-

sudut. Harus diperhatikan dan dihindari pengelompokan batu yang sama ukurannya.

e. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan

permukaan yang terlihat batu harus diatur sejajar dengan permukaan dinding yang

sedang dibangun.

f. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindarkan penggeseran atau

gerakan batu yang sudah dipasang. Alat-alat yang mencukupi harus disediakan dimana

perlu untuk menopang dan memasang batu-batu besar, batu berat dalam posisinya.

Penggilasan atau memutar-mutar batu di atas pekerjaan batu yang sudah terpasang

tidak diizinkan.

g. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali

harus dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batu hanya

dipasang di atas adonan yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas

Page 37: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

atau tergeser sesudah adonan diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan

dari adonan-adonan yang mengeras dan dipasang kembali dengan adonan segar.

(3) Penyediaan Lubang Pelepasan (Weepholes) dan Sambungan Muai

a. Kecuali ditunjukkan lain pada gambar rencana atau diperintahkan lain oleh Direksi,

lubang pelepasan (weepholes) harus disediakan dalam semua jenis dinding penahan.

Lubang pelepasan (weepholes) tersebut dengan diameter sekitar 5 cm dan disusun baik

secara horizontal maupun vertical berjarak 2 meter pusat ke pusat.

b. Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan sambungan muai

dengan interval maksimum 20 meter. Lebar penuh sambungan akan dibentuk dengan

ketebalan sekitar 3 cm serta batu yang digunakan unruk membentuk permukaan

sambungan harus dipilih sehingga memberikan garis tegak yang bersih untuk

sambungan.

c. Urugan kembali filter porous terpilih akan dipasang serta dipadatkan di belakang

sambungan muai dan lubang pelepasan, dengan tebal dan ukuran yang ditunjukkan

pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.

(4) Penyelesaian Pasangan Batu

a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hingga hampir rata dengan

permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan berlangsung

b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal dari semua pasangan batu akan

diselesaikan dengan tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir

sampai permukaan rata dengan kemiringan yang akan menjamin perlindungan

terhadap air hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapisan aus tersebut akan

dimasukkan di dalam ukuran khusus dari struktur.

c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih segar,

permukaan yang menonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda

adonan.

d. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk

pekerjaan beton dalam spesifikasi ini.

e. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah

penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana

ditetapkan, atau sebagaimana diperintahkan Direksi sesuai dengan persyaratan

spesifikasi yang relevan pada Bab 3.2.

Page 38: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

f. Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya akan dirapihkan dan diselesaikan sehingga

menjamin satu perpaduan permukaan halus yang kuat dengan pasangan batu tersebut,

yang akan memungkinkan drainase tidak terhalang dan mencegah penggerusan pada

ujung-ujung bangunan.

7.4.4 Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama

berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi dengan

perhatian khusus mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

7.4.5 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Cara Pengukuran

a. Pasangan batu akan diukuruntuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume

normal pekerjaan terselesaikan dan dapat diterima, dihitung sebagai volume thoeritis

yang ditentukan oleh garis dan penampang melintang yang disetujui dan atau telah

ditetapkan.

b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui tidak boleh

diukur atau dibayar

c. Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk dinding penahan akan

diukur untuk pembayaran sesuai dengan Bab 3.1 spesifikasi ini

d. Bahan filter porous yang diperlukan untuk lapisan dasar atau urugan kembali atau

dalam kantong-kantong filter akan diukur dan dibayar sebagi drainase porous

sebagaimana diatur dalam Bab 2.7 spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau

pembayaran tambahan akan dibuat untuk penyediaan atau pemasangan lubang

pelepasan yang berbentuk pipa-pipa atau untuk suatu cetakan atau urugan kembali

yang diperlukan.

e. Beton yang disediakan sebagai pondasi untuk pasangan batu atau untuk suatu

pekerjaan yang dapat diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran di bawah bab ini,

akan tetapi akan dimasukkan dalam harga satuan dan item pelaksanaan yang

diperlukan di bawah item pembayaran untuk beton pada Bab 7.1 spesifikasi ini.

Page 39: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(2) Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan diberikan pada harga kontrak per

satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah dan ditunjukkan dalam

daftar penawaran yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh

untuk penyediaan dan pemasangan bahan-bahan, untuk semua persiapan pembentukan dan

pondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang pelepasan dan sambungan konstruksi

pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan penyelesaian serta untuk semua pekerjaan atau

biaya-biaya lain yang diperlukan atau yang biasanya ada penyelesaian pekerjaan yang baik

yang diuraikan sebelumnya dalam spesifikasi ini

NOMOR ITEM

PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN PENGUKURAN

7.4.1 Pasangan batu Meter kubik

BAB 7.5 PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA

7.5.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya atau sebagian dan pembuangan

struktur yang harus dibongkar untuk memungkinkan pembangunan, perluasan ataupun

perbaikan struktur baru yang sejenis

b. Struktur yang harus dibuang tersebut dapat meliputi jembatan yang ada, gorong-

gorong, dinding kepala dan lantai bantaran, gedung-gedung dan dinding, perkerasan

lama dan halangan lainnya yang mengganggu terhadap pekerjaan-pekerjaan baru atau

dalam kondisi yang dapat dipakai lagi dan perlu dibongkar. Pembuangan termasuk

pembongkaran, penanganan, pengangkutan dari lapangan, dan pengamanan serta

penyimpanan barang-barang reruntuhan yang dpat digunakan lagi.

(2) Kewajiban kontraktor mengenai pembongkaran

a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran di dalam batas waktu yang

tersebut pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semua barang-

Page 40: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

barang yang diperoleh kembali dari pembongkaran tersebut menjadi hak resmi dari

pemilik, kecuali secara khusus disebutkan dalam daftar penawaran,dan kontraktor

akan membuang atau menyimpan barang tersebut yang sesuai dengan persyaratan-

persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara tertulis oleh Direksi.

b. Bila perluasan, perpanjangan, pemulihan kepada keadaan semula atau peningkatan

lainnya untuk sebuah jembatan, gelegar, dinding kepala atau komponen structural

lainnya, pembuangan hal tersebut akan dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan-

kerusakan yang tidak perlu terhadap bagian-bagian struktur yang tersisa yang harus

dipertahankan dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang

disebabkan oleh kalalaian kontraktor terhadap struktur yang tersisa atau kurangnya

pengawasan dari kontraktor, harus dibetulkan atas biaya kontraktor.

c. Kontraktor harus menyelenggarakan pengaturan yang diperlukan dengan pemilik

lahan tersebut dan menanggung semua biaya-biaya untuk mendapatkan lokasi yang

cocok bagi pembuangan barang-barang buangan dan untuk penyimpana sementara

barang-barang yang harus diselamatkan.

(3) Pengendalian lalu lintas

a. Jembatan-jembatan, gorong-gorong dan struktur lainnya yang digunakan oleh lalu

lintas tidak boleh ditutup atau disingkirkan sampai pengaturan yang memuaskan telah

dibuat untuk menampung lalu lintas dengan jalan pengalihan (alternative) sementara

atau pembagian jalan yang dapat disetujui oleh Direksi.

7.5.2 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pembongkaran Struktur

a. Jembatan baja dan jembatan kayu yang harus dibongkar dan diselamatkan, harus

dibongkar secara hati-hati dan semua bagian yang dapat digunakan ditandai untuk

identifikasi

b. Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi, bangunan bawah jembatan yang ada harus

dibongkar sampai permukaan aliran alami, atau dibuang sejauh mungkin untuk

menghilangkan gangguan atau halangan terhadap struktur jembatan baru

c. Bangunan-bangunan yang ada atau dinding penahan yang harus dibongkar, harus

dibongkar sampai paling sedikit 30 cm di bawah permukaan tanah, atau dibuang lebih

jauh sebagaimana diperlukan untuk menghindari halangan-halangan atau gangguan

terhadap struktur baru yang sedang dibangun

Page 41: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(2) Operasi peledakan

a. Operasi peledakan yang diperllukan untuk pembuangan struktur yang ada, harus

dilaksanakan dengan sangat memenuhi kepada peraturan-praturan bahan peledak yang

berlaku dan sebelum pekerjaan baru dimulai, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi

(3) Pembuangan barang-barang hasil pembongkaran

Semua barang-barang yang selesai dibongkar harus diperiksa oleh Direksi dan kontraktor

harus menyediakan tenaga dan pengangkutan yang diperlukan untuk membuang dan

menyimpannya sesuai dengan persyaratan kontrak atau sebagaimana diperintahkan secara

tertulis oleh Direksi.

7.5.3 Cara Pengukuran Pekerjaan

a. Volume berbagai struktur yang harus diukur untuk pembayaran di bawah

pembongkaran di bawah struktur akan ditentukan sebagai berikut :

i. Jembatan yang harus dibongkar penuh, akan diukur atas jumlah dalam meter

persegi dari luas lantai.

ii. Lantai jembatan baja dan lantai jembatan kayu yang harus dibongkar dan

diganti, tidak boleh diukur secara terpisah, tetapi akan dimasukkan dalam item

pembayaran untuk penggantian lantai jembatan.

iii. Jumlah bongkaran struktur penahan pasangan batu atau beton dari masing-

masing jenis, harus diukur atas pembayaran volume dalam meter kubik

struktur tersebut sebagai yang diukur dan disetujui antara Direksi dan

kontraktor sebelum pembongkaran

iv. Volume bongkaran gedung penyimpanan atau gudang dari suatu jenis

konstruksi, termasuk semua lantai dan pondasi, dinding dan atap, akan diukur

untuk pembayaran, atas jumlah meter persegi total luas lantai dasar yang

dikelilingi oleh dinding struktur utama.

b. Bila tidak dibuat penyediaan dalam dokumen kontrak mengenai item pembayaran

untuk satu jenis pembongkaran yang khusus, ia tidak boleh dibayar secara terpisah,

tetapi akan dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk pekerjaan

pelaksanaan yang diperlukan.

Page 42: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

7.5.4 Dasar Pembayaran

a. Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga

satuan kontrak per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di

bawah. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh

untuk semua pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang

memuaskan.

b. Harga-harga dan pembayaran tersebut akan juga meliputi penyelamatan (pengamanan)

dan penyimpanan barang-barang yang dimaksudkan

NOMOR ITEM

PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN

PENGUKURAN

7.5.1

7.5.2

7.5.3

Pembongkaran struktur pasangan batu atau beton

Pembongkaran jembatan baja, kayu atau beton

Pembongkaran bangunan

Meter kubik

Meter persegi luas

lantai

Meter persegi

(luas lantai dasar)

Page 43: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

BAB 8

LAIN-LAIN

BAB 8.1 PASANGAN BATU DENGAN SIAR (PASANGAN BATU KALI)

8.1.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari melapisbagian samping dan memberi perkerasan dasar selokan

dan saluran serta pembangunan lintasan air kecil lainnya dengan pasangan batu dengan

siar (pasangan batu kali) yang memenuhi garia-garis, kemiringan dan ukuran yang

ditunjukkan pada Gambar rencana atau menurut petunjuk Direksi.

b. Dalam beberapa hal, bilamana dimintakan suatu penanganan dan bahan-bahan yang

bermutu tinggi, Direksi dapat memerintahkan bahwa, harus digunakan pekerjaan batu

pasangan sebagai pengganti pasangan batu dengan siar.

(2) Toleransi Ukuran

a. Pada umumnya bidang muka permukaan masing-masing batu muka tidak boleh berbeda

dari rata-rata permukaan profil lebih dari 3 cm.

b. Ukuran masing-masing batu untuk pasangan batu dengan siar harus berada dalam

kepantasan dengan persyaratan-persyaratan berikut; dengan berat minimum 5 kg.

Tebal minimum = 10 cm

Batas lebar = 15 cm- 18 cm

Batas panjang = 15 cm- 30 cm

c. Permukaan rata-rata profil tidak boleh berbeda dengan lebih dari keterangan sebagai

berikut:

Selokan/saluran masuk = 2 cm

Penampang melintang selokan/saluran = 5 cm

Bak pengumpul, lantai bantaran = 2 cm

Page 44: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(3) Contoh Bahan

Dua contoh yang menggambarkan batu yang diambil dari sumber pengadaan harus diserahkan

kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan

dimulai.

(4) Kondisi Lapangan

Semua penggalian dan bentuk formasi harus dijaga bebas dari air dalam kesiapan untuk

pelaksanaan pasangan batu dengan siar (pasangan batu kali) dan kontrktor harus menyediakan

semua alat yang diperlukan beserta tenaga kerja untuk membuang atau mengalirkan air dari

lapangan pekerjaan.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

a Pasangan batu dengan siar (pasangan batu bata) yang tidak memenuhi toleransi ukuran

yang diberikan pada Sub Bab 8.1.1 (2) harus diperbaiki oleh kontraktor sesuai dengan

petunjuk Direksi.

b. Kontaktor harus bertanggung jawab atas ketabilan normal dan penyelesaian pasangan

batu dengan siar serta mengganti setiap bagian yang dalam pertimbangan Direksi

menjadi berbahaya atau bergeser karena jeleknya penanganan atau kelalaian kontraktor.

Namun demikian kontraktor tidak harus bertanggung jawab terhadap seiap kerusakan

karena bencana alam seperti gempa bumi atau banjir bandang, asalkan bahwa pasangan

batu yang rusak tersebut sebelumnya telah dapat diterima dan disetujui Direksi Teknik.

8.1.2 Bahan-Bahan

(1) Batu

a. Bahan batu terdiri dari batu lapangan atau batu tambang, kasar tidak pecah, yang baik,

keras, awet, padat, tahan terhadap pelapukan dan cocok digunakan sebagai pasangan

batu dengan siar.

b. Ukuran-ukuran harus dalam kecocokan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan

toleransi ukuran dan bentuk yang ditetapkan serta kualitas tumpukan batu harus

diperiksa dan disetujui Direksi sebelum digunakan.

Page 45: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(2) Adonan (Siar)

Adonan yang digunakan untuk menanam dan menyambung pasangan batu dengan siar harus

adonan semen mematuhi persyaratan umum Bab 7.3 Spesifikasi tersebut dengan

perbandingan campuran satu bagian semen terhadap tiga bagian pasir kasar.

(3) Drainase Porous

Bahan berbutiran yang digunakan untuk drainase porous harus memenuhi persyaratan Bab2.7

Spesifikasi ini.

8.1.3 Pelaksanaan Pasangan Batu dengan Siar (Pasangan Batu Bata)

(1) Penyiapan Formasi atau Pondasi

a. Formasi untuk perkerasan pasangan batu dengan siar harus disiapkan sesuai dengan

persyaratan Bab 2.4 – ”Saluran dilapisi”.

b. Pondasi atau parit-parit untuk dinding atau struktur pasangan batu dengan siar harus

digali dan disiapkan sesuai dengan persyaratan Bab 3.1 – ”Galian”.

c. Lapis bawah (bantalan) saringan permeable (menyerap air) untuk pasangan batu dan

kantong-kantong saringan untuk lubang pelepasan harus disediakan, bila ditentukan atau

diperintahkan demikian oleh Direksi Teknik sesuai dengan persyaratan Bab 2.7 –

”Drainase Porous”.

(2) Pemasangan Batu Bata

a. Batu tersebut harus bersih, siap untuk dipasang dan direndam dengan air sepantasnya,

cukup waktu disediakan untuk menyerap air sebelum pemasangan.

b. Adonan segar paling sedikit tebal 3 cm harus dipasang diatas formasi yang telah

disiapkan dan lapis bawah batu ditanam secara mantap. Pekerjaan akan berkembang

dari bagian bawah tebing keatas dan setiap lapis batu harus dipasang dengan adonan

segar masing-masing batu rapat terhadap yang lain, memberikan tebal perkerasan yang

diperlukan (diukur tegak lurus pada tebing). Adonan tersebut harus dipasang sampai

mengisi penuh semua ruang diantara batu-batu dan sambungan-sambungan sampai

penyelesaian yang rapi dan teratur.

Page 46: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

c. Bilamana pasangan batu harus dipasang dalam parit-parit untuk kontruksi lubang

(kotak) penampungan atau dinding cut off (dinding penghalang aliran air dibawah

tanah),batu-batu terebut harus secara penuh ditanam dalam adonan yang dipasang pada

lapisan berikutnya keatas sampai ketinggian permukaan. Harus diberikan cetakan

(begisting) jika diminta demikian oleh Direksi Teknik untuk membatasi pasangan

tersebut dan permukaan lapisan-lapisan adonan harus discreed (dibingkai) sampai satu

ketinggian puncak permukaan diatas pasangan batu.

d. Permukaan batu harus diselesaikan (dibuat jadi) secepatnya mengikuti pengerasan awal

dengan penyapuan menggunakan sebuah sikat yang kaku.

e. Bilamana ditetapkan atau dimintakan demikian oleh Direksi Teknik muka perkerasan

ataupelapisan yang nampak harus dilapisi dengan lapis permukaan adonan semen sekitar

1 cm tebalnya, terdiri dari perbandingan campuran adonan satu bagian semen terhadap

dua bgian pasir kasar. Adonan semen harus mengunci dengan baik kedalam pasangan

batu dan dipulir sampai menjadi satu permukaan akhir yang rata.

f. Permukaan-permukaan selesai pasangan batu harus dijaga tetap lembab selam paling

sedikit 3 hari dan dilindungi dari panas matahari, bila diminta demikian oleh Direksi

Teknik.

g. Bila pasangan batu dengan siar tersebut sudah cukup kuat dab tidak lebih awal 10 hari

setelah penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali dikerjakan sebagaimana

ditetapkan atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi, yang sesuai dengan persyaratan

yang relevan dari Spesifikasi pada Bab 3.2.

h. Talud tebing dan bahu jalan di sekitarnya harus dirapihkan dan diselesaikan sehingga

menjamin saling berhubungan yang ketat dengan pasangan batu bersiar dan harus diberi

bentuk sepantasnya sampai kepermukaan, untuk memberikan stabilisasi bangunan dan

drainase yang tidak terhalangi serta mencegah gerusan pada pinggiran/ujung-ujung

bangunan tersebut.

8.1.4 Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilakukan setiap hari selama

pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi ini, dengan

mengacu khusus kepada batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekrjaan dan penanganan.

Page 47: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

8.1.5 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pasangan batu akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume

normal pekerjaan diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis ditentukan

dengan Tebal yang telah ditetapkan serta garis dan penampang melintang yang disetujui

terhadap bentuk dan panjangnya.

b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume teoritis yang disetujui, tidak boleh diukur

atau dibayar.

c. Penggalian untuk selokan drainase yang harus dilapisi dengan pasangan batu dengan

siar akan diukur untuk pembayaran yang sesuai dengan Bab 3.1 spesifikasui ini.

d. Bahan saringan porous yang diperlukan untuk lapis dasar atau urugan kembali ataupun

dalam kantong-kantong saringan berbutiran akan diukur dan dibayar sebagai Drainase

porous, sebagaimana diatur dalam Bab 2.7 Spesifikasi ini. Tidak ada pengukuran atau

pembayaran terpisah akan dibuat untuk penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan

terbuat dari pipa atau untuk suatu cetakan lain atau urugan kembali yang diperlukan.

e Beton yang disediakan sebagai pondasi pasangan batu atau setiap pekerjaan lain yang

diterima tidak boleh diukur untuk pembayaran bab ini, tetapi akan dimasukkan dalam

harga satuan dan item pembayaran untuk beton pada Bab 7.1 Spesifikasi ini.

(2) Dasar Pembayran

Volume yang ditentukan sebagaimana ditentukan diatas, akan dibayar pada Harga Kontrak

per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah dan ditunjukkan

dalam Daftar Penawaran, yang mana harga dan pembayaran tersebut akan merupakan

kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua

penyiapan formasi atau pondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang pelepasan dan

sambungan konstruksi pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali dan penyelesaian, dan untuk

semua pekerjaan dan biaya lainnya yang diperlukan atau yang biasa bagi penyelesaian yang

pantas pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini.

NOMOR ITEM

PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN

PENGUKURAN

8.1.1 Pasangan Batu dengan siar Meter Kubik

Page 48: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

BAB 8.2 PASANGAN BATU KOSONG PERLINDUNGAN TEBING (RIP-RAP)

8.2.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembanguna pasangan batu kosong sebagai pelindung batu

terpasang kering atau disiar sebagaimana ditetapkan dan dipasang beserta atau tanpa

bahan saringan butiran sebagai pendukung.

b. Pasangan batu kosong akan diletakkan diatas talud tebing sungai, timbunan miring,

galian miring dan permukaan tanah sejenis.

(2) Toleransi

Batu untuk pasangan batu kosong harus memenuhi persyaratan terhadap ukuran dan berat:

Ukuran miminum = 25 cm

Berat minimum = 40 km

(3) Contoh Bahan

a. Dua contoh yang menggambarkan batu pasangan kosong harus diserahkan kepada

Direksi paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai berama dengan rician sumber

pengadaan dan hasil data uji yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk kualitas

bahan sebagaimana diuraikan dalam Spesifikasi ini.

b. Bilamana bahan filter berbutir harus digunakan sebagai pendukung kepada pasangan

batu kosong, contoh bahan filter harus disediakan pada waktu yang sama, bersama-sama

dengan data uji untuk gradasi dan mutu yang menunjukkan kecocokannya terhadap

persyaratan untuk bahan alas filter sebagaimana ditetapkan untuk drainase porous pada

Bab 2.7 Spesifikasi ini.

8.2.2 Bahan-Bahan

(1) Batu

a. Batu untuk pasangan batu kosong terdiri dari batu yang sedapat mungkin mendekati

persegi, dan harus keras, awet, tahan terhadap pelapukan tanpa lapisan-lapisan atau

patahan-patahan dan cocok dalam segala hal untuk tujuan yang dikehendaki.

Page 49: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

b. Ukuran minimum masing-masing batu harus sebagaimana diuraikan pada Sub Bab 8.2.1

(2). Direksi dapat diminta digunakan batu-batu ukuran lebih besar jika kecepatan sungai

atau kecepatan arus tinggi dan melebihi 3m/detik.

c. Syarat-syarat mutu untuk pasangan batu kosong harus mematuhi Tabel 8.2.1.

TABEL 8.2.1. SYARAT-SYARAT MUTU UNTUK PASANGAN BATU KOSONG

REFERENSI TEST URAIAN

AASHTO BINA MARGA

BATAS TEST

Kehilangan berat karena abrasi (500

putaran)

T 96 PB 0206 - 76 Maksimum 40 %

Berat jenis dan penyerapan air T 85 PB 0202 - 76 Min 2.3,maks 4 %

Kesempurnaan kekuatan dengan test

sodium sulfet

T 104 _ Kehilangan kurang

dari 10 %

(2) Bahan Filter

Bilamana diperlukan, pasangan batu kosong ditempatkan diatas satu lapisan filter untuk

mencegah tanah halus dari tebing atau talud galian tercuci melati rongga-rongga pasangan

batu kosong. Lapisan filter tersebut akan berupa bahan butiran porous mematuhi persyaratan

pengawasan spesifikasi ini pada Bab 2.7. ”Drainase Porous”. Kecuali dinyatakan lain, gradasi

terpilih harus mematuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada Tabel 2.7.1 Bab ini.

(3) Adonan Semen

Bila diminta untuk grouting pasangan batu kosong, adonan semen harus digunakan,terdiri dari

satu bagian semen dan dua bagian agregat halus dicampur dengan air secukupnya untuk

mendapatkan kekentalan yang diperlukan sesuai dengan persyaratan bab 7.3 Spesifikasi ini.

8.2.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapangan

a. Formasi atau dasar untuk pasangan batu kosong harus digali sampai kedalaman yang

diperlukan yang ditetapkan atau diminta oleh Direksi, sesuai dengan Bab 3.1 – ”Galian”

serta dipadatkan, dirapihkan dan dibentuk dengan baik.

Page 50: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

b. Bila ditempatkan diatas talud tebing, pasangan batu kosong tersebut harus berdiri di

dalam satu parit kali yang digali dibawah kedalaman penggerusan atau semacam

kedalaman lain yang diminta Direksi.

(2) Penempatan Pasangan Batu Kosong

a. Kecuali dipasang membentuk suatu lantai bantaran rata, sebuah parit kaki harus

disediakan dibawah talud pasangan batu kosong untuk membenruk sebuah cut off

(dinding penghalang air dibawah tanah). Kaki ini harus dipasang pertama-pertama

menggunakan batu-batu terbesar dipasang mencapai satu tebal pondasi tidak kurang dari

1,5 kali tebal rata-rata pasangan batu kosong dan dapat didirikan dibawah garis

permukaan air.

b. Batu-batu tersebut dipasang dengan tangan atau mesin dengan sambungan patah-patah

tertutup,tertanam dengan mantap kedalam talud. Setiap batu diletakkan dengan ukuran

memanjang tegak lurus pada muka talud (kecuali ukuran tersebut lebih besar dari tebal

pasangan yang ditetapkan) dalam sambungan yang rapat dengan batu disekitarnya.

c. Tidak ada pembentukkan batu yang diperlukan, dan pasangan batu kosong tersebut

harus dipadatkan selagi pelaksnaan berlangsung untuk memberikan satu permukaan jadi

selesai yang rata dan kekar. Rongga-rongga diantara batu-batu harus ditutup dengan

pecahan-pecahan batu dipukul masuk dengan keras.

d. Kecuali ditetapkan lain atau ditunjukkan dalam gambar rencana, pasangan batu kosong

akan memiliki ketebalan minimum 1,5 kali ukuran (dimensi) minimum, disediakan

untuk dua lapisan tumpang tindih.

(3) Pemasangan Bahan Alas Filter

Bila diperlukan sebagai lapisan alas (dasar) filter dibawah pasangan batu kosong, bahan filter

berbutiran harus dipasang sesuai dengan persyaratan Bab 2.5 Spesifikasi ini.

(4) Pasangan Batu kosong yang digrouting (ditembak)

a. Bila pasangan batu kosong disiar (digrouting) ditetapkan, batu-batu harus bersih dan

dibasahi dengan air sebelum ditempatkan dalam posisi sebagaimana diuraikan diatas.

Rongga-rongga diantara batu-batu akan diisi dengan adonan semen sebelum ditutup

dengan pecahan-pecahan, dan adoanan yang cukup akan digunakan sampai semua

rongga terisi penuh.

Page 51: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

b. Wajah permukaan pasangan batu kosong yang disiar (digrouting) dibiarkan nampak dan

diselesaikan dengan penyapuan dengan sapu yang kaku.

c. Pasangan batu kosong yang disiar (digrouting) dijaga tetap basah dan dirawat untuk satu

jangka waktu paling sedikit tiga hari.

8.2.4 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium

Test kelulusan laboratorium bagi bahan-bahan yang digunakan sebagai pasangan batu kosong

harus dilakukan Kontraktor yang sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik untuk dapat

menentukan gradasi, ukuran dan syarat-syarat mutu sebagaimana diperlukan dibawah

Spesifikasi ini.

(2) Pengendalian Lapangan

Direksi dapat meminta Kontraktor melaksanakan suatu test lanjutan yang dipertimbangkan

perlu, untuk menjamin dipatuhinya Spesifikasi ini.

(3) Contoh Bahan

a. Dua contoh bahan yang menggambarkan batu yang diusulkan digunakan dalam

keranjang Bronjong harus diserahkan kepada Direksi paling sedikit 14 hari sebelum

pekerjaan memulai, bersama-sama dengan rincian sumber pengadaan dan hasil data uji

sesuai dengan persyaratan Spesifikasi untuk mutu batu sebagaimana diuraikan dalam

Spesifikasi ini.

b. Contoh keranjang kawat yang digunakan, harus disediakan padad waktu yang sama,

bersama-sama dengan sertifikat pabrik pembuat.

8.3.2 Bahan-Bahan

(1) Bronjong

a. Persyaratan Umum

Bronjong akan dibuat dari kawat baja dilapisi seng (galvanasi), yang akan dipasok dalam

gulungan datar, demi pengangkutan dan penanganannya. Bronjong dipasok dalam berbagai

Page 52: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

panjang dan tinggi yang diperlukan oleh gambar rencana atau menurut perintah Direksi.

Kecuali dinyatakan lain, ukuran keranjang satuan standar adalah:

Lebar - 1 meter

Tinggi - 0,5 meter atau 1 meter

Panjang - 1 meter atau 2 meter sesuai denagn kebutuhan

b. Kawat Bronjong

i. Kawat tersebut harus baja galvanasi memenuhi persyaratan AASHTO M279.

Kekuatan tarik dari kawat harus 4200 kg/cm2 dengan satu elestisitas minimum 10%

untuk memungkinkan perpanjangan anyaman tersebut. Galvanasi harus dengan

pelapisan minimum 0,26 kg/m2

ii. Ukuran minimum kawat yang digunakan dalam pabrikasi keranjang Bronjong harus:

Kawat Pokok - Ø 4 mm

Kawat keliling - Ø 5 mm

Kawat pengikt dan Kawat penyambung - Ø 2,1 mm

c. Pabrikasi

i. Bronjong harus berbentuk keranjang persegi dari ukuran yang diperlukan dan dibuat

dari kawat yang ditetapkan seperti diatas.

ii. Anyaman trsebut harus berbentuk kawat anyaman hexagonal dianyam dalam pada

tiga kali dua dengan bukaan sekitar 80 cm x 60 cm. Sis-sisi dibentuk menjadi sudut

yang disambung secara aman untuk mencegah bercerai berai.

(2) Urugan batu

a. Urugan batu untuk Bronjong terdiri dari butir batu yang keras, awet, yang tidak akan

merosot kuailitasnya bila terendam dalam air ataupun berhubungan langsung dengan

kondisi cuaca yang berubah-ubah.

b. Butiran-butiran batu pada umumnya bergradasi seragam dalam ukuran dengan batas

beda antara 10 cm dan 20 cm dan bronjong tersebut bila diisi dengan batu akan memiliki

berat jenis paling sedikit 1400 kg/cm3

c. Syarat-syarat kualitas batu urugan bilamana dipecah untuk pengujian harus patuh

dengan Tabel 8.3.1.

Page 53: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

TABEL 8.3.1. SYARAT-SYARAT MUTU BATU BRONJONG

REFERENSI TEST URAIAN

AASHTO BINA MARGA

BATAS TEST

Kehilangan berat karena abrasi

(500 putaran)

T 96 PB 0206 - 76 Maksimum 40 %

Berat jenis dan penyerapan air T 85 PB 0202 - 76 Min 2.3, maksimum 4%

Kesempurnaan kekuatan

dengan test sodium sulfat (5

putaran)

T 104 - Kehilangan kurang dari

10%

8.3.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Persiapan untuk Pemasangan

Landasan untuk bronjong harus digali dan dibentuk sampai kegaris dan ketinggian yang

benar, dan harus disetujui oleh Direksi sebelum penempatan.

(2) Pemasangan Bronjong

a. Keranjang bronjong harus disambung dengan aman oleh pengikatan dengan kawat

sepanjang seluruh ujung kontak dan harus ditarik secukupnya sampai bentuk dan

alinyemen yang benar untuk menerima isian batu.

b. Potongan-potongan batu harus dipilh secara hati-hati mengenai keseragaman ukuran dan

harus dipasang dengan tangan untuk memberikan kerapatan maksimum (dan rongga

minimum). Bilamana setiap bronjong diiisi sampai setengah jalan, dua kawat ikatan

harus dipasang dari depan kebelakang.

c. Keranjang tersebut akan diisi berlebih sebagai cadangan untuk penurunan, dan batu-batu

sebelah luar akan disesuaikan demikiann sehingga muka datar batu-batu itu menumpu

pada anyaman kawat.

d. Pada penyelesaian pengisian batu,penutup dengan engsel anyaman kawat akan

diteggangkan dengan pengumpil keatas dan diikat.

e. Keranjang bronjong akan ditempatkan dalam lapis-lapis dengan susunan sambungan

vertikal.

Page 54: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

8.3.4 Pengendalian Mutu

Pengedalian mutu akan dilakukan oleh Direksi seluas yang diperlukan untuk menjamin bahwa

syarat-syarat mutu yang diberikan dalam Spesifikasi ini dipatuhi. Sejumlah data uji yang

cukup harus disediakan oleh kontrakor untuk kelulusan dan persetujuan bahan tersebut.

8.3.5 Pengukuran dan Pembayaran

(1) Cara Pengukuran Pekerjaan

Volume Bronjong yang diukur untuk pembayaran berupa total jumlah meter kubik bronjong

lengkap terpasang dan dapat diterima. Ukuran yang digunakan untuk perhitungan volume

bronjong adalah ukuran nominal masing-masing keranjang bronjong yang ditunjukkan dalam

Gambar rencana atau menurut perintah dan persetujuan Direksi.

(2) Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar pada harga kontrak per

satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah, yang mana harga dan

pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pabrikasi dan penempatan

semua bahan,termasuk semua galian, persiapan, urugan kembali, tenaga, peralatan, pengujian

dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memuaskan

sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam gambar rencana dan Spesifikasi.

NOMOR ITEM PEMBAYARAN URAIAN SATUAN HARGA

PENGUKURAN

8.3.1 Bronjong Meter kubik

Page 55: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

BAB 8.4 KEREB BETON.

8.4.1 Umum

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan kereb beton, pracetak atau cetak ditempat., sampai

memenuhi kualitas, bentuk dan ukuran yang diperlukan yang telah ditetapkan, dan

memasangnya pada lokasi jalan, garis dan ketinggian sebagaimana ditunjukkan dalam gambar

rencana atau sebagaimana diperintahkan Direksi.

(2) Toleransi.

a. Kereb beton pracetak.

Bila diuji dengan batang lurus 3 meter, suatu kereb dengan satu ketidakrataan

permukaan lebih dari 5 mm, atau lubang permukaan dengan diameter lebih dari 15 mm

akan ditolak.

b. Kereb dicetak ditempat

Bila diuji dengan batang lurus 3 meter, setiap ketidakrataan lebih dari 5 mm dalam

panjang 3 m akan ditolak.

c. Garis dan ketinggian

Bila diuji untuk garis dan ketinggian diatas 25 mm, setiap kesalahan melebihi 10 mm

harus dikoreksi menurut petunjuk direksi.

(3) Contoh Bahan

a. Bila kereb dibuat pracetak, dua contoh yang menggambarkan kereb tersebut harus

diserahkan kepada direksi teknik paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai

bersama-sama dengan catatan kualitas campuran sesuai dengan persyaratan spesifikasi

ini.

b. Bila kereb dicetak ditempat, contoh-contoh agregat beton tersebut harus diserahkan

kepada direksi untuk menunjukkan kecocokannya dengan persyaratan gradasi dan mutu

spesifikasi ini.

Page 56: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

8.4.2 Bahan-Bahan

(1) Kereb Beton Pracetak

a. Kereb beton pracetak harus dibuat dengan beton kelas K 175 dan harus

mematuhi persyaratan Bab 7.1 spesifikasi ini.

b. Ukuran kereb harus sesuai dangan gambar standart No.C.7/2, ialah sebagai berikut:

Panjang = 60 cm

Tinggi = 30 cm

Lebar dasar = 21 cm

c. Unit-unit kereb lainnya, harus dicetak tersendiri, seperti kereb air masuk (inlet) untuk

mengeluarkan air permukaan.

(2) Baja Tulangan.

Jika diminta demikian atau ditunjukkan dalam gambar, harus dipasang baja tulangan ringan

mematuhi persyaratan Bab. 7.2 sebagai penulangan dan dicor dalam kereb beton tersebut

(3) Agregat untuk kereb beton.

Agregat kasar dan agregat halus yang digunakan untuk pembuatan kereb beton harus

disediakan yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1 spesifikasi ini.

(4) Adonan Semen

Adonan semen yang digunakan untuk sambungan-sambungan dan alas kereb beton harus

memenuhi persyaratan Bab 7.3 spesifikasi ini.

(5) Sambungan Muai

Bila ditetapkan, sambungan muai jadi(yang dibentuk sebelumnya) yang memenuhi

persyaratan AASHTO M153 harus disediakan untuk digunakan sebagai sambungan kereb

ditempat.

Page 57: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

8.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan.

(1) Kereb Beton Di Cor Di Tempat

a. penggalian harus dibuat sampai lebar dan dalam yang diperlukan, sebagaimana

ditunjukkan dalam gambar serta sampai ke garis dan ketinggian yang diatur dilapangan.

Semua galian bahan-bahan lunak, harus dibuang sebagaimana diperintahkan dna diganti

dengan urugan pilihan yang akan dipadatkan dengan baik sehingga disetujui direksi.

b. Bila diperintahkan direksi, satu lapisan pasir dan kerikil yang bersih atau bahan butiran

tembus air yang disetujui lainnya harus dipasang sampai ketebalan 10 cm membentuk

lapisan dasar bagi kereb.

c. Cetakan penunjang yang akan berisi beton harus dibuat dan diatur ditempat mencapai

bentuk dan ukuran yang benar sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan sampai

panjang yang diperlukan memenuhi jadwal pelaksanaan, dan akan diperiksa mengenai

garis dan ketinggiannya sebelum dicor beton. Bila kereb dibuat melengkung, cetakan

tersebut harus dibentuk secara akurat mencapai lengkungan yang ditunjukkan pada

Gambar.

d. Beton kelas K175 harus dicampur dan dicor yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1

mencapai ketebalan yang penuh yang diperlukan. Permukaan beton tersebut akan

dihaluskan dan dikulir halus dengan ujung-ujung yang dibulatkan memenuhi jari-jari

yang ditunjukkan dalam gambar. Sebelum penyelesaian, permukaan tersebut akan diuji

dengan batang lurus 3 meter dan juga diperiksa sampai ke garis dan ketinggiannya, dan

setiap ketidak rataan harus dibetulkan.

e. Kereb tersebut akan dibuat dalam bagian-bagian yang seragam yang panjangnya tidak

lebih dari 25 m. bagian-bagian yang lebih pendek akan dipasang sebagai penutup

pekerjaan, tetapi tidak ada bagian yang lebih pendek dari 2 meter, kecuali untuk kereb

inlet yang dicetak secara terpisah memenuhi standar ukuran yang ditunjukkan dalam

Gambar Rencana.

f. Sambungan muai akan dibuat di dalam kereb pada interval sekitar 25 m.

g. Cetakan tersebut akan dibongkar 2 hari setelah beton selesai dicor, kecuali

diperintahkan lain oleh Direksi. Cacat-cacat kecil akan diperbaiki dengan adonan

semen campuran 1 : 2. Bagian-bagian kereb dengan cacat yang banyak terhadap

toleransi atau kualitasnya akan disingkirkan dan diganti sebagaimana diperintahkan

Direksi.

Page 58: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

h. Segera setelah mengendap dan mengeras, permukaan kereb beton tersebut disiram

dengan air dan satu permukaan yang basah dijaga sampai paling sedikit 3 hari

perawatan.

i. Urugan kembali dengan bahan bahu jalan pilihan, akan dipasang di belakang kereb bila

beton tersebut telah cukup terpasang dan mengeras serta tidak kurang dari 10 hari

setelah pengecoran selesai.

(2) Kereb Beton Pracetak

a. penggalian dan persiapan harus dilakukan seperti yang diuraikan untuk kereb dicor di

tempat.

b. Sebuah alas beton tebal 10 cm dari beton campuran 1 : 2 : 4 (atas volume) akan

dipasang sampai kemiringan dan ketinggian yang diperlukan sebgai lapisan dasar

kereb pracetak.

c. Satu lapisan 3 cm adonan semen dengan campuran 1 : 3 akan dipasang di asat dasar

beton tersebut, dan kemudian kereb pracetak tersebut ditanam ke dalam adonan semen

serta diatur mencapai garis dan ketinggian yang benar.

d. Sambungan-sambungan antara kereb-kereb yang berurutan akan dibuat serapat

mungkin dan tidak lebih dari 3 mm – 5 mm lebarnya serta akan diisi dengan adonan

semen campuran 1 : 2. Adonan sambungan tersebut akan diperluas sampai potongan

penuh kereb dan akan dirapikan sampai rata benar dengan permukaan kereb.

e. Kereb beton pracetak tersebut setelah terpasang akan diperiksa mengenai ketidak

rataan, terhadap toleransi dan kualitasnya, dan setiap kereb yang dalam pendapat

Direksi tidak memenuhi persyaratan Spesifikasi ini akan ditolak dan harus diganti.

8.4.4 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium untuk bahan-Bahan

Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan kereb pracetak dan cetak di tempat,

temasuk semen, agregat beton dan air, harus memenuhi persyaratan mutu dan gradasi yang

relevan sebagaimana ditetapkan pada Bab 7.1 ; 7.2 dan 7.3 Spesifikasi ini.

Page 59: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(2) Pengendalian Lapangan

Kereb beton akan dipasang memenuhi syarat-syarat toleransi dan kualitas yang diuraikan

dalam Spesifikasi ini dan akan diperiksa selama pross pelaksanaan dan pada penyelesaian.

Kereb yang dalam pendapat Direksi tidak memenuhi persyaratan Spesifikasi ini akan ditolak

dan diganti atas biaya Kontraktor.

8.4.5 Cara Pengukuran Pekerjaan

(1) Kereb beton pracetak dan kereb beton dicetak di tempat akan diukur untuk

pembayaran dalam meter panjang sebagai panjang kereb terselesaikan dan dapat

diterima Direksi, diukur sepanjang permukaan depan pada kemiringan permukaan jadi

(selesai). Pengukuran panjang akan dibuat untuk struktur drainase, seperti lubang

penampungan, parit dan kereb inlet.

(2) Kereb yang disediakan dan dibuat sebgai kereb inlet akan diukur secara terpisah atas

jumlah unit (satuan)

(3) Penggalian dan persiapan untuk pemasangan kereb beton, penyediaan cetakan dan

sambungan muai untuk kereb dicetak di tempat tidak boleh diukur untuk pembayaran

sebagai item pembayaran terpisah, tetapi akan dianggap sudah dimasukkan dalam

harga satuan kontrak bagi masing-masing kereb beton.

(4) Beton dan adonan yang diperlukan untuk lapisan dasar kereb beton pracetak tidak

boleh dibayar sebagai item. Pembayaran yang terpisah, tetapi akan dianggap sudah

dimasukkan dalam harga satuan kontrak bagi kereb beton pracetak.

(5) Bahan filter berbutiran yang dipasang sebagai lapisan dasar atau pendukung kereb

beton cetak di tempat akan diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous, yang

dimasukkan pada Bab 2.7 spesifikasi ini.

8.4.6 Cara Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana yang diberikan di atas, akan dibayar pada harga kontraj

per satuan pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum di bawah, dan diperlihatkan

dalam Daftar Penawaran, yang mana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi

penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua galian dan persiapan,

penyediaan cetakan, untuk penyelesaian dan urugan kembali yang diperlukan, serta untuk

Page 60: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

semua pekerjaan lain dan biaya-biaya yang diperlukan bagi penyelesaian pekerjaan yang baik

yang diuraikan sebelumnya dalam Spesifikasi ini.

NOMOR ITEM

PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN

PENGUKURAN

8.4.1

8.4.2

8.4.3

Kereb beton pracetak

Kereb beton cetak di tempat

Kereb inlet

Meter panjang

Meter panjang

Unit

BAB 8.5 RAMBU-RAMBU LALU LINTAS, PATOK PENUNJUK PATOK

KILOMETER

8.5.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, perakitan dan pemasangan atau penggantian

rambu lalu lintas, patok-patok penunjuk dan patok-patok kilometer pada lokasi jalan

sebagaimana diperintahkan Direksi.

b. Pekerjaaan pemasangan akan meliputi semua penggalian pondasi, urugan kembali,

pengangkeran, penunjangan dan penguncian ikatan.

(2) Contoh Bahan

Jika tidak dinyatakan lain, contoh bahan-bahan berikut yang diuraikan dalam Spesifikasi ini,

harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum

pekerjaan dimulai

a. Satu liter kaleng dari setiap jenis dan warna cat, bersama-sama dengan data pabrik

pembuat mengenai komposisi, cara pemakaian usia pakai dan umur kalengan.

b. Sebuah patok baja bulat galvanisasi untuk rambu lalu lintas

c. Sebuah plat tanda dengan pengecatan yang sudah selesai

d. Sebuah patok kilometer

Page 61: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(3) Standar Referensi

Rambu lalu lintas harus dari ukuran, warna, jenis dan bidang mengkilat yang diuraikan

sebelumnya oleh DLLAJR seperti ditunjukkan pada Gambar Standar.

(4) Penjadwalan Pekerjaan

Tanda-tanda dan patok-patok yang harus disediakan di bawah kontrak ini, harus dipasok dan

dipasang sesuai dengan program pekerjaan yang disediakan oleh Direksi.

(5) Perbaikan Pekerjaan yang Tidak Memuaskan

Setiap item yang harus dipasok di bawah kontrak ini yang tidak memenuhi persyaratan

spesifikasi atau dalam pendapat Direksi dianggap tidak memuaskan, harus diperbaiki oleh

Kontraktor atas beban biaya Kontraktor.

8.5.2 Bahan-Bahan

(1) Penyiapan Bahan

Penyimpanan cat dan bahan-bahan lain harus memenuhi persyaratan Bab 1.6 - “Bahan dan

Penyimpanan”, Spesifikasi ini.

(2) Plat Rambu Lalu Lintas (Gambar E2/1-3)

Plat rambu lalu lintas harus dipabrikasi dengan lembaran datar aluminium campuran keras

No.5052-H3K mematuhi standar spesifikasi ASTM B209, dan memiliki satu ketebalan

minimum 2 mm. Lembaran-lembaran tersebut harus diproses secara baik sebelum digunakan

sebagai plat rambu lalu lintas serta dibuat sesuai dengan standar Gambar Rencana.

(3) Rangka Plat Rambu Lalu Lintas (Gambar E2/1-3)

Rangka plat harus dipabrikasi dengan aluminium campuran potongan menonjol No.6063-T6

mematuhi ASTM B221. Penguatan plat rambu lalu lintas akan diperlukan bilamana ukuran

tanda tersebut melebihi satu meter.

Page 62: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(4) Patok-patok Rambu Lalu Lintas (Gambar E2/1-3)

Patok rambu akan dibuat dari pipa baja dengan tebal minimum 3,7 mm, galvanisasi celup

panas, memenuhi ASTM_A 120 dengan diameter antara 40 – 60 mm dan dari berbagai

panjang total untuk memenuhi jenis rambu sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar

(E2/3/3). Semua ujung terbuka akan diberi topi (penutup) untuk mencegah masuknya air dan

patok tersebut akan dipasok lengkap dengan pipa fitting dan tutup patok, semua sebagaimana

ditunjukkan pada Gambar Standar.

(5) Skrup, Mur, Baut dan Cincin

Barang-barang ini harus dipabrikasi dengan aluminium atau baja tegangan tinggi.

(6) Cat

Semua pelapisan, cat dan email yang digunakan dalam persiapan rambu, patok-patok dan

fitting, harus dari mutu paling baik, khususnya dibuat untuk tujuan yang dilayaninya, dan dari

jenis dengan merek dagang yang dapat diterima Direksi. Cat untuk bagian-bagian baja harus

dari kandungan oxida seng tinggi berisikan minimum tujuh kilogram oxida seng per seratus

liter cat.

Untuk menjamin kecocokannya, cat dasar, cat bawah dan cat penyelesaian, dimana mungkin

harus dari pabrik yang sama. Semua bahan harus digunakan didalam batas waktu yang

ditetapkan oleh pabrik.

(7) Lapis Mengkilap

Lapis mengkilap harus dari mutu keteknikan “Scotchlite” atau bahan pemantul warna lainnya

yang disetujui. Wajah dari masing-masing tanda harus memantulkan cahaya yang sesuai

dengan persyaratan DLLAJR dan wajah masing-masing patok penunjuk harus memantulkan

cahaya.

(8) Patok Beton

a. Patok-patok beton yang digunakan sebagai patok-patok penunjuk dan patok-patok

kilometer harus pracetak dari beton kelas K175, dibuat sesuai dengan persyaratan Bab

7.1.

Page 63: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

b. Patok-patok tersebut harus dicetak dengan akuran yang memenuhi Gambar Standar

dari keseluruhan ukuran berikut :

i. Patok KM standar (Gambar E1/1)

● Panjang total 160 cm

● Potongan (persegi) 30 cm

● Rabat atas 30 cm tebal

ii. Patok HM standar (Gambar E1/2)

● Panajng total 80 cm

● Potongan (segitiga) 14 cm

iii. Patok beton standar (Gambar E1/2)

● Panjang total 100 cm

● Potongan (persegi) 20 cm

c. Semua patok harus dilengkapi dengan ujung yang dibentuk serong (tumpul)

sebagaimana ditunjukkan pada Gambar dan ditandai yang cocok serta dicat.

d. Patok beton tersebut harus diberi tulangan dengan batang-batang baja yang dibentuk,

dibengkok dan dikait sebagaimana ditunjukkan pada Gambar, dengan batang tulangan

memanjang 6 m dan begel (batang keliling) 6 mm. Baja tulangan tersebut harus sesuai

dengan persyaratan Bab 7.2 Spesifikasi ini.

(9) Pondasi Beton

Beton yang diperlukan untuk blok pondasi harus campuran berdasarkan volume dengan

perbandingan 1 : 2, 5 : 5 yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1 Spesifikasi ini.

8.5.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pemggalian dan Urugan Kembali

a. Lubang-lubang harus digali sampai kedalaman dan bentuk yang diperlukan untuk

pondasi beton bagi rambu lalu lintas dan untuk dasar patok-patok beton, seperti

ditunjukkan pada Gambar Rencana atau sebagaimana diperintahkan Direksi di

lapangan.

b. Urugan kembali akan dilaksanakan dengan menggunakan bahan yang cocok yang

disetujui Direksi dan harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan 15 cm. Bahan

penggalian yang berlebih harus dibuang oleh Kontraktor menurut petunjuk Direksi.

Page 64: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(2) Pemasangan patok-patok

a. Patok baja untuk rambu lalu lintas harus dipasang tegak dalam posisi di dalam cetakan

blok pondasi sebelum pengecoran beton dan harus didukung yang baik dengan

penunjang untuk mencegah gerakan selama pengecoran dan pemadatan beton. Patok-

patok tersebut harus ditempatkan seperti ditunjukkan pada Gambar rencana atau

sebagaimana ditunjukkan di lapangan oleh Direksi.

Blok pondasi beton tersebut harus dicetak menurut ukuran dan bentuk yang

ditunjukkan pada Gambar standar dengan tinggi total 55 cm dan potongan persegi 40 x

40 cm. Blok pondasi tersebut harus ditanam sekitar 35 cm masuk ke tanah.

b. Patok kilometer dan patok penunjuk dari beton akan dipasang seperti ditunjukkan pada

Gambar Standard an ditanam masuk ke dalam tanah pada kedalaman sebagai berikut :

● Patok KM Standar tinggi 160 cm = 60 cm

● Patok HM Standar tinggi 80 cm = 35 cm

● Patok beton Standar tinggi 100 cm = 80 cm

(3) Pemasangan Panel Rambu

a. Panel-panel rambu harus dipasang oleh Kontraktor sesuai dengan rincian yang

ditunjukkan pada Gambar Rencana. Setiap pecah-pecah atau bengkok-bengkok panel

rambu tersebut akan merupakan alasan Direksi untuk meminta penggantian panel

tersebut atas beban Kontraktor.

b. Bagian-bagian yang nonjol dari penguncian-penguncian pada permukaan rambu harus

dicat dengan email menyamakan dengan warna latar belakang.

c. Semua rambu lalu lintas yang baru dipasang harus ditutup dengan kantong sampai

pembukaannya diperintahkan oleh Direksi.

(4) Pengecetan Patok-Patopk dan Plat Rambu

Pada umumnya satu lapis cat dasar, satu lapis cat bawah dan satu lapis penyelesaian harus

dilapiskan. Semua cat harus diperiksa mengenai kecocokannya dengan jenis barang yang

harus dicat dan harus memenuhi persyaratan Sub Bab 8.5.2 (6) Spesifikasi ini, beserta satu

warna yang dapat diterima seperti diuraikan pada Gambar Standar.

a. Patok beton harus dicat seperti yang ditunjukkan pada Gambar Standar (E1/1-2) yang

sesuai dengan daftar lokasi dan rambu yang harus dipasok untuk kontrak khusus.

Page 65: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

b. Patok baja harus dibersihkan seluruhny, bebas dari lemak, karatan dan kerak, serta

dicat menurut warna penyelesaian yang diminta Direksi. Kecuali diperintahkan lain,

cat dasar harus dari cat dasar pencegah karat.

c. Plat rambu lalu lintas harus bersih dan siap pakai, dan cat dilapiskan kepada

permukaaan kering dengan semprotan bertekanan yang membentuk satu film yang rata

dan halus. Pengeringan cat tersebut harus dengan panas lampu. Plat rambu harus

dibuat sesuai dengan satu jadwal yang disiapkan untuk kontrak khusus.

8.5.4 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu akan dilaksanakan oleh Direksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin

bahwa syarat-syarat kualitas yang mengacu kepada Spesifikasi ini dipatuhi. Data uji yang

cukup dan sertifikat pabrik harus disediakan oleh Kontraktor untuk pelulusan dan persetujuan

bahan0bahan tersebut.

8.5.5 Cara Pengukuran dan Pembayaran

(1) Volume yang diukur untuk rambu lalu lintas, patok penunjuk dan patok kilometer

adalah jumlah sebenarnya rambu lalu lintas dan patok-patok yang dilengkapi dan

dipasang sesuai dengan daftar dan Gambar Kontrak dan yang dapat diterima oleh

Direksi.

(2) Volume yang diukur sebagaimana diberikan di atas akan dibayar, pada harga satuan

kontrak per satuan pengukuran untuk item-item pembayaran yang tercantum di bawah,

dan diberikan dalam Daftar Penawaran, yang mana harga-harga dan pembayaran

tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua barang-barang,

tenaga, peralaatn, alat bantu dan lain-lain yang diperlukan untuk penyelesaian

pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan bab dan Spesifikasi ini.

(3)

NOMOR ITEM

PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN

PENGUKURAN

8.5.1

8.5.2

8.5.3

Rambu lalu lintas

Rambu penunjuk

Patok kilometer

Unit

Unit

Unit

Page 66: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

BAB 8.6 REL PENGAMAN BALOK BAJA

8.6.1 Umum

(1) Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, perakitan dan pemasangan rel pengaman jenis

balok, dibuuat sesuai spesifikasi ini dan tepat benar dengan garis dan kemiringan yang

ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi.

b. Pemasangannya meliputi semua penggalian, pondasi, urugan kembali, pengangkeran,

penunjangan dan penguncian ikatan yang diperlukan.

(2) Contoh Barang

Sebuah contoh tipikal rel pengaman (potongan 20 cm) harus diserahkan kepada Direksi

Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebulum perkerjaan dimulai.

(3) Penjadwalan Perkerjaan

Rel pengaman yang harus disediakan di bawah kontrak tersebut harus dipasok dan dipasang,

sesuai dengan program perkerjaan yang disiapkan oleh Direksi.

(4) Perbaikan Perkerjaan yang Tidak Memuaskan

Setiap item rel yang harus dipasok dan dipasang di bawah kontrak ini yang tidak memenuhi

persyaratan Spesifikasi ini atau dalam pendapat Direksi dianggap tidak memuaskan harus

diperbaiki oleh Kontraktor atas biaya Kontraktor.

8.6.2 Bahan-Bahan

(1) Uraian

Elemen rel baja harus digalvanisasi atau balok baja bergelombang dicat, dibuat di pabrik dari

lembaran baja memenuhi persyaratan AASHTO M180 (Gambar 1) rincian disain berikut

• Elemen balok tersebut harus dibentuk dari lembaran baja dengan lebar nominal 483

mm, agar dapat membentuk potongan balok W.

• Ketebalan lembaran baja minimum adalah 2,74 mm, kecuali ditetapkan lain.

Page 67: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

• Balok yang harus digalvanisasi harus dilapisi dengan lapisan seng pada kedua sisi,

dengan total minimum berat lapisan 610 gram/m2

• Balok-balok yang harus dilapisi dengan cat dasar pencegah karatan sebelum

pengecatan.

(2) Ujung atau Bagian Penahan Benturan

Bagian ujung atau bagian penahan benturan harus dari ketebalan dan jenis baja yang sama

dengan balok rel pengaman.

(3) Sambungan dan Penyambungan

Semua sambungan atau penyambungan harus dibentuk dengan kancing bahu baut

berkepalaoval, guna memperkecil tonjolan dari permukaan rel pengaman. Mur dan baut

untuk balok harus memenuhi persyaratan AASHTO A307 dan harus digalvanisasi celup panas

dilapisi seng, kecuali dinyatakan lain.

(4) Patok Rel Pengaman

Pato-patok dari kayu, beton atau baja yang ditetapkan untuk kontrak khusus dan harus

memenuhi persyaratan disain sebagimana ditunjukan pada Gambar Standar.

a. Patok Kayu

patok kayu harus dibuat dari kayu Indonesia kelas I, seperti jati atau semacamnya. Potongan

patok tersebut adalah 15 cm x 25 cm, dengan total panjang 1,5 m, kecuali ditunjukan lain

dalam Gambar rencana. Lapisan dasar pato-patok tersebut harus dilapisi dengan bahan

pengawet creosot yang disetujui dan bagian atas cat.

b. Patok Beton

patok beton harus dicetak dengan beton kelas K175 yang sesuai dengan persyaratan Bab 7.1

Spesifikasi ini, dan harus diberi penulangan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Standar

dengan baja memanjang diameter 10 mm dengan begal (kolongan) diameter 8 mm pada

selang jarak 20 cm pusat ke pusat. Setiap potongan patok beton harus 18 cm persegi dengan

total panjang 1,25 meter.

Page 68: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

c. Patok Baja

Patok-patok baja harus digalvanisasi mematuhi ASTM A120, dan harus dipabrikasi dari baja

mutu BJ34 tebal 6 mm berbentuk potongan U 178 mm x 75 mm, panjang patok 1,85 meter.

(5) Cat

a. semua lapisan, cat dan email yang digunakan dalam penyiapan patok dan pemasangan

harus dari mutu yang paling baik, yang cocok untuk pilihan yang dimaksud, dan dari

jenis dan merek yang dapat diterima Direksi. Cat untuk batang-batang baja harus dari

kandungan exida seng tinggi berisis minimum tujuh kilogram exida seng per seratus

liter cat.

b. Untuk menjamin kecocokannya, cat dasar, lapisan bawah dan lapisan penyelesaian

dimana mungkin harus berasal dari pabrik pembuat yang sama dan sesuai dengan

permukaan yang harus dicat. Semua bahan-bahan cat harus digunakan menurut

menurut batas waktu yang ditetapkan oleh Pabrik perbuat.

(6) Blok Ganjal Kayu

Blok ganjal kayu dipasang diantara rel pengaman dan patok, harus memenuhi persyaratan

untuk patok kayu pada item (4) Sub Bab 8.6.2.

8.6.3 Pemasangan Patok-Patok dan Rel

(1) Pemasangan Patok

a. lubang patok harus digali sampai kedalaman yang diperlukan dan semua patok

dipasang vertical dalam posisi yang ditempatkan di lapanagan dengan jarak

pemasangan sebagaimana diberikan pada Gambar Standar atau ditunjukan di lapangan

oleh Direksi dan sesuai dentgan 8.6.1 berikut.

Page 69: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

Table 8.6.1 PEMASANGAN PATOK-PATOK

JENIS PATOK PANJANG TOTAL

(m)

PANJANG TERTA MAKSIMUM JARAK

PEMASANGAN

PATOK (m)

KAYU

BETON

BAJA

1,50

1,25

1,85

0,75

0,50

1,10

2,0

2,0

4,0

b. Patok-patok tersebut harus didirikan dlama beton 1:2,5:5 dimana ditunjukan dalam

gambar atau jika diminta demikian oleh Dirwksi Teknik. Bilamana patok-patok

ditanam dalam pondasi beton, patok-patok tersebut harus tetap tidak diganggu untuk

minimum selama 48 jam sebelum memasang belok rel pengaman dan urugan kembali.

c. Ruangan disekitar masing-masing patok harus diurug kembali sampai permukaan

tanah normal dengan tanah terpilih tidak berisikan batu besar dan dipadatkan dalam

lapisan 10 cm.

d. Bilaman patok baja ditanjapkan ke dalam tanah dasar, tidak boleh ada patok-patok

yang bengkok atau kepalanya berubah bentuk yang akan diterima.

(2) Pemasangan Balok rel Pengaman

a. semua perkerjaan logam harus dipabrikasi dalam benkel dan tidak ada pemotongan

atau pengelasan akan dilakukan di lapangan kecuali diperintahkan lain oleh Direksi.

Elemen rel akan dibuat saling menumpusedemikian sehingga ujung yang nonjol tidak

akan menghadapi lalu lintas yang mendekat. Bagian akhir (terminal) akan dipasang

sesuai dengan rekomondasi pabrik dan seperti ditunjukkan pada Gambar rencana.

b. Rel pengaman akan dipasang dalam satu cara sehingga akan menghasilkan rel

menerus rapat yang rata, sesuai dengan garis dan kemiringan jalan.

c. Semua batu-buat, kevuali baut yang tersediakan untuk penyesuaian harus dipasang

dengan ketat. Baut-baut tersebut harus dengan panjang yang cukup, dipanjangkan

paling sedikit 5 mm diluar mur yang telah dipasang namun tidak lebih dari 10 mm.

d. Setiap permukaan galvanisasi atau yang cat, termasuk pengerasan yang telah digosok

sedemikian sehingga logam dasar menonjol, harus dilapisi dan dilindungi sebagaiman

diperintahkan oleh Direksi.

Page 70: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

(3) Pengecatan

Bila rel pengaman dan patok-patok harus dicat, mereka harus dilapisi dengan satu lapisan cat

dasar yang disetujui dan dicat satu lapis cat penyelesaian. Cat hanya akan dilapiskan kepada

permukaan yang kering, bersih, dalam warna yang sesuai yang diminta oleh Direksi.

8.6.4 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu akan dilaksankan oleh Direksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin

bahwa syarat-syarat kualitas yang mengacu kepada spefikasi ini dipatuhi. Sejumlah data uji

dan disetujui bahan-bahan tersebut.

8.6.5 Cara Pengukuran

(1) Volume yang diukur untuk Balok Rel pengaman adalah meter panjang sebenarnya

yang disediakan dan dipasang sesuai dengan Gambar rencana dan dapat diterima

Direksi. Panjangnya akan ditentukan dari pusat ke pusat ujung patok-patok untuk

setiap bagain terselesaikan.

(2) Batang ujung rel pengaman akan dikukur dengan sejumlah yang dipasang ditempat

dan dapat diterima Direksi.

(3) Patok untuk rel pengaman akan diukur dengan jumlah dan jenis yang dipasang di

tempat dan dapat diterima oleh Direksi.

(4) Tidak ada ukuran terpisah akan dibuat untuk penggalian urugan kembali, pengecatan,

dan semua perkerjaan tersebut akan dimasukkan dalam harga satuan untuk rel

pengaman.

(5) Bila penunjang (pondasi) beton harus disediakan, beton tersebut akan diukur dan

dibayar secara terpisah di bawah item pembayaran yang sesuai termasuk dalam Bab

7.1.

Page 71: BAB VI d - SPESIFIKASI TEKNIS 4

PETUNJUK TEKNIS NO.013/T/Bt/1995 Spesifikasi Umum Jalan kabupaten

G:GD-95/BK7/BAB6/ir/1/31/96

8.6.6 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas dibyar pada harga satuan per satuan

pengukuran untuk item pembayaran yang tercantum dibawah dan diberikan dalam Daftar

Penawaran yang mana harag-haraga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi

perkerjaan lain yang perlu untuk penyelesaian perkerjaan yang memuaskan sesuai dengan Bab

dari Spesifikasi ini.

NOMOR ITEM

PEMBAYARAN

URAIAN SATUAN

PENGUKURAN

8.6.1

8.6.2

8.6.3

Balok rel pengaman

Batang ujung

Patok rel pengaman (kayu/beton/baja)

Meter panjang

Unit

Unit