17
40 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk menjawab permasalahan yaitu bagaimana penerapan aspek fungsional manajemen dan seberapa jauh pertunjukan tayub memberi kontribusi sosial ekonomi bagi masyarakat penyelenggara, maka dalam bab ini akan memaparkan aspek fungsional manajemen yang terjadi dalam penyelenggaran pertunjukan tayub. Sebagaimana dipaparkan dalam bab pertama, ada empat aspek fungsional yaitu manajemen produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan. Secara sistematis berikut ini ulasannya. A. Manajemen Produksi Manajemen produksi berkaitan dengan perencanaan hingga operasional suatu kegiatan. Perencanaan pertunjukan tayub diawali dengan oleh inisiator yaitu tuan rumah yang ingin mengadakan hajatan. Pada umumnya tayub diselenggarakan sebagai bagian dari acara perkawinan, memperingati ulang tahun atau daur hidup manusia, dan juga memperingati kegiatan kemasyarakatan, seperti bersih desa. Inisiator akan menghubungi pihak-pihak yang terkait dengan pertunjukan tayub dan memberikan order (panjer). Panjer digunakan untuk mengikat janji antara yang punya “gawe” dengan pengisi acara dalam hal ini adalah ledhek. Terkadang 1 tahun lebih pun sudah dipanjer, bahkan sampai belum ada tanggalnya pun semisal tahun 2016, Mbak Giyanti sudah dikontrak oleh orang yang pnya hajatan (syukuran, mantu, sunatan, ulang tahun),namun yang terbanyak adalah acara mantenan. Kalau sudah dipanjer ya harus berangkat, wong tidak dipanjer saja kita berangkat” 1 1 Wawancara dengan Dwi Purwanto pada Senin 12 Mei 2014 di Pulokulon, Grobogan.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

40

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Untuk menjawab permasalahan yaitu bagaimana penerapan aspek

fungsional manajemen dan seberapa jauh pertunjukan tayub memberi kontribusi

sosial ekonomi bagi masyarakat penyelenggara, maka dalam bab ini akan

memaparkan aspek fungsional manajemen yang terjadi dalam penyelenggaran

pertunjukan tayub.

Sebagaimana dipaparkan dalam bab pertama, ada empat aspek fungsional

yaitu manajemen produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan keuangan.

Secara sistematis berikut ini ulasannya.

A. Manajemen Produksi

Manajemen produksi berkaitan dengan perencanaan hingga

operasional suatu kegiatan. Perencanaan pertunjukan tayub diawali dengan

oleh inisiator yaitu tuan rumah yang ingin mengadakan hajatan. Pada

umumnya tayub diselenggarakan sebagai bagian dari acara perkawinan,

memperingati ulang tahun atau daur hidup manusia, dan juga memperingati

kegiatan kemasyarakatan, seperti bersih desa. Inisiator akan menghubungi

pihak-pihak yang terkait dengan pertunjukan tayub dan memberikan order

(panjer).

Panjer digunakan untuk mengikat janji antara yang punya “gawe” dengan pengisi acara dalam hal ini adalah ledhek. Terkadang 1 tahun lebih pun sudah dipanjer, bahkan sampai belum ada tanggalnya pun semisal tahun 2016, Mbak Giyanti sudah dikontrak oleh orang yang pnya hajatan (syukuran, mantu, sunatan, ulang tahun),namun yang terbanyak adalah acara mantenan. Kalau sudah dipanjer ya harus berangkat, wong tidak dipanjer saja kita berangkat”1

1 Wawancara dengan Dwi Purwanto pada Senin 12 Mei 2014 di Pulokulon, Grobogan.

Page 2: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

41

Manajer ledhek, Dwi Purwanto mengatakan bahwa bila sudah dapat

panjer, mereka harus konsekuen. Bila ada tawaran lain yang akan

memberikan panjer yang lebih besar dan lebih menjanjikan, mereka tidak

menerima. Baginya panjer itu seperti harga mati, tidak bisa ditarik. Bila

mereka menerima panjer dari orang lain dan membatalkan tawaran yang

pertama, pasti host akan kecewa dan pasti cerita tentang penolakan joged

akan menjadi penilaian yang buruk dan tidak akan mendapatkan order.

“Halangan seperti hujan, banjir, dan petir tidak menghalangi untuk hadir

berperan dalam pertunjukan tayub,”, kata Dwi Purwanto. “Kita harus disiplin,

dan itu yang akan menjadi kebanggaan orang, akan berkesan baik agar

saatnya nanti kita akan dipanggil untuk pentas”, lanjutnya.

Secara satu persatu, pihak ledhek, pengurus kelompok karawitan,

pengelola tata panggung termasuk tata lampu dan tata suara, dan juga

pengelola video shooting akan dihubungi oleh tuan rumah. Biasanya

dilakukan via telpon atau menemui ke rumah mereka.

“Dalam masalah pemesanan yang diutamakan bukan masalah panjer, sebaiknya 6 bulan sebelum acara bisa langsung menghubungi saya untuk saya cek waktunya. Ya bisa via telpon atau ketemu langsung ke rumah seperti ini. Setelah itu kita mempersiapkan hal-hal yang perlu dipersiapkan misalnya beskap, seragam, warna baju, dan jumlah ledhek”.2

Persiapan yang dilakukan elemen-elemen pertunjukan di atas

dilakukan secara sendiri-sendiri tanpa ada latihan bersama. Dwi Purwanto

2 Wawancara dengan Dwi Purwanto pada Senin 12 Mei 2014 di Pulokulon, Grobogan.

Page 3: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

42

yang beristrikan ledhek yang sekaligus sebagai manajer bagi istrinya akan

menanyakan kepada pihak pengundang hal-hal yang mereka inginkan

sehingga dia mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan seperti seragam

ledhek.

B. Manajemen Pemasaran

Pemasaran berorientasi kepada semua pihak yang terlibat, yaitu para

penyelenggara, mitra penyelenggaran, pelaku kesenian dan juga penonton

(Achsan Permas, 2002). Untuk orientasi tersebut maka ditentukan rancangan

pemasaran, sasaran pemasaran, dan promosi. Dalam rancangan

pemasaran, pihak-pihak yang berkepentingan melakukan pemasaran

dengan caranya. Dalam kesenian, orientasi bisa diarahkan kepada karya

seni (art for art) atau diarahkan kepada pasar (art for mart). Dalam

penyelenggaraan pertunjukan tayub, pelaku kesenian seperti ledhek tidak

melakukan promosi secara nyata. Promosi yang mereka lakukan bukanlah

membuatkan dan menyebarkan pamflet, atau promosi melalui radio, atau

menyatakan keunggulan dirinya dalam media cetakan atau non cetakan

lainnya. Promosi yang mereka lakukan yaitu tampil sebagai jodeg dengan

sebaik-baiknya. Artinya, sebagai joged mereka memenuhi janji untuk tampil

dalam suatu acara, berdandan yang menarik, menyanyi dan menari dengan

baik, dan juga berperilaku yang baik pula. Hal ini berkaitan dengan kesan

yang akan ditimbulkan dari pelayanan yang mereka lakukan. Para penonton

dan pihak lain seperti host akan memberikan penilaian terhadapa kinerja

Page 4: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

43

mereka. Bila mereka melakukan fungsinya dengan baik, maka secara tidak

langsung akan mengarahkan pada kesan yang baik.

Penilaian ini merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran

mereka. Merupakan suatu kegiatan terencana untuk mendatangkan

penonton atau order. Dalam hal ini pemasaran bisa diartikan sebagai proses

tukar menukar. Pemasaran berorientasi kepada semua pihak, baik itu

penonton, pelaku seni, dan masyarakat pada umumnya. Ada enam langkah

dalam pemasaran (1) menentukan sasaran pemasaran, (2) menentukan

posisi, (3) melakukan audit pemasaran, (4) mengembangkan rencana

pemasaran, (5) mengembangkan kampaye promosi. Hal-hal yang

diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah

pendapatan, frekuensi pertunjukan, dan kapan pertunjukan itu tercapai.

Secara positioning dalam pemasaran itu merupakan usaha

menempatkan keunikan yang unggul dari organisasi. Posisi yang unik,

unggul itu menunjukkan perbedaan diantara atau dibanding pesainnya.

Biasanya positioning terungkap dalam motto atau slogan.

Bukan hanya joged yang melakukan pemasaran seperti ini, pihak

karawitan juga demikian. Bila mereka telah menerima panjer, berapapun

panjernya, mereka akan konsekuen. Mereka tidak tergiur dengan tawaran

yang uang panjernya lebih tinggi. Begitu juga dari pihak sound system,

mereka telah memiliki jadwal untuk mempersiapkan tata suara dan

panggung pada waktu-waktu mendatang. Mereka tidak melakukan promosi

secara nyata namun order untuk pelayanan mereka selalu mereka terima.

Page 5: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

44

Dari contoh ini menunjukkan bahwa pihak-pihak yang berkepentingan

kurang melakukan kampanye promosi dengan persuasif namun pasif.

Hal yang paling menonjol dalam perspektif pemasaran untuk

pertunjukan tayub adalah penerimaan order. Dapat dinyatakan dilakukan

perencanaan pemasaran yang baik bila selama satu bulan, para pelaku

kesenian ini mendapatkan order setiap hari. Hal ini telah dilakukan oleh

joged kondang, Giantini, yaitu selama satu bulan penuh (Agustus 2014)

setiap hari dia menjadi joged.

Gambar 5.1. Buku Panjer oleh Dwi Purwanto

Untuk mendapatkan order, Giantini biasanya dihubungi via telpon

atau ada utusan yang datang ke rumah. Mengingat suaminya, Dwi

Purwanto mengatur kegiatan pentas, maka melalui suaminyalah

Page 6: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

45

diputuskan menerima dan tidaknya tawaran tersebut. Sebagai manajer,

Dwi mencatat dalam bukunya tanggal-tanggal pementasan.

Untuk mendapatkan order, pelaku kesenian bisa dihubungi

langsung, seperti dihubungi melalui telpon atau datang ke rumah atau ke

sekretariat, namun tidak sering pula mereka dihubungi oleh broker, atau

pihak penghubung. Ada yang melalui salah satu dari unsur pelaku yang

dihubungi seperti joged, pengarih tamu, pembawa acara, pengelola sound

system, pihak karawitan dan pengguyub. Dari dari salah satu dari mereka,

pihak lain akan mendapat order. Artinya bila order datang dari salah satu

joged, kemudian joged itu menghubungi pihak pengelola tata suara, pihak

karawitan, pihak pembawa acara dan lainnya.

Umumnya pihak yang mendapatkan order akan melihat jadwal

yang telah ada. Bila mereka tidak ada pementasan pada tanggal tersebut,

maka pembahasan berikutnya adalah nilai uang dari pelayanan yang akan

mereka lakukan. Setelah mendapatkan kepastian nilai uangnya, maka

dilakukan panjer atau uang muka. Dengan diterimanya uang muka tersebut

maka pihak tersebut telah berjanji untuk memberikan pelayanan pada

waktu yang telah ditentukan.

C. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia dilakukan untuk menjamin

kemampuan orang-orang yang ada di dalam organisasi agar dapat

dimanfaatkan secara optimal. Hal yang dilakukan adalah merinci pekerjaan

yang harus dilakukan. Untuk membantu pekerjaan semua pihak dalam

Page 7: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

46

menjalankan tugasnya, maka yang perlu dilakukan adalah merinci

pekerjaan-pekerjaan tersebut, mengelompokkan pekerjaan tersebut, dan

membagi tugas kepada anggota sesuai minat, bakat dan kemampuan

mereka. Selain itu membuat mekanisme untuk mengkoordinasikan

pekerjaan-pekerjaan atau unit kerja yang dibentuk.

Ketiga hal tersebut akan menjadi tidak efektif bila tidak dibuat

mekanisme untuk mengkoordinasi unit kerja yang dibentuk. Dalam

pertunjukan tayub, dapat dirinci pihak-pihak yang berperan, yaitu joged,

pengarih tamu, pembawa acara, host, pihak karawitan, pengatur tata suara,

pengatur tata lampu, pengatur panggung, dan pengibing.

Joged atau ledhek bertugas menari sambil bernyanyi. Menarinya

dengan pola gerak dan lantai seperti tarian Gambyong

(Widyastutieningrum, 2007). Berbusana dan berdandan yang menarik yaitu

mengenakan kebaya berlengan pendek, jarik batik yang diwiron,

mengenakan selendang di pinggang, dan rambut disanggul. Pada

umumnya joged berusia dari 15 tahun sampai 45 tahun

(Widyastutieningrum, 2007). Dalam kisaran umur tersebut, digolongkan

joged senior (ledhek mbok-mbokan) dan joged yunior (ledhek wurukan).

Kedua golongan joged ini tetap berperan untuk menyanyi dan menari

sambil berdiri, namun tingkat ketrampilan yang berbeda. Ledhek mbok-

mbokan lebih menguasai lagu (gending) daripada ledhek wurukan. “Mbak

Giantini, mbak Sri dan ledhek mbok-mbokan yang lain itu memiliki cengkok

yang pas dengan gending yang dimainkan,” kata Pardi seorang pengibing

Page 8: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

47

aktif. “Ledhek wurukan harus belajar nyanyi yang pas dengan ledhek mbok-

mbokan,” katanya lebih lanjut. Dalam pentas, umumnya ada ledhek mbok-

mbokan dan ledhek wurukan. Bila yang dilibatkan tiga orang joged, maka

yang senior hanya satu orang joged, dan dua lainnya adalah yunior.

Dengan demikian joged senior melakukan regenerasi dengan melibatkan

joged yunior. Joged yang yunior pun mengasah ketrampilan menyanyinya

dengan memperhatikan joged senior juga berlatih secara mandiri yaitu

berlatih di rumah menggunakan media karaoke. Dalam pementasan,

biasanya joged yang yunior akan menyanyikan lagu yang populer,

khususnya lagu yang sedang tren dan lagunya tidak sulit dinyanyikan.

Joged yang senior akan menyanyikan lagu yang lebih sulit.

Di atas panggung, yang mengatur jalannya pertunjukan adalah

Pengarih Tamu. Pengarih tamu bertugas untuk mengatur tamu yang ingin

menari (mengibing). Umumnya pengarih tamu ada dua orang. Orang

pertama pengarih tamu adalah mengatur tamu yang ingin menari dengan

memberikan tanda urutan. Urutan pertama selalu diberikan kepada host.

Setelah pihak host dan keluarga dan mitra dekatnya menari, barulah tamu

umum yang diperkenankan menari. Orang ini berada di tengah-tengah

penonton dan sejak awal telah memperhatikan siapa saja yang hadir.

Pengarih tamu yang kedua bertugas di atas panggung dan bertugas

menerima tanda urutan dan memberikan selengdang kepada pengibing.

Pengibing kadang-kadang ada yang berperilaku kurang menyenangkan

dan pengarih tamu melindungi para joged dari para pengibing yang iseng.

Page 9: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

48

Gambar 5.2. Tempat Saweran dalam Bonang yang Dibalik

Pengarih tamu yang di atas panggung juga bertugas mengumpulkan

uang saweran dari pengibing yang diletakkan di tengah-tengah lipatan

selendang. Pengarih tamu kemudian mengambil uang saweran dan

diletakkan di dalam wadah bonang (walikan bonang). Kedua pengarih tamu

adalah laki-laki dan berbusana khas seperti beskap dengan celana panjang

disertai kain batik, dan berhiaskan blangkon. Wajah pun beriaskan bedak

dan kosmetik lainnya. Kadang-kadang pula, pengarih tamu berdandan

seperti tokoh petruk bagong dalam wayang orang. Bahkan pula ada yang

berdandan seperti buto atau tokoh gagah dalam legenda orang Jawa.

Pembawa acara membawakan acara dalam bahasa Jawa krama.

Sebagai pembawa acara, dia mengatur jalannya acara baik secara

Page 10: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

49

seremonial dan sampai hiburan. Seremonial adalah mengundang para

joged naik ke atas panggung dan di atas panggung para joged menari tari

gambyong sebagai penghormatan kepada host dan tamu undangan.

Seremonial dilanjutkan dengan pengarih tamu yang menari tari Sliring

dengan maksud yang sama, yaitu menghormati host dan tamu. Setelah

seremonial selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan hiburan yaitu

mempersilakan hadirin untuk menari bersama joged. Dalam menjalankan

tugasnya, pembawa acara tidak perlu berdandan seperti pengarih tamu,

yaitu cukup berpakaian rapi. Pun bisa mengenakan jas modern adalah

suatu penghormatan kepada host.

Pihak penyelenggara atau host bertugas untuk menyelenggarakan

acara. Tugasnya yaitu menghubungi pihak-pihak yang berkepentingan dan

mengatur kehadiran mereka. Host juga yang membayar fee atas jasa yang

diberikan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam sebuah hajatan

keluarga seperti pernikahan dan ritual daur hidup lainnya (ulang tahun,

aqiqah dan khitanan), maka hostnya adalah rumah tangga seseorang.

Setiap penyelenggara menyelenggarakan acara sesuai dengan

kemampuan yang mereka miliki. Umumnya seberapa besar tingkat

penyelenggaraan dilihat dari jumlah ledhek yang menari di atas panggung.

Penyelenggaraan yang paling kecil adalah joged sejumlah tiga orang saja.

Pun penyelenggaraan yang besar yang selama ini terjadi adalah sejumlah

20 orang joged. Dalam pelaksanaan pertunjukan, host mendapatkan

tempat utama yaitu di tempatkan di panggung pada saat serimonial. Pihak

Page 11: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

50

pembawa acara akan mengucapkan berulang-ulang tentang acara yang

terselenggara atas nama keluarga yang mengundangnya.

Pihak karawitan dalam penyelenggaraan pertunjukan tayub

bertugas sebagai pengiring nyanyian bagi joged dan memberikan suasana

musikal bagi yang mendengarnya. Pihak karawitan ini biasanya memiliki

anggota tetap dan terdiri dari minimal 12 orang sampai 30 orang. Untuk

memainkan seperangkat gamelan dibutuhkan 16 orang. Untuk memainkan

alat musik kendhang dibutuhkan ketrampilan khusus dan untuk itu dari

seluruh anggota karawitan ada yang telah ditunjuk untuk bermain kendang

dengan lihai. Untuk instrumen lainnya biasanya anggota bisa bertukar

tempat. Selain memainkan instrumen gamelan, ada yang bertugas sebagai

wiyogo atau penyanyi laki-laki. Penyanyi laki-laki ini menyanyikan lagu yang

bersahutan dengan penari (joged). Dalam beberapa kegiatan, ada

kelompok karawitan yang berbusana seragam yaitu beskap lengkap,

namun ada pula kelompok karawitan yang berbusana seperti busana

harian.

Pihak pengatur tata suara, pengatur tata lampu, dan pengatur

panggung biasanya diorganisir dalam satu perusahaan, atau dikenal dalam

sistem paket. Umumnya yang dicermati adalah ukuran panggung. Setelah

mengetahui ukuran dari panggung, maka akan ditentukan jumlah dan

spesifikasi dari tata suara dan tata lampu. Perusahaan ini pula yang

menyediakan meja dan kursi untuk tamu atau hadirin. Pihak perusahaan

telah menyiapkan perlengkapan pada malam hari sebelum

Page 12: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

51

penyelenggaraan pada hari esoknya. Mereka akan membongkar

perlengkapan pada hari kedua setelah penyelenggaraan. Dengan demikian

tim dari perusahaan ini minimal ada dua malam di lokasi. Bila sedang

banyak order, pihak operator bahkan tidak pulang ke rumahnya karena

setiap hari harus memberikan pelayanan.

Pengibing adalah para hadirin yang ingin menari bersama joged.

Tugasnya tidak lain adalah menari sesuai dengan irama lagu dan

berhadapan dengan para joged. Umumnya penari dari tamu adalah laki-

laki. Walaupun tidak ada larangan bagi perempuan untuk menari bersama

joged, namun dalam kenyataan jarang ditemui para hadirin perempuan

yang menari bersama joged. Selain menari, para pengibing memberikan

sejumlah uang minimal Rp. 10.000,00 yang diselipkan di tengah-tengah

lipatan selendang. Selendang akan diterima saat naik panggung dan

selendan diberikan kembali kepada Pengarih Tamu saat akan

meninggalkan panggung.

“Kalau latihan bersama jarang dilakukan, karena mereka sangat-sangat profesional. Jadi apa yang diminta, misalnya menyanyikan lagu tertentu, langsung mereka langsung bisa. Selain itu telinga mereka itu tajam. Begitu mendengar nadanya, mereka langsung mencari iringan gamelannya dan sama sekali itu tidak sulit”3

3 Wawancara dengan Endah Fitriana pada 13 Mei 2014 di Kabupaten Grobogan.

Page 13: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

52

Keempat pihak di atas berperan sesuai tugasnya tanpa ada

komando atau koordinasi sebelumnya. Semua pihak berdiri sendiri-sendiri

tanpa dibentuk dalam satu organisasi. Pihak joged tidak melakukan latihan

atau evaluasi atau berkoordinasi dengan pihak karawitan. Begitu juga pihak

karawitan tidak berkoordinasi dengan pihak lainnya. Untuk itu mekanisme

koordinasi terjadi di atas panggung. Pengarih tamu dan pembawa acara

pun demikian.

D. Manajemen Keuangan

Dalam manajemen keuangan berarti mengelola keuangan sesuai

dengan proses manajemen (planning, organizing, actuating dan

controlling). Langkah awal adalah merancang keuangan atau anggaran.

Dalam anggaran kita dapat merancang kapan uang diterima, kapan uang

keluar,berapa sisa usaha, kapan investasi dan kapan berhutang, dan

sebagaimana.

Kita dapat melihat perkembangan organisasi dengan melihat potret

keuangan. Ada neraca yang menggambarkan posisi keuangan organisasi

pada saat tertentu. Seluruh catatan pemasukan dan pengeluaran uang

disebut arus kas. Supaya terjadi kesehatan keuangan, maka perlu

dilakukan pengendalian keuangan supaya tidak terjadi penyimpangan. Hal-

hal keuangan merupakan sesuatu yang rahasia atau sensitif sehingga perlu

dilakukan pendekatan yang baik supaya pihak yang ditanya mau dengan

tulus menjawab pertanyaan saat penelitian berlangsung.

Page 14: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

53

Dalam perspekti manajemen, financial management berarti

mengelola keuangan sesuai dengan proses manajemen yaitu terjadinya

planning, organizing, actuating dan controlling (Achsan Permas, 2003).

Dalam pelaksanaannya, langkah awal yang dilakukan adalah menyusun

perencanaan keuangan. Dalam perencanaan keuangan, akan disusun

kapan uang diterima, kapan uang dibelanjakan, berapa sisa usaha, kapan

melakukan investasi, dan kapan berhutang. Dari hal tersebut maka akan

ada neraca yang menggambarkan posisi keuangan organisasi. Dalam

pertunjukan tayub, pihak-pihak yang berkepentingan bukan bergabung

dalam sebuah organisasi yang rapi. Dalam paparan sebelumnya justru

menyatakan bahwa pihak-pihak tersebut berdiri sendiri-sendiri tanpa

berada dalam satu manajemen yang sama. Hanya pihak karawitan yang

merupakan satu buah organisasi dengan anggota yang tetap. Joged

melakukan tugasnya bukan karena ditunjuk oleh pimpinan organisasi

namun ditunjuk karena diminta oleh host. Begitu juga bagi pengarih tamu,

pembawa acara, pengelola tata suara dan penunjangnya. Dengan

demikian, maka tidak akan muncul neraca keuangan selayaknya sebuah

organisasi yang rapi. Hal yang dapat diamati adalah pengelolaan keuangan

setiap pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam hitungan secara kasar, biaya penyelenggaraan bisa berkisar

dari 15 juta hingga 50 juta. Kisaran ini diperhitungkan dengan menghitung

jumlah penari. Dilakukan perhitungan asumsi, yaitu pembiayaan dengan 3

penari dan dengan 12 penari. Dengan tiga penari diasumsikan sebagai

Page 15: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

54

kegiatan dengan skala keci. Dengan dua belas penari diasumsikan

sebagai kegiatan dengan skala besar.

“Memodali hajatan itu bisa gunakan arisan. Jadi bapak-bapak itu kumpul untuk mengumpulkan uang. Misalnya besok ada yang punya kerja, nah bapak-bapak ini kumpul dan uang yang terkumpul itu diberikan kepada yang punya hajatan. Jadi bukan seperti diundi atau dikocok.”4

Arisan adalah sistem pinjaman yang dilakukan oleh masyarakat,

yaitu dengan melakukan iuran sejumlah nilai uang tertentu setiap bulan.

Sejumlah nilai total bisa dipinjamkan kepada yang membutuhkan atau

dilakukan undian.

“Pembiayaan penari, gamelan, panggung, sound system, dan segala atribut tayub ditanggung oleh tuan rumah. Jaman dahulu panggung dibuat sendiri karena belum ada persewaan seperti sekarang ini. Biasanya dibayar dengan memakai uang muka biasanya 10% dari tarif penyewaaannya dan memakai uang tunai. Setelah acara selesai pelunasannya adalah saat itu juga. Kalau sebulan bisa pentas 20 hari tanpa henti jadi terkadang tidak pulang”.5

Pembiayaan seluruh operasional acara ditanggung oleh tuan rumah

atau penyelenggarannya. Semua pembiayaan seperti yang tercantum

dalam bab sebelumnya menunjukkan seluruh pengeluaran di tanggung

oleh tuan rumah. Dalam konteks seperti ini, pertunjukkan yang

sepenuhnya dibiayai oleh pihak tertentu merupakan commercial support. 6

Dalam pemenuhan pembiayaan maka tuan rumah bisa melakukan banyak

hal, seperti menjual harta miliknya seperti ternak.

“Saya punya sapi yang kandangnya bersama dengan warga. Kandang yang buat dinas peternakan. Kandangnya besar, ada dua tempat untuk dua sapi saya. Ya kalau beranak ya saya jual karena butoh (kebutuhan), seperti untuk tayub besok”.7

4 Wawancara dengan Endah Fitriana pada 13 Mei 2014 di kota Purwodadi. 5 Wawancara dengan Budi Pasminto pada 28 Mei 2014 di Desan Genengsuran, Kabupaten Grobogan. 6 Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi (Yogyakarta: Gajahmada University Press,

2002), 216. 7 Wawanara dengan Parno pada 14Mei 2014 di Desan Genengsuran, Kabupaten Grobogan.

Page 16: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

55

Bukan hanya ternak yang mereka jual tapi juga harta lainnya seperti

perhiasan. Walaupun demikian, para tuan rumah telah mempersiapkan diri

saatnya mereka akan membuat hajatan.

“Sumber dana dari yang punya hajat itu sendiri, dan sebenarnya sudah dipersiapkan. Apabila ada kekurangan baru ditutup oleh sumbangan-sumbangan. Sumbangan dicatat bisa disebut sinoman, dan merupakan permintaan dari yang punya hajat. Dan itu diberikan pada malam sebelum hari H. Biasanya dari sanak keluarga juga memberikan sumbangan dan hal itu dicatat. Mengembalikan itu semua saat ada hajatan serupa. Rokok, gula merupakan hal paling sering yang disumbangkan. Minyak, beras, mie adalah sembangan yang diberikan pada saat hari H”.8

Gambar 5.3. Catatan Hantaran

8 Wawancara dengan Budi Pasminto pada 28 Mei 2014 di Desan Genengsuran, Kabupaten Grobogan

Page 17: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6816/5/LAPPEN_ Rachel MU...diperhatikan dalam sasaran pemasaran adalah jumlah pengunjung, jumlah pendapatan,

56

Setiap rumah tangga yang mengadakan hajatan, maka tetangga

dan saudara secara otomatis datang ke rumah yang memiliki hajatan dan

membawa sembako atau beragam kebutuhan hajatan. Pada umumnya

mereka membawa beras, minyak goreng, mie kering, gula, juga rokok.

Semua sumbangan yang disebut hantaran dicatat dalam sebuah buku

tulis. Buku itu disimpan dan pada saata tetangga atau saudara itu

mengadakan hajatan, maka dia akan mengembalikan senilai dengan

hantaran yang didapatnya. . Pun saat mengantar hantaran ini, ada yang

seringkali menambahkan, yang disebut sebagai tumpangan. Artinya,

diletakkan sesuatu tambahan di atas (menumpang) beras.

.