40
BAB VI TUGAS KHUSUS CONVEYOR Di dalam industri, bahan – bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan – bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. Pada pabrik gula sendiri, jenis alat transportasi yang digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Liquid Transport : Pumps Group 2. Bulk Transport : - Screw Conveyor - Bucket Elevator - Belt Conveyor - Talang goyang/talang getar 3. Mill Stasion : Chain Conveyor Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan yang mana akan kita bahas dalam bab ini adalah Conveyor, yang berfungsi untuk mengangkut bahan – bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada : 1. Kapasitas material yang ditangani. 58

BAB IV Tugas Khusus Conveyor

  • Upload
    adhi

  • View
    3.040

  • Download
    25

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

BAB VI

TUGAS KHUSUS CONVEYOR

Di dalam industri, bahan – bahan yang digunakan kadangkala

merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu

diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan – bahan tersebut mengingat

keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang

akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan.

Pada pabrik gula sendiri, jenis alat transportasi yang digunakan

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Liquid Transport : Pumps Group

2. Bulk Transport :

- Screw Conveyor

- Bucket Elevator

- Belt Conveyor

- Talang goyang/talang getar

3. Mill Stasion : Chain Conveyor

Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan yang mana

akan kita bahas dalam bab ini adalah Conveyor, yang berfungsi untuk

mengangkut bahan – bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat

transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada :

1. Kapasitas material yang ditangani.

2. Jarak perpindahan material.

3. Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi.

4. Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties).

5. Harga peralatan tersebut.

Secara umum jenis/type Conveyor yang sering digunakan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Belt Conveyor

2. Chain Conveyor : Scraper, Apron, Bucket Conveyor dan Bucket Elevator

3. Screw Conveyor

4. Pneumatic Conveyor

58

Page 2: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4.1 Chain Conveyor/Conveyor Rantai

Konveyor rantai adalah konveyor yang terdiri dari rantai sebagai

komponen utamanya yang mana rantai ini dikaitkan dengan papan – papan

pembawa atau dengan penggaruk, disesuaikan dengan material yang akan

dibawanya. Rantai ini digerakkan oleh sprocket yang dihubungkan dengan motor

listrik yang mana putarannya diturunkan dengan reduction gear.

Gambar 4.1 Aplikasi Chain ConveyorSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

Chain bushing ini pada dasarnya berbentuk pipa dengan pengikatan

yang cocok untuk mengunci sidebar bersama – sama. Ini dibentuk untuk memiliki

prasarana penguncian sidebar dan untuk mencegah beberapa peralihan.

Gambar 4.2 BushingSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

59

Page 3: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Keterangan :

1. Pin case hardened steel dengan tiga (3) konstruksi diameter untuk

mempermudah perakitan, pembongkaran.

2. Rol case hardened steel dan memiliki permukaan halus rendah gesekan,

umur pemakaian lama.

3. Chain bushings dari baja stainless, di heat treated agar tanan terhadap

korosi dan wear resistance. Carbon steel bushings tidak di heat treated

karena anti korosi.

4. Sidebars secara akurat menekan untuk kontrol pitch yang baik. Rantai

dapat galvanized, atau disediakan dengan pelapis lainnya untuk

ditambahkan ketahanan terhadap korosi.

5. LF bahan tahan korosi dan aus, rendah gesekan, tidak memerlukan

pelumasan.

4.1.1 Prosedur Pemilihan Chain Conveyor

Pertimbangan yang harus dilakukan adalah mengenai factor

gesekan yang terjadi pada proses pergerakan rantai ( Rolling atau sliding ) serta

gerakan material ( sliding atau carried/terbawa ).

Berikut 6 Klas seperti tabulasi :

Table 4.1 Kelas ConveyorSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

1. Chain Sliding ( Penyorongan rantai )

Metode ini adalah sederhana didalam kontruksi, memiliki bagian

pergerakan yang lebih sedikit dan biasanya paling rendah/murah biayanya

untuk beban yang diberikan. Hal ini paling efektif pada peralatan “kotor”

60

Page 4: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

dan kontruksi tak datar, baik/cocok untuk pengaruh kondisi. Peralatan

daya kuda adalah lebih tinggi daripada untuk rantai penggulung.

Gambar 4.3 Chain SlidingSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

2. Chain Rolling (Penggulungan rantai)

Metode ini memiliki operasi yang lebih halus, polusi yang lebih sedikit

bila dibandingkan dengan penyorongan rantai. Semakin lebih rendah

gesekan pada pusat yang lebih rendah, maka semakin sedikit pergerakan

dan semakin rendah biaya operasi. Hal ini tidak cocok untuk peralatan

“kotor” sebagaimana bahan luar dapat mengganggu penggulungan.

Gambar 4.4 Chain RollingSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

4.1.2 Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Sistem Rantai

1. Abnormal noise

2. Vibrasi rantai

3. Rantai melilit dengan sprocket

4. Rantai mulur

5. Rantai melengkung

61

Page 5: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

6. Kerusakan gigi sprocket

7. Kebersihan dan pelumasan periodic

8. Roller link aus, retak

9. Link plate penyambung rantai retak

4.1.3 Perawatan Chain Conveyor

Tipe Perawatan Yang Harus Dilakukan

Pelumasan Tipe A Pelumasan manual, penggunaan

pelumas secara periode dapat

disikatkan atau di usapkan. Pelumasan

drip, oli diberikan diantara link plates

edges dari drip lubricator.

Pelumasan Tipe B Oil bath atau oil slinger, ketinggian

minyak oli ini selalu dilihat sesuai yang

telah ditetapkan

Pelumasan Tipe C Oil stream, minyak dipasok oleh pompa

circulating loop dalam rantai pada

Lowes span.

Periksa chain stretch / tegangan rantai Jika elongation dalam exess sebesar

3%, ganti dengan rantai baru. Periksa

panjang setelah 1000 jam pertama.

Periksa Sprocket Jika gigi memiliki penampilan yang

bengkok, ganti. pemeriksaan awal 24

jam, kedua 1000 jam, ketiga 500 jam.

Dan berkala sesudahnya, periksa

panjang rantai.

Periksa alignment / Kesejajaran Jika saat pemakaian terlihat pada

permukaan dalam dari roller link side –

bars dan pada sisi gigi sproket, ada

misalignment. Seting kembali sproket.

62

Page 6: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4.1.4 Aplikasi Chain Conveyor

4.1.4.1 Cane Carrier/Krepyak Tebu

Krepyak tebu atau biasa disebut cane carrier (pengangkut tebu)

atau cane conveyor, ialah pembawa tebu yang dicurahkan dari meja tebu menuju

kegilingan. Tebu yang terdapat didalamnya harus diusahakan serata mungkin

muatannya dan konstan (ajeg), agar tebu dapat diumpankan kepada gilingan

dengan rata, mempunyai ketebalan yang sama, sehingga terjadi pemerahan yang

baik.

Biasanya suatu krepyak tebu terdiri dari 2 bagian, ialah bagian

yang datar (horizontal) dan bagian yang miring (inclined), yaitu yang menuju

kegilingan. Namun 2 bagian itu dulunya dibuat menjadi satu, karena tebu

langsung diiumpankan kegilingan yang didahului oleh suatu alat pengerjaan

pendahuluan yaitu crusher, dimana alat ini letaknya berdekatan dengan gilingan

pertama.

Bentuk (elevasi) suatu krepyak tebu dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.5 Krepyak tebuSumber : Toat Soemohandojo hal III-5

Pada dasarnya krepyak tebu itu merupakan konstruksi besi yang

terdiri dari 2 bagian yaitu kerangka dan krepyak (carrier).

Kerangka suatu krepyak tebu dibuat dari konstruksi besi yang

terdiri dari tiang – tiang dengan pondasinya, pelat samping, besi peluncur untuk

rantai, roda – roda perantara, anjungan control dengan railing dan tangga serta

instalasi penggeraknya. Kerangka tersebut harus diperhitungkan dapat menopang

kecuali bobotnya sendiri, juga semua bobot bergerak yang merupakan muatan

krepyak yang terdiri dari :

Rangkaian rantai.

63

Page 7: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Papan pengangkut (kayu atau besi)

Tebu yang diangkut.

Rangkaian rantai terdiri dari 2 atau 3 baris, tergantung pada besar

kecilnya kapasitas giling (muatan krepyaknya). Biasanya digunakan rantai yang

berjarak sumbu (picth) atau pen – nya = 6” dan yang ada kupingannya untuk

menempatkan papan kayu atau besi plat. Kekuatan nominal dari masing – masing

jenis dan type rantai dapat diketahui dari catalog yang diterbitkan oleh

manufacture (pabrik pembuatnya). Pada catalog itu juga terdapat informasi

mengenai berat rantai tiap meternya, jadi untuk menghitung beban krepyak dari

segi rantai dapat dihitung berdasarkan informasi dari catalog tadi, ditambah

dengan suatu factor pengaman yang besarnya sekitar 10 – 20 %.

Pengangkut pada krepyak tebu merupakan hamparan panjang yang

dimulai dari depan meja tebu hingga ujung krepyak. Merupakan deretan

penghantar yang terbuat dari besi plat (iron slats), tebal = 3 – 4 mm yang

dikaitkan dengan rangkaian rantai. Bila terbuat dari kayu, maka bahannya harus

kayu yang kuat dan berserat padat seperti kayu jati. Diantara 5 atau 6 papan

dipasangi besi siku 50 x 50 mm atau 60 x 60 mm, panjang sekitar 500@ 600 mm

yang pada satu sisinya dibuat bergerigi untuk memudahkan menyeret tumpukan

tebu. Untuk menghitung berat seluruh penghantar harus diketahui berat tiap papan

atau plat besi yang digunakan, ditambah berat sejumlah mur dn baut yang

digunakan.

Tebu yang diangkut oleh krepyak merupakan tebu curah, jadi berat

jenisnya bekisar antara 0,28 – 0,32 ton/m3. untuk menghitung beban atau muatan

tebu, harus diketahui panjang krepyak secara keseluruhan, lebar krepyak dan

perkiraan tinggi rata – rata muatan tebu yang berada diatas hamparan penghantar.

Gambar 4.6 Type Chain pada Cane CarrierSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

64

Page 8: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4.1.4.2 Intermediate Carrier

Gambar 4.7 Intermediate CarrierSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

Yang dimaksud Intermediate carrier atau disebut juga dengan

krepyak antar gilingan adalah krepyak yang lokasinya berada diantara perangkat

gilingan dengan perangkat gilingan lainnya. Berfungsi untuk menghantarkan atau

membawa sisa tebu/ampas yang telah diperah pada satu gilingan kegilingan

berikutnya untuk diperah kembali setelah diberi imbibisi nira maupun air.

Digerakkan oleh gilingan melalui roda gigi/sprocket dan rantai atau

oleh motor listrik tersendiri.

Pada dasarnya ada beberapa type /jenis krepyak :

1. Apron atau slat conveyors.

2. Drag atau rake conveyors atau hark carriers.

3. Krepyak tetap atau fixed carriers.

Apron atau slat carrier bentuk dan konstruksinya sama dengan

krepyak tebu sedang drag atau hark carrier adalah krepyak yang menggunakan

penggaruk. Pemasangan rake conveyor ini miring dengan sudut antara 250 hingga

450, bahkan bila jarak antar gilingan sempit kemiringan dapat mencapai 500.

65

Page 9: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Gambar 4.8 Apron CarrierSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

Pada hark carrier, jenis rantai yang digunakan berbeda dengan

rantai pada slat carrier. Jika slat carrier jenis rantai yang berada dibawah slat, pada

hark carrier rantainya dipasang pada tepi samping (out board). Hal ini dilakukan

untuk menjaga agar rantai tidak selalu terendam ampas yang msih mengandung

nira yang bersifat asam. Jenis hark carrier inilah yang diaplikasikan pada pabrik

gula pagottan.

Gambar 4.9 Hark CarrierSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

Selain model yang sama dengan krepyak tebu, juga terdapat

beberapa model yang lebih sederhana dan bahkan ada yang tanpa menggunakan

rantai. Pada krepyak tetap juga disebut krepyak sistem “Meinecke” (dirancang

66

Apron Carrier

Slat carrier – tampak depanTampak samping

Hark Carrier – tampak depan

Tampak samping

Page 10: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

oleh tuan Meinecke), tidak menggunakan rantai. Ampas yang keluar dari bukaan

kerja belakang, sambil mengembang melalui pelat logam yang bentuknya

divergen dan permukaannya licin didorong hingga ketinggian tertentu, kemudian

ampas akan jatuh melalui besi plat pengumpan dengan kemiringan minimum 400

kegilingan berikutnya.

Gambar 4.10 Fixed CarrierSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

Disamping konstruksi – konstruksi krepyak yang telah disebutkan

diatas, masih ada beberapa konstruksi lain pada penggunaan krepyak antar

gilingan, krepyak tebu, krepyak ampas maupun krepyak yang lain, tergantung

pada kondisi dan kemampuan biaya pembuatannya.

Krepyak antar gilignan dapat digerakkan melalui putaran rol

gilingan depan dengan perantara rantai, atau dengan penggerak terdiri dari motor

listrik atau motor hydrolik. Untuk dapat mengantisipasi bila ampas yang

diumpankan kegilingan macet, maka diantara krepyak dengan alat penggeraknya

perlu dipasang kopling yang dapat dilepas dan dihubungkan kembali dengan

mudah. Bila penggerak motor listrik maka perlu dipilih motor listrik yang

putarannya dapat diatur (variable speed motor) selain perlu dipasang saklar on –

off untuk keperluan ini.

Kecepatan krepyak antar gilingan sebaiknya lebih cepat dari

kecepatan keliling rol – rol gilingan yang diumpankan. Tergantung jenis atau

tipenya, namun menurut E. Hugot, arahan berikut dapat digunakan :

V’ = 1,5 – 3 v untuk rake carrier

V’ = 1,1 v untuk apron carrier

67

Page 11: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4.1.4.3 Bagasse Conveyor

Bagasse conveyor atau juga sering disebut scraper conveyor

merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah diantara jenis – jenis

conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan kemiringan yang

besar. Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut material – material ringan

yang tidak mudah rusak, seperti : abu, kayu dan kepingan. Untuk dipabrik gula

pagottan bagasse conveyor ini digunakan untuk mengangkut ampas atau bagasse

itu sendiri menuju pengisian bahan bakar boiler.

Gambar 4.11 Bagasse ConveyorSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

Karakteristik dan performance dari bagasse conveyor :

1. Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45°.

2. Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m.

3. Kapasitas pengangkutan hingga 360 ton/jam.

4. Harganya murah.

Kelemahan – kelemahan pada bagasse conveyor :

1. Mempunyai jarak yang pendek.

2. Tenaganya tidak konstan.

3. Biaya perawatan yang besar seperti service secara teratur.

4. Mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap.

68

Page 12: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4.2 Screw Conveyor

Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat

berbentuk halus atau bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor). Alat ini

pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga

bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight.

Macam – macam flight adalah :

1. Sectional flight

2. Helicoid flight

3. Special flight terbagi : cast iron flight, ribbon flight dan cut flight

Konveyor berfiight section (Gambar 4.18 – a) dibuat dari pisau –

pisau pendek yang disatukan (tiap pisau berpilin satu putaran penuh) dengan cara

disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga

akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang.

Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang

berpilin mengelilingi suatu poros (Gambar 4.18 – b). Untuk membentuk suatu

konveyor, flight – flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang

bersesuaian dengan pilinan berikutnya.

Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi

adalah flight cast iron. Flight – flight ini disusun sehingga membentuk sebuah

konveyor (Gambar 4.18 – c).

Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight (Gambar 4.18 –

d). Untuk mengaduk digunakan cut flight (Gambar 4.18 – e). Flight pengaduk ini

dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong – motong flight biasa lalu

membelokkan potongannya ke berbagai arah.

Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan

murah, biasanya konveyor tersebut itu disusun dari konveyor – konveyor pendek.

Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger

dan disesuaikan pasangan pilinannya.

Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat

dipasang dengan konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah

satu poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang

satunya lagi (Gambar 4.19).

69

Page 13: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Gambar 4.12 Screw Conveyor :a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron; d. Riboon ; e. Cut Flight

Gambar 4.13 Screw Conveyor CouplingSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja (Gambar

4.20), Panjang sebuah wadah antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling

sederhana (Gambar 4.20 – a) hanya bagian dasarnya, yang berbentuk setengah

lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu.

Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah

pendek disusun sehingga sesuai dengan panjang konveyor. Gambar 4.20 – b

menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya semuanya terbuat dari

besi.

70

Page 14: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Gambar 4.14 Trough / Palung

Perlu diketahui bahwa poros konveyor harus digantung pada

sambungan yang tetap sejajar. Dua buah sambungan dibuat pada ujung wadah,

dan sepanjang wadah harus tetap ada hanger atau penahan, Biasanya ada sebuah

hanger untuk tiap bagian.

Gambar 4.21 menunjukkan beberapa tipe hanger. Gambar 4.21 – a

menunjukkan tipe paling sederhana dan paling murah. Gambar 4.21 – b

menunjukkan tipe yang mempunyai persambungan terpisah dan ditempatkan di

wadah baja. Bentuk yang lebih rumit mempunyai persambungan yang dapat

disetel dan juga dengan cara melumasi yang lebih baik.

Jika bahan yang diangkut konveyor bersentuhan dengan

persambungan hanger, seringkali minyak atau pelumas tidak dapat dipakai karena

akan mencemari bahan tersebut, dan wadah kayu akan basah oleh minyak. 0leh

karena itu, wadah dalam hanger dibuat dari besi putih cor (Gambar 4.21 – c)

sehingga tempat bergerak dapat digunakan walaupun tanpa pelumas.

71

Page 15: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Gambar 4.15 Screw Conveyor Hanger

Ujung dari wadah konveyor disebut box ends . Umumnya box ends

awal berbeda konstruksinya dengan box ends akhir. Box ends awal memiliki roda

gigi (gears) bevel untuk memutar poros konveyor.

Gambar 4.16 Screw Conveyor Box End

72

Page 16: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4.2.1 Lay Out Screw Conveyor

Gambar 4.17 Lay out Screw ConveyorSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

4.2.2 Komponen Screw Conveyor

Gambar 4.18 Bagian – bagian Screw ConveyorSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

Keterangan :

1. Screw conveyor drive, motor mount, V – belt drive dan guard.

2. End plate untuk screw conveyor drive.

3. Palung dengan fitted discharge spout.

Trough

Screw/fligt

Penggerak & reducer

Cover

Trough endSeal, bearing

73

Page 17: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4. Trough / Palung

5. End plate untuk ball bearing.

6. Seal plate, flanged ball bearing unit dan tail shaft.

7. Screw.

8. Screw dengan bare pipe at discharge end.

9. Hanger dengan bearing dan coupling shaft.

10. Flanged cover with inlet.

11. Flanged covers with buttstrap.

4.2.3 Fungsi Dari Komponen

Screw Conveyor ini berputar dengan halus

memutar materi kesamping didalam palung.

Kopling dan Poros menghubungkan dan

mengirimkan motion untuk screw conveyors

berikutnya. Held in place by self – locking tem –

U – lac bolts.

Hangers memberikan dukungan, mempertahankan

allignment dan bertindak sebagai permukaan

bantalan.

Troughs dan Conveyors sepenuhnya menyertakan

bahan yang disampaikan dan bagian-bagian yang

berputar. Covers tersedia dalam bebagai tipe dan

telah dijamin tahan lama palung, screw, tite – seal

atau quick – acting barron clamps

depending ,tergantung palung yang digunakan.

Inlet And Discharge Openings mungkin berlokasi

di mana pun dibutuhkan, discharge spouts

mungkin tanpa slide atau fitted dengan either flat

74

Page 18: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

atau curved slides. Slide ini dapat dioperasikan

dengan tangan, rack and pinion gears, atau dengan

mesin.

4.2.4 Perawatan Berkala

Inspeksi berkala yang harus dilakukan sebagai berikut :

1. Trough

Periksa keausan dan keselarasan. Kencangkan semua baut. Cek tiap bulan.

2. Shafts

Memeriksa keausan. Periksa bolt hole elongation dan wear. Cek tiap bulan

3. Flights

Memeriksa edges untuk pemakaian atau kerusakan. Cek tiap bulan.

4. Bolts and nuts

Periksa semua untuk pemakaian dan kekencangannya. Periksa tiap bulan.

5. Seals

Periksa dari leakage, adjustment, dan wear. Periksa tiap bulan.

6. Guards

Memeriksa tingkat minyak (jika berlaku). Periksa nuts dan bolts untuk

keketatan.

4.3 Belt Conveyor

Gambar 4.19 Belt ConveyorSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

75

Page 19: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup

sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan

benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari

berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang

tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut

bahan – bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan

terhadap panas.

Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu :

1. Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring.

2. Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan.

3. Kapasitas tinggi.

4. Serba guna.

5. Dapat beroperasi secara continiue.

6. Kapasitas dapat diatur.

7. Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m.

8. Dapat naik turun.

9. Perawatan mudah.

Kelemahan – kelemahan dari belt conveyor :

1. Jaraknya telah tertentu.

2. Biaya relatif mahal.

3. Sudut inklinasi terbatas.

4.3.1 Jenis Belt Conveyor

1. Portable unit conveyor : Conveyor untuk jarak pendek sampai 60 ft,

mampu dipindah dengan cepat.

2. Fixed unit conveyor : Conveyor untuk operasional jarak jauh, bisa

mencapai panjang 10 km bahkan lebih sehingga dipasang secara tetap.

4.3.2 Komponen Utama Belt Conveyor

1. Frame/rangka

2. Carrier Idlers/Penyangga

3. Belt : Rubber, Teflon, Neoprane, Vynil

76

Page 20: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4. Speed Reduction type ( Reduction gear & Motor ), maupun Gear Motor

5. Pulley ( Depan maupun belakang )

6. Tension Adjuster

7. Roller (Return Idler) : Water proof, Dust Proof, Oilless Roller, Plastics

Roller

8. Penggerak : Motor Listrik, Gear Motor, Engine.

Gambar 4.20 Bagian Idler dan FrameSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

Ada beberapa aspek pertimbangan yang harus diperhatikan dalam

penggunaan belt conveyor yaitu :

1. Jenis material yang ditangani

2. Berat jenis material

3. Kapasitas

4. Pemilihan Belt

5. Instalasi

6. Sistem penggerak

7. Kondisi Operasi

Pada kondisi operasi atau operasional sendiri masih meliputi

beberapa hal yaitu :

1. Iklim, Temperatur, Humidity

2. Kondisi sekitar : korosif atmosfer

3. Jam Operasi

77

IDLER

FRAME

Page 21: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4. Jenis Idler

5. Belt width / Lebar sabuk

6. Power / HP

7. Cara muat ( loading ) dan penuangan ( discharge )

4.3.3 Sudut Kemiringan Belt Conveyor

Standart untuk pemasangan belt conveyor pada posisi miring.

1. 0 – 220 : Ordinary Conveyor Belt

2. 15 – 240 : Cleated Conveyor Belt ( Dikasari )

3. 25 – 450 : Climber Belt Conveyor ( Dengan sirip )

Gambar 4.21 Belt Conveyor dengan siripSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

Rekomendasi kemiringan belt conveyor sesuai dengan jenis

material yang diangkut.

Jenis Material Ordinari Cleated

Sand Dry

Sand Damp (Basah)

Semen

Biji – bijian

Cereals (Padi, Gandum,

Gula)

17 0

24 0

9 0

8 0

15 0

19 0

10 0

10 0

17 0

78

Page 22: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4.3.4 Perawatan Belt Conveyor

1. Electrical / kelistrikan

Motor – pelumasan bantalan internal, seperti yang direkomendasikan oleh

manufaktur. Periksa saklar Keselamatan sambungan listrik dan tanda-

tanda patah pada parts.

2. Reducers

Lumasi internal bearings dan mengisi minyak pelumas seperti yang

direkomendasikan oleh manufaktur.

3. V – Belt

Periksa ketegangan sabuk dan aus atau keretakan pada area.

4. Chain drives

Periksa ketegangan dan keausan roller dan sidebars.

5. Screw Take – ups.

Periksa ketepatan sabuk dan bersihkan dari material – material .

6. Idler

Memeriksa free rotation dan daerah aus berlebihan, jika Jenis greaseable

melumasi seperti yang direkomendasikan oleh manufaktur. Bersihkan dari

material.

7. Training Idler

Memeriksa keselarasan dengan sabuk dan free rotation atau daerah aus

berlebihan. Jika jenis greaseable yang melumasi seperti yang

direkomendasikan oleh manufaktur. Bersihkan dari material.

8. Pulleys

Cek pulley alignment dan permukaan lagging if lagged. Pulley harus

memutar bebas. Bersihkan dari material.

9. Bearing

Memeriksa keselarasan dengan frame dan lumasi seperti yang

direkomendasikan oleh manufaktur. Bersihkan dari material.

10. Belting

Memeriksa tegangan pada daerah yang aus, robek robek atau ripped area.

Jika terjadi mechanical splice segera periksa.

79

Page 23: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

11. Belt Cleaners

Cek ketegangan yang tepat dan bersihkan blade dan ganti jika diperlukan

untuk menjaga kebersihan dari bawah.

4.4 Conveyor SHS

Konveyor gula SHS biasa digunakan jenis grasshopper atau talang

goyang yang bentuknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.22 Grasshopper

Keterangan :

1. Talang 5. Sabuk

2. Batang penggerak 6. Motor Listrik

3. Penyangga 7. Pondasi Motor Listrik

4. Pulley

Berupa talang berbentuk U lebar dan panjang dengan konstruksi

besi plat yang ditopang oleh penyangga plat besi dan pegas. Talang ini digerakkan

maju mundur oleh suatu batang penggerak yang dihubungkan oleh motor listrik

secara eksentrik. Talang goyang ini letaknya dibawah deretan pemuter gula SHS

dan ujungnya menjorok keluar, lebih panjang dari deretan pemutar gula tersebut.

Panjang talang goyang tergantung pada jarak antara deretan

pemutar gula SHS dengan letak pengering dan pendingin gula, atau jarak antara

deretan pemutar gula SHS dengan bucket elevator 1.

80

7

654

3 2

1

7

654

3 2

1

Page 24: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Talang goyang befungsi sebagai alat angkut kristal gula yang baru

turun dari pemutar gula SHS menuju bucket elevator 1. Selain itu talang goyang

juga berfungsi sebagai pengering dan pendingin gula. Jadi panjang talang goyang

harus lebih panjang dan diperhitungkan agar benar – benar berfungsi sebagai

pengering dan pendingin.

Perawatan conveyor SHS ini termasuk ringan, dengan memberikan

pelumasan pada poros eksentris yang dihubungkan pada batang penggerak dengan

menggunakan grees atau stempet. Untuk talang sendiri hanya dibersihkan dari sisa

– sisa gula yang menempel pada dinding talang.

4.5. Bucket Elevator

Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan

kemiringan yang terbatas. Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih

besar dari 15 – 20 0 dan scraper jarang melebihi 30 0. Sedangkan kadangkala

diperlukan pengangkutan material dengan kemiringan yang curam. Untuk itu

dapat digunakan Bucket Elevalor. Secara umum bucket elevator terdiri dari timba

– timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba –

timba (bucket) yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan

fungsinya masing – masing.

Bentuk – bentuk dari timba – timba (bucket) dapat dibagi atas :

1. Minneapolis Type

2. Buckets for Wet or Sticky Materials

3. Stamped Steel Bucket for Crushed Rock

Minneapolis Type.

Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk

mengangkut butiran dan material kering yang sudah lumat.

Buckets for Wet or Sticky Materials.

Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material

yang cenderung lengket.

Stamped Steel Bucket for Crushed Rock

Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan – bongkahan besar dan

material yang berat.

81

Page 25: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Ketiga jenis bucket tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.23 Jenis – jenis Bucket

Alat ini berupa rangkaian timba tempat membawa gula dengan

konstruksi tegak. Rangkaian timba ini berputar karena pada salah satu porosnya

digerakkan elektromotor. Bucket elevator berfungsi sebagai pengangkut gula dari

talang goyang menuju sugar dry dan dari saringan getar menuju sugar bin.

Gambar 4.24 Centrifugal type (kiri) dan Continuous type (kanan)Sumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

82

Page 26: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4.5.1 Bagian – Bagian Bucket Elevator

Gambar 4.25 Bagian – bagian Bucket ElevatorSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

83

Page 27: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Gambar 4.26 Posisi bucket pada chain attachmentSumber : Alat Transport PG – Bidang Teknik LPP

4.5.2 Daftar Perawatan Bucket elevator

1. Bucket

Secara berkala periksa kerusakan ember dan baut longgar. Semua ember

rusak harus diganti atau diperbaiki dengan benar.

2. Discharge Bibb

Bib memeriksa debit disesuaikan untuk dipakai setelah sebulan operasi

dan mengganti sumbat debit jika digunakan. Periksa debit keran secara

teratur.

3. Sprocket, Traction Wheels

Cek sproket dan roda traksi untuk pemakaian yang berlebihan, tidak

merata, atau tidak biasa. Ganti sproket atau traksi roda jika digunakan.

Pada sproket segmental, cek dan re - torsi baut pada replacemen segmental

pada baut kepala dan poros boot.

4. Chain, Belt

Periksa clearance ember di bawah boot housing. Untuk menambahkan

clearance, menghapus (2) dua - bagian link, seperti yang diperlukan.

Periksa rantai / sabuk teratur. Konsultasikan dengan produsen untuk

memakai pedoman.

84

Page 28: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

4.5.3 Pemeliharaan Umum

1. Di lift besar, memberikan jalan setapak yang sesuai dan, jika diperlukan,

platform dengan tangga atau tangga permanen untuk akses.

2. Memberikan perlindungan yang tepat terhadap unsur-unsur: dingin

ekstrim, hujan atau salju dan hujan es.

3. Memberikan perpanjangan pipa untuk mencapai pas minyak yang sulit

atau sistem mengoles otomatis.

4. Menyediakan pembersihan yang memadai dari gerimis dan tumpahan.

5. Mengatur program pelumas spesifik dan memperbaiki responsibilitie pasti

untuk melaksanakan prosedur. Salah satu metode untuk mencapai sukses

ini adalah untuk mempersiapkan master pelumasan lembar cek atau kartu

untuk setiap konveyor penting atau lift.

6. Membuat program yang jelas dari inspeksi.

7. Sabuk lift harus diperiksa untuk pakaian, stretch, keausan tepi (indikasi

misalignment atau bahan pada katrol).

8. Katrol harus diperiksa untuk keselarasan dan positioning.

9. Ember / bucket harus diperiksa untuk kelonggaran atau kerusakan.

10. Semua sabuk harus diperiksa untuk tegangan yang tepat (cukup sulit

suntuk melenturkan sedikit) dan apabila terjadi mach kendur, take - up

harus disesuaikan untuk mengisi kekosongan berlebih.

4.6 Kesimpulan

Pemilihan alat angkut (konveyor) selain didasarkan pada sifat –

sifat bahan yang berpengaruh terhadap alat angkut, maka hal – hal lain yang perlu

dipertimbangkan adalah jarak angkut, kemiringan atau perbedaan ketinggian dari

posisi bahan yang hendak diangkut. Jumlah bahan yang hendak diangkut dan

kecepatan pengangkutan yang diperlukan.

Untuk pengangkutan bahan yang tidak berhamburran serta

volumenya juga yang cukup besar, maka digunakan alat pangangkut sabuk. Alat

angkut sekrup digunakan untuk mengangkut bahan dalam wadah yang tertutup

dan jarak angkutnya dekat.

85

Page 29: BAB IV Tugas Khusus Conveyor

Pemilihan alat yang digunakan untuk mengangkut material yang

sedikit basah atau lembab lebih sukar dibandingkan dengan pemilihan alat yang

digunakan untuk mengangkut material yang halus serta kering, karena material

yang lembab bisa melekat pada alat angkut sehingga dapat mengganggu proses

pengangkutan.

86