30
BAB IV PENYUSUNAN KALIMAT BAHASA INDONESIA RAGAM FORMAL Dosen pembimbing: Nur Azmi Alwi,SS. Mpd

Bab IV Ragam Bahasa Formal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahasa formal

Citation preview

Page 1: Bab IV Ragam Bahasa Formal

BAB IVPENYUSUNAN KALIMAT BAHASA

INDONESIA RAGAM FORMAL

Dosen pembimbing: Nur Azmi Alwi,SS. Mpd

Page 2: Bab IV Ragam Bahasa Formal

Kelompok iii( tiga)

Lisa rahmawatihendra heriantoFia septria welliKartika agustin

Page 3: Bab IV Ragam Bahasa Formal

A. Penerapan Diksi ( Pilihan Kata ) dalam Kalimat Ragam Formal

Membuat kalimat bahasa Indonesia ragam formal harus memilih, menimbang, dan menggunakan kata secara tepat. Adapun alasannya antara lain:

1.kata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan ada pula yang sekaligus memiliki makna konotatif.

2.Kata-kata ada yang memiliki makna umum dan makna khusus.

3.Kata-kata ada yang memiliki makna sinonim.4.Kata-kata ada yang berupa ragam formal (baku)

dan kata ragam percakapan (nonbaku).5.Kata-kata perlu digunakan secara tepat.6.Kata-kata perlu ditulis secara benar.

Page 4: Bab IV Ragam Bahasa Formal

1. Kata-kata Denotatif dan Konotatif

Kata-kata bermakna denotatif adalah kata-kata yang disebut

juga bermakna konseptual, bermakna kognitif, bermaknareferensial.

Kata bermakna denotatif adalah kata yang bermakna sesuai

dengan hasil observasi, penglihatan, penciuman, pendengaran,

perabaan, pengecapan.Kata-kata bermakna konotatif adalah kata-kata yang

memilikimakna asosiatif dan timbul sebagai akibat dari sikapsosial,sikap pribadi.

Page 5: Bab IV Ragam Bahasa Formal

Kata denotatif kata konotatif membicarakan membahas, mengkajimemperhatikan menelaah, menelitipenonton pemirsa, pemerhatirumah gedung, wisma, grahamembuat merakit, menyulapsesuai harmonis, serasitukang juru, ahlipekerja pegawai, karyawantengah madiamati meninggal, wafat

Page 6: Bab IV Ragam Bahasa Formal

2. Kata Umum dan Kata Khusus

Untuk mengungkapkan hal yang generik ( universal ),dapat digunakan kata umum. Sebaliknya untukmengungkapkan hal yang spesifik ( spesial ), dapatdigunakan kata khusus.Kata umum adalah kata yang memiliki acuan yang lebihluas daripada kata khusus.Kata Umum Kata Khususikan gurame, lele, sepat, tuna, nila, kokibunga mawar, ros, melati, dahlia, anggrekhewan mamalia sapi, kerbau, kuda, keledaiburung merpati, beo, balam, perkutut,

Page 7: Bab IV Ragam Bahasa Formal

3. Kata-kata Bersinonim

kata-kata bersinonim adalah kata-kata yang padadasarnya mempunyai makna yang hampir serupa

ataumirip.Dalam bahasa Indonesia, kata-kata bersinonim

sepertidi bawah ini:cerdas = cerdik, hebat, pintarbesar = agung, rayamati = mangkat, wafat, meninggalilmu = pengetahuanpenelitian = penyelidikan

Page 8: Bab IV Ragam Bahasa Formal

4. Kata Baku dan NonbakuBahasa Indonesia memiliki banyak ragam. Berdasarkan

pemakaiannya dapat dibedakan menjadi ragam formal dan ragam tidak formal.

1. kata baku dan nonbaku dapat dilihat berdasarkan ranah fonologis. Maksudnya, sebuah kata baku kadang memiliki kata non baku karena penambahan fonem, pengurangan fonem atau pengubahan fonem.

Contoh:1.Penambahan fonem

Kata baku kata nonbakuutang hutangimbau himbau

2. Pengurangan fonemKata baku kata nonbakutetapi tapitidak tak

3. Pengubahan fonemKata baku kata nonbakutelur telorubah obah

Page 9: Bab IV Ragam Bahasa Formal

2. Kata baku dan nonbaku dapat dilihat berdasarkan ranah morfologis. Maksudnya, sebuah kata baku kadang-kadang memiliki kata nonbaku karena pada hasil pengurangan fonem atu pengubahan fonem atau pengubahan fonem, terjadi penggantian afiks dan kelebihan fonem

Contoh:1. Pengurangan fonemKata baku kata nonbakumemfokuskan memokuskanmemprotes memrotes2. Pengubahan fonemKata baku kata nonbakumengubah merubah3. Penggantian afiksKata baku kata nonbakumenari narimenahan nahan4. Kelebihan fonemKata baku kata nonbakuBeracun berracunBekerja berkerja

Page 10: Bab IV Ragam Bahasa Formal

3. Frasa baku dan frasa nonbaku dapat dilihat dari ranah leksikon. Maksudnya, sebuah frasa baku kadang-kadangmemiliki frasa nonbakuyang terdapat dalam ragam percakapan.

Frasa baku frasa nonbakutidak sabar tidak sabaranhanya air air doangsangat malas malas bangetSelain itu, dalam kalimat ragam formal jangan menggunakan

frasaragam percakapan karena salah susunannya. Pasangan frasa

bakudengan frasa ragam percakapan itu adalah sebagai berikut ini.Frasa baku frasa nonbakuwaktu lain lain waktuamat besar besar amatsiang nanti nanti siang

Page 11: Bab IV Ragam Bahasa Formal

Dalam kalimat ragam formal mungkin ada pemakaian kata-kata yang maknanya redundan. Artinya, kata-kata yang digunakan sudah berlebihan maknanya. Pasangan frasa baku dan frasa yang bermakna redundan (nonbaku) itu adalah sebagai berikut ini.

Frasa baku frasa nonbaku Sangat pedih amat sangat pedih, amat pedih

Paling muda paling termuda termuda

Paling kaya paling terkaya terkaya

Dalam bahasa Indonesia, karena addanya penyerapan bahasa asing

atau bahasa daerah terdapat pasangan kata baku dan non baku.

Contoh:

Kata baku kata nonbakuapotek apotik

atlet atlit

foto fhoto

Page 12: Bab IV Ragam Bahasa Formal

5. Penggunaan Kata secara TepatDalam kalimat ragam formal, perlu menggunakan

kata-katasecara tepat. Misalnya, kekeliruan penggunaan

kata yangsering terjadi addalah dalam hal penggunaan kata

depan seperti di yang seharussnya digunakan pada, atau ke seharusnya kepada.

Contoh:Penggunaan tepat penggunaan tidak tepatpada saya di sayapada kami di kamipada pagi hari di pagi hari

Kekeliruan penggunaan kata depan ke yang seharusnya digunakankepada dapat dilihat seperti contoh dibawah ini.

Penggunaan tepat penggunaan tidak tepatkepada saya ke sayakepada ibu ke ibukepada dia ke dia

Page 13: Bab IV Ragam Bahasa Formal

Kata depan atau kata penghubung harus digunakan secara tepat dalam kalimat ragam formal. Kata depan atau kata penghubung perlu digunakan secara tepat sesuai dengan jenis keterangan dalam kalimat.

Alwi (1998:331) mengemukakan penggunaan kata depan atau kata penghubung sesuai fungsiseperti di bawah ini.

1.Untuk keterangan tempat digunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.

2.Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum, sesudah, selama, sepanjang.

3.Untuk keterangan alat digunakan kata dengan.4.Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya,

untuk, bagi, demi.5.Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara,

dengan cara, dengan jalan.6.Untuk keterangan penyerta digunakan kata dengan,

bersama, beserta.7.Untuk keterangan perbandingan/kemiripan digunakan

kata seperti, bagaikan, laksana.8.Untuk keterangan sebab digunakan kata karena, sebab.

Page 14: Bab IV Ragam Bahasa Formal

6. Penulisan Kata secara BenarDalam kalimat-kalimat ragam formal perlu menulis

kata secara benar. Misalnya, kesalahan penulisan kata yang sering terjadi adalah dalam hal penulisan kata depan seperti di, ke, dari, yang seharusnya ditulis terpisah dari kata yang diikutinya.

Penulisan kata depan di yang benar ditulis terpisah dan penulisan kata depan di yang salah ditulis serangkai

dapat dilihat seperti pada contoh di bawah ini.Penulisan yang benar penulisan yang

salah

di atas diatasdi jalan dijalandi toko ditoko

Page 15: Bab IV Ragam Bahasa Formal

Penulisan kata depan ke yang benar ditulis terpisah dan penulisan kata depan ke yang salah ditulis serangkai.

Contoh:

Penulisan yang benar penulisan yang salahke atas keatas

ke jalan kejalan

ke kanan kekanan

Penulisan kata depan dari yang benar ditulis terpisah dan penulisan kata depan dari yang salah ditulis serangkai.

Contoh:

Penulisan yang benar penulisan yang salahdari atas dariatas

dari luar dariluar

dari rumah dari rumah

Page 16: Bab IV Ragam Bahasa Formal

Selain kesalahan dalam penulisan kata depan,sering pula terdapat kesalahan penulisan partikel non seperti pada contoh berikut ini.Penulisan yang benar penulisan yang salah

non-Indonesia non Indonesianon-india non Indianon-islam non islam

Dalam karangan ilmiah, sering pula terdapat kesalahan penulisan partikel sub .Contoh:Penulisan yang benar penulisan yang salah

Subseksi sub seksi, sub-seksiSubbagian sub bagian, sub-bagianSubbab sub bab, sub-bab

Page 17: Bab IV Ragam Bahasa Formal

Dalam bahasa Indonesia, partikel per memiliki arti ‘mulai, demi, tiap’. Penulisan partikel per ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.Contoh:Penulisan yang benar penulisan yang salah

per jam perjamper hari perjamper malam permalam

Selain itu, dalam bahasa Indonesia awalan per juga memiliki arti ‘menjadikan...’, ‘ menjadikan lebih…’, atau ‘memperlakukan sebagai…’. Penulisan awalan per ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.Contoh:Penulisan yang benar penulisan yang salah

perbesar per besarpersatu per satuperadik per adik

Page 18: Bab IV Ragam Bahasa Formal

Dalam bahasa Imdonesia, kata punyang mempunyai arti ‘juga’ harus ditulis secara terpisah dengan kata yang diikutinya.Contoh:Penulisan yang benar penulisan yang salah

aku pun akupunsedikit pun sedikitpunsekarang pun sekarangpun

Selain itu, kata pun pada kata tertentu yakni ungkapan yang sudah padu harus dituliskan serangkai dengan kata yang diikutinya.Penulisan yang benar penulisan yang salah

walaupun walaupunmaupun maupunataupun ataupun

Page 19: Bab IV Ragam Bahasa Formal

dalam bahasa Indonesia, bentuk terikat pasca ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.Contoh:Penulisan yang benar penulisan yang salah

Pascasarjana pasca sarjana, pasca-sarjanaPascapanen pasca panen

Selain itu, kesalahan penulisan kata sering terjadi adalah dalam hal penulisan awalan tertentu.Contoh:Penulisan yang benar penulisan yang salah

Bertolak belakangbertolakbelakangTanda tangani tandatanganiKe tujuh ketujuh

Page 20: Bab IV Ragam Bahasa Formal

B. Penggunaan Struktur Kalimat Bahasa Indonesia

Dalam penulisan karangan ilmiah, penulis harusmenggunakan ragam bahasa Indonesia baku termasuk didalamnya aspek struktur kalimat. Karangan ilmiah terdiriatas komponen isi, dan komponen bentuk. Komponen isiberhubungan dengan ide, gagasan, atau konsep yang

akandisampaikan oleh penulis, sedangkan komponen bentukberkaitan dengan organisasi penyajian ide, gagasan ataukonsep.Karangan ilmiah mengandung satuan-satuan tata bahasayang bersifat hirarkis, yaitu satuan-satuan yang secarabertingkat membentuk sistem.

Page 21: Bab IV Ragam Bahasa Formal

1. Struktur Kalimat1. ciri-ciri subjek, subjek merupakan fungsi sintaksis

terpenting dalam sebuah kaliamt, selain unsur predikat. Ciri-ciri subjek antara lain:

Pada umumnya subjek berupa nomina atau frasa nomina atau kelas kata lain yang dapat menduduki fungsi subjek.

Merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa. Dapat diperluas demgam kata itu, ini. Dapat diperluas menggunakan frasa atau klausa

dengan kata penghubung yang.2. ciri-ciri predikat, predikat merupakan unsur pokok yang

disertai unsur subjek, dan jika ada unsur objek, pelengkap, dan atau keterangan wajib di sebelah kanan. Ciri-cirinya sebagai berikut.

Predikat berupa verba atau frase verbal, adjektiva atau frase adjektival, nomina atau frase nominal, numeral atau frase numeralia.

Merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana.

Dapat disertai kata pengingkar tidak dan bukan. Dapat disertai kata-kata seperti sudah, belum, akan,

sedang, ingin,hendak, mau.

Page 22: Bab IV Ragam Bahasa Formal

3. ciri-ciri objek, objek adalah unsur kalimat

kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif.

Terdapat pada kalimat transitif.Terletak lansung di belakang predikat.Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.Tidak didahului oleh preposisi.Dapat diganti dengan pronomina-nya.

4. ciri-ciri pelengkapBerwujud nomina atau frasa nominal verba atau

frasa verba, adjektiva atau frase adjektiva, atau klausa.

Berada lansung di belakang prediakt jika tidak ada objek dan di belakang objek kalau unsur objek hadir.

Terdapat dalam kalimat yang berpredikat verba.Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam

kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan.

Page 23: Bab IV Ragam Bahasa Formal

5. ciri-ciri keterangan, keterangan merupakan kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang sesuatu yang dinyatakan dalam kalimat.

Memberikan informasi tentang tempat, waktu, cara, alat, sebab, akibat.

Memiliki keleluasaan posisi (penempatan) dalam kalimat.

Di dahului oleh kata depan seperti di, dari, pada, selama, dengan, sebab.

Biasanya berupa frase preposisional. Pada umumnya, kehadiran keterangan dalam

kalimat bersifat manasuka.

Page 24: Bab IV Ragam Bahasa Formal

2. Pola Kalimat Dasara. Kalimat dasar berpola S-P seperti di bawah ini.

Contoh: Dia berlari.

b. Kalimat dasar berpola S-P-O seperti di bawah ini.

Contoh: Ran mendapat hadiah.

c. Kalimat dasar berpola S-P-Pel seperti di bawah ini.

Contoh: Adikku belajar komputer.

d. Kalimat dasar berpola S-P-Ket seperti di bawah ini.

Contoh: Ayahku tinggal di kampung

e. Kalimat dasar berpola S-P-O-Pel seperti di bawah ini.

Contoh: Kami mengirimi ibu paket lebaran.

f. Kalimat dasar berpola S-P-O-Ket seperti di bawah ini.

Contoh: Polisi memperlakukan tertuduh dengan baik.

Page 25: Bab IV Ragam Bahasa Formal

3. Kalimat Tunggala. Kalimat taktransitifContoh: Pak Ahmad akan naik haji.b. Kalimat ekatransitifContoh: DPR menyeleksi anggota Komisi Pemilihan Umum.c. Kalimat dwitransitifContoh: Kami sedang mencarikan anak itu pekerjaan. Bapak akan

membelikan anak itu hadiah ulang tahun.d. Kalimat pasifContoh: Seorang asisten baru telah diangkat Pak Toha.e. Kalimat berpredikat adjektifContoh: Ayahnya sakit. Pernyataan orang itu benar.f. Kalimat berpredikat nominalContoh: buku itu cetakan Bandung.g. Kalimat predikat numeralContoh: Anaknya banyak. Uangnya hanya sedikit.h. Kalimat berpredikat frasa preposisionalContoh: Ibu sedang ke pasar. Anak itu sedang sekolah.

Page 26: Bab IV Ragam Bahasa Formal

4. Kalimat Majemuka. Kalimat majemuk setara (koordinatif)Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang memiliki dua

klausa atau lebih yang masing-masingnya mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur kalimat konstituen kalimat. Dalam kalimat majemuk setara antara klausa dengan klausa dihubungkan oleh konjungtor dan, atau, tetapi, serta, lalu, kemudian, lagi pula, hanya, padahal, sedangkan, baik…,maupun…, tidak…, bukan…, melainkan.

1. Kalimat majemuk setara menyatakan hubungan penjumlahanContoh: Sudah sebulan kami mengarungi laut dan kami amat

merindukan darata.2. Kalimat majemuk setara menyatakan hubungan perlawananContoh: Masalah kemiskinan tidak hanya masalah Nasional, tetapi juga

masalah kemanusiaan.3. Kalimat majemuk setara menyatakan hubungan pemilihanContoh: Dalam keadaan seperti itu, dia terpaksa membunuh musuh atau

dibunuh musuh.

Page 27: Bab IV Ragam Bahasa Formal

b. Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinatif)Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemukyang memiliki dua klausa atau lebih yang salah satu klausanya menjadi bagian klausa yang lain. Antara klausa yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh konjungtor seperti bahwa. Selain konjungtor bahwa , juga terdapat konjungtor lain untuk menyatakan hubungan bertingkat.

1.Konjungtor waktu yaitu setelah, sesudah, sebelum, sehabis, sejak selesai, ketika, dan lain-lain.

2.Konjungtor syarat yaitu jika, kalau, jikalau, manakala3.Konjungtor pengandaian yaitu andaikan, andaikata.4.Konjungtor tujuan yaitu agar, supaya, biar, guna, untuk.5.Konjungtor konsesif yaitu meskipun, walaupun dan lain-lain.6.Konjungtor pembanding yaitu sebagaimana, ibarat dan lain-

lain.7.Konjungtor sebab yaitu sebab, karena, oleh karena.8.Konjungtor hasil yaitu sehingga, akibatnya, sampai-sampai.9.Konjungtor cara yaitu dengan, tanpa.10.Konjungtor alat yaitu dengan, tanpa.

Page 28: Bab IV Ragam Bahasa Formal

C. Penyusunan Kalimat Baku

1. ciri-ciri kalimat bakua. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki

kejelasan struktur (normatif).b. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki

kelogisan makna (logis).c. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki

kehematan kata (ekonomis).d. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki

kebakuan kata.

Page 29: Bab IV Ragam Bahasa Formal

2. Variasi Kalimat Baku

Variasi mengutamakan informasi

Variasi kalimat aktif dan fasif

Variasi kalimat tunggal dan majemuk

Page 30: Bab IV Ragam Bahasa Formal

• Terimakasih.....