BAB IV Penomoran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Telco

Citation preview

BAB IV Penomoran

PAGE 97Pengantar Sistem Telekomunikasi

BAB IV

PENOMORAN, ROUTING, PENTARIFAN, DAN SIGNALLING

4.1 Penomoran

Tujuan perencanaan penomoran nasional adalah menetapkan sebuah nomor ke setiap terminal yang dihubungkan ke jaringan telepon. Perencanaan penomoran nasional menentukan prosedur pemutaran angka yang harus diikuti oleh pelanggan untuk mencapai pelayanan yang berbeda apakah lokal, interlokal, SLI, atau layanan khusus. Pada prinsipnya penomoran sama seperti pemberian alamat pada sebuah lokasi. Hanya saja pemberian alamat dengan penomoran bukan memberitahukan nama kota, jalan, RT/RW dan sebagainya, tetapi ada aturan baku yang dipakai oleh penyedia jasa untuk memberi identitas yang khusus kepada pelanggannya. Misalnya pada pelanggan yang diberi identitas dengan nomor (022) 7533308, terdiri dari: 1. (022) , disebut prefix, nomor yang menunjukkan diwilayah mana pelanggan tersebut berdomisili, dalam contoh nomor di atas, menunjukkan bahwa pelanggan tersebut berdomisili di Bandung.2. 7533308 : tiga digit pertama menunjukkan kode sentral dimana pelanggan tersebut terdaftar dan sisa digit merupakan identitas nomor pelanggan.

Dengan nomor identitas tersebut, pelanggan dapat dihubungi oleh pelanggan lainnya dengan mengacu pada alamat tersebut dan pelanggan dapat meminta layanan dengan memberikan identitas tersebut ke sentral. Untuk membangun satu hubungan melalui suatu jaringan, pusat penyambungan tentunya memerlukan informasi dari pemanggil mengenai alamat pelanggan yang dipanggil yang disebut dengan nomor directory pelanggan dan identitas nomor si pemanggil untuk legalitas layanan. Informasi ini akan menentukan jalur lintasan yang akan dibangun (routing) panggilan dan tentunya akan berpengaruh pada pentarifan. Oleh karena itu, rencana penomoran disyaratkan untuk mengalokasikan suatu nomor yang unik untuk masing-masing pelanggan. Hal ini penting karena tidak boleh ada satu nomor yang digunakan oleh lebih dari satu pelanggan. Nomor direktori pelanggan mungkin bisa sama, tetapi identitas frefik dan kode sentralnya tentunya harus berbeda. Sehingga secara umum ada dua hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan awal penomoran yaitu:

1. Aturan masing-masing penomoran hanya digunakan untuk satu sentral tunggal dan sentral-sentral diidentifikasi dengan nama dari kotanya.2. Aturan penomoran link digunakan untuk link antar sentral.

Dalam aturan penomoran link, aturan penomoran lokal mencakup suatu nomor sentral sehingga suatu panggilan dari sentral lain dalam satu wilayah menggunakan nomor yang sama. Bagian pertama dari nomor directory adalah kode sentral dan diikuti nomor pelanggan pada sentral tersebut. Contoh, suatu aturan penomoran link 6 digit sehingga secara teori memiliki kapasitas 100 sentral 4 digit. Pada prakteknya, hal ini dikurangi untuk mengalokasikan kode untuk akses layanan yang berbeda.

Berikutnya diperkenalkan Direct Distance Dialling (DDD) atau Subscriber Trunk Dialling (STD) yang harus dikembangkan dari perencanaan nomor nasional (1,13). Terakhir diperkenalkan International Suscriber Dialling (ISD) yang perlu dibuat dalam rencana penomoran nasional untuk menyesuaikan dengan rencana penomoran internasional. CCITT merekomendasikan (14) bahwa nomor panggil internasional maksimum 11 digit. Nomor panggil nasional maksimum 11-N digit, dimana N adalah digit/nomor kode negara dalam penomoran dunia.

Pada umumnya nomor nasional berisi tiga bagian :

Kode wilayah.

Kode sentral.

Nomor pelanggan suatu sentral lokal.

Untuk suatu panggilan lokal, hanya kode sentral dan nomor pelanggan yang didial, tetapi untuk panggilan jarak jauh diperlukan nomor nasional lengkap. Supaya sentral lokal originating dapat membedakan diantara mereka prefiks trunk didial sebelum nomor nasional. Panggilan ini akan dirutekan ke sentral toll, dimana suatu register penerjemah kode wilayah akan menentukan rute trunk. Penambahan prefiks (mengikuti prefiks trunk) menandakan suatu panggilan internasional dan rute panggilan ini dari sentral trunk ke sentral gateway internasional. Prefiks intrenasional diikuti oleh kode internasional untuk negara yang disyaratkan dan nomor nasional pelanggan yang dipanggil pada suatu negara.

Pola penomoran untuk Inggris, sekarang dibagi oleh persaingan operator jaringan. Sebagian besar mengunakan kode wilayah tiga digit dan aturan penomoran link 6 digit di wilayah tersebut. Masing-masing wilayah ini diidentifikasi oleh 2 digit kode wilayah. Jumlah digit yang didial, termasuk prefiks trunk adalah 9. Ini sesuai dengan rekomendasi CCITT untuk nomor nasional (untuk Inggris, kode negara adalah 44 dan 11-2=9). Prefiks trunk adalah 0 dan prefiks internasional adalah 010.

Amerika Utara, pola penomorannya seragam yaitu 10 digit. Tiga digit kode wilayah, diikuti tiga digit kode sentral dan empat digit kode pelanggan. Dua prefiks interlokal yang digunakan yaitu 1 untuk pangilan pelanggan yang mendial pelanggan yang lain, yang memerlukan bantuan operator (misalnya orang ke orang dan tarif panggilan balik).

Kapasitas dari pola penomoran nasional dikurangi untuk mencegah kesalahan, karena diperlukan untuk menghindari digunakannya prefiks trunk seperti digit awal kode sentral lokal, seperti prefiks internasional bagian awal tida harus kode wilayah. Ini juga diperlukan untuk kode cadangan untuk pengaksesan berbagai layanan, contoh di Inggris kode 999 digunakan untuk layanan darurat, 100 untuk mendapatkan bantuan operator, 192 untuk meminta keterangan langsung, dan sebaginya.

Digit 0, 1 dan 9 tidak dapat digunakan sebagai digit awal untuk nomor lokal. Ini mengurangi kapasitas aturan penomoran dari semua wilayah lokal. Kapasitas penomoran dari wilayah lokal juga dikurangi, untuk menyediakan Direct Dialling In (DDI) ke PBX. Ini disyaratkan masing-masing perluasan untuk memiliki nomor dalam aturan untuk suatu wilayah. Suatu PBX menggunakan suatu blok besar dari nomor tetapi suatu nomor tunggal. Datangnya Integrated Services Digital Network juga memiliki pengaruh yang kuat. Ini mungkin penting untuk pelanggan akses kecepatan dasar untuk menambah sampai 8 nomor untuk menerima panggilan melalui PSTN.

Di negara dimana layanan telekomunikasi dibebaskan, kode harus dilayani untuk mengijinkan pelanggan untuk mendapatkan akses untuk bersaing dalam jaringan yang berbeda. Di Ingris, kode wilayah mungkin tidak menggunakan digit awal 8, sejak memberikan akses ke BT digital diambil jaringan layanan. Jaringan ini melayani untuk layanan telepon bebas pulsa (0800) dan untuk panggilan berbayar pada kecepatan premium (misalnya layanan pesan). Juga menyediakan akses ke jaringan yang lain seperti jaringan radio cellullar. 836 digunakan sebagai kode wilayah, tetapi 0836 XXXXXX merupakan nomor dari suatu telepon mobile disuatu wilayah di Inggris.

Di USA, perbandingan masing-masing pembawa jarak jauh ditempatkan tiga digit Carrier Identification Code (CIC), misalnya 288 untuk AT&T dan 222 untuk MCI. Seorang pelanggan sentral loal SPC mungkin memilih satu pembawa khusus untuk semua panggilan jarak jauh. Informasi ini disimpan pada database sentral dan menyebabkan panggilan interlokal dirutekan ke pembawa yang dipilih. Jika pelanggan menginginkan untuk menggunakan pembawa yang lain, prefiks interlokal adalah 1 diikuti 0 dan 3 digit CIC untuk merutekan panggilan ke jaringan yang tepat.

Pengenalan layanan mobile memiliki peranan penting dalam penggabungan nomor seorang pelanggan, daripada lokasi geografis seperti PSTN yang tetap. Dimana ini akan digunakan setiap orang. Ini tidak diperlukan untuk panggilan yang gagal ketika pelanggan sedang sibuk, dan tidak diperlukan pelanggan untuk mengubah nomornya jika mereka bergerak ke kota lain. Hal ini akan memerlukan jaringan cerdas, dimana disetiap sentral lokal dapat mengidentifikasi nomor langsung secara lengkap, untuk pelanggan jarak jauh (tetapi hanya kode wilayah): dan akses database nasional secara lengkap untuk menentukan rute untuk setiap panggilan.

Nomor lokal seorang pelanggan terdiri dari nomor sentral (exchange prefik) dan nomor stasiun dalam sentral tersebut. Contoh seorang pelanggan di Bandung mempunyai nomor 7533308 berarti pesawat pelanggan tersebut dihubungkan ke sentral lokal dengan nomor sentral 753 sedangkan pesawat pelanggannya sendiri mempunyai nomor 3308. sebuah nomor pelanggan sendiri bisa terdiri dari 4, 5, 6, 7 digit, tergantung kebutuhan di sebuah negara yang tentunya disesuaikan dengan kapasitas sentral yang bersangkutan.

CCITT mendefinisikan penomoran serba sama (uniform numbering) sebagai skema penomoran dimana panjang nomor pelanggan serba sama dalam sebuah daerah penomoran lokal (numbering area). Penomoran yang tidak sama adalah skema penomoran dimana nomor pelanggan bervariasi dalam sebuah daerah penomoran.

Konsep penomoran tertutup berarti ke setiap pesawat di dalam sebuah daerah penomoran dialokasikan sebuah nomor yang unik yang dapat dicapai dari setiap titik pada daerah yang sama dengan memutar nomor tersebut.Agar antara nomor lokal dapat saling berkomunikasi tentunya diperlukan juga aturan penomoran untuk skala nasional. Harus ada kode-kode wilayah sebagai ciri khas identitas wilayah masing-masing sehingga bisa di akses oleh wilayah lainnya.

Sesuai dengan perencanaan penomoran, sebuah negara dibagi menjadi beberapa wilayah kode trunk. Kode trunk dapat terdiri dari satu, dua, atau tiga digit. Di indonesia kode wilayah terdiri dari dua digit untuk beberapa wilayah dan tiga digit untuk wilayah lainnya. Penomoran wilayah ini diperlukan agar pelanggan yang tidak berada pada daerah penomoran yang sama dapat saling berkomunikasi. Untuk melakukan hubungan telepon dari suatu daerah penomoran ke daerah penomoran lainnya, terlebih dahulu harus memutar dulu nomor trunk-nya sebagai identitas wilayah yang dituju (trunk perfix). Trunk prefix (toll access code) adalah angka atau kombinasi angka yang harus diputar oleh pelanggan yang akan melakukan panggilan telepon dengan pelanggan yang berada pada daerah penomoran yang bebeda teapi masih dalam wilayah satu negara.

Biasanya angka 0 adalah awalan trunk yang sering digunakan. Di Indonesia juga menggunakan 0 sebagai trunk prefix. Jadi jika ada pelanggan yang mendial angka nol (0) diawal nomor yang dituju, peralatan sentral sudah emastikan bahwa panggilan bukanlah lokal melainkan inter lokal.Penomoran dalam suatu jaringan nasional harus dibuat sedemikian rupa sehingga:

a. Sesuai dengan operasi internasional otomatisasi dan semi otomatisasi.

b. Sesuai untuk keperluan nasional yang telah direncanakan.

c. Mengikuti kaidah-kaidah Penomoran Internasional yang diterapkan CCITT.

Tujuan penomoran nasional adalah menyusun pola baku penomoran di dalam prosedur pemilihannya sehingga :

a. Penggunaan jaringan dapat melakukan

Panggilan lokal.

Panggilan interlokal.

Panggilan internasional.

b. Pengguna jaringan di luar negeri dapat melakukan panggilan ke Indonesia secara otomatis ataupun semi otomatis.Setiap pelanggan telpon memerlukan suatu nomor yang khas sedemikian rupa sehingga setiap pelanggan yang lainnya dapat mengadakan hubungan dengan orang lain ( pintu diatur dengan benar dan tepat, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Penomoran harus mudah dimengerti (diingat) oleh pelanggan.

2. Penomoran harus sesuai dengan peralatan switching yang ada dan yang direncanakan akan ada.

3. Penomoran harus sesuai dengan sistem penomoran nasional.

Yang paling utama adalah struktur penomoran dibuat atas dasar nomor yang pendek, yaitu yang disebut dengan nomor pelanggan. Di depan nomor pelanggan ini ditambahkan angka-angka lain untuk membentuk penomoran nasional serta internasional. Jadi syarat terpenting yang harus dipenuhi dalam perencanaan sistem penomoran adalah (sasaran penomoran) :

1. Tiada duanya dalam suatu area.

2. Dengan awalan kode area tiada duanya diseluruh negara.

3. Dengan awalan kode negara dan kode are tiada duanya diseluruh dunia.

4. Harus dibuat sependek mungkin.

5. Modah dalam routing, akan tetapi tidak tergantung dari routingnya.

6. Fleksibel dan mudah disesuaikan dengan pengembangannya (jadi sedapat mungkin tetap berlaku untuk jangka waktu yang lama, yaitu + 40 tahun, karena perubahan penomoran berarti perubhan peralatan switching dan membutuhkan modifikasi dari pengadministrasian. Sebaiknya 10 tahun sekali periksa untuk kembali untuk penyesuaian dengan perencanaaan jangka panjang).

7. Perubahan sedapat mungkin untuk dilakukan pencegahan.

Kapasitas Penomoran Nasional :

1. Jangka waktu perencanaan sampai 30 tahun mendatang.

2. Toleransi perluasan.

3. Menampung semua sentral existing.

4. Perkembangan yang tak terduga.

5. Kemampuan akses ke pelayanan darurat dan khusus.

6. Akses ke jaringan komunikasi data.

7. Peralihan ke ISDN.Prinsip Umum Penomoran.

1. Penggunaan angka dan huruf.

2. Komposisi nomor telepon Internasional dan ISDN yang harus dipilih.

3. Pembuatan sejumlah angka yang harus dipilih pelanggan.

4. Kapasitas angka bagi register yang melayani lalu lintas internasional.

Nomor Nasional ditambah dengan kode negara disebut nomor internasional. Penomoran internasioanal memungkinkan pelanggan disuatu negara dapat memanggil pelanggan lainnya di negara lain. Diperlukan awlan internasional (international prefix) yang merupakan angka atau kombinasi angka yang harus diputar oleh pemanggil untuk mendapatkan akses ke peralatan internasional dinegara yang bersangkutan.

Standarisasi untuk awalan internasional tidak mungkin dilakukan karena variasi perencanaan penomoran sudah ada. Setiap negara dapat menentukan sendiri awalan internasional yang diinginkan, misalnya australia menggunakan kode 0011. Hanya saja untuk dua digit pertama bisanya kombinasi 00 sering digunakan. Di indonesia contonya menggunakan 001, 008, dan lain sebaginya.

Selain awalan internasional diperlukan juga kode negara. Untuk keperluan ini dunia dibagi menjadi sembilan zona dan berdasarkan zona dimana sebuah negara berada, sebuah country code di berikan sebagai identitas negara yang bersangkutan untuk akses ke jaringan internasional. Pembagian zona tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1Tabel 4.1 Pembagian zona internasionalKodeZona

1

2

3,4

5

6

7

8

9

0Amerika Utara termasuk Hawai, Karibia

Afrika

Eropa

Amerika Tengah, Amerika Selatan, Kuba

Pasifik Selatan ( Austraia, Asia Tenggara)

Bekas negara Unisovyet

Pasifik Utara dan Asia Timur

Timur Jauh dan Timur Tengah

Cadangan

Dalam masing-masing zona, setiap negara memiliki nomor kode 2 digit atau 3 digit tunggal. Contoh, dalam zona 3 (Eropa), Belanda memiliki kode 31 dan Albania memiliki 35. Kode 3 digit digunakan untuk negara kecil. Untuk meminimumkan total nomor dari digit internasional pelanggan beberapa digit digunakan untuk pola penomoran nasional. Kecuali ketika pola penomoran digabung yang mencakup semua zona: negara di zona ini disyaratkan hanya memilki kode digit tunggal. Kemudian. 1 adalah kode negara untuk pola penomoran di semua negara Amerika Utara (14).

Kode negara untuk Indonesia adalah 62, jadi kalau ada pelanggan dari Australia akan memanggil pelanggan lainnya di Indonesia dengan nomor pelanggan 7533308 yang berlokasi di Bandung, maka pelanggan Australia akan memutar nomor : 0011-62-22-7533308

Disamping nomor lokal, nasional dan internasional, ada juga nomor kode pelayanan khusus untuk panggilan darurat (polisi, pemadam kebakaran, ambulan), informasi, perbaikan , bantuan operator, dan lain-lain. Untuk pelayanan darurat seperti diatas diperlukan kombinasi nomor yang pendek. Jumlah dan sifat dari berbagai macam layanan yang harus disediakan akan menentukan panjang dan format dari kode-kode yang akan digunakan. Idealnya kode pelayanan khusus sebaiknya sama disemua wilayah dalam sebuah negara.

Dari sudut pandang peralatan penyambungan dan dengan mempertimbangkan alasan-alasan lainnya, sebuah skema penomoran nasional akan mempunyai struktur seperti pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Skema penomoran nasional

Jenis ObjekKode Nomor

Awalan Trunk

Awalan Internasional

Nomor Pelanggan

Kode Trunk

Kode Pelayanan Khusus0

00

XNN------

Y---

INN

Dimana:

N adalah angka 0 9

X adalah angka yang bukan 0 atau 1

Y adalah angka yang bukan 0

Kode trunk boleh satu, dua, atau tiga angka, nomor pelanggan terdiri dari 5, 6, 7 angka tergantung pada kebutuhan negara dan kapasitas sistem.

Skema ini memenuhi standar rekomendasi dari CCITT, dimana dengan menganalisa angka pertama saja, peralatan penyambungan sudah mampu mengenali apakah panggilan akan dialamatkan ke sebuah pesawat pelanggan yang berada pada daerah penomoran yang sama atau berbeda. Angka pertama dari nomor yang di dial dapat juga menunjukkan sebuah panggilan ke layanan tertentu misalnya layanan darurat, panggilan interlokal, atau SLI (dengan menganalisa dua digit awal).

Perencanaan penomoran sebaiknya berumur 20 30 tahun. Perubahan-perubahan pada skema penomoran disamping tidak disukai oleh pelanggan, hal ini dapat juga menyebabkan peralatan-peralatan penyambungan pada sentral harus juga disesuaikan/ dimodifikasi. Oleh karena itu dalam perencanaan harus mempertimbangkan jangan sampai dikemudian hari banyak terjadi perubahan penomoran.

Bagaimanapun juga dinegara-negara yang sedang berkembang dengan kerapatan telepon terpasang yang rendah di satu sisi dan pertumbuhan permintaan pasang baru yang sangat besar di sisi lainnya akan mengakibatkan proses perubahan penomoran dari yang eksisting. Hal ini dapat diterima asal tetap dengan mengacu pada standar CCITT.

Sebuah studi ekonomi harus mendahului perubahan tersebut dan memberikan alasan yang dapat diterima untuk keputusan pergantian struktur penomoran yang sudah ada. Harus juga dipertimbangkan jika perubahan yang ditunda-tunda menunggu jumlah pelanggan yang semakin besar, akan memakan biaya yang lebih besar juga karena melibatkan banyak peralatan penyambungan. Sebagai dasar perencanaan, jumlah angka yang harus diputar menurut standar CCITT adalah tidak boleh lebih dari 12 digit angka, tidak termasuk awalan internasional.

4.2 RoutingProses pembangunan hubungan antara pelanggan dalam satu sentral atau ke pelanggan sentral lainnya melalui suatu mekasisme pembangunan dan pencarian jalur lintasan yang terdekat dan bebas sehingga koneksi bisa terbentuk disebut routing. Antar pelanggan atau antar sentral, biasanya terdapat beberapa jalur (route) baik yang langsung (direct route) atau yang melalui sentral transit. Dari sejumlah route-ruote yang ada akan ditentukan pilihan pilihan utama berdasarkan jarak dan cost yang harus dikeluarkan. Biasanya route terpendek dan tentunya dengan cost yang rendah akan menjadi pilihan pertama, sementra beberapa route lainnya kan menjadi alternatif jika route pertama sudah ada yang menduduki.Berikut ini kondisi dimana routing dapat diaplikasikan.

a. Tidak kembali atau loop seharusnya melalui dua exchange

b. Pemilihan proses dan kontrol prosedur menjadi sederhana.

c. Rangkaian yang digunakan menjadi lebih efisiensi.

d. Tidak ada perangkat yang tidak digunakan.

e. Perancangan dan pengaturan jaringan seharusnya menjadi lebih mudah.

Setidaknya berdasarkan cara pencarian lintasan dalam membangun hubungan, ada tiga metoda routing yang bisa digunakan yaitu: fixed routing, alternative routing, dan random routing.

Fixed Routing

Fixed routing merupakan metoda untuk memastikan hanya satu jalur antara originating dan terminating exchange. Pada metode ini jalur lintasan yang harus dilalui oleh signalling dari pelanggan sudah ditentukan dan jadinya kurang fleksibel. Metoda ini hanya memerlukan kontrol yang sederhana dan tidak ada fungsi store-to-forward,sehingga dapat diaplikasikan untuk tipe switch-switch yang sudah lama (seperti sistem langkah demi langkah/step-by-step). Metoda ini, bagaimanapun juga terbatas pada pemilihan jalur. Karena sifatnya yang kaku, maka metoda ini jarang sekali digunakan pada saat ini. Alternative Routing

Pada metode routing jenis ini disediakan beberapa jalur lintadsan untuk menuju ke sentral tujuan. Jika alternatif pertama gagal, maka akan dipilih jalur alternatif ke-2, ke-3 dan seterusnya sampai last choise route atau route memutar sebagai pilihan terakhir. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4. 1, dimana pada saat semua jalur pertama/direct route sibuk (jalur A E) maka akan dipilih jalur kedua (jalur A B E). Jika jalur kedua juga sibuk, maka akan dipilih jalur ketiga (jalur A B C E), dan jika jalur ketiga sibuk, maka jalur terakhir adalah jalur ke-empat (jalur A B C D E). Proses tersebut terus berulang sampai ditemukan jalur yang tersedia, atau sampai jalur yang terakhir dilacak masih sibuk dan panggilan tersebut akan gagal.

Metoda ini sangat effektif untuk meningkatkan kecepatan rangkaian. Bagaimanapun juga, exchange harus mempunyai fungsi store-and-forward. Metoda ini dapat diaplikasikan untuk sistem crossbar dan SPC, apabila direct route sudah tidak mungkin lagi dipakai, maka alat routing akan mengetes jalan jalan lain yaitu register dan translator akan menentukan route yang lebih baik. Selector-selector untuk route dikerjakan oleh informasi route yang diberikan dari register hasil pengolahan translator.

Register : menerima informasi berupa pulsa, sinyal atau kode dan kemudian menyimpannya sementara.

Translator : menerima informasi kemudian dievaluasi yang bertujuan untuk menentukan zoning routing.

Dengan pertimbangan :

Ekonomis dengan menggunakan saluran yang tidak terlalu panjang, yaitu dengan menggunakan alat-alat penyambungan dan saluran lebih sedikit.

Waktu pendudukan alat-alat penyambungan dapat lebih singkat, penyelenggaraan sambungan lebih singkat dan penggunaan saluran menjadi lebih efektif.

Seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.2, jalur untuk memperoleh exchange yang sangat cepat dari originating exchnage pilih yang pertama (jalur yang paling sedikit melalui transit exchange). Jika jalur ini sibuk, maka pilih jalur yang kedua lebih cepat. Metoda ini disebut " Far-to-Far Rotation" atau "Far-shaped Rotation" dan metoda ini telah banyak digunakan di banyak negara.

Random Routing

Pada metode jenis ini, pemilihan jalur lintasan lebih plexibel. Pemilihan dilakukan secara acak sampai diperoleh route yang bebas. Tetapi pada metode ini ada kalanya jalur yang terpilih bukan jarul tercepat dan biaya terendah, padahal pada saat yang bersamaan jalur tersebut sedang tidak digunkan.Pada hirarki jarngan nasional, konfigurasi minimum tree dari sentral biasanya diperbesar oleh interkoneksi rute sentral secara langsung dimana tingkat kepadatan masyarakat yang tinggi menghasilkan trafik yang cuku. Penggabungan rute utama masing-masing sentral switching ke tingkat yang lebih tinggi melalui sentral perantara, bersama dengan cabang lain yang melintang diantara beberapa sentral pada tingkat yang sama. Ini mungkin juga beberapa rute alngsung yang lain diantara sentral-sentral pada tingkat yang berbeda yang melanggar pola ini.

Jika diasumsikan bahwa suatu negara menjadi wilayah-wilayah sentral lokal dan lokasi sentral-sentralnya sudah ditetapkan, perencanaan ruting seharusnya dibuat untuk menentukan :

Dimana sentral seharusnya dihubngkan oleh saluran langsung, dan dimana hubungan dibangun secara tidak langsung melalui sentral tandem.

Jumlah dan lokasi sentral switching tandem.

Jumlah tingkat dari switcing tandem yang digunakan di jaringan.

Apakah ruting alternatif otomatis digunakan dan jika digunakan dibawah kondisi apa ?

Perencanaan ruting ini harus sesuai dengan pola penomoran, pentarifan, transmisi dan pensinyalan.

Kelompok saluran besar lebih efisien daripada kelompok saluran kecil, karena tersedianya lebih tinggi (misalnya trafik per kanal),. Jika jumlah trafik diantara 2 sentral cukup besar, maka lebih ekonomis untuk menyediakan rute alngsung diantara 2 sentral tersebut. Sebaliknya jika trafik diantara 2 sentral kecil, lebih ekonomis untuk menggabungkan dengan trafik ke sentral tujuan yang sama untuk menghasilkan jumlah trafik yang besar melalui penggabungan rute ke suatu sentral switching tandem. Solusi yang tepat jelas tergantung pada tarif saluran sebanyak jumlah trafik. Jika saluran murah, ini sedikit lebih mahal untuk menempatkannya secara langsung daripada untuk menempatkan biaya perangkat switching di suatu sentral tandem. Sehingga banyak rute langsung yang disediakan diantara sentral-sentral lokal diwilayah kecil dengan kepadatan pelanggan yang tinggi tetapi tidak untuk sentral yang lebih jauh.

Pada beberapa jaringan digunakan Automatic Alternative Routing (AAR). Ketika semua saluran untuk rute langsung sibuk, maka trafik akan overflows. Untuk itu disediakan rute tandem melalui sentral switching pada tingkt hirarki yang lebih tinggi. Dengan menggunakan rute langsung disebut High Usage Rute dan jika rute langsung tersebut disediakan rute tak langsung dimana trafik akan overflows disebut Final Rute. Jumlah panggilan yang menggunakan final rute hanya sebagian kecil, dimana rute transverse digunakan ketika kanal bebas.

Level trafik dari rute langsung, rute tandem dan rute AAR yang digunakan tergantung pada tarif relatif rute langsung dan rute tandem (termasuk perangkat switching dan pensinyalan). Trafik rendah dan tarif tinggi rute langsung menyatakan hubungan melalui tandem. Trafik tinggi dan tarif rendah menyatakan hubungan langsung.

Ruting AAR dapat diterapkan dijaringan umum seperti PSTN. PBX pada jaringan umum mungkin diprogram sehingga ketika semua kanal umum ke PBX yang lain pada jaringan sibuk, trafik overflows dilewatkan ke PSTN.

Ruting AAR akan mengubah panggilan jarak jauh dari rute kepadatan tinggi ketika rute tersebut tidak dapat untuk melewatkan trafik. Ini dapat terjadi jika timbul breakdown dari trafik yang tinggi. Ini adalah suatu keuntungan, ketika trafik sampai ke tujuan. Sebaliknya ini tidak dapat jika hanya digunakan rute langsung. Penambahan trafik yang ditawarkan dalam jumlah besar ke rute utama dapat menyebabkan kesibukan, yang menyebabkan berkurangnya panggilan yang hanya dilayani oleh rute tersebut ke tujuan (yang mungkin paling banyak ke sentral lain didalam jaringan). Suatu penyelesaian untuk masalah ini adalah Trunk Reservation Saluran pada rute akhir dipesan untuk panggilan yang hanya dapat menerima rute tersebut. Jadi, panggilan ini mendapatkan grade of service yang pantas ketika trafik yang ditawarkan ke rute ini overflows.

Pada hirarki jaringan tradisional masing-masing sentral pada umumnya hanya memiliki satu rute utama ke sentral lainnya pada tingkat yang lebih tinggi. Suatu jaringan integrated digital trunk biasanya non hirarki. Jika jaringan terhubung penuh, suatu rute langsung diantara 2 sentral dapat juga merupakan bagian dari rute tandem diantara pasangan-pasangan sentral-sentral yang lain. Ini memberikan jumlah pilihan yang sangat besar. Masing-masing sentral memiliki tabel ruting yang berisi semua pilihan yang diijinkan dan akan memilihnya sesuai dengan permintaan.

Common Channel Signalling dikerjakan diantara prosesor sentral-sentral. Ini memungkinkan Crank Back untuk digunakan. Jika suatu hubungan dibangun diantara sentral A dan B dan semua saluran pada rute langsung A-B sibuk, maka sentral A mencoba untuk merutekan panggilan melalui sentral C, jika rute A-C saluran-salurannya bebas. Jika rute C-B sibuk, maka percobaan tersebut akan gagal. Sentral C mengirimkan kembali sinyal informasi ke A. Pada penerimaan pesan, sentral A akan melepas hubungan A-C dan membuat suatu percobaan baru, mungkin rute A-D-B.

Pada bentuk dynamic routing, rute yang ditetapkan sebelumnya didasarkan pada prediksi trafik untuk waktu yang berbeda tiap hari. Metoda yang lebih teliti juga mungkin, dimana pilihan rute secara otomatis diubah menurut kondisi trafik. Bell Canada menggunakan suatu metoda dimana prosesor sentral untuk ruting secara periodik menerima informasi mengenai jumlah trunk bebas pada masing-masing rute yang keluar. Rute dipilih dipusat dan pemilihan sinyal balik ke sentral.

British Telecom memiliki pembagian Dynamic Alternative Routing yang menggunakan pendekatan ilmiah. Ketika semua trunk sibuk pada rute langsung, alternatifnya menggunakan rute 2 link, yang terakhir berhasil digunakan dipilih lagi. Jika sibuk, rute alternatif baru dipilih secara random.

Jaringan interlokal AT&T menggunakan distribusi Dynamic Alternative Routing, yang dikenal sebagai Real-Time Network Routing (RTNR). Setiap sentral switching memiliki tabel yang berisi data kondisi beban masing-masing rute langsung dan 2 saluran alternatif. Tabel ini diperbaharui dengan pesan yang dikirim diantara sentral-sentral melalui jaringan Common Channel Signalling. Ketika rute langsung sibuk, sentral switching akan mengecek kapasitas yang tersedia dari masing-masing alternatif dan memilihnya yang memiliki bobot beban yang paling kecil. Dalam pemilihannya, perhitungan diambil berdasarkan jenis layanan panggilan, yang menentukan bandwidth yang disyaratkan. Suatu panggilan ISDN memerlukan 64 kbps untuk suara atau data, 384 kbps untuk satu kanal H0 atau 1536 kbps untuk satu kanal hubungan H11.

Penggunaan AAR akan menambah kapasitas trafik pada suatu jaringan non hirarki pada kondisi normal. Pertama total trafik melebihi beberapa tingkat, trafik yang dibawa sebenarnya mulai diturunkan dengan bertambahnya trafik yang ditawarkan. Analisa dari sifat ini kompleks (27-29). Penjelasan yang sederhana bahwa jumlah panggilan yang besar maka menggunakan rute alternatif. Masing-masing hubungan menggunakan 2 trunk di tandem, kemudian satu panggilan dibawa untuk menghindari pembangunan 2 hubungan langsung yang baru. Jelasnya, kondisi ini akan membuat lebih buruk jika hubungan dibangun lebih dari 2 saluran melalui tandem. Oleh karena itu, pada prakteknya AAR pada jaringan non hirarki dibatasi untuk merutekan dengan hanya 2 saluran tandem.

Pengukuran harus diambil untuk mencegah kelebihan beban (overload) yang mengurangi kapasitas jaringan. Suatu metoda yang digunakan adalah pemesanan trunk. Panggilan yang melimpah dari suatu rute langsung diblok, ketika jumlah saluran bebas yang tersedia kurang pada rute alternatif. Meskipun pemilihan trafik yang pertama selalu memiliki akses ke semua saluran pada rute tersebut. Ini tampak pada penggunaan Common Channel Signalling yang mengijinkan penggunaan rute diantara sentra-sentral bekerja pada 2 arah. Sehingga trafik yang melebihi batas dari A ke B akan mencegah panggilan dari B ke A. Hal ini dapat dihindari dengan pemesanan beberapa trunk untuk digunakan hanya pada satu arah.

Cara yang lain untuk menghindari kelebihan beban adalah Call Gapping, yaitu hak untuk menggagalkan sentral atau saluran transmisi. Atau hak untuk pengecualian jumlah trunk yang besar ke satu tujuan. Ini akan berhasil pada kasus Focused Overload. Contoh, karena suatu bencana lokal atau pemrograman telepon pada radio atau televisi, akan menarik orang untuk membuat panggilan ke suatu nomor telepon khusus. Maka pada satu bagian dijaringan akan sibuk sekali. Sebagian besar usaha untuk merutekan panggilan tidak akan berhasil dan hanya akan menyebabkan kesibukan yang menyebar disetiap saat. Oleh karena itu yang lebih baik menghentikan panggilan ini adalah sentral asal. OMC dapat memerintahkan prosesor sentral asal untuk menutup kembali trafik ini dan hanya mengijinkan satu panggilan setiap t detik. Dimana t tergantung kapasitas sentral tujuan untuk menerima panggilan.4.3 Pentarifan

4.3.1 Biaya dan Tarif

Biaya operasional penyelenggara jasa telekomunikasi diperoleh dari tagihan rekening telepon dari pelanggan yang terdaftar dan menggunakan jasa telekomunikasi. Penyelenggara jasa berkepentingan untuk menyeimbangkan antara jasa layanan yang diberikan dengan nilai nominal yang harus dibayar oleh pelanggan penerima jasa. Jika tarif biaya terlalu tinggi maka pelanggan dikhawatirkan akan lari ke operator lainnya, tetapi jika terlalu rendah pun biaya operasional belum tentu tertutupi. Dalam hal inilah perlu dirancang suatu metode pentarifan yang sesuai dan merupakan nilai optimal dari perbandingan antara kualitas layanan dan biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan sehingga kedua belah pihak merasa diuntungkan.Ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan bagaimana pentarifan ditentukan dan dimplementasikan. Setidaknya ada lima syarat umum penentuan pentarifan yaitu:

1. Metode pentarifan dan perencanaan pentarifan harus sederhana secara teknis dan tidak mahal dalam pengoperasian dan pengadministrasian.

2. Memenuhi dan sesuai dengan aturan hukum, politik, dan sosial budaya3. Publikasi pelayanan-pelayanan khusus dengan tarif-tarif khusus, seperti telepon umum, layanan IN, layanan gratis dan lain sebagainya harus diatur dalam penentuan pentarifan.

4. Pendistribusian dan pengembangan layanan telepon harus dirangsang dan dimotivasi.

5. Sistem tarif harus mudah dipahami pelanggan dan masuk akal.Tujuan pentarifan adalah untuk membuat standarisasi dari beban biaya yang harus dibayar oleh pengguna jasa layanan sebagai pembanding dari biaya operasional yang dikeluarkan oleh operator untuk menyelenggarakan jasa layanan tersebut Dalam penentuan tarif diharuskan memenuhi kriteria sebagai berikut: Fair.

Mudah dan efektif.

Untuk biaya instalasi yang akan datang.

Billing yang terinci.

Balance.

Ruang lingkup tarif adalah untuk pembicaraan lokal, jarak pendek, jarak jauh, nasional jarak jauh, tapal batas, internasional.

Daerah Pentarifan yang ada berdasarkan :

Macam Pembicaraan.

Jenis pembicaraan, meliputi Lokal, Jarak Dekat, SLJJ, Khusus.

Tarif.

Kriterianya pentarifannya meliputi :

Sambungan yang berhasil.

Waktu.

Jarak.

Lama.

Kategori untuk pelayanan operator, meliputi :

1. Prioritas (biasa, penting).

2. Metoda hubungan.

3. Collect Call.

4. Biaya Pembatalan.

Macam macam biaya yang menjadi sumber pentarifan :

Biaya instalasi.

Biaya periodik.

Biaya pemakaian.

Alasan dari penyelenggaraan pentarifan adalah : karena penyelenggaraan telepon memerlukan biaya untuk pemasangan peralatan dan biaya operational. Biaya-biaya tersebut supaya perusahaan tidak rugi, maka harus sesuai dengan pendapatan yang masuk (dari biaya telepon yang dibayar oleh pelanggan).

Biaya untuk sebuah administrasi yang diturunkan dari pelayanan telepon ada dua macam biaya yaitu :

1. Biaya-biaya yang tidak tergantung ada trafik telepon , meliputi : biaya untuk perencanaan, administrasi, jaringan, dan faktor-faktor lain yang dapat dianggap sebanding dengan jumlah pelanggan (pesawat telepon, relei saluran, inlet pada tingkat pelanggan, meter panggilan) biaya untuk pembacaan dan pencatatan dari meter panggilan 2. Biaya-biaya yang tergantung dan diturunkan dari trafik telepon, meliputi : biaya pembangunan yang diturunkan dari pendudukan register, marker, dan peralatan bersama lainnya dalam pembangunan sebuah sambungan pembicaraan. Dalam sistem yang semiotomatis, biaya operator termasuk ke dalam biaya ini. Biaya lainnya yaitu biaya transmisi yang ditentukan oleh banyaknya peralatan yang terduduki selama pembicaraan dal lamanya pendudukan.Untuk setiap panggilan dengan jarak tertentu di antara dua pelanggan, biaya pembangunan adalah biaya tetap, sementara biaya transmisi tergantung pada lamanya panggilan dan jarak antara kedua pelanggan. Rumus berikut menyatakan biaya yang diturunkan dari trafik telepon:

Ks = Kb1 + Kb2 (4.1)

dimana : Ks = biaya total

Kb2 = biaya transmisi

Kb1 = biaya pembangunan

t = lamanya pembicaraanSecara umum biaya-biaya yang dikenakan kepada pelanggan adalah :

1. Biaya pemasangan pertama dan penyambungannya.

2. Sewa tahunan atau bulanan.

3. Biaya pulsa untuk setiap sambungan yang dilakukan oleh pelanggan yang berhasil.

Cara atau metoda Pentarifan yang dilakukan adalah :

1. Flat Rate Tariff :

Pelanggan dibebani sejumlah biaya tetap atau bulanan tapi tidak tergantung jumlah panggilan dan tidak perlu peralatan charging. Pelanggan membayar satu harga untuk satu periode waktu kontrak tertentu. Pelanggan boleh melakukan panggilan sebayak yang dia inginkan tanpa dikenakan biaya tambahan. Biasanya metode ini dilakukan untuk sambungan lokal dan sederhana. Keuntungan dari sistem ini adalah tidak perlu adanya peralatan pencatat biaya dan alat untuk pemrosesa data.2. Message Rate Charging (service tarif) terdiri dari :

Basic Rate : jumlahnya tetap selama per-bulan.

Call Charge : tergantung dari pemakaian., dimana pada cara ini pentarifan bisa merupakan panggilan yang :

Tidak tergantung jarak dan waktu (unit fee charging)

Adalah sebuah utit biaya tunggal yang dibangkitkan untuk setiap panggilan dengan tidak memperhatikan waktu dan jarak panggilan. Pembiayaan dengan metode ini biasanya dibatasi untuk panggilan lokal saja. Masalahnya adalah bahwa sistem harus dapat mengidentifikasi dan mengenali bahwa panggilan adalah panggilan lokal . Sistem ini dapat menghitung banyaknya panggilan tetapi kelemahannya adalah mendorong pelanggan untuk melakukan pecakapan yang lama.

Tergantung pada jarak atau (time charging) saja.

Sistemnya disebut multi unit charging atau time charging. Pada multi unit charging panggilan tergantung pada jarak antara pemanggil, dimana semakin jauh jarak yang dipanngil akan semakin besar tarif yang dikenakan dan sebaliknya. Metode ini memungkinkan sistem pencatatan biaya jarak jauh secara otomatis, tetapi kelemahannya mendorong si pelanggan untuk melakukan percakapan berlama-lama. Pada time charging, yang dijadikan batasannya adalah waktu, semakin lama percakapan maka tarif yang dikenakan akan semakin besar. Metode ini biasa digunakan untuk panggilan jarak jauh, tetapi tidak menutup kemungkinan dgunakan untuk panggilan lokal. Tentunya sistem harus dapat mencari route yang proporsional dengan tarif yang dikenakan. Jarak dan Waktu (Time Zone Metering).Metode perhitungan tarif dengan menempatkan pengaruh waktu dan jarak untuk mentapkan tarif yang harus dikenakan untuk tiap unit pulsa.

3. Campuran.

Flat Rate untuk sejumlah call.

Service tarif bisa melebihi jumlah call tertentu.

Time Zone Metering dilihat dari teknik pentarifan.

1. Manual.

Yang memanggil.

Yang dipanggil

Tergantung pada saat dan lamanya pembicaraan.

Macam Panggilan.

Tarif dan Biaya.

2. Otomatis.

Yang memanggil yang harus bayar kecuali pada fasilitas collect call, yaitu ada dua cara :

a. Toll TickettingSama dengan cara manual, bedanya dengan menggunakan komputer yaitu hasilnya dicetak pada kertas print sebagai ticket.

b. Time Pulse MeteringTiap pelanggan memiliki meter sehingga setiap panggilan yang berhasil, maka meteran meningkat 1 (lokal), dan untuk interlokal dievaluasi (seolah-olah) beberapa kali hubungan lokal.

Berdasarkan jarak (dan tingkat sentral) dimana setiap zona ada perbedaan perhitungan pulsa, misalnya :

Zona I > 30 - 200 (km) Rp. 950 / menit.

Zona II > 200 - 500 (km) Rp. 1320 / menit.

Zona III > 500 (km) Rp. 1650 / menit.

4.3.2 Kebijaksanaan Pentarifan

Metode pentarifan harus sederhana, masuk akal dan mudah dimengerti. Struktur pentarifan yang rumit akan membingungkan pelanggan dan mungkin sulit atau mahal untuk diadministrasikan. Karena alasan ini, kebanyakan administrator mengadopsi sistem yang disederhanakan dalam pentarifan. Tujuannya adalah menghasilkan sebuah sistem yang fair, yang mengakibatkan penerimaan dari sejumlah pendapatan yang dikehendaki dan tidak menghasilkan kompetisi yang tidak sehat dengan penyedia jasa telekomunikasi lainnya yang sejenis. Sebuah administratur memutuskan untuk mengenakan biaya bagi setiap panggilan baik panggilan yang berhasil terjawab ataupun yang tidak. Idealnya hanya panggilan yang berhasil saja yang terkena biaya, tetapi sebenarnya ketika pembicaraan tidak berhasil dibangun pun, beberapa peralatan siatem sudah diduduki sehingga seharusnya ada harga sewanya juga. Inilah yang harus dikompromikan yaitu antara mempertahankan loyalitas pelanggan dan menutupi biaya operasional peralatan yang tidak menghasilkan nilai tarif. Tim perumus tarif harus mempertimbangkan hal sebagai berikut, pertama masalah bagaimana struktur tarif harus dibuat agar menjadi win-win solution antara pelanggan dan penyedia jasa dan yang kedua masalah penutupan biaya operasional yang sudah terpakai meskipun tidak berbayar dari pelanggan karena panggilan tidak sukses terjawab atau kerusakan pada sistem. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa sistem billing tarif harus mengetahui titik waktu awal mulai dikenakannya tarif untuk suatu panggilan.

4.3.3 Pemantauan Tarif Percakapan

Idealnya dari suatu sistem pentarifan adalah harus ada supervisi di kedua belah pihak, baik pelanggan maupun penyedia jasa telekomunikasi. Kapan suatu biaya dicatat oleh suatu sistem, berapa lamanya pembicaraan yang membangkitkan tarif, kapan sistem billing memutus suatu biaya pembicaraan adalah hal yang harus dapat dimonitor oleh sistem. Sementara disisi pelanggan juga tak kalah keingintahuannya akan biaya percakapan yang sudah dilakukan, apakah sistemnya sudah benar dalam proses perhitungan pulsanya, berapa jumlah total tagihan dari pulsa yang pelanggan pakai. Jadi pada prinsipnya harus ada suatu sistem administrasi yang mempunyai alat bantu untuk memantau bahwa sistem pembiayaan sudah dilakukan dengan benar dan akurat.

Alat bantu kontrol tarif yang disediakan bisa secara manual, dimana sipelanggan langsung bertanya kepada operator setiap setelah percakapan dilakukan atau operator sendiri menghubungi pelanggan setelah berakhirnya percakapan unuk memberitahukan biayanya. Teknik atau metodenya terserah mana saja yang paling mudah dan tidak merepotkan. Kalau mau yang lebih sederhana lagi tinggal memasang meteran disisi perangkat pelanggan untuk mencatat pulsa yang digunakan oleh pelanggan. Meteran ini biasanya digerakkan oleh pusat setiap ada pemakaian pulsa. Cara lain yang mungkin dan dewasa ini digunakan adalah dengan menyediakan mesin penjawab pintar untuk memberi informasi tarif/biaya pulsa yang sudah digunakan oleh pelanggan. Pelanggan dapat mengakses ke nomor layanan yang disediakan penyelenggara jasa telekomunikasi ( PT Telkom nomor layanan 109) selama interval waktu tertentu. Dewasa ini sistem informasi yang lebih canggil dilakukan oleh operator-operator jasa telekomunikasi seluler, dimana pelanggan dapat mengetahui lamanya panggilan terakhir, tarif panggilan terakhir, dan total tagihan pulsa sampai saat mengakses.

Ada kecenderungan positif penyelenggara jasa untuk semakin memperbaiki layanan, kenyamanan, dan kebutuhan pelanggannnya. Tentunya hal ini dimotivasi oleh semakin kuatnya persaingan diantara operator penyedia jasa telekomunikasi yang ada dan regulasi dari lembaga pemerintahan.

4.4 SignallingPada jaringan telepon, signalling adalah semua signal listrik yang bukan signal suara. Signal ini digunakan oleh pesawat pelanggan dan sentral lengkap dengan peralatannya dalam membuat, melindungi, dan membubarkan hubungan percakapan. Signal-signal dengan berbagai jenisnya dikirim dan diterima antar peralatan untuk mensukseskan pembentukan hubungan.

Dalam jaringan telekomunikasi sistem pensinyalan adalah sama pentingnya dengnan sistem penyambungan dan sistem transmisi. Untuk hubungan multilink, diperlukan untuk pengiriman sinyal pada dua arah antara penghubung dengan terminal penghubung, antara yang dihubungi dan terminal tujuan dan antara terminal.

Sistem pensinyalan harus sesuai dengan sistem penyambungan dalam jaringan. Ini harus bisa mengirim semua sinyal yang dibutuhkan untuk pengoperasian penyambungan. Ini juga harus sesuai dengan sistem transmisi dalam jaringan agar dapat menghubungi terminal yang akan dikontrol. Kemudian desain dalam sistem pensinyalan dipengaruhi langsung oleh penyambungan dan sistem transmisi yang digunakan dan evolusi dari pensinyalan mengikuti perkembangan penyambungan dan transmisi. Sinyal yang ditransmisikan dapat berupa sinyal kontinu atau sinyal pulsa, sebagai contoh dari sinyal kontinu adalah sinyal DC off-hook pada jalur pelanggan. Sinyal pulsa terdiri dari pulsa sinyal atau group kode dari pulsa. Sebagai contoh lanjut adalah digit desimal yang dikirim dengan loop/disconnect pulsing. Sinyal yang ditransmisikan dapat brupa sinyal pengiriman atau sinyal jawaban. Sinyal alamat yang dikirim pelanggan biasanya sinyal pengiriman. Ketika sinyal jawaban diterima, ini menandakan penerimaan pada sinyal yang dikirimkan.

Sinyal jawaban dapat kontinu atau pulsa. Jika pensinyalan pulsa digunakan, sinyal dapat kembali hingga ada jawaban. Untuk mendapatkan pensinyalan yang lebih cepat, penerimaan dari group pulsa dapat dikonfirmasikan dengan sinyal jawaban single. Ketika sinyal kontinu digunakan, sinyal dikirimkan sampai jawaban yang diterima dan sinyal jawaban tetap berlangsung sampai yang dikirimkan telah dikirim. Ini dinamakan pensinyalan compelled/memaksa dan ini adalah metoda yang paling handal. Bagaimanapun ketika circuit mempunyai waktu propagasi yang lama,pensinyalan compelled akan lambat. Empat waktu propagasi telah berlaku sebelum peralatan pengiriman mendeteksi akhir dari jawaban dan dapat mengirim sinyal lain. Pensinyalan compelled sepenuhnya digunakan pada sirkuit satelit.

Kebanyakan hubungan antar terminal sentral menggunakan kerja satu arah. Pada rute antara terminal A dan B, sebuah berkas saluran digunakan untuk panggilan dari A ke B dan dari B ke A. Bagaimanapun, sejumlah kecil saluran akan dipenuhi jika trafik dari A ke B dan B ke A dikombinasikan pada sebuah group single pada link. Keduanya dapat bekerja selama sirkuit panjang dan mahal dan level trafik yang tidak terlampau tinggi. Sistem pensinyalan secara 2 arah lebih kompleks dari sistem 1 arah. Peralatan yang identik dibutuhkan pada setiap akhir dari sirkuit, selama itu ada panggilan satu satu dari terminal. Persaingan akan meningkat,selama sirkuit ada panggilan simultan dari setiap akhir. Ketika ini terjadi, sirkuit melepaskan diri dan hubungan keduanya hilang.

Biasanya, terminal mengirimkan sinyal melalui saluran yang sama dalam jaringan hubungan yang mereka kontrol. Ini dikenal dengan dengan channel associated signalling. Untuk telepon biasa, hanya beberapa sinyal dasar yang dibutuhkan antar terminal,yaitu :

Permintaan panggilan atau seizure (forward)

Sinyal alamat (forward)

Jawaban (backward)

Sinyal saling melepas (forward dan backward)

Pengenalan stored programable control (SPC) menyediakan pelanggan untuk service yang lebih luas dari pada dengan elektro mechanical sistem. Ini diperlukan pelanggan untuk dapat menggunakan service yang lebih tinggi sebagai jaringan pengganti hanya pada terminalnya. Sebagai contoh, pelanggan ingin memindahkan panggilan ke lokasi lainharus membuat pengalihan telepon dalam jaringan daripada telepon dalam terminal yang sama. Service ini membutuhkan sinyal lebih banyak untuk transmisi antar terminal daripada pelayanan yang telah ada. Selama sinyal dihasilkan prosesor utama pada satu terminal dan dikirimkan pada prosesor terminal yang lain, ini dapat ditransmisikan langsung antar prosesor melalui kanal data terpisah. Ini dikenal dengan Common Control Signalling. CCS kini luas digunakan pada jaringan telekomunikasi umum,baik nasional dan internasional. Ini juga digunakan untuk jaringan pribadi untuk pensinyalan antar PBX digital.Berdasarkan dari penggunaannya signal dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Signal pelanggan (subscriner signalling)

Signal pelanggan adalah signal yang digunakan oleh pesawat pelanggan untuk berkomunikasi dengan sentral atau sebaliknya. Yang termasuk signal jenis ini adalah nada pilih, nada sibuk, dan nada panggil.

2. Signal antar sentral (interswitch signalling)

Signal antar sentral adalah signal yang digunakan antara sentral untuk membentuk suatu sambungan percakapan. Yang termasuk signal jenis ini yaitu line signalling dan register signalling.

Berdasarkan fungsinya, signalling dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Signal supervisi (supervisory signalling)

Signal supervisi dapat dibedakan menjadi signal kontrol (forward) dan sinal status (backward). Signal kontrol berfungsi menduduki (seizure), mempertahankan (hold), dan membebaskan sebuah trunk (release). Signal status berfungsi menyatakan bebas (idle), sibuk (busy) sebuah trunk, dan memutuskan sebuah sambungan (disconnected)

2. Signal alamat (address signalling)

Signal alamat terdiri dari signal pesawat dan signal routing. Signal pesawat berupa pulsa putar (rotary dial), push button (DTMF) dan digital. Signal ruting digunakan untuk memilih kanal dan trunk.

3. Signal audio-visual (audio-visual signalling)

Signal audio-visual berfungsi untuk enyiagaan (alerting) dan progress (pelaporan). Penyiagaan dinyatakanoleh ringing (nada panggil), paging dan peringatan off-hook. Progress dinyatakan oleh nada pilih, nada sibuk, dan nada panggil balik (ring back).

Signalling juga dapat dibedakan berdasarkan arah datangnya menjadi dua, yaitu:

1. Signal datang (incoming signalling)

Signal datang adalah signal yang datang ke sentral lokal karena pesawat pelanggan diangkat (off-hook). Ada empat macamfungsi atau kerja yang dilakukan oleh sentral sehubungan dengan datangnya sinal ini, yaitu identifikasi, koneksi, penerimaan, dan penyimpanan.

Sebuah saluran pelanggan dengan line interface circuit diperlihatkan oleh gambar 4.3. Setiap pelanggan mempunyai sebuah LIC yang terdiri dari dua buah relei yaitu line relei (LR) dan break relei (BR).

Bila seorang pelanggan mengangkat pesawat teleponnya (off-hook), sakelar kontak pada pesawat telepon akan tertutup yang menghasilkan sebuah loop diantara kawat pelanggan a dan b. Relei LR akan bekerja untuk menghubungkan arus ke rangkaian dalam unit kontrol (marker) yang akan melakukan identifikasi. Identifikasi ini untuk menentukan bahwa pelanggan tersebut benar-benar akan melakukan atau meminta layanan. Sedangkan relei BR berfungsi untuk membebaskan skoneksi ke sentral dan mengubahnya pada posisi stand by dimana gagang kembali on-hook.

Setelah proses identifikasi, dilakukan langkah berikutnya yaitu memilih switch relei yang bebas dab kemudian register yang bebas dan menghubungkan (koneksi) saluran pemanggil ke register.Marker mengandung fungsi-fungsi untuk pemilihan switch relei dan register yang bebas dan dapat dimanfaatkan untuk membuat koneksi. Pulsa putar dari pesawat pemanggil diterima oleh register. Selanjutnya setelah saluran ke sentral diduduki, sentral akan membangun koneksi ke pelanggan yang dituju.2. Signal keluar (outgoing signalling)

Signal keluar dapat dikirim oleh pesawat pelanggan atau sentral dan signal tersebut dapat diterima oleh sentral atau pesawat pelanggan.Yang penting adalah bahwa dalam konteks ini signalling melibatkan pelanggan dan sentral.

Signal saluran (line signalling) adalah signal diantara sentral yang dapat dikirim dan diterima setiap saat tanpa pemberitahuan. Hal ini berarti harus ada peralatan untuk mengirim dan menerima pada setiap ujung saluran trunk atau junction. Fungsi utama signal saluran adalah memulai pembangunan sambungan dan membubarkannya. Untuk memperjelas fungsi signal saluran, dapat dilihat pada gambar 4.4.

Ada dua cara untuk mengirimkan signal saluran, yatiu signal arus searah dan signal arus bolak-balik. Signal arus searah digunakan bila saluran terdiri dari saluran metal dan jaraknya tidak terlalu jauh. Ciri dari signal arus searah adalah: Penghubungan sebuah polaritas tegangan ke salah satu atau kedua saluran

Pembalikan polaritas

Penutupan sebuah loop yang mempunyai tahanan yang tinggi dan rendah.

Signal bolak-balik digunakan pada saluran dimana signal arus searah tidak dapat digunakan karena berbagai alasan misalnya saluran terlalu jauh atau kanal telepon ditransmisikan pada frekuansi pembawa yang tidak memungkinkan penggunaan signal arus searah. Ciri dari signal arus bolak-balik adalah:

Nada dengan frekuensi diluar frekuansi suara

Nada dengan frekuansi di dalam frekuansi suara

Satu nada

Dua nada

Ada nada dan tidak ada nada

Nada pulsa

Compllled sequence

Compelled sequence berarti sebuah nada dikirim sampai ada nada jawaban dengan frekuensi yang berbeda diterima. Dengan cara ini dapat diketahui apakah signal yang dikirim dapat diterima dengan benar sehingga dapat menambah keandalan.

4.4.1 Subscriber Signalling PathPada jaringan telepon lokal pensinyalan disconnect digunakan bagian panggilan pelanggan dan clear sinyal untuk terminal. Karena minimnya jalur yang digunakan yang dapat dideteksi terminal, ini memaksimumkan tahanan jalur yang diperbolehkan. Hal ini juga membatasi panjang line dan area yang dapat dilayani terminal. Sebagai tambahan, karena dibatasi hambatan DC, maka panjang jalur juga dibatasi oleh redaman yang diizinkan pada frekuensi bunyi. Idealnya kedua batas harus sama.

Ketika dial telepon digunakan, pelanggan mengirimkan informasi dengan decadic pulsa.Untuk setiap digit, dial masuk ke circuit untuk mengirimkan rentetan pulsa hingga I0 loop/disconnect pada sekitar 10 pulsa per detik. Terminal memungkinkan mendeteksi akhir rentetan pulsa karena minimum jeda antar digit (400 ms sampai 500 ms).

Relay circuit untuk menerima dial pulsa membutuhkan sebuah selektor dalam terminal strowger. Bagaimanapun, pengenalan register mengurangi jumlah dari penerimaan dial pulsa yang dibutuhkan, sehingga ini dapat lebih komplek. Untuk mengatasi hal ini dikenalkan push button telepon, dimana memungkinkan pengiriman pulsa dalam frekuensi bunyi dan juga menyediakan pensinyalan yang lebih cepat.

Push button telephone menggunakan DTMF (Dual Tone Multi Frequency) dimana pengiriman setiap digit angka merupakan kombinasi dari 2 frekuensi,1 dari grup vertikal dan satu dari grup horizontal. Grup vertikal terdiri dari frekuensi 1209 Hz, 1336 Hz, 1447 Hz, dan 1633 Hz sedangkan group vertikal terdiri dari 4 frekuensi juga yaitu 697 Hz, 770 Hz, 852 Hz, 941 Hz. Sebagai contoh misalnya angka 1 diwakili oleh kombinasi 697 Hz dan 1209 Hz, angka 9 diwakili oleh kombinasi 852 Hz dan 1633 Hz). Lebih jelasnya mengenai kombinasi push buton ini dapat dilihat pada ambar 4.5.

Dalam tambahan untuk digit 1 ke 0, keypad telepon mempunyai tombol dengan menggunakan simbol * dan #. Ini digunakan SPC terminal untuk fasilitas yang berada dalam control pelanggan. Sebagai contoh, pelanggan yang menginginkan agar telepon masuk dialihkan ke telepon lain atau ke nomor lain, dapat dilakukan dengan menggunakan tombol *, diikuti instruksi digit yang tepat. Untuk kembali, instruksi awal dengan # adalah kunci untuk memindahkan panggilan pengalihan.

Untuk pelayanan jalur telepon berbayar (telepon umum koin), sinyal tambahan harus ditambahkan untuk pengumpulan koin dan pengembalian. Sebagai contoh, terminal akan membuat polaritas yang dapat dibalik untuk pengumpulan dan menyediakan tegangan yang lebih tinggi untuk pengembalian koin. Beberapa kasus koin membutuhkan koin yang dimasukkan sebelum dial tone dikirimkan. Ini menggunakan group start sinyal pengganti loop sinyal permintaan panggilan. Bumi menyediakan negatif (R) kabel dari jalur ground start sinyal bisa juga digunakan memanggil PBX dari terminal utama. Demikian pula, jalur dapat meminta panggilan dengan panggilan keluar dari PBX sebelum hantaran pertama arus bunyi dari terminal utama.

4.4.2 Audio-frekuensi dan Sirkuit Trunk

Pada hubungan saluran 2 kabel sinyal yang dapat ditransmisikan adalah sinyal conect/disconnenct , seperti yang digunakan pelanggan. Pada penguatan saluran 4 kabel, keran pusat dari jalur transfomer dapat dihubungi, seperti gambar 4.6 untuk menyediakan saluran 2 kabel photon untuk pensinyalan.

Pada jalur pensinyalan pelanggan, sinyal ke dan dari pemanggil yang ke dan dari pelanggan yang dihubungi dikirim pada line yang berbeda. Bagaimanapun untuk panggilan hubungan, permintaan panggilan dan clear sinyal serta jawaban dan clear sinyal harus dikirimkan antara terminal dalam jalur yang sama. Terminal asal menggunakan loop dan keadaan disconnect untuk mengirim permintaan panggilan dan clear sinyal serta baterai dan ground pada jalur lintasan , kemudian membalikkan arah dari arus pada jalur lintasan. Pesawat pemanggil akan mengenali pembalikan polarisasi ini dengan bantuan relay polarisasi. Terminal yang dituju akan mengirim clear signal dengan cara memindahkan pembalikan polaritas juga.

Perkumpulan dari sinyal-sinyal yang berbeda dapat meningkat dengan menggunakan signal pulsa sebagai tambahan untuk signal kontinu. Ketika sinyal dipertukarkan antara register ini diperlukan delay pengiriman dari terminal asal hingga register telah tersambung pada terminal penerima. Ini dapat di capai dengana tidak mengirimkan digit hingga sinyal proses pengiriman telah diterima. Di amerika utara pulsa pendek pada jalur pembalik sudah digunakan sebagai sinyal proses pengiriman. Dalam hal ini pengukur pulsa periodik menjadi penting untuk pengiriman kembali ukuran pulsa dari terminal trunk ke terminal lokal. Pembalik jalur digunakan untuk tujuan ini. Sejak pulsa terukur selama pembicaraan, interferensi dengan suara dapat dihindarkan dengan membuat pulsa naik dan turun secara lambat.

Sinya multi level yang telah digunakan sebagai contoh di amerika utara tentang pulsa yang lebih tinggi dikirim kembali dari kantor pendukung ke kantor tujuanguna mengoprasikan register pesan pelanggan untuk pendaftaran dalam zona yang jauh. Sinyal multi level juga digunakan untuk memungkinkan informasi alamat yang akan dikirim dari terminal automatic ke terminal manual yang lebih cepat dari pulsa loop/disconnect. Setiap digit desimal dikirim sebagai group berat dan ringan pulsa positif dan pulsa negatif. Peralatan penerimaan mengubah kode digit dan ditampilkan melalui operator .

Layaknya cara alternatif untuk pengiriman loop/disconnect sinyal forward dan reversal backward melaui pasangan yang berimbang, hubungan dari 2 kabel digunakan untuk menyediakan 1 kabel terpisah dari sirkuit pensinyalan dengan kembali kebumi untuk setiap tujuan.Bumi dipakai disatu ujung ketika ujung yang lain mempunyai hubungan dengan baterai (untuk sinyal ground start) atau baterai dipakai ketika ujung yang lain mempunyai hubungan relay ke bumi . Metoda ini mempunyai kekebalan yang lebih rendah dari pensinyalan loop yang mengalokasikan interferensi dan perbedaan potensial bumi. Karena itu pensinyalan loop lebih baik.

Sistem power drive yang lama digunakan untuk membalik pulsa untuk mengontrol switch pada terminal, juga untuk mengirim alamat sinyal melaui hubungan antar terminal. Pensinyalan yang lebih cepat dapat dibangun karena pulsa diproduksi oleh pergerakan selektor, digunakan untuk tingkat selektor (seperti pada jaringan terminal strowger).

Ketika alamat informasi dikirimkan antar terminal dengan loop/disconnect pulsa melaui line yang panjang, distorsi dari pulsa akan menyebabkan kesalahan pada penerimaan informasi. Seperti terlihat pada gambar 4.7, kapasitansi dari line menyebabkan perusakan yang lambat dari bentuk hubungan pulsa,sehingga keluaran pada penerimaan lebih rendah dari aslinya. Pada hubungan multilink, dimana semua switch langsung dikontrol oleh terminal asli (seperti pada jaringan step by step terminal), distorsi terakumulatif. Bagaimanapun, ketika register-pengirim digunakan, pulsa akan diregenerasi disetiap terminal, dan kondisnya akan lebih ringan.

Bentuk non simetrik terlihat pada gambar 4.7, dimana terdapat pulsa loop/disconnect dikarenakan oleh nilai impedansi pengiriman dari sirkuit adalah nol dalam loop state dan tak terhingga pada disconnect state. Pulsa terdistorsi dapat dikurangai dan batas pensinyalan bertambah dengan menggunakan bentuk sinyal yaitu simetris. Sistem pensinyalan pada huubungan jarak jauh direct current (Long Distance Direct Current) didesain terdiri dari bentuk sinyal simetris dengan menggunakan double current working. Pulsa dikirim dengan polaritas terbalik, daripada pembuatan jalur lintasan dan penerimaan. Impedansi pengiriman untuk itu dibuat konstan dan durasi dari penerimaan pulsa (antara nilai berseberangan dari referensi tegangan nol) adalah sebanding dengan tegangan yang dikirimkan seperti terlihat pada gambar 4.8

Pulsa diterima dengan relay polarisasi pensinyalan meningkat dimana sensitivitas dari relay polarisasi sama baiknya dengan reduksi dari distorsi pulsa. Pensinyalan LDDC mempunyai pengaruh yang luas pada pemakaiannya, sejak maraknya saluran long distance . Sekarang ini pensinyalan LDDC dipakai pada kapasitas tinggi transmisi multiplexing.

4.4.3 Outband SignallingDalam sistem FDM , carier ditempatkan pada interval 4000 Hz dan sinyal baseband suara dari 300 Hz - 3400 Hz . Dengan menggunakan filter kanal dengan cutoff yang tajam memungkinkan untuk memasukkan kanal pensinyalan narrow-band diatas band suara (antara 3400 Hz dan 4000 Hz). Sinyal frekuensi dari 3700 Hz dan 3850 Hz telah digunakan. Sinyal dengan frekuensi ini dinamakan outband signalling.

Sistem pensinyalan outband dapat dilihat pada gambar 4.9. Sebuah sinyal DC pada masukan mengirimkan M pada terminal 1 dan menyebabkan frekuensi sinyal dikirim melalui kanal transmisi. Pengiriman ini terdeteksi diterminal yang lain untuk memberikan korespondensi sinyal DC pada keluaran E. Jika stasiun repeater yang terdiri dari peralatan pengkanalan FDM posisinya berdekatan dengan peralatan panyambungan, maka akan lebih mudah untuk yang dikirim belakangan dan penerimaan sinyal melaui E dan M dengan kabel terpisah yang merupakan ekstraksi dari sinyal asal dan memasukkan kembali ke dalam sirkuit suara. Kabel pensinyalan E dan M telah luas digunakan di amerika utara, tidak hanya untuk pensinyalan outband tetapi juga untuk DC dan pensinyalan inband. Antaran E selalu membawa sinyal dari penagkapan pensinyalan ke peralatan penyambungan dan antaran M membawa sinyal dari peralatan penyambungan ke perlengkapan sinyal.

Untuk penggunaan pensinyalan outband yang sukses pada jaringan ,seluruh rute harus menggunakan sistem FDM. Dalam kenyataannya, bagaimanapun sebuah rute terdiri dari bagian transmisi audio-frekuensi atau sistem pembawa tidak akan dilengkapi dengan pensinyalan outband , hal ini menjadi penting untuk menggunakan pensinyalan inband.

4.4.4 Inband Signalling(VF)

Sistem yang mentransmisikan sinyal baseband dengan sistem FDM dikenal sebagai sistem inband signalling atau sistem pensinyalan voice frekuensi (VF). Sistem ini mempunyai keuntungan dimana sifatnya independent dari sistem transmisi yang digunakan dan dapat digunakan juga pada berbagai saluran yang menyediakan kepasitas transmisi suara yang lebih besar.

Pensinyalan VF terlihat pada gambar 4.10. Jalurnya terbagi ketika sinyal tone ditransmisikan dengan tujuan untuk membatasinya ke jalur yang dituju. Pemisahan jalur pada akhir penerimaaan dioperasikan oleh sinyal penerima, sehingga akibat tone spill over sebelum penerima beroperasi nilainya akan diabaikan karena durasi spill over (20ms) jauh lebih kecil dari panjang sinyal yang digunakan. Penguatan buffer amplifier unity pada penerimaan (dimana level sinyal akan turun), akan mencegah terjadinya transien oleh peralatan penyambungan elektronimechanical dari pencapaian penerima VF.

Blok diagram penerima VF terlihat pada gambar 4.11. Sistem penerima penerima terdiri dari sebuah sirkuit sinyal dengan filter bandpass untuk sinyal frekuensi dan sirkuit penjaga dengan filter band-stop untuk menerima frekuensi yang lain dan menahan frekuensi sinyal. Keluaran dari kedua sirkuit diperbaiki dan dibandingkan. Jika keluaran dari sirkuit sinyal melebihi sirkuit penjaga penerimaan beroperasi, jika sirkuit penjaga melebihi sirkuit sinyal, penerima tidak memberikan sinyal keluaran.

Untuk menghindari interferensi dengan suara, sinyalVF tidak boleh ditransmisikan ketika pembicaraan sedang berlangsung. Untuk menghindari ini, 2 metoda pensinyalan telah digunakan:

Pensinyalan tone-on-idle

Pensinyalan pulsa

Pensinyalan tone on idle telah secara ekstensif digunakan di Amerika utara. Prinsip kerjanya sangat mudah, yaitu saluran empat kabel yang ideal mengirimkan tone secara kontinyu di dua arah, kemudian dimatikan satu arah dengan permintaan panggilan lainnya berdasarkan sinyal jawaban. Sinyal clear menyambungkan pensinyalan tone kembali. Dalam prakteknya bagaimanapun ini tetap rumit. Selama tone berada dalam sirkuit ideal, sinyal ini harus ditransmisikan pada tingkat rendah untuk menghindari adanya overload dalam sistem FDM. Begitu juga dengan penerima yang harus menjaga agar tidak terjadi interupsi pendek dari tone yang dapat menyebabkan permintaan panggilan gagal.

Dalam sistem pensinyalan pulsa, permintaan panggilan, jawaban dan sinyal clear (dan pemutusan dalam pulsa loop/disconnect), semua dikirim dengan durasi yang sama yaitu dalam interval waktu antara 50 ms dan 70 ms.

4.4.5 PCM Signalling

Multiplexer primary PCM didesain dari pensinyalan gabungan. Sinyal DC berhubungan dengan saluran baseband frekuensi radio dimana setiap arah disampel, dan sampel sinyal ditransmisikan dalam frame channel PCM oleh karena itu tidak diperlukan VF signalling.

Sistem 2 Mbit/s mempunyai 32 time slot dengan 8bit. Pada penggunaanya, sistem tersebut hanya memanfaatkan 30 channel untuk pengiriman informasinya, karena time slot yang pertama digunakan untuk susunan frame dan time slot ke-16 digunakan untuk pensinyalan . Penggunaan time slot pada sistem PCM dapat dilihat gambar 4.12.

Yang pertama berisi suatu sinyal susunan multiframe dan setiap 15 time slot berikutnya berisi 4 bit untuk setiap 2 channel oleh karena itu setiap saluran pembicaraan dapat dimiliki pada setiap arah , baik channel signalling tunggal yang beroperasi pada 2 kbit/s atau 4 channel signalling bebas yang beroperasi pada 500 bit/s. Hal ini, memungkinkan jumlah signal yang lebih besar untuk dikembangkan dan memungkinkan dengan metoda signalling DC .Sistem PCM 2 Mbit/s versi amerika utara mempunyai suatu frame 193 bit. Sistem ini terdiri dari 24 8-bit, yang semuanya digunakan untuk pembicaraan dan bit ke 193 pada setiap frame digunakan untuk signal susunan frame. Pada setiap frame ke 6, bit ke 8 dari setiap channel digunakan untuk pensinyalan sebagai pengganti dari pembicaraan dan hal ini menyebabkan peningkatan distorsi kuantisasi yang tidak berarti. Sebuah multiframe yang terdiri dari 12 frame sehingga berhubungan dengan setiap channel pembicaraan yaitu 2 channel signal bebas pada 666 bit/s atau channel pensinyalan tunggal pada 1,3 kbit/s. Bit ke 193 dari frame PCM digunakan frame pengganti untuk susunan multiframe sebagai pengganti sususnan frame.

Metoda-metoda yang dijelaskan diatas menyediakan channel-asosiated signalling. Sistem PCM juga dapat digunakan untuk common-channel signalling (CCS). Selanjutnya multi frame tidak digunakan. Pada sistem 30 kanal, time slot 16 menyediakan common channel signalling pada 64 kbit/s. Dalam sistem 24 kanal, bit ke 193 pada frame pengganti dapat digunakan untuk menyediakan common channel signalling pada 4 kbit/s. Namun demikian, jika suatu kanal 64 kbit/s dibutuhkan maka diperlukan pengorbanan satu dari kanal-kanal pembicaraan.(sebagai contoh kanal ke 24).

4.4.6 Inter Register Signalling

Untuk hubungan multi link pada sebuah jaringan sentral yang dikontrol oleh register, sebuah register pada sentral asal menerima informasi address dari pelanggan pemanggil dan mengirimkan kembali digit-digit routing. Setiap register berturut-turut menarima dan mengirim angka-angka digit sampai ke sentral tujuan. Urutan operasi ini menghasilkan post-dialing delay. Untuk meminimisasi delay ini,maka diperlukan metoda pengiriman informasi routing yang lebih cepat di bandingkan pulsa loop/disconnect dan sistem signalling inband multifrequency (MF) dikembangkan untuk tujuan ini.

Multyfrequency signalling juga telah digunakan untuk keypulsa oleh operator-operator sentral manual. Hal ini memungkinkan operator untuk mengirimkan informasi address melewati suatu junction ke sentral otomatis kebih cepat dibandingkan menggunakan dialling.Sistem signalling inter-register tidak dapat digunakan untuk menangkap, menjawab dan memutuskan signal. Tidak ada register yang terhubung ketika signal seizure incoming (sinyal pendudukan) diterima. Jika demikian maka signal tersebut terhubung ke register. Register tersebut akan berakhir setelah melakukan setup koneksi melalui sentral tersebut dan akan mengirimkan digit-digit angka. Oleh karena itu register tersebut tidak dapat menerima panggilan (answer), clear signal.

Enbloc signalling atau overlap signalling diperlukan juga. Pada enbloc signalling, informasi alamat yang lengkap ditransfer dari satu register ke register berikutnya sebagai rangkaian digit tunggal. Oleh karena itu, tidak ada signal yang dikirimkan sampai informasi alamat lengkap diterima. Pada overlap signalling, digit dikirimkan sesegera mungkin. Oleh karena itu beberapa digit mungkin dikirimkan sebelum alamat lengkap diterima dan signalling terjadi secara simultan pada dua link (sebagai contoh Overlap signal) . Hal ini memungkinkan register berikutnya mulai menganalisa digit lebih dahulu daripada enbloc signalling dan ini menghasilkan post-dialing delay. Link by link atau end to end signalling juga dikerjakan. Pada link by link,informasi diubah hanya diantara register-register yang berdekatan pada suatu hubungan multilink, seperti ditunjukan gambar 4.13a. Hal ini mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

1. Signal hanya mengalami gangguan transmisi ( contohnya : redaman,distorsi dan noise) dari sebuah link tunggal.

2. Sistem signalling yang berbeda mungkin digunkan pada link yang berbeda. Oleh karena itu jika suatu jaringan modernisasi maka semua register tidak perlu dimodifikasi secara simultan.

Namun demikian, setiap transit register harus menerima, menyimpan, mengirimkan lagi informasi alamat lengkap. Konsekwensinya pekerjaan link by link mempunyai kelemahan yaitu: bahwa holding time register lebih lama, Khususnya jika backward signalling digunakan sebagai tambahan pada forward signalling.Pada end to end signalling originating register mengontrol pembangunan hubungan sampai mencapai tujuan akhir, seperti yang ditunjukan pada gambar 4.13b. Setiap transit register hanya menerima informasi alamat yang diperlukan untuk menyeleksi outgoing rute ke sentral berikutnya pada hubungan tersebut. Setelah dilakukan proses tersebut maka hubungan terputus dan register originating memberikan signal ke register berikutnya.

End to end signalling memiliki kelemahan bahwa seluruh register harus kompatible dengan register asal. Juga signal bisa mengalami gangguan transmisi dari beberapa link pada sentral tandem . Oleh karena itu, penerima VF range dinamic yang lebih besar dibandingkan pada signalling link by link. Namun demikian, setiap transit register hanya perlu menerima dan mengirimkan kembali sebagian informasi alamat. Oleh karena itu, register holding time dan post dialing delay lebih pendek dibandingkan proses link by link. Berdasarkan pengalaman ini proses end to end paling banyak digunakan pada jaringan. Urutan yang digunakan untuk signalling inter-register multyfrequency (MF) ditunjukkan pada gambar 4.14. Setiap digit dikirimkan menggunakan kombinasi 2 frekunesi. Jika 2 frekuensi diperlukan untuk merepresentasikan satu digit maka hal ini memberikan kemampuan mendeteksi error. Kombinasi 2 keluran frekuensi dari 6 memberikan 15 macam kemungkinan digit, sehingga 5 signal extra tersedia dalam penjumlahan digit 1 ke 0. Adapun frekuensi memiliki interval antara 120 Hz atau 200 Hz. Jika Inter-register signalling melakukan hubungan, peniruan signal tidak dapat terjadi. Sehingga penerima VF tidak memerlukan kekebalan sinyal bicara (speech Immunity) dan ini tidak memungkinkan digunakannya sinyal pulsa pendek. Skema filter untuk dua arah yang diperlihatkan pada gambar 4.14 memungkinkan sistem untuk digunakan,jika diperlukan,untuk pensinyalan melalui jsaluran 2 kabel (two wire circuit).

Sistem bell R1 (yang berkorespodensi dengan CCITT regional Signalling System no 1) menggunakan enam buah frekuensi sinyal dengan spasi 200Hz mulai dari 700 Hz sampai 1700 Hz. Sinyalnya sendiri tidak dideteksi (Unacknowledge), sehingga untuk pensinyalan arah balik (backward signalling) tidak diperlukan frekuensi sistem mentransmisikan 12 sinyal arah maju sebagai berikut: KP (mulai memberi pulsa), kemudian Digit 1 sampai 0 (10 digit), ditambah ST (akhir dari pulsa). Dalam hal ini sistem menggunakan pensinyalan link by link

Sistem CCITT R2 (Regional Signalling System no2) menggunakan kedua sinyall arah maju dan arah balik. Sistem tersebut biasanya menggunakan pensinyalan kontinu pada kasus normal, namun ketika digunakan untuk komunikasi jaringan satelit yang memiliki waktu delay tinggi maka jenis pensinyalan yang digunakan yaitu pensinyalan pulsa. Sistem kerja end to end digunakan pada sistem ini,.yaitu proses hubungan dikontrol oleh register disisi penerima.

Sistem R2 menggunakan frekuensi dengan spasi 120 Hz sebagai berikut:

Arah maju : 1380,1500,1620,1740,1860,1980 Hz

Arah belakang : 540, 660, 780,900,1020,1140 Hz

Pada sistem ini, lebih dari dari 15 sinyal dapat dikirim untuk tiap arah, karena satu kombinasi frekuensi sinyal digunkan sebagai shift signal yang memungkinkan salah satu dari kedua sisi mengartikannya dalam 2 arti yang berbeda, sehingga macam sinyal yang tersedia untuk dipakai sangatlah banyak. Beberapa sinyal tambahan digunakan untuk sambungan telepon internasional. Namun karena sistem dirancang untuk sambungan regional, administrator dapat memilih dengan bebas penggunaan sinyal. Konsekuensinya, terdapat perbedaan versi dari R2 untuk masing-masing negara, misalnya sistem MF2 milik Inggris.

Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya sebuah panggilan terhubung ke called party melalui sejumlah sentral. Dengan demikian perlu untuk mentransfer ke sentral transit sebuah address sinyal. Seperti sebuah address sinyal yang ditransfer dalam dua mode yang berbeda seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.1 :Link by link ( L x L ) dan end to end (E x E). Dalam L x L, sinyal yang ditransfer secara berurutan antara sentral bertetangga. Dalam E x E sinyal tersebut ditransfer hanya dari switch awal ke seluruh sentral transit, begitu juga pada switch akhirTabel 4.1 Perbandingan lik by link vs end to end signallingItemLink by linkcsignalingEnd to end signalling

Fleksibilitas untuk mengakomodasikan sentral dalam sistem pensinyalanPerubahan hanya dibutuhkan untuk sentral yang diinginkanSebuah perubahan ekstensif dibutuhkan melalui jaringan

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan hubunganKarena penyimpanan ulang dan operasi transmisi pada sentral transit, waktu tunda dibutuhkan jika ada sejumlah besar sentral transit antara sentral asal dan sentral akhir Waktu yang lebih pendek dibutuhkan daripada mode L x L karena penyimpanan dan operasi transmisi tidak mengambil tempat pada sentral transit.

Pengirim dari sentral asalHanya dibutuhkan untuk mengirim sebuah sinyal alamat pada adjasent sinyalKarena sebuah sinyal alamat dikirim dari sentral asal pada basis terpusat, pengirim memiliki susunan lengkap, sehingga menghasilkan penanganan waktu yang lebih lama.

Register/pengirim dari sentral transitMembutuhkan register dan pengirim

tidak ada fungsi pengirim yang dibutuhkan

Fleksibilitas dalam rutingruting alternatif hanya mungkin pada sentral transit.Re-ruting mungkin menurun pada sentral asal

4.4.7 Common Channel Signalling

Pada jaringan sentral SPC, suatu hubungan akan terus terjadi pada 2 sentral yang dilakukan oleh sentral prosesor disetiap sentral. Jika channel associated signalling digunakan untuk suatu panggilan dari sentral A ke sentral B, seperti yang terlihat pada gambar 4.15, suatu yang penting bagi sentral prosesor pada sentral A untuk mengirim sinyal forward outgoing ke sentral B. Disentral ,signal harus dideteksi pada circuit bicara dan diteruskan pada sentral prossesor. Sama halnya dengan sinyal backward dari prosesor B harus dikirim pada circuit bicara, sentral akan mendeteksi dan menyebarluaskan pada prossesor. Proses tersebut tidak effisien untuk proses signalling antara 2 prossesor. Jika high speed data link digunakan antara prosesor seperti yang terlihat pada gambar 4.15b, maka high speed data link dapat menyediakan sebuah channel untuk semua signal antara sentral A dan sentral B. Hal tersebut diatas dikenal dengan Common Channel Signalling (CCS).

Berikut ini merupakan kelebihan dari CCS:

1) Pertukaran informasi antar prosesor lebih cepat dibanding ketika menggunakan channel associated signalling.

2) Signal dapat ditambah atau dirubah dengan memodifikasi software untuk memberikan pelayanan baru.

3) Semakin banyak jenis signal yang digunakan akan semakin memungkinkan lebih banyak service yang dapat diberikan kepada pelanggan.

4) Mampu menangani trafik yang lebih tiggi.

5) Status link signalling tidak tergantung pada status call karena link signalling terpisah dari link voice/data. Hal ini menyebabkan penggenggaman circuit lebih tinggi.

6) Signal dapat dirubah antar prosesor untuk fungsi lain dari proses panggilan . Contohnya untuk tujuan pemeliharaan atau management jaringan.

Error rate pada CCS harus sangat rendah dan membutuhkan keandalan yang lebih baik dari channel associated signalling. Kerusakan pada data link seperti terlihat pada gambar 4.15b dapat menyebabkan kegagalan hubungan komunikasi antara terminal A dan B, sama halnya bila terjadi kerusakan pada peralatan saluran signalling, atau kerusakan keduanya pada inter-register sistem signalling, hanya akan menyebabkan kehilangan bagian kecil dari trafik.Jika menggunakan channel-associated signalling, keberhasilan pengiriman dan penerima (pertukaran) sinyal pada circuit (jaringan) membuktikan bahwa jaringan yang digunakan bekerja dengan baik. CCS tidak menyediakan fasilitas pengontrolan tersebut(seperti automatic routine testing), jadi perlunya disediakan untuk menjamin kesatuan dengan jaringan untuk suara.

Sistem CCS menggunakan menggunakan message based signalling. Keberhasilan pertukaran pesan / informasi antara prosesor pada gambar 4.15b biasanya bergantung pada yang melakukan pertukaran informasi. Setiap pesan/informasi yang dikirim harus mempunyai label, yang disebut circuit identity code, yang menandakan speech circuit dan call yang mana, yang memiliki informasi tersebut. Jika informasi dikirimkan secara langsung antar central prosesor, maka tidak membutuhkan hubungan pada incoming junction sebelum alamat sinyal diterima.

Address signal dapat dikirimkan sebagai informasi yang pertama dan tidak dibutuhkan untuk seize signal.Pada hubungan multilink, sinyal berpindah tempat dari satu terminal transit ke yang selanjutnya tanpa terlibat dalam pertukaran data secara keseluruhan(originating exchange). Signalling secara link by link dipadukan dengan CCS. Pada sistem CCS informasi dari prosesor diurutkan untuk trnasmisi sepanjang saluran signalling. Jumlah speech circuit dapat ditanggulangi dengan sistem CCS yang ditentukan oleh tingkat penerimaan delay. Saluran signalling beroperassi pada 64 kbit/s normalnya menjdikan signalling dari 1000 sampai 1500 speech circuit. Meskipun demikian, sistem CCS memungkinkan menanggulangi (dengan meningkatkan delay) lebih banyak lagi, jika beban saluran tersebut sudah penuh maka beban yang akan ditambahkan ditempatkan pada saluran back-up.

Penggunaan CCS untuk inter-exchange signalling telah diikuti dengan aplikasi pada saluran-saluran pelanggan pada ISDN. Basic rate ISDN dapat mengakases untuk 2 kanal 64 kbit/s dan sebuah kanal common channel signalling 16 kbit/s pada setiap arah.

Primary rate dapat mengakses sebuah common channel signalling (CCS) 64 kbit/s. Baik untuk 23 kanal (pada 1,5 Mbit/s based network) ataupun 30 kanal (pada 2 Mbit/s based network).4.4.8 Signalling Network

Gambar 4.15b memperlihatkan sambungan langsung CCS antara dua terminal, yang dikenal dengan Associated signalling. Pada jaringan multiexchange, akan ada banyak sekali sambungan CCS antara terminal. Hal ini secara otomatis membentuk signalling network, dimana pensinyalan berlangsung diantara sentral-sentral tersebut. Pada prinsipnya, sinyal CCS dapat melalui rute yang berbeda dari sambungan yang telah ditentukan oleh yang mengontrolnya dan sinyal-sinyal tersebut dapat melaui beberapa titik sambungan dalam jaringan pensinyalan. Pensinyalan seperti ini disebut nonassociated signalling. Blok diagram nonassociated signalling dapat dilihat pada gambar 4.16a. Karena pada umumnya sinyal message yang memasuki jaringan dapat ditujukan pada terminal tertentu, pesan tersebut harus memiliki label yang menunjukkan alamat tujuannya. Jaringan associated signalling secara tidak langsung membentuk jaringan packet-switched, karena sistem penyambungan yang digunakan adalah packet switching

Pada kasus tertentu, pesan CCS hanya dirutekan pada satu titik, seperti diperlihatkan pada gambar 4.16b, ini dinamakan quasi associated signalling dan titik/node tersebut dinamakan signal transfer point (STP). Pada gambar 4.16b, perangkat CCS pada terminal C menangani hubungan antara terminal A dan terminal B, sebagai tambahan juga untuk hubungan C dan A, dan C dan B.Pada kasus tertentu, pesan CCS hanya dirutekan pada satu titik, seperti diperlihatkan pada gambar 4.16b, ini dinamakan quasi associated signalling dan titik/node tersebut dinamakan signal transfer point (STP). Pada gambar 4.16b, perangkat CCS pada terminal C menangani hubungan antara terminal A dan terminal B, sebagai tambahan juga untuk hubungan C dan A, dan C dan B.Karena signal CCS dapat dirutekan melalui sebuah STP, setiap pesan yang mengandung destination point code, memungkinkan pesan tersebut dirutekan ke terminal yang tepat. Sinyal tersebut juga mempunyai originating point code yang memungkinkan sinyal dikirim ke alamat yang benar. Jika suatu terminal pada sistem CCS mengenali destination point code sebagai alamatnya, maka sinyal tersebut langsung dikirim ke prosesor pusat yang selanjutnya akan dikirim ke terminal tujuan berdasarkan kode address pada destination point code, dengan terlebih dulu melihat translation table untuk menentukan rute selajutnya yang akan ditempuh oleh sinyal tersebut.

Quasi-associated signalling digunakan ketika hanya ada sedikit sambungan antara A dan B sehingga kepadatan lalulintas pensinyalan antara keduanya rendah. Sehingga untuk effektifitas ekonomis kita dapat membagi jalur pensinyalan A ke B dengan jalur pensinyalan A dan B atau rute A ke terminal lainnya.

Pengiriman pesan yang digunakan pada transmisi menggunakan CCS adalah channel pada jaringan utama. Generasi pertama sistem CCS (CCITT no. 6) menggunakan modem dengan kecepatan 2,4 Kbps atau 4,8 Kbps melalui sambungan telepon analog. Kanal pada kecepatan 4 bps juga dapat dipakai pada sistem PCM 1,5 Mbps,. Sedangkan sistem CCS generasi sekarang (CCITT no.7) menggunkan 64 Kbps yang dibuat oleh 16 time slot PCM 2 Mbps atau 24 time-slot 1,5 Mbps.

4.4.9 Signalling System no 6 dan Signalling System no 7Sistem common channel signalling (CCS) yang pertama kali distandarisasikan secara internasional oleh CCITT adalah signalling system no. 6. Signalling System no. 6 ini dirancang untuk digunakan pada jaringan analog dan dipakai pada bit rate 2,4 Kbps dan 4,8 Kbps. Sistem ini digunakan pada signal unit yang ukurannya tetap pada 28 bit ( 20 bit informasi + 8 bit parity check). Sedangkan pada versi yang baru-baru ini digunkan dalam jaringan digital ditambah dengan 4 bit padding agar sesusai dengan time slot PCM 8 bit. Bagaimanapun juga sistem ini menjadi pelopor yang kemudian sekarang ini dikembangkan oleh CCITT menjadi signalling system no.7.

Signalling system no. 7 merupakan sistem yang dikembangkan oleh CCITT dari signalling system no. 6. Diagram blok signalling system no. 7 dapat dilihat pada gambar 4.17

Sinyal pesan disalurkan dari central prosesor yang dikirimkan oleh sentral ke sistem CCS. Dimana terdiri dari 3 subsistem mikroprosesor yaitu: signalling-control subsystem, signalling-termination subsystem, dan error-control subsystem. Pada signalling control subsistem, struktur format dan urutan harus tepat dalam pengirimannya. Pada saat tidak terdapat informasi yang dikirimkan signalling control subsystem menghasilkan message untuk menerima link aktif. Kemudian pesan disalurkan/dikirimkan ke signalling termination subsystem, dimana unit sinyal menggunakan urutan nomor dan check bit yang dihasilkan oleh error control subsystem. Dan pada terminal penerima, urutan tersebut akan dikembalikan lagi seperti asalnya.

Sistem ini dapat dimodelkan seperti halnya lapisan OSI. Bagaimanapun juga sistem ini telah dispesifikasikan sebelum model OSI dipublikasikan. Diagram blok SST dalam model OSI layer dapat dilihat pada gambar 4.18. Adapun level/tingkatannya berdasarkan OSI layer adalah sebagai berikut:

Level 1 : Level fisik

Level 2 : Level data link

Level 3 : Level network signalling

Level 4 : Level user partAdapun hubungan antara tiap level dengan lapisan dari model OSI dapat dilihat seperti pada gambar 4.18. Pada OSI layer, layer 1 3 disebut dengan message transfer part sedangkan layer 4 sampai layer 7 dari lapisan OSI disebut user part. Level- level dari SS7 lengkapnya sebagai berikut:

Level 1 mendefinisikan pengiriman aliran bit pada jalur bit fisik. Dengan menggunakan 16 time slot dari sistem PCM 2 Mbps atau 24 time slot dari sistem 2 Mbps.

Level 2 mendefinisikan fungsi dan prosedur untuk pengiriman sinyal informasi dalam data link serta link pensinyalan termasuk pengendalian error, pemantauan link, memantau error rate, dan flow kontrol.

Level 3 mendefinisikan fungsi-fungsi sinyal informasi secara langsung dalam network signalling. Setiap node pada jaringan memiliki sebuah signal point code yang terdiri dari 14 bit address. Setiap message terdiri point code pada node originating dan terminating untuk message tersebut.Dari level 1 sampai level 3 adalah MTP (Message Transfer Part) dari CCITT no7. Sedangkan untuk level 4 disebut dengan User Part.

Level 4 berfungsi untuk proses untuk menghandling pelayanan selama didukung oleh signalling sistem. MTP mampu mendukung bererapa user part yang berbeda. Sejauh ini user part terdiri dari : telephone user part (TUP), data user part (DUP) dan ISDN user part (ISUP).

Pada sistem CCS sekarang ini, digunakan untuk mode yang associated, misalnya untuk managemen trafik , operasional, maintenance dan administrasi. Sedangkan fungsi layer 4 sampai layer 7 dilakukan oleh elemen yang fungsional yang bersifat general ,yaitu Transaction Capability (TC). Seperti yang terlihat pada gambar diatas SCCP adalah perubahan untuk level 3 yang membuat SCCP sesuai dengan level 4 pada lapisan model OSI. Intermediate Service Part (ISP) melaksanakan fungsi dari layer 4 sampai layer 6 dari model OSI dan Transaction Capability Application Part (TCAP) diaplikasiakan pada layer 7 dari lapisan OSI.

4.4.10 Pemrosesan Signal

Pemrosesan sinyal dibagi menjadi analisi dan penyeleksian. Kemudian penyeleksian dibagi lagi menjadi penyeleksian dalam dan penyeleksian luar.

Menganalisa informasi atau signal masuk berarti mencari karakteristik yang signifikan dari informasi tersebut. Karakteristik ini menentukan bagaimana sentral memperlakukan panggilan, yaitu apakah hanya menyambungkan saja, kemana dan melalui bagian mana dari jaringan saklar, juga metode pengenaan biaya pembicaraan dan tarif akan ditentukan.

Karakteristik yang signifikan berarti bagian dari informasi yang cukup untuk menentukan satu aspek tunggal. Sebagai contoh, angka pertama dari nomor yang diptar meungkin cukup untuk menentukan rute panggilan ke sentral transit jauh, tetapi mungkin dibutuhkan 3 angka untuk menentukan tarif. Jadi pada contoh ini, informasi yang signifikan untuk routing adalah angka pertama sementara untuk tarif adalah kombinasi angka pertama, kedua, dan ketiga.

Dari signal datang, sentral menerima informasi mengenai nomor pesawat pemanggil, kelas layanan untuknya, identitasnya, dan nomor pelanggan yang dituju. Jika signal sudah membawa informasi mengenai sentral lokal mana yang dituju, maka informasi mengenai kategori pesawat yang dipanggil dan kondisi salurannya dapat diketahui.

Nomor pesawat pemanggil harus diketahui untuk beberapa kasus misalnya untuk pengenaan biaya atau untuk menyusuri panggilan.

Kelas pelayanan untuk pelanggan ditentukan pada saat menandatangani kontrak kepelangganan. Hal ini mendefinisikan pelayanan yang boleh didapatkan dari jaringan telepon. Dalam beberapa hal, kelas pelayanan memberitahu sentral jenis peralatan apa yang digunakan oleh pelanggan dan signal salur