22
67 BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. Metode Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim K.H. Tubagus Abdul Hakim merupakan kiyai yang menguasai berbagai disiplin ilmu, diantaranya ilmu fiqih, aqidah ilmu Alquran, ilmu hadist, ilmu nahwu, ilmu sharaf, dan lain-lain. Dalam berdakwah, K.H. Tubagus Abdul Hakim menyampaikan dakwah sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang, tetapi tidak bertentangan dengan Alquran dan hadist, agar dakwahnya menjadi aktual, faktual dan kontekstual. Selanjutnya penulis akan menganalisis terhadap metode dakwah yang dilakukan K.H. Tubagus Abdul Hakim. Dengan berpedoman kepada kitab suci Alquran dan akidah tauhid yang di taklifkan Allah di dalamnya, orang beriman melakukan amal salehnya dengan cara berdakwah yakni mengajak kepada kebenaran dan ke jalan yang diridhoi Allah SWT . Adapun konsep dakwah beliau adalah yang sesuai yang tertera dalam Alquran surat an-Nahl ayat 125

BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

67

BAB IV

KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM

A. Metode Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim

K.H. Tubagus Abdul Hakim merupakan kiyai yang

menguasai berbagai disiplin ilmu, diantaranya ilmu fiqih, aqidah

ilmu Alquran, ilmu hadist, ilmu nahwu, ilmu sharaf, dan lain-lain.

Dalam berdakwah, K.H. Tubagus Abdul Hakim menyampaikan

dakwah sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang, tetapi tidak

bertentangan dengan Alquran dan hadist, agar dakwahnya menjadi

aktual, faktual dan kontekstual. Selanjutnya penulis akan

menganalisis terhadap metode dakwah yang dilakukan K.H.

Tubagus Abdul Hakim.

Dengan berpedoman kepada kitab suci Alquran dan akidah

tauhid yang di taklifkan Allah di dalamnya, orang beriman

melakukan amal salehnya dengan cara berdakwah yakni mengajak

kepada kebenaran dan ke jalan yang diridhoi Allah SWT . Adapun

konsep dakwah beliau adalah yang sesuai yang tertera dalam

Alquran surat an-Nahl ayat 125

Page 2: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

68

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan

cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk.

Metode dakwah yang K.H. Tubagus Abdul Hakim

gunakan yaitu metode dakwah bil-lisan yang berbentuk

ceramah yaitu menggunakan sistem baca kitab bersambung

yang K.H. Tubagus Abdul Hakim kembangkan dengan ilmu-

ilmu yang dimiliki, diselingi dengan kisah-kisah atau

pengalaman pribadi dan juga sedikit humor, sehingga jamaah

tidak cepat merasa jenuh atau pun bosan mendengarnya.

Sebelum pengajian dimulai, sambil menunggu jamaah

yang datang, diawali dengan pembacaan hadorot, gema

marhaba, dan sholawat. Setelah selesai, baru mulai pengajian

tersebut sampai waktu yang sudah ditentukan.

Cara K.H. Tubagus Abdul Hakim menyampaikan

ceramah, yaitu dengan tutur kata yang sopan, lemah lembut, dan

Page 3: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

69

tegas namun tidak ada unsur paksaan. Bahasa yang K.H.

Tubagus Abdul Hakim guanakan ketika berceramah bervariasi,

sesuai dengan tempat dimana beliau memberikan ceramah.

Ketika K.H. Tubagus Abdul Hakim berceramah di majlis taklim

di tempatnya, K.H. Tubagus Abdul Hakim menggunakan

baghasa daerah yaitu bahasa sunda. Namun, memberikan

ceramah ditempat lain, K.H. Tubagus Abdul Hakim

menggunakan bahasa Indonesia. Karena menurutnya bahasa itu

penting bagi pemahaman dan penerimaan materi-materi yang

disampaikan.

Metode dakwah bil-lisan yang berbentuk ceramah

dilakukan dengan al-hikmah, mauidzhah hasanah, dan

mujadalah billati hiya ahsan. Metode yang digunakan ini

memberikan ciri aktivitas dakwah yang digunakannya melalui

ceramah, nasihat-nasihat serta mengutamakan perbuatan nyata

atau mencontohkan berbagai perbuatan yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.

1. Metode Al-hikmah

Dakwah merupakan tugas yang berat, dan pekerjaan

yang serius hanya bisa dipikul oleh orang-orang yang

Page 4: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

70

mulia. Seorang da’i yang mengajak kepada agama Allah

pasti menghadapi berbagai cobaan dalam berdakwah,

sebagai mana yang dihadapi oleh siapa saja yang

mengemban tugas dakwah ini. Para nabi juga telah

menghadapi gangguan atau cobaan berupa penentangan,

penolakan, keengganan, dan kesombongan dari berbagai

pihak dan tingkatan manusia. Maka dalam menggembankan

tugas dakwah yang berat dan penuh resiko ini seorang da’i

harus menghiasi dirinya dengan sikap santun dan sabar,

bijaksana dan arif.

Menurut peneliti K.H. Tubagus Abdul Hakim

memcontohkan teladan yang baik kepada mad’u dan santri,

yang dapat terlihat dari pengalaman pribadi peneliti, bahwa

pada setiap jadwal pengajiannya, beliau tidak memaksakan

agar santrinya atau jama’ahnya wajib ikut pengajiannya,

berapapun jama’ah yang hadir di majlis, pengajian akan

tetap dimulai. Karena menurutnya santri yang sungguh-

sungguh ingin belajar pasti akan mengikuti pengajiannya.

K.H. Tubagus Abdul Hakim tidak pernah membebankan

santrinya diharuskan untuk mengaji, tetapi dengan cara al-

Page 5: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

71

hikmahnya banyak masyarakat yang ingin belajar mengaji

kepadanya. Bahkan sebagian dari jamaah ingin belajar

mengaji setiap hari kepada K.H. Tubagus Abdul Hakim.

Akan tetapi, dengan jawal K.H. Tubagus Abdul Hakim

yang padat, dan juga tidak hanya berdakwah di masyarakat

daerah banten saja melainkan di beberapa daerah di

Indonesia dalam setiap minggu dan bulannya. Dalam setiap

pengajiannya pun tidak ada hari libur, kecuali ketika beliau

berhalanagan hadir.

2. Metode Al-Mauidzah Al-Hasanah

Metode ini menerapkan bagaimana cara

memberikan nasehat-nasehat yang baik yang dapat diterima

oleh akal. K.H. Tubagus Abdul Hakim dalam dakwahnya

selalu memberikan nasehat-nasehat serta pengalaman

pribadinya, sehingga mad’unya akan lebih memahami dan

menegrti karena disertai kisah yang nyata.

K.H. Tubagus Abdul Hakim merupakan sosok Kiyai

yang tawadlu dan istiqomah dalam mengaji. Dalam

pengajiannya beliau pernah mengatakan bahwa “Saya ini

tidak bisa apa-apa, mungkin ini keberkahan mengaji pada

Page 6: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

72

kiyai-kiyai sepuh dan ulama Kananga terdahulu yang

berjuang demi bela Agama dan Negara. Jika ingin hidup

tentram janganlah meninggalkan pengajian”. Dalam

berbagai kesempatan ceramahnya, beliau selalu mengatakan

kepada santri dan jamaahnya agar terus mengaji, jangan

sampai meninggalkan pengajian. Mengaji di sini yaitu

belajar ilmu-ilmu agama merupakan tradisi yang melekat

kuat di pesantren. Selain itu beliau juga pernah mengatakan

“orang pintar itu adalah orang yang bisa menjawab

pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, jadi teruslah

mengaji”.

Jadi penilaian bisa mengaji itu bukan ketika di dunia,

melainkan ketika wafat bisa atau tidak menjawab pertanyaan

malaikat Munkar dan Nakir. Oleh karena itu agar bisa

menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir teruslah

mengaji sampai ajal menjemput.1

Dengan demikian dapat disimpulkan, metode dakwah

yang digunakan K.H. Tubagus Abdul Hakim dalam

1 Ratu Mumun Munawwaroh, (Putri K.H. Tubagus Abdul Hakim),

wawancara dengan penulis di Pesantren Kananga, 10 Mei 2019.

Page 7: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

73

ceramahnya menggunakan metode mauidzhah hasanah.

Karena dalam penyampaian dakwahnya K.H. Tubagus Abdul

Hakim menyampaikan hal-hal yang bermuatan pesan nasehat

dan bimbingan.

3. Metode Al-Mujadalah

Metode mujadalah yang dimaksud di sini yaitu metode

tanya jawab yang digunakan dalam bentuk memberi

jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan oleh

mad’u yang belum mereka ketahui secara pasti hakikat

penjelasannya. Metode tanya jawab ini hampir setiap da’i

menerapkannya, karena sangat efisien sekali untuk

membantu mad’u memahami apa yang dijelaskan da’i.

Dalam ceramahnya K.H.Tubagus Abdul Hakim juga

menerapkan metode mujadalah dalam bentuk tanya jawab.

Beliau memberikan kesempatan kepada jamaahnya untuk

bertanya, bilamana ada materi yang belum dipahami.

Dengan adanya metode tanya jawab ini sangat

bermanfaat bagi masyarakat, karena setiap persoalan

masyarakat akan mendapat pemecahan dan solusi yang

sesuai dengan syariat agama Islam, selain itu jawaban yang

Page 8: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

74

K.H. Tubagus Abdul Hakim sampaikan pada masyarakat

lugas, jelas dan bukan hasil dari pemikiran beliau belaka,

tetapi berdasarkan Alquran, As-sunnah, serta kitab-kitab

yang dikarang oleh ulama-ulama besar dahulu seperti kitab

Ihya Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali, Madzahibul

Arba’ah, Shahih Bukhari dan lain-lain. Sehingga

masyarakat merasa puas karena jawaban tersebut memiliki

dasar dan bukan hanya menurut pemikiran beliau saja.

Dan biasanya pun jamaah akan melontarkan pertanyaan

kepada K.H. Tubagus Abdul Hakim mengenai materi yang

sedang dibahas. Walaupun ada pertanyaan jamaah yang

keluar dari pembahasan. Disinilah merupakan tantangan

K.H. Tubagus Abdul Hakim harus siap memberikan

jawaban yang akurat sesuai dengan referensi yang ada.

Metode ini biasanya dilakukan pada setiap pengajiannya,

kecuali pada pengajian di pondok pesantren Kananga.2

2 K.H. Tubagus Abdul Hakim, wawancara dengan penulis di Pesantren

Kananga, 02 Mei 2019

Page 9: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

75

B. Media Dakwah yang Diguanakan oleh K.H. Tubagus Abdul

Hakim dalam Mengembangkan Dakwah Islamiyah.

Media merupakan sarana dakwah yang harus ada dalam

kegiatan berdakwah, agar memudahkan dalam penyampaian

dakwah itu sendiri ada beberapa sarana dakwah yang digunakan

K.H. Tubagus Abdul Hakim dalam mengembangkan dakwah

islamiyah, untuk memudahkan beliau menyampaikan pesan

dakwahnya kepada para mad’unya diantaranya adalah:

1. Majlis Taklim

Majlis taklim merupakan salah satu sarana yang

digunakan oleh K.H. Tubagus Abdul Hakim untuk

menyebarkan dakwahnya. Majlis taklim merupakan

sarana yang paling efektif untuk memperkenalkan

sekaligus mensyiarkan ajaran-ajaran Islam ke masyarakat

sekitar.

Sebagai media atau sarana dakwah, majlis taklim

Kananga biasanya melaksanakan kegiatan seperti

pembacaan shalawat nabi, gema marhaba, pengajian

kitab-kitab kuning, tahlilan, dan sebagainya. Meskipun

bentuk kegiatannya berkesan monoton dan tidak terlalu

Page 10: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

76

mendalam dalam proses kegiatan suatu hal, tetapi para

anggotanya tetap setia mengikuti rangkaian kegiatannya.

Sebagai selingan kegiatan majlis taklim diisi dengan

ceramah atau tabligh agama dengan materi tertentu

dengan menghadirkan pembicara dari dalam maupun luar

negeri. Ditinjau dari aspek keanggotaan, umumnya majlis

taklim Kananga beranggotakan kaum laki-laki. Yang

diadakan satu minggu sekali pada setiap hari kamis

dimulai pukul 08.00 sampai waktu dzuhur. Sebalikanya

majlis taklim yang beranggotakan perempuan dipimpin

oleh Hj. Ratu Enong Khuzaemah yang merupakan saudara

kandung K.H. Tubagaus Abdul Hakim, yang diadakan

satu minggu sekali pada hari jum’at di Majlis taklim

Fathul Ma’ani yang tempatnya tak jauh dari majlis taklim

Kananga. Jumlah anggota pada setiap kelompok majlis

taklim, yang tercermin dalam setiap melaksanakan

kegiatan berkisar antara puluhan sampai ratusan orang.

Pada pengajian harian di Majlis Taklim Pesantren

Kananga, kitab yang dikaji yaitu kitab Tafsir Jalalen,

Alfiyah Ibnu Malik, Durroh Nasihin, Sanusiah, Riyadul

Page 11: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

77

Badi’ah, dan lain-lain. Kitab Tafsir Jalalein dikaji pada

setiap ba’da subuh sampai terbit matahari yang diikuti

kurang lebih 50 orang santri kananga dan sebagian

masyarakat yang rumahnya tidak jauh dari Pesanten

Kananga. Dalam pengajian Tafsir Jalalen ba’da subuh ini,

tidak hanya Tafsir Jalaennya saja yang dibahas,

melainkan Alfiyah, Ilmu Sharaf, Fiqih dan lain-lain juga di

bahas dalam pengajian Tafsir Jalaen tersebut. Dan pada

malam harinya kitab yang dikaji diantaranya yaitu Alfiyah

Ibnu Malik, Durroh Nasihin, Sanusiah, Riyadul Badi’ah,

dan lain-lain. Dalam pengajian malam hari, kitab yang

dikaji setiap malamnya berbeda-beda karena banyaknya

kitab yang dikaji. Pengajian pada malam hari ini dimulai

pada pukul 21:00 sampai pukul 22:00 di Majlis Taklim

Pesantren Kananga.3

2. Radio

Pengajian di Radio Krakatau diadakan satu minggu

sekali pada setiap Jum’at malam mulai dari pukul 20:00

3 Ratu Mumun Munawwaroh, (Putri K.H. Tubagus Abdul Hakim),

wawancara dengan penulis di Pesantren Kananga, 10 Mei 2019.

Page 12: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

78

sampai dengan pukul 22:00. Program acaranya bernama

Mimbar Krakatau yang disiarkan oleh Radio Krakatau

93,7 FM yang bertempat di Labuan, Pandeglang, Banten.

Materi dakwah yang disampaikan merujuk kepada suatu

kitab, jadi materi yang disampaikan tidak ditentukan dari

pihak Radio Krakatau.

Dalam ceramahnya di radio Krakatau FM, beliau

menerapkan metode al hiwar (dialog) atau dialog

interaktif dengan pendengarnya melalui SMS atau

telepon. Metode al hiwar (dialog) ini dibawakan ketika

selesai memaparkan materi ceramahnya. Dan biasanya

diberikan waktu oleh seorang penyiar untuk bertanya, bila

mana ada materi yang diberikan terdapat ketidakpahaman

mad’u yang mendengarkan.

Metode ini dimaksudkan untuk melayani

masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Sebab dengan

bertanya berarti oang ini mengerti dan dapat

mengamalkannya. Oleh karena itu jawaban pertanyaan

sagatlah diperlukan kejelasan dan pembahasan sedalam-

dalamnya. Metode ini sering juga dilakukan Rasulullah

Page 13: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

79

dengan malaikat Jibril AS. Dan demikian juga para

sahabat disaat tdak mengerti tentang sesuatu agama.

C. Materi Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim

Materi atau pesan dakwah adalah pesan-pesan yang berupa

ajaran Islam atau segala sesuatu yang disampaikan subjek kepada

objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di

Kitabullah, dan Sunnah Rasulullah. Pesan dakwah berisi semua

bahan atau mata pelajaran agama yang akan disampaikan oleh da’i

kepada mad’u dalam suatu aktivitas dakwah agar mencapai tujuan

yang telah ditentukan.4

Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan

dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah

dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi

tiga hal pokok, yaitu:

1. Masalah keimanan (aqidah).

2. Masalah keislaman (syariah).

3. Masalah budi pekerti (akhlakul karimah).5

4 Tata Sukayat, Ilmu Dakwah Perspektif Filsafat Mabadi’ Asyarah, … h. 25

5 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islm, (Surabaya: Al-Ikhlas),

h. 60

Page 14: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

80

Pesan dakwah yang disampaikan K.H. Tubagus Abdul

Hakim mengandung tiga unsur pesan dakwah yaitu pesan akidah,

syariah, dan akhlak. Materi-materi yang biasanya kerap

disampaikan oleh K.H. Tubagus Abdul Hakim adalah bagaimana

pemahaman tentang Islam yang baik dan benar, dengan harapan

bahwa mad’unya itu benar-benar mengerti apa yang

disampaikannya. beliau sangat menginginkan umat Islam yang

berkualitas dari segi agama, akhlak dan moral. Terutama untuk

masyarakat.

Materi merupakan unsur penting yang tidak bisa ditinggalkan

dalam dakwah. Materi selalu mengiringi kegiatan dakwah, hal ini

bisa terjadi karena materi dakwah adalah obyek yang

mengakrabkan dan menjadi pembahasan antara da’i dan mad’u.

baik itu yang bersumber dari Alquran maupun hadist.

Sebagaimana telah disampaikan K.H. Tubagus Abdul Hakim

dengan bermacam-macam materi dalam dakwahnya. Adapun

materinya dapat kita lihat dibawah ini:

1. Materi Aqidah

Materi aqidah yaitu sistem keimanan kepada

Allah Swt, yang meliputi iman kepada Allah, kepada

Page 15: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

81

malaikat Allah, Kitab Allah, para Rasul, qadla dan

qadar, dan hari akhir atau hari kiamat.6

Materi akidah yang pernah disampaikan oleh

K.H. Abdul Hakim yaitu:

Akidah yaitu mengetahui (saksian yang

bermakna menekadkan dalam tekad yang jazim

yang pasti tidak bisa diganggu gugat tidak

tergeser oleh getar dan tidak terbawa oleh arus).

Yaitu sesuai dengan ucapan Imam Ibnu Ruslan

dalam kitabnya Az Zubad yaitu “Awwalu wajibi

ala insani ma’rifatul Ilahi bistiqoni”

maksudnya kewajiban paling awal, bagi setiap

manusia adalah mengenal dan mengetahui

Tuhannya dengan keyakinan yang jelas tanpa

keraguan.

Dan apbila jika perkara tersebut tidak kita

pelajari siksalah yang menanti kita di yaumil

Jaza (hari pembalasan).

Dan lingkupan uraian semua ilmu aqidah

itu ada dalam kalimat toyyibah, yakin La ilaha

illallah.

2. Materi Syari’ah

Materi syari’ah yaitu serangkaian tuntunan atau

ajaran Islam menyangkut tentang tata cara beribadah,

baik langsung ataupun tidak langsung. Salah satu

materi syari’ah disampaikan oleh K.H. Tubagus Abdul

Hakim yaitu:

6 Ropingi el Ishaq, Pengantar Ilmu Dakwah, (Malang: Madani, 2016), h. 77

Page 16: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

82

Pada pengajian mingguan keluarga yang

mengkaji kitab Maroqil Ubudiyah dan kitab Kifayatul

Mubtadi’in.

Dalm kitab Maroqil Ubudiyah mengajarkan

tenyang tata cara beribadah (berkaitan dengan fiqih).

Ibadah itu pada hakikatnya adalah segala prilaku dan

tindakan seseorang yang dilakukan dengan niat

menjari ridha Allah semata. Jadi Ibadah itu meliputi

seluruh aspek kehidupan manusia. K.H. Tubagus

Abdul Hakim mengajarkan tentang ibadah yang sesuai

dengan tuntutan agama berdasarkan ijtihad hasil

pemikiran imam, ulama-ulama terdhulu yang termuat

dalam kitab tersebut, serta penafsiran menurut

beberapa pendapat munfassir. Sedangkan kitab

Kifayatul Mubtadi’in ini mengkaji tentang dasar-dasar

ilmu keislaman mencakup ilmu tauhid, ilmu fiqih, dan

tasawuf. Dengan praktik langsung serta

mempersilhkan pendengar untuk mempertanyakan

materi atau permasalahan yang sedang dihadapi dalam

sesi tanya jawab dalam pengajian keluarga ini.

Page 17: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

83

3. Materi Akhlak

Salah satu materi akhlak yang disampaiakn K.H

Tubagus Abdul Hakim yaitu pada pengajian mingguan

di Radio Krakatau FM yang mengkaji kitab Adabul

Alim Wal Mut’alim karya K.H. Hasyim Asy’ari.

Dalam kitab Adabul Alim Wal Mut’alim itu

menjelaskan tentang tiga macam adab seorang pelajar

dan tiga macam adab seorang guru. Yaitu adab kepada

dirinya, adab kepada ilmunya, dan adab kepada guru

dan muridnya. Salah satu isi materi ceramahnya yaitu:

Sebagai seorang santri itu harus

mempunyai sifat waro. Waro artinya menjaga

diri dari perkara yang haram. Kalau santri ingin

bisa ngaji harus berhati-hati dalam setiap

uruasan, segala sesuatu yang dibutuhkan

muta’alim itu harus halal semua dalam hal

pakaian, makanan, minuman, ucapan, melihat

sesuatu, mendengarkan sesuatu dan lain

sebagainya, tujuannya agar terang hatinya.

Contohnya seperti kita saat ini bisa melihat

karena adanya cahaya, kalau tidak ada cahaya

kita tidak bisa melihat walaupun mengguakan

kacamata sekalipun kalau melihat dari

kegelapan tidak akan terlihat. Begitu juga

dengan hati, hati juga bisa melihat dengan

adanya cahaya supaya pantas hati kita

menerima ilmu kita harus mempunyai sifat

waro, karena hati itu merupakan wadahnya

ilmu. Jalannya ilmu itu dari mata dan telinga

kemudian masuk ke dalam hati. Jadi kalau kita

Page 18: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

84

tidur ketika ngaji, telinga kita akan tertutup

tidak akan terdengar apa yang disampaikan dan

tidak akan masuk ke hati. Maka dari itu ketika

ngaji diusahakan jangan tidur nantinya tidak

akan paham apa yang disampaikan. Ngantuk aja

bisa salah dengar apalagi tidur.

Menurut penulis, K.H. tubagus Abdul hakim adalah da’i

yang lebih dominan menyampaikan materi syari’ah sehingga

materi dakwahnya lebih banyak menyinggung tentang fiqih

baik dalam pengajian harian, mingguan dan bulanan.

D. Respon Masyarakat Desa Kananga Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang Terhadap Dakwah K.H. Tubagus

Abdul Hakim

Dalam proses komunikasi atau dakwah, efek (atsar)

merupakan unsur-unsur terakhir sebagai perwujudan dari kerjasama

seluruh unsur lain. Efek merupakan ujung dari proses dakwah dalam

paradigma mekanistis. Sedang proses komunikasi atau dakwah adalah

hubungan seluruh pesan dari saat mulai dilontarkan hingga pesan itu

diterima oleh komunikan (mad’u).7

Pandangan masyarakat Kananga secara umum positif terhadap

sosok K.H. Tubagus Abdul Hakim dalam kiprah dakwahnya, mereka

menganggap dakwah yang disampaikan beliau mudah dipahami

dengan pemaparan materi yang sangat jelas dengan pemikirannya

yang sangat luas. beliau adalah sosok yang rendah hati, semangat

7 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer…, h.177

Page 19: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

85

untuk berdakwahnya sangat tinggi dan istiqomah dalam mengaji.

Serta selalu mengutamakan perbuatan nyata atau mencontohkan

berbagai perbuatan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

berdakwahnya, beliau menggunakan bahasa yang mudah dimengerti,

simpel, merujuk kepada beberapa referensi kitab sehingga

pendengarnya merasa puas terhadap pemaparan beliau.

Pandangan masyarakat terhadap dakwah K.H. Tubagus Abdul

Hakim dengan bermacam-macam pendapat beberapa orang atau

pendapat dari jama’ah maupun santri K.H. Tubagus Abdul Hakim.

Menurut jama’ah yang bernama Ustadz Encep warga Kp.

Kananga, Des. Kananga, Kec. Menes, Kab. Pandeglang. Sebagai

salah satu jama’ah pengajian bahwa Dakwah yang dibawakan K.H.

Tubagus Abdul Hakim mudah dipahami dengan pemaparan materi

yang sangat jelas dengan pemikirannya sangat luas.

Menurutnya Abah Hakim itu termasuk orang yang mempunyai

kelebihan, karena banyak orang yang berilmu tetapi ketika berdakwah

tidak bisa dimengerti orang lain. Begitu juga dalam menjawab

masalah-masalah yang ada, walaupun orang lain bisa menjawab,

tetapi jawaban mereka tidak memuaskan. jama’ah akan merasa puas

kalau Abah Hakim yang menjawab masalah-masalah itu.

Dalam pengajiannya, bahasa yang digunakan adalah bahasa

yang digunakan sehari-hari oleh jama’ah. Sehingga sangat mudah

Page 20: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

86

dipahami dan dimengerti. Bahasa yang digunakan ialah bahasa Sunda

atau bahasa Indonesia.

Pesan dakwah yang disampaikan merujuk kepada suatu kiab,

kitab yang dikaji pada pengajian rutin mingguan setiap hari kamis

yaitu kitab Madzahibul Arba’ah, Sohih Bukhari, Tafsir Munir, dan

lain sebagainya. Akan tetapi pesan dakwah yang disampaikannya juga

sesuai dengan kondisi atau keadaan. Misalnya di waktu bulan maulid,

membahas tentang kelahirannya Nabi Muhammad SAW. Pada bulan

rajab membahas tentang Isra mi’raj Nabi Muhammad SAW atau

diisrakannya Nabi dari masjidil Harom ke masjidil Aqso hingga ke

sidrotul muntaha serta keutamaan puasa sunnah di baulan rajab.

K.H. Tubagus Abdul Hakim mengajar pengajian di satu majlis

taklim saja, melainkan setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulannya

terdapat jadwal pengajian di beberapa tempat yaitu di daerahnya

maupun luar daerah. 8

Pendapat masyarakat yang bernama NK, yaitu warga Kp.

Kananga, Kec. Menes, Kab. Pandeglang. Yang bertempat tidak jauh

dari tempat tinggal K.H. Tubagus Abdul Hakim. Selain seorang

jama’ah, ia juga seorang pengajar di SMP Al-mu’thi Kananga di

bawah pimpinan K.H. Tubagus Abdul Hakim. Karena rumahnya tidak

8 Ustadz Encep (jama’ah pengajian) “Pandangan Masyarakat Terhadap

Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim,” wawancara oleh Hilyatul Mashunah,

Pandeglang, 27 April 2019.

Page 21: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

87

begitu jauh dari rumah abah Hakim, Eneng Kamilah sering

menyempatkan waktunya untuk belajar ilmu agama pada pengajian

rutin setiap hari ba’da subuh di majlis Kananga. Menurutnya dalam

penyampaian dawahnya K.H. Tubagus Abdul Hakim begitu mudah

dipahami karena penjabarannya yang sangat luas, dan merujuk kepada

banayak referensi kitab, sehingga pendengarnya merasa puas terhadap

pemaparan beliau. Walaupun sudah tua tetapi semangat untuk

berdakwahnya sangat tinggi, memegang teguh salafi mempersuasif

orang dengan cara lemah lembut sehingga kharismatik begitu melekat

padanya.9

Pendapat santri Kananga yang bernama Muhammad Rifqi Al

Aziz, ia merupakan seorang santri Kananga yang berasal dari Bogor,

Jawa Barat. Menurutnya dakwah yang disampaikan Abah Hakim itu

sangatlah jelas, simpel, mudah dipahami, menarik, istimewa, dan

sangat memuaskan dalam penyampaian-penyampaian dakwahnya.

Dalam penyampaian dakwahnya Abah Hakim itu hampir sama seperti

gurunya yaitu K.H. Tubagus Ahmad Bakri atau Mama Sempur, yang

ketika menjelaskan suatu masalah itu merujuk kepada beberapa

referensi kitab. Contohnya ketika pengajian Tafsir Jalalen ba’da

9 Eneng Kamilah, (Jamaah Pengajian) “Pandangan Masyarakat Terhadap

Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim,” Wawancara oleh Hilyatul Mashunah,

Pandeglang , 25 April 2019.

Page 22: BAB IV KONSEP DAKWAH K.H. TUBAGUS ABDUL HAKIM A. …

88

subuh, tidak hanya Tafsir Jalaennya yang dibahas, melainkan Alfiyah,

Ilmu Sharaf, Fiqih, dan nasihat perkembangan zaman juga dibahas

dalam pengajian Tafsir Jalaen tersebut. 10

Menurut Alan Ferdiansyah, yang merupakan murid atau salah

satu santri Kananga, yang berasal dari Bogor, Jawa Barat.

Menurutnya dakwah yang disampaikan Abah itu mudah dipahami dan

santai tidak menegangkan, sehingga kita merasa puas teerhadap apa

yang disampaikan beliau. Melihat keseharian Abah dengan jadwal

yang sangat padat dengan usia yang tidak muda lagi, hebatnya Abah

bisa mengatur jadwalnya, semua jadwal tidak terlepas dari mengaji

pengajiannya pun sampai keberbagai daerah di Indonesia. Kami

selaku santrinya pun measa senang dan bangga sekali bisa menjadi

muridnya Abah, mempunyai guru yang mampu memanfaatkan

waktunya hanya dipakai untuk ibadah.11

10

Muhammad Rifqi Al aziz (Santri) “Pandangan Masyarakat Terhadap

Dakwah K.H. Tubagus Abdul Hakim,” wawancara oleh Hilyatul Mashunah,

Pandeglang, 06 Mei 2019.

11 Alan Ferdiansyah (Santri), “Pandangan Masyarakat Terhadap Dakwah

K.H. Tubagus Abdul Hakim,” wawancara oleh Hilyatul Mashunah, Pandeglang, 29

April 2019.