16
31 BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Purworejo 4.1.1 Letak Geografis Secara geografis, Kabupaten Purworejo merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah. Terletak diantara 109 0 47’ 28” – 110 0 8’ 20” Bujur Timur dan 7 0 32’ – 7 0 54” Lintang Selatan. Luas daerahnya yaitu 1.034,82 km 2 yang terdiri dari ± 2/5 daerah daratan dan 3/5 daerah pegunungan, dengan batas-batas wilayah: Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang Sebelah Timur : Kabupaten Kulon Progo Provinsi DIY Sebelah Selatan : Samudra Indonesia Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen Gambar 4. Peta Kabupaten Purworejo

BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

31

BAB IV

KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Purworejo

4.1.1 Letak Geografis

Secara geografis, Kabupaten Purworejo merupakan bagian

dari Provinsi Jawa Tengah. Terletak diantara 1090 47’ 28” – 110

0 8’

20” Bujur Timur dan 70 32’ – 7

0 54” Lintang Selatan. Luas

daerahnya yaitu 1.034,82 km2 yang terdiri dari ± 2/5 daerah daratan

dan 3/5 daerah pegunungan, dengan batas-batas wilayah:

Sebelah Utara : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten

Magelang

Sebelah Timur : Kabupaten Kulon Progo Provinsi DIY

Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen

Gambar 4. Peta Kabupaten Purworejo

Page 2: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

32

Secara administratif, Kabupaten Purworejo dibagi menjadi

16 kecamatan yang terdiri dari 469 desa dan 25 kelurahan. Berikut

adalah tabel jumlah desan dan luas kecamatan Kabupaten

Purworejo.

Tabel 4.1

Jumlah Desa dan Luas Kecamatan Kabupaten Purworejo

No. Kecamatan Jumlah Desa Luas Wilayah

(Km2)

1. Grabag 32 64,92

2. Ngombol 57 55,27

3. Purwodadi 40 53,96

4. Bagelen 17 63,76

5. Kaligesing 21 74,73

6. Purworejo 25 52,72

7. Banyuurip 27 45,08

8. Bayan 26 43,21

9. Kutoarjo 27 37,59

10. Butuh 41 46,08

11. Pituruh 49 77,42

12. Kemiri 40 92,05

13. Bruno 18 108,43

14. Gebang 25 71,86

15. Loano 21 53,65

16. Bener 28 94,08

JUMLAH 494 1.034,82

Sumber: http://bappeda.purworejokab.go.id/

4.1.2 Kependudukan Kabupaten Purworejo

Di Kabupaten Purworejo terdapat 828.947 penduduk yang

terdiri dari 417.851 laki-laki dan 411.096 perempuan. Berdasarkan

Page 3: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

33

data jumlah penduduk hingga Oktober 2015, jumlah penduduk

dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Kabupaten Purworejo per Kecamatan

No. Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Kode Nama Jumlah % Jumlah % Kecamatan %

1. 33.6.01 Grabag 26.764 50,57 26.161 49,43 52.925 6,38

2. 33.6.02 Ngombol 19.167 49,85 19.280 50,15 38.447 4,64

3. 33.6.03 Purwodadi 22.470 49,54 22.887 50,46 45.357 5,47

4. 33.6.04 Bagelen 16.969 49,74 17.148 50,26 34.117 4,12

5. 33.6.05 Kaligesing 17.216 50,59 16.812 49,41 34.028 4,10

6. 33.6.06 Purworejo 45.545 49,84 45.834 50,16 91.379 11,02

7. 33.6.07 Banyuurip 22.917 49,64 23.245 50,36 46.162 5,57

8. 33.6.08 Bayan 27.172 49,92 27.256 50,08 54.428 6,57

9. 33.6.09 Kutoarjo 33.912 50,04 33.859 49,96 67.771 8,18

10. 33.6.10 Butuh 23.594 49,94 23.650 50,06 47,244 5,70

11. 33.6.11 Pituruh 28.987 50,80 28.075 49,20 57.062 6,88

12. 33.6.12 Kemiri 31.465 50,96 30.278 49,04 61.743 7,45

13. 33.6.13 Bruno 28.186 51,88 26.144 48,12 54.330 6,55

14. 33.6.14 Gebang 22.652 50,77 21.961 49,23 44.613 5,38

15. 33.6.15 Loano 20.586 50,92 19.839 49,08 40.425 4,88

16. 33.6.16 Bener 30.249 51,34 28.667 48,66 58.916 7,11

Jumlah 417.851 50,41 411.096 49,59 828.947

Jumlah Total 417.851 50,41 411.096 49,59 828.947

Sumber: http://www.purworejokab.go.id

Berdasarkan tabel di atas, Kecamatan Purworejo memiliki

jumlah penduduk yang paling banyak yaitu sebesar 91.379 jiwa

dengan jumlah laki-laki 45.545 jiwa dan perempuan 45.834 jiwa.

Sementara itu, Kecamatan Ngombol memiliki jumlah penduduk

yang paling sedikit di Kabupaten Purworejo yaitu sebesar 38.447

Page 4: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

34

jiwa dengan jumlah laki-laki 19.167 jiwa dan perempuan 19.280

jiwa.

4.1.3 Mata Pencaharian Masyarakat Kabupaten Purworejo

Kabupaten Purworejo merupakan daerah agraris yang

sebagian besar lahannya digunakan untuk pertanian. Oleh karena

itu, kebanyakan masyarakat di Kabupaten Purworejo

bermatapencaharian sebagai petani. Lahan pertaniannya sebagian

besar adalah sawah berpengairan nonteknis dan tadah hujan. Selain

ditanami padi, sebagian lahan di daerah tersebut juga ditanami

jeruk.

4.1.4 Kesenian di Kabupaten Purworejo

Kabupaten Purworejo memiliki cukup banyak Kesenian,

berikut adalah beberapa kesenian yang terdapat di Kabupaten

Purworejo:

1. Kesenian Kuda Lumping

Kesenian Kuda Lumping adalah tarian tradisional yang

menggunakan property berupa kuda tiruan. Kuda lumping atau

biasa juga disebut Jaranan/Jaran Kepang atau Jathilan

merupakan tarian tradisional dari Jawa yang menampilkan

sekelompok prajurit sedang menunggang kuda.

2. Kesenian Soyar Maole

Kesenian ini disajikan oleh 6 orang atau lebih pemusik dan 10

orang penyanyi. Lagu yang dibawakan melantunkan syiar

keislaman yang diambil dari Al Qur’an dan dikolaborasikan

dengan bahasa jawa dan (saat ini) bahasa Indonesia, serta

diiringi musik seperti kendang; ketipung; rebana; rebana; besar;

dan kecer.

Page 5: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

35

3. Kesenian Cing Poo Ling

Kesenian Cing Poo Ling merupakan kesenian tari yang

menampilkan kisah prajurit penderek Ki Demang, dengan

diiringi tabuhan gamelan. Kesenian ini digunakan sebagai

sarana hiburan dalam upacara-upacara adat yang berkaitan

dengan siklus kehidupan manusia, seperti dalam upacara

pernikahan, upacara khitanan, penyambutan tamu-tamu

terhormat, peringatan kemerdekaan RI dan hari-hari besar

lainnya

4. Kesenian Ketoprak

Kesenian Ketoprak merupakan jenis pertunjukan rakyat yang

memiliki gabungan unsur-unsur tari suara, musik, sastra, drama,,

dan lain-lain. Dari beberapa unsur tersebut, unsur drama adalah

yang paling menonjol. Cerita yang dibawakan pada pementasan

kesenian ini merupakan cerita permasalahan sehari-hari yang

dialami masyarakat.

5. Kesenian Incling

Kesenian ini sebenarnya bersumber dari sebuah cerita yang

terdapat di Jawa Timur dan khususnya Karisidenan Madiun

yang berpusat di Ponorogo.

6. Kesenian Kentrung

Kesenian Kentrung atau kentrungan biasa dimainkan pada saat

hari-hari besar Islam, acara pernikahan, khitanan, dan acara

besar lainnya. Kesenian ini dimainkan dengan menggunakan

alat musik yang terdiri dari gendang, rebana, ketipung, serta

jidur. Kesenian ini berisikan cerita-cerita para nabi, wali, serta

lagu-lagu Islam.

7. Kesenian Cekok Mondhol

Kesenian Cekok Mondhol merupakan kesenian tradisional

kerakyatan yang bernuansa keagamaan Islam. Kesenian ini

tumbuh dan berkembang di Desa Ngasinan Kecamatan Bener

Page 6: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

36

Kabupaten Purworejo. Gerak, lagu, syair, dan music iringannya

merupakan hasil adaptasi dari kesenian Kubro Siswo yang

berasal dari Magelang.

4.2 Kesenian Tari Dolalak

4.2.1 Sejarah Berdirinya Kesenian Tari Dolalak

Kesenian Tari Dolalak merupakan akulturasi dari budaya

Barat (Belanda) dan Timur (Jawa). Pada waktu Indonesia diperintah

oleh Belanda, daerah Kabupaten Purworejo terkenal sebagai daerah

milisi (tempat melatih serdadu/tentara). Angota milisinya terdiri dari

orang-orang pribumi yang tidak hanya berasal dari Purworejo, tetapi

juga dari luar daerah Purworejo.

Ternyata kehidupan di tempat tersebut membosankan,

hingga akhirnya mereka mencari hiburan dengan bernyanyi sambil

menari. Bagi yang terbiasa menari, mereka akan menari dan bagi

yang terbiasa pencak silat ataupun berdansa, mereka akan pencak

silat ataupun berdansa. Hal itu mereka lakukan hanya sekedar untuk

menghibur diri.

Hingga akhirnya pada tahun 1915, tiga orang santri

bersaudara yang berasal dari Dukuh Sejiwan Desa Trirejo

mengemas tari dan lagu tersebut menjadi sebuah tarian/kesenian.

Ketiga pemuda tersebut bernama Rejo Taruna, Duliyat, dan

Renodimejo. Penamaan Dolalak diambil dari dominannya notasi

nada do – la – la yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian

dansa mereka.

Ketika pertama kali tercipta, kesenian ini tidak diiringi

dengan alat musik, namun diiringi dengan nyanyian yang dilagukan

oleh para pengiringnya. Lagu-lagu yang diciptakan biasanya

Page 7: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

37

bernuansa romantis bahkan ada yang erotis. Nyanyian tersebut

dinyanyikan silih berganti atau terkadang secara koor bersama.

4.2.2 Bentuk Penyajian Kesenian Tari Dolalak

1. Dolalak Tradisi

Dolalak Tradisi yaitu penyajian Kesenian Tari Dolalak semalam

suntuk antara 4 – 6 jam. Dalam penyajiannnya 1 tembang bisa sampai

30 menit. Penyajian bentuk ini biasanya dilakukan pada saat acara

tanggapan. Pada bentuk penyajian Kesenian Tari Dolalak ini, biasanya

sebelum melakukan tarian dilakukan beberapa ritual terlebih dahulu

dan nantinya pada pertengahan tarian akan dinyanyikan tembang

khusus untuk memanggil roh yang nantinya akan menyebabkan

terjadinya trance (mendem).

Dolalak Tradisi ini memiliki kekhasan yaitu pada saat tampil

pemusik/pengrawit harus berhadap-hadapan dengan para penari. Hal

ini bertujuan agar saat terjadi trance, penari yang mengalami trance

dapat dengan mudah mendatangi para pemain musik untuk memberi

tahu keinginannya.

Pada saat tanggapan, pihak yang ingin menanggap Kesenian Tari

Dolalak juga harus menyediakan sesaji yang terdiri dari ingkung bakar,

degan/kelapa muda, minyak wangi (harus minyak wangi yang

bergambar duyung), rokok kretek, rokok menyan, rokok putih, bedak,

pengilon/kaca kecil, nginang, lawe (benang/tali), nasi tumpeng

lengkap, telur ayam kampung, kopi pahit, kopi manis, teh pahit, teh

manis, minuman gula jawa dikasih jipang beras, kemenyan, kembang

telon (mawar ungu, mawar putih, mawar merah), dan ditaruh di dalam

tenong.

Page 8: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

38

2. Dolalak Kemasan Padat

Dolalak kemasan padat yaitu Kesenian Tari Dolalak hanya dimainkan

selama 15 menit – 25 menit atau sesuai dengan kebutuhan. Penyajian

Kesenian Tari Dolalak bentuk ini biasanya dilakukan pada acara-acara

festival tari, penyambutan tamu pemerintahan atau acara-acara lainnya

yang tidak memiliki durasi panjang. Pada Dolalak kemasan padat ini

biasanya terdapat beberapa gerakan/tarian yang dikemas menjadi satu

paket dalam sekali pertunjukan.

4.2.3 Elemen-Elemen dalam Kesenian Tari Dolalak

1. Gerak

Gerak tari Dolalak merupakan gerak keprajuritan didominasi oleh

gerak yang rampak dan dinamis nyaris seperti gerakan bela diripencak

silat yang diperhalus. Gerakan “kirig” yaitu gerakan bahu yang cepat

pada saa-saat tertentu, merupakan ciri khas gerakan Kesenian Tari

Dolalak. Gerakan dalam kesenian ini dibagi menjadi 4 gerakan.

Berikut beberapa gerakan dasar Kesenian Tari Dolalak:

- Gerakan Kaki: jinjit, ngetol, pencik,angkat kaki, sempoh(kaki

ditekuk), jengkeng.

Gambar 5. Gerakan Ngetol

Sumber: Tri Viani, 2011

Page 9: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

39

Gambar 6. Gerakan Pencik

Sumber: Tri Viani, 2011

- Gerakan Tangan: ngrayung/ngruji, taweng/tawing, ukel.

- Gerak Leher: tolehan, pacak jengko, dan coklekan

- Gerak Gabungan/Kordinasai. Ini adalah gerakan gabungan antara

tangan, kaki, leher dan badan. Gerak gabungan: bandul (gabungan

antara gerak kaki dan tangan), selut (gerak sambung), siak, selut,

kirig, lembeian, cakilan.

Page 10: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

40

Gambar 7. Gerak Bandul

Sumber: Tri Viani, 2011

Gambar 8. Gerak Siak

Sumber: Tri Viani, 2011

Page 11: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

41

Gambar 9. Gerak Kirig

Sumber: Tri Viani, 2011

2. Musik

Awlanya Kesenian Tari Dolalak ini tidak diiringi dengan alat musik,

namun seiring dengan perkembangan kesenian ini mulai diingiri

dengan alat musik. Alat musik yang biasa digunakan untuk mengiringi

yaitu jidur, terbang, kendang, rebana dan saat ini mulai ditambah

dengan orgen, drum, serta kendang.

Gambar 10. Alat Musik yang Dipakai dalam Kesenian Tari Dolalak

Sumber: Tri Viani, 2011

Page 12: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

42

3. Tembang/Lagu

Syair dalam tembang Dolalak ini bersifat keagamaan, pantun jenakan,

dan petuah-petuah. Judul dari tembang merupakan nama dari tarian

yang dibawakan. Berikut beberapa tembang Kesenian Tari Dolalak:

- Jalan-jalan

1. Pambukaning kidung minangka pambagya

Katur sagung para rawuh kang minulya

2. Miwah asung pudyastawa basukyarjo

Mugi antuk sihing Hyang Maha Kuwasa

3. Mila ing wardaya dahat kumacelu

Sung sugata sepi kawruh sru balilu

4. Awit sedyaning nala sayekti amung

Amemetri kabudayan adiluhung

5. Punika ta warni wewujudanira

Kabudayan asli saking Purworejo

- Ikan Cucut

1. Ikan cucut mandi di laut

Kena ombak bergoyang buntut

2. Kelap kelip lampu di kapal

Matrus Blanda turun sekoci

3. Arip-arip kita berlayar

Untuk bekal di hari nanti

4. Jangan suka makan mentimun

Mentimun itu banyak getahnya

5. Jangan suka duduk melamun

Mlamun itu tak ada gunanya

6. Burung gelatik kepala tiga

Tiga juga siapa yang punya

7. Rumah nona seperti rumah saya

Page 13: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

43

Iddadahu……………… mama

8. Minggu milir malilir lilir

Jauh…….. jauh…………….. mama

9. Hitam-hitam burung srigunting

Kalau terbang menyahut gangsir

- Ambil Kain

1. Kembang mlathi pantes den agem pra putri,

Ayo ngudi kagunan kita pribadi

2. Kembang menur megar anjrah kadya sawur,

Muji sukur mrih rukuning pra sedulur

3. Kembang mawar megar gandane angambar,

Samya sabar anggayuh kawruh kang anyar

4. Kembang gambir arum gandane sumilir,

Aja kibir kawruh kang durung kelair

5. Kembang suruh mbalasah saengga uwuh,

Kudu teguh ngadhepi baya pakewuh

6. Kembang jambe arum mencit panggonane,

Aja rame lamun lagya tandang gawe

7. Kembang soka megare kaya tinata,

Angudiya rahayuning nusa bangsa

4. Tata Rias dan Tata Busana

Dalam pementasannnya, Kesenian Tari Dolalak menggunakan tata rias

dan kostum. Tata rias dalam Kesenian Tari Dolalak tidak ada

patokannya, karena tarian ini bukan merupakan tarian karakter dan

tidak ada penokohan. Penari dalam kesenian ini hanya menggunakan

make up sewajarnya yaitu yang laki-laki di rias agar terlihat segar dan

penari perempuannya dirias agar terlihat cantik.

Page 14: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

44

Gambar 11. Tata Rias Penari Kesenian Tari Dolalak

Sumber: Kelompok Arum Sari

Kostum dalam kesenian ini mencontoh bentuk pakaian yang digunakan

oleh opsir Belanda. Berikut adalah kostum yang biasa digunakan:

- Baju dengan rumbai-rumbai, pangkat, dan motif untu walang

Gambar 12. Pakaian Kesenian Tari Dolalak (depan-belakang)

- Celana pendek. Dalam perkembangannya celana yang digunakan

tidak selalu pendek. Celana dapat disesuaikan dengan penarinya.

Page 15: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

45

Gambar 13. Celana Kesenian Tari Dolalak

- Memakai topi pet

Gambar 14. Topi Pet

- Berkaos kaki

- Berkacamata (pada umunya hitam)

- Sampur

Warna kostum yang digunakan biasanya berwarna hitam dengan kaos

kaki kuning dan motif untu walang berwarna merah putih, namun

Page 16: BAB IV KESENIAN TARI DOLALAK KABUPATEN PURWOREJO

46

seiring dengan perkembangannya warna kostum mulai menyesuaikan

dengan pasarnya tanpa menghilangkan ciri khas dari kostun Kesenian

Tari Dolalak itu sendiri.

Gambar 15. Penari Kesenian Tari Dolalak dengan Kostum

Lengkap

Sumber: Tri Viani, 2011

4.2.4 Versi Kesenian Tari Dolalak

Kesenian Tari Dolalak memiliki tiga versi, yaitu versi mlaranan,

versi kaligesingan, dan versi pesisir. Yang bedakan dari ketiganya ini

adalah cengkok dan gerakannya. Dolalak versi mlaran cenderung ditarikan

oleh penari perempuan. Dolalak versi kaligesingan dikenal sebagai

Dolalak yang memiliki gerakan lincah.