Upload
ngoxuyen
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini mengenai deskripsi pra siklus, deskripsi siklus 1,
dan deskripsi siklus 2. Deskripsi siklus 1 tentang perencanaan, tindakan dan
observasi, dan hasil observasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini.
4.1.1 Deskripsi Pra Siklus
Kondisi awal pelaksanaan pembelajaran, guru masih menggunakan metode
konvensional dan hanya menyuruh siswa untuk mencatat kemudian siswa diberi
penjelasan sedikit, pada batas tuntas hasil belajar 65, masih banyak siswa yang
belum tuntas. Hasil belajar bahasa Indonesia belum tuntas berjumlah 10 atau
55.5% dan siswa tuntas berjumlah 8 dengan persentase 44.4%. Observasi tersebut
maka peneliti bersama guru kelas mengadakan tindakan kelas untuk
meningkatkan hasil belajar.
4.1.2 Deskripsi Siklus 1
Deskripsi siklus pertama ini mengenai tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat di bawah ini.
4.1.2.1 Tahap Perencanaan
Siklus 1 terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada minggu pertama bulan April.
Persiapan sebelum pembelajaran tentang materi membaca teks pengumuman,
kolaborator bersama peneliti mempersiapkan media berupa teks pengumuman.
Selanjutnya kolaborator mempersiapkan RPP, daftar presensi siswa, lembar
pengamatan berupa rubrik penilaian, serta ruang yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran.
42
2) Pertemuan kedua
Perencanaan pada pertemuan kedua sebagai perbaikan pada pertemuan
pertama yang membedakan dari pertemuan pertama yaitu tentang materi membaca
pengumuman sesuai lafal dan intonasi yang tepat.
3) Pertemuan Ketiga
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai perbaikan pada
pertemuan pertama dan kedua. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk tes
membaca pengumuman dengan materi yang sudah dipelajari.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi mengenai pertemuan pertama, kedua
dan ketiga, dan hasil observasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini.
a) Pertemuan Pertama
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 2 April 2013
kegiatan tersebut adalah pada kegiatan awal Pembelajaran ruang telah ditata rapi
sesuai persiapan pembelajaran, siswa duduk dengan pasangannya masing-masing
yang berjumlah 2 siswa dan mereka masing-masing berpikir sesuai dengan materi
dan atau pertanyaan yang diberikan oleh guru. Untuk mengawali pembelajaran ini
guru mengucapkan salam, melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa,
“Apakah kalian pernah membaca teks pengumuman? Mengapa pada saat
membaca teks pengumuman tersebut kita harus membaca nyaring suatu
pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat?” Guru menginformasikan
tetang materi yang akan dipelajari, yaitu membaca teks pengumuman.
Sebelumnya guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yakni
metode berpikir berpasangan berbagi.
Kegiatan inti meliputi guru meminta setiap pasangan siswa untuk maju ke
depan kelas untuk berbagi dengan cara berpasangan mengumumkan teks
pengumuman, siswa saling mencermati cara mengumumkan dari segi intonasi,
lafal, dan volume suara. Siswa secara bergantian saling mengoreksi cara
mengumumkan yang benar. Siswa secara bergantian menilai temannya yang
43
tampil dan memberikan komentar. Guru meminta siswa satu persatu
mengumumkan di depan teman-temannya yang lain. Siswa dan guru memberikan
komentar dan penilaian kepada penyampai pengumuman. Siswa terbaik pertama
diberi penghargaan dari guru dan teman-teman.
Kegiatan akhir siswa bersama guru merangkum dan menyimpulkan cara
mengumumkan yang benar. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Guru
mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Hasil observasi
Pertemuan pertama untuk hasil observasi kinerja guru dengan kriteria baik
dengan skor 93 dan hasil observasi kinerja siswa dengan kriteria cukup dengan
skor 72.
b) Pertemuan Kedua
1) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 9 April 2013 kegiatan tersebut
adalah pada pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.35-08.45 WIB. Sebelum
pembelajaran, guru memberikan materi tambahan yaitu tentang bagaimana cara
membaca yang tepat sesuai intonasi pada kalimat. Pada pertemuan ini guru juga
memberikan tujuan pembelajaran yaitu tentang bagaimana cara membaca nyaring,
siswa berpendapat secara berpasangan dan masing-masing siswa wajib
membacakan teks pengumuman tersebut.
Kegiatan inti meliputi setiap pasangan berdiskusi, kemudian siswa maju ke
depan kelas untuk berbagi dalam membaca pengumuman, setiap siswa wajib
memberikan pendapat dan menentukan pasangan selanjutnya untuk menyajikan
pengumuman. Siswa yang banyak menanggapi pendapat teman maka guru wajib
memberikan sanjungan.
Kegiatan akhir yaitu siwa diwajibkan bertanya kemudian menyimpulkan
bersama guru, masing-masing siswa diberi tugas rumah sebagai mengenai cara-
cara membaca nyaring.
2) Hasil observasi
Hasil observasi kinerja guru dengan kriteria baik dengan skor 108 dan hasil
44
observasi kinerja siswa pada pertemuan kedua adalah berkriteria baik yaitu
dengan skor 97.
c) Pertemuan Ketiga
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 16 April 2013 kegiatan tersebut
adalah untuk kegiatan awal yaitu masing-masing siswa menerima materi dan
mempelajari sesuai teks yang telah diberikan. Guru mengulas pelajaran membaca
dan menanyakan kepada seluruh siswa, “Apakah kalian sudah banyak latihan
membaca nyaring di rumah yang telah Bapak berikan?”. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran berupa: Seluruh siswa wajib memberikan pendapat dan
menerima pendapat. Kemudian masing-masing siswa wajib membaca individu.
Kegiatan inti meliputi: Siswa dengan pasangannya masing-masing ke depan
kelas untuk menyampaikan pengumuman yang benar. Masing-masing siswa wajib
memberikan menanggapi teman yang menyampaikan pengumuman. Siswa saling
mencermati cara mengumumkan dari segi kenyaringan dan volume suara. Siswa
diwajibkan menjadi yang terbaik ketika membaca nyaring dan guru memberikan
penghargaan kepada seluruh siswa.
Pada kegiatan akhir yaitu: Beberapa siswa mengusulkan tentang membaca
pengumuman. Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan. Guru meminta masing-masing siswa membaca teks pengumuman di
depan kelas sebagai tes lisan.
4.1.2.3 Hasil Tindakan
Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi kinerja guru dan siswa, dan
hasil tes membaca. Penilaian observasi kinerja guru dan siswa dilakukan oleh
observer. Sedangkan hasil tes membaca digunakan untuk mengukur hasil belajar
bahasa Indonesia dengan menggunakan rubrik penilaian.
4.1.2.4 Refleksi
Refleksi kegiatan pembelajaran pada siklus pertama diambil dari hasil
observasi kinerja guru dan siswa, dan hasil belajar bahasa Indonesia yaitu
membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan ketepatan intonasi.
45
Refleksi ini adalah sebagai perbaikan dalam proses pembelajaran yang sudah
berlangsung dengan kesesuaian indikator kinerja. Berdasarkan hasil belajar bahasa
Indonesia dan hasil observasi kinerja guru dan siswa adalah sebagai berikut:
Hasil belajar bahasa Indonesia menunjukkan bahwa pada siklus pertama
mengalami peningkatan dari kondisi awal yaitu 64.1 menjadi 67.6. Siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM sejumlah 4 siswa. Siklus pertama sudah selesai
maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar
nilai 65 maka di peroleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 18 siswa
dalam belajarnya sebanyak 14 siswa yang tuntas dengan mendapat nilai ≥65 dan 4
siswa tidak tuntas dengan mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan indikator
kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa
penulis memberikan patokan ≥75% dari jumlah keseluruhan siswa hasil
belajarnya meningkat dengan mencapai nilai di atas KKM=65 berdasarkan hasil
evaluasi siswa. Berdasaran hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah
meningkat, semula 44.4% menjadi 77.7% dengan jumlah keseluruhan siswa
dengan nilai maksimal 83.3 dan minimal 58.3.
Hasil observasi kinerja guru dan siswa diperoleh dari lembar observasi dari
pertemuan pertama sampai ketiga yaitu dengan kriteria baik. Hasil refleksi yang
diperoleh pada siklus pertama terdapat beberapa hambatan yaitu: a. Hambatan
penggunaan metode Berpikir Berpasangan Berbagi dalam penerapannya masih
banyak kekurangan yang terjadi, saat siswa melakukan diskusi guru hanya
memantau beberapa pasangan siswa, siswa saat melakukan diskusi cenderung
membicarakan dengan teman mengenai hal diluar pelajaran. b. Penyelesaian:
Untuk mengatasi hal dimana siswa lebih cenderung sedikit gaduh dan kegiatan
diskusi di luar materi, mengadakan partisipasi aktif disetiap pasangan pada siklus
kedua guru akan memberikan hadiah perpasangan yaitu berupa penilaian individu.
Hambatan-hambatan tersebut, maka peneliti bersama kolaborator berdiskusi
dengan observer guna memperbaiki kekurangan atas hambatan-hambatan yang
sudah dilalui pada siklus pertama yaitu dengan mempelajari model kooperatif
metode berpikir berpasangan berbagi dengan sepenuhnya dan pemberian apresiasi
46
kepada anak. Guru bersama observer telah melakukan proses perbaikan
pembelajaran dari awal sampai akhir dan juga telah mencatat semua temuan
dalam perbaikan pembelajaran siklus pertama. Selanjutnya digunakan untuk
menyusun perbaikan pembelajaran siklus kedua.
4.1.3 Deskripsi Siklus 2
Deskripsi siklus kedua meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan
dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di
bawah ini.
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
a) Pertemuan Pertama
Pelaksanakan pada minggu kedua bulan April 2013. Peneliti bersama guru
mempelajari materi berupa teks bacaan pantun serta mempersiapkan RPP dan
lembar observasi kinerja guru dan siswa. Siswa diorganisasi menjadi 9 pasangan,
setiap pasangan terdiri dari 2 siswa.
b) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan dengan materi membaca pantun. Materi pantun lebih
banyak dari materi sebelumnya. Kolaborator bersama observer menyusun RPP
dan lembar observasi guna tindakan perbaikan.
c) Pertemuan Ketiga
Kolaborator bersama peneliti bekerja sama dengan observer dengan
mengupayakan seluruh tenaga dan pikiran, maka pertemuan ketiga direncanakan
dengan upaya maksimal baik penyusunan RPP sesuai dengan model, teks bacaan,
maupun lembar observasi.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
a) Pertemuan Pertama
1) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17 April 2013, beberapa kegiatan
sebagai berikut:
47
Kegiatan awal siswa duduk dengan pasangannya. Guru bertanya pada siswa
“Pada pertemuan minggu lalu, yaitu tentang bagaimana cara-cara membaca,
kemudian pada pertemuan ini kalian secara berpasangan wajib membaca pantun
di depan kelas”. Guru juga menyampaikan tujuan berupa: Membaca pantun
dengan pasangan.
Kegiatan inti meliputi: Masing-masing siswa menerima dan mempelajari
materi, guru meminta setiap pasangan siswa untuk maju ke depan kelas untuk
membaca pantun, siswa menanggapi penyaji. Guru meminta siswa satu persatu
mengumumkan di depan teman-temannya yang lain. Siswa dan guru memberikan
komentar dan penilaian kepada penyampai pantun. Siswa bersama guru berdiskusi
membahas materi tersebut.
Pada kegiatan akhir siswa bersama guru menyimpulkan tentang membaca
pantun. Guru melaksanakan tindak lanjut berupa materi yang harus dipelajari
berikutnya.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi pada pertemuan pertama untuk kinerja guru berkriteria
sangat baik dengan skor 97 dan hasil observasi kinerja siswa berkriteria baik
dengan skor 84.
b) Pertemuan Kedua
1) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 18 April 2013 kegiatan tersebut
adalah: Pada kegiatan awal pertemuan ini berlangsung pada pukul 08.10-09.35
WIB. Semua siswa diberi materi teks bacaan. Guru menyampaikan tujuan berupa
cara membaca dengan berbalas pantun.
Kegiatan inti meliputi masing-masing siswa membaca materi, kemudian
siswa berpasangan. Satu sampai dua pasang membaca pantun di depan kelas.
Pasangan lain mendengarkan menanggapi pembacaan pantun. Dua pasangan
berikutnya membaca pantun secara berbalas. Siswa lain menanggapi penyaji
pantun. Setiap pasangan diberi penghargaan dari siswa lain dan guru. Kegiatan
akhir siswa menyimpulkan materi bersama pasangannya. Guru melakukan tindak
lanjut tentang cara membaca dari segi lafal dan ketepatan intonasi.
48
2) Hasil Observasi
Pertemuan kedua untuk kinerja guru berkriteria sangat baik dengan skor 118
dan hasil observasi kinerja siswa berkriteria sangat baik dengan 104.
c) Pertemuan Ketiga
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 25 April 2013, beberapa
kegiatan sebagai berikut: Kegiatan awal pertemuan ini berlangsung pada pukul
11.00-12.10 WIB. Pembelajaran pada pertemuan ini guru mempersiapkan banyak
tambahan-tambahan materi yang digunakan dalam membaca. Lembar pengamatan
membaca. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu: Membaca sesuai
lafal dan intonasi yang tepat pada pantun baik individu maupun berpasangan.
Untuk individu sebagai penilaian tes lisan, dan setiap pasangan wajib
membacakan pantun secara berbalas.
Kegiatan inti meliputi guru meminta setiap siswa untuk membaca pantun
dan memperhatikan tanda baca yang ada pada teks, siswa dituntut aktif
menanggapi seluruh siswa yang menyajikan pantun di kelas. Semua pasangan
membacakan pantun dengan berlasan, pasangan lain menanggapi cara yang tepat
dalam membaca. Setiap siswa yang menanggapi diberi nilai tambahan, dan jika
pasangan mampu menanggapi sesuai materi yang dibacanya juga mendapatkan
nilai lebih. Siswa secara bergantian membaca dan menanggapi secara individu
maupun kelompok untuk mencermati cara membaca pantun dari segi intonasi dan
pelafalan serta volume suara. Siswa secara keseluruhan diberi penghargaan dari
guru dan teman-teman.
Kegiatan akhir meliputi seluruh siswa menyimpulkan tentang cara membaca
yang tepat. Penilaian membaca individu sebagai tes lisan.
4.1.3.3 Hasil Tindakan
Hasil tindakan pada siklus kedua ini berupa hasil belajar bahasa Indonesia
dan hasil observasi kinerja guru dan siswa meliputi pertemuan pertama sampai
ketiga. Penilaian hasil belajar bahasa Indonesia dilakukan oleh kolaborator namun
hanya dilakukan pada akhir pertemuan dan peneliti bekerja sama dengan guru,
sedangkan hasil observasi kinerja guru dan siswa dilakukan oleh observer.
49
4.1.3.4 Refleksi
Setelah pertemuan pertama, kedua, dan ketiga hasil refleksi digunakan
untuk membandingkan hasil belajar bahasa Indonesia dan hasil kinerja guru dan
siswa.
a) Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Hasil observasi ini diperoleh hasil observasi sangat baik, oleh karena
pengkondusian kelas sangat kondusif dan efektif. Seluruh siswa telah mampu
berpartisipasi untuk menanggapi dan mengungkapkan seluruh pendapatnya. Hasil
observasi kinerja guru juga meningkat.
b) Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Hasil belajar bahasa Indonesia pada pertemuan ketiga siklus kedua diketahui
bahwa terjadi peningkatan dari 14 menjadi 16 siswa. Siswa yang tidak tuntas
diduga tingkat kecerdasan dan faktor lingkungan keluarga yang mampu
mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut.
4.2 Hasil Analisis Data
Hasil analisis data didapat dari data nilai hasil belajar bahasa Indonesia pada
pra siklus, nilai hasil belajar bahasa Indonesia pada siklus pertama, dan nilai hasil
belajar pada siklus kedua yaitu data tes membaca pada akhir siklus dan lembar
observasi kinerja guru dan siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
SD Negeri 3 Tanggung diketahui bahwa nilai hasil belajar bahasa Indonesia kelas
4 dari pra siklus, siklus pertama, dan siklus kedua mengalami peningkatan melalui
metode Berpikir Berpasangan Berbagi.
4.2.1 Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru dan siswa diperoleh dari pengamatan yang
dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran.
4.2.1.1 Observasi Kinerja Guru
Hasil pengamatan observer dalam memberikan skor pada kinerja guru dan
siswa yaitu pada kriteria penskoran guru yaitu: Skor 1 jika pernyataan tersebut
50
kurang dilakukan oleh guru, skor 2 jika pernyataan tersebut cukup dilakukan oleh
guru, skor 3 jika pernyataan tersebut baik dilakukan oleh guru, skor 4 jika
pernyataan tersebut sangat baik dilakukan oleh guru. Untuk kriteria penilaiannya
adalah sebagai berikut: Kategori sangat baik jika skor 113-132, kategori baik jika
skor 93-112, kategori cukup jika skor 73-92, dan kategori kurang jika skor ≤ 72.
Kriteria penskoran siswa: Skor 1 jika pernyatan tersebut dilakukan oleh
kurang dari 10% dari seluruh jumlah siswa, skor 2 jika pernyataan tersebut
dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa, skor 3 jika pernyataan
tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa, skor 4 jika pernyataan
tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa.
Kriteria penilaian kategori sangat baik jika skor 101-120, kategori baik jika
skor 81-100, kategori cukup jika skor 61-80, kategori kuarang jika ≤ 60.
Untuk hasil belajarnya guru kelas bersama peneliti mengadakan penilaian berupa
pengamatan siswa dalam membaca. Hasil observasi kinerja; guru, siswa, dan hasil
belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Observasi Kinerja Guru dan Siswa Siklus 1
No Pertemuan
Hasil Observasi
Guru Siswa
Jumlah
Skor Kriteria
Jumlah
Skor Kriteria
1 1 93 B (Baik) 72 C (Cukup)
2 2 108 B (Baik) 97 B (Baik)
3 3 126 A (Sangat
Baik) 114
A (Sangat
Baik)
Kegiatan guru bersama siswa pada pembelajaran siklus pertama
berlangsung sesuai dengan perencanaan, namun diduga guru belum terbiasa
menggunakan metode berpikir berpasangan berbagi, siswa juga belum terbiasa
melakukan diskusi secara berpasangan. Sehingga hasil belajar bahasa Indonesia
mengalami kendala khususnya dalam membaca nyaring suatu pengumuman.
Maka hasil belajar bahasa Indonesia serta persentase dapat dilihat pada tabel 4.2.
51
Pelaksanaan siklus 2 merupakan rancangan perbaikan dari siklus
sebelumnya. Tentang kriteria penskoran guru yaitu: Skor 1 jika pernyataan
tersebut kurang dilakukan oleh guru, skor 2 jika pernyataan tersebut cukup
dilakukan oleh guru, skor 3 jika pernyataan tersebut baik dilakukan oleh guru,
skor 4 jika pernyataan tersebut sangat baik dilakukan oleh guru. Untuk kriteria
penilaiannya adalah sebagai berikut: Kategori sangat baik jika skor 113-132,
kategori baik jika skor 93-112, kategori cukup jika skor 73-92, dan kategori
kurang jika skor ≤ 72.
Kriteria penskoran siswa: Skor 1 jika pernyatan tersebut dilakukan oleh
kurang dari 10% dari seluruh jumlah siswa, skor 2 jika pernyataan tersebut
dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh jumlah siswa, skor 3 jika pernyataan
tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa, skor 4 jika pernyataan
tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh jumlah siswa.
Kriteria penilaian kategori sangat baik jika skor 101-120, kategori baik jika
skor 81-100, kategori cukup jika skor 61-80, kategori kuarang jika ≤ 60.
Pelaksanaan siklus 2 diperoleh peningkatan kinerja guru dan siswa dapat
diliahat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Kinerja Guru dan Siswa Siklus 2
No Pertemuan Hasil Observasi
Guru Siswa
Jumlah
Skor Kriteria
Jumlah
Skor Kriteria
1 1 97 B (Baik) 84 B (Baik)
2 2 118
A (Sangat
Baik) 104
A (Sangat
Baik)
3 3 129
A (Sangat
Baik) 115
A (Sangat
Baik)
Perbandingan hasil observasi kinerja guru dan siswa terdapat pada tabel 4.6
jika dilihat dari skor rata-rata dan kriteria terjadi peningkatan kinerja guru dan
siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
52
Tabel 4.3
Perbandingan Hasil Kinerja Guru dan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
No Kinerja
Hasil Observasi
Guru Siswa
Rata-rata
skor Kriteria
Rata-rata
skor Kriteria
1 Siklus 1 109 B (Baik) 94.3 B (Baik)
2 Siklus 2 114.6 A(Sangat
Baik) 101 A(Sangat Baik)
4.2.2 Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Berdasrkan nilai hasil belajar Bahasa Indonesia melalui metode Berpikir
Berpasangan Berbagi diperoleh dari hasil tes evaluasi yaitu tes lisan dari pra
siklus, siklus pertama, dan siklus kedua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.4
Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 1
Nilai Banyaknya Siswa Persentase (%) Keterangan
45-54 1 5.5 Tidak Tuntas
55-64 3 16.6 Tidak Tuntas
65-74 9 50.0 Tuntas
75-84 5 27.7 Tuntas
Jumlah 18 100%
Nilai Rata-rata 67.6
Nilai Tertinggi 83.3
Nilai Terendah 50
Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode berpikir berpasangan berbagi terjadi peningkatan, namun masih
ada 4 siswa belum memenuhi KKM(=65) dan 14 siswa telah memenuhi KKM.
Untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia. Pada siklus kedua nilai hasil
belajar Bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
53
Tabel 4.5
Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus 2
Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan
45-54 0 0 -
55-64 2 11.1 Belum Tuntas
65-74 5 27.7 Tuntas
75-84 11 61.1 Tuntas
Jumlah 18 100%
Nilai Rata-rata 72.2
Nilai Tertinggi 83.3
Nilai Terendah 58.3
Siklus ini menggunakan model pembelajaran kooperatif metode berpikir
berpasangan berbagi tampak adanya peningkatan aktivitas guru bersama siswa
dan hasil belajar bahasa Indonesia. Untuk 2 siswa tidak tuntas karena ia belum
menyadari betapa pentingnya hasil belajar bahasa Indonesia, bukan hanya itu
upaya-upaya pun dilakukan guru bersama peneliti untuk meningkatkan ketuntasan
hasil belajarnya. Namun apa boleh buat siswa tersebut masih saja bersikap tidak
peduli pada materi yang telah disampaikan guru tersebut. Di bawah ini merupakan
nilai hasil belajar Bahasa Indonesia dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 4.6
Perbandingan Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
No
Sebelum
Tindakan Siklus 1 Siklus 2
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
1. Tidak
Tuntas 10 55.5 4 22.2 2 11.1
2. Tuntas 8 44.4 14 77.7 16 88.8
Jumlah 18 100 18 100 18 100
54
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri 3
Tanggung Tanggungharjo bahwa hasil belajar bahasa Indonesia siswa masih
rendah, diduga disebabkan oleh guru dalam mengajar, khususnya siswa kurang
mengerti di dalam benaknya yaitu tentang membaca. Siswa dapat membaca
dengan baik namun masih monoton sehingga cenderung menurunkan partisipasi
diantara masing-masing siswa, diduga pembelajaran yang dilakukan guru selalu
pasif, hal tersebut tampak bahwa pada waktu observasi guru hanya menyuruh
siswa untuk mencatat materi dan tanpa memperdulikan kebutuhan siswa sehingga
hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas 4 sebelum diadakan tindakan kelas
masih banyak siswa yang belum tuntas dalam belajarnya atau masih banyak hasil
belajar bahasa Indonesia di bawah KKM, khususnya pada materi tentang
membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat. Nilai
rata-rata kelas sebelum tindakan adalah 64.1. Siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan minimal hanya 8 siswa atau 44.4%, sedangkan siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa atau 55.5%. Nilai
tertinggi sebelum tindakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 85
sedangkan nilai terendahnya adalah 55.
Perbandingan yang tidak seimbang antara siswa yang tuntas dan tidak tuntas
karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan berarti siswa sudah mempunyai
kompetensi dibenaknya tentang materi membaca. Karena ke-8 siswa ini memang
mempunyai kecerdasan dan daya serap yang lebih dibandingkan teman-temannya.
Diduga 10 siswa yang lain belum bisa memasukkan materi ke dalam benaknya
sehingga apa yang disampaikan guru hanya bisa diserap walaupun hanya sedikit
itupun kalau siswa berkonsentrasi. Untuk meningkatkan hasil belajar bahasa
Indonesia pada kondisi awal, diperlukan pelaksanaan tindakan yang terdiri dari
dua siklus. Pada kedua siklus tersebut pembelajaran yang lebih menekankan pada
aspek ketrampilan membaca pada siswa terutama dalam kesesuaian lafal dan
ketepatan intonasi, maka diperlukan rencana, rancangan, secara sistematis dalam
kegiatan belajar mengajar serta mengupayakan agar siswa dapat berpartisipasi
55
secara maksimal dalam pembelajaran. Guru bersama peneliti menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode berpikir berpasangan berbagi.
Proses pembelajaran, siswa nampak berpartisipasi aktif dalam kegiatan
belajar mengajar, bekerjasama dengan pasangannya mengemukakan pendapat
tentang materi-materi yang diberikan oleh guru, serta setiap pasangan mampu
berbagi kesemua siswa, sehingga siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Maka hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.
Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia diperoleh dari tes lisan setiap akhir
siklus 1 dan siklus 2.
1) Siklus 1
Siklus 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode
berpikir berpasangan berbagi pada siswa kelas 4 telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal sebanyak 14 siswa dengan persentase 77.7% dan 4
siswa belum mencapai KKM dengan persentase 22.2%.. Nilai rata-ratanya
adalah 67.6, sedangkan nilai tertinggi adalah 83.3 dan nilai terendahnya
adalah 50.
2) Siklus 2
Siklus 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode
berpikir berpasangan berbagi pada siswa kelas 4 berjumlah 18, ada 2 siswa
tidak tuntas pada persentase 11.1% sedangkan 16 siswa telah tuntas pada
persentase 88.8% dengan pencapaian KKM ≥65. Nilai rata-ratanya adalah
72.2 sedangkan nilai tertinggi adalah 83.3 dan nilai terendahnya adalah 58.3.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra,
Dani Surya. 2011. Penerapan model pembelajaran kooperatif (Think Pair Share)
TPS untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas VIII B
SMP Negeri 3 Batu semester gasal 2011. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Data penelitian berupa Hasil
belajar kognitif siswa diperoleh melalui skor yang berupa tes yang dilakukan
setiap akhir siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil belajar Kognitif
siswa mengalami peningkatan sebesar 23,54% dari nilai rata-rata yang
sebelumnya 50,78% menjadi 74,12% pada siklus 1 dan pada siklus II meningkat
56
sebesar 16,56% dari rata-rata 67,81 % menjadi 84,37%. Hasil belajar afektif di
peroleh dari pengamatan rubrik penilaian aspek afektif yang dilakukan selama
kegiatan pembelajaran, dalam pengamatan pada siklus 1 jumlah nilai rata-rata
58,8% pada siklus II meningkat sebesar 80,1% ada peningkatan 21,3%. Pada
aspek afektif hasil belajar siklus I ke siklus II ada peningkatan 21,3% dan
penilaian aspek afektif siklus II lebih tinggi dari pada siklus I. adanya peningkatan
tersebut Dikarenakan siswa sudah memahami prosedur pembelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif model TPS pada saat proses belajar
mengajar. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif metode berpikir berpasangan berbagi dapat
meningkatakan hasil belajar ekonomi pada siswa SMP.
Berdasarkan hasil belajar bahasa Indonesia pada siklus 1 dan siklus 2
menggunakan model pembelajaran kooperatif metode berpikir berpasangan
berbagi dengan melibatkan keseluruhan siswa untuk aktif sehingga siswa dapat
memiliki kemampuan dalam membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia
tentang materi membaca suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat
serta membaca pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat, sehingga hasil
belajar Bahasa Indonesia telah meningkat, yaitu pada siswa kelas 4 Sekolah Dasar
Negeri 3 Tanggung Tanggungharjo semester II tahun pelajaran 2012/2013.