27
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi subjek pelaksanaan Penelitian ini di laksanakan di SD Negeri Ujung Ujung 01 dan SD Negeri Ujung Ujung 02 Kecamatan Pabelan semester II tahun ajaran 2015/2016 dengan subjek penelitian kelas IV SD Negeri Ujung Ujung 01 yang berjumlah 17 siswa dengan jumlah siswa laki laki 7 siswa dan 10 perempuan siswa. Sedangkan jumlah siswa SD Negeri Ujung Ujung 02 adalah 20 siswa dengan jumlah siswa laki laki 11 siswa dan 9 siswa perempuan. Lokasi SD Negeri Ujung Ujung 01 dan SD Negeri Ujung Ujung 02 berada disatu wilayah sekolah yang sama di Desa Ujung Ujung, Dusun Ujung Ujung Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Suasana SD Negeri Ujung Ujung 01 dan 02 berada ditengah pedesaan dekat dengan pemukiman penduduk desa Ujung Ujung. SD Negeri Ujung Ujung 01 merupakan SD Imbas dan SD Negeri Ujung Ujung 02 merupakan SD inti yang ada di Dusun Ujung Ujung yang terdiri dari kelas 1 samapai 6 dengan jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Ujung Ujung 01 adalah 88 siswa. Sedangkan SD Negeri Ujung Ujung 02 adalah 97 siswa, terdapat 17 ruangan 12 belas diantaranya adalah ruang kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar kelas 1 samapi 6 SD Negeri Ujung Ujung 01 dan SD Negeri Ujung Ujung 02, 1 kantor guru, 1 ruang perpustakaan dan 1 komputer, 1 ruang agama Kristen, dan 1 ruang UKS. Ruang kelas sudah cukup luas, sangat nyaman digunakan siswa untuk belajar. Fasilitas yang disediakan sekolah cukup lengkap terdapat alat alat peraga seperti kit air, kit cahaya, dan alat alat olahraga. SD Negeri Ujung Ujung 01 dan SD Negeri Ujung Ujung 02 juga memiliki alat alat drum band yang disediakan untuk kegiatan ekstrakulikuler bagi siswa kelas 4 sampai kelas 6. Tersedia 9 toilet, 4 toilet untuk SD Negeri Ujung Ujung 01, 4 toilet SD Negeri Ujung Ujung 02 dan 1 toilet

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10952/4/T1... · 2017-04-26 · lapangan bola, lapangan volly dan lapangan badminton

Embed Size (px)

Citation preview

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi subjek pelaksanaan

Penelitian ini di laksanakan di SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD

Negeri Ujung – Ujung 02 Kecamatan Pabelan semester II tahun ajaran 2015/2016

dengan subjek penelitian kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01 yang berjumlah

17 siswa dengan jumlah siswa laki – laki 7 siswa dan 10 perempuan siswa.

Sedangkan jumlah siswa SD Negeri Ujung – Ujung 02 adalah 20 siswa dengan

jumlah siswa laki – laki 11 siswa dan 9 siswa perempuan. Lokasi SD Negeri

Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 berada disatu wilayah

sekolah yang sama di Desa Ujung –Ujung, Dusun Ujung – Ujung Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang. Suasana SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan 02

berada ditengah pedesaan dekat dengan pemukiman penduduk desa Ujung –

Ujung.

SD Negeri Ujung – Ujung 01 merupakan SD Imbas dan SD Negeri Ujung

– Ujung 02 merupakan SD inti yang ada di Dusun Ujung – Ujung yang terdiri dari

kelas 1 samapai 6 dengan jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Ujung – Ujung 01

adalah 88 siswa. Sedangkan SD Negeri Ujung – Ujung 02 adalah 97 siswa,

terdapat 17 ruangan 12 belas diantaranya adalah ruang kelas yang digunakan

untuk proses belajar mengajar kelas 1 samapi 6 SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan

SD Negeri Ujung – Ujung 02, 1 kantor guru, 1 ruang perpustakaan dan 1

komputer, 1 ruang agama Kristen, dan 1 ruang UKS. Ruang kelas sudah cukup

luas, sangat nyaman digunakan siswa untuk belajar. Fasilitas yang disediakan

sekolah cukup lengkap terdapat alat – alat peraga seperti kit air, kit cahaya, dan

alat – alat olahraga. SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung

02 juga memiliki alat – alat drum band yang disediakan untuk kegiatan

ekstrakulikuler bagi siswa kelas 4 sampai kelas 6. Tersedia 9 toilet, 4 toilet untuk

SD Negeri Ujung – Ujung 01, 4 toilet SD Negeri Ujung – Ujung 02 dan 1 toilet

48

guru. Halaman sekolah cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara,

lapangan bola, lapangan volly dan lapangan badminton.

Jumlah tenaga pengajar di SD Negeri Ujung – Ujung 01 terdiri dari 11

tenaga pengajar dengan rincian 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama

islam, 1 guru bahasa inggris, 1 guru olahraga dan 1 guru komputer. Sedangkan

jumlah pengajar SD Negeri Ujung – Ujung 02 dengan rincian 1 kepala sekolah, 6

guru kelas, 1 guru agama islam, 1 guru agama Kristen, 1 guru komputer dan

terdapat 3 karyawan yang bertugas sebagai 2 orang penjaga sekolah serta 1 orang

sebagai satpam.

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian

Uji validitas dilakukan pada hari jumat, 26 februari 2016 di SD Negeri

Semowo 01 Kecamatan Pabelan, UJi validitas diujikan di kelas 3 SD Semowo 01

dengan jumlah 12 siswa, 7 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Setelah

mendapat data validitas dari soal yang diujikan. Peneliti menganalisis validitas

dan realibitas menggunakan spss 16. Dari soal yang diujikan, 10 soal valid dan 20

soal tidak valid, yang nantinya akan digunakan sebagai pretest dan posttest di

kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Penelitian dilaksanakan pada bulan februari sampai maret 2016 SD Negeri

Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02, pada bulan februari

dilakukan observasi sebelum melakukan penelitian. Penelitian dilakukan dengan 4

pertemuan yaitu pada tanggal 16 sampai 17 maret pelaksanakan penelitian untuk

kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran example non example di

SD Negeri Ujung – Ujung 01. Sedangkan pada tanggal 21 sampai 22 maret

pelaksanaan penelitian untuk kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran make a match di SD Negeri Ujung – Ujung 02. Dalam penelitian ini

dibutuhkan observer sebagai pengamat jalannya proses belajar mengajar

sedangkan peneliti sebagai pengajar.

49

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 maret 2016 di SD

Negeri Ujung – Ujung 01 pembelajaran dilakukan selama 2 X 35 menit dimulai

pukul 07.00 – 08.10 wib. Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai

pembelajaran, menata tempat duduk, menanyakan keadaan siswa dan

mengabsensi siswa. Guru membagikan soal pretest untuk mengetahui

pengetahuan siswa sebelum diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran

example non example. Guru dan siswa melakukan tanya jawab berhubungan

dengan materi yang akan disampaikan, guru menjelaskan pengertian sumber daya

alam dengan materi pokok sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan

masyarakat. Guru menempelkan contoh – contoh sumber daya alam berdasarkan

manfaatnya di papan tulis, guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada

siswa untuk memperhatikan serta menganalisa gambar, melalui diskusi kelompok

satu bangku. Hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada lembar kerja

siswa yang sudah disediakan guru, setelah semua selesai mengerjakan guru

menempelkan contoh – contoh gambar sumber daya alam berdasarkan

ketersediaannya. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa

untuk memperhatikan serta menganalisa gambar. Hasil diskusi dari analisa

gambar tersebut dicatat pada lembar kerja siswa yang sudah disediakan guru pada

halaman berikutnya. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru

memberi konfirmasi mengenai jawaban dan memberi kesempatan siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami. Sebelum mengakhiri pembelajaran

guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari,

melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan mengenai perasaan siswa

selama berlangsungnya pembelajaran apakah menyenangkan dan memahami

materi yang disampaikan.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis, 17 maret 2016

pembelajaran dilaksanakan 2 X 35 menit pukul 09.00 – 10.10, pembelajaran

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dipelajari pada

pertemuan sebelumnya. Guru menempelkan beberapa contoh gambar sumber daya

alam kemudian menjelaskan pengertian sumber daya alam hayati, guru memberi

petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan serta

50

menganalisa gambar, melalui diskusi kelompok satu bangku, untuk

menggolongkan sumber daya alam hayati. Hasil diskusi dari analisa gambar

tersebut dicatat pada lembar kerja siswa yang sudah disediakan. Setelah semua

selesai mengerjakan guru menjelaskan pengertian sumber daya alam non hayati,

guru meminta setiap kelompok untuk menggolongkan sumber daya alam non

hayati berdasarkan gambar yang ditempel di papan tulis pada lembar kerja

dihalaman berikutnya. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru

memberi konfirmasi mengenai jawaban dan memberi kesempatan siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami. Sebelum mengakhiri pembelajaran

guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari,

mengerjakan soal evaluasi (posttest).

Pada tanggal 21 maret 2016 pelaksanaan penelitian hari pertama di SD

Negeri Ujung - Ujung 02 dengan menggunakan model pembelajaran make a

match pembelajaran dilakukan selama 2 X 35 menit dimulai pukul 07.00 – 08.10

wib. Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran, menata

tempat duduk, menanyakan keadaan siswa dan mengabsensi siswa. Guru

membagikan soal pretest untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum diadakan

pembelajaran dengan model pembelajaran make a match. Guru dan siswa

melakukan tanya jawab berhubungan dengan materi yang akan disampaikan, guru

menjelaskan pengertian sumber daya alam, guru menempelkan poster contoh

gambar sumber daya alam berdasarkan manfaatnya dan ketersediaannya, guru

menjelaskan maksud dari poster yang ditempelkan. Siswa dibagi menjadi 2 kubu,

kubu pertama mendapatkan kartu pertanyaan, kubu kedua mendapatkan kartu

jawaban, Guru meminta setiap anggota kelompok yang mendapatkan kartu berisi

pertanyaan untuk mencari pasangan yang cocok dengan kelompok yang

mendapatkan kartu yang berisi jawaban dalam waktu 3 menit. Siswa yang sudah

menemukan pasangan sebelum waktu habis mendapatkan poin. Sedangkan siswa

yang tidak mendapatkan pasangan berkumpul di tempat tersendiri. Bagi siswa

yang sudah mendapat pasangan diminta untuk presentasi di depan kelas, siswa

yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan serta memberikan tanggapan

apakah pasangan itu cocok atau tidak antara pertanyaan dan jawabannya. Guru

51

memberikan konfirmasi tentang kebenaran serta kecocokan pertanyaan dan

jawaban dari pasangan yang telah presentasi. Diakhir pembelajaran guru bersama

– sama siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 22 maret 2016, pembelajaran

dilakukan selama 2 X 35 menit dimulai pukul 07.00 – 08.10 wib. Guru dan siswa

berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran, menata tempat duduk,

menanyakan keadaan siswa dan mengabsensi siswa. Pembelajaran dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan

sebelumnya. Guru menempelkan contoh gambar sumber daya alam, dari gambar

yang ditempelkan guru menjelaskan pengertian sumber daya alam hayati dan non

hayati, dengan bantuan guru siswa mengelompokkan contoh sumber daya alam

hayati dan non hayati. Siswa dibagi menjadi 2 kubu, kubu pertama mendapatkan

kartu pertanyaan, kubu kedua mendapatkan kartu jawaban, Guru meminta setiap

anggota kelompok yang mendapatkan kartu berisi pertanyaan untuk mencari

pasangan yang cocok dengan kelompok yang mendapatkan kartu yang berisi

jawaban dalam waktu 3 menit. Siswa yang sudah menemukan pasangan sebelum

waktu habis mendapatkan poin. Sedangkan siswa yang tidak mendapatkan

pasangan berkumpul di tempat tersendiri. Bagi siswa yang sudah mendapat

pasangan diminta untuk presentasi di depan kelas, siswa yang tidak mendapatkan

pasangan memperhatikan serta memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok

atau tidak antara pertanyaan dan jawabannya. Guru memberikan konfirmasi

tentang kebenaran serta kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang

telah presentasi, membuat kesimpulan bersama dan mengerjakan soal evaluasi

(posttest).

52

4.2. Tingkat Hasil Belajar Kelompok Kontrol

4.2.1. SD Negeri Ujung – Ujung 01

Deskripsi hasil belajar pretest dan posttest siswa pada pelajaran IPA

dengan materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan di SD Negeri

Ujung – Ujung 01 kelas IV sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model

pembelajaran Example non example dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Deskriptive Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

pretest_kontrol 17 30 90 51.76 3.951 16.292

posttest_kontrol 17 50 100 77.06 3.614 14.902

Valid N

(listwise)

17

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai minimal pretest kelompok

kontrol adalah 30 dan nilai tertinggi 90, dengan nilai rata – rata yang diperoleh

adalah 51,76. Sedangkan nilai minimal posttest dari kelompok kontrol adalah 50

dan nilai tertinggi adalah 100, dengan rata – rata 77,06.

a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar

Guna mengetahui adanya model pembelajaran example non example perlu

di lakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas kontrol siswa

kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01 Kecamatan Pabelan.

53

Melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Untuk mengetahui

distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Cara untuk menentukan kategori

menggunakan rumus:

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3.log 17

= 1 + 3,3.1,23044892

= 5,06048144

Keterangan :

K = Kriteria

N = Jumlah siswa

Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 17 siswa kelas

kontrol adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai

berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui

perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01 Kecamatan

Pabelan berada pada kategori apa, maka perlu dilakukan interval terlebih dahulu.

Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor

terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir

cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual rumus untuk mencari interval

tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Interval yang didapatkan adalah 14 maka nilai terendah atau kurang berada

pada interval 30 - 43, hampir cukup berada pada interval 44 - 57, cukup berada

pada interval 58 - 71, baik berada pada interval 72 - 85, sangat baik berada pada

interval 86 – 100.

54

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV

SD Negeri Ujung – Ujung 01

Kecamatan Pabelan

No Interval Kategori Hasil Belajar

Pretest Posttest

Frekuensi % Frekuensi %

1 30-44 Kurang 7 41,18 - -

2 45-59 Hampir

Cukup

4 23,52 1 5,88

3 60-74 Cukup 5 29,42 6 35,30

4 75-89 Baik - - 6 35,30

5 90-100 Sangat Baik 1 5,88 4 23,52

Total 17 100 17 100

Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretest

pada siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01 Kecamatan Pabelan, siswa yang

mendapat nilai pada interval 30 – 44 berada pada kategori kurang adalah 7 siswa

dengan persentase 41,18%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 45 – 59

berada pada kategori hampir cukup adalah 4 siswa dengan persentase 23,52%.

Siswa yang mendapat nilai interval 60 - 74 berada pada kategori cukup adalah 5

siswa dengan presentase 29,42%. Tidak ada siswa yang mendapat nilai pada

interval 75 – 89 yang berada pada kategori baik, siswa yang mendapatkan nilai

pada interval 90 – 100 berada pada kategori baik adalah 1 siswa dengan

persentase 5,88%. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar pretest kelas IV SD Negeri Ujung - Ujung 01, sebagian berada pada

kategori cukup.

Hasil belajar posttest siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01,

berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa Tidak ada

siswa yang mendapat nilai pada interval 30 – 44 yang berada pada kategori

kurang dan siswa yang mendapatkan nilai pada interval 45 – 49 pada kategori

55

hampir cukup adalah 1 siswa dengan persentase 5,88 %. Sebanyak 6 siswa yang

mendapat nilai pada interval 60 – 74 masuk pada kategori cukup dengan

persentase 35,30%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 75 – 89 yang berada

pada kategori baik adalah 6 siswa dengan persentase 35,30 %, dan siswa yang

mendapat nilai pada interval 90 – 100 adalah 4 siswa dengan persentase 23,52%

berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat

disimpukan bahwa hasil belajar posttest pada kelompok kontrol sebagian masuk

dalam kategori baik.

b. Rata – rata Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01

Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik

pretest maupun posttest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk

melihat perubahan perolehan/peningkatan persentase sebelum dan setelah

diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Examples Non Examples.

Adapun rata-rata maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam tabel 4.3

Tabel 4.3

Rata – Rata Belajar dan Perubahan Hasil Belajar IPA siswa

Kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01

Rata-Rata Hasil Belajar Perubahan

Pretest Posttest

51,76 77,05 25,29

Dari tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretest adalah

51,76 kemudian rata-rata hasil belajar posttest yaitu 77,05. Itu berarti bahwa hasil

belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan model Examples Non

Examples siswa Kelas IV SD Negeri Ujung -Ujung 01 terjadi kenaikan sebesar

25,29. Berikut ini grafik nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen

disajikan pada grafik 4.1

56

0

1

2

3

4

5

6

7

8

30-43 44-57 58-71 72-85 86-100

Skor Interval

pretest posttest

Grafik 4.1

Distribusi Frekuensi Skor Pretestt dan Postest Kelompok Kontrol SD Negeri

Ujung - Ujung 01

4.3. Tingkat Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

4.3.1. SD Negeri Ujung – Ujung 02

Deskripsi hasil belajar pretest dan posttest siswa pada pelajaran IPA

dengan materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan di SD Negeri

Ujung – Ujung 02 kelas IV sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran make a match dapat dilihat pada tabel 4.4

Frek

uen

si

57

Tabel 4.4

Deskriptive Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

pretest_ek

sperimen

20 20 70 50.00 2.991 13.377

pot_eksper

imen

20 40 90 71.00 2.982 13.338

Valid N

(listwise)

20

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai minimal pretest kelompok

eksperimen adalah 20 dan nilai tertinggi 70, dengan nilai rata – rata yang

diperoleh adalah 48,50. Sedangkan nilai minimal posttest dari kelompok

eksperimen adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 90, dengan rata – rata 71,00.

a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar

Guna mengetahui adanya model pembelajaran make a match perlu di

lakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen siswa

kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 02 Kecamatan Pabelan.

58

Melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Untuk mengetahui

distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Cara untuk menentukan kategori

menggunakan rumus:

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3.log 20

= 1 + 3,3.1,30103

= 5,293399

Keterangan :

K = Kriteria

N = Jumlah siswa

Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 20 siswa kelas

kontrol adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai

berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui

perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 02 Kecamatan

Pabelan berada pada kategori apa, maka perlu dilakukan interval terlebih dahulu.

Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor

terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir

cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual rumus untuk mencari interval

tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Interval yang didapatkan adalah 14 maka nilai terendah atau kurang berada

pada interval 20 – 34, hampir cukup berada pada interval 35 - 49, cukup berada

pada interval 50 - 64, baik berada pada interval 65 - 79, sangat baik berada pada

interval 80 - 100.

59

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV

SD Negeri Ujung – Ujung 02

Kecamatan Pabelan

No Interval Kategori Hasil Belajar

Pretest Posttest

Frekuensi % Frekuensi %

1 20-34 Kurang 3 15,00 - -

2 35-49 Hampir

Cukup

5 25,00 1 5,00

3 50-64 Cukup 10 50,00 4 20,00

4 65-79 Baik 2 10,00 6 30,00

5 80-100 Sangat Baik - - 9 45,00

Total 20 100 20 100

Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretest

pada siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 02 Kecamatan Pabelan, siswa yang

mendapat nilai pada interval 20 – 34 sebanyak 3 siswa pada kategori kurang,

dengan persentase 15,00%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 35 – 49

berada pada kategori hampir cukup adalah 5 siswa dengan persentase 25,00%.

Siswa yang mendapat nilai pada interval 50 – 64 adalah 10 siswa pada kategori

cukup dengan persentase 50,00%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval 65

– 79 berada pada kategori baik adalah 2 siswa dengan persentase 10,00% dan

tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 80 – 100 atau berada pada

kategori sangat baik. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar pretest kelas IV SD Negeri Ujung - Ujung 02, sebagian berada

dikategori cukup.

Hasil belajar posttest siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01,

berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak ada

siswa yang mendapatkan nilai pada interval 20 – 33 pada kategori kurang dan

60

siswa yang mendapatkan nilai pada interval 34 – 47 pada kategori hampir cukup

adalah 1 siswa dengan persentase 5,00 %. Sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai

pada interval 48 – 61 masuk pada kategori cukup dengan persentase 20,00%.

Siswa yang mendapat nilai pada interval 62 – 75 yang berada pada kategori baik

adalah 6 siswa dengan persentase 30,00%, dan siswa yang mendapat nilai pada

interval 76 – 100 adalah 9 siswa dengan persentase 45,00%. Berdasarkan hasil

diatas, maka dapat disimpukan bahwa hasil belajar posttest pada kelompok

kontrol masuk dalam kategori baik.

b. Rata – rata Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01

Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik

pretest maupun posttest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk

melihat perubahan perolehan/peningkatan persentase sebelum dan setelah

diberikan perlakuan dengan model pembelajaran make a macth. Adapun rata-rata

maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam tabel 4.3

Tabel 4.6

Rata – Rata Belajar dan Perubahan Hasil Belajar siswa

Kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 02

Rata-Rata Hasil Belajar Perubahan

Pretest Posttest

48,50 71,00 22,50

Dari tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretest adalah

48,50 kemudian rata-rata hasil belajar posttest yaitu 71,00. Itu berarti bahwa hasil

belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan model make a match siswa

Kelas IV SD Negeri Ujung -Ujung 02 terjadi kenaikan sebesar 22,50. Berikut ini

grafik nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen disajikan pada grafik

4.2

61

Grafik 4.2

Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen SD

Negeri Ujung - Ujung 02

4.4. Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Hasil Belajar Kelompok Kontrol

dan Kelompok Eksperimen

Berdasarkan uraian di atas terdapat perubahan hasil belajar pada kelas

kontrol dengan menggunakan model pembelajaran example non example, dan

perubahan hasil belajar kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran make a match. Untuk hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ujung

– Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 ternyata sedikit lebih tinggi dengan

menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples dibanding dengan

menerapkan model pembelajaran Make a match. Untuk hasil perbedaan pada

kedua kelompok ini dapat dilihat pada tabel 4.5

0

2

4

6

8

10

12

14

16

20-33 34-47 48-61 62-75 76-90

Skor Interval

pretest posttest

Frek

uen

si

62

Tabel 4.7

Komparasi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen ( SD Negeri Ujung – Ujung

01 ) dan Kelompok Kontrol (SD Negeri Ujung – Ujung 02 )

Tahap

Pengukuran

Rerata Skor (Mean) Kelompok Keterangan

Selisih

Skor

Kontrol

(SD Negeri Ujung –

Ujung 01)

Eksperimen (SD

Negeri Ujung - Ujung

02)

Awal 51,76 50,00 1,76

Akhir 77,05 71,00 6,05

Gain Skor 25.29 21,00 4,29

Dari tabel di atas dapat dilihat tahap awal pada kelas kontrol SD Negeri

Ujung – Ujung 01 nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 51,76 dan nilai akhir

77,05 dengan keuntungan yang diperoleh adalah 25,29. Sedangkan di SD Negeri

Ujung – Ujung 02 pada kelas eksperimen nilai awal yang diperoleh adalah 50,00

dan nilai akhir 71,00 dengan keuntungannya adalah 21,00. Untuk selisih secara

keseluruh antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen di SD Negeri Ujung

– Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 dari tahap awal mendapat 1,75

sedangkan pada tahap akhir 6,05 dengan nilai keuntungannya 4,29.

4.5. Hasil Uji Beda T-Test

Uji statistik parametrik hanya dapat digunakan apabila persyaratan analisis

atau asumsi analisis data yang akan diuji sudah terpenuhi/teruji. Persyaratan

analisis statistik parametrik antara lain data terdistribusi normal dan homogen.

Apabila distribusi tidak noirmal maka uji statistik menggunakan uji statistik non

parametrik. Data yang digunakan pada statistik parametrik berupa data kuantitatif

dengan skala pengukuran interval dan rasio. Alat statistik yang termasuk dalam

statistik parametrik, salah satunya adalah independent sample T-Test.

63

Independent sample T-Test atau Uji T Sampel Independen adalah

penafsiran data dengan 2 kasus yang berbeda, dengan cara membandingkan rata –

rata dua kelompok data. Syaratnya data harus berupa variable kuantitatif dalam

dua kelompok yang berbeda dan sampel yang digunakan acak terdistribusi

normal.

Langkah-langkah Uji Independent Samples T Test sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis

Ho : tidak ada perbedaan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

Ha : ada perbedaan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

2. Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5% atau

0,05.

3. Menentukan t hitung

Nilai t hitung (Equal Variances Assumed atau Equal Variances Not Assumed).

4. Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n-2.

5. Kriteria Pengujian

Ho diterima jika t hitung < t tabel

Ho ditolak jika t hitung > t tabel

Berdasarkan signifikansi:

Ho diterima jika signifikansi > 0,05

Ho ditolak jika signifikansi < 0,05

6. Kesimpulan

Tahap Uji Beda Rata-Rata dengan Uji Independent T Test ini menggunakan

program SPSS Statistics 16. for windows.

Rumusan hipotesis statistik (Sugiyono, 2010:120) sebagai berikut:

Ho: μ1 = μ2

Ha: μ1 ≠ μ2

64

a. SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya

distribusi data. Pada uji normalitas ini digunakan non parametric, dengan

menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov sebagai asusmsi data berdistribusi

normal jika nilai memiliki probabilitas (P) lebih besar dari 0,05. Perhitungan uji

normalitas menggunakan SPSS 16.0. Berikut hasil Uji Normalitas hasil belajar

Posttest.

Tabel. 4.8

Hasil Uji Normalitas Data Posttest SD Negeri Ujung – Ujung 01

dan SD Negeri Ujung – Ujung 02

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

posttest_kontrol posttest_eksperimen

N 17 20

Normal Parametersa,,b

Mean 77.06 71.00

Std.

Deviation

14.902 13.338

Most Extreme

Differences

Absolute .186 .220

Positive .186 .150

Negative -.166 -.220

Kolmogorov-Smirnov Z .769 .984

Asymp. Sig. (2-tailed) .596 .287

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan uji normalitas tersebut diketahui bahwa nilai probabilitas

Asymp.Sig.(2-Tailed) pada uji Kolmogorov-Smirnov pada kelompok kontrol

0,596 dan pada kelompok eksperimen nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-Tailed)

65

pada uji Kolmogorov-Smirnov 0,287. Probabilitas signifikansi Kolmogorov-

Smirnov kedua kelompok menunjukkan lebih dari 0,05, maka diketahui bahwa

data berdistribusi normal atau memenuhi persyaratan uji normalitas.

Grafik 4.3

Grafik Normalitas Distribusi Data Kelompok Kontrol Kelas IV SD

Negeri Ujung – Ujung 01

66

Grafik 4.4

Grafik Normalitas Distribusi Data Kelompok Eksperimen Kelas IV

SD Negeri Ujung – Ujung 02

b. SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 Uji

Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan untuk mengetahui tidaknya sama dua

kelompok penelitian. Kriteria pengujian ini yakni jika nilai signifikansi lebih dari

0,05 maka data dikatakan bahwa kedua kelompok penelitian ini sama berikut hasil

uji homogenitas soal posttest terhadap dua kelompok penelitian dengan

menggunakan Test Of Homogeneity Of Variance.

67

Tabel 4.9

Uji Homogenitas Hasil Posttest SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri

Ujung – Ujung 02

Dari uji homogenitas tersebut nilai signifikansi 0,576. Maka dapat

dikatakan bahwa dua kelompok penelitian ini sama atau homogen. Hal ini

ditunjukkan pada nilai probabilitas yang lebih besar dari nilai alpha ( α ) 0.05.

Sebagai uji prasyarat untuk melakukan uji beda, data hasil posttest pada dua

kelompok penelitian ini normal dan homogen.

Berdasarkan hasil dari uji normalitas yang menunjukkan bahwa persebaran

data posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal dan uji

homogenitas pada kelompok eksperimen dan kontrol yang menunjukkan bahwa

data posttest homogen, maka dengan demikian uji prasyarat telah terpenuhi

sehingga populasi data posttest tersebut dapat dikenakan untuk uji t (uji beda rata-

rata) sebagai acuan menguji hipotesis yaitu ada/tidak perbedaan rata-rata nilai

posttest yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Di

bawah ini disajikan hasil uji t (uji beda rata-rata) kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol masing-masing SD.

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.319 1 35 .576

68

Tabel 4.10

Analisis Uji Beda Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

SD Negri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

95%

Confidence

Interval of the

Difference

F Sig. T Df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce Lower Upper

nilai Equal

variances

assumed

.319 .576 1.305 35 .200 6.059 4.643 -3.367 15.484

Equal

variances

not assumed

1.293 32.5

14

.205 6.059 4.686 -3.480 15.598

Berdasarkan tabel diatas diketahui probabilitas sig (2 tailed) 0,200.

Probabilitas ini lebih dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok

penelitian ini tidak memiliki perbedaan.

Tahap yang dilakukan setelah melakukan uji beda pada kelompok

penelitian yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui diterima atau

tidaknya hipotesis yang sudah diajukan. Sebelumnya, hipotesis yang diajukan

yaitu ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri

69

Ujung – Ujung 01 yang menggunakan model Examples Non Examples dengan

siswa SD Negeri Ujung – Ujung 02 yang menggunakan model Make a match.

Adapun kriteria pengujian hipotesis berdasarkan taraf signifikansi yakni jika

probabilitas lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan tidak terdapat perbedaan, dan

jika probabilitas signifikansinya dapat dikatakan bahwa kurang dari 0,05 maka

dapat dinyatakan terdapat perbedaan antara dua kelompok penelitian.

4.6. Hasil Uji Hipotesis

Hasil uji t (uji beda rata-rata) terhadap nilai posttest kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dapat dijadikan acuan untuk menguji hipotesis. Hipotesis

yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut.

Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas IV SD dalam

pembelajaran menggunakan examples non examples dan model model make a

match.

Ha: Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas III SD dalam

pembelajaran menggunakan model examples non examples dan make a match.

Berdasarkan uji t (uji beda rata-rata) yang telah dilakukan terhadap nilai

posttest kelompok kontrol dan eksperimen, diperoleh hasil yaitu sig. (2-tailed)

0,200. Karena angka signifikansi/probabilitas menunjukkan nilainya > 0,05 maka

Ho diterima yaitu Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas

IV SD dalam pembelajaran menggunakan model examples non examples dan

model make a match.

4.7. Pembahasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ujung-Ujung 01 dan SD Negeri

Ujung-Ujung 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. SD tersebut masuk

dalam gugus Ki Hajar Dewantara. Peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri

Ujung-Ujung 01 sebagai kelas kontrol, dengan menggunakan model pembelajaran

Example non example dan SD Negeri Ujung-Ujung 02 sebagai kelas eksperimen

dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Proses pembelajaran

kedua model tersebut berjalan lancar sesuai dengan rencana pelaksanaan

70

pembelajaran. Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah

terdapat perbedaan yang signifikan keekfetifan model make a match dan example

non example ditinjau dari hasil belajar siswa dalam mapel IPA kelas IV SD

Negeri Ujung-Ujung 01/02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Semester II

tahun ajaran 2015/2016.

Hasil analisis persyaratan kedua kelompok adalah homogen karena nilai

signifikan kelas IV SD Negeri Ujung-Ujung 01 dengan SD Negeri Ujung-Ujung

02, 0,576 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut

homogen. Nilai posttest pada uji normalitas SD Negeri Ujung-Ujung 01 sebagai

kelompok control dari Asymp. Sig (2 tailed) adalah 0,596 > 0,05, sedangkan SD

Negeri Ujung-Ujung 02 sebagai kelompok eksperimen nilai dari Asymp. Sig ( 2

tailed) adalah 0,287 > 0,05, maka dapat diambil kesimpulan nilai posttest kedua

kelompok tersebut berdistribusi normal.

Analisis deskriptif dari skor hasil belajar siswa setelah pembelajaran,

diketahui nilai tertinggi pada kelas kontrol (SD Negeri Ujung-Ujung 01) yaitu 100

dan nilai terendahnya adalah 50, dengan rata-rata skor hasil belajar 77,05.

Sedangkan pada kelas eksperimen (SD Negeri Ujung-Ujung 02) nilai tertingginya

90 dan nilai terendahnya 40 dengan rata-rata skor hasil belajar 71,00. Dari 17

siswa dalam kelas kontrol 16 siswa yang mendapat nilai tuntas KKM dengan

presentase 94% dan 1 siswa yang mendapat nilai dibawh KKM dengan presentase

6%. 20 siswa dalam kelas eksperimen 17 siswa yang mendapat nilai tuntas KKM

dengan presentase 85% dan 3 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dengan

presentase 15%.

Uji T atau uji beda dilakukan untuk membandingkan skor hasil belajar

kedua kelompok penelitian. Uji beda dilakukan dengan menggunakan

independent sample T-Test pada SPSS.16, uji beda dilakukan dengan melihat

probabilitas sig.(2tailed), di SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung –

Ujung 02 yang menunjukkkan koefisien 0,200. Probabilitas ini menunjukkan

bahawa lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

antara kedua kelompok penelitian baik di SD Negeri Ujung – Ujung 01 maupun

SD Negeri Ujung – Ujung 02. Setelah melakukan uji beda dilakukan uji hipotesis

71

dengan kriteria signifikan probabilitas sig.(2tailed) dari uji beda menunjukkan

lebih dari 0,05, maka penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang

positif signifikan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01

dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 dengan menggunakan model pembelajaran

example non example dan make a match.

Hasil uji beda dan hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan antara kedua kelompok penelitian terhadap hasil posttest, sejalan

dengan adanya perbedaan rata-rata antara kedua kelompok penelitian dan jumlah

siswa yang tidak tuntas KKM. dari rata-rata skor hasil belajar, siswa pada

kelompok eksperimen maupun kelas kontrol tidak terpaut jauh dan hanya berbeda

tipis dengan nilai rata-rata kelas kontrol 77,05 sedangkan pada kelas eksperimen

mendapat nilai rata-rata 70,00. Berdasarkan jumlah siswa yang tuntas KKM,

siswa di SD Negeri Ujung – Ujung 01 pada kelompok kontrol mempunyai jumlah

persentasenya 95% dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 pada kelompok eksperimen

jumlah persentasenya 85%.

Hasil belajar kelompok kontrol yang diperoleh SD Negeri Ujung – Ujung

01 dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran example non example

dinyatakan lebih unggul dibanding dengan kelompok eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran make a match dengan perbedaan yang tidak

signifikan. Dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran example non example terlihat beberapa

aktivitas – aktivitas siswa yang memberi pengaruh positif diantaranya

a. siswa aktif dan antusias saat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran example non example, sehingga sebagian

besar siswa dapat memahami materi yang disampaikan.

b. Dengan menggunakan gambar sebagai sumber belajar siswa dengan mudah

menerima isi dari materi yang disampaikan.

c. Saat siswa menganalisis gambar yang ditunjukkan, siswa memulai penggali

informasi dari gambar yang ditunjukkan, menunjukkan bahwa rasa ingin tahu

siswa mulai terlihat dari diskusi kelompok satu bangku.

72

d. Saat mengerjakan soal posttest siswa mengerjakan dengan baik, dibuktikan

tidak ada siswa yang mencontek pekerjaan teman lainnya, dan mereka mampu

mengerjakan soal yang diberikan dengan percaya diri.

Dari hasil penelitian beberapa jurnal penelitian bahwa model pembelajaran

example non example dan make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa

yang berjudul :

Defri Haryono (2012) dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh model

pembelajaran examples non examples terhadap hasil belajar IPA kelas IV SDN

Mangunsari 04 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran

2011 / 2012”. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dibahas

pada bab IV dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh model

pembelajaran examples non examples dengan pembelajaran konvensional

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Mangunsari 04 Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil

rata-rata (mean) menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar

19,4848, sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol sebesar 8,2500. Hal tersebut

menunjukan pengaruh pada kelas yang menggunakan model pembelajaran

examples non examples (kelas eksperimen). Artinya bahwa rata-rata nilai kelas

eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dan hasil dari uji t-tes diketahui

nilai signifikansi pada uji F adalah 0,242 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima,

jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok kelas

eksperimen dan kontrol adalah sama). Dengan ini penggunaan uji t menggunakan

equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama) untuk itu

dibandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas. Oleh karena t hitung > t

tabel (4,759 > 1,996) dan signifikansi (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya

bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai kelas eksperimen dengan rata-rata nilai

kelas kontrol. Nilai t hitung positif, berarti rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi

dari pada kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar

1.23485 (19,4848 – 8,2500) dan perbedaan berkisar antara 6,52277 sampai

15,94693

73

Pengaruh penggunaan model pembelajaran make a match dengan media

gambar terhadap hasil belajar IPA materi SDA siswa kelas IV SDN Kertosari Kab

Temanggung (Esti Purwanti, 2012). Terdapat perbedaan hasil belajar IPA pada

materi SDA ditinjau dari perbedaan penggunaan pendekatan pembelajaran. Pada

kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran make

a match dengan media gambar diperoleh rata – rata sebesar 65,28. Sedangkan

pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran secara konvesional

(ceramah) diperoleh rat – rata sebesar 55,28, sehingga hasil belajar siswa kelas IV

SDN 2 Kertosari meningkat. Pengaruh tehnik pembelajaran make a match dengan

menggunakan media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas IV semester genap

di SD Imbas Gugus Bekisar Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun ajaran 2011 /

2012 (Meta Purwanti, 2012). Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan dapat

disimpulkan bahwa tehnik pembelajaran make a match dengan menggunakan

media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV daripada

pembelajaran konvensional (ceramah).