Upload
trandieu
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
49
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan PenelitianHasil penelitian pada pelaksanaan penelitian berisi tentang pelaksanaan
penelitian yang telah dilakukan. Adapun pelaksanaan penelitian terdiri dari dua
siklus yaitu Siklus I dan Siklus II.
4.1.1 Pelaksanaan Siklus IPelaksanaan Siklus I terdiri dari 4 tahapan sesuai dengan tahapan penelitian
menurut Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2010:137) yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pembelajaran pertama
dilaksanakan dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
Pelaksanaan Siklus I dimulai dengan perencanaan tindakan mengenai apa saja yang
akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran, kemudian
diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan tindakan itu dilakukan
pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu dijadikan sebagai bahan
refleksi. Adapun rincian dari tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut.
4.1.1.1 Perencanaan
Perencanaan Siklus I dilaksanakan dari bulan Februari hingga Maret 2013.
Diawali tanggal 25 Februari yaitu dilaksanakannya persiapan sebelum penelitian
dengan berkunjung ke SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora yaitu
untuk mengetahui sampai mana materi matematika yang telah disampaikan guru dan
berbincang-bincang mengenai rencana pembelajaran yang akan di desainnya pada
materi berikutnya. Guru diberikan sebuah buku untuk dijadikan referensi saat
penerapan pembelajaran yang akan dilakukan dan gambaran tahapan pembelajaran
dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Setelah dilakukannya
konfirmasi dengan pihak SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora,
kemudian tahapan yang dilakukan yaitu membaca materi yang akan diajarkan sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
50
Tahapan selanjutnya yaitu membuat kisi-kisi soal. Dari kisi-kisi soal itu
kemudian dibuat butir-butir soal Siklus I dan Siklus II. Butir-butir soal itu kemudian
di uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran di kelas 5 SDN Regenung 01
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Sebelum menguji lembar soal maupun
lembar angket terlebih dahulu meminta ijin kepada kepala sekolah untuk
mengujinya. Soal yang diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran sebanyak 30
soal, bentuk soal pilihan ganda dengan materi menyebutkan sifat-sifat bangun datar.
Setelah menguji butir soal, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu menguji lembar
angket, dimana pernyataan yang ada pada angket sebanyak 30 item pernyataan.
Setelah instrumen Siklus I selesai diuji, selanjutnya menguji butir soal dan lembar
angket untuk Siklus II materi selanjutnya menyebutkan sifat-sifat bangun ruang.
Jumlah butir soal dan butir pernyataan yang ada pada lembar angket pada Siklus II
sama dengan Siklus I.
Setelah mendapat soal-soal dari uji validitas, reliabelitas dan uji kesukaran
kemudian dipilih untuk soal-soal yang valid dan reliabel, dan untuk mengetahui
kesetaraan soal dipilih soal-soal yang sulit, sedang dan mudah. Dari 30 soal, yang
digunakan untuk tes yaitu 20 soal untuk Siklus I dan Siklus II. Sedangkan untuk
lembar angket dari 30 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur motivasi
belajar siswa yaitu sebanyak 25 item pernyataan. Sebelum pelaksanaan tindakan juga
harus membuat lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan sintak/tahapan
yang ada pada pembelajaran PAIKEM GEMBROT yang dilaksanakan oleh guru.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I terdiri dari 4 pertemuan
yakni pertemuan pertama pada tanggal 11 Maret 2013, pertemuan kedua pada
tanggal 12 Maret 2013, pertemuan ketiga pada tanggal 18 Maret 2013 dan pertemuan
keempat 19 Maret 2013 dengan standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun
dan hubungan antar bangun, kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun
datar. Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga dilakukan penyampaian materi
melalui pembelajaran PAIKEM GEMBROT, pertemuan keempat baru dilaksanakan
evaluasi yaitu memberikan soal tes dan kemudian dibagikannya lembar angket untuk
mengevaluasi siswa terkait motivasinya setelah mengikuti semua tahapan di akhir
pertemuan.
51
Perencanaan Siklus I yang terdiri dar 4 pertemuan, pada saat tindakan
dilakukan sesuai tahapan dari sintak PAIKEM GEMBROT, setiap pertemuan tidak
sampai selesai sintak tersebut jadi bersinambungan antara pertemuan kesatu, kedua,
ketiga, dan keempat. Kemudian RPP beserta sintak yang sudah disimpulkan dari
beberapa ahli itu dikonsultasikan denga ibu Supriyanti guru kelas 5 SDN 1 Ledok
Kecamatan Sambong Kabupaten Blora pada tanggal 8 maret. Sebelumnya guru
sudah diberikan gambaran mengenai pembelajaran PAIKEM GEMBROT, sehingga
pada kesempatan ini menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam RPP yang
berdasarkan sintak supaya pembelajaran berlangsung sesuai dengan sintak
pembelajaran tersebut. Guru belum sedikit paham mengenai permainan yang akan
dilakukan, oleh sebab itu didiskusikan bersama dan memperoleh titik temunya, dan
guru kelaspun memahaminya.
Persiapan bahan-bahan yang dibutuhkan mengenai alat peraga berupa macam-
macam bentuk bangun datar (persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat,
layang-layang , lingkaran, dan trapesium). Alat peraga tersebut terbuat dari kardus
yang dibentuk sesuai dengan macam-macam bangun datar tersebut, kemudian
dilapisi kertas warna supaya lebih menarik. Alat peraga ini dibuat setelah mengetahui
materi yang akan disampaikannya, supaya lebih siap dna matang. Peralatan-peralatan
(penggaris, gunting, busur derajat, kertas HVS, sedotan) perangkat evaluasi yang
meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal,membuat lembar angket, membuat
lembar observasi. Selain itu disiapkannya kamera yang akan digunakan untuk
mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar.
4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilakuakan sebanyak 4 kali pertemuan
sesuai dengan RPP. Langkah-langkah setiap pertemuan disesuaikan dengan sintak
PAIKEM GEMBROT. Pada pertemuan keempat selain mengumpulkan kliping
pembelajaran, dilaksanakan pula evaluasi pada akhir pembelajaran dengan
memberika tes dan pembagian lembar angket. Pertemuan pertama dilaksanakan hari
senin tanggal 11 Maret 2013 pada matapelajaran matematika dengan kompetensi
dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
52
Pada pertemuan pertama terdapat 2 indikator pembelajaran yaitu menemukan
contoh-contoh benda yang ada dilingkungan sekitar yang termasuk bangun datar, dan
menyebutkan macam-macam bentuk bangun datar. Pada kegiatan awal guru
menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa
memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas
sebagai wujud kepedulian lingkungan, menumbuhkan rasa ingin tahu dengan
menyampaikan pertanyaan-pertanyaan konsep-konsep prasyarat yang sudah
diketahuai oleh siswa sebelumya, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan pembelajaran PAIKEM
GEMBROT.
Pada kegiatan Inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu
pengertian bangun datar, siswa diajak keluar kelas untuk mencari contoh benda-
benda yang termasuk bangun datar berdasarkan definisi yang sudah didapatnya dari
guru. Setelah siswa memperoleh contoh-contoh bangun datar, siswa saling bertukar
pendapat dengan temannya kemudian dengan bimbingan guru bersama-sama
membahas apa yang sudah diperolehnya dalam pengamatan tersebut. Siswa
memanfaatkan pojok baca untuk mengenal dulu macam-macam bangun datar.
Dengan media yang sudah disiapkan siswa menyebutkan macam- macam bentuk
bangun datar. Siswa kemudian mengambil papan bangun datar sesuai dengan nama
yang sudah disebutkan. Bersama dengan kelompoknya siswa mengelompokkan
contoh bangun yang diperolehnya kedalam macam-macam bangun datar. Agar
pembelajaran tidak monoton, guru membagi kelompok bermain menyusun bangun
dengan sedotan. Guru meminta agar siswa membentuk bangun datar sesuai dengan
aba-aba guru dan menyebutkan contoh-contohnya. Yang mengangkat tangannya
terlebih dahulu dan jawaban itu benar, itulah yang menjadi juara dan berhak untuk
memberikan aba-aba kepada temannya untuk membentuk bangun datar beserta
contohnya. Guru memberikan pujian kepada siswa. Pada kegiatan akhir siswa diberi
PR dan dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah
dilaksanakan dikelas dan diluar kelas.
53
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 12 maret 2013. Pelaksanaan
pertemuan kedua hampir sama dengan pelaksanaan pertemuan kesatu, hanya siswa
dibentuk dalam kelompok belajar untuk mengklasifikasikan benda-benda yang sudah
didapatnya dari rumah maupun di sekolah. Kemudian siswa mengklasifikasikan lagi
kedalam bentuk bangun datar dan dilanjut dengan mengidentifikasi sifat-sifat bangun
datar tersebut. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menciptakan suasana kelas
yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa
kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan,
mengingatkan kembali terkait contoh-contoh benda yang termasuk bangun datar,
memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan
menggunakan PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan Inti, siswa berkumpul dengan
kelompoknya untuk mengklasifikasikan contoh-contoh benda yang telah di
perolehnya ke dalam bentuk bangun datar. Siswa memanfaatkan pojok baca untuk
menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa bersama dengan kelompoknya
dapat mengklasifikasikan dengan benar. Kemudian siswa bersama kelomponya
bekerja sama untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan
penggaris, busur derajat, dan dibuktikan lagi dengan kertas lipat yang sudah di
siapkan dengan bimbingan guru. Siswa kemudian menyusun laporan hasil diskusinya
dan tidak lupa dengan bimbingan guru. Siswa mempresentasikan di depan kelas,
siswa lainnya menanggapi hasil presentasi temannya. Siswa bersama dengan guru
mengklasifikasi hal-hal yang masih kurang tepat untuk di luruskan. Guru
memberikan umpan balik kepada siswa terhadap pembelajaran yang sudak
dilakukan, dan siswa membuat rangkuman hasil belajarannya mengenai sifat-sifat
bangun datar. Pada kegiatan penutup siswa bersama dengan guru melakukan refleksi
dan mendapat tugas agar pertemuan berikutnya membawa Koran bekas, majalah
bekas, lem, gunting, penggaris, busur derajat.
Pertemuan ketiga yang dilaksanakan hari senin tanggal 19 Maret 2013 yaitu
melanjutkan kegiatan pembelajaran untuk membuat kliping bangun datar. Pada
kegiatan awal, guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah
satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian
kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan, memberikan contoh dan penjelasan
54
mengenai kliping bangun datar, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai melalui Pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan Inti, siswa
berkumpul dengan kelompoknya untuk membuat kliping bangun datar. Guru
memberikan kertas HVS dan kertas lipat kepada setiap kelompok. Siswa
memanfaatkan pojok baca untuk menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa
bersama dengan kelompoknya membuat kliping bangun datar. Kemudian siswa
bersama kelomponya mendemonstrasikan hasil klipingnya untuk di tunjukkan
kepada teman-temannya. Guru memberikan umpan balik kepada siswa terhadap
pembelajaran yang sudak dilakukan, dan memberikan pujian kepada siswa yang telah
membuat klipng dengan bagus dan benar. Siswa diberikan kesempatan untuk
menghias semenarik mungkin di rumah dan dikumpulkan sebelum ulangan pada
pertemuan berikutnya. Siswa mengerjakan latihan soal. Pada kegiatan penutup siswa
bersama dengan guru melakukan refleksi dan memberikan pengumuman bahwa
pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan.
Pertemuan keempat merupakan akhir pelaksanaan dari Siklus I yang
dilaksanakan hari selasa, tanggal 19 Maret 2013. Pada pertemuan keempat ini siswa
hanya mengumpulkan kliping dan diadakannya evaluasi. Sebelum evaluasi belajar
dimulai seperti pada pertemuan persama, kedua, dan ketiga, guru menciptakan
suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa,
guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud
kepedulian lingkungan. Siswa mengumpulkan kliping bangun datar. Guru
memberikan waktu untuk belajar selama 10 menit. Siswa mengerjakan soal postes
siklus I. Siswa bersama dengan guru merefleksi terhadap keseluruhan pembelajaran
yang sudah di ikutinya dan membrikan pesan moral dan penghargaan.
4.1.1.3 Pengamatan/ObservasiPengamatan/observasi dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran
berlangsung yaitu empat pertemuan. Hasil observasi pada kegiatan yang telah
diterapkan oleh guru untuk mengukur keberhasilan keterlaksanaan sintak
pembelajaran melalui PAIKEM GEMBROT.
55
Pengamatan menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam
langkah-langkah kegiatan pembelajaran PAIKEM GEMBROT dengan
menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya yang dituangkan dalam
RPP. Berdasarkan hasil observasi penerapan Pembelajaran PAIKEM GEMBROT
yang diterapkan guru pada Siklus I Pertemuan I pada kegiatan pembelajaran
penerapan indikator pembelajaran masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat pada
lembar observasi pada Lampiran 10. Berdasarkan lembar observer maka diperoleh
hasil pelaksanaan kegiatan berdasar tahapan-tahapan dalam Pembelajaran PAIKEM
GEMBROT.
Pada Pertemuan I ada catatan dari observer mengenai pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar. Menurut observer, guru belum melaksanakan semua tahapan yang
ada dalam tahapan tahapan yang dituangkan dalam RPP tersebut. Dari 19 tahapan
yang harus dilakukan pada pertemuan 1 baru 16 langkah yang dilakuakan, 3 langkah
tahapan belum dilakukan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan PAIKEM
GEMBROT belum terbiasa dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran PAIKEM
GEMBROT.
Catatan-catatan yang ada pada observer terhadap pelaksanaan Pembelajaran
PAIKEM GEMBROT pada Pertemuan 1 yaitu guru sudah melakukan sebagian besar
tahapan pembelajaran mulai dari tahapan pendahuluan sampai merefleksi. Di awal
guru sudah membuka pelajaran dengan mengkonsisikan siswa agar siap menerima
pelajaran, adanya apersepsi, adanya motivasi untuk menarik perhatian siswa supaya
semangat belajar dan adanya penyampaian tujuan pembelajaran supaya arah dari
pembelajaran tersebut diketahui oleh siswa. Pada kegiatan inti guru juga sudah
melakukan penyampaian konsep dasar yang harus diketahui siswa sebelum
melakukan pengamatan.
Guru sudah menggunakan benda-benda konkret, metode yang bervariatif yang
terdiri dari ceramah, pengamatan diluar kelas, curah pendapat dengan teman sekelas,
guru dengan siswa, tidak lupa guru juga memberikan bimbingan, arahan saat
pengamatan diluar kelas, kemudian dibahas didalam kelas,dan guru juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencatat hasil pembahasan bersama di buku catatan
agar siswa tidak lupa.
56
Pada saat permainan guru juga melibatkan siswa untuk memberikan aba-aba
dan guru juga membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran. Namun
semua dari keterlaksanaanya sintak PAIKEM GEMBROT ada catatan yang belum
dilakukan oleh guru yaitu: guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran, guru
belum melibatkan setiap siswa dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemapuan dengan menekankan pada belajar melalui berbuat, guru
belum memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa.
Oleh karena itu, kekurangan dalam pertemuan pertama perlu diadakan
perbaikan pada pertemuan 2. Hasil observasi pada Pertemuan kedua yang diperoleh
berdasarkan lembar hasil observasi dalam penerapan PAIKEM GEMBROT yang
diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran indikator yang diukur sama dengan
pada Pertemuan pertama dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dalam pembelajaran sebelumnya.
Dalam penerapan pembelajaran pada Pertemuan kedua berdasarkan hasil
observasi, diperoleh hasil observasi berdasarkan lembar observasi yang telah
digunakan. Tahapan-tahapan yang ada dalam yang ada dalam kegiatan pembelajaran
dengan PAIKEM GEMBROT lainnya sudah dikategorikan dengan cukup baik.
Masih ada kekurangan yang ada dalam pertemuan 2 ini yaitu guru belum melibatkan
setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan siswa
belum diberikan kesempatan untuk menanggapi hasil presentasi temannya. Oleh
karena itu, kekurangan dalam pertemuan kedua perlu perbaikan pada pertemuan
ketiga agar pertemuan selanjutnya dilaksanakan dengan baik.
Hasil observasi pada pertemuan ketiga yang diperoleh berdasarkan lembar
hasil observasi dalam penerapan Pembelajaran melalui PAIKEM GEMBROT yang
diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan
pada pertemuan kesatu, kedua, dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua. Dalam
penerapan pembelajaran pada petemuan ketiga berdasarkan hasil observasi,
penerapan pembelajaran pada indikator penerapan pembelajaran dengan PAIKEM
GEMBROT pelaksanaan pembelajaran maksimal dan dalam kategori baik. Tidak ada
catatan dalam kegiatan pembelelajaran.
57
Hal ini berarti guru sudah melaksanakan semua tahapan kegiatan yaitu mulai
kegiatan pendahuluan sampai penutup, guru melaksanakannya dengan baik. Tidak
ada catatan perbaiakan dari observer untuk pertemuan keempat.
Pada pertemuan keempat guru hanya memberikan tes. Sebelum
dilaksanakannya tes, siswa mengumpulkan kliping yang sudah dibuat pada
pertemuan sebelumnya. Setelah diadakannya tes, siswa diminta untuk mengisi
lembar angket untuk mengukur motivasi belajarnya. Pada pertemuan keempat ini
guru pasti melaksanakan sintak yang terakhir yaitu memberikan evaluasi, dan pada
pertemuan keempat ini guru sudah melaksanakan semua tahapan.
4.1.1.4 Refleksi
Berdasarkan observasi Siklus I dari pertemuan kesatu, kedua, ketiga, dan
keempat dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT maka dilakukan
refleksi yaitu berdiskusi dengan guru kelas, observer, atas segala kegiatan dalam
proses pembelajaran Hasil refleksi diambil dari hasil lembar observasi, lembar
angket, tes yang dilaksanakan pada Siklus I. Berdasarkan hasil lembar observasi guru
pada Siklus I, guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari
setiap tahapan sintak PAIKEM GEMBROT sudah dilaksanakan semua oleh guru
walaupun pada pertemuan kesatu dan kedua ada kekurangan. Hal ini terlihat dari
kegiatan guru yang dilaksanakan dari awal hingga akhir. Namun masih ada
kekurangan guru yang perlu diperbaiki.
Pada pertemuan pertama masih lupa menyampaikan tujuan pengawasan saat
pengamatan di luar kelas, ternyata guru masih kurang sehingga siswa memanfaatkan
kelengahan guru untuk bermain. Hal ini disebabkan karena siswa tidak pernah
belajar matematika di luar ruangan kelas. Hal ini menimbulkan siswa
memanfaatkannya untuk bermain dan bercanda dengan temannya saat guru tidak
mengawasi. Pada saat guru menjelaskan dengan benda-benda konkret, siswa belum
dilibatkan untuk terlibat dalam contoh yang dilakukan oleh guru. Ini menjadi catatan
penting bagi guru agar melibatkan siswa untuk belajar berbuat saat pembelajaran
berlangsung. Pada pemberian umpan balik ternyata guru juga belum melaksanakan
pada pertemuan ini, setelah membahas bersama kemudian langsung dilanjutkan
meyebutkan macam-macam bangun datar. Seharusnya yang dilakukan setelah
58
membahas bersama mengnai contoh-contoh benda yang termasuk bangun datar
tersebut guru memberikan umpan balik. Pembelajaran dilanjut dengan menyebutkan
bangun datar dengan bantuan papan bangun datar yang sudah disediakan.
Pada saat menyebutkan bangun datar guru sudah melibatkan siswa untuk maju
kedepan dan menempel sesuai dengan nama yang disebut. Siswa terlihat antusias
saat menempul bangun tersebut, tanpa ditunjukak siswa pun bersedia mengambil
papan bangun datar tersebut kemudian ditempel dipapan tulis dan member nama
sesuai bangun yang ditempelaknnya. Guru sudah membimbing dan mengarahkan
siswa saat ada siswa yang menulis kurang tepat.
Pada pertemuan kedua saat pembagian kelompok siswa lebih cenderung suka
memilik kelompok sendiri. Karena jumlah siswa perempuan dan laki-laki tidak
sebanding, akan tetapi hal itu dapat diatasi oleh guru. Siswa perempuan tetap
bergabung dengan perempuan. Dan siswa laki-laki dikelompokkan secara heterogen.
Supa ada keseimbangan tiap kelompok. Pada saat mengidentifikasi, siswa sangat
antusias sekali dengan kelompokknya untuk berlomba menjadi yang terbaik.
Semua anggota terlihat aktif, dan ingin mencoba membuktikan sifat-sifat
bangun datar. Setelah diskusi selesai, siswa diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Di sisi inilah guru yang menjadi kekeurangan
dalam menerapkan sintak PAIKEM GEMBROT. Guru belum meminta siswa untuk
menanggapi hasil diskusi temannya. Hanya 1 kelompok saja yang menanggapi
presentasi temannya dan menjadi catatan bagi guru agar memberikan kesempatan
kepada semua kelompok menanggapi hasil presentasi kelompok lainnya.
Pada pertemuan ketiga sintak PAIKEM GEMBROT sudah dilaksanakan
dengan maksimal. Siswa sudah antusias dalam membuat kliping. Akan tetapi ada
catatan supaya waktu lebih efisian yaitu siswa memotong gambar-gambar dari
rumah, sehingga di sekolah hanya menempel di kertas HVS dan menghias sesuai
kreatifitas kelompok mereka masing-masing, supaya waktu mendemonstraikan
klipingnya lebih maksimal. Pertemuan keempat guru sudah melaksanakan sintak
yang semestinya dilaksanakan yaitu memberikan evaluasi, dan pesan-pesan moral
supaya siswa tidak menganggap matematika itu sulit. Guru telah memberikan
gambaran manfaat dari mempelajari matematika.
59
Dari kekurangan yang ditemukan pada siklus I, maka dapat diperbaiki pada
siklus II. Hal-hal yang dapat dilakukan agar kekurangan pada siklus I tidak terjadi
pada siklus II adalah yaitu Guru mengulang kembali menggunakan model
pembelajaran yang sama dengan pembelajaran sebelumnya sehingga guru tidak
canggung. Dalam pengamatan di luar kelas, guru hendaknya membentuk kelompok,
dan menunjuk satu siswa menjadi ketua kelompok, untuk mengawasi kerja
temannya. sehingga guru tidak harus mengawasi satu persatu dari 22 siswa.
Tanggung jawab dari pengamatan diluar kelas yaitu ketua kelompok. Pada saat
pembuatan kliping pembelajaran, siswa diminta menyiapkan gambar-gambar yang
digunakan untuk kliping dari rumah dan memotongnya dari rumah, sehingga di
sekolah tidak ada sampah yang menumpuk dari koran-koran maupun majalah-
majalah yang sudah tidak dipakai. Pengelolaan waktu agar lebih ditingkatkan supaya
setiap kelompok dapat mempresentasikan hasil kinerjanya dan setiap kelompok dapat
menaggapinya.
4.1.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan Siklus II sama seperti pelaksanaan Siklus I dengan 4 tahapan
menurut Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2010:137) yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Dalam siklus II ini
dilakukan sama dengan Siklus I yaitu 4 kali pertemuan yakni pertemuan pertama
pada tanggal 25 Maret 2013, pertemuan kedua pada tanggal 26 Maret 2013,
pertemuan ketiga pada tanggal 1 April 2013 dan pertemuan keempat 2 April 2013.
Kompetensi dasar pada Siklus II yaitu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
Pelaksanaan Sklus II dimulai dengan perencanaan tindakan mengenai apa saya yang
akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran, kemudian
diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan tindakan itu dilakukan
pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu dijadikan sebagai bahan
refleksi. Adapun rincian dari tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut ini.
60
4.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan tindakan Siklus II digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada
siklus I. Pada tanggal 19 Maret 2013 setelah dilakukannya refleksi, diskusi, dengan
guru dan observer, perlu dilakukannya perbaikan-perbaikan daari kekurangan-
kerungan yang ada pada Siklus I. Melihat hasil observasi, angket, dan tes perlu
diadakannya perbaikan dan pemantapan. Pada Siklus I penerapan sintak PAIKEM
GEMBROT sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu guru sudah
melaksanakan semua sintak dengan baik. Akan tetapi agar pembelajaran ini
berdampak lebih maksimal pada motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa
maka penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT diterapkan lagi. Melihat
motivasi belajar masih belum mencapai indikator maka dilakukannya perbaikan.
Sedangkan untuk hasil belajar matematika sudah mencapai indikator yang
maka diadakan pemantapan sesuai dengan indikator dan KKM yang sudah
diterapkan pada Siklus I agar semua indikator yang ada mencapai kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan. pertemuan pertama pada tanggal 25 Maret 2013,
pertemuan kedua pada tanggal 26 Maret 2013, pertemuan ketiga pada tanggal 1 April
2013 dan pertemuan keempat 2 April 2013.
Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga dilakukan penyampaian materi
melalui pembelajaran PAIKEM GEMBROT, kemudian di pertemuan keempat baru
dilaksanakan evaluasi. Perencanaan Siklus I yang terdiri dar 4 pertemuan, pada saat
tindakan dilakukan sesuai tahapan dari sintak PAIKEM GEMBROT. setiap
pertemuan tidak sampai selesai sintak tersebut jadi bersinambungan antara
pertemuan kesatu, kedua, ketiga, dan keempat dalam satu siklus.
Persiapan pembelajaran mulai dari alat peraga, lembar observasi, lembar
angket, lembar evaluasi. Alat peraga yang dibuat hanya beberapa, karena di sekolah
sudah menyediakan beberapa bangun ruang. Bangun ruang yang ada dikelas yaitu
balok, kubus, limas, kerucut, prisma. Adapun bangun ruang yang belum ada dan
harus dibuat yaitu tabung. Tabung dibuat dengan kertas karton yang tebal supaya
terlihat seperti tabung asli pada waktu itu juga disiapkan sebuah celengan yang
berbentuk tabung supaya siswa lebih jelas. Sedangkan bola tidak membuat
melainkan membawa asli bola.
61
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan
sesuai dengan RPP. Langkah-langkah setiap pertemuan sama. Namun pada
pertemuan keempat ada perbedaan dengan pertemuan sebelumnya. Pertemuan
keempat hanya diadakan evaluasi.
Pertemuan pertama dilaksanakan hari senin tanggal 25 Maret 2013 pada
matapelajaran Matematika dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menciptakan suasana kelas
yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa
kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan,
menumbuhkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan
konsep-konsep prasyarat yang sudah diketahuai oleh siswa sebelumya, memotivasi
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan
pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan Inti, guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari yaitu pengertian bangun ruang, kemudian guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk keluar kelas mencari contoh benda-benda yang
termasuk bangun ruang bersama kelompoknya berdasarkan definisi yang sudah
didapatnya dari guru. Setelah siswa memperoleh contoh-contoh bangun ruang, siswa
saling bertukar pendapat dengan temannya kemudian dengan bimbingan guru
bersama-sama membahas apa yang sudah diperolehnya dalam pengamatan tersebut.
Kemudian siswa bersama temannya untuk menyebutkan macam-macam bentuk
bangun ruang dengan alat peraga yang sudah disiapkan. Guru meminta agar siswa
menggambar bangun ruang di kertas HVS. Yang mengangkat tangannya terlebih
dahulu dan jawabanya benar, itulah yang menjadi juara. Guru memberikan pujian
kepada siswa agar siswa termotivasi lagi untuk belajar. Pada kegiatan akhir siswa
dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah
dilaksanakan dikelas dan diluar kelas, refleksi pembelajaran, dan siswa menerima
tugas dari guru untuk mencari contoh-contoh benda lainnya yang termasuk bangun
ruang di rumah.
62
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 26 Maret 2013.
Pelaksanaan pertemuan kedua hampir sama dengan pelaksanaan pertemuan kesatu,
hanya siswa dibentuk dalam kelompok belajar untuk mengklasifikasikan benda-
benda yang sudah didapatnya dari rumah maupun di sekolah pada pertemuan
pertama kedalam bentuk bangun ruang dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru menciptakan suasana kelas yang religius
dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran
siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan,
mengingatkan kembali terkait contoh-contoh benda yang termasuk bangun ruang,
memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan
menggunakan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan inti, siswa
berkumpul dengan kelompoknya untuk mengklasifikasikan contoh-contoh benda
yang telah di perolehnya ke dalam bentuk bangun ruang. Siswa memanfaatkan pojok
baca untuk menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa bersama dengan
kelompoknya dapat mengklasifikasikan dengan benar. Kemudian siswa bersama
kelomponya bekerja sama untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan
menggunakan penggaris, busur derajat, dan dibuktikan lagi dengan kertas lipat yang
sudah di siapkan dengan bimbingan guru.
Siswa kemudian menyusun laporan hasil diskusinya dan tidak lupa dengan
bimbingan guru. Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas, siswa lainnya
menanggapi hasil presentasi temannya. Siswa bersama dengan guru mengklrarifikasi
hal-hal yang masih kurang tepat untuk di luruskan. Guru memberikan umpan balik
kepada siswa terhadap pembelajaran yang sudak dilakukan, dan siswa membuat
rangkuman hasil belajarannya mengenai sifat-sifat bangun ruang. Pada kegiatan
penutup siswa bersama dengan guru melakukan refleksi dan mendapat tugas agar
pertemuan berikutnya menyiapkan dari rumah gambar yang termasuk bangun ruang,
lem, gunting, penggaris, busur derajat.
Pertemuan ketiga yang dilaksanakan hari senin tanggal 1 April 2013 yaitu
melanjutkan kegiatan pembelajaran untuk membuat kliping bangun ruang. Pada
kegiatan awal, guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah
satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian
63
kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan, memberikan contoh dan penjelasan
mengenai kliping bangun datar, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai melalui Pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan inti siswa
berkumpul dengan kelompoknya untuk membuat kliping bangun ruang. Guru
memberikan kertas HVS kepada setiap kelompok. Siswa memanfaatkan pojok baca
untuk menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa bersama dengan
kelompoknya membuat kliping bangun ruang.
Siswa bersama kelomponya mendemonstrasikan hasil klipingnya di depan
kelas. Guru memberikan umpan balik kepada siswa terhadap pembelajaran yang
sudah dilakukan, dan memberikan pujian kepada siswa yang telah membuat klipng
dengan bagus dan benar. Siswa diberikan kesempatan untuk menghias semenarik
mungkin di rumah dan dikumpulkan sebelum ulangan pada pertemuan berikutnya.
Siswa mengerjakan latihan soal. Pada kegiatan penutup siswa bersama dengan guru
melakukan refleksi dan memberikan pengumuman bahwa pertemuan berikutnya
akan diadakan ulangan.
Pertemuan keempat merupakan akhir pelaksanaan dari Siklus I yang
dilaksanakan hari selasa, tanggal 2 April 2013. Pada pertemuan keempat ini siswa
hanya mengumpulkan kliping dan diadakannya evaluasi. Sebelum evaluasi belajar
dimulai seperti pada pertemuan persama, kedua, dan ketiga, guru menciptakan
suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa,
guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud
kepedulian lingkungan. Siswa mengumpulkan kliping bangun datar. Guru
memberikan waktu untuk belajar selama 10 menit. Siswa mengerjakan soal tes siklus
II. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi dan pemberian pesan moral.
4.1.2.3 Pengamatan/Observasi
Pengamatan/observasi dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran
berlangsung yaitu empat pertemuan. Hasil observasi pada kegiatan yang telah
diterapkan oleh guru untuk mengukur keberhasilan keterlaksanaan sintak
pembelajaran melalui PAIKEM GEMBROT.
64
Pengamatan menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam
langkah-langkah kegiatan pembelajaran PAIKEM GEMBROT dengan
menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya yang dituangkan dalam
RPP. Berdasarkan hasil observasi penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT
yang diterapkan guru pada pertemuan pertama pada kegiatan pembelajaran
penerapan indikator pembelajaran sudah baik. Guru sudah melaksanakan semua
sintak mulai dari kegiatan awal hingga penutup. Guru sudah mulai terbiasa dengan
penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT ini. Tidak ada rasa canggung dan
kaku saat menyampaiakan materi.
Guru juga sudah melaksanakan secara urut tahapan yang harus
dilaksanakannya. Guru sudah membuka pelajaran mulai dari mengkondisikan siswa,
memberikan apersepsi, memotivasi siswa,dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sebelum menugaskan siswa untuk pengamatan, guru juga sudah menjelaskan konsep
yang harus dipegang siswa mengenai bangun ruang. Siswa dibentuk kelompok saat
pengamatan agar guru dapat memberikan pengawasan dan bimbingan secara intensif.
Siswa yang semulanya bermain saat pengamatan diluar kelas, kini siswa
antusias dalam pengamatan bersama dengan kelompok dan ketua kelompok dapat
mengatur teman-temanya ketika ada temannya yang bermain, karena ketua kelompok
diberikan tanggung jawab supaya dapat mengawasi saat guru membimbing
kelompok lain. Guru juga sudah membahas, membimbing siswa saat membuat
catatan kecil yang ada dibuku catatannya. Guru juga sudah mengecek satu persatu
catatan siswa sebagai umpan balik guru dan memberikan PR untuk mencari contoh
benda yang termasuk bangun ruang.
Pada pertemuan kedua keterlaksanaan sintak sudah baik. Guru sudah
melaksanakan semua tahapan sintak dari pendahulauan sampai pemberian
penghargaan dan pesan-pesan agar siswa tetap belajar matematika. Kekurangan yang
ada sudah diperbaiki. Semula guru belum memberikan kesempatan setiap kelompok
untuk presentasi, pada pertemuan kedua ini guru sudah memberikan kesempatan
untuk setiap kelompok mempresentasikan hasil kinerjanya di depan kelas, dan setiap
kelompok yang tidak maju juga sudah menanggapi teamannya yang maju. Sehingga
adanya kerja sam yag terjalin antar kelompok.
65
Pembelajaran semakin aktif, dan adanya kerja sama dengan guru maupun
temannya sendiri membuat siswa semakin bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Guru juga sudah memberikan umpan balik. Pada kesempatan ini guru sudah
menyampaikan kepada siswa agar pertemuan besuk (pada hari Selasa) agar
menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kliping dari rumah, tidak membawa koran
yang belum dipotong- potong. Sehingga pada pertemuan ketiga ini lebih efektif, dan
siswa lebih kreatif saat menghias klipingnya.
Pada pertemuan ketiga keterlaksanaan sintak sudah dilakukan semua. Guru
sudah membuka pembelajaran secara lengakap, dan masuk pada kegiatan inti,
keterlaksanaan sintak sudah lengkap. Guru sudah melibatkan siswa dalam kelompok,
adanya bimbingan arahan dalam membuat kliping, adanya demonstrasi kliping dan
tanggapan dari guru maupun siswa. Guru juga sudah melakukan umpan balik,
membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajarannya dan melakukan
refleksi.
Pada pertemuan keempat guru hanya memberikan tes. Sebelum
dilaksanakannya tes, siswa mengumpulkan kliping pembelajaran tentang bangun
ruang yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Siswa telah mengerjakan
pekerjaan rumahnya dengan baik. Kemudian siswa mengerjakan tes dengan tenang.
Setelah ulangan harian selesai, guru merefleksi ulangan harian tersebut kemudian
siswa diminta untuk mengisi lembar angket motivasi belajar untuk mengukur
motivasi belajar siswa.
4.1.2.4 Refleksi
Berdasarkan observasi Siklus II dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT
maka dilakukan refleksi dengan dengan guru kelas, observer, atas segala kegiatan
dalam proses pembelajaran Hasil refleksi diambil dari hasil lembar observasi, lembar
angket, tes yang dilaksanakan pada Siklus II. Keterlaksanaan sintak PAIKEM
GEMBROT sudah dilaksanakan dengan baik mulai dari tahapan pendahuluan sampai
tahap menganalisis dan mengevaluasi. Kekurangan-kekurangan yang ada pada Siklus
I sudah diperbaiki pada Siklus II. Pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan
efisien dengan metode-metode yang digunakan juga sudah variatif, kooperatif, dan
interaktif.
66
Setelah diadakannya sebuah kegiatan diskusi, kerja kelompok, guru juga sudah
memberikan kesempatan semua kelompok untuk mempresentasikan, menaggapi
hasil presentasinya secara bergantian. Guru juga memberikan umpan balik terhadap
kinerja mereka. Hasil karya siswa sangat berguna, dimana mereka mengumpulkan
hasil kliping tersebut di perpustakaan. Siswa saat itu terlihat senang melihat dan
membaca hasil karya teman-temannya yang unik dan variatif. Adanya interaksi siswa
dengan guru maupun siswa dengan siswa menambah hidupnya pembelajaran
sehingga tidak ada kesan matematika itu sulit, membosankan sehingga pembelajaram
lebih aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian, akan diuraikan tentang deskripsi data dan analisis data.
Masing-masing akan dijelaskan tentang data Siklus I dan Siklus II yang masing-
masing terdiri dari data motivasi belajar serta data hasil belajar matematika siswa.
4.2.1 Deskripsi Data
Data mentah yang sudah diperoleh dari pengumpulan data dari lembar angket
dan lembar soal tes diolah dan disajikan pada deskripsi data. Pada sub bab deskripsi
data akan diuraikan tentang data Siklus I dan Siklus II yang terdiri dari data motivasi
belajar dan hasil belajar matematika siswa.
4.2.1.1 Data Siklus I
Data hasil dari penyebaran angket terkait motivasi belajar siswa pada Siklus I
dimasukkan kedalam microsoft excel. Skor setiap item pernyataan yang ada pada
lembar angket yang sudah diisi oleh siswa dimasukkan kedalam microsoft excel
untuk mengetahui jumlah perolehan skor yang didapatnya agar dapat dikategorikan.
Menurut Sutrisno Hadi (2000: 40) dalam Arif Wahyudi 2010 motivasi belajar
dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu motivasi tinggi, sedang dan rendah.
Adapun rentang skor untuk kategori motivasi tinggi, sedang, dan rendah dapat
disajikan pada Tabel 16.
67
Tabel 16Interval Kategori Motivasi Belajar
Skor Kategori76 - 100 Tinggi50 - 75 Sedang25 - 49 Rendah
Pembuatan Interval dalam motivasi belajar di atas menurut Sutrisno Hadi
dalam Arif Wahyudi (2010) yaitu dengan rumus sebagai berikut ini.
X > XT – R= Tinggi
XR + R ≤ X ≤ XT – R= Sedang
X < XR + R= Rendah
Keterangan
XT= Skor Tertinggi
XR= Skor Terendah
R= Rentang
X= Perolehan Skor
Butir pernyataan yang ada pada lembar angket sebanyak 25 item. Pemberian
skor setiap item pernyataan mengaju pada Skala Likkert dengan skor tertinggi yaitu 4
dan skor terendah 1. Maka diperoleh:
Skor tertinggi: 25 x 4= 100
Skor terendah: 25 x 1= 25
Rentang 100 – 25= 75
Berdasarkan rumus kategori tersebut, diperoleh hasil motivasi belajar Siklus I yang
dapat disajikan pada Tabel 17.
68
Tabel 17Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika Siklus I
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 tahun pelajaran 2012/2013
Skor Frekuensi (%)
76 – 100 9 40,9150 – 75 13 59,0925 – 49 0 0Jumlah 22 100
Skor tertinggi 87Skor terendah 61
Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa siswa Pada Siklus 1 ini, siswa yang
memperoleh skor 24 – 49 sebanyak 0 siswa (0%), skor 50 - 75 sebanyak 13 siswa
(59,09%), dan skor 76 – 101 sebanyak 9 siswa (40,91%). Dengan perolehan skor
tertinggi 87 dan skor terendah 61.
Selain data motivasi belajar matematika siswa, data hasil belajar matematika
siswa yang diadapat dari lembar soal tes, dan yang sudah diolah kemudian
disederhanakan dengan menggunakan acuan yang didapat dengan interval sesuai
dengan Usman dan Akbar (2006:71) langkah-langkah membuat tabel distribusi
frekuensi adalah urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar, kemudian
menghitung rentang dengan rumus:
Rentang= nilai tertinggi – nilai terendah. Setelah menghitung rentang, hitung banyak
kelas dengan aturan Sturges yaitu :
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
n = banyaknya siswa,
Hitung panjang kelas interval dengan rumus :
Panjang kelas (p) =
Setelah menghitung panjang kelas, langkah selanjutnya adalah menentukan
ujung bawah kelas interval pertama yaitu dengan rumus: nilai terendah + panjang
kelas – 1.
69
Demikian seterusnya, dan dipindahkan ke tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan
data yang di dapat, sesuai dengan rumus maka tabel distribusi frekuensi dalam
penelitian ini diolah dengan langkah sebagai berikut:
Didapat nilai pada Siklus I yaitu:
Nilai tertinggi= 90
Nilai terendah= 55
Rentang (R)= nilai tertinggi – nilai terendah
= 90 – 55
= 35
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3 x 1,34
= 1 + 4,4
= 5,4 dibulatkan menjadi 5
Panjang kelas (p)=
=
= 7
Nilai hasil belajar matematika =∑
x 100
Kemudian dihitung rata-rata nilai dalam satu kelas.
Nilai rata-rata kelas =∑ ∑
Interval diperoleh dari
Nilai terendah + panjang kelas – 1
= 55 + 7 – 1
= 62 – 1= 61
Maka batas bawah interval pertama 55
Baras atas interval pertama 61.
Setelah mendapatkan interval tersebut langkah selanjutnya yaitu menghitung siswa
yang mendapatkan nilai pada setiap interval. Kemudian dihitung persentasenya yaitu
dengan rumus:
70
jumlah siswa yang ada pada setiap intervaljumlah keseluruhan siswa x 100%Setelah mendapatkan data dengan rumus tersebut maka data dimasukkan dalam
tabel hasil belajar matematika siswa. Adapun hasil pengolahan data nilai tes evalusai
tersaji pada Tabel 18.
Tabel 18Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Skor Frekuensi (%)83 – 90 3 13,6476 – 82 4 18,1869 – 75 9 40,9162 – 68 1 4,5555 – 61 5 22,72Jumlah 22 100
Rata – rata 71,81Nilai tertinggi 90Nilai terendah 55
Berdasarkan Tabel 18 siswa yang mendapat skor 55 – 61 ada 5 siswa
(22,72%), skor 62 – 68 ada 1 siswa (4,55%), skor 69 – 75 ada 9 siswa (40,91%), skor
76 – 82 ada 4 siswa (18,18%), skor 83 – 90 ada 3 siswa (13,64%). Adapun nilai
rerata siswa adalah 71,81 dengan nilai tertingginya sebesar 90 dan nilai terendahnya
sebesar 55.
4.2.1.2 Data Siklus II
Data hasil dari penyebaran angket terkait motivasi belajar siswa pada Siklus II
sama dengan Siklus I yaitu dimasukkan kedalam microsoft excel. Skor setiap item
pernyataan yang ada pada lembar angket yang sudah diisi oleh siswa dimasukkan
kedalam microsoft excel untuk mengetahui jumlah perolehan skor yang didapatnya
agar dapat dikategorikan. Menurut Sutrisno Hadi (2000: 40) dalam Arif Wahyudi
2010 motivasi belajar dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu motivasi tinggi,
sedang dan rendah. Adapun interval skor untuk kategori motivasi tinggi, sedang, dan
rendah pada Siklus II sama dengan Siklus I. Sehingga didapat hasil motivasi belajar
Siklus I setelah penyebaran angket dapat disajikan pada Tabel 19.
71
Tabel 19Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Skor Frekuensi(siswa)
(%)
76 – 100 18 81,8250 – 75 4 18,1825 – 49 0 0
Jumlah 22 100Skor tertinggi 91Skor terendah 62
Berdasarkan Tabel 19, siswa yang mempunyai skor 24 – 49 sebanyak 0 siswa
(0%), skor 50 – 75 sebanyak 4 siswa (18,18%), dan skor 76 - 100 sebanyak 18 siswa
(81,82 %) dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 62.
Selain data motivasi belajar matematika siswa, terdapat data hasil belajar
matematika siswa yang dipelorel dari lembar soal tes, dan yang sudah diolah
kemudian disederhanakan dengan menggunakan acuan yang didapat dengan interval
sesuai dengan Usman dan Akbar (2006:71) langkah-langkah membuat tabel
distribusi frekuensi adalah urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar, kemudian
menghitung rentang dengan rumus: Rentang= nilai tertinggi – nilai terendah. Setelah
menghitung rentang, hitung banyak kelas dengan aturan Sturges yaitu :
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
n = banyaknya siswa
Hitung panjang kelas interval dengan rumus :
Panjang kelas (p) =
Setelah menghitung panjang kelas, langkah selanjutnya adalah menentukan
ujung bawah kelas interval pertama yaitu dengan rumus: nilai terendah + panjang
kelas – 1 demikian seterusnya, dan dihitung dan dipindahkan ke tabel distribusi
frekuensi. Berdasarkan data yang di dapat pada Siklus II, sesuai dengan rumus
tersebut maka tabel distribusi frekuensi dalam penelitian ini diolah dengan langkah
sebagai berikut:
72
Nilai tertinggi= 100
Nilai terendah= 55
Rentang (R)= nilai tertinggi – nilai terendah
= 100 – 55
= 45
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3 x 1,34
= 1 + 4,4
= 5,4 dibulatkan menjadi 5
Panjang kelas (p)=
= = 9
Interval diperoleh dari
Nilai terendah + panjang kelas – 1
= 55 + 9 – 1
= 64 – 1
= 63
Maka batas bawah interval pertama 55
Baras atas interval pertama 63.
Setelah mendapatkan interval tersebut langkah selanjutnya yaitu menghitung
siswa yang mendapatkan nilai pada setiap interval. Kemudian dihitung persentasenya
yaitu dengan rumus:jumlah siswa yang ada pada setiap intervaljumlah keseluruhan siswa x 100%Rata-rata kelas diperoleh dari rumusjumlah nilai dalam satu kelasjumlah siswa
Setelah mendapatkan data dengan rumus tersebut maka data dimasukkan dalam
tabel hasil belajar matematika siswa. Adapun hasil pengolahan data nilai tes pada
Siklus II tersaji pada Tabel 20.
73
Tabel 20Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Skor Frekuensi (%)91 - 100 3 13,6482 – 90 8 36,3773 - 81 5 22,7264 - 72 4 18,1855 - 63 2 9,09Jumlah 22 100
Rata - rata 80,23Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 55
Berdasarkan Tabel 21 diperoleh rincian siswa yang mendapat nilai 55 – 63 ada
2 siswa (9,09%), 64 – 72 ada 4 siswa (18,18%), 73 – 81 ada 5 siswa (22,72%), 82 –
90 ada 8 siswa (36,37%), dan 91 – 100 ada 3 siswa (13,64%). Nilai rata-rata 80,23
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah siswa 55.
4.2.2 Analisis Data
Dalam analisis data disajikan analisis hasil penelitian. Dalam sub bab ini akan
disajikan motivasi belajar dan analisis ketuntasan hasil belajar matematika siswa
pada Siklus I dan Siklus II. Kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif
komparatif motivasi belajar matematika dan analisis deskriptif komparatif hasil
belajar matematika siswa.
4.2.2.1 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus I
Berdasarkan data distribusi frekuensi motivasi belajar matematika Siklus I
siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2
tahun pelajaran 2012/2013 maka hasil analisis motivasi belajar dapat disajikan pada
Tabel 21.
74
Tabel 21Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus I
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
No Kategori Frekuensi (%)
1. Tinggi 9 40,912. Sedang 13 59,093. Rendah 0 0
Jumlah 22 100
Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SDN 1
Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran
2012/2013 untuk kategori tinggi sebanyak 9 siswa (40,91%), kategori sedang yaitu
sebanyak 13 siswa (59,09%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa (0%).
Adapun diagram motivasi belajar siswa Siklus I setelah dialaksankannya tindakan
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2 Diagram Batang Motivasi Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 TahunPelajaran 2012/2013
49,91%
0
2
4
6
8
10
12
14
Tinggi
74
Tabel 21Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus I
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
No Kategori Frekuensi (%)
1. Tinggi 9 40,912. Sedang 13 59,093. Rendah 0 0
Jumlah 22 100
Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SDN 1
Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran
2012/2013 untuk kategori tinggi sebanyak 9 siswa (40,91%), kategori sedang yaitu
sebanyak 13 siswa (59,09%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa (0%).
Adapun diagram motivasi belajar siswa Siklus I setelah dialaksankannya tindakan
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2 Diagram Batang Motivasi Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 TahunPelajaran 2012/2013
59,09%
0 %
Sedang Rendah
74
Tabel 21Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus I
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
No Kategori Frekuensi (%)
1. Tinggi 9 40,912. Sedang 13 59,093. Rendah 0 0
Jumlah 22 100
Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SDN 1
Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran
2012/2013 untuk kategori tinggi sebanyak 9 siswa (40,91%), kategori sedang yaitu
sebanyak 13 siswa (59,09%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa (0%).
Adapun diagram motivasi belajar siswa Siklus I setelah dialaksankannya tindakan
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2 Diagram Batang Motivasi Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 TahunPelajaran 2012/2013
0 %
Rendah
75
4.2.2.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Berdasarkan data destribusi frekuensi hasil belajar matematika siklus I siswa
kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun
pelajaran 2012/2013, maka dilakukan analisis ketuntasan hasil belajar dengan
menjumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (65) dan siswa yang berada di
bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel
22.
Tabel 22Analisis Ketuntatasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori Frekuensi (%)
Tuntas 17 72,27
Tidak Tuntas 5 22,73
Jumlah 22 100
Nilai Rata-rata 71,81Nilai Tertinggi 90Nilai Terendah 55
Berdasarkan Tabel 22 analisis ketuntasan belajar siswa pada matapelajaran
matematika. Pembelajaran belum efektif dengan masih adanya siswa yang belum
tuntas dalam belajarnya (KKM=65). Diketahui bahwa siswa yang tuntas sebanyak 17
siswa (72,27%), siswa yang tidak tuntas KKM sebanyak 5 siswa (22,73%). Rata-rata
nilai 71,81 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55. Kondisi tersebut dapat
digambarkan pada gambar diagaram dibawah ini.
76
Gambar 3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus ISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan gambar diagram batang pada Gambar 3 di atas, siswa yang
tuntas sebanyak 17 siswa (72,27%), siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa
(22,73%).
4.2.2.3 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus IIBerdasarkan data distribusi frekuensi motivasi belajar matematika Siklus II
siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2
tahun pelajaran 2012/2013, maka hasil analisis motivasi belajar dapat disajikan pada
Tabel 23.
Tabel 23Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori Frekuensi (%)
Tinggi 18 siswa 81,82Sedang 4 siswa 18,18Rendah 0 siswa 0Jumlah 22 100
72,27%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Tuntas
76
Gambar 3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus ISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan gambar diagram batang pada Gambar 3 di atas, siswa yang
tuntas sebanyak 17 siswa (72,27%), siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa
(22,73%).
4.2.2.3 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus IIBerdasarkan data distribusi frekuensi motivasi belajar matematika Siklus II
siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2
tahun pelajaran 2012/2013, maka hasil analisis motivasi belajar dapat disajikan pada
Tabel 23.
Tabel 23Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori Frekuensi (%)
Tinggi 18 siswa 81,82Sedang 4 siswa 18,18Rendah 0 siswa 0Jumlah 22 100
72,27%
22,73%
Tuntas Tidak Tuntas
76
Gambar 3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus ISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Berdasarkan gambar diagram batang pada Gambar 3 di atas, siswa yang
tuntas sebanyak 17 siswa (72,27%), siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa
(22,73%).
4.2.2.3 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus IIBerdasarkan data distribusi frekuensi motivasi belajar matematika Siklus II
siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2
tahun pelajaran 2012/2013, maka hasil analisis motivasi belajar dapat disajikan pada
Tabel 23.
Tabel 23Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori Frekuensi (%)
Tinggi 18 siswa 81,82Sedang 4 siswa 18,18Rendah 0 siswa 0Jumlah 22 100
77
Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SD
Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran
2012/2013 untuk kategori motivasi tinggi sebanyak 18 siswa (81,82%), kategori
sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa
(0%). Diagram motivasi belajar siswa Siklus I dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Diagram Batang Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran2012/2013
Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat dikatakan bahwa motivasi siswa siswi SD
Negeri 1 Ledok sebagian besar siswanya mempunyai tingkat motivasi belajar tinggi.
Hal ini dapat dilihat bahwa kategori tinggi sebanyak 18 siswa (81,82 %), kategori
sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa
(0%).
4.2.2.4 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Berdasarkan data destribusi frekuensi hasil belajar matematika siklus I siswa
kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun
pelajaran 2012/2013, maka dilakukan analisis ketuntasan hasil belajar dengan
menjumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (65) dan siswa yang berada di
bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel
24.
81,82%
02468
101214161820
Tinggi
77
Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SD
Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran
2012/2013 untuk kategori motivasi tinggi sebanyak 18 siswa (81,82%), kategori
sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa
(0%). Diagram motivasi belajar siswa Siklus I dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Diagram Batang Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran2012/2013
Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat dikatakan bahwa motivasi siswa siswi SD
Negeri 1 Ledok sebagian besar siswanya mempunyai tingkat motivasi belajar tinggi.
Hal ini dapat dilihat bahwa kategori tinggi sebanyak 18 siswa (81,82 %), kategori
sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa
(0%).
4.2.2.4 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Berdasarkan data destribusi frekuensi hasil belajar matematika siklus I siswa
kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun
pelajaran 2012/2013, maka dilakukan analisis ketuntasan hasil belajar dengan
menjumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (65) dan siswa yang berada di
bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel
24.
18,18%
0 %
Sedang Rendah
77
Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SD
Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran
2012/2013 untuk kategori motivasi tinggi sebanyak 18 siswa (81,82%), kategori
sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa
(0%). Diagram motivasi belajar siswa Siklus I dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Diagram Batang Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran2012/2013
Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat dikatakan bahwa motivasi siswa siswi SD
Negeri 1 Ledok sebagian besar siswanya mempunyai tingkat motivasi belajar tinggi.
Hal ini dapat dilihat bahwa kategori tinggi sebanyak 18 siswa (81,82 %), kategori
sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa
(0%).
4.2.2.4 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Berdasarkan data destribusi frekuensi hasil belajar matematika siklus I siswa
kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun
pelajaran 2012/2013, maka dilakukan analisis ketuntasan hasil belajar dengan
menjumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (65) dan siswa yang berada di
bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel
24.
0 %
Rendah
78
Tabel 24Ketuntatasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori Frekuensi (%)
Tuntas 20 90,91
Tidak Tuntas 2 9,09
Jumlah 22 100
Nilai Rata-rata 80,23Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 55
Dilihat dari Tabel 25 bahwa siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (90,91%),
sedangakan siswa yang tidak tuntas hanya 2 siswa (9,09 %). Rata-rata hasil nilai
pada siklus II adalah 80 ,23 dengan nilai tertinggi yaitu 100, dan nilai terendah 55.
Adapun gambar diagram hasil belajar matematika dapat dilihat sebagai berikut ini.
Gambar 5 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus IISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2Tahun Pelajaran 2012/2013
90,91%
0
5
10
15
20
25
Tuntas
78
Tabel 24Ketuntatasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori Frekuensi (%)
Tuntas 20 90,91
Tidak Tuntas 2 9,09
Jumlah 22 100
Nilai Rata-rata 80,23Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 55
Dilihat dari Tabel 25 bahwa siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (90,91%),
sedangakan siswa yang tidak tuntas hanya 2 siswa (9,09 %). Rata-rata hasil nilai
pada siklus II adalah 80 ,23 dengan nilai tertinggi yaitu 100, dan nilai terendah 55.
Adapun gambar diagram hasil belajar matematika dapat dilihat sebagai berikut ini.
Gambar 5 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus IISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2Tahun Pelajaran 2012/2013
90,91%
9,09%
Tuntas Tidak Tuntas
78
Tabel 24Ketuntatasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori Frekuensi (%)
Tuntas 20 90,91
Tidak Tuntas 2 9,09
Jumlah 22 100
Nilai Rata-rata 80,23Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 55
Dilihat dari Tabel 25 bahwa siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (90,91%),
sedangakan siswa yang tidak tuntas hanya 2 siswa (9,09 %). Rata-rata hasil nilai
pada siklus II adalah 80 ,23 dengan nilai tertinggi yaitu 100, dan nilai terendah 55.
Adapun gambar diagram hasil belajar matematika dapat dilihat sebagai berikut ini.
Gambar 5 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus IISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2Tahun Pelajaran 2012/2013
79
Berdasarkan Gambar 5 di atas siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa (90.90%),
siswa yang belum tuntas 2 siswa (9,10%) dengan rata-rata 80,23. Pada Siklus II nilai
tertinggi 100 dan terendah 55.
4.2.2.5 Analisis Deskriptif Komparatif Motivasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan
motivasi belajar siswa pada matapelajaran matematika di kelas 5 SD Negeri 1 Ledok
Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Berikut
ini dapat dilihat tabel perbandingan motivasi belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
dapat disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25Perbandingan Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus IIJml
Siswa(%) Jml
Siswa(%) Jml
Siswa(%)
Tinggi 1 4,55 9 40,91 18 81,82Sedang 6 27,27 13 59,09 4 18,18Rendah 15 68,18 0 0 0 0Jumlah 22 100 22 100 22 100
Skor tertinggi 76 87 91Skor terendah 35 61 62
Dari Tabel 25 perbandingan motivasi belajar dapat dilihat adanya peningkatan
jumlah siswa untuk kategori siswa yang memiliki motivasi tinggi. Pada kondisi Pra
Siklus siswa yang motivasinya tinggi sebanyak 1 siswa (4,55%), Siklus I sebanyak 9
siswa (40,91%) dan siklus II sebanyak 18 siswa (81,82%). Pada kondisi Pra Siklus
untuk kategori motivasi sedang ada 6 siswa (27,27%), siklus I ada 13 siswa
(59,09%), dan siklus II ada 4 siswa (18,18%). Pada kondisi Pra Siklus untuk kategori
motivasi rendah, dari sebelum tindakan ada 15 siswa (68,18%), siklus I ada 0 siswa
(0%), dan siklus II ada 0 siswa (0%). Hal ini dapat dilihat pada gambar diagram
batang berikut ini.
80
Gambar 6 Diagram Batang Perbandingan Motivasi Belajar Matematika PraSiklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan SambongKabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Pada gambar diagram batang di atas menunjukkan pembelajaran dengan
pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dilihat dari jumlah siswa yang motivasi tinggi semakin meningkat. Pada Pra Siklus,
siswa yang mempunyai motivasi tinggi hanya 1 siswa (4,55%), Siklus I sebanyak 9
siswa (40,91%), dan Siklus II sebanyak 18 siswa (81,82). Dari hasi tersebut terlihat
peningkatan jumlah siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dari kondisi Pra
Siklus hingga Siklus I sebesar 36,36%. Siklus I hingga Siklus II mengalami
peningkatan sebesar 40,91%. Jadi motivasi belajar siswa dari kondisi Pra Siklus
hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 77,27%.
4.2.2.6 Analisis Deskriptif Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Siswa
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong
Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Berikut ini dapat dilihat
tabel perbandingan hasil belajar matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat
disajikan pada Tabel 26.
4,55%
27,27%
68,18%
02468
101214161820
Pra Siklus
80
Gambar 6 Diagram Batang Perbandingan Motivasi Belajar Matematika PraSiklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan SambongKabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Pada gambar diagram batang di atas menunjukkan pembelajaran dengan
pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dilihat dari jumlah siswa yang motivasi tinggi semakin meningkat. Pada Pra Siklus,
siswa yang mempunyai motivasi tinggi hanya 1 siswa (4,55%), Siklus I sebanyak 9
siswa (40,91%), dan Siklus II sebanyak 18 siswa (81,82). Dari hasi tersebut terlihat
peningkatan jumlah siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dari kondisi Pra
Siklus hingga Siklus I sebesar 36,36%. Siklus I hingga Siklus II mengalami
peningkatan sebesar 40,91%. Jadi motivasi belajar siswa dari kondisi Pra Siklus
hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 77,27%.
4.2.2.6 Analisis Deskriptif Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Siswa
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong
Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Berikut ini dapat dilihat
tabel perbandingan hasil belajar matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat
disajikan pada Tabel 26.
40,91%
81,82%
59,09%
18,18%
68,18%
0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tinggi Sedang Rendah
80
Gambar 6 Diagram Batang Perbandingan Motivasi Belajar Matematika PraSiklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan SambongKabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Pada gambar diagram batang di atas menunjukkan pembelajaran dengan
pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dilihat dari jumlah siswa yang motivasi tinggi semakin meningkat. Pada Pra Siklus,
siswa yang mempunyai motivasi tinggi hanya 1 siswa (4,55%), Siklus I sebanyak 9
siswa (40,91%), dan Siklus II sebanyak 18 siswa (81,82). Dari hasi tersebut terlihat
peningkatan jumlah siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dari kondisi Pra
Siklus hingga Siklus I sebesar 36,36%. Siklus I hingga Siklus II mengalami
peningkatan sebesar 40,91%. Jadi motivasi belajar siswa dari kondisi Pra Siklus
hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 77,27%.
4.2.2.6 Analisis Deskriptif Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Siswa
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong
Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Berikut ini dapat dilihat
tabel perbandingan hasil belajar matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat
disajikan pada Tabel 26.
18,18%
0%
Siklus II
81
Tabel 26Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Siswa
Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori SebelumTindakan
Siklus I Siklus II
JmlSiswa
(%) JmlSiswa
(%) JmlSiswa
(%)
Tuntas 9 40,91 17 77,27 20 90,91Tidak Tuntas 13 59,09 5 22,73 2 9,09Jumlah 22 100 22 100 22 100Nilai tertinggi 75 90 100Nilai terendah 45 55 55Rata-rata 59,31 71,81 82,23
Pada Tabel 27 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas
dalam matapelajaran matematika. Pada kondisi Pra Siklus siswa tuntas hanya 9 siswa
(41,91%) pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (77,27%) dan siklus II jumlah
siswa yang tuntas 20 siswa (90,91%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya
menurun. Pada saat Pra Siklus siswa yang tidak tuntas terdapat 13 siswa (59,09%),
pada siklus I masih 5 siswa (22,73%) dan pada siklus II masih 2 siswa (9,09%).
Perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada Gambar
7.
Gambar 7 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, danSiklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
40,91%
59,09%
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus
81
Tabel 26Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Siswa
Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori SebelumTindakan
Siklus I Siklus II
JmlSiswa
(%) JmlSiswa
(%) JmlSiswa
(%)
Tuntas 9 40,91 17 77,27 20 90,91Tidak Tuntas 13 59,09 5 22,73 2 9,09Jumlah 22 100 22 100 22 100Nilai tertinggi 75 90 100Nilai terendah 45 55 55Rata-rata 59,31 71,81 82,23
Pada Tabel 27 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas
dalam matapelajaran matematika. Pada kondisi Pra Siklus siswa tuntas hanya 9 siswa
(41,91%) pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (77,27%) dan siklus II jumlah
siswa yang tuntas 20 siswa (90,91%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya
menurun. Pada saat Pra Siklus siswa yang tidak tuntas terdapat 13 siswa (59,09%),
pada siklus I masih 5 siswa (22,73%) dan pada siklus II masih 2 siswa (9,09%).
Perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada Gambar
7.
Gambar 7 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, danSiklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
77,27%90,91%
59,09%
22,73%9,09%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
81
Tabel 26Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Siswa
Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
Kategori SebelumTindakan
Siklus I Siklus II
JmlSiswa
(%) JmlSiswa
(%) JmlSiswa
(%)
Tuntas 9 40,91 17 77,27 20 90,91Tidak Tuntas 13 59,09 5 22,73 2 9,09Jumlah 22 100 22 100 22 100Nilai tertinggi 75 90 100Nilai terendah 45 55 55Rata-rata 59,31 71,81 82,23
Pada Tabel 27 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas
dalam matapelajaran matematika. Pada kondisi Pra Siklus siswa tuntas hanya 9 siswa
(41,91%) pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (77,27%) dan siklus II jumlah
siswa yang tuntas 20 siswa (90,91%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya
menurun. Pada saat Pra Siklus siswa yang tidak tuntas terdapat 13 siswa (59,09%),
pada siklus I masih 5 siswa (22,73%) dan pada siklus II masih 2 siswa (9,09%).
Perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada Gambar
7.
Gambar 7 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, danSiklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013
9,09%
Siklus II
82
Gambar diagram batang di atas menunjukkan hasil belajar matematika siswa
dapat dikatakan mengalami peningkatan, terlihat pada pada kondisi Pra Siklus hingga
Siklus I siswa yang yang tuntas KKM mengalami peningkatan sebesar 36,36%,
Siklus I hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 13,64%. Jadi peningkatan
ketuntasan belajar siswa pada kondisi Pra Siklus hingga Siklus II adalah 50%.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi, yang dilakukan sebelum tindakan diperoleh bahwa
motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa rendah. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center). Guru masih
menerapkan metode yang kurang bervariatif, monoton, dan membosankan. Kondisi
seperti ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar dan menganggap bahwa
matematika adalah sebuah mata pelajaran yang sulit. Dampak dari kondisi tersebut
yaitu motivasi belajar siswa dan hasil belajar matematika siswa rendah.
Siswa belum menunjukkan sikap positif saat pembelajaran berlangsung. Sikap
yang ditunjukkan siswa saat pembelajaran yaitu siswa belum siap menerima
pelajaran ketika pelajaran akan dimulai, siswa sering berbicara sendiri, siswa lebih
suka diam, dari pada menjawab pertanyaan guru, siswa sering lupa mengejakan
tugas, dan siswa tidak suka membaca buku pelajarannya. Siswa terlihat malas dan
jenuh ketika pelajaran matematika berlangsung.
Berdasarkan hasil perolehan angket bahwa siswa yang mempunyai motivasi
tinggi sebanyak 1 siswa (4,55%), motivasi sedang 6 siswa (27,27%), dan motivasi
rendah 15 siswa (68,18%). Disamping itu hasil belajar matematika siswa mayoritas
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM ≥ 65). Dari hasil tes sebelum
tindakan siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (41,91%), dan siswa yang tidak tuntas
13 siswa (59,09%) dengan rata-rata 59,31. Kondisi ini menyatakan bahwa motivasi
belajar dan hasil belajar matematika belum mencapai indicator kinerja yang sudah
ditetapkan oleh penulis yaitu 75%. Adanya perbandingan antara jumlah siswa yang
mempunyai motivasi tinggi, sedang dan rendah serta tuntas dan tidak tuntas karena
siswa yang sudah mencapai keberhasilan belajar matematika sudah dapat menangkap
materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah saja, karena
83
kesembilan siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan
teman-temannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja. Dari
sembilan siswa yang tuntas ini, mereka mempunyai motivasi yang sedang. Dalam
proses pembelajaran mereka terkadang ada yang malas- malasan, bercerita sendiri,
pasif, akan tetapi mereka bisa menangkap materi tersebut sehingga mereka mendapat
nilai tuntas (KKM= 65). Sedangkan 13 siswa yang lain belum bisa menangkap
materi yang disajikan hanya dengan ceramah dan latihan soal saja. Karena daya
tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan, latihan saja, tanpa diberikan
contoh yang konkret.
Oleh karena itu diperlukan tindakan sesuai yaitu bagaimana meningkatkan
motivasi belajar dan hasil belajar siswa dengan metode-metode yang bervariatif yang
melibatkan semua kemampuan yang dimiliki siswa agar lebih berkembang sesuai
dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam tahapan operasional konkret.
Siswa akan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan paham akan materi apabila siswa
dapat melihat sesuatu yang konkret dan dapat terlibat dalam pembelajaran tersebut
dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga siswa tidak merasa kesulitan dan
bosan saat mengikuti pelajaran matematika.
Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan PAIKEM GEMBROT, guru
mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya. Siswa mulai tampak
antusias dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan tunjuk jari.
Dalam kegiatan pembelajaran guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 – 5
siswa. Guru menciptakan suasana yang berbeda dari kegiatan pembelajaran
sebelumnya. Siswa diajak keluar kelas untuk mengamati contoh-contoh bangun datar
dan bangun ruang. Setelah siswa mendapatkan contoh benda -benda tersebut, siswa
bersama dengan gurunya membahasnya. Saat menjelaskan materi guru menggunakan
contoh konkret. Penciptaan kondisi agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran saat
itu, guru memberikan sebuah permainan yaitu menyusun bangun dengan
menggunakan sedotan. Siswa mulai berlomba-lomba untuk membuat bangun sesuai
aba-aba guru. Kelompok yang dapat menyusun dengan benar, berhak memberikan
aba-aba kepada kelompok lainnya.
84
Guru menyediakan pojok baca yang relevan dengan materi. Siswa tampak
menuju pojok baca serta membaca-baca materi yang ada di pojok baca tersebut.
Siswa sudah mulai aktif bertanya dengan guru maupun dengan teman sekelasnya.
Siswa diminta mempresentasikan hasil kerja kelompok. Untuk menumbuhkan
kreatifitas siswa, guru meminta siswa untuk membuat kliping pembelajaran. Siswa
dengan kelompoknnya mencari dari koran, majalah, bungkus makanan, stiker. Siswa
mulai bekerja dengan kelompoknya membuat kliping dengan dihias sesuai dengan
kreasi mereka masing-masing. Guru tidak lupa membimbing dan memberikan arahan
setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Setelah diberikan bimbingan dan arahan
siswa diberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi serta merefleksi hasil
pembelajarannya. Pemberian motivasi, pesan-pesan menambah siswa termotivasi
belajar.
Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan terlihat peningkatan
hasil belajar dan perubahan sikap siswa. Motivasi belajar dan hasil belajar
matematika siswa meningkat dengan adanya proses belajar yang bermakna,
penciptaan lingkungan yang menarik, menyenangkan, serta melibatkan kemampuan
yang dimiliki siswa sesuai dengan tahapan berpikir anak yaitu operasional konkret.
Peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan
angket dan hasil perolehan nilai siklus I dan II.
Pada Siklus I siswa yang mempunyai motivasi tinggi sudah mengalami
peningkatan yaitu sebanyak 9 siswa (40,91%). Akan tetapi rata-rata siswa masih
mempunyai motivasi sedang, hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mempunyai
motivasi sedang lebih banyak dari pada motivasi tinggi. Siswa yang mempunyai
motivasi sedang sebanyak 13 siswa (59,09%), motivasi rendah ada 0 siswa (0%).
Motivasi belajar siswa pada tahap ini sudah menunjukkan perkembangan
belajaranya. Siswa yang semula hanya duduk, diam, tidak tertarik dengan
pembelajaran, sering keluar kelas saat jam-jam pelajaran berlangsung sekarang
menjadi lebih aktif, tertarik dengan pembelajaran yang menyenangkan. Siswa dapat
mengeksplor kemampuannya pada pembelajaran, tidak adanya rasa takut, bosan,
siswa sudah mulai betah dengan kondisi tersebut.
85
Akan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum bisa mengikuti pembelajaran
dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Mereka masih baru untuk beradaptasi
dengan kondisi belajar yang mereka belum pernah dapat dari guru. Sedangkan untuk
hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 65)
sebanyak 17 siswa (77,27%) masih ada siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa
(22,73%). Nilai rata-ratanya adalah 71,81, sedangkan nilai tertinggi adalah 90 dan
nilai terendah adalah 55.
Pada Siklus II dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT motivasi
belajar siswa sudah mengalami perubahan. Motivasi siswa tinggi mencapai 81,82%,
sedang 18,18%, rendah 0%. Dari siklus I ini, motivasi siswa sudah meningkat dari
siklus I. Siswa sudah menunjukkan sikap positifnya dalam belajar mengajar, rajin,
tekun, mengikuti pelajarn dari awal hingga akhir, aktif dalam KBM, mampu bekerja
sama dengan teman sekelasnya, tidak sering keluar kelas saat proses KBM
berlangsung. Sedangkan untuk hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM= 65) sebanyak 20 siswa (90,91%) masih ada siswa
yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa (9,09%). Nilai rata-ratanya adalah 80,23,
sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 55.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Andris Prasetyo (2011). dengan judul “Peningkatan Aktifitas belajar siswa dan
Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran PAIKEM GEMBROT Di Kelas IV
SDN Tanggung 1 Kota Blitar”, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS
siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes tertulis dan lembar aktifitas
siswa pada setiap siklus. Hasil tes Siklus I mencapai 92,05% dan siklus II 97,02%.
Hal itu juga diikuti dengan adanya peningkatan aktifitas siswa pada Siklus I sebesar
87,5% dan Siklus II sebesar 97,8%. Hal ini sama dengan Penelitian yang dilakukan
oleh Reni Uba Permatasari (2009) dengan judul Penggunaan Pendekatan PAIKEM
pada Pembelajaran PKn dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas V di SDN Tlumpu Kota Blitar. Hasil penelitian menunujukkna bahwa
kondisi awal motivasi kategori tinggi 35,97%; siklus I= 74,55%; siklus II= 82,73%,
maka dari kondisi awal dibandingkan sikus II meningkat 46,76%.
86
Berdasarkan temuan yang mendukung skripsi ini dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil
belajar matematika. Adapun peningkatan lain yang diteliti oleh Andris bahwa
PAIKEM GEMBROT dapat meningkatakan keaktifan belajar siswa.
Sejalan dengan Iif Khoiru Ahmadi dan Amri (2011:22) pembelajaran PAIKEM
GEMBROT di sekolah dasar sangat membantu siswa dalam proses belajar mengajar,
karena lebih menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif
sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung. Senada dengan pernyataan
tersebut, PAIKEM GEMBROT adalah sebuah pembelajaran yang menerapkan
metode-metode tertentu dalam berbagai media pengajaran yang disertai penataan
lingkungan sedemikian rupa agar dalam pembealjaaran siswa termotivasi untuk
belajar dan menjadi partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan,
gembira dan berbobot (Muhibin Syah, 2009). PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot) diharapkan
dapat memotivasi siswa untuk mengenal, menyerap, pengetahuan, nilai atau tindakan
yang terdapat dalam indikator dan kompetensi dasar. Sesuai dengan karakteristik
yang dimiliki PAIKEM GEMBROT dalam (Depdiknas, 2006) yaitu menggunakan
prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Berdasarkan teori dan temuan-temuan yang relevan maka peningkatan motivasi
belajar siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut: memperjelas tujuan yang ingin dicapai kepada siswa, menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam belajar dengan menggunakan media-media yang menarik
dan relevan dengan kebutuhan belajar siswa, melibatkan siswa secara aktif dalam
kegiatan belajar yang lebih kooperatif dan interaktif, memberikan pujian secara wajar
terhadap keberhasilan siswa, menciptakan persaingan dan kerja sama dan
memberikan penilaian,.
Sedangkan hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan melalalui
beberapa tahapan yang terkait dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT yaitu:
guru melakukan tahapan pendahuluan dengan mengkondisikan siswa agar siap
menerima pelajaran, memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran supaya arah
87
dari pembealjaran jelas. Selaian itu siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada
belajar melalui berbuat baik di dalam kelas dan di luar kelas, dengan adanya diskusi
kelompok, kerja kelompok, pengamatan, penugasan, demonstrasi, adanya pemberian
PR, dan adanya curah pendapat dengan teman sebaya maupun guru. Siswa juga
diberikan kebebasan untuk menggunakan berbagai media dan sumber belajar berupa
pojok baca yang telah disediakan guru sehingga menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa, guru membimbing dan mengarahkan setiap
kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa, dan siswa mendapatkan evaluasi dan
refleksi.