39
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Hasil penelitian pada pelaksanaan penelitian berisi tentang pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan. Adapun pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. 4.1.1 Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan Siklus I terdiri dari 4 tahapan sesuai dengan tahapan penelitian menurut Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2010:137) yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pembelajaran pertama dilaksanakan dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar. Pelaksanaan Siklus I dimulai dengan perencanaan tindakan mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran, kemudian diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan tindakan itu dilakukan pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu dijadikan sebagai bahan refleksi. Adapun rincian dari tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 4.1.1.1 Perencanaan Perencanaan Siklus I dilaksanakan dari bulan Februari hingga Maret 2013. Diawali tanggal 25 Februari yaitu dilaksanakannya persiapan sebelum penelitian dengan berkunjung ke SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora yaitu untuk mengetahui sampai mana materi matematika yang telah disampaikan guru dan berbincang-bincang mengenai rencana pembelajaran yang akan di desainnya pada materi berikutnya. Guru diberikan sebuah buku untuk dijadikan referensi saat penerapan pembelajaran yang akan dilakukan dan gambaran tahapan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Setelah dilakukannya konfirmasi dengan pihak SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, kemudian tahapan yang dilakukan yaitu membaca materi yang akan diajarkan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3787/5/T1_292009031_BAB IV.pdf · di uji validitas, reliabilitas, ... macam bentuk bangun datar (persegi,

Embed Size (px)

Citation preview

49

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan PenelitianHasil penelitian pada pelaksanaan penelitian berisi tentang pelaksanaan

penelitian yang telah dilakukan. Adapun pelaksanaan penelitian terdiri dari dua

siklus yaitu Siklus I dan Siklus II.

4.1.1 Pelaksanaan Siklus IPelaksanaan Siklus I terdiri dari 4 tahapan sesuai dengan tahapan penelitian

menurut Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2010:137) yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pembelajaran pertama

dilaksanakan dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

Pelaksanaan Siklus I dimulai dengan perencanaan tindakan mengenai apa saja yang

akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran, kemudian

diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan tindakan itu dilakukan

pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu dijadikan sebagai bahan

refleksi. Adapun rincian dari tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut.

4.1.1.1 Perencanaan

Perencanaan Siklus I dilaksanakan dari bulan Februari hingga Maret 2013.

Diawali tanggal 25 Februari yaitu dilaksanakannya persiapan sebelum penelitian

dengan berkunjung ke SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora yaitu

untuk mengetahui sampai mana materi matematika yang telah disampaikan guru dan

berbincang-bincang mengenai rencana pembelajaran yang akan di desainnya pada

materi berikutnya. Guru diberikan sebuah buku untuk dijadikan referensi saat

penerapan pembelajaran yang akan dilakukan dan gambaran tahapan pembelajaran

dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Setelah dilakukannya

konfirmasi dengan pihak SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora,

kemudian tahapan yang dilakukan yaitu membaca materi yang akan diajarkan sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

50

Tahapan selanjutnya yaitu membuat kisi-kisi soal. Dari kisi-kisi soal itu

kemudian dibuat butir-butir soal Siklus I dan Siklus II. Butir-butir soal itu kemudian

di uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran di kelas 5 SDN Regenung 01

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Sebelum menguji lembar soal maupun

lembar angket terlebih dahulu meminta ijin kepada kepala sekolah untuk

mengujinya. Soal yang diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran sebanyak 30

soal, bentuk soal pilihan ganda dengan materi menyebutkan sifat-sifat bangun datar.

Setelah menguji butir soal, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu menguji lembar

angket, dimana pernyataan yang ada pada angket sebanyak 30 item pernyataan.

Setelah instrumen Siklus I selesai diuji, selanjutnya menguji butir soal dan lembar

angket untuk Siklus II materi selanjutnya menyebutkan sifat-sifat bangun ruang.

Jumlah butir soal dan butir pernyataan yang ada pada lembar angket pada Siklus II

sama dengan Siklus I.

Setelah mendapat soal-soal dari uji validitas, reliabelitas dan uji kesukaran

kemudian dipilih untuk soal-soal yang valid dan reliabel, dan untuk mengetahui

kesetaraan soal dipilih soal-soal yang sulit, sedang dan mudah. Dari 30 soal, yang

digunakan untuk tes yaitu 20 soal untuk Siklus I dan Siklus II. Sedangkan untuk

lembar angket dari 30 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur motivasi

belajar siswa yaitu sebanyak 25 item pernyataan. Sebelum pelaksanaan tindakan juga

harus membuat lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan sintak/tahapan

yang ada pada pembelajaran PAIKEM GEMBROT yang dilaksanakan oleh guru.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I terdiri dari 4 pertemuan

yakni pertemuan pertama pada tanggal 11 Maret 2013, pertemuan kedua pada

tanggal 12 Maret 2013, pertemuan ketiga pada tanggal 18 Maret 2013 dan pertemuan

keempat 19 Maret 2013 dengan standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun

dan hubungan antar bangun, kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun

datar. Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga dilakukan penyampaian materi

melalui pembelajaran PAIKEM GEMBROT, pertemuan keempat baru dilaksanakan

evaluasi yaitu memberikan soal tes dan kemudian dibagikannya lembar angket untuk

mengevaluasi siswa terkait motivasinya setelah mengikuti semua tahapan di akhir

pertemuan.

51

Perencanaan Siklus I yang terdiri dar 4 pertemuan, pada saat tindakan

dilakukan sesuai tahapan dari sintak PAIKEM GEMBROT, setiap pertemuan tidak

sampai selesai sintak tersebut jadi bersinambungan antara pertemuan kesatu, kedua,

ketiga, dan keempat. Kemudian RPP beserta sintak yang sudah disimpulkan dari

beberapa ahli itu dikonsultasikan denga ibu Supriyanti guru kelas 5 SDN 1 Ledok

Kecamatan Sambong Kabupaten Blora pada tanggal 8 maret. Sebelumnya guru

sudah diberikan gambaran mengenai pembelajaran PAIKEM GEMBROT, sehingga

pada kesempatan ini menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam RPP yang

berdasarkan sintak supaya pembelajaran berlangsung sesuai dengan sintak

pembelajaran tersebut. Guru belum sedikit paham mengenai permainan yang akan

dilakukan, oleh sebab itu didiskusikan bersama dan memperoleh titik temunya, dan

guru kelaspun memahaminya.

Persiapan bahan-bahan yang dibutuhkan mengenai alat peraga berupa macam-

macam bentuk bangun datar (persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat,

layang-layang , lingkaran, dan trapesium). Alat peraga tersebut terbuat dari kardus

yang dibentuk sesuai dengan macam-macam bangun datar tersebut, kemudian

dilapisi kertas warna supaya lebih menarik. Alat peraga ini dibuat setelah mengetahui

materi yang akan disampaikannya, supaya lebih siap dna matang. Peralatan-peralatan

(penggaris, gunting, busur derajat, kertas HVS, sedotan) perangkat evaluasi yang

meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal,membuat lembar angket, membuat

lembar observasi. Selain itu disiapkannya kamera yang akan digunakan untuk

mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar.

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada Siklus I dilakuakan sebanyak 4 kali pertemuan

sesuai dengan RPP. Langkah-langkah setiap pertemuan disesuaikan dengan sintak

PAIKEM GEMBROT. Pada pertemuan keempat selain mengumpulkan kliping

pembelajaran, dilaksanakan pula evaluasi pada akhir pembelajaran dengan

memberika tes dan pembagian lembar angket. Pertemuan pertama dilaksanakan hari

senin tanggal 11 Maret 2013 pada matapelajaran matematika dengan kompetensi

dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.

52

Pada pertemuan pertama terdapat 2 indikator pembelajaran yaitu menemukan

contoh-contoh benda yang ada dilingkungan sekitar yang termasuk bangun datar, dan

menyebutkan macam-macam bentuk bangun datar. Pada kegiatan awal guru

menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa

memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas

sebagai wujud kepedulian lingkungan, menumbuhkan rasa ingin tahu dengan

menyampaikan pertanyaan-pertanyaan konsep-konsep prasyarat yang sudah

diketahuai oleh siswa sebelumya, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan pembelajaran PAIKEM

GEMBROT.

Pada kegiatan Inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu

pengertian bangun datar, siswa diajak keluar kelas untuk mencari contoh benda-

benda yang termasuk bangun datar berdasarkan definisi yang sudah didapatnya dari

guru. Setelah siswa memperoleh contoh-contoh bangun datar, siswa saling bertukar

pendapat dengan temannya kemudian dengan bimbingan guru bersama-sama

membahas apa yang sudah diperolehnya dalam pengamatan tersebut. Siswa

memanfaatkan pojok baca untuk mengenal dulu macam-macam bangun datar.

Dengan media yang sudah disiapkan siswa menyebutkan macam- macam bentuk

bangun datar. Siswa kemudian mengambil papan bangun datar sesuai dengan nama

yang sudah disebutkan. Bersama dengan kelompoknya siswa mengelompokkan

contoh bangun yang diperolehnya kedalam macam-macam bangun datar. Agar

pembelajaran tidak monoton, guru membagi kelompok bermain menyusun bangun

dengan sedotan. Guru meminta agar siswa membentuk bangun datar sesuai dengan

aba-aba guru dan menyebutkan contoh-contohnya. Yang mengangkat tangannya

terlebih dahulu dan jawaban itu benar, itulah yang menjadi juara dan berhak untuk

memberikan aba-aba kepada temannya untuk membentuk bangun datar beserta

contohnya. Guru memberikan pujian kepada siswa. Pada kegiatan akhir siswa diberi

PR dan dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah

dilaksanakan dikelas dan diluar kelas.

53

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 12 maret 2013. Pelaksanaan

pertemuan kedua hampir sama dengan pelaksanaan pertemuan kesatu, hanya siswa

dibentuk dalam kelompok belajar untuk mengklasifikasikan benda-benda yang sudah

didapatnya dari rumah maupun di sekolah. Kemudian siswa mengklasifikasikan lagi

kedalam bentuk bangun datar dan dilanjut dengan mengidentifikasi sifat-sifat bangun

datar tersebut. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menciptakan suasana kelas

yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa

kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan,

mengingatkan kembali terkait contoh-contoh benda yang termasuk bangun datar,

memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan

menggunakan PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan Inti, siswa berkumpul dengan

kelompoknya untuk mengklasifikasikan contoh-contoh benda yang telah di

perolehnya ke dalam bentuk bangun datar. Siswa memanfaatkan pojok baca untuk

menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa bersama dengan kelompoknya

dapat mengklasifikasikan dengan benar. Kemudian siswa bersama kelomponya

bekerja sama untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dengan menggunakan

penggaris, busur derajat, dan dibuktikan lagi dengan kertas lipat yang sudah di

siapkan dengan bimbingan guru. Siswa kemudian menyusun laporan hasil diskusinya

dan tidak lupa dengan bimbingan guru. Siswa mempresentasikan di depan kelas,

siswa lainnya menanggapi hasil presentasi temannya. Siswa bersama dengan guru

mengklasifikasi hal-hal yang masih kurang tepat untuk di luruskan. Guru

memberikan umpan balik kepada siswa terhadap pembelajaran yang sudak

dilakukan, dan siswa membuat rangkuman hasil belajarannya mengenai sifat-sifat

bangun datar. Pada kegiatan penutup siswa bersama dengan guru melakukan refleksi

dan mendapat tugas agar pertemuan berikutnya membawa Koran bekas, majalah

bekas, lem, gunting, penggaris, busur derajat.

Pertemuan ketiga yang dilaksanakan hari senin tanggal 19 Maret 2013 yaitu

melanjutkan kegiatan pembelajaran untuk membuat kliping bangun datar. Pada

kegiatan awal, guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah

satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian

kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan, memberikan contoh dan penjelasan

54

mengenai kliping bangun datar, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai melalui Pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan Inti, siswa

berkumpul dengan kelompoknya untuk membuat kliping bangun datar. Guru

memberikan kertas HVS dan kertas lipat kepada setiap kelompok. Siswa

memanfaatkan pojok baca untuk menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa

bersama dengan kelompoknya membuat kliping bangun datar. Kemudian siswa

bersama kelomponya mendemonstrasikan hasil klipingnya untuk di tunjukkan

kepada teman-temannya. Guru memberikan umpan balik kepada siswa terhadap

pembelajaran yang sudak dilakukan, dan memberikan pujian kepada siswa yang telah

membuat klipng dengan bagus dan benar. Siswa diberikan kesempatan untuk

menghias semenarik mungkin di rumah dan dikumpulkan sebelum ulangan pada

pertemuan berikutnya. Siswa mengerjakan latihan soal. Pada kegiatan penutup siswa

bersama dengan guru melakukan refleksi dan memberikan pengumuman bahwa

pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan.

Pertemuan keempat merupakan akhir pelaksanaan dari Siklus I yang

dilaksanakan hari selasa, tanggal 19 Maret 2013. Pada pertemuan keempat ini siswa

hanya mengumpulkan kliping dan diadakannya evaluasi. Sebelum evaluasi belajar

dimulai seperti pada pertemuan persama, kedua, dan ketiga, guru menciptakan

suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa,

guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud

kepedulian lingkungan. Siswa mengumpulkan kliping bangun datar. Guru

memberikan waktu untuk belajar selama 10 menit. Siswa mengerjakan soal postes

siklus I. Siswa bersama dengan guru merefleksi terhadap keseluruhan pembelajaran

yang sudah di ikutinya dan membrikan pesan moral dan penghargaan.

4.1.1.3 Pengamatan/ObservasiPengamatan/observasi dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran

berlangsung yaitu empat pertemuan. Hasil observasi pada kegiatan yang telah

diterapkan oleh guru untuk mengukur keberhasilan keterlaksanaan sintak

pembelajaran melalui PAIKEM GEMBROT.

55

Pengamatan menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam

langkah-langkah kegiatan pembelajaran PAIKEM GEMBROT dengan

menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya yang dituangkan dalam

RPP. Berdasarkan hasil observasi penerapan Pembelajaran PAIKEM GEMBROT

yang diterapkan guru pada Siklus I Pertemuan I pada kegiatan pembelajaran

penerapan indikator pembelajaran masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat pada

lembar observasi pada Lampiran 10. Berdasarkan lembar observer maka diperoleh

hasil pelaksanaan kegiatan berdasar tahapan-tahapan dalam Pembelajaran PAIKEM

GEMBROT.

Pada Pertemuan I ada catatan dari observer mengenai pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar. Menurut observer, guru belum melaksanakan semua tahapan yang

ada dalam tahapan tahapan yang dituangkan dalam RPP tersebut. Dari 19 tahapan

yang harus dilakukan pada pertemuan 1 baru 16 langkah yang dilakuakan, 3 langkah

tahapan belum dilakukan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan PAIKEM

GEMBROT belum terbiasa dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran PAIKEM

GEMBROT.

Catatan-catatan yang ada pada observer terhadap pelaksanaan Pembelajaran

PAIKEM GEMBROT pada Pertemuan 1 yaitu guru sudah melakukan sebagian besar

tahapan pembelajaran mulai dari tahapan pendahuluan sampai merefleksi. Di awal

guru sudah membuka pelajaran dengan mengkonsisikan siswa agar siap menerima

pelajaran, adanya apersepsi, adanya motivasi untuk menarik perhatian siswa supaya

semangat belajar dan adanya penyampaian tujuan pembelajaran supaya arah dari

pembelajaran tersebut diketahui oleh siswa. Pada kegiatan inti guru juga sudah

melakukan penyampaian konsep dasar yang harus diketahui siswa sebelum

melakukan pengamatan.

Guru sudah menggunakan benda-benda konkret, metode yang bervariatif yang

terdiri dari ceramah, pengamatan diluar kelas, curah pendapat dengan teman sekelas,

guru dengan siswa, tidak lupa guru juga memberikan bimbingan, arahan saat

pengamatan diluar kelas, kemudian dibahas didalam kelas,dan guru juga memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mencatat hasil pembahasan bersama di buku catatan

agar siswa tidak lupa.

56

Pada saat permainan guru juga melibatkan siswa untuk memberikan aba-aba

dan guru juga membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran. Namun

semua dari keterlaksanaanya sintak PAIKEM GEMBROT ada catatan yang belum

dilakukan oleh guru yaitu: guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran, guru

belum melibatkan setiap siswa dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemapuan dengan menekankan pada belajar melalui berbuat, guru

belum memberikan umpan balik terhadap kinerja siswa.

Oleh karena itu, kekurangan dalam pertemuan pertama perlu diadakan

perbaikan pada pertemuan 2. Hasil observasi pada Pertemuan kedua yang diperoleh

berdasarkan lembar hasil observasi dalam penerapan PAIKEM GEMBROT yang

diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran indikator yang diukur sama dengan

pada Pertemuan pertama dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan dalam pembelajaran sebelumnya.

Dalam penerapan pembelajaran pada Pertemuan kedua berdasarkan hasil

observasi, diperoleh hasil observasi berdasarkan lembar observasi yang telah

digunakan. Tahapan-tahapan yang ada dalam yang ada dalam kegiatan pembelajaran

dengan PAIKEM GEMBROT lainnya sudah dikategorikan dengan cukup baik.

Masih ada kekurangan yang ada dalam pertemuan 2 ini yaitu guru belum melibatkan

setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan siswa

belum diberikan kesempatan untuk menanggapi hasil presentasi temannya. Oleh

karena itu, kekurangan dalam pertemuan kedua perlu perbaikan pada pertemuan

ketiga agar pertemuan selanjutnya dilaksanakan dengan baik.

Hasil observasi pada pertemuan ketiga yang diperoleh berdasarkan lembar

hasil observasi dalam penerapan Pembelajaran melalui PAIKEM GEMBROT yang

diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan

pada pertemuan kesatu, kedua, dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran

yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua. Dalam

penerapan pembelajaran pada petemuan ketiga berdasarkan hasil observasi,

penerapan pembelajaran pada indikator penerapan pembelajaran dengan PAIKEM

GEMBROT pelaksanaan pembelajaran maksimal dan dalam kategori baik. Tidak ada

catatan dalam kegiatan pembelelajaran.

57

Hal ini berarti guru sudah melaksanakan semua tahapan kegiatan yaitu mulai

kegiatan pendahuluan sampai penutup, guru melaksanakannya dengan baik. Tidak

ada catatan perbaiakan dari observer untuk pertemuan keempat.

Pada pertemuan keempat guru hanya memberikan tes. Sebelum

dilaksanakannya tes, siswa mengumpulkan kliping yang sudah dibuat pada

pertemuan sebelumnya. Setelah diadakannya tes, siswa diminta untuk mengisi

lembar angket untuk mengukur motivasi belajarnya. Pada pertemuan keempat ini

guru pasti melaksanakan sintak yang terakhir yaitu memberikan evaluasi, dan pada

pertemuan keempat ini guru sudah melaksanakan semua tahapan.

4.1.1.4 Refleksi

Berdasarkan observasi Siklus I dari pertemuan kesatu, kedua, ketiga, dan

keempat dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT maka dilakukan

refleksi yaitu berdiskusi dengan guru kelas, observer, atas segala kegiatan dalam

proses pembelajaran Hasil refleksi diambil dari hasil lembar observasi, lembar

angket, tes yang dilaksanakan pada Siklus I. Berdasarkan hasil lembar observasi guru

pada Siklus I, guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari

setiap tahapan sintak PAIKEM GEMBROT sudah dilaksanakan semua oleh guru

walaupun pada pertemuan kesatu dan kedua ada kekurangan. Hal ini terlihat dari

kegiatan guru yang dilaksanakan dari awal hingga akhir. Namun masih ada

kekurangan guru yang perlu diperbaiki.

Pada pertemuan pertama masih lupa menyampaikan tujuan pengawasan saat

pengamatan di luar kelas, ternyata guru masih kurang sehingga siswa memanfaatkan

kelengahan guru untuk bermain. Hal ini disebabkan karena siswa tidak pernah

belajar matematika di luar ruangan kelas. Hal ini menimbulkan siswa

memanfaatkannya untuk bermain dan bercanda dengan temannya saat guru tidak

mengawasi. Pada saat guru menjelaskan dengan benda-benda konkret, siswa belum

dilibatkan untuk terlibat dalam contoh yang dilakukan oleh guru. Ini menjadi catatan

penting bagi guru agar melibatkan siswa untuk belajar berbuat saat pembelajaran

berlangsung. Pada pemberian umpan balik ternyata guru juga belum melaksanakan

pada pertemuan ini, setelah membahas bersama kemudian langsung dilanjutkan

meyebutkan macam-macam bangun datar. Seharusnya yang dilakukan setelah

58

membahas bersama mengnai contoh-contoh benda yang termasuk bangun datar

tersebut guru memberikan umpan balik. Pembelajaran dilanjut dengan menyebutkan

bangun datar dengan bantuan papan bangun datar yang sudah disediakan.

Pada saat menyebutkan bangun datar guru sudah melibatkan siswa untuk maju

kedepan dan menempel sesuai dengan nama yang disebut. Siswa terlihat antusias

saat menempul bangun tersebut, tanpa ditunjukak siswa pun bersedia mengambil

papan bangun datar tersebut kemudian ditempel dipapan tulis dan member nama

sesuai bangun yang ditempelaknnya. Guru sudah membimbing dan mengarahkan

siswa saat ada siswa yang menulis kurang tepat.

Pada pertemuan kedua saat pembagian kelompok siswa lebih cenderung suka

memilik kelompok sendiri. Karena jumlah siswa perempuan dan laki-laki tidak

sebanding, akan tetapi hal itu dapat diatasi oleh guru. Siswa perempuan tetap

bergabung dengan perempuan. Dan siswa laki-laki dikelompokkan secara heterogen.

Supa ada keseimbangan tiap kelompok. Pada saat mengidentifikasi, siswa sangat

antusias sekali dengan kelompokknya untuk berlomba menjadi yang terbaik.

Semua anggota terlihat aktif, dan ingin mencoba membuktikan sifat-sifat

bangun datar. Setelah diskusi selesai, siswa diberikan kesempatan untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Di sisi inilah guru yang menjadi kekeurangan

dalam menerapkan sintak PAIKEM GEMBROT. Guru belum meminta siswa untuk

menanggapi hasil diskusi temannya. Hanya 1 kelompok saja yang menanggapi

presentasi temannya dan menjadi catatan bagi guru agar memberikan kesempatan

kepada semua kelompok menanggapi hasil presentasi kelompok lainnya.

Pada pertemuan ketiga sintak PAIKEM GEMBROT sudah dilaksanakan

dengan maksimal. Siswa sudah antusias dalam membuat kliping. Akan tetapi ada

catatan supaya waktu lebih efisian yaitu siswa memotong gambar-gambar dari

rumah, sehingga di sekolah hanya menempel di kertas HVS dan menghias sesuai

kreatifitas kelompok mereka masing-masing, supaya waktu mendemonstraikan

klipingnya lebih maksimal. Pertemuan keempat guru sudah melaksanakan sintak

yang semestinya dilaksanakan yaitu memberikan evaluasi, dan pesan-pesan moral

supaya siswa tidak menganggap matematika itu sulit. Guru telah memberikan

gambaran manfaat dari mempelajari matematika.

59

Dari kekurangan yang ditemukan pada siklus I, maka dapat diperbaiki pada

siklus II. Hal-hal yang dapat dilakukan agar kekurangan pada siklus I tidak terjadi

pada siklus II adalah yaitu Guru mengulang kembali menggunakan model

pembelajaran yang sama dengan pembelajaran sebelumnya sehingga guru tidak

canggung. Dalam pengamatan di luar kelas, guru hendaknya membentuk kelompok,

dan menunjuk satu siswa menjadi ketua kelompok, untuk mengawasi kerja

temannya. sehingga guru tidak harus mengawasi satu persatu dari 22 siswa.

Tanggung jawab dari pengamatan diluar kelas yaitu ketua kelompok. Pada saat

pembuatan kliping pembelajaran, siswa diminta menyiapkan gambar-gambar yang

digunakan untuk kliping dari rumah dan memotongnya dari rumah, sehingga di

sekolah tidak ada sampah yang menumpuk dari koran-koran maupun majalah-

majalah yang sudah tidak dipakai. Pengelolaan waktu agar lebih ditingkatkan supaya

setiap kelompok dapat mempresentasikan hasil kinerjanya dan setiap kelompok dapat

menaggapinya.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan Siklus II sama seperti pelaksanaan Siklus I dengan 4 tahapan

menurut Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2010:137) yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Dalam siklus II ini

dilakukan sama dengan Siklus I yaitu 4 kali pertemuan yakni pertemuan pertama

pada tanggal 25 Maret 2013, pertemuan kedua pada tanggal 26 Maret 2013,

pertemuan ketiga pada tanggal 1 April 2013 dan pertemuan keempat 2 April 2013.

Kompetensi dasar pada Siklus II yaitu mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.

Pelaksanaan Sklus II dimulai dengan perencanaan tindakan mengenai apa saya yang

akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran, kemudian

diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan tindakan itu dilakukan

pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu dijadikan sebagai bahan

refleksi. Adapun rincian dari tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut ini.

60

4.1.2.1 Perencanaan

Perencanaan tindakan Siklus II digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada

siklus I. Pada tanggal 19 Maret 2013 setelah dilakukannya refleksi, diskusi, dengan

guru dan observer, perlu dilakukannya perbaikan-perbaikan daari kekurangan-

kerungan yang ada pada Siklus I. Melihat hasil observasi, angket, dan tes perlu

diadakannya perbaikan dan pemantapan. Pada Siklus I penerapan sintak PAIKEM

GEMBROT sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu guru sudah

melaksanakan semua sintak dengan baik. Akan tetapi agar pembelajaran ini

berdampak lebih maksimal pada motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa

maka penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT diterapkan lagi. Melihat

motivasi belajar masih belum mencapai indikator maka dilakukannya perbaikan.

Sedangkan untuk hasil belajar matematika sudah mencapai indikator yang

maka diadakan pemantapan sesuai dengan indikator dan KKM yang sudah

diterapkan pada Siklus I agar semua indikator yang ada mencapai kriteria

keberhasilan yang telah ditetapkan. pertemuan pertama pada tanggal 25 Maret 2013,

pertemuan kedua pada tanggal 26 Maret 2013, pertemuan ketiga pada tanggal 1 April

2013 dan pertemuan keempat 2 April 2013.

Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga dilakukan penyampaian materi

melalui pembelajaran PAIKEM GEMBROT, kemudian di pertemuan keempat baru

dilaksanakan evaluasi. Perencanaan Siklus I yang terdiri dar 4 pertemuan, pada saat

tindakan dilakukan sesuai tahapan dari sintak PAIKEM GEMBROT. setiap

pertemuan tidak sampai selesai sintak tersebut jadi bersinambungan antara

pertemuan kesatu, kedua, ketiga, dan keempat dalam satu siklus.

Persiapan pembelajaran mulai dari alat peraga, lembar observasi, lembar

angket, lembar evaluasi. Alat peraga yang dibuat hanya beberapa, karena di sekolah

sudah menyediakan beberapa bangun ruang. Bangun ruang yang ada dikelas yaitu

balok, kubus, limas, kerucut, prisma. Adapun bangun ruang yang belum ada dan

harus dibuat yaitu tabung. Tabung dibuat dengan kertas karton yang tebal supaya

terlihat seperti tabung asli pada waktu itu juga disiapkan sebuah celengan yang

berbentuk tabung supaya siswa lebih jelas. Sedangkan bola tidak membuat

melainkan membawa asli bola.

61

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan

sesuai dengan RPP. Langkah-langkah setiap pertemuan sama. Namun pada

pertemuan keempat ada perbedaan dengan pertemuan sebelumnya. Pertemuan

keempat hanya diadakan evaluasi.

Pertemuan pertama dilaksanakan hari senin tanggal 25 Maret 2013 pada

matapelajaran Matematika dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat

bangun ruang. Pada kegiatan awal pembelajaran guru menciptakan suasana kelas

yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa

kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan,

menumbuhkan rasa ingin tahu dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan

konsep-konsep prasyarat yang sudah diketahuai oleh siswa sebelumya, memotivasi

siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan menggunakan

pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan Inti, guru menyampaikan materi

yang akan dipelajari yaitu pengertian bangun ruang, kemudian guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk keluar kelas mencari contoh benda-benda yang

termasuk bangun ruang bersama kelompoknya berdasarkan definisi yang sudah

didapatnya dari guru. Setelah siswa memperoleh contoh-contoh bangun ruang, siswa

saling bertukar pendapat dengan temannya kemudian dengan bimbingan guru

bersama-sama membahas apa yang sudah diperolehnya dalam pengamatan tersebut.

Kemudian siswa bersama temannya untuk menyebutkan macam-macam bentuk

bangun ruang dengan alat peraga yang sudah disiapkan. Guru meminta agar siswa

menggambar bangun ruang di kertas HVS. Yang mengangkat tangannya terlebih

dahulu dan jawabanya benar, itulah yang menjadi juara. Guru memberikan pujian

kepada siswa agar siswa termotivasi lagi untuk belajar. Pada kegiatan akhir siswa

dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah

dilaksanakan dikelas dan diluar kelas, refleksi pembelajaran, dan siswa menerima

tugas dari guru untuk mencari contoh-contoh benda lainnya yang termasuk bangun

ruang di rumah.

62

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 26 Maret 2013.

Pelaksanaan pertemuan kedua hampir sama dengan pelaksanaan pertemuan kesatu,

hanya siswa dibentuk dalam kelompok belajar untuk mengklasifikasikan benda-

benda yang sudah didapatnya dari rumah maupun di sekolah pada pertemuan

pertama kedalam bentuk bangun ruang dan mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru menciptakan suasana kelas yang religius

dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran

siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan,

mengingatkan kembali terkait contoh-contoh benda yang termasuk bangun ruang,

memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan

menggunakan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan inti, siswa

berkumpul dengan kelompoknya untuk mengklasifikasikan contoh-contoh benda

yang telah di perolehnya ke dalam bentuk bangun ruang. Siswa memanfaatkan pojok

baca untuk menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa bersama dengan

kelompoknya dapat mengklasifikasikan dengan benar. Kemudian siswa bersama

kelomponya bekerja sama untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan

menggunakan penggaris, busur derajat, dan dibuktikan lagi dengan kertas lipat yang

sudah di siapkan dengan bimbingan guru.

Siswa kemudian menyusun laporan hasil diskusinya dan tidak lupa dengan

bimbingan guru. Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas, siswa lainnya

menanggapi hasil presentasi temannya. Siswa bersama dengan guru mengklrarifikasi

hal-hal yang masih kurang tepat untuk di luruskan. Guru memberikan umpan balik

kepada siswa terhadap pembelajaran yang sudak dilakukan, dan siswa membuat

rangkuman hasil belajarannya mengenai sifat-sifat bangun ruang. Pada kegiatan

penutup siswa bersama dengan guru melakukan refleksi dan mendapat tugas agar

pertemuan berikutnya menyiapkan dari rumah gambar yang termasuk bangun ruang,

lem, gunting, penggaris, busur derajat.

Pertemuan ketiga yang dilaksanakan hari senin tanggal 1 April 2013 yaitu

melanjutkan kegiatan pembelajaran untuk membuat kliping bangun ruang. Pada

kegiatan awal, guru menciptakan suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah

satu siswa memimpin berdoa, guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian

63

kelas sebagai wujud kepedulian lingkungan, memberikan contoh dan penjelasan

mengenai kliping bangun datar, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai melalui Pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Pada kegiatan inti siswa

berkumpul dengan kelompoknya untuk membuat kliping bangun ruang. Guru

memberikan kertas HVS kepada setiap kelompok. Siswa memanfaatkan pojok baca

untuk menambah referensi. Dengan bimbingan guru siswa bersama dengan

kelompoknya membuat kliping bangun ruang.

Siswa bersama kelomponya mendemonstrasikan hasil klipingnya di depan

kelas. Guru memberikan umpan balik kepada siswa terhadap pembelajaran yang

sudah dilakukan, dan memberikan pujian kepada siswa yang telah membuat klipng

dengan bagus dan benar. Siswa diberikan kesempatan untuk menghias semenarik

mungkin di rumah dan dikumpulkan sebelum ulangan pada pertemuan berikutnya.

Siswa mengerjakan latihan soal. Pada kegiatan penutup siswa bersama dengan guru

melakukan refleksi dan memberikan pengumuman bahwa pertemuan berikutnya

akan diadakan ulangan.

Pertemuan keempat merupakan akhir pelaksanaan dari Siklus I yang

dilaksanakan hari selasa, tanggal 2 April 2013. Pada pertemuan keempat ini siswa

hanya mengumpulkan kliping dan diadakannya evaluasi. Sebelum evaluasi belajar

dimulai seperti pada pertemuan persama, kedua, dan ketiga, guru menciptakan

suasana kelas yang religius dengan menunjuk salah satu siswa memimpin berdoa,

guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian kelas sebagai wujud

kepedulian lingkungan. Siswa mengumpulkan kliping bangun datar. Guru

memberikan waktu untuk belajar selama 10 menit. Siswa mengerjakan soal tes siklus

II. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi dan pemberian pesan moral.

4.1.2.3 Pengamatan/Observasi

Pengamatan/observasi dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran

berlangsung yaitu empat pertemuan. Hasil observasi pada kegiatan yang telah

diterapkan oleh guru untuk mengukur keberhasilan keterlaksanaan sintak

pembelajaran melalui PAIKEM GEMBROT.

64

Pengamatan menggunakan lembar observasi yang diambil dari indikator dalam

langkah-langkah kegiatan pembelajaran PAIKEM GEMBROT dengan

menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya yang dituangkan dalam

RPP. Berdasarkan hasil observasi penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT

yang diterapkan guru pada pertemuan pertama pada kegiatan pembelajaran

penerapan indikator pembelajaran sudah baik. Guru sudah melaksanakan semua

sintak mulai dari kegiatan awal hingga penutup. Guru sudah mulai terbiasa dengan

penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT ini. Tidak ada rasa canggung dan

kaku saat menyampaiakan materi.

Guru juga sudah melaksanakan secara urut tahapan yang harus

dilaksanakannya. Guru sudah membuka pelajaran mulai dari mengkondisikan siswa,

memberikan apersepsi, memotivasi siswa,dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Sebelum menugaskan siswa untuk pengamatan, guru juga sudah menjelaskan konsep

yang harus dipegang siswa mengenai bangun ruang. Siswa dibentuk kelompok saat

pengamatan agar guru dapat memberikan pengawasan dan bimbingan secara intensif.

Siswa yang semulanya bermain saat pengamatan diluar kelas, kini siswa

antusias dalam pengamatan bersama dengan kelompok dan ketua kelompok dapat

mengatur teman-temanya ketika ada temannya yang bermain, karena ketua kelompok

diberikan tanggung jawab supaya dapat mengawasi saat guru membimbing

kelompok lain. Guru juga sudah membahas, membimbing siswa saat membuat

catatan kecil yang ada dibuku catatannya. Guru juga sudah mengecek satu persatu

catatan siswa sebagai umpan balik guru dan memberikan PR untuk mencari contoh

benda yang termasuk bangun ruang.

Pada pertemuan kedua keterlaksanaan sintak sudah baik. Guru sudah

melaksanakan semua tahapan sintak dari pendahulauan sampai pemberian

penghargaan dan pesan-pesan agar siswa tetap belajar matematika. Kekurangan yang

ada sudah diperbaiki. Semula guru belum memberikan kesempatan setiap kelompok

untuk presentasi, pada pertemuan kedua ini guru sudah memberikan kesempatan

untuk setiap kelompok mempresentasikan hasil kinerjanya di depan kelas, dan setiap

kelompok yang tidak maju juga sudah menanggapi teamannya yang maju. Sehingga

adanya kerja sam yag terjalin antar kelompok.

65

Pembelajaran semakin aktif, dan adanya kerja sama dengan guru maupun

temannya sendiri membuat siswa semakin bersaing untuk menjadi yang terbaik.

Guru juga sudah memberikan umpan balik. Pada kesempatan ini guru sudah

menyampaikan kepada siswa agar pertemuan besuk (pada hari Selasa) agar

menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kliping dari rumah, tidak membawa koran

yang belum dipotong- potong. Sehingga pada pertemuan ketiga ini lebih efektif, dan

siswa lebih kreatif saat menghias klipingnya.

Pada pertemuan ketiga keterlaksanaan sintak sudah dilakukan semua. Guru

sudah membuka pembelajaran secara lengakap, dan masuk pada kegiatan inti,

keterlaksanaan sintak sudah lengkap. Guru sudah melibatkan siswa dalam kelompok,

adanya bimbingan arahan dalam membuat kliping, adanya demonstrasi kliping dan

tanggapan dari guru maupun siswa. Guru juga sudah melakukan umpan balik,

membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajarannya dan melakukan

refleksi.

Pada pertemuan keempat guru hanya memberikan tes. Sebelum

dilaksanakannya tes, siswa mengumpulkan kliping pembelajaran tentang bangun

ruang yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Siswa telah mengerjakan

pekerjaan rumahnya dengan baik. Kemudian siswa mengerjakan tes dengan tenang.

Setelah ulangan harian selesai, guru merefleksi ulangan harian tersebut kemudian

siswa diminta untuk mengisi lembar angket motivasi belajar untuk mengukur

motivasi belajar siswa.

4.1.2.4 Refleksi

Berdasarkan observasi Siklus II dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT

maka dilakukan refleksi dengan dengan guru kelas, observer, atas segala kegiatan

dalam proses pembelajaran Hasil refleksi diambil dari hasil lembar observasi, lembar

angket, tes yang dilaksanakan pada Siklus II. Keterlaksanaan sintak PAIKEM

GEMBROT sudah dilaksanakan dengan baik mulai dari tahapan pendahuluan sampai

tahap menganalisis dan mengevaluasi. Kekurangan-kekurangan yang ada pada Siklus

I sudah diperbaiki pada Siklus II. Pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan

efisien dengan metode-metode yang digunakan juga sudah variatif, kooperatif, dan

interaktif.

66

Setelah diadakannya sebuah kegiatan diskusi, kerja kelompok, guru juga sudah

memberikan kesempatan semua kelompok untuk mempresentasikan, menaggapi

hasil presentasinya secara bergantian. Guru juga memberikan umpan balik terhadap

kinerja mereka. Hasil karya siswa sangat berguna, dimana mereka mengumpulkan

hasil kliping tersebut di perpustakaan. Siswa saat itu terlihat senang melihat dan

membaca hasil karya teman-temannya yang unik dan variatif. Adanya interaksi siswa

dengan guru maupun siswa dengan siswa menambah hidupnya pembelajaran

sehingga tidak ada kesan matematika itu sulit, membosankan sehingga pembelajaram

lebih aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian, akan diuraikan tentang deskripsi data dan analisis data.

Masing-masing akan dijelaskan tentang data Siklus I dan Siklus II yang masing-

masing terdiri dari data motivasi belajar serta data hasil belajar matematika siswa.

4.2.1 Deskripsi Data

Data mentah yang sudah diperoleh dari pengumpulan data dari lembar angket

dan lembar soal tes diolah dan disajikan pada deskripsi data. Pada sub bab deskripsi

data akan diuraikan tentang data Siklus I dan Siklus II yang terdiri dari data motivasi

belajar dan hasil belajar matematika siswa.

4.2.1.1 Data Siklus I

Data hasil dari penyebaran angket terkait motivasi belajar siswa pada Siklus I

dimasukkan kedalam microsoft excel. Skor setiap item pernyataan yang ada pada

lembar angket yang sudah diisi oleh siswa dimasukkan kedalam microsoft excel

untuk mengetahui jumlah perolehan skor yang didapatnya agar dapat dikategorikan.

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 40) dalam Arif Wahyudi 2010 motivasi belajar

dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu motivasi tinggi, sedang dan rendah.

Adapun rentang skor untuk kategori motivasi tinggi, sedang, dan rendah dapat

disajikan pada Tabel 16.

67

Tabel 16Interval Kategori Motivasi Belajar

Skor Kategori76 - 100 Tinggi50 - 75 Sedang25 - 49 Rendah

Pembuatan Interval dalam motivasi belajar di atas menurut Sutrisno Hadi

dalam Arif Wahyudi (2010) yaitu dengan rumus sebagai berikut ini.

X > XT – R= Tinggi

XR + R ≤ X ≤ XT – R= Sedang

X < XR + R= Rendah

Keterangan

XT= Skor Tertinggi

XR= Skor Terendah

R= Rentang

X= Perolehan Skor

Butir pernyataan yang ada pada lembar angket sebanyak 25 item. Pemberian

skor setiap item pernyataan mengaju pada Skala Likkert dengan skor tertinggi yaitu 4

dan skor terendah 1. Maka diperoleh:

Skor tertinggi: 25 x 4= 100

Skor terendah: 25 x 1= 25

Rentang 100 – 25= 75

Berdasarkan rumus kategori tersebut, diperoleh hasil motivasi belajar Siklus I yang

dapat disajikan pada Tabel 17.

68

Tabel 17Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika Siklus I

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 tahun pelajaran 2012/2013

Skor Frekuensi (%)

76 – 100 9 40,9150 – 75 13 59,0925 – 49 0 0Jumlah 22 100

Skor tertinggi 87Skor terendah 61

Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa siswa Pada Siklus 1 ini, siswa yang

memperoleh skor 24 – 49 sebanyak 0 siswa (0%), skor 50 - 75 sebanyak 13 siswa

(59,09%), dan skor 76 – 101 sebanyak 9 siswa (40,91%). Dengan perolehan skor

tertinggi 87 dan skor terendah 61.

Selain data motivasi belajar matematika siswa, data hasil belajar matematika

siswa yang diadapat dari lembar soal tes, dan yang sudah diolah kemudian

disederhanakan dengan menggunakan acuan yang didapat dengan interval sesuai

dengan Usman dan Akbar (2006:71) langkah-langkah membuat tabel distribusi

frekuensi adalah urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar, kemudian

menghitung rentang dengan rumus:

Rentang= nilai tertinggi – nilai terendah. Setelah menghitung rentang, hitung banyak

kelas dengan aturan Sturges yaitu :

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n

n = banyaknya siswa,

Hitung panjang kelas interval dengan rumus :

Panjang kelas (p) =

Setelah menghitung panjang kelas, langkah selanjutnya adalah menentukan

ujung bawah kelas interval pertama yaitu dengan rumus: nilai terendah + panjang

kelas – 1.

69

Demikian seterusnya, dan dipindahkan ke tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan

data yang di dapat, sesuai dengan rumus maka tabel distribusi frekuensi dalam

penelitian ini diolah dengan langkah sebagai berikut:

Didapat nilai pada Siklus I yaitu:

Nilai tertinggi= 90

Nilai terendah= 55

Rentang (R)= nilai tertinggi – nilai terendah

= 90 – 55

= 35

Banyak kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 22

= 1 + 3,3 x 1,34

= 1 + 4,4

= 5,4 dibulatkan menjadi 5

Panjang kelas (p)=

=

= 7

Nilai hasil belajar matematika =∑

x 100

Kemudian dihitung rata-rata nilai dalam satu kelas.

Nilai rata-rata kelas =∑ ∑

Interval diperoleh dari

Nilai terendah + panjang kelas – 1

= 55 + 7 – 1

= 62 – 1= 61

Maka batas bawah interval pertama 55

Baras atas interval pertama 61.

Setelah mendapatkan interval tersebut langkah selanjutnya yaitu menghitung siswa

yang mendapatkan nilai pada setiap interval. Kemudian dihitung persentasenya yaitu

dengan rumus:

70

jumlah siswa yang ada pada setiap intervaljumlah keseluruhan siswa x 100%Setelah mendapatkan data dengan rumus tersebut maka data dimasukkan dalam

tabel hasil belajar matematika siswa. Adapun hasil pengolahan data nilai tes evalusai

tersaji pada Tabel 18.

Tabel 18Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Skor Frekuensi (%)83 – 90 3 13,6476 – 82 4 18,1869 – 75 9 40,9162 – 68 1 4,5555 – 61 5 22,72Jumlah 22 100

Rata – rata 71,81Nilai tertinggi 90Nilai terendah 55

Berdasarkan Tabel 18 siswa yang mendapat skor 55 – 61 ada 5 siswa

(22,72%), skor 62 – 68 ada 1 siswa (4,55%), skor 69 – 75 ada 9 siswa (40,91%), skor

76 – 82 ada 4 siswa (18,18%), skor 83 – 90 ada 3 siswa (13,64%). Adapun nilai

rerata siswa adalah 71,81 dengan nilai tertingginya sebesar 90 dan nilai terendahnya

sebesar 55.

4.2.1.2 Data Siklus II

Data hasil dari penyebaran angket terkait motivasi belajar siswa pada Siklus II

sama dengan Siklus I yaitu dimasukkan kedalam microsoft excel. Skor setiap item

pernyataan yang ada pada lembar angket yang sudah diisi oleh siswa dimasukkan

kedalam microsoft excel untuk mengetahui jumlah perolehan skor yang didapatnya

agar dapat dikategorikan. Menurut Sutrisno Hadi (2000: 40) dalam Arif Wahyudi

2010 motivasi belajar dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu motivasi tinggi,

sedang dan rendah. Adapun interval skor untuk kategori motivasi tinggi, sedang, dan

rendah pada Siklus II sama dengan Siklus I. Sehingga didapat hasil motivasi belajar

Siklus I setelah penyebaran angket dapat disajikan pada Tabel 19.

71

Tabel 19Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika Siklus II

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Skor Frekuensi(siswa)

(%)

76 – 100 18 81,8250 – 75 4 18,1825 – 49 0 0

Jumlah 22 100Skor tertinggi 91Skor terendah 62

Berdasarkan Tabel 19, siswa yang mempunyai skor 24 – 49 sebanyak 0 siswa

(0%), skor 50 – 75 sebanyak 4 siswa (18,18%), dan skor 76 - 100 sebanyak 18 siswa

(81,82 %) dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 62.

Selain data motivasi belajar matematika siswa, terdapat data hasil belajar

matematika siswa yang dipelorel dari lembar soal tes, dan yang sudah diolah

kemudian disederhanakan dengan menggunakan acuan yang didapat dengan interval

sesuai dengan Usman dan Akbar (2006:71) langkah-langkah membuat tabel

distribusi frekuensi adalah urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar, kemudian

menghitung rentang dengan rumus: Rentang= nilai tertinggi – nilai terendah. Setelah

menghitung rentang, hitung banyak kelas dengan aturan Sturges yaitu :

Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n

n = banyaknya siswa

Hitung panjang kelas interval dengan rumus :

Panjang kelas (p) =

Setelah menghitung panjang kelas, langkah selanjutnya adalah menentukan

ujung bawah kelas interval pertama yaitu dengan rumus: nilai terendah + panjang

kelas – 1 demikian seterusnya, dan dihitung dan dipindahkan ke tabel distribusi

frekuensi. Berdasarkan data yang di dapat pada Siklus II, sesuai dengan rumus

tersebut maka tabel distribusi frekuensi dalam penelitian ini diolah dengan langkah

sebagai berikut:

72

Nilai tertinggi= 100

Nilai terendah= 55

Rentang (R)= nilai tertinggi – nilai terendah

= 100 – 55

= 45

Banyak kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 22

= 1 + 3,3 x 1,34

= 1 + 4,4

= 5,4 dibulatkan menjadi 5

Panjang kelas (p)=

= = 9

Interval diperoleh dari

Nilai terendah + panjang kelas – 1

= 55 + 9 – 1

= 64 – 1

= 63

Maka batas bawah interval pertama 55

Baras atas interval pertama 63.

Setelah mendapatkan interval tersebut langkah selanjutnya yaitu menghitung

siswa yang mendapatkan nilai pada setiap interval. Kemudian dihitung persentasenya

yaitu dengan rumus:jumlah siswa yang ada pada setiap intervaljumlah keseluruhan siswa x 100%Rata-rata kelas diperoleh dari rumusjumlah nilai dalam satu kelasjumlah siswa

Setelah mendapatkan data dengan rumus tersebut maka data dimasukkan dalam

tabel hasil belajar matematika siswa. Adapun hasil pengolahan data nilai tes pada

Siklus II tersaji pada Tabel 20.

73

Tabel 20Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus II

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Skor Frekuensi (%)91 - 100 3 13,6482 – 90 8 36,3773 - 81 5 22,7264 - 72 4 18,1855 - 63 2 9,09Jumlah 22 100

Rata - rata 80,23Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 55

Berdasarkan Tabel 21 diperoleh rincian siswa yang mendapat nilai 55 – 63 ada

2 siswa (9,09%), 64 – 72 ada 4 siswa (18,18%), 73 – 81 ada 5 siswa (22,72%), 82 –

90 ada 8 siswa (36,37%), dan 91 – 100 ada 3 siswa (13,64%). Nilai rata-rata 80,23

dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah siswa 55.

4.2.2 Analisis Data

Dalam analisis data disajikan analisis hasil penelitian. Dalam sub bab ini akan

disajikan motivasi belajar dan analisis ketuntasan hasil belajar matematika siswa

pada Siklus I dan Siklus II. Kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif

komparatif motivasi belajar matematika dan analisis deskriptif komparatif hasil

belajar matematika siswa.

4.2.2.1 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus I

Berdasarkan data distribusi frekuensi motivasi belajar matematika Siklus I

siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2

tahun pelajaran 2012/2013 maka hasil analisis motivasi belajar dapat disajikan pada

Tabel 21.

74

Tabel 21Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus I

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kategori Frekuensi (%)

1. Tinggi 9 40,912. Sedang 13 59,093. Rendah 0 0

Jumlah 22 100

Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SDN 1

Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran

2012/2013 untuk kategori tinggi sebanyak 9 siswa (40,91%), kategori sedang yaitu

sebanyak 13 siswa (59,09%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa (0%).

Adapun diagram motivasi belajar siswa Siklus I setelah dialaksankannya tindakan

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2 Diagram Batang Motivasi Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 TahunPelajaran 2012/2013

49,91%

0

2

4

6

8

10

12

14

Tinggi

74

Tabel 21Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus I

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kategori Frekuensi (%)

1. Tinggi 9 40,912. Sedang 13 59,093. Rendah 0 0

Jumlah 22 100

Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SDN 1

Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran

2012/2013 untuk kategori tinggi sebanyak 9 siswa (40,91%), kategori sedang yaitu

sebanyak 13 siswa (59,09%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa (0%).

Adapun diagram motivasi belajar siswa Siklus I setelah dialaksankannya tindakan

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2 Diagram Batang Motivasi Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 TahunPelajaran 2012/2013

59,09%

0 %

Sedang Rendah

74

Tabel 21Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus I

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kategori Frekuensi (%)

1. Tinggi 9 40,912. Sedang 13 59,093. Rendah 0 0

Jumlah 22 100

Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SDN 1

Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran

2012/2013 untuk kategori tinggi sebanyak 9 siswa (40,91%), kategori sedang yaitu

sebanyak 13 siswa (59,09%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa (0%).

Adapun diagram motivasi belajar siswa Siklus I setelah dialaksankannya tindakan

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2 Diagram Batang Motivasi Belajar Matematika Siklus I Siswa Kelas 5SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 TahunPelajaran 2012/2013

0 %

Rendah

75

4.2.2.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

Berdasarkan data destribusi frekuensi hasil belajar matematika siklus I siswa

kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun

pelajaran 2012/2013, maka dilakukan analisis ketuntasan hasil belajar dengan

menjumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (65) dan siswa yang berada di

bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel

22.

Tabel 22Analisis Ketuntatasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori Frekuensi (%)

Tuntas 17 72,27

Tidak Tuntas 5 22,73

Jumlah 22 100

Nilai Rata-rata 71,81Nilai Tertinggi 90Nilai Terendah 55

Berdasarkan Tabel 22 analisis ketuntasan belajar siswa pada matapelajaran

matematika. Pembelajaran belum efektif dengan masih adanya siswa yang belum

tuntas dalam belajarnya (KKM=65). Diketahui bahwa siswa yang tuntas sebanyak 17

siswa (72,27%), siswa yang tidak tuntas KKM sebanyak 5 siswa (22,73%). Rata-rata

nilai 71,81 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55. Kondisi tersebut dapat

digambarkan pada gambar diagaram dibawah ini.

76

Gambar 3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus ISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan gambar diagram batang pada Gambar 3 di atas, siswa yang

tuntas sebanyak 17 siswa (72,27%), siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa

(22,73%).

4.2.2.3 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus IIBerdasarkan data distribusi frekuensi motivasi belajar matematika Siklus II

siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2

tahun pelajaran 2012/2013, maka hasil analisis motivasi belajar dapat disajikan pada

Tabel 23.

Tabel 23Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus II

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori Frekuensi (%)

Tinggi 18 siswa 81,82Sedang 4 siswa 18,18Rendah 0 siswa 0Jumlah 22 100

72,27%

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Tuntas

76

Gambar 3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus ISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan gambar diagram batang pada Gambar 3 di atas, siswa yang

tuntas sebanyak 17 siswa (72,27%), siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa

(22,73%).

4.2.2.3 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus IIBerdasarkan data distribusi frekuensi motivasi belajar matematika Siklus II

siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2

tahun pelajaran 2012/2013, maka hasil analisis motivasi belajar dapat disajikan pada

Tabel 23.

Tabel 23Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus II

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori Frekuensi (%)

Tinggi 18 siswa 81,82Sedang 4 siswa 18,18Rendah 0 siswa 0Jumlah 22 100

72,27%

22,73%

Tuntas Tidak Tuntas

76

Gambar 3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus ISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Berdasarkan gambar diagram batang pada Gambar 3 di atas, siswa yang

tuntas sebanyak 17 siswa (72,27%), siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa

(22,73%).

4.2.2.3 Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus IIBerdasarkan data distribusi frekuensi motivasi belajar matematika Siklus II

siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2

tahun pelajaran 2012/2013, maka hasil analisis motivasi belajar dapat disajikan pada

Tabel 23.

Tabel 23Analisis Motivasi Belajar Matematika Siklus II

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori Frekuensi (%)

Tinggi 18 siswa 81,82Sedang 4 siswa 18,18Rendah 0 siswa 0Jumlah 22 100

77

Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SD

Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran

2012/2013 untuk kategori motivasi tinggi sebanyak 18 siswa (81,82%), kategori

sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa

(0%). Diagram motivasi belajar siswa Siklus I dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Diagram Batang Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran2012/2013

Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat dikatakan bahwa motivasi siswa siswi SD

Negeri 1 Ledok sebagian besar siswanya mempunyai tingkat motivasi belajar tinggi.

Hal ini dapat dilihat bahwa kategori tinggi sebanyak 18 siswa (81,82 %), kategori

sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa

(0%).

4.2.2.4 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Berdasarkan data destribusi frekuensi hasil belajar matematika siklus I siswa

kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun

pelajaran 2012/2013, maka dilakukan analisis ketuntasan hasil belajar dengan

menjumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (65) dan siswa yang berada di

bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel

24.

81,82%

02468

101214161820

Tinggi

77

Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SD

Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran

2012/2013 untuk kategori motivasi tinggi sebanyak 18 siswa (81,82%), kategori

sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa

(0%). Diagram motivasi belajar siswa Siklus I dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Diagram Batang Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran2012/2013

Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat dikatakan bahwa motivasi siswa siswi SD

Negeri 1 Ledok sebagian besar siswanya mempunyai tingkat motivasi belajar tinggi.

Hal ini dapat dilihat bahwa kategori tinggi sebanyak 18 siswa (81,82 %), kategori

sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa

(0%).

4.2.2.4 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Berdasarkan data destribusi frekuensi hasil belajar matematika siklus I siswa

kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun

pelajaran 2012/2013, maka dilakukan analisis ketuntasan hasil belajar dengan

menjumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (65) dan siswa yang berada di

bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel

24.

18,18%

0 %

Sedang Rendah

77

Tabel 23 di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas 5 di SD

Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran

2012/2013 untuk kategori motivasi tinggi sebanyak 18 siswa (81,82%), kategori

sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa

(0%). Diagram motivasi belajar siswa Siklus I dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Diagram Batang Motivasi Belajar Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran2012/2013

Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat dikatakan bahwa motivasi siswa siswi SD

Negeri 1 Ledok sebagian besar siswanya mempunyai tingkat motivasi belajar tinggi.

Hal ini dapat dilihat bahwa kategori tinggi sebanyak 18 siswa (81,82 %), kategori

sedang yaitu sebanyak 4 siswa (18,18%) dan untuk kategori rendah sebanyak 0 siswa

(0%).

4.2.2.4 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Berdasarkan data destribusi frekuensi hasil belajar matematika siklus I siswa

kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun

pelajaran 2012/2013, maka dilakukan analisis ketuntasan hasil belajar dengan

menjumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM (65) dan siswa yang berada di

bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel

24.

0 %

Rendah

78

Tabel 24Ketuntatasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori Frekuensi (%)

Tuntas 20 90,91

Tidak Tuntas 2 9,09

Jumlah 22 100

Nilai Rata-rata 80,23Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 55

Dilihat dari Tabel 25 bahwa siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (90,91%),

sedangakan siswa yang tidak tuntas hanya 2 siswa (9,09 %). Rata-rata hasil nilai

pada siklus II adalah 80 ,23 dengan nilai tertinggi yaitu 100, dan nilai terendah 55.

Adapun gambar diagram hasil belajar matematika dapat dilihat sebagai berikut ini.

Gambar 5 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus IISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2Tahun Pelajaran 2012/2013

90,91%

0

5

10

15

20

25

Tuntas

78

Tabel 24Ketuntatasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori Frekuensi (%)

Tuntas 20 90,91

Tidak Tuntas 2 9,09

Jumlah 22 100

Nilai Rata-rata 80,23Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 55

Dilihat dari Tabel 25 bahwa siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (90,91%),

sedangakan siswa yang tidak tuntas hanya 2 siswa (9,09 %). Rata-rata hasil nilai

pada siklus II adalah 80 ,23 dengan nilai tertinggi yaitu 100, dan nilai terendah 55.

Adapun gambar diagram hasil belajar matematika dapat dilihat sebagai berikut ini.

Gambar 5 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus IISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2Tahun Pelajaran 2012/2013

90,91%

9,09%

Tuntas Tidak Tuntas

78

Tabel 24Ketuntatasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori Frekuensi (%)

Tuntas 20 90,91

Tidak Tuntas 2 9,09

Jumlah 22 100

Nilai Rata-rata 80,23Nilai Tertinggi 100Nilai Terendah 55

Dilihat dari Tabel 25 bahwa siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa (90,91%),

sedangakan siswa yang tidak tuntas hanya 2 siswa (9,09 %). Rata-rata hasil nilai

pada siklus II adalah 80 ,23 dengan nilai tertinggi yaitu 100, dan nilai terendah 55.

Adapun gambar diagram hasil belajar matematika dapat dilihat sebagai berikut ini.

Gambar 5 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus IISiswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2Tahun Pelajaran 2012/2013

79

Berdasarkan Gambar 5 di atas siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa (90.90%),

siswa yang belum tuntas 2 siswa (9,10%) dengan rata-rata 80,23. Pada Siklus II nilai

tertinggi 100 dan terendah 55.

4.2.2.5 Analisis Deskriptif Komparatif Motivasi Belajar Matematika Siswa

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

motivasi belajar siswa pada matapelajaran matematika di kelas 5 SD Negeri 1 Ledok

Kecamatan Sambong Kabupaten Blora Semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Berikut

ini dapat dilihat tabel perbandingan motivasi belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

dapat disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25Perbandingan Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus IIJml

Siswa(%) Jml

Siswa(%) Jml

Siswa(%)

Tinggi 1 4,55 9 40,91 18 81,82Sedang 6 27,27 13 59,09 4 18,18Rendah 15 68,18 0 0 0 0Jumlah 22 100 22 100 22 100

Skor tertinggi 76 87 91Skor terendah 35 61 62

Dari Tabel 25 perbandingan motivasi belajar dapat dilihat adanya peningkatan

jumlah siswa untuk kategori siswa yang memiliki motivasi tinggi. Pada kondisi Pra

Siklus siswa yang motivasinya tinggi sebanyak 1 siswa (4,55%), Siklus I sebanyak 9

siswa (40,91%) dan siklus II sebanyak 18 siswa (81,82%). Pada kondisi Pra Siklus

untuk kategori motivasi sedang ada 6 siswa (27,27%), siklus I ada 13 siswa

(59,09%), dan siklus II ada 4 siswa (18,18%). Pada kondisi Pra Siklus untuk kategori

motivasi rendah, dari sebelum tindakan ada 15 siswa (68,18%), siklus I ada 0 siswa

(0%), dan siklus II ada 0 siswa (0%). Hal ini dapat dilihat pada gambar diagram

batang berikut ini.

80

Gambar 6 Diagram Batang Perbandingan Motivasi Belajar Matematika PraSiklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan SambongKabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Pada gambar diagram batang di atas menunjukkan pembelajaran dengan

pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

dilihat dari jumlah siswa yang motivasi tinggi semakin meningkat. Pada Pra Siklus,

siswa yang mempunyai motivasi tinggi hanya 1 siswa (4,55%), Siklus I sebanyak 9

siswa (40,91%), dan Siklus II sebanyak 18 siswa (81,82). Dari hasi tersebut terlihat

peningkatan jumlah siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dari kondisi Pra

Siklus hingga Siklus I sebesar 36,36%. Siklus I hingga Siklus II mengalami

peningkatan sebesar 40,91%. Jadi motivasi belajar siswa dari kondisi Pra Siklus

hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 77,27%.

4.2.2.6 Analisis Deskriptif Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

Siswa

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong

Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Berikut ini dapat dilihat

tabel perbandingan hasil belajar matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat

disajikan pada Tabel 26.

4,55%

27,27%

68,18%

02468

101214161820

Pra Siklus

80

Gambar 6 Diagram Batang Perbandingan Motivasi Belajar Matematika PraSiklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan SambongKabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Pada gambar diagram batang di atas menunjukkan pembelajaran dengan

pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

dilihat dari jumlah siswa yang motivasi tinggi semakin meningkat. Pada Pra Siklus,

siswa yang mempunyai motivasi tinggi hanya 1 siswa (4,55%), Siklus I sebanyak 9

siswa (40,91%), dan Siklus II sebanyak 18 siswa (81,82). Dari hasi tersebut terlihat

peningkatan jumlah siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dari kondisi Pra

Siklus hingga Siklus I sebesar 36,36%. Siklus I hingga Siklus II mengalami

peningkatan sebesar 40,91%. Jadi motivasi belajar siswa dari kondisi Pra Siklus

hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 77,27%.

4.2.2.6 Analisis Deskriptif Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

Siswa

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong

Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Berikut ini dapat dilihat

tabel perbandingan hasil belajar matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat

disajikan pada Tabel 26.

40,91%

81,82%

59,09%

18,18%

68,18%

0%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tinggi Sedang Rendah

80

Gambar 6 Diagram Batang Perbandingan Motivasi Belajar Matematika PraSiklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan SambongKabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Pada gambar diagram batang di atas menunjukkan pembelajaran dengan

pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

dilihat dari jumlah siswa yang motivasi tinggi semakin meningkat. Pada Pra Siklus,

siswa yang mempunyai motivasi tinggi hanya 1 siswa (4,55%), Siklus I sebanyak 9

siswa (40,91%), dan Siklus II sebanyak 18 siswa (81,82). Dari hasi tersebut terlihat

peningkatan jumlah siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi dari kondisi Pra

Siklus hingga Siklus I sebesar 36,36%. Siklus I hingga Siklus II mengalami

peningkatan sebesar 40,91%. Jadi motivasi belajar siswa dari kondisi Pra Siklus

hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 77,27%.

4.2.2.6 Analisis Deskriptif Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

Siswa

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong

Kabupaten Blora Semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Berikut ini dapat dilihat

tabel perbandingan hasil belajar matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat

disajikan pada Tabel 26.

18,18%

0%

Siklus II

81

Tabel 26Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Siswa

Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori SebelumTindakan

Siklus I Siklus II

JmlSiswa

(%) JmlSiswa

(%) JmlSiswa

(%)

Tuntas 9 40,91 17 77,27 20 90,91Tidak Tuntas 13 59,09 5 22,73 2 9,09Jumlah 22 100 22 100 22 100Nilai tertinggi 75 90 100Nilai terendah 45 55 55Rata-rata 59,31 71,81 82,23

Pada Tabel 27 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas

dalam matapelajaran matematika. Pada kondisi Pra Siklus siswa tuntas hanya 9 siswa

(41,91%) pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (77,27%) dan siklus II jumlah

siswa yang tuntas 20 siswa (90,91%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya

menurun. Pada saat Pra Siklus siswa yang tidak tuntas terdapat 13 siswa (59,09%),

pada siklus I masih 5 siswa (22,73%) dan pada siklus II masih 2 siswa (9,09%).

Perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada Gambar

7.

Gambar 7 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, danSiklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

40,91%

59,09%

0

5

10

15

20

25

Pra Siklus

81

Tabel 26Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Siswa

Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori SebelumTindakan

Siklus I Siklus II

JmlSiswa

(%) JmlSiswa

(%) JmlSiswa

(%)

Tuntas 9 40,91 17 77,27 20 90,91Tidak Tuntas 13 59,09 5 22,73 2 9,09Jumlah 22 100 22 100 22 100Nilai tertinggi 75 90 100Nilai terendah 45 55 55Rata-rata 59,31 71,81 82,23

Pada Tabel 27 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas

dalam matapelajaran matematika. Pada kondisi Pra Siklus siswa tuntas hanya 9 siswa

(41,91%) pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (77,27%) dan siklus II jumlah

siswa yang tuntas 20 siswa (90,91%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya

menurun. Pada saat Pra Siklus siswa yang tidak tuntas terdapat 13 siswa (59,09%),

pada siklus I masih 5 siswa (22,73%) dan pada siklus II masih 2 siswa (9,09%).

Perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada Gambar

7.

Gambar 7 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, danSiklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

77,27%90,91%

59,09%

22,73%9,09%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas Tidak Tuntas

81

Tabel 26Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Siswa

Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Kategori SebelumTindakan

Siklus I Siklus II

JmlSiswa

(%) JmlSiswa

(%) JmlSiswa

(%)

Tuntas 9 40,91 17 77,27 20 90,91Tidak Tuntas 13 59,09 5 22,73 2 9,09Jumlah 22 100 22 100 22 100Nilai tertinggi 75 90 100Nilai terendah 45 55 55Rata-rata 59,31 71,81 82,23

Pada Tabel 27 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas

dalam matapelajaran matematika. Pada kondisi Pra Siklus siswa tuntas hanya 9 siswa

(41,91%) pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (77,27%) dan siklus II jumlah

siswa yang tuntas 20 siswa (90,91%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya

menurun. Pada saat Pra Siklus siswa yang tidak tuntas terdapat 13 siswa (59,09%),

pada siklus I masih 5 siswa (22,73%) dan pada siklus II masih 2 siswa (9,09%).

Perbandingan ketuntasan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada Gambar

7.

Gambar 7 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, danSiklus II Siswa Kelas 5 SDN 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten BloraSemester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

9,09%

Siklus II

82

Gambar diagram batang di atas menunjukkan hasil belajar matematika siswa

dapat dikatakan mengalami peningkatan, terlihat pada pada kondisi Pra Siklus hingga

Siklus I siswa yang yang tuntas KKM mengalami peningkatan sebesar 36,36%,

Siklus I hingga Siklus II mengalami peningkatan sebesar 13,64%. Jadi peningkatan

ketuntasan belajar siswa pada kondisi Pra Siklus hingga Siklus II adalah 50%.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi, yang dilakukan sebelum tindakan diperoleh bahwa

motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa rendah. Hal ini disebabkan

karena pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center). Guru masih

menerapkan metode yang kurang bervariatif, monoton, dan membosankan. Kondisi

seperti ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar dan menganggap bahwa

matematika adalah sebuah mata pelajaran yang sulit. Dampak dari kondisi tersebut

yaitu motivasi belajar siswa dan hasil belajar matematika siswa rendah.

Siswa belum menunjukkan sikap positif saat pembelajaran berlangsung. Sikap

yang ditunjukkan siswa saat pembelajaran yaitu siswa belum siap menerima

pelajaran ketika pelajaran akan dimulai, siswa sering berbicara sendiri, siswa lebih

suka diam, dari pada menjawab pertanyaan guru, siswa sering lupa mengejakan

tugas, dan siswa tidak suka membaca buku pelajarannya. Siswa terlihat malas dan

jenuh ketika pelajaran matematika berlangsung.

Berdasarkan hasil perolehan angket bahwa siswa yang mempunyai motivasi

tinggi sebanyak 1 siswa (4,55%), motivasi sedang 6 siswa (27,27%), dan motivasi

rendah 15 siswa (68,18%). Disamping itu hasil belajar matematika siswa mayoritas

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM ≥ 65). Dari hasil tes sebelum

tindakan siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (41,91%), dan siswa yang tidak tuntas

13 siswa (59,09%) dengan rata-rata 59,31. Kondisi ini menyatakan bahwa motivasi

belajar dan hasil belajar matematika belum mencapai indicator kinerja yang sudah

ditetapkan oleh penulis yaitu 75%. Adanya perbandingan antara jumlah siswa yang

mempunyai motivasi tinggi, sedang dan rendah serta tuntas dan tidak tuntas karena

siswa yang sudah mencapai keberhasilan belajar matematika sudah dapat menangkap

materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah saja, karena

83

kesembilan siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih dibandingkan

teman-temannya yang lain walaupun hanya dengan mendengarkan saja. Dari

sembilan siswa yang tuntas ini, mereka mempunyai motivasi yang sedang. Dalam

proses pembelajaran mereka terkadang ada yang malas- malasan, bercerita sendiri,

pasif, akan tetapi mereka bisa menangkap materi tersebut sehingga mereka mendapat

nilai tuntas (KKM= 65). Sedangkan 13 siswa yang lain belum bisa menangkap

materi yang disajikan hanya dengan ceramah dan latihan soal saja. Karena daya

tangkap mereka rendah jika hanya mendengarkan, latihan saja, tanpa diberikan

contoh yang konkret.

Oleh karena itu diperlukan tindakan sesuai yaitu bagaimana meningkatkan

motivasi belajar dan hasil belajar siswa dengan metode-metode yang bervariatif yang

melibatkan semua kemampuan yang dimiliki siswa agar lebih berkembang sesuai

dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam tahapan operasional konkret.

Siswa akan lebih tertarik mengikuti pelajaran dan paham akan materi apabila siswa

dapat melihat sesuatu yang konkret dan dapat terlibat dalam pembelajaran tersebut

dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga siswa tidak merasa kesulitan dan

bosan saat mengikuti pelajaran matematika.

Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan PAIKEM GEMBROT, guru

mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya. Siswa mulai tampak

antusias dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan tunjuk jari.

Dalam kegiatan pembelajaran guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 – 5

siswa. Guru menciptakan suasana yang berbeda dari kegiatan pembelajaran

sebelumnya. Siswa diajak keluar kelas untuk mengamati contoh-contoh bangun datar

dan bangun ruang. Setelah siswa mendapatkan contoh benda -benda tersebut, siswa

bersama dengan gurunya membahasnya. Saat menjelaskan materi guru menggunakan

contoh konkret. Penciptaan kondisi agar siswa tidak bosan dengan pembelajaran saat

itu, guru memberikan sebuah permainan yaitu menyusun bangun dengan

menggunakan sedotan. Siswa mulai berlomba-lomba untuk membuat bangun sesuai

aba-aba guru. Kelompok yang dapat menyusun dengan benar, berhak memberikan

aba-aba kepada kelompok lainnya.

84

Guru menyediakan pojok baca yang relevan dengan materi. Siswa tampak

menuju pojok baca serta membaca-baca materi yang ada di pojok baca tersebut.

Siswa sudah mulai aktif bertanya dengan guru maupun dengan teman sekelasnya.

Siswa diminta mempresentasikan hasil kerja kelompok. Untuk menumbuhkan

kreatifitas siswa, guru meminta siswa untuk membuat kliping pembelajaran. Siswa

dengan kelompoknnya mencari dari koran, majalah, bungkus makanan, stiker. Siswa

mulai bekerja dengan kelompoknya membuat kliping dengan dihias sesuai dengan

kreasi mereka masing-masing. Guru tidak lupa membimbing dan memberikan arahan

setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Setelah diberikan bimbingan dan arahan

siswa diberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi serta merefleksi hasil

pembelajarannya. Pemberian motivasi, pesan-pesan menambah siswa termotivasi

belajar.

Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan terlihat peningkatan

hasil belajar dan perubahan sikap siswa. Motivasi belajar dan hasil belajar

matematika siswa meningkat dengan adanya proses belajar yang bermakna,

penciptaan lingkungan yang menarik, menyenangkan, serta melibatkan kemampuan

yang dimiliki siswa sesuai dengan tahapan berpikir anak yaitu operasional konkret.

Peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan

angket dan hasil perolehan nilai siklus I dan II.

Pada Siklus I siswa yang mempunyai motivasi tinggi sudah mengalami

peningkatan yaitu sebanyak 9 siswa (40,91%). Akan tetapi rata-rata siswa masih

mempunyai motivasi sedang, hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mempunyai

motivasi sedang lebih banyak dari pada motivasi tinggi. Siswa yang mempunyai

motivasi sedang sebanyak 13 siswa (59,09%), motivasi rendah ada 0 siswa (0%).

Motivasi belajar siswa pada tahap ini sudah menunjukkan perkembangan

belajaranya. Siswa yang semula hanya duduk, diam, tidak tertarik dengan

pembelajaran, sering keluar kelas saat jam-jam pelajaran berlangsung sekarang

menjadi lebih aktif, tertarik dengan pembelajaran yang menyenangkan. Siswa dapat

mengeksplor kemampuannya pada pembelajaran, tidak adanya rasa takut, bosan,

siswa sudah mulai betah dengan kondisi tersebut.

85

Akan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum bisa mengikuti pembelajaran

dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT. Mereka masih baru untuk beradaptasi

dengan kondisi belajar yang mereka belum pernah dapat dari guru. Sedangkan untuk

hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 65)

sebanyak 17 siswa (77,27%) masih ada siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa

(22,73%). Nilai rata-ratanya adalah 71,81, sedangkan nilai tertinggi adalah 90 dan

nilai terendah adalah 55.

Pada Siklus II dengan penerapan pembelajaran PAIKEM GEMBROT motivasi

belajar siswa sudah mengalami perubahan. Motivasi siswa tinggi mencapai 81,82%,

sedang 18,18%, rendah 0%. Dari siklus I ini, motivasi siswa sudah meningkat dari

siklus I. Siswa sudah menunjukkan sikap positifnya dalam belajar mengajar, rajin,

tekun, mengikuti pelajarn dari awal hingga akhir, aktif dalam KBM, mampu bekerja

sama dengan teman sekelasnya, tidak sering keluar kelas saat proses KBM

berlangsung. Sedangkan untuk hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM= 65) sebanyak 20 siswa (90,91%) masih ada siswa

yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa (9,09%). Nilai rata-ratanya adalah 80,23,

sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 55.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Andris Prasetyo (2011). dengan judul “Peningkatan Aktifitas belajar siswa dan

Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran PAIKEM GEMBROT Di Kelas IV

SDN Tanggung 1 Kota Blitar”, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS

siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes tertulis dan lembar aktifitas

siswa pada setiap siklus. Hasil tes Siklus I mencapai 92,05% dan siklus II 97,02%.

Hal itu juga diikuti dengan adanya peningkatan aktifitas siswa pada Siklus I sebesar

87,5% dan Siklus II sebesar 97,8%. Hal ini sama dengan Penelitian yang dilakukan

oleh Reni Uba Permatasari (2009) dengan judul Penggunaan Pendekatan PAIKEM

pada Pembelajaran PKn dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas V di SDN Tlumpu Kota Blitar. Hasil penelitian menunujukkna bahwa

kondisi awal motivasi kategori tinggi 35,97%; siklus I= 74,55%; siklus II= 82,73%,

maka dari kondisi awal dibandingkan sikus II meningkat 46,76%.

86

Berdasarkan temuan yang mendukung skripsi ini dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran PAIKEM GEMBROT dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil

belajar matematika. Adapun peningkatan lain yang diteliti oleh Andris bahwa

PAIKEM GEMBROT dapat meningkatakan keaktifan belajar siswa.

Sejalan dengan Iif Khoiru Ahmadi dan Amri (2011:22) pembelajaran PAIKEM

GEMBROT di sekolah dasar sangat membantu siswa dalam proses belajar mengajar,

karena lebih menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif

sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung. Senada dengan pernyataan

tersebut, PAIKEM GEMBROT adalah sebuah pembelajaran yang menerapkan

metode-metode tertentu dalam berbagai media pengajaran yang disertai penataan

lingkungan sedemikian rupa agar dalam pembealjaaran siswa termotivasi untuk

belajar dan menjadi partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan,

gembira dan berbobot (Muhibin Syah, 2009). PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran

Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot) diharapkan

dapat memotivasi siswa untuk mengenal, menyerap, pengetahuan, nilai atau tindakan

yang terdapat dalam indikator dan kompetensi dasar. Sesuai dengan karakteristik

yang dimiliki PAIKEM GEMBROT dalam (Depdiknas, 2006) yaitu menggunakan

prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Berdasarkan teori dan temuan-temuan yang relevan maka peningkatan motivasi

belajar siswa kelas 5 SD Negeri 1 Ledok Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut: memperjelas tujuan yang ingin dicapai kepada siswa, menciptakan suasana

yang menyenangkan dalam belajar dengan menggunakan media-media yang menarik

dan relevan dengan kebutuhan belajar siswa, melibatkan siswa secara aktif dalam

kegiatan belajar yang lebih kooperatif dan interaktif, memberikan pujian secara wajar

terhadap keberhasilan siswa, menciptakan persaingan dan kerja sama dan

memberikan penilaian,.

Sedangkan hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan melalalui

beberapa tahapan yang terkait dengan pembelajaran PAIKEM GEMBROT yaitu:

guru melakukan tahapan pendahuluan dengan mengkondisikan siswa agar siap

menerima pelajaran, memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran supaya arah

87

dari pembealjaran jelas. Selaian itu siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang

mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada

belajar melalui berbuat baik di dalam kelas dan di luar kelas, dengan adanya diskusi

kelompok, kerja kelompok, pengamatan, penugasan, demonstrasi, adanya pemberian

PR, dan adanya curah pendapat dengan teman sebaya maupun guru. Siswa juga

diberikan kebebasan untuk menggunakan berbagai media dan sumber belajar berupa

pojok baca yang telah disediakan guru sehingga menjadikan pembelajaran menarik,

menyenangkan, dan cocok bagi siswa, guru membimbing dan mengarahkan setiap

kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa, dan siswa mendapatkan evaluasi dan

refleksi.