Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
113
BAB IV
HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1 Profil Instansi BPP Kemendagri
Kementerian Dalam Negeri disingkat Kemendagri (dahulu
Departemen Dalam Negeri, disingkat Depdagri) adalah kementerian dalam
Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan dalam negeri.
Kementerian Dalam Negeri dipimpin oleh seorang Menteri Dalam Negeri
(Mendagri).
Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu dari tiga
kementerian (bersama Kementerian Luar Negeri dan Kementerian
Pertahanan) yang disebutkan secara eksplisit dalam UUD 1945.
Kementerian Dalam Negeri tidak dapat diubah atau dibubarkan oleh
presiden.
Menteri Dalam Negeri secara bersama-sama dengan Menteri Luar
Negeri dan Menteri Pertahanan bertindak sebagai pelaksana tugas
kepresidenan jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan
Masa Hindia Belanda
Diawali pada Zaman Hindia Belanda sampai tahun 1942,
Kementerian Dalam Negeri disebut Departemen van Binnenlands Bestuur
114
yang bidang tugasnya meliputi Jabatan Kepolisian, Transmigrasi, dan
Agraria.
Masa Jepang
Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945).
Departemen van Binnenland Bestuur oleh pemerintah Jepang diubah
menjadi Badan Urusan Internal (内務部 naimubu?) yang bidang tugasnya
meliputi juga urusan agama, sosial, kesehatan, pendidikan, pengajaran dan
kebudayaan. Badan Urusan Internal atau Kementerian Dalam Negeri
berkantor di Jalan Sagara nomor 7, Jakarta sampai Proklamasi tanggal 17
Agustus 1945.
Pada tanggal 19 Agustus 1945, Naimubu dipecah menjadi:
a. Kementerian Dalam Negeri termasuk urusan agama, yang dalam
perkembangan lebih lanjut urusan agama dilepaskan dari Kementerian
Dalam Negeri.
b. Kementerian Sosial
c. Kementerian Kesehatan.
d. Kementerian Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan.
Masa kemerdekaan
Departemen Dalam Negeri adalah kelanjutan dari Kementerian
Dalam Negeri yang dibentuk pada saat Kabinet Presidensial yang pertama
Negara Republik Indonesia pada tahun 1945. Nama Departemen dipakai
berhubungan dengan dikeluarkannya surat Edaran Pertama pada tanggal
26 Agustus 1959 No.1/MPR/RI/1959. Departemen Dalam Negeri dalam
115
Kabinet Pembangunan, ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI No.
183 tahun 1968.
Dan sejak berdirinya Depdagri yang bermula dari Kabinet
Presidensial sampai dengan Kabinet Indonesia Bersatu II sudah sering
berganti beberapa menteri yang memegang Jabatan di Departemen Dalam
Negeri. Sejak akhir 2009 seiring diterapkannya UU No. 39 Tahun 2008
dan Perpres No. 47 Tahun 2009, istilah “Departemen” diubah kembali
menjadi “Kementerian”.
Berbagai Program Strategis Depdagri
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Kementerian Dalam
Negeri menyusun 13 program strategis yang masing-masing memiliki
beberapa kegiatan teknis yang relevan. Inilah program-program strategis
tersebut:
a. Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik (PI). Program strategis ini
adalah program teknis yang tujuannya memperkokoh persatuan dan
kesatuan nasional dan menjaga kestabilan politik dalam negeri dengan
mengindahkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Kegiatan-kegiatan
dalam program ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kesatuan
Bangsa dan Politik.
b. Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum (P2). Program
strategis ini adalah program teknis yang bertujuan meningkatkan
sinergi hubungan antara pusat dan daerah dalam hal penyelenggaraan
116
pemerintahan umum. Kegiatan-kegiatan dalam program ini
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum.
c. Penataan Administrasi Kependudukan (P3). Program strategis ini
adalah program teknis yang bertujuan menciptakan ketertiban dalam
administrai kependudukan. Kegiatan-kegiatan program ini
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil.
d. Pengelolaan Desentralisasi dan Otonomo Daerah (P4). Program
strategis ini adalah program teknis yang bertujuan meningkatkan
pengelolaan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
sifatnya desentralistik. Kegiatan-kegiatan program ini dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Otonomi Daerah.
e. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah (P5). Program
strategis ini adalah program teknis yang bertujuan meningkatkan
kepercayaan, keterbukaan, dan ketertiban administrasi dalam hal
pengelolaan keuangan daerah. Program ini juga bertujuan
meningkatkan investasi dan kemampuan fiskal semua daerah.
Kegiatan-kegiataan program ini dilaksanakan oleh Direktorat
Keuangan Daerah.
f. Bina Pembangunan Daerah (P6). Program strategis ini adalah program
teknis yang tujuannya menciptakan pembangunan di daerah dan
menyeimbangkan pembangunan antar-daerah, didukung dengan
efektifnya kinerja pemerintah daerah tersebut. Kegiatan-kegiatan
117
dalam program ini diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pembangunan
Daerah.
g. Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (P7). Program
strategis ini adalah program teknis yang bertujuan menciptakan
otonomi desa serta meningkatkan keberdayaan masyarakatnya dalam
bidang sosial, budaya, dan ekonomi. Kegiatan-kegiatan dalam program
ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa.
h. Pendidikan Kepamongprajaan (P8). Program strategis ini adalah
program teknis yang bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia aparatur dalam lingkup Kementerian Dalam Negeri serta
pemerintah daerah melalui proses pendidikan kepamongprajaan.
Kegiatan-kegiatan program ini dilaksanakan oleh Institut Pemerintahan
Dalam Negeri atau lebih dikenal dengan IPDN.
i. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Dalam Negeri (P9). Program ini adalah program generik yang
bertujuan meningkatkan kredibilitas dan keterbukaan penyelenggaraan
pemerintahan, baik dalam lingkup Kementerian Dalam Negeri maupun
pemerintah daerah. Kegiatan-kegiatan dalam program ini dilaksanakan
oleh Inspektorat Jenderal.
j. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Dalam Negeri (P10). Program ini adalah program generik
yang bertujuan meningkatkan mutu dukungan manajemen dan
118
pelayanan teknis lainnya di Depdagri. Kegiatan-kegiatannya
dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal.
k. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Dalam
Negeri (P11). Program generik ini bertujuan meningkatkan performa
kinerja aparatur dengan mendukung sarana dan prasarana kerjanya.
Program ini dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal.
l. Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (P12).
Program generik ini bertujuan meningkatkan kualitas perancangan dan
penerapan kebijakan-kebijakan Kemdagri. Pelaksana program ini
adalah Badan Penelitian dan Pengembangan.
m. Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Dalam Negeri (P13).
Program generik ini bertujuan meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia aparatur Kemdagri dan pemerintah daerah melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan. Program ini dilaksanakan oleh Badan
Pendidikan dan Pelatihan.
2 Visi Misi
a. Visi
“Poros Penghasil Rumusan Kebijakan Pemerintahan Dalam Negeri
Yang Inovatif dan Visioner”
b. Misi
1) Memantapkan proses awal dalam perumusan kebijakan
Pemerintahan Dalam Negeri berbasis kelitbangan;
119
2) Mendorong inovasi daerah dalam peningkatan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan dan daya saing daerah;
3) Memantapkan jejaring penelitian antar institusi penelitian dan
pengembangan;
4) Memantapkan kelembagaan dan reformasi birokrasi Badan Litbang
Kemendagri dan Pemerintahan Daerah.
3 Bagan Struktur Organisasi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Badan Litbang yang
dipimpin oleh Kepala Badan (Pejabat Tinggi Madya) yang membawahi 4
(empat) Kepala Pusat (Pejabat Tinggi Pratama) dan 1 (satu) Sekretaris
(Pejabat Tinggi Pratama) yang terdiri dari Bagian Perencanaan, Bagian
Umum, Bagian Keuangan dan Bagian Pembinaan Jabatan Fungsional,
Kepegawaian dan Sistem dan Prosedur serta Evaluasi Kinerja Aparatur
Sipil Negara.
Struktur Organisasi Badan Litbang secara detail dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini.
120
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi
(Sumber BPP Kemendagri Tahun 2019)
121
4 Tugas Pokok Pegawai Badan Litbang Kemendagri
Badan Penelitian dan Pengembangan, terdiri atas:
a. Sekretariat Badan;
b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah, Politik dan
b. Pemerintahan Umum;
c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Administrasi Kewilayahan,
Pemerintahan Desa, dan Kependudukan;
d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pembangunan dan Keuangan
e. Daerah; dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah
Berikut tugas dan fungsi dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kemendagri :
a. Sekretariat
Badan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan perencanaan program dan anggaran, menyiapkan data
dan evaluasi kinerja serta pelaksanaan kerja sama kelitbangan,
penyiapan rancangan hukum dan peraturan perundang-undangan;
2) Pengelolaan ketatausahaan pimpinan, pelaksanaan
kerumahtanggaan, keamanan dalam, perlengkapan dan pengelolaan
aset serta urusan perpustakaan dan dokumentasi;
3) Pengelolaan verifikasi keuangan, pelaksanaan perbendaharaan dan
urusan akuntansi dan pelaporan keuangan; dan
122
4) Pengelolaan pembinaan jabatan fungsional, administrasi
kepegawaian dan penyusunan sistem dan prosedur serta evaluasi
Kinerja Aparatur Sipil Negara.
b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah, Politik dan
Pemerintahan Umum
Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah, Politik dan
Pemerintahan Umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran
penelitian dan pengembangan di bidang otonomi daerah, politik
dan pemerintahan umum;
2) Penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
otonomi daerah, politik dan pemerintahan umum;
3) Penyiapan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang otonomi
daerah, politik dan pemerintahan umum;
4) Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
penelitian dan pengembangan di bidang otonomi daerah, politik
dan pemerintahan umum;
5) Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan
pengembangan pemerintah daerah di bidang otonomi daerah,
politik dan pemerintahan umum; dan
6) Pelaksanaan administrasi dan tata usaha.
123
c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Administrasi Kewilayahan,
Pemerintahan Desa, dan Kependudukan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Administrasi Kewilayahan,
Pemerintahan Desa, dan Kependudukan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran
penelitian dan pengembangan di bidang administrasi kewilayahan,
pemerintahan desa, kependudukan dan pencatatan sipil;
2) Penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
administrasi kewilayahan, pemerintahan desa, kependudukan dan
pencatatan sipil;
3) Penyiapan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang
administrasi kewilayahan, pemerintahan desa, kependudukan dan
pencatatan sipil;
4) Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
penelitian dan pengembangan di bidang administrasi kewilayahan,
pemerintahan desa, kependudukan dan pencatatan sipil;
5) Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan
pengembangan pemerintah daerah di bidang administrasi
kewilayahan, pemerintahan desa, kependudukan dan pencatatan
sipil; dan
6) Pelaksanaan administrasi dan tata usaha
124
d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pembangunan dan Keuangan
Daerah
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pembangunan dan Keuangan
Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran
penelitian dan pengembangan di bidang pembangunan dan
keuangan daerah;
2) Penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
pembangunan dan keuangan daerah;
3) Penyiapan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang
pembangunan dan keuangan daerah;
4) Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
penelitian dan pengembangan di bidang pembangunan dan
keuangan daerah;
5) Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan
pengembangan pemerintah daerah di bidang pembangunan dan
keuangan daerah; dan
6) Pelaksanaan administrasi dan tata usaha.
e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah
Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan fungsi:
125
1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran
penelitian dan pengembangan di bidang inovasi daerah, sumber
daya manusia, kelembagaan dan ketatalaksanaan;
2) Penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
inovasi daerah, sumber daya manusia, kelembagaan dan
ketatalaksanaan;
3) Penyiapan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang inovasi
daerah, sumber daya manusia, kelembagaan dan ketatalaksanaan;
4) Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
penelitian dan pengembangan di bidang inovasi daerah, sumber
daya manusia, kelembagaan dan ketatalaksanaan;
5) Penyiapan pelaksanaan fasilitasi di bidang inovasi daerah;
6) Penyiapan pelaksanaan penilaian terhadap inovasi daerah;
7) Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan
pengembangan pemerintah daerah di bidang inovasi daerah,
sumber daya manusia, kelembagaan dan ketatalaksanaan; dan
8) Pelaksanaan administrasi dan tata usaha
B. Hasil Penelitian
1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) kategori,
berikut masing-masing karakteristik dapat dijelaskan seperti di bawah ini :
126
a. Usia Responden
Karakteristik usia responden berdasarkan pengolahan menggunakan
SPSS versi 24, yaitu :
Tabel 4.1
Output Usia Responden
Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ≤ 30 Tahun 46 39,7 39,7 39,7
31 s/d 40 Tahun 39 33,6 33,6 73,3
≥ 41 Tahun 31 26,7 26,7 100,0
Total 116 100,0 100,0
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Pie Chart Usia Responden :
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Gambar 4.2
Pie Chart Usia Responden
Karakteristik usia responden dalam penelitian ini terdapat tiga
kategori rentang usia, pada penelitian ini mayoritas usia responden di
dominasi oleh usia dengan rentang usia ≤ 30 Tahun sebanyak 46
responden atau 40%,selanjutnya rentang usia 31 s/d 40 Tahun
≤ 30 Tahun; 46; 40%
31 s/d 40 Tahun; 39;
33%
≥ 41 Tahun; 31; 27%
Usia Responden
127
sebanyak 39 responden atau 33% dan rentang usia ≥ 41 Tahun
sebanyak 31 responden atau 27%.
b. Jenis Kelamin Responden
Karakteristik jenis kelamin responden berdasarkan pengolahan
menggunakan SPSS versi 24, yaitu :
Tabel 4.2
Output Kelamin Responden
Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Perempuan 68 58,6 58,6 58,6
Laki-Laki 48 41,4 41,4 100,0
Total 116 100,0 100,0
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Pie Chart Jenis Kelamin Responden :
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Gambar 4.3
Pie Chart Jenis Kelamin Responden
Karakteristik jenis kelamin responden dalam penelitian ini
terdapat dua kategori jenis kelamin, pada penelitian ini mayoritas jenis
kelamin responden di dominasi oleh responden berjenis kelamin
Perempuan; 68; 59%
Laki-Laki; 48; 41%
Jenis Kelamin Responden
128
perempuan sebanyak 68 responden atau 59%, dan rentaresponden
Laki-Laki sebanyak 48 responden atau 41%
c. Lama Bekerja Responden
Karakteristik lama bekerja responden berdasarkan pengolahan
menggunakan SPSS versi 24, yaitu :
Tabel 4.2
Output Lama Bekerja Responden
Lama Bekerja Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ≤ 5 Tahun 50 43,1 43,1 43,1
6 s/d 10 Tahun 23 19,8 19,8 62,9
≥ 11 Tahun 43 37,1 37,1 100,0
Total 116 100,0 100,0
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019 Pie Chart Lama Bekerja Responden :
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Gambar 4.3
Pie Chart Lama Bekerja Responden
Karakteristik lama bekerja responden dalam penelitian ini
terdapat tiga kategori lama bekerja responden, pada penelitian ini
mayoritas lama bekerja responden di dominasi responden yang sudah
≤ 5 Tahun 50
43% 6 s/d 10 Tahun
23 20%
≥ 11 Tahun 43
37%
Lama Bekerja Responden
129
bekerja pada rentang ≤ 5 sebanyak 50 responden atau 43%,selanjutnya
rentang ≤ 5 Tahun sebanyak 43 responden atau 37% dan rentang 6 s/d
10 Tahun sebanyak 23 responden atau 20%.
2 Analisa Deskriptif
Analisa deskripti untuk mengetahui variabel secara mandiri. Untuk
memberikan penilaian pada analisa deskriptif digunakan rentang skala.
Untuk mengetahui rentang skala rata-rata skor instrumen dapat dihitung
dengan cara :
Tabel 4.4
Rentang Skor Skala Likert
Jawaban Bobot RentangInterval Skor Kategori
Sangat Baik 5 4,20 - 5,00 SB
Baik 4 3,40 - 4,20 B
Kurang Baik 3 2,60 - 3,40 KB
Tidak Baik 2 1.80 - 2,60 TB
Sangat Tidak Baik 1 1,00 - 1,80 STB
Sumber : Diadaptasi dari Sugiyono (2010:133)
Hasil deksriptif responden dari masing-masing variabel adalah sebagai
berikut :
a. Analisa Variabel Motivasi Kerja (X1)
Frekuensi jawaban instrumen variabel Motivasi Kerja (X1) yang terdiri
dari 10 (sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelasakan seperti pada
tabel di bawah ini :
130
Tabel 4.5
Frekuensi jawaban instrumen variabel Motivasi Kerja (X1)
No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket
Motivasi berprestasi (Need For Archivement)
1. Saya menyukai
pekerjaan yang
menantang yang
diberikan atasan
sesuai dengan tekanan
30 55 14 10 7 116 439 3.78 B
2. Saya percaya pada
kemampuan saya
sendiri dalam
mengerjakan tugas
dan tanggung jawab
59 50 3 3 1 116 511 4.41 SB
3. Prestasi kerja saya
sudah sesuai dengan
kerja keras saya dalam
bekerja
34 55 18 9 0 116 462 3.98 B
4. Saya bersemangat
menghasilkan kerja
yang lebih baik
(Melampaui SOP)
39 50 8 13 6 116 451 3.89 B
Skor Indikator 1863 4.02 B
Motivasi Berkuasa (Need For Power)
5. Saya mampu
mengajak orang lain
untuk bekerja lebih
baik lagi
33 65 12 3 3 116 470 4.05 B
6. Saya memberikan
saran dan pendapat
yang dapat diterima
oleh rekan kerja
34 63 16 2 1 116 475 4.09 B
7. Saya berambisi untuk
memiliki wewenang
yang lebih tinggi
18 50 25 13 10 116 401 3.46 B
Skor Indikator 1346 3.87 B
Motivasi Afiliasi (Need For Affiliation)
8. Saya dapat bekerja
sama dengan rekan
kerja
56 56 2 2 0 116 514 4.43 SB
9. saya cepat dan mudah
beradaptasi dengan
rekan kerja dalam
lingkungan kerja saat
ini
50 53 11 2 0 116 499 4.30 SB
10. Saya memiliki
hubungan kerja yang
harmonis dengan
56 53 7 0 0 116 513 4.42 SB
131
No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket
karyawan lainnya
Skor Indikator 1526 4.39 SB
Skor 409 550 116 57 28 1160 4735 40.82
% 35% 47% 10% 5% 2% 4.08 B
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Analisa deskriptif instrumen variabel Motivasi Kerja (X1) yang terdiri
dari 10 (sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelaskan seperti di
bawah ini :
1) Dimensi Motivasi berprestasi (Need For Archivement)
Dimensi Motivasi berprestasi (Need For Archivement) sudah
dipersepsikan oleh pegawai dengan kategori Baik, hal ini
ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,02.
Pada instrumen no 1 mendapatkan skor 439 dan rata-rata skor
sebesar 3,78 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 2 mendapatkan skor 511 dan rata-rata skor
sebesar 4,41 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada instrumen no 3 mendapatkan skor 462 dan rata-rata skor
sebesar 3,98 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 4 mendapatkan skor 451 dan rata-rata skor
sebesar 3,89 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
2) Motivasi Berkuasa (Need For Power)
Dimensi Motivasi Berkuasa (Need For Power) sudah
dipersepsikan oleh pegawai dengan kategori Baik, hal ini
ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor sebesar 3,87
132
Pada instrumen no 5 mendapatkan skor 470 dan rata-rata skor
sebesar 4,05 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 6 mendapatkan skor 475 dan rata-rata skor
sebesar 4,09 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 7 mendapatkan skor 401 dan rata-rata skor
sebesar 3,46 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
3) Motivasi Afiliasi (Need For Affiliation)
Dimensi Motivasi Afiliasi (Need For Affiliation) sudah
dipersepsikan oleh pegawai dengan kategori Baik, hal ini
ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,39.
Pada instrumen no 8 mendapatkan skor 514 dan rata-rata skor
sebesar 4,43 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada instrumen no 9 mendapatkan skor 499 dan rata-rata skor
sebesar 4,30 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada instrumen no 10 mendapatkan skor 513 dan rata-rata skor
sebesar 4,42 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada total skor instrumen Motivasi Kerja (X1) mendapatkan
total skor sebesar 4735 dan rata-rata 4,08 serta masuk kedalam rentang
kategori Baik, maka dapat disimpulkan Motivasi Kerja (X1) pegawai
BPP Kemendagri saat ini sudah Baik.
Dari ke 10 (sepuluh) instrumen Motivasi Kerja (X1) pada
instrumen no 1 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,78, pada
instrumen no 3 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,98, pada
133
instrumen no 4 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,89 dan pada
instrumen no 7 mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar 3,46,
dalam hal ini pegawai diharapkan lebih menyukai pekerjaan yang
menantang yang diberikan atasan sesuai dengan tekanan, lebih
berprestasi kerja sesuai dengan kerja keras dalam bekerja dan
bersemangat menghasilkan kerja yang lebih baik (Melampaui SOP)
serta agar pegawai lebih berambisi untuk memiliki wewenang yang
lebih tinggi dalam meraih posisi dan jabatan di instansi.
b. Analisa Variabel Kompetensi (X2)
Frekuensi jawaban instrumen variabel Kompetensi (X2) yang terdiri
dari 12 (dua belas) instrumen pernyataan dapat dijelasakan seperti pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.6
Frekuensi Jawaban Instrumen Variabel Kompetensi (X2)
No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket
Pengetahuan (knowledge)
1. Bidang kerja saya
saat ini sesuai
dengan tingkat
pendidikan yang
saya miliki
24 59 16 11 6 116 432 3.72 B
2. Pengetahuan
pekerjaan yang saya
miliki didapatkan
dari pendidikan
formal
18 59 21 10 8 116 417 3.59 B
Skor Indikator 849 3.66 B
Pemahaman (understanding)
3. Saya memahami
setiap pekerjaan
yang diberikan
33 66 15 2 0 116 478 4.12 B
4. Rekan kerja
memiliki pengertian
terhadap saya
selama bekerja
28 65 18 5 0 116 464 4.00 B
134
No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket
Skor Indikator 942 4.06 B
Kemampuan (skill)
5. Saya memiliki
keahlian kerja
sehingga dapat
menyelesaikan
pekerjaan yang
diberikan
33 73 7 2 1 116 483 4.16 B
6. Saya terampil dalam
menggunakan
peralatan penunjang
pekerjaan
39 67 6 1 3 116 486 4.19 B
Skor Indikator 969 4.18 B
Nilai (value)
7. Saya memahami dan
menjalankan nilai-
nilai yang terdapat
pada instansi
41 69 5 0 1 116 497 4.28 SB
8. Saya selalu
melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai
dengan etos kerja
41 69 5 1 0 116 498 4.29 SB
Skor Indikator 995 4.29
Sikap (attitude)
9. Sikap rekan kerja
saya menjaga
perasaan saya dalam
bekerja
21 67 22 5 1 116 450 3.88 B
10. Rekan kerja saya
cepat dan tanggap
apabila saya
meminta bantuan
25 63 21 7 0 116 454 3.91 B
Skor Indikator 904 3.90 B
Minat (interest)
11. Saya berminat
menjadi pimpinan
dalam instansi
28 50 25 8 5 116 436 3.76 B
12. Saya bersemangat
menerima hal-hal
baru dalam bidang
kerja saya
40 63 9 3 1 116 486 4.19 B
922 3.97 B
Skor 371 770 170 55 26 1392 5581 48.11
% 27% 66% 15% 5% 2% 4.01 B
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
135
Analisa deskriptif instrumen variabel Kompetensi (X2) yang terdiri
dari 12 (dua belas) instrumen pernyataan dapat dijelaskan seperti di
bawah ini :
1) Pengetahuan (Knowledge)
Dimensi Pengetahuan (Knowledge) sudah dipersepsikan oleh
pegawai dengan kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai
rata-rata skor sebesar 3,66
Pada instrumen no 1 mendapatkan skor 432 dan rata-rata skor
sebesar 3,72 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 2 mendapatkan skor 417 dan rata-rata skor
sebesar 3,59 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
2) Pemahaman (Understanding)
Dimensi Pemahaman (Understanding) sudah dipersepsikan oleh
pegawai dengan kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai
rata-rata skor sebesar 4,06.
Pada instrumen no 3 mendapatkan skor 478 dan rata-rata skor
sebesar 4,12 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 4 mendapatkan skor 464 dan rata-rata skor
sebesar 4,00 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
3) Kemampuan (Skill)
Dimensi Kemampuan (Skill) sudah dipersepsikan oleh pegawai
dengan kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
skor sebesar 4,18
136
Pada instrumen no 5 mendapatkan skor 483 dan rata-rata skor
sebesar 4,16 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 6 mendapatkan skor 486 dan rata-rata skor
sebesar 4,19 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
4) Nilai (Value)
Dimensi Nilai (Value) sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan
kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor
sebesar 4,29.
Pada instrumen no 7 mendapatkan skor 497 dan rata-rata skor
sebesar 4,28 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada instrumen no 8 mendapatkan skor 498 dan rata-rata skor
sebesar 4,29 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
5) Sikap (Attitude)
Dimensi Sikap (Attitude) sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan
kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor
sebesar 3,90.
Pada instrumen no 9 mendapatkan skor 450 dan rata-rata skor
sebesar 3,88 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 10 mendapatkan skor 454 dan rata-rata skor
sebesar 3,91 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
137
6) Minat (Interest)
Dimensi Minat (Interest) sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan
kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor
sebesar 3,97
Pada instrumen no 11 mendapatkan skor 436 dan rata-rata skor
sebesar 3,76 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada instrumen no 12 mendapatkan skor 486 dan rata-rata skor
sebesar 4,19 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada total skor instrumen Kompetensi (X2) mendapatkan total
skor sebesar 5581 dan rata-rata 4,01 serta masuk kedalam rentang
kategori Baik, maka dapat disimpulkan Kompetensi (X2) pegawai BPP
Kemendagri saat ini sudah Baik.
Dari ke 12 (sepuluh) instrumen Kompetensi (X2) pada
instrumen no 1 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,72, pada
instrumen no 9 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,88, pada
instrumen no 10 mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar 3,91,
pada instrumen no 1 mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar 3,76
dan pada instrumen no 2 mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar
3,59 dalam hal ini diharapkan bidang kerja pegawai disesuaikan dengan
tingkat pendidikan, serta sikap rekan kerja agar menjaga perasaan pegawai
lain serta lebih cepat dan tanggap apabila pegawai lain meminta bantuan dan
diharapkan pegawai berminat menjadi pimpinan dalam instansi sehingga
penempatan pegawai sesuai dengan pengetahuan pegawai dan
138
didasarkan dari pendidikan formal sehingga dapat memudahkan
pegawai dalam penyesaian proses peyelesaian pekerjaan.
c. Analisa Variabel Disiplin Kerja (X3)
Frekuensi jawaban instrumen variabel Disiplin Kerja (X3) yang terdiri
dari 10 (sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelasakan seperti pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.7
Frekuensi Jawaban Instrumen Variabel Disiplin Kerja (X3)
No SS S RR TS STS N
Skor Mean Ket
Frekuensi Kehadiran
1) Saya Selalu Hadir Dan
Pulang Tepat Waktu 35 45 16 14 6 116 437 3.77 B
2) Saya Mampu
mempertahankan
absensi kerja saya dari
waktu kewaktu
34 58 17 6 1 116 466 4.02 B
Skor Indikator 903 3.89 B
Tingkat Kewaspadaan
3) Saya bekerja sesuai
regulasi (hati-hati) 39 65 11 1 0 116 490 4.22 SB
4) Saya penuh
perhitungan dalam
melaksanakan tugas
31 66 14 5 0 116 471 4.06 B
Skor Indikator 961 4.14 B
Ketaatan Pada Standar Kerja
5) Saya mengikuti standar
kerja (SOP) yang
berlaku
38 68 10 0 0 116 492 4.24 SB
6) Saya mengikuti
kebijakan pimpinan
instansi
45 62 9 0 0 116 500 4.31 SB
Skor Indikator 992 4.28 SB
Ketaatan Pada Peraturan Kerja
7) Saya patuh pada
peraturan kedisiplinan
yang berlaku
46 56 13 1 0 116 495 4.27 SB
8) Saya patuh pada
kebijakan pimpinan 38 68 10 0 0 116 492 4.24 SB
Skor Indikator 987 4.25 SB
Etika Kerja 1479 4.25 SB
139
No SS S RR TS STS N
Skor Mean Ket
9) Saya menghargai
pimpinan 56 56 4 0 0 116 516 4.45 SB
10) Saya menghargai
sesama pegawai 57 57 2 0 0 116 519 4.47 SB
Skor Indikator 1035 4.46 SB
Skor 419 601 106 27 7 1160 4878 42.05
% 36% 52% 9% 2% 1% 4.21 SB
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Analisa deskriptif instrumen variabel Disiplin Kerja (X3) yang terdiri
dari 10 (sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelaskan seperti di
bawah ini :
1) Frekuensi Kehadiran
Dimensi Frekuensi Kehadiran sudah dipersepsikan oleh pegawai
dengan kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
skor sebesar 3,89.
Pada instrumen no 1 mendapatkan skor 437 dan rata-rata skor
sebesar 3,77 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 2 mendapatkan skor 466 dan rata-rata skor
sebesar 4,02 serta masuk kedalam rentang kategori Baik
2) Tingkat Kewaspadaan
Dimensi Tingkat Kewaspadaan sudah dipersepsikan oleh pegawai
dengan kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
skor sebesar 4,14
Pada instrumen no 3 mendapatkan skor 490 dan rata-rata skor
sebesar 4,22 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
140
Pada instrumen no 4 mendapatkan skor 471 dan rata-rata skor
sebesar 4,06 serta masuk kedalam rentang kategori Baik
3) Ketaatan Pada Standar Kerja
Dimensi Ketaatan Pada Standar Kerja sudah dipersepsikan oleh
pegawai dengan kategori Sangat Baik, hal ini ditunjukkan dengan
nilai rata-rata skor sebesar 4,28
Pada instrumen no 5 mendapatkan skor 492 dan rata-rata skor
sebesar 4,24 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada instrumen no 6 mendapatkan skor 500 dan rata-rata skor
sebesar 4,31 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik
4) Ketaatan Pada Peraturan Kerja
Dimensi Ketaatan Pada Peraturan Kerja sudah dipersepsikan oleh
pegawai dengan kategori Sangat Baik, hal ini ditunjukkan dengan
nilai rata-rata skor sebesar 4,25
Pada instrumen no 7 mendapatkan skor 495 dan rata-rata skor
sebesar 4,27 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada instrumen no 8 mendapatkan skor 492 dan rata-rata skor
sebesar 4,24 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik
5) Etika Kerja
Dimensi Etika Kerja sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan
kategori Sangat Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
skor sebesar 4,46.
141
Pada instrumen no 9 mendapatkan skor 516 dan rata-rata skor
sebesar 4,45 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada instrumen no 10 mendapatkan skor 519 dan rata-rata skor
sebesar 4,47 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada total skor instrumen Disiplin Kerja (X3) mendapatkan
total skor sebesar 4878 dan rata-rata 4,21 serta masuk kedalam rentang
kategori Baik, maka dapat disimpulkan Disiplin Kerja (X3) pegawai
BPP Kemendagri saat ini sudah Baik.
Dari ke 10 (sepuluh) instrumen Disiplin Kerja (X3) pada
instrumen no 1 mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar 3,77
dalam hal ini diharapkan frekuensi kehadiran pegawai agar lebih
meningkatkan kesadarannya untuk hadir dan pulang tepat waktu dan
mampu mempertahankan absensi kerja saya dari waktu kewaktu sehingga
pekerjaan dapat terselesaikan tepat waktu.
d. Analisa Variabel Kinerja (Y)
Frekuensi jawaban instrumen variabel Kinerja (Y) yang terdiri dari 10
(sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelasakan seperti pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.8
Frekuensi Jawaban Instrumen Variabel Kinerja (Y)
No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket
Kualitas
1) Saya memiliki
ketelitian dan
kerapihan dalam
bekerja
41 63 8 4 0 116 489 4.22 SB
2) Saya cepat dalam 33 58 19 5 1 116 465 4.01 B
142
No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket
mengerjakan
tugas-tugas tanpa
bergantung dengan
karyawan lain
Skor Indikator 954 4.11 B
Produktivitas
3) Saya mampu
mempertahankan
produktifitas yang
tinggi dalam
bekerja
39 62 13 2 0 116 486 4.19 B
4) Saya dapat
menyelesaikan
pekerjaan dengan
tepat waktu
40 59 15 1 1 116 484 4.17 B
Skor Indikator 970 4.18 B
Keterpercayaan
5) Saya dipercaya
oleh pimpinan
dalam
mengerjakan tugas
dan tanggung
jawab yang
diberikan
40 66 8 1 1 116 491 4.23 SB
6) Saya sanggup
menyelesaikan
pekerjaan yang
diberikan
40 70 4 1 1 116 495 4.27 SB
Skor Indikator 986 4.25 SB
Ketersediaan
7) Saya dapat
menyelesaian
pekerjaan sesuai
dengan waktu
yang telah
ditetapkan
38 67 9 0 2 116 487 4.20 B
8) Saya
memanfaatkan
waktu istirahat
untuk kepentingan
instansi
22 47 26 15 6 116 412 3.55 B
Skor Indikator 899 3.88 B
Kebebasan
9) Pimpinan
memberikan
kebebasan kepada
saya dalam
30 62 17 7 0 116 463 3.99 B
143
No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket
menyelesaikan
pekerjaan
10) Saya memiliki
supervisi dalam
bekerja
30 68 16 2 0 116 474 4.09 B
937 4.04 B
Skor 353 622 135 38 12 1160 4746 40.91
% 30% 54% 12% 3% 1% 4.09 B
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Analisa deskriptif instrumen variabel Kinerja (Y) yang terdiri dari 10
(sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelaskan seperti di bawah ini :
1) Kualitas
Dimensi Kualitas sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan
kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor
sebesar 4,11
Pada instrumen no 1 mendapatkan skor 489 dan rata-rata skor
sebesar 4,22 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada instrumen no 2 mendapatkan skor 465 dan rata-rata skor
sebesar 4,01 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
2) Produktifitas
Dimensi Produktifitas sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan
kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor
sebesar 4,18
Pada instrumen no 3 mendapatkan skor 486 dan rata-rata skor
sebesar 4,19 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 4 mendapatkan skor 484 dan rata-rata skor
sebesar 4,17 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
144
3) Keterpercayaan
Dimensi Keterpercayaan sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan
kategori Sangat Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
skor sebesar 4,25.
Pada instrumen no 5 mendapatkan skor 491 dan rata-rata skor
sebesar 4,23 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada instrumen no 6 mendapatkan skor 495 dan rata-rata skor
sebesar 4,27 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
4) Ketersediaan
Dimensi Ketersediaan sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan
kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor
sebesar 3,88.
Pada instrumen no 7 mendapatkan skor 487 dan rata-rata skor
sebesar 4,20 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
Pada instrumen no 8 mendapatkan skor 412 dan rata-rata skor
sebesar 3,55 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.
5) Kebebasan
Dimensi Kebebasan sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan
kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor
sebesar 4,04
Pada instrumen no 9 mendapatkan skor 463 dan rata-rata skor
sebesar 3,99 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
145
Pada instrumen no 10 mendapatkan skor 474 dan rata-rata skor
sebesar 4,09 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.
Pada total skor instrumen Kinerja (Y) mendapatkan total skor
sebesar 4746 dan rata-rata 4,09 serta masuk kedalam rentang kategori
Baik, maka dapat disimpulkan Kinerja (Y) pegawai BPP Kemendagri
saat ini sudah Baik.
Dari ke 10 (sepuluh) instrumen Kinerja (Y) pada instrumen no
9 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,99 dan pada instrumen no 8
mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar 3,55 dalam hal ini
diharapkan pimpinan memberikan kebebasan kepada pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tata cara kerja pegawai serta
ketersediaan waktu istirahat agar lebih dimanfaatkan untuk
kepentingan instansi.
3 Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus
korelasi product moment dengan bantuan software SPSS versi 24.
Kriteria pengambilan keputusan dalam uji validitas ini adalah :
1) Jika r hitung ≤ r tabel 0,184 dengan taraf 5% maka butir instrument
dinyatakan tidak valid
2) Jika r hitung > r tabel 0,184 dengan taraf 5% maka butir instrument
dinyatakan valid
Adapun r tabel di dapat dengan ketentuan :
146
α = 5%, n – 2 = 116 – 2 = 114.
r tabel α = 5%, 114 = 0,184 (tabel r product moment)
Berikut hasil pengujian validitas instrumen dari masing-masing
variabel penelitian:
1) Uji Validitas Instrumen Motivasi Kerja (X1)
Hasil output uji validitas instrumen Motivasi Kerja (X1) :
Tabel 4.9
Output Uji Validitas Instrumen Motivasi Kerja (X1)
No r Hitung r Tabel Ket
1 0.602 0.184 Valid
2 0.628 0.184 Valid
3 0.525 0.184 Valid
4 0.612 0.184 Valid
5 0.712 0.184 Valid
6 0.650 0.184 Valid
7 0.609 0.184 Valid
8 0.695 0.184 Valid
9 0.650 0.184 Valid
10 0.605 0.184 Valid
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, seluruh nilai rhitung
menunjukkan r hitung > r tabel 0,184 dengan taraf 5% maka seluruh
butir instrument dinyatakan valid. Maka dapat disimpulkan
instrumen yang digunakan sudah tepat dalam mengukur.
2) Uji Validitas Instrumen Kompetensi (X2)
Hasil output uji validitas instrumen Kompetensi (X2) :
Tabel 4.10
Output Uji Validitas Instrumen Kompetensi (X2)
No r Hitung r Tabel Ket
1 0.634 0.184 Valid
2 0.609 0.184 Valid
3 0.697 0.184 Valid
4 0.599 0.184 Valid
147
No r Hitung r Tabel Ket
5 0.674 0.184 Valid
6 0.737 0.184 Valid
7 0.688 0.184 Valid
8 0.736 0.184 Valid
9 0.542 0.184 Valid
10 0.572 0.184 Valid
11 0.653 0.184 Valid
12 0.773 0.184 Valid
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, seluruh nilai rhitung
menunjukkan r hitung > r tabel 0,184 dengan taraf 5% maka seluruh
butir instrument dinyatakan valid. Maka dapat disimpulkan
instrumen yang digunakan sudah tepat dalam mengukur.
3) Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja (X3)
Hasil output uji validitas instrumen Disiplin Kerja (X3):
Tabel 4.11
Output Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja (X3)
No r Hitung r Tabel Ket
1 0.575 0.184 Valid
2 0.697 0.184 Valid
3 0.738 0.184 Valid
4 0.586 0.184 Valid
5 0.738 0.184 Valid
6 0.787 0.184 Valid
7 0.857 0.184 Valid
8 0.803 0.184 Valid
9 0.701 0.184 Valid
10 0.704 0.184 Valid Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, seluruh nilai rhitung
menunjukkan r hitung > r tabel 0,184 dengan taraf 5% maka seluruh
butir instrument dinyatakan valid. Maka dapat disimpulkan
instrumen yang digunakan sudah tepat dalam mengukur.
148
4) Uji Validitas Instrumen Kinerja (Y)
Hasil output uji validitas instrumen Disiplin Kerja (X3):
Tabel 4.12
Output Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja (X3)
No r Hitung r Tabel Ket
1 0.780 0.184 Valid
2 0.691 0.184 Valid
3 0.829 0.184 Valid
4 0.816 0.184 Valid
5 0.790 0.184 Valid
6 0.855 0.184 Valid
7 0.852 0.184 Valid
8 0.649 0.184 Valid
9 0.616 0.184 Valid
10 0.694 0.184 Valid
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, seluruh nilai rhitung
menunjukkan r hitung > r tabel 1,984 dengan taraf 5% maka seluruh
butir instrument dinyatakan valid. Maka dapat disimpulkan
instrumen yang digunakan sudah tepat dalam mengukur.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji realibilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
rumus korelasi Cronbach Alpha dengan bantuan software SPSS versi
24. Menurut Ghozali (2016) kriteria suatu instrumen dikatakan
reliabel dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha, bila koefisien
reliabilitas (r11) > 0,7
Berikut hasil pengujian reliabilitas instrumen dari masing-masing
variabel penelitian dapat disajikan seperti pada tabel berikut ini :
149
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas Cronbach Alpha
No Variabel Cronbach Alpha Kriteria Ket
1 Motivasi Kerja (X1) 0.811 0.700 Reliabel
2 Kompetensi (X2) 0.870 0.700 Reliabel
3 Disiplin Kerja (X3) 0.874 0.700 Reliabel
4 Kinerja (Y) 0.908 0.700 Reliabel
Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, seluruh nilai Cronbach
Alpha menunjukkan seluruh nilai Cronbcah Alpha rca > 0,700 maka
seluruh butir instrument dinyatakan reliabel. Maka dapat disimpulkan
instrumen yang digunakan tetap konsisten dan handal dalam mengukur
variabel penelitian.
4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klaik digunakan sebagai syarat bila suatu penelitian
menggunakan anals regresi linear. Selain itu uji asumsi klasik bertujuan
untuk mengetahui pola dan varian dalam suatu populasi.
Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas,
uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas dengan bantuan software
SPSS 24. Berikut pengujian asumsi klasik seperti di bawah ini :
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas terhadap serangkaian data adalah
untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau
tidak. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak
dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test.
Hipotesis yang diajukan dalam uji noemlaitas adalah
150
Ho ≠ 0 : Populasi Data berasal dari distribusi normal
Ho = 0 : Populasi Data tidak berasal dari distribusi normal
Menurut Siregar (2014:167) kaidah pengujian berdasarkan nilai
probabilitas
Jika probabilitas (sig) > 0,05 maka Ho diterima
Jika probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho di tolak
Berikut hasil output SPSS dalam uji Normalitas dengan metode
Kolmogorov-Smirnov :
Tabel 4.14
Output Uji Normalitas Metode Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 116
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 3,16406929
Most Extreme Differences Absolute ,051
Positive ,047
Negative -,051
Test Statistic ,051
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test di atas dapat di
jelaskan bahwa, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200 > 0,05 maka Ho
diterima artinya Populasi Data berasal dari distribusi normal. Hal ini
dapat disimpulkan regresi sudah memenuhi asumsi normal.
151
b. Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual
suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.
Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu
model dapat dilihat dengan pola gambar Scatterplot, regresi yang
tidak terjadi heterokedastisitas jika:
1) Titik-titik datar menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
angka 0.
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
Pengujian heteroskedastisitas menggunakan Software SPSS versi 24
dengan melihat hasil gambar Scatter Plot berikut ini :
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Gambar 4.5
Hasil Output Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa, Titik-titik datar
menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 serta
152
penyebaran titik-titik data terlihat membentuk pola. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa, telah terjadi heteroskedastositas.
Dikarenakan masih membentuk pola pada uji Scatter Plot,
maka dilakukan pengujian dengan metode Uji Park. Kriteria uji park
dalam uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai thitung < ttabel 1,981 atau nilai Sig > 0,05 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
2) Jika nilai thitung ≥ ttabel 1,981 atau nilai Sig < 0,05 maka terjadi
heteroskedastisitas
Adapun nilai t tabel 1,981 didapat dengan ketentuan = α, n – 3 dengan
taraf 5%.
116 = jumlah sampel
3 = jumlah variabel bebas
T tabel = 5%, 116 – 3
T tabel = 5%, 113 = 1,981
Hasil output uji Park adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15
Output Uji Heteroskedastisitas Metode Uji Park
Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) 1,686 ,097
Motivasi Kerja (X1) ,307 ,760
Kompetensi (X2) -1,714 ,092
Disiplin Kerja (X3) ,256 ,799
a. Dependent Variable: LNUi
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
153
Sesuai dengan ketentuan pada uji park, maka tabel Coefficientsa
di atas
dapat dijelaskan bahwa :
1) Uji Heteroskedastisitas Variabel Motivasi Kerja (X1) nilai thitung
0,307 < ttabel 1,981 atau nilai Sig 0,760 > 0,05 maka disimpulkan
tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Uji Heteroskedastisitas Variabel Kompetensi (X2) nilai thitung -1,714
< ttabel -1,981 atau nilai Sig 0,092 > 0,05 maka disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas.
3) Uji Heteroskedastisitas Variabel Disiplin Kerja (X3) nilai thitung
0,256 < ttabel 1,981 atau nilai Sig 0,799 > 0,05 maka disimpulkan
tidak terjadi heteroskedastisitas
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel
independen dalam suatu model. Pengujian multikolinieritas
menggunakan Software SPSS versi 24 dengan melihat hasil nilai
Tolerence dan VIF yang dihasilkan diantara 0,1 - 10.
Kritria dalam uji multikolinearitas
1) Jika Tolerence ≤ 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi heteroskedastisitas
maka terjadi heteroskedastisitas
2) Jika Tolerence > 0,1 VIF ≤10 maka terjadi heteroskedastisitas
maka tidak terjadi heteroskedastisitas
Hasil output uji multikolinearitas adalah sebagai berikut :
154
Tabel 4.16
Output Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Motivasi Kerja (X1) ,348 2,875
Kompetensi (X2) ,351 2,846
Disiplin Kerja (X3) ,513 1,950
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Dari tabel Coefficientsa di atas dapat dijelaskan bahwa :
1) Uji Multikolinearitas Variabel Motivasi Kerja (X1) nilai Tolerance
0,348 > 0,1 dan nilai VIF 2,975 < 10 maka disimpulkan tidak
terjadi Multikolinearitas.
2) Uji Multikolinearitas Variabel Kompetnsi (X2) nilai Tolerance
0,351 > 0,1 dan nilai VIF 2,846 < 10 maka disimpulkan tidak
terjadi Multikolinearitas.
3) Uji Multikolinearitas Variabel Disiplin Kerja (X3) nilai Tolerance
0,513 > 0,1 dan nilai VIF 1,950 < 10 maka disimpulkan tidak
terjadi Multikolinearitas.
5 Uji Regresi Linear
Analisis regresi linear, yaitu analisis yang digunakan peneliti, bila
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).
155
Berikut di bawah ini hasil output pengolahan uji regresi sederhana dan
berganda dengan bantuan software SPSS 24 :
a. Uji Regresi Linear Sederhana
Hasil output pengolahan uji regresi dari masig-masing variabel secara
sederhana adalah :
1) Uji Regresi Linear Sederhana Motivasi Kerja (X1) Terhadap
Kinerja (Y)
Output uji regresi linear sederhana antara Motivasi Kerja (X1)
Terhadap Kinerja (Y) :
Tabel 4.17
Output Uji Regresi Linear Sederhana Antara Motivasi Kerja
(X1) Terhadap Kinerja (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7,877 2,698 2,919 ,004
Motivasi Kerja (X1) ,809 ,066 ,756 12,347 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019 Berdasarkan tabel Coefficients
a di atas dapat dijelaskan bahwa :
Regresi sederhana Y = a + b(x1) yang telah ditemukan antara
Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = 7,877 +
0,809(X1) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah
hubungan positif antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y).
Konstanta (a) = 7,877 bermakna, tanpa adanya Motivasi Kerja (X1)
maka nilai kinerja sebesar 7,877 satuan.
156
Konstanta (b) = 0,809 bermakna, jika Motivasi Kerja (X1) pegawai
meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan meningkat
sebesar 0,809 satuan.
2) Uji Regresi Linear Sederhana Kompetensi (X2) Terhadap
Kinerja (Y)
Output uji regresi linear sederhana antara Kompetensi (X2)
Terhadap Kinerja (Y) :
Tabel 4.18
Output Uji Regresi Linear Sederhana Antara Kompetensi (X2)
Terhadap Kinerja (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,911 2,593 2,665 ,009
Kompetensi (X2) ,707 ,053 ,778 13,223 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Berdasarkan tabel Coefficientsa
di atas dapat dijelaskan bahwa :
Koefisien regresi sederhana Y = a + b(x2) yang telah ditemukan
antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = 6,911 +
0,707(x) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah
hubungan positif antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y).
Konstanta (a) = 6,911 bermakna, tanpa adanya Kompetensi (X2)
maka nilai kinerja sebesar 6,911 satuan.
157
Konstanta (b) 0,707 bermakna, jika Kompetensi (X2) pegawai
meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan meningkat
sebesar 0,707 satuan.
3) Uji Regresi Linear Sederhana Disiplin Kerja (X3) Terhadap
Kinerja (Y)
Output uji regresi linear sederhana antara Disiplin Kerja (X3)
Terhadap Kinerja (Y) :
Tabel 4.19
Output Uji Regresi Linear Sederhana Antara Disiplin Kerja
(X3) Terhadap Kinerja (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,845 3,285 2,084 ,039
Disiplin Kerja (X3) ,810 ,078 ,699 10,443 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Berdasarkan tabel Coefficientsa
di atas dapat dijelaskan bahwa :
Koefisien regresi sederhana Y = a + b(x3) yang telah ditemukan
antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = 6,845
+ 0,810(x) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah
hubungan positif antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).
Konstanta (a) 6,845 bermakna, tanpa adanya Disiplin Kerja (X3)
maka nilai kinerja sebesar 6,845 satuan.
158
Konstanta (a) 0,810 bermakna, jika Disiplin Kerja (X3) pegawai
meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan meningkat
sebesar 0,810 satuan.
b. Uji Regresi Linear Berganda
Uji regresi linear berganda antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi
(X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
Tabel 4.20
Output Uji Regresi Linear Berganda Motivasi Kerja (X1),
Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,910 2,710 -,336 ,738
Motivasi Kerja (X1) ,302 ,095 ,282 3,189 ,002
Kompetensi (X2) ,352 ,080 ,387 4,399 ,000
Disiplin Kerja (X3) ,299 ,084 ,258 3,544 ,001
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Berdasarkan tabel Coefficientsa
di atas dapat dijelaskan bahwa :
Koefisien regresi linear berganda Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3
yang telah ditemukan antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2)
dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = -0,910 +
0,302 X1 + 0,352 X2 + 0,299 X3. Hasil ini dapat disimpulkan
bahwa, terdapat arah hubungan positif antara Motivasi Kerja (X1),
Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).
159
Konstanta (a) = -0,910 bermakna, tanpa adanya Motivasi Kerja
(X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) maka nilai Kinerja
(Y) sebesar -0,910 satuan.
Konstanta (b1) = 0,302 bermakna, jika Motivasi Kerja (X1)
pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan
meningkat sebesar 0,302 satuan.
Konstanta (b2) = 0,352 bermakna, jika Kompetensi (X2) pegawai
meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan meningkat
sebesar 0,352 satuan.
Konstanta (b3) = 0,299 bermakna, jika Disiplin Kerja (X3) pegawai
meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan meningkat
sebesar 0,299 satuan.
6 Uji Determinasi
a. Uji Determinasi Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)
Output uji determinasi antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja
(Y) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.21
Output Uji Determinasi Antara Motivasi Kerja (X1)
Terhadap Kinerja (Y)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,756a ,572 ,568 3,765
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X1)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Melihat tabel Model Summary di atas dapat dijelaskan bahwa nilai
koefisien determinasi antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)
160
sebesar R Square (R2) 0,572 masuk, artinya, Motivasi Kerja (X1)
memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 57,2% dan sisanya
sebesar 42,8% dipengaruhi oleh faktor lain.
b. Uji Determinasi Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)
Output uji determinasi antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.22
Output Uji Determinasi Antara Kompetensi (X2)
Terhadap Kinerja (Y)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,778a ,605 ,602 3,616
a. Predictors: (Constant), Kompetensi (X2)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Melihat tabel Model Summary di atas dapat dijelaskan bahwa nilai
koefisien determinasi antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)
sebesar R Square (R2) 0,605 masuk, artinya, Kompetensi (X2)
memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 60,5% dan sisanya
sebesar 39,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
c. Uji Determinasi Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
Output uji determinasi antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
adalah sebagai berikut :
161
Tabel 4.23
Output Uji Determinasi Antara Disiplin Kerja (X3)
Terhadap Kinerja (Y)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,699a ,489 ,484 4,115
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja (X3)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Melihat tabel Model Summary di atas dapat dijelaskan bahwa nilai
koefisien determinasi antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
sebesar R Square (R2) 0,489 masuk, artinya, Disiplin Kerja (X3)
memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 48,9% dan sisanya
sebesar 51,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
d. Uji Determinasi Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin
Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
Output uji determinasi antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2)
dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.24
Output Uji Determinasi Antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi
(X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,834a ,695 ,687 3,206
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja (X3), Kompetensi (X2), Motivasi Kerja
(X1)
b. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
162
Melihat tabel Model Summaryb di atas dapat dijelaskan bahwa nilai
koefisien determinasi antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan
Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) sebesar R Square (R2) 0,695
masuk, artinya, Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin
Kerja (X3) memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 69,5%
dan sisanya sebesar 30,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
7 Uji Hipotesis
a. Uji t (Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen
Kriteria pengambilan keputusan :
1) Jika t hitung ≤ ttable 1,981 atau nilai Sig ≥ 0,05 maka Ho di terima dan
Ha di tolak
2) Jika thitung > ttable 1,981 atau nilai Sig < 0,05 maka Ho di tolak dan Ha
di terima
Adapun nilai ttabel 1,981 di dapat dengan cara melihat tabel distribusi-t
dengan ketentuan sebagai berikut :
Sampel = 116
K = 3 (jumlah Variabel Bebas)
DK (derajat Kebebasan) = n - k = 116 – 3 = 113
Tingkat Kepercayaan = 95%
Tingkat Kesalahan = 5%
163
T tabel (5%, 113) = 1,981 (tabel distribusi t)
Adapun hipotesis secara parsial yang akan di uji adalah sebagai
berikut:
1) Uji Hipotesis Secara Parsial Antara Motivasi Kerja (X1)
Terhadap Kinerja (Y)
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut
a) Ho1 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)
b) Ha1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)
Hasil output uji t-test antara kepemimpinan terhadap kinerja
menggunakan SPSS 24 seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.25
Output Uji T Parsial
Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7,877 2,698 2,919 ,004
Motivasi Kerja (X1) ,809 ,066 ,756 12,347 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Dari tabel Coefficientsa di atas dapat dijelaskan bahwa, berdasarkan
kriteria dalam uji hipotesis secara parsial dapat disimpulkan nilai
thitung 12,347 > ttable 1,981 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho1 di
164
tolak dan Ha1 di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)
2) Uji Hipotesis Secara Parsial Antara Kompetensi (X2) Terhadap
Kinerja (Y)
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut
a) Ho2 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)
b) Ha2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)
Hasil output uji t-test antara kepemimpinan terhadap kinerja
menggunakan SPSS 24 seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.26
Output Uji T Parsial
Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,911 2,593 2,665 ,009
Kompetensi (X2) ,707 ,053 ,778 13,223 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Dari tabel Coefficientsa di atas dapat dijelaskan bahwa, berdasarkan
kriteria dalam uji hipotesis secara parsial dapat disimpulkan nilai
thitung 13,223 > ttable 1,981 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho2 di
165
tolak dan Ha2 di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)
3) Uji Hipotesis Secara Parsial Antara Disiplin Kerja (X3)
Terhadap Kinerja (Y)
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut
a) Ho3 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
b) Ha3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Disiplin
Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
Hasil output uji t-test antara kepemimpinan terhadap kinerja
menggunakan SPSS 24 seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.27
Output Uji T Parsial
Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,845 3,285 2,084 ,039
Disiplin Kerja (X3) ,810 ,078 ,699 10,443 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Dari tabel Coefficientsa di atas dapat dijelaskan bahwa, berdasarkan
kriteria dalam uji hipotesis secara parsial dapat disimpulkan nilai
thitung 10,443 > ttable 1,981 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho3 di
tolak dan Ha3 di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
166
b. Uji F (Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut
1) Ho4 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan secara
bersama-sama antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2)
dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
2) Ha4: Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara bersama-
sama antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan
Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
Kaidah pengujian signifikasi :
1) Jika Fhitung ≤ Ftabel 2,686 atau nilai Sig ≥ 0.05, maka Ho4 di terima
dan Ho4 di tolak (tidak signifikan).
2) Jika Fhitung > Ftabel 2,686 atau nilai Sig < 0.05, maka Ho4 di tolak
dan Ho4 di terima (signifikan)
Adapun nilai F tabel 2,686 di dapat dengan cara melihat tabel
distribusi-F dengan ketentuan sebagai berikut :
n = 116 (Sampel)
Tingkat Kesalahan (α) = 5%
K (X=3 + Y=1) = 4 (jumlah Variabel bebas+variabel terikat)
N1 (k – 1 = 4 - 1) = 3
N2 (N – k = 116 - 4) = 112
167
F tabel (α, N1, N2) = F tabel (5%, 3, 112)
F tabel (5%, 3, 112) = 2,686 (tabel distribusi F)
Output Uji Hipotesis Secara Simultan Antara Motivasi Kerja (X1),
Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) :
Tabel 4.28
Output Uji Simultan Antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi
(X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2625,834 3 875,278 85,148 ,000b
Residual 1151,303 112 10,279
Total 3777,138 115
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
b. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja (X3), Kompetensi (X2), Motivasi Kerja (X1)
Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019
Dari tabel Anovaa di atas dapat dijelaskan bahwa, berdasarkan kriteria
dalam uji hipotesis secara bersama-sama dapat disimpulkan nilai Fhitung
85,148 > Ftable 2,686 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho4 di tolak dan
Ha4 di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara
bersama-sama antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan
Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
C. Pembahasan
1 Pengaruh Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)
Pengaruh Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y) berdasarkan
analisa data menunjukkan bahwa Koefisien regresi sederhana yang telah
ditemukan antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y =
168
7,877 + 0,809(x) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah
hubungan positif antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y).
Konstanta (a) = 7,877 bermakna, tanpa adanya Motivasi Kerja (X1) maka
nilai kinerja sebesar 7,877 satuan. Konstanta (b) = 0,809 bermakna, jika
Motivasi Kerja (X1) pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja
pegawai akan meningkat sebesar 0,809 satuan. Koefisien determinasi
antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y) sebesar R Square (R2)
0,572 masuk, artinya, Motivasi Kerja (X1) memiliki kontribusi Terhadap
Kinerja (Y) sebesar 57,2% dan sisanya sebesar 42,8% dipengaruhi oleh
faktor lain. Uji hipotesis secara parsial dapat disimpulkan nilai thitung
12,347 > ttable 1,981 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho1 di tolak dan Ha1
di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Motivasi
Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
diakukan oleh Umi Rusilowati dan, Fifth Ernawat (2018) dengan judul
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan (Pada Badan Penelitian Dan Pengembangan” Hasil
penelitian menunjukkan Gaya Kepemimpinan (X1) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kinerja (Y) pegawai Balitbang Kemendagri.
Motivasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja (Y)
pegawai balitbang Kemendagri.Kepuasan kerja (X3) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kinerja (Y) pegawai Balitbang Kemendagri. Gaya
kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Kepuasan Kerja (X3) berpengaruh
169
positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap Kinerja (Y) pegawai
Balitbang Kemendagri.
2 Pengaruh Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)
Pengaruh Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y) berdasarkan
analisa data menunjukkan bahwa Koefisien regresi sederhana yang telah
ditemukan antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = 6,911
+ 0,707(x) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah hubungan
positif antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y). Konstanta (a) =
6,911 bermakna, tanpa adanya Kompetensi (X2) maka nilai kinerja sebesar
6,911 satuan. Konstanta (b) 0,707 bermakna, jika Kompetensi (X2)
pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan
meningkat sebesar 0,707 satuan. Koefisien determinasi antara Kompetensi
(X2) Terhadap Kinerja (Y) sebesar R Square (R2) 0,605 masuk, artinya,
Kompetensi (X2) memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 60,5%
dan sisanya sebesar 39,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji hipotesis
secara parsial dapat disimpulkan nilai thitung 13,223 > ttable 1,981 atau nilai
Sig 0,000 < 0,05 maka Ho2 di tolak dan Ha2 di terima, artinya Terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja
(Y).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Wahyudi (2018) yang berjudul Pengaruh Kecerdasan
Emosional, Kompetensi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru
SMP Bhayangkari, Jakarta dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
170
Kompetensi berpengaruh positif terhadap kinerja dengan nilai koefisien
0,429.
3 Pengaruh Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)
Pengaruh Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) berdasarkan
analisa data menunjukkan bahwa Koefisien regresi sederhana yang telah
ditemukan antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y =
6,845 + 0,810(x) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah
hubungan positif antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).
Konstanta (a) = 6,845 bermakna, tanpa adanya Disiplin Kerja (X3) maka
nilai kinerja sebesar 6,845 satuan. Konstanta (b) = 0,810 bermakna, jika
Disiplin Kerja (X3) pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja
pegawai akan meningkat sebesar 0,810 satuan. Koefisien determinasi
antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) sebesar R Square (R2)
0,489 masuk, artinya, Disiplin Kerja (X3) memiliki kontribusi Terhadap
Kinerja (Y) sebesar 48,9% dan sisanya sebesar 51,1% dipengaruhi oleh
faktor lain. Uji hipotesis secara parsial dapat disimpulkan nilai thitung
10,443 > ttable 1,981 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho3 di tolak dan Ha3
di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Disiplin
Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
diakukan Ali Maddinsyah dan dengan judul “Pengaruh Kompensasi,
Disiplin Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Dosen
Universitas Swasta Di Wilayah Kopertis IV Provinsi Banten” Berdasarkan
171
hasil penelitian, didapatkan temuan sebagai berikut: (1) kompensasi,
disiplin kerja, dan lingkungan kerja secara parsial maupun secara bersama-
sama terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen;
(2) kompensasi, disiplin kerja, dan lingkungan kerja secara bersama-sama
memberikan kontribusi sebesar 59% terhadap kinerja dosen dan sisanya
41% dipengaruhi oleh variabel lain selain kompensasi, disiplin kerja,
maupun lingkungan kerja. Namun, secara parsial, kompensasi paling
dominan dalam mempengaruhi kinerja dosen
4 Pengaruh Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja
(X3) Secara Bersama-Sama Terhadap Kinerja (Y)
Pengaruh Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja
(X3) Secara Bersama-Sama Terhadap Kinerja (Y) berdasarkan analisa data
menunjukkan bahwa Koefisien regresi linear berganda yang telah
ditemukan antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = -
0,910 + 0,302 X1 + 0,352 X2 + 0,299 X3. Hasil ini dapat disimpulkan
bahwa, terdapat arah hubungan positif antara Motivasi Kerja (X1),
Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).
Konstanta (a) = -0,910 bermakna, tanpa adanya Motivasi Kerja (X1),
Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) maka nilai kinerja sebesar -0,910
satuan. Konstanta (b1) = 0,302 bermakna, jika Motivasi Kerja (X1)
pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan
meningkat sebesar 0,302 satuan. Konstanta (b2) = 0,352 bermakna, jika
Kompetensi (X2) pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja
172
pegawai akan meningkat sebesar 0,352 satuan. Konstanta (b3) = 0,299
bermakna, jika Disiplin Kerja (X3) pegawai meningkat satu-satuan maka
nilai kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,299 satuan. Koefisien
determinasi antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin
Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) sebesar R Square (R2) 0,695 masuk,
artinya, Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3)
memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 69,5% dan sisanya
sebesar 30,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji hipotesis secara Simultan
dapat disimpulkan nilai Fhitung 85,148 > Ftable 2,686 atau nilai Sig 0,000 <
0,05 maka Ho4 di tolak dan Ha4 di terima, artinya Terdapat pengaruh positif
dan signifikan secara bersama-sama antara Motivasi Kerja (X1),
Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).
Dari ketiga variabel bebas (Motivasi Kerja, Kompetensi dan
Disiplin Kerja) variabel yang paling dominan mempengaruhi Kinerja
adalah variabel Kompetensi (X2) dengan kontribusi sebesar 60,5%,
sedangkan kontribusi terkecil adalah variabel Disiplin Kerja (X3) sebesar
sebesar 48,9%.
Hasil penelitian ini dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ignatius Jeffrey dan Marta Herdian Dinata dengan temuan
penelitian menunjukkan bahwa variabel Motivasi Kerja, Disiplin Kerja,
dan Kompetensi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Secara parsial, variabel Motivasi Kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan; Disiplin
173
Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan, dan Kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan.