61
113 BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1 Profil Instansi BPP Kemendagri Kementerian Dalam Negeri disingkat Kemendagri (dahulu Departemen Dalam Negeri, disingkat Depdagri) adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan dalam negeri. Kementerian Dalam Negeri dipimpin oleh seorang Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu dari tiga kementerian (bersama Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan) yang disebutkan secara eksplisit dalam UUD 1945. Kementerian Dalam Negeri tidak dapat diubah atau dibubarkan oleh presiden. Menteri Dalam Negeri secara bersama-sama dengan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan bertindak sebagai pelaksana tugas kepresidenan jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan Masa Hindia Belanda Diawali pada Zaman Hindia Belanda sampai tahun 1942, Kementerian Dalam Negeri disebut Departemen van Binnenlands Bestuur

BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

113

BAB IV

HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1 Profil Instansi BPP Kemendagri

Kementerian Dalam Negeri disingkat Kemendagri (dahulu

Departemen Dalam Negeri, disingkat Depdagri) adalah kementerian dalam

Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan dalam negeri.

Kementerian Dalam Negeri dipimpin oleh seorang Menteri Dalam Negeri

(Mendagri).

Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu dari tiga

kementerian (bersama Kementerian Luar Negeri dan Kementerian

Pertahanan) yang disebutkan secara eksplisit dalam UUD 1945.

Kementerian Dalam Negeri tidak dapat diubah atau dibubarkan oleh

presiden.

Menteri Dalam Negeri secara bersama-sama dengan Menteri Luar

Negeri dan Menteri Pertahanan bertindak sebagai pelaksana tugas

kepresidenan jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,

diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa

jabatannya secara bersamaan

Masa Hindia Belanda

Diawali pada Zaman Hindia Belanda sampai tahun 1942,

Kementerian Dalam Negeri disebut Departemen van Binnenlands Bestuur

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

114

yang bidang tugasnya meliputi Jabatan Kepolisian, Transmigrasi, dan

Agraria.

Masa Jepang

Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945).

Departemen van Binnenland Bestuur oleh pemerintah Jepang diubah

menjadi Badan Urusan Internal (内務部 naimubu?) yang bidang tugasnya

meliputi juga urusan agama, sosial, kesehatan, pendidikan, pengajaran dan

kebudayaan. Badan Urusan Internal atau Kementerian Dalam Negeri

berkantor di Jalan Sagara nomor 7, Jakarta sampai Proklamasi tanggal 17

Agustus 1945.

Pada tanggal 19 Agustus 1945, Naimubu dipecah menjadi:

a. Kementerian Dalam Negeri termasuk urusan agama, yang dalam

perkembangan lebih lanjut urusan agama dilepaskan dari Kementerian

Dalam Negeri.

b. Kementerian Sosial

c. Kementerian Kesehatan.

d. Kementerian Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan.

Masa kemerdekaan

Departemen Dalam Negeri adalah kelanjutan dari Kementerian

Dalam Negeri yang dibentuk pada saat Kabinet Presidensial yang pertama

Negara Republik Indonesia pada tahun 1945. Nama Departemen dipakai

berhubungan dengan dikeluarkannya surat Edaran Pertama pada tanggal

26 Agustus 1959 No.1/MPR/RI/1959. Departemen Dalam Negeri dalam

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

115

Kabinet Pembangunan, ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI No.

183 tahun 1968.

Dan sejak berdirinya Depdagri yang bermula dari Kabinet

Presidensial sampai dengan Kabinet Indonesia Bersatu II sudah sering

berganti beberapa menteri yang memegang Jabatan di Departemen Dalam

Negeri. Sejak akhir 2009 seiring diterapkannya UU No. 39 Tahun 2008

dan Perpres No. 47 Tahun 2009, istilah “Departemen” diubah kembali

menjadi “Kementerian”.

Berbagai Program Strategis Depdagri

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Kementerian Dalam

Negeri menyusun 13 program strategis yang masing-masing memiliki

beberapa kegiatan teknis yang relevan. Inilah program-program strategis

tersebut:

a. Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik (PI). Program strategis ini

adalah program teknis yang tujuannya memperkokoh persatuan dan

kesatuan nasional dan menjaga kestabilan politik dalam negeri dengan

mengindahkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Kegiatan-kegiatan

dalam program ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kesatuan

Bangsa dan Politik.

b. Penguatan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum (P2). Program

strategis ini adalah program teknis yang bertujuan meningkatkan

sinergi hubungan antara pusat dan daerah dalam hal penyelenggaraan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

116

pemerintahan umum. Kegiatan-kegiatan dalam program ini

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum.

c. Penataan Administrasi Kependudukan (P3). Program strategis ini

adalah program teknis yang bertujuan menciptakan ketertiban dalam

administrai kependudukan. Kegiatan-kegiatan program ini

dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan

Sipil.

d. Pengelolaan Desentralisasi dan Otonomo Daerah (P4). Program

strategis ini adalah program teknis yang bertujuan meningkatkan

pengelolaan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang

sifatnya desentralistik. Kegiatan-kegiatan program ini dilaksanakan

oleh Direktorat Jenderal Otonomi Daerah.

e. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah (P5). Program

strategis ini adalah program teknis yang bertujuan meningkatkan

kepercayaan, keterbukaan, dan ketertiban administrasi dalam hal

pengelolaan keuangan daerah. Program ini juga bertujuan

meningkatkan investasi dan kemampuan fiskal semua daerah.

Kegiatan-kegiataan program ini dilaksanakan oleh Direktorat

Keuangan Daerah.

f. Bina Pembangunan Daerah (P6). Program strategis ini adalah program

teknis yang tujuannya menciptakan pembangunan di daerah dan

menyeimbangkan pembangunan antar-daerah, didukung dengan

efektifnya kinerja pemerintah daerah tersebut. Kegiatan-kegiatan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

117

dalam program ini diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pembangunan

Daerah.

g. Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (P7). Program

strategis ini adalah program teknis yang bertujuan menciptakan

otonomi desa serta meningkatkan keberdayaan masyarakatnya dalam

bidang sosial, budaya, dan ekonomi. Kegiatan-kegiatan dalam program

ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa.

h. Pendidikan Kepamongprajaan (P8). Program strategis ini adalah

program teknis yang bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya

manusia aparatur dalam lingkup Kementerian Dalam Negeri serta

pemerintah daerah melalui proses pendidikan kepamongprajaan.

Kegiatan-kegiatan program ini dilaksanakan oleh Institut Pemerintahan

Dalam Negeri atau lebih dikenal dengan IPDN.

i. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian

Dalam Negeri (P9). Program ini adalah program generik yang

bertujuan meningkatkan kredibilitas dan keterbukaan penyelenggaraan

pemerintahan, baik dalam lingkup Kementerian Dalam Negeri maupun

pemerintah daerah. Kegiatan-kegiatan dalam program ini dilaksanakan

oleh Inspektorat Jenderal.

j. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Dalam Negeri (P10). Program ini adalah program generik

yang bertujuan meningkatkan mutu dukungan manajemen dan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

118

pelayanan teknis lainnya di Depdagri. Kegiatan-kegiatannya

dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal.

k. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Dalam

Negeri (P11). Program generik ini bertujuan meningkatkan performa

kinerja aparatur dengan mendukung sarana dan prasarana kerjanya.

Program ini dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal.

l. Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (P12).

Program generik ini bertujuan meningkatkan kualitas perancangan dan

penerapan kebijakan-kebijakan Kemdagri. Pelaksana program ini

adalah Badan Penelitian dan Pengembangan.

m. Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Dalam Negeri (P13).

Program generik ini bertujuan meningkatkan kemampuan sumber daya

manusia aparatur Kemdagri dan pemerintah daerah melalui kegiatan

pendidikan dan pelatihan. Program ini dilaksanakan oleh Badan

Pendidikan dan Pelatihan.

2 Visi Misi

a. Visi

“Poros Penghasil Rumusan Kebijakan Pemerintahan Dalam Negeri

Yang Inovatif dan Visioner”

b. Misi

1) Memantapkan proses awal dalam perumusan kebijakan

Pemerintahan Dalam Negeri berbasis kelitbangan;

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

119

2) Mendorong inovasi daerah dalam peningkatan kualitas

penyelenggaraan pemerintahan dan daya saing daerah;

3) Memantapkan jejaring penelitian antar institusi penelitian dan

pengembangan;

4) Memantapkan kelembagaan dan reformasi birokrasi Badan Litbang

Kemendagri dan Pemerintahan Daerah.

3 Bagan Struktur Organisasi

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Badan Litbang yang

dipimpin oleh Kepala Badan (Pejabat Tinggi Madya) yang membawahi 4

(empat) Kepala Pusat (Pejabat Tinggi Pratama) dan 1 (satu) Sekretaris

(Pejabat Tinggi Pratama) yang terdiri dari Bagian Perencanaan, Bagian

Umum, Bagian Keuangan dan Bagian Pembinaan Jabatan Fungsional,

Kepegawaian dan Sistem dan Prosedur serta Evaluasi Kinerja Aparatur

Sipil Negara.

Struktur Organisasi Badan Litbang secara detail dapat dilihat pada

Gambar di bawah ini.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

120

Gambar 4.1

Bagan Struktur Organisasi

(Sumber BPP Kemendagri Tahun 2019)

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

121

4 Tugas Pokok Pegawai Badan Litbang Kemendagri

Badan Penelitian dan Pengembangan, terdiri atas:

a. Sekretariat Badan;

b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah, Politik dan

b. Pemerintahan Umum;

c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Administrasi Kewilayahan,

Pemerintahan Desa, dan Kependudukan;

d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pembangunan dan Keuangan

e. Daerah; dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah

Berikut tugas dan fungsi dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Kemendagri :

a. Sekretariat

Badan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan perencanaan program dan anggaran, menyiapkan data

dan evaluasi kinerja serta pelaksanaan kerja sama kelitbangan,

penyiapan rancangan hukum dan peraturan perundang-undangan;

2) Pengelolaan ketatausahaan pimpinan, pelaksanaan

kerumahtanggaan, keamanan dalam, perlengkapan dan pengelolaan

aset serta urusan perpustakaan dan dokumentasi;

3) Pengelolaan verifikasi keuangan, pelaksanaan perbendaharaan dan

urusan akuntansi dan pelaporan keuangan; dan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

122

4) Pengelolaan pembinaan jabatan fungsional, administrasi

kepegawaian dan penyusunan sistem dan prosedur serta evaluasi

Kinerja Aparatur Sipil Negara.

b. Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah, Politik dan

Pemerintahan Umum

Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah, Politik dan

Pemerintahan Umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran

penelitian dan pengembangan di bidang otonomi daerah, politik

dan pemerintahan umum;

2) Penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang

otonomi daerah, politik dan pemerintahan umum;

3) Penyiapan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang otonomi

daerah, politik dan pemerintahan umum;

4) Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

penelitian dan pengembangan di bidang otonomi daerah, politik

dan pemerintahan umum;

5) Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan

pengembangan pemerintah daerah di bidang otonomi daerah,

politik dan pemerintahan umum; dan

6) Pelaksanaan administrasi dan tata usaha.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

123

c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Administrasi Kewilayahan,

Pemerintahan Desa, dan Kependudukan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Administrasi Kewilayahan,

Pemerintahan Desa, dan Kependudukan dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran

penelitian dan pengembangan di bidang administrasi kewilayahan,

pemerintahan desa, kependudukan dan pencatatan sipil;

2) Penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang

administrasi kewilayahan, pemerintahan desa, kependudukan dan

pencatatan sipil;

3) Penyiapan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang

administrasi kewilayahan, pemerintahan desa, kependudukan dan

pencatatan sipil;

4) Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

penelitian dan pengembangan di bidang administrasi kewilayahan,

pemerintahan desa, kependudukan dan pencatatan sipil;

5) Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan

pengembangan pemerintah daerah di bidang administrasi

kewilayahan, pemerintahan desa, kependudukan dan pencatatan

sipil; dan

6) Pelaksanaan administrasi dan tata usaha

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

124

d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pembangunan dan Keuangan

Daerah

Pusat Penelitian dan Pengembangan Pembangunan dan Keuangan

Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran

penelitian dan pengembangan di bidang pembangunan dan

keuangan daerah;

2) Penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang

pembangunan dan keuangan daerah;

3) Penyiapan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang

pembangunan dan keuangan daerah;

4) Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

penelitian dan pengembangan di bidang pembangunan dan

keuangan daerah;

5) Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan

pengembangan pemerintah daerah di bidang pembangunan dan

keuangan daerah; dan

6) Pelaksanaan administrasi dan tata usaha.

e. Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah

Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan fungsi:

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

125

1) Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, program, dan anggaran

penelitian dan pengembangan di bidang inovasi daerah, sumber

daya manusia, kelembagaan dan ketatalaksanaan;

2) Penyiapan pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang

inovasi daerah, sumber daya manusia, kelembagaan dan

ketatalaksanaan;

3) Penyiapan pelaksanaan pengkajian kebijakan di bidang inovasi

daerah, sumber daya manusia, kelembagaan dan ketatalaksanaan;

4) Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

penelitian dan pengembangan di bidang inovasi daerah, sumber

daya manusia, kelembagaan dan ketatalaksanaan;

5) Penyiapan pelaksanaan fasilitasi di bidang inovasi daerah;

6) Penyiapan pelaksanaan penilaian terhadap inovasi daerah;

7) Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan

pengembangan pemerintah daerah di bidang inovasi daerah,

sumber daya manusia, kelembagaan dan ketatalaksanaan; dan

8) Pelaksanaan administrasi dan tata usaha

B. Hasil Penelitian

1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) kategori,

berikut masing-masing karakteristik dapat dijelaskan seperti di bawah ini :

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

126

a. Usia Responden

Karakteristik usia responden berdasarkan pengolahan menggunakan

SPSS versi 24, yaitu :

Tabel 4.1

Output Usia Responden

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ≤ 30 Tahun 46 39,7 39,7 39,7

31 s/d 40 Tahun 39 33,6 33,6 73,3

≥ 41 Tahun 31 26,7 26,7 100,0

Total 116 100,0 100,0

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Pie Chart Usia Responden :

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Gambar 4.2

Pie Chart Usia Responden

Karakteristik usia responden dalam penelitian ini terdapat tiga

kategori rentang usia, pada penelitian ini mayoritas usia responden di

dominasi oleh usia dengan rentang usia ≤ 30 Tahun sebanyak 46

responden atau 40%,selanjutnya rentang usia 31 s/d 40 Tahun

≤ 30 Tahun; 46; 40%

31 s/d 40 Tahun; 39;

33%

≥ 41 Tahun; 31; 27%

Usia Responden

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

127

sebanyak 39 responden atau 33% dan rentang usia ≥ 41 Tahun

sebanyak 31 responden atau 27%.

b. Jenis Kelamin Responden

Karakteristik jenis kelamin responden berdasarkan pengolahan

menggunakan SPSS versi 24, yaitu :

Tabel 4.2

Output Kelamin Responden

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perempuan 68 58,6 58,6 58,6

Laki-Laki 48 41,4 41,4 100,0

Total 116 100,0 100,0

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Pie Chart Jenis Kelamin Responden :

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Gambar 4.3

Pie Chart Jenis Kelamin Responden

Karakteristik jenis kelamin responden dalam penelitian ini

terdapat dua kategori jenis kelamin, pada penelitian ini mayoritas jenis

kelamin responden di dominasi oleh responden berjenis kelamin

Perempuan; 68; 59%

Laki-Laki; 48; 41%

Jenis Kelamin Responden

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

128

perempuan sebanyak 68 responden atau 59%, dan rentaresponden

Laki-Laki sebanyak 48 responden atau 41%

c. Lama Bekerja Responden

Karakteristik lama bekerja responden berdasarkan pengolahan

menggunakan SPSS versi 24, yaitu :

Tabel 4.2

Output Lama Bekerja Responden

Lama Bekerja Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ≤ 5 Tahun 50 43,1 43,1 43,1

6 s/d 10 Tahun 23 19,8 19,8 62,9

≥ 11 Tahun 43 37,1 37,1 100,0

Total 116 100,0 100,0

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019 Pie Chart Lama Bekerja Responden :

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Gambar 4.3

Pie Chart Lama Bekerja Responden

Karakteristik lama bekerja responden dalam penelitian ini

terdapat tiga kategori lama bekerja responden, pada penelitian ini

mayoritas lama bekerja responden di dominasi responden yang sudah

≤ 5 Tahun 50

43% 6 s/d 10 Tahun

23 20%

≥ 11 Tahun 43

37%

Lama Bekerja Responden

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

129

bekerja pada rentang ≤ 5 sebanyak 50 responden atau 43%,selanjutnya

rentang ≤ 5 Tahun sebanyak 43 responden atau 37% dan rentang 6 s/d

10 Tahun sebanyak 23 responden atau 20%.

2 Analisa Deskriptif

Analisa deskripti untuk mengetahui variabel secara mandiri. Untuk

memberikan penilaian pada analisa deskriptif digunakan rentang skala.

Untuk mengetahui rentang skala rata-rata skor instrumen dapat dihitung

dengan cara :

Tabel 4.4

Rentang Skor Skala Likert

Jawaban Bobot RentangInterval Skor Kategori

Sangat Baik 5 4,20 - 5,00 SB

Baik 4 3,40 - 4,20 B

Kurang Baik 3 2,60 - 3,40 KB

Tidak Baik 2 1.80 - 2,60 TB

Sangat Tidak Baik 1 1,00 - 1,80 STB

Sumber : Diadaptasi dari Sugiyono (2010:133)

Hasil deksriptif responden dari masing-masing variabel adalah sebagai

berikut :

a. Analisa Variabel Motivasi Kerja (X1)

Frekuensi jawaban instrumen variabel Motivasi Kerja (X1) yang terdiri

dari 10 (sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelasakan seperti pada

tabel di bawah ini :

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

130

Tabel 4.5

Frekuensi jawaban instrumen variabel Motivasi Kerja (X1)

No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket

Motivasi berprestasi (Need For Archivement)

1. Saya menyukai

pekerjaan yang

menantang yang

diberikan atasan

sesuai dengan tekanan

30 55 14 10 7 116 439 3.78 B

2. Saya percaya pada

kemampuan saya

sendiri dalam

mengerjakan tugas

dan tanggung jawab

59 50 3 3 1 116 511 4.41 SB

3. Prestasi kerja saya

sudah sesuai dengan

kerja keras saya dalam

bekerja

34 55 18 9 0 116 462 3.98 B

4. Saya bersemangat

menghasilkan kerja

yang lebih baik

(Melampaui SOP)

39 50 8 13 6 116 451 3.89 B

Skor Indikator 1863 4.02 B

Motivasi Berkuasa (Need For Power)

5. Saya mampu

mengajak orang lain

untuk bekerja lebih

baik lagi

33 65 12 3 3 116 470 4.05 B

6. Saya memberikan

saran dan pendapat

yang dapat diterima

oleh rekan kerja

34 63 16 2 1 116 475 4.09 B

7. Saya berambisi untuk

memiliki wewenang

yang lebih tinggi

18 50 25 13 10 116 401 3.46 B

Skor Indikator 1346 3.87 B

Motivasi Afiliasi (Need For Affiliation)

8. Saya dapat bekerja

sama dengan rekan

kerja

56 56 2 2 0 116 514 4.43 SB

9. saya cepat dan mudah

beradaptasi dengan

rekan kerja dalam

lingkungan kerja saat

ini

50 53 11 2 0 116 499 4.30 SB

10. Saya memiliki

hubungan kerja yang

harmonis dengan

56 53 7 0 0 116 513 4.42 SB

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

131

No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket

karyawan lainnya

Skor Indikator 1526 4.39 SB

Skor 409 550 116 57 28 1160 4735 40.82

% 35% 47% 10% 5% 2% 4.08 B

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Analisa deskriptif instrumen variabel Motivasi Kerja (X1) yang terdiri

dari 10 (sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelaskan seperti di

bawah ini :

1) Dimensi Motivasi berprestasi (Need For Archivement)

Dimensi Motivasi berprestasi (Need For Archivement) sudah

dipersepsikan oleh pegawai dengan kategori Baik, hal ini

ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,02.

Pada instrumen no 1 mendapatkan skor 439 dan rata-rata skor

sebesar 3,78 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 2 mendapatkan skor 511 dan rata-rata skor

sebesar 4,41 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada instrumen no 3 mendapatkan skor 462 dan rata-rata skor

sebesar 3,98 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 4 mendapatkan skor 451 dan rata-rata skor

sebesar 3,89 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

2) Motivasi Berkuasa (Need For Power)

Dimensi Motivasi Berkuasa (Need For Power) sudah

dipersepsikan oleh pegawai dengan kategori Baik, hal ini

ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor sebesar 3,87

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

132

Pada instrumen no 5 mendapatkan skor 470 dan rata-rata skor

sebesar 4,05 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 6 mendapatkan skor 475 dan rata-rata skor

sebesar 4,09 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 7 mendapatkan skor 401 dan rata-rata skor

sebesar 3,46 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

3) Motivasi Afiliasi (Need For Affiliation)

Dimensi Motivasi Afiliasi (Need For Affiliation) sudah

dipersepsikan oleh pegawai dengan kategori Baik, hal ini

ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,39.

Pada instrumen no 8 mendapatkan skor 514 dan rata-rata skor

sebesar 4,43 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada instrumen no 9 mendapatkan skor 499 dan rata-rata skor

sebesar 4,30 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada instrumen no 10 mendapatkan skor 513 dan rata-rata skor

sebesar 4,42 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada total skor instrumen Motivasi Kerja (X1) mendapatkan

total skor sebesar 4735 dan rata-rata 4,08 serta masuk kedalam rentang

kategori Baik, maka dapat disimpulkan Motivasi Kerja (X1) pegawai

BPP Kemendagri saat ini sudah Baik.

Dari ke 10 (sepuluh) instrumen Motivasi Kerja (X1) pada

instrumen no 1 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,78, pada

instrumen no 3 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,98, pada

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

133

instrumen no 4 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,89 dan pada

instrumen no 7 mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar 3,46,

dalam hal ini pegawai diharapkan lebih menyukai pekerjaan yang

menantang yang diberikan atasan sesuai dengan tekanan, lebih

berprestasi kerja sesuai dengan kerja keras dalam bekerja dan

bersemangat menghasilkan kerja yang lebih baik (Melampaui SOP)

serta agar pegawai lebih berambisi untuk memiliki wewenang yang

lebih tinggi dalam meraih posisi dan jabatan di instansi.

b. Analisa Variabel Kompetensi (X2)

Frekuensi jawaban instrumen variabel Kompetensi (X2) yang terdiri

dari 12 (dua belas) instrumen pernyataan dapat dijelasakan seperti pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.6

Frekuensi Jawaban Instrumen Variabel Kompetensi (X2)

No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket

Pengetahuan (knowledge)

1. Bidang kerja saya

saat ini sesuai

dengan tingkat

pendidikan yang

saya miliki

24 59 16 11 6 116 432 3.72 B

2. Pengetahuan

pekerjaan yang saya

miliki didapatkan

dari pendidikan

formal

18 59 21 10 8 116 417 3.59 B

Skor Indikator 849 3.66 B

Pemahaman (understanding)

3. Saya memahami

setiap pekerjaan

yang diberikan

33 66 15 2 0 116 478 4.12 B

4. Rekan kerja

memiliki pengertian

terhadap saya

selama bekerja

28 65 18 5 0 116 464 4.00 B

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

134

No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket

Skor Indikator 942 4.06 B

Kemampuan (skill)

5. Saya memiliki

keahlian kerja

sehingga dapat

menyelesaikan

pekerjaan yang

diberikan

33 73 7 2 1 116 483 4.16 B

6. Saya terampil dalam

menggunakan

peralatan penunjang

pekerjaan

39 67 6 1 3 116 486 4.19 B

Skor Indikator 969 4.18 B

Nilai (value)

7. Saya memahami dan

menjalankan nilai-

nilai yang terdapat

pada instansi

41 69 5 0 1 116 497 4.28 SB

8. Saya selalu

melaksanakan tugas

pekerjaan sesuai

dengan etos kerja

41 69 5 1 0 116 498 4.29 SB

Skor Indikator 995 4.29

Sikap (attitude)

9. Sikap rekan kerja

saya menjaga

perasaan saya dalam

bekerja

21 67 22 5 1 116 450 3.88 B

10. Rekan kerja saya

cepat dan tanggap

apabila saya

meminta bantuan

25 63 21 7 0 116 454 3.91 B

Skor Indikator 904 3.90 B

Minat (interest)

11. Saya berminat

menjadi pimpinan

dalam instansi

28 50 25 8 5 116 436 3.76 B

12. Saya bersemangat

menerima hal-hal

baru dalam bidang

kerja saya

40 63 9 3 1 116 486 4.19 B

922 3.97 B

Skor 371 770 170 55 26 1392 5581 48.11

% 27% 66% 15% 5% 2% 4.01 B

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

135

Analisa deskriptif instrumen variabel Kompetensi (X2) yang terdiri

dari 12 (dua belas) instrumen pernyataan dapat dijelaskan seperti di

bawah ini :

1) Pengetahuan (Knowledge)

Dimensi Pengetahuan (Knowledge) sudah dipersepsikan oleh

pegawai dengan kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai

rata-rata skor sebesar 3,66

Pada instrumen no 1 mendapatkan skor 432 dan rata-rata skor

sebesar 3,72 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 2 mendapatkan skor 417 dan rata-rata skor

sebesar 3,59 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

2) Pemahaman (Understanding)

Dimensi Pemahaman (Understanding) sudah dipersepsikan oleh

pegawai dengan kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai

rata-rata skor sebesar 4,06.

Pada instrumen no 3 mendapatkan skor 478 dan rata-rata skor

sebesar 4,12 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 4 mendapatkan skor 464 dan rata-rata skor

sebesar 4,00 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

3) Kemampuan (Skill)

Dimensi Kemampuan (Skill) sudah dipersepsikan oleh pegawai

dengan kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata

skor sebesar 4,18

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

136

Pada instrumen no 5 mendapatkan skor 483 dan rata-rata skor

sebesar 4,16 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 6 mendapatkan skor 486 dan rata-rata skor

sebesar 4,19 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

4) Nilai (Value)

Dimensi Nilai (Value) sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan

kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor

sebesar 4,29.

Pada instrumen no 7 mendapatkan skor 497 dan rata-rata skor

sebesar 4,28 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada instrumen no 8 mendapatkan skor 498 dan rata-rata skor

sebesar 4,29 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

5) Sikap (Attitude)

Dimensi Sikap (Attitude) sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan

kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor

sebesar 3,90.

Pada instrumen no 9 mendapatkan skor 450 dan rata-rata skor

sebesar 3,88 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 10 mendapatkan skor 454 dan rata-rata skor

sebesar 3,91 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

137

6) Minat (Interest)

Dimensi Minat (Interest) sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan

kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor

sebesar 3,97

Pada instrumen no 11 mendapatkan skor 436 dan rata-rata skor

sebesar 3,76 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada instrumen no 12 mendapatkan skor 486 dan rata-rata skor

sebesar 4,19 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada total skor instrumen Kompetensi (X2) mendapatkan total

skor sebesar 5581 dan rata-rata 4,01 serta masuk kedalam rentang

kategori Baik, maka dapat disimpulkan Kompetensi (X2) pegawai BPP

Kemendagri saat ini sudah Baik.

Dari ke 12 (sepuluh) instrumen Kompetensi (X2) pada

instrumen no 1 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,72, pada

instrumen no 9 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,88, pada

instrumen no 10 mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar 3,91,

pada instrumen no 1 mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar 3,76

dan pada instrumen no 2 mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar

3,59 dalam hal ini diharapkan bidang kerja pegawai disesuaikan dengan

tingkat pendidikan, serta sikap rekan kerja agar menjaga perasaan pegawai

lain serta lebih cepat dan tanggap apabila pegawai lain meminta bantuan dan

diharapkan pegawai berminat menjadi pimpinan dalam instansi sehingga

penempatan pegawai sesuai dengan pengetahuan pegawai dan

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

138

didasarkan dari pendidikan formal sehingga dapat memudahkan

pegawai dalam penyesaian proses peyelesaian pekerjaan.

c. Analisa Variabel Disiplin Kerja (X3)

Frekuensi jawaban instrumen variabel Disiplin Kerja (X3) yang terdiri

dari 10 (sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelasakan seperti pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.7

Frekuensi Jawaban Instrumen Variabel Disiplin Kerja (X3)

No SS S RR TS STS N

Skor Mean Ket

Frekuensi Kehadiran

1) Saya Selalu Hadir Dan

Pulang Tepat Waktu 35 45 16 14 6 116 437 3.77 B

2) Saya Mampu

mempertahankan

absensi kerja saya dari

waktu kewaktu

34 58 17 6 1 116 466 4.02 B

Skor Indikator 903 3.89 B

Tingkat Kewaspadaan

3) Saya bekerja sesuai

regulasi (hati-hati) 39 65 11 1 0 116 490 4.22 SB

4) Saya penuh

perhitungan dalam

melaksanakan tugas

31 66 14 5 0 116 471 4.06 B

Skor Indikator 961 4.14 B

Ketaatan Pada Standar Kerja

5) Saya mengikuti standar

kerja (SOP) yang

berlaku

38 68 10 0 0 116 492 4.24 SB

6) Saya mengikuti

kebijakan pimpinan

instansi

45 62 9 0 0 116 500 4.31 SB

Skor Indikator 992 4.28 SB

Ketaatan Pada Peraturan Kerja

7) Saya patuh pada

peraturan kedisiplinan

yang berlaku

46 56 13 1 0 116 495 4.27 SB

8) Saya patuh pada

kebijakan pimpinan 38 68 10 0 0 116 492 4.24 SB

Skor Indikator 987 4.25 SB

Etika Kerja 1479 4.25 SB

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

139

No SS S RR TS STS N

Skor Mean Ket

9) Saya menghargai

pimpinan 56 56 4 0 0 116 516 4.45 SB

10) Saya menghargai

sesama pegawai 57 57 2 0 0 116 519 4.47 SB

Skor Indikator 1035 4.46 SB

Skor 419 601 106 27 7 1160 4878 42.05

% 36% 52% 9% 2% 1% 4.21 SB

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Analisa deskriptif instrumen variabel Disiplin Kerja (X3) yang terdiri

dari 10 (sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelaskan seperti di

bawah ini :

1) Frekuensi Kehadiran

Dimensi Frekuensi Kehadiran sudah dipersepsikan oleh pegawai

dengan kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata

skor sebesar 3,89.

Pada instrumen no 1 mendapatkan skor 437 dan rata-rata skor

sebesar 3,77 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 2 mendapatkan skor 466 dan rata-rata skor

sebesar 4,02 serta masuk kedalam rentang kategori Baik

2) Tingkat Kewaspadaan

Dimensi Tingkat Kewaspadaan sudah dipersepsikan oleh pegawai

dengan kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata

skor sebesar 4,14

Pada instrumen no 3 mendapatkan skor 490 dan rata-rata skor

sebesar 4,22 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

140

Pada instrumen no 4 mendapatkan skor 471 dan rata-rata skor

sebesar 4,06 serta masuk kedalam rentang kategori Baik

3) Ketaatan Pada Standar Kerja

Dimensi Ketaatan Pada Standar Kerja sudah dipersepsikan oleh

pegawai dengan kategori Sangat Baik, hal ini ditunjukkan dengan

nilai rata-rata skor sebesar 4,28

Pada instrumen no 5 mendapatkan skor 492 dan rata-rata skor

sebesar 4,24 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada instrumen no 6 mendapatkan skor 500 dan rata-rata skor

sebesar 4,31 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik

4) Ketaatan Pada Peraturan Kerja

Dimensi Ketaatan Pada Peraturan Kerja sudah dipersepsikan oleh

pegawai dengan kategori Sangat Baik, hal ini ditunjukkan dengan

nilai rata-rata skor sebesar 4,25

Pada instrumen no 7 mendapatkan skor 495 dan rata-rata skor

sebesar 4,27 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada instrumen no 8 mendapatkan skor 492 dan rata-rata skor

sebesar 4,24 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik

5) Etika Kerja

Dimensi Etika Kerja sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan

kategori Sangat Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata

skor sebesar 4,46.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

141

Pada instrumen no 9 mendapatkan skor 516 dan rata-rata skor

sebesar 4,45 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada instrumen no 10 mendapatkan skor 519 dan rata-rata skor

sebesar 4,47 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada total skor instrumen Disiplin Kerja (X3) mendapatkan

total skor sebesar 4878 dan rata-rata 4,21 serta masuk kedalam rentang

kategori Baik, maka dapat disimpulkan Disiplin Kerja (X3) pegawai

BPP Kemendagri saat ini sudah Baik.

Dari ke 10 (sepuluh) instrumen Disiplin Kerja (X3) pada

instrumen no 1 mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar 3,77

dalam hal ini diharapkan frekuensi kehadiran pegawai agar lebih

meningkatkan kesadarannya untuk hadir dan pulang tepat waktu dan

mampu mempertahankan absensi kerja saya dari waktu kewaktu sehingga

pekerjaan dapat terselesaikan tepat waktu.

d. Analisa Variabel Kinerja (Y)

Frekuensi jawaban instrumen variabel Kinerja (Y) yang terdiri dari 10

(sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelasakan seperti pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.8

Frekuensi Jawaban Instrumen Variabel Kinerja (Y)

No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket

Kualitas

1) Saya memiliki

ketelitian dan

kerapihan dalam

bekerja

41 63 8 4 0 116 489 4.22 SB

2) Saya cepat dalam 33 58 19 5 1 116 465 4.01 B

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

142

No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket

mengerjakan

tugas-tugas tanpa

bergantung dengan

karyawan lain

Skor Indikator 954 4.11 B

Produktivitas

3) Saya mampu

mempertahankan

produktifitas yang

tinggi dalam

bekerja

39 62 13 2 0 116 486 4.19 B

4) Saya dapat

menyelesaikan

pekerjaan dengan

tepat waktu

40 59 15 1 1 116 484 4.17 B

Skor Indikator 970 4.18 B

Keterpercayaan

5) Saya dipercaya

oleh pimpinan

dalam

mengerjakan tugas

dan tanggung

jawab yang

diberikan

40 66 8 1 1 116 491 4.23 SB

6) Saya sanggup

menyelesaikan

pekerjaan yang

diberikan

40 70 4 1 1 116 495 4.27 SB

Skor Indikator 986 4.25 SB

Ketersediaan

7) Saya dapat

menyelesaian

pekerjaan sesuai

dengan waktu

yang telah

ditetapkan

38 67 9 0 2 116 487 4.20 B

8) Saya

memanfaatkan

waktu istirahat

untuk kepentingan

instansi

22 47 26 15 6 116 412 3.55 B

Skor Indikator 899 3.88 B

Kebebasan

9) Pimpinan

memberikan

kebebasan kepada

saya dalam

30 62 17 7 0 116 463 3.99 B

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

143

No SS S RR TS STS N Skor Mean Ket

menyelesaikan

pekerjaan

10) Saya memiliki

supervisi dalam

bekerja

30 68 16 2 0 116 474 4.09 B

937 4.04 B

Skor 353 622 135 38 12 1160 4746 40.91

% 30% 54% 12% 3% 1% 4.09 B

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Analisa deskriptif instrumen variabel Kinerja (Y) yang terdiri dari 10

(sepuluh) instrumen pernyataan dapat dijelaskan seperti di bawah ini :

1) Kualitas

Dimensi Kualitas sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan

kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor

sebesar 4,11

Pada instrumen no 1 mendapatkan skor 489 dan rata-rata skor

sebesar 4,22 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada instrumen no 2 mendapatkan skor 465 dan rata-rata skor

sebesar 4,01 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

2) Produktifitas

Dimensi Produktifitas sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan

kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor

sebesar 4,18

Pada instrumen no 3 mendapatkan skor 486 dan rata-rata skor

sebesar 4,19 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 4 mendapatkan skor 484 dan rata-rata skor

sebesar 4,17 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

144

3) Keterpercayaan

Dimensi Keterpercayaan sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan

kategori Sangat Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata

skor sebesar 4,25.

Pada instrumen no 5 mendapatkan skor 491 dan rata-rata skor

sebesar 4,23 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada instrumen no 6 mendapatkan skor 495 dan rata-rata skor

sebesar 4,27 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

4) Ketersediaan

Dimensi Ketersediaan sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan

kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor

sebesar 3,88.

Pada instrumen no 7 mendapatkan skor 487 dan rata-rata skor

sebesar 4,20 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

Pada instrumen no 8 mendapatkan skor 412 dan rata-rata skor

sebesar 3,55 serta masuk kedalam rentang kategori Baik.

5) Kebebasan

Dimensi Kebebasan sudah dipersepsikan oleh pegawai dengan

kategori Baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata skor

sebesar 4,04

Pada instrumen no 9 mendapatkan skor 463 dan rata-rata skor

sebesar 3,99 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

145

Pada instrumen no 10 mendapatkan skor 474 dan rata-rata skor

sebesar 4,09 serta masuk kedalam rentang kategori Sangat Baik.

Pada total skor instrumen Kinerja (Y) mendapatkan total skor

sebesar 4746 dan rata-rata 4,09 serta masuk kedalam rentang kategori

Baik, maka dapat disimpulkan Kinerja (Y) pegawai BPP Kemendagri

saat ini sudah Baik.

Dari ke 10 (sepuluh) instrumen Kinerja (Y) pada instrumen no

9 mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,99 dan pada instrumen no 8

mendapatkan skor rata-rata terendah sebesar 3,55 dalam hal ini

diharapkan pimpinan memberikan kebebasan kepada pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tata cara kerja pegawai serta

ketersediaan waktu istirahat agar lebih dimanfaatkan untuk

kepentingan instansi.

3 Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus

korelasi product moment dengan bantuan software SPSS versi 24.

Kriteria pengambilan keputusan dalam uji validitas ini adalah :

1) Jika r hitung ≤ r tabel 0,184 dengan taraf 5% maka butir instrument

dinyatakan tidak valid

2) Jika r hitung > r tabel 0,184 dengan taraf 5% maka butir instrument

dinyatakan valid

Adapun r tabel di dapat dengan ketentuan :

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

146

α = 5%, n – 2 = 116 – 2 = 114.

r tabel α = 5%, 114 = 0,184 (tabel r product moment)

Berikut hasil pengujian validitas instrumen dari masing-masing

variabel penelitian:

1) Uji Validitas Instrumen Motivasi Kerja (X1)

Hasil output uji validitas instrumen Motivasi Kerja (X1) :

Tabel 4.9

Output Uji Validitas Instrumen Motivasi Kerja (X1)

No r Hitung r Tabel Ket

1 0.602 0.184 Valid

2 0.628 0.184 Valid

3 0.525 0.184 Valid

4 0.612 0.184 Valid

5 0.712 0.184 Valid

6 0.650 0.184 Valid

7 0.609 0.184 Valid

8 0.695 0.184 Valid

9 0.650 0.184 Valid

10 0.605 0.184 Valid

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, seluruh nilai rhitung

menunjukkan r hitung > r tabel 0,184 dengan taraf 5% maka seluruh

butir instrument dinyatakan valid. Maka dapat disimpulkan

instrumen yang digunakan sudah tepat dalam mengukur.

2) Uji Validitas Instrumen Kompetensi (X2)

Hasil output uji validitas instrumen Kompetensi (X2) :

Tabel 4.10

Output Uji Validitas Instrumen Kompetensi (X2)

No r Hitung r Tabel Ket

1 0.634 0.184 Valid

2 0.609 0.184 Valid

3 0.697 0.184 Valid

4 0.599 0.184 Valid

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

147

No r Hitung r Tabel Ket

5 0.674 0.184 Valid

6 0.737 0.184 Valid

7 0.688 0.184 Valid

8 0.736 0.184 Valid

9 0.542 0.184 Valid

10 0.572 0.184 Valid

11 0.653 0.184 Valid

12 0.773 0.184 Valid

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, seluruh nilai rhitung

menunjukkan r hitung > r tabel 0,184 dengan taraf 5% maka seluruh

butir instrument dinyatakan valid. Maka dapat disimpulkan

instrumen yang digunakan sudah tepat dalam mengukur.

3) Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja (X3)

Hasil output uji validitas instrumen Disiplin Kerja (X3):

Tabel 4.11

Output Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja (X3)

No r Hitung r Tabel Ket

1 0.575 0.184 Valid

2 0.697 0.184 Valid

3 0.738 0.184 Valid

4 0.586 0.184 Valid

5 0.738 0.184 Valid

6 0.787 0.184 Valid

7 0.857 0.184 Valid

8 0.803 0.184 Valid

9 0.701 0.184 Valid

10 0.704 0.184 Valid Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, seluruh nilai rhitung

menunjukkan r hitung > r tabel 0,184 dengan taraf 5% maka seluruh

butir instrument dinyatakan valid. Maka dapat disimpulkan

instrumen yang digunakan sudah tepat dalam mengukur.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

148

4) Uji Validitas Instrumen Kinerja (Y)

Hasil output uji validitas instrumen Disiplin Kerja (X3):

Tabel 4.12

Output Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja (X3)

No r Hitung r Tabel Ket

1 0.780 0.184 Valid

2 0.691 0.184 Valid

3 0.829 0.184 Valid

4 0.816 0.184 Valid

5 0.790 0.184 Valid

6 0.855 0.184 Valid

7 0.852 0.184 Valid

8 0.649 0.184 Valid

9 0.616 0.184 Valid

10 0.694 0.184 Valid

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, seluruh nilai rhitung

menunjukkan r hitung > r tabel 1,984 dengan taraf 5% maka seluruh

butir instrument dinyatakan valid. Maka dapat disimpulkan

instrumen yang digunakan sudah tepat dalam mengukur.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji realibilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

rumus korelasi Cronbach Alpha dengan bantuan software SPSS versi

24. Menurut Ghozali (2016) kriteria suatu instrumen dikatakan

reliabel dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha, bila koefisien

reliabilitas (r11) > 0,7

Berikut hasil pengujian reliabilitas instrumen dari masing-masing

variabel penelitian dapat disajikan seperti pada tabel berikut ini :

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

149

Tabel 4.13

Hasil Uji Reliabilitas Cronbach Alpha

No Variabel Cronbach Alpha Kriteria Ket

1 Motivasi Kerja (X1) 0.811 0.700 Reliabel

2 Kompetensi (X2) 0.870 0.700 Reliabel

3 Disiplin Kerja (X3) 0.874 0.700 Reliabel

4 Kinerja (Y) 0.908 0.700 Reliabel

Sumber : Data Olahan Kuesioner 2019

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa, seluruh nilai Cronbach

Alpha menunjukkan seluruh nilai Cronbcah Alpha rca > 0,700 maka

seluruh butir instrument dinyatakan reliabel. Maka dapat disimpulkan

instrumen yang digunakan tetap konsisten dan handal dalam mengukur

variabel penelitian.

4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klaik digunakan sebagai syarat bila suatu penelitian

menggunakan anals regresi linear. Selain itu uji asumsi klasik bertujuan

untuk mengetahui pola dan varian dalam suatu populasi.

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas,

uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas dengan bantuan software

SPSS 24. Berikut pengujian asumsi klasik seperti di bawah ini :

a. Uji Normalitas

Tujuan dilakukan uji normalitas terhadap serangkaian data adalah

untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau

tidak. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak

dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test.

Hipotesis yang diajukan dalam uji noemlaitas adalah

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

150

Ho ≠ 0 : Populasi Data berasal dari distribusi normal

Ho = 0 : Populasi Data tidak berasal dari distribusi normal

Menurut Siregar (2014:167) kaidah pengujian berdasarkan nilai

probabilitas

Jika probabilitas (sig) > 0,05 maka Ho diterima

Jika probabilitas (sig) ≤ 0,05 maka Ho di tolak

Berikut hasil output SPSS dalam uji Normalitas dengan metode

Kolmogorov-Smirnov :

Tabel 4.14

Output Uji Normalitas Metode Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 116

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 3,16406929

Most Extreme Differences Absolute ,051

Positive ,047

Negative -,051

Test Statistic ,051

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test di atas dapat di

jelaskan bahwa, nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200 > 0,05 maka Ho

diterima artinya Populasi Data berasal dari distribusi normal. Hal ini

dapat disimpulkan regresi sudah memenuhi asumsi normal.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

151

b. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual

suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain.

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu

model dapat dilihat dengan pola gambar Scatterplot, regresi yang

tidak terjadi heterokedastisitas jika:

1) Titik-titik datar menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar

angka 0.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

Pengujian heteroskedastisitas menggunakan Software SPSS versi 24

dengan melihat hasil gambar Scatter Plot berikut ini :

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Gambar 4.5

Hasil Output Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa, Titik-titik datar

menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 serta

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

152

penyebaran titik-titik data terlihat membentuk pola. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa, telah terjadi heteroskedastositas.

Dikarenakan masih membentuk pola pada uji Scatter Plot,

maka dilakukan pengujian dengan metode Uji Park. Kriteria uji park

dalam uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai thitung < ttabel 1,981 atau nilai Sig > 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedastisitas

2) Jika nilai thitung ≥ ttabel 1,981 atau nilai Sig < 0,05 maka terjadi

heteroskedastisitas

Adapun nilai t tabel 1,981 didapat dengan ketentuan = α, n – 3 dengan

taraf 5%.

116 = jumlah sampel

3 = jumlah variabel bebas

T tabel = 5%, 116 – 3

T tabel = 5%, 113 = 1,981

Hasil output uji Park adalah sebagai berikut :

Tabel 4.15

Output Uji Heteroskedastisitas Metode Uji Park

Coefficientsa

Model t Sig.

1 (Constant) 1,686 ,097

Motivasi Kerja (X1) ,307 ,760

Kompetensi (X2) -1,714 ,092

Disiplin Kerja (X3) ,256 ,799

a. Dependent Variable: LNUi

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

153

Sesuai dengan ketentuan pada uji park, maka tabel Coefficientsa

di atas

dapat dijelaskan bahwa :

1) Uji Heteroskedastisitas Variabel Motivasi Kerja (X1) nilai thitung

0,307 < ttabel 1,981 atau nilai Sig 0,760 > 0,05 maka disimpulkan

tidak terjadi heteroskedastisitas.

2) Uji Heteroskedastisitas Variabel Kompetensi (X2) nilai thitung -1,714

< ttabel -1,981 atau nilai Sig 0,092 > 0,05 maka disimpulkan tidak

terjadi heteroskedastisitas.

3) Uji Heteroskedastisitas Variabel Disiplin Kerja (X3) nilai thitung

0,256 < ttabel 1,981 atau nilai Sig 0,799 > 0,05 maka disimpulkan

tidak terjadi heteroskedastisitas

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya

variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel

independen dalam suatu model. Pengujian multikolinieritas

menggunakan Software SPSS versi 24 dengan melihat hasil nilai

Tolerence dan VIF yang dihasilkan diantara 0,1 - 10.

Kritria dalam uji multikolinearitas

1) Jika Tolerence ≤ 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi heteroskedastisitas

maka terjadi heteroskedastisitas

2) Jika Tolerence > 0,1 VIF ≤10 maka terjadi heteroskedastisitas

maka tidak terjadi heteroskedastisitas

Hasil output uji multikolinearitas adalah sebagai berikut :

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

154

Tabel 4.16

Output Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Motivasi Kerja (X1) ,348 2,875

Kompetensi (X2) ,351 2,846

Disiplin Kerja (X3) ,513 1,950

a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Dari tabel Coefficientsa di atas dapat dijelaskan bahwa :

1) Uji Multikolinearitas Variabel Motivasi Kerja (X1) nilai Tolerance

0,348 > 0,1 dan nilai VIF 2,975 < 10 maka disimpulkan tidak

terjadi Multikolinearitas.

2) Uji Multikolinearitas Variabel Kompetnsi (X2) nilai Tolerance

0,351 > 0,1 dan nilai VIF 2,846 < 10 maka disimpulkan tidak

terjadi Multikolinearitas.

3) Uji Multikolinearitas Variabel Disiplin Kerja (X3) nilai Tolerance

0,513 > 0,1 dan nilai VIF 1,950 < 10 maka disimpulkan tidak

terjadi Multikolinearitas.

5 Uji Regresi Linear

Analisis regresi linear, yaitu analisis yang digunakan peneliti, bila

bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel

dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai

faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

155

Berikut di bawah ini hasil output pengolahan uji regresi sederhana dan

berganda dengan bantuan software SPSS 24 :

a. Uji Regresi Linear Sederhana

Hasil output pengolahan uji regresi dari masig-masing variabel secara

sederhana adalah :

1) Uji Regresi Linear Sederhana Motivasi Kerja (X1) Terhadap

Kinerja (Y)

Output uji regresi linear sederhana antara Motivasi Kerja (X1)

Terhadap Kinerja (Y) :

Tabel 4.17

Output Uji Regresi Linear Sederhana Antara Motivasi Kerja

(X1) Terhadap Kinerja (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7,877 2,698 2,919 ,004

Motivasi Kerja (X1) ,809 ,066 ,756 12,347 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019 Berdasarkan tabel Coefficients

a di atas dapat dijelaskan bahwa :

Regresi sederhana Y = a + b(x1) yang telah ditemukan antara

Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = 7,877 +

0,809(X1) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah

hubungan positif antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y).

Konstanta (a) = 7,877 bermakna, tanpa adanya Motivasi Kerja (X1)

maka nilai kinerja sebesar 7,877 satuan.

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

156

Konstanta (b) = 0,809 bermakna, jika Motivasi Kerja (X1) pegawai

meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan meningkat

sebesar 0,809 satuan.

2) Uji Regresi Linear Sederhana Kompetensi (X2) Terhadap

Kinerja (Y)

Output uji regresi linear sederhana antara Kompetensi (X2)

Terhadap Kinerja (Y) :

Tabel 4.18

Output Uji Regresi Linear Sederhana Antara Kompetensi (X2)

Terhadap Kinerja (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6,911 2,593 2,665 ,009

Kompetensi (X2) ,707 ,053 ,778 13,223 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Berdasarkan tabel Coefficientsa

di atas dapat dijelaskan bahwa :

Koefisien regresi sederhana Y = a + b(x2) yang telah ditemukan

antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = 6,911 +

0,707(x) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah

hubungan positif antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y).

Konstanta (a) = 6,911 bermakna, tanpa adanya Kompetensi (X2)

maka nilai kinerja sebesar 6,911 satuan.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

157

Konstanta (b) 0,707 bermakna, jika Kompetensi (X2) pegawai

meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan meningkat

sebesar 0,707 satuan.

3) Uji Regresi Linear Sederhana Disiplin Kerja (X3) Terhadap

Kinerja (Y)

Output uji regresi linear sederhana antara Disiplin Kerja (X3)

Terhadap Kinerja (Y) :

Tabel 4.19

Output Uji Regresi Linear Sederhana Antara Disiplin Kerja

(X3) Terhadap Kinerja (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6,845 3,285 2,084 ,039

Disiplin Kerja (X3) ,810 ,078 ,699 10,443 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Berdasarkan tabel Coefficientsa

di atas dapat dijelaskan bahwa :

Koefisien regresi sederhana Y = a + b(x3) yang telah ditemukan

antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = 6,845

+ 0,810(x) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah

hubungan positif antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).

Konstanta (a) 6,845 bermakna, tanpa adanya Disiplin Kerja (X3)

maka nilai kinerja sebesar 6,845 satuan.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

158

Konstanta (a) 0,810 bermakna, jika Disiplin Kerja (X3) pegawai

meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan meningkat

sebesar 0,810 satuan.

b. Uji Regresi Linear Berganda

Uji regresi linear berganda antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi

(X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Tabel 4.20

Output Uji Regresi Linear Berganda Motivasi Kerja (X1),

Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -,910 2,710 -,336 ,738

Motivasi Kerja (X1) ,302 ,095 ,282 3,189 ,002

Kompetensi (X2) ,352 ,080 ,387 4,399 ,000

Disiplin Kerja (X3) ,299 ,084 ,258 3,544 ,001

a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Berdasarkan tabel Coefficientsa

di atas dapat dijelaskan bahwa :

Koefisien regresi linear berganda Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3

yang telah ditemukan antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2)

dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = -0,910 +

0,302 X1 + 0,352 X2 + 0,299 X3. Hasil ini dapat disimpulkan

bahwa, terdapat arah hubungan positif antara Motivasi Kerja (X1),

Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

159

Konstanta (a) = -0,910 bermakna, tanpa adanya Motivasi Kerja

(X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) maka nilai Kinerja

(Y) sebesar -0,910 satuan.

Konstanta (b1) = 0,302 bermakna, jika Motivasi Kerja (X1)

pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan

meningkat sebesar 0,302 satuan.

Konstanta (b2) = 0,352 bermakna, jika Kompetensi (X2) pegawai

meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan meningkat

sebesar 0,352 satuan.

Konstanta (b3) = 0,299 bermakna, jika Disiplin Kerja (X3) pegawai

meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan meningkat

sebesar 0,299 satuan.

6 Uji Determinasi

a. Uji Determinasi Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)

Output uji determinasi antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja

(Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.21

Output Uji Determinasi Antara Motivasi Kerja (X1)

Terhadap Kinerja (Y)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,756a ,572 ,568 3,765

a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X1)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Melihat tabel Model Summary di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

koefisien determinasi antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

160

sebesar R Square (R2) 0,572 masuk, artinya, Motivasi Kerja (X1)

memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 57,2% dan sisanya

sebesar 42,8% dipengaruhi oleh faktor lain.

b. Uji Determinasi Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)

Output uji determinasi antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.22

Output Uji Determinasi Antara Kompetensi (X2)

Terhadap Kinerja (Y)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,778a ,605 ,602 3,616

a. Predictors: (Constant), Kompetensi (X2)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Melihat tabel Model Summary di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

koefisien determinasi antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)

sebesar R Square (R2) 0,605 masuk, artinya, Kompetensi (X2)

memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 60,5% dan sisanya

sebesar 39,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

c. Uji Determinasi Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Output uji determinasi antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

adalah sebagai berikut :

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

161

Tabel 4.23

Output Uji Determinasi Antara Disiplin Kerja (X3)

Terhadap Kinerja (Y)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,699a ,489 ,484 4,115

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja (X3)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Melihat tabel Model Summary di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

koefisien determinasi antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

sebesar R Square (R2) 0,489 masuk, artinya, Disiplin Kerja (X3)

memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 48,9% dan sisanya

sebesar 51,1% dipengaruhi oleh faktor lain.

d. Uji Determinasi Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin

Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Output uji determinasi antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2)

dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.24

Output Uji Determinasi Antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi

(X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,834a ,695 ,687 3,206

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja (X3), Kompetensi (X2), Motivasi Kerja

(X1)

b. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

162

Melihat tabel Model Summaryb di atas dapat dijelaskan bahwa nilai

koefisien determinasi antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan

Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) sebesar R Square (R2) 0,695

masuk, artinya, Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin

Kerja (X3) memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 69,5%

dan sisanya sebesar 30,5% dipengaruhi oleh faktor lain.

7 Uji Hipotesis

a. Uji t (Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen

Kriteria pengambilan keputusan :

1) Jika t hitung ≤ ttable 1,981 atau nilai Sig ≥ 0,05 maka Ho di terima dan

Ha di tolak

2) Jika thitung > ttable 1,981 atau nilai Sig < 0,05 maka Ho di tolak dan Ha

di terima

Adapun nilai ttabel 1,981 di dapat dengan cara melihat tabel distribusi-t

dengan ketentuan sebagai berikut :

Sampel = 116

K = 3 (jumlah Variabel Bebas)

DK (derajat Kebebasan) = n - k = 116 – 3 = 113

Tingkat Kepercayaan = 95%

Tingkat Kesalahan = 5%

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

163

T tabel (5%, 113) = 1,981 (tabel distribusi t)

Adapun hipotesis secara parsial yang akan di uji adalah sebagai

berikut:

1) Uji Hipotesis Secara Parsial Antara Motivasi Kerja (X1)

Terhadap Kinerja (Y)

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut

a) Ho1 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)

b) Ha1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)

Hasil output uji t-test antara kepemimpinan terhadap kinerja

menggunakan SPSS 24 seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.25

Output Uji T Parsial

Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7,877 2,698 2,919 ,004

Motivasi Kerja (X1) ,809 ,066 ,756 12,347 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Dari tabel Coefficientsa di atas dapat dijelaskan bahwa, berdasarkan

kriteria dalam uji hipotesis secara parsial dapat disimpulkan nilai

thitung 12,347 > ttable 1,981 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho1 di

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

164

tolak dan Ha1 di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)

2) Uji Hipotesis Secara Parsial Antara Kompetensi (X2) Terhadap

Kinerja (Y)

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut

a) Ho2 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)

b) Ha2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)

Hasil output uji t-test antara kepemimpinan terhadap kinerja

menggunakan SPSS 24 seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.26

Output Uji T Parsial

Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6,911 2,593 2,665 ,009

Kompetensi (X2) ,707 ,053 ,778 13,223 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Dari tabel Coefficientsa di atas dapat dijelaskan bahwa, berdasarkan

kriteria dalam uji hipotesis secara parsial dapat disimpulkan nilai

thitung 13,223 > ttable 1,981 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho2 di

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

165

tolak dan Ha2 di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)

3) Uji Hipotesis Secara Parsial Antara Disiplin Kerja (X3)

Terhadap Kinerja (Y)

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut

a) Ho3 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

b) Ha3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Disiplin

Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Hasil output uji t-test antara kepemimpinan terhadap kinerja

menggunakan SPSS 24 seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.27

Output Uji T Parsial

Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6,845 3,285 2,084 ,039

Disiplin Kerja (X3) ,810 ,078 ,699 10,443 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Dari tabel Coefficientsa di atas dapat dijelaskan bahwa, berdasarkan

kriteria dalam uji hipotesis secara parsial dapat disimpulkan nilai

thitung 10,443 > ttable 1,981 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho3 di

tolak dan Ha3 di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

166

b. Uji F (Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut

1) Ho4 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan secara

bersama-sama antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2)

dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

2) Ha4: Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara bersama-

sama antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan

Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Kaidah pengujian signifikasi :

1) Jika Fhitung ≤ Ftabel 2,686 atau nilai Sig ≥ 0.05, maka Ho4 di terima

dan Ho4 di tolak (tidak signifikan).

2) Jika Fhitung > Ftabel 2,686 atau nilai Sig < 0.05, maka Ho4 di tolak

dan Ho4 di terima (signifikan)

Adapun nilai F tabel 2,686 di dapat dengan cara melihat tabel

distribusi-F dengan ketentuan sebagai berikut :

n = 116 (Sampel)

Tingkat Kesalahan (α) = 5%

K (X=3 + Y=1) = 4 (jumlah Variabel bebas+variabel terikat)

N1 (k – 1 = 4 - 1) = 3

N2 (N – k = 116 - 4) = 112

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

167

F tabel (α, N1, N2) = F tabel (5%, 3, 112)

F tabel (5%, 3, 112) = 2,686 (tabel distribusi F)

Output Uji Hipotesis Secara Simultan Antara Motivasi Kerja (X1),

Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) :

Tabel 4.28

Output Uji Simultan Antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi

(X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2625,834 3 875,278 85,148 ,000b

Residual 1151,303 112 10,279

Total 3777,138 115

a. Dependent Variable: Kinerja (Y)

b. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja (X3), Kompetensi (X2), Motivasi Kerja (X1)

Sumber : Data Olahan SPSS 24 Tahun 2019

Dari tabel Anovaa di atas dapat dijelaskan bahwa, berdasarkan kriteria

dalam uji hipotesis secara bersama-sama dapat disimpulkan nilai Fhitung

85,148 > Ftable 2,686 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho4 di tolak dan

Ha4 di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara

bersama-sama antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan

Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

C. Pembahasan

1 Pengaruh Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y)

Pengaruh Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y) berdasarkan

analisa data menunjukkan bahwa Koefisien regresi sederhana yang telah

ditemukan antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y =

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

168

7,877 + 0,809(x) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah

hubungan positif antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y).

Konstanta (a) = 7,877 bermakna, tanpa adanya Motivasi Kerja (X1) maka

nilai kinerja sebesar 7,877 satuan. Konstanta (b) = 0,809 bermakna, jika

Motivasi Kerja (X1) pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja

pegawai akan meningkat sebesar 0,809 satuan. Koefisien determinasi

antara Motivasi Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y) sebesar R Square (R2)

0,572 masuk, artinya, Motivasi Kerja (X1) memiliki kontribusi Terhadap

Kinerja (Y) sebesar 57,2% dan sisanya sebesar 42,8% dipengaruhi oleh

faktor lain. Uji hipotesis secara parsial dapat disimpulkan nilai thitung

12,347 > ttable 1,981 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho1 di tolak dan Ha1

di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Motivasi

Kerja (X1) Terhadap Kinerja (Y).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang

diakukan oleh Umi Rusilowati dan, Fifth Ernawat (2018) dengan judul

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan (Pada Badan Penelitian Dan Pengembangan” Hasil

penelitian menunjukkan Gaya Kepemimpinan (X1) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Kinerja (Y) pegawai Balitbang Kemendagri.

Motivasi (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja (Y)

pegawai balitbang Kemendagri.Kepuasan kerja (X3) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Kinerja (Y) pegawai Balitbang Kemendagri. Gaya

kepemimpinan (X1), Motivasi (X2) dan Kepuasan Kerja (X3) berpengaruh

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

169

positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap Kinerja (Y) pegawai

Balitbang Kemendagri.

2 Pengaruh Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y)

Pengaruh Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y) berdasarkan

analisa data menunjukkan bahwa Koefisien regresi sederhana yang telah

ditemukan antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = 6,911

+ 0,707(x) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah hubungan

positif antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja (Y). Konstanta (a) =

6,911 bermakna, tanpa adanya Kompetensi (X2) maka nilai kinerja sebesar

6,911 satuan. Konstanta (b) 0,707 bermakna, jika Kompetensi (X2)

pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan

meningkat sebesar 0,707 satuan. Koefisien determinasi antara Kompetensi

(X2) Terhadap Kinerja (Y) sebesar R Square (R2) 0,605 masuk, artinya,

Kompetensi (X2) memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 60,5%

dan sisanya sebesar 39,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji hipotesis

secara parsial dapat disimpulkan nilai thitung 13,223 > ttable 1,981 atau nilai

Sig 0,000 < 0,05 maka Ho2 di tolak dan Ha2 di terima, artinya Terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara Kompetensi (X2) Terhadap Kinerja

(Y).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Wahyudi (2018) yang berjudul Pengaruh Kecerdasan

Emosional, Kompetensi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru

SMP Bhayangkari, Jakarta dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

170

Kompetensi berpengaruh positif terhadap kinerja dengan nilai koefisien

0,429.

3 Pengaruh Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y)

Pengaruh Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) berdasarkan

analisa data menunjukkan bahwa Koefisien regresi sederhana yang telah

ditemukan antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y =

6,845 + 0,810(x) hasil ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat arah

hubungan positif antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).

Konstanta (a) = 6,845 bermakna, tanpa adanya Disiplin Kerja (X3) maka

nilai kinerja sebesar 6,845 satuan. Konstanta (b) = 0,810 bermakna, jika

Disiplin Kerja (X3) pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja

pegawai akan meningkat sebesar 0,810 satuan. Koefisien determinasi

antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) sebesar R Square (R2)

0,489 masuk, artinya, Disiplin Kerja (X3) memiliki kontribusi Terhadap

Kinerja (Y) sebesar 48,9% dan sisanya sebesar 51,1% dipengaruhi oleh

faktor lain. Uji hipotesis secara parsial dapat disimpulkan nilai thitung

10,443 > ttable 1,981 atau nilai Sig 0,000 < 0,05 maka Ho3 di tolak dan Ha3

di terima, artinya Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Disiplin

Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang

diakukan Ali Maddinsyah dan dengan judul “Pengaruh Kompensasi,

Disiplin Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Dosen

Universitas Swasta Di Wilayah Kopertis IV Provinsi Banten” Berdasarkan

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

171

hasil penelitian, didapatkan temuan sebagai berikut: (1) kompensasi,

disiplin kerja, dan lingkungan kerja secara parsial maupun secara bersama-

sama terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dosen;

(2) kompensasi, disiplin kerja, dan lingkungan kerja secara bersama-sama

memberikan kontribusi sebesar 59% terhadap kinerja dosen dan sisanya

41% dipengaruhi oleh variabel lain selain kompensasi, disiplin kerja,

maupun lingkungan kerja. Namun, secara parsial, kompensasi paling

dominan dalam mempengaruhi kinerja dosen

4 Pengaruh Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja

(X3) Secara Bersama-Sama Terhadap Kinerja (Y)

Pengaruh Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja

(X3) Secara Bersama-Sama Terhadap Kinerja (Y) berdasarkan analisa data

menunjukkan bahwa Koefisien regresi linear berganda yang telah

ditemukan antara Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) adalah Y = -

0,910 + 0,302 X1 + 0,352 X2 + 0,299 X3. Hasil ini dapat disimpulkan

bahwa, terdapat arah hubungan positif antara Motivasi Kerja (X1),

Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).

Konstanta (a) = -0,910 bermakna, tanpa adanya Motivasi Kerja (X1),

Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) maka nilai kinerja sebesar -0,910

satuan. Konstanta (b1) = 0,302 bermakna, jika Motivasi Kerja (X1)

pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja pegawai akan

meningkat sebesar 0,302 satuan. Konstanta (b2) = 0,352 bermakna, jika

Kompetensi (X2) pegawai meningkat satu-satuan maka nilai kinerja

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

172

pegawai akan meningkat sebesar 0,352 satuan. Konstanta (b3) = 0,299

bermakna, jika Disiplin Kerja (X3) pegawai meningkat satu-satuan maka

nilai kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,299 satuan. Koefisien

determinasi antara Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin

Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y) sebesar R Square (R2) 0,695 masuk,

artinya, Motivasi Kerja (X1), Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3)

memiliki kontribusi Terhadap Kinerja (Y) sebesar 69,5% dan sisanya

sebesar 30,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji hipotesis secara Simultan

dapat disimpulkan nilai Fhitung 85,148 > Ftable 2,686 atau nilai Sig 0,000 <

0,05 maka Ho4 di tolak dan Ha4 di terima, artinya Terdapat pengaruh positif

dan signifikan secara bersama-sama antara Motivasi Kerja (X1),

Kompetensi (X2) dan Disiplin Kerja (X3) Terhadap Kinerja (Y).

Dari ketiga variabel bebas (Motivasi Kerja, Kompetensi dan

Disiplin Kerja) variabel yang paling dominan mempengaruhi Kinerja

adalah variabel Kompetensi (X2) dengan kontribusi sebesar 60,5%,

sedangkan kontribusi terkecil adalah variabel Disiplin Kerja (X3) sebesar

sebesar 48,9%.

Hasil penelitian ini dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Ignatius Jeffrey dan Marta Herdian Dinata dengan temuan

penelitian menunjukkan bahwa variabel Motivasi Kerja, Disiplin Kerja,

dan Kompetensi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Secara parsial, variabel Motivasi Kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan; Disiplin

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAB DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …eprints.unpam.ac.id/8260/5/BAB IV.pdf · Masa Jepang Selanjutnya pada Zaman pendudukan Jepang (tahun 1942-1945). Departemen van

173

Kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Karyawan, dan Kompetensi memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap Kinerja Karyawan.