23
22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah PT. PG. Gorontalo PT. PG. Gorontalo merupakan salah satu perusahaan agroindustri yang ada di Provinsi Gorontalo perusahaan ini bergerak dibidang industri gula. Perusahaan ini berdiri tepatnya Pada Tahun 1990 sampai dengan 1996 perusahaan ini dikelola oleh Manajemen PT. Naga Manis Plantation yang statusnya dikelola oleh BUMN, selanjutnya pada Tahun 1997 sampai dengan 2003 dikelola oleh Manajemen PT. Rajawali Nusantara Indonesia, dan terakhir pada Tahun 2004 sampai dengan sekarang dikelola oleh manajemen PT. PG. Gorontalo. Adapun status perushaan sekarang adalah swasta. Lokasi pabrik berada di Kabupaten Gorontalo dan lokasi perkebunan tebu terbesar berada di Kabupaten Gorontalo dan Boalemo. 2. Lokasi dan Kegiatan Usaha Dari pertama berdiri hingga sekarang PT P.G Gorontalo terletak di Desa Lakeya, Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Seluruh kegiatan atau aktifitas usaha dilakukan di lokasi tersebut. Lokasi usaha dipilih karena merupakan tempat yang strategis dimana lahan untuk tanaman tebu sangat luas, dan jauh dari pusat kota. Luas bangunan perusahaan yang dimilki adalah 30 Ha dan Hingga saat ini lahan perkebunan milik PT. PG. Gorontalo mencapai 18.000 Hektar namun perkebunan tebu yang produktif hanya seluas 8.000 hektare yang terletak di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo. Masih minimnya lahan HGU dan KSO yang ditanami tebu karena kurangnya tenaga kerja untuk lahan perkebunan dan tenaga kerja tebangan dari penduduk lokal, lahan potensi yang masih belum ditanami tebu sebanyak 10.000 hektare dan sampai saat ini masih menunggu untuk dikelola. Dengan potensi lahan yang ada idealnya membutuhkan tenaga kerja untuk lahan dan tebang saat panen minimal 5000 orang namun tenaga kerja yang tersedia hanya 2500 orang,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

  • Upload
    vucong

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah PT. PG. Gorontalo

PT. PG. Gorontalo merupakan salah satu perusahaan agroindustri yang ada

di Provinsi Gorontalo perusahaan ini bergerak dibidang industri gula. Perusahaan

ini berdiri tepatnya Pada Tahun 1990 sampai dengan 1996 perusahaan ini dikelola

oleh Manajemen PT. Naga Manis Plantation yang statusnya dikelola oleh BUMN,

selanjutnya pada Tahun 1997 sampai dengan 2003 dikelola oleh Manajemen

PT. Rajawali Nusantara Indonesia, dan terakhir pada Tahun 2004 sampai dengan

sekarang dikelola oleh manajemen PT. PG. Gorontalo. Adapun status perushaan

sekarang adalah swasta. Lokasi pabrik berada di Kabupaten Gorontalo dan lokasi

perkebunan tebu terbesar berada di Kabupaten Gorontalo dan Boalemo.

2. Lokasi dan Kegiatan Usaha

Dari pertama berdiri hingga sekarang PT P.G Gorontalo terletak di Desa

Lakeya, Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo. Seluruh kegiatan atau

aktifitas usaha dilakukan di lokasi tersebut. Lokasi usaha dipilih karena

merupakan tempat yang strategis dimana lahan untuk tanaman tebu sangat luas,

dan jauh dari pusat kota.

Luas bangunan perusahaan yang dimilki adalah 30 Ha dan Hingga saat ini

lahan perkebunan milik PT. PG. Gorontalo mencapai 18.000 Hektar namun

perkebunan tebu yang produktif hanya seluas 8.000 hektare yang terletak di dua

Kabupaten yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo.

Masih minimnya lahan HGU dan KSO yang ditanami tebu karena

kurangnya tenaga kerja untuk lahan perkebunan dan tenaga kerja tebangan dari

penduduk lokal, lahan potensi yang masih belum ditanami tebu sebanyak 10.000

hektare dan sampai saat ini masih menunggu untuk dikelola. Dengan potensi

lahan yang ada idealnya membutuhkan tenaga kerja untuk lahan dan tebang saat

panen minimal 5000 orang namun tenaga kerja yang tersedia hanya 2500 orang,

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

23

sehingga pihak pabrik mendatangkan pekerja dari Jawa, Sulawesi Tenggara,

Sulawesi Selatan dan pekerja lokal yang mau bekerja di lahan, maka untuk

mengantisipasi kurangnya tenaga kerja pihak PG sudah bekerja sama dengan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Koperasi Propinsi Gorontalo.

3. Visi Misi dan Tujuan Usaha

Adapun visi, misi, dan tujuan PT PG Gorontalo adalah sebagai berikut :

a. Visi

Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN

dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan menciptakan peluang

usaha berbasis pertanian serta pengembangan produk (diversifikasi).

b. Misi

1. Mendukung program pemerintah dalam usaha mencapai swasembada gula

nasional.

2. Membantu pengembangan daerah sekitar

3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

4. Meningkatkan keuntungan pemegang saham

c. Tujuan

1. Menunjang program pembangunan daerah

2. Konstribusi gula nasional dan daerah.

3. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

4. Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan efektif

5.Membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesehjateraan karyawan dan

masyrakat.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

24

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu gambaran hubungan, tanggungjawab

dan wewenang antara atasan dengan bawahan yang ada pada PT PG Gorontalo.

Gambaran struktur organisasi PT PG Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. PG. Gorontalo

Struktur Organisasi pada PT. PG. Gorontalo terdiri atas General Manager,

Deputy General Manager. Deputy General Manager terdiri dari Departemen

Plantation, Departemen Factory, Devisi Administrasi. Adapun Departemen

Plantation terdiri dari Devisi Rayon I, Devisi Rayon II, Devisi Rayon III, Devisi

Hardvesting, Devisi Workshop, Devisi Risbang, sedangkan Departemen Factory

terdiri atas Devisi Enginering, Devisi Mill dan Boiler, Devisi Production, serta

DEPUTY GENERAL MANAGER

DEPARTEMEN

PLANTATION

DEVISI

ADMINISTRASI

(Personalia & Umum)

DEPARTEMEN

FACTORY

DEVISI

RAYON I DEVISI

ENGINEERING

DEVISI FINANCE &

DISTRIBUTION

(Keuangan & Akuntansi) DEVISI MILL &

BOILER

DEVISI

RAYON II

DEVISI

RAYON III

DEVISI

PRODUCTION

DEVISI

HARVESTING

DEVISI

WORKSHOP

DEVISI

RISBANG

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

25

Devisi Administrasi (Personalia dan Umum) dan Devisi Finance dan Distribution

(Keuangan dan Akuntansi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Struktur Organisasi PT. PG. Gorontalo sebagai berikut.

B. Perumusan Strategi Pengembangan Industri Gula Pasir di PT P.G

Gorontalo

Tujuan dari pengembangan adalah menindaklanjuti visi dan misi PT P.G

Gorontalo, Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN

dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan menciptakan peluang

usaha berbasis pertanian. Hal ini dapat tercapai dengan adanya strategi

pengembangan.

Strategi pengembangan industri gula menekankan pada kualitas gula dan

menjaga kontinuitas produksi gula. gula merupakan bahan pangan pelengkap yang

banyak dicari oleh konsumen karena gula dapat terjangkau oleh semua kalangan

dari golongan atas sampai bawah, serta manfaat dan keunggulan yang terkandung

pada gula. Sehingga produk ini diharapkan mampu untuk meningkatkan

pendapatan serta kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar.

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

a. Analisis Faktor Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada didalam organisasi PT

P.G Gorontalo . Analisis faktor internal dalam pengembangan usaha gula pasir

merupakan proses identifikasi terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dari

dalam PT P.G Gorontalo yang terdiri dari produksi, sumberdaya manusia, dan

pemasaran. Aspek-aspek ini saling mempengaruhi satu sama lain dan saling

mendukung terhadap aktifitas PT P.G Gorontalo, berikut ini adalah penjelasannya.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

26

1) Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia pada perusahaan PT. PG. Gorontalo terdiri dari

karyawan dan pekerja/buruh industri. Karyawan terdiri atas manajemen 46 Orang,

Staf sebanyak 142 Orang, non staf sebanyak 561 Orang, musiman sebanyak 370

Orang serta tenaga kerja harian sebanyak 706 Orang. Karyawan staf adalah yang

bekerja dan bertanggung jawab di dalam kantor PT PG Gorontalo, sedangkan non

staf adalah karyawan yang tanggung jawabnya diluar kantor PT PG Goronalo,

seperti bagian transportasi, alat mesin pertanian, dan bagian lahan. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja PT. PG. Gorontalo

Berdasarkan Jenisnya

No Tenaga Kerja Jumlah (Org) Presentasi

%

1

2

3

4

5

Manajemen

Staf

Non Staf

Musiman

Harian

46

142

561

370

706

1,52

7,78

30,73

20,27

38,68

Total (Org) 1.825 100

Sumber :PT. PG. Gorontalo-Unit PG. Tolangohula, 2013.

Tabel 2 menunjukkan bahwa total tenaga kerja internal perusahaan sebesar

1.825 Orang dengan jumlah tenaga kerja paling dominan yaitu tenaga kerja

“Harian” yakni sebesar 706 Orang sedangkan jumlah tenaga kerja terendah adalah

“Manajemen” dengan jumlah 46 Orang. Adapun pekerja/buruh kasar industri

(tenaga kerja eksternal perusahaan) terdiri atas pekerja pada saat musim giling

yaitu sebanyak 3300 Orang dan pekerja di luar musim giling sebanyak 1000

Orang (untuk perawatan tanaman) yang umumnya berasal dari luar Daerah

Gorontalo yaitu dari Jawa.

Pengusaha dan karyawan memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing

mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, dan pemasaran. Hal yang paling

utama diantara karyawan dan pengusaha adalah kerjasama. Terlihat Budaya kerja

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

27

dilingkungan perusahaan cukup kondusif. Hal ini terlihat adanya budaya rasa

kebersamaan yang tinggi dintara pengusaha dan karyawan

Pengalaman karyawan diperlukan untuk memahami lingkungan industri,

khususnya manajer dalam menetapkan keputusan yang harus diambil, arti penting

keputusan tersebut, kebebasan yang dimiliki dalam memilih sehubungan dengan

pengembangan. Kualitas sumberdaya dan pengetahuannya yang terbatas sehingga

belum dapat memfokuskan terhadap satu hal. Tingkat pendidikan yang tergolong

rendah sangat berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman untuk

pengembangan. Oleh karena itu hubungan yang baik antara pengusaha dan

karyawan harus dibina dan ditingkatkan guna mendukung pengembangan industri

gula pasir di PT P.G Gorontalo.

2) Sumber Daya Produksi

Untuk pengadaan bahan baku utama yaitu berupa tebu pihak perusahaan

dalam hal ini bermitra atau bekerjasama dengan petani, kerjasama tersebut dikenal

dengan PIR (Pola Inti Rakyat). Di samping itu pula perusahaan memiliki lahan

sendiri untuk ditanami tanaman tebu. Walaupun semakin luas lahan yang ditanami

tebu tetap saja pihak perusahaan masih kekurangan bahan baku untuk kegiatan

produksi

Sistem produksi yang dijalankan pada proses produksi gula pasir adalah

sistem produksi harian sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dalam melakukan

proses produksi pengusaha selalu melakukan pencatatan tentang jumlah

produk/usaha yang dihasilkan selain itu membuat standar tertulis untuk kegiatan

operasi produksi. Kegitan proses produksi saat ini berjalan dengan lancar

walaupun kadang terjadinya kerusakan pada mesin dan faktor alam yang bisa

menghambat proses produksi. Untuk menjaga kualitas produk pihak perusahaan

yang sudah berpengalaman mengawasi kegiatan produksi, mulai dari kebersihan

pekerja hingga alat-alat produksi.

Berdasarkan hasil survei peneliti bahwa PT. PG. Gorontalo pada Tahun

2010 memproduksi gula sebesar 27.413,10 ton, sedangkan pada Tahun 2011

PT.PG.Gorontalo memproduksi gula sebesar 32.226,20 ton, serta produksi gula

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

28

pada Tahun 2012 mencapai 31.848,00 ton. Hal ini dapat dilihat pada Tabel

sebagai berikut.

Tabel 3. Produksi Gula Tiga Tahun Terakhir PT. PG. Gorontalo

No Tahun Produksi (Ton)

1

2

3

2010

2011

2012

27.431,10

32.226,20

31.848,00

Sumber :PT. PG. Gorontalo-Unit PG. Tolangohula, 2013.

3) Pemasaran

PT PG Gorontalo berusaha tetap memproduksi produk dengan kualitas yang

baik dan usaha ini juga menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.

Berikut ini adalah aspek pemasaran PT PG Gorontalo yang berhubungan dengan

bauran pemasaran yang meliputi produk, distribusi dan promosi. Berdasarkan

hasil wawancara dengan pihak PT PG Gorontalo strategi pemasaran yang

dilakukan yaitu:

a. Produk

PT PG Gorontalo adalah merupakan sebuah pabrik yang memproduksi gula

pasir, dimana dalam memproduksi gula pasir selalu berusaha untuk

mempertahankan strategi mutu produk dan pelayanan, strategi produk dilakukan

melalui penawaran barang yang berkualitas. Strategi pelayanan yaitu dengan cara

membina hubungan baik dengan distributor dan konsumen melalui peningkatan

pelayanan kepada distributor dan konsumen, yaitu dengan cara memberi jaminan

berupa pengembalian barang kembali atau penggantian terhadap barang yang

diterima dalam keadaan rusak baik kemasan maupun isi. Hambatan dalam

masalah produk ini terdapat 2 faktor adalah warna gula yang tidak jernih dan

bentuk daripada gula yang tidak seragam, hal ini sangat berpengaruh terhadap

permintaan dari konsumen.

b. Distribusi

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

29

Saluran distribusi yang digunakan oleh PT PG Gorontalo, yaitu: penjualan

secara langsung kepada distributor kemudian ke konsumen. Distributor berperan

aktif untuk memasarkan produk kepada konsumen, karena distributor merupakan

mitra perusahaan dalam memasarkan produk, yang dilakukan oleh distributor

sudah sangat baik, karena distributor selalu berusaha menjangkau dan melakukan

pendekatan terhadap konsumen. Dari situasi dan kesempatan yang ada PT PG

Gorontalo selalu melakukan pencatatan tentang pelanggan dan daya belinya,

mereka melakukan pencatatan tentang jumlah penjualan, pemasaran produk,

waktu penjualan, dan selalu memikirkan tentang permintaan pasar dimasa yang

akan datang terhadap produknya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT PG

Gorontalo didukung oleh fasilitas transportasi yang baik.

c. Promosi

Promosi adalah merupakan salah satu variabel terpenting dalam memasarkan

suatu produk, karena dengan cara promosi maka produk yang diproduksi bisa di

kenal oleh masyarakat. Hal ini berbeda dengan Pihak PT PG Gorontalo, mereka

tidak memperkenalkan produknya melalui saluran promosi, sebab dalam kegiatan

pemasaran itu sudah menjadi tugas distributor. Jadi distributorlah yang memegang

andil besar untuk memasarkan produk gula pasir.

b. Analisis Faktor Eksternal

Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci

yang menjadi peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha gula pasir di PT

PG Gorontalo.

1. Kondisi Perekonomian

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim

berbisnis suatu perusahaan atau industri. Semakin buruk kondisi ekonomi,

semakin buruk pula iklim agrobisnis. Kondisi Ekonomi membawa pengaruh yang

berarti terhadap jalannya industri gula pasir terutama terhadap pendapatan yang

akan diperoleh. Seperti kenaikan harga-harga berpengaruh terhadap harga bahan

baku dan sarana produksi lainnya misalnya bahan bakar diesel.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

30

2. Sosial dan Budaya

Faktor sosial budaya dapat mempengaruhi suatu usaha karena selalu terjadi

perubahan sebagai akibat dari upaya individu ataupun sekelompok orang untuk

memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri

terhadap lingkungan, perubahan sosial dan budaya yang terjadi dimasyarakat

berdampak sangat besar terhadap industri gula pasir. Ketika masyarakat mulai

menyadari bahwa gula adalah merupakan suatu kebutuhan yang pokok dan baik

untuk kesehatan, tuntutan konsumen yang semakin mengedepankan kualitas

daripada kuantitas terutama terhadap konsumsi gula pasir menjadi perhatian

pengusaha terhadap keberlangsungan industri gula pasir.

3. Teknologi

Perubahan dan penemuan teknologi mempunyai dampak signifikan terhadap

banyak organisasi. Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman

utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan

teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih berdaya guna

ketimbang keunggulan yang sudah ada (David, 2004 ). Teknologi yang digunakan

pada industri gula pasir adalah tekhnologi yang sudah maju yang bertujuan untuk

menjaga kualitas gula. Perkembangan teknologi pengolahan pangan yang

berbahan baku tebu juga ikut memperlancar produksi gula pasir di Desa Lakeya

Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo.

4. Pemasok

Keberadaan pemasok untuk menyediakan baik pasokan tebu sangat

dibutuhkan oleh pengusaha, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pihak

perushaan menjalin kerjasama atau bermitra dengan peatani sekitar pabrik.

Dimana petani menyediakan lahan sedangkan pihak perusahaan yang mengelola

lahan tersebut untuk ditanami tebu. Semakin luas lahan yang ditami tebu, maka

semakin banyak juga jumlah produk yang dihasilkan.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

31

5. Konsumen

Konsumen merupakan sasaran utama bagi PT PG Gorontalo. Konsumen dapat

mempertimbangkan terhadap kualitas produk yang akan dikonsumsi. Kepercayaan

konsumen sangat diperhatikan sehingga pengusaha dituntut untuk memberikan

kualitas gula pasir yang baik. Segmen pasar yang dijadikan sasaran pengusaha

yaitu konsumen gula pasir yang berada di Provinsi Gorontalo maupun diluar

provinsi Gorontalo.

2. Formulasi dan Pemilihan Strategi

a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

1. Faktor Kekuatan

Kekuatan yang dimaksud merupakan potensi sumberdaya dan kondisi yang

dimiliki oleh PT PG Gorontalo, hal tersebut dianggap sebagai kekuatan yang akan

mempengaruhi pengembangan PT PG Gorontalo. Faktor-faktor yang menjadi

kekuatan harus digunakan semaksimal mungkin dalam upaya untuk mencapai

tujuan pengembangan PT PG Gorontalo. Faktor-faktor tersebut terdiri dari:

a). Luas lahan yang besar

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dalam proses produksi PT PG

Gorontalo memperluas lahan untuk ditanami tebu, hingga saat ini luas lahan

PT PG Gorontalo mencapai 18.000 Hektare, dan lahan yang potensial

dikelola untuk ditanamai tebu sebanyak 8.000 hektare, dan sisanya lagi masi

menunggu untuk dikelola.

b). Letak pabrik yang strategis

Lokasi berdirinya pabrik ini sangat strategis, sebab dekat dengan lahan tebu,

lahan tebu yang dekat dengan lokasi berdirinya perusahaan kurang lebih 8000

Hektare. ketersediaan bahan baku mudah dijangkau dan diangkut kelokasi

pabrik sehingaa tidak membutuhkan waktu dan biaya yang banyak.

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

32

c). Jumlah SDM yang besar

PT PG Gorontalo saat ini memiliki jumlah Sumber Daya Manusia (SDM)

yang besar, hal ini dapat dilihat dari jumlah karyawan yang bekerja di PT PG

Gorontalo mencapai 1.825 orang yang memiliki fungsi dan tanggung jawab

dalam kegiatan produksi.

d). Memiliki distributor yang tetap

Pelanggan dari pada produk gula pasir tidak lain adalah distributor, distributor

berasal dari berbagai Kabupaten/Kota yang ada di Privinsi Gorontalo,

kemitraan yang dijalin oleh perusahaan dengan distributor akan memudahkan

perusaahaan dalam memasarkan produknya sampai ketangan konsumen, salah

satu distributor yang yang bermitra dengan PT PG Gorontalo adalah UD

Kartika. Memiliki pelanggan tetap merupakan dampak yang positif bagi PT

PG Gorontalo karena mengetahui kelebihan dari produk dan ini merupakan

kekuatan yang dimiliki oleh PT PG Gorontalo. Usaha ini juga telah

menerapkan berbagai macam cara agar produknya ini cepat sampai ke tangan

konsumen sebelum ketahanan produnya dalam jangka waktu habis.

e) Adanya standar GMP

Dengan adanya penerapan standar GMP (Good Manufacturing Practices) PT

PG Gorontalo mampu menghasilkan produk gula pasir yang berkulitas, serta

dapat menghasilkan produk yang bermutu. Penerapan GMP juga akan dapat

membantu jajaran manajemen untuk membangun suatu sistem jaminan mutu

yang baik. Jaminan mutu sendiri tidak hanya berkaitan dengan masalah

pemeriksaan (inspection) dan pengendalian (control) namun juga menetapkan

standar mutu produk yang sudah harus dilaksanakan sejak tahap perancagan

produk (product design) sampai produk tersebut didistribusikan kepada

konsumen.

2. Kelemahan

Faktor kelemahan merupakan bagian dari faktor strategis internal dalam

pengembangan PT PG Gorontalo, Faktor-faktor ini menjadi kelemahan harus

diminimalisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan pengembangan usaha.

Faktor-faktor tersebut terdiri dari:

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

33

a) Tingkat pendidikan karyawan yang rendah

Tingkat pendidikan karyawan dalam sebuah perusahaan merupakan bagian

yang penting untuk diperhatikan, hal ini untuk meningkatkan produksi dari

perusahaan itu sendidri, akan tetapi PT PG Gorontalo dalam memajukan

perusaahaannya masih terkendala oleh sumber daya manusianya yang

memiliki pendidikan rendah sehingga sulit menghadapi persaingan dengan

perusahaan lain. Dari total jumlah karywan 1.825 orang, yang tingkat

pendidikannya S1 (Sarjana) hanya mencapai dua puluh (20%) dan sisanya ada

tamatan SMA hingga SD.

b) Tidak dimanfaatkan seluruh lahan untuk ditanami tebu

Salah satu yang menjadi kelemahan dari PG Gorontalo saat ini adalah lahan

yang tersedia belum dimanfaatkan seluruhnya diakibatkan oleh banyak

tekanan dari masyarakat sekitarnya yang kurang mendukung adanya atau

berdirinya PG Gorontalo tersebut serta kurangnya kominikasi antara pihak

pabrik dengan masyarakat sekitar, sehingga banyak lahan yang tersedia

dibiarkan begitu saja dan tidak dimanfaatkan, akibatnya produksi gula pasir di

PT.PG Gorontalo berkurang.

c) Perubahan status perusahaan

Dari awal berdirinya perusahaan hingga saat ini sudah tiga kali mengalami

perubahan nama dan mengalami perubahan status dari BUMN menjadi milik

swasta, dan yang paling dominan sahamnya adalah milik pengusaha asing

yang berasal dari negara Korea. Hal ini akan berdampak terhadap keberaadaan

pabrik itu seendiri, sebab ketika pabrik mengalami perubahan status maka

segala bentuk manajemnya pun ikut berubah termasuk karyawan itu sendiri.

d). Masih kurangnya persediaan bahan baku

kelemahan lain dari Pabrik Gula Gorontalo adalah kurangnya ketersediaan

bahan baku yang akan diolah menjadi gula pasir yang siap dikonsumsi oleh

masyarakat banyak. PT PG Gorontalo, memiliki kapasitas produksi 8.000 per

hari itu, namun hingga saat ini pabrik gula hanya melakukan produksi

sebaganya 5.500 hingga 6.000 ton per hari. Hal ini dikarenakan masi

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

34

kurangnya pasokan bahan baku, meski memiliki lahan potensial dari hak

guna usaha (HGU) dan program kerja sama operasional (KSO) dengan petani

yang mencapai 18.000 hektare, perkebunan tebu yang produktif saat ini hanya

seluas 8.000 hektare. Untuk kapasitas produksi 8.000 ton maka Bahan baku

yang dibutuhkan sebanyak 15.000 ton. Akan tetapi persediaan bahan baku

perharinya hanya mencapai 11.250 ton.

e) Tidak melakukan kegiatan promosi

Saat ini PT PG Gorontalo tidak menggunakan promosi untuk memperkenalkan

produknya kepada masyrakat, sehingga masyarakat tidak mengenal mana

produk yang di produksi oleh PT PG Gorontalo.

f) Produknya yang kurang jernih dan tidak disukai oleh konsumen

Produk gula pasir yuang diproduksi oleh PT PG Gorontalo biasanya ada yang

tidak disukai oleh konsumen, karena warnanya yang kuranmg jernih dan

bentuknya yang tidak rata, hal ini terjadi diawal produksi sebab mesin yang

digunakan untuk kegiatan produksi terhenti selama enam bulan, sehingga

mesin tersebut kurang higenis untuk digunakan.

g) Lingkungan pabrik yang kurang bersih dan terawat

Dalam kegiatan produksi PT PG hanya beroperasi kurang lebih enam Bulan,

hal ini diakibatkan pasokan bahan baku yaitu tebu terhenti dan menunggu

waktu enam Bulan lagi untuk beroperasi kembali. sehingga lingkungan

didalam pabrik sangat kurang bersih dan keadaan bangunan tempat

berproduksi juga tidak terawat. Hal ini dapat menyebabkan produksi gula pasir

yang kurang higienis.

3. Peluang

Faktor peluang merupakan bagian dari faktor strategis eksternal, faktor-

faktor tersebut dianggap sebagai suatu potensi yang dapat dimanfaatkan dalam

pengembangan PT PG Gorontalo. Potensi tersebut harus dimanfaatkan untuk

mencapai tujuan yang diharapkan, peluang tersebut terdiri dari:

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

35

a). Perkembangan teknologi proses produksi dan komunikasi

Perkembangan teknologi dan komunikasi di Indonesia semakin berkembang

karena adanya mesin produksi yang lebih modern, adanya perkembangan

teknologi informasi melalui telepon, internet, radio, dan komunikasi lewat

televisi yang sering dimanfaatkan oleh pengusaha untuk mempromosikan

produk. Ini merupakan peluang bagi PT P.G Gorontalo dalam menjalankan

bisnisnya.

b). Kebijakan pemerintah mendukung PT P.G Gorontalo

Kebijakan pemerintah untuk mendukung PT P.G Gorontalo sering haruslah

dimanfaatkan oleh pihak perusahaan, seperti kebijakan pemberian surat izin

usaha, tempat usaha, tanda daftar industri, surat izin usaha perdagangan, dan

bantuan alat produksi. Selain itu pemerintah juga memberikan Hak Guna

Usaha (HGU), seperti penggunaan lahan oleh pihak pabrik untuk ditanami

tebu.

c). Dapat diekspor ke luar Gorontalo

Kemungkinan produk ini bisa diekspor keluar Gorontalo dan bisa tersebar

luasnya pemasaranya, karena dengan situasi yang ada banyaknya permintaan

akan bisa berkembangnya usaha dan bisa mendapatkan lokasi pasar yang baru.

PT PG Gorontalo dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan

menyalurkan produk ke luar Gorontalo diantaranya diekspor ke Provinsi

Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat.

d) Hubungan yang baik dengan mitra perusahaan

PT PG Gorontalo dalam menjalankan aktifitas perusahaannya bekerjasama

atau bermitra dengan stake holder, diantaranya adalah distributor, Petani yang

diajak bermitra dalam bentuk PIR (Pola Inti Rakyat), serta investor. Hubungan

kerjasama ini sudah berlangsung lama dan menguntungkan kedua belah pihak,

baik itu perusahaan maupun mitranya.

e) Gula merupakan salah satu sembilan bahan pokok

Masyarakat tidak terlepas akan kebutuhan bahan pokok, gula merupakan salah

satu dari sembilan bahan pokok, Sebagai barang konsumsi, gula mempunyai

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

36

peranan penting dalam sistem pangan manusia, selain sebagai penyedia rasa

manis, gula menjadi pemasok kalori yang cukup penting untuk manusia.

4. Ancaman

Faktor ini merupakan bagian dari faktor eksternal, faktor tersebut

dianggap sebagai ancaman yang bisa menjadi hambatan dalam pengembangan

PT PG Gorontalo. Faktor-faktor tersebut harus dihindari dan diusahakan

upaya penanggulannya secara baik agar dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Faktor-faktor ancaman tersebut terdiri dari

b). Kenaikan harga BBM

Untuk menjalankan kegitan produksi PT PG Gorontalo menggunakan mesin

disel yang berbahan bakar solar, naiknya harga BBM khususnya solar yaitu

dari harga Rp 4500 naik menjadi Rp 5000, hal ini akan berdampak terhadap

proses produksi dan pemasaran yang ada di PT PG Gorontalo, sebab dalam

kegiatan produksi tidak terlepas dari kebutuhan akan bahan bakar. Apabila

harga sarana produksi naik maka harga jual produkpun ikut naik.

c). Kondisi lingkungan yang kurang aman

Kondisi lingkungan yang kurang aman dapat menghambat kegiatan produksi

yang dilakukan oleh PT PG Gorontalo, lingkungan yang tidak aman berupa

sikap masyarakat yang kurang setuju dengan keberadaan PT PG Gorontalo saat

ini, dan adanya konfilk antara pihak pabrik dengan masyarakat sekitar, konflik

tersebut dipicu oleh berbagai permaslahaan, seperti perjanjian kerjasama antara

pihak pabrik dengan masyarakat dalam hal persediaan bahan baku berupa tebu,

yang dinilai oleh masyarakat merugikan mereka.

d) Banyak gula impor yang masuk ke Gorontalo

Pada era globalisasi saat ini alur perputaran barang dengan mudahnya keluar

masuk pada suatu negara, hal ini tidak jauh persis dengan masuknya gula impor di

daerah Gorontalo, gula impor akan berdampak buruk terhadap keberadaan gula

yang diproduksi oleh PT PG Gorontalo, sebab masyarakat lebih memilih gula

impor karena harganya yang relatif murah.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

37

e) Akases jalan yang kurang baik

Kondisi jalan yang ada dilokasi pabrik kurang begitu baik, tentunya ini akan

berdampak pada gangguan transportasi, disaat musim giling, tebu yang dipanen

diangkut dengan menggunakan truk, dengan kondisi jalan yang rusak

mengakibatkan truk mengalami hambatan menuju pabrik, ditambah lagi dengan

kondisi cuaca yang hujan, hal ini lebih menghambat kegiatan transportasi.

3. Nilai Rating Eksternal (Peluang dan Ancaman) dan Internal (Kekuatan dan

Kelemahan) PT PG Gorontalo

Secara umum untuk menentukan faktor-faktor strategi perusahaan adalah

mengkombinasikan faktor eksternal (EFAS) dengan faktor strategis internal

(IFAS). Nilai rating faktor strategis eksternal dan internal dapat dilihat pada Tabel

4 dan 5.

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

38

Tabel 4. Faktor-faktor Nilai Rating Internal (Kekuatan dan kelemahan ) PT PG

Gorontalo, 2013

Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot Ket

Internal x

Rating

Kekuatan :

1. Luas lahan yang besar 0,16 4 0,64 1. Luas lahan

Yang besar

2. Letak pabrik yang strategis 0,16 4 0,64 2. Letak pabrik

yang strategis

3. Jumlah SDM yang besar 0,09 2 0,18

4. Memiliki distributor tetap 0,09 2 0,18

5. Adanya standar GMP 0,10 3 0,3

Nilai Total :

1,94

Kelemahan :

1. Tingkat pendidikan karyawan 0,10 1 0,1 1. Kurangnya

Yang rendah persediaan

bahan baku

2. Produknya kurang jernih dan 0,02 5 0,1 2. Tidak menjalan-

Tidak disukai oleh konsumen Kan kegiatan

Promosi

3. Kurangnya persediaan bahan 0,04 3 0,12

baku

4. Tidak dimanfaatkan seluruh 0,05 4 0,2

Lahan untuk ditanami tebu

5. Perubahan status perusahaan 0,05 4 0.2

6. Tidak menjalankan Kegiatan 0,10 1 0,1

promosi

7. Kondisi pabrik yang kurang 0,04 3 0,12

bersih dan terawat

Nilai Total :

0,94

TOTAL 1,00

Sumber : Analisis Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan bahwa diketahui nilai total dari

faktor kekuatan adalah 1,94 lebih besar dari nilai faktor kelemahan adalah

0,94. Hal ini menunjukan bahwa faktor kekuatan dapat mendukung

pengembangan usaha gula pasir dibandingkan dengan faktor kelemahannya

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

39

Tabel 5. Faktor-faktor Nilai Rating Eksternal (Peluang dan Ancaman ) PT PG

Gorontalo, 2013

Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot Ket

Internal x

Rating

Peluang :

1. Kebijakan pemerintah 0,15 4 0,3 1. Diekspor keluar

Gorontalo

2. Perkembangan tekhnologi 0,11 3 0,33 2. Kebijakan

pemerintah

Proses produksi, komunikasi

3. Dapat diekspor keluar 0,16 4 0,64

Gorontalo

4. Hubungan yang baik dengan 0,08 2 0,16

Mitra perusahaan

5. Gula salah satu dari sembilan 0,10 3 0,3

Bahan pokok

Nilai Total :

1,73

Ancaman :

1. Kenaikan harga BBM 0,15 1 0,15 1. Kenaikan

harga BBM

2. Adanya gula impor yang 0,16 1 0,16 2. Masuknya

masuk ke Gorontalo gula impor

3. Kondisi lingkungan yang 0,05 4 0,2

Kurang aman

4. Akses Jalan yang kurang baik 0,8 2 0,16

Nilai Total :

0,67

TOTAL 1,00

Sumber : Analisis Data Primer 2013

Tabel 5 menunjukan bahwa diketahui nilai faktor peluang yang dimilki

oleh PT PG Gorontalo yakni 1,73 lebih besar dari nilai faktor ancaman yakni

0,67. Dengan melihat hasil tabel faktor strategi eksternal bahwa PT PG

Gorontalo memiliki peluang yang besar dalam hal mengembangkan produknya.

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

40

6. Diagram Analisis SWOT

Pembandingan secara sistematik antara peluang dan ancaman

lingkungan eksternal disatu pihak dan kekuatan serta kelemahan dipihak lain.

Maksud utama penerapan pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasikan

satu dari empat pola yang bersipat khas dalam keselarasan situasi internal dan

eksternal yang dihadapi oleh PT PG Gorontalo keempat pola tersebut biasanya

digambarkan dalam empat sel disajikan pada gambar 3 di bawah ini.

Peluang

1

II I Strategi Agresif

1,06

Kelemahan Kekuatan

IV III

Ancaman

Pada gambar 5 diatas menunjukan bahwa posisi PT PG Gorontalo saat ini

berada pada kuadran I ini merupakan sesuatu yang menguntungkan

dikarenakan PT PG Gorontalo dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki

untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan dalam

kondisi ini adalah strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif yakni dengan mengembangkan produk gula pasir dengan meningkatkan

mutu dan kualitas produk agar dapat meningkatkan kepercayaan konsumen

terhadap produk yang dihasilkan oleh PT PG Gorontalo.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

41

C. Matrik SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang ampuh apabila

digunakan dengan tepat. Analisis SWOT merupakan akronim untuk kata-kata

Stengths (kekuatan), Opportunities (peluang), Weaknesses (kelemahan), dan

Threats (ancaman), faktor kekuatan dan kelemahan dalam tubuh organisasi

termasuk satuan bisnis tertentu, serta faktor peluang dan ancaman merupakan

faktor lingkungan yang dihadapi oleh organisasi, perusahaan, ataupun bisnis.

Berdasarkan data pendukung yang didapat dilapangan tentang faktor-faktor

lingkungan internal dan eksternal dalam pemasaran di PT PG Gorontalo maka

dapat disusun dalam analisis SWOT. Penyusunan alternatif-alternatif strategi

pemasaran tersebut didasarkan pada kesesuaian yang logis antara unsur-unsur

Strengths (kekuatan), Opportunities (peluang), Weaknesses (kelemahan), dan

Threats (ancaman) yang dihadapi oleh ”PT PG Gorontalo”. Hasil lengkap analisis

SWOT dapat dilihat pada Tabel 5. Setelah itu dapat disusun empat sel strategi

yaitu strategi pertumbuhan (S-O), take over (W-O), strategi diversifikasi (S-T),

dan strategi defensif (W-T).

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

42

Tabel 6 . Analisis SWOT PT PG Gorontalo

Sumber : (Data diolah), Analisis lingkungan internal dan eksternal Tahun 2013.

FAKTOR-

FAKTOR

INTERNAL

FAKTOR-FAKTOR

EKSTERNAL

Kekuatan (S)

1. Luas Lahan yang besar

2. Letak pabrik yang

strategis

3. Memilki distributor yang

tetap

4. Jumlah SDM yang besar

5. Adanya standar GMP

Kelemahan (W)

1. Tingkat pendidikan

karyawan yang rendah

2. Tidak dimanfaatkan seluruh

lahan untuk ditanami tebu

3. Perubahan status perusahan

4. Kurangnya persediaan

bahan baku

5. Produknya yang kurang

jernih dan tidak disukai

konsmen

6. Tidak melakukan kegiatan

promosi

7. Kondisi pabrik yang kurang

bersih dan terawat

Peluang (O)

1. Kebijakan pemerintah

2. Perkembangan teknologi

proses produksi, dan

komunikasi

5. Dapat diekspor ke luar

Gorontalo

6. Hubungan yang baik dengan mitra

perusahaan

7. Gula merupakan salah satu dari

sembilan bahan pokok

Strategi (S-O)

1) Menambah jumlah

distributor untuk

pengiriman gula antar

pulau dan daerah

2) memanfaatkan lokasi

pabrik yang strategis

dengan dukungan

kebijakan pemerintah

dalam rangka perluasan

lahan.

Strategi (W-O)

1). Melakukan promosi dengan

memanfaatkan perkembangaan

komunikasi

2). Memperhatikan kualitas

sumberdaya manusia,

Mempertahan serta

meningkatkan sistem

manajemen usaha,

Ancaman (T)

1. Kondisi lingkungan yang kurang

aman

2. Kenaikan harga BBM

3. Adanya gula impor yang

masuk ke Gorontalo

4. Akses jalan yang kurang baik

Strategi (S-T)

1) Menerapkan satandar

GMP guna

meningktkan mutu

untuk mengantisipasi

gula impor

2) Melakukan perluasan

wilayah pemasaran

Strategi (W-T)

1). Bekerjasama dengan petani

dalam pengadaan bahan

baku

2) Memanfaatkan lahan yang

tersedia untuk ditanami

tebu

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

43

Berdasarkan hasil analisis analisis SWOT pada Tabel 5, maka dapat

diperoleh empat sel alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh PT PG

Gorontalo” yaitu Strategi (S-O,) Stategi (W-O), Strategi (S-T) dan Strategi (W-T).

STRATEGI S-O

Strategi S-O (Stengths–Opportunities) adalah strategi yang menggunakan

kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi S-

O bagi PT PG Gorontalo dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Menambah jumlah distributor untuk mempermudah proses pengiriman gula

pasir antar pulau dan daerah. Dengan semakin banyaknya jumlah distributor

akan menguntungkan pihak persusahaan dalam rangka pendistribusian barang.

2. Memanfaatkan lokasi pabrik yang strategis dengan dukungan kebijkan

pemerintah dalam rangka perluasan lahan untuk ditanami tebu, sehingga lahan

yang tidak produktif menjadi produktif.

STRATEGI W-O

Strategi W-O (Weaknesses- Opportunities) adalah strategi yang bertujuan

memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

Strategi W-O bagi PT PG Gorontalo terdiri dari:

1. Melakukan promosi dengan memanfaatkan perkembangan tekhnologi

komunikasi. Yang di promosikan mengenai kualitas dan keunggulan produk

gula pasir yang diproduksi oleh PT PG Gorontalo. Sehingga konsumen akan

merasa puas serta tetap percaya terhadap produk gula pasir yang di produksi

oleh PT PG Gorontalo.

2. Memperhatikan kualitas sumber daya manusia, mempertahankan serta

meningkatkan manajemen usaha.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/7483/5/2013-2-54201-614409063-bab4-10012014055049.pdf · Meningkatkan mutu produk dengan pegolahan yang efesien dan

44

STRATEGI S-T

Strategi S-T (Stengths- Threats) adalah strategi yang menggunakan kekuatan

perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

Strategi S-T bagi PT PG Gorontalo:

1. Menerapkan standar GMP (Standar Manufacturing Practice) untuk

meningkatkan mutu dan kualitas produk. GMP adalah cara praktis untuk

menciptakan lingkungan yang memenuhi persyaratan dalam rangka

mencegah, mengendalikan pencemaran mikroba kimia dan fisik pada produksi

Gula Pasir, seehingga produk yang dihasilkan bermutu, dan aman dikonsumsi.

2. Melakukan perluasan wilayah pemasaran agar perusahaan mampu bersaing

dengan industri lain, perusahaan dapat melakukan perluasan wilayah

pemasaran sebagai upaya untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih

baik bagi industri gula pasir.

STRATEGI W-T

Strategi W-T (Weaknesses-Threats) adalah strategi yang bertujuan

mengurangi kelemahan internal yang dimiliki untuk menghindari ancaman

lingkungan. Strategi W-T bagi PT PG Gorontalo adalah :

1. Bekerjasama dengan petani sekitar, hal ini bisa mengatasi kelangkaan bahan

baku yang sering terjadi pada PT PG Gorontalo.

2. Memanfaatkan lahan yang tersedia untuk ditanami tebu, lahan pabrik yang

begitu luas memungkinkan penyediaan bahan baku yang lebih optimal.