25
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan beralamat di jalan Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK menteri kesehatan RI, nomor 1208/Menkes/SK/IX/2002, Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan (RSPAW) atau yang lebih dikenal masyarakat sekitar dengan istilah Sanatorium menjadi satu satunya rumah sakit paru di Provinsi Jawa Tengah. Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan merupakan Rumah Sakit Vertikal di Salatiga yang berkembang dengan baik. Selain memberikan pelayanan kesehatan paru, Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan juga mampu memberikan pelayanan kesehatan umum, dan oleh karena standar mutu menejemen yang baik, Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008. 4.1.2 Pelaksanaan Penelitian 4.1.2.1 Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyiapkan beberapa hal yang menunjang pelaksanaan penelitian. Peneliti terlebih dahulu mempersiapkan criteria partisipan dan bulan Februari peneliti melakukan studi pendahuluan di Rumah Sakit dr. Ario

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Setting Penelitian

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan beralamat di jalan

Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK

menteri kesehatan RI, nomor 1208/Menkes/SK/IX/2002, Rumah

Sakit Paru dr. Ario Wirawan (RSPAW) atau yang lebih dikenal

masyarakat sekitar dengan istilah Sanatorium menjadi satu –

satunya rumah sakit paru di Provinsi Jawa Tengah. Rumah Sakit

Paru dr. Ario Wirawan merupakan Rumah Sakit Vertikal di Salatiga

yang berkembang dengan baik. Selain memberikan pelayanan

kesehatan paru, Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan juga mampu

memberikan pelayanan kesehatan umum, dan oleh karena standar

mutu menejemen yang baik, Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan

mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008.

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian

4.1.2.1 Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyiapkan

beberapa hal yang menunjang pelaksanaan penelitian. Peneliti

terlebih dahulu mempersiapkan criteria partisipan dan bulan Februari

peneliti melakukan studi pendahuluan di Rumah Sakit dr. Ario

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

40

Wirawan Salatiga. Penelitian mulai mempersiapkan berbagai surat-

surat penelitian pada bulan Februari 2014 dan mulai melakukan

penelitian pada bulan Maret 2014.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

wawancara, sehingga peneliti menyiapkan beberapa panduan

wawancara sebelum terjun ke lapangan. Peneliti juga membuat

informed consent yang berisi surat penjelasan penelitian dan surat

persetujuan menjadi partisipan. Dalam proses wawancara, peneliti

juga menggunakan alat perekaman yaitu handphone, serta alat tulis

untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan

dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan. Penggunaan alat

perekam dilakukan apabila mendapatkan ijin dari partisipan dan

tidak keberatan dengan adanya alat perekam tersebut.

4.1.2.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal 12 Maret 2014

sebelum surat izin dari Fakultas dikeluarkan tetapi peneliti sudah

mendapatkan izin secara lisan dari pihak Rumah Sakit dr. Ario

Wirawan Salatiga untuk melakukan penelitian di sana.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

41

1. Partisipan 1

Tanggal Waktu Keterangan

13 Maret

2014

19.25 WIB Mengucapkan

terimakasih kepada

partisipan

Menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian

Penandatanganan pada

informed concent

Melakukan pendekatan

dengan partisipan

Wawancara selama 1 jam

11 menit

Pada tanggal 13 Maret 2013 peneliti melakukan

wawancara dengan partisipan pertama yaitu Mbak E di rumah

partisipan. Sebelum melakukan wawancara peneliti

memperkenalkan diri dan mengucapkan terima kasih kepada

partisipan karena telah bersedia menjadi partisipan, kemudian

dilanjutkan dengan penjelasan penelitian, kemudian melakukan

pendekatan kepada partisipan untuk mengetahui latar belakang

partisipan, pengetahuan tentang penyakit dan anggota keluarga

yang mengetahui tentang penyakitnya selama partisipan di

Rumah Sakit. Setelah dilakukan wawancara peneliti juga

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

42

mengucapkan terima kasih kepada partisipan dan peneliti juga

melakukan perjanjian dengan partisipan untuk bertemu kembali

apabila masih ada data – data yang kurang. Wawancara yang

dilakukan peneliti terhadap partisipan 1 adalah 1 jam 11 menit.

2. Partisipan 2

Tanggal Waktu Keterangan

24 Maret

2014

14.15 WIB Mengucapkan

terimakasih kepada

partisipan

Menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian

Penandatanganan pada

informed concent

Melakukan pendekatan

dengan partisipan

Wawancara selama 58

Menit

Pada tanggal 24 Maret 2014 partisipan 2 bernama Mas T,

sebelum melakukan wawancara, peneliti mengucapkan

terimakasih karena partisipan telah menyediakan waktu untuk

bertemu, kemudian memperkenalkan diri kepada partisipan dan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Setelah partisipan

paham akan maksud dan tujuan peneliti, partisipan

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

43

menandatangani informed concent yang telah disediakan peneliti

dan peneliti melakukan pendekatan kepada partisipan. Setelah

melakukan pendekatan kepada partisipan, peneliti melakukan

kontrak waktu untuk bertemu kembali untuk melakukan

wawancara. Wawancara dilaksanakan selama 58 Menit di ruang

tamu Mas T. Setelah dilakukan wawancara peneliti juga

mengucapkan terima kasih kepada partisipan dan peneliti juga

melakukan perjanjian dengan partisipan untuk bertemu kembali

apabila masih ada data – data yang kurang.

3. Partisipan 3

Tanggal Waktu Keterangan

9 Mei 2014 08.20 Mengucapkan

terimakasih kepada

partisipan

Menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian

Penandatanganan pada

informed concent

Melakukan pendekatan

dengan partisipan

Wawancara selama 47

Menit

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

44

Untuk partisipan 4 bernama Mas A. Sebelum melakukan

wawancara, peneliti mengucapkan terimakasih karena partisipan

telah menyediakan waktu untuk bertemu, kemudian

memperkenalkan diri kepada partisipan dan menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian. Setelah partisipan paham akan

maksud dan tujuan peneliti, partisipan menandatangani informed

concent yang telah disediakan peneliti dan peneliti melakukan

pendekatan kepada partisipan. Setelah melakukan pendekatan

kepada partisipan, peneliti melakukan kontrak waktu untuk

bertemu kembali untuk melakukan wawancara. Wawancara

dilaksanakan selama 47 Menit di Rumah Sakit saat partisipan

melakukan kontrol. Setelah dilakukan wawancara peneliti juga

mengucapkan terima kasih kepada partisipan dan peneliti juga

melakukan perjanjian dengan partisipan untuk bertemu kembali

apabila masih ada data – data yang kurang.

4.2 Gambaran Umum Partisipan

1. Identitas Partisipan 1

Nama : Mbak E

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 33 Tahun

Status : Menikah

Partisipan lahir pada tahun 1981 di Salatiga sebagai anak ke

2 dari 3 bersaudara. Partisipan memiliki 2 orang anak yang masih

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

45

duduk di salah satu Sekolah Dasar di Salatiga. Kehidupan ekonomi

partisipan tergolong rendah karena pendapatan perbulan tidak tetap.

Mbak E bekerja sebagai buruh toko sedangkan suaminya bekerja

sebagai kuli bangunan. Setiap harinya Mbak E bekerja dari pukul 8

pagi sampai dengan pukul 4 sore kecuali hari minggu mbak E libur

bekerja.

Mbak E memeriksakan diri dan mengetahui bahwa terkena

HIV sekitar 2 bulan yang lalu. Namun sebenarnya Mbak E mulai

mencurigai tentang penyakitnya semenjak beliau masih bekerja

menjadi TKW. Sewaktu bekerja menjadi TKW, mbak E juga menjadi

pekerja sex untuk mendapatkan penghasilan lebih. Awalnya Mbak E

bekerja menjadi pekerja sex diajak oleh temannya yang berasal dari

Indonesia. Teman mbak E sudah lama menggeluti pekerjan tersebut

dan penghasilannya jauh lebih tinggi dibandingkan menjadi pekerja

rumah tangga sehingga Mbak E tertarik mengikutinya. Teman Mbak

E saat ini sudah meninggal karena HIV, dulunya teman Mbak E

cerita bahwa mengalami gejala yang aneh seperti badan tetap kurus

padahal porsi makan besar, terlebih berat badannya turun bahkan

bertambah berat, beberapa bulan diare hingga demam, hal itu

membuat Mbak E takut jika terkena HIV.

2. Identitas Partisipan 2

Nama : Mas T

Jenis Kelamin : Laki – laki

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

46

Usia : 28 Tahun

Status : Belum Menikah

Partisipan lahir tahun 1986 di Salatiga sebagai anak ke 3 dari

4 bersaudara. Partisipan selama ini bekerja sebagai penjual ayam di

pasar. kehidupan ekonomi partisipan tergolong cukup. Partisipan

saat ini belum menikah tetapi sudah memiliki pacar dan dia bercerita

kalau sudah pernah melakukan hubungan layaknya suami istri

dengan pasangannya. Partisipan menduga bahwa penyakitnya yang

di deritanya saat ini karena partisipan pernah melakukan hubungan

dengan PSK.

3. Identitas Partisipan 3

Nama : Mas A

Jenis Kelamin : Laki – laki

Usia : 35 Tahun

Status : Menikah

Mas A lahir tahun 1979 di Boyolali sebagai anak ke 4 dari 6

bersaudara. Partisipan memiliki 2 anak yang berumur 4 tahun dan 2

tahun yang keduanya perumpuan. Kehidupan ekonomi pasien

terbilang cukup, sebelum sakit partisipan bekerja di sebuah pabrik

mobil di Jakarta sedangkan Istrinya bekerja di sebuah pabrik sabun

yang beada di Jakarta juga, namun saat ini partisipan tidak bekerja.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

47

Partisipan mengetahui tentang penyakitya 2 minngu yang

lalu. Awalnya saat memeriksakan diri pasien hanya akan

memeriksakan apakah terkena Tubercholosis Paru atau tidak.

Setelah melakukan pemeriksaan TB, pihak rumah sakit menawarkan

untuk melakukan pemeriksaan HIV dan partisipan menyetujui. Hasil

dari kedua pemeriksaan tersebut adalah positif.

Awalnya partisipan tidak percaya dan kaget akan hasil

diagnose tersebut. Partisipan kemudian bercerita bahwa pernah 1

kali menggunakan narkoba suntik bersama teman-temannya setelah

mabuk – mabukan di sebuah Villa di Bandungan. Kejadiaan itu

terjadi pada tahun 2002 dan hanya dilakukan satu kali saja. Istri dari

partisipan juga saat ini mengidap penyakit ini dan sempat tidak

percaya atas diagnose tersebut. Ayah dan ibu partisipan tidak

mengetahui akan penyakit anaknya tersebut, yang mengetahui

tentang penyakitnya hanya istri dan kakak ipar yang ada di Boyolali.

4.2. Deskripsi Hasil Analisa

4.2.1. Partisipan 1

4.2.1.1 Penyangkalan

Partisipan awalnya merasa tidak percaya

dengan hasil diagnosa yang keluar sehingga

partisipan memeriksakan ke rumah sakit lain untuk

memastikan diagnosa tersebut

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

48

“ Perasaan saya deg degkan mbak, yaa… saya kaget waktu periksa di DKT hasilnya positif, saya gak percaya mbak makanya saya periksa lagi di RSP ternyata hasilnya sama mbak, saya positif HIV mbak”

Pasien belum yakin akan hasil diagnosa

tersebut sehingga tidak mempedulikannya, sebab

pasien merasa belum lama bekerja sebagai pekerja

Seks komersial.

“Saya tu memang belum percaya. Sampai akhirnya saya tu tidak tidak apa ya tidak merespon hasilnya itu mbak, saya diamkan karna saya tu gini. Saya menyangkalnya apa, karena saya ikut terjun dalam emm… pekerjaan itu, itu tu belum lama mbak, yang lebih lama tu temen saya jadi saya gak percaya kalo saya tu emm… kalo sakit ini mbak. “

Saat mengalami penyangkalan akan hasil

diagnosa tersebut, pasieh lebih diam memandangi

kertas hasil diagnose karena pasien takut jika ada

orang lain yang tahu tentang penyakitnya, dan

penyangkalan ini berlangsung selama 2 – 3 hari

sesuai dengan pernyataan pasien berikut ini

“Sampai akhirnya saya tu tidak tidak apa ya tidak merespon hasilnya itu mbak, saya diamkan”

Ketika mengetahui hasil diagnose tentang

penyakitnya partisipan tidak melakukan apa – apa,

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

49

partisipan hanya memandangi hasil diagnose tersebut

dan menyesalinya.

“ga ada tindakan apa – apa mbak Cuma saya liat, diam kalo pas sendiri ya nangis mbak. “

Partisipan tidak banyak bicara tentang

penyakitnya terhadap keluarga ataupun

lingkungannya karena takut akan respon keluarga

yang mungkin terjadi dan juga partisipan tidak

percaya akan hasil diagnose tersebut.

“mungkin 2 – 3 hari mbak, saya diam, ga berani banyak bicara mbak, saya lebih banyak diam lah mbak, saya takut mbak. “

Partisipan juga mengalama reaksi fisik yang

menunjukkan ketakutan dan jantung berdebar.

“ Perasaan saya deg degkan mbak ”

“ Wah mbak, saya langsung lemes mbak,, saya takut mbak”

4.2.1.2. Marah

Kemarahan yang dialami partisipan dengan

menyalahkan diri sendiri atas apa yang sudah

dilakukannya dimasa lalu.

“marah sih iya mbak karena apa hanya karena uang saya kok berfikiran pendek untuk mengambil peker jaan itu. saya marahnya tu kenapa ikut – ikut mengambil pekerjann itu lho mbak. Itu aja mbak saya marahnya itu.”

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

50

Partisipan mengalami rasa marah dengan

adaptif tanpa membuat efek negative dilingkungan

sekitarnya.

“saya tu marahnya gak yang gimana – gimana lho mbak, Cuma jengkel dihati aja. Gak berani saya tunjukan kesapa – sapa mbak. ya saya Cuma diem, sempat nangis juga mbak di awal – awal, sekarang udah gak mbak. “

4.2.1.3. Tawar – menawar

Individu yang telah mampu mengungkapkan

rasa marahnya akan menuju tahap tawar – menawar.

Tetapi partisipan ini tidak begitu tampak mengalami

tahap tawar – menawar ini. Partisipan tampak

menyesali apa yang terjadi terhadap dirinya saat ini

karena kelakukan dimasa lalunya dan saat ini

partisipan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

4.2.1.4. Depresi

Pada tahap ini partisipan tidak Nampak

mengalami tahap depresi karena saat ini partisipan

tetap melakukan pekerjaan dengan baik. Partisipan

tidak menunjukkan perilaku menarik diri dan saat

inipun partisipan dapat berkomunikasi dengan

dengan baik. Partisipan sudah menerima apa yang

terjadi pada dirinya.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

51

“saya si tidak mengurung diri mbak, kalo saya berperilaku aneh pasti nanti banyak yang curiga jadi saya berusaha bersikap biasa saja”

Partisipan takut menunjukan sikap yang

berbeda dan menimbulkan kecurigaan pada

suaminya, sehingga pasien berusaha menerima

keadaannya.

“saya berusaha bersikap biasa saja walaupun saya takut untuk menceritakan kepada suami saya, apalagi suami saya tu orangnya gampang marah mbak. Saya takutnya kalau nanti ditinggalkan suami dan keluarga saya mbak, karna pasti mereka malu kalau mendengar saya terkena HIV. “

4.2.1.5 Penerimaan

Partisipan menyadari bahwa hidupnya harus

terus berlanjut. Pasien sudah menerima keadaannya

walaupun tetap belum bisa menceritakan kepada

keluarganya karena ketakutan akan dampak negative

yang akan dialaminya nanti.

“ya harus terima mbak, tapi keluarga saya ga boleh tau itu aja mbak. Saya jalani semua ini mbak, banyak doa, minta ampun sama Allah karena saya banyak dosa mbak.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

52

4.2.2. Partisipan 2

4.2.2.1 Penyangkalan

Pasien sempat memeriksakan ketempat lain

karena tidak percaya akan hasil diagnose seperti

pernyatan dibawah

“awalnya saya ga percaya mbak, trus memutuskan periksa ketempat lain juga pernah dan hasil sama”

4.2.2.2 Marah

Pasien menyalahkan diri sendiri dan

menyadari bahwa penyakit yang dideritanya hasil

perilakuknya.

“ya iyaa mbak, gimana ya mbak itu perilaku sendiri mbak , sering ketempat karokean, tapi saya tau juga dari teman – teman saya mbak. eemmm… tapi ya ini kesalahan saya sndiri mbak bukan orang lain .”

4.2.2.3 Tawar – menawar

Pasien melakukan tawar menawar dan

menyesali perilakunya dimasa lalu

“Seandainya saya tidak melakukan hal seperti itu yaa mungkin tidak mungkin terjadi seperti ini. “

4.2.2.4 Depresi

Pasien pernah mengalami depresi selama

bebrapa waktu. Pasien sempat tidak mau

berkomunikasi dengan lingkungannya karena takut

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

53

penyakitnya diketahui, tetapi setelah mendapatkan

informasi bahwa depresi dapat memperburuk

keadaan pasien kemudian merubah sikapnya.

“yaa depresi ada ya mbak”

“Dulu si pas pertama diberi tahu penyakit itu saya sempat menyendiri mbak, tapi gak lama. Setelah kemudian – kemudian hari ada yang menjelaskan ee.. kalau depresi tidak terlalu baik, malah memungkinkan kalo ee…penyakitnya ee.. kalau tidak memiliki semangat hidup malah cepat semakin parah”

4.2.2.5 Penerimaan

Pasien awalnya belum bisa menerima

kenyataan bahwa terkena HIV tetapi lambat laun

pasien dapat menerima kenyataan ini.

“ yaa,,,waktu pertama si sempet ga terima mbak , Cuman ya setelah lama kemudian ya saya bisa terima kenyataan.”

“ iya mbak saya udah ikhlas aja. “

Pasien sering mengatakan hal yang tampak

seperti menerima dan pasrah akan keadaan pasien

yang terkena HIV seperti

“ ya truss ya mau di gimanakan lagi. “

“ Kalau tidak bisa disembuhkan yaa

gimana lagi mbak.”

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

54

“ Ya udah kaya gitu mau diapain lagi

ya mbak. “

“ kalo memang sudah seperti ini ya

terima keadaan aja mbak.

Disamping itu pasien juga masih mengalami

ketakutan akan keluarga dan lingkungan yang

mungkin tidak bisa menerima keadaannya sehingga

pasien masih merahasiakannya

“ saya tu takut mengecewakan keluarga saya mbak, takut keluarga dan lingkungan saya tidak bisa menerimanya, saya belum berani untuk cerita mbak.”

4.2.3 Partisipan 3

4.2.3.1 Penyangkalan

Partisipan shock dengan hasil diagnose HIV

karena pasien merasa sudah berhati – hati dengan

hidupnya, pasien juga hanya memeriksakan diri di

satu rumah sakit.

“rasanya tu hidup saya sudah saya ati – ati banget mbak,”

“ga pernah mbak, saya periksa Cuma di sini aja”

“pake narkoba mbak. itu baru pertama kali mbak tapi kok dampaknya sampe kaya gini ya mbak. tapi ya udahlah mau diapain lagi mbak. “

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

55

4.2.3.2 Marah

Partisipan mengalami fase marah dengan

adaptif, dia tidak menyalahkan orang lain atau pun

melakukan hal – hal yang sekiranya dapat merugikan

atau mencelakai orang lain. Tindakan partisipan saat

marah hanya terdiam merenungi kelakuaknnya dulu,

menyalahkan diri sendiri dan menyesali masa lalunya.

“diem si mbak, ga sampe yang banting – banting barang atau marah – marah ke orang, saya cuma nyalahin diri sendiri mbak, nyesel mbak sampe kaya gini ni.”

4.2.3.3 Tawar – menawar

Penyesalan partisipan akan tindakan yang

telah dilakukan dulu membuat pasien mengalami

tahap ini dan lebih berserah kepada Tuhan, seperti

kutipan dibawah ini

“seandainya aja dulu saya ga ngelakuin itu ga bakal sampe gini mbak, tapi ya saya banyak doa mbak, minta ampun sama Tuhan.”

4.2.3.4 Depresi

Partisipan sempat mengalami kesedihan yang

mendalam dan keadaan yang tidak beraturan, tetapi

partisipan tetap dapat berkomunikasi dengan

lingkungannya dengan cukup baik. Partisipan

awalnya takut untuk brcerita kepada keluarganya tapi

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

56

pada akhirnya pasien memberanikan diri dan istrinya

dapat menerimanya.

“sempet mbak tapi ya Cuma 1 – 2 hari karena masih kacau waktu itu mbak. “

“saya tetap berkomunikasi mbak, ya sebisa mungkin saya tetap biasa aja mbak. “

“waktu saya drop yang ngantar saya ke rumah sakit ini kakak saya itu, dia kan yang ngambilin obat mbak jadi saya yakin kalau di sudah tau mbak, dia kan pasti baca mbak. Itu mbak makanya saya berani cerita mbak. “

4.2.3.5 Penerimaan

Penerimaan akan keadaan dan kondisi yang

saat ini dialami membuat partisipan lebih

mendekatkan diri ke Tuhan, lebih banyak melakukan

tindakan baik untuk mendapatkan pengampunan dari

Tuhan seperti kutipan dibawah ini

“Tapi apapun itu sudah jadi beban hidup saya, ya saya dah ikhlas mbak. “

“tapi ya udahlah mau diapain lagi mbak. “

“sekarang saya dah terima kok mbak. biar sama Tuhan dikuatin aja mbak, di beri ketabahan.”

“saya dah berserah ma Tuhan kapan aja saya di panggil saya sudah siap mbak, saya ikhlas dengan semua ini,ya kalau hidup saya masih panjang saya bersyukur mbak, tapi kalau ga ya saya terima semuanya. Kalau saya sedih terus ya buat apa mbak”

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

57

“sekarang kan saya diberi kesempatan kedua saya mau berbuat baik ma semua orang, pokoknya ya jangan sampe nularin ini ke siapapun mbak, cukup saya aja.”

4.3 Uji Keabsahan Data

4.3.1. Perpanjangan Pengamatan

Untuk menguji keabsahan data, peneliti melakukan

perpanjangan pengamatan. Peneliti kembali kerumah sakit ataupun

kerumah pasien dan melakukan sedikit wawancara ulang secara

singkat, sambil berbincang – bincang santai partisipan

mengungkapkan kemabali perasaan, latar belakang dan kondisi

keluarganya kepada peneliti. Peneliti menyimpulkan bahwa data

yang peneliti dapat sebelumnya benar adanya karena partisipan

mengungkapkan hal yang sama dan semakin terbuka karena peneliti

kerap mengunjungi pasien.

4.3.2. Member Chek

Selain menggunakan perpanjangan pengamatan, peneliti

juga menggunakan member chek yaitu proses pengecekan data

yang berasal dari pemberi data.

4.4. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Respon Kedukaan Pasien

saat terdiagnosa HIV +. Seperti yang diungkapkan oleh (Sanders 1998)

bahwa grief adalah penderitaan yang emosional yang kuat dan mendalam,

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

58

yang dialami seseorang akibat suatu peristiwa seperti menghadapi

kematian atau kematian orang yang dicintai. Dari definisi di atas, dapat

disimpulkan bahwa grief adalah proses psikologis, sosial, dan reaksi fisik

seseorang sebagai akibat dari persepsi terhadap kehilangan. Dalam

penelitian ini, kehilangan dimaksudkan adalah menghadapi kematian.

Respon kedukaan menurut Kubler-Ross (1969) ada lima tahap yaitu

penyangkalan (denial), marah (anger), tawar – menawar (bergaining),

depresi (depression), dan penerimaan (acceptance). Dari hasil analisis

dapat diketahui bahwa proses kedukaan pada ke tiga partisipan berbeda

dilihat dari factor penyebab terkena HIV. Pada partisipan 1 dan 2 yang

tertular karena heterosexual sedangkan partisipan ke 3 tertular melalui

jarum suntik.

Dari analisa data pada tahap penyangkalan (denial) diketahui bahwa

saat pertama mengetahui terkena HIV +, partisipan 1 dan 2 mencoba

melakukan pemeriksaan ulang kerumah sakit lain untuk memastikan hasil

diagnose tersebut. Saat pertama mengetahui hasil diagnose tersebut

partisipan 1 mendiamkan kertas hasil diagnose karena terkejut dan tidak

percaya. Kedua itu sesuai dengan dinyatakan oleh Suliswati 2005 bahwa

reaksi pertama individu yang kehilangan adalah terkejut, tidak percaya,

merasa terpukul dan menyangkal pernyataan bahwa kehilangan itu benar-

benar terjadi. Sedangkan untuk partisipan ke 3 merasa hidupnya sudah

tidak berarti dan kehilangan semangat hidup. Partisipan 3 tidak percaya

karena hanya dengan jarum suntik yang dilakukannya 1 kali bisa

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

59

berdampaknya sangat besar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Suliswati, 2005 bahwa secara sadar maupun tidak sadar seseorang yang

berada pada tahap ini menolak semua fakta, informasi dan segala sesuatu

yang berhubungan dengan hal yang dialaminya. Individu merasa hidupnya

menjadi tidak berarti lagi.

Selanjutnya analis mengenai tahap marah (anger), Suliswati 2005

mengatakan bahwa kemarahan yang dialami oleh seseorang dapat

diungkapkan dengan berbagai cara. Individu mungkin menyalahkan dirinya

sendiri dan atau orang lain atas apa yang terjadi padanya, serta pada

lingkungan tempat dia tinggal. Hal ini terbukti pada semua partisipan.

Partisipan 1, 2 dan 3 melalui tahap ini dengan menyesali diri sendiri, marah

pada diri sendiri karena tindakan dimasa lalu yang berdampak pada

penyakitnya saat ini. Partisipan 1 dan 2 tidak berani menunjukan emosi ke

orang lain baik keluarga maupun lingkungan sekitarnya, karena sampai saat

inipun partisipan belum berani menceritakan penyakitnya kepada keluarga.

Mereka kawatir akan respon keluarga yang tidak menerima keadaan

partisipan dan akan menjauhinya. Berbeda dengan partisipan 3 yang berani

menceritakan tentang penyakitnya terhadap keluarganya.

Sebagian informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa tidak

mengalami perubahan dalam aktifitas social mereka. Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian di Thailand yang menunjukan bahwa ODHA yang merasa

bahwa mereka diterima oleh masyarakat, memiliki akses terhadap fasilitas

kesehatan atau memiliki orang lain yang mendukung cenderung untuk

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

60

memiliki kualitas kehidupan yang lebih baik dalam aspek mental (Ichicawa

dan Natpratan,2006). Dukungan social yang baik terutama penerimaan oleh

masyarakat merupakan sumber dukungan mental yang paling penting bagi

orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Pada partispan 3 memberanikan

bercerita karena merasa keluargalah yang paling dekat dengan partisipan.

Walapun awalnya istri partisipan tidak percaya tetapi saat ini istri partisipan

dapat menerima keadaan partisipan. Begitu juga dengan kakak partisipan

yang menerima keadaan partisipan seutuhnya.

Selanjutnya adalah tahap tawar – menawar (bergaining), Reaksi

yang sering muncul adalah dengan mengungkapkan perasaan bersalah

atau ketakutan pada dosa yang pernah dilakukan, baik itu nyata ataupun

hanya imajinasinya saja (Kozier, 2004). Hal itu terbukti pada partisipan 2

dan 3. Pada partisipan 2 mengalami tahap ini dengan tawar – menawar

terhadap keadannya tapi untuk sisi spiritualnya walaupun beliau tidak

mejalankan kewajiban sholat tetapi beliau tetap berdoa kepada Tuhan

karena merasa menyesal. Berbeda dengan partisipan 3 yang mengalami

tahap tawar – menawar dengan menyesali tindakan dan lebih berserah

kepada Tuhan. Partisipan disini lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan

melakukan hal – hal yang lebih baik. Sedangkan untuk partisipan 1, beliau

tidak begitu tampak mengalami tahap tawar – menawar ini karena lebih

merespon dengan penyesalan. Dilihat dari segi spiritual partisipan 1 tampak

menyesalai dan meminta ampun kepada Tuhan atas kelakukan dimasalalu.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

61

Pada tahap depresi (depression) diketahui bahwa partisipan 2 dan 3

sempat menyendiri untuk merenungi keadaannya saat ini. Di perlukan

waktu 2-3 hari untuk partisipan mengalami tahap ini. Tetapi untuk partisipan

2, beliau benar – benar tidak berkomunikasi dengan keluarga atau

lingkungan sekitarnya. Partisipan lebih tertutup pada dunia social sampai

seorang temannya menasehati tentang menjalani hidup dengan lebih baik.

Individu sering menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau berbicara, takut,

perasaan tidak menentu dan putus asa. Seseorang yang berada pada tahap

ini setidaknya sudah mulai menerima apa yang terjadi padanya adalah

kenyataan yang memang harus dia hadapi. (Suliswati, 2005).

Berdeda dengan partisipan 3 yang tetap mencoba berkomunikasi

dengan keluarganya seperti dengan istri dan kakaknya. Partisipan 3

memeberanikan bercerita kepada keluarganya karena merasa istri dan

kakaknyalah yang saat ini paling dekat dengan partisipan. Kedekatan dan

dukungan dari keluarganya yang membuat partisipan 3 menerima keadaan

dan tetap bersosialisasi dengan lingkungannya.

Untuk segi tugas atau pekerjaan sebelum terdiagnosa dan setelah

terdiangnosa, partisipan 1 dan 2 tetap dapat melakukan pekerjaan yang

sebelumnya di gelutinya. Berbeda dengan partisipan 3 yang saat ini tidak

melanjutkan pekerjaannya, beliau lebih sering dirumah dan melakukan

aktifitas dirumahnya sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Niven,2002,

yang menyatakan bahwa individu pada tahap ini mengalami disorganisasi

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

62

dalam batas tertentu dan merasa bahwa mereka tidak mampu melakukan

tugas yang di masa lalu dilakukan dengan sedikit kesulitan.

Untuk tahap yang terakhir adalah tahap penerimaan (Acceptance),

Suliswati (2005) mengungkapkan bahwa pikiran yang selalu terpusat pada

obyek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau menghilang.

individu telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya, gambaran

tentang obyek atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara

bertahap perhatian dialihkan kepada obyek yang baru. Hal tersebut sesuai

dengan ke 3 partisipan. Partisipan 1, 2 dan 3 mulai menerima kenyataan

bahwa saat ini terkena penyakit HIV + yang kapan saja bisa memburuk.

Ketiga partisipan mengatakan lebih banyak melakukan pendekatan kepada

Tuhan, minta pengampunan akan kesalahan dimasa lalu dan

mengikhlaskan semua yang terjadi. Bagi partisipan 1 dan 2 yang

keluarganya tidak mengetahui akan kondisinya lebih mencoba menutupi

perasaannya dan berperilaku layaknya tidak terjadi apa – apa dalam dirinya

sedangkan partisipan 3 dimana keluarga sudah mengetahui akan keadaan

dan kondisinya lebih kuat menghadapi kondisinya, mencoba menjalani

kehidupan selanjutnya dengan melakukan perencanaan yang lebih baik dan

siap akan semua yang akan terjadi. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Kozier, 2004, Seseorang yang berada pada tahap ini mulai menyusun

rencana yang akan dilakukan pasca kehilangan.

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian...handphone, serta. alat tulis untuk mencatat semua hasil wawancara atau data-data tambahan dalam bentuk tertulis yang berasal dari partisipan

63

4.5 Keterbatasan Peneliti

Dari awal penulisan skripsi berupa proposal skripsi sampai pada

penelitian, ada beberapa kekurangan dan keterbatasan peneliti. Peneliti

kesulitan dalam mencari subjek dan refrensi yang berhubungan dengan

judul skripsi, yaitu respon kedukaan pada pasien HIV. Selama proses

penelitian berlangsung seharusnya mencari 5 responden tetapi kenyataan

dilapangan pasien yang baru terdiagnosa HIV sangat susah ditemukan

sehingga hanya ada 3 responden. Dalam analisa data pun peneliti

mendapatkan keterbatasan yaitu dari data yang didapat dari partisipan

cukup sulit untuk mengorek lebih dalam tentang kehidupannya sehingga

kesulitan dalam memilah-milah kategori aspek pada partisipan karena

pernyataannya saling terkait satu sama lain.